PERITONITIS
Perionitis
• Inflamasi luas peritoneum
• Khas:
– nyeri seluruh perut
– Blumberg sign (+) hampir seluruh perut
• Blumberg sign = nyeri tekan saat setelah dilepas
(rebound tenderness)
Infeksi (sirosis hepatik, peritonitis TB, dll) / Peritonitis Bakterial Perforasi organ (appendiks, gaster, dll) Infeksi persisten
Trauma
Spontan (PBS) Iatrogenik, dll Rekurensi penyakit setelah terapi adekuat
Peritonitis
Klinis Tatalaksana
• Nyeri akut yang tidak dapat • Operatif
dilokalisir – Laparatomi + eksplorasi
– (Unlocalized abdominal pain); (mengontrol sumber
hampir/seluruh lapang perut inflamasi)
• Defans muskular (+) • Non-operatif
– Tegang otot perut; – Resusitasi cairan
hampir/seluruh lapang perut – Antibiotik spektrum luas
• Mual, muntah, kembung
• Demam
• Bising usus menurun
• Ascites
APPENDICITIS
Appendicitis
• Inflamasi appendiks
• Nyeri perut umbilikal
– Bergerak ke kanan bawah (Titik McBurney)
• Atau sebaliknya
– McBurney’s Pain (+)
• Nyeri tekan di titik McBurney (1/3 lateral garis khayal antara
umbilikus dan SIAS)
– McBurney’s Blumberg sign (+)
• Nyeri lepas tekan di titik McBurney
• Mual, muntah, demam
Other signs
• Rovsing sign
– nyeri kuadran kanan
bawah
• karena palpasi kuadran
kiri bawah
• Dunphy sign
– nyeri kuadran kanan
bawah
• dicetuskan oleh batuk
Other signs
Psoas Sign Obturator sign
• Appendicitis (+) • Appendicitis (+)
– Retrosekal – Pelvis internal
ATAU
– Ileosekal
Pemeriksaan Penunjang
2. CT Scan appendiks
3. Appendikogram
• Bermanifestasi sebagai
“Benjolan”
Hernia
- Hernia
Diafragmatika
- Hernia Epigastrika
- Hernia Umbilikalis
- Hernia Inguinalis
- Medialis
- Lateralis
- Hernia Femoralis
- Hernia Insisional
Hernia Inguinalis
HI Medialis HI Lateralis
• Di bagian perut bawah • Di bagian lipat paha dalam
• Bentuk bulat • Bentuk lonjong/oval
– Hernia “Direct” – Hernia “Indirect”
– Tidak dapat mencapai – Dapat mencapai skrotum
skrotum • Struktur anatomi yang
• Struktur anatomi yang terlibat:
– Defek dinding abdomen di
terlibat:
Canalis Inguinalis
– Defek dinding abdomen di • Annulus inguinalis lateral
Trigonum Hasselbach LEMAH pada dewasa
• Prosesus vaginalis GAGAL
menutup pada anak
Hernia Inguinalis
HI Medialis HI Lateralis
Hernia Inguinalis Medialis
TRIGONUM HASSELBACH BATAS
Hernia Inguinalis Lateralis
BATAS CANALIS INGUINALIS
Hernia Inguinalis Lateralis
(Hernia Indirect)
1. Reponibel (A)
– Benjolan masuk keluar
sendirinya (hilang
timbul)
2. Ireponibel (B)
– Benjolan tidak bisa
masuk kembali
(menetap), nyeri +
Hernia Inguinalis Lateralis
(Hernia Indirect)
3. Inkarserata (C)
– Ireponibel + mual muntah,
kembung, gangguan
BAB/tidak flatus (kentut)
4. Strangulata (D)
– Inkarserata + ggn.
