DELFI MUKHTAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
Delfi Mukhtar
A153050025
ABSTRACT
DELFI MUKHTAR
Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M. S
Judul Tugas Akhir : Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka
Meningkatkan Pembangunan Kesehatan di
Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru
NIM : A. 153050025
Disetujui
Komisi Pembimbing
Diketahui
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena atas kekuatan
dari-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
apa-apa yang penulis tuangkan dalam karya ilmiah ini adalah masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian penulis tetap berharap karya ilmiah yang sangat
sederhana ini nantinya dapat berguna untuk semua pihak dan menjadi tambahan
pengetahuan bagi yang ingin meneliti dalam masalah yang sama. Oleh karena itu,
penulis menyadari bahwa tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan sesuai yang
diharapkan. Namun demikian, penulis berusaha dengan memohon kehadirat Allah
SWT agar senantiasa diberikan petunjuk dan kecerahan hati dalam penulisan
karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini penulis selesaikan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan penulis dan memperoleh gelar Magister Profesional
pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Tugas akhir ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa saya
menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor.
2. Bapak Gubernur Riau, H.M Rusli Zainal, SE, MP
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro,MS Dekan Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
4. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec Ketua Program Studi Manajemen
Pembangunan Daerah Sekolah Pasacasarjana IPB.
5. Bapak Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, MSc selaku Pembimbing I dan
Bapak Ir. Lukman M.Baga MAEc selaku Pembimbing II atas segala
bimbingan dan arahannya sehingga penulisan tesis ini bisa terselesaikan.
6. Terima kasih disampaikan kepada keluarga penulis yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan
ini.
7. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi kepada penulis sehingga tesis ini bisa diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya di masa yang akan datang. Semoga semua
yang telah dilakukan senantiasa menjadi ibadah untuk mencapai Ridho Allah
SWT. Amin.
Delfi Mukhtar
RIWAYAT HIDUP
Halaman
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu .................................. 8
2.1.1. Lingkungan ........................................................................................ 9
2.1.2. Keluarga ............................................................................................. 11
2.2 Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu ............................................ 12
2.3 Peran dan Pengelolaan Posyandu................................................................. 16
penting, karena pembangunan sosial merupakan tolak ukur yang paling baik untuk
pertumbuhan ekonomi tidak akan berarti banyak jika tidak melihat indikator sosial
dan terdapat hubungan yang erat antara indikator ekonomi dan sosial, contoh
kenaikan tingkat kesehatan dan gizi masyarakat akan meningkatkan efisiensi &
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama
hidup sumberdaya manusia. UNDP Report 2003 menunjukkan bahwa pada tahun
dari 175 negara di dunia dan merupakan yang terendah diantara negara-negara
seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, serta menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan
dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara
bermakna. Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
kelahiran hidup maka pada tahun 2003 AKI turun menjadi 337/100.000 kelahiran
hidup, sedangkan AKB turun menjadi 45/1000 kelahiran hidup. Sementara itu,
umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun 1970 menjadi
Namun demikian, ditemukan masih banyak masalah pada aspek kualitas, yaitu
dalam hal kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai.
(3) sebagian besar Posyandu tidak memiliki tempat pelayanan yang layak karena
(4) sebagaian besar Posyandu, belum memiliki jumlah kader yang cukup bila
dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya 30 persen kader yang telah
terlatih;
(5) sebagian besar kader belum mampu mandiri, karena sangat tergantung dengan
(6) cakupan Posyandu masih rendah, untuk balita yang sebagian besar adalah anak
(7) hampir 100 persen ibu menyatakan pernah mendengar Posyandu, namun yang
pengembangan Posyandu. Hal ini dapat terlihat dari upaya Pemerintah Kota
untuk mencapai kinerja yang semakin baik di masa yang akan datang.
pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari salah satu seruan Presiden Republik
secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan
masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan
tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu, yaitu suatu upaya untuk
meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu. Secara garis besar tujuan Revitalisasi
berjalan secara baik dan lancar, demikian juga dalam penentuan sasaran
tersebut masih diutamakan pada Posyandu yang sudah tidak aktif dan berada
belum mencapai di atas 50 persen, serta sumberdaya fisik dan manusia yang
pada tahun 2003, dari 10.767 anak yang ditimbang masih terdapat 114 anak
dengan kasus gizi buruk yang ditemukan di Kota Pekanbaru. Maka dari uraian
Tujuan umum kajian ini adalah mengkaji apakah kegiatan Posyandu yang
berada di kota Pekanbaru telah dilakukan secara rutin dan berkesinambungan serta
1. Mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan kinerja posyandu) dalam
sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya manusia kader
masyarakat yang baik Pemerintah Kota Pekanbaru akan memikirkan sektor lain
untuk kesejahteraan masyarakatnya. Bagi penulis, kajian ini dapat menjadi sarana
alih teknologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
program dan lintas sektoral tingkat kecamatan; (2) survey mawas diri yang
dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan
survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, serta biaya posyandu; (4)
pemilihan kader Posyandu; (5) pelatihan kader Posyandu; dan (6) pembinaan.1
Sasaran Posyandu meliputi bayi/balita, ibu hamil/ibu menyusui, serta Wanita Usia
keluarga.
1
. http://library.usu.ac.id oleh Nasap Sembiring dalam Artikel Posyandu sebagai Saran Peran
Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat diakses tanggal 27 Juni
2008.
