Anda di halaman 1dari 21

MASA

BERBURU
DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
APA ITU MASA BERBURU DAN
MENGUMPULKAN MAKANAN ?
Masa berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering and
hunting period) adalah salah satu ciri-ciri zaman batu tua
(paleolitikum) dimana manusia purba memenuhi kebutuhan akan
pangan dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan makanan
dari alam. Pada masa ini juga telah mengenal sistem kepercayaan
yang sederhana dan alat-alat pemenuh kebutuhan hidup yang
sederhana. Hidup mereka berkelompok dengan anggota yang
tidak banyak, antara 20 sampai 50 orang. Hidup mereka masih
nomaden dan sangat bergantung pada ketersediaan alam.
Perburuan dilakukan oleh kaum laki-laki sedangkan pengumpulan
makanan dilakukan oleh kaum perempuan.
KEADAAN LINGKUNGAN PADA MASA
BERBURU DAN MENGUMPULKAN
MAKANAN
Keadaan lingkungan pada masa itu masih sangat liar,
belum stabil, dan berbahaya. Manusia masih belum
mampu menciptakan alat untuk mempermudah
hidupnya seperti senjata untuk membunuh hewan
buas dan rakit untuk menyeberangi sungai. Bahkan
mereka masih tinggal di goa-goa alam. Manusia
masih sangat bergantung pada ketersediaan alam.
Sehingga jika lingkungan alam di sekitar gua sudah
tidak memungkinkan mereka untuk bertahan hidup,
mereka akan mengembara dan mencari tempat baru.
Mereka biasanya tinggal di dekat sumber air seperti
sungai atau pantai karena disana lebih banyak
terdapat hewan dan tumbuhan yang bisa dimakan.
KEHIDUPAN EKONOMI PADA MASA
BERBURU DAN MENGUMPULKAN
MAKANAN
Pada masa itu belum ada sistemekonomi
yang kompleks. Kegiatan berburu dan
mengumpulkan makanan hanya semata-
mata untuk memenuhi kebutuhan anggota
kelompoknya dan tidak pernah ada transaksi
dengan kelompok lain. Mereka masih sangat
bergantung pada alam dan akan mencari
tempat lain jika tempat tersebut sudah tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pengolahan makanan masih sebatas dibakar
saja. Pada masa itu manusia telah mengenal
api. Untuk makanan yang berasal dari
tumbuhan, mereka memakannya mentah-
mentah. Mereka juga belum mengenal teknik
menanak nasi.
KEHIDUPAN SOSIAL PADA MASA BERBURU
DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
Mereka selalu hidup berkelompok yang anggotanya
berjumlah 20 sampai 50 orang yang terdiri dari satu atau
dua keluarga. Tujuan hidup berkelompok adalah untuk
menghadapi binatang buas dan saling membantu untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Mereka juga sudah
mengenal kerja sama terutama dalam hal berburu. Hasil
buruannya dibagikan kepada seluruh anggota kelompok.
Mereka belum mengenal teknik berkomunikasi lisan.
Mereka hanya menggunakan bahasa tubuh, gambar, atau
bunyi-bunyian untuk menyampaikan sesuatu.
TEKNOLOGI PADA MASA BERBURU DAN
MENGUMPULKAN MAKANAN
Manusia pada masa itu lebih memilih gua
sebagai tempat tinggal karena mereka
belum mampu membangun tempat tinggal.
Mereka sudah mengenal beberapa
peralatan yang sederhana untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Bentuk alat-alat tersebut
masih kasar (belum diasah atau dihaluskan)
dan sederhana. Peralatan tersebut biasanya
berasal dari batu, serpihan, dan tulang
hewan yang memiliki bentuk sesuai dengan
fungsinya. Beberapa alat tersebut
diantaranya kapak perimbas, kapak
penetak, kapak genggam, pahat genggam,
alat serpih, dan peralatan dari tulang.
CONTOH CONTOH TEKNOLOGI PADA
MASA MASA BERBURU DAN
MENGUMPULKAN MAKANAN
1. Kapak Perimbas

