Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan Kala Persalinan
PENDAHULUAN
Persalinan atau melahirkan anak adalah suatu peristiwa yang sangat besar artinya, sebab
sangat mendalam kesannya.Mengapa demikian, karena melahirkan berarti mengadakan yang
semula belum ada.Begitu pula dengan persalinan yang berarti melahirkan anak yang telah lama
ditunggu kedatangannya.
Lahirnya anak tidak akan datang begitu saja, tetapi memerlukan persiapan-persiapan
seperti persiapan fisik, persiapan mental, dan persiapan materi yang cukup agar kelahiran anak
dapat berjalan dengan lancar serta menghasilkan ibu dan anak yang sehat. Dalam proses
persalinan ibu banyak mengeluarkan tenaga sehingga untuk mengahasilkan tenaga ibu yang akan
melahirkan serta membukanya jalan untuk lahirnya anak, terjadilah rasa sakit yang makin lama
makin bertambah kuat sampai saat anak lahir bahkan sampai beberapa waktu setelah melahirkan
anaknya. Disinilah pentingnya persiapan untuk mengimbangi apa yang akan terjadi dalam proses
melahirkan anak atau persalinan itu.
Perawatan persalinan di negara maju dan di kota-kota besar lazim dilaksanakan dirumah
sakit sehingga pengalaman siswa bidan/keperawatan biasanya terbatas hanya pada pengamatan
kelahiran bayi dilingkungan rumah sakit. Hanya dikota-kota kecil dan didaerah pedesaan,
perawatan persalinan dilaksanakan di rumah atau pada rumah bersalin.
Pemberian pelayanan selama persalinan, yaitu bidan dan dokter, memiliki sikap dan cara
pendekatan berbeda-beda terhadap kelahiran bayi. Antara rumah sakit yang satu dan yang
lainnya terdapat berbagai kebiasaan serta pelaksanaan yang beraneka ragam; keanekaragaman ini
bahkan terdapat pula antara kamar bersalin yang satu dan lainnya dalam rumah sakit besar yang
sama.
1|Page
1.2 Rumusan masalah
Agar lebih memahami kebutuhan ibu bersalin kala I, II, III, dan IV.
Agar Mahasiswa mampu memahami teori kebutuhan ibu bersalin kala I, II, III, dan IV.
1.5 Manfaat
2|Page
BAB 2
PEMBAHASAN
Persalinan adalah proses di mana bayi, plasenta, selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
kehamilan 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Winknjosastro, 2008, Hlm.37). Helen
Varney mengatakan persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Varney,H, 2007, Hlm.
672). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006, Hlm.100).
Tanda-tanda persalinan yaitu rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur, keluar darah lendir yang banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, terkadang
ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam didapat serviks yang mendatar dan
pembukaan jalan sudah ada (Yeyeh, Ai, 2009, Hlm. 9).
Proses dinamik dari persalinan meliputi empat komponen yang saling berkaitan yang
mempengaruhi baik mulainya dan kemajuan persalinan. Empat komponen ini adalah passanger
(janin), passage (pelvis ibu), power (kontraksi uterus), dan Psikis (status emosi ibu). Bila
persalinan dimulai, interaksi antara passanger, passage, power, dan psikis harus sinkron untuk
terjadinya kelahiran pervaginam spontan (Wlash, linda, 2007, Hlm.300).
Banyak orang berpendapat bahwa persalinan adalah saat yang menegangkan dan
menggugah emosi ibu dan keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan
menakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan
mendapatkan asuhan saying ibu selama persalinan dan kelahiran. Kebutuhan dasar pada ibu
bersalin di kala I, II dan III itu berbeda-beda dan sebagai tenaga kesehatan kita dapat
3|Page
memberikan asuhan secara tepat agar kebutuhan – kebutuhan ibu di kala I, II, dan III dapat
terpenuhi.