2.1.1. Lingkungan
sebagai suatu totalitas kehidupan masyarakat dengan budaya. Ada tiga bentuk
lingkungan, yaitu lingkungan fisik, sosial dan simbolik 2). Ketiga bentuk
tertentu.
iklim tropis 3). Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu misalnya
bentuk rumah di daerah panas yang memiliki banyak lubang agar angin bayak
masuk, begitu juga rumah di daerah dingin yang bentuk rumahnya tertutup rapat.
Padahal budaya tersebut tidak perlu diikuti oleh masyarakat diperdesaan maupun
seperti infeksi saluran pernapasana akut pada balita dan ini banyak terjadi pada
baru, seperti rumah sakit dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini oleh masyarakat itu sendiri 5), oleh karena itu lingkungan akan
2
. Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursing Care (Edisi ke-2).
Philadelphia: J. B. Lippincontt Company, hal 5.
3
. Ibid. Hal 6.
4
. Departemen Kesehatan RI. 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI, hal 12.
5
. Kozier, B. & Erb, G. 1995 Fundamentals of Nursing: Process and Practice, California, Guming
Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh Fadillah) hal.35
Lingkungan Sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan
dengan sosialisasi individu atau kelompok masyarakat yang lebih baik dan lebih
luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja atau tempat ibadah
pertama kali manusia atau masyarakat berinteraksi dan dipandang sebagai pilar
anak dan ibu hamil maka masyarakat tersebut akan melakukan sosialisasi antar
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat
hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan 7). Penggunaan lingkungan simbolik
penggunaan bahasa seperti pemakian ikat kepala, kalung, anting, telepon, hiasan
6
. Andrew. Op.cit hal 15
7
. Op.cit hal 27
8
. Op-cit hal 31
2.1.2. Keluarga
meningkatkan derajat kesehatan komunitas 9). Apabila setiap keluarga sehat akan
tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu
Kesehatan yang dialami yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi
komunitas global. Sebagai contoh, apabila ada seseorang anggota keluarga yang
kemudian masyarakat kabupaten/kota yang sehat dan yang terkecil adalah dimulai
Keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berganbung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi 10). Selain itu keluarga adalah dua atau
lebih individu yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi
mereka sebagai bagian dari keluarga 11). Definisi lain keluarga adalah dua orang
atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan berperkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada
9
. Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedoktean egc. Jakarta.
10
. Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta
11
. Frieman , M.M. 1998. Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut : Appleton Lange hal-22
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga
keluarga akan mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan pada anggota
posyandu tersebut.
memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang semakin menurun diikuti dengan semakin
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk. Hal ini dapat dilihat dan
12
. BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Hal.13
13
. Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan, 1994-1999.
Angka Kematian Ibu (AKI) pada periode tahun 1995-2003 terjadi penurunan
sekitar 36/100.000, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sekitar 15/1000 kelahiran
periode tahun 1986 – 2004 yang semakin meningkat, hampir sepuluh kali lebih
(1) Masih kurang berfungsinya peran Posyandu hal ini disebabkan karena masih
masyarakat.
(2) Tidak lengkap/belum memadai sarana dan prasarana yang ada karena masih
posyandu.
14
. Departemen Kesehatan, 2005, Menuju Indonesia Sehat, Jakarta.
kepada kader-kader posyandu, sehingga walaupun jumlahnya bertambah
arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan kegiatan Posyandu dan kinerja dari masing-masing personal yang ada
(3) Imunisasi;
(4) Gizi;
Posyandu Plus.
kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik, dalam arti cakupannya diatas 50
harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil
Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui Forum Musyawarah
Masyarakat Desa (FMMD). Tetapi dalam kenyataannya salah satu kegiatan utama
Posyandu yaitu masalah gizi masyarakat belum menunjukkan hasil yang baik,
yaitu dengan masih adanya kasus gizi buruk yang ditemukan di beberapa daerah
Provinsi Riau.
3). Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
PLP);
masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat
dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan
AKB; (2) sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama
sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.
ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola
Pembina
1.Kepala Kelurahan
2.Ketua PKK Kelurahan
Posyandu
(yang ada di
RW)
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
1). Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat;
masyarakat;
3). Bersedia bekerja sebagai kader posyandu secara sukarela (insentif yang
terbatas)
berasal dari anggota masyarakat setempat; b) dapat membaca dan menulis huruf
yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif
peranan kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang
imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria
tenaga profesional antara lain sebagai berikut : a) diutamakan berasal dari anggota
Dana sehat adalah dana yang berasal dari sumbangan sukarela masyarakat
Dana sehat tidak sama dengan asuransi kesehatan yang untuk Indonesia
dibedakan atas 2 macam yakni yang bersifat wajib seperti yang tercantum dalam
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta yang bersifat sukarela seperti yang
Pada dana sehat iuran dari masyarakat bersifat sukarela, sesuai dengan
iuran secara berkala dalam jumlah tertentu esuai dengan nilai premi yang
peserta sendiri.
