Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(STUDI PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR


DI BEI PERIODE 2009-2012)

Inggi Rovita Dewi


Siti Ragil Handayani
Nila Firdausi Nuzula
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: inggirovitadewi@yahoo.com

ABSTRACT
This study aims to describe the influence of capital structure to the firm value. Applying quantitative
research, this study used secondary data taken from companies’ financial statements. The sampling
technique applied was purposive sampling method. The population were mining companies listed in
Indonesia Stock Exchange in the period of 2009-2012. In analyzing the data, this study applied classical
assumption test and multiple linier regression. The indicators for the capital structure were Debt to Asset
Ratio (DAR) and Debt to Equity Ratio (DER), while the indicator for Firm Value was Tobin’s Q. The
findings showed that there was a significant effect of the independent variables of DAR and DER
simultaneously. Partially, DAR was significantly affected by Tobin’s Q while DER was not influenced by the
dependent variable.

Keywords: Capital Structure, Firm Value, Tobin’s Q

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan.Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif.Penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan sampel dan penentuan sampel menggunakan teknik
purposive sampling.Analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan regresi linier berganda.Indikator
struktur modal penelitian ini yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER).Indikator
nilai perusahaan yaitu Tobin’s Q. Populasi penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI periode tahun 2009-2012. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan variabel bebas DAR dan DER terhadap variabel terikat Tobin’s Q. Terdapat pengaruh
signifikan secara parsial variabel bebas DAR terhadap variabel terikat Tobin’s Q.

Kata kunci : Struktur Modal, Nilai Perusahaan, Tobin’s Q

PENDAHULUAN isu utama terkait dengan adanya pengembangan


Salah satu sektor yang dapat dijadikan perusahaan pada sektor pertambangan terutama
penopang dalam hal pembangunan ekonomi pada perusahaan yang sudah go public karena sifat
karena menyediakan sumber daya energi yang dan karakteristik yang dimiliki oleh sektor atau
diperlukan untuk pertumbuhan perekonomian industri tersebut yang padat modal atau
nasional adalah sektor pertambangan. Terbukanya memerlukan biaya investasi yang sangat besar,
peluang pertumbuhan perusahaan yang bergerak berjangka panjang, padat resiko atau sarat risiko
pada sektor tersebut ditunjukkan dengan adanya serta adanya ketidakpastian yang tinggi atau besar.
dukungan dari pemerintah dalam hal menciptakan Modal perusahaan menurut pendapat
iklim investasi yang kondusif serta potensi alam Riyanto (2001:227) dibedakan menjadi dua
Indonesia yang kaya akan sumber daya komponen, yaitu modal sendiri dan modal asing
mineralnya. Pendanaan atau permodalan dijadikan atau hutang.Penggabungan spesifik atau

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kombinasi yang spesifik antara modal sendiri meningkatkan nilai perusahaan.Penelitian ini
dengan modal asing atau hutang dalam menggunakan Q ratio atau rasio Tobin’s Q
pembiayaan perusahaan disebut dengan struktur sebagai variabel terikatnya (dependen). Alasan
modal.Definisi tersebut sesuai dengan definisi dari menggunakan rasio Tobin’s Q yaitu rasio ini
struktur modal yang telah dipaparkan oleh merupakan rasio yang dapat memberikan
Riyanto (2010:22) yaitu struktur modal informasi terbaik dalam mencerminkan nilai
merupakan pembelanjaan permanen dimana perusahaan sebab dalam perhitungannya rasio ini
ditunjukkan dengan perimbangan antara modal melibatkan seluruh unsur dari hutang dan modal
sendiri dengan hutang jangka panjang. saham perusahaan, yang tidak hanya meliputi
Perimbangan antara kedua hal tersebut akan saham biasa dan ekuitas pemegang saham saja
mempengaruhi tingkat risiko dan tingkat akan tetapi seluruh aset yang dimiliki oleh
pengembalian (return) yang diharapkan oleh perusahaan.
