Bab II PDF
Bab II PDF
PEMBAHASAN ALAT
10
2.1.3 Spesifikasi pulse oximeter
a. Nama alat : Pulse Oximeter
b. Merk : Livotech
c. Model : LV-80 Green
d. Tipe display : LCD
e. Fungsi : Mengukur kadar oksigen dan denyut jantung.
f. Material : ABS
g. Sistem Kerja : Dijepitkan diujung jari
h. Dimensi : 5cm x 2cm x 2cm
i. Berat : 100 gram
4 2
5
3
Keterangan :
1. Pulse Indicator 3. Pulse Bar Graph 5. Power Switch
2. SpO2 4. PR
11
Cara Kerja Blok Diagram :
Dari baterai memberikan tegangan ke semua rangkaian lalu akan masuk
memberikan masukan pada inframerah dan LED merah, pulse oximeter mengolah
sinyal yang disadap oleh jari tangan menggunakan LED merah dengan Panjang
gelombang 660 nm sedangkan LED Inframerah memiliki Panjang 940 nm.
Berdasarkan Panjang gelombang yang dimiliki kedua LED tersebut mampu
menembus permukaan kulit. Ketika hemoglobin yang mengandung oksigen
melewati LED merah dan inframerah maka sinar akan diterima oleh photodiode
(tranduser) dan diubah menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik beserta dengan denyut
dari aliran darah yang terdeteksi, selanjutnya sinyal menuju rangkaian
pengkondisian agar sinyal tersebut memiliki karaktristik yang dibutuhkan
kemudian sinyal keluaran diterima mikrokontroller selanjutnya akan mengalami
proses perhitungan pada mikrokontroller untuk menentukan nilai saturasi oksigen
dalam darah kemudian ditampilkan di LCD sebagai penampil.
12
disebabkan aliran darah vena dan jaringan menciptakan suatu sinyal yang relatif
stabil dan sinyal ini disebut dengan komponen DC.
13
b. Peralatan yang digunakan
1) SpO2 simulator
Rigel SP-SIM adalah alat yang digunkan untuk mengukur SpO2 (pulse
oximeter).
2) Thermohygrometer
Thermohygrometer adalah alat yang mempunyai dua indikator pengukuran
yaitu thermometer dan hygrometer. Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu
pada suatu ruangan, sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban
pada suatu ruangan.
14
Gambar 2.6 Thermohygrometer
c. Prosedur kalibrasi
Persiapan
i. Lakukan pendataan administrasi meliputi : data alat pelanggan, daftar alat
yang digunakan, pelaksanaan kalibrasi.
ii. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.
iii. Pemeriksaan fisik dan fungsi alat.
15
iv. Catat kondisi kondisi tersebut pada lembar kerja.
d. Kalibrasi
i. Pengukuran keselamatan listrik meliputi :
Tegangan jala-jala.
Tahanan pembumian.
Kebocoran arus selungkup.
ii. Kinerja
Pengukuran Heart Rate (bpm)
a) Tentukan titik pengukuran : 60 bpm, 80 bpm, 120 bpm, 180 bpm, dan 240 bpm.
b) Hidupkan peralatan dan tunggu beberapa saat untuk pemanasan.
c) Mulailah lakukan pengukuran dari titik terkecil ke titik terbesar.
d) Tunggu beberapa saat sampai nilai penunjukan pada display monitor stabil.
e) Lakukan pengambilan data sebanyak 3 (tiga) kali pengukuran.
f) Catat hasilnya pada lembar kerja.
Pengukuran saturasi oksigen dalam darah (%SpO2)
a) Tentukan titik pengukuran.
b) Mulailah lakukan pengukuran dari titik terkecil ke titik terbesar.
c) Tunggu beberapa saat sampai nilai penunjukan pada display monitor stabil.
d) Lakukan pengambilan data sebanyak 3 (tiga) kali pengukuran.
e) Catat hasilnya pada lembar kerja.
e. Perhitungan
i. Nilai rata-rata
n
x i
x i 1
n
Dimana :
x = nilai rata-rata pengukuran
xi = nilai acak data pengukuran x1,x2,....xi
n = jumlah data yang diambil
ii. Koreksi = Standar – UUT (unit under test).
16
x
n 2
i x
iii. Standar Deviasi ( Stdv ) = i 1
n 1
Dimana :
σ = standard deviasi
iv. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran
a) Tipe A
Ketidak pastian kemampuan daya ulang pembacaan (Ua) :
Stdev
Ua
n
Derajat kebebasan tipe A ( Va ) :
a = n-1
b) Tipe B
Ketidak pastian dari sertifikat SpO2 simulator (Ub1), yaitu :
U
U b1
k
Dimana :
Ub : uncertainty tipe B
U : uncertainty sertifikat kalibrasi terdahulu
k : faktor cakupan yang nilainya dari tingkat kepercayaan U(2).
c) Ketidakpastian kemampuan daya baca dari SpO2 simulator (Ub2).
d) Ketidakpastian kemampuan daya baca pulse oximeter diestimasi mempunyai
semi range; a = 0,5 x resolusi pulse oximeter.
e) Dengan asumsi distribusi segi empat maka ketidakpastian kemampuan daya
baca pulse oximeter adalah :
a
U b2
3
f) Ketidakpastian kemampuan daya baca dari pulse oximeter (Ub3).
g) Ketidakpastian kemampuan daya baca pulse oximeter diestimasi mempunyai
rata-rata; a = 0,5 x resolusi pulse oximeter.
h) Dengan asumsi distribusi segi empat maka ketidakpastian kemampuan daya
baca pulse oximeter adalah :
17
a
U b3
3
i) Ketidakpastian baku gabungan (Uc) pulse oximeter adalah :
f. Ambang batas
Tabel 2.2 Ambang batas
No. Parameter Ambang batas yang diijinkan
1. Saturasi O2 (% SpO2) ± 5%
18
60 60 59 60
80 78 87 80
Heart rate 120 119 120 118 ± 10%
180 180 178 178
240 239 237 238
x i
x i 1
n
99 + 99 + 100
𝑥̅ =
3
𝑥̅ = 99.3
x
n 2
i x
i 1
n 1
(𝑥1 −𝑥̅ )2 + (𝑥2 −𝑥̅ )2 + (𝑥3 −𝑥̅ )2
𝜎=√
(𝑛−1)
𝜎 = √1.14
𝜎 = 1.1
19
2.2 Infusion Pump
2.2.1 Gambaran Umum Infusion Pump
Infusion pump adalah peralatan medik yang digunakan untuk mengontrol
pemberian cairan infus secara elektronik (ml/h), cairan infus berupa zat-zat
makanan yang diperlukan oleh tubuh, cairan tersebut diberikan karena tubuh
kekurangan zat-zat tersebut. Dengan kondisi pasien yang sangat lemah, maka cairan
infus tersebut diberikan melalui kulit. Jarum penyalur cairan infus ditusuk pada
kulit, kemudian botol penampung cairan akan mengalirkan cairan sesuai kebutuhan.
Dengan demikian pemberian cairan infus ke pasien dapat secermat dan seefisien
mungkin dan perawat tidak perlu memantau pasien secara terus menerus karena alat
ini telah dilengkapi dengan system pengaman berupa alarm. Infusion pump
merupakan alat yang digunakan untuk mengatur jumlah cairan yang masukkan
kedalam tubuh melalui sirkulasi darah pasien secara langsung melalui vena.
2.2.3 Spesifikasi
a. Merk : B Braun
b. Model : Perfusor compact S
20
c. No.Seri : 104692
d. Produk : Germany
e. Daya : 12 VA
f. Tegangan AC : 230-240 V
g. Frekuensi : 50/60 Hz
6 3
4
7
5
Gambar 2.10 Bagian-bagian Infusion Pump
Keterangan :
1. ON/OFF: Untuk mematikan dan menghidupkan alat
21
2. Silence: Untuk memtikan alarm
3. Start/Stop: Untuk memulai dan memberhentikan alat
4. Clear: Untuk mengapus data
5. Decimal point
6. Indikator alarm
7. Control LED
22
Nurse call I/O circuit, nurse call relay dikontrol oleh sinyal nurse call relay
dari CPU atau signal run out of control stop.
Air in-line detection circuit, untuk mendeteksi keberadaan gelembung pada
pipa atau selang pada infusion pump, untuk mendeteksi udara dalam aliran maka
diigunakan ultrasonic sensor.
