Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

KASUS ENRON

OLEH:
KELOMPOK 1

I G P OKA SURYA UTAMA 1591662001


I B P FAJAR ADISAMARTHA 1591662002
A.A. SAGUNG ISTRI PRAMANASWARI 1591662007
A.A. NGURAH MAYUN NARINDRA 1591662015

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
KRONOLOGI KASUS

Pada tahun 1985, InterNorth, sebuah penyalur gas alam melalui pipa yang berbasis di
Ohama, mengakuisisi Houston Natural Gas. Pada awalnya perusahaan berencana untuk
mempertahankan kantor pusatnya di Ohama, tetapi dewan direksi Houston secara bertahap
mengambil kendali kegiatan perusahaan dan memutuskan untuk memindahkan kantor pusat
perusahaan ke Houston. Pada saat yang bersamaan gabungan perusahaan tersebut
menggunakan nama yang lebih futuristik dan modern yaitu Enron.
Enron muncul pada masa yang cukup sulit bagi perusahaan pipa gas alam. Pada saat
itu rantai distribusi dari produsen ke konsumen sangat diatur oleh pemerintah. Tingkat harga
yang dibebankan perusahaan pipa kepada perusahaan utilitas lokal dan yang dibebankan
perusahaan lokal kepada konsumen eceran juga diatur oleh pemerintah berdasarkan biaya-
plus (cost-plus). Untuk mendorong eksplorasi gas alam dalam menanggapi krisis energi pada
tahun 1970-an, pemerintah mengubah peraturannya mengenai patokan harga gas alam. Hal
ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga yang dibayarkan kepada produsen secara
sangat cepat. Meskipun demikian, harga eceran dijaga agar tetap rendah melalui peraturan
pemerintah, dan perusahaan pipa mengalami kesulitan untuk membeli seluruh gas alam yang
mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan lokal.
Dalam pasar bebas risiko utama yang dihadapi oleh produsen gas dan perusahaan
lokal timbul dari gejolak harga bahan bakar. Kedua pihak merasa tidak nyaman untuk
melakukan kontrak-kontrak harga tetap jangka panjang, sehingga sebagian besar gas alam
dijual dengan menggunakan kontrak 30 hari.
Pada tahun 1990, Enron mulai memberikan jasa sebagai perantara, atau pencipta
pasar, untuk kontrak 30 hari tersebut. Disebut Gas Bank, aktivitas ini melibatkan perjanjian
jangka pendek yang ditandatangani Enron untuk membeli gas dari beberapa produsen,
menyatukan kontrak-kontrak tersebut, dan kemudian menawarkan komitmen harga jangka
panjang kepada perusahaan lokal. Enron telah membuat langkah awal dalam melakukan
transformasi aktivitis perusahaan dari perusahaan pipa tradisional menjadi perusahaan jasa
keuangan dan perdagangan. Pada tahun 2000, Enron mengembangkan usahanya dengan
menjadi pencipta pasar untuk listrik, minyak, dan bahkan kertas (Sjahputradan Amin, 2005).
Pada Februari 2001, peningkatan pendapatan dan laba Enron sangat pesat diikuti oleh
peningkatan harga saham-perusahaan ini bernilai $60 miliar, dan harga per lembar sahamnya
$80 (sedikit menurun dari harga tertingginya sebesar $90). Fortune menamakan Enron
“Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif” selama enam tahun berturut-turut. Enron, suatu

1
perusahaan yang menduduki rangking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika
Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS yang kolaps dengan meninggalkan
hutang sebesar $ 31,2 milliar.

Fakta-fakta Kasus Enron:


1. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan (Kusmayadi, 2009):
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah
partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen
2. Selama tahun 2000, harga saham Enron berkisar antara $60 sampai $90, tertinggi
pada Agustus sebesar $90.56, dan pada akhir tahun mendekati $80 (Brooks, 2003).
3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat risiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktik akuntansi dan bisnis
Enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai
klien KAP Andersen. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah
memepertanyakan praktik akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan
mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner
KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum
perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak
memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang
melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat
hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan (Hendarto).
4. Mei 2001, Clifford Baxter, wakil komisaris Enron resmi berhenti bekerja untuk Enron
karena tidak tahan melihat bisnis kerja Enron yang tidak beretika. (kris.riyadi).
5. 26 September 2001, harga saham jatuh menjadi $25 per lembar, Ken Lay masih
mencoba menghibur karyawan untuk tidak menjualnya, sebaliknya membujuk mereka
untuk membeli. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada karyawan yang risau, dia
mengatakan perusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan harga saham Enron
“luar biasa murah” dalam posisi itu (Mustika, 2008).

