Anda di halaman 1dari 24

SEJARAH PERKEMBANGAN MANUSIA

Dibuat Oleh :
1. Ida Ayu Maharani Devi (13)
2. Obbe Chikun Catusakti (26)
3. Raishania Icalida Zia (31)
4. Resta Anggia Sahwa (32)
5. Ni Putu Putri Candra Dewi (25)
6. Sinlan Kathina Maharani (34)
7. Dewa Gede Satria Palguna (03)

X IPA 2
TAHUN AJARAN 2018/2019
SMA NEGERI 2 DENPASAR
BAB I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Sejarah membuat laporan. Pada kesempatan kali ini kami menulis laporan
dengan judul “”.
Laporan sejarah ini kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak
sehingga kami dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan tentang ini dapat memberikan
manfaat maupun pengetahuan lebih terhadap pembaca.

Denpasar, 13 Agustus 2018

Penyusun
Daftar Isi

Bab I ………………….……………………………………….
Kata Pengantar ……….……………………………………...
Daftar Isi ……………………………………………………...
Bab II ……………….…………………………………………
Pendahuluan ………………………………………………….
1.1 Latar Belakang …….……………………………………..
Bab III …………………………...……………………………
Pembahasan ………………………….……………………….
a.) Sejarah Kronologis Manusia Indonesia ………………
b.) Sejarah Diakronis Manusia Indonesia ………………
c.) Sejarah Sinkronis Manusia Indonesia ………………..
Bab IV ……………………………………………...…………
Penutup ……………………………………..………………...
1.1 Kesimpulan ………………………...………………….
1.2 Daftar Pustaka ……………………..………………….
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berfikir sejarah pada pembelajaran sejah ini terkait aspek atau
kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir sejarah ini tidak akan terlepas dari
cara berpikir kronologi (diakronik) dan sinkronik. Menurut Galtung, sejarah
adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich ; (dia dalam bahasa latin
artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu). Diakronis artinya
memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Sedangkan, sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam
waktu. Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru
yang sangat dipengaruhi perkembangan imu-ilmu sosial. Pengaruh itu dapat
digolongan ke dalam tiga macam, yaitu konsep, teori, dan permasalahan.
Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang
dipelajarinya terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep
kronologi, konsep kronik, dan historiografi. Dalam pembelajaran sejarah
Indonesia perlu juga dikembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical
thinking). Kemampuan berpikir sejarah ini terkait aspek atau kemampuan
berpikir kronologis, memperhatikan prinsip sebab akibat dan prinsip perubahan
dan keberlanjutan.
Mempelajari kemampuan berpikir sejarah (historical thinking) sangat
diperlukan. Hal ini dikarenakan dengan mempelajari kemampuan berpikir
sejarah (historical thinking), dapat mengerti aapa saja yang dibicarakan dan
dipikirkan sejarah. Sehingga bila kemampuan berpikir sejarah (historical
thinking) itu diterapkan pada pelajaran sejarah, maka akan memperoleh
pengetahuan secara menyeluruh dan lebih mendalam.
BAB III
PEMBAHASAN

SEJARAH KRONOLOGIS PERKEMBANGAN MANUSIA DI INDONESIA

3.1. DEFINISI KRONOLOGIS


Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos.
Chronoss artinya waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi, kronologi adalah
ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu
bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai dengan urutan waktu
terjadinya.

3.1.1 EVOLUSI FISIK MANUSIA INDONESIA


Pada hakikatnya semua makhluk manusia di dunia ini berasal dari satu keturunan yaitu adam
dan hawa. Di mana adam dan hawa memiliki berpasang-pasang anak laki-laki dan
perempuan, karena tuntunan hidup dan perubahan lingkungan mereka menyeberang ke
penjuru dunia. Ada tokoh yang mengatakan bahwa manusia yang berasal dari afrika,
menyebar ke asia,amerika, dan pasifik.

Di tempat yang baru dan beberapa keturunan mereka melakukan evolusi fisik yang akhirnya
membentuk fisik yang sempurna. Faktor yang menyebabkan terjadinya evolusi dan
perubahan fisik manusia purba yaitu sebagai berikut.
a. Mutasi
b. Seleksi alam
c. Perubahan frekuensi gen
d. Lingkungan
Dari faktor tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan fisik manusia eropa,asia maupun
afrika.