Delivery detection circuit, digunakan untuk mendeteksi berapa besar tetesan
yang sudah dikeluarkan atau diberikan. Tetesan pada drip chamber dideteksi
dengan infra red emitting element yang terletak pada drop sensor probe.
Occlusion detection circuit, rangkaian ini berguna untuk mendeteksi
terjadinya penyumbatan saat terjadi tekanan internal pada selang keluaran, dimana
pendeteksian secara mekank diatur pada bagian terendah dari fingger unit. Oclusion
plunger yang menggunakan magnet akan mendeteksi posisi yang berubah
dikarenakan oleh bergeraknya tabung / selang.
Door detection circuit, mendeteksi keadaan door, dimana akan terdeteksi oleh
magnet yang dipasang pada pintu dan semua bagian element dihubungkan pada
display circuit. Fail safe circuit, berguna untuk mengetahui keadaan bekerjanya
control circuit dan display circuit board CPU yang akan digunakan untuk
berkomunikasi dengan bagian lain pada saat status operasi dengan CPU.
23
4. Pasang Infusion set.
5. Hubungkan alat dengan catu daya
6. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi ON.
7. Cek fungsi alarm.
8. Lakukan pemanasan secukupnya.
9. Perhatikan protap pelayanan.
10. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
11. Alirkan cairan infus ke infusion set sampai tak ada gelembung udara.
12. Tentukan jumlah tetesan permenit.
13. Set alarm pada posisi ON.
14. Lakukan tindakan 15.
15. Setelah tindakan selesai, matikan alat dengan menekan/memutar tombol
ON/OFF ke posisi OFF.
16. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
17. Lepaskan infusion bag dan lepaskan slang-slang infus. Pastikan bahwa
infusion pump dalam kondisi baik dan dapat difungsikan pada
pemakaian berikut.
18. Pasang penutup debu.
19. Simpan infusion pump di tempatnya.
24
2.2.9 Troubleshooting/pebaikan infusion pump
25
3. Pencatatan
a. Isi formulir lembar kerja.
b. Pelaksanan IPM dan user menandatangani laporan kerja dan alat di serahkan
kembali kepada user.
2) Themohygrometer
Thermohygrometer adalah alat yang mempunyai dua indikator pengukuran
yaitu thermometer dan hygrometer. Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu
pada suatu ruangan, sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur
kelembaban pada suatu ruangan.
26
Gambar 2.13 Thermohygrometer
c. Prosedur kalibrasi
Persiapan
i. Lakukan pendataan administrasi meliputi : data alat pelanggan, daftar alat
yang digunakan, pelaksanaan kalibrasi.
ii. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.
27
iii. Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat pelanggan.
iv. Catat hasil pada lembar kerja.
v. Lakukan instalasi.
vi. Hidupkan alat ukur dan infusion pump yang akan diukur.
vii. Periksa tombol tombol fungsi pada infusion pump, untuk memastikan fungsi
alat.
d. Kalibrasi
i. Pengukuran keselamatan listrik meliputi :
Tegangan jala-jala
Tahanan pembumian
Kebocoran arus
ii. Kinerja
Pengukuran flow rate (mL/h)
a) Tentukan titik pengukuran : 50mL, 100 mL, 200 mL
b) Mulailah lakukan pengukuran dari titik terkecil ke titik terbesar .
c) Tunggu beberapa saat sampai posisi grafik flow rate stabil.
d) Lakukan pengambilan data setiap 3 (tiga) menit untuk 3 kali pengukuran
pada tiap titik setting.
e) Catat hasilnya pada lembar kerja.
Perngukuran penyumbatan (Occulucion)
a) Atur dan pilih mode occlusion pada infusion divace analyzer.
b) Atur besarnya flow rate infusion pump pada posisi maksimum.
c) Tekan tombol start flow rate dan catat nilai tekanan penyumbatan
(occlusion) saat alarm occlusion aktif.
e. Perhitungan
i. Nilai rata-rata
n
x i
x i 1
28
Dimana :
x
n 2
i x
iv. Standar deviasi ( Stdv ) = i 1
n 1
Dimana :
σ = standard deviasi
v. Perhitungan ketidakpastian pengukuran
a) Tipe A
Ketidakpastian kemampuan daya ulang pembacaan (Ua) :
Stdev
Ua
n
b) Tipe B
c) Ketidakpastian dari sertifikat infusion device analyzer (Ub1), yaitu :
U
U b1
k
Dimana :
Ub = uncertainty tipe B.
U = uncertainty sertifikat kalibrasi terdahulu.
k = faktor cakupan yang nilainya dari tingkat kepercayaan .
d) Ketidakpastian kemampuan daya baca dari infusion pump (Ub2).
e) Ketidakpastian kemampuan daya baca Infusion Pump diestimasi mempunyai
rata-rata ; a = 0,5 x resolusi infusion pump.
f) Dengan asumsi distribusi segi empat maka ketidakpastian kemampuan daya baca
infusion pump adalah :
a
U b2
3
29
g) Ketidakpastian baku gabungan ( Uc) adalah :
Uc = (Ua) 2 (U b1 ) 2 (U b 2 ) 2
Uexp = Uc x k
i) Dengan asumsi distribusi normal, maka ketidakpastian bentangan ( Uexp )
dengan cakupan k = 2, sehingga :
Uexp = Uc x 2
f. Ambang batas
Tabel 2.5 Amang batas
No. Parameter Ambang batas yang diijinkan
1. Flow rate ± 10 % dari nilai setting
2. Uji penyumbatan Maksimal 310,3 kPa
(Occlusion)
x i
x i 1
30
51.55 + 50.97 + 50.97
𝑥̅ =
3
𝑥̅ = 51.16
x
n 2
i x
i 1
n 1
(𝑥1 −𝑥̅ )2 + (𝑥2 −𝑥̅ )2 + (𝑥3 −𝑥̅ )2
𝜎=√
(𝑛−1)
𝜎 = √0.11215
𝜎 = 0.33
3) Tentukan nilai Ua
Stdev
Ua
n
0.33
Ua =
√3
Ua = 0.19
31
2.1 Electrocardiograph
2.3.1 Gambaran Umum Eletrocardiograph
Electrocardiograph (ECG) merupakan perangkat diagnostik yang
digunakan untuk mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung atau
mencatat pulsa bioelektrik yang dihasilkan oleh jantung, sehingga kecepatan
denyut jantung rata-rata dapat dihitung dalam denyut permenit, dan juga dapat
melihat kelainan irama jantung. Biasanya alat ini ditempatkan diruang-ruang yang
strategis, seperti diruang gawat darurat (UGD), ruang bedah, di ruang rawat intensif
(ICU / ICCU), dan ruang-ruang lain yang memerlukan pemantauan keadaan pasien
secara langsung. Cara alat ini memonitor keadaan jantung pasien adalah dengan
memasang elektroda-elektroda yang ditempatkan pada titik-titik tertentu pada
permukaan kulit pasien. Elektroda-elektroda ini berfungsi sebagai penangkap
sinyal aktivitas jantung, kamudian diperkuat sehingga dapat terlihat dilayar monitor
atau terbaca pada kertas perekam (record paper).
32
2.3.2 Fungsi Electrocardiograph
EKG berfungsi untuk mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti
aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau
miokarditis), dan penyakit jantung koroner.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf.
Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan
data ini pada layar visual atau pada kertas print. Data ini kemudian ditafsirkan oleh
dokter yang ahli.
33
2.3.4 Bagian-bagian Electrocardiograph
2
4
3
Keterangan :
1. Printer
2. Handle
3. Kontrol Panel
4. Display
1
4
2 5
34
(https://indonesian.alibaba.com)
Keterangan :
1. Elektroda Ekstremitas
2. Kabel Power
3. Kabel Elektroda
4. Kertas Grafik EKG
5. Elektroda Dada
35
2.3.6 Prinsip Kerja Electrocardiograph
Secara blok diagram maka dapat diuraikan analisa kerja ECG sebagai
berikut :
Blok diagram supply memberikan tegangan keseluruh bagian blok
rangkaian. Tegangan dapat bersumber dari tegangan jala-jala PLN, atau dari
baterai. Elektroda yang dipasangkan pada tubuh pasien berfungsi sebagai pengubah
arus ionik yang ada pada tubuh pasien menjadi arus elektrik. Kemudian arus dari
elektroda ini masuk kedalam blok isolasi dan rangkaian pengaman. Rangkaian
dalam blok ini melindungi pasien dari arus balik yang berbahaya yang mungkin
terjadi atau dibangkitkan oleh ECG ini sendiri dan rangkaian ini melindungi
kebocoran arus atau tegangan ke blok lain, sehingga bila terjadi arus bocor atau
tegangan yang melewati input didalam kondisi normal, maka hal ini tidak akan
merusak pesawat dan tidak mempengaruhi pasien.
