Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSPERIMEN FISIKA

“TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR”

Nama :

Endah Juniarti (A1E010005)

Erwina Susanti (A1E010016)

Mentari Darma Putri (A1E010030)

Faruq Haroki (A1E010025)

Dosen Pembimbing : M. Sutarno, M.Pd

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LABORATORIUM PENGAJARAN FISIKA

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi


fenomena-fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan
permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan
dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran,
laba-laba air yang berada di atas permukaan air, gelembung-gelembung sabun,
pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang
terapung, dan naiknya air pada pipa kapile. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat
cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat
cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis).
Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi
oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke
semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.
Oleh karena itu dilakukan percobaan penentuan koefisien tegangan
permukaan zat cair agar dapat mengetahui nilai tegangan permukaan pada
aquades dan alkohol.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah cara menentukan koefisien tegangan permukaan zat cair?

1.3 Tujuan
Menentukan koefisien tegangan permukaan zat cair (y)

1.4 Hipotesis
Besarnya tegangan permuakaan zat cair dipengaruhi oleh: massa, volume,
luas penampang pipa kapiler dan kenaikan zat cair. Semakin kecil luas
penampang pipa kapiler nya, semakin tinggi kenaikan zat cair nya.
BAB II
LANDASAN TEORI

Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair


untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan
atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas
permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau
ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas
permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat
cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan
γ didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada
setia garis di permukaan fluida.
γ=FL
Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan
luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran
satu molekul pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang
diangkat dari permukaan fluida 2γL dapat ditentukan dari pertambahan panjang
pegas halus penggantung cincin (Dianometer) sehingga tegangan permukaan
fluida memiliki nilai sebesar :
γ=F2L

Dimana : γ = tegangan permukaan (N/m)


F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih
kecil dari pad tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak
bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara
(Hamid.2010)
Faktor yang mempengaruhi
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk
menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv
berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada
zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler.
Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak,
yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding.
Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya
kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap
molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah.
Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-
menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol
pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang
terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke
bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan
menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada
permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :


- Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang
naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan
tidak bias untuk mengukur tegangan antar muka.
- Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan
permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang
diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan
tersebut.
(Atfins. 1994)
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
factor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam
suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul
zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang
disebut dngan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang menpengaruhi :
- Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energy kinetik molekul
- Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang
berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
- Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

Struktur surfaktan secara 3 dimensi


Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang
mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non
polar (hidrifobik). Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi
pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur).
Surfaktan akan selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis),
bila jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan
memiliki gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada
fase air dan sedikit berada pada antar muka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan
memiliki gugus hidrofil lebih kecil dari lipofil maka surfaktan akan lebih berada
pada fase minyak dan sedikit berada pada antar muka.
Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan
yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam pelarut air.
Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk dalam
golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon, dan
senyawa silicon.
Surfaktan yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan
antara lain sebagai zart pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa,
detergen, zat flotasi, oencegah korosi, dan lai-lain. Ada empat yang temasuk
dalam golongan ini yaitu surfaktan anion yang bermuatan negative, surfaktan
yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan
surfaktan amfoter yang bermuatan negative dan positif bergantung pada pH-nya.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-
ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-
kepala hidrofiliknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk
misel (miceves), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon
panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat
hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat
hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul
sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan
mudah akan tersuspensi di dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan
perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu.
Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau
penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada
konsentrasi kritik misel (KMK).
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan
gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan
luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar
muka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar
muka cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum
disebut dengan tegangan antar muka.
(Douglas.2001)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan

NO Alat Jumlah
1 Pipa Kapiler 1 buah
2 Tabung Beaker 1 buah
3 Loupe 1 buah
4 Jangka Sorong 1 buah
5 Aquades Secukupnya
6 Alkohol Secukupnya

3.2 Langkah Kerja

1. Diukur diameter tabung pipa kapiler yang dligunakan dengan jangka sorong

2. Dicelupkan tegak lurus tabung pipa kapiler ke dalam zat cair yang telah
disediakan dalam tabung beaker. tunggu beberapa menit hingga zat cair naik
dalam pipa kapiler.

