Bab Iii PDF
Bab Iii PDF
METODE PENELITIAN
86
87
5 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kota Bandung dan Kabupaten Cianjur untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh
akan dianalisis menggunakan uji statistik agar ditemukan fakta dari masing-
masing variabel yang diteliti serta diketahui pengaruhnya antara variabel bebas
penagihan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak pada 5 Kantor Pelayanan Pajak
berikut:
menggambarkan fakta yang terjadi pada variabel yang diteliti yaitu pemeriksaan
88
(mean).
sebagai berikut:
secara parsial maupun simultan. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji
sedang diteliti. Dalam hal ini sesuai dengan judul skripsi yang penulis kemukakan
maka model penelitian ini dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
89
Pemeriksaan Pajak
(X1)
Pelaksanaan Penagihan
Pajak
(X3)
Keterangan :
Gambar 3.1
Model Penelitian
masing responden yang menjadi sampel dalam penelitian pada saat observasi.
Skala Likert.
Jawaban (Skor)
Pernyataan
Positif (+) Negatif (-)
Selalu 5 1
Sering 4 2
Kadang-kadang 3 3
Hampir Tidak Pernah 2 4
Tidak Pernah 1 5
sebagai berikut:
“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
a. Pemeriksaan Pajak
b. Sanksi Pajak
ketentuan perundang-undangan.
93
penelitian dalam konsep dimensi dan indikator. Disamping itu tujuannya adalah
penelitian ini. Sesuai dengan judul skripsi penelitian ini maka terdapat 4 (empat)
variabel yaitu:
indikator yang berkaitan dengan penelitian dan berdasarkan teori yang relevan
dengan penelitian. Agar lebih mudah untuk melihat mengenai variabel penelitian
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (X1) : Pemeriksaan Pajak
Skala
Operasional Variabel Dimensi Indikator Pengukur No
an
Pemeriksaan Pajak Pedoman
(Variabel X1) Pemeriksaan
Pajak
Tax Audit yang
dilakukan secara 1. Pedoman a. Pendidikan,
professional oleh aparat
Umum pelatihan dan
pajak dalam dalam
kerangka self Pemeriksaan ketarampilan Ordinal
assessment system pemeriksaan pajak
merupakan bentuk
penegakan hukum b. Sikap jujur,
perpajakan. Pemeriksaan tanggungjawab,
pajak merupakan hal Ordinal
sopan, objektif dab
pengawasan pelaksanaan
sistem self assessment profesional 1-6
yang dilakukan oleh
wajib pajak, harus
c. Menggunakan
berpegang teguh pada
undang-undang keahliannya secara
perpajakan cermat secara
cermatdan seksama
Siti Kurnia Rahayu serta memberikan Ordinal
(2013:245) gambaran yang
sesuai dengan
keadaan sebernarnya
tentang Wajib Pajak
2. Pedoman a. Melakukan
Pelaksanaan persiapan yang baik
Pemeriksaan sesuai dengan tujuan
Ordinal
pemeriksaan
sebelum melakukan
pemeriksaan
95
b. Melakukan
pencocokan data, 7-9
pengamatan dan
Ordinal
tanya jawab untuk
menentukan luas
pemeriksaan
c. Memberikan
pendapat dan
kesimpulan Ordinal
berdasarkan pada
temuan yang kuat
3. Pedoman a. Laporan
Pelaporan Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan disusun secara
ringkas dan jelas,
Ordinal
memuat ruang
lingkup sesuai
Sumber:Siti dengan tujuan
Kurnia Rahayu pemeriksaan
(2013:255) b. Laporan
Pemeriksaan Pajak
dalam
pengkungkapan 10-
penyimpanan SPT Ordinal 14
disusun dengan
memperhatikan
Kerta Kerja
Pemeriksa
c. Laporan Pemeriksa
Pajak didukung oleh
daftar yang lengkap
Ordinal
dan rinci sesuai
dengan tujuan
pemeriksaan
96
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (X2):Sanksi Pajak
Skala
Operasional Variabel Dimensi Indikator pengukur No
an
Sanksi Pajak Jenis-jenis
(Variabel X2) Sanksi Pajak
Sanksi perpajakan
merupakan jaminan 1. Sanksi a. Sanksi Bunga Ordinal
bahwa peraturan
perundang-undang Administrasi 15-
b. Sanksi Denda Ordinal 17
perpajakan (norma
perpajakan) akan
dituruti/ditaati/dipatuhi. c. Kenaikan Ordinal
Atau bisa dengan kata
lain sanksi perpajakan 2. Sanksi
merupakan alat a. Denda Pidana Ordinal
Pidana
pencengah (preventif)
agar wajib pajak tidak b. Pidana Penjara Ordinal
melanggar norma 18-
Sumber : 22
perpajakan.