Setiap elektroda yang dihubungkan ke tubuh pasien, berhubungan dengan
pemilihan lead yang ada pada pesawat ECG. Blok pemilihan lead ini berfungsi
untuk menenstukan elektroda mana yang akan digunakan untuk mendeteksi atau
mengetahui bentuk pulsa jantung pasien yang direkam, kemudian diteruskan
kerangkaian pre-amp.
Fungsi blok rangkaian pre-amplifier adalah menguatkan sinyal bioelektrik
yang diperoleh dari aktivitas listrik jantung. Pre-amp mempunyai penguatan
impedansi input yang sangat tinggi dan mempunyai Common Mode Rejection
(CMMR) yang tinggi. Jenis pre-amp yang digunakan yaitu defferensial amplifier.
Driver amplifier berfungsi untuk memperkuat pulsa ECG yang dihasilkan
oleh rangkaian pre-amp, dimana pulsa ini diperkuat sedemikian rupa sehingga
mampu menggerakkkan pena heat stylusrecorder, sehingga stylus mampu bergerak
sesuai bentuk pulsa yang telah dikuatkan tersebut.
Pada blok recorder, umumnya dipakai jenis recorder oscillograph dan
pada head stylus recorder menggunakan kertas khusus yang peka terhadap panas
untuk merekam pulsa ECG.
36
2.3.7 Prosedur Pengoperasian Electrocardiograph
a. Persiapan Alat
1) Pasang kertas rekam pada tempatnya
2) Pasang kabel catu daya pada stop kontak, sebaiknya menggunakan
stabilisator agar tegangan yang masuk pada pesawat stabil.
3) Pasang kabel pasien (elektroda) pada pesawat, pastikan
konektor terpasang dengan baik dan tidak tertukar.
4) Periksa kondisi baterai ( bila pesawat mengguankan baterai) dengan
mengatur kondisi pada pemakaian sumber daya dari baterai.
b. Persiapan Perekaman
1) Tekan tombol power pada posisi ON
2) Pilih sensitivitas dengan pemilihan posisi sensitivity selector pada posisi
0,5,1 atau 2
3) Tempatkan posisi stylus agar berada tepat ditengah-tengahkertas grafik
dengan mengatur pen position adjustment
4) Sebelum perekaman dimulai pastikan lead selector test atau kalibrasi.
Geser selector pada posisi RUN kemudian tekan tombol kalibrasi untuk
mendapatkan tampilan pulsa segi empat kalibrasi pada kertas perekaman
5) Pastikan tinggi pulsa 5 mm pada sensitivity 0,5
6) Pastikan tinggi pulsa 10 mm pada sensitivity 1
7) Pastikan tinggi pulsa 20 mm pada sensitivity 2
8) Bial tampilan pulsa segi empat kalibrasi pada kertas perekaman tidak
sesuai dengan bentuk normal maka perlu setting ulang
9) Bila tinggi pulsa segi empat tidak sesuai dengan pemilihan dari sensitivity
maka atur pada bagian sensitivity adjuster
c. Pemasangan Elektroda
1) Sebelum pemasangan elektroda , bersihkan terlebih dahulu bagian tubuh
yang akan ditempelkan elektroda, dengan menggunakan krim khusus
atau dengan alkohol 70%
37
2) Gunakan jelly / pasta khusus secukupnya pada permukaan tubuh yang
akan ditepelkan elektroda agar penghantar sinyal jantung dapat
tertangkap dengan baik oleh elektroda.
3) Pasang elektroda sesuai dengan kode yang ada pada ujung kabel sesuai
dengan pola berikut ini :
a. RA untuk lengan sebelah kanan
b. LA untuk lengan sebelah kiri
c. RL untuk kaki sebelah kanan
d. LL untuk kaki sebelah kiri
Bipolar
a. Lead 1 : Untuk mengukur potensial antara RA – LA
b. Lead 2 : Untuk mengukur potensial antara RA – LL
c. Lead 3 : Untuk mengukur potensial antara LA – LL
Unipolar
e. AVR : Untuk mengukur potensial antara RAdengan LA + LL
f. AVL : Untuk mengukur potensial antara LA dengan RA + LL
g. AVF : Untuk mengukur potensial antara LL dengan RA + LA
Unipolar Cheast Lead
a. V1 : Ruang iga ke 4 garis sternal kanan
b. V2 : Ruang iga ke 4 garis sternal kiri
c. V3 : Diantara V2 dan V4
d. V4 : Ruang iga ke 5 garis tengahclaviculakiri
e. V5 : Ruang iga ke 5 garis oxila depan kiri
f. V6 : Ruang iga ke 5 garis oxila tengah kiri
d. Proses Perekaman
1) Proses perekaman dimulai dengan lead selector pada posisi lead 1
2) Aktivkan selector RUN yang berfungsi mengaktifkan proses perekaman
(yang ditandai dengan bekerjanya motor penggerak kertas pencatat dan
stylus yang mulai bergerak mencatat pulsa jantung pasien) untuk
mendapatkan beberapa hasil perekaman sinyal pulsa jantung pasien.
38
3) Pindahkan lead selector pada posisi II dan III.
4) Selama pemindahan lead, pastikan tidak terjadi proses perekaman,
dengan mudah merubah posisi selector dari posisi RUN pada posisi INST
5) Bila pada suatu kejadian selama aproses perekaman yang perlu mendapat
perhatian , maka gunakan even marker untuk menandakanya.
6) Setelah proses perekaman selesai, lead selector harus dalam posisi
kalibrasi , sebelum kabel pasien (elektroda ) dilepas pasien
39
2. Baut ECG kendor
Perbaikan :
1. Setelah di check dengan bantuan air ternyata kabel elektroda ECG ada yang
putus. Sehingga perlu mengganti kabel elektroda ECG.
2. Baut ECG kendor sehingga gambar sinyal yang dihasilkan tidak sesuai. Oleh
sebab itu baut perlu dikencangi agar gambar sinyal sesuai.
2.4 Sphygmomanometer
2.4.1 Gambaran Umum Sphygmomanometer
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli
bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran
tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak
itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran
tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya
menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan
masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah
menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa
masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak
meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air raksa
ini.
40
Gambar 2.19 Alat Spyhgmomanometer
( https://www.medicalogy.com)
Alat ini membantu mengetahui seberapa besar tekanan darah, sehingga kita
bisa menilai apakah tekanan darah kita normal atau tidak. Tekanan darah normal
manusia berkisar 100-130 mmHg untuk tekanan sistolik, sedangkan untuk tekanan
diastolik normalnya adalah 60-90 mmHg. Pengertian sistolik adalah di saat terjadi
kontraksi otot jantung. Sedangkan diastolik adalah tekanan darah di saat jantung
beristirahat atau relaksasi. Dikatakan tekanan darah tinggi ketika tensi darah di atas
140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah rendah menunjukan bahwa tensi darah di
bawah 90/60 mmHg.
41
1) Menset berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk
mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaannya dipasang pada
lengan pasien.
3) Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa
oleh udara di dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang
pembuangan udara.
4) Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.
5) Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air
raksa terdapat filternya.
42
2.4.5 Blok Diagram Sphygmomanometer
Keterangan:
43
3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke
dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah
lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus
diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi
denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat
terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum
penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar
lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik
2.4.8 Perawatan
1. Simpan tensimeter dalam suhu ruangan yang sesuai untuk menjaga ketahanan
tensimeter.
2. Membersihkan kaca dan bagian-bagian tensimeter dari debu dan kotoran.
3. Bersihkan valve inlet/klep masuk pada bulb dengan menggunakan kapas yang
dibasahi dengan alkohol.
B. Dokumen Acuan
44
1. Buku pengoperasian alat Digital Pressure Meter.
2. Euromat 2011.
3. International RecommendationOIML R 16-1 Edition 2002 (E) for Non-
Invasive Mechanical Sphygmomanometer.
4. ISO GUM 43-1.21997
5. ECRI Sphygmomanometers: 424-20081015-01-Major-Proc
6. SNI 16-4415-1997.
C. Kondisi Lingkungan
1. Suhu ruang : 15 ºC - 25 ºC
2. Kelembaban nisbi : 20% - 85% RH
D. Prosedur Kalibrasi
I. Persiapan
1. Lakukan pendataan administrasi meliputi : data alat pelanggan, data alat
yang digunakan untuk kalibrasi
2. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.
3. Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat pelanggan, meliputi:
a. Chassis / Permukaan.
Periksa bagian luar unit untuk kondisi fisik kebersihan secara umum.
Pastikan bahwa rumah plastik utuh, tidak ada tanda-tanda cairan
tumpah atau penyalahgunaan serius lainnya. Periksa tabung kolom
merkuri dari keretakan. Hapus tabung rusak dari layanan, bahkan jika
tidak sedang bocor atau mempengaruhi kinerja, untuk menghindari
kemungkinan tumpahan merkuri. Periksa rumah pengukur aneroid
dari pecah/retak dan bagian-bagian yang longgar.
b. Dudukan / Penyangga.
Jika unit dipasang berdiri pada tiang atau keranjang, periksa
kondisidudukan / tiang penyangga. Jika unit melekat ke dinding atau
bersandar di rak, periksa keamanannya.
c. Sumbu / rem.
Jika unit bergerak pada sumbu, memeriksa kondisinya. Carilah
akumulasi serat dan benang sekitar sumbu, dan pastikan bahwa unit
45
dapat berbalik dan putar dengan baik. Jika unit dilengkapi rem dan
kunci putar, pastikan semuanya bekerja dengan baik.
d. Tabung / Selang / Bulb.
Periksa kondisi semua tabung dan selang dan bola ukur. Pastikantidak
retak, tertekuk, atau kotor.
e. Fittings / Konektor.
Periksa semua perlengkapan dan konektor untuk kondisi fisik secara
umum.
f. Filter.
Periksa kondisi filter kolom/tabung merkuri.
g. Katup.
Katup harus dapat bekerja cepat dan akurat menyesuaikan terhadap
perubahan tekanan darah.
h. Indikator / Menampilkan.
Meter dan skala tanda harus jelas dan mudah dibaca, dan kacapenutup
di sebuah pengukur aneroid/mercurial harus utuh.
i. Pengaturan Tekanan nol.
Dengan tidak ada tekanan di manset, gauge aneroid atau tingkat
merkuri harus membaca nol (± 1 mm Hg).
j. Manset.
Penggunaan manset dengan ukuran yang tidak sesuai dapat
menyebabkan kesalahan pengukuran yang signifikan. Penggunaan
alat harus sesuai dengan karakteristik fisik dari pasien dan pada siapa
alat akan digunakan (misalnya, manset kecil harus berada di daerah
ruang pediatrik). Semua manset harus bersih dan dalam kondisi baik
tanpa jahitan robek. Carilah tanda-tanda degradasi atau retak pada
karet / selang pada mansetnya.
k. Gauge / Kolom.
Pastikan bahwa pointer dari sebuah pengukur aneroid jatuh lancar di
seluruh skala dan tidak menempel atau mengikat. Dalam manometer
merkuri, tabung kaca dan merkuri harus bersih. Periksa kolom merkuri
46
naik dan bergerak dengan lancar. Mercury "menari" atau "menempel"
pada dinding tabung menunjukkan tabung kotor dan filter.
47
b. Tentukan titik pengukuran pada0 mmHg,40 mmHg,80 mmHg,120
mmHg,160 mmHg,200 mmH dan 240 mmHg.
c. Berikan tekanan 0 mmHg pada sphygmomanometer lalu catat nilai
penunjukan pada display digital pressure meter dalam lembar kerja.
d. Beri tekanan 40 mmHg pada sphygmomanometer.
e. Tunggu beberapa saat sampai posisi air raksa stabil.
f. Catat nilai penunjukan air raksa pada sphygmomanometer dan nilai
yang terukur pada display digital pressure meter pada lembar kerja
kalibrasi
g. Ulangi langkah d – f untuk titik setting lainnya sampai nilai 240
mmHg.
h. Kurangi tekanan dari nilai 240 mmHg – 0 mmHg.
i. Ulangi langkahd dan e.
j. Ulangi pengukuran agar diperoleh 3 data pada tiap titik pengukuran
naik dan turun.
E. Perhitungan
1. Nilai rata-rata
n
x i
x i 1
dimana :
x = nilai rata-rata pengukuran
xi = nilai acak data pengukuran x1,x2,....xi
n = jumlah data yang diambil
2. Koreksi = Penunjukan digital pressure meter – Setting pada
sphygmomanometer
Koreksi
3. Koreksi relatif x100 %
Setiing
48
x
n 2
i x
4. Standar Deviasi ( Stdv ) =
i 1
n 1
dimana : σ = standard deviasi
49
f. Ketidak pastian baku gabungan (Uc) sphygmomanometer adalah :
Uc Ua 2 Ub12 Ub2 2 Ub3 2 Ub4 2
U exp 2 xUc
50
2.5 TIMBANGAN BAYI DIGITAL
51
Model : BD 590
Produk : USA
Berat : 2,5 kg
Ukuran nampang : 54,5 cm x 27 cm
Berat maksimal : 20 kg
Akurasi pengukuan : 10 g
Power : 4 baterai AA
3
2
5
Gambar 2.23 Bagian-bagian timbangan bayi digital
Keterangan :
1. Nampan bayi 4. Hold
2. Display 5. Recall
3. On/off
52
2.5.5. Blok diagram timbangan bayi digital
53
adanya tegangan mekanis yang bekerja, kemudian merubah gaya mekanik menjadi
sinyal listrik. Lalu sinyal listrik itu akan dikirim ke prosessor dan diteruskan ke
display.
2.6 DEFIBRILATOR
54
fibrilasi ventikuler dan keadaan pasien akan bertambah parah dalam beberapa menit
apabila keadaan ini tidak diperbaiki, untuk mengembalikan denyutan jantung agar
dapat bekerja mestinya maka digunakan alat defibrilator. Dengan memberikan
ransangan arus listrik pada sel-sel ventrikuler jantung, sehingga semua sel akan
diharapkan melewati masa krisis secara bersamaan dan diharapkan jantung akan
mulai berdenyut secara teratur. Defibrillator juga ada yang dilengkapi dengan ECG
dan ada pula yang tidak tetapi selain itu dapat juga di sambungkan ke ECG monitor.
Electrocardiogram ( ECG ) biasanya di tempatkan dalam 1 unit dengan
defibrillator untuk mengetahui keadaan detak jantung (fibrillasi) saat pasien
mengalami gagal jantung atau pada saat treatment defibrillator.
55
Frekuensi : 50-60 Hz
Dimensi (WxHxD) : 403x152x324 mm
Tegangan AC : 230 V
Berat : 8 kg
Energi yang dihasilkan : 1 – 200 J
Mak. pengosongan : 100 +
Waktu pengsian baterai : 5 jam
4
2
Keterangan :
1) Pedal / elektroda, Sebagai perantara dalam pemberian kejutan energi
kejantung pasien.
2) Selector, Untuk mengatur keluaran energi yang akan dikeluarkan dan
menampilkan hasil dalam bentuk display.
3) Kabel ECG, Untuk memberikan informasi sinyal jantung pada pasien.
4) Display, Untuk memberikan gambaran hasil sinyal pada layar.
56
2.6.5. Blok diagram defibrilator
57
2.6.6. Prinsip kerja defibrilator
Listrik masuk kerangkaian catu daya, lalu disearahkan menggunakan dioda.
saat tombol Charge ditekan akan mengisi kapasitor setelah kapasitor terisih penuh,
tombol Shock ditekan akan melepaskan muatan listrik yang ada di kapastor ke
pasien melalui media paddle sternum dan pedal apex.
58
4) Habis digunakan diharapkan pedal dalam keadaan bersih dari bekas gel
yang telah digunakan,
5) Melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali, apakah masih
layak digunakan atau tidak,
6) Lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam bulan sekali.
5%
0.00 Ω – 2999 Ω
59
1) Defibrillator Analyzer
2) Thermohygrometer
Thermohygrometer adalah alat yang mempunyai dua indikator pengukuran
yaitu thermometer dan hygrometer. Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu
pada suatu ruangan, sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban
pada suatu ruangan.
c. Prosedur Kalibrasi
1. Persiapan
60
a. Lakukan pendataan administrasi meliputi : data alat pelanggan,
daftar alat yang digunakan, pelaksanaan kalibrasi.
b. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.
c. Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat pelanggan.
d. Catat hasil pada lembar kerja.
2. Kalibrasi
1) Lakukan pengukuran keselamatan listrik meliputi :
a. Tegangan jala-jala
b. Tahanan pembumian
c. Kebocoran arus selungkup.
d. Kebocoran arus elektroda.