3.1.2. PERKEMBANGAN BIOLOGIS MANUSIA PURBA DI NDONESIA


Melalui fosil-fosil yang ditemukan dapat diperkirakan tentang perkembangan biologis
manusia purba. Adapun jenis-jenis manusia purba yang di temukan di Indonesia adalaht:

 Meganthropus (manusia purba)


Penemunya von koenigswald tahun 1936 di sangiran
Ciri-ciri biologisnya yaitu sebgai berikut:
1) Rahang kuat, badan tegap dan besar
2) Pemakan tumbuh-tumbuhan
3) Hidup kurang lebih 2 tahun yang lalu

 Phitecanthropus (manusia kera):


1. Phitecanthropus mojokertensis
Ditemukan oleh von koenigswald di perning,mojokerto 1936-1941. Ciri-cirinya:
a) Isi otak 650 cc
b) Hidup 2,5-1,25 juta tahun yang lalu
c) Badan tegak
d) Tonjolan kening tebal
e) Muka menonjol ke depan
2. Phitecanthropus erectus
Ditemukan oleh e.dubois di trinil 1981. Ciri-cirinya sebagai berikut.
a) Volume otak kurang lebih 900 cc
b) Hidup 160-180 juta tahun yang lalu
c) Berat badan kurang ebih 80-100 kg
d) Berjalan tegak

3. Phitecanthropus soloensis
Ditemukan oleh weidenreich dan von koenigswald tahun 1931-1934 di ngandong.
Ciri-cirinya sebagai berikut.
a) Volume otak 1000-1300 cc
b) Tengkorak lonjong,tebal dan massif
c) Tonjolan kening nyata
d) Dahiya terisi
e) Tengkoraknya lebih tinggi
f) Akar hidungnya lebar
g) Rongga matanya panjang
h) Tinggi badan kurang lebih 900.000-300.000 tahun yang lalu

 Homo (manusia)
Homo merupakan jenis manusia purba yang memiliki sifat-sifat manusia sekarang.
Tingkat kecerdasannya sudah meninggalkan jauh dari dua pendahulunya. Ciri-cirinya
secara umum yaitu sebagai berikut:
1) Isi tengkorak bervariasi antara 1000-2000 cc dengan rata-rata 1350-1450 cc
2) Tinggi antara 130-210 cm
3) Berat badan 30-150 kg
4) Dahinya membulat dan tinggi
5) Gigi,rahang dan oto mengecil
6) Muka tidak begitu menonjol ke depan
7) Letak tengkorak di atas tulang belakang sudah lebih seimbang
8) Berjalan dan berdiri tegak sudah lebih sempurna
Jenis-jenis homo yaitu sebagai berikut:
1. Homo wajakensis ditemukan oleh van rietschoten tahun 1889 di
wajak,Kediri,tempatnya di sungai brantas. Ciri-crinya sebagai berikut.
a) Muka dan hidung lebar
b) Muka menonjol dan dahi agak miring
c) Telah mengenal api
d) Memakan umbi-umbian yang di bakar

2. Homo soloensis ditemukan oleh teerhar,oppenorth, dan von koenigswald di


sepanjang sungai bengawan solo tahun 1931. Homo ini berasal dari lapisan
plestosin atas yang hampir sama dengan homo sapiens.

3. Homo sapiens (manusia sekarang). Hidup kurang lebih 800.000 juta tahun
yang lalu (zaman plestosiin). Sejak zaman holosin fosil manusia yang di
temukan menunjukkan ada 4 ras pokok yang tersebar di muka bumi, antara
lain sebagai berikut:
 Ras australoid
Ras ini ada sisa-sisanya ada di benua Australia. Fosilnya ditemukan di wajak tahun
1889 oleh van rietschoten. Fosilnya berupa:
1) Tengkorak
2) Fragmen rahang bawah
3) Beberapa ruas leher
4) Fragmen tulang tengkorak
5) Rahang atas dan bawah
6) Tulang paha dan tulang kering

Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa homo sapiens memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Volume otak 1630 cc
2) Muka datar dan lebar
3) Akar hidung Lebar
4) Dahi miring
5) Diatas rongga mata ada busur kening dan nyata
6) Tinggi kurang lebih 175 cm
7) Hidup kurang lebih 40.000 tahun yang lalu

Ras ini hidup dan tersebar di paparansunda dan Indonesia timur. Menurut T.Yacob di
daerah irian zaman dulu berkembang ras suku dari wajak yng menjadi nenek moyang
penduduk asli Australia sekarang serta menjadi penduduk asli irian dan melanisia.
 Ras mongoloid
Fosilnya di temukan di gua chou-kuo-tien/peking pada tahun 1927 dan 1937 diberi
nama Phitecanthropus pekinensis. Fosil ini mirip dengan Phitecanthropus erectus.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1) Tengkoraknya lebih besar dari Phitecanthropus
2) Volume otak 900-1000 cc
Ras ini telah berbudaya yaitu ditemukan peralatan dekat dengan penemuan fosil.
Manusia purba jenis ini yang berkembang menjadi beragam jenis ras mongoloid di
asia timur,asia tengah,asia utara, dan asia timur laut dan selatan.

 Ras kaukasoid
Ras ini nenek moyang bangsa eropa, yang hidup kurang lebih 60.000 tahun yang lalu.
Dari fosil yang di temukan diperkirakan ras ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tinggi
2) Besar
3) Mukanya sebesar dengan besar dagunya

3.1.2 FOSIL MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah berubah menjadi mineral ataupun menjadi
batu secara alami.
Pencarian manusia purba di Indonesia dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :
 Tahap Pertama (1889-1909).
Pada tahap ini pencarian fosil manusia purba dilakukan oleh Van Rietchoten yang
menemukan fosil manusia purba jenis Homo ditemukan di Wajak, Tulung Agung,
Jawa Timur. Fosil yang ditemukannya diberi nama Homo Wajakensis. Penemuan
yang dilakukan menyebabkan seorang peneliti asal Belanda yang bernama Eugene
Dubois yang semula meneliti di Sumatra mengalihkan penelitiannya ke Jawa. Eugene
menemukan fosil Pithecanthropus Erectus di Trinil, Ngawi, Jawa Timur (1891).

 Tahap Kedua (1931-1941).


Pada tahap ini Oppenoorth, Ten Haar, Von Koenigsueld melakukan pencarian dari
tahun 1931-1933 dan menemukan fosil Phitecanthropus Soloensis di sekitar sungai
bengawan Solo, Jawa Tengah. Von Koenigsueld melanjutkan pencarian pada tahun
1936 dan berhasil menemukan Phitecanthropus Mojokertensis di Perning, Mojokerto,
Jawa Timur. Pada tahun 1936-1941 Von masih melanjutkan pencarian dan
menemukan Meganthropus Palaeojavanicus di Sangiran, Jawa Tengah.

 Tahap Ketiga (1952-sekarang).


Pada tahap ini pencarian fosil manusia purba dipimpin oleh Prof. Teuku Jacob (bos
arkeolog Indonesia) yang menemukan jenis fosil manusia purba yang sama dengan
yang ditemukan sebelumnya yaitu Pithecanthropus.
 Fosil-fosil manusia purba yang telah ditemukan di Indoneisa :
1. Homo wajakensis (Wajak, Aulung Agung, Jawa Timur)
2. Phitecanthropus Erectus (Trinil, Ngawi, Jawa Timur)
3. Phitecanthropus Soloensis (Ngandong, Blora, Jawa Tengah)
4. Phitecanthropus Mojokertensis (Perning, Mojokerto, Jawa Timur)
5. Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran, Sragen, Jawa Tengah)

3.1.3 SEJARAH AWAL


Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di
pulau Jawa dan Sumatra sekitar 200 SM. KerajaanTaruma menguasai Jawa Barat sekitar
tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah tersebut.

Pada masa Renaisans Eropa, Jawa dan Sumatra telah mempunyai warisan peradaban berusia
ribuan tahun dan sepanjang dua kerajaan besar yaitu Majapahit
di Jawa dan Sriwijaya di Sumatra.