perusahaan. Sektor pertambangan dijadikan sebagai
Penentuan dalam pengambilan kebijakan sampel dalam penelitian ini karena sektor tersebut,
struktur modal perusahaan haruslah melibatkan Indonesia bisa memperoleh peringkat ke enam
risiko dan tingkat pengembalian (return) karena terbesar sebagai negara yang memiliki kekayaan
dengan bertambahnya hutang, risiko dan tingkat sumber daya tambang. Selain hal itu, sektor
pengembalian yang diharapkan perusahaan juga pertambangan Indonesia digunakan sebagai sektor
akan bertambah besar. Struktur modal yang penggerak perekonomian dalam negeri serta
optimal sangat diperlukan karena dapat digunakan sebagai komoditi ekspor untuk negara
mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan lain.
tingkat pengembalian (return).Variabel bebas Rumusan masalah yang dapat diambil
(independen) yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut
adalah variabel DAR dan variabel DER karena ialah apakah variabel Debt to Asset Ratio (DAR)
dapat mencerminkan perbandingan antara hutang, dan variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara
modal sendiri dan aset dimana ketiga hal tersebut simultan maupun parsial memiliki pengaruh
merupakan komponen-komponen dari struktur terhadap rasio Tobin’s Q pada perusahaan
modal. pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-
Variabel DAR dan variabel DER dapat 2012?
digunakan para calon investor sebagai dasar untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk
menanamkan investasinya ke dalam perusahaan mengetahui apakah variabel Debt to Asset Ratio
karena kedua variabel ini menggambarkan modal (DAR) dan variabel Debt to Equity Ratio (DER)
sendiri, total hutang dan total aset dimana memiliki pengaruh secara simultan maupun
ketiganya dimanfaatkan oleh mereka untuk parsial terhadap rasio Tobin’s Q pada perusahaan
melihat tingkat risiko, tingkat pengembalian pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-
(return) dan pendapatan (revenue) yang akan 2012.
diterima oleh perusahaan. Tingkat resiko, tingkat
pengembalian (revenue) dan pendapatan KAJIAN PUSTAKA
(revenue)perusahaan dapat mempengaruhi tinggi Struktur Modal
rendahnya permintaan akansaham dimana hal Pengertian struktur modal berbeda-beda
tersebut juga akan mempengaruhi nilai menurut para ahli, dimana menurut pendapat
perusahaan. Riyanto (2010:22) struktur modal adalah
Husnan (2006:5) berpendapat bahwa bagi pembelanjaan permanen yang dicerminkan
perusahaan yang belum go public nilai perusahaan melalui perimbangan antara modal sendiri dengan
merupakan sejumlah biaya yang bersedia hutang jangka panjang sedangkan
dikeluarkan oleh calon pembeli jika perusahaan pengertianstruktur modal menurut Horne dan
tersebut dijualsedangkan bagi perusahaan yang John(2010:232) adalah proporsi dari pendanaan
sudah go publicnilai perusahaannya dapat dilihat atau permodalan permanen jangka panjang
dari besarnya nilai saham yang ada di pasar perusahaan yang diwakili utang, saham preferen
modal. Nilai saham sendiri didefinisikan dengan dan ekuitas saham biasa.Dari kedua pengertian di
jumlah lembar saham yang dikalikan nilai pasar atas dapat disimpulkan bahwa struktur modal
per lembar saham ditambah nilai hutang, dengan merupakan komposisi antara modal sendiri
asumsi jika nilai hutang konstan maka secara dengan hutang jangka panjang dalam pembiayaan
langsung peningkatan nilai saham akan permanen.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Variabel dari Struktur Modal keputusan keuangan yang menyangkut keputusan
Variabel-variabel yang termasuk ke dalam investasi, keputusan pendanaan atau permodalan
struktur karena dapat mencerminkan serta keputusan pengelolaan aset harus diambil
perbandingan antara hutang, modal sendiri dan dengan tetap berpedomankan pada tujuan untuk
aset yang merupakan komponen-komponen dari memaksimalkan nilai perusahaan.
struktur modal yaitu:
a. Debt to Asset Ratio Variabel dari Nilai Perusahaan
Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang Penelitian ini menggunakan Tobin’s Q
digunakan untuk menunjukkan seberapa besar sebagai variabel dari nilai perusahaan. Tobin’s Q
perusahaan memakai hutang dalam pembiayaan atau Q ratio atau Q Teori adalah rasio atau teori
jumlah aktiva atau asetnya. Rasio ini dapat yang pada tahun 1969 diperkenalkan pertama kali
dirumuskan sebagai berikut: oleh James Tobin. James Tobin adalah seorang
Total Hutang ekonom Amerika yang sukses mendapatkan nobel
Debt to Asset Ratio =
Total Aset dalam bidang ekonomi dengan hipotesisnya, nilai
(Horne dan John, 2012:170) pasar dari suatu perusahaan seharusnya sama
dengan biaya ganti aktiva perusahaan tersebut
b. Debt to Equity Ratio sehingga terciptalah keadaan yang ekuilibrium
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang (Haosana,2012:31).
