PARALEL A
ANGGOTA KELOMPOK II :
2019
HEAD TO TOE
PENGKAJIAN FISIK
Definisi: Pengkajian fisik adalah langkah pertama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengamati secara langsung keadaan klien dan menentukan adanya abnormalitas yang menjadi
Tujuan:
1. Mendapatkan data mengenai kesehatan klien baik aktual maupun potensial dan secara
2. Untuk mengobservasi secara langsung keadaan klien secara fisik dari kaki sampai kepala.
3. Memvalidasi data subjektif yang didapat melalui wawancara (Delaune & Lander, 2002).
Peralatan:
TINDAKAN RASIONALISASI
1. Beritahukan kepada klien 1. Biasanya mengkaji akan memakan waktu
mengenai prosedur dan buat janji yang lama. Untuk meningkatkan kerjasama
pertemuan dengan klien. Buat dan mengurangi kecemasan, serta
kontrak waktu. membangun hubungan saling percaya.
2. Wawancarari wayat kesehatan 2. Mendapatkan data subjektif.
klien: i. Membina hubungan saling percaya
i. Sapa klien dengan namanya. dengan klien.
ii. Pastikan klien tidak dalam ii. Keadaan cemas, nyeri dan
keadaan cemas, nyeri atau ketidaknyamanan akan membuat klien
ketidaknyamanan lainnya. berfokus pada ketidaknyamanannya
iii. Atur ruang sesuai kenyamanan sehingga kemampuan
klien, atur pencahayaan dan berkomunikasinya terhalang.
seberapa jauh jarak perawat iii. Ambil posisi dimana dapat terjadi
dengan klien. kontak mata dengan klien dan yang
iv. Gunakan teknik komunikasi mempermudah percakapan
terapeutik dan tetap focus iv. Perhatian harus penuh pada klien,
pada klien. hindari menunduk untuk mencatat dan
v. Dengarkan secara aktif. membaca data
a. Anamnesa keluhan utama v. Ada saatnya perawat berbicara, namun
(PQRST), jika ada. ketika klien berbicara hindari
b. Riwayat penyakit menginterupsi.
sekarang. a. P = Problem (masalah utama)
c. Riwayat penyakit dahulu. Q = Quality (kualitas masalah)
d. Riwayat kecelakaan. R = Radius (penyebaran)
e. Alergi S = Severity (tingkat keparahan)
f. Pemakaian obat yang lebih T = Time (waktu terjadinya
dari 3 bulan masalah)
g. Genogram b. Untuk mengidentifikasi penyebab
h. Lifestyle (Diet, Polatidur, masalah klien.
Pola BAB dan BAK, c. Untuk mencari tahu apakah masalah
ADLs, Hobby) kesehatan sekarang berhubungan
dengan yang dulu.
d. Untuk memastikan bahwa masalah
kesehatan sekarang berhubungan
dengan adanya kecelakaan yang
terjadi dahulu.
e. Memastikan klien tidak akan
mendapat masalah baru jika
diberikan obat. Mencegah syok
anafilaktik.
f. Untuk memastikan klien apakah
sedang mengkonsumsi obat-obatan
untuk penyakit-penyakit tertentu
(TBC, HPT, DM).
g. Untuk mencari tau apakah masalah
kesehatan klien ada hubungannya
dengan faktor genetic.
h. Untuk mendapat data mengenai
kebiasaan klien.
3. Minta klien BAB atau BAK 3. Pengkajian Head to toe biasanya memakan
terlebih dahulu sebelum memulai waktu yang lama.
pengkajian.
4. Siapkan semua alat (sambil 4. Menjaga efektivitas dan efisiensi kerja.
menunggu klien jika sedang BAB
atau BAK).
5. Cuci tangan 5. Mengurangi penyebaran mikroorganisme.
6. Ukur vital signs (T,P,R,BP). 6. Untuk mendapat data objektif.
7. Ukur Tinggi dan Berat Badan. 7. Untuk mendapat data objektif apakah berat
badan proposional dengan tinggi badan.
8. Selama wawancara, tentukan 8. Untuk menentukan kebenaran data ataupun
tingkat kesadaran klien serta jika klien sedang berhalusinasi atau
status mentalnya. Rujuk indikator waham.
tingkat kesadaran (GCS dan LOC
ke form D).
Pengkajian Abdomen
Tindakan Rasional
1. Inspeksi kedua kaku dari pangkal 1. Adanya edema atau luka adalah indikasi
paha dan pantat sampai pada kaki. venous stasis. Nyeri tekan atau sakit, panas,
Amati adanya pembersaran vena, merah atau peruahan warna
kemerahan atau perubahan warna, mengindikasikan tromboflebitis superficial.
dan luka pada vena saphenous. Vena yang membeesar dan berkelok-kelok
Normalnya kulit utuh, tidak adanya adalah varises
pembesaran/kongesti dan rasa sakit.