Kapak perimbas adalah kapak


yang digunakan dengan cara
digenggam dan tidak memiliki
tangkai. Kapak ini ditemukan di
beberapa tempat di Indonesia
dan beberapa negara lain
sepertiMalaysia, Tiongkok,
Thailand, Vietnam, Pakistan,
Myanmar, dan Filipina.
2. Kapak Penetak
Kapak penetak adalah kapak
yang memiliki bentuk lebih
besar daripada kapak
perimbas dan berfungsi
untuk membelah bambu dan
kayu. Kapak ini ditemukan
hampir di seluruh wilayah
Indonesia.
3. Kapak Genggam
Kapak genggam adalah
kapak yang berukuran
lebih kecil daripada kapak
perimbas dan memiliki
ujung kecil untuk tempat
menggenggam alat
tersebut. Kapak ini juga
ditemukan di hampir
seluruh wilayah Indonesia.
4. Pahat Genggam
Pahat genggam
adalah alat yang
memiliki ukuran lebih
kecil dari kapak
genggam dan
berfungsi untuk
menggali tanah untuk
mencari umbi-umbian.
5. Alat Serpih
Alat serpih adalah peralatan
yang memiliki bentuk yang
sederhana berupa serpihan.
Alat ini memiliki fungsi sesuai
bentuknya seperti pisau dan
alat penusuk. Manusia dapat
menggunakan alat ini untuk
mengupas, memotong, dan
menggali makanan. Alat
serpih memiliki ukuran
sekitar 10 sampai 12 cm dan
banyak ditemukan pada goa-
goa di Sangiran (Surakarta),
Cabbenge (Sulawesi Selatan),
Maumere (Flores), dan Timor.
6. Peralatan dari Tulang
Selain dari batu dan
serpihan, manusia juga
menggunakan tulang hewan
untuk dijadikan alat.
Peralatan yang berasal dari
tulang antara lain pisau,
belati, mata tombak, mata
panah, dll.
KEADAAN MANUSIA INDONESIA PADA
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN
MAKANAN
Terdapat dua ras yang
mendiami Indonesia pada masa
ini yaitu Austromelanesoid dan
Mongoloid. Ras
Austromelanesoid yang berasal
dari Australia (yang dulunya
pernah menyatu dengan Papua)
mendiami kawasan timur
Indonesia. Ras Mongoloid yang
berasal dari Asia (yang pernah
menyatu dengan kawasan
Sumatera, Jawa, dan
SISTEM KEPERCAYAAN PADA MASA
BERBURU DAN MENGUMPULKAN
MAKANAN
Pada masa ini manusia telah mengenal
sistem kepercayaan. Mereka percaya
bahwa ada kehidupan lain setelah
meninggal dan benda-benda besar
(seperti batu besar dan pohon besar)
memiliki kekuatan gaib. Mereka percaya
bahwa ada kekuatan alam yang telah
membantu kehidupan mereka. Pada masa
ini juga telah terdapat ritual penguburan
jenazah dan pemujaan terhadap benda-
benda yang dianggap memiliki kekuatan
gaib. Mereka juga sering menggambar
sesuatu di dinding gua yang bertujuan
MASA BERBURU DAN
MENGUMPULKAN
TINGKAT LANJUT
MAKANAN
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN
MAKANAN TINGKAT LANJUT
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia
sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-
gua alam, utamanya di gua-gua paying, yang setiap saat mudah untuk
ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di
tempat itu.
KEADAAN LINGKUNGAN
Api sudah dikenal sejak sebelumnya, karena sangat bermanfaat untuk
berbagai keperluan hidup, seperti untuk memasak makanan, sebagai
penghangat tubuh, dan untuk menghalau binatang buas pada malam hari.
Terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dengan Asia Tenggara pada
akhir masa glasial keempat, terputus pula jalan hewan yang semula
bergerak leluasa menjadi lebih sempit dan terbatas, dan tenpaksa
menyesuaikan din dengan lingkungan baru. Tumbuh-tumbuhan yang mula-
mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimuri, umbi-umibian dan biji-
bijian, seperti juwawut, padi, dan sebagainya.
KEBERADAAN MANUSIA
Ada dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan Kala Holosin, yaitu
Austromelanesoid dan Mongoloid. Mereka berburu kerbau, rusa, gajah, dan
badak, untuk dimakan.
Di bagian barat dan utara ada sekelompok populasi dengan ciri-ciri terutama
Austromelanesoid dengan hanya sedikit campuran Mongoloid. Sedangkan di
Jawa hidup juga kelompok Austromelanesoid yang lebih sedikit lagi
dipengaruhi oleh unsur-unsur Mongoloid. Lebih ke timur lagi, yaitu di Nusa
Tenggara sekarang, terdapat pula Austromelanesoid.
TEKNOLOGI
Ada tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat pada masa Fos Plestosin, yaitu
tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera
Persebaran alatnya meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara
Timur, Maluku, dan Papua Alat tulang ditemukan di Tonkin Asia Tenggara
sedangkan di Jawa ditemukan di Gua Law Semanding Tuban, di Gua
Petpuruh utara Prajekait dan Sodong Marjan di Besuki. Kapak gengga
Sumatera ditemukan di daerah pesisir Sumater Utara, yaitu di
LhokSeumawe, Binjai, dan Tamiang..
MASYARAKAT
Manusia yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat lanjut, mendiami gua-gua terbuka atap gua-gua payung yang dekat
dengan sumber air atau sungai sebagai sumber makanan, berupa ikan,
kerang, siput, dat sebagainya. Mereka membuat lukisan lukisan di dinding
gua, yang menggambarkan kegiatannya, dan juga kepercayaan masyarakat
pada saat itu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai