Anda di halaman 1dari 16

POKJA HPK

1. Taukah anda tentang hak pasien dan keluarga? Sebutkan !


2. Taukah anda tentang kewajiban pasien dan keluarga? Sebutkan !
3. Bagaimana prosedur pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga ?
4. Bagaimana prosedur pemberian informed consent kepada pasien & keluarga?
5. Siapa yang memberikan informed consent?
6. Apa saja yang diinformasikan saat informed consent?
7. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS?
8. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien?
9. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?
10. Bagaimana proedur melindungi harta milik pasien?
11. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau pengobatan
yang diberikan?
12. Bagaimana prosedur pelayanan pasien-pasien tahap terminal?
13. Bagaimana prosedur pengkajian rasa nyeri?
14. Bagaimana alur handling komplin ?

Jawaban

1. Hak-hak pasien dan keluarga berdasarkan Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memberikan informasi yang benar, jelas
dan jujur mengenai Hak dan Kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi, member pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional, membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
e. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayan yang didapatkan.
f. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
g. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunya SIP
baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
h. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang dideritanya termasuk data-data medisnya.
i. Mendapatkan informasi mengenai diagnosis dan tata cara tindakan medis , tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya.
k. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
l. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya.
o. Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
p. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan
yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun pidana.
q. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA


a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku disaran pelayanan kesehatan
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
3. SPO informasi edukasi
4. SPO inform consent / persetujuan tindakan
5. Siapa yang memberikan inform consent ? dokter penanggung jawab pelayanan atau staf terlatih
yang telah diberikan kewenangan oleh DPJP
6. Apa saja yang diinformasikan ? inform consent menginformasikan tentang : diagnosis, dasar
diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan, resiko, komplikasi, prognosis,
alternative dan resiko
7. Bagaimana pasien mendapatkan pelayanan kerohanian ? pelayanan kerohanian di RSIL
dilaksanakan secara rutin setiap hari senin – kamis jam 10.00 – 12.00 dan sewaktu waktu atas
permintaan pasien / keluarga. Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian mengisi formulir
permintaan layanan kemudian perawat akan menghubungi petugas terkait layanan kerohanian.
8. SPO kebutuhan privasi
9. Bagaimana RS melindungi pasien dari kekerasan fisik ?
a. setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada di dalam lingkungan RS teridentifikasi berupa :
Pasien : gelang identitas
Penunggu : kalung penunggu pasien
Karyawan : ID card karyawan
Tamu : kalung tamu
b. Adanya pemberlakuan jam kunjung
c. adanya pemantauan petugas keamanan dengan CCTV pada area yang rawan terjadinya
kekerasan dan adanya system satpam keliling lingkungan RS
10. SPO perlindungan harta milik
11. Penolakan resusitasi (DNR)
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak layanan resusitasi . keputusan
DNR ini harus dikominikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
SPO DNR

1. Meminta informed concent dari pasien atau walinya


2. DPJP mengisi formulir perintah DNR
3. Mengisi formulir DNR untuk pasien / keluarga. Tempatkan pada rekam medis pasien
4. Menempatkan stiker DNR di tempat sekitar pasien / papan kewaspadaan.
5. Dapat juga meminta pasien mengenakan gelang tangan DNR dipergelangan tangan atau kaki( jika
memungkinkan)
6. Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau walinya, refisi bila ada perubahan
keputusan yang terjadi dan catat dalam rekam medis. Bila keputusan DNR dibatalkan, catat
tanggal terjadinya kemudian stiker dan gelang DNR dimusnahkan.
7. Perintah DNR harus mencakup hal-hal dibawah ini:
a. Diagnosis
b. Alasan DNR
c. Kemapuan pasien untuk membuat keputusan
d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa
8. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang merawat atau
wali yang sah. Dalam hal ini catatan DNR rekam medis harus pula dibatalkan dengan stiker dan
gelang DNR( jika ada) dimusnahkan.