2. Kaji nodus inguinal superficial. 2. Jika ada nodus yang teraba, perhatikan dan
a. Tempatkan klien pada posisi catat ukurannya, bentuknya,
supine. Jika klien menderita konsistensinya, apakah nyeri jika ditekan
obessitas, letakkan pada posisi dan mobilitasnya. Nodus yang membesar,
frog-leg untuk mengakses keras dan nyeri dapt mengindikasikan
nodus inguinal. infeksi atau penyakit metastasis.
b. Palpasi area pangkal paha, lalu
ke bawah bagian dalam paha.
3. Kaji pingul dan tulang belakang 3. Iliac crests yang tidak sama dan
dengan klien pada posisi berdiri. lengkkungan lateral pada torakal atau
a. Inspeksi kesimetrisan pantat lumbar mengideikasikan skoliosis. Dagu
dan ujung iliaka (iliac crests). yang bengkok ke bawah menyentuh dada
b. Amati postur dan gaya berjalan disertai protusi perut mengindikasikan
klien. Amati posis tubuh dan kyphosis (bentuk konveks yang berlebihan
hubungannya dengan kaki; foot pada vertebra torakal). Benuk konkaf yang
drop; berjalan dengan kaki berlebihan pada lumbar mengindikasikan
terseret atau pincang; lordosis.
lengkungan pada servikal,
torakal, atau lumbar.
c. Tempatkan klien pada posisi
supine dan palpasi pinggul.
d. Tes ROM. Iliac crests dan
pantat normanya simetris. Cara
berdiri lurus, dengan perataan
sejajar pada pinggul dan bahu.
Gaya berjalan natural, dengan
lengan berayun bebas pada sisi
tubuh dan kepala diatas tubuh.
Tulang belakang: servikal
konkaf, torakal konveks dan
lumbar konkal seperlunya.
4. Kaji lutut. 4. Deviasi lutut kea rah dalam seara bilateral
a. Inspeksi contour, perataan, dan adalah indikasi genu valgum (knock knees).
deformitas; atrofi pada otot Deviasi lutut kea rah luar secara bilateral
kuardisep; dan hilangnya adalah indikasi genu varum (bow legs).
lubang normal disekitar patella. Penebalan, bogginess, dan pembengkakan
b. Palpasi kantung suprapatellar mengidikasikan efusi synovial (cairan
pada setiap sisi kuadrisep. sendi synovial yang berlebihan).
Perhatikan aadanya nyeri
tekan, penebalan, atau
bogginess. Tekan kantung
supratellar.
c. Palpasi setiap sisi patella
terutama pada sendi dan pada
bagian dekat dengan
epicondyle femoral untuk
mengetahui adanya kelalinan
structural, nyeri , penebalan,
atau eema. Lutut sama rata satu
dengan yang lainnya dan tidak
menonjol secara medial atau
lateral.
d. Kaji patellar refleks: minta
klien untuk duduk di kursi atau
ujung tempat tidur dengan
posisi supinedengan kaki
fleksi.ketuk tendon patella
tepat diatas patella.
Normalnya: ekstensi pada kaki
dibwah lutu.
5. Kaji kaki dan mata kaki dnegan 5. Penebalan kulit yang tidak nyeri pada
klien berada pada posisi supine. telapak kaki adalah callus yang diakibatkan
a. Inspeksi untuk menentukan oleh tekanan. Penebalan kulit yang nyeri
adanya pembengkakan, callus, dan terbentuk kerucut pada tonjolan kulit
clavus, nodul atau deformitas. adalah clavus (yang juga disebabkan oleh
b. Palpasi permukaan anterior tekanan) sendi metatarsophalangeal yang
pada sendi mata kaki. Amati nyeri, bengkak, merah dan hangat biasanya
adanya neri tekan, bogginerss, mengidikasikan gout arthritis. Nyeri pada
atau pembengkakan. Palpasi mata kaki penurunan ROM, dan krepitasi
apakah ada nodul pada tendon terjadi pada cedera sekunder seperti terkilir
Achilles. atau fraktur.
c. Palpasi sendi
metatarsophalangeal dan baian
atas metatarsal pada kedua
telapak kaki, dnegan menekan
sendi mengunakan ibu jari dan
telunjuk untuk mengetahui
adanya nyeri tekan.
d. Kaji Achilles tendon reflex:
minta klien utnuk dudk dengan
kaki tergantung dan
dorsifleksikan kaki sedikit atau
pada psis supine ddnegan kaki
leksi pada lutu dan paha di
rotasi eksternal, ketuk tendon
Achilles tepat diatas tumit.
Normalnya : plantar fleksi pada
kaki
e. Kaji ROM
f. Kaji babinski sign: posisikan
klien dengan mata kaki klien
dengan pegangan palu reflex.
Normalnya semua jari
membengkok ke bawah
6. Cek tanda Homa dengan 6. Hasil posistif tanda human
membengkokkan lutu klien sedikit mengindikasikan tromboflebitis atau deep
dan dorsifleksikan kaki klien. Jika vein thrombosis (DVT).
klien merasa sakit pada area tulang
kering, maka hasil tes adalh
posistif. Normalnya tidak ada rasa
sakit pada tulang kering.