2
6. 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Pengumuman
kepada pers menyatakan bahwa pro forma laba bersih Enron telah meningkat menjadi
$393 juta pada triwulan ketiga tersebut, dibandingkan dengan $292 juta pada tahun
sebelumnya. Pimpinan perusahaan Enron Kenneth Lay menyatakan bahwa Enron
secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik dan ia memilih
untuk tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/ expense) sebesar $1 miliar yang menyebabkan hasil
aktual pada periode tertentu, bila dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) akan menjadi kerugian sebsar $644 juta. Para analis dan
reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan
ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
didirikan oleh CFO Enron.
7. Harga saham perusahaan ini turun secara drastis dari $36,00 per lembarnya pada
minggu sebelum 16 Oktober 2001 hingga menjadi $0,26 per lembarnya enam minggu
kemudia pada tanggal 30 November 2001.
8. 19 Oktober 2001, US Securities and Exchange Commision Rules (SEC Rules)
mengumumkan secara resmi ingin mereview file pembukuan Enron. Enron
mengumumkan kerugian sebesar 600 juta dolar AS dan nilai aset enron menyusut 1,2
triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun
terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. David Duncan, Akuntan
Publik kantor Audit Independen Arthur Anderson menghancurkan dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan Enron.
9. 2 Desember 2001, Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan
memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan
yang tidak dilaporkan senilai lebih dari satu miliar dolar. Dengan pengungkapan ini
investasi dan laba yang ditahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang
sama.
10. 2 Januari 2002, CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri dari dewan direktur
perusahaan.
11. 24 Januari 2002, Cliffor Baxter bunuh diri dengan cara menembak kepala di dalam
mobil Mercedez di depan rumah mewahnya di Houston (Kusmayadi, 2009).
12. 28 Februari 2002, KAP Andersen menawarkan ganti rugi sebesar 750 juta US dollar
untuk menyelesaikan masalah gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.

3
Pemerintahan Amerika melarang Enron dan KAP Anderson untuk melakukan kontrak
dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
13. 14 Maret 2002, departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah
atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang diselidiki. KAP Andersen terus
menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan
afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan keterlibatan
pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
14. 22 Maret 2002, mantan kedua Federal Reserve, Paul Volkeer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktik audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar keseluruhan manajemen dirombak ulang untuk
menyusun manajemen baru.
15. 26 Maret 2002, CEO Anderson, Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
16. 8 April 2002, seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penganggung jawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan
proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi KAP
Anderson dan Enron.
17. 15 Juni 2002, juri federal Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan penghambatan terhadap proses peradilan.

4
PEMBAHASAN

Hubungan terhadap Etika Bisnis


3 komponen utama penyebab timbulnya kecurangan, manipulasi, korupsi, dan
berbagai macam kegiatan sejenisnya atau yang bisa disebut sebagai pelaku tidak etis
(menurut teori fraud) adalah oppurtunity, pressure, dan rationalization.
Fraud Triangel (Segitiga Fraud) terdiri dari 3 hal (Susilo, 2012):
1. Karena pressure (tekanan atau motif) : karena kebutuhan keuangan yang
sangat mendesak, adanya keinginan yang tidak atau belum terpuaskan, adanya
ketidakpuasan terhadap organisasi/perusahaan/manajemen, serta adanya tekanan dari
pihak lain atau atasan pelaku fraud.
2. Opportunity (kesempatan): Lemahnya pengendalian internal dalam sebuah
organisasi membuka peluang fraud.
3. Rationalization (pembenaran): pelaku fraud merasa bahkan meyakini bahwa
tindakannya bukan merupakan fraud.
Bukan berarti 3 hal tersebut akan mutlak terjadi, hal-hal itu dapat dihindari dengan
peningkatan akhlak, moral, etika dan perilaku. Tindakan yang tidak bermoral akan
memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang
menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak. Andersen
sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder untuk memberikan suatu
informasi yang benar mengenai pertanggungjawaban dari pihak agen dalam mengemban
amanah dari stock holder. Pihak manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang
sehat.
Studi empirik Weisen Born, Noris tahun 1997, (dalam Zabihollah, 2002), terhadap 30 perusahaan di
Amerika Serikat yang memiliki indikasi sering melakukan kecurangan, dari hasil penelitian
teridentifikasi faktor penyebab kecurangan tersebut diantaranya dilatarbelakangi oleh sikap
tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang rendah, dominasi kepercayaan, dan lemahnya
pengendalian. Faktor tersebut adalah merupakan prilaku tidak etis yang sangat bertentangan
dengan good corporate governance philosofy yang membahayakan terhadap business going
cocern. Begitu pula praktik bisnis Enron yangmenjadikannya bangkrut dan hancur serta
berimplikasi negatif bagi banyak pihak.
Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama
karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta

5
investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor
terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek.
Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan
dari pihak stock holder atau prinsipal untuk memberikan suatu fairrness information
mengenai pertanggungjawaban dari pihak agen dalam mengemban amanah dari prinsipal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang
sehat. Enron dan KAP Andersen akhirnya harus menerima risiko dari sebuah ketidak jujuran,
kebohongan ataudari praktik bisnis yang tidak etis, yakniberupa hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum.
Artinya secara kasat mata kasus Enron (baik manajemen Enron maupun KAP
Andersen) telah melakukan mal practice jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan
antara lain (Hendarto):
1. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui suburnya
praktik insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director Enron,
dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion. Kondisi ini
diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari 2002
menyatakan bahwa:
a. Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar
dari kebangkrutan perusahaan;
b. Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan
corporate responsibility oleh manajemen perusahaan;
c. Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
2. Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun
KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktik akuntansi dan bisnis yang
tidak sehat. Tetapi demi kepercayaan dari investor dan publik, kedua belah pihak
merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi
hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap
melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan
memberikan prospek yang sangat baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan
apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil
evaluasi Enron tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau

6
bribery, karena pihak GedungPutih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di
indikasikan terlibat dalam kasus Enron ini.
3. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik The big five yang melakukan
Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi
laporan keuangan Enron, KAP Andersen telah melakukan tindakan yang tidak etis
dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus
Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron
mulai mencuat kepermukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.
Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi
kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen
hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionalisme sebagai akuntan
independen dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan
laporan audit yang salah danmeyesatkan (deception of information).

7
KESIMPULAN

Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya
menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja
pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat
menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam
kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.
Tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan harus
mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada kepentingan publik, misalnya: auditor
independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari laporan keuangan yang
disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberian pinjaman dan kepada
pemegang saham untuk memperoleh modal; eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang
akuntansi manajemen dalam organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan
efektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi; auditor intern memberikan keyakinan
tentang sistem pengendalian internal yang baik untuk meningkatkan keandalan informasi
keuangan dari pemberi kerja kepada pihak luar. Ahli pajak membantu membangun
kepercayaan dan efisiensi serta penerapan yang adil dari sistem pajak; dan konsultan
manajemenmempunyai tanggung-jawab terhadap kepentingan umum dalam membantu
pembuatan keputusan manajemen yang baik.
Selain itu, pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran
praktik bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,
bribery) dan keluar dari prinsip good corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai
suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar. KAP Andersen
sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah
melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi
maupun masyarakat diantaranya melalui Deception, discrimination of information, coercion,
bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan
tindakannya secara hukum.

8
Jawaban Kasus
1. Pihak-pihak yang dipercayai bertanggungjawab terhadap krisis yang
disebabkan oleh Enron:
- Pihak manajemen Enron, yang telah bertindak secara rasional untuk kepentingan
dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang
sehat.
- Pihak KAP Andersen, yang telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder
atau prinsipal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agen dalam mengemban amanah dari prinsipal.
Hal ini bertentangan dengan SA 240 tentang tanggung jawab auditor terkait
dengan kecurangan dalam suatu audit atas laporan keuangan. SA tersebut
mewajibkan auditor bertanggungjawab untuk memeroleh keyakinan yang wajar
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh fraud ataupun error. Auditor secara objektif harus
mengidentifikasi dan menilai risiko material salah saji dalam laporan keuangan
yang disebabkan oleh fraud, memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang risiko yang dinilai dari salah saji material karena fraud, melalui
perancangan dan pengimplementasian tanggapan yang tepat, dan merespon secara
tepat untuk mengidentifikasi atau yang dicurigai telah terjadi praktik
fraud.
- Pihak regulator dalam hal ini adalah SEC dan FASB karena belum menerbitkan
aturan formal mengenai special purpose entities (SPE) sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan keadaan ini untuk kepentingannya sendiri.

2. Jabarkan ketiga tipe layanan jasa yang dapat disediakan oleh Kantor Akuntan
Publik (menurut Abdul Hallim (2010) ada dua layanan jasa):
- Jasa Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau perimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan,
asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada empat jenis jasa
Atestasi :
a. Audit
Contoh audit adalah audit atas laporan keuangan historis. Dalam audit
laporan keuangan, klien menugaskan auditor untuk menghimpun dan

9
mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan untuk
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Keyakinan
yang diberikan pada audit adalah keyakinan positif (possitive assurance).
b. Pemeriksaan (Examination)
Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan
pendapat atas asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Keyakian yang diberikan adalah keyakinan positif. Tingkat
keyakinan pemeiksaan berada dibawah audit.
c. Penelaahan (review)
Jasa Review dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan analisi
komparatif informasi keuangan suatu perusahaan. Keyakinan yang
diberikan pada review adalah keyakinan negatif. Auditor diharuskan
menyatakan pendapat penolakan pemberian pendapat (disclaimer of
opinion) dalam memberikan keyakinan negatif.
d. Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon Procedures);
Lingkup kerja jasa ini lebih sempit daripada audit maupun examination.
Sebagai contoh auditor dank lien sepakat bahwa prosedur tertentu akan
dilakukan atas elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan
keuangan misalnya akun atau rekening kas dan surat berharga. Kesimpulan
yang dibuat berbentuk ringkasan temuan, keyakinan negatif atau
keduanya.
- Jasa Non Atestasi, Ada tiga jenis jasa Nonatestasi:
a. Jasa Akuntansi
Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan,
posting, jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa
kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi klien.
b. Jasa Perpajakan
Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan
pajak. Selain itu dapat bertindak sebagai penasehat dalam masalah
perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa
sedang mengalami permasalahan dengan kantor pajak.
c. Jasa Konsultasi Manajemen
Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS)
merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan

10
bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan
dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.

3. Penjelasan dari table 3 berkaitan dengan power report:


Menurut kami, Andersen telah melanggar standar audit professional. Hal ini tercermin
dari turut campurnya pihak Andersen dalam pencatatan transaksi SPE Enron, adanya
hal-hal yang belum jelas namun tidak diungkapkan pada catatan atas laporan
keuangan dan diloloskan oleh Andersen dengan opini wajar tanpa pengecualian.
Keterlibatan KAP Arthur Andersen dengan memberikan jasa akuntansi lain kepada
Enron namun juga memberikan jasa audit serta menerbitkan opini audit bertentangan
dengan SA 220 tentang pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan.
Standar Audit ini mengatur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan
prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan. SA ini harus dibaca
bersama dengan ketentuan etika yang relevan termasuk yang berhubungan dengan
independensi. Salah satu standar teknis yaitu independensi yang tercantum pada
Mukadimah Prinsip Etika Akuntan menyatakan akuntan mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektifitas. Independensi profesi auditor berarti dalam
menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuantan Publik yang ditetapkan olh IAI. Sikap mental independen
tersebut harus meliputi independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan
(in appearance). Beberapa hal yang dapat memengaruhi indepensi auditor yang
relevan dengan kasus Enron meliputi:
a) Hubungan keuangan dengan klien, KAP Arthur Andersen merubah konsep
bisnisnya dengan target utama memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya.
Akibatnya perikatan audit dengan Enron menjadi sumber pemasukan bagi
KAP Arthur Andersen, sehingga pada awal tahun 2001 Enron tetap
dipertahankan sebagai klien meskipun diketahui memiliki risiko bisnis yang
tinggi.
b) Kedudukan dalam perusahaan yang diaudit, Chief Audit Executif Enron
(Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk
sebagai akuntan publik perusahaan, direktur keuangan Enron berasal dari KAP
Andersen, dan sebagian besar staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

11
c) Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit, hal ini terbukti menggerus
independensi KAP Arthur Andersen dan sikap obyektifitas auditor diragukan
untuk memberikan kesimpulan audit yang tepat.

4. Persyaratan utama dalam penyusunan dan retensi kertas kerja audit. Agar
kertas kerja itu bermanfaat maka hal-hal atau syarat yang harus diperhatikan
adalah
a. Lengkap. Kertas kerja harus lengkap dalam arti:
o Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan
komposisi semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja;
o Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja harus
dapat “berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi
informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab.
b. Teliti. Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian
dalam penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari
kesalahan tulis dan perhitungan.
c. Ringkas. Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang
relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas.
Analisis yang dilakukan oleh auditor harus merupakan ringkasan dan
penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien ke dalm
kertas kerja.
d. Jelas. Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan
memeriksa kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi
secara sistematik perlu dilakukan.
e. Rapi. Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan
kertas kerja akan membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan
stafnya serta memudahkan auditor dalam memperoleh informasi dari kertas
kerja tersebut.
Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun bentuknya
harus didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya dalam
perikatan tertentu. Informasi yang tercantum dalam kertas kerja merupakan
catatan utama pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh auditor dan simpulan-
simpulan yang dibuatnya mengenai masalah-masalah yang signifikan. Kertas
kerja terutama berfungsi untuk:

12
1) Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor, termasuk representasi
tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan
dalam laporan auditor dengan disebutkannya frasa “berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia”; dan
2) Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.

Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor cara membuat kertas kerja yang baik
yang harus diperhatikan, yaitu: lengkap, teliti, ringkas, jelas, dan rapi.

Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas


kerja dan harus menyimpannya dalam periode yang dapat memenuhi kebutuhan
praktiknya dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpan
dokumen. Salah satu bentuk kertas kerja auditor adalah bukti audit. Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan, serta memenuhi asersi pernyataan manajemen.

Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen


laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta
dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar sebagai berikut ini:

1) Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence);


2) Kelengkapan (completencess);
3) Hak dan kewajiban (right and obligation);
4) Penilaian (valuation) atau alokasi; dan
5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure).
5. Lima rekomendasi yang telah dibuat baru-baru ini untuk memperkuat fungsi
audit independen adalah;
- Pihak regulator atau para pembuat peraturan lebih memperhatikan mengenai
pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dan
memastikan bahwa peraturan tersebut membantu perusahaan dan akuntan
perusahaan untuk mengungkapkan kondisi keuangan yang sebenarnya secara
historis sehingga informasi mudah untuk dipahami.
- Sarbanes-Oxley Act memberikan batasan atas jenis jasa konsultasi yang diberikan
auditor independen kepada klien serta member syarat kepada perusahaan

13
perusahaan untuk menyiapkan laporan tahunan sesuai dengan kualitas
pengendalian internal yang dimiliki;
- Pembentukan agensi federal baru yaitu public companies accounting oversight
board untuk mengawasi proses pembuatan aturan untuk fungsi audit independen;
- Mewajibkan perusahaan untuk merotasi atau mengganti auditor eksternalnya
secara berkala untuk menghindari adanya hubungan istimewa antara auditor
dengan klien, dan untuk meningkatkan laporan audit yang dihasilkan karena
auditor yang mengetahui bahwa mereka akan diganti umumnya akan
melaksanakan audit dengan standar yang baik agar memiliki redibilitas tinggi
dimata auditor yang baru;
Di Indonesia sendiri telah diatur mengenai masa perikatan audit. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan
Publik pasal 11 dijelaskan bahwa Pemberian jasa audit atas informasi keuangan
historis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a terhadap suatu
entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun
buku berturut-turut.
- Pembentukan fungsi audit internal dan komite audit. Fungsi audit internal untuk
membantu manajemen melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan dapat
mendukung audit atas laporan keuangan. Pembentukan komite audit yang
nantinya akan menerima laporan dari auditor independen serta mereview hasil
audit yang menunjukkan kebijakan akuntansi penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan.
SA 380 menetapkan persyaratan bagi auditor untuk menentukan bahwa
masalahmasalah tertentu yang bersangkutan dengan pelaksanaan audit
dikomunikasikan kepada orang yang memiliki tanggung jawab pengawasan dalam
proses pelaporan keuangan.

6. Jelaskan konsep profesionalisme dalam kasus Enron;Evolusi konsep


Profesionalisme yang berkaitan dengan disiplin akuntansi publik dapat dilihat dari
adanya revisi kode etik bagi para akuntan yang bekerja pada International Federation
Accountants (IFAC) pada akhir tahun 2001 agar menjadi whitstleblower di mana
“para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam aturan-aturan
profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat

14
masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai
dengan hukum yang berlaku yang lebih-lebih bisa berdampak pada ekonomi
masyarakat. Evolusi ini ditimbul akibat hilangnya kepercayaan publik terhadap
profesi akuntansi terutama auditor karena dianggap tidak bisa memberikan informasi
yang seharusnya.

7. Laporan audit kuartalan apakah harus diaudit?


Menurut pendapat kami laporan kuartalan tidak diharuskan untuk diaudit karena dapat
menyebabkan agency cost yang cukup tinggi dari sisi auditee. Dilihat dari sisi auditor,
auditor tidak bertanggungjawab atas laporan keuangan kuartalan, apabila auditor dan
auditee sudah setuju tidak melakukan audit terhadap laporan keuangan kuartalan
tersebut. Dan auditor hanya bertanggungjawab terhadap pendapatnya wajar atau tidak
suatu laporan keuangan, sesuai dengan bukti yang diberikan oleh pihak manajemen,
secara keseluruhan manajemen yang bertanggung jawab kepada laporan keuangan
milik auditee.

15

Anda mungkin juga menyukai