Anda di halaman 1dari 191

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
Berkah, Rahmat dan Hidayah-Nyalah, laporan Tugas Struktur Beton ini ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Atas tersusunnya laporan ini, tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen Struktur Beton I : Dr. H. Nanang Dalil, S.T., M.Pd
2. Asisten Dosen Struktur Beton I : Sri Rahayu, S.Pd
3. Serta semua teman–teman yang telah memberi sumbangsih dan sarannya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam hal teknik penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapakan demi
penyempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
para pembaca sekalian.

Bandung, Mei 2017

Penyusun

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) i


BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beton bertulang (reinforced concrete) adalah suatu bahan bangunan yang
kuat, tahan lama, dan dapat dibentuk dalam berbagai bentuk serta ukuran. Beton
bertulang adalah bahan komposit yang merupakan gabungan dari dua jenis bahan,
yaitu beton (concrete) dan tulangan baja (steel). Beton merupakan campuran antara
kerikil / batu pecah, pasir, air, serta semen (PC) dengan perbandingan berat yang
tertentu (mix design). Untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang tinggi,
maka bahan-bahan campuran dari beton harus diuji dan diperiksa mutunya,
sehingga memenuhi mutu bahan yang disyaratkan.
Kekuatan tarik dari bahan beton besarnya hanya + 10% dari kekuatan
tekannya. Oleh sebab itu struktur beton direncanakan dengan anggapan bahwa
beton sama sekali tidak memikul gaya tarik. Untuk memikul gaya tarik yang ada,
dipergunakan tulangan baja. Kekuatan beton bertulang diperoleh dengan
menggabungkan sifat-sifat dari beton dan tulangan baja, sehingga didapatkan suatu
aksi komposit dari kedua bahan tersebut.
Struktur beton bertulang merupakan jenis struktur yang paling banyak
dibangun dan digunakan orang. Untuk keperluan perencanaan struktur beton
bertulang, ada tiga aspek yang perlu mendapatkan perhatian dari seorang perencana
struktur yaitu :
1). Perhitungan mekanika gaya dari sistem struktur akibat pembebanan
2). Perhitungan jumlah tulangan yang diperlukan oleh elemen-elemen
struktur
3). Penempatan dan pemasangan tulangan pada struktur
Selain pemahaman yang baik mengenai konsep dan teori dari struktur beton
bertulang, beberapa hal yang perlu disiapkan oleh seorang perencana struktur yaitu
:
1). Standar pembebanan dan standar beton yang berlaku.
2). Komputer beserta programnya (software struktur).

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) ii


1.2. Tujuan Penulisan
1). Dapat memahami perhitungan mekanika gaya dari sistem struktur akibat
pembebanan
2). Dapat mengetahui perhitungan jumlah tulangan yang diperlukan oleh
elemen-elemen struktur
3). Dapat memahami penempatan dan pemasangan tulangan pada struktur
1.3. Ruang Lingkup
Pokok permasalahan yang dibahas dalam laporan ini meliputi perencanaan
struktur beton bertulang. Adapun ruang lingkup dalam perencanaan beton bertulang
ini, sebagai berikut:
1. Menghitung Perncanaan Plat Lantai dan Plat Atap;
2. Menghitung Perencanaan Portal;
3. Menghitung Perencanaan Balok;
4. Menghitung Perencanaan Kolom;
5. Menghitung Perencanaan Tangga;
6. Menghitung Perencanaan Pondasi;
7. Menggambar Detail-detail Tulangan.

1.4. Batasan Masalah


Penulisan laporan tugas ini meliputi suatu perencanaan struktur beton
bertulang dengan perhitungan strukturalnya dimulai dengan analisis pembebanan,
dimensian, sampai penggambaran.

1.5. Sistematika Penulisan


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) iii


1.3 Ruang Lingkup
1.4 Batasan Masalah
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Beton
2.2 Sifat-sifat Beton
2.3 Karakteristik Beton
2.4 Kekurangan dan kelebihan beton
2.5 Faktor kekuatan beton dan jenis beton
BAB III. RUMUS PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON
BERTULANG
3.1 Menghitung Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap;
3.2 Menghitung Perencanaan Portal;
3.3 Menghitung Perencanaan Balok;
3.4 Menghitung Perencanaan Kolom;
3.5 Menghitung Perencanaan Tangga;
3.6 Menghitung Perencanaan Pondasi;
BAB IV. PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG
1.1 Menghitung Perencanaan Plat Lantai dan Plat Atap;
1.2 Menghitung Perencanaan Portal;
1.3 Menghitung Perencanaan Balok;
1.4 Menghitung Perencanaan Kolom;
1.5 Menghitung Perencanaan Tangga;
1.6 Menghitung Perencanaan Pondasi;
1.7 Menggambar Detail-detail Tulangan.
BAB IV. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) iv


TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Beton


Beton merupakan bahan komposit dari agregat bebatuan dan semen sebagai
bahan pengikat, yang dapat dianggap sebagai sejenis pasangan bata tiruan karena
beton memiliki sifat yang hampir sama dengan bebatuan dan batu bata (berat jenis
yang tinggi, kuat tekan yang sedang, dan kuat tarik yang kecil). Beton dibuat dengan
pencampuran bersama semen kering dan agregrat dalam komposisi yang tepat dan
kemudian ditambah dengan air, yang menyebabkan semen mengalami hidrolisasi
dan kemudian seluruh campuran berkumpul dan mengeras untuk membentuk
sebuah bahan dengan sifat seperti bebatuan.

Beton mempunyai satu keuntungan lebih dibandingkan dengan bebatuan,


yaitu bahwa beton tersedia dalam bentuk semi cair selama proses pembangunan dan
hal ini mempunyai tiga akibat penting: pertama, hal ini berarti bahwa bahan-bahan
lain dapat digabungkan ke dalamnya dengan mudah untuk menambah sifat yang
dimilikinya. Baja yang terpenting dari baja-baja lainnya adalah baja dalam bentuk
batang tulangan tipis yang memberikan kepada bahan komposit yakni beton
bertulang kekuatan Tarik dan kekuatan lentur selain kekuatan tekan. Kedua,
tersedianya beton dalam bentuk cairan membuatnya dapat dicetak ke dalam variasi
bentuk yang luas. Ketiga, proses pencetakan memberikan sambungan antar elemen
yang sangat efektif dan menghasilkan struktur yang menerus yang meningkatkan
efisiensi struktur.

2.2 Sifat-sifat Beton


Sifat-sifat beton perlu diketahui untuk mendapatkan mutu beton
yang diharapkan sesuai tuntutan konstruksi dan umur bangunan yang bersangkutan.
Pada saat segar atau sesaat setelah dicetak, beton bersifat plastis dan mudah
dibentuk. Sedang pada saat keras, beton memiliki kekuatan yang cukup untuk
menerima beban. Sifat beton segar yang baik sangat mempengaruhi kemudahan
pengerjaan sehingga menghasilkan beton dengan berkualitas baik. Adapun sifat-
sifat beton segar adalah :

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) v


2.2.1. Workabilitas
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran untuk diaduk,
diangkut, dituang dan dipadatkan tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan
pembentuk beton. Taiji saji (1984) menguraikan bahwa sifat workabilitas beton
segar ditandai dengan enam karakter yaitu : konsistensi, plasticity (plastisitas),
placeability (kemudahan dituang), flowability (keenceran), finishability
(kemudahan dirapikan), dan pumpability (kemudahan dipompa). Sedang Newman
dalam Murdock (1999) menuliskan bahwa sekurang-kurangnya tiga sifat yang
terpisah dalam mendefinisikan sfat ini, yaitu:

1) Kompakbilitas, kemudahan beton dipadatkan


2) Mobilitas, kemudahan beton mengalir dalam cetakan
3) Stabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen,
koheren dan stabil selama dikerjakan atau dipadatkan.
Tingkat kompakbilitas campuran tergantung pada nilai faktor air semennya.
Semakin kecil nilai faktor air semen, adukan beton semakin kental dan kaku
sehingga makin sulit untuk dipadatkan. Sebaliknya semakin besar nilai faktor air
semen adukan beton semakin encer dan semakin sulit untuk mengikat agregat
sehingga kekuatan beton yang dihasilkan semakin rendah.

Pengamatan workabilitas beton di lapangan pada umumnya dilakukan


dengan slump test. Pengetesan ini merupakan petunjuk dari sifat mobilitas dan
stabilitas beton. Neville (1981) menuliskan bahwa slump test bermanfaat untuk
mengamati variasi keseragaman campuran. Pada beton biasa, pengujian slump
dilakukan untuk mencatat konsistensi dalam satuan mm penurunan benda uji beton
segar selama pengujian.

Selain itu workabilitas dapat juga diamati dengan mengukur faktor


kepadatan, yaitu rasio antara berat aktual beton dalam silinder dengan berat beton
dalam kondisi padat pada silinder yang sama. Faktor kepadatan memberikan
indikasi bahwa tingkat kemampuan beton tersebut dipadatkan.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 6


Pengukuran workabilitas pada mortar beton dilakukan dengan pemeriksaan
meja getar (flow tabel) sesuai dengan ASTM C124-39. Hasil test ini menunjukkan
konsistensi mortar dengan mengukur tingkat penyebaran campuran ketika
menerima sentakan pada flow table selama 15 kali dalam 15 detik. Nilai fluiditas
didefinisikan sebagai peningkatan diameter penyebaran mortar segar (D dalam cm)
dikurangi diameter sebelumnya (10 cm), secara matematis rumus fluiditas adalah
sebagai berikut:

Flow = D - 10 x 100/10

Untuk mortar beton normal nilainya antara 0 – 150%.

2.2.2. Bleeding
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh
pelepasan air dari pasta semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandung di dalam
beton segar cenderung untuk naik ke permukaan. Selanjutnya Power dalam Neville
(1981) berpendapat bahwa naiknya air ke permukaan dan bersamaan dengan
turunnya bahan ke dasar disebabkan oleh pengaruh gravitasi akibat berat sendiri
sebagai fenomena alamiah atau proses “specific sedimentation“.

Adapun penyebab bleeding menurut Neville (1981:224) adalah


ketidakmampuan bahan padat campuran untuk menangkap air pencampur. Ketika
bleeding sedang berlangsung, air campuran terjebak di dalam kantong-kantong
yang terbentuk antara agregat dan pasta semen (matriks). Sesudah bleeding selesai
dan beton mengeras, kantong-kantong menjadi kering ketika berlangsung
perawatan dalam keadaan kering. Akibatnya apabila ada tekanan, kantong-kantong
tersebut menjadi penyebab mudahnya retak pada beton, karena kantong-kantong
hanya berisi udara dan bahan lembut semacam debu halus.

Bleeding dihitung dengan cara menghitung banyaknya air yang keluar dari
sampel beton segar sesaat setelah dicetak. Prosedur pemeriksaan diatur dalam
ASTM C232-58 (1966). Banyaknya bleeding adalah volume air (ml) yang keluar
dari suatu luasan permukaan beton (A) atau secara matematis ditulis :

Bleeding = V/A (ml/cm2)

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 7


2.2.3. Segregasi
Segregasi adalah kecenderungan pemisahan bahan-bahan pembentuk beton.
Neville (1981:223) meuliskan bahwa terdapat dua bentuk segregasi beton segar
yaitu:

1) Partikel yang lebih kasar cenderung memisahkan diri dari partikel yang
lebih halus.
2) Terpisahnya air semen dari adukan.
Segregasi sangat besar pengaruhnya terhadap sifat beton keras. Jika tingkat
segregasi beton sangat tinggi, maka ketidaksempurnaan konstruksi beton juga
tinggi. hal ini dapat berupa keropos, terdapat lapisan yang lemah dan berpori,
permukaan nampak bersisik dan tidak merata

Murdock (1986) menuliskan bahwa segregasi disebabkan oleh :

1) Penggunaan air pencampur yang terlalu banyak


2) Gradasi agregat yang jelek
3) Kurangnya jumlah semen
4) Cara pengelolaan yang tidak memenuhi syarat.
Pada saat keras, beton diharapkan mampu memikul beban sehingga sifat yang
utama dimiliki oleh beton adalah kekuatannya.

2.2.4. Kekuatan
Kekuatan beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan semen yang
digunakan atau tergantung pada faktor air semen dan derajat kekompakannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton :

1) Perbandingan berat air dan semen


2) Type dan gradasi agregat
3) Kualitas semen
4) Perawatan (curing)
Kekuatan beton yang utama adalah kuat tekannya. Nilai kuat tekan beton
meningkat sejalan dengan peningkatan umurnya dan pada umur 28 hari, beton
mencapai kekuatan maksimal. Nilai kuat tekan beton diukur dengan membuat

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 8


benda uji berbentuk silinder atau kubus. Pembacaan kuat tekan pada benda uji
kubus dan silinder relatif berbeda.

Pada umumnya, beton mencapai kuat tekan 70% pada umur 7 hari, dan pada
umur 14 hari, kekuatannya mencapai 85 – 90% dari kuat tekan beton umur 28 hari.
Pengukuran kuat tekan beton didasarkan pada SK SNI M14-1989-F (SNI 03-1974-
1990). Pembebanan pada pengujian kuat tekan termasuk pembebanan statik
monotorik dengan menggunakan Compressive Test. Beban yang bekerja akan
terdistribusi secara kontinue melalui titik berat.

f'cr = P / A

dimana,

f'cr : kuat tekan beton rata-rata


P : beban
A : luas penampang
Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat tekannya pada umur
masih muda dan berkisar seperduapuluh pada umur sesudahnya. Nilai kuat tekan
dan tarik bahan beton tidak berbanding lurus. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai
bahwa nilai kuat tarik bahan beton normal hanya berkisar antara 9% - 15% dari kuat
tekannya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulangkali
mencapai kekuatan 0.50 – 0.60 kali √f’c, sehingga untuk beton normal digunakan
nilai 0,57 √f’c.

Pengamatan kuat tarik beton khususnya pada beton bertulang sangat penting
pada penentuan kemungkinan pencegahan keretakan akibat susut dan perubahan
panas. Sedang untuk beton tidak bertulang, hasil pengujian ini dimanfaatkan dalam
perencanaan konstruksi jalan raya dan lapangan terbang serta untuk beton
prategang.

Cara yang digunakan untuk mengukur kuat tarik beton adalah dengan
pengujian kuat tarik belah sesuai SK SNI M-60-1990-03 (SNI 03-2492-1991).
Spesimen yang digunakan adalah silinder dan ditekan oleh dua plat paralel pada
arah diameternya.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 9


Kuat tarik belah dihitung dengan rumus :

f'ct = 2P/π LD

dimana,

fct : Buat tarik belah (Mpa)


P : Beban uji maksimum (N)
L : Panjang benda uji (mm)
D : Diameter benda uji (mm)

2.2.5. Penyusutan
Proses susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume yang
tidak berhubungan dengan beban. Adapun proses susut pada beton yaitu:

1) Penyusutan awal, akibat kehilangan air pada proses penguapan dan perembesan
melalui acuan.
2) Penyusutan akibat suhu ketika beton mulai dingin. Penyusutan ini masih dapat
diatasi dengan perawatan yang baik. Terjadinya penyusutan akan berakibat
retak-retak plastis pada beton.
a. Retak yang lebih luas dari 0,15 mm tidak akan menimbulkan
masuknya air pada tulangan (dapat diabaikan)
b. Retak-retak sebesar (0,15 – 0,5 mm) perlu diatasi dengan menutup
retakan tersebut (dengan emulsi latex dan lain-lain)

2.2.6. Keawetan
Keawetan beton merupakan lamanya waktu pada material untuk dapat
melanjutkan pemakaiannya seperti yang telah direncanakan. Walaupun terjadi
serangan dari luar baik fisik, mekanik dan kimia. Adapun pengaruh-pengaruh luar
yang dapat merusak beton adalah pengaruh cuaca (hujan sinar matahari) silih
berganti dan daya perusak kimiawi, misalnya air limbah/buangan, air laut, lemak
gula dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu :

1) Permukaan beton harus mulus (misalnya exposed concrete)


2) Tidak porous (rongga) dalam artian pemadatan harus baik.
3) Menambah bahan tambahan tertentu untuk keperluan khusus.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


2.2.7. Pengaruh Suhu
Harga koefisien pemuaian suhu pada beton berubah-ubah tergantung
banyaknya semen dalam campuran kadar air dan agregat. Untuk maksud praktis
dapat diambil sebesar 1,0 x 10-6 tiap oC (beton normal).

2.3 Karakteristik Beton


karakteristik beton:

1) Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi


serta tegangan hancur tarik yang rendah;
2) Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul
momen lengkung atau tarikan;
3) Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi
retak yang makin – lama makin besar;
4) Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan
dikenal dengan proses hidrasi;
5) Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar
butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah;
6) Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran
semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang;
7) Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk
memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan
kekuatan beton yang tinggi;
8) Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus
dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan;
9) Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen
konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya;
10) Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok,
maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik;
11) Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam
menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik;

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


12) Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang
relative rendah;
13) Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya
mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan
tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran;
14) Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi; dan
15) Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa
susut dan rangkak.

2.4 Kekurangan dan kelebihan Beton

Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras bagaikan batu dengan
kekuatan tinggi. tapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah
dibentuk sesuai keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga
sangat tahan terhadap serangan korosi. sehingga secara umum kelebihan dan
kekurangan beton adalah :

1. Kelebihan beton :
a. dapat dibentuk sesuai keinginan
b. mampu memikul beban tekan yang berat
c. tahan terhadap temperatur tinggi
d. biaya pemeliharaan rendah / kecil

2. Kekurangan beton :
a. Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah
b. Pelaksanaa pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi
c. Berat
d. Daya pantul suara besar
e. Membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk
f. Tidak memiliki kekuatan tarik
g. Setelah dicampur beton segera mengeras
h. Beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang
2.5 Faktor kekuatan Beton dan Jenisnya
1. Prameter-prameter yang mempengaruhi kekuatan beton adalah :

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


a. Kualitas semen (PC)
b. Proporsi semen dalam campuran beton
c. Kekuatan dan kebersihan agregat
d. Ikatan/ adesi anatara pasta, semen dan agregat
e. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton
f. Pemdatan beton dan perwatan
2. Jenis Beton yaitu :
a. Beton normal
b. Beton bertulang
c. Beton pratekan
d. Beton komposit

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


BAB III

RUMUS PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON


BERTULANG

3.1 Menghitung Plat Lantai dan Plat Atap


 Perhitungan Luasan Tipe Plat
Pada perhitungan ini luasan yang diambil bisa dari semua tipe yang
diberikan pemisalan pada denah plat atap maupun denah plat lantai.
Biasanya yang sering digunakan yaitu luasan dari bentuk atau dimensi yang
terbesar untuk digunakan dalam perhitungan.

