Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian sejarah adalah menetapkan fakta dan mencapai simpulan
mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif
oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk
mempelajari masalah baru tersebut.
Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang
lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu
terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu
menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang
terjadi beberapa waktu lalu.
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah
metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu hanya akan menghasilkan tulisan sejarah
semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti sejarah
harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah dan mampu
mengimplementasikannya, agar penelitian itu menghasilkan karya sejarah ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penelitian sejarah?
2. Bagaimana proses penelitian sejarah?
3. Apa saja jenis-jenis penelitian sejarah?
4. Apa tujuan penelitian sejarah?
5. Apa saja keuntungan dan kelemahan penelitian sejarah?

C. Tujuan
Untuk memahami bagaimana cara melakukan penelitian historis atau
sejarah, baik dalam proses penelitian, pengumpulan data dari berbagai sumber dan
juga bagaimana menganalisis dan menyajikan hasil penelitian dengan baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Sejarah


Menurut E.H Carr penelitian sejarah sebagai proses sistematis dalam
mencari data agar dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena dari masa lalu
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktik, tren,
keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan.
Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen penelitian sejarah adalah
penelitian yang secara eksklusif menfokuskan kepada masa lalu. Penelitian
mencoba merekontruksi apa yang terjadi pada masa lalu selengkap dan seakurat
mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi.
Penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip yang
sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber secara efektif, menilainya secara
kritis, dan mengujikan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan,
Alfian (dalam santoso, 2006:17).
Menurut Donald Ary, dkk menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah
untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu,
yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari,
mengevaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru
tersebut.
Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh beberapa ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa penelitian sejarah adalah upaya mensistematiskan fakta
dan data masa lalu melalui pembuktian, penafsiran, generalisasi dan juga
penjelasan data melalui kritik eksternal maupun internal. Di mana kritik eksternal
dapat menguji hasil penelitian sejarah dari sisi keautentikan atau keaslian data
yang digunakan. Sedangkan dengan kritik internal diharapkan hasil penelitian
sejarah teruji kebenaran, keakuratan dan kerelevanan isi data tersebut untuk
ditafsirkan dan dijelaskan.

2
B. Proses Penelitian Sejarah
Proses penelitian harus dilandasi oleh wawasan mengenai permasalahan
penelitian, baik permasalahan umum maupun permasalahan khusus. Perencanaan
dalam bidang ilmiah harus mengikuti logika, karena pada dasarnya suatu
perencanaan merupakan serentetan petunjuk yang disusun secara logis dan
sistematis. Petunjuk dimaksud tercakup dalam prosedur penelitian yang harus
dipenuhi. Hal-hal tersebut penting dipahami dalam membuat rencana penelitian.
Perlu dikemukakan bahwa kelemahan penelitian pada prinsipnya akibat
kurang dukungan metode penelitian. Penelitian tidak akan berhasil dengan baik,
apabila peneliti tidak menguasai metode penelitian dalam arti mampu
mengaplikasikan metode itu. Bila metode penelitian tidak diterapkan dengan baik,
akan terjadi kelemahan dalam heuristik (pencarian dan penemuan sumber),
kelemahan dalam mengolah sumber dan data, sehingga fakta yang diperoleh tidak
memadai. Bila hal itu terjadi, dalam penulisan akan mengalami kelemahan,
bahkan kesalahan, antara lain kelemahan atau kesalahan interpretasi dan verifikasi
(pembuktian).
Penelitian sejarah mempunyai 5 tahap, yaitu: 1) Pemilihan topik; 2)
Pengumpulan sumber; 3) Verifikasi; 4) Intrepretasi; dan 5) Penulisan.

1. Pemilihan Topik Penelitian


Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan
diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa
persyaratan.
 Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai
obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness
topic).
 Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant
topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
 Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti
(manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu
sumber-sumbernya dapat diperoleh.

3
Meskipun topik sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila
sumber-sumbernya, khususnya sumber utama tidak diperoleh, masalah dalam
topik tidak akan dapat diteliti. Oleh karena itu calon peneliti harus memiliki
wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.

2. Heuristik (Pengumpulan Sumber)


Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang
diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari
wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis
penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah
terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.
Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan
sumber sekunder.
 Sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpan yang orisinil dari
data sejarah. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang
merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari
data atau sumber primer adalah catatan resmi yang dibuat pada suatu acara
atau upacara, keputusan-keputusan rapat, foto-foto dan sebagainya.
 Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, atau
catatan-catatan yang “jaraknya” telah jauh dari sumber orisinil. Misalnya
keputusan rapat suatu perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan dari
rapat itu sendiri, tetapi dari sumber berita di surat kabar.

Sumber menurut bahannya dapat dibagi lagi menjadi 2 yaitu sumber


tertulis dan sumber lisan.
 Sumber tertulis yaitu bisa berupa surat, notulen, kontrak kerja, bon-bon
dan sebagainya. Dokumen tersebut bisa kita cari di perpustakaan ataupun
arsip nasional. Dokumen-dokumen yang berhasil di himpun merupakan
data yang sangat berharga, dokumen bisa menjadi dasar untuk menelusuri
peristiwa-peristiwa sejarah yang telah menjadi masa lampau.
 Sumber lisan yaitu dalam pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau
saksi mata pada peristiwa. Narasumber yang hanya mendengar atau tidak
hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan.