3.1.4 ERA KERAJAAN HINDU-BUDDHA


Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di
Sumatra. Penjelajah Tiongkok I Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670.
Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung
Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa
Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil
memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi
hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

3.1.5 ERA KERAJAAN ISLAM


Islam sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad ke-12, namun
sebenarnya Islam sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7Masehi. Saat itu sudah ada
jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional melalui Selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani umayyah di Asia
Barat sejak abad 7.
Menurut sumber-sumber Cina menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang
pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir
pantai Sumatera. Islam pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini
nampak pada Tahun 100 H (718 M) Raja SriwijayaJambi yang
bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dari
Khilafah Bani Umayah meminta dikirimkan da`i yang bisa menjelaskan Islam kepadanya.
Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan seribu raja, yang isterinya juga
cucu seribu raja, yang di dalam kandang binatangnya terdapat seribu gajah, yang di
wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian,
pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja
Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan
kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi
sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat
mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.”
Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk
Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam.
Sayang, pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh SriwijayaPalembang yang masih
menganut Budha. Islam terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam.
Misalnya, sebuah kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada 1
Muharram 225H atau 12 November tahun 839M. Contoh lain adalah Kerajaan Ternate. Isla
lain adalah Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440.
Rajanya seorang Muslim bernama Bayang Ullah.
Kesultanan Islam kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui
pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad ke-16 di Jawa
dan Sumatra. HanyaBali yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-
kepulauan di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui sudah aktif pada
abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-
kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan/didorong melalui hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal
ini, karena para penyebar dakwah atau mubalighmerupakan utusan dari pemerintahan islam
yg datang dari luar Indonesia, maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka,
para mubaligh ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam
kepada para pedagang dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan
meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli
kerajaan/kesultanan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kesultanan/Kerajaan
penting termasukSamudra Pasai , Kerajaan Mataram di Yogja / Jawa Tengah, danKesultanan
Ternate dan Kesultanan Tidore di maluku di timur.

3.1.6. ERA KOLONIAL :


1. Kolonisasi Portugis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Portugis

2. Kolonisasi VOC
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era VOC
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini
adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil
yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak terpengaruh
adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasaiPortugal hingga 1975 ketika berintegrasi
menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia
selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana sebagian kecil
dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang Jawa Britania-Belanda dan masa
penjajahan Jepang pada masa Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda
mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di
dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena
wilayah Aceh baru ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati
kebangkrutannya.

3. Logo VOC
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia-Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh
pemerintah Belanda namun oleh perusahaan dagang bernamaPerusahaan Hindia
Timur Belanda (bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC).
VOC telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun 1602. Markasnya berada
di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadapperdagangan
rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman
kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah,
dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para
penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji
palakepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir
seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan
pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam
beberapa peperangan yang melibatkan pemimpinMataram dan Banten.

3.1.7. KOLONISASI PEMERINTAH BELANDA

Setelah VOC jatuh bangkrut pada akhir abad ke-18 dan setelah kekuasaan Britania yang
pendek di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih kepemilikan
VOC pada tahun 1816. Sebuah pemberontakan di Jawa berhasil ditumpas dalam Perang
Diponegoro pada tahun 1825-1830. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal
sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para
penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia
pada saat itu, seperti teh, kopi dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara.
Sistem ini membawa kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik yang Belanda
maupun yang Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan
pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Kebijakan Beretika (bahasa
Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi
orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van
Heutsz pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di
sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
3.1.8. GERAKAN NASIONALISME
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat Dagang Islam] dibentuk dan kemudian
diikuti pada tahun 1908 oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo]. Belanda
merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-langkah penindasan. Para
pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan
pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari mereka yang
dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.

3.1.9. PERANG DUNIA II


Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Nazi Jerman. Hindia-Belanda
mengumumkan keadaan siaga dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang
ke AS dan Britania. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan
bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di
bulan Desember tahun itu. Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang
untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir
dikalahkan Jepang pada Maret 1942.