digunakan untuk menunjukkan seberapa besar Tobin’s Q juga menjelaskan bahwa nilai dari
perusahaan memakai pendanaan yang diperoleh suatu perusahaan merupakan nilai kombinasi dari
melalui hutang jika dibandingkan dengan aktiva berwujud dengan aktiva tak berwujudnya.
pendanaan yang diperoleh melalui modal sendiri. Nilai Tobin’s Q untuk perusahaan yang rendah
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: yaitu antara 0 sampai 1menunjukkan bahwa biaya
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = penggantian aktiva perusahaan lebih besar
Ekuitas pemegang saham
(Horne dan John, 2012:169) dibandingkan dengan nilai pasar perusahaan
tersebut yang berarti pasar menilai kurang
Nilai Perusahaan perusahaan tersebut. Nilai Tobin’s Q untuk
Pengertian nilai perusahaan berbeda-beda perusahaan yang tinggi yaitu lebih dari
menurut para ahli, dimana menurut pendapat 1menunjukkan bahwa nilai perusahaan lebih
Husnan (2006:5) bagi perusahaan yang belum go besar dibandingkan dengan nilai aktiva
public nilai perusahaan merupakansejumlah biaya perusahaan yang tercatat yang berarti masih ada
yang bersedia dikeluarkan oleh calon pembeli jika beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur
perusahaan tersebut dijualsedangkan bagi atau tercatat.
perusahaan yang sudah go publicnilai Rumus Tobin’s Q menurut Klapper dan Love
perusahaannya dapat dilihat dari besarnya nilai dalam Haosana (2012:35) yaitu penjumlahan dari
saham yang ada di pasar modal. Nilai saham ME dan DEBT dibagi dengan TA dimana ME
sendiri didefinisikan dengan jumlah lembar saham bisa dicari dengan mengkalikan jumlah saham
yang dikalikan nilai pasar per lembar saham biasa perusahaan yang beredar di akhir tahun
ditambah nilai hutang, dengan asumsi jika nilai dengan harga penutupan saham (closing price) di
hutang konstan maka secara langsung peningkatan akhir tahun, DEBT dihitung dengan cara (Total
nilai saham akan meningkatkan nilai perusahaan. Utang + Persediaan – Aktiva Lancar) dan TA
Pengertian nilai perusahaan menurut merupakan nilai buku total aktiva perusahaan.
Martono dan Harjito (2006:13) yaitu nilai Rumus tersebut dituliskan sebagai berikut:
(ME+DEBT)
perusahaan tercermin dari nilai pasar sahamnya Tobin' s Q=
TA
jika perusahaan tersebut sudah go public jika Rumus di atas telah disesuaikan dengan kondisi
belum go public maka nilai perusahaan adalah transaksi keuangan perusahaan-perusahaan yang
nilai yang terjadi apabila perusahaan tersebut ada di Indonesia.
dijual. Setiap perusahaan yang sudah go public
mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan nilai Hipotesis
perusahaan dimana hal ini dijadikan sebagai tolak Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
ukur dalam keberhasilan perusahaan karena adalah variabel Debt Asset Ratio (DAR) dan
dengan adanya peningkatan nilai perusahaan variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara
kemakmuran pemilik atau pemegang saham simultan maupun parsial memiliki pengaruh
perusahaan juga akan ikut meningkat. Semua

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terhadap rasio Tobin’s Q pada perusahaan hubungan antar variabel bebas. Terjadi
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009- gejala multikolinieritas jika nilai tolerance
2012. (TOL) nya berada dibawah nilai 0,1 dan
nilai Variance Inflation Faktor (VIF) nya
METODE berada diatas nilai 10.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian b. Uji Heterokedastisitas
kuantitatif dimana dalam pengukuran variabel Uji heterokedastisitas menurut penjelasan
untuk uji teorinya memakai angka dan analisis Ghozali (2009:125) merupakan uji yang
data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan dilakukan untuk mengetahui apakah di
Supomo, 2009:12). Teknik purposive sampling dalam model analisis regresi terdapat
digunakan sebagai teknik untuk pengambilan perbedaan antar varians residual dari satu
sampel dalam penelitian ini. Teknik tersebut pengamatan ke pengamatan lainnya.
