Anda di halaman 1dari 107

STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM

RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA
KOTA PEKANBARU

DELFI MUKHTAR

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA TUGAS AKHIR “STRATEGI


REVITALISASI POSYANDU DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA,
KOTA PEKANBARU” ADALAH KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM
DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI
MANAPUN. SEMUA INFORMASI YANG BERASAL ATAU DISEBUTKAN
DALAM TEKS DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DIBAGIAN
AKHIR TUGAS AKHIR INI.

Bogor, Mei 2008

Delfi Mukhtar
A153050025
ABSTRACT

DELFI MUKHTAR. Revitalization Strategy to Increase Health Development in


Pekanbaru Kota Regency, Pekanbaru City. Under supervision of SUTARA
HENDRAKUSUMAATMADJA as Chief Supervisory Board and LUKMAN M.
BAGA as Member of Board

Quality of human resource is the main capital and investation in health


development. Health and education supported by economic sector become
development fondation affecting human resource’s quality of life. Posyandu is one
of the efforts of local government in increasing health development. The
functions of Posyandu are to increase health and empower people in receiving
basic health service. The aims of this reserch such as (1) assess function and work
ethic of Posyandu, (2) analyze strengths, weaknesses, opportunities, and threats
faced by Posyandu, (3) formulate the effective strategies and programs to
revitalize Posyandu. This research used qualitative method through SWOT
analysis. The analysis result indicated that some weaknessess in Pekanbaru Kota
Regency Posyandu, especially in basic health sercive and resources of Posyandu.
Alternative strategies recommended such as improve activities of Posyandu,
allocate regional budget to repair physical resources, empower cadre of Posyandu,
and increase Posyandu service.
RINGKASAN

DELFI MUKHTAR. Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka Meningkatkan


Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru.
Dibimbing oleh Sutara Hendrakusumaatmadja sebagai ketua dan LUKMAN M.
BAGA sebagai anggota komisi pembimbing.

Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama


atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan
pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang sangat mempengaruhi kualitas
hidup sumberdaya manusia.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan
kinerja posyandu) dalam sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya
manusia kader posyandu, koordinasi dalam penyelenggaraan posyandu, serta
evaluasi terhadap berbagai kekurangan dalam pelaksanaan posyandu sebagai
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di Kota Pekanbaru,
menganalisis Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Pekanbaru dalam hal
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, merancang strategi dan program
pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kota Pekanbaru yang tepat dan efektif.
Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif dengan analisis
SWOT. Hasil kajian melalui analisis SWOT menunjukkan kondisi posyandu di
Kecamatan Pekanbaru Kota secara keseluruhan belum baik, hal ini terlihat dari
pelaksanaan peran dan fungsi posyandu yang belum optimal. Kondisi ini
disebabkan oleh belum terwujudnya peran dan fungsi posyandu, sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan petugas
posyandu dalam mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama bagai
kesehatan ibu dan anak. Maka diperlukan dukungan moril, materil maupun
finansial dari berbagai pihak. Permasalahan posyandu di Kecamatan Pekanbaru
Kota adalah peran dan fungsi posyandu masih belum berjalan baik
Terdapat empat strategi prioritas dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di
Kecamatan Pekanbaru Kota. Pertama, meningkatkan kegiatan posyandu sesuai
dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya
masyarakat. Kedua, pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik
Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader Posyandu. Ketiga,
optimalisasi kinerja Posyandu. Empat, peningkatan pelayanan Posyandu sesuai
standar mutu pelayanan kesehatan.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah,; dan pengutipan
tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM
RANGKA MENINGKATKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA
KOTA PEKANBARU

DELFI MUKHTAR

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M. S
Judul Tugas Akhir : Strategi Revitalisasi Posyandu dalam Rangka
Meningkatkan Pembangunan Kesehatan di
Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru

Nama : Delfi Mukhtar

NIM : A. 153050025

Disetujui

Komisi Pembimbing

Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, M. Sc Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec


Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana


Manajemen Pembangunan Daerah

Dr. Ir. Yusman Syaukat, M. Ec Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M. S

Tanggal Ujian : 31 Mei 2008 Tanggal Lulus :


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena atas kekuatan
dari-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa
apa-apa yang penulis tuangkan dalam karya ilmiah ini adalah masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian penulis tetap berharap karya ilmiah yang sangat
sederhana ini nantinya dapat berguna untuk semua pihak dan menjadi tambahan
pengetahuan bagi yang ingin meneliti dalam masalah yang sama. Oleh karena itu,
penulis menyadari bahwa tulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan sesuai yang
diharapkan. Namun demikian, penulis berusaha dengan memohon kehadirat Allah
SWT agar senantiasa diberikan petunjuk dan kecerahan hati dalam penulisan
karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini penulis selesaikan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan penulis dan memperoleh gelar Magister Profesional
pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Tugas akhir ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa saya
menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor.
2. Bapak Gubernur Riau, H.M Rusli Zainal, SE, MP
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro,MS Dekan Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
4. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec Ketua Program Studi Manajemen
Pembangunan Daerah Sekolah Pasacasarjana IPB.
5. Bapak Ir. Sutara Hendrakusumaatmadja, MSc selaku Pembimbing I dan
Bapak Ir. Lukman M.Baga MAEc selaku Pembimbing II atas segala
bimbingan dan arahannya sehingga penulisan tesis ini bisa terselesaikan.
6. Terima kasih disampaikan kepada keluarga penulis yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan
ini.
7. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi kepada penulis sehingga tesis ini bisa diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya di masa yang akan datang. Semoga semua
yang telah dilakukan senantiasa menjadi ibadah untuk mencapai Ridho Allah
SWT. Amin.

Bogor, Mei 2008

Delfi Mukhtar
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekanbaru tanggal 9 Januari 1951 yang merupakan


anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Muckhtar Saleh (alm) dan Asniar
(almh).
Pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Pekanbaru, lulus tahun 1963. Sekolah
menengah lanjutan di SMPN 1 Pekanbaru, lulus tahun 1966. Sekolah menegah
atas di SMUN 2 Pekanbaru, lulus tahun 1969. Menyelesaikan pendidikan
Diploma III pada tahun 1974 dengan Jurusan Hukum di Universitas Islam Riau.
Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Jurusan Hukum Universitas Islam Riau
Tahun 1982. Pada tahun 2005, melanjutkan Studi Pasca Sarjana di Magister
Profesional Manajemen Pembangunan Daerah Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, lulus tahun 2008. Penulis hingga saat ini tercatat sebagai
Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau sebagai Wakil Kepala Dinas
Pendapatan Provinsi Riau.
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii


DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Kajian.......................................................................... 6
1.4 Kegunaan Kajian.......................................................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu .................................. 8
2.1.1. Lingkungan ........................................................................................ 9
2.1.2. Keluarga ............................................................................................. 11
2.2 Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu ............................................ 12
2.3 Peran dan Pengelolaan Posyandu................................................................. 16

III METODE KAJIAN


3.1. Kerangka Pemikiran..................................................................................... 21
3.2. Operasional Penelitian ................................................................................. 22
3.3. Lokasi dan waktu Kajian.............................................................................. 23
3.4. Sasaran Kajian dan Teknik Sampling .......................................................... 23
3.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data .......................................................... 24
3.6. Analisis Data ................................................................................................ 27
3.7. Metode Penyusunan Strategi Revitalisasi Posyandu.................................... 29

IV GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN


4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian................................................................. 30
4.1.1 Keadaan Geografis .............................................................................. 30
4.1.2 Keadaan Penduduk.............................................................................. 30
4.1.3 Tingkat Pendidikan ............................................................................. 32
4.1.4 Lapangan Pekerjaan ............................................................................ 34

V POSYANDU DIKECAMATAN PEKANBARU KOTA


5.1 Posyandu Di Kecamatan Pekanbaru Kota.................................................... 39
5.2 Kajian Revitalisasi Posyandu ...................................................................... 51
5.3 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu ................................................ 56
5.3.1. Penimbangan Bayi ............................................................................ 56
5.3.2. Kader Posyandu ................................................................................. 58
5.3.3. Kartu Menuju Sehat (Buku KIA)....................................................... 63
5.3.4. Ibu Mengikuti Pogram KB................................................................. 65
5.3.5. Pengunjung Posyandu untuk Imunisasi ............................................. 68
5.3.6. Dana Bantuan Posyandu ................................................................... 69
5.3.7. Program Tambahan ............................................................................ 73
5.4. Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota................ 76
VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
6.1 Identifikasi SWOT Pada Revitalisasi Posyandu
di Kecamatan Pekanbaru Kota ..................................................................... 80
6.2 Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu ................................... 83
6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di
Kecamatan Pekanbaru Kota ......................................................................... 86

VII KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan .................................................................................................. 90
7.2 Saran............................................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat

penting, karena pembangunan sosial merupakan tolak ukur yang paling baik untuk

menggambarkan manfaat pembangunan ekonomi. Indikator-indikator

pertumbuhan ekonomi tidak akan berarti banyak jika tidak melihat indikator sosial

dan terdapat hubungan yang erat antara indikator ekonomi dan sosial, contoh

kenaikan tingkat kesehatan dan gizi masyarakat akan meningkatkan efisiensi &

produktivitas. Sumber daya manusia sebagai perwujudan nyata peningkatan taraf

hidup masyarakat tersebut.

Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama

atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan

pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang sangat mempengaruhi kualitas

hidup sumberdaya manusia. UNDP Report 2003 menunjukkan bahwa pada tahun

2002, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menduduki peringkat 112

dari 175 negara di dunia dan merupakan yang terendah diantara negara-negara

kawasan Asia Tenggara.

Salah satu upaya dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia adalah

optimalisasi potensi tumbuh-kembang anak. Upaya tersebut dapat dilaksanakan

secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat

seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien, serta menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu

menyusui dan ibu nifas.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,

utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah

banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan

dan umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara

bermakna. Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup serta 60/1000

kelahiran hidup maka pada tahun 2003 AKI turun menjadi 337/100.000 kelahiran

hidup, sedangkan AKB turun menjadi 45/1000 kelahiran hidup. Sementara itu,

umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun 1970 menjadi

66,2 tahun pada tahun 2000 (Budimana, 2005).

Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat menggembirakan,

karena di setiap desa/Kelurahan ditemukan sekitar 3 – 4 Posyandu. Pada saat

Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000

Posyandu. Pada tahun 2004, jumlah Posyandu meningkat menjadi 245.154.

Namun demikian, ditemukan masih banyak masalah pada aspek kualitas, yaitu

dalam hal kelengkapan sarana dan keterampilan kader yang belum memadai.

Departemen Kesehatan tahun 2004 mencatat beberapa permasalah

Posyandu, antara lain :


(1) hanya sekitar 40 persen dari jumlah Posyandu yang ada, dapat menjalankan

fungsi dengan baik;

(2) lebih dari separuh Posyandu, tidak memiliki peralatan memadai;

(3) sebagian besar Posyandu tidak memiliki tempat pelayanan yang layak karena

menyelenggarakan kegiatan di gudang, garasi, atau rumah penduduk.

Disamping itu pembinaan terhadap Posyandu masih belum merata;

(4) sebagaian besar Posyandu, belum memiliki jumlah kader yang cukup bila

dibandingkan dengan jumlah sasaran dan hanya 30 persen kader yang telah

terlatih;

(5) sebagian besar kader belum mampu mandiri, karena sangat tergantung dengan

petugas Puskesmas sebagai pembina, dan sementara itu, penghargaan terhadap

kader masih rendah;

(6) cakupan Posyandu masih rendah, untuk balita yang sebagian besar adalah anak

usia di bawah dua tahun, cakupannya masih dibawah 59 persen sedangkan

untuk ibu hamil cakupannya hanya sekitar 20 persen;

(7) hampir 100 persen ibu menyatakan pernah mendengar Posyandu, namun yang

hadir pada saat kegiatan Posyandu kurang dari separuhnya.

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, Pemerintah Daerah

Provinsi Riau menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Riau tahun

2005-2010 Bidang Kesehatan. Arah kebijakan ini mengutamakan upaya preventif

dan promotif, serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang

kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan keluarga dan masyarakat


dalam bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu sebagai ujung

tombak penciptaan lingkungan kesehatan keluarga dan pencegahan dini.

Pemerintah Kota Pekanbaru memberi perhatian besar terhadap

pengembangan Posyandu. Hal ini dapat terlihat dari upaya Pemerintah Kota

Pekanbaru dalam mengembangkan kembali Posyandu dengan memberikan

insentif kepada para kader posyandu Rp 100.000/bulan dan bantuan dana

operasional kader Rp 350.000/bulan. Pada tahun 2007, pemerintah Kota

Pekanbaru telah menganggarkan anggaran untuk pengembangan posyandu Rp

567.500.000. Adapun bentuk kegiatan berupa pelayanan kesehatan, seperti

pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, dan berbagai imunisasi. Namun,

diperlukan berbagai upaya revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

untuk mencapai kinerja yang semakin baik di masa yang akan datang.

1.2 Perumusan Masalah.

Kesehatan masyarakat merupakan bagian terpenting dari tujuan

pembangunan nasional. Hal ini terlihat dari salah satu seruan Presiden Republik

Indonesia menyatakan perlunya meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu

upaya peningkatan kesehatan masyarakat adalah peningkatan kesadaran untuk

mewujudkan lingkungan dan keluarga yang sehat. Posyandu merupakan wadah

awal bagi pembinaan kesehatan lingkungan. Namun, krisis ekonomi yang

berkepanjangan sejak tahun 1997 mempengaruhi kinerja Posyandu yang turun

secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi dan kesehatan

masyarakat, terutama masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan

ibu hamil serta menyusui.


Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah telah mengambil langkah kebijakan

dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/1116/SJ

tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu, yaitu suatu upaya untuk

meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu. Secara garis besar tujuan Revitalisasi

Posyandu adalah : (1) terselenggaranya kegiatan Posyandu secara rutin dan

berkesinambungan; (2) tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader

melalui advokasi, orientasi, pelatihan atau penyegaran; dan (3) tercapainya

pemantapan kelembagaan Posyandu.

Tujuan utama Revitalisasi Posyandu dalam pelaksanaannya memang belum

berjalan secara baik dan lancar, demikian juga dalam penentuan sasaran

Revitalisasi Posyandu. Sasaran Revitalisasi Posyandu di Pekanbaru belum

menjangkau keseluruhan Posyandu. Dikarenakan keterbatasan anggaran, sasaran

tersebut masih diutamakan pada Posyandu yang sudah tidak aktif dan berada

dalam golongan penduduk miskin.

Pelaksanaan kegiatan Posyandu berupa kegiatan utama dan kegiatan

tambahan/kegiatan baru belum terlaksana dengan baik, dalam arti cakupannya

belum mencapai di atas 50 persen, serta sumberdaya fisik dan manusia yang

tersedia belum mendukung. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Riau

pada tahun 2003, dari 10.767 anak yang ditimbang masih terdapat 114 anak

dengan kasus gizi buruk yang ditemukan di Kota Pekanbaru. Maka dari uraian

diatas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota?

2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Posyandu di

Kecamatan Pekanbaru Kota?


3. Bagaimana strategi revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif ?

4. Bagaimana program pelaksanaan revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif

di Kecamatan Pekanbaru Kota?

1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian

Tujuan umum kajian ini adalah mengkaji apakah kegiatan Posyandu yang

berada di kota Pekanbaru telah dilakukan secara rutin dan berkesinambungan serta

melihat sejauh mana peran kelembagaan Posyandu dalam mengatasi masalah

kesehatan keluarga di lingkungan warga sekitar. Selain itu, Posyandu merupakan

upaya preventif dalam mewujudkan kesehatan keluarga dan upaya untuk

mendukung program strategis Pemerintah Provinsi Riau yaitu mengentaskan

kebodohan dan kemiskinan masyarakat dalam rangka mendukung program K2I

(Kemiskinan dan Kebodohan dan Infrastruktur).

Tujuan khusus kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji kondisi Posyandu saat ini (fungsi dan kinerja posyandu) dalam

sistem organisasi dan tata kerja Posyandu, sumber daya manusia kader

posyandu, koordinasi dalam penyelenggaraan posyandu, serta evaluasi

terhadap berbagai kekurangan dalam pelaksanaan posyandu sebagai

penyelenggaraan upaya kesehatan dasar bagi masyarakat di Kota Pekanbaru.

2. Menganalisis Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Pekanbaru dalam hal

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

3. Merancang strategi dan program pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kota

Pekanbaru yang tepat dan efektif.


1.4. Kegunaan Kajian

Kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyusun rumusan yang tepat mengenai

Revitalisasi Posyandu. Hal ini dikarenakan keberhasilan peran Posyandu di massa

yang akan datang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya di bidang kesehatan masyarakat sehingga dengan tingkat kesehatan

masyarakat yang baik Pemerintah Kota Pekanbaru akan memikirkan sektor lain

untuk kesejahteraan masyarakatnya. Bagi penulis, kajian ini dapat menjadi sarana

pengembangan wawasan dalam menganalisa suatu masalah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor-faktor Pendukung Pengembangan Posyandu

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan suatu forum komunikasi,

alih teknologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat

yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak

dini. Langkah–langkah pembentukan Posyandu diantaranya : (1) pertemuan lintas

program dan lintas sektoral tingkat kecamatan; (2) survey mawas diri yang

dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan

Keluarga Berencana (KB); (3) musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil

survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, serta biaya posyandu; (4)

pemilihan kader Posyandu; (5) pelatihan kader Posyandu; dan (6) pembinaan.1

Sasaran Posyandu meliputi bayi/balita, ibu hamil/ibu menyusui, serta Wanita Usia

Subur (WUS) dan Pria Usia Subur (PUS).