3. Diukur tinggi (h) zat cair yang naik dalam pipa dan gunakan loupe untuk
melihat permukaan zat cair.

4. Dilakukan percobaan beberapa kali dengan terlebih dahulu mengeluarkan zat


cair yang tersisa dalam tabung pipa kapiler.

5. Dengan jenis zat cair yang sama, dilakukan percobaan dengan pipa kapiler yang
berbeda diameternya.

6. Lakukan langkah 1-5 untuk zat cair yang berbeda.

7. Ditentukan massa jenis setiap zat cair yang digunakan (𝜌 = 𝑚/𝑉) untuk
memperoleh massa jenis zat cair yang digunakan, timbanglah massa zat cair
dan tentukan volume zat cair yang digunakan.
3.3 Gambar Percobaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Jenis Zat Cair


No h(mm) r1(mm) Volume(ml) Massa(gr) 𝛾(N/m)
𝜌(kg/m3)
1 aquades 1,5 8,5 40 40,3 0,064228
2 aquades 2 7 40 40,3 0,070525
3 aquades 4 3,5 40 40,3 0,070525
Rata-rata=0,0684
Jenis Zat Cair
No h(mm) r1(mm) volume(ml) Massa(gr) 𝛾(N/m)
𝜌(kg/m3)
1 Alkohol1 2 8,5 40 34 0,084011
2 Alkohol2 3 7 40 34 0,103779
3 Alkohol3 5 3,5 40 34 0,08648
Rata-rata=0,09143

4.2 Perhitungan
4.2.1 Aquades
Dik :
Massa aquades = 40,3 gr
Volume aquades = 40 ml
h1 = 1,5 mm= 1,5 x 10-3 m
h2 = 2 mm = 2 x 10-3 m
h3 = 4 mm = 4 x 10-3 m
r1 = 8,5 mm = 8,5 x 10-3 m
r2 = 7 mm = 7 x 10-3 m
r3 = 3,5 mm = 3,5 x 10-3 m
 Menghitung massa jenis aquades:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 40,3 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 = = = 1,0075
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 40 𝑚𝑙 𝑚𝑙
= 1007,5 𝑘𝑔/𝑚3
 Menghitung Tegangan permukaan aquades1:
𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃
𝑘𝑔
1007,5 𝑥 10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 8,5 x 10−3 m 𝑥 1,5 x 10−3 m
𝛾1 = 𝑚3
2 cos 0°
= 0,06422 𝑁/𝑚

 Menghitung Tegangan permukaan aquades2:


𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃
𝑘𝑔
1007,5 𝑥 10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 7 x 10−3 m 𝑥 2 x 10−3 m
𝛾2 = 𝑚3
2 cos 0°
= 0,070525 𝑁/𝑚
 Menghitung Tegangan permukaan aquades3:
𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃
𝑘𝑔
1007,5 𝑥 10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 3,5 x 10−3 m 𝑥 4 x 10−3 m
𝛾3 = 𝑚3
2 cos 0°
= 0,070525 𝑁/𝑚
 Rata-rata tegangan permukaan aquades:
𝛾1 + 𝛾2 + 𝛾3
𝛾̅ =
3
𝑁 𝑁 𝑁
0,06422 𝑚 + 0,070525 𝑚 + 0,070525 𝑚
𝛾̅ = = 0,0684 𝑁/𝑚
3
4.2.2 Alkohol
Dik :
Massa Alkohol = 40,3 gr
Volume Alkohol = 40 ml
h1 = 2 mm = 2 x 10-3 m
h2 = 3 mm = 3 x 10-3 m
h3 = 5 mm = 5 x 10-3 m
r1 = 8,5 mm = 8,5 x 10-3 m
r2 = 7 mm = 7 x 10-3 m
r3 = 3,5 mm = 3,5 x 10-3 m
 Menghitung massa jenis Alkohol:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 34 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝜌𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = = = 0,85 = 850 𝑘𝑔/𝑚3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 40 𝑚𝑙 𝑚𝑙
 Menghitung Tegangan permukaan Alkohol1:
𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃
𝑘𝑔
850 𝑥 10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 8,5 x 10−3 m 𝑥 2 x 10−3 m 0,1445
𝛾1 = 𝑚3 =
2 cos 30° 1,72
= 0,08401 𝑁/𝑚

