Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN – VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -

051

Available online at :

Jurnal Kesehatan
| ISSN (Print) 2085-7098 | ISSN (Online) 2657-1366 |

Artikel Penelitian

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP KINERJA


PERAWAT PELAKSANA
Rezi Prima 1
1
Fakultas Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Indonesia

ARTICLE INFORMATION A B S T R A CT
Received: January, 24, 2020
Revised: February, 02, 2020 Kinerja merupakan ujung tombak penentu keberhasilan sebuah badan usaha, khususnya
rumah sakit, banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja di rumah sakit diantaranya yaitu
Available online: March, 01, 2020
supervisi kepala ruang dan motivasi perawat pelaksananya, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan dari masing-masing variabel independen dengan variabel
dependen.Variabel independen pada penelitian ini adalah supervisi dan motivasi, variabel
KEYWORDS independen nya yaitu kinerja perawat pelaksana, penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah
ada pengaruh antara supervisi kepala ruang terhadap kinerja perawat pelaksana diruang rawat
inap. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan
Supervisi, Perawat, Kinerja
cross sectional, Pada penelitian ini yang menjadi sample adalah keseluruhan perawat
pelaksana yang berada diruang rawat inap yaitu 53 orang, Hasil penelitian didapatkan lebih
CORRESPONDENCE dari separuh perawat pelaksana menyatakan bahwa supervisi Kepala Ruangan terhadap
perawat pelaksana berada dalam kategori baik. Analisa bivariat menyatakan ada hubungan
E-mail: rezi.prima@yahoo.com bermakna antara variabel supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dengan P Value yaitu
(p=0,016), dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara supervisi kepala rung terhadap kinerja perawat pelaksana, hal yang harus
dipahami adalah supervisi yang baik dari kepala ruang akan berdampak pula terhadap kinerja
dari perawat pelaksannya, Untuk itu perlu sekali hendaknya usaha dari rumah sakit untuk
meninmgkatkan kinerja para perawatnya, diantaranya dengan memperbaiki kinerja serta
motivasi dari perawat tersebut, dengan adanya pelatihan supervisi seperti pelatihan dan
pembuatan kebijakan pengembangan komunikasi antara kepala ruang dengan perawat
pelaksana, pengembangan jenjang karir dan peningkatan sistem reward dan punisment yang
jelas.

Performance is the spearhead determining the success of a business entity, especially


hospitals, many things that can affect the performance in hospitals such as headroom
supervision, this study aims to determine the relationship of each independent variable with
the dependent variable. Independent variable in this research is supervision, independent
variable that is performance of nurse executor, this research This study aims to see whether
there is an influence between the supervision of the head of the room on the performance of
implementing nurses in the inpatient room. This research used correlation description
research design with cross sectional approach. In this research, the sample is the total of
nurses, which is 53 people. The result of this research is more than half of the nurses who
stated that the head room supervision of the nurse Implementers are in good category. The
bivariate analysis stated that there is a significant correlation between supervision variable
and the performance of nurse implementer with P Value that is (p = 0,016). From these
results it can be concluded that there is a significant relationship between the supervision of
the head of the rung on the performance of the nurses, what must be understood is that good
supervision of the head of the room will also have an impact on the performance of the
implementing nurse, Therefore it is necessary that the efforts of the hospital to improve the
performance of the nurses, such as by improving the performance with the supervision
training such as training and policy development of communication between the head of the
room with nurses, career development and improvement of reward system And clear
punishment.

PENDAHULUAN tentu dibutuhkan satu kesatuan kerja yg baik dari seluruh


Perawat merupakan salah satu pilar utama dalam
tenaga kesehatan, perawat juga merupakan personel
peningkatan profesionalitas di rumah sakit, dikatan
terbanyak yang berada di sebuah instansi kesehatan yang
professional apabila rumah sakit dapat bersinergi dalam
bekerja secara holistik untuk kesembuhan pasien yang
melaksanakan tujuan mulia dalam pengobatan, perawatan
memandang pasien sebagai makhluk yang memiliki respon
dan penyembuhan pasiennya, bersinerginya hal tersebut
terhadap keadaan apapun terhadap peruhbahan ditubuhnya.

http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i1.492 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved


PRIMA, R, ET AL / JURNAL KESEHATAN - VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -

[1]. perawat dipandang memiliki tugas dan fungsi yang ditemukan mulai dari memperkaya kompetensi dan juga
sangat komplek mulai dari fungsi independent, fungsi melaksanakan simulasi perbaikan sikap dan etika.
dependent dan fungsi interdependent, fungsi tersebut tentu Secara teoritis yang dikemukakan oleh para pakar
harus dilaksanakan dengan sungguh sungguh untuk juga menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang
mencapai tujuan mulia dan membangun citra perawat yang berhubungan dengan kinerja. Diantaranya adalah menurut
ideal yang identik disandingkan dengan keprofesionalan [4] bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ada
kerja perawat, [2] tiga kelompok variable yaitu variable individu, variable
Keprofesionalan perawat harus ditunjang pula organisasi dan variable psikologi. Dari ketiga factor
dengan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan tersebut memang akan dijabarkan pada beberapa turunan
fungsi dalam pelaksanaan asuhan terhadap pasien. Kinerja tindakannya contohnya pada hal organisasi yang dilihat
merupakan suatu keadaan yang dapat terukur dari seseorang didalamnya adalah fungsi supervisinya (Masrisaragih 2013)
dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari pekerjaan yang hal ini sejalan dengan [6] yang juga mengatakan bahwa
mereka emban sesuai profesi masing-masing sehingga supervise adalah bagian dari fungsi organisasi yang untuk
mencapai hasil terukur baik barang ataupun jasa. Kinerja hal psikologi dapat dilihat dari motivasi dan apabila ini
perawat dapat diukur dari jasa yang diberikan, artinya diterapkan dengan baik di laksanakan fungsinya dan
sejauh mana perawat tersebut bertanggung jawab terhadap diperbaiki oleh instansi maka akan bersinergi dengan baik
pasiennya dengan memperkaya diri baik kompetensi pribadi untuk mencapai kinerja yang ideal.
yang ditandai dengan pendidikan dan pelatihan ataupun dari Perawat merupakan ujung tombak keberhasilan
sikap terhadap pasien yang ditandai dengan asuhan dan sebuah pelayanan karna merupakan personel dengan jumlah
komunikasi. [3] terbesar disebuah rumah sakit, jika kinerja perawat rendah
Berdasarkan hasil pengambilan data awal pada saat maka tentu akan sangant berpengaruh terhadap keberhasilan
studi pendahuluan terkait dengan bagaimana kinerja yang sebuah rumah sakit, dari pemaparan diatas hal inilah yang
telah dijalani, terdapat keanekaragaman fakta yang berhasil melatarnelakangi ketertarikan peneliti untuk melihat apakah
diungkapkan, berdasarkan data penilain dari kepala bidang ada hubungan supervisi kepala ruang terhadap kinerja
rata-rata perawat pelaksana memiliki kinerja yang perawat pelaksana di ruang rawat inap
mencengangkan dimana perawat yang memiliki kinerja
baik hanya (19 %), kinerja yang kurang ada (13 %), kinerja METODE PENELITIAN
cukup ada (64,2%) kinerja yang sangat baik hanya (3,57%),
Penilitian ini dilakukan diruang rawat inap dan
(laporan Bidang keperawatan) Berdasarkan wawancara
dilaksanakan pada tanggal 11 Juni - 30 Juni, penelitian
singkat dengan perawat pelaksana perawat mengatakan
deskriptif ini pendekatannya cross sectional, data akan
menjadi perawat bukan pilihan utama, sehingga keluhan
dikumpulkan secara bersamaan sehingga dapat terlihat
begitu banyak muncul, mulai dari jenuh, merasa gaji tidak
apakah ada korelasi atau tidak, Sampel dalam penelitian ini
memenuhi kebutuhan hidup, kelelahan karna pekerjaan
adalah perawat pelaksana instalasi rawat inap. Populasi
dirasa begitu berat, perawat juga mengatakan bahwa akan
jumlah perawat di ruang rawat inap terdapat 53 perawat,
bekerja sesuai standart apabila kepala ruangan menjalankan
Jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan total
fungsi supervisi.
sampling atau keseluruhan populasi dijadikan sample, alat
Berdasarkan laporan tersebut terlihat rendahnya
atau instrument yang digunakan adalah kuisioner, setelah
kinerja perawat. Kepala bidang keperawatan sangat
kuisioner dibagikan selama lebih kurang tiga minggu.
menyadari hal tersebut dan telah melaksanakan pengukuran
Data diolah terlebih dahulu sebelum dilakukan
untuk mengidentifikasi adanya permasalan dan berupaya
analisis. Tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan data
melakukan solusi untuk setiap permasalahan yang
diantara Editing, yaitu upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data dan memeriksa semua data. Coding
47 http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i1.492 Prima R, Et Al
PRIMA R, ET AL / JURNAL KESEHATAN - VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -

merupakan kegiatan memberikan kode numerik angka kompetensi, menerima tanggung jawab dalam praktiknya
Scoring, Setiap subvariabel diberikan skor sesuai dengan dan meningkatkan perlindungan terhadap pasien dan
kategori data. Cleaning merupakan kegiatan pengecekan pelayanan keperawatan yang aman dalam situasi yang
kembali data yang sudah dimasukan ke dalam komputer kompleks.[9]
data dengan nilai missing pada hasil. [7] Supervisi bertujuan mengusahakan lingkungan dan
Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yang saling kondisi kerja secara seoptimal mungkin termasuk suasana
dihubungkan yang pertama yaitu, variable supervisi, yang kerja diantara staf, dan menfasilitasi penyediaan alat-alat
dikatatakan supervise yaitu memberikan bantuan dan yang dibutuhkan baik kuantitas maupun kualitas sehingga
pengajaran dengan menggunakan fungsi memimpin, memudahkan untuk melaksanakan tugas.Lingkungan kerja
mengkoordinir dan mengarahkan perawat pelaksana dalam harus diupayakan agar staf merasa bebas untuk melakukan
melakanakan tugas dan fungsinya (keliat, 2013), dimana yang terbaik yang dapat dilakukan staf. [10]
dalam penenlitian cara ukur yang digunakan dengan Supervisi kepala ruang telah dilaksanakan cukup
kuisioner 26 butir ,hasil ukur yaitu tidak baik jika skor kecil baik, diantaranya yaitu menurut hampir seluruh perawat
dari mean, baik jika mesar sama dengan mean dan sakala pelaksana kepala ruang melakukan pengarahan, materi,
yang digunakan ordinal. (nursalam,2014) kontrolpelaksanaan askep, pemeriksaan kelengkapan
Kedua, Variable kinerja, yang dikatakan kinerja dokumentasi perawat, pembagian tugas perawat untuk
yaitu hasil yang dapat diukur dari kegiatan kerja yang telah pendokumentasian dan evaluasi, serta kerjasama dan
dilakukan, variabel ini akan diukur dengan 38 petanyaan kekuasaan dalam mengkoordinir dan mengevaluasi
yang diacak antara pertanyaan positif dan negative, dengan kegiatan perawat sudah cukup baik namun pada item
hasil ukur tidak baik jika kecil ari mean dan baik jika besar kuisioner mengenai komunikasi dengan perawat pelaksana
sama denga mean, skala ukur yaitu ordinal (nursalam, dalam pembuatan askep dan penyusunan materi supervisi
2014). kurang dari separoh perawat menyatakan hal tersebut masih
cukup rendah dan bahkan hampir keseluruhan perawat
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksana menyatakan kepala ruang tidak melakukan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Supervisi Kepala Ruang Di komunikasi dengan perawat pelaksana berkenaan dengan
Ruang Rawat Inap (n=53)
pencapaian tugas mereka [11]
No Supervisi f %
1 Baik 23 43,4 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat
2 Tidak Baik 30 56,6 Pelaksana di Ruang Rawat Inap (n=53)
Total 53 100 No Kinerja f %
1 Baik 25 47,2
Berdasarkan diatas didapatkan bahwa secara umum 2 Tidak baik 28 52,8
Total 53 100
lebih dari separoh supervisi kapala ruang terhadap perawat
pelaksana pada kategori baik yaitu 56,6% dan kurang dari Tabel 2 menggambarkan bahwa kurang dari separuh
separohnya 43,4% perawat menyatakan supervisi kapala perawat pelaksana yang memiliki kinerja yang baik yaitu
ruang pada kategori tidak baik di ruang rawat inap. (47,2%) dan lebih dari separohnya (52,8%) perawat
Supervisi adalah memberikan bantuan memiliki kinerja tidak baik di ruang rawat inap.
bimbingan/pengajaran, dukungan pada seseorang untuk Walaupun kinerja perawat kurang dari separuh tidak
menyelesaikan pekerjaannya sesuai kebijakan dan prosedur, baik, namun dari analisa kuisioner terlihat bahwa beberapa
mengembangkan keterampilan baru, pemahaman yang lebih item pernyataan pada analisa kuisioner sudah menyatakan
luas tentang pekerjaannya sehingga dapat melakukannya perawat pelaksana sudah melaksanakan kinerja dengan baik
lebih baik. [8]. Supervisi merupakan proses formal dari diantaranya seluruh perawat menyatakan 100 % atau
belajar dan dukungan profesional yang memungkinkan keseluruhan mereka telah melaksanakan askep secara
perawat praktisi untuk mengembangkan pengetahuan, dan optimal sesuai dengan SOP dan SAK dan hasil riset terbaru,
Prima R, Et Al http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i1.492 48
PRIMA, R, ET AL / JURNAL KESEHATAN - VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -

mereka juga keseluruhan menyatakan kompak dengan Hasil analisis dari tabel 3 menunjukkan hubungan
rekan dalam pemberian askep dan pelaporan perkembangan antara supervisi kepala ruang dengan kinerja perawat
pasien kepada dokter namun analisakuisioner yang tidak diperoleh bahwa kinerja perawat yang baik lebih banyak
baik berada pada item kuisioner yaitu keseluruhan perawat pada superivisikapala ruangyang baik pula yaitu sekitar
menyatakan mereka tidak terbuka dalam menjalankan tugas 63,3%, sedangkan pada supervisi yang tidak baik hanya
jika terjadi kesalahan tidak memberitahukan pada atasan 26,1% perawat yang memiliki kinerja baik. p value = 0,016
dan masih tidak percaya diri dalam menjalankan tugas.[12] disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
Kinerja perawat adalah hasil yang telah dicapai oleh supervisi kepala ruang dengan kinerja perawat di ruang
perawat dalam melaksanakan asuhan kepada pasien setiap rawat inap.
hari dan melaksanakan tupoksi nya, sama halnya dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
profesi lain hasil yang dilihat juga memiliki standartnya dilakukan oleh penelitian [16] di Ruang rawat inap rumah
masing-masing , Perawat dikatakan berprestasi atau sakit hasanudin 2013 ada hubungan yang signifikan
berkinerja baik jika ia mampu memberikan (p=0,002) antara supervisi dengan kinerja, sejalan juga
pelayanan/asuhan keperawatan secara komprehensif, dengan penelitian [17] pada penelitian leli siswana juga
dengan jumlah yang cukup banyak sehingga disebut dengan mendapatkan hubungan yang siknifikan antara supervisi
pilar penentu mutu rumah sakit. kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana, tidak jauh
[13] berbeda dengan dua penelitian tersebut penelitian siti
Kinerja perawat yang baik memberikan gambaran khadijah yang berjudul hubungan peran kepala ruangan
sebagai salah satu ujung tombak kemajuan rumah sakit sebagai supervisor terhadap kinerja perawat dalam
tersebut. Menurut [14] bahwa kinerja merupakan ujung pelaksanaan asuhanan keperawatan yang mana didapatkan
tombak dari kemajuan sebuah perusaan atau badan usaha, (P=0,001) hal ini menandakan bahwa jika supervisi
perawat sebagai personil dengan jumlah yang besar dan dilaksanakan oleh kepala ruangan dengan baik, maka akan
bekerja langsung kepada pasien menjadi unsur terpenting mendorong perkembangan profesional secara terus menerus
dalam dalam pelaksanaannya terhadap kemajuan rumah dan menjamin standart asuhan yang ujung tombaknya
sakit, jika kinerja sebuah rumah sakit turun maka hal ini adalah untuk membentuk kinerja yang baik, sehingga dapat
akan dengan signifikan menurunkan mutu rmenurunkan memperbaiki indikator mutu.
kualitas sebuah rumah sakit. Banyak hal yang dapat Terbukti pada penelitian bahwa supervisi kepala
ditandai dari rendahnya kinerja perawat, mulai dari ruang mempengaruhi terhadap kinerja perawat pelaksana.
kebiasaan tidak mampu mengambil keputusan, tidak Hal ini dapat disebabkan karena dengan adanya supervisi
mengetahui batasan otonomi, tidak memiliki pengetahuan dapat meningkatkan fungsi kontrol terhadap perawat
dan kurangnya ketelatenan, jika hal ini terjadi terus pelaksana sehingga akan mempengaruhi kinerja perawat
menerus maka akan memperlambat intervensi keperawatan pelaksana. Sesuai dengan pendapat [18] hal ini juga sejalan
dan menurunkan indikator mutu rumah sakit dalam hal dengan [19]bahwa proses supervisi sangat penting untuk
keperawatan, sehingga menurunkan kepercayaan mencapai hasil perawatan pasien. Supervisi yang baik
masyarakat terhadap sebuah rumah sakit [15] membangun hubungan yang kuat, meningkatkan motivasi,
Tabel 3 Hubungan Supervisi Kepala ruang Dengan Kinerja dan meningkatkan komitmen staf terhadap mutu. Jika
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap (n=53)
dalam supervisi hubungan tidak adekuat dapat
meningkatkan
Supervisi Kinerja kebencian, kurangnya motivasi dan chaos.
P-
Total
Kepala Tidak baik Baik val OR
ruang ue Berdasarkan hal ini maka menurut analisa peneliti
n % n % n %
Tidak 17 73,9 6 26,1 23 100 0,0 4,89 terhadap penelitian ini adalah terbukti bahwa supervisi
Baik 16 4
Baik 11 36,7 19 63,3 30 100 kepala ruang mempengaruhi terhadap kinerja perawat
Jumlah 28 52,8 25 47,2 53 100
pelaksana di ruang rawat inap RSI Siti Rahmah Padang.