menggunakan berbagai pertimbangan atau kriteria Terjadi gejala heterokedastisitas jika di
tertentu dalam pengambilan sampelnya. dalam grafik scatterplot terdapat pola-pola
Berdasarkan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu atau titik-titiknya tidak menyebar
yang sudah ditetapkan maka perusahaan- di atas maupun di bawah angka 0 pada
perusahaan pertambangan yang digunakan sebagai sumbu Y (Santoso, 2006:251).
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 d. Uji Autokorelasi
perusahaan. Uji autokorelasi menurut penjelasan Hasan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian (2010:285) merupakan uji yang dilakukan
ini meliputi analisis deskriptif, uji asumsi klasik, untuk mengetahui apakah di dalam model
analisis regresi linier berganda, uji F serta uji t. analisis regresi terdapat hubungan antar
Analisis data yang dimaksud dalam penelitian ini anggota sampel yang diurutkan berdasarkan
adalah kegiatan yang dikerjakan setelah data waktu. Terjadi gejala autokorelasi jika nilai
terkumpul semuanya, baik itu merupakan data Durbin-Watson berada di bawah nilai -2 dan
yang berasal dari seluruh responden maupun data berada di atas nilai 2. Autokorelasi positif
yang berasal dari sumber-sumber yang lain akan terjadi jika nilainya kurang dari -2 dan
(Sugiyono, 2011:147). Berbagai macam analisis autokorelasi negatif akan terjadi jika
data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: nilainya lebih dari 2 sedangkan tidak akan
1. Analisis Deskriptif terjadi gejala autokorelasi jika nilainya
Analisis deskriptif menurut penjelasan berada di antara -2 dan 2 (Santoso,
Sugiyono (2011:147) merupakan analisis yang 2000:219).
dilakukan melalui cara pendeskripsian dari 3. Analisis regresi linier berganda
sekumpulan data tanpa ada maksud untuk Analisis regresi linier berganda menurut
membuat kesimpulan secara umum. penjelasan Sugiyono (2006:210) merupakan
2. Uji Asumsi Klasik analisis yang dilakukan untuk mengetahui
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi: apakah dalam model analisis regresi terdapat
a. Uji Normalitas pengaruh secara bersamaan antara variabel
Uji normalitas menurut penjelasan Nugroho bebas (independen) dengan variabel terikatnya
(2005:18) merupakan uji yang dilakukan (dependen). Persamaan regresi dalam
untuk mengetahui apakah di dalam model penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut:
analisis regresi, variabel terikat dan Y = a + b1X1 + b2X2 + µ
variabel bebasnya sudah terdistribusi secara Keterangan:
normal atau belum. Uji ini dapat Y = Rasio Tobin’s Q
menggunakan 3 metode analisis. Analisis a = Konstanta
tersebut meliputi analisis histogram, b1, b2 = nilai koefisien regresi dari
analisis grafik normal probability plot dan masing-masing variabel bebas
analisis statistik One-Sample Kolmogorov- (independen)
Smirnov. X1 = variabel DAR
b. Uji Multikolinieritas X2 = variabel DER
Uji multikolinieritas menurut penjelasan µ = Error Term
Ghozali (2006:95) merupakan uji yang 4. Uji Statistik F atau Uji Simultan
dilakukan untuk mengetahui apakah di Uji simultan menurut penjelasan merupakan uji
dalam model analisis regresi terdapat yang digunakan untuk mengetahui apakah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
semua variabel bebas (independen) yang
dimasukkan dalam model analisis regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya (dependen)
(Ghozali, 2009:16). Jika nilai Fhitung > Ftabel dan
nilai signifikansinya < 0,05 maka terdapat
pengaruh secara bersama-sama antar variabel
bebas terhadap variabel terikatnya.