Keberadaan Posyandu sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat dapat

bertidak sebagai pelaksana sekaligus pihak yang memperoleh pelayanan

kesehatan dalam Posyandu.

Pengembangan mutu pengelolaan Posyandu memerlukan koordinasi dan

keterpaduan pembinaan pada semua tingkatan pemerintah. Adapun faktor-faktor

utama yang mendukung pengembangan posyandu adalah lingkungan dan

keluarga.

1
. http://library.usu.ac.id oleh Nasap Sembiring dalam Artikel Posyandu sebagai Saran Peran
Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat diakses tanggal 27 Juni
2008.
2.1.1. Lingkungan

Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi

perkembangan, keyakinan, dan perilaku masyarakat. Lingkungan dipandang

sebagai suatu totalitas kehidupan masyarakat dengan budaya. Ada tiga bentuk

lingkungan, yaitu lingkungan fisik, sosial dan simbolik 2). Ketiga bentuk

lingkungan tersebut berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya

tertentu.

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau lingkungan yang diciptakan

oleh manusia, seperti daerah khatulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan

iklim tropis 3). Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu misalnya

bentuk rumah di daerah panas yang memiliki banyak lubang agar angin bayak

masuk, begitu juga rumah di daerah dingin yang bentuk rumahnya tertutup rapat.

Padahal budaya tersebut tidak perlu diikuti oleh masyarakat diperdesaan maupun

diperkotaan, karena pola budaya lingkungan tersebut dapat menimbulkan penyakit

seperti infeksi saluran pernapasana akut pada balita dan ini banyak terjadi pada

balita di Indonesia di daerah perkotaan 4). Sementara masyarakat banyak

menyatakan dan memberikan keyakinan respons masyarakat terhadap ligkungan

baru, seperti rumah sakit dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang

diyakini oleh masyarakat itu sendiri 5), oleh karena itu lingkungan akan

mempengaruhi masyarakat dalam memberkan nilai perubahan terhadap keinginan

pencapaian kesehatan lingkungan yang lebih baik.

2
. Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursing Care (Edisi ke-2).
Philadelphia: J. B. Lippincontt Company, hal 5.
3
. Ibid. Hal 6.
4
. Departemen Kesehatan RI. 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI, hal 12.
5
. Kozier, B. & Erb, G. 1995 Fundamentals of Nursing: Process and Practice, California, Guming
Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh Fadillah) hal.35
Lingkungan Sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan

dengan sosialisasi individu atau kelompok masyarakat yang lebih baik dan lebih

luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja atau tempat ibadah

lainnya. Di dalam lingkungan sosial, individu harus mengikuti struktur dan

aturan-aturan yang berlaku dilingkungan tersebut 6). Keluarga adalah tempat

pertama kali manusia atau masyarakat berinteraksi dan dipandang sebagai pilar

utama untuk mencapai keberhasilan masyarakat bersosialisasi dengan lingkungan

yang lebih besar.

Keberhasilan masyarakat bersosialisasi di dalam keluarga merupakan

pengalaman yang digunakan untuk bersosialisasi dengan kelompok lain seperti

bagaimana keluarga mendapat pengalaman dari posyandu yang mampu

memberikan pengetahuan kesehatan dasar dan tindakan preventif dalam kesehatan

anak dan ibu hamil maka masyarakat tersebut akan melakukan sosialisasi antar

individu baik di rumah maupun dilingkunganya berada.

Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang

menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat

hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan 7). Penggunaan lingkungan simbolik

bermakna bahwa individu memiliki tenggang rasa dengan kelompoknya, seperti

penggunaan bahasa pengantar, identifikasi nilai-nilai dan norma, serta

penggunaan bahasa seperti pemakian ikat kepala, kalung, anting, telepon, hiasan

dinding, atau slogan-slogan 8).

6
. Andrew. Op.cit hal 15
7
. Op.cit hal 27
8
. Op-cit hal 31
2.1.2. Keluarga

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

meningkatkan derajat kesehatan komunitas 9). Apabila setiap keluarga sehat akan

tercipta komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu

angota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Masalah

Kesehatan yang dialami yang dialami oleh sebuah keluarga dapat mempengaruhi

sistem keluarga tersebut dan mempengaruhi komunitas setempat, bahkan

komunitas global. Sebagai contoh, apabila ada seseorang anggota keluarga yang

menderita penyakit demam berdarah, nyamuk sebagai faktor penyebab dapat

menggigit keluarga tetangganya. Hal tersebut dapat mempengaruhi sistem

keluarga dan mempengaruhi komunitas tempat keluarga tersebut menetap.

Membangun Inonesia sehat harus membangun masyarakat Provinsi Sehat,

kemudian masyarakat kabupaten/kota yang sehat dan yang terkecil adalah dimulai

dengan membangun keluarga sehat sesuai dengan budaya keluarga.

Keluarga adalah sebagai dua atau lebih individu yang berganbung karena

hubungan darah, perkawinan, atau adopsi 10). Selain itu keluarga adalah dua atau

lebih individu yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi

pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mendefinisikan diri

mereka sebagai bagian dari keluarga 11). Definisi lain keluarga adalah dua orang

atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan berperkawinan yang sah, mampu

memenuhi kebutuhan hidup spritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada

9
. Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedoktean egc. Jakarta.
10
. Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta
11
. Frieman , M.M. 1998. Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut : Appleton Lange hal-22
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga

dan masyarakat serta lingkungannya 12).

Peran keperawatan dalam keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk

membangun keluarga sehat dengan budayanya. Keterawatan keluarga berperan

sebagai pemberi asuhan dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan demikian

keluarga akan mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan pada anggota

keluarga dengan mengantisipasi kondisi buruk kesehatan keluarga. Dengan

demikian, apabila keluarga tersebut mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak

datang ke pelayanan kesehatan dalam kondisi yang sudah kronis. Keterawatan

kesehatan keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberdayaan

kesehatan keluarga sehingga tercapai menwujudkan masyarakat yang sehat seperti

tercapaiya Indonesia Sehat 2010 13). Program pemerintah dalam pemberdayaan

keluarga di bidang kesehatan harus terus mengikutsertakan dan memberdayakan

Program Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai kelembagaan non pemerintah

yang memiliki peran penting dalam mewujudkan keluarga sehat tentunya

dilaksanakan dengan melibatkan peran serta aktif semua keluarga dilingkungan

posyandu tersebut.

2.2. Kondisi Umum dan Perkembangan Posyandu

Perkembangan Posyandu dari tahun ke tahun semakin meningkat dan telah

memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang semakin menurun diikuti dengan semakin

meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) penduduk. Hal ini dapat dilihat dan

12
. BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta. Hal.13
13
. Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan, 1994-1999.
Angka Kematian Ibu (AKI) pada periode tahun 1995-2003 terjadi penurunan

sekitar 36/100.000, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sekitar 15/1000 kelahiran

hidup. Sedangkan umur harapan hidup rata-rata pada periode 1970-2000

meningkat sekitar 21,2 persen14).

Perkembangan Posyandu juga dapat dilihat dari jumlah Posyandu pada

periode tahun 1986 – 2004 yang semakin meningkat, hampir sepuluh kali lebih

banyak dari tahun sebelumnya yaitu bertambah sebanyak 220.154 Posyandu.

Secara kuantitas, karena masih banyak ditemukannya permasalahan Posyandu dari

aspek kualitas yaitu :

(1) Masih kurang berfungsinya peran Posyandu hal ini disebabkan karena masih

banyaknya keterbatasan dana yang dimiliki oleh masing posyandu dalam

mensosialisasikan peran dan kegiatan posyandu ditengah lingkungan

masyarakat.

(2) Tidak lengkap/belum memadai sarana dan prasarana yang ada karena masih

kurangnya perhatian pemerintah setempat dalam memenuhi kebutuhan

posyandu.

(3) Masih rendahnya sumberdaya manusia (pengelola/pengurus Posyandu, kader

Posyandu), hal ini dikarenakan masih kurang intensifnya pembinaan maupun

pelatihan bagi kade-kader posyandu, disamping kader-kader posyandu

tersebut juga rata-rata latar belakang pendidikannya bukan yang berhunungan

dengan pelayanan kesehatan maupun palayanan medis.

(4) Masih rendahnya cakupan Posyandu, partisipasi masyarakat, kreativitas,

motivasi pengelola/pengurus Posyandu dan masyarakat terhadap keberadaan

Posyandu disamping karena posyandu hanya untuk lingkungan Rukum Warag

(RW) juga masih rendahnya insentif yang diberikan pemerintah setempat

14
. Departemen Kesehatan, 2005, Menuju Indonesia Sehat, Jakarta.
kepada kader-kader posyandu, sehingga walaupun jumlahnya bertambah

namun sisi pengelolaan dan manajemennya masih sangat terbatas dan

ketergantungan kepada Puskesman yang ada di kecamatan.

Adanya permasalahan dari kualitas Posyandu, maka pemerintah telah lama

melakukan upaya untuk mengatasinya dengan mengeluarkan Instruksi Menteri

Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu

Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk

meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu yang merupakan tanggung jawab

bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda)

Pengelolaan Posyandu yang dilakukan oleh satu kelompok kerja

Operasional (Pokjanal) Posyandu di Provinsi Riau telah dilakukan sesuai dengan

arahan dan kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Hal ini dapat dilihat dari

pelaksanaan kegiatan Posyandu dan kinerja dari masing-masing personal yang ada

didalam struktur organisasi Posyandu tersebut. Kegiatan Posyandu terdiri dari:

a) Kegiatan utama yaitu:

(1) Kesehatan Ibu dan Anak;

(2) Keluarga Berencana (KB);

(3) Imunisasi;

(4) Gizi;

(5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare.

b) Kegiatan Pengembangan /tambahan disamping 5 kegiatan utama yang telah

ditetapkan, maka dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan

Posyandu dengan kegiatan baru seperti : perbaikan kesehatan lingkungan,

pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan


masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama

Posyandu Plus.

Penambahan kegiatan Posyandu sebaiknya dilakukan apabila 5 (lima)

kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik, dalam arti cakupannya diatas 50

persen, serta tersedia sumberdaya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru

harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil

Survei Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui Forum Musyawarah

Masyarakat Desa (FMMD). Tetapi dalam kenyataannya salah satu kegiatan utama

Posyandu yaitu masalah gizi masyarakat belum menunjukkan hasil yang baik,

yaitu dengan masih adanya kasus gizi buruk yang ditemukan di beberapa daerah

Provinsi Riau.

Meskipun demikian, kegiatan tambahan Posyandu telah banyak

diselenggarakan antara lain :

1). Bina Keluarga Balita;

2). Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA);

3). Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri,

pertusis, tetanus neonatorum;

4). Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD);

5). Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa(UKGMD);

6). Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-

PLP);

7). Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan

perkarangan melaui Taman Obat Keluarga (TOGA);


8). Kegiatan ekonomi produkti, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga (UP2K), Usaha Simpan Pinjam;

9). Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

2.3. Peran dan Pengelolaan Posyandu

Peran dan fungsi Posyandu adalah : (1) sebagai wadah pemberdayaan

masyarakat dalam alih informasi dan ketrampilan dari petugas kepada masyarakat

dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan

AKB; (2) sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama

berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

Untuk menguji kinerja dari posyandu, diperlukan pengetahuan tentang

struktur organisasi yang ada didalam pelaksanaan Posyandu tersebut. Struktur

organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat

pembentukkan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga

dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan

kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,

sekretaris, dan bendahara dan kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.

Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah

(Kelurahan/desa atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu

unit/kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan

masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang

ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola

posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola posyandu,

disepakati dalam unit/kelompok pengelola posyandu bersama masyarakat


setempat. Contoh alternatif bagan kepengurusan pengorganisasian Posyandu di

desa/kelurahan atau sebutan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Pembina
1.Kepala Kelurahan
2.Ketua PKK Kelurahan

Posyandu
(yang ada di
RW)

Kader Posyandu Kader Posyandu Kader Posyandu

Sumber : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005

Gambar 1. Bagan Organisasi Posyandu

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah

pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari

seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara. Kriteria pengelola

Posyandu antara lain :

1). Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat;

2). Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi

masyarakat;

3). Bersedia bekerja sebagai kader posyandu secara sukarela (insentif yang

terbatas)

Kader Posyandu dipilih oleh pengurus posyandu dari anggota masyarakat

yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan

Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara


sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai berikut : a) diutamakan

berasal dari anggota masyarakat setempat; b) dapat membaca dan menulis huruf

latin; c) mempunyai jiwa pelopor, pembaharuan dan penggerak masyarakat; d)

bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.

Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan, karena kesibukan

yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif

secara sukarela sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan

peranan kader Posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang

bekerja secara purna/paruh waktu sebagai kader Posyandu dengan mendapat

imbalan khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat. Kriteria

tenaga profesional antara lain sebagai berikut : a) diutamakan berasal dari anggota

masyarakat setempat; b) berpendidikan sekurang-kurangnya SMP; c) bersedia dan

mau bekerja secara purna/ paruh waktu untuk mengelola Posyandu.

Evalusi pelaksanaan Posyandu dilakukan melalui penelaahan pembentukan

dan pemantaun kegiatan Posyandu. Menurut Budiman (2005), pembentukan dan

pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Pemilihan pengurus dan kader posyandu

b) Orientasi pengurus dan pelatihan kader posyandu

c) Pembentukan dan peresmian posyandu

d) Penyelenggaraan dan pemantauan kegiatan posyandu

Dana sehat adalah dana yang berasal dari sumbangan sukarela masyarakat

(dapat dalam bentuk sumbangan natural), dikelola oleh masyarakat serta

dimanfaatkan untuk membiayai program-program kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya termasuk membiayai penyelenggaraan Posyandu Program dana


sehat dibedakan dengan iuran peserta Posyandu. Sumber dana sehat adalah

seluruh anggota masyarakat di wilayah kerja Posyandu, sedangkan sumber dana

iuran peserta adalah masyarakat pengunjung Posyandu.

Dana sehat tidak sama dengan asuransi kesehatan yang untuk Indonesia

dibedakan atas 2 macam yakni yang bersifat wajib seperti yang tercantum dalam

UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang disebut

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta yang bersifat sukarela seperti yang

tercantum dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang disebut Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) 15).

Pada dana sehat iuran dari masyarakat bersifat sukarela, sesuai dengan

kondisi, kemampauan, ditetapkan berdasarkan musyawarah serta tidak mengikat.

Program dana sehat termasuk dalam kelompok program pembiayaan asyarakat

mandiri (community self financing) yang peruntukkannya terutama untuk

membiayai program-program kesehatan masyarakat (public goods) sesuai

kesepakatan masyarakat setempat. Dana sehat dapat juga dipakai untuk

membiayai pelayanan medik anggota masyarakat yang membutuhkan. Tetapi

sifatnya hanya bantuan bukan menanggung pembiayaan secara keseluruhan.

Sedangkan pada asuransi kesehatan, untuk menjadi peserta harus membayar

iuran secara berkala dalam jumlah tertentu esuai dengan nilai premi yang

peruntukannya terutama untuk membiayai pelayanan medik (private goods) bagi

peserta sendiri.

Pengaturan dan pembembinaan kesehatan kepada masyarakat sepenuhnya

menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyiapkan sarana kesehatan dan

15
. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menciptakan warga masyarakat yang sehat, seperti tertuang dalam pasal pasal 6

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan berbunyi Pemerintah

bertugas mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan.

Pelaksanaan revitalisasi posyandu tidak dapat berjalan seperti yang

diharapkan sesuai tujuan dan sasaran program baik bagi masyarakat, pengelolaan

posyandu, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya, apabila faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada tidak teridentifikasi dengan

baik 16). Untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dapat digunakan analisis

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats).

Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Prinsipnya

analisis SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan

ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) guna menetapkan

formulasi strategi (perencanaan strategis) dalam upaya menyusun jangka panjang.

Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel.1. Matriks SWOT

Strenghts (S) Weaknesses (W)


Faktor internal
Daftar kekuatan Daftar kelemahan
Faktor eksternal
internal internal

Opportunities (O)
Strategi SO Strategi WO
Daftar peluang eksternal

Threats (T)
Daftrar ancaman Strategi ST Strategi WT
eksternal

16
. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta
III. METODE KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan,

inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

masyarakat Kota Pekanbaru, adapun kerangka pemikiran dalam rangka revitalisasi

posyandu di kota Pekanbaru, khususnya di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat

dilihat dalam Gambar 2.