2) Kinerja
1. Pengukuran output energi
a. Lakukan instalasi seperti pada gambar 2.29.
b. Tentukan titik pengukuran sebesar 10 Joule, 20 Joule, 30 Joule,
50 Joule, 100 Joule, 150 Joule, 200 Joule dan 250 Joule.
c. Atur energi pada unit Defibrillator sebesar 10 Joule.
d. Letakkan elektroda pedal defibrillator pada contact electrode
plate dari defibrillator analyzer seperti pada gambar 2.29.
61
e. Tekan tombol charge untuk melakukan pengisian energi,
tunggu sampai penuh.
f. Tekan tombol discharge lalu baca hasil penunjukan energi pada
display defibrillator analyzer dan catat pada lembar kerja.
g. Lakukan pengukuran sebanyak 6 (enam) kali pengukuran.
h. Lakukan langkah 2a.iii sampai dengan 2a.vii untuk tiap titik
pengukuran yang telah ditentukan.
62
d. Tekan tombol charge untuk melakukan pengisian energi lalu
hitung waktu pengisian sampai penuh.
e. Pada saat yang bersamaan aktifkan stopwatch lalu hitung waktu
pengisian sampai penuh.
f. Lakukan pengambilan data sebanyak 6 kali pengukuran dan catat
dalam lembar kerja.
g. Pastikan nilai pengukuran terbesar tidak melebihi batas toleransi
sebesar 15 sekon.
d. Perhitungan n
1. Nilai rata-rata = x
x
i 1
i
x
n 2
i x
4. Standar Deviasi ( Stdv ) = i 1
n 1
5. Perhitungan ketidakpastian
a. Tipe A
Ketidakpastian kemampuan daya ulang pembacaan (Ua) :
Stdev
Ua
n
b. Tipe B
1) Ketidakpastian dari sertifikat defibrillator analyzer (Ub1), yaitu
63
U
U b1
k
dimana :
Ub = uncertainty tipe B
Uc Ua 2
Ub12 Ub2 2
Uexp = Uc x k
Uexp = Uc x 2
e. Ambang batas.
Tabel 2.11 Ambang batas
No. Parameter Ambang batas yang diijinkan
64
2. Energi maksimum 6 x ± 15 %
Energi
maksimum
200 198,4 ± 15%
65
Waktu
pengisian
waktu 10 detik 15 detik
maksimum
x i
x i 1
18,5+18.5+19,1
𝑥̅ =
3
𝑥̅ = 18,7
x
n 2
i x
i 1
n 1
0,24
𝜎=√ 2
𝜎 = √0,12
𝜎 = 0,34
66
3) Nilai Ua
Stdev
Ua
n
0.34
Ua =
√3
Ua = 0,19
67
sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.
68
4. Pasien dengan kondisi kritis sepertii pasien dengan shock sepsis.
69
Gambar 2.31 Bagian Bagian Pasien Monitor (https://www.element14.com)
70
Gambar 2.32 Blok Diagram Pasien Monitor (https://www.element14.com)
d. Backligth:
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV),
heater current kontrol grid voltage, arus katoda.
e. Main prosessor board:
Fungsinya untuk, afirmware programed microcomputer, system
timing, interface, pada rangkaian lainnya seperti display monitor, spiker
front-end dan keyboard, alarm, recorder serta interface pada keluaran dan
mini recorder.
f. Keypad
Fungsinya keypad board adalah untuk mengetik dan mengisi data-
data pasien yang sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah untuk
melakukan program yang akan dilakukan.
g. Main conector board
Terdiri dari 3 fungsi blok: ECG/Defib syn, Unity, Auxilary port,
Expansion and docking port.Auxilary parameter board dibagi dalam 3 daerah
operasi utama: Input channel (2 pressure dan 2 temperatur) Control dan A/D
konversion dari front panel dan semua input channel (pressure, temperatur,
ECG, peripheral pulse dan respiration).
71
2.7.6 Cara pengoperasian
1. Lepaskan penutup debu.
2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan.
3. Hubungkan alat ke terminal pembumian.
4. Hubungkan alat ke catu daya.
5. Hidupkan alat dengan menekan/mamutas tombol ON/OFF.
6. Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm.
7. Perhatikan protap pelayanan Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
8. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan pastikan sudah
terhubung dengan baik.
9. Lakukan monitoring.
10. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse,
temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan hemodinamik.
11. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF.
12. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
13. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
14. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan.
15. Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap difungsikan lagi
Pasang penutup debu.
16. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.
72
6. Sikring.
7. Patient cables.
8. Fitting/connector.
9. Electrode & streps.
10. Control / pengatur.
11. Battery / charger.
12. Indicator / display.
13. User calibration.
14. Alarm.
15. Audibla signals.
16. Aksesori.
17. Kebersihan alat.
73
Table 2.14 alat ukur kalibrasi
No Nama Alat Ukur Rentang Ukur Ketelitian
4. Dokumen acuan
a. Buku Petunjuk Bed Side Monitor
b. Buku Petunjuk NIBP Analyzer.
c. Buku Petunjuk SpO2 Simulator
74
d. Buku Petunjuk ECG simulator
e. ECRI 454-20010301-01
f. OIML (International Organization of Legal Metrology) R 16 – 2, 2002.
g. ANSI/AAMI TIR9 – 1992.
h. Guide toThe Expression of Uncertainty in Measurement (ISO GUM), 1995.
5. Kondisi lingkungan
a. Suhu ruang : 23 ºC ± 1 ºC
b. Kelembaban nisbi : 55 % RH ± 10 % RH
6. Prosedur kalibrasi
a. Persiapan
1. Lakukan pendataan administrasi meliputi : data alat pelanggan, daftar
alat yang digunakan, pelaksanaan kalibrasi.
2. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.
3. Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat pelanggan.
4. Catat hasil pada lembar kerja.
b. Kalibrasi
1. Lakukan pengukuran keselamatan listrik meliputi :
1. Tegangan jala-jala
2. Tahanan pembumian\ Tahanan Isolasi
3. Kebocoran arus dengan polaritas normal.
4. Kebocoran arus dengan polaritas terbalik.
5. Kebocoran arus pada selungkup dengan polaritas normal.
6. Kebocoran arus pada selungkup dengan polaritas terbalik.
7. Kebocoran arus pada selungkup dengan polaritas terbalik tanpa gound.
8. Kebocoran arus pada pasien RA – Earth
9. Kebocoran arus pada pasien RL – Earth
10. Kebocoran arus pada pasien LA – Earth
11. Kebocoran arus pada pasien LL – Earth
12. Kebocoran arus pada pasien Vi – V6 – Earth
13. Patient Aux Current Normal Polarity RA – All
14. Patient Aux Current Normal Polarity V1 - V6 – All
75
15. Patient Aux Current Normal Polarity LA – All
16. Patient Aux Current Normal Polarity LL – All
17. Patient Aux Current Normal Polarity RL – All
7. Kinerja
a. Pra- Pengukuran
1. Lakukan instalasi seperti pada gambar 2.34.
2. Hidupkan alat ukur NIBP Analyzer dan Bed Side Monitor yang akan
diukur untuk pemanasan.
3. Periksa tombol-tombol fungsi dan manset pada Blood Pressure Monitor
untuk memastikan fungsi alat.
b. Pengukuran Blood Pressure (mmHg)
1. Tentukan titik pengukuran untuk dewasa sistol/diastole dan
(MAP); 100/65 (76), 120/80 (93), 150/100 (116), 200/150 (166)
76
dan atau untuk anak dewasa sistol/diastole dan (MAP); 30/10 (13),
35/15 (22), 60/30 (40), 70/50 (57) dalam satuan mmHg.
2. Lakukan pengukuran dari titik terkecil ke titik terbesa .
77
b) Lakukan pengukuran dimulai dari titik setting 30 bpm sampai
dengan titik setting 240 bpm.
c) Lakukan pengukuran sampai 6 kali pengambilan data.
d) Catat hasilnya kedalam lembar kerja sesuai dengan data yang
diperoleh
2. Pengukuran Respirasi
a) Tentukan titik setting untuk pengukuran heart rate; 30 bpm, 60
bpm, 80 bpm, 100 bpm dan 120 bpm.
e) Lakukan pengukuran dimulai dari titik setting 30 bpm sampai
dengan titik setting 120 bpm.
f) Lakukan pengukuran sampai 6 kali pengambilan data.
g) Catat hasilnya kedalam lembar kerja sesuai dengan data yang
diperoleh.