2.2 Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologispada ibu dan keluarga pada kala I, II,
dan III dan IV
2.2.1 Pemenuhan Kebutuhan Fisik Pada Ibu Bersalin Kala I, II,III Dan IV
2.2.1.1 Kala I
4|Page
aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini akan
menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen pada janin). Posisi terlentang
juga akan memeperlambat proses persalinan.( Enkin, et,al. 2002)
His merupakan kontraksi pada uterus yang mana his ini termasuk tanda-
tanda persalinan yang mempunyai sifat intermitten, terasa sakit,
terkoordinasi, dan simetris serta terkadang dapat dipengaruhi dari luar
secara fisik dan psikis. Karena his sifatnya menimbulkan rasa sakit, maka
ibu di sarankan menarik nafas panjang dan kemudian anjurkan ibu untuk
menahan nafas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup
sewaktu ada his.
5|Page
Disaat persalinan berlangsung tenaga kesehatan (bidan) tidak dianjurkan
untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin.Sebab
kateterisasi ini hanya di lakukan pada kandung kemih yang penuh dan ibu
tidak dapat berkemih sendiri. Kateterisasi ini akan menimbulkan beberapa
masalah seperti menimbulkan rasa sakit, menimbulkan risiko infeksi dan
perlukaan melalui kemih ibu.
6|Page
hipoglikemia, hiponatremia, asidosis, ikterus dan/atau takipnea sementara
dapat terjadi. Sepuluh persen glukosa harus dihindari.
2.2.1.1.6 Pijatan
2. ruptura uteri
7|Page
3. infeksi / sepsis puerperal
4. perdarahan postpartum
5. fistel
2.2.1.2 Kala II
Kala II persalinan akan mengakibatkan suhu tubuh ibu meningkat dan saat
ibu mengejan selama kontraksi dapat membuat ibu menjadi kelelahan.
Disini bidan harus dapat memenuhi kebutuhan selama kala II, diantaranya:
8|Page
c. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan
tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
c. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan
adat istiadat.
d. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi
persalinan yang nyaman bagi ibu.
f. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh
penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian
cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan
janin secara elektronik.
9|Page
g. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri
dengan/ tanpa obat-obatan.
h. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara
mandiri.
i. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban
agama.
10 | P a g e
j. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/
keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
a. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat
dengan bidan.
Menganjurkan ibu untuk berkemih sesrinh mungkin setiap 2 jam atau bila ibu
merasa kandung kemih sudah penuh. Kandung kemih dapat menghalangi
penurunan kepala janin ke dalam rongga panggul.Jika ibu tidak dapat berjalan ke
kamar mandi bantulah agar ibu dapat berkemih dengan wadah penampung
urine.Disini bidan tidak dianjurkan untuk melakukan keteterisasi kandung kemih
secara rutin sebelum atau sesudah kelahiran bayi ataupun plasenta.Kateterisasi
kandung kemih hanya di lakukan bila terjadi retensi urin dan ibu tidak mampu
berkemih sendir karena kateterisasi akan mengakibatkan risiko infeksi dan trauma
atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
11 | P a g e
Disini ibu tetap dijaga kebersihan dirinya agar terhindar dari infeksi.Apabila ada
lendir darah atau cairan ketuban segera di bersihkan untuk menjaga alat genetalia
ibu.
Menganjurkan ibu untuk minum selama kala II persalinan. Ini dianjurkan karena
selama ibu bersalin ibu mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Dengan cukupnya asupan cairan, ini dapat
mencegah ibu mengalami dehidrasi.
Wanita bersalin membutuhkan kurang lebih 50-100 kilokalori energi setiap jam,
dan jika tidak terpenuhi, mereka akan mengalami kelelahan otot dan kelaparan
yang sangat. Jika glukosa tidak tersedia, cadangan lemak digunakan sehingga
menyebabkan ketosis dan pada akhirnya terjadi ketonuria. Aktifitas uterus dapat
menurun akibat akumulasi benda keton. Efek lain ketosis ringan selama
persalinan tidak diketahui. Cairan IV bukan pengganti yang adekuat untuk asupan
oral (cairan tersebut sering kali tidak adekuat dalam satuan kilokalori; satu liter
dekstrosa 5% dalam air [ D5W] atau salin normal mengandng 225 kilokalori).
Kelebihan beban cairan pada ibu, hiponatremia, penurunan mortalitas,
hemodilusi, dan asidosis laktik, juga hiperglikemia neonatus, hiperinsulinemia
dengan hipoglikemia, hiponatremia, asidosis, ikterus dan/atau takipnea sementara
dapat terjadi. Sepuluh persen glukosa harus dihindari.