Posyandu salah satu upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia

¾ Penurunan status gizi dan kesehatan masyarakat


¾ Keterbatasan sumberdaya Posyandu

Pelayanan Posyandu :
1. Kader
2. Sarana
3. Dana Analisis Deskriptif

Evaluasi pelaksanaan
Posyandu
Analisis
Strengths,
Weaknesses,
Rancangan strategi Opportunities
dan program dan Threats
revitalisasi Posyandu (SWOT)

Rekomendasi strategi dan progam revitalisasi

Gambar 2. Kerangka Pemikiran


Kajian ini dilatarbelakangi oleh peranan kesehatan sebagai salah satu

komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Posyandu adalah upaya

peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Pelaksanaan Posyandu di Kecamatan

Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru masih menghadapi beberapa permasalahan.

Permasalah utama yang perlu mendapat perhatian, yaitu penurunan status gizi dan

kesehatan masyarakat, serta keterbatasan sumberdaya Posyandu yang meliputi

sumberdaya fisik dan sumberdaya manusia.

Metode yang digunakan dalam kajian ini merupakan metode kualitatif.

Pelayanan Posyandu dalam hal kader, sarana, dan dana dianalisis melalui analisis

deskriptif. Selanjutnya, evaluasi pelaksanaan dan rancangan strategi, serta

program revitalisasi Posyandu dijelaskan melalui analisis Strengths, Weaknesses,

Opportunities dan Threats (SWOT). Hasil kajian ini diharapkan dapat melahirkan

rekomendasi strategi dan program revitalisasi Posyandu yang tepat dan efektif.

3.2. Operasional Penelitian

Revitalisasi adalah upaya untuk mengadakan perbaikan dan menganalisis sistem

pelaksanaan posyandu agar pelaksanaannya benar-benar sesuai dengan harapan

dan memberikan manfaat untuk mewujudkan derajat kesehatan keluarga dalam

tahap awal ditingkat paling dasar sebagai upaya preventif dalam mewujudkan

derajat keluarga sehat.


Tabel 2. Kajian Variabel

Sasaran Variabael Dimensi Indikator


Strategi Fungsi dan Kinerja Mengkaji dan 1. Pembentukan & Pemantauan posyandu
Revitalisasi Posyandu Menelaah 2. Pemilihan pengurus kader posyandu
Posyandu Posyandu 3. Orientasi pengurus
4. Pembentukan & peresmian posyandu
5. Penyelenggaraan & pemantauan
kegiatan posyandu
Strategi Tingkat Pengkajian 1. Frekuensi penimbangan bayi
Revitalisasi Perkembangan 2. Rerata kader tugas
Posyandu Posyandu 3. Cakupan kumulatif KIA
3. Cakupan Kumulatif KB
4. Cakupan kum.Imunisasi
5. Cakupan dana sehat

3.3. Lokasi dan waktu Kajian

Lokasi kajian ini adalah Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru

Provinsi Riau dengan alasan kecamatan ini yang mempunyai kriteria posyandu

pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri sehingga

tujuan dan manfaat kajian tercapai. Kajian direncanakan selama dua bulan sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan.

3.4. Sasaran Kajian dan Teknik Sampling

Sasaran dari kajian ini adalah posyandu yang berada di Kecamatan

Pekanbaru Kota yaitu seluruh Kelurahan yang berada di Kecamatan Pekanbaru

Kota (6 Kelurahan) yaitu Kelurahan Simpang Empat, Kelurahan Sumahilang,

Kelurahan Tanah Datar, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Sukaramai dan

Kelurahan Kota Tinggi. Sasaran kajian merupakan sampel kajian, yang ditentukan

dengan menggunakan metode purposive sampling (dipilih secara sengaja). Hasil

dari pra-survei, maka ada beberapa pertimbangan memilih Posyandu yang berada

di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sampel kajian, adalah : 1). Kecamatan


Pekanbaru Kota merupakan wilayah pelaksanaan program Revitalisasi Posyandu;

2). Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota sudah memiliki tingkatan

perkembangan; 3). Pengunjung Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota sebagian

besar penduduknya tergolong miskin yang merupakan sasaran utama program

Revitalisasi Posyandu; 4). Kondisi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

masih harus terus dilakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah baik

dapat dipertahankan.

3.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data kajian yang dikumpulkan pada kajian ini meliputi data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, kemudian ditabulasi

dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode yang telah ditentukan.

Analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat

indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat

perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator kajian untuk tiap

peringkat Posyandu dapat dilihat pada uraian Tabel 3.


Tabel 3. Daftar Penilaian Indikator Kegiatan Posyandu

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri


1 Frekuensi Penimbangan Tidak Cukup Rutin Rutin
Rutin Rutin
2 Rerata kader tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5
3 Rerata cakupan D/S (%) <50 ≤50 >50 >50
4 Cakupan kumulatif KIA <50 ≤50 >50 >50
(%)
5 Cakupan kumulatif KB <50 ≤50 >50 >50
(%)
6 Cakupan kumulatif <50 ≤50 >50 >50
imunisasi (%)
7 Program tambahan - - + +
8 Cakupan dana sehat (%) <50 <50 <50 >50
Sumber : Budiman, 2005.

Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan

prioritas program tersebut. Apabila prioritas program imunisasi di suatu daerah

adalah campak, maka indikator cakupan imunisasi yang digunakan adalah

cakupan imunisasi campak. Apabila prioritas program KIA adalah kunjungan

antenatal pertama (K1) maka indikator cakupan KIA yang digunakan adalah

cakupan K1. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan

seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat

perkembangan Posyandu. Secara sederhana dapat diuraikan indikator masing-

masing pengkajian tingkat perkembangan posyandu sebagai berikut :

a). Frekuensi penimbangan, yaitu bayi yang ditimbang setiap kunjungan ke

posyandu, dengan range penilaian tingkat perkembangan posyandu < 8 dan

> 8. Posyandu digolongkan Pratama jika frekuensi penimbangan <8 (tidak

rutin), Posyandu digolongkan Madya jika frekuensi penimbangan ≤ 8 (cukup

rutin), Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika frekuensi

penimbangan >8 (rutin),


b). Rerata petugas kader, yaitu jumlah kader posyandu yang bertugas di

posayandu, dengan range < 5 dan ≥ 5. Posyandu digolongkan Pratama jika

Rerata petugas kader <5, Posyandu digolongkan Madya jika Rerata petugas

kader ≤ 5, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika Rerata petugas

kader >5,

c). Cakupan kumulatif KIA, yaitu jumlah Balita yang mempunyai kartu menuju

sehat (buku KIA), dengan range < 50 persen dan ≥ 50 persen. Posyandu

digolongkan Pratama jika cakupan kumulatif KIA <50 persen, Posyandu

digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KIA ≤ 50 persen, Posyandu

digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA >50 persen,

d). Cakupan kumulatif KB, yaitu jumlah ibu yang berkunjung ke posyandu untuk

program KB, dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama

jika cakupan kumulatif KB <50 persen, Posyandu digolongkan Madya jika

cakupan kumulatif KB ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan

Mandiri jika cakupan kumulatif KB >50 persen,

e). Cakupan kumulatif imunisasi, yaitu jumlah pengunjung posyandu untuk

imunisasi, dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan Pratama

jika cakupan kumulatif imunisasi <50 persen, Posyandu digolongkan Madya

jika cakupan kumulatif imunisasi ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan

Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen,

f). Cakupan dana sehat, yaitu jumlah dana bantuan dari donatur, Pemda, dll,

dengan range < 50% dan ≥ 50%. %. Posyandu digolongkan Pratama, Madya

dan Purnama jika cakupan dana sehat <50 persen, Posyandu digolongkan

Mandiri jika cakupan kumulatif imunisasi >50 persen,


g). Program tambahan, yaitu program diluar program utama dengan indikator ada

(+) atau tidak ada (-), dengan range < 50% dan ≥ 50%. Posyandu digolongkan

Pratama dan Madya jika tidak memiliki program tambahan, dan Posyandu

digolongkan Purnama dan Mandiri jika memiliki program tambahan.

2. Untuk mengkaji Revitalisasi Posyandu maka perlu mengetahui dan menelaah

pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu. Pembentukan dan

pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :

a). Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu

b). Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu

c). Pembentukan dan Peresmian Posyandu

d). Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu

3. Untuk menyusun strategi revitalisasi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota,

Kota Pekanbaru menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Untuk menentukan

strategi revitalisasi posyandu yang didasarkan atas kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman, maka analisis SWOT dapat digunakan 17).

3.6. Analisis Data

Adapun alat yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini

adalah metode analisis SWOT . Unit basis yang digunakan adalah Posyandu.

17
. Rangkuti, 2002, Analisis SWOT, CV. Gramedia, Jakarta
Tabel 4. Teknik Analisis SWOT

Faktor internal Strenghts (S) Weaknesses (W)


Daftar kekuatan Daftar kelemahan
Faktor eksternal internal internal
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
Daftar peluang eksternal
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Daftrar ancaman eksternal

Berdasarkan kombinsi dari empat faktor tersebut menghasilkan empat

kelompok faktor strategis sebagai berikut :

1. Strategi SO adalah startegi yang dibuat berdasarkan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang.

2 Strategi ST adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki

dengan cara menghindari ancaman.

3. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang

dimiliki.

4. Strategi WT adalah strategi yang berdasarkan pada kegiatan yang

diwujudkan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

Berdasarkan informasi dari pengelola dan pelaksana posyandu, puskesmas,

masing-masing aparat kecamatan, tokoh masyarakat, kelompok PKK, majelis

taqlim serta para pihak dan instansi yang terkait, maka alternatif strategi yang

dipilih berasal dari kepentingan yang paling dominan yang dibutuhkan didalam

pelaksanaan program revitalisasi posyandu. Setiap unsur SWOT diberi nilai 3,2

dan 1. Nilai 3 berarti sangat penting, nilai 2 berarti penting dan nilai 1 berarti

cukup penting. Setiap alternatif strategi dihubungkan keterkaitannya dengan unsur


SWOT dan ditentukan rangking 1,2 dan 3 untuk strategi yang dipilih. Alasan

pemilihan metode ini karena metode ini lebih berkembang dan mampu

menganalisis berbagai persoalan baik kekuatan, kelemahan, peluang maupun

ancaman, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan secara

komprehenshif.

3.7. Metode Penyusunan Strategi Revitalisasi Posyandu

Metode yang digunakan dalam penyusunan strategi revitalisasi posyandu

adalah metode analisis interaktif yaitu berupa pengumpulan data, kemudian data

yang terkumpul disajikan dalam bentuk reduksi data, kemudaian hasil dari reduski

data dan sajian data ditarik kesimpulan untuk verifikasi dalam penyusunan startegi

revitalisasi Posyandu. Adapun metode penyusunan strategi revitalisasi posyandu

tersebut digambarkan sebagai berikut (Mile B Mattew dan Michael A

Huberman,1992) :

Pengumpulan data

Penarikan kesimpulan Penyajian data

Reduksi data

Sumber: Mattew B. Miles dan Michael A Huberman

Gambar 3. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman


IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian

4.1.1. Keadaan Geografis

Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada

di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

luas wilayah 226 Hektar yang terdiri dari 6 (enam) Kelurahan. Kecamatan

Pekanbaru Kota terletak di jalur jalan raya yang menghubungkan Kota Kabupaten.

Adapun jarak lurus antara masing-masing Kelurahan dengan pusat Ibukota

Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jarak Ibukota Kecamatan dengan Kelurahan di Kecamatan Kota


Pekanbaru Tahun 2006

Ibukota Kecamatan Kelurahan Jarak Lurus (Km)

Simpang Empat 3,00


Sumahilang 1,00
Pekanbaru Kota Tanah Datar 2,50
Kota Baru 1,75
Sukaramai 1,00
Kota Tinggi 0,50
Sumber : Kantor Camat Pekanbaru Kota, 2007

4.1.2. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh, penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota

berjumlah 31.016 jiwa yang terdiri dari 6.003 KK (Kepala Keluarga) dengan

kepadatan penduduk setiap Km2 adalah 13.724 jiwa, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 6.


Tabel 6. Luas, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan
di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Kepadatan
Luas Jumlah Penduduk
No Kelurahan Tiap
(Km2) (jiwa)
(jiwa/Km2)
1. Simpang Empat 0,66 2,199 3,332

2. Sumahilang 0,51 5,561 10,904

3. Tanah Datar 0,29 6,896 23,779

4. Kota Baru 0,24 5,747 23,946

5. Sukaramai 0,25 6,345 25,380

6. Kota Tinggi 0,25 4,268 13,768

Jumlah 2,26 31,061 13,724


Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Semua penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota berkewarganegaraan

Indonesia asli, dan agama yang dianut oleh penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota

yaitu 26.358 jiwa (84,98%) memeluk agama Islam, 410 jiwa (1,32 %) memeluk

agama Katolik dan Protestan sebanyak 2.399 jiwa (7,74%), Hindu sebanyak 729

jiwa (2,35%) dan Budha sebanyak 1.120 jiwa (3,61%) mayoritas penduduk

Kecamatan Pekanbaru Kota beragama Islam. Ada empat suku penduduk yang

mendiami Kecamatan Pekanbaru Kota ini yaitu Suku Melayu sebagai suku asli

dari penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota, dan tiga suku pendatang yang telah

menetap puluhan tahun yaitu Suku Minang dan Suku Jawa (Kantor Kepala

Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007).

Jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin dapat dilihat pada

Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk jenis kelamin

laki-laki sebanyak 15.667 jiwa (50,51%) dan perempuan sebanyak 15.349 jiwa

(49,49%), sehingga diketahui sex ratio (SR) penduduk Kecamatan Pekanbaru


Kota adalah sebesar 102. Artinya setiap 102 penduduk laki-laki sebanding dengan

100 penduduk perempuan, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir

berimbang.

Tabel 7. Jumlah Penduduk (Jiwa) Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di


Kecamatan Pekanbaru Kota Akhir Tahun 2006

Jenis Kelamin
No Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Simpang Empat 1.143 1.056 2.199
2. Sumahilang 2.751 2.810 5.561
3. Tanah Datar 3.571 3.325 6.896
4. Kota Baru 2.847 2.900 5.747
5. Sukaramai 3.167 3.178 6.345
6. Kota Tinggi 2.188 2.080 4.268
Jumlah 15.667 15.349 31.061
Sumber: Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

4.1.3 Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat penting artinya dalam pembangunan. Menurut Mosher

(1969), pendidikan merupakan faktor yang memperlancar dalam proses

pembangunan, dengan demikian tingkat pendidikan masyarakat yang rendah akan

sulit menerima inovasi dan teknologi baru.

Masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota mempunyai tingkat pendidikan

bervariasi mulai dari yang tidak tamat SD sampai tamatan Perguruan Tinggi,

berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan menunjukkan tingkat

pendidikan penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota sebahagian besar berpendidikan

tinggi yaitu akademi/diploma III dan sarjana, untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Penduduk 5 Tahun Keatas (Jiwa) Menurut Jenis Pendidikan yang
Ditamatkan dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan
No Kelurahan Tidak/Belum
SD SLTP SLTA
Tamat SD
1. Simpang Empat 26 70 276 655
2. Sumahilang 853 757 898 1.161
3. Tanah Datar 600 1.001 1.496 1.261
4. Kota Baru 401 602 1.457 1.336
5. Sukaramai 749 819 1.675 1.278
6. Kota Tinggi 298 606 721 798
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Tabel 8 diatas dan Tabel 9 berikut menjelaskan jumlah penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan, dimana lulusan terbanyak dari tingkat pendidikan

Diploma III dan dari lulusan perguruan tinggi/sarjana, masing-masing sebesar

3.060 jiwa atau (11,70%) dan sebesar 2.093 jiwa (8%)

Tabel 9. Jumlah Penduduk 5 Tahun Keatas (Jiwa) Menurut Jenis Pendidikan yang
Ditamatkan dan Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006
Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan
No Kelurahan Akademi/ Pergurua
Diploma II Jumlah
Diploma III n Tinggi
1. Simpang Empat 93 645 90 1.855
2. Sumahilang 190 311 520 4.690
3. Tanah Datar 339 718 401 5.816
4. Kota Baru 285 381 384 4.847
5. Sukaramai 169 366 294 5.351
6. Kota Tinggi 134 639 405 3.600
Jumlah 1.210 3.060 2.093 26.158
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Dari data di atas dapat kita tafsirkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat

Kecamatan Pekanbaru Kota sudah tinggi, pada level pendidikan akademi dan

perguruan tinggi. Sesuai dengan perkembangan zaman dan didorong dengan


tingkat sosial ekonomi dan motivasi penduduk tinggi, tentang pentingnya akan

pendidikan, akhir-akhir ini masyarakat sudah mulai sadar tentang pendidikan, baik

pendidikan formal maupun non formal, karena pendidikan mempunyai pengaruh

yang sangat besar terhadap mental dan kualitas sumberdaya manusia di dalam

suatu masyarakat.