3.2.0. PENDUDUKAN JEPANG


Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan
membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer
Jepang. Soekarno,Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun
1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung
di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang
dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks,
penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan
campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan
integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad
Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus
mengklaim Sarawak, Sabah,Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda
sebelum perang. Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman
Widjodiningratditerbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka
dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan
kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
3.2.1. ERA KEMERDEKAAN
A. Proklamasi kemerdekaan
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat
keputusan seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari
berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran
sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah
Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan
kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 PPKI melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad
Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang dirancang
beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini
mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik
Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra,Kalimantan (tidak termasuk wilayah
Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.

B. Perang kemerdekaan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era 1945-1949

C. Teks Proklamasi
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha
kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda
tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk
membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah
kembali ke Jawa, pasukan Belanda segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia,
akibatnya para nasionalis menjadikan Yogyakartasebagai ibukota mereka. Pada 27
Desember 1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949), setelah 4 tahun peperangan
dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah
Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.
Lihat pula The National Revolution, 1945-50 untuk keterangan lebih lanjut (dalam
bahasa Inggris).

D. Demokrasi parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari
sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab
kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan
sesudah pemilu pertama pada tahun1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil
susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih
negara sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim
lebih menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang
menyaratkan umat Islam takluk kepadahukum Islam.
E. Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau
lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan
konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika
Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang
bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak
menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di
bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri
Indonesia menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-
negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun
Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada
tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak
menjadi Gerakan Non-Blok. Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno
bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai Komunis
Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan partai komunis terbesar di
dunia di luar Uni Soviet dan China, dukungan massanya tak pernah menunjukkan
penurutan ideologis kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.

F. Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal
tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana
komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi
Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara
Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia
untuk mempengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBBuntuk
mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetab Dewan
Keamanan PBB, presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara
Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan
Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai
tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan
pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).

G. Nasib Irian Barat


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Konflik Papua Barat
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda mempertahankan kekuasaan terhadap
belahan barat pulau Nugini (Irian), dan mengizinkan langkah-langkah menuju
pemerintahan-sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember 1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan wilayah tersebut dengan
Indonesia gagal, dan pasukan penerjun payung Indonesia mendarat di Irian pada 18
Desember sebelum kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan
Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat menekan Belanda agar
setuju melakukan perbincangan rahasia dengan Indonesia yang
menghasilkan Perjanjian New York pada Agustus 1962, dan Indonesia mengambil
alih kekuasaan terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei 1963.

H. Gerakan 30 September
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk
Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari
Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan
mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang lainnya dibunuh
dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada
PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto,
menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan
situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang
dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966mencapai
setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.

I. Era Orde Baru


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Indonesia: Era Orde Baru
Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang dilakukannya adalah
mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan
kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB",
dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun
setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai
presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973,
1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara
dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh
Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan
perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya
melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli
ekonomi didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan
pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang
yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia juga
memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat melalui korupsi yang
merajalela.

J. Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of
Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil
kepala-kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa
Indonesia. Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia.
Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan
kepada Indonesia. Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan
aktivitas-aktivitas gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah
perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998,
pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari
Indonesia telah muncul.

K. Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor
yang dikenal sebagai Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia
oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara
mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada tahun
1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang
membawa paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah
sebelumnya membentuk aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur. Indonesia, yang
mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang
disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor Timur
mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang
strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI) membunuh hampir 200.000
warga Timor Timur — melalui pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain.
Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah
Indonesia.
Pada 30 Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari
Indonesia dalam sebuah pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99%
penduduk yang berhak memilih turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera
setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia melanjutkan
pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang menintegrasikan Timor
Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih
tanggung jawab untuk memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh
dicapai pada Mei 2002.