15
. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menciptakan warga masyarakat yang sehat, seperti tertuang dalam pasal pasal 6
diharapkan sesuai tujuan dan sasaran program baik bagi masyarakat, pengelolaan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada tidak teridentifikasi dengan
Opportunities (O)
Strategi SO Strategi WO
Daftar peluang eksternal
Threats (T)
Daftrar ancaman Strategi ST Strategi WT
eksternal
16
. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta
III. METODE KAJIAN
Pelayanan Posyandu :
1. Kader
2. Sarana
3. Dana Analisis Deskriptif
Evaluasi pelaksanaan
Posyandu
Analisis
Strengths,
Weaknesses,
Rancangan strategi Opportunities
dan program dan Threats
revitalisasi Posyandu (SWOT)
Permasalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu penurunan status gizi dan
Pelayanan Posyandu dalam hal kader, sarana, dan dana dianalisis melalui analisis
Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil kajian ini diharapkan dapat melahirkan
rekomendasi strategi dan program revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif.
tahap awal ditingkat paling dasar sebagai upaya preventif dalam mewujudkan
Provinsi Riau dengan alasan kecamatan ini yang mempunyai kriteria posyandu
tujuan dan manfaat kajian tercapai. Kajian direncanakan selama dua bulan sesuai
Kelurahan Kota Tinggi. Sasaran kajian merupakan sampel kajian, yang ditentukan
dari pra-survei, maka ada beberapa pertimbangan memilih Posyandu yang berada
masih harus terus dilakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah baik
dapat dipertahankan.
Data kajian yang dikumpulkan pada kajian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kemudian ditabulasi
antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah
Rerata petugas kader <5, Posyandu digolongkan Madya jika Rerata petugas
kader >5,
c). Cakupan kumulatif KIA, yaitu jumlah Balita yang mempunyai kartu menuju
sehat (buku KIA), dengan range < 50 persen dan ≥ 50 persen. Posyandu
digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA >50 persen,
d). Cakupan kumulatif KB, yaitu jumlah ibu yang berkunjung ke posyandu untuk
program KB, dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama
imunisasi, dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama
f). Cakupan dana sehat, yaitu jumlah dana bantuan dari donatur, Pemda, dll,
dengan range < 50% dan ≥ 50%. %. Posyandu digolongkan Pratama, Madya
dan Purnama jika cakupan dana sehat <50 persen, Posyandu digolongkan
(+) atau tidak ada (-), dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan
Pratama dan Madya jika tidak memiliki program tambahan, dan Posyandu
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara
Adapun alat yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini
adalah metode analisis SWOT . Unit basis yang digunakan adalah Posyandu.
17
. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta
Tabel 4. Teknik Analisis SWOT
memanfaatkan peluang.
dimiliki.
menghindari ancaman.
taqlim serta para pihak dan instansi yang terkait, maka alternatif strategi yang
dipilih berasal dari kepentingan yang paling dominan yang dibutuhkan didalam
pelaksanaan program revitalisasi posyandu. Setiap unsur SWOT diberi nilai 3,2
dan 1. Nilai 3 berarti sangat penting, nilai 2 berarti penting dan nilai 1 berarti
pemilihan metode ini karena metode ini lebih berkembang dan mampu
komprehenshif.
adalah metode analisis interaktif yaitu berupa pengumpulan data, kemudian data
yang terkumpul disajikan dalam bentuk reduksi data, kemudaian hasil dari reduski
data dan sajian data ditarik kesimpulan untuk verifikasi dalam penyusunan startegi
Huberman,1992) :
Pengumpulan data
Reduksi data
luas wilayah 226 Hektar yang terdiri dari 6 (enam) Kelurahan. Kecamatan
Pekanbaru Kota terletak di jalur jalan raya yang menghubungkan Kota Kabupaten.
berjumlah 31.016 jiwa yang terdiri dari 6.003 KK (Kepala Keluarga) dengan
kepadatan penduduk setiap Km2 adalah 13.724 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat
Kepadatan
Luas Jumlah Penduduk
No Kelurahan Tiap
(Km2) (jiwa)
(jiwa/Km2)
1. Simpang Empat 0,66 2,199 3,332
Indonesia asli, dan agama yang dianut oleh penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota
yaitu 26.358 jiwa (84,98%) memeluk agama Islam, 410 jiwa (1,32 %) memeluk
agama Katolik dan Protestan sebanyak 2.399 jiwa (7,74%), Hindu sebanyak 729
jiwa (2,35%) dan Budha sebanyak 1.120 jiwa (3,61%) mayoritas penduduk
Kecamatan Pekanbaru Kota beragama Islam. Ada empat suku penduduk yang
mendiami Kecamatan Pekanbaru Kota ini yaitu Suku Melayu sebagai suku asli
dari penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota, dan tiga suku pendatang yang telah
menetap puluhan tahun yaitu Suku Minang dan Suku Jawa (Kantor Kepala
Jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis kelamin
laki-laki sebanyak 15.667 jiwa (50,51%) dan perempuan sebanyak 15.349 jiwa
berimbang.