4.1.4. Lapangan Pekerjaan

Dalam menjalankan aktivitas masyarakat, lapangan pekerjaan merupakan

salah satu hal yang sangat mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk

melakukan usaha. Jenis pekerjaan atau mata pencaharian penduduk Kecamatan

Pekanbaru Kota bervariasi, mulai dari swasta, berdagang, di bidang jasa, industri

pengolahan, petani, buruh tani, tukang, masyarakat dan pensiunan. Pekerjaan

masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Pekanbaru Kota Menurut


Lapangan Pekerjaan Tahun 2007
Lapangan Pekerjaan
Kelurahan Pertanian
Pertanian
Tanaman Perkebunan Perikanan Peternakan
Lainnya
Pangan
Simpang
0 6 3 5 6
Empat
Sumahilang 4 11 5 11 16
Tanah Datar 14 40 68 13 38
Kota Baru 21 31 16 22 51
Sukaramai 58 29 11 257 38
Kota Tinggi 9 16 4 9 12
Jumlah 107 134 106 318 162
Sumber: Kantor Kepala Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Sebagian besar penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota bermata pencaharian

di bidang jasa yaitu sebanyak 5.912 jiwa (34,35%). Untuk melihat lebih rinci mata
pencaharian penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota menurut Kelurahan

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Pekanbaru Kota Menurut Mata
Pencaharian Tahun 2007

Lapangan Pekerjaan
Kelurahan Industri
Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya
Pengolahan
Simpang Empat 43 528 194 141 294

Sumahilang 131 1.418 622 358 510

Tanah Datar 142 1.112 1.400 302 697

Kota Baru 299 654 1.493 170 432

Sukaramai 208 722 1.397 232 569

Kota Tinggi 98 885 805 93 436

Jumlah 921 5.317 5.912 1.296 2.938


Sumber: Kantor Kepala Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Tabel 10 dan Tabel 11 menggambarkan jenis lapangan pekerjaan

masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota dimana yang bekerja di sektor pertanian,

paling dominan di bidang peternakan yaitu sebanyak 318 jiwa atau 1,85 %, dan

bekerja disektor industri pengolahan sebanyak 921 jiwa atau 5,35 % dan angkutan

sebanyak 1.296 jiwa (7,53%), dengan melihat data di atas pekerjaan yang paling

dominan atau paling banyak dilakukan oleh penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota

adalah pada dua sektor yakni jasa dan perdagangan, masing-masing sebanyak

5.912 jiwa (34,35%) dan perdagangan sebanyak 5.317 jiwa (30,89%).

Kondisi kesehatan masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota dipengaruhi oleh

penggunaan sumber air minum yang digunakan masyarakat. Disamping itu

ketersediaan sarana prasarana kesehatan juga menentukan kondisi kesehatan

masyarakat karena semakin tersedia fasilitas kesehatan yang memadai, semakin


terjamin kondisi kesehatan masyarakat tersebut. Kondisi penggunaan sumber air

minum yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 12

berikut :

Tabel 12. Jumlah Rumah Tangga (Jiwa) Menurut Penggunaan Sumber Air Minum
Per Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Sumber Air Minum
Kelurahan Ledeng/ Sumur Sumur Sungai/ Mata Jumlah
PAM Pompa Perigi Danau Air
Simpang Empat 341 124 67 0 0 532
Sumahilang 407 229 438 0 0 1.075
Tanah Datar 525 402 436 0 0 1.364
Kota Baru 527 130 304 0 0 961
Sukaramai 548 241 489 0 0 1.278
Kota Tinggi 271 231 291 0 0 793
Jumlah 2.618 1.359 2.026 0 0 6.003
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Dari Tabel 12 diatas diketahui ternyata penduduk Kecamatan Pekanbaru

Kota tidak semuanya menggunakan fasilitas air bersih yang disiapkan Pemerintah

Kota Pekanbaru berupa layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM), karena dari 6.003 rumah tangga yang ada dikecamatan Pekanbaru kota

hanya 2.618 rumah tangga yang menggunakan air dari PDAM, 1.359 rumah

tangga menggunakan air bersih bersumber dari sumur pompa dan sisanya 2.026

menggunakan air bersih yang bersumber dari air sumur, sementara masyarakat di

Kecamatan Pekanbaru tidak ada rumah tangga yang menggunakan air bersih yang

bersumber dari sungai/danau ataupun dari mata air.

Faktor lain yang mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan

adalah kebiasaan masyarakat melakukan olahraga secara rutin dan teratur pada

tempat yang memadai terutama pada tempat-tempat olahraga yang sudah memiliki

fasilitas memadai sebagai sarana olahraga, dengan adanya sarana olahraga maka
masyarakat membentuk perkumpulan berupa klub olahraga, adapun klub olahraga

yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota seperti terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Klub Olahraga Menurut Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru


Kota Tahun 2007
Jenis Klub Olahraga (Klub)
Kelurahan Sepak Bola Bulu Tenis Bela Jumlah
Catur Renang
Bola Voley tangkis Meja Diri
Simpang - 1 1 2 - - 1 5
Empat

Suma - 1 1 3 4 1 2 12
Hilang

Tanah Datar - - - 2 1 - 2 5

Kota Baru - - - 2 1 - 2 5

Sukaramai - 1 1 1 1 - 2 6

Kota Tinggi - 1 1 2 1 - 2 7

Jumlah - 4 4 12 6 1 11 38
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Tabel 13 diatas menggambarkan bahwa sekalipun Kecamatan Pekanbaru

Kota berada dijantung Kota Pekanbaru tetapi beberapa kelurahan masih memiliki

beberapa sarana klub olahraga, tetapi kelurahan yang memiliki banyak klub

olahraga di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah Kelurahan Suma Hilang dengan 12

klub olahraga, kemudian disusul Kelurahan Kota Tinggi dengan tujuh klub olah

raga, kemudian Kelurahan Sukaramai dengan enam klub olahraga, sementara

Kelurahan Simpang Empat, Tanah Datar, dan Kota Baru masing-masing memiliki

lima klub olahraga. Sementara banyaknya klub olahraga di Kelurahan, bukan

berarti semua kelurahan memiliki fasilitas olahraga, untuk lebih jelasnya fasilitas

olahraga dimasing-masing kelurahan dapat dilihat pada Tabel 14.


Tabel 14. Jumlah Fasilitas Lapangan Olahraga Menurut Kelurahan di Kecamatan
Pekanbaru Kota Tahun 2006

Fasilitas Lapangan Olahraga (unit)


Kelurahan Sepak Bola Gedung Jumlah
Bulu Tenis
Basket Tenis Olah
Bola Voley tangkis Meja
Raga
Simpang - 1 1 - 1 3 - 6
Empat

Suma - 2 2 - 1 2 - 7
Hilang

Tanah - - 1 - 1 2 - 4
Datar

Kota Baru - - 1 - - 2 - 3

Sukaramai - 1 - - - 1 - 2

Kota - 1 1 - 1 2 - 5
Tinggi

Jumlah - 5 6 - 4 12 - 27
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Fasilitas olahraga yang banyak tersedia di Kelurahan Suma Hilang dengan

tujuh sarana olahraga, kemudian Kelurahan Simpang Empat dengan enam fasilitas

olahraga, kemudian lima fasilitas olahraga di Kelurahan Kota Tinggi, Kelurahan

Tanah Datar empat fasilitas olahraga, tiga Fasilitas olahraga di Kelurahan Kota

Baru, sementara Kelurahan Sukaramai hanya memiliki dua fasilitas olahraga.

Fasilitas olahraga yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak semuanya

fasilitas milik pemerintah, akan tetapi juga ada fasilitas olahraga yang dimiliki

oleh swasta.
V. POSYANDU DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA

5.1. Posyandu Di Kecamatan Pekanbaru Kota

Salah satu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru

Provinsi Riau untuk meningkatkan peran dan fungsi Posyandu sejak pemerintahan

orde baru sampai saat ini adalah menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD). Peran dan fungsi Posyandu dalam peningkatan gizi

masyarakat diwujudkan melalui Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGK). Di

Kecamatan Kota Pekanbaru, sebagian besar kegiatan UPGK dilaksanakan di

Posyandu.

Kecamatan Kota Pekanbaru memiliki sebanyak 34 Posyandu yang berada di

6 Kelurahan, diantaranya Kelurahan Sumahilang sebanyak 9 Posyandu, Kelurahan

Tanah Datar sebanyak 7 Posyandu, Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan

Sukaramai masing-masing sebanyak 6 Posyandu, Kelurahan Kota Tinggi 4

Posyandu, dan Kelurahan Simpang Empat 2 Posyandu. Jumlah Posyandu

terbanyak terdapat di Kelurahan Sumahilang. Hal ini dikarenakan Ketua Rukun

Warga (RW) di kelurahan ini cukup aktif mengerakkan warganya untuk

berpartisipasi di dalam kegiatan Posyandu. Disamping itu, jumlah Posyandu

merupakan jumlah RW yang berada di masing-masing kelurahan yang ada di

Kecamatan Pekanbaru Kota. Tabel 15 menunjukkan nama dan lokasi Posyandu di

seluruh kelurahan pada Kecamatan Pekanbaru Kota.


Tabel 15. Nama dan Lokasi Posyandu di Seluruh Kelurahan pada Kecamatan
Pekanbaru Kota Tahun 2007

Kelurahan Nama Posyandu / RW Lokasi (nama jalan)


Sumahilang 1. Pinang Sebatang KH.Wahit Hasyim
2. Dharma Ibu KH.Wahit Hasyim
3. Tunas Sukma Gg.Suklma
4. Sukma Jaya HangTuah
5. Damai Gg.Damai
6. Kasih Ibu Gg.Hang Tuah
7. Sukma Ade Irma Suryani
8. MeJati Gg.Syuhada
9. Mustika Kartini
Tanah Datar 1. Jambu Mawar Kantor Lurah
2. Jambu Air Cik Di Tiro
3. Bambu Kuning Gg.Arida
4. Casiaver Gg.Teladan
5. Thawalib Gg.Thawalib
6. Cendana Gg.Teladan
7. Beringin Pangeran Hidayat
Kota Baru 1. Karet Karet Bawah
2. Permata Ibu Karet Atas
3. Kasih Ananda Imam Bonjol
4. untum Mekar Gg.lrsyad
5. Kasih Ibu Gg.lsrar
6.Cempaka Gg.Nikmat
Kota Tinggi 1. Vinus Tangkuban Perahu
2. Vinus Melati III Gg.AI Husna
3. Vinus Melati IV Tangkuban Perahu
4. Vinus Melati V JI.Bintara
Sukaramai 1. Tunas Jaya WR.Mongonsidi
2. Nilam Nilam
3. Karya Maju Kopi
4. Kasih Ibu Gg.BRI
5. Kasih Ananda Gg. BRI
6. Melati Gg.Awaludin
Simpang Empat 1. Nenas Kartini
2. Kelapa Sudirman
Sumber : Puskesmas, Posyandu, dan BPS Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007

Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

umumnya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat

penyelenggaraan tersebut di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai

desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun. Tempat pelaksanaan kegiatan Posyandu di


masing-masing kelurahan pada Kecamatan Pekanbaru Kota sudah tersedia, tetapi

belum ada tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang

didukung oleh pemerintah daerah. Oleh sebab itu, kerja sama dari Pemerintah

Kota Pekanbaru, Pemerintah Propinsi Riau, dan masyarakat dibutuhkan untuk

membangun tempat khusus yang mewadahi seluruh kegiatan Posyandu. Tempat

ini dapat disebut sebagai ”Wisma Posyandu” atau sebutan lainnya.

Keberadaan tempat Posyandu di setiap kelurahan pada Kecamatan

Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16, hampir

seluruh kelurahan telah memiliki tempat posyandu, hanya Kelurahan Kota Tinggi

yang belum memiliki tempat Posyandu. Kelurahan Tanah Datar merupakan

kelurahan dengan jumlah tempat Posyandu terbanyak di Kecamatan Pekanbaru

Kota.
Tabel 16. Kondisi Tempat Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota
Tahun 2003-2007

RW / Kondisi Tempat Posyandu


No Kelurahan
Nama Posyandu 2003 2004 2005 2006 2007
1 Suma Hilang 1. Pinang Sebatang X X x x x
2. Dharma Ibu X X x x x
3. Tunas Sukma X X x x x
4. Sukma Jaya X X x x x
5. Damai X X x x x
6. Kasih Ibu X X x x x
7. Sukma X X v v v
8. Melati V V v v v
9. Mustika X X x x x
2 Tanah Datar 1. Jambu Mawar V V v v v
2. Jambu Air X X x x x
3. Bambu Kuning X X x x x
4. Casiaver V V v v v
5. Thawalib X X x x x
6. Cendana X X x x x
7. Beringin X X v v v
3 Kota Baru 1. Karat X X x x x
2. Permata Ibu X X x x x
3. Kasih Ananda X X x x x
4. Kuntum Mekar X X x x x
5. Kasih Ibu V V v v v
6. Cempaka X X x x x
4 Kota Tinggi 1. Vinus X X x x x
2. Vinus Melati III X X x x x
3. Vinus Meiati IV X X x x x
4. Vinus Melati V X X x x x
5 Sukaramai 1 Tunas Jaya X X x x x
2.Nilam X X x x x
3.Karya Maju V V v v v
4.Kasih Ibu X X x x x
5. Kasih Ananda X X x x x
6.Melati X X x x x
6 Simp Empat 1. Nenas V V v v v
2. Kelapa X X x x x
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007

Keterangan : V = mempunyai tempat posyandu


X = tidak mempunyai tempat posyandu (halaman rumah masyarakat)

Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Di seluruh

Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, masing-masing pihak yang terlibat


langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu,

mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Kader Posyandu

Pada hari buka posyandu, tugas dan tanggung jawab para kader Posyandu

antara lain:

a. Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana

Posyandu termasuk penyiapan makanan tambahan (PMT).

b. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu

c. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke

Posyandu

d. Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku

register Posyandu

e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil

penimbangan serta memberikan PMT.

f. Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan kewenangannya,

misalnya memberikan vitamin A, pemberian tablet zat besi (Fe), oralit, pil

KB, kondom. Apabila pada hari buka tenaga kesehatan dan puskesmas

datang berkunjung (sebulan sekali), pelayanan kesehatan dan KB ini

diselenggarakan bersama petugas Puskesmas.

g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas Puskesmas

melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, tugas dan tanggungjawab kader antara lain:

a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: bayi, anak balita, ibu

hamil dan ibu menyusui.


b. Membuat grafik SKDN, yaitu: jumlah semua balita yang bertempat tinggal

di wilayah kerja Posyandu (S), jumlah balita yang mempunyai kartu

Menuju Sehat atau Buku KIA (K), jumlah balita yang datang pada Hari

Buka Posyandu (D) dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik

(N).

c. Melakukan tindak lanjut terhadap :

a. Sasaran yang tidak datang

b. Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan

d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu

saat hari buka

e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri

pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

2. Petugas Puskesmas

Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu hanya

satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan

Puskesmas tidak pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka

lebih dari 1 kali dalm sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka

Posyandu antara lain sebagai berikut:

a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di meja 5

(lima), sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan

kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali

sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali
dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader

Posyandu sesuai dengan kewenangannya.

c. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung

Posyandu dan masyarakat luas.

d. Menganalisa hasil kegiatan posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas

serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai

dengan kebutuhan Posyandu.

3. Stakeholder (Pemangku Kepentingan)

a. Camat, selaku penanggung jawab Pokjanal Posyandu kecamatan:

1). Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tidak lanjut kegiatan Posyandu

2). Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu

3) Melakukan pembinaan untuk terselanggaranya kegiatan Posyandu

secara teratur

b. Lurah/Kepala desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja

Posyandu Kelurahan/desa

1). Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk

penyelenggaraan Posyandu

2). Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada

hari buka Posyandu

3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan

tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan

Posyandu

4) Menindak lanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD/LPM/LKD

atau sebutan lainnya.


5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu

secara teratur.

c. Instansi/Lembaga terkait:

1) Dinas/Badan/Kantor Pemberdayaan Masayarakt dan desa (PMD)

berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,

penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan

kemitraan, pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis

advokasi, fasilitasi, pematauan dan sebagainya

2) Dinas kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan

sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi

KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga

teknis kesehatan.

3) BKKBN/PPLKB, berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran

serta masyarakat dan sebagainya.

4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum dan

evaluasi

5) Kanwil Departemen/Kandep Agama, Dinas Pertanian, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan, dan sebagainya,

berperan dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai

dengan peran dan fungsinya masing-masing, misalnya:

a. Kanwil Departemen/Kandep Agama, berperan dalam penyuluhan

melalui jalur agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin,

penyuluhan di pondok-pondok pesantren dan lembaga pendidikan

keagamaan, mobilisasi dana keagamaan.


b. Dinas Pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga

penyuluh lapangan (PPL), koordinasi program P4K, dsb.

c. Dinas Perindustrian dan perdagangan, berperan dalm hal

penyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam beryodium, dsb.

d. Dinas Pendidikan, berperan dalm penggerakan peran serta

masyarakat sekilah, misalkan melalui jalur program Upaya

Kesehatan Sekolah (UKS), Dokter Kecil, Saka Bhakti Husada.

e. Dinas Sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan

Karang Taruna, penyaluran berbagai bantuan sosial.