8. Perhitungan
a. Nilai rata-rata ( Mean )
n
x i
x i 1
x
n 2
i x
d. Standar Deviasi ( Stdv ) = i 1
n 1
Dimana: σ = standard deviasi
e. Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran
c. Tipe A
78
Ketidakpastian kemampuan daya ulang pembacaan (Ua):
Stdev
Ua
n
d. Tipe B
a. Ketidakpastian Blood pressure
5) Ketidakpastian dari sertifikat NIBP Analyzer(Ub1), yaitu
U
U b1
k
Dimana:
Ub = uncertainty tipe B
U = uncertainty sertifikat kalibrasi terdahulu
K = faktor cakupan yang nilainya dari tingkat kepercayaan U (2).
6) Ketidakpastian kemampuan daya baca dari Bed Side Monitor
(Ub2).
7) Ketidakpastian kemampuan daya baca Blood Pressure Monitor
diestimasi mempunyai semi range; a = 0,5 x resolusi Bed Side
Monitor.
8) Dengan asumsi distribusi segi empat maka ketidakpastian
kemampuan daya baca Blood Pressure Monitor adalah :
a
U b2
3
9) Ketidakpastian baku gabungan ( Uc) Bed Side Monitor adalah :
79
Dimana:
Ub = uncertainty tipe B
U = uncertainty sertifikat kalibrasi terdahulu
k = faktor cakupan yang nilainya dari tingkat kepercayaan U (2).
2. Ketidakpastian kemampuan daya baca dari Bed side Monitor
(Ub2).
Ketidakpastian kemampuan daya baca Blood Pressure Monitor
diestimasi mempunyai semi range; a = 0,5 x resolusi Blood
Pressure Monitor.
c. Ketidakpastian ECG
1. Ketidakpastian dari sertifikat ECG simulator (Ub1), yaitu
U
U b1
k
Dimana:
Ub = uncertainty tipe B
U = uncertainty sertifikat kalibrasi terdahulu
k = faktor cakupan yang nilainya dari tingkat kepercayaan U (2).
80
2. Ketidakpastian kemampuan daya baca dari Bed Side Monitor
(Ub2).
Ketidakpastian kemampuan daya baca Blood Pressure Monitor
diestimasi mempunyai semi range; a = 0,5 x resolusi Bed Side
Monitor.
8. Ambang batas.
3. Pulse Rate
5. Respirasi
81
2.7.8 Troubleshooting
Pada pasien monitor GE Dash 4000
1. Keluhan
Monitor tidak tardeteksi pulse signal di central monitor.
2. Tindaka
a. sesuaikan monitor dengan bed pasien (tertera pada pojok kiri atas) jika
belum sesuai maka masuk ke menu setting-bed setting-masukan password
yang terdiri dari hari dan bulan.
b. cek pada central port HUB pastikan menyala dengan melihat lampu
indikator berkedip, jika tidak maka lakukan pengecekan 1/1 dicentral port
HUB kemudian direstart.
c. kemudian menuju ke bed monitor, periksa dan pastikan kabel LAN
terpasang sesuai port.
d. cek kabel LAN dengan LAN tester, jika sudah dicek tapi kabel LAN tidak
konek, maka pengecekan pada konektor kebel LAN.
82
g. Battery back up test
h. Pengukuran ECG
i. Pengukuran NIBP
j. Pengukuran SpO2
k. Pengukuran suhu
2. Preventive & Maintennace
Pemeliharaan alat meliputi:
a. Pembersihan main unit.
b. Pembersihan aksesoris/kelengkapan alat.
c. Pemantauan fungsi alat.
d. Pemantauan kinerja alat.
83
ruangan tersebut stabil. Jadi, inkubator bayi adalah box yang memiliki ukuran
tertentu dan dilengkapi alat alat medis untuk membuat tubuh bayi selalu merasa
hangat. Sebenarnya, ada 5 cara untuk mencapai tujuan tersebut (menghangatkan
tubuh bayi), yaitu skin to skin contact, kangaroo mother care, pemancar panas dan
ruangan dengan suhu hangat yang konstan seperti inkubator ini.
Pada sebuah inkubator bayi, terdapat 2 bagian boks control. Anda bisa
menemukannya di bagian atas dan bagian bawah. Pada boks pertama di bagian atas,
di sana diletakkan sensor, controller dan beberapa rangkaian alat elektronik medis
lainnya. Kemudian, boks di bagian bawah memiliki 3 bagian utama, yakni heater,
wadah air dan kipas.
Kedua bagian tersebut sangat berjasa bagi kekonstanan suhu di dalam
inkubator. Lengkapnya, suhu inkubator bayi berasal dari heater dan kipas pada box
bagian bawah. Heater mengeluarkan udara panas yang kemudian ditangkap oleh
kipas dan disalurkan ke wadah air. Dari wadah air, udara panas disalurkan melalui
sebuah selang. Aktivitas ini bisa dikontrol melalui komputer yang sudah terhubung
menggunakan PIC Microchip.
84
2. Memberikan oksigenasi
Fungsi inkubator bayi selanjutnya adalah sebagai oksigenasi. Bayi
terlahir dengan sangat rentan terhadap apa-apa yang ditawarkan dunia luar
padanya, termasuk soal pernapasan. Tercatat penyebab kematian terbanyak
pada bayi yang lahir secara prematur adalah gangguan pernapasan. Untuk
mengurangi kemungkinan tersebut, meletakkan bayi pada inkubator menjadi
hal utama yang harus dilakukan.
Bagian-bagian inkubator bayi telah didesain sedemikian rupa untuk
menjadi sistem pengantar oksigen yang baik. Dengan ini, inkubator akan sangat
membantu keberlangsungan hidup seorang bayi. Jadi, Anda perlu mengingat
bahwa proses oksigenasi itu sangat penting pada bayi premature.
3. Memberikan kontrol terhadap bayi (sebagai monitor)
Inkubator memiliki bentuk layaknya boks. Seperti yang telah disebutkan,
boks inkubator memiliki 2 bagian diatas dan dibawah boks tidur bayi. Untuk
sebuah inkubator yang sesuai dengan peraturan medis, harusnya sudah
dilengkapi dengan alat-alat medis monitoring untuk memudahkan dokter atau
suster memonitor kerja jantung, otak, darah, organ vital dan suhu bayi.
Itulah mengapa inkubator bayi memiliki fungsi penting dalam
perkembangan bayi prematur, karena seluruh pergerakan bayi harus selalu
dimonitor melalui alat-alat tersebut. Monitoring ini dilakukan hingga kondisi
bayi sudah memenuhi syarat normalitas agar bisa dibawa pulang.
Untuk memenuhi fungsi tersebut, ada sebuah prinsip atau konsep dasar dari
inkubator bayi yang perlu diingat dan dipelajari agar sesuai dengan aturan media
yang diakui. Sebenarnya, cara kerja inkubator bayi di dalam pengertian sederhana
hanya melibatkan 3 hal, yaitu suhu, kelembapan dan oksigen. Suhu, kelembapan
dan jumlah oksigen yang menyerupai keadaan di dalam kandungan ibu si bayi.
85
Gambar 2.36 Prinsip Kerja Incubator (sentralalkes.com)
Bedanya, 3 hal tersebut dapat dimanipulasi oleh manusia melalui kontrol yang
tersedia di bagian atas maupun bawah inkubator. Untuk mencapai prinsip yang
sempurna, sebuah inkubator harus dilengkapi dengan beberapa bagian ini:
1. Heater, sebuah alat yang fungsinya adalah untuk menghasilkan suhu panas
2. Blower, sebuah alat yang difungsikan untuk pendistribusian panas ke seluruh
bagian boks
3. Kontrol, sebuah alat yang fungsinya untuk mengatur kelembapan dan suhu
aliran udara
4. Display, sebuah alat yang digunakan untuk menampilkan
5. Alarm, sebuah alat pada inkubator yang akan menyala saat hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi,
6. Chamber, dimana bayi diletakkan atau disebut juga dengan bok tidur.
86
1. Radiant Warmer Incubator
Inkubator yang pertama ini bertipe radiant warmer. Ciri-ciri tipe ini
adalah alat penghantar panas yang terletak di bagian atas boks tidur bayi. Selain
heater yang terletak tinggi diatas bayi, bayi pun akan ditempel sensor-sensor
panas langsung pada permukaan kulitnya. Melalui sensor-sensor ini, panas akan
dialirkan.