4
3. Verifikasi
Verifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi
dalam sejarah berarti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu
peristiwa sejarah. Penilaian terhadap suatu sumber sejarah mempunyai 2 aspek
yaitu:

a. Aspek Ekstern
Aspek estern mempersoalkan tentang apakah sumber sejarah itu asli atau
palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen
tersebut. misalnya kita harus teliti: kertasnya, tintanya, gaya penulisanya,
bahasanya, kalimatnya, ungkapanya, kata-katanya, hurufnya, dan penampilan
luarnya guna mengetahui autentisitasnya. Selain pada dokumen tertulis , juga pada
artifact, sumer lisan, dan sumber kuantitatif, kita harus membuktikan keaslianya.

b. Aspek intern
Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu
dapat memberikan informasi yang diperlukan. Dalam hal ini aspek intern berupa
proses analisa terhadap suatu dokumen. Kritik intern dilakukan untuk
membuktikan bahwa informasi yang terkandung di dalam sumber itu dapat
dipercaya.

Pada tahap verifikasi di perlukan pengujian ketuaan. Untuk menguji


ketuaan terhadap suatu peninggalan sejarah dilakukan melalui beberapa cara:
1) Tipologi: Penentuan ketuaan berdasarkan bentuk (tipe) dari benda
peninggalan sejarah.
2) Stratifikasi: Penentuan umur relatif berdasarkan lapisan tanah di mana
benda peninggalan itu di temukan.
3) Kimiawi: Penentuan berdasarkan unsur kimia yang terkandung dalam
benda tersebut.
Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik,
baik intern maupun ekstern, menjadi fakta. Fakta adalah keterangan tentang
sumber yang dianggap benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja
diartikan sebagai keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh
sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang terpilih).

5
4. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi berarti penafsiran atau menafsirkan fakta sejarah dan
merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiransuatu peristiwa,
fakta sejarah dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal.
Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa
sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainya dapat disusun dan
dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal. Dalam melakukan
penafsiran, peneliti sejarah melakukan analisa sesuai dengan fokus penelitianya.
Dengan menganalisis kita temukan data, dengan data tersebut kita menemukan
fakta. Langkah berikutnya adalah interpretasi atau penafsiran. Agar dapat
menginterpretasikan fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari
penafsiran yang semena-mena karena biasanya cendrung bersifat subjektif, selain
itu interpretasiharus bersifat deskriptif sehingga akademisi juga dituntut untuk
mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para peneliti
dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Proses
interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta
dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan
topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah. Interpretasi memiliki sifat
subyektif dan dapat dilakukan dengan cara 1) Menyatukan bermacam-macam data
sehingga menghasilkan fakta; dan 2) Mencari fakta dengan menguraikan data
Analisis

5. Penulisan (Historiografi)
Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah
merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis,
menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar
tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah,
sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah,
khususnya sejarah yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah
penulisan karya ilmiah umumnya.

6
a. Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah
bahasa yang bersangkutan. Kaya ilmiah dituntut untuk menggunakan
kalimat efektif.
b. Merperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca,
penggunaan istilah, dan penujukan sumber.
c. Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks
permasalahannya.
d. Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku,
termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.

Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan, karena


kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi
ditunjukkan pula oleh format penyajiannya. Tiga bentuk penulisan sejarah yaitu:
a. Penulisan sejarah tradisional: Kuat dalam genealogi (kajian tentang
keluarga, dan penelusuran jalur keturunan serta sejarah) tapi tidak kuat
dalam hal kronologi dan detail biografis.
b. Penulisan sejarah kolonial: Tekanannya pada aspek politik dan ekonomi
serta bersifat institusional
c. Penulisan sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara terampil
dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme

Penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunyai tiga bagian yaitu: 1)


Pengantar; 2) Hasil Penelitian; 3) Kesimpulan.

1. Pengantar
Dalam pengantar harus dikemukakan permasalahan, latar belakang
(lintasan sejarah), historigrafi dan pendapat kita tentang tulisan orang lain,
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, teori dan konsep
yang akan dipakai, dan sumber-sumber sejarah.

2. Hasil penelitian
Dalam bab-bab inilah ditunukan kebolehan penulis dalam melakukan
penelitian daan penyajian. Profesionalisme penulis tampak dalam
pertanggungjawaban. Tanggungjawab itu tampak pada catatan dan lampiran.
Setiap fakta yang ditulis harus disertai data yang mendukung.

7
3. Simpulan
Pada simpulan kita mengemukakan gneralization dari yang telah diuraikan
dalam bab-bab sebelumnya dan social significance penelitian kita. Dalam
generalisasi itu akan tampak apakah kita melanjutkan, menerima, memberi catatan
atau menolak generalisasi yang sudah ada.