 Perencanaan Balok Plat Atap dan Plat Lantai


 Perkiraan Tinggi Balok
Dalam penggunaannya kita dapat mengetahui dari fy yang akan
digunakan dalam perencanaan struktur memakai beton bertulang, dapat
dilihat rumusnya dalam Gideon (1993: hlm.63) :
Tabel 2. Tebal Minimum h
fy fy fy fy
Komponen
400 240 400 240 400 240 400 240
Pelat 1 1 1 1 1 1 1 1
mendukung
satu arah 20 27 24 32 28 37 10 15
Balok 1 1 1 1 1 1 1 1
mendukung
satu arah 16 21 18,5 24,5 21 28 8 11

Dari tabel di atas dalam perencanaan ini menggunakan pelat yang


mendukung satu arah dengan fy = 400 MPa. Berfungsi untuk mencari
tingg balok yang digunakan dengan rumus, yaitu:
1
Untuk perhitungan di batang kantilever ℎ = 10 ∙ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦)
1
Untuk perhitungan di batang terjepit ℎ = 28 ∙ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦)

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


 Perkiraan Lebar Balok
Perhitungan ini harus menggunakan hasil dari perhitungan tinggi balok
karena dalam memperkirakan dimensi balok lebar balok < tinggi balok.
Dengan itu didapat rumus sebagai berikut:
1
𝑏= ∙ℎ
2
Diketahui :
b = lebar balok (mm)
h = tinggi balok (mm)
 Gambar Penampang Balok Plat Atap dan Plat Lantai
Pada poin ini biasanya kita mengambil dimensi balok yang
terbesar, biasanya dipergunakan untuk menyamakan dimensi balok itu
sendiri yang didapat dari perhitungan tinggi balok dan lebar balok,
diasumsikan dalam arah x dan arah y.

 Perencanaan Plat Atap dan Plat Lantai


 Menentukan Bentang Plat
Perencanaan ini berfungsi untuk mendapatkan bentang-bentang
plat yang dikurangi setengah dimensi balok, dapat diketahui dari rumus:
Batang Kantilever
1
𝐿𝑥 = 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑎ℎ 𝑥 − ∙𝑏
2
1 1
𝐿𝑦 = 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑎ℎ 𝑦 − ∙𝑏−2∙𝑏
2

Keterangan :
Lx = Bentang Terpendek (mm)
Ly = Bentang Terpanjang (mm)
b = lebar balok (mm)

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


Gambar 1. Menentukan Bentang Plat

h (mm)
b (mm)

Lx mm
Ly =

h mm
b mm b mm

Ly mm

 Menghitung Tebal Plat Atap dan Lantai


- Ln = Bentang Bersih
𝑓𝑦
𝐿 ∙(0,8+ )
1500
- ℎ𝑚𝑖𝑛 = 36+9 ∙𝛽
𝑓𝑦
𝐿 ∙(0,8+ )
1500
- ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠 = 36

Keterangan :
L = Ln = Bentang Bersih
hmin = tebal minimum
hmaks = tebal maksimum
𝐿𝑦
β = 𝐿𝑥 , Lx = bentang terpendek, dan Ly = bentang terpanjang

Perhitungan di atas akan mendapatkan hasil untuk


memperhitungkan atau memperkirakan tebal plat yang akan digunakan
dalam semua tipe plat.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


 Menghitung Beban
Tebal plat akan mempengaruhi perhitungan beban
Dalam buku Gideon (1993: hlm. 34) mencari Wu menggunakan rumus:
Wu = 1,2WD + 1,6WL
Keterangan:
Wu = Kuat perlu untuk menahan beban yang telah dikalikan dengan
momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
WD = beban mati, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengan beban tersebut
WL = beban hidup, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengan beban tersebut.
WD (Atap) dalam peruntukan ruko atau pertokoan :
- Berat Sendiri Plat = tebal plat x 24 (berat jenis beton bertulang)
- Mekanikal Elektrikal = 0, 25 KN/m2
- Berat Plafond = 0,18 KN/m2
- Berat Air Hujan = 0,50 KN/m2
WL (Atap) dalam peruntukan ruko atau pertokoan = 1 KN/m2 didapat
dari PPURG (Hal. 7)
WD (Lantai) dalam peruntukan ruko atau pertokoan :
- Berat Sendiri Plat = tebal plat x 24 (berat jenis beton bertulang)
- Mekanikal Elektrikal = 0, 25 KN/m2
- Berat Plafond+Penggantung = 0,18 KN/m2
- Berat Pasir = 0,32 KN/m2
- Berat Adukan = 0,66 KN/m2
- Berat Keramik = 0,24 KN/m2
WL (Lantai) dalam peruntukan ruko atau pertokoan = 2,5 KN/m2
didapat dari PPURG (Hal. 7)
 Perhitungan Geser
Vu = 1,15 x (Wu x Lx/2)
Keterangan :

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


Vu = Geser Ultimate Lx = Ln = Bentang Bersih
Wu = Beban Hidup
d = h – P – 0,5 x 𝜙𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Keterangan :
d = jarak antar sisi luar beton (mm)
h = tebal plat (mm)
P = Selimut beton (20 mm)
𝜙𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = diameter tulangan yang digunakan (mm)
1
𝑉𝑐 = ∙ √𝑓𝑐 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑
6
Keterangan :
Vc = Geser (N)
b = dalam bentang 1 m
d = jarak antar sisi luar beton (mm)
Vn = 𝜙Vc
= 0,6 x Vc
Pada perhitungan geser ini terdapat control dengan catatan:
Vn > Vu, karena batas geser yang dibebani oleh plat ini tidak boleh
melebihi dari geser Ultimate.
 Perencanaan Tulangan
Tebal Plat masih berpengaruh disini namon kita hanya mengambil:
- Tebal Plat
- Penutup Beton
- Diameter tulangan arah x dana rah y
- Tinggi efektif d dalam arah x
Dx = h – P- 0,5 x 𝜙𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
- Tinggi efektif d dalam arah y
Dy = h – P - 0,5 x 𝜙𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 - 𝜙𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
 Perhitungan Tulangan Plat Atap dan Lantai
Setelah keseluruhan kita telah mendapatkan datanya, selanjutkan
perhitungan ini menggunakan aturan yang terdapat pada rumus yang ada

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


di dalam buku Gideon mengenai plat satu arah dan plat dua arah,
dengan:
𝐿𝑦
𝛽= > 2 → 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑡 1 𝑎𝑟𝑎ℎ
𝐿𝑥
Gambar 2. Momen yang menentukan beban dalam jalur tengah pada
plat dua arah akibat beban terbagi merata

Pada perumusan gambar di atas apabila Ly/Lx tidak terdapat di atas


maka harus dicari menggunakan rumus interpolasi tabel.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 19


𝐿𝑦
𝛽= < 2 → 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑙𝑎𝑡 2 𝑎𝑟𝑎ℎ
𝐿𝑥

Gambar 3. Koefisien Momen dikalikan dengan Wu x Ln2

Pada perhitungan menggunakan gambar di atas memerlukan perkiraan


keberadaan balok tersebut yang dapat di lihat dari denah perencanaan
kita.
Dari kedua gambar di atas berfungsi untuk mencari, perencanaan
tulangan pada plat dilihat dari luasan tulangan :
Mlx = Momen Lapangan di x
Mly = Momen Lapangan di y
Mtx = Momen Tumpuan di x
Mty = Momen Tumpuan di y

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 20


3.2 Menghitung Perencanaan Portal
Pada perhitungan ini kita menggunakan SAP (System Application and
Product in data processing) sebagai alat bantu perhitungan dalam mencari momen
yang bekerja serta geser yang bekerja pada masing-masing baik kolom maupun
balok. Dalam perhitungan portal ini kita membutuhkan pemakaian tipe-tipe
potongan x maupun y, pada potongan x terlihat pada denah
Gambar 4. Denah Perencanaan Portal

Pada potongan x kita bisa memotong di daerah atas maupun bawah selain
kantilever, namun pada potongan y hanya memotong di tengah.
 Perencanaan Balok Pada Portal
 Perkiraan Tinggi Balok
Dalam penggunaannya kita dapat mengetahui dari fy yang akan
digunakan dalam perencanaan struktur memakai beton bertulang, dapat
dilihat rumusnya dalam Gideon (1993: hlm.63) :

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 21


Tabel 2. Tebal Minimum h
fy fy fy fy
Komponen
400 240 400 240 400 240 400 240
Pelat 1 1 1 1 1 1 1 1
mendukung
satu arah 20 27 24 32 28 37 10 15
Balok 1 1 1 1 1 1 1 1
mendukung
satu arah 16 21 18,5 24,5 21 28 8 11

Dari tabel di atas dalam perencanaan ini menggunakan pelat yang


mendukung satu arah dengan fy = 400 MPa. Berfungsi untuk mencari
tingg balok yang digunakan dengan rumus, yaitu:
1
Untuk perhitungan di batang kantilever ℎ = 10 ∙ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦)
1
Untuk perhitungan di batang terjepit ℎ = ∙ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦)
28

 Perkiraan Lebar Balok


Perhitungan ini harus menggunakan hasil dari perhitungan tinggi
balok karena dalam memperkirakan dimensi balok lebar balok < tinggi
balok. Dengan itu didapat rumus sebagai berikut:
1
𝑏= ∙ℎ
2
Diketahui :
b = lebar balok (mm)
h = tinggi balok (mm)
 Gambar Penampang Balok Plat Atap dan Plat Lantai
Pada poin ini biasanya kita mengambil dimensi balok yang
terbesar, biasanya dipergunakan untuk menyamakan dimensi balok itu
sendiri yang didapat dari perhitungan tinggi balok dan lebar balok,
diasumsikan dalam arah x dan arah y.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 22


 Menentukan Bentang Plat
Perencanaan ini berfungsi untuk mendapatkan bentang-bentang
plat yang dikurangi setengah dimensi balok, dapat diketahui dari rumus:
Batang Kantilever

1
𝐿𝑥 = 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑎ℎ 𝑥 − ∙𝑏
2
1 1
𝐿𝑦 = 𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑎ℎ 𝑦 − ∙𝑏−2∙𝑏
2

Keterangan :
Lx = Bentang Terpendek (mm)
Ly = Bentang Terpanjang (mm)
b = lebar balok (mm)
Gambar 5. Menentukan Bentang pada Balok

b (mm) h (mm)

Lx mm
Ly =
h mm

b mm b mm

Ly mm

 Menghitung Beban Total


Semua beban yang bekerja pada balok arah Lx (Bentang Terpendek)
dianggap beban Segitiga dan balok arah Ly (Bentang Terpanjang) dianggap
beban Trapesium dengan intensitas maksimum sebesar ½ x q x L.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 23


Gambar 6. Beban Segitiga dan Beban Trapesium

Beban Segitiga

qequivalen = 1/3 x q x Lx

Beban Trapesium

qequivalen = ½ x q x Lx x (1 – 1/3 x Lx2/Ly2)


Keterangan :
q = Wu (Beban Unlimited)

Setelah itu kita merencanakan pada denah yang ada, pada bentang
terpendek merupakan gambar segitiga dan bentang terpanjang merupakan
gambar trapezium, sama seperti halnya gambar metode amplop namun
apabila terdapat bentang yang sama hanya menggambarkan 4 buah segitiga.

 Beban-Beban yang Bekerja

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 24


Perhitungan ini juga meliputi perhitungan pada atap dan pada lantai, dan
diperlukan juga data dari perhitungan beban total dari trapesium dan
segitiga.
- Beban yang bekerja pada atap
Arah x dan arah y
Berat sendiri balok = hbalok x bbalok x 24
q trapesium atau q segitiga = dilihat dari gambar
- Beban yang bekerja pada lantai
Arah x dan arah y
Berat sendiri balok = hbalok x bbalok x 24
q trapesium atau q segitiga = dilihat dari gambar
Berat 1/2 dinding = 2,5 x (h2(lantai) – hbalok) x 0,9

 Pendimensian Kolom pada Portal


Pada perhitungan ini hanya sebagai mencari dimensi kolom yang akan
digunakan. Kolom minimal yang digunakan yaitu menggunakan dimensi
300 x 300 mm atau 30 x 30 cm.
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴= → 𝜎 = 𝑓𝑐′
𝜎
A=bxh
h =2xb
Terdapat kolom lantai 1 dan lantai 2, dalam perhitungannya sama hanya
tebal platnya saja yang berbeda, dan perhitungan ini juga memerlukan tipe
dengan luasan terbesar pada denah, didapat dengan rumus:
P total = Pplat + Pbalok + WL (Beban Hidup)
Pplat = (Lx x Ly) x Tebal Plat (atap atau lantai) x 24
Pbalok = Arah x = (hbalok x bbalok) x Lx x 24
Arah y = (hbalok x bbalok) x Ly x 24
WL = Lx x Ly x (beban hidup lantai atau atap)
- Maka didapatkan P total.
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴= → 𝜎 = 𝑓𝑐′
𝜎

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 25


2b2 = A
𝐴
𝑏 = √ 2 , maka didapatkan lebar balok

A=bxh
h =2xb

 Perhitungan Join
Dalam perhitungan ini kita memerlukan data-data di atas karena kita
juga harus membandingkan momen mana yang terbesar dari potongan x dan
potongan y. sehingga momen dari SAP yang terbesar akan digunakan dalam
perhitungan selanjutnya. Perhitungan join ini dibutuhkan data sebagai
berikut:
- Perhitungan potongan x hampir sama dalam perhitungannya dengan
potongan y.
Gambar 7. Penamaan Join Pada Portal Potongan X dan Y

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 26


- Join 1 = join 2 = join 3
Berat 1/2 kolom lt.1 = (bkolom x hkolom) x tinggi lt.1 x 24
- Join 8
Berat 1/2 kolom lt.1 = (bkolom x hkolom) x tinggi lt.1 x 24
(ℎ𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑥𝑏𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 )𝑥 (𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑥 𝑡𝑖𝑝𝑒) 𝑥 24
Berat 1/2 balok ke tipe kanan = 2

Berat balok ke tipe kiri = (hbalok x bbalok) x (arah x tipe) x24


(𝐿𝑥 𝑥 𝐿𝑦) 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑥24
Berat 1/2 plat lantai tipe kanan = 2

Berat plat lantai tipe kiri = (𝐿𝑥 𝑥 𝐿𝑦) 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑥24
(𝐿𝑥 𝑥 𝐿𝑦)𝑥 𝑊𝐿(𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖)
Berat 1/2 WL lantai tipe kanan = 2

Berat WL lantai tipe kiri = (𝐿𝑥 𝑥 𝐿𝑦)𝑥 𝑊𝐿(𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖)

 Modul Pemasukan Beban dan Join


Pada poin ini kita memasukan angka-angka join dan angka beban yang
bekerja menggunakan aplikasi SAP yang fungsinya untuk mendapatkan
hasil momen dan hasil geser yang akan dihasilkan oleh aplikasi tersebut.
 Buka Sap

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 27


 Klik File
 Klik New Model
 Ganti Kn M C
 Pilih 2d Frame
 (Number Of Stori (2) Karena 2 Lantai )
 (Number Of Byes (5) Karena 5 Kolom )
 (Numer Of Height (Tinggi Lantai 1) )
 (Bay Width (Panjang Arah X Terkecil) )
 3d View Close
 Delete Garis Kuning Semua
 Define, Load Patten
 Bikin Nama ( Potongan Arah X , 0 , New Model )
 Klik Kanan , Edit Grid Data , Add Coy Of System
 Nama Global Di Ganti (Potongan Arah X)
X Drid Data
 Grid A ( Ordinate Ganti 0 )
 Grid B (Kantilever Type A Ganti Di Ordinate Nilainya )
 Grid C (Type Sebeah A)
 Grid D ,( Type C+Kantilever)
 Grid E , (Type D + Type Sebelahnya)
 Grid F (Type E + Type Sebelahnya)
 Bikin Grid G (Type F + Sebelahnya)
Line Type : Klik P
Visibility : Klik S
Bubble : Klik E
 Z Grid Data
 Z1 = 0
 Z2= Hi
 Z3=H1+H2
 Klik Glue To Grid Lines (Ceklis)
 Klik Draw Frame
 Gambar Dari Tengah
 Trs Atap
 Klik Yang Bawahnya Untuk Tumpuan
 Assign , Joint , Resign (Jepit)
 Perhitungan Balok (Mau Masukin Nilai)
 Klik Balok Yang Sama
 Assign , Frame Loads , Distributed
 Nama Ganti Potongan Arah X
 Klik Absolute Distance

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 28


 Klik Add To Exlsting
Kalo Segitiga Arah X Pake Nilai Asli , Kalo Trapesium Nilai Asli
 Perhitungan Joins (Mau Masukin Nilai)
 Klik Titik Yang Sama
 Assign , Join Load , Forces
 Ganti Nama Potongan Arah X
 Klik Add To Existing Loads
 Masukin Nilai Di Global Z (Jangan Lupa Mines , Karena Coordinate
Systemnya Global)
 Kalo Mau Liat Nilai Dan Nge-Run
 Analyze
 Analyze Option
 Klik Xz Plane
 Run Analyze
 Dead, Modal( Do Not Run)
 Klik Run Now
 Display
 Show Forces/Stress , Frame/Cables

Untuk Melihat Momen

 Momen 3-3
 Klik Show Valus On Diagram

Untuk Melihat Gaya Geser

 Shear 2-2
 Klik Show Valus On Diagram

Masukin Exel

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 29


3.3 Menghitung Perencanaan Balok
Setelah mendapatkan momen terbesar di atap dan di lantai kita mulai
menghitung perencanaan baloknya sendiri, dimensi balok disamakan dengan
perencanaan balok pada perhitungan portal.
 Perkiraan Tinggi Balok
Dalam penggunaannya kita dapat mengetahui dari fy yang akan
digunakan dalam perencanaan struktur memakai beton bertulang, dapat
dilihat rumusnya dalam Gideon (1993: hlm.63) :
Tabel 2. Tebal Minimum h
fy fy fy fy
Komponen
400 240 400 240 400 240 400 240
Pelat 1 1 1 1 1 1 1 1
mendukung
satu arah 20 27 24 32 28 37 10 15
1 1 1 1 1 1 1 1

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 30


Balok
mendukung 16 21 18,5 24,5 21 28 8 11
satu arah

Dari tabel di atas dalam perencanaan ini menggunakan pelat yang


mendukung satu arah dengan fy = 400 MPa. Berfungsi untuk mencari
tingg balok yang digunakan dengan rumus, yaitu:
1
Untuk perhitungan di batang kantilever ℎ = 10 ∙ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦)
1
Untuk perhitungan di batang terjepit ℎ = 28 ∙ 𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦)

 Perkiraan Lebar Balok


Perhitungan ini harus menggunakan hasil dari perhitungan tinggi
balok karena dalam memperkirakan dimensi balok lebar balok < tinggi
balok. Dengan itu didapat rumus sebagai berikut:
1
𝑏= ∙ℎ
2
Diketahui :
b = lebar balok (mm)
h = tinggi balok (mm)
 Gambar Penampang Balok Atap dan Lantai
Pada poin ini biasanya kita mengambil dimensi balok yang
terbesar, biasanya dipergunakan untuk menyamakan dimensi balok itu
sendiri yang didapat dari perhitungan tinggi balok dan lebar balok,
diasumsikan dalam arah x dan arah y.
 Pendimensian Balok
Hasil Analisa
Data material :
fc = disesuaikan dengan perencanaan MPa
fy = disesuaikan dengan perencanaan MPa
β = 0,85 karena fc < 30 MPa
Фlentur = 0,8
ФSengkang = 0,6