Jenis Kelamin
No Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Simpang Empat 1.143 1.056 2.199
2. Sumahilang 2.751 2.810 5.561
3. Tanah Datar 3.571 3.325 6.896
4. Kota Baru 2.847 2.900 5.747
5. Sukaramai 3.167 3.178 6.345
6. Kota Tinggi 2.188 2.080 4.268
Jumlah 15.667 15.349 31.061
Sumber: Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
bervariasi mulai dari yang tidak tamat SD sampai tamatan Perguruan Tinggi,
tinggi yaitu akademi/diploma III dan sarjana, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Penduduk 5 Tahun Keatas (Jiwa) Menurut Jenis Pendidikan yang
Ditamatkan dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan
No Kelurahan Tidak/Belum
SD SLTP SLTA
Tamat SD
1. Simpang Empat 26 70 276 655
2. Sumahilang 853 757 898 1.161
3. Tanah Datar 600 1.001 1.496 1.261
4. Kota Baru 401 602 1.457 1.336
5. Sukaramai 749 819 1.675 1.278
6. Kota Tinggi 298 606 721 798
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 9. Jumlah Penduduk 5 Tahun Keatas (Jiwa) Menurut Jenis Pendidikan yang
Ditamatkan dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006
Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan
No Kelurahan Akademi/ Pergurua
Diploma II Jumlah
Diploma III n Tinggi
1. Simpang Empat 93 645 90 1.855
2. Sumahilang 190 311 520 4.690
3. Tanah Datar 339 718 401 5.816
4. Kota Baru 285 381 384 4.847
5. Sukaramai 169 366 294 5.351
6. Kota Tinggi 134 639 405 3.600
Jumlah 1.210 3.060 2.093 26.158
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Dari data di atas dapat kita tafsirkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat
Kecamatan Pekanbaru Kota sudah tinggi, pada level pendidikan akademi dan
pendidikan, akhir-akhir ini masyarakat sudah mulai sadar tentang pendidikan, baik
yang sangat besar terhadap mental dan kualitas sumberdaya manusia di dalam
suatu masyarakat.
Pekanbaru Kota bervariasi, mulai dari swasta, berdagang, di bidang jasa, industri
di bidang jasa yaitu sebanyak 5.912 jiwa (34,35%). Untuk melihat lebih rinci mata
pencaharian penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota menurut Kelurahan
Tabel 11. Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Pekanbaru Kota Menurut Mata
Pencaharian Tahun 2007
Lapangan Pekerjaan
Kelurahan Industri
Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya
Pengolahan
Simpang Empat 43 528 194 141 294
paling dominan di bidang peternakan yaitu sebanyak 318 jiwa atau 1,85 %, dan
bekerja disektor industri pengolahan sebanyak 921 jiwa atau 5,35 % dan angkutan
sebanyak 1.296 jiwa (7,53%), dengan melihat data di atas pekerjaan yang paling
dominan atau paling banyak dilakukan oleh penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota
adalah pada dua sektor yakni jasa dan perdagangan, masing-masing sebanyak
minum yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 12
berikut :
Tabel 12. Jumlah Rumah Tangga (Jiwa) Menurut Penggunaan Sumber Air Minum
Per Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Sumber Air Minum
Kelurahan Ledeng/ Sumur Sumur Sungai/ Mata Jumlah
PAM Pompa Perigi Danau Air
Simpang Empat 341 124 67 0 0 532
Sumahilang 407 229 438 0 0 1.075
Tanah Datar 525 402 436 0 0 1.364
Kota Baru 527 130 304 0 0 961
Sukaramai 548 241 489 0 0 1.278
Kota Tinggi 271 231 291 0 0 793
Jumlah 2.618 1.359 2.026 0 0 6.003
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Kota tidak semuanya menggunakan fasilitas air bersih yang disiapkan Pemerintah
Kota Pekanbaru berupa layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), karena dari 6.003 rumah tangga yang ada dikecamatan Pekanbaru kota
hanya 2.618 rumah tangga yang menggunakan air dari PDAM, 1.359 rumah
tangga menggunakan air bersih bersumber dari sumur pompa dan sisanya 2.026
menggunakan air bersih yang bersumber dari air sumur, sementara masyarakat di
Kecamatan Pekanbaru tidak ada rumah tangga yang menggunakan air bersih yang
adalah kebiasaan masyarakat melakukan olahraga secara rutin dan teratur pada
tempat yang memadai terutama pada tempat-tempat olahraga yang sudah memiliki
fasilitas memadai sebagai sarana olahraga, dengan adanya sarana olahraga maka
masyarakat membentuk perkumpulan berupa klub olahraga, adapun klub olahraga
yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota seperti terlihat pada Tabel 13.
Suma - 1 1 3 4 1 2 12
Hilang
Tanah Datar - - - 2 1 - 2 5
Kota Baru - - - 2 1 - 2 5
Sukaramai - 1 1 1 1 - 2 6
Kota Tinggi - 1 1 2 1 - 2 7
Jumlah - 4 4 12 6 1 11 38
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 13 diatas menggambarkan bahwa sekalipun Kecamatan Pekanbaru
Kota berada dijantung Kota Pekanbaru tetapi beberapa kelurahan masih memiliki
beberapa sarana klub olahraga, tetapi kelurahan yang memiliki banyak klub
klub olahraga, kemudian disusul Kelurahan Kota Tinggi dengan tujuh klub olah
Kelurahan Simpang Empat, Tanah Datar, dan Kota Baru masing-masing memiliki
berarti semua kelurahan memiliki fasilitas olahraga, untuk lebih jelasnya fasilitas
Suma - 2 2 - 1 2 - 7
Hilang
Tanah - - 1 - 1 2 - 4
Datar
Kota Baru - - 1 - - 2 - 3
Sukaramai - 1 - - - 1 - 2
Kota - 1 1 - 1 2 - 5
Tinggi
Jumlah - 5 6 - 4 12 - 27
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
tujuh sarana olahraga, kemudian Kelurahan Simpang Empat dengan enam fasilitas
Tanah Datar empat fasilitas olahraga, tiga Fasilitas olahraga di Kelurahan Kota
fasilitas milik pemerintah, akan tetapi juga ada fasilitas olahraga yang dimiliki
oleh swasta.