12 | P a g e
bagi ibu dan ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa
lelah dan keuntungan lain posisi ini yaitu dapat memudahkan melahirkan kepala
bayi. Ada 4 posisi yang sering digunakan dalam persalinan, diantaranya :
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat,
sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus.Kelebihannya, peredaran darah balik
ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin
melalui plasenta juga tidak terganggu. Kelemahannya, posisi miring ini
menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letak kepala bayi
susah dimonitor dan dipegang, maupun diarahkan.
3. Posisi Jongkok.
Ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna untuk menahan kepala dan
tubuh bayi. Kelebihan, merupakan posisi melahirkan yang alami karena
memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat
mengejan. Kekurangannya, berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini
dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan
pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.
13 | P a g e
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan
paha dibuka ke arah samping.Posisi ini cukup membuat ibu
nyaman.Kelebihannya, sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa
keluar jadi lebih pendek.Suplai oksigen dari ibu ke janin pun dapat berlangsung
secara maksimal.Kelemahannya, posisi ini dapat menimbulkan rasa lelah dan
keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung
lama
Kala III merupakan kala pengeluaran uri atau pengeluaran plasenta.Kala III ini
merupakan kelanjutan kala I (kala pembukaan) dank ala II (kala pengeluaran bayi). Untuk itu
14 | P a g e
pada kala III ini berbagai aspek yang akandihadapi bercermin pada apa yang telah dikerjakan
pada tahap-tahap sebelumnya. Adapun pemenuhan kebutuhan pada ibu dikala III 8diantaranya :
Disini ibu harus tetap dijaga kebersihan pada daerah vulva karena untuk menghindari
infeksi.Untuk menghindari infeksi dan bersarangnya bakteri pada daerah vulva dan
perineum.Cara pembersihan perineum dan vulva yaitu dengan menggunakan air matang
(disinfeksi tingkat tinggi) dan dengan menggunakan kapas atau kassa yang bersih.Usapkan dari
atas ke bawah mulai dari bagian anterior vulva kea rah rectum untuk mencegah kontaminasi
tinja, kemudian menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut kurang lebih dalam sehari tiga kali
ataupunbila saat ibu BAK dirasa pembalut sudah basah (tidak mungkin untuk dipakai
lagi).Jangan lupa menganjurkan ibu untuk mengeringkan bagian perineum dan vulva.
Memberikan asupan nutrisi (makanan ringan dan minuman) setelah persalinan, karena
ibu telah banyak mengeluarkan tenaga selama kelahiran bayi. Dengan pemenuhan asupan nutrisi
ini diharapkan agar ibu tidak kehilangan energi.
Wanita bersalin membutuhkan kurang lebih 50-100 kilokalori energi setiap jam, dan jika
tidak terpenuhi, mereka akan mengalami kelelahan otot dan kelaparan yang sangat. Jika glukosa
tidak tersedia, cadangan lemak digunakan sehingga menyebabkan ketosis dan pada akhirnya
terjadi ketonuria. Aktifitas uterus dapat menurun akibat akumulasi benda keton. Efek lain ketosis
ringan selama persalinan tidak diketahui. Cairan IV bukan pengganti yang adekuat untuk asupan
oral (cairan tersebut sering kali tidak adekuat dalam satuan kilokalori; satu liter dekstrosa 5%
dalam air [ D5W] atau salin normal mengandng 225 kilokalori). Kelebihan beban cairan pada
ibu, hiponatremia, penurunan mortalitas, hemodilusi, dan asidosis laktik, juga hiperglikemia
15 | P a g e
neonatus, hiperinsulinemia dengan hipoglikemia, hiponatremia, asidosis, ikterus dan/atau
takipnea sementara dapat terjadi. Sepuluh persen glukosa harus dihindari.
Setelah janin dan plasenta lahir kemudian ibu sudah dibersihkan ibu dianjurkan untuk
istirahat setelah pengeluaran tenagayang banyak pada saat persalinan.Disini pola istirahat ibu
dapatmembantu mengembalikan alat-alat reproduksi danmeminimalisasikan trauma pada saat
persalinan.