6) Lembaga Profesi, misalkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan

Dokter Anak Indonesia (IDAI), berperan dalam pelayanan teknis

medis bilamana diperlukan, penyuluhan-penyuluhan, dsb. Selain

dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat

beberapa unsur dinas/instansi/lembaga lain yang berada di Kecamatan

Pekanbaru Kota, dapat melakukan peran dan fungsinya dalam kegiatan

Posyandu. Semua unsur dinas/instansi lembaga di Kecamatan

Pekanbaru Kota tersebut diatas tidak terlibat langsung dalam kegiatan

Posyandu. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan

dinas/instansi/lembaga mana saja yang berfungsi dan diperlukan,

sehingga dinas/instansi/lembaga tersebut diikutsertakan dalam fungsi

organisasi Pokjanal Posyandu setempat.

a. Pokja Posyandu

1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan

Posyandu.
2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.

3) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan

Posyandu.

4) Menggerakkan masyarakat untuk dapt hadir dan berperan aktif

dalam kegiatan Posyandu.

b. Tim Penggerak PKK (sudah berperan aktif di dalam kegiatan

Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota). Peran TP. PKK dalam

kegiatan Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota adalah :

1). Berperan aktif/terlibat langsung dalam penyelenggaraan

Posyandu, seperti dalam pertemuan dan pelatihan kader.

2) Penggerak/fasilitator peran serta masyarakat dalam kegiatan

Posyandu. Tim Penggerak PKK di Kecamatan Pekanbaru Kota

bersama-sama Ketua RW di masing-masing Kelurahan sebagai

fasilitator tersebut.

3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu

c. Tokoh Masyarakat/Konseling Kesehatan Kecamatan (belum terbentuk

di Kecamatan Pekanbaru Kota). Untuk itu perlu dibentuk Konseling

Kesehatan Kecamatan tersebut, karena sangat berperan dalam

kelancaran kegiatan Posyandu. Peran Konseling Kesehatan

Kecamatan ini nantinya adalah :

1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan

Posyandu

2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu


3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif

dalam kegiatan Posyandu

d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM

1) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan

Posyandu, antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat

penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat dan misi

organisasi. Di Kecamatan Pekanbaru Kota peran LSM ini tidak

berperan aktif dalam kegiatan Posyandu.

2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan

kegiatan Posyandu. Hal ini juga tidak pernah dilakukan oleh

LSM karena organisasi kemasyarakatan ini tidak aktif dalam

kegiatan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota.

7) Swasta/Dunia Usaha

1) Memberikan Dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan

kegiatan Posyandu. Pihak swasta/dunia usaha di Kecamatan

Pekanbaru Kota belum ada yang memberikan dukungan sarana

dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu.

2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan

Posyandu.Untuk hal ini juga tidak pernah dilakukan oleh pihak

swasta.dunia usaha yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota.

Untuk itu perlu adanya perhatian dari pihak swasta dan perlu

adanya penanganan aktif dari Pemda akan hal ini.

Untuk lebih jelasnya, kondisi peran serta masyarakat terhadap Posyandu di

Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada Tabel 17. Dari Tabel 17, pihak
yang berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu adalah kader posyandu

itu sendiri, kader kesehatan yang bekerja, yaitu petugas puskesmas, dukun bayi,

dan tokoh masyarakat di Kecamatan Pekanbaru Kota. Tokoh masyarakat yang

terlibat dalam kegiatan Posyandu berasal dari kaum ibu-ibu, seperti ibu-ibu

Majelis Taklim Kecamatan Pekanbaru Kota.

Tabel 17. Keadaan Peran Serta Masyarakat Terhadap Posyandu Kecamatan


Pekanbaru Kota Tahun 2007
Kader Posyandu Kader Kesehatan Kerja
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Kelurahan Jumlah Kader % Kader %
Yang Pos Yang
Posyandu yang Yang yang Yang
Aktif UKK Aktif
(unit) dilatih Aktif dilatih Aktif
(orang) (unit) (orang)
(orang) (orang)
Sumahilang 9 45 30 65,22 0 0 0 0

Tanah
7 133 31 23,33 0 0 0 0
Datar

Kota Baru 6 30 16 53,33 1 20 20 100

Kota
6 30 18 60,00 0 0 0 0
Tinggi

Sukaramai 6 30 26 86,67 0 0 0 0

Simpang
2 15 8 53,33 0 0 0 0
Empat

Puskesmas 36 248 129 45,42 1 20 20 100


Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Namun demikian, tidak semua kader posyandu yang dilatih dan mengikuti

pelatihan posyandu aktif menjadi kader posyandu. Hal ini dimungkinkan karena

kesibukan para kader tersebut. Akibatnya, hasil pelatihan yang diberikan tidak

dimanfaatkan untuk pengembangan Posyandu. Keaktifan kader Posyandu di

Kelurahan Sukaramai memiliki tingkat keaktifan kader yang tinggi mencapai

86,67 persen. Sementara, jumlah kader yang aktif dalam hal penelitian kesehatan
adalah Kelurahan Kota Baru dimana jumlah kader yang dilatih keseluruhannya

aktif di Posyandu.

5.2. Kajian Revitalisasi Posyandu

Revitalisasi Posyandu adalah upaya pemberdayaan Posyandu agar peran

dan fungsi posyandu lebih ditingkatkan untuk mendukung kegiatan peningkatan

status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi Posyandu tertuang dalam

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No: 411.3/536/SJ Tanggal 3 Maret 1999

yang diperbaharui dengan Surat Edaran Mendagri dan Otoda No.411.3/1116/SJ

Tanggal 13 Juni 2001. Kegiatan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru

Kota sudah dilaksanakan sejak awal dimulainya program Revitalisasi Posyandu

dicanangkan oleh Pemerintah Pusat yaitu pada Tahun 1999 sampai saat ini masih

terus dilaksanakan.

Tujuan umum dari Revitalisasi Posyandu adalah untuk meningkatkan

fungsi dan kinerja Posyandu sebagai wahana pemberdayaan masyarakat. Tujuan

khusus agar terselenggaranya kegiatan Posyandu secara rutin dan

berkesinambungan, tercapainya pemantapan kelembagaan Posyandu serta

tercapainya pemberdayaan tokoh masyarakat dan kader. Dengan dilaksanakannya

program Revitalisasi Posyandu sejak dari awal, maka dapat diketahui bahwa

tujuan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota akan tercapai. Hal ini

dapat dilihat dari jadwal rutin kegiatan Posyandu setiap bulan di masing-masing

Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota.

Sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah seluruh

Posyandu yang berada di seluruh Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota. Namun


karena keterbatasan bantuan yang ada, maka sesuai dengan Surat Edaran dari

Pemerintah Pusat tentang sasaran revitalisasi Posyandu harus memperhatikan dan

mengutamakan ketentuan sebagai berikut :

a. Posyandu Strata Pratama dan Madya.

b. Posyandu di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin.

c. Adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam

pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Prioritas Posyandu yang akan direvitalisasi ditetapkan berdasarkan

pertimbangan diatas. Kondisi di Kecamatan pekanbaru Kota bahwa tidak semua

syarat revitalisasi tersebut terpenuhi. Karena di Kecamatan Pekanbaru Kota tidak

cukup dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat untuk pelaksanaan

Revitalisasi Posyandu. Meskipun demikian Revitalisasi Posyandu tetap

dilaksanakan di seluruh Kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota,

karena adanya dukungan materi dan non materi bersumber dari APBD dan APBN.

Kegiatan Posyandu terdiri dari paket minimal yaitu paket kegiatan yang

harus dilaksanakan di semua Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, berupa

kegiatan peningkatan status gizi, penurunan angka kesuburan, angka kematian

ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian anak balita (gizi,

KIA/KB/imunisasi dan oralit). Kegiatan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

ini ditingkatkan dengan kegiatan lain, yaitu :

a. Perkembangan balita melalui Bina Keluarga Balita (BKB).

b. Penemuan dini penderita lumpuh layu dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

c. Penanggulangan penyakit endemis setempat seperti malaris, demam berdarah

dengue (DBD), gondok endemik, dan lainnya.

d. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PL).


e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD), dan lainnya.

Pengembangan kegiatan Posyandu hendaknya mengacu pada Surat edaran

Mendagri No. 4111.3/536/SJ Tanggal 3 Maret 1999 dan No.4111.3/1116/SJ

tanggal 13 Juni 2001 tentang Revitalisasi Posyandu.

Langkah-langkah kegiatan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru

Kota terdiri dari persiapan dan pelaksanaan, sebagai berikut :

a. Persiapan

1. Melakukan identifikasi Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas dan

melakukan stratifikasi (Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri) yang

disepakati dalam Lokakarya Mini (lihat Tabel 28).

2. Melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Kecamatan Pekanbaru

Kota/Pokjanal Posyandu dan melakukan advokasi, untuk memperoleh

dukungan lintas sektoral/dari masing-masing pihak yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu yang

mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam pembinaan Posyandu (sudah

dibahas sebelumnya).

3. Seleksi Posyandu yang akan direvitalisasi (pada bahasan sebelumnya

tentang sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota).

4. Pertemuan dengan Tim Koordinasi Kecamatan Pekanbaru Kota/Pokjanal

Posyandu untuk membahas rencana kegiatan (sudah dibahas sebelumnya).

5. Sosialisasi kepada kader dan tokoh masyarakat Kecamatan Pekanbaru

Kota tentang persiapan pelaksanaan revitalisasi Posyandu. Di Kecamatan

Pekanbaru Kota hal ini dilaksanakan secara aktif oleh Dinas Kesehatan

dan Petugas Puskesmas.


b. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota dilakukan

oleh kader Posyandu di masing-masing Kelurahan, terutama untuk

menjangkau sasaran melalui kunjungan ke rumah, pada saat pengajian dan

arisan. Kader segera melaporkan/merujuk anggota Gakin yang sakit,

menderita kurang gizi, ingin menjadi akseptor KB, ibu hamil, ibu bersalin

dan ibu nifas, kepada petugas.

2. Kader dapat memotivasi masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota agar

mendukung kegiatan Posyandu, dengan cara pertemuan formal (di Kantor

Lurah) maupun tidak formal (pada saat pengajian, arisan, bertamu, dll).

Serta memotivasi sasaran untuk mengunjungi Posyandu terdekat sesuai

dengan jadwal buka Posyandu, terutama keluarga miskin rawan gizi atau

rawan kesehatan, seperti mengunjungi langsung ke rumah dan

menyampaikan bahwa berobat ke Posyandu lebih menguntungkan karena

sasaran berobat cuma-cuma dan mudah.

Untuk mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota maka

perlu mengetahui dan menelaah pembentukan dan pemantauan kegiatan

Posyandu. Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan

kegiatan sebagai berikut :

a). Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu

Pemilihan pengurus dan kader Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

pada masing-masing Kelurahan, dilakukan oleh Ketua Rukun Warga/RW

yang sebelumnya dihubungi oleh Koordinator Lapangan/Korlap melalui

pertemuan di rumah Ketua RW dan kemudian Ketua RW menghubungi Ketua

Rukun Tetangga/RT dan masyarakat umum atau Ketua RW bisa langsung

menentukan calon kader. Hasil dari penunjukan langsung tersebut dilaporkan


kembali kepada Korlap. Dari kondisi ini maka dapat diketahui bahwa tidak

ada acara formal atau administrasi seperti membuat undangan yang

dipersiapkan oleh Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah.

Meskipun demikian pemilihan secara langsung tersebut tidak menjadi masalah

bagi masyarakat, meskipun tidak dilakukan secara musyawarah mufakat.

b). Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu

Sebelum melaksanakan tugasnya di Posyandu Kecamatan Pekanbaru

Kota, kepada pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan

pelatihan. Orientasi ditunjukan kepada pengurus Posyandu dan pelatihan

ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya dilaksanakan oleh

Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku. Pada

waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja

(plan of action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan

tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan

prasarana yang diperlukan.

c). Pembentukan dan Peresmian Posyandu

Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi dan pelatihan di

Puskesmas Pekanbaru Kota, selanjutnya mengorganisasikan diri kedalam

wadah Posyandu. Kemudian melaksanakan kegiatan utama Posyandu yaitu 5

(lima) kegiatan : KIA, KB, Imunisasi, gizi dan penanggulangan diare.

Kegiatan utama tersebut ditambah dengan kegitan tambahan yaitu sesuai

dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan lingkungan, pencegahan

penyakit menular dan Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD). Peresmian

Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota tidak

dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri pimpinan daerah, tokoh

serta masyarakat setempat.


d). Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu

Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan

kegiatan Posyandu secara rutin, berpedoman pada paduan yang berlaku.

Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya

dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu

selanjutnya. Kegiatan pemantauan ini rutin dilakukan oleh pihak Puskesmas

sehingga program Revitalisasi Posyandu tetap berjalan sampai saat ini.

5.3. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu

Penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu)

bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun diluar hari buka posyandu.

Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu

yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka

Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.

5.3.1. Penimbangan Bayi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi,

balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis pelayanan yang diberikan

meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,

penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirp Fe.

Khusus untuk ibu hanil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta

kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila

setelah dua kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke

Puskesmas.

Kondisi kesehatan Ibu dan balita di Kecamatan Pekanbaru Kota semakin

membaiknya dimana dalam hal ini dapat diketahui pada Tabel 18 tahun 2007
perbandingan jumlah balita yang ada dengan balita yang ditimbang di Posyandu,

lebih banyak balita yang ditimbang di Posyandu menjadi meningkat berat

badannya. Di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, bayi

ditimbang setiap kunjungan ke Posyandu. Pada penimbangan pertama, petugas

dan kader Posyandu menganjurkan agar Ibu datang pada bulan depan, untuk

menimbangkan kembali anaknya. Jika bulan lalu anak tidak ditimbang, maka

kader dan petugas mengingatkan Ibu balita untuk secara teratur menimbang

anaknya setiap bulan, jika berat badan anak tidak naik, maka kader dan petugas

memberikan penyuluhan gizi dan obat-obatan seperti vitamin dan suplemen

lainnya sesuai dengan kondisi balita. Untuk lebih detilnya tentang perkembangan

balita yang terdata di posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota dapat dilihat pada

Tabel 18.

Tabel 18. Status Balita dan Jumlah Balita Rawan Gizi di Kecamatan Pekanbaru
Kota Tahun 2007

Jumlah Balita (orang) Persentase BALITA (%) Kec.


Bebas
Kelurahan
Balita Rawan
Di BB BB Di BB BB
yang Gizi
timbang Naik Turun timbang Naik Turun
ada
Kota
284 169 125 - 59.51 73.96 - 0
Tinggi
Sumahilang 681 572 434 5 83.99 75.87 0.87 0
Simpang
239 143 104 - 59.83 72.73 - 0
Empat
Tanah
638 475 315 10 74.45 66.32 2.11 0
Datar
Kota Baru 819 712 604 6 86.94 84.83 0.84 0
Sukaramai 887 718 666 5 80.95 92.76 0.7 0
Jumlah 3,548 2,789 2,248 26 78.61 80.6 0.93 0
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007.

Dari Tabel 18 diketahui bahwa seluruh balita yang berkunjung ke Posyandu

di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota, bebas rawan gizi. Hal


ini mengindikasikan kegiatan Revitalisasi Posyandu cukup berhasil di Kecamatan

Pekanbaru Kota. Namun demikian berdasarkan hasil pemeriksaan di posyandu

masih ditemukan adanya perkembangan balita yang berat badan bayi menurun

setelah adanya pemeriksaan lanjutan dari bulan sebelumnya, akan tetapi keadaan

tersebut bukan berarti adanya gizi buruk.

5.3.2. Kader Posyandu

Pelaksana kegiatan di Posyandu dilakukan oleh para petugas Puskesmas dan

kader posyandu. Kader Posyandu adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang

mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau sanggup melaksanakan kegiatan

Posyandu dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan

Posyandu. Tugas kader Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan

Pekanbaru Kota adalah melakukan kegiatan bulanan usaha perbaikan gizi

keluarga (UPGK) di dalam Posyandu. Setiap bulan para kader mempersiapkan

pelaksanaan UPGK, dimana sehari sebelumnya semua ibu hamil, ibu menyusui,

ibu balita diberi tahu akan ada kegiatan di Posyandu dan kader mencatat masing-

masing sasaran UPGK di Kelurahannya masing-masing. Jumlah kader Posyandu

yang aktif dapat dilihat pada Tabel 19.


Tabel 19. Kader Posyandu Yang Aktif di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Jumlah Kader
Kelurahan RW / Nama Posyandu
2003 2004 2005 2006 2007
Sumahilang 1. Pinang Sebatang 4 5 5 5 5
2. Dharma Ibu 5 5 5 5 5
3. Tunas Sukma 3 5 5 5 5
4. Sukma Jaya 5 5 5 5 5
5. Damai 4 5 5 5 5
6. Kasih Ibu 5 5 5 5 5
7. Sukma 3 4 5 5 5
8. Melati 3 4 5 5 5
9. Mustika 3 4 5 6 6
Tanah Qatar 1. Jambu Mawar 4 5 5 5 5
2. Jambu Air 5 5 5 5 5
3. Bambu Kuning 5 5 5 5 5
4. Casiaver 5 5 5 5 5
5. Thawalib 3 4 5 5 5
6. Cendana 5 5 5 5 5
7. Beringin 6 5 5 5 5
Kota Baru 1. Karet 5 5 5 5 5
2. Permata Ibu 5 5 5 5 5
3. Kasih Ananda 5 5 5 5 5
4. Kuntum Mekar 3 4 5 5 5
5. Kasih Ibu 5 5 5 5 5
6. Cempaka 8 6 5 5 5
Kota Tinggi 1. Vinus 10 10 10 10 10
2. Vinus Melati III 6 6 6 6 6
3. Vinus Melati IV . 4 4 5 5 5
4. Vinus Melati V 10 10 10 10 10
Sukaramai 1. Tunas Jaya 5 5 5 5 5
2. Nilam 5 5 5 5 5
3. Karya Maju 5 5 5 5 5
4. Kasih Ibu 5 5 5 5 5
5. Kasih Ananda 5 5 5 5 5
6. Melati 6 6 5 5 5
Simp Empat 1. Nenas 6 6 6 6 6
2. Kelapa 6 6 6 6 6
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007.