49 http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i1.492 Prima R, Et Al
PRIMA R, ET AL / JURNAL KESEHATAN - VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -

Dimana jika supervisi dilaksanakan dengan baik maka terhadap kinerja perawat pelaksana dapat terlakasana
kinerja perawat pelaksana akan baik. Sebaliknya jika dengan baik.
supervisi kurang dilaksanakan dengan baik maka akan ada
kecenderungan kinerja perawat akan kurang baik. Dengan DAFTAR PUSTAKA
demikian agar kinerja perawat meningkat maka perlu
[1] M A. s. Dr. Budi anna keliat, s.kp and M. ke.
adanya dilakukan supervisi oleh kepala ruang dengan baik
Akemat, S.kp, “model praktik keperawatan
dengan memperhatikan konten dari supervisi dan teknik
profesional jiwa.” p. 60, 2013.
pelaksanaan terutama bagian komunikasi dengan perawat
[2] Y. Ilyas, “PERENCANAAN SDM RUMAH
pelaksana serta persiapan materi apa yang akan
SAKIT.” p. 200, 2013.
disampaikan oleh kepala ruang tersebut. [20]
[3] Marlinaandriani, “AbstrakBerdasarkan survey pada

SIMPULAN tanggal 20 maret 2016 di ruangan rawat inap


interne, bedah, dan anak di RSI Ibnu Sina
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan Bukittinggi terhadap 10 pendokumentasian
antara supervisi kepala ruang terhadap kinerja perawat pemeriksaan fisik hanya diisi 3 dokumentasi,
pelaksana di ruang inap RSI Siti Rahmah Padang, maka diagnosa yang dituliskan sejak pasien masuk
dapat disimpulkan bahwa gambaran supervisi kepala ruang sampai p,” vol. 4, no. 2, pp. 18– 24, 2017.
terhadap perawat pelaksana di RSI Siti Rahmah Padang [4] Mulyaningsih, “Peningkatan Kinerja Perawat dalam
lebih banyak pada kategori baik, gambaran kinerja perawat Penerapan MPKP Dengan Supervisi oleh Kepala
pelaksana di RSI Siti Rahmah Padang lebih banyak pada Ruang di RSJD Surakarta,” Gaster | J. Ilmu
kategori tidak baik. karakteristik perawat pelaksana, Kesehat., vol. 10, no. 1, pp. 57–70, 2013.
sebagian besar berusia kurang dari 30 tahun, lama kerja [5] masrisaragih, “Model-model Supervisi
perawat pelaksana lebih banyak kurang dari 5 tahun, Keperawatan Klinik..,” J. Mutiara Ners, vol. 1, no.
sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan dan 1, pp. 65–72, 2013.
sebagian besar perawat memiliki tingkat pendidikan D3
[6] S. Raodhah, “HUBUNGAN PERAN KEPALA
Keperawatan, Terdapat hubungan yang bermakna antara
RUANGAN DENGAN KINERJA KABUPATEN
supervisi kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di
GOWA,” vol. 9, pp. 94–102, 2017.
RSI Siti Rahmah Padang (P value=0,016)
[7] Nursalam, “Manajemen Keperawatan Aplikasi
Hasil simpulan diatas dapat mengarahkan kita Keperawatan Profesional Edisi 4,” p. 342, 2014.
untuk menarik simpulan bahwa, instansi diharapkan dapat [8] L. F. Ridwan, “PENGARUH MOTIVASI
mebuat kebijakan untuk memaksimalkan tuposi kepala INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK
ruang, peningkatan kualitas perawat melalui pelatihan TERHADAP KINERJA PERAWAT SUATU
pelatihan, dan pelaksanaan sanksi apabila masih KAJIAN LITERATUR,” vol. 1, no. 38, pp. 1–9,
melaksanakan pelanggaran dan jika terjadi penurunan 2013.
kinerja saat pengukuran. [9] I. WAHYUDI, “HUBUNGAN PERSEPSI
PERAWAT TENTANG PROFESI
UCAPAN TERIMAKASIH
KEPERAWATAN, KEMAMPUAN, DAN
Terimakasih peneliti ucapkan kepada ibu MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
pembimbing yang telah luar biasa mencurahkan segenap PERAWAT PELAKSANA DI RSUD dr. SLAMET
ilmu dan waktu untuk terselesainya penelitian ini, kepada GARUT,” J. Kesehat., vol. 1, no. 2, pp. 1–160,
Prof.Dr.dr. Rizanda,M.Kes dan Ibu Fitra Yeni,MA, 2013.
seterusnya kepada semua pihak yang terlibat dan [10] Suprajitno, “Indeks remunerasi tenaga
melancarkan sehingga penelitian Hubungann Supervisi keperawatan,” keperawatan, vol. 1, no. 77, pp. 1–
18, 2013.
Prima R, Et Al http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i1.492 50
PRIMA, R, ET AL / JURNAL KESEHATAN - VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -

[11] abdullah mohammad Al-homayan, faridahwati semarang,” keperawatan, vol. 40, no. 2, pp. 1–11,
mohd Shamsudin, C. Subramanian, and R. Islam, 2015.
“Impacts of Job Performance Level on Nurses in [17] P. Passya1, I. Rizany2, and H. Setiawan,
Public Sector Hospitals,” vol. 10, no. 9, pp. 1115– “Hubungan Peran Kepala Ruangan dan Supervisor
1123, 2013. Keperawatan dengan Motivasi Perawat dalam
[12] H. Nurmayunita, “Pengaruh kemampuan dan Melakukan Dokumentasi Keperawatan,”
motivasi kerja terhadap kinerja perawat,” keperawatan, vol. 1, no. November, pp. 99–108,
keperawatan, vol. 3, pp. 18–23, 2015. 2013.
[13] M. H. Mulyono1, A. Hamzah1, and A. Z. Abdullah2, [18] D. Nurhanifah and M. R. Firdaus, “Hubungan
“Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Kinerja antara Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang terhadap
Perawat di Rumah Sakit TIngkat III 16.06.01 Pemeriksan TTV di Ruang IGD Rumah Sakit,” vol.
Ambon,” Junal AKK, vol. 2, no. 1, pp. 18–26, 2013. 1, no. 2, pp. 59–63, 2013.
[14] Supriyadi, “Faktor-Faktor yang Berhubungan [19] Asmawati1, Y. Ananda2, and Alkafi3, “DI
dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Islam RUANG RAWAT INAP RSU AISYIYAH
PDHI Yogyakarta,” Heal. Sci. Pharm. J., PADANG TAHUN 2013,” vol. 2, pp. 108–112,
[15] H. Sitorus1, T. Kurniati2, and A. A. Hidayat3, 2013.
“Pengaruh Model Supervisi Klinik Terhadap [20] Kuswantoruscaputra and Irwansubjektif,
Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Di “METODE PENUGASAN TIM TERHADAP
Instalasi Rawat Inap 2 RS TNI Jakarta Tahun2017,” KINERJA KETUA TIM Influence of Head
keperawatan, vol. 1, no. 1, p. 10, 2013. Managerial Function Implementation In The
[16] S. Pebriani, I. Noer’aini, and Supriyadi, “Pengaruh Teamwork Assigment Method The Chief of Team
pelaksanaan supervisi kepala ruang terhadap kinerja Productivity In Saiful Anwar Hospital Malang
perawat di ruang rawat inap rsud tugurejo Peningkatan profesionalisme perawat melalui
penerapan prak,” J. Kesehat., vol. 1, no. 2, pp. 110–
117, 2013.
PRIMA, R, ET AL / JURNAL KESEHATAN - VOLUME 11 NOMOR 01 (2020) 046 -
51 http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i1.492 Prima R, Et Al

Anda mungkin juga menyukai