5. Uji Statistik t atau Uji Parsial
Uji parsial menurut penjelasan Kuncoro
(2009:238) merupakan uji yang dilakukan
untuk mengetahui apakah di dalam model
analisis regresi terdapat pengaruh variabel
bebas (independen) secara individual terhadap
variabel terikatnya (dependen). Terdapat
pengaruh secara parsial jika nilai thitung lebih
besar dibandingkan dengan nilai ttabel dan nilai Gambar 2 Hasil Uji Normalitas (P-P Plot)
Sumber: Data Hasil IBM SPSS Statistis 17, 2014
signifikansinya berada di bawah 0,05.
Grafik normal probability plot pada gambar 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
di atas menunjukkan adanya titik-titik yang
Uji Asumsi Klasik
mengikuti data di sepanjang garis diagonal.Hal ini
a. Uji Normalitas
berarti data telah terdistribusi secara normal.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini
Ketiga, dengan menggunakan analisis statistik
menggunakan 3 metode.Pertama, dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S)
menggunakan analisis histogram.Hasil analisis
pada uji non parametrik (non parametric
histogram dapat dilihat pada gambar 1.
test).Berdasarkan uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnovdiperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
sebesar 0,306 > 0,05 dan nilai Kolmogorov-
Smirnov Z sebesar 0,968 < 1,97 yang dapat
diartikan bahwa data residual telah terdistribusi
secara normal sehingga diperoleh hasil yang sama
dengan analisis histogram dan grafik normal
probability plot dimana menunjukkan bahwa
model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas
Hasil pengujian statistik multikolinieritas
menunjukkan bahwa pada model analisis regresi
tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel
bebas (independen) karena keduanya memiliki
nilai tolerance (TOL) yang berada di atas nilai
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas (Histogram) 0,1, yaitu sebesar 0,180 dan nilai VIF yang berada
Sumber: Data Hasil IBM SPSS Statistis 17, 2014 di bawah nilai 10, yaitu sebesar 5,547.

Berdasarkan gambar Histogram di atas c. Uji Heterokedastisitas


menunjukkan bahwa variabel terdistribusi secara Hasil pengujian statistik heterokedastisitas
normal.Hal ini ditunjukkan dengan adanya dapat dilihat melalui analisis grafik scatterplot
distribusi data yang tidak condong ke kiri atau pada gambar 3.
condong ke kanan (kurvanya berbentuk lonceng).
Kedua, dengan menggunakan analisis grafik
Normal Probability Plot.Hasil analisis grafik
Normal Probability Plot dapat dilihat pada gambar
2.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3,171 begitu juga sebaliknya setiap ada
penurunan sebesar satu satuan dari variabel
DAR, maka rasio Tobin’s Q akan mengalami
kenaikan sebesar 3,171 dengan adanya asumsi
yaitu variabel bebas yang lain dari model
regresi dalam penelitian ini adalah tetap.
c. X2
Nilai dari variabel DER yaitu 0,382
menunjukkan bahwa variabel DER memiliki
hubungan yang berbanding lurusterhadap rasio
Tobin’s Q dimana setiap ada kenaikan sebesar
satu satuan dari variabel DER, rasio Tobin’s
Qjuga akan mengalami kenaikan sebesar 0,382
begitu juga sebaliknya setiap ada penurunan
Gambar 3 grafik scatterplot sebesar satu satuan dari variabel DER, maka
Sumber: Data Hasil IBM SPSS Statistis 17, 2014 rasio Tobin’s Q juga akan mengalami
penurunan sebesar 0,382 dengan adanya
Gambar tersebut menunjukkan bahwa tidak asumsi yaitu variabel bebas yang lain dari
terjadi adanya gejala heterokedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini adalah tetap.
model analisis regresi. Hal itu dikarenakan titik- Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat
titiknya menyebar dan tidak membentuk suatu bahwa variabel bebas (independen) yaitu variabel
pola tertentu di atas maupun di bawah angka 0 DAR dan variabel DER memiliki pengaruh
pada sumbu Y dalam grafik scatterplot. terhadap variabel terikat (dependen) yaitu rasio
Tobin’s Q. Variabel DAR memiliki pengaruh
d. Uji Autokorelasi yang berbanding terbalik terhadap variabel
Hasil pengujian statistik autokorelasi Tobin’s Q ditandai dengan koefisien yang bernilai
menunjukkan bahwa dalam model analisis regresi negatif, sedangkan variabel DER memiliki
tidak terjadi adanya gejala autokorelasi. Hal ini pengaruh yang berbanding lurus terhadap Tobin’s
dikarenakan Durbin-Watson memiliki nilai yang Q ditandai dengan koefisien yang bernilai positif.
terletak di antara angka -2 dan 2 yaitu 1,322.