Adapun yang dimaksud dengan sistem lima meja di sini bukan menunjuk

pada arti harfiah meja, melainkan menunjuk pada jumlah dan jenis pelayanan,
yang masing-masing pelayanan dilaksanakan secara terpisah. Guna meminimalisir

salah penafsiran tentang sistem lima meja, maka istilah lima meja diganti menjadi

langkah pelayanan. Pelayanan yang dilaksanakan pada setiap langkah dan para

penanggung jawab pelaksanaannya, secara sederhana dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Proses Kegiatan Pelayanan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota


Tahun 2007
Langkah Pelayanan Pelaksana
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan Petugas kesehatan dan sektor terkait bersama
kader
kesehatan
Sumber : Buku Panduan Posyandu Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2007

Pada tahap pertama warga masyarakat yang akan menggunakan layanan

Posyandu mendaftar kepada petugas, kemudian petugas yang berasal dari kader

Posyandu akan memberikan buku Posyandu atau bukti pendaftaran, kemudian

bayi atau Balita ditimbang oleh kader Posyandu, dan tahap ketiga ibu dari

bayi/balita dipandu kader Posyandu mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS) yang

telah disiapkan oleh Posyandu, pada tahap keempat atau pada meja keempat ibu-

ibu menerima arahan tentang tindak lanjut perawatan kesehatan bayi atau ibu

hamil, dan selanjutnya adalah layanan kesehatan dan pemberian obat ataupun

makanan tambahan yang disediakan di Posyandu. Adapun nama-nama

penanggungjawab Posyandu di masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru

Kota dapat dilihat pada Tabel 21.


Tabel 21. Nama-nama Penanggungjawab Posyandu di Kecamatan Pekanbaru
Kota Tahun 2007
Kelurahan Nama Posyandu Lokasi Tgl*) RW Penanggungjawab
Sumahilang 1.Pinang Sebatang KH.Wahit Hasyim 16 I Ronny S + Wirdaty
2.Dharma Ibu sda 6 II Ronny S + Wirdaty
3.Tunas Sukma Gg.Suklma 7 III Ronny S + Wirdaty
4.Sukma Jaya HangTuah 15 IV Ronny S + Rosmeli
5.Damai Gg.Damai 10 V Ronny S + Rosmeli
6.Kasih Ibu Gg.Hang Tuah 11 VI Rosmeli + Wirdaty
7.Sukma Ade Irma Suryani 8 VII Rosmeli + Wirdaty
8.MeJati Gg.Syuhada 9 VIII Rosmeli + Wirdaty
9,Mustika Kartini 14 IX Ronny S + Rosmeli
Tanah Datar 1.Jambu Mawar Kantor Lurah 17 I Herawati + Erwini
2.Jambu Air Cik Di Tiro 18 II Herawati+Mardalena
3.Bambu Kuning Gg.Arida 14 III Herawati + Erwini
4.Casiaver Gg.Teladan 22 IV Erwini +Mardalena
5.Thawalib Gg.Thawalib 8 V Herawati+Mardalena
6.Cendana Gg.Teladan 10 VI Erwini +Mardalena
7.Beringin Pangeran Hidayat 15 VII Herawati + Erwini
Kota Baru 1. Karet Karet Bawah 22 I Linda Sm+Yusdiana
2.Permata Ibu Karet Atas 20 II Linda Sm+Yusdiana
3.Kasih Ananda Imam Bonjol 18 III Linda M+Yusdiana
4.Kuntum Mekar Gg.lrsyad 16 IV Linda M+Linda Sm
5.Kasih Ibu Gg.lsrar 9 V Linda M+Yusdiana
6.Cempaka Gg.Nikmat 12 VI Linda M+Linda Sm
Kota Tinggi 1. Vinus Tangk.Perahu 11 I, II Dewani +Tanti
2. Vinus Melati III Gg.AI Husna 12 III Tanti + Haviza
3. Vinus Melati IV Tangk.Perahu 13 IV Dewani + Haviza
4. Vinus Melati V JI.Bintara 14 V, VI Dewani + Haviza
Sukaramai 1 Tunas Jaya WR.Mongonsidi 13 I Reni + Enirianti
2.Nilam Nilam 14 II Reni + Mimiyati
3.Karya Maju Kopi 15 III, IV Enirianti+Mimiyati
4.Kasih Ibu Gg.BRI 17 V Reni+Mimiyati
5. Kasih Ananda Gg. BRI 16 VII Reni+Mimiyati
6.Melati Gg.Awaludin 18 VI Reni+Mimiyati
Simpang Empat 1 . Nenas Kartini 16 I, II, III Nurleli + Erni
2. Kelapa Sudirman 13 IV, V, VI Nurleli + Erni
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Keterangan : *) Tanggal pelaksanaan kegiatan setiap bulan

Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa setiap Posyandu di masing-masing

Kelurahan ada dua orang penanggungjawab pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Penanggungjawab ini bertugas memberikan pelayanan, mulai dari kegiatan


pendaftaran pengunjung Posyandu, penimbangan, pengisian Kartu Menuju Sehat

(KMS), penyuluhan hingga pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan di Posyandu masih ada beberapa permasalahan yang

cenderung sama ditemui di masing-masing Kelurahan. Tempat pelaksanaan

Posyandu tidak ada bangunan tersendiri/menumpang di tempat tinggal para kader.

Hal ini memberikan dampak kurang menguntungkan bagi keberhasilan

pelaksanaan Posyandu, karena masyarakat sebagai sasaran Posyandu menjadi

kurang berminat untuk mengunjungi Posyandu. Disamping itu peralatan

perawatan yang kurang tersedia, sehingga para kader harus meminjam pada

petugas puskesmas atau membuat peralatan sendiri. Meskipun hal ini sudah

dibicarakan di dalam pertemuan, tetapi belum dapat diatasi, karena kondisi lahan

di Kecamatan Pekanbaru Kota dominan diperuntukkan untuk bangunan yang

berorientasi bisnis dan sebagian untuk tempat tinggal masyarakat.

Permasalahan lain yang dihadapi oleh para kader cenderung dapat diatasi

selama melakukan kegiatan di dalam Posyandu pada masing-masing Kelurahan di

Kecamatan Pekanbaru Kota. Kesiapan para kader menghadapi permasalahan

dipengaruhi dari pembekalan berupa pelatihan/orientasi yang diberikan kepada

para calon kader sebelum terlibat langsung menangani sasaran Posyandu. Kader

melakukan konsultasi kepada petugas Puskesmas di Posyandu atau mengirim

penderita ke Puskesmas, apabila kader menemui penderita dengan ciri-ciri sebagai

berikut : a) Balita yang berat badannya tiga kali berturut-turut tidak naik. b) Balita

yang berat badannya berada di bawah garis merah. c) Balita yang sakit dengan

keluhan anak batuk/sukar bernafas, demam dan sakit telinga. d) Balita yang

mencret, lemah dan tidak mau minum, muntah terus menerus, tidak kencing
selama setengah hari, mencretnya banyak/sering/lebih sehari semalam,

mencretnya mengandung darah. Selama penderita menuju ke Puskesmas, para

kader memberikan cairan rumah tangga atau oralit dengan anak dikirim ke

Puskesmas. Hal ini telah dilakukan dengan baik oleh semua para kader di masing-

masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota. Didukung dengan ketersediaan

oralit yang selalu ada di masing-masing Posyandu, yaitu bantuan dari Pemda Kota

Pekanbaru. e) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh. f) Balita yang

perkembangannya lambat dilihat dari Kartu Kembang Anak (KKA). g) Ibu pucat,

sesak nafas, bengkak kaki, terutama ibu hamil. h) Ibu hamil yang menderita

pendarahan, pusing kepala terus menerus.

Pada masing-masing Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, disaat

mengirim penderita ke Puskesmas, sudah dilengkapi dengan kartu rujukan dari

kader Posyandu dan kartu jawaban dari Puskesmas. Para kader juga melakukan

kegiatan lain setelah kegiatan pelayanan di dalam Posyandu. Kegiatan tersebut

adalah : a) Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita. b) Membahas

bersama-sama kegiatan lain atas saran Petugas. c) Menetapkan jenis kegiatan yang

akan dilaksanakan, misalnya penyuluhan KB, makanan pendamping ASI,

Imunisasi, pelayanan kesehatan, arisan, pengajian, kebaktian, pemanfaatan

pekarangan, menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan.

5.3.3. Kartu Menuju Sehat (Buku KIA)

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu untuk mencatat dan mengamati

tumbuh kembang anak. Dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari

bulan ke bulan pada KMS, seorang ibu dapat mengetahui dan berusaha

memperbaiki kesehatan anaknya, dapat mengetahui kemampuan anaknya, sesuai


dengan perkembangannya. Semua ibu pengunjung Posyandu perlu memiliki KMS

anaknya dan selalu membawa KMS tersebut pada setiap kali mengikutkan

anaknya dalam semua kegiatan kesehatan di dalam Posyandu dan Puskesmas.

KMS berguna sebagai alat penyuluhan gizi kepada ibu, berdasarkan

pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Setiap bulan ke Posyandu, ibu dapat

mengetahui dan mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan

menggunakan KMS. Kunjungan Ibu hamil dan bersalin dapat dilihat pada

Tabel 22.

Tabel 22. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) dan Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007
Ibu Hamil Ibu Bersalin
No Kelurahan Ditolong
Jumlah K4 Jumlah
% Tenkes %
(orang) (orang) (orang)
(orang)
1 2 4 5 6 7 8 9
Simpang
1 106 91 85.85 102 85 83.33
Empat
2 Sumahilang 180 157 87.22 172 151 87.79

3 Tanah Datar 66 56 84.85 63 52 82.54

4 Kota Baru 199 156 78.39 189 163 86.24

5 Sukaramai 183 141 77.05 175 148 84.57

6 Kota Tinggi 187 147 78.61 178 149 83.71

Jumlah 921 748 81.22 879 748 85.1


Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Tabel 22 diatas menggambarkan bahwa kunjungan ibu hamil di Posyandu


yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota rata-rata diatas 75 persen dan secara
keseluruhan kunjungan ibu hamil secara rata-rata 81,22 persen. Sementara itu,
keadaan ibu hamil yang menggunakan jasa persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan hampir di semua kelurahan sudah diatas 80 persen dan secara rata-
rata persalinan yang menggunakan jasa tenaga kesehatan adalah 85,1 persen.
5.3.4. Ibu Mengikuti Pogram KB

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran

penduduk saat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non

demografi. Faktor demografi diantaranya adalah struktur umur, struktur

perkawinan, umur kawin pertama, paritas, dirupsi perkawinan, dan proporsi yang

kawin. Sedangkan faktor non demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk,

tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi

(Said Rusli, 1989).

Dampak kebijaksanaan demografi yang pronatalis sebelum orde baru adalah

tingginya angka kelahiran. Di lain pihak angka kematian sudah mulai menurun

sehingga laju pertambahan penduduk alami terus meningkat. Kondisi ini sama

halnya dengan kondisi jumlah kelahiran dan kematian di seluruh kelurahan yang

ada di Kecamatan Pekanbaru Kota seperti terlihat pada Tabel 23.

Pada tahun 2007, total kelahiran di Kecamatan Pekanbaru Kota sebesar 411

orang dan total kematian sebesar 173 orang. Terlihat bahwa angka kelahiran lebih

besar daripada kematian. Hal ini mengindikasikan bahwa kesehatan ibu dan anak

mulai membaik.

Di Kecamatan Pekanbaru Kota angka kelahiran penduduk meningkat

disebabkan semakin membaiknya kondisi kesehatan keluarga penduduk. Hal ini

dikarenakan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan

dan kebutuhan gizi keluarga, serta dipengaruhi dengan keberadaan Posyandu di

masing-masing Kelurahan Pekanbaru Kota.


Tabel 23. Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut Kelurahan di Kecamatan
Pekanbaru Kota Tahun 2007
Kelahiran Kematian
Kelurahan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
(orang) (orang) (orang) (orang)
Simpang Empat 37 32 13 11
Sumahilang 30 45 17 17
Tanah Datar 31 49 13 9
Kota Baru 31 40 13 22
Sukaramai 25 27 8 13
Kota Tinggi 26 38 11 26
Jumlah 180 231 75 98
Sumber : Kantor Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

Masyarakat dapat dengan mudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

tersedia. Setiap Ibu menyusui perlu menjadi peserta KB, untuk membatasi jumlah

kelahiran, tetapi jumlah kelahiran tetap lebih tinggi dibanding jumlah kematian.

Hal ini disebabkan karena keberadaan Posyandu sudah dimanfaatkan dengan baik

oleh masyarakat di Kecamatan Pekanbaru Kota sebagai sumber informasi awal

tentang kesehatan keluarga.

Kegiatan program KB di dalam Posyandu dilaksanakan oleh kader

Posyandu, petugas Puskesmas dan petugas kesehatan. Setiap petugas kesehatan

menjelaskan perlunya alat kontrasepsi yang cocok buat Ibu yang bersangkutan.

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah

pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan

Puskesmas maka dilakukan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia

ruangan dan pelatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD.

Jumlah warga masyarakat yang sudah menggunakan alat KB dan masih aktif

menggunakan alat KB di Kecamatan Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel


Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber sebagaimana tergambar

pada Tabel 24.

Tabel 24. Jumlah Plus, Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Puskesmas dan
Kelurahan Di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2006
Jumlah Peserta KB Baru Peserta KB Aktif
Kelurahan Plus Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(Orang) (Orang) (%) (Orang) (%)
Simpang Empat 576 50 8,7 270 46,8
Sumahilang 1053 74 7,0 323 30,67
Tanah Datar 1092 173 15,84 691 63,27
Kota Baru 946 200 21,14 828 87,52
Sukaramai 1082 104 9,6 503 46,48
Kota Tinggi 524 173 33,0 362 69,08

Jumlah 5273 774 14,67 2977 56,46

Sumber : PLM Kota, PUSTU, Praktek Bidan Swasta, 2007

Dari Tabel 24 dapat diketahui bahwa masing-masing kelurahan memiliki

jumlah peserta yang menggunakan alat KB, baik peserta KB baru dan peserta KB

aktif. Dari tabel dapat terlihat bahwa peserta KB Baru dan peserta KB aktif

terbanyak terdapat di Kelurahan Kota Baru sebanyak 200 orang dan 828 orang.

Rata-rata keseluruhan di Kecamatan Pekanbaru Kota yang menjadi peserta KB

baru adalah sekitar 14,67 persen dan peserta KB aktif sekitar 56,46 persen, dan

masih ada sekitar 28,87 persen warga masyarakat Kecamatan Pekanbaru Kota

yang tidak menggunakan alat KB. Adapun alat KB yang digunakan di Kecamatan

Pekanbaru Kota tahun 2006 adalah implant, IUD, PIL, kondom, suntikan,

MOV+MOP dan OVAG (Dinas Kesehatan, 2007).


5.3.5. Pengunjung Posyandu untuk Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu kegiatan utama di dalam Posyandu.

Imunisasi bermanfaat untuk melindungi balita dari beberapa penyakit infeksi yang

berbahaya. Sasaran utama imunisasi adalah semua anak yang berumur 2 – 12

bulan dan harus dilakukan. Pelayanan Imunisasi di Posyandu Kelurahan di

Kecamatan Pekanbaru Kota hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas.

Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi

dan balita maupun terhadap ibu hamil, sebagaimana terlihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Program Imunisasi Puskesmas/Posyandu Kecamatan Pekanbaru


Kota Tahun 2007
BCG DPT1 Campak Polio IV HB I
HB I
(target (target (target (target (target
Target (target 90 %)
Kelurahan 90 %) 90 %) 80 %) 80 %) 90 %)
Bayi
Abs % Abs % Abs % Abs % Abs % Abs %

Kota tinggi 80 69 86,25 66 82,5 63 78,75 63 78,75 60 75 36 45


Suma
157 143 91,08 146 92,99 147 93,63 147 93,63 131 83,43 91 57,96
hilang
Simpang
60 56 93,33 55 91,66 53 80,33 53 80,33 55 91,66 29 48,33
Empat
Tanah
170 154 90,58 157 92,35 155 91,17 155 91,17 142 83,52 93 54,7
datar
Suka ramai 164 150 91,46 149 90,85 150 91,46 150 91,46 140 85,36 90 54,87

Kota baru 166 153 92,16 151 90,96 150 90,36 150 90,36 140 84,33 79 47,59
Tahun
796 724 90,95 724 90,95 718 90,3 718 90,3 671 84,29 421 52,88
2006
Tahun
798 738 98,33 725 88,51 711 87,68 711 87,68 638 77,94 1,518 61,83
2005
Sumber : Puskesmas & Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007

Keterangan : abs : absolut

Pada Tabel 25 diatas terlihat bahwa imunisasi yang dilakukan dalam

Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota adalah

BCG untuk mencegah penyakit TBC, DPT untuk mencegah penyakit difteri,

batuk tejam, tetanus. Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, campak untuk

mencegah penyakit campak dan hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.