2.2.1.4 Kala IV
Yaitu 0 menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta berlangsung. Ini merupakan masa
kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu
keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Bidan harus terus dapat memenuhi
kebutuhan ibu sampai masa kritis ibu telah terlewati. Berikut merupakan kebutuhan ibu bersalin
kala IV :
16 | P a g e
2.2.2 Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Ibu Bersalin Kala I, II, III Dan IV
Untuk mengurangi rasa sakit terhadap ibu di kala I, II,III dan IV yaitu dengan cara
psikologis dengan mengurangi perhatian ibu yang penuh terhadap rasa sakit. Adapun usaha-
usaha yang dilakukannya yaitu dengan cara:
2.2.2.1 Sugesti
Sugesti adalah memberi pengaruh pada ibu dengan pemikiran yang diterima secara logis.
Menurut psikologis social individu yang keadaan psikisnya labil akan lebih mudah dipengaruh
dan mudah mendapar sugesti. Demikian juga pada wanita yang keadaan psikisnya kurang stabil,
lebih-lebih dalam masa persalinan, mudah sekali menerima pengaruh atau menerima
sugesti.Kesempatan ini harus digunakan untuk memberikan sugesti yang bersifat positif.
Misalnya ketika hamil, pada waktu memeriksa dikatakan bahwa kehamilan normal, persalinan
nanti akan berjaln normal pula. Pada waktu persalinan pun juga diberi sugesti bahwa
persalinannya akan belangsung dengan bak seperti ibu-ibu yang lain yang tidak mengalami
kesulitan walaupun telah beberapa kali melahirkan. Keramah-tamahan dan sikap yang
menyenangkan akan menambah besarnya sugesti yang telah diberikan.
Perasaan sakit akan bertambah bila perhatian dikhususkan pada rasa sakit itu. Misalnya
ibu merasa sakit, penolong memperhatikan terus-menerus, menaruh belas kasihan yang spontan
akan menambah rasa sakit. Perasaan sakit itu dapat dikurangi dengan mengurangi perhatian
terhadap ibu.Usaha yang di lakukan misalnya mengajak bercerita, sedikit bersenda gurau, kalau
ibu masih kuat berilah buku bacaan yang menarik.Walaupun perhatian terhadap rasa sakit ibu di
kurangi oleh bidan, tetapi mereka haruis tetap waspada mengamati keadaan ibu, pekembangan
persalinan.
2.2.2.3 Kepercayan
17 | P a g e
Diusahakan agar ibu memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri bahwa ia mampu
melahirkan anak normal seperti wanita-wanita lannya,percaya bahwa persalinan yang dihadapi
akan lancer pula seperti wanita yang lainnya. Disamping itu ibu harus mempunyai kepercayaan
pada bida atau orang yang menolongnya, percaya bahwa penolong mempunyai pengetahuan
dasar yang cukup, mempunyai pengalaman yang banyak, mempunyai kecepatan, keterampilan
dalam menolong persalinan, maka dengan demikian ibu akan merasa aman.
Demikianlah usaha-usaha yang bersifat psikologis dari penolong untuk mengurangi rasa sakit.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pemenuhan pada kala I meliputi : mengatur aktifitas dan posisi ibu, membimbing ibu
untuk rileks sewaktu ada his, menjaga kebersihan ibu, memberikan cairan dan nutrisi pada ibu.
3.1.2 Pemenuhan kebutuhan pada kala II meliputi menjaga kebersihan diri, pemberian cairan,
menjaga kandung kemih yang kosong dan mengatur posisi ibu.
18 | P a g e
3.1.3 Pemenuhan kebutuhan pada kala III meliputi pemenuhan cairan dan nutrisi, menjaga
kebersihan , dan kebutuhan istirahat.
3.1.4 Pemenuhan kebutuhan pada kala II meliputi Hidrasi dan nutrisi, bimbingan spiritual,
ibu tetap didampingi setelah bayi lahir, kebersihan tetap dijaga untuk mencegah infeksi,
pengawasan kala IV, istirahat, memulai menyusui, membantu ibu ke kamar mandi, biarkan bayi
berada dekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi untuk mempercepat pemberian asi /
kolostum
3.1.5 Pemenuhan kebutuhan psikologis pada ibu di kala I, II, dan III yaitu pemberian sugesti,
mengalihkan perhatian dan kepercayaan.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi pembaca semoga makalah ini dapat dijadikan sumber referensi dan tambahan
pengetahuan.
19 | P a g e