Pengujian Hipotesis
Regresi Linier Berganda a. Uji Hipotesis I
Hasil analisis regresi linier berganda Pengujian hipotesis pertama dalam
menunjukkan bahwa unstandardized coefficients penelitian ini dapat dilakukan dengan caramelihat
untuk konstanta bernilai 2,084, variabel DAR nilai koefisien regresi pada perhitungan dalam
bernilai -3,171 dan variabel DER bernilai 0,382 model summary, yaitu Adjusted R square.
sehingga persamaan regresinya dapat dituliskan Besarnya nilai Adjusted R Square pada nilai
sebagai berikut : koefisien regresi adalah 0,124. Angka tersebut
Y = 2,084 – 3,171 X1 + 0,382 X2 +µ dijadikan dasar dalam menghitung nilai koefisien
Regresi tersebut dapat diinterpretasikan determinasi sehingga nilai koefisien
sebagaimana berikut ini: determinasinya adalah sebesar 12,4% yang
a. Konstanta memiliki arti bahwa dalam penelitian ini dapat
Jika semua variabel bebas yaitu variabel DAR dijelaskan pengaruh variabel DAR dan variabel
dan variabel DER dalam penelitian ini bernilai DER secara simultan terhadap Tobin’s Q yaitu
0, maka nilai variabel terikatnya yaitu Nilai sebesar 12,4%, sedangkan sisanya yaitu 87,6%
Perusahaan yang tercermin dari rasio Tobin’s dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
Q adalah sebesar 2,084. diteliti dalam penelitian ini. Angka koefisien
b. X1 determinasi yaitu sebesar 12,4% menunjukkan
Nilai dari variabel DAR yaitu-3,171 kontribusi atau kemampuan dalam menjelaskan
menunjukkan bahwa variabel DAR memiliki variabel bebas (independen), yaitu variabel DAR
hubungan yang berbanding terbalik terhadap dan variabel DER secara bersama-sama terhadap
rasio Tobin’s Q dimana setiap ada kenaikan perubahan variabel terikat (dependen) yaitu nilai
sebesar satu satuan dari variabel DAR, rasio perusahaan yang tercermin dari rasio Tobin’s Q
Tobin’s Q akan mengalami penurunan sebesar sebesar 12,4%.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nilai koefisien F maupun koefisien sig nilai signifikansi (Sig) yang lebih besar dari
menunjukkan tingkat signifikansi korelasi variabel dari 0,05 yaitu sebesar 0,074.
bebas (independen) secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (dependen). Nilai koefisien F dan Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
koefisien sig disajikan dalam tabel berikut ini : Perusahaan secara Simultan
Pada hasil analisis regresi diketahui bahwa
Tabel 1. Hasil Uji F besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,124,
F tabel hal ini menunjukkan bahwa variabel DAR dan
Variabel Variabel Keputusan
terikat bebas
F hitung (α=0,05; df Sig. F
terhadap H0 variabel DER dapat mempengaruhi Tobin’s Q
=53; k = 2)
sebesar 12,4%. Perusahaan dan investor dapat
Tobin’s DAR menentukan besarnya nilai perusahaan dengan
Q dan 4,902 3,18 0,011 Ditolak
DER melihat dari struktur modal yang diukur dengan
Sumber : Data diolah, 2014 variabel DAR dan variabel DER, namun
perusahaan dan investor juga harus melihat
Berdasarkan tabel tersebutdapat dilihat
banyak faktor lain yang dapat menentukan
bahwa besarnya nilaidari Fhitung adalah 4,902,
besarnya nilai perusahaan yang tercermin dari
sedangkan besarnya nilai dari Ftabel (α = 5%; df1 =
rasio Tobin’s Q.