Panas yang dialirkan oleh sensor tersebut berfungsi untuk menjaga suhu
tubuh bayi agar tetap stabil. Kelebihan yang dimiliki oleh inkubator tipe ini
adalah kemudahan jangkauan dokter atau suster untuk membantu bayi, karena
tidak terdapat tutup boks. Akan tetapi, tidak adanya tutup menjadikan
kemungkinan infeksi, gangguan kenyamanan bayi dan allergen menjadi lebih
tinggi. Selain itu, kelembapan boks akan sulit diatur.
2. Infant Incubator
Inkubator yang kedua disebut dengan infant incubator. Tipe ini lebih
menyerupai rahim sang ibu dibandingkan dengan tipe sebelumnya. Bayi dapat
terus terjaga kehangatannya, karena suhu panas dan kelembapan tersebar hanya
pada ruangan bayi (bok tidur). Hanya saja, kekurangan yang dimiliki inkubator
ini adalah tutup boks tidur yang sedikit mengganggu akses dokter atau suster
untuk menjangkau bayi. Akan tetapi, kelebihan yang dimiliki Infant Incubator
mampu menutupi kekurangan yang dimiliki Radiant Warmer Incubator.
3. Transport Incubato
Pada umumnya, transport incubator memiliki bentuk dan tipe yang sama
dengan infant incubator biasanya. Hanya saja, transport incubator dilengkapi
dengan roda. Sesuai dengan namanya, inkubator yang satu ini digunakan ketika
snag bayi membutuhkan perawatan yang lebih intensif dari rumah sakit lain
yang memiliki peralatan yang lebih lengkap. Dikarenakan fungsi transportasi
tersebut, inkubator jenis ini memiliki sumber energi yang berbeda dari
inkubator jenis lainnya, yakni baterai
87
2.8.5 Spesifikasi alat
No Produk 42000000-AKS-000056630
88
Gambar 2,37 Bagian Bagian Baby Incubator (https://hwp-electromedic14.blogspot.com)
89
Gambar 2.38 Blok Diagram Baby Incubator (https://hwp-electromedic14.blogspot.com)
2. Baterai
Baterai merupakan sumber tegangan DC cadangan yang fungsinya sama
seperti power supply, dia bekerja ketika aliran listrik mati sehingga power
supply tidak dapat berfungsi, dan baterai bekerja untuk memberikan tegangan
kepada blok mikro yang kemudian memberikan tegangan kepada buzzer yang
merupakan alarm sehingga alarm menyala.
3. Keyboard control
Merupakan tombol yang befungsi mengatur setting seperti setting suhu,
tombol start mematikan alarm yang mengirim logika ke MCU dan
menampilkannya ke display.
4. Indikator
Indikator atau display berfungsi menampilkan suhu, alarm kerusakan,
indicator heater dll.
5. MCU (Microcontoler Unit)
MCU merupakan otak atau pusat pengendali utama dari rangkaian baby
incubator. MCU merupakan pengolah data dari input input sensor seperti sensor
suhu udara, sensor suhu kulit, sensor aliran udara, dan outputnya mengirimkan
90
logika kepada driver heater dan motor, ketika ada trouble di salah tiap blok dia
mematikan system dan kemudian membunyikan alarm.
6. Input Output Control I/O
Control ini bekerja sebagai driver untuk heater dan motor. I/O control ini
di kendalikan oleh MCU yang input dari I/O control ini menerima logika dari
MCU dan outputnya mengendalikan tegangan ke motor dan heater.
7. Motor
Motor mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam baby
incubator. Motor mengatur sirkulasi udara atau menghantarkan panas ke
seluruh bagian dalam chamber, sehingga panas dalam chamber rata selain itu
motor mengatur kelembaban di dalam chamber melalui udara dengan membawa
uap air dari wadah air di luar chamber. Motor di kendalikan oleh I/O control
yang di control lagi oleh MCU. Karena peranannya yang penting ketika motor
mati alarm langsung berbunyi karena berbahaya terhadap bayi.
8. Heater
Heater merupakan sumber panas di baby incubator, heater di atur oleh
driver I/O control yang di control juga oleh MCU, heater mengeluarkan panas
yang kemudian panas tersebut di tiup oleh blower atau motor sehingga panas
merata di dalam chamber. Heater adalah komponen inti dari baby incubator
karena prinsip dasar dari baby incubator adalah memanfaatkan panas.
9. ADC
ADC atau singkatan dari Analog to Digital Converter ini merupakan
perubah tegangan analog dan merubahnya menjadi tegangan digital, perlunya
pemakaian ADC dikarenakan output dari sensor merupakan tegangan analog
dan tidak bias dibaca oleh MCU, karena MCU mengolah data yang berupa
tegangan digital.
10. Sensor suhu udara
Sensor suhu udara merupakan sensor suhu yang membaca suhu di dalam
chamber dan dia membatasi suhu yang ada di dalam chamber ketika suhu di
dalam chamber tersebut melebihi setting yang sudah di atur pada keyboard
control maka dia memberikan referensi ke MCU untuk mematikan heater
91
sehingga suhu di dalam chamber tersebut stabil. Suhu yang bisa di baca oleh
sensor ini adalah 5°C sampai 65°C.
11. Sensor suhu kulit
Sensor suhu kulit merupakan sensor suhu yang mengukur suhu pada kulit
bayi. Ketika suhu bayi mengalami override dia akan mematikan heater sehingga
suhu bayi tercontrol.
12. Buzzer
Buzzer merupakan alarm peringatan, menyala ketika ada kesalahan
system yang di control oleh MCU.
a. Persiapan :
1. Sebelum alat dioperasikan, perhatikan suhu ruangan disekitar
incubator yaitu antara 25o -30o C.
2. Periksa sambungan daya (stop kontak), apakah memiliki grounding
dan bertegangan stabil pada 220 VAC,50/60Hz. Apabila dilakukan
92
pemeriksaan hasilnya baik maka pengoperasian setting suhu control
baby incubator dapat dilakukan, tetapi bila tegangan jala-jalanya
tidak stabil maka lebih baik gunakan stabilizer.
b. Pengoperasian Baby Incubator secara Umum
1. Sambungkan steker incubator pada stop kontak yang telas diperiksa
tadi, pastikan pemasangannya kuat dan tidak mudah lepas.
2. Tekan switchpower yang ada di box panel pada posisi ON dan saat
itu juga display serta beberapa indikator yang ada di display menyala.
3. Untuk selanjutnya incubator sudah dapat disetting suhu kontrolnya
sesuai dengan keperluan.
c. Adapun langkah yang harus dilakukan untuk mensetting temperatur
yaitu:
1. Setting suhu pada keypad control pada suhu yang diinginkan.
2. Temperatur dalam incubator akan segera mncapai suhu yang telah
disetting
3. Biarkan incubator menyala dalam keadaan kosong kurang lebih 30
Menit.
4. Selanjutnya Incubator dapat dipakai.
93
h. Periksa kondisi air, jangan sampai habis. Usahakan menggunakan air
destilasi agar tidak menyebabkan kerak dan berlumut.
i. Periksa fungsi blower, karena jika blower tidak berfungsi maka akan
menyebabkan pemanasan tidak merata
j. Bila pesawat akan disimpan atau tidak digunakan, usahakan untuk
membuang air yang ada di reservoir
2. Pemantauan Fungsi
a. Catat data alat seperti nama alat, merk, type/model, nomor seri.
b. Siapkan alat kerja seperti tool set dan alat ukur yang akan digunakan.
c. Catat dan ukur kondisi lingkugan :
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Tegangan
4. Tahanan pembumian
d. Periksa kondisi fisik bagian bagian Baby Incubator seperti:
1. Chasis/ selungkup
2. Kabel daya/ power
3. Kipas pendingin
4. Saklar ON/OFF
5. Fuse
6. Kebersihan alat
e. Periksa fungsi dan aspek keselamatan dari Baby Incubator seperti :
1. Ukur suhu dalam Incubator dengan menggunakan alat ukur suhu seperti
thermometer.
2. Periksa alarm error khususnya alarm over panas.
3. Ukur arus bocor pada chasis/ selungkup dengan menggunakan Electrical
Safety Analyzer.
94
2.8.10 Kalibrasi baby incubator
1. Tujuan
Untuk mengkalibrasi infant / baby incubator dengan cara
membandingkannya dengan Incubator analyzer.
