Kesalahan dasar dari beberapa peneliti difusi sebelumnya adalah mereka kurag hati hati dalam
menyamakan situasi atau kondisi, dimana sangat perlu memastikan secara ilmiah dan empiris
dalam kondisi yang tidak diperhitungkan, karena mungkin saja kesalahan berasal dari Nilai atau
kepercayaan individu (Caplan & Nelson, 1973)
2. Kemungkinan lain sebagai alasan mengapa menyalahkan individu tidak sejalan dengan
difusi adalah dimana peneliti merasa tidak bisa membantu merubah factor factor sistem
cara pandang. Padahal mungkin saja individu klien lebih dapat menerima perubahan.
3. Individu kadang kadang menggunakan penelitian difusi sebagai object untuk belajar
bukan sebagai penerapan sistem.
Analisis jaringan komunikasi adalah sebuah metode dimana mengidentifikasi struktur
komunikasi dalam sistem, keterkaitan aliran data komunikasi yang dianalisa dengan berbagai
tipe hubungan interpersonal sebagai satu kesatuan (Rogers & Kincaid, 1981). Anilisis jaringan
adalah sebuah alat untuk memastikan cara kerja difusi yang membangun pesan pesan dalam
sebuah sistem.
Analisis Jaringan komunikasi dari proses difusi mengidentifikasi opini yang melatarbelakangi
sistem dan determinasi karakteristik dalam sistem tersebut. Selanjutnya melalui jaringan
komunikasi, peneliti difusi dapat mengidentifikasi informasi dalam sistem tersebut, antara lain:
- Kelompok yang hanya dapat menerapkan difusi
- Kelompok yang dapat berperan menjadi penghubung difusi dari satu individu/kelompok
dengan yang lain dalam sistem
Sebelumnya kita telah membahas desain difusi menggunakan individu sebagai bagian dari
sistem, sehingga perlu menangani kesalahan sudut pandang individu tersebut . Lalu bagaimana
cara lain untuk menangani kesalahan sudut pandang dari individu?
1. Peneliti harus berusaha untuk menjaga keterbukaan pikirannya mengenai kasus dari
problem social yang dihadapi, setidaknya sampai penggalian pengumpulan data selesai.
2. Semua partisipan dilibatkan, termasuk potensial adopter
3. Mempertimbangkan bermacam macam struktur social dan struktur komunikasi dalam
sistem yang di sasar.
Beberapa strategi penelitian yang dapat digunakan untuk meminimalisasi recall problem dalam
survey difusi:
1. Pilih inovasi untuk dipelajari dimana telah sering digunakan dan menonjol menurut segi
adopter.
2. Kumpulkan data tentang responden berdasarkan waktu dan sumber alternative , seperti
arsip rekaman.
3. Hati hati dalam memberikan pertanyaan survey dan memperhatikan kualitas wawancara
dengan cara melatih interviewer nya.
Sebagaimana ditampilkan pada Bab 11, peneliti difusi tidak terlalu perhatian terhadap
konsekuensi inovasi. Khususnya tidak terlalu memperhatikan bagaimana keuntungan social
ekonomi yang didapat jika inovasi disalurkan dalam sistem masyarakat. Dalam sistem kita
kadang kadang akan melihat dimana gap social ekonomi aakan semakin lebar. Oleh karena itu
perlu difusi inovasi untuk membentuk social ekonomi yang lebih seimbang
Difusi Dari Segi Geografi
Difusi inovasi dimulai di Amerika Serikat oleh “Sekolah Empiris” dengan faham kuantitatif,
fungsionalis, dan positivism (Roger, 1981). Dan pada akhir 1950 difusi dibawa oleh mahasiswa
Eropa yang mengikuti praradigma difusi klasikal yang dipelopori oleh Ryan & Gross (1943).
Kemudian pada 1960 difusi mulai dimanfaatkan untuk membangun Negara negar di Amerika
Latin, Afrika dan Asia.
Saat ini sekitar 30% penelitian tentang difusi berada di Amerika Latin, Afrika, dan Asia. Total
dari penelitian difusi yang dipublikasikan dari 54 kasus tahun 1960 hingga 912 kasus pada 1981.
Berdasarkan data diatas, dipahami bahwa difusi adalah sebuah subject untuk mengkritisi
kecocokan budaya. Tentu saja sebuah kritisi perlu dibuat dari penelitian social di masing masing
Negara yang disasar.