2; df2 = 53) adalah 3,18. Perbandingan antara
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai
Fhitung dengan Ftabel menunjukkan bahwa Fhitung >
dari Fhitungadalah sebesar 4,902 dimana
Ftabel (4,902 > 3,18), atau nilai signifikansi (Sig)
mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan
sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05 (0,011 < 0,05 )
dengan nilaidari Ftabelyaitu sebesar 3,18 dan nilai
yang berarti bahwa H1 diterima dan H0 ditolak,
signifikansi 0,011 lebih kecil dari nilai α (0,05).
artinya variabel DAR dan variabel DER secara
Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh variabel
bersama-samamemiliki pengaruh terhadap rasio
bebas (independen) yaitu variabel DAR dan
Tobin’s Q pada perusahaan Pertambangan yang
variabel DER berpengaruh secara simultan
terdaftar di BEI periode 2009-2012.
terhadap variabel terikat yaitu Tobin’s Q, yang
artinya keterikatan semua variabel bebas memiliki
b. Uji Hipotesis II
pengaruh yang penting terhadap variabel
1) Variabel DAR
terikatnya. Perusahaan harus memperhatikan
Pengujian yang dilakukan terhadap
kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi kinerja
variabel DAR menunjukkan bahwa secara
keuangannya agar keterikatan antara variabel
parsial variabel ini memiliki pengaruh terhadap
DAR dan variabel DER dengan rasio Tobin’s Q
rasio Tobin’s Q pada perusahaan pertambangan
tidak menjadi semakin jauh karena akan
yang terdaftar di BEI periode 2009-2012
mempengaruhi nilai perusahaan itu sendiri.
sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai -thitung dari variabel
Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
DAR yaitu sebesar -2,731 memiliki nilai yang
Perusahaan secara Parsial
lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai dari
a. Variabel DAR terhadap Tobin’s Q
–ttabel yaitu sebesar -2,006 atau bisa dituliskan
Pengujian terhadap variabel DAR
dengan -2,731 < -2,006 dan memiliki nilai
menunjukkan -thitung< -ttabel yaitu -2,731 < -
signifikansi (Sig) yang lebih kecil dari 0,05
2,006 dengan nilai signifikansi 0,009 lebih
yaitu sebesar 0,009.
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan H2
2) Variabel DER
diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa
Pengujian yang dilakukan terhadap
DAR memiliki pengaruh secara parsial
variabel DER menunjukkan bahwa secara
terhadap Tobin’s Q. Nilai koefisiensi dan thitung
parsial variabel ini tidak memiliki pengaruh
adalah negatif sehingga DAR memiliki
terhadap rasio Tobin’s Q pada perusahaan
pengaruh secara parsial dan berbanding
pertambangan yang terdaftar di BEI periode
terbalik terhadap Tobin’s Q. Hal ini
2009-2012 sehingga H0 diterima dan H2
menunjukkan semakin tinggi DAR, maka akan
ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung
semakin menurunkan nilai perusahaan dengan
dari variabel DER yaitu sebesar 1,822 memiliki
tingkat pengaruh terhadap Tobin’s Q yang
nilai yang lebih kecil jika dibandingkan dengan
signifikan.
nilai dari ttabel yaitu sebesar 2,006 atau bisa
Hubungan negatif antara DAR dan nilai
dituliskan dengan 1,822 < 2,006 dan memiliki
perusahaan disebabkan karena pada perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sampel periode 2009-2012 rata-rata variabel 2. Variabel DAR merupakan variabel satu-
DAR perusahaan pertambangan bernilai satunya dari variabel bebas dalam penelitian
sebesar 50%.Hal ini menunjukkan bahwa rata- ini yang secara parsial memiliki pengaruh
rata selama periode 2009-2012 perusahaan- terhadap Tobin’s Q pada perusahaan
perusahaan pertambangan tersebut pertambangan yang terdaftar di BEI periode
menggunakan hutang yang besar untuk 2009-2012 karena -thitung nya yaitu sebesar -
membiayai aktiva pada struktur modalnya. 2,731 bernilai lebih kecil jika dibandingkan
Oleh sebab itu ketika DAR mengalami dengan nilai -ttabel nya yaitu sebesar -2,006
kenaikan maka perusahaan akan memiliki dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari
resiko terhadap hutang semakin tinggi sehingga 0,05 yaitu sebesar 0,009.