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 31


Untuk perencanaan tulangan selanjutnya dapat diketahui nilai-nilai rasio
tulangan maksimum dan minimum sebagai berikut:
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
0,85 ∙ 𝛽 ∙ 𝑓𝑐 600
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = ( )
𝑓𝑦 600 ∙ 𝑓𝑦
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒
 Dimensionering Balok Lantai dan Atap
Tinggi Balok (h) = sesuai perencanaan (mm)
Lebar Balok (b) = sesuai perencanaan (mm)
Lapisan Фlp = 1 lapis
ФPokok = 16 mm
ФSengkang = 8 mm
Degging (P) = 40 mm
Фlp ∙ (ФPokok) + (Фlp − 1) ∙ (25)
𝑑′ = + 𝑃 + ФSengkang
2
𝑑 = ℎ − 𝑑′

Arah x lantai dan atap


Balok lantai pada balok terbesar dari hasil SAP mendapatkan data
sebagai berikut:
M(batang kiri ke kanan) = (KNm)
M(batang kanan ke kiri) = (KNm)
M(Lapangan/tengah) = (KNm)
V (Kanan) = (KNm)
V (kiri) = (KNm)
 Perhitungan Tulangan Lentur
a. Tumpuan
Pada perhitungan tulangan tumpuan menggunakan M(batang
kiri ke kanan) dan M(batang kanan ke kiri).
d = mm
bw = mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 32


ρmin = mm
ρmaks = mm
Mu(Momen) = KNm  Nmm
𝑀𝑢
𝑀𝑛 =
Φ
Menentukan ρ yang diperlukan
𝑀𝑛
=
bw ∙ d2

0,85 ∙ 𝑓𝑐 2. 𝑀𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑 2

𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑛𝑦𝑎
As = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑 = 𝑚𝑚2
Maka digunakan perencanaan tulangan berapa buah dan
diameter berapa = luas tulangan ini harus lebih besar dari As
𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤
ФMn = Ф x As x fy x (d – 1/2 a)  ФMn > Mu ….OK!
b. Lapangan
Pada perhitungan tulangan tumpuan menggunakan
M(Lapangan/Tengah).
d = mm
bw = mm
ρmin = mm
ρmaks = mm
Mu(Momen) = KNm  Nmm
𝑀𝑢
𝑀𝑛 =
Φ
Menentukan ρ yang diperlukan
𝑀𝑛
=
bw ∙ d2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 33


0,85 ∙ 𝑓𝑐 2. 𝑀𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑 2

𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑛𝑦𝑎
As = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑 = 𝑚𝑚2
Maka digunakan perencanaan tulangan berapa buah dan
diameter berapa = luas tulangan ini harus lebih besar dari As
𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤
ФMn = Ф x As x fy x (d – 1/2 a)  ФMn > Mu ….OK!

c. Perhitungan Tulangan Sengkang


Kuat geser beton:
1
𝑉𝑐 = ∙ √𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑
6
d. Menghitung Jarak Smaks, diambil dari nilai dibawah ini:
𝑑
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 1 = = 𝑚𝑚
2
1
Jika Vs > 3 ∙ √𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑

Maka nilai Smaks ditentukan dengan rumus :


𝑑
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 2 = = 𝑚𝑚
4
e. Kedua nilai Smaks di atas, tidak boleh lebih besar dari:
𝜋∙(Φ𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔)2
2∙[ ]
2
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = 3 ∙ ∙ 𝑓𝑦
𝑏𝑤
Smaks yang terjadi = diambil angka terbesar dari Smaks 1 dan
Smaks 2
Maka Sperlu = yang mendekati Smaks yang terjadi

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 34


3.4 Menghitung Perencanaan Kolom
 Pendimensian Kolom
Pada perhitungan ini hanya sebagai mencari dimensi kolom yang akan
digunakan. Kolom minimal yang digunakan yaitu menggunakan dimensi
300 x 300 mm atau 30 x 30 cm.
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴= → 𝜎 = 𝑓𝑐′
𝜎
A=bxh
h =2xb
Terdapat kolom lantai 1 dan lantai 2, dalam perhitungannya sama hanya
tebal platnya saja yang berbeda, dan perhitungan ini juga memerlukan tipe
dengan luasan terbesar pada denah, didapat dengan rumus:
P total = Pplat + Pbalok + WL (Beban Hidup)
Pplat = (Lx x Ly) x Tebal Plat (atap atau lantai) x 24
Pbalok = Arah x = (hbalok x bbalok) x Lx x 24
Arah y = (hbalok x bbalok) x Ly x 24
WL = Lx x Ly x (beban hidup lantai atau atap)
- Maka didapatkan P total.
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴= → 𝜎 = 𝑓𝑐′
𝜎
2b2 = A
𝐴
𝑏 = √ 2 , maka didapatkan lebar balok

A=bxh
h =2xb

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 35


 Pendimensian Kolom pada perhitungan kolom
Hasil Analisa
Data material :
fc = disesuaikan dengan perencanaan MPa
fy = disesuaikan dengan perencanaan MPa
β = 0,85 karena fc < 30 MPa
Фlentur = 0,8
ФSengkang = 0,6
Untuk perencanaan tulangan selanjutnya dapat diketahui nilai-nilai rasio
tulangan maksimum dan minimum sebagai berikut:
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
0,85 ∙ 𝛽 ∙ 𝑓𝑐 600
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = ( )
𝑓𝑦 600 ∙ 𝑓𝑦
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒
 Dimensionering Balok Lantai dan Atap
Tinggi Kolom (h) = sesuai perencanaan (mm)
Lebar Kolom (b) = sesuai perencanaan (mm)
Lapisan Фlp = 1 lapis
ФPokok = 16 mm
ФSengkang = 8 mm
Degging (P) = 40 mm
Фlp ∙ (ФPokok) + (Фlp − 1) ∙ (25)
𝑑′ = + 𝑃 + ФSengkang
2
𝑑 = ℎ − 𝑑′
Dapat dilihat dari gambar 6. Kolom adalah batang vertikal pada gambar.
Dan memiliki momen yang di atas dan momen di bawah.
Akan diketahui nilai-nilai momennya dari hasil SAP, baik mengambil data
Momen dan data P (Gaya Normal)
Misalkan :
M81 = KNm
M18 = KNm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 36


P1 = KNm
P8 = KNm
Pada tumpuan 81 dan 18 sama, namun yang berbeda hanya pada Momen
dan P (Gaya Normal saja), dapat dilihat di bawah ini:
𝑑′
= 𝑚𝑚

𝑀𝑢
𝑒= = 𝑚𝑚 → 𝑃𝑢 = 𝑃18 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃81
𝑃𝑢
𝑒
= 𝑚𝑚

𝑃𝑢
𝑥= =
Φ ∙ 𝑏𝑤 ∙ ℎ ∙ 0,85 ∙ 𝑓𝑐
𝑃𝑢 𝑒
𝑦= ∙
Φ ∙ 𝑏𝑤 ∙ ℎ ∙ 0,85 ∙ 𝑓𝑐 ℎ
Setelah dicari pada grafik interaksi kolom, didapatkan:
r=0
ρ=r
β=0
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = < 𝜌 < 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒
𝑓𝑦
Luas tulangan perlu:
As = ρ x bw x d = mm2
Maka digunakan berapa buah tulangan dan diameter tulangan yang
digunakan dicari luas tulangan harus lebih besar dari As.
a. Perhitungan Tulangan Sengkang
Kuat geser beton:
1
𝑉𝑐 = ∙ √𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑
6
b. Menghitung Jarak Smaks, diambil dari nilai dibawah ini:
𝑑
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 1 = = 𝑚𝑚
2
1
Jika Vs > 3 ∙ √𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑

Maka nilai Smaks ditentukan dengan rumus :

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 37


𝑑
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 2 = = 𝑚𝑚
4
c. Kedua nilai Smaks di atas, tidak boleh lebih besar dari:
𝜋∙(Φ𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔)2
2∙[ ]
2
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 = 3 ∙ ∙ 𝑓𝑦
𝑏𝑤
Smaks yang terjadi= diambil angka terbesar dari Smaks 1 dan Smaks 2
Maka Sperlu = yang mendekati Smaks yang terjadi

3.5 Menghitung Perencanaan Tangga


 Ketentuan-Ketentuan Tangga
 Perbedaan ketinggian antara dua lantai = (lantai 1) cm
 Tinggi Optrede = 20 cm
 Menentukan Antrede sesuai dengan syarat tangga yaitu 55 – 65 cm
 2 x optrade + antrede = 65 cm
 2 x 20 + antrede = 65 cm
 Antrede = 65 – 2 x 20 (tinggi optrede) = 25 cm
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐿𝑡.1
 Jumlah Optrede = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑜𝑝𝑡𝑟𝑒𝑑𝑒 = buah
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐿𝑡.1
 Jumlah Antrede = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑜𝑝𝑡𝑟𝑒𝑑𝑒 − 1 = buah

 Tebal pelat tangga dan bordes = 12 cm


 Lebar tangga = 2 x 100 = 200 cm
 Pembebanan Tangga:
Beban Mati
 Berat sendiri plat tangga = tebal plat x 1 x Jumlah Optrede
 Anak tangga
= ½ x (Antrede/100) x (Tinggi Optrede/100) x 1 x 15
100
Untuk 1 m terdapat anak tangga 𝐴𝑛𝑡𝑟𝑒𝑑𝑒 = 4 𝑏𝑢𝑎ℎ

Maka 4 x 0,63
 Keramik + Spesi
Tegel keramik 1,5 cm = 0,015 x 21

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 38


Spesi 0,5 cm = 0,005 x 17
Untuk 1 anak tangga
= (Antrede/100) + (Tinggi Optrede/100) x 1 x Tegel Keramik x Spesi
 Berat Sandaran
Berat sandaran = 2,5 KN/m
Beban Hidup
= 2,5 x 1 = 2,5 KN/m
Beban tangga terfaktor (Wu1) = 1,2 Wmati + 1,6 Whidup
Pembebanan Bordes:
Beban Mati
 Plat Bordes = tebal plat x 1 x Jumlah Optrede
 Tegel keramik 0,5 cm = 0,005 x 21
 Spesi 1,5 cm = 0,015 x 17
Beban Hidup
= 2,5 x 1 = 2,5 KN/m
 Beban bordes terfaktor (Wu2) = 1,2 Wmati + 1,6 Whidup
Buatlah tabel resume Wu1 dan Wu2 untuk memudahkan melihat beban
Lalu masukkan pada SAP
Sebelumnya kita harus mengetahui jarak anak tangga bawah sampai
bordes kareni itu adalah pengantar dalam penggambaran di SAP, seperti di
bawah ini:
Gambar 8. Penggambaran Tangga di AutoCAD

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 39


4

2 3

Selanjutnya mulai penggambaran di aplikasi SAP, dan didapatkan hasil


sebagai berikut:

Gambar 9. Penggambaran Perencanaan Tangga di SAP

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 40


Wu1

Wu2

Wu1 2 3

E = 2x106 KN/m2
I = 2x104 m
F = 0,18 m2
F = 0,225 m2
 Perhitungan Penulangan Konstruksi Tangga
a. Penulangan Pelat Tangga
Tebal Plat lantai (h) = sesuai perencanaan
Фtul yang digunakan = sesuaikan dengan perencanaan
Tinggi selimut beton (P) = 20 mm
Tinggi efektif plat (d) = h – P – ½ x Фtul
Lebar plat (b) = 200 cm = 2000 mm
Mu = Mmaks = didapat hasil momen dari SAP
Syarat untuk momen : 𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑚𝑎𝑘
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
0,85 ∙ 𝛽1 ∙ 𝑓𝑐 600
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 41


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒
Menghitung ρperlu :
𝑀𝑢
𝑅𝑛 =
𝛷 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑2
0,85 ∙ 𝑓𝑐 2 ∙ 𝑅𝑛
𝜌= ∙ (1 − )
𝑓𝑦 0,85 ∙ 𝑓𝑐
ρ > ρmin
maka digunakan = ρ
As = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑 = 𝑚𝑚2
Maka digunakan perencanaan tulangan berapa buah dan diameter
berapa = luas tulangan ini harus lebih besar dari As
𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤
ФMn = Ф x As x fy x (d – 1/2 a)  ФMn > Mu ….OK!
b. Penulangan Pelat Bordes
Tebal Plat lantai (h) = sesuai perencanaan
Фtul yang digunakan = sesuaikan dengan perencanaan
Tinggi selimut beton (P) = 20 mm
Tinggi efektif plat (d) = h – P – ½ x Фtul
Lebar plat (b) = 200 cm = 2000 mm
Mu = Mmaks = didapat hasil momen dari SAP
Syarat untuk momen : 𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑚𝑎𝑘
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
0,85 ∙ 𝛽1 ∙ 𝑓𝑐 600
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = ( )
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒
Menghitung ρperlu :
𝑀𝑢
𝑅𝑛 =
𝛷 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑2
0,85 ∙ 𝑓𝑐 2 ∙ 𝑅𝑛
𝜌= ∙ (1 − )
𝑓𝑦 0,85 ∙ 𝑓𝑐
ρ > ρmin

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 42


maka digunakan = ρ
As = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑 = 𝑚𝑚2
Diperlukan Jarak:
𝜋
∙ 𝑏 ∙ Φ𝑡𝑢𝑙 2
4
𝑠=( )
𝐴𝑠. 𝑙𝑥

Dipakai tulangan Ф – Jarak


Maka digunakan perencanaan tulangan berapa buah dan diameter
berapa = luas tulangan ini harus lebih besar dari As
𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤
ФMn = Ф x As x fy x (d – 1/2 a)  ФMn > Mu ….OK!

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 43


3.6 Menghitung Perencanaan Pondasi
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang
Tabel 3. Hambatan konus berdasarkan laporan penyelidikan tanah

NO Kedalaman Perlawanan Konus Jumlah Hambatan Perekat


(kg/cm2) (kg/cm)
1 1.40 10 128
2 1.60 10 148
3 1.80 15 168
4 2.00 20 188
5 2.20 25 208
6 2.40 30 228
7 2.60 40 258
8 2.80 60 328
9 3.00 90 428
10 3.20 130 528
11 3.40 120 608
12 3.60 140 688
13 3.80 250 -
Nilai qc diambil rata-rata tabel di atas, karena tabel itu sesuai dari data sondir
yang dilakukan.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑤𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠 (𝐾𝑔/𝑐𝑚2)
𝑞𝑐 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑜𝑛𝑑𝑖𝑟
Ap = ¼ x π x (D)2
KII = π x D
Perhitungan kapasitas daya dukung ultimate tiang pada titik P401 menurut
Meyerhof adalah sebagai berikut :
qc = tahanan ujung sondir pada titik kedalaman 3 m
Ap = Luas Penampang Tiang
JHL = Jumlah hambatan lekap pada sondir kedalaman 3 m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 44


Qu = (qc x Ap) + (JHL x KII)
Faktor aman :
(𝑞𝑐 ∙ 𝐴𝑝) (𝐽𝐻𝐿 ∙ 𝐾𝐼𝐼 )
𝑄𝑎𝑙𝑙 = +
3 5
- Jumlah tiang yang diperlukan
𝑃𝑢 (𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚)
𝑛= = 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑄𝑎𝑙𝑙
Jarak antar bored pile untuk S > 2,5 – 3 D
Jarak minimum antar bored pile = 2,5 D = 2,5 x 0,2 = 0,5 m
Jarak maksimum antar bored pile = 3 D = 3 x 0,2 = 0,6 m
Diambil : 1) jarak bored pile = 0,5 m
2) jarak bored pile ketepi = 0,2 m
- Efisiensi kelompok tiang titik
(𝑛−1)𝑚+(𝑚−1)𝑛
Eg = 1 – θ = 90∙𝑚∙𝑛

Q = arctg (D/s)
m = (baris ke baris)
n = jumlah tiang yang diperlukan

Daya dukung vertikal kelompok pada titik tersebut adalah:


= Eg x Jumlah bored pile x daya dukung tiang
= Ton
Hasil daya dukung vertikal ini > Pu = Ton …. OK!

BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 45


4.1. Menghitung Perencanaan Plat Atap dan Plat Lantai
A. Perhitungan Plat Atap

Gambar 1. Denah Plat Atap


Diketahui:
H1 = 4.3 m
H2 = 4.4 m
L1 = 1.5 m
L2 = 6.4 m
L3 =4m
L4 = 5.5 m
L5 = 5.6 m
L6 = 6.4 m
Fc = 22.5 Mpa
Fy = 400 Mpa

 Pelat A
L1 x L1 = 1.5 x 1.5 = 2.25 m2
 Pelat B
L6 x L1 = 1.5 x 6.4 = 9.6 m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 46


 Pelat I
L4 x L6 = 5.5 x 6.4 = 35.2 m2

a) Perencanaan Balok Pelat Atap


 Type A
Balok arah x dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
10

 Type B
Balok arah x dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.57 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
28

 Type I
Balok arah x dengan L = 5.5 m = 5500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5500 = 196.4285714 𝑚𝑚 ≈ 200 𝑚𝑚
28

Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa, dan


jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.57 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
28
b) Perencanaan Lebar Balok

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 47


 Type A
Balok arah x dengan h = 150 mm
1
𝑏= 𝑥 150 = 75 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2
Balok arah y dengan h = 150 mm
1
𝑏= 𝑥 150 = 75 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2
 Type B
Balok arah x dengan h = 150 mm
1
𝑏= 𝑥 150 = 75 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2
Balok arah y dengan h = 250 mm
1
𝑏= 𝑥 250 = 125 𝑚𝑚
2

 Type I
Balok arah x dengan h = 200 mm
1
𝑏= 𝑥 200 = 100 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 250 mm


1
𝑏= 𝑥 250 = 125 𝑚𝑚
2

Diambil dimensi balok 150/250

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 48


c) Gambar Penampang Balok
 Type A
Balok arah x Balok arah y

 Type B
Balok arah x Balok arah y

 Type I
Balok arah x Balok arah y

d) Menentukan Bentang Pelat

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 49


Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu bebas
pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah. Sebagai
bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.
Ket: Lx = Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang

 Type A

Lx = Ly = 1500 – ½ x 150 = 1425 mm

 Type B

1300

Lx = 1500 – ½ x 150 = 1425 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 50


5300

Ly = 6400 – (1/2 x 150) – (1/2 x 150) = 6250 mm

 Type I

Lx = 5500 – (1/2 x 150) – (1/2 x 150) = 5350 mm

Ly = 6400 – (1/2 x 150) – (1/2 x 150) = 6250 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 51


e) Menghitung Tebal Plat Atap
Keterangan : Ln = Bentang bersih

𝒇𝒚⁄
𝑳 (𝟎. 𝟖 + 𝟏𝟓𝟎𝟎) 𝑳𝒚
𝒉𝒎𝒊𝒏 = ≥ 𝟐 = 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟏 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝟑𝟔 + 𝟗 𝒙 𝜷 𝑳𝒙

𝒇𝒚⁄
𝑳 (𝟎. 𝟖 + 𝟏𝟓𝟎𝟎) 𝑳𝒚
𝒉𝒎𝒊𝒏 = ≤ 𝟐 = 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟐 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝟑𝟔 𝑳𝒙

 Type A
Ln = 1425 mm

𝑳𝒚 𝟏𝟒𝟐𝟓
𝜷= = = 𝟏 → 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟐 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝑳𝒙 𝟏𝟒𝟐𝟓

𝟏𝟒𝟐𝟓 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒊𝒏 = = 𝟑𝟑. 𝟕𝟕𝟖 𝒎𝒎
𝟑𝟔 + (𝟗 𝒙 𝟏)

𝟏𝟒𝟐𝟓 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒂𝒙 = = 𝟒𝟐. 𝟐𝟐 𝒎𝒎
𝟑𝟔

 Type B
Ln = 5225 mm

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
𝜷= = = 𝟒. 𝟏𝟏𝟔𝟕 → 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟏 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝑳𝒙 𝟏𝟓𝟎𝟎

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒊𝒏 = = 𝟗𝟎. 𝟕𝟎𝟐𝟓𝟕𝟕𝟔𝟑𝟏 𝒎𝒎
𝟑𝟔 + (𝟗 𝒙 𝟒. 𝟓𝟑𝟒)

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒂𝒙 = = 𝟏𝟖𝟓. 𝟏𝟖𝟓 𝒎𝒎
𝟑𝟔

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 52


 Type I
Ln = 6250 mm

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
𝜷= = = 𝟏. 𝟏𝟔𝟖𝟐𝟐𝟒𝟑 → 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟐 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝑳𝒙 𝟓𝟑𝟓𝟎

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒊𝒏 = = 𝟏𝟒𝟑. 𝟑𝟐𝟔𝟔𝟒 𝒎𝒎
𝟑𝟔 + (𝟗 𝒙 𝟒. 𝟐𝟎𝟒)

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒂𝒙 = = 𝟏𝟖𝟓. 𝟏𝟖𝟓 𝒎𝒎
𝟑𝟔

Dilihat dari hasil perhitungan, dapat diambil tebal pelat antara 143.32664
mm – 185.185 mm, maka tebal pelat yang digunakan adalah 160 mm atau
16 cm untuk semua type pelat atap.

f) Menghitung Beban
Tebal plat atap yang digunakan adalah 15 cm
Wu = 1.2 WD + 1.6 WL, dimana WD didapat dari:
WD = Beban Mati
 Beban sendiri plat = 0.16 x 18 = 2.88 KN/m2
 Berat plafond = 0.01 x 18 = 0.18 KN/m2
 Air Hujan = 0.05 x 10 = 0.50 KN/m2
 Lapisan Aspal = 0.01 x 14 = 0.14 KN/m2
 Berat instalasi ME = 0.25 KN/m2 +

WD Total = 3.95 KN/m2


WL = 1 KN/m2
Wu = 1.2 WD + 1.6 WL
= 1.2 (3.95) + 1.6 (1)
= 6.34 KN/m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 53


g) Perhitungan Geser
Vu = 1.15 (Wu x (Lx/2)) Vn = 0.6 x Vc
= 1.15 (6.34 x (6.25/2)) = 0.6 x 111.67
= 22.3962 KN/m2 = 67.002 KN/m2

d = h – p – 0.5 Øtulangan arah Vc > Vn …….. OK!


= 160 - 20 – (0.5 x 12)
= 134 mm
𝟏
Vc = √fc x b x d
𝟔
𝟏
= 𝟔 √25 x 1000 x 134

= 111666.6667 N/mm2
= 111.6667 KN/m2

h) Perencanaan Tulangan
Dengan tebal plat = 160 mm
Penutup beton = 20 mm
Diameter tulangan :
 Arah x Ø = 12mm
 Arah y Ø = 12mm
Tinggi efektif arah x
dx = h – p – 0.5 Ø tulangan arah x
= 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm
Tinggi efektif arah y
dy = h – p – ( 0.5. Ø tulangan arah y ) – Ø tulangan
= 160 – 20 – (0.5 x 12) – 12
= 122 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 54


i) Menghitung Tulangan Plat atap
 Momen plat tipe A

𝑳𝒚 𝟏𝟒. 𝟐𝟓
= =𝟏
𝑳𝒙 𝟏𝟒. 𝟐𝟓

 Mlx = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 6.34 . (1.425)2 . 30
= 0.386224875 KN.m

 Mly = 0.001 . Wu . Ly2 . x


= 0.001 . 6.34 . (1.225)2 . 30
= 0.386224875 KN.m

 Mtx = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 6.34 . (1.425)2 . 68
= 0.87544305 KN.m

 Mty = 0.001 . Wu . Ly2 . x


= 0.001 . 6.34 . (1.425)2 . 68
= 0.87544305 KN.m

1. Momen Lapangan dalam arah x

Mu = 0.386224875 KN.m = 386224.875 N.mm


𝑴𝒖 𝟑𝟖𝟔𝟐𝟐𝟒.𝟖𝟕𝟓
Mn = = = 482781.0938 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 55


𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎,𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.02438

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.02438
= 0.018285

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟒𝟖𝟐𝟕𝟖𝟏.𝟎𝟗𝟑𝟖


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟒𝟐

= 0.00006611792887

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134

= 469 mm2
 Dipakai Ø 12 mm = 113.04 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 56


 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟐𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟔𝟗𝟎

= 241.10234542 mm ≈ 200 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟏𝟏𝟑. 𝟎𝟒
𝟐𝟎𝟎
= 562.2 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134


= 469mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟔𝟐.𝟐 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.456 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 57


 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 452.16 x 400 (𝟏𝟑𝟒 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟒𝟓𝟔𝟗𝟒𝟏𝟏𝟕𝟔))

= 23380651.01 N.mm

 ØMn = 0.8 x 23380651.01

= 18704520.81 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

2. Momen Lapangan dalam arah y

Mu = 0.326224875 KN.m = 326224.875 N.mm


𝑴𝒖 𝟑𝟐𝟔𝟐𝟐𝟒.𝟖𝟕𝟓
Mn = = = 482781.0938 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 ) - 12
= 122 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.024384375

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.024384375
= 0.01828828125

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 58


b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟒𝟖𝟐𝟕𝟖𝟏.𝟎𝟗𝟑𝟖


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟐𝟐

= 0.00008115949864

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122

= 427 mm2
 Dipakai Ø 12 mm = 113.04 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝟑.𝟏𝟒
𝒙 𝟏𝟐𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟐𝟕

= 264.73 mm ≈ 250 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 59


e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟏𝟏𝟑. 𝟎𝟒
𝟐𝟓𝟎
= 452.16 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122


= 427mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟒𝟓𝟐.𝟏𝟔 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.456 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒚 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 452.16 x 400 (𝟏𝟐𝟐 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟒𝟓𝟔𝟗𝟒𝟏𝟏𝟕𝟔))

= 21210283.01 N.mm

 ØMn = 0.8 x 21210283.01

= 16968226.41 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3. Momen Tumpuan dalam arah x

Mu = 0.87544305 KN.m = 875443.05 N.mm


𝑴𝒖 𝟖𝟕𝟓𝟒𝟒𝟑.𝟎𝟓
Mn = = = 1094303.813 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 60


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.024384375

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.024384375
= 0.01828828125

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟓 𝟐. 𝟏𝟎𝟗𝟒𝟑𝟎𝟑.𝟖𝟏𝟑


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟒𝟐

= 0.00015620604

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134

= 469 mm2
 Dipakai Ø 12 mm = 113.04 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 61


 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟐𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟒𝟏

= 241.0234 mm ≈ 200 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟏𝟏𝟑. 𝟎𝟒
𝟐𝟎𝟎
= 565.2 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134


= 469 mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟔𝟓.𝟐 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.456 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 62


 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 452.16 x 400 (𝟏𝟑𝟒 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟒𝟓𝟔𝟗𝟒𝟏𝟏𝟕𝟔))

= 23380651.01 N.mm

 ØMn = 0.8 x 22280651.01

= 18704520 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

4. Momen Tumpuan dalam arah y

Mu = 0.87544305 KN.m = 8754430.5 N.mm


𝑴𝒖 𝟖𝟕𝟓𝟒𝟒𝟑𝟎.𝟓
Mn = = = 1094303.813 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 122 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.024384375

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.024384375
= 0.01828828125

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 63


b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟎𝟗𝟒𝟑𝟎𝟑.𝟖𝟏𝟑


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟐𝟐

= 0.00018416

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122

= 427 mm2
 Dipakai Ø 8 mm = 50.24 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝟑.𝟏𝟒
𝒙 𝟏𝟐𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟐𝟕

= 264.73 mm ≈ 250 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 64


e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟏𝟏𝟑. 𝟎𝟒
𝟐𝟓𝟎
= 452.16 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122


= 427mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟎𝟐.𝟒 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.456941176 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒚 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 452.16 x 400 (𝟏𝟐𝟐 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟒𝟓𝟔𝟗𝟒𝟏𝟏𝟕𝟔))

= 21210283.01 N.mm

 ØMn = 0.8 x 21210283.01

= 16968226.41 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 65


 Momen plat tipe B

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
= = 𝟒. 𝟏𝟔𝟔𝟕
𝑳𝒙 𝟏𝟓𝟎𝟎

 Mlx = 1/14 . Wu . Ix2


= 1/14 . 6.34 . (6.25)2
= 17.68973214 KN.m

 Mly = 1/16 . Wu . Ix2


= 1/16 . 6.34 . (6.25)2
= 15.47851563 KN.m

 Mtx = 1/16 . Wu . Ix2


= 1/16 . 6.34 . (6.25)2
= 15.47851563 KN.m
 Mty = 1/10 . Wu . Ix2
= 1/10 . 6.34 . (6.25)2
= 24.765625 KN.m

1. Momen Lapangan dalam arah x

Mu = 17.68973214 KN.m = 17689732.14 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟕𝟔𝟖𝟗𝟕𝟑𝟐.𝟏𝟒
Mn = = = 22112165.18 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 66


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟐𝟐𝟏𝟏𝟐𝟏𝟔𝟓.𝟏𝟖


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟒𝟐

= 0.003184724728

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134

= 426.7498 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟐𝟔.𝟕𝟒𝟗𝟖

= 184.1159 mm ≈ 150 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 67


d. Kontrol kekuatan plat
Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟐𝟎𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134


= 469mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.95548863 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟑𝟒 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒𝟖𝟖𝟔𝟑))

= 26928495.91 N.mm

 ØMn = 0.8 x 26928495.91

= 21542796.73 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

2. Momen Lapangan dalam arah y

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 68


Mu = 15.47851563 KN.m = 15478515.63 N.mm
𝑴𝒖 𝟏𝟓𝟒𝟕𝟖𝟓𝟓𝟏𝟓.𝟔𝟑
Mn = = = 19348144.54 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 ) - 8
= 122 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟗𝟑𝟒𝟖𝟏𝟒𝟒.𝟓𝟒


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟐𝟐

= 0.003368480619

ρperlu < ρmin

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 69


c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122

= 427 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟐𝟕

= 184.008 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟏𝟓𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122


= 427mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 70


𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.9554 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟐𝟐 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒))

= 24414185.76 N.mm

 ØMn = 0.8 x 24414185.76

= 19531348.61 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3. Momen Tumpuan dalam arah x

Mu = 15.47851563 KN.m = 15478515.63 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟓𝟒𝟕𝟖𝟓𝟏𝟓.𝟔𝟑
Mn = = = 19348144.54 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 71


 ρmaks = 0.75 x ρbalance
= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟗𝟑𝟒𝟖𝟏𝟒𝟒.𝟓𝟒


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟒𝟐

= 0.002774316983

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134

= 469 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟔𝟗

= 167.5296984 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 72


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟏𝟓𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134


= 469mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.9554 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟑𝟒 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒))

= 26928470.4 N.mm

 ØMn = 0.8 x 26928470.4

= 21542776.32 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

4. Momen Tumpuan dalam arah y

Mu = 24.765625 KN.m = 24765625 N.mm


𝑴𝒖 𝟐𝟒𝟕𝟔𝟓𝟔𝟐𝟓
Mn = = = 30957031 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 122 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 73


𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟑𝟎𝟗𝟓𝟕𝟎𝟑𝟏.𝟐𝟓


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟐𝟐

= 0.00551814718

ρperlu > ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρperlu x b x d

= 0.00551814718 x 1000 x 122

= 673.213956 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 74


 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟔𝟕𝟑.𝟐𝟏𝟑𝟗𝟓𝟔

= 116.719325 mm ≈ 100 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟏𝟎𝟎
= 785.714 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122


= 427mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟕𝟖𝟓.𝟕𝟏𝟒 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 16.433 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 75


 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 785.714 x 400 (𝟏𝟐𝟐 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟔. 𝟒𝟑𝟑))

= 35760515.57 N.mm

 ØMn = 0.8 x 35760515.57

= 28608412.45 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

 Momen plat tipe I

Interpolasi tipe L dengan:

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
= = 𝟏. 𝟏𝟔𝟖𝟐𝟐𝟒𝟑
𝑳𝒙 𝟓𝟑𝟓𝟎

X1 X X2

1 1.168 1.2

25 32.56 34 Mlx

25 22.48 22 Mly

51 61.08 63 Mtx

51 53.52 54 MtY

Tabel diatas didapt dari buku CUR dan melalui interpolasi

 Mix = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 6.34 . (6.25)2 . 32.56

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 76


= 8.0636 KN.m

 Miy = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 6.34 . (6.25)2 . 22.48
= 5.5673125 KN.m

 Mtx = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 6.34 . (6.25)2 . 61.08
= 15.12684375 KN.m

 Mty = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 6.34. (6.25)2 . 53.52
= 13.2545625 KN.m

1. Momen Lapangan dalam arah x

Mu = 8.0636875 KN.m = 8063687.5 N.mm


𝑴𝒖 𝟖𝟎𝟔𝟑𝟔𝟖𝟕.𝟓
Mn = = = 10079609.38 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 77


b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟎𝟎𝟕𝟗𝟔𝟎𝟗.𝟑𝟖


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟒𝟐

= 0.00142

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134

= 469 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟔𝟗

= 241.73 mm ≈ 200 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 78


e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟐𝟎𝟎
= 392.857 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134


= 469mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟑𝟗𝟐.𝟖𝟓𝟕 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 8.216616993 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 392.857 x 400 (𝟏𝟑𝟒 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟖. 𝟐𝟏𝟔𝟔𝟏𝟔𝟗𝟗𝟑))

= 20411544.1 N.mm

 ØMn = 0.8 x 20411544.1

= 16329235.28 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

2. Momen Lapangan dalam arah y

Mu = 5.5673125 KN.m = 5567312.5 N.mm


𝑴𝒖 𝟓𝟓𝟔𝟕𝟑𝟏𝟐.𝟓
Mn = = = 6959140.625 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 122 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 79


𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟔𝟗𝟓𝟗𝟏𝟒𝟎.𝟔𝟐𝟓


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟐𝟐

= 0.0011835

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122

= 427 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 80


 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟐𝟕

= 184.0080294 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟏𝟓𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122


= 427mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.9554 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 81


 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟐𝟐 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒))

= 24414185.76 N.mm

 ØMn = 0.8 x 24414185.76

= 19531348.61 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3. Momen Tumpuan dalam arah x

Mu = 15.12684375 KN.m = 15126843.75 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟓𝟏𝟐𝟔𝟖𝟒𝟑.𝟕𝟓
Mn = = = 18908554.75 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 12 )
= 134 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 82


b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟖𝟗𝟎𝟖𝟓𝟓𝟒.𝟔𝟗


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟒𝟐

= 0.002709

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134

= 469 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟔𝟗

= 167.5296984 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 83


e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟏𝟓𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 134


= 469mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.9554mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟑𝟒 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒))

= 24414185.76 N.mm

 ØMn = 0.8 x 24414185.76

= 19531348.61 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

4. Momen Tumpuan dalam arah y

Mu = 13.2545625 KN.m = 13254562.5 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟑𝟐𝟓𝟒𝟓𝟔𝟐.𝟓
Mn = = = 16568203.13 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy =122

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 84


𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0184

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟔𝟓𝟔𝟖𝟐𝟎𝟑.𝟏𝟑


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟐𝟐

= 0.002868963501

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122

= 427 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5714 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 85


 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟐𝟕

= 184.0080294 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓𝟕𝟏𝟒
𝟏𝟓𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 122


= 427mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.9554 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 86


 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟐𝟐 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒))

= 24414185.76 N.mm

 ØMn = 0.8 x 24414185.76

= 19531348.61 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

B. Perhitungan Plat Lantai

Gambar 2. Denah Plat Lantai


Diketahui:
H1 = 4.3 m
H2 = 4.4 m
L1 = 1.5 m
L2 = 6.4 m
L3 =4m
L4 = 5.5 m
L5 = 5.6 m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 87


L6 = 6.4 m
Fc = 22.5 Mpa
Fy = 400 Mpa
 Pelat A
L1 x L1 = 1.5 x 1.5 = 2.25 m2
 Pelat B
L6 x L1 = 6.4 x 1.5 = 9.6 m2
 Pelat I
L6 x L4 = 6.4 x 5.5 = 35.2 m2

a) Perencanaan Balok Plat Lantai


 Type A
Balok arah x dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
10

 Type B
Balok arah x dengan L = 6.4 m = 6200 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.57 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
10

 Type I
Balok arah x dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit jepit, maka:

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 88


1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.57 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 5.5 m = 5500 mm dengan fy = 400 Mpa, dan
jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5500 = 196.4285714 𝑚𝑚 ≈ 200 𝑚𝑚
28

b) Perencanaan Lebar Balok


 Type A
Balok arah x dengan h = 150 mm
1
𝑏= 𝑥 150 = 75 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2
Balok arah y dengan h = 150 mm
1
𝑏= 𝑥 150 = 75 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2
 Type B
Balok arah x dengan h = 250 mm
1
𝑏= 𝑥 250 = 125 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
2
Balok arah y dengan h = 150 mm
1
𝑏= 𝑥 150 = 75 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
2
 Type I
Balok arah x dengan h = 250 mm
1
𝑏= 𝑥 250 = 125 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 200 mm


1
𝑏= 𝑥 200 = 100 𝑚𝑚 ≈ 150 𝑚𝑚
2
Diambil dimensi balok 150/250

c) Gambar Penampang Balok


 Type A
Balok arah x Balok arah y

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 89


 Type B
Balok arah x Balok arah y

 Type J
Balok arah x Balok arah y

d) Menentukan Bentang Pelat


Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu bebas
pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah. Sebagai
bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.
Ket: Lx = Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 90


 Type A

Lx = Ly = 1500 – ½ x 150 = 1425 mm

 Type B

1300

Lx = 6400 – (1/2 x 150) – (1/2 x 150) = 6250 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 91


6200

Ly = 1500 – ½ x 150 = 1425 mm

 Type L

6200

Lx = 6400 – (1/2 x 150) – (1/2 x 150) = 6250 mm

Ly = 5500 – (1/2 x 150) – (1/2 x 150) = 5350 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 92


e) Menghitung Tebal Plat Lantai
Keterangan : Ln = Bentang bersih

𝒇𝒚⁄
𝑳 (𝟎. 𝟖 + 𝟏𝟓𝟎𝟎) 𝑳𝒚
𝒉𝒎𝒊𝒏 = ≥ 𝟐 = 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟏 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝟑𝟔 + 𝟗 𝒙 𝜷 𝑳𝒙

𝒇𝒚⁄
𝑳 (𝟎. 𝟖 + 𝟏𝟓𝟎𝟎) 𝑳𝒚
𝒉𝒎𝒊𝒏 = ≤ 𝟐 = 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟐 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝟑𝟔 𝑳𝒙

 Type A
Ln = 1425 mm

𝑳𝒚 𝟏𝟒𝟐𝟓
𝜷= = = 𝟏 → 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟐 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝑳𝒙 𝟏𝟒𝟐𝟓

𝟏𝟒𝟐𝟓 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒊𝒏 = = 𝟑𝟑. 𝟕𝟕𝟖 𝒎𝒎
𝟑𝟔 + (𝟗 𝒙 𝟏)

𝟏𝟒𝟐𝟓 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒂𝒙 = = 𝟒𝟐. 𝟐𝟐𝟐 𝒎𝒎
𝟑𝟔

 Type B
Ln = 6250 mm

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
𝜷= = = 𝟒. 𝟑𝟖𝟓𝟗𝟔 → 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟏 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝑳𝒙 𝟏𝟒𝟐𝟓

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒊𝒏 = = 𝟖𝟖. 𝟑𝟑𝟏𝟎𝟔 𝒎𝒎
𝟑𝟔 + (𝟗 𝒙 𝟓. 𝟑𝟐𝟔)

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒂𝒙 = = 𝟏𝟖𝟓. 𝟏𝟖𝟓 𝒎𝒎
𝟑𝟔

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 93


 Type I
Ln = 6250 mm

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
𝜷= = = 𝟏. 𝟏𝟔𝟖𝟐𝟐𝟒 → 𝑷𝒍𝒂𝒕 𝟐 𝑨𝒓𝒂𝒉
𝑳𝒙 𝟓𝟑𝟓𝟎

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒊𝒏 = = 𝟏𝟒𝟒. 𝟏𝟐𝟓𝟏𝟏𝟑𝟔 𝒎𝒎
𝟑𝟔 + (𝟗 𝒙 𝟏)

𝟔𝟐𝟓𝟎 (𝟎. 𝟖 + 𝟒𝟎𝟎⁄𝟏𝟓𝟎𝟎)


𝒉𝒎𝒂𝒙 = = 𝟏𝟖𝟓. 𝟏𝟖𝟓 𝒎𝒎
𝟑𝟔

Dilihat dari hasil perhitungan, dapat diambil tebal pelat antara 144.125
mm – 185.185 mm, maka tebal pelat yang digunakan adalah 160 mm atau
16 cm untuk semua type pelat lantai.

f) Menghitung Beban
Tebal plat lantai yang digunakan adalah 16 cm
Wu = 1.2 WD + 1.6 WL, dimana WD didapat dari:
WD = Beban Mati
 Beban sendiri plat = 0.16 x 24 = 3.84 KN/m2
 Berat pasir = 0.02 x 16 = 0.32 KN/m2
 Air adukan = 0.03 x 22 = 0.66 KN/m2
 Berat penutup lantai = 0.01 x 24 = 0.24 KN/m2
 Berat plafond dan penggantung = 0.2 KN/m2
 Berat instalasi ME = 0.25 KN/m2 +

WD Total = 5.51 KN/m2


WL = 2.5 KN/m2
Wu = 1.2 WD + 1.6 WL
= 1.2 (5.51) + 1.6 (2.5)
= 10.612 KN/m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 94


g) Perhitungan Geser
Vu = 1.15 (Wu x (Lx/2)) Vn = 0.6 x Vc
= 1.15 (10.612 x (6.25/2)) = 0.6 x 106.73
= 38.136875 KN/m2 = 64.0361 KN/m2

d = h – p – 0.5 Øtulangan arah Vc > Vn …….. OK!


= 160 - 20 – (0.5 x 10)
= 135 mm
𝟏
Vc = √fc x b x d
𝟔
𝟏
= 𝟔 √22.5 x 1000 x 135

= 106.726871 KN/m2

h) Perencanaan Tulangan
Dengan tebal plat = 160 mm
Penutup beton = 20 mm
Diameter tulangan :
 Arah x Ø = 10mm
 Arah y Ø = 10mm
Tinggi efektif arah x
dx = h – p – 0.5 Ø tulangan arah x
= 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm
Tinggi efektif arah y
dy = h – p – ( 0.5. Ø tulangan arah y ) – Ø tulangan
= 160 – 20 – (0.5 x 10) – 10
= 125 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 95


i) Menghitung Tulangan Plat Lantai
 Momen plat tipe A

𝑳𝒚 𝟏𝟒𝟐𝟓
= =𝟏
𝑳𝒙 𝟏𝟒𝟐𝟓

 Mix = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 10.612 . (1.425)2 . 30
= 0.646469775 KN.m

 Miy = 0.001 . Wu . Ly2 . x


= 0.001 . 10.612 . (1.425)2 . 30
= 0.646469775 KN.m

 Mtx = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 10.612 . (1.425)2 . 68
= 1.46533149 KN.m

 Mty = 0.001 . Wu . Ly2 . x


= 0.001 . 10.612 . (1.425)2 . 68
= 1.46533149 KN.m

1. Momen Lapangan dalam arah x

Mu = 0.646469775 KN.m = 646469.775 N.mm


𝑴𝒖 𝟔𝟒𝟔𝟒𝟔𝟗.𝟕𝟕𝟓
Mn = = = 808087.2188 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 96


𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟖𝟎𝟖𝟎𝟖𝟕.𝟐𝟏𝟖𝟖


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟓𝟐
)

= 0.0001109775

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135

= 472.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟕𝟐.𝟓
= 166.1375661 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 97


= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.333 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.850974118 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.333 x 400 (𝟏𝟑𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟖𝟓𝟎𝟗𝟕𝟒𝟏𝟏𝟖))

= 27228914.03 N.mm

 ØMn = 0.8 x 27228914.03

= 21783131.23 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 98


2. Momen Lapangan dalam arah y

Mu = 0.646469775 KN.m = 646469.775 N.mm


𝑴𝒖 𝟔𝟒𝟔𝟒𝟔𝟗.𝟕𝟕𝟓
Mn = = = 808087.2188 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 ) - 10
= 125 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟖𝟎𝟖𝟎𝟖𝟕.𝟐𝟏𝟖𝟖


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟓𝟐
)

= 0.000128947

ρperlu < ρmin

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 99


c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125

= 437.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟑𝟕.𝟓

= 179.4285714 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.333 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125


= 437.5 mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


0
𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.850974118 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.333 x 400 (𝟏𝟐𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟖𝟓𝟎𝟗𝟕𝟒𝟏𝟏𝟖))

= 25135582.03 N.mm

 ØMn = 0.8 x 25135582.03

= 20108465.63 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3. Momen Tumpuan dalam arah x

Mu = 1.46533149 KN.m = 1465331.49 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟒𝟔𝟓𝟑𝟑𝟏.𝟒𝟗
Mn = = = 1831664.738 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


1
 ρmaks = 0.75 x ρbalance
= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟖𝟑𝟏𝟔𝟔𝟒.𝟕𝟑𝟖


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟓𝟐
)

= 0.0002519208427

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135

= 472.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟕𝟐.𝟓

= 166.1375661 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.333 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.850974118 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.333 x 400 (𝟏𝟑𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟖𝟓𝟎𝟗𝟕𝟒𝟏𝟏𝟖))

= 27228914.03 N.mm

 ØMn = 0.8 x 27228914.03

= 21783131.23 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

4. Momen Tumpuan dalam arah y

Mu = 1.46533149 KN.m = 1465331.49 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟒𝟔𝟓𝟑𝟑𝟏.𝟒𝟗
Mn = = = 1831664.738 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 ) - 10
= 125 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


3
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0244

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟖𝟑𝟏𝟔𝟔𝟒.𝟕𝟑𝟖


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟓𝟐
)

= 0.00029397008

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125

= 437.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


4
 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟑𝟕.𝟓

= 179.4285714 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.333 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125


= 437.5 mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 9.850974118 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


5
 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.333 x 400 (𝟏𝟐𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟗. 𝟖𝟓𝟎𝟗𝟕𝟒𝟏𝟏𝟖))

= 25135582.03 N.mm

 ØMn = 0.8 x 25135582.03

= 20108465.63 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

 Momen plat tipe B

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
= = 𝟒. 𝟑𝟖𝟓
𝑳𝒙 𝟏𝟒𝟐𝟓

 Mix = 1/16 . Wu . Lx2


= 1/16 . 10.612 . (6.25)2
= 20.048828 KN.m
 Miy = 1/14 . Wu . Ly2
= 1/14 . 10.612 . (6.25)2
= 22.912914 KN.m
 Mtx = 1/11 . Wu . Lx2
= 1/11 . 10.612 . (6.25)2
= 29.16193182 KN.m
 Mty = 1/10 . Wu . Ly2
= 1/10 . 10.612 . (6. 25)2
= 32.078125 KN.m

1. Momen Lapangan dalam arah x


Mu = 20.048828 KN.m = 20048828 N.mm
𝑴𝒖 𝟐𝟎𝟎𝟒𝟖𝟖𝟐𝟖
Mn = = = 25061035 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


6
𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟐𝟓𝟎𝟔𝟏𝟎𝟑𝟓


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟓𝟐
)

= 0.0035711

ρperlu > ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρperlu x b x d

= 0.0035711 x 1000 x 135

= 482.097 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


7
 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟖𝟐.𝟎𝟗𝟕

= 162.978464 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.8093 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.9554 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


8
 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.8093 x 400 (𝟏𝟑𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒 ))

= 27137994.12N.mm

 ØMn = 0.8 x 27137994

= 21710395.3 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

2. Momen Lapangan dalam arah y

Mu = 22.9129464 KN.m = 22912946 N.mm


𝑴𝒖 𝟐𝟐𝟗𝟏𝟐𝟗𝟒𝟔
Mn = = = 28641183 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 ) - 10
= 125 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 10


9
b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟐𝟏𝟐𝟖𝟔𝟒𝟏𝟏𝟗𝟑


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟓𝟐
)

= 0.004826164307

ρperlu > ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρperlu x b x d

= 0.0048626164307 x 1000 x 125

= 603.2705383 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟔𝟎𝟑.𝟐𝟕𝟎𝟓𝟒

= 130.2424428 mm ≈ 100 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


0
e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟓𝟎
= 1570 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125


= 437.5 mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟏𝟓𝟕𝟎 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 29.55294118 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 785.714x 400 (𝟏𝟐𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟐𝟗. 𝟓𝟓𝟐𝟗𝟒𝟏𝟏𝟖 ))

= 36703335.6 N.mm

 ØMn = 0.8 x 36703335.6

= 29362668.48 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3. Momen Tumpuan dalam arah x


Mu = 29.16193182 KN.m = 29161931.82 N.mm
𝑴𝒖 𝟐𝟗𝟏𝟔𝟏𝟗𝟑𝟏.𝟖𝟐
Mn = = = 36452414.78 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


1
𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.02709

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.02709
= 0.0244

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟑𝟔𝟒𝟓𝟐𝟒𝟏𝟒.𝟕𝟖


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟓𝟐
)

= 0.005293345718

ρperlu > ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρperlu x b x d

= 0.005293345718 x 1000 x 135

= 714.6016719 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


2
 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟕𝟏𝟒.𝟔𝟎𝟏𝟔𝟕𝟏𝟗

= 109.951364 mm ≈ 100 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟎𝟎
= 78.53714 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟕𝟖𝟓.𝟑𝟕𝟏𝟒 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 16.43323399 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


3
 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 785.714 x 400 (𝟏𝟑𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟔. 𝟒𝟑𝟑𝟐𝟑𝟑𝟗𝟗 ))

= 39846191.6 N.mm

 ØMn = 0.8 x 39846191.6

= 31876953.8 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

4. Momen Tumpuan dalam arah y

Mu = 32.078125 KN.m = 32078125 N.mm


𝑴𝒖 𝟑𝟐𝟎𝟕𝟖𝟏𝟐𝟓
Mn = = = 400947656.25 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 ) - 10
= 125 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


4
b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟒𝟎𝟎𝟗𝟕𝟔𝟓𝟔.𝟐𝟓


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟓𝟐
)

= 0.00691578845

ρperlu > ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρperlu x b x d

= 0.00691578845 x 1000 x 125

= 864.4735563 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟖𝟔𝟒.𝟒𝟕𝟑𝟓𝟓𝟔𝟑

= 90.88933721 mm ≈ 50 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


5
e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟓𝟎
= 1570 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125


= 437.5 mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟏𝟓𝟕𝟏.𝟒𝟐𝟖 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 32.86646797 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 1571.428x 400 (𝟏𝟐𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟑𝟐. 𝟖𝟔𝟔𝟒𝟔𝟕𝟗𝟕 ))

= 68241942.39 N.mm

 ØMn = 0.8 x 68241942

= 54593553.92 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

 Momen plat tipe I

X1 X X2

1 1.13636 1.2

25 31.1362 34 Mlx

25 22.9546 22 Mly

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


6
51 59.1816 63 Mtx

51 33.0454 54 Mty

𝑳𝒚 𝟔𝟐𝟓𝟎
= = 𝟏. 𝟏𝟑𝟔𝟑𝟔
𝑳𝒙 𝟓𝟓𝟎𝟎

 Mix = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 10.612 . (6.25)2 . 31.1362
= 9.987909156 KN.m

 Miy = 0.001 . Wu . Ly2 . x


= 0.001 . 10.612 . (6.25)2 . 22.9546
= 7.363405281 KN.m

 Mtx = 0.001 . Wu . Lx2 . x


= 0.001 . 10.612 . (6.25)2 . 59.1816
= 26.41294964 KN.m

 Mty = 0.001 . Wu . Ly2 . x


= 0.001 . 10.612 . (6.25)2 . 53.0454
= 17.01596972 KN.m

1. Momen Lapangan dalam arah x

Mu = 9.987909156 KN.m = 9987909.156 N.mm


𝑴𝒖 𝟗𝟗𝟖𝟕𝟗𝟎𝟗.𝟏𝟓𝟔
Mn = = = 12484886.45 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


7
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


8
b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟏𝟐𝟒𝟖𝟒𝟖𝟖𝟔.𝟒𝟓


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟓𝟐
)

= 0.00174442639

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135

= 472.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟕𝟐.𝟓

= 166.1375661 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 11


9
e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.333 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.95548932 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.333 x 400 (𝟏𝟑𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒𝟖𝟗𝟑𝟐))

= 25042749.14 N.mm

 ØMn = 0.8 x 25042749

= 20034199.31 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

2. Momen Lapangan dalam arah y

Mu = 7.363405281 KN.m = 7363405.281 N.mm


𝑴𝒖 𝟕𝟑𝟔𝟑𝟒𝟎𝟓.𝟐𝟖
Mn = = = 9204256.601 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 ) - 10
= 125 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


0
𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟗𝟐𝟎𝟒𝟐𝟓𝟔.𝟔𝟎𝟏


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐.𝟐𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟓𝟐
)

= 0.001496087895

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125

= 437.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


1
 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟑𝟕.𝟓

= 179.4285714 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.333 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125


= 437.5 mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.95548932 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


2
 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.333 x 400 (𝟏𝟐𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒𝟖𝟗𝟑𝟐))

= 25042749.14 N.mm

 ØMn = 0.8 x 25042749.14

= 20034199.2 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3. Momen Tumpuan dalam arah x

Mu = 18.98434763 KN.m = 18983473.6 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟖𝟗𝟖𝟒𝟑𝟒𝟕.𝟔
Mn = = = 23730434.5 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dx = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 )
= 135 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks


𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


3
b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
𝟏 − (√ 𝟏 −
𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟐𝟑𝟕𝟑𝟎𝟒𝟑𝟒.𝟓


= 𝟏 − (√𝟏 − )
𝟒𝟎𝟎 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟑𝟓𝟐

= 0.0037426974

ρperlu >ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρperlu x b x d

= 0.0037426974 x 1000 x 135

= 455.5264149 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

 Jarak tulangan perlu (s)


𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟓𝟓.𝟓𝟐𝟔𝟒𝟏𝟒𝟗

= 172.3280965 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


4
e. Luas Tulangan per m2
𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.80933 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟕𝟖𝟓 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.95548932 mm

 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.80933 x 400 (𝟏𝟑𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒𝟖𝟗𝟑𝟐 ))

= 25042749.14 N.mm

 ØMn = 0.8 x 25042749.14

= 20034199.2 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

4. Momen Tumpuan dalam arah y

Mu = 17.01596972 KN.m = 17015969.15 N.mm


𝑴𝒖 𝟏𝟕𝟎𝟏𝟓𝟗𝟔𝟗.𝟏𝟓
Mn = = = 21269962.15 N.mm
Ø 𝟎.𝟖
dy = 160 – 20 – ( 0.5 x 10 ) - 10
= 125 mm

a. Syarat untuk momen lapangan : ρmin < ρperlu < ρmaks

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


5
𝟏.𝟒 𝟏.𝟒
 ρmin = 𝒇𝒚 = 𝟒𝟎𝟎 = 0.0035
𝟎.𝟖𝟓 .𝜷𝟏 . 𝒇𝒄 𝟔𝟎𝟎
 ρbalance =
𝒇𝒚
(
𝟔𝟎𝟎+𝒇𝒚
)
𝟎.𝟖𝟓 .𝟎.𝟖𝟓 . 𝟐𝟐.𝟓 𝟔𝟎𝟎
= ( )
𝟒𝟎𝟎 𝟔𝟎𝟎+𝟒𝟎𝟎
= 0.0244

 ρmaks = 0.75 x ρbalance


= 0.75 x 0.0244
= 0.0183

b. Menentukan ρ yang diperlukan

𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄 𝟐 𝑴𝒏
ρperlu =
𝒇𝒚
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝒇𝒄. 𝒃 . 𝒅𝟐
)

𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓 𝟐. 𝟐𝟏𝟐𝟔𝟗𝟗𝟔𝟐.𝟏𝟓


=
𝟒𝟎𝟎
(𝟏 − √𝟏 − 𝟎.𝟖𝟓 .𝟐𝟐.𝟓. 𝟏𝟎𝟎𝟎 . 𝟏𝟐𝟓𝟐
)

= 0.00348666

ρperlu < ρmin

c. Luas Tulangan Perlu

 As. Lx = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 125

= 437.5 mm2
 Dipakai Ø 10 mm = 78.5 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


6
 Jarak tulangan perlu (s)
𝝅
𝒙 ∅𝟐 𝒙𝒃
𝟒
s =( )
𝑨𝒔.𝑳𝒙

𝝅
𝒙 𝟏𝟎𝟐 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝟒
s =( )
𝟒𝟑𝟕.𝟓

= 179.5918367 mm ≈ 150 mm

d. Kontrol kekuatan plat


Smaks = 3 x h
= 3 x 160
= 480 mm

e. Luas Tulangan per m2


𝒃
 As = 𝒙∅
𝒔
𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝒙 𝟕𝟖. 𝟓
𝟏𝟓𝟎
= 523.80933 mm2

 Asmin = ρmin x b x d

= 0.0035 x 1000 x 135


= 472.5mm2
∴ 𝑨𝒔𝒎𝒊𝒏 < 𝑨𝒔 … 𝑶𝑲!