L. Krisis ekonomi
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk
lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun
terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin
jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para
demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri
Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa
yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998,
tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian
memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
SEJARAH DIAKRONIS INDONESIA

3.2 DEFINISI DIAKRONIS


Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dia dan chronoss. Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui,
sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi, diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan
melampaui dalam dalam batasan waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang melintas,
melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian.
Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah untuk
mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa masa lalu
dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat membandingkan
peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam waktu yang sama

3.2.1. PERIODISASI SEJARAH


Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-
peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Periodisasi dalam sejarah
diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh
terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling keterhubungannya dalam berbagai
aspek. Periodisasi dalam sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan
sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik,
pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah
periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.
- Masa berburu dan meramu
- Masa bercocok tanam
- Masa bercocok tanam tingkat lanjut
- Masa perundagian

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita
untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita
menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang terkait dengan:
• perkembangan manusia dari waktu ke waktu
• kesinambungan antarperiode,
• kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
• perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periode berikutnya.
 Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut:
 Masa praaksara.
 Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
 Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.
 Masa kekuasaan kolonialisme Barat
 Masa pendudukan Jepang
 Masa Revolusi.
 Masa Orde LamaMasa Orde Baru.
 Masa reformasi

3.2.2 DINASTI DI IDONESIA


Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan
masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan
pembabakan berdasarkan urutan dinasti, seperti yang terdapat pada sejarah bangsa-bangsa di
Asia
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.
• Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M).
• Dinasti Syailendra (750-900 M).
• Dinasti Isyana (900-1222 M).
• Dinasti Girindra (1222-1478 M).
• Dinasti Demak (1521-1568 M).
• Dinasti Pajang (1568-1600 M).
• Dinasti Mataram (1600-1775 M).

3.2.3 CIRI-CIRI DIAKRONIS

1. Mengkaji dengan berlalunya masa;


2. Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya
3. Bersifat historis atau komparatif;
4. Bersifat vertikal;
5. Terdapat konsep perbandingan
6. Cakupan kajian lebih luas
3.2.4.CONTOH CARA BERPIKIR DIAKRONIS:

1. Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)


 Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20
Oktober 1945.
 Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-
menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
 Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan
Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.
 Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
 Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut
Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.

2. Kronologi Pertempuran Surabaya (27 Oktober – 20 November 1945)


 Tentara Inggris bersama NICA mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
 Setelah insiden perobekan bagian biru bendera Belanda, pada tanggal 27 Oktober
1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris.
 Gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan pihak tentara Inggris ditandatangani
pada tanggal 29 Oktober 1945.
 Setelah gencatan senjata, bentrokan-bentrokan tetap saja terjadi sampai berpuncak
pada terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa
Timur) pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30.
 Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan
ultimatum pada 10 November 1945 untuk meminta pihak Indonesia menyerahkan
persenjataan dan menghentikan perlawanan.
 Ultimatum itu tidak dihiraukan. Pada tanggal 10 November 1945 pagi tentara Inggris
melancarkan serangan besar-besaran.
SEJARAH SINKRONIK INDONESIA

3.3 DEFINISI SINKRONIK


Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan,
dan chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan
peristiwa yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya
mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu
dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik
dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan
karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.

