Obat Pelumpuh Otot
Obat Pelumpuh Otot
Klasifikasi
Depolarisasi
Non depolarisasi
Depolarisasi
Terjadi karena serabut otot mendapat
rangsangan depolarisasi yang menetap
sehingga akhirnya kehilangan tespon
berkontraksi yang menyebabkan
kelumpuhan. Pulihnya fugsi syaraf otot
sangar tergantung pada kemampuan
daya hidrolisis enzim kolinesterase.
Non depolarisasi
Farmakokinetik
Awitan aksi: kurang dari 2 menit
Efek puncak: 2-6 menit
Lama aksi: 25-90 menit
efek dipotensiasi oleh anestetik volatil,
antibiotik aminoglikosid, anestetik lokal,
diuretik, magnesium, litium, obat-obatan
penyekat ganglion, asidosis respiratorius,
Pedoman/peringatan:
1. Pantau respon dengan stimulator saraf tepi
untuk memperkecil resiko kelebihan dosis.
2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan riwayat asthma bronchial dan reaksi
anafilaktoid.
3. Efek reversi dengan antikoliesterase seperti
piridostigmin bromida, neostigmin, atau
edrofuniom bersamaan dengan pemakaian
atropin atau glikopirolat.
4. Dosis prapengobatan dapat
menimbulakan suatu tingkat blokade
neuromuskuler yang cukup untuk
menyebabkan hipoventilasi pada beberapa
pasien.
Galamin (Flaxedil)
Farmakologi
Lama kerja obat berkisar 15-20 menit. Kerja
sangat berhubungan dengan aliran darah
otot. Mempunyai efek yang lenah terhadap
ganglion syaraf dan tidak menyebabkan
pelepasan histamin. Memiliki sifat seperti
atropin yang menyebabkan takikardi
walaupun pada dosis kecil (20mg). Karena itu
glamin cukup baik dipakai bersama dengan
halotan
Faramakokinetik:
awitan aksi: 1 - 2 menit
Efek puncak : 3 - 5 menit
Lama aksi : 25 – 90 menit
Interaksi/toksisitas : efek dipotensiasi oleh
prapemberian soksinilkolin, anastetik volatil,
antibiotik haminoglikosida, anestetik lokal,
diuretik ansa, magnesium, litium, obat-obatan
penyekat ganglion, hipotermia, hipokalemia,
dam asidosis respiratoriuas
Eliminasi : Ekskreasi terutama melaui ginjal
dan sebagian melaui empedu
Dosis:
Intubasi : i.v. 1 – 1,5 mg/kg
Pemeliharaan : i.v. 0,1 – 0,75 mg/kg (10% -
50% dari dosis intubasi )
Prapengobatan : i.v. 10% dari dosis intubasi
diberikan 3 – 5 menit sebelum dosis relaksan
depolarisasi / nondepolarisasi.
Kemasan : suntikan, 20 mg/ml (hanya untuk
penggunaan i.v.)
penyimpanan: suhu kamar ( 15
0
– 30
0
C ).
Jangan biarkan membeku.
samping utama
Kardiovaskuler : takikardi, aritmia,
hipotensi.
Pulmoner : hipoventilasim apnoe.
Muskuloskeletal : blok yang tidak adekuat
, blok yang diperpanjang
Pedoman/peringatan:
1. Pantau respon dengan stimulator saraf tepi
untuk memperkecil resiko kelebihan dosis.
2. Penggunaannya merupakan kontra indikasi
pada pasien dengan miastenia gravis dan
gangguan fungsi ginjal.
3. Efek reversi ( ballik ) dengan
antikolinesterase seperti neostigminm
edrofonium, atau piridostigmin bromida
bersama dengan pemakaian atropin atau
glikopirolat.
4. Pada beberapa pasien dosis
prapengobatan dapat menimbulkan suatu
tingkat blokade noeuromuskuler yang cukup
untuk menyebebkan hipoventilasi.
Alkurinium klorida/alkurium
(Alloferine)
Farmakologi :
Mulai kerja pada menit ke-3 untuk selama
15 – 20 menit. tempat sibersifat pelepas
histamin jaringan, tetapi dapat
menghambat ganglion simpatik sehingga
dapat menimbulkan hipotensi terutama
pada pasien dengan riwayat penyakit
jantung. Alkuronium dapat berpotensi
ringan dengan N2O-tiopental-narkotik
Eliminasi:
Ekskresi terutama melalui ginjal (70%) salam
bentuk utuh dan sebagian melalui empedu.
Dosis :
Dosis relaksasi pembedahan : 0.15
mg/kgBB/i.v. (dewasa)
0.125-0.2 mg/kgBB/i.v. (anak-
anak)
Dosis
Dosis intubasi : 0.5-0.6 mg/kg BB/i.v.
Dosis relaksasi otot : 0.5-0.6 mg/kgBB/i.v.
Dosis pemeliharaan : 0.1-0.2 mg/kgBB/i.v.
Farmakokinetik:
Awitan aksi : kurang dari 3 menit
Efek puncak : 3-5 menit
Lama aksi : 20 – 35 menit
Interaksi/toksisitas : blokade nouromuskuler
dipotensiasi oleh amino glokosida, antibiotik,
anestetik lokal, diuretik ansa, magnesium, litium,
obat-obat penyekat ganglion, hipotermia,
hipokalemia dan asidosis pernapasan, dan
pemberian suksinilkolin sebelumnya
Penyimpanan: dinginkan (2
0
– 8
0
C). Jangan
biarkan membeku. Pada saat pengangkatan dari
pendinginan kesuhu ruang, gunakan dalam 14
hari jika didinginkan kembali.
Pedoman peringatan :
1. Pantau respons dengan stimulator saraf tepi untuk
memperkecil resiko kelebihan dosis.
2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
riwayat asthma bronchial dan reaksi anafilaktoid.
3. Efek reversi dengan antikoliesterase seperti
piridostigmin bromida, neostigmin, atau edrofuniom
bersamaan dengan pemakaian atropin atau
glikopirolat.
4. Dosis prapengobatan dapat menimbulakan suatu
tingkan blokade noeuromuskuler yang pada
beberapa pasien cukup untuk menyebabkan
hipoventilasi.
5. Dosis prapengobatan dapat menimbulakan suatu
tingkan blokade noeuromuskuler yang pada
beberapa pasien cukup untuk menyebabkan
hipoventilasi.
Vekuronium (norcuron)
Farmakologi :
Mula kerja terjadi pada menit ke 2-3
dengan lama kerja sekitar 30 menit.
Analog monokuartener dari pankoronium
ini merupakan suatu obat penyekat
neouromuskuler non depolariasasi
dengan lama kerja menengah,
vekuronium berkompetisi dengan
reseptor kolinergik pada lempang akhiran
motorik
Farmakokinetik
Awitan aksi : kurang dari 3 menit
Efek puncak : 3 – 5 menit
Lama aksi : 25 – 30 menit
Dosis :
Intubasi : i.v. 0,08 – 0,1 mg/kg
Pemeliharaan : i.v. 0,01 – 0,05 mg/kg ( 10% - 50 %
dari dosis intubasi)
Prapengobatan : i.v. 10 % dari dosis intubasi
diberikan 3 – 5 menit sebelum dosis relaksan non
depolarisasi/depolarisasi.
Penyimpanan : bubuk suhu kamar ( 15
0
– 30
0
C).
Lindungi dari cahaya. Jika direkonstisusikan dengan
air steril untuk disuntikan, laruatan stabil selam 24 jam
didinginkan atau pada suhu kamr.
Depolarisasi
Terimakasih