Pelaksanaan imunisasi di dalam Posyandu pada masing-masing Kelurahan

Kecamatan Pekanbaru Kota, dapat dilihat melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).

KMS berisi catatan pemberian imunisasi bayi lengkap dengan jenis imunisasi

yang dibutuhkan pengunjung. Pada kolom KMS dilihat umur anak, jika umur

anak kurang dari 12 bulan dan belum pernah memperoleh imunisasi, maka

dianjurkan agar anak segera memperoleh imunisasi di Posyandu/Puskesmas

karena setiap anak sebelum umur satu tahun, harus sudah mendapat imunisasi

lengkap.

5.3.6. Dana Bantuan Posyandu

Dana revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota berupa paket

bantuan biaya revitalisasi Posyandu. Dana ini digunakan untuk pengganti

transportasi kader apabila kader melakukan kunjungan ke keluarga sasaran atau

Posyandu. Keterbatasan dana menjadikan perlunya penggalian dana swadaya

masyarakat dengan dukungan tokoh masyarakat setempat dan semangat gotong

royong harus ditumbuhkan, sehingga yang kaya merasa wajib menjadi donatur,

yang pintar memberikan ilmu, dan yang kuat memberikan tenaga.

Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:

a. Masyarakat

1. Iuran pengguna/pengunjung posyandu

2. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat

3. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat

4. Dana sosial keagamaan, misalnya zakat, infaq, sodakoh (ZIS), dan

sebagainya
Apabila Konsil Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan

dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Konseling Kesehatan

Kecamatan.

b. Swasta/Dunia Usaha

Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang

pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai

anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapt berupa dana, sarana,

prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.

c. Hasil Usaha

Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya

disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha

yang dilakukan antara lain:

1) Kelompok Usaha Bersama (KUB)

2) Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga

(TOGA)

d. Pemerintah

Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal

pembentukan, yakni berupa dana stimulant atau bantuan lainnya dalam

bentuk sarana dan prasarana Posyandu. Selain itu, Pemda Pekanbaru Kota

memberikan bantuan berupa honor para kader sebesar Rp. 700.000,00 setiap

bulannya untuk satu Posyandu, yang bersumber APBD Kota Pekanbaru.

Bantuan non-materi berupa makanan tambahan untuk perbaikan gizi

masyarakat dan obat-obatan. Pelaksanaan kegiatan Posyandu seperti

pembinaan Posyandu lainnya harus dilanjutkan, agar kegiatan Posyandu


yang sudah baik dapat dipertahankan. Sementara itu, penerimaan dana

pembangunan di masing-masing Kelurahan di Kecamatan Pekanbaru Kota

periode Tahun 2003 - 2006, dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Penerimaan Dana Pembangunan Kelurahan Menurut Kelurahan


di Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007 (Rupiah)
Tahun
Kelurahan
2003/2004 2004/2005 2005/2006
Simpang Empat 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Sumahilang 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Tanah Datar 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Kota Baru 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Sukaramai 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Kota Tinggi 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Jumlah 60.000.000 60.000.000 180.000.000
Sumber : Puskesmas Kecamatan Pekanbaru Kota Tahun 2007

2. Pemanfaatan dan Pengelolaan dana

a. Pemanfaatan Dana

Dana yang diperoleh Posyandu digunakan untuk membiayai kegiatan

Posyandu, antara lain dalam bentuk:

1) Biaya Operasional Posyandu

2) Biaya penyediaan PMT

3) Pengganti biaya perjalanan Kader

4) Modal Usaha KUB

5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan

b. Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus disimpan

di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk

keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang
ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola

secara bertanggung jawab.

Catatan keuangan harus berisikan penerimaan dan pengeluaran dana

mencakup semua paket kegiatan. Dana tersebut diterima oleh Puskesmas yang

salah satunya untuk kegiatan revitalisasi posyandu, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Pencatatan

Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan.

Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan Sistem

informasi Posyandu (SIP) terlampir yakni:

a Format 1: Catatan Kelahiran Bayi, Kematian Bayi, Ibu hamil dan kematian

Ibu (Hamil, melahirkan, nifas)

b Format 2: Register Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Posyandu

c Format 3: Register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur

(PUS) di wilayah kerja Posyandu.

d Format 4: Register Ibu Hamil di Wilayah Kerja Posyandu

e Format 5: Data Hasil Kegiatan Posyandu pada Hari Buka Posyandu

(Hari H)

2. Pelaporan

Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya kepada

Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor

terkait membutuhkan data tertulis yang terkait dengan berbagai kegiatan

Posyandu, Puskesmas atau sektor terkait harus mengambilnya langsung ke


Posyandu. Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang

bertanggung jawab untuk pengambilan data hasil kegiatan Posyandu.

5.3.7. Program Tambahan

Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu

dengan kegiatan baru, disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi,

Pencegahan dan Penanggulangan Diare.

Kegiatan tambahan merupakan kegiatan selain kegiatan utama, yang juga

merupakan kegiatan baru misalnya; perbaikan kesehatan lingkungan,

pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan

masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama

Posyandu plus.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima kegiatan utama

telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 persen dan

tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat

dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri

(SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD).

Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah

diselenggarakan antara lain:

1. Bina Keluarga Balita (BKB)

2. Kelompok Peminat Kesehatn Ibu dan Anak (KP-KIA)


3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya : ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis,

tetanus neonatorum.

4. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

5. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD)

6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP).

7. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui

Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

8. Desa Siaga

9. Pos malaria Desa (Posmaldes)

10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

11. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

Kegiatan baru tersebut misalnya; perbaikan kesehatan lingkungan,

pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan

masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama

Posyandu plus.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima kegiatan utama

telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50 persen dan

tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat

dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri

(SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD). Adapun beberapa Posyandu yang mempunyai program tambahan di

Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2003 hingga tahun 2007 terlihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Posyandu yang Mempunyai Program Tambahan di Kecamatan
Pekanbaru Kota Tahun 2003 – 2007
Program Tambahan
Kelurahan RW / Nama Posyandu
2003 2004 2005 2006 2007
Sumahilang 1. Pinang Sebatang 0 0 0 0 0
2.Dharma Ibu 0 0 0 0 0
3.Tunas Sukma 0 0 0 0 0
4.Sukma Jaya 0 0 0 1 dan 2 1 dan 2
5.Damai 0 0 0 0 0
6.Kasih Ibu 0 2 2 2 2
7. Sukma 0 0 0 0 0
8.Melati 0 0 0 0 *0
9.Mustika 0 0 0 0 0
Tanah Qatar 1. Jambu Mawar 0 0 0 0 0
2. Jambu Air 0 0 0 0 0
3. Bambu Kuning 0 0 0 0 0
4. Casiaver 0 0 2 2 2
5. Thawalib 0 0 0 0 0
6. Cendana 0 0 0 0 0
7. Beringin 0 0 0 0 0
Kota Baru 1. Karet 0 0 0 0 0
2. Permata Ibu 0 0 0 0 0
3. Kasih Ananda 0 0 0 0 0
4. Kuntum Mekar 0 0 0 0 0
5. Kasih Ibu 0 0 0 0 0
6. Cempaka 2 2 2 0 0
Kota Tinggi 1. Vinus 0 0 2 dan 3 2 dan 3 2 dan 3
2. Vinus Melati III 2 2 2 2 2
3. Vinus Melati IV 0 0 0 1 dan 2 1 dan 2
4. Vinus Melati V 0 0 0 0 0
Sukaramai 1 Tunas Jaya 0 0 0 0 0
2. Nilam 0 0 0 0 0
3. Karya Maju 0 0 0 0 0
4. Kasih Ibu 0 0 0 0 0
5. Kasih Ananda 0 0 0 0 0
6. Melati 2 2 2 2 2
Simp Empat 1 . Nenas 2 2 2 2 2
2. Kelapa 0 0 0 0 0
Keterangan : 1 = PAUD (pendidikan anak usia dini)
2 = BKB (Bina Keluarga Balita)
3 = TOGA (Tanaman obat keluarga)
0 = tidak ada program tambahan

Terlihat pada Tabel 27 umumnya berbagai Posyandu yang terdapat di

Kecamatan Pekanbaru Kota pada tahun 2003 hingga 2007 tidak mengalami

perkembangan progam tambahan. Namun, sebagian kecil dari Posyandu tersebut

ada yang mengalami perkembangan, dari tidak ada program tambahan menjadi

adanya program tambahan. Hal ini terlihat pada tahun 2006-2007 di Posyandu

Sukma Jaya dan Vinus Melati IV mengalami perkembangan yaitu adanya


program PAUD dan BKB. Sementara itu, pada tahun 2005-2007 Posyandu Vinus

mengalami perkembangan yaitu adanya program BKB dan TOGA.

5.4. Model Pengembangan Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

Perkembangan masing-masing Posyandu di masing-masing Kelurahan

Kecamatan Pekanbaru Kota tidak sama. Dengan demikian pembinaan yang

dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui

tingkat perkembangan Posyandu, dikembangkan metode dan alat telaahan

perkembangan Posyandu, yang disebut dengan nama Telaah Kemandirian

Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan

Posyandu secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh

kegiatan bulanan Posyandu terlaksana tidak rutin, serta jumlah kader sangat

terbatas yakni kurang dari 5 orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin

bulanan Posyandu, disamping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula

karena belum siapnya masyarakat.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun (cukup rutin), dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya

masih rendah, yaitu kurang dari sama dengan 50 persen.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali pertahun (rutin), dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima

orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni kurang dari 50 persen KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah mantap melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang

atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 persen, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

lebih dari 50 persen KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.

Dari keempat tingkat jenis Posyandu tersebut, maka dapat dilihat pada Tabel

28 bahwa pada periode Tahun 2003 – Tahun 2007, tingkatan Posyandu yang ada

di seluruh Posyandu pada masing-masing Kelurahan Kecamatan Pekanbaru Kota

adalah Madya dan Purnama. Sehingga model untuk pengembangan Posyandu bagi

keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah :

1). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan Madya adalah Intervensi yang dapat

dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan

mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih

menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi

yang dapat dilakukan antara lain: a). Pelatihan tokoh masyarakat,

menggunakan Modul Eskalasi Posyandu dengan metode simulasi. b).

Menerapkan pendekatan PKMD, terutama SMD dan MMD di Posyandu,

dengan tujuan untuk merumuskan masalah dan menetapkan cara

penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

2). Untuk Posyandu yang termasuk tingkatan purnama adalah : Intervensi yang

dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain: a). Sosialisasi program
dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman masyarakat

tentang dana sehat. b). Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat

tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK.

Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat

desa/Kelurahan, serta untuk kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula

pengurus Posyandu.

Tabel 28. Jumlah dan Persentase Posyandu Menurut Strata di Kecamatan


Pekanbaru Kota Tahun 2003 - Tahun 2007
Tingkatan Posyandu
Kelurahan Nama Posyandu
2003 2004 2005 2006 2007
Sumahilang 1. Pinang Sebatang 2 2 2 2 2
2. Dharma Ibu 2 2 2 2 2
3. Tunas Sukma 2 2 2 2 2
4. Sukma Jaya 2 2 3 3 3
5. Damai 2 2 2 2 2
6. Kasih Ibu 2 2 2 3 3
7. Sukma 2 2 2 2 2
8. Melati 2 2 2 2 2
9.Mustika 2 2 2 2 2
Tanah Datar 1. Jambu Mawar 2 2 2 2 2
2. Jambu Air 2 2 2 2 2
3. Bambu Kuning 2 2 2 2 2
4. Casiaver 2 2 3 3 3
5. Thawalib 2 2 2 2 2
6. Cendana 2 2 2 2 2
7. Beringin 2 2 2 2 2
Kota Baru 1. Karet 2 2 2 2 2
2. Permata Ibu 2 2 2 2 2
3. Kasih Ananda 2 2 2 2 2
4. Kuntum Mekar 2 2 2 2 2
5. Kasih Ibu 2 2 2 2 2
6. Cempaka 2 2 2 2 2
Kota Tinggi 1. Vinus 2 2 2 2 2
2. Vinus Melati III 2 2 3 3 3
3. Vinus Melati IV 3 3 2 2 2
4. Vinus Melati V 2 2 2 2 2
Sukaramai 1. Tunas Jaya 2 2 2 2 2
2. Nilam 2 2 2 2 2
3. Karya Maju 2 2 2 2 2
4. Kasih Ibu 2 2 2 2 2
5. Kasih Ananda 2 2 2 2 2
6. Melati 2 3 3 2 2
Simp Empat 1. Nenas 3 3 2 2 2
2. Kelapa 2 2 2 2 2
Sumber : Posyandu Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007
Ket : 1 = Pratama 3 = purnama 2 = Madya 4 = Mandiri
Tingkatan Posyandu Madya dan Purnama di seluruh Kelurahan Kecamatan

Pekanbaru Kota, apabila akan dikembangkan dan dibina terus agar mencapai

tingkatan Posyandu Madiri, maka intervensi yang harus dilakukan adalah bersifat

pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin

kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam

program tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing yang

dirumuskan melalui pendekatan PKMD.


VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI

6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan


Pekanbaru Kota

Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di

Kecamatan Pekanbaru Kota bertujuan untuk mengetahui dan menyusun strategi

revitalisasi posyandu yang akan ditetapkan dan dilaksanakan di seluruh Posyandu

yang ada di kecamatan Pekanbaru Kota, agar pelaksanaan revitalisasi Posyandu

tersebut terus berjalan lancar dan sukses pada masa yang akan datang.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threaths). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan.

Formulasi strategi yang tepat pada revitalisasi posyandu, perlu dilakukan

analisis yang mendalam agar revitalisasi Posyandu memiliki makna dan

memberikan tujuan untuk jangka panjang dan dapat menjadi sarana mempeolah

dasar kesehatan gratis dari pemerintah.

Adapun analisis SWOT terhadap revitalisasi posyandu yang ada di

kecamatan Pekanbaru Kota adalah sebagai berikut :

A. Kekuatan (Strenghts)

Struktur organisasi Posyandu fleksibel. Setiap kader dapat berperan serta

dalam setiap kegiatan. Hal ini terlihat dari partisipasi kader di berbagai

program Posyandu, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,


kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Sementara itu,

keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat

ditingkatkan sesuai kebutuhan. Posyandu dapat didirikan dimana saja, baik di

balai desa atau kelurahan, halaman rumah penduduk, dan sebagainya.

B. Kelemahan (Weaknesses)

Saat ini, Posyandu belum mampu melayani masyarakat secara optimal.

Sebagian besar Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota masih memiliki

beberapa keterbatasan, diantaranya dalam waktu pelayanan, jumlah kader, dan

ketersediaan peralatan. Posyandu belum mampu melayani masyarakat setiap

kali dibutuhkan. Waktu pelayanan Posyandu masih terbatas, program-program

pelayanan Posyandu hanya dilaksanakan pada waktu tertentu. Hal ini

dikarenakan kurangnya staf ahli kesehatan dalam suatu kelurahan sehingga

proses pelayanan harus dilakukan secara bergiliran. Di lain pihak, jumlah para

kader Posyandu masih terbatas dan diantara para kader Posyandu masih

banyak yang tidak aktif. Faktor yang menyebabkannya adalah kesibukan lain

diluar Posyandu. Keterbatasan lain yang terdapat Posyandu adalah kurangnya

kuantitas dan kualitas dari peralatan yang tersedia. Keterbatasan ini

mengakibatkan masyarakat enggan mempercayakan kesehatannya pada

Posyandu.

C. Peluang (Opportunities)

Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota memiliki peluang pengembangan

yang baik. Posyandu di kecamatan ini mendapat perhatian khusus dari

pemerintah daerah setempat. Melalui Posyandu, diharapkan pelayanan

kesehatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat


golongan miskin. Dukungan yang diberikan pemerintah daerah berupa dana

yang berasal dari APBD. Pada tahun 2007, pemerintah daerah telah

mengalokasikan dana sebesar Rp 576.000.000 untuk beberapa kegiatan

Posyandu, seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, dan lain-lain.

Selain itu, peluang pengembangan Posyandu dapat dilihat dari tingginya angka

kelahiran yang disertai penurunan angka kematian. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

Posyandu dapat menjadi salah satu tempat yang menyediakan kebutuhan

kesehatan masyarakat.

D. Ancaman (Threaths)

Semakin banyak tempat pelayanan kesehatan yang dianggap lebih baik dan

professional sehingga Posyandu terancam ditinggalkan masyarakat. Saat ini,

telah banyak terdapat tempat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, mantri,

pengobatan tradisional, dan sebagainya. Masing-masing tempat menawarkan

berbagai alternatif pengobatan dengan teknik pelayanan yang berbeda-beda.