12. SPO pasien tahap terminal


1. Pada pasien terminal lakukan assesmen dan assesmen ulang (pemeriksaan) oleh DPJP atau dokter jaga
yang telah diberi wewenang
2. DPJP atau dokter jaga menyampaikan kondisi pasien berdasarkan hasil assesmen kepada keluarga pasien
3. Lakukann program manajemen perawatan pasien terminal ( kolaborasi DPJP atau dokter jaga dengan
tenaga keperawatan yang bertugas atau petugas lainnya )
a. Bantuan emosional
Pemberian informasi dan edukasi pada keluarga dan memberikan motivasi penguatan mental
b. Bantuan kebutuhan fisiologis
Kebutuhan kebersihan diri serta pemberian pengobatan paliatif
c. Bantuan kebutuhan sosial
d. Bantuan kebutuhan spiritual

13. SPO pengkajian rasa nyeri (assesmen nyeri)

SPO manajemen nyeri

14. Alur heandling komplin


RS. ISLAM LUMAJANG PEMBERIAN INFORMASI EDUKASI PADA PASIEN
DAN KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 1/2
RSIL/…./2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR ……………….
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
Usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka memberikan informasi
PENGERTIAN terhadap masalah kesehatan pasien yang belum diketahui oleh pasien dan
keluarga untuk membantu atau mendukung penatalaksanaan medis dan
atau tenaga kesehatan lainnya.

TUJUAN 1. Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.


2. Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah
sakit. Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai
prosedur yang ada.
3. Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.

KEBIJAKAN 1. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang – undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
4. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1996 Tentang Praktek
Kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 290/MENKES/PER/III/2008
Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
1. Pelaksana adalah dokter spesialis/sub spesialis, dokter umum, perawat,
PROSEDUR
bidan, terapis, apoteker, ahli gizi, radiografer,analis atau kasir dan
admission.
2. Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang
informasi yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati dan ketrampilan
berkomunikasi secara efektif.
3. Pelepasan informasi diberikan kepada pasien atau keluarga yang
berkompeten atau yang berhak menerima informasi sesuai ketentuan atau
permintaan dari pasien atau keluarga.
PEMBERIAN INFORMASI EDUKASI PADA PASIEN
RS. ISLAM LUMAJANG DAN KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 2/2
RSIL/…/2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR …………………
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
PROSEDUR 4. Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan
berjalan secara interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat
pasien dirawat, akan pulang atau ketika datang kembali untuk berobat
5. Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga
merasa nyaman dan bebas, antara lain:
a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy (R. Konsultasi)
b. Ruangan cukup bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan
mereka.
c. Penempatan meja, kursi atau barang – barang lain hendaknya tidak
menghambat komunikasi.
d. Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi
6. Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian
informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.
7. Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya
terhadap peran petugas dalam membantu mereka.
8. Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien
9. Mendapatkan data yang akurat tentang obat – obat yang digunakan pasien.
10. Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan
tingkat ekonomi pasien/ keluarga
11. Siapkan peralatan yang dibutuhkan : Materi (leflet), hasil pemeriksaan, alat tulis
bila perlu, formulir pemberian informasi edukasi
12. Berikan informasi dan pendidikan kesehatan yang butuhkan dengan
menggunakan bahasa yang dimengerti
13. Beri kesempatan pasien/keluarga bertanya bila ada yang kurang jelas
14. Dokumentasikan di formulir informasi dan edukasi

UNIT TERKAIT 1. IGD – HCU


2. Rawat Inap
3. Kamar bersalin
4. Kamar operasi
5. Rawat Jalan
6. Pendaftaran
RS. ISLAM LUMAJANG
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 1/2
RSIL/…./2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR ……………….
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
Pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang (pasien) yang diberikan
PENGERTIAN secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap tindakan kedokteran
yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup
tentang kedokteran yang dimaksud.
Agar dijadikan acuan bagi seluruh dokter, dokter gigi dan seluruh tenaga
TUJUAN
kesehatan Rumah Sakit Islam Lujmajang dalam melaksanakan ketentuan tentang
persetujuan tindakan kedokteran.
1. Undang – Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
KEBIJAKAN 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan tindakan kedokteran
1. Pasien / keluarga yang bertanggungjawab terhadap pasien sesuai ketentuan
PROSEDUR memperoleh informasi dan penjelasan dari dokter / dokter gigi penanggngjawab
pelayanan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Penjelasan mengenai diagnosis, tujuan, prosedur, resiko / komplikasi,dan
pronosa dilakukannya tindakan
3. Memastikan pasien / keluarga mengerti dan memahami penjelasan yang
diberikan
4. Dokumentasikan informasi yang diberikan di formulir informasi edukasi pasien
dan keluarga dengan mengetahui pemberi informasi dan penerima informasi
5. Memberikan waktu kepada pasien / keluarga untuk memutuskan dilakukan
tindakan kedokteran paling lambat 24 jam sebelum dilakukan tindakan atau
segera apabila tindakan harus segera dilakukan.
6. Bila pasien / keluarga setuju dengan tindakan yang akan dilakukan,
dokumentasikan dalam formulir persetujuan tindakan yang telah disediakan
dengan mengetahui dokter / dokter gigi dengan tenaga keperawatan sebagai
saksi.
RS. ISLAM LUMAJANG PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 2/2
RSIL/…/2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR …………………
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
UNIT TERKAIT 1. IGD - HCU
2. Rawat inap
3. Kamar bersalin
4. Kamar operasi
5. Rawat jalan
PELAYANAN KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN
RS. ISLAM LUMAJANG
(RUANG PELAYANAN)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 1/3
RSIL/…./2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR ……………….
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
Privasi adalah hak individu untuk mengendalikan penggunaan informasi
PENGERTIAN
tentang identitas pribadi baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya.
Pelayanan yang diberikan untuk mengontrol akses informasi dan proteksi
atas data kesehatan pribadi pasien.
Terlaksananya perlindungan bagi privasi pasien di RS Islam Lumajang
TUJUAN
secara optimal dengan melindungi hak pasien dan menjaga kerahasiaan
kesehatannya
1. Semua pasien yang berada dalam rumah sakit harus mendapatkan
KEBIJAKAN
perlindungan privasi pasien dengan baik saat masuk rumah sakit,
selama berada di rumah sakit ataupun setelah keluar dari rumah sakit.
2. Surat Keputusan Direktur RS Islam Lumajang nomor 038/RSIL/SKEP-
DIR/I/2017 tentang Pedoman Hak dan Pelayanan Pasien di Rumah
Sakit Islam Lumajang.
1. Identifikasi kebutuhan privasi pasien selama perawatan oleh petugas
PROSEDUR
pendaftaran saat pasien masuk rumah sakit dan apabila ada permintaan privasi
yang bersifat khusus di ruang perawatan, pasien / keluarga diberikan formulir
permintaan privasi pasien .
2. Tidak memasang papan nama secara terbuka
3. Perawat melakukan serah terima dinas di kantor perawat dan pada saat
keliling ruangan bersifat konfirmasi kepada pasien.
4. Perawat rawat inap menyimpan data rekam medis (status pasien) di lemari
atau laci yang aman.
5. Menyediakan tempat atau ruangan untuk konsultasi antara pasien atau
keluarga dengan dokter (di ruang konsultasi / ruangan kepala ruangan/meja
konsultasi).
6. Pada saat pemeriksaan, konsultasi dan tata laksana tindakan dibatasi tirai.
PELAYANAN KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN
RS. ISLAM LUMAJANG
(RUANG PELAYANAN)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
…/…/SOP- 0 2/3
RSIL/…/2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR …………………
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
PROSEDUR 7. Pada saat pasien akan dikirim keluar ruangan atau unit, pasien dipakaikan
selimut.
8. Bila ada yang menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien baik melalui
telepon/langsung selain keluarga, petugas ruangan tidak diperkenankan
memberikan informasi tanpa seijin pasien atau keluarga.
9. Untuk pasien dengan kondisi terminal atau gaduh gelisah dimana ruangannya
terisi lebih dari satu pasien maka diberitahukan kepada anggota keluarga untuk
tetap menjaga ketenangan agar tidak mengganggu pasien lainnya atau
maksimal 2 (dua) orang saja yang ada di dalam ruangan.
10. Bila ada penelitian dari pihak luar. Pihak yang berkepentingan wajib meminta ijin
secara tertulis untuk menjaga kerahasiaan data rekam medis pasien.
11. Peliputan oleh media cetak maupun elektronik harus mengajukan
permohonan kepada Direktur Rumah Sakit secara tertulis dan harus mendapat
ijin dari pasien. Pasien wajib mengisi formulir pelepasan informasi kepada media
tersebut, dengan demikian Rumah Sakit tidak bertanggungjawab terhadap
kerahasiaan data rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT 1. Pendaftaran


2. IGD – HCU
3. Rawat Inap
4. Kamar Bersalin
5. Kamar operasi
6. Rawat jalan
RS. ISLAM LUMAJANG
ASESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 1/2
RSIL/…./2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit

STANDAR ……………….
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
Tindakan melakukan penilaian pada pasien dengan nyeri yang terdiri atas
PENGERTIAN
asesmen awal dan asesmen nyeri ulang

TUJUAN Untuk dilakukan pengelolaan manajemen nyeri sesuai panduan

Pengkajian penilaian rasa nyeri :


KEBIJAKAN
1. Wong Boker Face Pain Scale dan Numeric Rating Scale untuk pasien
anak diatas 3 tahun dan pasien dewasa
2. NIPPS (neonatal infant pain scale) untuk neonatal dan bayi usia
kurang dari 1 tahun
3. FLACC (face, leg, activity, cry, consolability) untuk pasien anak 1 – 3
tahun
4. Confort Scale untuk pasien tidak sadar
PROSEDUR
1. Dokter / perawat melakukan assesmen awal terhadap nyeri pada semua pasien
2. Penilaian rasa nyeri dilakukan dengan menggunakan pengkajian yang sesuai
untuk masing-masing pasien
3. Dokter / perawat melakukan tindakan sesuai dengan derajat nyeri yang diderita
pasien
4. Assesmen ulang nyeri dapat dilakukan setiap shift saat pengukuran tanda vital
pasien.
5. Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung) assesmen ulang dilakukan
10 – 15 menit setelah pemberian nitrat atau obat intravena.
6. Pada nyeri akut / kronik dilakukan assesmen ulang 1 jam setelah pemberian obat
anti nyeri.
7. Hasil assesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam medis di form assesmen
nyeri untuk pasien rawat inap
RS. ISLAM LUMAJANG ASESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 2/2
RSIL/…/2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR …………………
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
UNIT TERKAIT
1. IGD – HCU
2. Rawat Inap
3. Kamar Bersalin
4. Kamar Operasi
5. Rawat Jalan
RS. ISLAM LUMAJANG
MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 1/2
RSIL/…./2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR ……………….
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan
PENGERTIAN yang dapat diterima pasien

TUJUAN Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin

KEBIJAKAN Manajemen nyeri meliputi :


1. Penilaian nyeri
2. Penanganan nyeri
3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
1. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, lokasi, karakteristik,
PROSEDUR
onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor
presipitasi
2. Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan ketidaknyamanan, khususnya
ketidakmampuan komunikasi efektif.
3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang pengalaman
nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
5. Berikan informasi tentang nyeri misalnya penyebab nyeri
6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi)
7. Ajarkan tehnik non farmakologi ( kompres panas/dingin, massage kulit, relaksasi,
perubahan posisi, dan tehnik distraksi )
8. Jelaskan dan berikan penggunaaan analgesik untuk mengurangi nyeri yang
optimal
9. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
RS. ISLAM LUMAJANG MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


…/…/SOP- 0 2/2
RSIL/…/2017
Ditetapkan oleh,
Direktur RS Islam Lumajang
Tanggal terbit
STANDAR …………………
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. R. Elyunar Dwi Nugroho, MMRS
NIK.01.71.0008
UNIT TERKAIT
1. IGD – HCU
2. Rawat inap
3. Kamar bersalin
4. Kamar operasi
5. Rawat jalan
ALUR PENANGANAN KOMPLAIN DI JAM KERJA / DILUAR JAM KERJA

PENANGGUNG JAWAB UNIT

HANDLING KOMPLAIN

SELESAI TIDAK SELESAI

MEDIS NON MEDIS

KABAG YANMED/ KABAG KEUANGAN/


KABAG KEPERAWATAN KABAG UMUM & SDM

KOMITE MEDIK/
KOMITE KEPERAWATAN

DIREKTUR

SELESAI TIDAK SELESAI

ADVOKAD
ALUR PENANGANAN KOMPLAIN LANGSUNG/SOSMED/ANGKET

HANDLING KOMPLAIN

SELESAI TIDAK SELESAI

MEDIS NON MEDIS

KABAG YANMED/ KABAG KEUANGAN/


KABAG KEPERAWATAN KABAG UMUM & SDM

TIDAK TIDAK
SELESAI SELESAI
SELESAI SELESAI

KOMITE MEDIK/
KOMITE KEPERAWATAN

TIDAK
SELESAI
SELESAI

DIREKTUR

SELESAI TIDAK SELESAI

ADVOKAD

Anda mungkin juga menyukai