Mardiasmo
Mardiasmo (2016:62) c. Pidana Kurungan Ordinal
(2016:63)
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (X3):Pelaksanaan Penagihan Pajak
Skala
Operasional Variabel Dimensi Indikator pengukur No
an
Pelaksanaan Penagihan Tindakan
Pajak (Variabel X3) Penagihan Pajak
97
Tabel 3.5
Operasionalisasi Variabel
Variabel Independen (Y): Kepatuhan Wajib Pajak
Skala
Dimensi Indikator Pengukur No
Operasional Variabel
an
Kepatuhan Wajib Jenis-jenis
Pajak Kepatuhan
(Variabel Y)
e. Menaati
Ordinal
pemeriksaan pajak
f. Melakukan
pemotongan atau Ordinal
pemungutan pajak
b. Membayar pajak
dengan jujur dan Ordinal
benar 44-
49
Sumber: Erly
Suandy (2011: c. Melaporkan
berikut :
Table 3.6
Table Jumlah Populasi
Pratama Cianjur 20
Pratama Bandung Bojonagara 23
Pratama Bandung Tegallega 26
Pratama Bandung Cicadas 21
Pratama Bandung Karees 26
Jumlah 116
3.3.2. Sampel
sebagai berikut :
merupakan suatu langkah untuk mengetahui besarnya sampel yang akan diambil
biasanya diukur secara statistika ataupun estimasi penelitian. Selain itu juga
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 𝑒²
Keterangan:
n : Sampel
N : Populasi
nilai kritis 10% sehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:
116
𝑛=
1 + 116 (10%)²
𝑛 = 53,7
sampel pada lima Kantor Pelayanan Pajak tersebut dapat digunakan perhitungan
sebagai berikut:
Jumlah Populasi
Ukuran Sampel = x Sampel
Populasi
102
Table 3.7
Pembagian sampel
Pembagian
Popu
KPP Perhitungan Sampel
lasi
(Dibulatkan)
20
KPP Pratama Cianjur 20 𝑥 54 = 9,31 9
116
23
KPP Pratama Bandung Bojonagara 23 𝑥 54 = 10,7 11
116
26
KPP Pratama Bandung Tegallega 26 𝑥 54 = 12,1 12
116
21
KPP Pratama Bandung Cicadas 21 𝑥 54 = 9,7 10
116
26
KPP Pratama Bandung Karees 26 𝑥 54 = 12,1 12
116
Total Sampel 54
sebagai berikut :
sebagai berikut:
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2017 : 82).
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer.
berikut:
seksi pemeriksaan, dan seksi penagihan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak se-
Kota Bandung
memperoleh data primer yang secara langsung melibatkan pihak responden dan
a. Observasi
survey terhadap tempat dalam hal penelitian ini yaitu pada 5 Kantor
b. Kuesioner
ini. Kuesioner ini akan dibagikan kepada responden yang secara logis
berbagai teori dan konsep dasar yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Teori dan konsep dasar tersebut penulis peroleh dengan cara
menelaah berbagai macam sumber seperti buku, jurnal, dan bahan bacaan
yang relevan.
Tenik pengumpulan data yang berasal dari situs-situs atau website yang
penelitian.
penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh.
berikut:
penelitian.
106
berbeda.
Tabel 3.8
Tabel Scoring Untuk Jawaban Kuesioner
Pernyataan Skor
Selalu 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Tidak Pernah 1
Untuk menilai variabel X1, X2, X3 dan Y, maka analisis yang digunakan
sebagai berikut:
Rumus rata-rata (mean) yang dikutip oleh Sugiyono (2015 : 280) adalah
sebagai berikut:
∑ xi
Me =
n
Keterangan :
Me = Mean (Rata-rata)
xi = Nilai x ke i sampai ke n
n = Jumlah Individu
dan nilai tertinggi dari hasil kuesioner. Nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut
terendah (1) dan skor tertinggi (5) dengan menggunakan skala likert. Teknik skala
rentang data dihitung dengan cara nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah
a) Pemeriksaan Pajak
∑x
Me =
n
penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner.
Penulis mengambil skor tertinggi adalah 70 (5x14) dan skor terendah adalah
14 (1x14) dan panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah 11,2((70-
14)/5).
Tabel 3.9
Pedoman Kategori Pemeriksaan Pajak
b) Sanksi Pajak
∑x
Me =
n
penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner.