V. POSYANDU DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA
Salah satu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru
Provinsi Riau untuk meningkatkan peran dan fungsi Posyandu sejak pemerintahan
orde baru sampai saat ini adalah menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD). Peran dan fungsi Posyandu dalam peningkatan gizi
Posyandu.
umumnya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
belum ada tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang
didukung oleh pemerintah daerah. Oleh sebab itu, kerja sama dari Pemerintah
Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16, hampir
seluruh kelurahan telah memiliki tempat posyandu, hanya Kelurahan Kota Tinggi
Kota.
Tabel 16. Kondisi Tempat Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota
Tahun 2003-2007
1. Kader Posyandu
Pada hari buka posyandu, tugas dan tanggung jawab para kader Posyandu
antara lain:
Posyandu
d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku
register Posyandu
misalnya memberikan vitamin A, pemberian tablet zat besi (Fe), oralit, pil
KB, kondom. Apabila pada hari buka tenaga kesehatan dan puskesmas
Di luar hari buka Posyandu, tugas dan tanggungjawab kader antara lain:
Menuju Sehat atau Buku KIA (K), jumlah balita yang datang pada Hari
Buka Posyandu (D) dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik
(N).
2. Petugas Puskesmas
satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan
Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka
lebih dari 1 kali dalm sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka
sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali
dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader
secara teratur
Posyandu Kelurahan/desa
penyelenggaraan Posyandu
Posyandu
secara teratur.
c. Instansi/Lembaga terkait:
teknis kesehatan.
evaluasi
a. Pokja Posyandu
Posyandu.
2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
Posyandu.
fasilitator tersebut.
Posyandu
d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
7) Swasta/Dunia Usaha
Untuk itu perlu adanya perhatian dari pihak swasta dan perlu
Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 17. Dari Tabel 17, pihak
yang berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu adalah kader posyandu
itu sendiri, kader kesehatan yang bekerja, yaitu petugas puskesmas, dukun bayi,
terlibat dalam kegiatan Posyandu berasal dari kaum ibu-ibu, seperti ibu-ibu
Tanah
7 133 31 23,33 0 0 0 0
Datar
Kota
6 30 18 60,00 0 0 0 0
Tinggi
Sukaramai 6 30 26 86,67 0 0 0 0
Simpang
2 15 8 53,33 0 0 0 0
Empat
Namun demikian, tidak semua kader posyandu yang dilatih dan mengikuti
pelatihan posyandu aktif menjadi kader posyandu. Hal ini dimungkinkan karena
kesibukan para kader tersebut. Akibatnya, hasil pelatihan yang diberikan tidak
86,67 persen. Sementara, jumlah kader yang aktif dalam hal penelitian kesehatan
adalah Kelurahan Kota Baru dimana jumlah kader yang dilatih keseluruhannya
aktif di Posyandu.
status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi Posyandu tertuang dalam
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No: 411.3/536/SJ Tanggal 3 Maret 1999
dicanangkan oleh Pemerintah Pusat yaitu pada Tahun 1999 sampai saat ini masih
terus dilaksanakan.
program Revitalisasi Posyandu sejak dari awal, maka dapat diketahui bahwa
tujuan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota akan tercapai. Hal ini
dapat dilihat dari jadwal rutin kegiatan Posyandu setiap bulan di masing-masing
c. Adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam
cukup dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat untuk pelaksanaan
karena adanya dukungan materi dan non materi bersumber dari APBD dan APBN.
Kegiatan Posyandu terdiri dari paket minimal yaitu paket kegiatan yang
ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian anak balita (gizi,
b. Penemuan dini penderita lumpuh layu dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
a. Persiapan
dibahas sebelumnya).
Pekanbaru Kota hal ini dilaksanakan secara aktif oleh Dinas Kesehatan
menderita kurang gizi, ingin menjadi akseptor KB, ibu hamil, ibu bersalin
Lurah) maupun tidak formal (pada saat pengajian, arisan, bertamu, dll).
dengan jadwal buka Posyandu, terutama keluarga miskin rawan gizi atau
Kota, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku. Pada
(plan of action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan
tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan
dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri pimpinan daerah, tokoh
bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun diluar hari buka posyandu.
Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu
yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka
balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis pelayanan yang diberikan
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirp Fe.
Khusus untuk ibu hanil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila
setelah dua kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
membaiknya dimana dalam hal ini dapat diketahui pada Tabel 18 tahun 2007
perbandingan jumlah balita yang ada dengan balita yang ditimbang di Posyandu,
dan kader Posyandu menganjurkan agar Ibu datang pada bulan depan, untuk
menimbangkan kembali anaknya. Jika bulan lalu anak tidak ditimbang, maka
kader dan petugas mengingatkan Ibu balita untuk secara teratur menimbang
anaknya setiap bulan, jika berat badan anak tidak naik, maka kader dan petugas
lainnya sesuai dengan kondisi balita. Untuk lebih detilnya tentang perkembangan
balita yang terdata di posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada
Tabel 18.
Tabel 18. Status Balita dan Jumlah Balita Rawan Gizi di Kecamatan Pekanbaru
Kota Tahun 2007
masih ditemukan adanya perkembangan balita yang berat badan bayi menurun
setelah adanya pemeriksaan lanjutan dari bulan sebelumnya, akan tetapi keadaan
kader posyandu. Kader Posyandu adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang
mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau sanggup melaksanakan kegiatan
pelaksanaan UPGK, dimana sehari sebelumnya semua ibu hamil, ibu menyusui,
ibu balita diberi tahu akan ada kegiatan di Posyandu dan kader mencatat masing-
Adapun yang dimaksud dengan sistem lima meja di sini bukan menunjuk
pada arti harfiah meja, melainkan menunjuk pada jumlah dan jenis pelayanan,
yang masing-masing pelayanan dilaksanakan secara terpisah. Guna meminimalisir
salah penafsiran tentang sistem lima meja, maka istilah lima meja diganti menjadi
langkah pelayanan. Pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para
penanggung jawab pelaksanaannya, secara sederhana dapat dilihat pada Tabel 20.