dapat menurunkan nilai perusahaan karena
perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi Saran
akan memiliki saham yang beresiko tinggi. 1. Sebelum melakukan suatu investasi atau
Penggunaan hutang yang besar penanaman modal ke dalam sebuah
akanmenyebabkan bunga yang harus dibayar perusahaan sebaiknya para calon investor
menjadi lebih tinggi. Hal tersebut membuat lebih mempertimbangkan faktor-faktor seperti
resiko yang harus ditanggung perusahaan juga struktur modal perusahaan terutama rata-rata
semakin tinggi dan mengakibatkan adanya dari rasio variabel DAR dan variabel DER dan
biaya kebangkrutan sehingga akan berdampak faktor-faktor lainnya yang bisa meningkatkan
negatif. Sehingga mau tidak mau nilai saham nilai perusahaan agar nantinya perusahaan bisa
perusahaannya juga akan dipengaruhi oleh memperoleh return (tingkat pengembalian)
tingkat hutangnya, dimana nantinya akan yang baik.
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Bagi pihak manajemen perusahaan disarankan
untuk lebih memperhatikan besarnya hutang
b. Variabel DER terhadap Tobin’s Q yang dimiliki oleh perusahaan dan lebih
Pengujian terhadap variabel DER memperhatikan dalam menentukan kebijakan
menunjukkan thitung< ttabel yaitu 1,822 < 2,006 struktur modal yang menggunakan hutang
dengan nilai signifikansi 0,074 lebih besar dari pada tingkat tertentu dimana manfaat dari
0,05. Hal ini menunjukkan H0 diterima dan H2 penggunaan hutang tersebut masih lebih besar
ditolak yang berarti bahwa DER tidak memiliki dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
pengaruh secara parsial terhadap Tobin’s Q. akibat penggunaan hutang maka tambahan
Artinya, informasi perubahan DER yang hutang masih diperkenankan sebagai sumber
sebagaimana bisa diperoleh dari laporan pendanaannya karena para investor akan
keuangan tidak berpengaruh pada keputusan mempertimbangkan besarnya hutang yang
atas harga saham di pasar modal Indonesia, dimiliki oleh perusahaan.
dimana hal ini juga tidak akan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan karena bagi DAFTAR PUSTAKA
perusahaan yang sudah go public nilai Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
perusahaannya akan tercermin dari nilai pasar Multivariat dengan Program SPSS. Edisi
sahamnya. Ketiga. Semarang: Universitas Diponegoro.
_______. 2009. Aplikasi Analisis Multivariete
KESIMPULAN DAN SARAN dengan Program SPSS. Semarang:
Kesimpulan Universitas Diponegoro.
1. Nilai dari variabel bebas yaitu variabel DAR
dan DER adalah sebesar 4,902. Nilai Fhitung Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz Jr.
tersebut memiliki nilai yang lebih besar jika 2010.Fundament of Financial Management
dibandingkan dengan nilai Ftabel-nya yang Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.Edisi
memiliki nilai sebesar 3,18. Nilai 12 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu ______. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen
sebesar 0,011 sehingga variabel DAR dan Keuangan Fundamentals of Financial
DER secara simultan memiliki pengaruh Management. Edisi 13, Buku 1. Jakarta :
terhadap rasio Tobin’s Q pada perusahaan Salemba Empat.
pertambangan yang terdaftar di BEI periode
2009-2012.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hasan, M Iqbal. 2010.Pokok-Pokok Materi
Statistik 2 (Statistik Inferensif).ed.2.
Jakarta: Bumi Aksara.
Husnan, Suad. 2006. Teori dan Penerapan
(Keputusan Jangka Panjang). Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 2009.
Metodologi Penelitian Bisnis (Untuk
Akuntansi Dan Manajemen Keuangan).
Yogyakarta : BPFE.
Kuncoro,Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk
Bisnis dan Ekonomi.Jakarta: Erlangga.
Martono dan Agus Harjito. 2006. Manajemen
Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta:
Ekonisia.
Nugroho, Buono Agung. 2005. Strategi Jitu
Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS.Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
______. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan
Kesepuluh. Yogyakarta: BPFE.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
______. 2006. Menguasai Statistik di Era
Informasi dengan SPSS 15. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Sugiyono.2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Skripsi, Tesis dan Jurnal:
Haosana, Cincin. 2012. Pengaruh return On Asset
dan Tobin’s Q terhadap Volume
Perdagangan Saham pada Perusahaan
Retail yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi Universitas Hasanuddin.
Makassar. (online
:http://www.google.com/)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 17 No. 1 Desember 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai