Al Qur An Tentang IPTEK
Al Qur An Tentang IPTEK
TENTANG IPTEK
Disusun Oleh
Fikra Nurul Indra
Haris Alwafi
Inggrid Tria Novianti
Muhammnad Bonar Yudha Prawira
SMAN I Batam
Jl. R. Soeprapto Sekupang – Batam
Telp. (0778) 321438
E-mail: smansa_batam@yahoo.com
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan hikmah serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik - baiknya.
Al-Qur’an sebagai iptek dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji
melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah
berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah
yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan
maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Dalam makalah ini kami akan membahas Al- Qur’an dan iptek
(hubungan antara Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan). Surah dalam Al Qur’an
yang membahas Iptek yang akan kami kaji adalah Surat Yunus ayat 101 dan Surat
Al Baqarah Ayat 164
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada kita
semua, khususnya siswa siswi SMAN 1 Batam. Dan tentunya makalah ini masih
sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada siapapun yang melihat kesalahan
dalam penyajian baik itu isi ataupun kalimatnya, kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Penulis
Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru
Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen
dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi
adalah termasuk ayat - ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya.
Ayat - ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini, dianugerahkan kepada
manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan
paradigma sains (Iptek) yang positivistik - empirik sebagai anak kandung filsafat
ideologi materialisme - sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan
dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat
maupun di Timur.
Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting
untuk dilihat kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh
dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya
seminimal mungkin. Sejauh manakah agama Islam dapat berperan dalam
mengendalikan perkembangan teknologi modern
Pengertian Iptek
Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan
manusia. Sudah seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat
Allah yang maha suci itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada
kekuasaan dan keesaan Nya, akan bertambah luas pulalah ilmu pengetahuannya
mengenai alam ciptaan Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu
sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Yang Maha Mengetahui.
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut dalam ayat
ini, yaitu bumi yang dihuni manusia dan apa yang tersimpan di dalamnya tidak
akan pernah habis baik di darat maupun di laut. Langit dengan planet dan bintang
- bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi.
Tidak ada yang menyimpang dari aturan - aturan itu.
Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjang dan pendeknya pada
beberapa negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan
manfaat yang amat besar bagi manusia. Bahtera berlayar di lautan untuk
membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang lain dan untuk membawa
barang - barang perniagaan untuk memajukan perekonomian
Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu
bumi yang telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala
macam hewan dapat pula melangsungkan hidupnya. Pengendalian dan pengisaran
angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah tanda dan bukti bagi
kekuasaan Allah dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia.
Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah
kepada manusia dengan bertumpuk - tumpuknya awan antara langit dan bumi.
Ringkasnya, semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut
dalam ayat 164 ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti
untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan
ilmu pengetahuan yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan
kebesaran Allah.
1. Allah SWT menciptakan bumi, yang kita saksikan dan kita ambil manfaatnya,
dan segala apa yang ada di bumi seperti: lembah – lembahnya, hutan
belantara, barang tambang, dan padang sahara.
2. Allah SWT telah menurunkan air hujan dari langit yang manfaatnya dapat
dirasakan umat manusia, seperti membuat subur tanah yang tandus, dan
mengembangbiakkan berbagai jenis tanaman.
3. Allah SWT telah menciptakan pengisaran angin, yang ada kalanya datang
membawa rahmat, dan ada kalanya datang membawa bencana.
1. Al Khowarismi (Alqorithm)
Ciptaannya berasal dari namanya, ini dianggap dasar asasi dari
matematika. Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal karangannya,
merupakan buku pertama/ terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI,
merupakan referensi utama pada universitas - universitas di Eropa. Angka 0 (nol)
adalah penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu
pasti dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/ Arab menggunakan angka nol
barulah bangsa - bangsa barat menggunakannya.
2. Ibnu Khaldun
Beliau merupakan konseptor pertama sejarah, dalam penulisannya
berpegang pada kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam
mengumpulkan fakta, pengamatan fakta, analisa fakta serta hubungan antara fakta
- fakta. Karya sejarahnya adalah “Al Ibrar”, dan yang paling terkenal adalah
“Muqaddimah” sebuah buku filsafat sejarah.
4. Ibnu Sina
Disamping mendapat julukan “Father Of Doctors”, Ibnu Sina diakui
sebagai filosuf besar yang amat berpengaruh di kalangan filosuf barat. Karyanya
adalah Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang merupakan Ensiklopedi besar
tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai tahun 1982 masih dicetak
ulang di Leiden.
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk
mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah :
1. Indera, untuk menangkap kebenaran fisik.
2. Naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia
secara probadi maupun sosial.
3. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan
kemampuan tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan
filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran
tertinggi.
4. Imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan
menyempurnakan pengetahuannya.
5. Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran
tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Kesimpulan
Terpuruknya umat Islam dalam penguasaan Iptek sampai masa kini,
sebenarnya jauh dari ajaran Islam yang sangat menganjurkan dalam penguasaan
Iptek. Keterpurukan ini disebabkan banyak faktor, yang menurut penulis adalah
pemisahan ilmu menjadi ilmu agama dan ilmu dunia yang disertai hukum mencari
ilmu tersebut. Dari pemisahan ini menyebabkan, ilmu dunia menjadi ilmu yang
wajib dipelajari sedangkan ilmu agama menjadi ilmu yang dinomor duakan,
sehingga kurang mendapatkan perhatian dari umat Islam.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya
ada dua. Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
iptek . Jadi, syariah Islam lah yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam
dalam mengaplikasikan Iptek.
Saran
Melalui makalah ini, penulis menyarankan setiap muslim harus bisa
memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan Iptek, dan harus tetap menjaga
dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya
dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.