Posyandu mendaftar kepada petugas, kemudian petugas yang berasal dari kader
bayi atau Balita ditimbang oleh kader Posyandu, dan tahap ketiga ibu dari
bayi/balita dipandu kader Posyandu mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS) yang
telah disiapkan oleh Posyandu, pada tahap keempat atau pada meja keempat ibu-
ibu menerima arahan tentang tindak lanjut perawatan kesehatan bayi atau ibu
hamil, dan selanjutnya adalah layanan kesehatan dan pemberian obat ataupun
perawatan yang kurang tersedia, sehingga para kader harus meminjam pada
petugas puskesmas atau membuat peralatan sendiri. Meskipun hal ini sudah
dibicarakan di dalam pertemuan, tetapi belum dapat diatasi, karena kondisi lahan
Permasalahan lain yang dihadapi oleh para kader cenderung dapat diatasi
para calon kader sebelum terlibat langsung menangani sasaran Posyandu. Kader
berikut : a) Balita yang berat badannya tiga kali berturut-turut tidak naik. b) Balita
yang berat badannya berada di bawah garis merah. c) Balita yang sakit dengan
keluhan anak batuk/sukar bernafas, demam dan sakit telinga. d) Balita yang
mencret, lemah dan tidak mau minum, muntah terus menerus, tidak kencing
selama setengah hari, mencretnya banyak/sering/lebih sehari semalam,
kader memberikan cairan rumah tangga atau oralit dengan anak dikirim ke
Puskesmas. Hal ini telah dilakukan dengan baik oleh semua para kader di masing-
oralit yang selalu ada di masing-masing Posyandu, yaitu bantuan dari Pemda Kota
Pekanbaru. e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh. f) Balita yang
perkembangannya lambat dilihat dari Kartu Kembang Anak (KKA). g) Ibu pucat,
sesak nafas, bengkak kaki, terutama ibu hamil. h) Ibu hamil yang menderita
kader Posyandu dan kartu jawaban dari Puskesmas. Para kader juga melakukan
bersama-sama kegiatan lain atas saran Petugas. c) Menetapkan jenis kegiatan yang
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu untuk mencatat dan mengamati
tumbuh kembang anak. Dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari
bulan ke bulan pada KMS, seorang ibu dapat mengetahui dan berusaha
anaknya dan selalu membawa KMS tersebut pada setiap kali mengikutkan
menggunakan KMS. Kunjungan Ibu hamil dan bersalin dapat dilihat pada
Tabel 22.
Tabel 22. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) dan Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Ibu Hamil Ibu Bersalin
No Kelurahan Ditolong
Jumlah K4 Jumlah
% Tenkes %
(orang) (orang) (orang)
(orang)
1 2 4 5 6 7 8 9
Simpang
1 106 91 85.85 102 85 83.33
Empat
2 Sumahilang 180 157 87.22 172 151 87.79
penduduk saat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non
perkawinan, umur kawin pertama, paritas, dirupsi perkawinan, dan proporsi yang
kawin. Sedangkan faktor non demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk,
tingginya angka kelahiran. Di lain pihak angka kematian sudah mulai menurun
sehingga laju pertambahan penduduk alami terus meningkat. Kondisi ini sama
halnya dengan kondisi jumlah kelahiran dan kematian di seluruh kelurahan yang
Pada tahun 2007, total kelahiran di Kecamatan Pekanbaru Kota sebesar 411
orang dan total kematian sebesar 173 orang. Terlihat bahwa angka kelahiran lebih
besar daripada kematian. Hal ini mengindikasikan bahwa kesehatan ibu dan anak
mulai membaik.
tersedia. Setiap Ibu menyusui perlu menjadi peserta KB, untuk membatasi jumlah
kelahiran, tetapi jumlah kelahiran tetap lebih tinggi dibanding jumlah kematian.
Hal ini disebabkan karena keberadaan Posyandu sudah dimanfaatkan dengan baik
menjelaskan perlunya alat kontrasepsi yang cocok buat Ibu yang bersangkutan.
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
Jumlah warga masyarakat yang sudah menggunakan alat KB dan masih aktif
Tabel 24. Jumlah Plus, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Puskesmas dan
Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006
Jumlah Peserta KB Baru Peserta KB Aktif
Kelurahan Plus Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(Orang) (Orang) (%) (Orang) (%)
Simpang Empat 576 50 8,7 270 46,8
Sumahilang 1053 74 7,0 323 30,67
Tanah Datar 1092 173 15,84 691 63,27
Kota Baru 946 200 21,14 828 87,52
Sukaramai 1082 104 9,6 503 46,48
Kota Tinggi 524 173 33,0 362 69,08
jumlah peserta yang menggunakan alat KB, baik peserta KB baru dan peserta KB
aktif. Dari tabel dapat terlihat bahwa peserta KB Baru dan peserta KB aktif
terbanyak terdapat di Kelurahan Kota Baru sebanyak 200 orang dan 828 orang.
baru adalah sekitar 14,67 persen dan peserta KB aktif sekitar 56,46 persen, dan
masih ada sekitar 28,87 persen warga masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota
yang tidak menggunakan alat KB. Adapun alat KB yang digunakan di Kecamatan
Pekanbaru Kota tahun 2006 adalah implant, IUD, PIL, kondom, suntikan,
Imunisasi bermanfaat untuk melindungi balita dari beberapa penyakit infeksi yang
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi
dan balita maupun terhadap ibu hamil, sebagaimana terlihat pada Tabel 25.