C. Jenis-jenis Penelitian Sejarah

1. Penelitian sejarah komparatif


Penelitian sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari
fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin
diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan
Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan
dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis, misalnya seorang peneliti ingin
membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari
beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam
tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.

2. Penelitian Yuridis atau Legal


Penelitian sejarah dikerjakan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dangan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa lalu.
maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis. Misalnya
peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan
pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu
masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang
pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah
tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.

3. Penelitian Biografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk meneliti kehidupan seseorang dan
hubungannya dengan masyarakat. dalam penelitian ini diteliti sifat-sifat, watak,
dan pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek
penelitian dalam masa hidupnya, serta membentuk watak figur yang diterima
selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara

8
lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan
seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang
yang diteliti tersebut.
4. Penelitian Bibliografis
Penelitian sejarah dilakukan untuk mencari, menganalisis, dari fakta-fakta
yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi
dikelompokan dalam penelitian bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil
pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir ahli.
Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari
seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen
unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya memberikan interpretasi serta
generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

D. Tujuan Penelitian Sejarah


Tujuan penelitian sejarah menurut Jhon W. Best adalah untuk memahami
masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar peristiwa atau
perkembangan dimasa lalu.
Menurut Donald Ary tujuan penelitian sejarah adalah untuk memperkaya
pengetahuan peneliti tentang bagaimana dan mengapa suatu kejadian masa lalu
dapat terjadi serta proses dalam masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya,
diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini dan
memperoleh dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan dimasa
kini.
Sedangkan Menurut Jack R. Frankel dan Norman E. Wellen tujuan
penelitian sejarah adalah sebagai berikut:
1. Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga
mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa
lampau.
2. Mempelajari bagaimana sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk
melihat jika mereka dapat mengaplikasikan masalahnya pada masa
sekarang.
3. Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang.

9
4. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau
kecenderungan.

E. Keuntungan dan Kelemahan Penelitian Sejarah

1. Keuntungan Penelitian Sejarah


a. Penelitian ini mengijinkan penyelidikan tentang topik-topik dan
pernyataan- pernyataan yang tidak dapat dikaji oleh penelitian lain
b. Penelitian sejarah merupakan satu-satunya penelitian yang dapat mengkaji
bukti-bukti dari masa lampau dalam hubungannya dengan pertanyaan-
pertanyaan yang dikemukakan pada saat ini
c. Penelitian sejarah menggunakan bermacam bukti yang berbeda
dibandingkan metode penelitian lainnya
d. Penelitian sejarah menyediakan suatu alternatife dan mungkin sumber
informasi yang lebih kaya tentang topik-topik nyata yang juga dapat di
kaji melalui metodologi lainnya

2. Kerugian penelitian sejarah


a. Tidak adanya kontrol yang mengendalikan gangguan terhadap validitas
internal
b. Pembahasan dilakukan oleh sampel dokumen dan proses instrumentasi
(analisis dokumen) barang kali begitu ketat
c. Peneliti tidak dapat menjamin keterwakilan sampel ataupun apakah
mereka dapat memeriksa realibilitas dan validitas terhadap penafsiran
yang dibuat dari data yang tersedia

F. Contoh Penelitian Sejarah


1. Judul
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965.
2. Perumusan masalah
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan
penjajah atau kebudayaan asli ?
3. Heuristik (Pengumpulan Data)

10
Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan berbagi
sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya
dengan melacak sumber sejarah komunis di Indonesia dengan meneliti
berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi
sejarah.
4. Verifikasi (kritik)
Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di
Indonesia yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi
kritik ekstern dan kritik intern.
5. Interpretasi (Penafsiran)
Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai fakta
tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya
berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang
semena-mena akibat pemikiran yang sempit.
6. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan berbagai
sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah
komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa
penulisannya, serta harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat
mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
7. Kesimpulan:
Misalnya, tidak benar bahwa komunisme merupakan budaya warisan
penjajah yang menular pada bangsa kita.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang
berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis.
Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi
bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian sejarah di dalam
pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan.
Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara
sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti
untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat
hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat
secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang
diobservasi.

B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata-kata bahasa maupun kalimat, oleh
karena itu kami sangat berharap sekali masukan, kritik maupun saran yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan penyusunan tugas kami selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alian. 2012. Metodologi Sejarah dan Implementasi dalam Penelitian. Jurnal.


Universitas Sriwijaya.
http://pearljka.blogspot.co.id/2016/12/penelitian-sejarah.html
http://usmanellodany.blogspot.co.id/2013/12/penelitian-historis-sejarah.html
http://www.perpusku.com/2016/06/pengertian-penelitian-historis-ciri-contoh.html
https://fadlibae.wordpress.com/2012/01/30/penelitian-sejarah-historical-rsearch/
Susanto. 2006. Dasar-dasar Penelitian Sejarah. Depdiknas: Pusat Pengembangan
Penantaran Guru Ips Dan PMP Malang

13

Anda mungkin juga menyukai