Dalam hal ini, masyarakat dapat memilih tempat pelayanan kesehatan yang

paling sesuai dengan yang diharapkannya. Namun seiring dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat, tuntutan untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan terbaik semakin besar. Untuk itu, posyandu harus mampu bersaing

melalui peningkatan pelayanan dan profesionalisme para kader. Hal ini

dibutuhkan untuk mempertahankan eksisistensinya.


6.2. Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Posyandu

Berdasarkan analisis SWOT tersebut maka dapat disusun alternatif strategi

yang dapat diterapkan pada revitalisasi Posyandu yang dilaksanakan dan dibina.

Alternatif strategi tersebut disajikan dalam bentuk matrik pada Tabel 29.

Tabel 29. Matrik Analisis SWOT Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru


Kota Tahun 2007
Internal Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weaknesses)
1. Struktur organisasi fleksibel 1. Waktu pelayanan
sehingga Posyandu dapat posyandu terbatas
dikembangkan sesuai dengan sehingga masyarakat
kebutuhan, kondisi, kurang merasakan
permasalahan dan kemampuan manfaatnya.
sumberdaya. 2. Sebagian besar jumlah
2. Keberadaan Posyandu mudah kader belum cukup
dikembangkan sehingga melayani masyarakat dan
jumlahnya dapat ditingkatkan masih banyak kader yang
sesuai kebutuhan. belum aktif.
Eksternal 3. Kinerja posyandu belum
optimal karena tempat
dan peralatan belum
memadai.
Peluang (Opportunities) Strategi (Strenghts & Opportunities). Strategi (Weaknesses &
Opportunities)
1. Adanya perhatian dari Peningkatan kegiatan Posyandu Pengalokasian dana APBD
pemerintah daerah berupa sesuai dengan kebutuhan, kondisi, untuk pengembangan sarana
dukungan dana permasalahan dan kemampuan fisik Posyandu dan
2. Angka kelahiran yang sumberdaya masyarakat. pemberdayaan kader
meningkat seiring dengan Posyandu
peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap
kesehatan

Ancaman (Threats) Stategi (Streenghts & Threats) Strategi (Weaknesses &


Threats)
Semakin banyak tempat Peningkatan pelayanan Posyandu Optimalisasi kinerja
pelayanan kesehatan yang sesuai standar mutu pelayanan Posyandu
dianggap lebih baik dan kesehatan
professional sehingga
posyandu terancam
ditinggalkan masyarakat.
A. Strategi Strenghts-Opportunities (S-O)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk

memanfaatkan peluang eksternal dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di

Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang direkomendasikan adalah

peningkatan kegiatan Posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi,

permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Strategi ini merupakan

rekomendasi dari adanya peluang dari pemerintah daerah setempat yang

memberikan perhatian khusus pada bidang kesehatan. Disamping itu, peluang

adanya peningkatan angka kelahiran akibat dari peningkatan kesadaran

masyarakat dapat mendukung strategi tersebut. Kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan yang didukung oleh pemerintah dapat memudahkan

Posyandu untuk lebih meningkatkan kegiatannya sesuai dengan kebutuhan,

kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat setempat.

B. Strategi Strenghts-Threats (S-T)

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk

mengindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal bagi revitalisasi

Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota. Adapun strategi yang

direkomendasikan adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar

mutu pelayanan kesehatan. Strategi ini didasarkan atas tanggapan kekuatan

dari struktur organisasi fleksibel sehingga Posyandu dapat dikembangkan

sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya

dan keberadaan Posyandu mudah dikembangkan sehingga jumlahnya dapat

ditingkatkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor kekuatan tersebut dimanfaatkan

untuk menghindari ancaman berupa semakin banyak tempat pelayanan


kesehatan yang dianggap lebih baik dan professional sehingga Posyandu

terancam ditinggalkan masyarakat.

C. Strategi Weaknesses-Opportunities (W-O)

Strategi W-O merupakan stategi yang disarankan untuk mengurangi kelemahan

dengan memanfaatkan peluang yang ada. Adapun strategi yang

direkomendasikan adalah pengalokasian dana APBD untuk pengembangan

sarana fisik Posyandu dan pemberdayaan kader Posyandu. Strategi ini

direkomendasikan untuk mengatasi kelemahan Posyandu yang sebagian besar

jumlah kader belum cukup melayani masyarakat dan masih banyak kader yang

belum aktif serta kinerja posyandu belum optimal karena tempat dan peralatan

belum memadai. Dengan memanfaatkan peluang berupa dukungan khusus

pemerintah terhadap bidang kesehatan dan jumlah penduduk penduduk yang

bertambah akibat dari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan, sehingga diharapkan kelemahan tersebut dapat diatasi.

D. Strategi Weaknesses-Threats (W-T)

Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan

dan menghindari ancaman yang ada. Adapun strategi yang direkomendasikan

adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Strategi ini direkomendasikan untuk

mengatasi kelemahan berupa kinerja Posyandu yang belum optimal dan waktu

pelayanan Posyandu terbatas. Dengan mereduksi kelemahan-kelemahan

tersebut, antisipasi ancaman seperti banyak tempat pelayanan kesehatan yang

dianggap lebih baik dan professional dapat dilakukan sehingga Posyandu tidak

ditinggalkan masyarakat
6.3 Analisis Program Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota
Kota Pekanbaru

Berdasarkan urutan stategi prioritas dalam pelaksanaan program revitalisasi

posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, strategi pertama yang harus dilakukan

adalah meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi,

permasalahan, dan kemampuan sumberdaya masyarakat. Pelaksanaan Posyandu

harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat lokal dan memahami, serta

berusaha menyediakan kebutuhan bagi peningkatan kesehatan masyarakat.

Program pelaksanaan ini dapat berupa penyalurkan Pemberian Makanan

Tambahan (PMT) secara kontinyu. PMT adalah suplai makanan tambahan yang

mengandung komposisi gizi yang baik bagi anak dan balita yang diberikan secara

gratis, seperti pemberian bubur kacang hijau, berbagai jenis sereal, susu dan

sebagainya. Program lainnya seperti pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi

yang disertai penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut dan pemeriksaan

kesehatan rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita serta penyuluhan ASI eksklusif

bagi ibu-ibu. Sasaran dari berbagai program ini adalah anak dan balita serta ibu

hamil dan menyusui. Program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan bagi para ibu dalam meningkatkan gizi dan kesehatan keluarga.

Strategi kedua yang harus dilakukan adalah pengalokasian dana APBD

untuk pengembangan sarana fisik Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan

jumlah kader Posyandu.. Alternatif program yang dapat dilakukan untuk

mendukung program ini adalah pembangunan tempat khusus Posyandu yang

memiliki sarana dan prasarana yang baik dan pemantauan Posyandu secara rutin

untuk menjamin kualitas peralatan oleh pemerintah daerah.

Peningkatan dukungan pemerintah setempat dapat berupa materil maupun

non materil. Alokasi dana yang bersumber dari APBD setempat sebaiknya tidak
hanya terbatas untuk honor kader, tetapi juga dalam pemenuhan sarana dan

prasarana Posyandu. Dengan diadakannya pemantauan secara rutin dapat

menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan antar pihak-pihak yang

terkait. Sasaran dari strategi ini adalah pembina Posyandu, para kader dan

pemerintah daerah setempat.

Kegiatan ini seperti pengiriman tenaga ahli kesehatan ke Posyandu-

posyandu agar kader dapat lebih terampil dan profesional dan dapat dilakukan

studi banding antar Posyandu. Hal ini terbukti dari sebagian besar kader belum

mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina dengan

jumlah kader belum cukup untuk melayani masyarakat. Di Kecamatan Pekanbaru

Kota tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela

sebagai kader posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan kader

posyandu dapat digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja secara

sempurna/paruh waktu sebagai kader posyandu yang kemampuannya secara

berkala diuji oleh tim ahli kesehatan.

Alternatif program lain adalah dapat berupa pembetukan kelompok kader

yang kontinyu dan pemerintah setempat dapat melakukan penilaian-penilaian

rutin ke Posyandu dalam rangka pemantauan dan pemberdayaan kader Posyandu.

Selain itu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang berprestasi pun

sangat diperlukan untuk menimbulkan loyalitas dan memacu ketertarikan para

kader. Hal ini dikarenakan masih minimnya minat masyarakat untuk menjadi

kader posyandu, sehingga jumlah kader tidak cukup untuk melayani masyarakat

dan masih rendahnya kemampuan kader. Program ini dapat terwujud melaui

koordinasi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Sasaran yang

ditujukan dari strategi tersebut adalah masyarakat, para kader dan pemerintah

daerah setempat.
Strategi ketiga adalah optimalisasi kinerja Posyandu. Rekomendasi program

yang dapat dilakukan adalah penentuan jadwal program Posyandu secara lebih

teratur dan efektif sesuai kebutuhan. Penentuan jadwal yang jelas dan rutin dapat

lebih mempermudah kader dalam melayani masyarakat. Kepastian jadwal akan

menumbuhkan loyalitas masyarakat terhadap Posyandu karena masyarakat akan

memperoleh pelayanan kesehatan setiap kali membutuhkannya.

Strategi keempat adalah peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar

mutu pelayanan kesehatan. Rekomendasi program yang dapat dilakukan adalah

pembagian ”Kartu Keluarga Sehat Posyandu” sebagai media promosi di

masyarakat. Kartu tersebut dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Adapun

pengisian dan pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin. Adanya kartu sehat pada

setiap keluarga dapat mempermudah pemerintah setempat dalam pengawasan dan

pengontrolan kesehatan di lingkungan masyarakat Kecamatan Pekanbaru. Adanya

kartu sehat pada setiap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan

minat setiap keluarga untuk memeriksakan kesehatan ke Posyandu terdekat.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 30.


Tabel 30. Strategi, Program dan Sasaran Revitalisasi Posyandu di Kecamatan
Pekanbaru Kota Tahun 2007
No Strategi Program Sasaran
1. Peningkatan kegiatan a. Penyalurkan Pemberian Anak dan balita, ibu
posyandu sesuai Makanan Tambahan (PMT) hamil dan menyusui
dengan kebutuhan, secara kontinyu
kondisi, b. Pelaksanaan berbagai vaksin
permasalahan dan dan imunisasi yang disertai
kemampuan penyuluhan tentang
sumberdaya pentingnya masalah tersebut
masyarakat. c. Pemeriksaan kesehatan rutin
terhadap ibu-ibu hamil dan
balita
d. Penyuluhan ASI eksklusif
bagi ibu-ibu
2. Pengalokasian dana a. Pembangunan tempat khusus Pembina Posyandu,
APBD untuk Posyandu yang memiliki masyarakat, kader, dan
pengembangan sarana dan prasarana yang pemerintah daerah
sarana fisik baik
Posyandu, serta b. Pemantauan Posyandu secara
peningkatan dan rutin oleh pemerintah daerah
pemberdayaan kader untuk menjamin kualitas
Posyandu peralatan yang digunakan
c. Pengiriman tenaga ahli
kesehatan ke Posyandu-
posyandu untuk melakukan
penyuluhan
d. Studi banding antar Posyandu
e. Pembentukan kelompok
kader yang kontinyu
f. Peningkatkan honor dan
penghargaan bagi kader yang
berprestasi sebagai insentif
bagi calon-calon kader

3. Optimalisasi kinerja Penentuan jadwal program Masyarakat, kader


Posyandu Posyandu secara lebih teratur dan
efektif sesuai kebutuhan
4. Peningkatan Pembagian ”kartu keluarga sehat” Masyarakat
pelayanan Posyandu Posyandu sebagai media promosi
sesuai standar mutu di masyarakat
pelayanan kesehatan
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam revitalisasi

posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Kondisi posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota secara keseluruhan

belum baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan peran dan fungsi posyandu

yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan oleh belum terwujudnya

peran dan fungsi posyandu, sebagai wadah pemberdayaan masyarakat

dalam alih informasi dan keterampilan petugas posyandu dalam

mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama bagai kesehatan ibu dan

anak. Maka diperlukan dukungan moril, materil maupun finansial dari

berbagai pihak.

2. Permasalahan posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota adalah peran dan

fungsi posyandu masih belum berjalan baik, sebagian besar kader belum

mandiri karena tergantung dengan petugas puskesmas sebagai pembina

selain itu dengan jumlah kader yang belum cukup melayani masyarakat,

sarana prasarana posyandu belum memadai, anggaran rutin posyandu yang

belum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan untuk pelaksanaan posyandu.

3. Strategi prioritas dalam pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Pekanbaru Kota adalah :

a. Meningkatkan kegiatan posyandu sesuai dengan kebutuhan, kondisi,

permasalahan dan kemampuan sumberdaya masyarakat.


b. Pengalokasian dana APBD untuk pengembangan sarana fisik

Posyandu, serta pemberdayaan dan peningkatan jumlah kader

Posyandu

c. Optimalisasi kinerja Posyandu

d. Peningkatan pelayanan Posyandu sesuai standar mutu pelayanan

kesehatan.

4. Berbagai alternatif program revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru

Kota adalah penyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara

kontinyu, pelaksanaan berbagai vaksin dan imunisasi yang disertai

penyuluhan tentang pentingnya masalah tersebut, pemeriksaan kesehatan

rutin terhadap ibu-ibu hamil dan balita, penyuluhan ASI eksklusif bagi ibu-

ibu, pembangunan tempat khusus Posyandu yang memiliki sarana dan

prasarana yang baik, pemantauan Posyandu secara rutin oleh pemerintah

daerah untuk menjamin kualitas peralatan yang digunakan, pengiriman

tenaga ahli kesehatan ke Posyandu-posyandu untuk melakukan

penyuluhan, studi banding antar Posyandu, pembentukan kelompok kader

yang kontinyu, peningkatkan honor dan penghargaan bagi kader yang

berprestasi sebagai insentif bagi calon-calon kader, penentuan jadwal

program Posyandu secara lebih teratur dan efektif sesuai kebutuhan serta

pembagian ”Kartu Keluarga Sehat Posyandu” sebagai media promosi di

masyarakat.

7.2. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, terkait dengan masalah penelitian,

maka ada beberapa saran yang penulis sampaikan :


1. Supaya pemerintah membuat peraturan sebagai petunjuk yang jelas dalam

penyelenggaraan Posyandu.

2. Perlu perhatian serius dari pemerintah, baik Pemerintah Pusat, maupun

Pemerintah Daerah dengan memberikan alokasi dana anggaran yang

memadai untuk pelaksanaan posyandu dan insentif para kader posyandu.

3. Kepada masyarakat agar memberikan perhatian kepada pemberdayaan

posyandu karena posyandu merupakan sarana dasar dalam memperoleh

informasi kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita.

4. Pemerintah daerah setempat dapat memberikan bantuan pengiriman tenaga

ahli kesehatan dengan diikuti pemantauan rutin kepada para kader

Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA

Andrew M.M., & Boyle, J.S. 1995. Transcultural Concepts in Nursng Care (Edisi
ke-2). Philadelphia:J.B. Lippincontt Company

Bagoes Ida, Mantra, 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Budiman, Hamzah, 2005. Pedoman Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu


(Posyandu) Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

BKKBN, 1992, Perencanaan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta.

Departemen Agama RI, 1998, Membangun Keluarga Sakinah, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1999. Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI

Frieman , M.M. 1998. Family Nursing (Edisi ke-4) Connecticut: Appleton Lange

Kozier, B. & Erb, G. 1995 Fundamentals of Nursing: Process and Practice,


California, Guming Pub. Inc di. Terjemahkan (diterjemahkan oleh
Fadillah)

Mile, B. Mattew dan Michael A Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif, Buku
Sumber tentang Metode-metode Baru (Edisi terjemahan oleh Tjetjep
Rohendi Rohidi), UI Press, Jakarta

Monografi/Profil Kecamatan Pekanbaru Kota, 2007. Kantor Kecamatan


Pekanbaru Kota

Pusat Info Data Indonesia (PIDI), 2006. Peraturan Tentang Kependudukan dan
keluarga Sejahtera. PIDI. Jakarta.

Program Sistem Perencanaan Nasional dibidang Kesehatan, 1994-1999.


Bappenas, Jakarta

Rusli, Said, 1979. Ilmu Kependudukan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

-------------,1989. Ilmu Kependudukan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sadli M.1996. Transformasi Ekonomi Indonesia Sejak 1966 (sebuah Studi Krisis
dan Komprehensif). Titrea Wacan Yogya.Yogyakarta.
Sudiharto, S.Kp, M.Kes, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Pendekatan Keperawatan Transkultural, Penerbit Buku Kedokteran
egc. Jakarta.

World Bank. 1993. The East Asian Miracle : Economic Growth and Public
Policy. World Bank, Washington, D.C.

----------------, 1994. Indonesia’s Environment and Development Challenges for


the Future. World Bank, Washington. D.C

World Development,1991. Special Issue on Adjustment with Growth and Equity.

Sumber Lain :

Undang-Undang Nomor Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang


Kesehatan

Undang-Undang Nomor Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang


Sistem Jaminan Sosial Nasional

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otda No.411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni
2001 tentang Revitalisasi posyandu

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2005-


2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pekanbaru, 2006-2011

Anda mungkin juga menyukai