Kota baru 166 153 92,16 151 90,96 150 90,36 150 90,36 140 84,33 79 47,59
Tahun
796 724 90,95 724 90,95 718 90,3 718 90,3 671 84,29 421 52,88
2006
Tahun
798 738 98,33 725 88,51 711 87,68 711 87,68 638 77,94 1,518 61,83
2005
Sumber : Puskesmas & Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007
BCG untuk mencegah penyakit TBC, DPT untuk mencegah penyakit difteri,
batuk tejam, tetanus. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, campak untuk
Kecamatan Pekanbaru Kota, dapat dilihat melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).
KMS berisi catatan pemberian imunisasi bayi lengkap dengan jenis imunisasi
yang dibutuhkan pengunjung. Pada kolom KMS dilihat umur anak, jika umur
anak kurang dari 12 bulan dan belum pernah memperoleh imunisasi, maka
karena setiap anak sebelum umur satu tahun, harus sudah mendapat imunisasi
lengkap.
royong harus ditumbuhkan, sehingga yang kaya merasa wajib menjadi donatur,
a. Masyarakat
sebagainya
Apabila Konsil Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan
Kecamatan.
b. Swasta/Dunia Usaha
anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapt berupa dana, sarana,
c. Hasil Usaha
(TOGA)
d. Pemerintah
bentuk sarana dan prasarana Posyandu. Selain itu, Pemda Pekanbaru Kota
memberikan bantuan berupa honor para kader sebesar Rp. 700.000,00 setiap
a. Pemanfaatan Dana
b. Pengelolaan Dana
keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang
ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola
mencakup semua paket kegiatan. Dana tersebut diterima oleh Puskesmas yang
sebagai berikut :
1. Pencatatan
a Format 1: Catatan Kelahiran Bayi, Kematian Bayi, Ibu hamil dan kematian
c Format 3: Register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur
(Hari H)
2. Pelaporan
Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor
dengan kegiatan baru, disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi,
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu plus.
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 persen dan
tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri
(MMD).
Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah
(KLB), misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis,
tetanus neonatorum.
8. Desa Siaga
masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu plus.
telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 persen dan
tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri
Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2003 hingga tahun 2007 terlihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Posyandu yang Mempunyai Program Tambahan di Kecamatan
Pekanbaru Kota Tahun 2003 – 2007
Program Tambahan
Kelurahan RW / Nama Posyandu
2003 2004 2005 2006 2007
Sumahilang 1. Pinang Sebatang 0 0 0 0 0
2.Dharma Ibu 0 0 0 0 0
3.Tunas Sukma 0 0 0 0 0
4.Sukma Jaya 0 0 0 1 dan 2 1 dan 2
5.Damai 0 0 0 0 0
6.Kasih Ibu 0 2 2 2 2
7. Sukma 0 0 0 0 0
8.Melati 0 0 0 0 *0
9.Mustika 0 0 0 0 0
Tanah Qatar 1. Jambu Mawar 0 0 0 0 0
2. Jambu Air 0 0 0 0 0
3. Bambu Kuning 0 0 0 0 0
4. Casiaver 0 0 2 2 2
5. Thawalib 0 0 0 0 0
6. Cendana 0 0 0 0 0
7. Beringin 0 0 0 0 0
Kota Baru 1. Karet 0 0 0 0 0
2. Permata Ibu 0 0 0 0 0
3. Kasih Ananda 0 0 0 0 0
4. Kuntum Mekar 0 0 0 0 0
5. Kasih Ibu 0 0 0 0 0
6. Cempaka 2 2 2 0 0
Kota Tinggi 1. Vinus 0 0 2 dan 3 2 dan 3 2 dan 3
2. Vinus Melati III 2 2 2 2 2
3. Vinus Melati IV 0 0 0 1 dan 2 1 dan 2
4. Vinus Melati V 0 0 0 0 0
Sukaramai 1 Tunas Jaya 0 0 0 0 0
2. Nilam 0 0 0 0 0
3. Karya Maju 0 0 0 0 0
4. Kasih Ibu 0 0 0 0 0
5. Kasih Ananda 0 0 0 0 0
6. Melati 2 2 2 2 2
Simp Empat 1 . Nenas 2 2 2 2 2
2. Kelapa 0 0 0 0 0
Keterangan : 1 = PAUD (pendidikan anak usia dini)
2 = BKB (Bina Keluarga Balita)
3 = TOGA (Tanaman obat keluarga)
0 = tidak ada program tambahan
Kecamatan Pekanbaru Kota pada tahun 2003 hingga 2007 tidak mengalami
ada yang mengalami perkembangan, dari tidak ada program tambahan menjadi
adanya program tambahan. Hal ini terlihat pada tahun 2006-2007 di Posyandu
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu terlaksana tidak rutin, serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu, disamping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula
2. Posyandu Madya
lebih dari 8 kali per tahun (cukup rutin), dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya
3. Posyandu Purnama
lebih dari 8 kali pertahun (rutin), dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima
orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
4. Posyandu Mandiri
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen, mampu
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
Dari keempat tingkat jenis Posyandu tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel
28 bahwa pada periode Tahun 2003 – Tahun 2007, tingkatan Posyandu yang ada
adalah Madya dan Purnama. Sehingga model untuk pengembangan Posyandu bagi
1). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan Madya adalah Intervensi yang dapat
2). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan purnama adalah : Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain: a). Sosialisasi program
dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat
tentang dana sehat. b). Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat
tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK.
Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat
pengurus Posyandu.
Pekanbaru Kota, apabila akan dikembangkan dan dibina terus agar mencapai
tingkatan Posyandu Madiri, maka intervensi yang harus dilakukan adalah bersifat
tersebut terus berjalan lancar dan sukses pada masa yang akan datang.
memberikan tujuan untuk jangka panjang dan dapat menjadi sarana mempeolah
A. Kekuatan (Strenghts)
dalam setiap kegiatan. Hal ini terlihat dari partisipasi kader di berbagai
B. Kelemahan (Weaknesses)
proses pelayanan harus dilakukan secara bergiliran. Di lain pihak, jumlah para
kader Posyandu masih terbatas dan diantara para kader Posyandu masih
banyak yang tidak aktif. Faktor yang menyebabkannya adalah kesibukan lain
Posyandu.
C. Peluang (Opportunities)
yang berasal dari APBD. Pada tahun 2007, pemerintah daerah telah
Posyandu, seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan lain-lain.
Selain itu, peluang pengembangan Posyandu dapat dilihat dari tingginya angka
kesehatan masyarakat.
D. Ancaman (Threaths)
Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan
telah banyak terdapat tempat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, mantri,
Dalam hal ini, masyarakat dapat memilih tempat pelayanan kesehatan yang
kesehatan terbaik semakin besar. Untuk itu, posyandu harus mampu bersaing
yang dapat diterapkan pada revitalisasi Posyandu yang dilaksanakan dan dibina.
Alternatif strategi tersebut disajikan dalam bentuk matrik pada Tabel 29.
jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang
belum aktif serta kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan
mengatasi kelemahan berupa kinerja Posyandu yang belum optimal dan waktu
dianggap lebih baik dan professional dapat dilakukan sehingga Posyandu tidak
ditinggalkan masyarakat
6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota
Kota Pekanbaru
Tambahan (PMT) secara kontinyu. PMT adalah suplai makanan tambahan yang
mengandung komposisi gizi yang baik bagi anak dan balita yang diberikan secara
gratis, seperti pemberian bubur kacang hijau, berbagai jenis sereal, susu dan
kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita serta penyuluhan ASI eksklusif
bagi ibu-ibu. Sasaran dari berbagai program ini adalah anak dan balita serta ibu
hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para ibu dalam meningkatkan gizi dan kesehatan keluarga.
memiliki sarana dan prasarana yang baik dan pemantauan Posyandu secara rutin
non materil. Alokasi dana yang bersumber dari APBD setempat sebaiknya tidak
hanya terbatas untuk honor kader, tetapi juga dalam pemenuhan sarana dan
terkait. Sasaran dari strategi ini adalah pembina Posyandu, para kader dan
posyandu agar kader dapat lebih terampil dan profesional dan dapat dilakukan
studi banding antar Posyandu. Hal ini terbukti dari sebagian besar kader belum
Kota tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela
posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara
Selain itu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi pun
kader. Hal ini dikarenakan masih minimnya minat masyarakat untuk menjadi
kader posyandu, sehingga jumlah kader tidak cukup untuk melayani masyarakat
dan masih rendahnya kemampuan kader. Program ini dapat terwujud melaui
ditujukan dari strategi tersebut adalah masyarakat, para kader dan pemerintah
daerah setempat.
Strategi ketiga adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Rekomendasi program
yang dapat dilakukan adalah penentuan jadwal program Posyandu secara lebih
teratur dan efektif sesuai kebutuhan. Penentuan jadwal yang jelas dan rutin dapat
pengisian dan pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin. Adanya kartu sehat pada
kartu sehat pada setiap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
7.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
belum baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan peran dan fungsi posyandu
berbagai pihak.
fungsi posyandu masih belum berjalan baik, sebagian besar kader belum
selain itu dengan jumlah kader yang belum cukup melayani masyarakat,
Posyandu
kesehatan.
rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita, penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-
program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan serta
masyarakat.
7.2. Saran
penyelenggaraan Posyandu.
Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursng Care (Edisi
ke-2). Philadelphia:J.B. Lippincontt Company
Frieman , M.M. 1998. Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut: Appleton Lange
Mile, B. Mattew dan Michael A Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif, Buku
Sumber tentang Metode-metode Baru (Edisi terjemahan oleh Tjetjep
Rohendi Rohidi), UI Press, Jakarta
Pusat Info Data Indonesia (PIDI), 2006. Peraturan Tentang Kependudukan dan
keluarga Sejahtera. PIDI. Jakarta.
Sadli M.1996. Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1966 (sebuah Studi Krisis
dan Komprehensif). Titrea Wacan Yogya.Yogyakarta.
Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Pendekatan Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedokteran
egc. Jakarta.
World Bank. 1993. The East Asian Miracle : Economic Growth and Public
Policy. World Bank, Washington, D.C.
Sumber Lain :
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otda No.411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni
2001 tentang Revitalisasi posyandu