Vaskularisasi
ILEUS
Obstrukif Paralitik
Etiologi
Ileus Obstruktif Ileus Paralitik
• kelainan struktural • kelainan fungsional
(sumbatan mekanik) – menyebabkan paralisis gerak
– menghambat / menghalangi peristaltik usus
gerak peristaltik usus
Tanda dan Gejala
Ileus Obstruktif Ileus Paralitik
• Tidak bisa BAB / flatus • Tidak bisa BAB
Auskultasi
• High-pitched Metallic Sound
– Peristaltik usus yang meninggi seperti bunyi uang keping
terjatuh / gemerincing uang logam
Pemeriksaan Penunjang
Ileus Obstruktif Ileus Paralitik
• Foto polos abdomen: • Foto polos abdomen:
– Dilatasi usus proksimal-distal – Dilatasi usus sampai ke distal
cenderung tidak ada udara
Pemeriksaan Penunjang
Ileus Obstruktif – Foto Polos Ileus Paralitik – Foto Polos
• GAMBAR FPO IO • GAMBAR FPO IP
Pemeriksaan Penunjang
KHUSUS Ileus Obstruktif
BNO 3 Posisi GAMBAR BNO
Posisi supinasi, posisi berdiri
dan LLD (Left Lateral
Decubitus)
Gambaran lainnya:
• Coffee-bean sign
• Gambaran volvulus sigmoid
yang menyebabkan obstruksi
usus besar
Tatalaksana Ileus Obstruktif-Paralitik
Hemoroid
Eksterna Interna
Hemoroid
Eksterna Interna
• Pelebaran plexus vena • Pelebaran plexus vena
hemoroidalis inferior hemoroidalis superior
• Umumnya NYERI • Umumnya TIDAK nyeri
– dilapisi Epitel skuamosa – dilapisi Epitel silindris
Hemoroid
Faktor Risiko Gambaran Klinis
• Diet rendah serat • Rasa tidak nyaman pada
• Batuk kronik anus
• Konstipasi kronik • Hematoschezia (BAB
• Kehamilan darah / kemerahan)
• Duduk terlalu lama • Nyeri daerah anus
• Kebiasaan mengangkat • Tampak benjolan keluar dari
beban berat anus (prolaps)
• Pruritus ani (rasa gatal)
Hemoroid Interna
• Derajat I
– asimptomatik, perdarahan minimal
• Derajat II
– prolaps saat defekasi dan masuk kembali setelah defekasi
• Derajat III
– prolaps saat defekasi dan harus dimasukkan dengan
reduksi manual
• Derajat IV
– prolaps terus-menerus dan tidak mempan dengan
reduksi manual
Simplified Internal Hemoroid Grading
• Grade I • Grade III
– Berdarah menetes – Benjolan keluar, masuk
• Grade II dengan bantuan tangan
– Benjolan keluar, masuk • Grade IV
spontan – Benjolan tidak dapat
dimasukkan
Tatalaksana non-medikamentosa HI
berdasarkan derajatnya
Derajat I-II Derajat III-IV
• Sitz bath • Operatif
– Duduk, berendam – Hemoroidektomi
(merendam bokong)
dengan air hangat
• Terapi konservatif
• Medikamentosa
Tatalaksana non-medikamentosa hemoroid
interna derajat I-II
• Terapi konservatif • Jika tidak respon terapi
– Koreksi konstipasi (jika konservatif, lakukan:
ada) – Rubber band ligation
– Konsumsi diet tinggi – Infrared coagulation
serat & agen laksatif – Sclerotherapy
– Hindari pemakaian obat
yang dapat
menyebabkan konstipasi
(kodein, dll)
Tatalaksana Medikamentosa
• Ardium (Diosmin + Hesperidin)
– 4 hari pertama : 3x2 tab
– 3 hari berikutnya : 2x2 tab
– Setiap hari setelahnya dst : 1x2 tab
• Analgetik
• Laxative (Stool-softener)
Fissura & Fistura Ani
+ Proktitis + Volvulus
TERIMA KASIH