Penulis mengambil skor tertinggi adalah 40 (5x8) dan skor terendah adalah 8
(185) dan panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah 6,4 ((40-8)/5).
Tabel 3.10
Pedoman Kategori Sanksi Pajak
rumusnya adalah :
∑x
Me =
n
penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner.
Penulis mengambil skor tertinggi adalah 70 (5x14) dan skor terendah adalah
14 (1x14) dan panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah 11,2 ((70-
14)/5).
Tabel 3.11
Pedoman Kategori Pelaksanaan Penagihan Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak. Untuk variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) rumusnya
adalah:
∑y
Me =
n
penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner.
Penulis mengambil skor tertinggi adalah 65 (5x13) dan skor terendah adalah
13 (1x13) dan panjang kelas interval untuk setiap kategori adalah 10,4 ((65-
13)/5).
Tabel 3.12
Pedoman Kepatuhan Wajib Pajak
sudah valid dan reliable (reliable), yang artinya alat ukur untuk mendapatkan data
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
alat ukur atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Alat yang
Pearson Product Moment, menurut Sugiyono (2010 : 276) dengan rumus sebagai
berikut :
n XY X . Y
rxy
n X X nY Y
2 2 2 2
113
Keterangan :
X 2
= Jumlah pangkat dari nilai variavel x
Y 2
= Jumlah pangkat dari nilai variabel y
n = Banyaknya sampel
item dengan total item-item tersebut. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat,
maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
Sugiyono (2010 : 179) yang harus dipenuhi yaitu harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana
reliable (reliable) jika koefisien variabelnya lebih dari 0,6 yang dirumuskan
sebagai berikut:
k i
2
1
k 1 x2
Keterangan :
i
2
= Jumlah seluruh variansi setiap soal atau pernyataan
menjadi skala interval berurutan. Menurut Sambas Ali Muhidin (2011 : 28)
langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data
tersedia.
115
tersebut.
jawaban responden.
6. Melakukan transformasi nilai skala dari nilai skala ordinal ke nilai skala
Y = Svi + [Svmin]
Mengubah Scala Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (=1) dan
Ada empat uji asumsi klasik yang harus dilakukan, diantaranya uji
Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana yang harus dipenuhi
terlebih dahulu.
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
Analisis Grafik
khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal
membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploating data residual akan
Analisis Statistik
Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji
sebaliknya jika probabilitas Z statistik > 0,05 maka nilai residual dalam
di antara sesama variabel independen ini sama dengan satu, maka konsekuensinya
adalah :
118
standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada
Factors (VIF).
1
𝑉𝐼𝐹 =
1 − 𝑅𝑖²
salah satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF di atas
atau lebih besar dari 10 maka diantara veriabel independen terdapat gejala
multikolinieritas.
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Imam Ghozali, 2013:139). Deteksi ada
pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
meregres residual yang dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Kriteria
uji white adalah : P rob Obs*R square>0,05, maka tidak ada heteroskedastisitas.
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
hipotesis.
120
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan
dengan ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas yang perlu diuji kebenarannya
kedua variabel yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini
dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha),
pemilihan tes statistik, perhitungan nilai statistik dan penetapan tingkat signifikan.
digunakan untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk meramal nilai
dengan dua atau lebih variabel independen baik secara simultan maupun parsial.
sebagai berikut :
Keterangan :
bo = Bilangan Konstanta
X1 = Pemeriksaan Pajak
X2 = Sanksi Pajak
6 d i 2
i=1
rs = 1 - ----------
n(n2—1
Keterangan :
(X1-Y1)
Tabel 3.13
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi
besar pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial,
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
β = Koefisien βeta
Kd = R2 x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual dimana uji ini
Ho : r = 0 atau Ha : r ≠ 0
Keterangan :
berikut:
𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
rxy =
√(𝑛∑𝑋 2−(∑𝑋)2)(𝑛∑𝑌 2 −(∑𝑌)2)
Keterangan:
n = Banyaknya sampel
126
aplikasi software IBM SPSS Statistic 20.0 agar pegukuran data yang
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟²
Keterangan :
r = Korelasi
n = Banyaknya sampel
dengan t tabel
sebagai berikut :
(berpengaruh)
127
(tidak berpengaruh)
pada pengujian simultan adalah Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of
R2/k
𝐹ℎ =
(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan :
berikut :
Kriteria Uji :
berpengaruh)
128
berikut :
Pajak Badan.
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
jawaban dibatasi atau sudah ditentukan oleh penulis, jumlah kuesioner ditentukan
Wajib Pajak.