𝑨𝒔 𝒙 𝒇𝒚
 𝒂=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝒇𝒄 𝒙 𝒃

𝟓𝟐𝟑.𝟖𝟎𝟗𝟑𝟑𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎
=
𝟎.𝟖𝟓 𝒙 𝟐𝟐.𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎

= 10.95548932 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


7
 Mn = As x fy (𝒅𝒙 − (𝟏⁄𝟐 . 𝒂))

= 523.80933 x 400 (𝟏𝟐𝟓 − (𝟏⁄𝟐 . 𝟏𝟎. 𝟗𝟓𝟓𝟒𝟖𝟗𝟑𝟐 ))

= 25042749.14 N.mm

 ØMn = 0.8 x 25042749.14

= 20034199.2 N.mm

∴ Ø𝐌𝐧 > 𝑴𝒖 … 𝑶𝑲!

3.2. Menghitung Perencanaan Portal


A. Perencanaan Balok
a) Plat Atap
 Balok Plat Tipe A
 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1400 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


8
 Gambar Penampang Balok Plat Atap
Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.
Ket: Lx = Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang

600

300

Lx = Ly = 1500 – ½ x 300 = 1350 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 12


9
 Balok Plat Tipe B
 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.5714286 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Atap


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


0
600

300
1300

Lx = 1500 – ½ x 300 = 1350 mm

600

300

5300

Ly = 6400 – (1/2 x300) – (1/2 x 300) = 5100 mm

 Balok Plat Tipe I


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 5.5 m = 5500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5500 = 196.42857 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.5714 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


1
 Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Atap


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300

Lx = 5500 – ½ x 300 - ½ x 300 = 5200 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


2
600

300

Ly = 6400 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

 Balok Plat Tipe J


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 4 m = 4000 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 4000 = 142.857 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.5714286 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


3
 Gambar Penampang Balok Plat Atap
Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300

4000

Lx = 4000 – ½ x 300 - ½ x 300 = 3700 mm

600

300

Ly = 6400 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

 Balok Plat Tipe G


 Perikiraan Tinggi Balok

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


4
Balok arah x dengan L = 4 m = 4000 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 4000 = 142.8571429 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 5.6 m = 5600 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5600 = 200 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Atap


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


5
600

300

Lx = 4000 – ½ x 3000 - ½ x 300 = 3700 mm

600

300

6200

Ly = 5600 – (1/2 x300) – (1/2 x 300) = 5300 mm

 Balok Plat Tipe C


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 4 m = 4000 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 4000 = 142.857 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


6
 Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Atap


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300
4000

Lx = 4000 – ½ x 300 - ½ x 300 = 3700 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


7
600

300
6200

Ly = 1500 – (1/2 x 300) = 1350 mm

b) Plat Lantai
 Balok Plat Tipe A
 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 1.3 m = 1300 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


8
 Gambar Penampang Balok Plat Lantai
Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.
Ket: Lx = Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang

600

300

Lx = Ly = 1500 – ½ x 300 = 1350 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 13


9
 Balok Plat Tipe B
 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.571 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Lantai


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


0
Ket: Lx = Bentang Pendek
Ly = Bentang Panjang

600

300
1300

Lx = 1500 – (½ x 300) = 1350 mm

600

300

6200

Ly = 6400 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

 Balok Plat Tipe I


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 5.5 m = 5500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5500 = 196.4285 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.57 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


1
Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Lantai


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300

Ly = 5500 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 5200 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


2
600

300

Ly = 6400 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

 Balok Plat Tipe J


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 5.5 m = 5500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5500 = 196.4285714 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 5.6 m = 5600 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5600 = 200 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


3
 Gambar Penampang Balok Plat Lantai
Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300

4000

Lx = 5500 – (½ x 300) – (½ x 300) = 5200 mm

600

300

Ly = 5600 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 5300 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


4
 Balok Plat Tipe D
 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 5.5 m = 5500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 5500 = 196.4285714 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 1.5 m = 1500 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 1500 = 150 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
10

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Lantai


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


5
600

300

Lx = 5500 – (½ x 300) – (½ x 300) = 5200 mm

600

300

Ly = 1500 – (1/2 x 300) = 1350 mm

 Balok Plat Tipe H


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 4 m = 4000 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 4000 = 142.857 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.571 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


6
 Perkiraan Lebar Balok
Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

 Gambar Penampang Balok Plat Lantai


Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300
4000

Lx = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


7
600

300
5500

Ly = 6400 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

 Balok Plat Tipe C


 Perikiraan Tinggi Balok
Balok arah x dengan L = 6.4 m = 6400 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit jepit, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.571 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28
Balok arah y dengan L = 6.4 m = 1300 mm dengan fy = 400 Mpa,
dan jepit bebas, maka:
1
ℎ= 𝑥 6400 = 228.5710 𝑚𝑚 ≈ 600 𝑚𝑚
28

 Perkiraan Lebar Balok


Balok arah x dengan h = 600 mm
1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

Balok arah y dengan h = 600 mm


1
𝑏= 𝑥 600 = 300 𝑚𝑚
2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


8
 Gambar Penampang Balok Plat Lantai
Balok arah x Balok arah y

600 600

300 300

 Menentukan syarat-syarat bebas dan bentangnya pelat ditumpu


bebas pada balok-balok tepi dan terjepit penuh pada balok tengah.
Sebagai bentang dapat dianggap jarak pelat ke pusat tumpuan.

600

300
1300

Lx = 6400 – (1/2x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

600

300

4000
0

Ly = 6400 – (1/2 x 300) – (1/2 x 300) = 6100 mm

B. Menghitung Beban Total

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 14


9
Semua beban yang bekerja pada balok arah x dianggap beban
trapesium dan balok arah y dianggap beban segitiga dengan intensitas
maksimum sebesar ½ ql.

A. Tipe Pelat Atap


 Tipe A
Dik : Lx = 1,5 m q = 6,34 KN/m2
Ly = 1,5 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 6,34 × 1,5 = 3,17 KN/m2

 Tipe B
Dik : Lx = 1,5 m q = 6,34 KN/m2
Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 6,34 × 1,5 = 3,17 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 1,52
q equivalen = × 6,34 × 1,5 × (1 − ( × ( ))) = 4,66793335
2 3 6,42

KN/m2
 Tipe I

Dik : Lx = 5,5 m q = 6,34 KN/m2


Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


0
1
q equivalen = 3 × 6,34 × 5,5 = 11,62333 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 5,52
q equivalen = 2 × 6,34 × 5,5 × (1 − (3 × (6,42 ))) = 13,1429

KN/m2
 Tipe J

Dik : Lx = 4 m q = 6,34 KN/m2


Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 6,34 × 4 = 8,4533 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 42
q equivalen = 2 × 7,324 × 4 × (1 − (3 × (6,42 ))) = 11.0289

KN/m2

 Tipe G

Dik : Lx = 4 m q = 6,34 KN/m2


Ly = 5,6 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 6,34 × 4 = 8,4533 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 42
q equivalen = 2 × 6,34 × 4 × (1 − (3 × (5,62 ))) = 10,52353741

KN/m2

 Tipe C

Dik : Lx = 1,5 m q = 6,34 KN/m2


Ly = 4 m
- Beban Segitiga

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


1
1
q equivalen = 3 × 6,34 × 1,5 = 3,17 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 1,52
q equivalen = 2 × 7,324 × 1,5 × (1 − (3 × ( 42 ))) = 4,5323

KN/m2

B. Tipe Pelat Lantai

 Tipe A

Dik : Lx = 1,5 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 1,5 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8.212 × 1,5 = 4,106 KN/m2

 Tipe B

Dik : Lx = 1,5 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8,212 × 1,5 = 4,106 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 1,52
q equivalen = 2 × 8,212 × 1,5 × (1 − (3 × (6,42 ))) =

6,0462KN/m2

 Tipe I

Dik : Lx = 5,5 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8,212 × 5,5 = 15,05533 KN/m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


2
- Beban Trapesium

1 1 5,52
q equivalen = 2 × 8,212 × 5,5 × (1 − (3 × (6,42 ))) = 17,02

KN/m2

 Tipe K

Dik : Lx = 4 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 5,6 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8,212 × 4 = 10,949333 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 42
q equivalen = 2 × 8,212 × 4 × (1 − (3 × (5,62 ))) = 13,6308

KN/m2
 Tipe E

Dik : Lx = 1,5 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8,212 × 1,5 = 4,106 KN/m2

- Beban Trapesium

1 1 1,52
q equivalen = 2 × 8,212 × 1,5 × (1 − (3 × ( 42 ))) = 5,8703

KN/m2
 Tipe H

Dik : Lx = 4 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8,212 × 4 = 10,949333 KN/m2

- Beban Trapesium

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


3
1 1 42
q equivalen = 2 × 8,212 × 4 × (1 − (3 × (6,42 ))) = 14,2854

KN/m2

 Tipe G

Dik : Lx = 6,4 m q = 8,212 KN/m2


Ly = 6,4 m
- Beban Segitiga
1
q equivalen = 3 × 8,212 × 6,4 = 17,5189333 KN/m2

4.2.3. Menghitung Beban-Beban yang Bekerja


Pelat Atap

Gambar 1. Beban yang bekerja pada pelat Atap

TIPE A
-). Balok arah x dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 3,17 = 6,34 KN/m +
q total = 7,24 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


4
q trapesium =0 =0 KN/m +
q total = 4,32 KN/m
TIPE B
-). Balok arah x dengan bentang 1400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 3,17 = 6,34 KN/m +
q total = 7,24 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 1 x 4,6679 = 4,667 KN/m +
q total = 5,5679 KN/m
TIPE I
-). Balok arah x dengan bentang 5500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 11,6233 = 23,2466 KN/m +
q total = 24,1966 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 13,1429 = 26,2858 KN/m +
q total = 27,1858 KN/m
TIPE J
-). Balok arah x dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 8,4533 = 16,9066 KN/m +
q total = 17,8066 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 11.0289 = 22,0578 KN/m +
q total = 22,9578 KN/m
TIPE G
-). Balok arah x dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


5
q segitiga = 2 x 8,4533 = 16,9066 KN/m +
q total = 17,8066 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 5600 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 10,52323 = 21,04646 KN/m +
q total = 21,94646 KN/m
TIPE C
-). Balok arah x dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 1 x 4,53233 = 4.53233 KN/m +
q total = 5,43233 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 3,17 = 6,34 KN/m +
q total = 7,24 KN/m

Pelat Lantai

Gambar 2. Beban yang bekerja pada pelat lantai

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


6
TIPE A
-). Balok arah x dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 4.106 = 8,212 KN/m +
q total = 9,112 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium =0 =0 KN/m +
q total = 0,9 KN/m
TIPE B
-). Balok arah x dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 4.106 = 8,212 KN/m +
q total = 9,112 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 1 x 6,046 = 6,406 KN/m +
q total = 7,306 KN/m
TIPE I
-). Balok arah x dengan bentang 5500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 15,055 = 30,11 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x (5,5 – 4,35) = 8.775 kN/m+
q total = 90,823KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 17,0236 =34,047KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x ( 6,4 – 4,35)= 69.6 kN/m +
q total = 104,5472KN/m
TIPE K
-). Balok arah x dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


7
q segitiga = 2 x 10,949333 = 21,89866 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x ( 4 x 4,35 )= 43,5 kN/m +
q total = 66,29866 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 5600 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 13,6 = 27,2616 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x (5,6 – 4,35 )=60,9 kN/m +
q total = 89,0616 KN/m
TIPE E
-). Balok arah x dengan bentang 1500 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q Trapesium = 1 x 5,87029 = 5,87029 KN/m +
q total = 6,77029KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 4,106 = 8,212 KN/m +
q total = 9,112 KN/m

TIPE H
-). Balok arah x dengan bentang 4000 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q segitiga = 2 x 10,949 = 21.898 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x ( 4 – 4,35 ) = 43,5 kN/m +
q total = 66,298KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 2 x 17.5189 = 35.0378 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x (6.4 – 4.35) = 69.6 kN/m +
q total = 99.0708 KN/m
TIPE G
-). Balok arah x dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


8
q segitiga = 2 x 17.5189 =35.0378 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x (6.4 x 4.35) = 69.6 kN/m +
q total =105.54 KN/m
-). Balok arah y dengan bentang 6400 mm
Berat balok sendiri = 0,25 x 0,15 x 24 = 0,9 KN/m
q trapesium = 1 x 17.5189 = 20.358 KN/m
Berat pasangan dinding 1/2 bata =2.5 x (6.4 – 4.35) = 69.6 kN/m+
q total = 105.5378 KN/m

4.2.4. Perhitungan Kolom


Mendimensi Kolom
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
A= , σ = fc’ = 27,5 MPa = 275 kg/cm2
𝜎

A=bxh  A = 2 x b2
h =2xb

Kolom Lantai 2  diambil tipe pelat atap terbesar (TIPE I)


Ptotal = Ppelat + Pbalok +WL
Ppelat = (lx . ly) . tebal pelat . 24
= (5,5 . 6.4) . 0,16 . 24 = 135.1680 KN
Pbalok = (0,3 . 0,6) . 5,5 . 24 = 23,760 KN
= (0,3 . 0,6) . 6,3 . 24 = 27,648 KN
WL = 5,5 . 6,4 . 1 = 35.2 KN +
Ppelat = 221.776 KN
= 22177.6 Kg
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 22177.6
A= = = 63.36457143 cm2
𝜎 350

2b2 = 63.36457143 cm2


√63.36457143
b = = 6.255191 cm ≈ 6 cm
2

Jadi, kolom lantai 2 = b x h


= 6 x 12 cm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 15


9
Karena dimensi kolom < lebar balok, maka dimensi lebar balok yaitu
= 30 cm x 30 cm
Kolom Lantai 1  diambil tipe pelat atap terbesar (TIPE G)
Ptotal = Ppelat + Pbalok+WL
Ppelat = (lx . ly) . tebal pelat . 24
= ( 6.4 x 6.4 ) x 0.16 x 24 = 130.6368 kN
Pbalok = ( 0.6 x 0.3) x 6.4 x 24 = 23.328 kN
= ( 0.6 x 0.3) x 6.4x 24 = 27.216 kN
WL = 5,4 . 6,3 . 2,5 = 99.225 KN +
Ppelat = 306.0666 KN
= 30606.66 Kg
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 30606.66
A= = = 111.2969455 cm2
𝜎 275

2b2 = 111.2969 cm2


√111.296945
b = 2

= 7.459790 cm ≈ 6 cm
Jadi, kolom lantai 1 = b x h
= 6 x 12 cm
Karena dimensi kolom < lebar balok, maka dimensi lebar balok yaitu
= 30 cm x 30 cm

4.2.5. Perhitungan Joint


ARAH X
berat 1/2 kolom Lt 1 = ((0.3*0.3)*4.3*24)/2 = 4.644 KN
Kolom J1=J2=J3=J4 = 4.644 KN

Join 5
berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN
berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat balok tipe B = (0.3*0.6*1.5*24) = 6.48 KN
Berat1/2balok tipe I = (0.3*0.6*5.5*24)/2 = 11.30 KN
berat plat tipe B = 1.5*3.2*0.16*24 = 18.432 KN

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


0
berat 1/2 plat tipe I = (5.5*6.4*0.16*24)/2 = 64.584 KN
berat 1/2 WL tipe I = 5.5*6.4*2.5/2 = 44 KN
Berat 1/2WL tipe B = (1.5*3.2*2.5) = 12 KN
TOTAL = 169.772 KN

join 6
berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN
berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat 1/2 balok tipe I = (0.3*0.6)*5.5*24/2 = 11.3 KN
berat 1/2 balok tipe H = (0.3*0.6*4*24)/2 = 8.64 KN
berat 1/2 plat tipe I = (5.5*6.4*0.16*24)/2 = 67.584 KN
berat 1/2 plat tipe H = (4*6.4*0.16*24)/2 = 49.152 KN
berat 1/2 WL tipe I = (5.5*6.4)*2.5)/2 = 44 KN
Berat 1/2 WL TIPE K = (4*6.4*2.5)/2 = 32 KN
TOTAL = 222.652 KN

join 7

berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN


berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat 1/2 balok tipe H = (0.3*0.6*4*24)/2 = 8.64 KN
berat 1/2 balok tipe G = (0.3*0.6*6.4*24)/2 = 13.824 KN
berat 1/2 plat tipe H = 5.4*6.3*0.16*24 = 49.152 KN
berat 1/2 plat tipe G = (4*6.3*0.16*24)/2 = 78.6432 KN
berat 1/2 WL tipe H = 4*6.4*2.5/2 = 32 KN
Berat 1/2 WL TIPE G = (6.4*6.4*2.5)/2 = 51.2 KN
TOTAL = 241.8552 KN

join 8

berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN


berat 1/2 balok tipe G = (0.3*0.6*6.4*24)/2 = 13.824 KN
berat BALOK B = (0.3*0.6)*1.5*24) = 6.48 KN

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


1
berat 1/2 plat tipe G = (6.4*6.4*0.16*24)/2 = 78.6432 KN
berat PLAT B = 1.5*3.2*0.16*24 = 18.432 KN
berat 1/2 WL tipe G = 6.4*6.4*2.5/2 = 51.2 KN
Berat WL TIPE B = (1.5*3.2)*2.5 = 12
TOTAL = 185.2232 KN

Join 9

berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN


berat balok tipe B = ((0.3*0.6)*1.5*24) = 6.48 KN
berat 1/2 balok tipe I = (0.3*0.6*5.5*24)/2 = 11.88 KN
berat plat tipe B = (1.4*(6.4/2))*0.16*24 = 18.432 KN
berat 1/2 plat tipe I = (5.5*6.4*0.16*24)/2 = 67.584 KN
berat WL tipe E = (1.5*(6.4/2))*2.5 = 12 KN
Berat 1/2 WL TIPE I = ((5.5*6.4)*2.5)/2 = 44 KN
TOTAL = 165.128 KN

Join 10

berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN


berat 1/2 balok tipe I = (0.3*0.6*5.5*24)/2 = 11.88 KN
berat 1/2 balok tipe J = (1.4*4)*0.16*24 = 4.752 KN
BERAT 1/2 PLAT TIPE I = 5.5*6.4*0.16*24/2 = 67.584 KN
berat 1/2 plat tipe J = (4*6.4*0.16*24)/2 = 49.152 KN
berat 1/2 WL tipe I = 5.5*6.4*2.5/2 = 44 KN
Berat 1/2 WL TIPE J = ((4*6.4)*2.5)/2 = 32 KN
TOTAL = 218.008 KN

Join 11

berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN


berat 1/2 balok tipe J = (0.3*0.6*4*24)/2 = 8.64 KN
berat balok tipe B = ((0.3*0.6)*1.5*24) = 6.48 KN
BERAT 1/2 PLAT TIPE J = 4*6.4*0.16*24 = 49.152 KN
berat plat tipe B = (1.5*(6.4/2))*0.16*24 = 18.432 KN
berat 1/2 WL tipe J = 4*6.4*1/2 = 32 KN

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


2
Berat WL TIPE B = (1.5*(6.4/2))*1 = 12 KN
TOTAL = 131.456 KN

ARAH Y

berat 1/2 kolom Lt 1 = ((0.3*0.3)*4.3*24)/2 = 4.644 KN

Kolom J1=J2=J3 = 4.644 KN

Join 4

berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN


berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat balok tipe E = ((0.3*0.6)*1.5*24) = 6.48 KN
berat 1/2 balok tipe K = (0.3*0.6)*5.6*24/2 = 12.096 KN
berat plat tipe E = (1.5*(4/2))*0.16*24 = 23.04 KN
berat 1/2 plat tipe K = (4*5.6*0.16*24)/2 = 43.008 KN
berat WL tipe E = (1.5*(4/2))*2.5 = 15 KN
Berat 1/2 WL TIPE K = ((4*5.6)*2.5)/2 = 28 KN
TOTAL = 137.002

join 5

berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN


berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat 1/2 balok tipe K = (0.3*0.6)*5.6*24/2 = 12.096 KN
berat 1/2 balok tipe H = 0.3*0.6*6.4*24/2 = 13.824 KN
berat 1/2 plat tipe K = (4*5.6*0.16*24)/2 = 43.008 KN
berat 1/2 plat tipe H = 4*6.4*0.16*24/2 = 49.152 KN
berat 1/2 WL tipe K = ((4*5.6)*2.5)/2 = 28 KN
Berat 1/2 WL TIPE H = (4*6.4*2.5)/2 = 32 KN
TOTAL = 187.476 KN

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


3
Join 6

berat 1/2 kolom lt 1 = (0.3*0.3)*4.3*24/2 = 4.644 KN


berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat balok tipe E = ((0.3*0.6)*1.5*24) = 6.48 KN
berat 1/2 balok tipe H = 0.3*0.6*6.4*24/2 = 13.824 KN
berat plat tipe E = (1.5*(4/2))*0.16*24 = 23.04 KN
berat 1/2 plat tipe H = 4*6.4*0.16*24/2 = 49.152 KN
berat WL tipe C = (1.5*(4/2))*2.5 = 15 KN
Berat 1/2 WL TIPE H = (4*6.4*2.5)/2 = 32 KN
TOTAL = 148.892

join 7

berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN


berat balok tipe C = ((0.3*0.6)*1.5*24) = 6.48 KN
berat 1/2 balok tipe J = (0.3*0.6)*6.4*24/2 = 12.824 KN
berat plat tipe C = (1.5*(4/2))*0.16*24 = 23.04 KN
berat 1/2 plat tipe J = (4*6.4*0.16*24)/2 = 49.152 KN
berat WL tipe C = (1.5*(4/2))*2.5 = 15 KN
Berat 1/2 WL TIPE J = ((4*6.4)*2.5)/2 = 32 KN
TOTAL = 144.248 KN
join 8
berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat 1/2 balok tipe G = ((0.3*0.6)*5.6*24) = 12.096 KN
berat 1/2 balok tipe J = 0.3*0.6*6.4*24/2 = 13.824 KN
berat 1/2 plat tipe G = (4*5.6*0.16*24)/2 = 43.008 KN
berat 1/2 plat tipe J = 4*6.4*0.16*24/2 = 49.152 KN
berat 1/2 WL tipe G = ((4*5.6)*2.5)/2 = 28 KN
Berat 1/2 WL TIPE H = ((4*6.4)*2.5)/2 = 32 KN
TOTAL = 182.832 KN
join 9

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


4
berat 1/2 kolom lt 2 = (0.3*0.3*4.4*24)/2 = 4.752 KN
berat balok tipe C = ((0.3*0.3)*1.5*24) = 6.48 KN
berat 1/2 balok tipe G = 0.3*0.6*5.6*24/2 = 12.096 KN
berat plat tipe C = (1.5*(4/2))*0.16*24 = 23.04 KN
berat 1/2 plat tipe G = 4*5.6*0.16*24/2 = 43.008 KN
berat WL tipe C = (4*1.5/2*1) = 15 KN
Berat 1/2 WL TIPE H = ((4*5.6)*1)/2 = 28 KN
TOTAL = 132.376 KN

4.3. Perhitungan Balok


A. Balok Pelat Atap

1. Perkiraan tinggi (h) balok tipe G (terbesar)


a) Balok Arah X dengan L = 6.4 m = 6400 mm, dengan fy = 400 Mpa, dan
Kedua ujungnya jepit, maka
1 1
ℎ = 28 𝑥 𝐿 = 28 𝑥 6400 = 228.57 mm ≈ 600 mm

b) Balok Arah Y dengan L = 6,4 m = 6400 mm, dengan fy =400 Mpa, dan
Keduanya jepit, maka
1 1
ℎ = 28 𝑥 𝐿 = 28 𝑥 6400 = 225 mm ≈ 600 mm

2. Perkiraan Lebar Balok (b)


a) Balok arah X dengan h = 600 mm
1 1
𝑏 = 2 x h = 2 x 600 = 300 mm

b) Balok arah Y dengan h = 600 mm


1 1
𝑏 = 2 x h = 2 x 600 = 300 mm

3. Gambar pelat Atap


Balok Arah x Balok Arah y

600 mm 600 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


5
300 mm 300 mm

B. Balok Pelat Lantai

1. Perkiraan tinggi (h) balok tipe I (terbesar)


a) Balok Arah X dengan L = 5.5 m = 5500 mm, dengan fy = 400 Mpa,
dan Kedua ujungnya jepit, maka
1 1
ℎ = 28 𝑥 𝐿 = 28 𝑥 5500 = 225 mm ≈ 600 mm

b) Balok Arah Y dengan L = 6,4 m = 6400 mm, dengan fy = 400 Mpa,


dan Keduanya jepit, maka
1 1
ℎ = 28 𝑥 𝐿 = 28 𝑥 6400 = 225 mm ≈ 600 mm

2. Perkiraan Lebar Balok (b)


a) Balok arah X dengan h = 600 mm
1 1
𝑏 = 2 x h = 2 x 600 = 300 mm

b) Balok arah Y dengan h = 600mm


1 1
𝑏 = 2 x h = 2 x 600 = 300 mm

3. Gambar pelat Atap


Balok Arah x Balok Arah y

600 mm 600 mm

300 mm 300 mm

PENDIMENSIAN BALOK

Hasil analisa gaya dalam yang dipakai untuk penulangan balok dan
kolom adalah hasil perhitungan menggunakan software SAP2000. Berikut
perhitungan penulangan untuk balok EJ.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


6
Hasil analisa gaya dalam yang dipakai untuk
penulangan adalah dengan menggunakan software
h SAP2000 :

Data Material
d fc = 22,5 MPa
bw fy = 400 Mpa
Untuk perencanaan tulangan β = 0,85
ϕlentur = 0,8
selanjutnya dapat diketahui
ϕ sengkang = 0,6
nilai-nilai rasio tulangan
maksimum dan minimum sebagai berikut :

1,4 1,4
ρmin = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
0,85 . 𝛽1 .𝑓𝑐 600 0,85 . 0,85 .22,5 600
ρbalance = . (600+𝑓𝑦) = . (600+400)
𝑓𝑦 400

= 0.0574
ρmaks = 0,75 x ρbalance
= 0,75 x 0.0574
= 0.0431
A. Mendimensi Balok Atap
Tinggi Balok (h) = 600 mm = 60 cm
Lebar Balok (bw) = 300 mm = 30 cm
Lapisan ϕ Ip = 1 lapis
ϕ Pokok = 16 mm
ϕ Sengkang = 8 mm
Degging (P) = 40 mm

𝐼𝑝 (𝜙 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘) + (𝐼𝑝 – 1) (25)


d’ = + ϕ sengkang + P
2
1 .16 + 1 – 1 .25
= + 8 + 40
2

= 56 mm
d = 600 – 56 = 544 mm
Diambil Momen Balok Atap KL (Arah X)

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


7
q

B G

M B-G M B-G
Q :
M BG = -232.7259 kNm
M GB = -365.4755 kNm
V B = -316.979 kN
V G = 358.463 kN
Perhitungan Tulangan Lentur
 Tumpuan BG
d = 544 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmaks = 0.0431
Mu = 234.28KNm = 23272950 Nmm
23272950
Mn = = 29091187.5 Nmm
0,8

Menentukan ρ yang diperlukan


𝑀𝑛 29091187.5
= = 0.3276619213
𝑏𝑤.𝑑2 300 . 5442

𝑀𝑛
0,85 . fc 2 0,85 . 22,5 2(0.32766192)
𝑏𝑤.𝑑2
ρperlu = . (1 − √1 − 0,85 ) = 400 . (1 − √1 − 0,85 . 27,5 )
𝑓𝑦 . 𝑓𝑐

= 0.002874454

ρperlu < ρmin, maka yang dipaki ρmin

As = ρmin . bw . d = 0,0035 . 300 . 544

= 571.2 mm2

Maka digunakan 4 ϕ 16 = 803,84 mm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


8
Kontrol kekuatan balok

𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 803.84. 400
a = 0,85 . = 0,85 . = 56.0411329 mm
𝑓𝑐 . 𝑏 22,5 .300

ϕMn = ϕAs . fy . (d – ½ a)

= 0,8 . 803.84 . 400 ( 544 – ½ . 56.0411329)

= 132724770.5 Nmm

ϕMn > Mu …OK!

 Tumpuan B-G
d = 544 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmaks = 0,02235
Mu = 36547530 KNm = 36547530 Nmm
𝑀𝑢 36547530
Mn = = = 45684412.5 Nmm
𝜙 0,8

Menentukan ρ yang diperlukan


𝑀𝑛 45684412.5
= = 0.5145753643
𝑏𝑤.𝑑2 300 . 5442

𝑀𝑛
0,85 . fc 2
𝑏𝑤.𝑑2
ρperlu = . (1 − √1 − 0,85 ) = 0.001640842
𝑓𝑦 . 𝑓𝑐

ρperlu < ρmin, maka yang dipakai ρmin

As = ρmin . bw . d = 0,0035 . 300 . 544

= 571.2 mm2

Maka digunakan 4 ϕ 16 = 803,84 mm2

Kontrol kekuatan balok

𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 803.84. 400
a = 0,85 . = 0,85 . = 56.0411329 mm
𝑓𝑐 . 𝑏 22,5 .300

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 16


9
ϕMn = ϕAs . fy . (d – ½ a)

= 0,8 . 803.84 . 400 ( 544 – ½ . 56.0411329)

= 124035260.8 Nmm

ϕMn < Mu …OK!

 Lapangan
d = 544 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmaks = 0,0223
Mu = 243.1593 KNm = 243159300 Nmm
𝑀𝑢 243159300
Mn = = = 303949125 Nmm
𝜙 0,8

Menentukan ρ yang diperlukan


𝑀𝑛 303949125
= = 0.70717665
𝑏𝑤.𝑑2 300 . 5442

𝑀𝑛
0,85 . fc 2
𝑏𝑤.𝑑2
ρperlu = . (1 − √1 − ) = 0.001716554
𝑓𝑦 0,85 . 𝑓𝑐

ρperlu < ρmin, maka yang dipaki ρmin

As = ρmin . bw . d = 0,0035 . 300 . 544

= 571.2 mm2

Maka digunakan 4 ϕ 16 = 803,84 mm2

Kontrol kekuatan balok

𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 803.84. 400
a = 0,85 . = 0,85 . = 56.0411329 mm
𝑓𝑐 . 𝑏 22,5 .300

ϕMn = ϕAs . fy . (d – ½ a)

= 0,8 . 803.84 . 400 ( 544 – ½ . 56.0411329)

= 132724770.5 Nmm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


0
ϕMn > Mu …OK!

Perhitungan Tulangan Sengkang

Kuat geser beton dapat dihitung sebagai berikut :

1 1
Vc = 6 √𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = 6 √22.5 . 300 . 544

= 129.0209285 KN

Menghitung jarak (Smaks), diambil dari nilai dibawah ini.

 Jika Vu / ϕ ≤ Vc, maka niali Smaks ditentukan dengan rumus:


(tulangan geser tidak dihitung)
𝑑 544
Smaks 1 = 2 = = 272 𝑚𝑚
2
1 1
 Jika Vs > = 3 √𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = 3 √22,5 . 300 . 544

= 285.27601 KN
Maka nilai Smaks ditentukan dengan rumus :
𝑑 544
Smaks 2 = 4 = = 136 𝑚𝑚
4

Dari kedua nilai Smaks diatas, tidak boleh lebih besar dari :
𝜋𝜙𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 3.14 .82
[ ] [ ]
2 2
Smaks = 3 . 𝑏𝑤
. fy = 3 . 300
. 400

= 803.84
Smaks yang terjadi = 272 mm
Maka S perlu = 120 mm
Gambar detail Balok Atap
(Terlampir)

B. Mendimensi Balok Atap


Tinggi Balok (h) = 600 mm = 60 cm
Lebar Balok (bw) = 300 mm = 30 cm
Lapisan ϕ Ip = 1 lapis
ϕ Pokok = 16 mm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


1
ϕ Sengkang = 8 mm
Degging (P) = 40 mm

𝐼𝑝 (𝜙 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘) + (𝐼𝑝 – 1) (25)


d’ = + ϕ sengkang + P
2
1 .16 + 1 – 1 .25
= + 8 + 40
2

= 56 mm
d = 600 – 56 = 544 mm

Diambil Momen Balok Atap BG (Arah X)

I J

M I-J M J-I
M IJ = -154.0501 kNm
M JI = -87.4957 kNm
V I = -161.691 kN
V J = 137.49 kN
Perhitungan Tulangan Lentur
 Tumpuan E-J
d = 544 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmaks = 0.0431
Mu = -154.0501 KNm = 154050100 Nmm

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


2
154050100
Mn = = 19256375 Nmm
0,8

Menentukan ρ yang diperlukan


𝑀𝑛 19256375
= 300 . = 0.2168979667
𝑏𝑤.𝑑2 5442

𝑀𝑛
0,85 . fc 2 2 0,85 . 22,5 2(0.2168)
ρperlu = . (1 − √1 − 0,85
𝑏𝑤.𝑑
)= . (1 − √1 − 0,85 . )=
𝑓𝑦 . 𝑓𝑐 400 22,5

0.0005453551096

ρperlu > ρmin, maka yang dipaki ρperlu

As = ρperlu . bw . d = 0,00543551 . 300 . 544

= 90.6580192 mm2

Maka digunakan 4 ϕ 16 = 803,84 mm2

Kontrol kekuatan balok

𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 803.84. 400
a = 0,85 . = 0,85 . = 56.0411329 mm
𝑓𝑐 . 𝑏 22,5 .300

ϕMn = ϕAs . fy . (d – ½ a)

= 0,8 . 803.84 . 400 ( 544 – ½ .56.0411329)

= 132724770 Nmm

ϕMn > Mu …OK!

 Tumpuan J-E
d = 544 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmaks = 0,0431
Mu = -87.4957 KNm = 874957000Nmm
𝑀𝑢 874957000
Mn = = = 1093696250 Nmm
𝜙 0,8

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


3
Menentukan ρ yang diperlukan
𝑀𝑛 1093696250
= = 0.1187834511
𝑏𝑤.𝑑2 300 . 5442

𝑀𝑛
0,85 . fc 2
𝑏𝑤.𝑑2
ρperlu = . (1 − √1 − 0,85 ) = 0.0002978865903
𝑓𝑦 . 𝑓𝑐

ρperlu <ρmin, maka yang dipaki ρMIN

As = ρmin . bw . d = 0,0035 . 300 . 544

= 571.2 mm2

Maka digunakan 6 ϕ 16 = 1205.76 mm2

Kontrol kekuatan balok

𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 571.2. 400
a = 0,85 . = 0,85 . = 39.8222222 mm
𝑓𝑐 . 𝑏 22,5 .300

ϕMn = ϕAs . fy . (d – ½ a)

= 0,8 . 571.2. 400 ( 544 – ½ . 39.82222)

= 95795063.67 Nmm

ϕMn < Mu …OK!

 Lapangan
d = 544 mm
bw = 300 mm
ρmin = 0,0035
ρmaks = 0,0223
Mu = 194.8778 KNm = 194877800 Nmm
𝑀𝑢 194877800
Mn = = = 243597250 Nmm
𝜙 0,8

Menentukan ρ yang diperlukan


𝑀𝑛 243597250
= = 1.36386528
𝑏𝑤.𝑑2 300 . 5442

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


4
𝑀𝑛
0,85 . fc 2
𝑏𝑤.𝑑2
ρperlu = . (1 − √1 − 0,85 ) = 0.00354076
𝑓𝑦 . 𝑓𝑐

ρperlu > ρmin, maka yang dipaki ρmin

As = ρmin . bw . d = 0,00354076 . 300 . 544

= 259.1843346 mm2

Maka digunakan 4 ϕ 16 = 803,84 mm2

Kontrol kekuatan balok

𝐴𝑠 . 𝑓𝑦 259.1843346. 400
a = 0,85 . = = 18.069496 mm
𝑓𝑐 . 𝑏 0,85 . 22,5 .300

ϕMn = ϕAs . fy . (d – ½ a)

= 0,8 . 259.1843346 . 400 ( 544 – ½ . 18.069496)

= 48719.4499 Nmm

ϕMn > Mu …OK!

Perhitungan Tulangan Sengkang

Kuat geser beton dapat dihitung sebagai berikut :

1 1
Vc = 6 √𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = 6 √22.5 . 300 . 544

= 131.3926368 KN

Menghitung jarak (Smaks), diambil dari nilai dibawah ini.

 Jika Vu / ϕ ≤ Vc, maka niali Smaks ditentukan dengan rumus:


(tulangan geser tidak dihitung)
𝑑 544
Smaks 1 = 2 = = 272 𝑚𝑚
2
1 1
 Jika Vs > = 3 √𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = 3 √22,5 . 300 . 544

= 262.7852736 KN

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


5
Maka nilai Smaks ditentukan dengan rumus :
𝑑 544
Smaks 2 = 4 = = 136 𝑚𝑚
4

Dari kedua nilai Smaks diatas, tidak boleh lebih besar dari :
𝜋𝜙𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 3.14 .82
[ ] [ ]
2 2
Smaks = 3 . . fy = 3 . . 400
𝑏𝑤 300

= 803.84
Smaks yang terjadi = 272 mm
Maka S perlu = 120 mm

Gambar detail Balok Atap

(Terlampir)

4.4. Perhitungan Kolom


Mendimensi Kolom
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
A= , σ = fc’ = 27,5 MPa = 275 kg/cm2
𝜎

A=bxh  A = 2 x b2
h =2xb

Kolom Lantai 2  diambil tipe pelat atap terbesar (TIPE F)


Ptotal = Ppelat + Pbalok
Ppelat = (lx . ly) . tebal pelat . 24
= (5,5 . 6,4 . 0,16 . 24 = 135.168 KN
Pbalok = (0,3 . 0,6) . 5,5 . 24 = 23,76 KN
= (0,3 . 0,6) . 6,4 . 24 = 27.648 KN
WL = 5,4 . 6,3 . 1 = 34,02 KN +
Ppelat = 221.776 KN
= 22177.6 Kg
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 22177.6
A= = = 63.36457143 cm2
𝜎 350

2b2 = 63.36457143 cm2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


6
√63.36457143
b = = 3.9800093 cm ≈ 6 cm
2

Jadi, kolom lantai 2 = b x h


= 6 x 12 cm
Karena dimensi kolom < lebar balok, maka dimensi lebar balok yaitu
= 30 cm x 30 cm

Kolom Lantai 1  diambil tipe pelat atap terbesar (TIPE F)

Ptotal = Ppelat + Pbalok


Ppelat = (lx . ly) . tebal pelat . 24
= ( 6.4 x 6.4 ) x 0.16 x 24 = 157.2864 kN
Pbalok = ( 0.6 x 0.3) x 6.5 x 24 = 28.08 kN
= ( 0.6 x 0.300 ) x 6.5 x 24 = 28.08 kN
WL = 6.4 . 6,4 . 2,5 = 315.8646 KN +
Ppelat = 315.8464 KN
= 31584.64 Kg
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 31584.64
A= = = 140.3761778 cm2
𝜎 225

2b2 = 140.3761778 cm2


√140.3762
b = 2

= 8.337783 cm ≈ 6 cm
Jadi, kolom lantai 1 = b x h
= 8 x 16 cm
Karena dimensi kolom < lebar balok, maka dimensi lebar balok yaitu
= 30 cm x 30 cm

Pendimensian Kolom
Hasil analisa saya dalam yang dipakai untuk penulangan balok dan kolom adalah
hasil perhitungan di software SAP2000.
Data Material
fc = 27.5 MPa
fy = 400 Mpa
β = 0,85

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


7
ϕlentur = 0,8
ϕ sengkang = 0,8
Untuk perencanaan tulangan selanjutnya dapat diketahui nilai-nilai rasio
tulangan maksimum dan minimum sebagai berikut :
1,4 1,4
ρmin = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
0,85 . 𝛽1 .𝑓𝑐 600 0,85 . 0,81 .22,5 600
ρbalance = . (600+𝑓𝑦) = . (600+400)
𝑓𝑦 400

= 0,024834375
ρmaks = 0,75 x ρbalance
= 0,75 x 0,024834375
= 0,01828828125
Tinggi Balok (h) = 300 mm = 30 cm
Lebar Balok (bw) = 300 mm = 30 cm
Lapisan ϕ Ip = 1 lapis
ϕ Pokok = 16 mm
ϕ Sengkang = 8 mm
Degging (P) = 40 mm

𝐼𝑝 (𝜙 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘) + (𝐼𝑝 – 1) (25)


d’ = + ϕ sengkang + P
2
1 .16 + 1 – 1 .25
= + 8 + 40
2

= 56 mm
d = 300 – 56 = 244 mm

Diambil Momen Kolom Lantai 1 (Arah X)

P2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


8
M21 = 222.4785 KNm
M21
M12 = - 95.3564 KNm

P21 = - 515.871 kN = 515871 N

 Tumpuan 21
Mu = 222.4785 KNm = 2224785Nmm
𝑑′ 56
= 300 = 0.1866mm

𝑀𝑢 222.4785
e= = = 0.43126 m = 431.26 mm
𝑃𝑢 515.871
𝑒 431.26
= = 1.437559 mm
ℎ 300
𝑃𝑢 515.871
= 𝜙𝑏𝑤.ℎ 0,85 .𝑓𝑐 = 0,8 . = 0.03734
300 . 300 . 0,85 . 22.5
M12

V21 𝑃𝑢 𝑒 431.26
= 𝜙𝑏𝑤.ℎ 0,85 .𝑓𝑐 . ℎ = 0.03734 . =0.053854
300

Setelah dicari pada grafik interaksi kolom, didapatkan


r = 0
ρ = r
β = 0

ρ min = 0.0035 < ρ < ρ maks = 0.0538


Luas tulangan perlu
As = ρ.bw.d = 0.0035 x 300 x 244 = 256.2 mm2
Maka digunakan 4 φ16 = 803.84 mm2

 Tumpuan 15
𝑑′ 56
= = 0.1867 mm
ℎ 300
𝑀𝑢 95.3564
e= = = 0.1848454 m = 108.4 mm
𝑃𝑢 515.871
𝑒 108.4
= =0.3614 mm
ℎ 300

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 17


9
𝑃𝑢 515.871
= = = 0,0374633
𝜙𝑏𝑤.ℎ 0,85 .𝑓𝑐 0,8 . 300 .300 0,85 . 22.5
𝑃𝑢 𝑒
= . = 0.0374633 . 0.3614 =0.0135392
𝜙𝑏𝑤.ℎ 0,85 .𝑓𝑐 ℎ

Setelah dicari pada grafik interaksi kolom, didapatkan


r = 0
ρ = r
β = 0
ρ min = 0.0035 < ρ < ρ maks = 0.0538
Luas tulangan perlu
As = ρ.bw.d = 0.0035 x 300 x 244 = 256.2 mm2
Maka digunakan 4 φ16 = 803.84 mm2

Perhitungan Tulangan Sengkang

Kuat geser beton dapat dihitung sebagai berikut :

1 1
Vc = 6 √𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = 6 √22.5 . 300 . 244

= 57.86968118 KN

Menghitung jarak (Smaks), diambil dari nilai dibawah ini.

 Jika Vu / ϕ ≤ Vc, maka niali Smaks ditentukan dengan rumus:


(tulangan geser tidak dihitung)
𝑑 244
Smaks 1 = 2 = = 122 𝑚𝑚
2
1 1
 Jika Vs > = 3 √𝑓𝑐 . 𝑏𝑤 . 𝑑 = 3 √22,5 . 300 . 244

= 133.64430 KN
Maka nilai Smaks ditentukan dengan rumus :
𝑑 244
Smaks 2 = 4 = = 61 𝑚𝑚
4

Dari kedua nilai Smaks diatas, tidak boleh lebih besar dari :
𝜋𝜙𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 3.14 .82
[ ] [ ]
2 2
Smaks = 3 . 𝑏𝑤
. fy = 3 . 300
. 400

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


0
= 803.84
Smaks yang terjadi = 122 mm
Maka S perlu = 120 mm

4.5. Perhitungan Tangga


KETENTUAN-KETENTUAN TANGGA
- Perbedaan ketinggian antara dua lantai = 420 cm
- Tinggi Optrede = 20 cm
- Menentukan Antrede sesuai dengan syarat tangga yaitu = 55 - 65 cm
- 2 x optrede + antrede = 70 cm
- 2 x 20 + antrede = 70 cm
- Antrede = 70 - 2 x 20 = 30 cm
420
- Jumlah optrede (nopt) = ≈ 21 bh
20
420
- Jumlah antrede (nopt) = - 1≈20bh
20

- Tebal pelat tangga dan bordes = 12 cm


- Lebar Tangga = 2 x 100.0 = 200cm

PEMBEBANAN TANGGA

Pembebanan Tangga :

Beban Mati
 Berat sendiri plat tangga = 0.16 x 1 x 21 = 3.36 kN/m
 Anak tangga =1⁄2 x 0.30 x 0.2 x 21= 0.630 kNm
 Untuk 1 m terdapat anak tangga
100
= 3.333 bh
300

Maka, 3.333 x 0.63 = 2.100 kN/m


 Keramik + spesi
Tegel keramik 1.5 cm = 0.015 x 21 = 0.315 kN/m
Spesi 0.5 cm = 0.005 x 17 = 0.085 kN/m
Untuk 1 anak tangga = 0.30 + 0.200 x 1 x 0.315 + 0.085 = 0.200 kN/m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


1
 Berat sandaran = 2.500 kN/m
 WDL = 8.560 kN/m
 Beban Hidup = 2.5 x 1 = 2.500 kN/m

 Beban tangga terfaktor (Wu1) = 1.2 WDL1 + 1.6 WDL1


= 1.2 x 8.560 + 1.6 x 2.500
= 14.272 kN/m
Pembebanan bordes
 Beban Mati
Pelat bordes = 0.16 x 1 x 21= 3.26 kN/m
Tegel 0.5 cm = 0.005 x 17 = 0.085 kN/m
Spesi 1.5 cm = 0.015 x 21 = 0.315 kN/m
Total = 3.76 kN/m

 Beban Hidup = 2.5 x 1 = 2.500 kN/m


 Beban tangga terfaktor (Wu2) = 1.2 WDL1 + 1.6 WDL1
=1.2x 2.61 + 1.6x 2.500
= 7.132 kN/m

Tabel 1. Resume Pembebanan

No Jenis Pembebanan Gaya


1 Wu1 14.272 kN/m
2 Wu2 7.1321 kN/m

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


2
4

2 3

Gambar 3. Ilustrasi Pembebanan Tangga

Wu1

Wu2

Wu1 2 3

Gambar 4. Beban yang bekerja pada tangga

E = 2x106 kN/m2
I = 2x104 m
F = 0.18 m2
F = 0.225 m2

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


3
 Perhitungan Penulangan Konstruksi Tangga
c. Penulangan Pelat Tangga
Tebal Plat lantai (h) = 16 cm = 160 mm
Фtul yang digunakan = 20 mm
Tinggi selimut beton (P) = 20 mm
Tinggi efektif plat (d) = h – P – ½ x Фtul = 160 - 20 - 1⁄2 x 16
=122 mm
Lebar plat (b) = 210 cm = 2100 mm
Mu = Mmaks = 18.2691 kNm
Syarat untuk momen : 𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑚𝑎𝑘
1,4 1,4
ρmin = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
0,85 . 𝛽1 .𝑓𝑐 600 0,85 . 0,81 .22,5 600
ρbalance = . (600+𝑓𝑦) = . (600+400)
𝑓𝑦 400

= 0,023239
ρmaks = 0,75 x ρbalance
= 0,75 x 0,023239
= 0,01673055
Menghitung ρperlu :
𝑀𝑢 18.269100
𝑅𝑛 = = = 0.730614
𝛷 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑2 0.8𝑥2100𝑥1222
0,85 ∙ 𝑓𝑐 2 ∙ 𝑅𝑛
𝜌= ∙ (1 − ) = 0.04947193
𝑓𝑦 0,85 ∙ 𝑓𝑐
ρ > ρmin
maka digunakan = 0.04947193
As.lx = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑 = 0.04947 𝑥 2100 𝑥 122 = 12674.708 𝑚𝑚2
Kontrol Kekuatan pelat tangga :
As = 12674.708 > Asmin = 0.0035 x 122x 2100 = 896.7

(𝜋⁄4) × 162 × 2100


𝑠=( ) = 33.2959 𝑚𝑚 ≈ 50𝑚𝑚
12674.708
Maka diambil jarak tulangan (s) = 50 mm
Dipakai Tulangan φ 20 - 8

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


4
𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 113.611 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤
ФMn = Ф x As x fy x (d – 1/2 a)
1
= 12674.708 x 400 (122- 2 113.611 )

= 330.5285003 kNm
 ФMn > Mu ….OK!
Tulangan sengkang = 0,002.b.h
= 0.002 x 2100 x 160 = 672 mm2
Digunakan tul φ10-8 = 624 mm2

d. Penulangan Pelat Bordes


Tebal Plat lantai (h) = 16 cm = 160 mm
Фtul yang digunakan = 20 mm
Tinggi selimut beton (P) = 20 mm
Tinggi efektif plat (d) = h – P – ½ x Фtul = 160 - 20 - 1⁄2 x 20 =
130mm
Lebar plat (b) = 210 cm = 2100 mm
Mu = Mmaks = 8.9462 kNm
Syarat untuk momen : 𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑚𝑎𝑘
1,4 1,4
ρmin = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
0,85 . 𝛽1 .𝑓𝑐 600 0,85 . 0,81 .22,5 600
ρbalance = . (600+𝑓𝑦) = . (600+400)
𝑓𝑦 400

= 0,023239
ρmaks = 0,75 x ρbalance
= 0,75 x 0,0298
= 0,0167
Menghitung ρperlu :
𝑀𝑢 8946200
𝑅𝑛 = = = 0.315096
𝛷 ∙ 𝑏 ∙ 𝑑2 0.8𝑥2100𝑥1302
0,85 ∙ 𝑓𝑐 2 ∙ 𝑅𝑛
𝜌= ∙ (1 − ) = 0.05154952
𝑓𝑦 0,85 ∙ 𝑓𝑐
ρ > ρmin

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


5
maka digunakan = 0.05154952
As.lx=𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∙ 𝑏𝑤 ∙ 𝑑 = 0.05154952 𝑥 2100 𝑥 130 =
14073.019 𝑚𝑚2
Kontrol Kekuatan pelat tangga :
As = 14073.019 > Asmin = 0.005154952 x 1300x 2100 = 955.5𝑚𝑚2

(𝜋⁄4) × 162 × 2100


𝑠=( ) = 29.9875 𝑚𝑚 ≈ 50 𝑚𝑚
14073.19
Maka diambil jarak tulangan (s) = 50 mm
Dipakai Tulangan φ 20 - 8
𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 126.145 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓𝑐 ∙ 𝑏𝑤
ФMn = Ф x As x fy x (d – 1/2 a)
1
= 14073.19 x 400 ( 130 - 2 126.145 )

= 20.463796 kNm
 ФMn > Mu ….OK!
Tulangan sengkang = 0,002.b.h
= 0.002 x 2100 x 160 = 672 mm2
Digunakan tul φ10-8 = 624 mm2

4.6. Perhitungan Pondasi


Perhitungan kapasitas daya dukung ujung tiang
 Menghitung kapasitas daya dukung tiang Bored pile dari data sondir
perhitungan di titik P51(S-2) pada kedalaman 3 meter.

Tabel 2. Hambatan Konus berdasarkan penyelidikan tanah pada S-2

Perlawanan Konus Jumlah Hambatan


No Kedalaman
(kg/cm2) Perekat (kg/cm)
1 1.40 10 128
2 1.60 10 148
3 1.80 15 168
4 2.00 20 188
5 2.20 25 208
6 2.40 30 228

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


6
7 2.60 40 258
8 2.80 60 328
9 3.00 90 428
10 3.20 130 528
11 3.40 120 608
12 3.60 140 688
13 3.80 250 -

nilai qc diambil dari rata-rata tabel di atas :


940
o qc = = 72.30769231 kg/cm2
13

o Ap = 1/4 x π x (D)2 = 1/4 x 3.14 x (352) = 961.625 cm2


o KII = π x D = 3.14 x 35 = 109.9 cm

Perhitungan kapasitas daya dukung tiang ultimate pada titik P51 menurut
Mayerhoff adalah sebagai berikut :

Qc = 72.30769231
Ap = 961.625
JHL = 428 kg/cm (pada kedalaman 3m)
KII = 109.9 cm keliling tiang
Maka, Qu = (qc x Ap) + (JHL x KII)
= (961.625 x 72.3077) + (428 x 109.9)
= 116570.092 kg  11.6570092 ton
Faktor Keamanan,
Faktor Aman
Qall = (𝑞𝑐 𝑥 𝐴𝑝)/3 + ((Hambatan Perekat kedalaman 3m) x KII)/5

= 46696.23067 kg  46.69623067 ton


Jumlah Tiang yang diperlukan :
n = P 51.5871
= = 1.104 = 2 buah
Qall 46.69623

Jarak antar bored pile untuk S< 2,5 - 3D

Jarak minimum antar bored pile = 2.5 D = 2.5 x D

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


7
= 2.5 x 0.35
= 0.875 m
Jarak maksimum antara bored pile = 3D = 3 x D
= 3 x 0.35
= 1.05 m

Diambil : Jarak bored pile = 0.75 m


Jarak bored pile ketepi = 0.35 m

Efisien kelompok tiang titik P-51 :

Eg = (n-1)m x 2 + (m-1)n
1 - ᴓ =
90 x mx n
D
q = arctg
s
m = 2 (baris ke baris)
n = 2 Buah
D = 35 Cm
S = 0.75 m = 75 cm
35
ᴓ = arctg = 0.436627
75
Eg = (n-1)m x 2 + (m-1)n
1 - ᴓ x
90 m n
4 + 2
= 1 - 0.436627 x
90 2 2
Eg = 0.992723

Daya dukung vertikal kelompok tiang pada titik (P-18) adalah :

= Eg x Jumlah Bored Pile x Daya dukung tiang


= 0.992723 x 2 x 46.69623
= 92.71283 Ton > (Pu = 51.5871 ton )…. OK!

4.7. Menggambar detail-detail Tulangan

(terlampir)

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


8
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral
(biasanya kerikil dan pasir),semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan
peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi
semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya
membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan
jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur
parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok
Beton merupakan sebuah rancangan rekayasa yang sangat penting
memahami perilakunya, agar dapat memanfaatkanya secara maksimal, sebaiknya
perhitungan struktur di hitung dengan program dengan teliti jika kita sudah
memahami konsep, agar lebih efisien. Akhir kata, beton sangatlah rumit, jangan
samapai salah perhitungan.
5.2 SARAN

Dalam merancang pembuatan beton mungkin harus di butuhkan ketelitian


yang tinggi agar semua yang kita desain memiliki nilai keamaan yang baik tetapi
juga ekonomis.

Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat kami ambil dari Laporan
Struktur Beton. Sebagai penutup kami mengucapkan banyak terima kasih bila ada
koreksi dari pembaca mengingat banyaknya keterbatasan dalam pengumpulan
data, pengetahuan ataupun kesalahan pada pengerjaan laporan ini.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 18


9
DAFTAR PUSTAKA

Rohmat, R.J. (2016). Tugas Besar : Struktur Beton 1. Universitas Pendidikan


Indonesia : Pendidikan Teknik Bangunan.

Baehaqi, A. (2013). Tugas Besar : Struktur Beton 1. Universitas Pendidikan


Indonesia : Pendidikan Teknik Bangunan.

Sumarsono, U. (2012). Tugas Besar : Struktur Beton 1. Universitas Pendidikan


Indonesia : Pendidikan Teknik Bangunan.

Anon. (2002) .SNI 03-1729-2002. Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung.

Anon. (2002).SNI 03-2847-2002. Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk


Bangunan Gedung.

Anon. (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung .Bandung


:Yayasan LPBM.

WC Vis dkk. (1993). Dasar dasar Perencanaan Beton Bertulang.Jakarta


:Erlangga.

Dipohusodo. I. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka


Utama.

J. Thambah Sembiring Gurki. 2003. Beton Bertulang. Bandung : Rekayasa Sain.

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 19


0
LAMPIRAN

STRUKTUR BETON 1 LUTFI HADI WIBOWO (1500357) 19


1

Anda mungkin juga menyukai