 Menghitung Tegangan permukaan Alkohol2:


𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃
𝑘𝑔
850 𝑥 10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 8,5 x 10−3 m 𝑥 3 x 10−3 m
𝛾2 = 𝑚3
2 cos 30°
178,5 𝑥 10−3
= = 0,1038 𝑁/𝑚
1,72
 Menghitung Tegangan permukaan Alkohol3:
𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃
𝑘𝑔
850 𝑥 10 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 8,5 x 10−3 m 𝑥 5 x 10−3 m
𝛾1 = 𝑚3
2 cos 30°
0,14875
= = 0,08648 𝑁/𝑚
1,72
 Rata-rata tegangan permukaan Alkohol:
𝛾1 + 𝛾2 + 𝛾3
𝛾̅ =
3

0,08401 𝑁/𝑚 + 0,1038 𝑁/𝑚 + 0,08648 𝑁/𝑚


𝛾̅ = = 0,09143 𝑁/𝑚
3
4.3 Analisis Data
 Aquades
No Data X ̅)
(𝑿 − 𝑿 ̅ )𝟐
(𝑿 − 𝑿
1 0,06422 -0,00418 0,0000174724
2 0,070525 0,002125 0,0000045156
3 0,070525 0,002125 0,0000045156
̅ = 0,0684
𝑿 ̅ )𝟐 = 0,0000265
∑(𝑿 − 𝑿

1. Ralat Mutlak(∆𝑿)

∑(𝑋 − 𝑋̅ )2 0,0000265
∆𝑋 = √ =√ = √0,000004416 = 0,002101
𝑛(𝑛 − 1) 6

2. Ralat Nisbi (∆𝒍)


∆𝑋 0,002101
∆𝑙 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,072%
𝑋̅ 0,0684
3. Keseksamaan (K)
K = 100% - ∆𝑙 = 100% - 3,072% =96,93%
̅ ± ∆𝑿
4. Data hasil Pengukuran: 𝑿
𝑋̅ + ∆𝑋 = 0,0684 + 0,002101 = 0,070501
𝑋̅ − ∆𝑋 = 0,0684 − 0,002101 = 0,066299

 Alkohol
No Data X ̅)
(𝑿 − 𝑿 ̅ )𝟐
(𝑿 − 𝑿
1 0,08401 -0,00742 0,0000550564
2 0,1038 0,01237 0,0001530169
3 0,08648 -0,00495 0,0000245025
̅ = 0,09143
𝑿 ̅ )𝟐 = 0,0002325
∑(𝑿 − 𝑿

5. Ralat Mutlak(∆𝑿)

∑(𝑋 − 𝑋̅ )2 0,0002325
∆𝑋 = √ =√ = √0,00003875 = 0,006224
𝑛(𝑛 − 1) 6
6. Ralat Nisbi (∆𝒍)
∆𝑋 0,006224
∆𝑙 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 6,807%
̅
𝑋 0,09143
7. Keseksamaan (K)
K = 100% - ∆𝑙 = 100% - 6,807% =93,193%
̅ ± ∆𝑿
8. Data hasil Pengukuran: 𝑿
𝑋̅ + ∆𝑋 = 0,09143 + 0,006224 = 0,097654
𝑋̅ − ∆𝑋 = 0,09143 − 0,006224 = 0,085206