2. Ruang Lingkup
Kalibrasi infant/baby incubator dengan rentang ukur:
1. Suhu 32 - 40 ºC
2. Kebisingan
3. Kelembaban
4. Air Flow
5. Kelistrikan
3. Peralatan yang digunakan
Table 2.17 Peralatan Kalibrasi
2%
95
3 Thermohygromete a. 0oC s.d 50oC c. 0,1 oC
r b.0% RH s.d 95% RH d. 0,1 %
R
H
4. Dokumen Acuan
7. Manual Book Incubator Analyzer
8. Permenkes Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan
9. SNI IEC 6061-1-19 : 2014
10. SNI IEC 62353 Tahun 2014
11. AS 2853
12. ISO/IEC Guide 98-3:2008 Uncertainty of Measurement—Part 3 Guide to the
expression of uncertainty in measurement.
5. Kondisi Lingkungan
3. Suhu ruang : 20 ºC s/d 30 ºC
4. Kelembaban : 55 % RH ± 5 % RH
6. Prosedur Persiapan Kalibrasi
1. Persiapan
1. Siapkan Lembar Kerja Kalibrasi Baby Incubator.
2. Siapkan peralatan standar yang akan digunakan.
3. Kondisikan UUT yang akan diuji/kalibrasi.
4. Lakukan pendataan administrasi meliputi merk UUT, model/ tipe, no.
seri, tanggal pengujian, dan ruang/tempat pengujian.
5. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan meliputi: suhu dan kelembaban
dengan menggunakan thermohygrometer. Data diambil pada ruang
pengujian, pada awal dan akhir kegiatan.
6. Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat meliputi :
a. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan
fisik secara menyeluruh. Pastikan selungkup utuh, terpasang kuat satu
96
dan lainnya dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan
lainnya.
b. Kabel catu daya (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada
kerusakan. Jika ada pindahkan atau tukar kabel yang rusak. Pastikan
kabel power yang baru atau pengganti mempunyai spesifikasi yang
sama dengan yang lama. Jika dilengkapi baterai periksa pula fungsi
kabel chargernya saat digunakan untuk pengisian baterai .
c. Aksesoris: Periksa kelengkapan dan kondisi fisik aksesoris seperti
sensor skin pastikan dalam kondisi baik tidak putus dan dalam kondisi
bersih,amati apakah aksesoris mampu berfungsi dengan baik atau
tidak.
d. Tombol saklar atau kontrol : Sebelum mengaktifkan tombol saklar
atau kontrol, periksa posisi pengaturan alat di awal , menguji fungsi
tombol saklar atau kontrol dengan cara menekan tombol dan pastikan
dapat merespon dengan baik sesuai tombol yang ditekan. Kembalikan
pada setting awal alat saat kalibrasi selesai.
e. Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu
indikator dan tampilan layar berfungsi seluruhnya, yakinkan bahwa
tampilan dapat menyala dengan baik dan jelas.
f. Troley, roda : Periksa kondisi fisik roda dan kelengkapanya, apakah
dalam kondisi baik dan lengkap atau tidak,dalam kondisi aman untuk
digunakan ( tidak patah).
g. Baterai/ Charger : Jika dilengkapi baterai, periksa kondisi fisik dan
konektor baterai apakah siap untuk dipergunakan. Periksa apakah
alarm baterai menunjukkan baterai lemah. Jika demikian recharge
baterai.
7. Pengukuran keselamatan listrik meliputi :
Langkah-langkah pengujian :
97
4. Lakukan uji kebocoran arus pada peralatan
8. Prosedur kalibrasi
a. Langkah Pra Kalibrasi
1. Sebelum kalibrasi dilakukan terhadap Baby incubator letakan Incu
Analyzer sesuai posisi didalam Baby Incubator, pasang semua sensor
pada posisi yang telah ditentukan , dengan meletakan sensor suhu T1
sampai dengan T5 pada Temperature Probe Holder untuk suhu udara dan
T6 untuk suhu matras, pasang sensor suhu T6 pada matras, sensor
kebisingan, sensor air flow, dan sensor humidity sesuai tempatnya.
Gambar 2.39 Penempatan Incu Analyzer Pada Baby Incubator (Metode Kalibrasi Baby
Incubator)
T
5
T 1
1
T
2
T
4
T
3
Gambar 2.40 Penempatan Sensor Suhu Incubator (Metode Kalibrasi Baby Incubator)
98
2. Periksa air Humidifier dan filter udara pada Baby Incubator, apabila
terjadi lumut atau kotor pada humidifier dan filter segera bersihkan.
Ganti dan atau tambahkan air humidifier apabila diperlukan.
b. Langkah Kalibrasi
1. Aktifkan Incubator analyzer dengan menekan tombol ON.
2. Aktifkan Baby Incubator dengan menekan tombol ON.
3. Kalibrasi dilakukan pada suhu 32 oC.
4. Atur setting suhu, biarkan sampai suhu pada ruang Baby Incubator
stabil .
5. Pastikan sensor T6 telah menempel dengan baik pada bagian
matras. T6 digunakan untuk mengetahui suhu pada permukaan
matras.
6. Amati pembacaan suhu pada T1 sd T6,
7. Bila penunjukan indikator Baby Incubator telah tercapai
(mendekati nilai settingnya) dan stabil, lakukan pengambilan data
untuk titik yang telah di tentukan, perhatikan nilai minimum dan
maksimum, catat nilai pembaacaan pada lembar kerja
8. Lakukan langkah 2.6 s/d 2.10 untuk kalibrasi pada suhu 36 oC
9. Lakukan pengambilan data pula pada nilai kebisingan, humuditi
dan air flow didalam baby incubator, catat nilai pembacaan pada
lembar kerja
9. Perhitungan
a. Tipe B
1. Ketidakpastian dari sertifikat Incu Analyzer , yaitu
U
U b1 Dimana:
k
Ub = uncertainty tipe B
99
2. Ketidakpastian kemampuan daya baca.
Ketidakpastian kemampuan daya baca UUT diestimasi mempunyai semi
range; a = 0,5 x resolusi. Dengan asumsi distribusi segi empat maka
a
ketidakpastian kemampuan daya baca U b 2
3
100
3. Kebisingan (dBA) ≤ 60 Dba SNI IEC 6061-2-
19:2014
8. Ambang batas.
9. Telaah Teknis
1. Pastikan Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi baik. Jika ada hasil yang kurang
baik, beri catatan dilembar kerja
101
2. Untuk menentukan kriteria alat LAIK atau TIDAK LAIK dengan
menggunakan nilai skor, dimana terdapat 4 parameter ukur yaitu:
a. Pengukuran Kelistrikan (Safety Test)
b. Pengukuran Suhu Udara
c. Pengukuran Suhu Matras
d. Pengukuran Kebisingan
e. Pengukuran Aliran Udara
f. Pengukuran Kelembaban
Sehingga total nilai skor sama dengan 1, jika nilai skor 0 maka alat
dinyatakan TIDAK LAIK.
102
6. Untuk parameter pegukuran tingkat kebisingan didalam baby incubator ,
pemberian skoring untuk tingkat kebisingan adalah 1, jika hasil
pengukuran kebisingan < 60 dB maka nilai skornya adalah 1 jika hasil
kebisingan > 60 dB maka nilai skornya adalah nol (0).
7. Untuk parameter pegukuran aliran udara didalam baby incubator ,
pemberian nilai skornya adalah 1, jika hasil aliran udara < 0.35 m/s maka
nilai skornya adalah 1 jika aliran udara > 0.35 m/s maka nilai skornya
adalah nol (0).
8. Untuk parameter pegukuran Kelembaban udara karena pengujian
kelembaban bertujuan menginformasikan kelembaban didalam baby
incubator , maka untuk nilai skornya selalu.
9. Menentukan total skor dengan mengalikan setiap skor parameter yaitu:
Rata –rata skor pengukuran kinerja = skor 1 + skor 2 + skor 3 + skor 4+
skor 5 Skor pengukukuran kinerja = Jika hasil rata – rata pengukuran
adalah ≥ 0.6 maka nilai skornya adalah 1, jika <0.6 maka nilai skornya
adalah 0
Total nilai skor = Skor kelistrikan x skor pengukuran kinerja
Jika Total skor sama dengan 0 maka alat dinyatakan TIDAK LAIK dan
jika Total nilai skor sama dengan 1, maka alat dinyatakan LAIK
10. Label Kalibrasi
Untuk alat yang LAIK maka tempel dengan label warna hijau,
untuk alat yang TIDAK LAIK temple dengan label warna merah.
103
1. Inspection
Pemeriksaan fungsi alat meliputi:
a. display/nonitor
b. Tombol/knob pengaturan
c. Switch on/off
d. Keypad
e. Alarm test
f. Heater
g. Air flow
h. Door lock
2. Preventive & Maintennace
104