3.3.1 CIRI-CIRI SINKRONIK


Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.
2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
3) Bersifat horizontal
4) Tidak ada konsep perbandingan
5) Cakupan kajian lebih sempit
6) Kajiannya sangat sistematis
7) Sifat kajian lebih serius dan mendalam
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang
lebih menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah peristiwa
tetapi dengan waktu yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan ingin
menyusun sejarah perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal yang
akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena perkembangan
kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang.
3.3.2 CONTOH CARA BERPIKIR SINKRONIK
1. Suasana di Jakarta Saat Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling
bersejarah dan paling penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56 (Sekarang Jalan Proklamasi). Pembacaan Proklamasi dihadiri oleh sekitar
500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang bisa digunakan sebagai
senjata. Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Balatentara Dai Nippon (Jepang)
masih berada di Jakarta. Suasana di Jakarta masih kondusif.
Awalnya Proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikeda, namun dipindahkan ke kediaman
Soekarno karena dikhawatirkan terjadi pertumpahan darah. Akibatnya, sekitar 100 anggota
Barisan Pelopor kembali berjalan dari Lapangan Ikeda ke kediaman Soekarno. Mereka
datang terlambat dan menuntut pembacaan ulang Proklamasi. Namun ditolak dan hanya
diberikan amanat singkat oleh Hatta.
2. Keadaan Ekonomi di Indonesia pada Tahun 1998
Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan
dimana-mana. Bahkan sampai presiden Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak hutang
perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 yang membuat banyak perusahaan
gulung tikar. Akibatnya angka pengangguran meningkat pesat. Pelemahan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar Amerika Serikat hingga Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat membuat
harga-harga barang meningkat pesat. Akibatnya inflasi semakin tidak terkendali. Pendapatan
per kapita Indonesia juga menurun drastis dari 1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi
610 US$/kapita pada tahun 1998.
3. Suasana pada saat tragedi G30S/PKI
Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan
pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu diperintah
untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno berhasil menuju
Istana Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin berhasil mengambil
kontrol semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.
4. Pembangunan pada era Orde Baru
Orde Baru adalah masa pemerintahan presiden Soeharto. Pembangunan di Indonesia pada
masa Orde Baru sangat pesat. Namun angka korupsi juga meningkat. Soeharto membuat
program pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3% menjadi
6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi. Bahkan
pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal pada tahun 1970-
an Indonesia adalah negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun pada masa ini terjadi
kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.
KONSEP RUANG DAN WAKTU

3.4 KETERKAITAN KONSEP RUANG DAN WAKTU DALAM SEJARAH


Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam
suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku
sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu
kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu
karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat
dimana manusia hidup (beraktivitas)

3.4.1 UNSUR SEJARAH


Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah.
Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah.
Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia.
Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal
bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya
kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang
atau tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap
komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya
yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses
interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat
tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak
dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu
yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan
waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki
latar belakang waktu sebelumnya
Kesimpulan
Dapat kita simpulkan
dari keikhasan ilmu sejarah itu jelaslah bahwa harus
ada pendekatan khusus untuk menerangkan gejala sejarah ( peristiwa, tok
oh, perbuatan, pikira,dan perkataan). Pendekatan yang digunakan untuk
mempelajari sejarah dengan menggunakan pendekatan melalui ilmu-
ilmu alam (ilmu tentang dunia luar) tidak sesuai dengan hakikatilmu-ilmu
kemanusiaan. Abrasi pantai, tanah longsor,banjir bandang, dan peristiwa
alamyang lain memang dapat dianalisis tentang sebab akibat yang pasti
berdasar teori ilmu yang didapat secara kumulatif. Demikian halnya
dengan gejala tehnik, kedokteran,
astronomis, peternakan, geologi, dan sebagainya tidak sesuai dengan sejar
ah. Istilah “penjelasan”
memadai untuk menerangkan gejala sejarah.
Kesimpulan
Secara etimologi, diakronik berasal dari bahasa yunani yang berarti
melintas atau melewati khronus yang berarti perjalanan waktu. Diakronik
yaitu suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa
sebelumnya dan tidak begitu saja. Sedangkan sinkronik yaitu berasal dari
bahasa yunani SYN, yaitu yang artinya sebagai ilmu yang meneliti
gejala-gejala yang meluas dalam meluas dalam ruang tetapi dalam waktu
yang terbatas. Ilmu sejarah memiliki sifat memiliki sifat yang diakronik,
yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruangan terbatas. Sejarah
sebagai ilmu tentu saja mempunyai metode sendiri, yang harus digunakan
oleh seorang sejarawan dalam menulis suatu peristiwa sejarah.
Dengan menggunakan metode tersebut seorang sejarawan akan mampu
merekonstruksi suatu peristiwa sejarah dengan objektif. Ke-objektifan
dalam menulis sejarah adalah sesuatu yang mutlak. Seperti yang
diungkapkan sejarawan Jerman yang bernama Leopold Von Ranke
(1795-1886) bahwa seorang sejarawan harus menulis “apa yang
sesungguhnya terjadi”. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis
yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Ini
sungguh berbeda dengan ilmu- ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronis
yaitu dalam ruang yang luas dan waktu yang terbatas.
Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang
dipelajarinya terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi,
konsep kronologi, konsep kronik, dan historiog

Anda mungkin juga menyukai