4.4 Pembahasan
Berdasarkan perhitungan percobaan menghitung koefisien tegangan
permukaan pada aquades dan alkohol yang telah dilakukan pengulangan sebanyak
tiga kali, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Pada percobaan menghitung koefisien tegangan permukaan pada aquades,
dengan massa aquades 40,3 gram dan volume nya 40 ml, besar jari-jari pipa
kapiler pertama: 0,85 cm, jari-jari pipa kapiler kedua: 0,7 cm, jari-jari pipa
kapiler ketiga: 0,35 cm didapat kenaikan yang sama setelah dilakukan 3 kali
pengulangan pada pipa kapiler pertama yaitu 0,15 cm. Dan juga didapat
kenaikan yang sama pada pipa kapiler kedua setelah dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali yaitu 0,2 cm serta didapat kenaikan yang sama juga pada
pipa kapiler ketiga setelah dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali yaitu 0,4
cm. Kemudian setelah itu kami mengitung besarnya massa jenis aquades,
yaitu didapat sebesar 1007,5 𝑘𝑔/𝑚3 dan rata-rata besarnya tegangan
permukaan aquades yaitu 0,0684 𝑁/𝑚. Setelah mendapatkan besarnya
massa jenis dan tegangan permukaan pada aquades, kami melakukan
analisis data dengan menggunakan teori ralat, didapat besarnya ralat nisbi
yaitu 3,072% dan keseksamaannya atau keberhasilannya sebesar 96,93% .
2. Pada percobaan menghitung koefisien tegangan permukaan pada alkohol,
dengan massa aquades 34 gram dan volume nya 40 ml, besar jari-jari pipa
kapiler pertama: 0,85 cm, jari-jari pipa kapiler kedua: 0,7 cm, jari-jari pipa
kapiler ketiga: 0,35 cm didapat kenaikan yang sama setelah dilakukan 3 kali
pengulangan pada pipa kapiler pertama yaitu 0,2 cm. Dan juga didapat
kenaikan yang sama pada pipa kapiler kedua setelah dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali yaitu 0,3 cm serta didapat kenaikan yang sama juga pada
pipa kapiler ketiga setelah dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali yaitu 0,5
cm. Kemudian setelah itu kami mengitung besarnya massa jenis alkohol,
yaitu didapat sebesar 850 𝑘𝑔/𝑚3 dan rata-rata besarnya tegangan
permukaan alkohol yaitu 0,09143 𝑁/𝑚. Setelah mendapatkan besarnya
massa jenis dan tegangan permukaan pada alkohol, kami melakukan analisis
data dengan menggunakan teori ralat, didapat besarnya ralat nisbi yaitu
6,807% dan keseksamaannya atau keberhasilannya sebesar 93,193%.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa didapat dari praktikum tegangan permukaan adalah:

 Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutup oleh suatu lapisan elastis.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah suhu:
tegangan suatu permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energy kinetic molekul; zat terlarut (solute): keberadaan zat
terlarut mempengaruhi tegangan permukaan, penambahan zat terlarut akan
meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan
bertambah besar; surfaktan: zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
 Besarnya tegangan permuakaan zat cair dipengaruhi oleh: massa, volume,
luas penampang pipa kapiler dan kenaikan zat cair. Semakin kecil luas
penampang pipa kapiler nya, semakin tinggi kenaikan zat cair nya.
 Rumus untuk mencari Koefisien Tegangan permukaan zat cair adalah
𝜌𝑔𝑟ℎ
𝛾=
2 cos 𝜃

5.2 Saran
5.2.1 Diharapkan sebelum melakukan percobaan, praktikan mengetahui maksud
dan tujuan percobaan tersebut agar percobaan dapat berjalan lancar dean
praktikan dapat mengambil peljaran dari percobaan tersebut.
5.2.2 Diharapkan sebelum melakukan percobaan, praktikan mengetahui alat-alat
apa saja yang digunakan, dan apa fungsi dari alat-alat yang akan
digunakan tersebut, agar praktikan dapat melakukan percobaan dengan
baik dan benar.
5.2.3 Praktikan harus teliti dalam pengukuran maupun perhitungan
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Hamid, Rimba. 2010. Penuntun Kimia Fisik. Universitas Hauoleo: Kendari.

Anda mungkin juga menyukai