Kuku: inspeksi dan palpasi
Area pengkajian/ temuan normal Temuan pokok
7. Perhatikan dan catat warna, bentuk 7. Liha tabel 2 untuk melihat abnormalitas
dan tekstur kuku. Kuku adalah dan variasi pada kuku.
bagian yang mendandung banyak
pembuluh darah dengan warna
merah muda pada klien yang
berkulit terang dan bergaris-gari
coklat atau berpimen hitam yang
bertikal pada klien berkulit gelap.
Sudut antara kuku dengan dasar
kuku ±1600 , saat dipalpasi bagian
dasar kuku akan teraba kokoh/kuat
8. Tes ppengisisan kapiler (capillary 8. Jika warna lambat kembali makan
refill) dengan menekan dua atau diindikasikan adanya kerusakan sirkulasi.
lebih kuku diantara ibu jari dan jari
telunjuk. Cata derajat kepucatan
dan kembalinya warna ke norm.
saat tekanan dileskan, warna akan
kembali ke normal dngan cepat.
9. Ispeksi jaringan sekeliling kuku 9. Paronychia (inflamasi kulit di sekeliling
untu k menemukan adanya lesi. kuku).
Jaringan sekeliliing kuku
normalnya uttuh tanpa ada luka.
10. Inspeksi dan palpasi nadi perifer 10. Hilangnya pulse mengindikasikan adanya
bilateral, dengan pola yang penyumbatan pada arteri. Mis. Buerger’s
sistematis pada ekstremitas bawah disease.(thromboangiitis oblierans)
(femoral, jposterior tibia, dan
dorsalis pedis). Amati
kecepatan,kualitas, irama, dan
volume pulse. Jika pulse tidak
teraba, gunakan Doppler atau
stetoskop ultrasound untuk
mengeraskan bunyi. Andanya
kesamaan dan kesimetrisan pada
pulse bilateral adalah temuan yang
normal
11. Amati gaya klien berjalan dan
kemampuan berjalan heel-to-toe
dan dalam membengkokkan lutu.
12. Lakukan tes Romberg: minta klien
berdir lurus, dengan kaki dan
tangan disamping badan, jawali
dengan mata terbukan lalu
lanjutkan dengan mata tertutup.
Perawat harus berdiri dekat dengan
klien untuk menangkap klien jika
akan jatuh. Amati kemampuan klien
untuk mempertahankan
keseimbangan klien dengan mata
terbuka dan tertutup selama 20
detik dengan goyangan minimu.
Tujuan :
• Mempertahankan dan memelihara kekuatan otot
• Meningkatkan rentan sendi
• Memperbaiki sirkulasi darah
• Mencegah kelainan bentuk
Alat-alat :
Range Of Motion (ROM) pasif
• Tempat tidur
• Glove unsteril (PRN)
• Sabun/larutan antiseptik
• Air mengalir
• Handuk bersih, tissue
Range Of Motion (ROM) aktif
• Tempat duduk
• Ruangan
Prosedur Latihan:
1. Perkenalan diri kemudian jelaskan prosedur, cuci tangan
A. Leher
1. Fleksi dagu menempel ke dada
2. Ekstensi kembali ke posisi tegak (kepala tegak)
3. Hiperekstensi gerakkan kepala kearah belakang
4. Rotasi memutar kepala sebanyak 4 kali putaran
5. Miringkan kepala menuju kedua bahu kiri dan kanan
B. Bahu
1. Fleksibel menaikkan lengan ke atas sejajar dengan kepala
2. Ekstensi mengembalikan lengan ke posisi semula
3. Hiperekstensi gerakkan lengan kebelakang
4. Lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakkan kearah
kepala kemudian lengan kembali ke posisi tubuh
C. Siku
1. Gerakan daerah siku mendekati lengan atas dan luruskan kembali
D. Lengan bawah
1. Gerakan tangan dengan telapak tangan diatasi kemudian kembali ke posisi semula
E. Pergelangan tangan
1. Fleksi gerakan pergelangan tangan kearah bawah
2. Ekstensi gerakkan tangan kembali lurus
3. Hiperekstensi gerakkan tangan kearah atas
F. Jari-jari tangan
1. Fleksi tangan menggenggam
2. Ekstensi membuka genggaman
3. Hiperekstensi gerakkan jari-jari kearah atas
4. Meregangkan jari-jari tangan kemudian merapatkan kembali jari-jari tangan
G. Pinggul
1. Fleksi menggerakkan tungkai keatas
2. Ekstensi meluruskan tungkai
3. Hiperekstensi menggerakkan tungkai kebelakang
4. Gerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh kemudian merapatkan tungkai kembali
mendekat ke tubuh
H. Lutut
1. Fleksi gerakan lutut ke arah belakang
2. Ekstensi gerakan lutut kembali ke posisi semula lurus
I. Mata kaki
1. Gerakan telapak kaki ke arah atas kemudian gerakan telapak
kaki ke arah bawah
J. Kaki
1. Arahkan telapak kaki kearah samping dalam kemudian arahkan telapak
kaki kearah samping luar
K. Jari-jari kaki
1. Fleksi menekuk jari-jari kaki kearah bawah
2. Ekstensi meluruskan kembali jari-jari
• Dokumentasi prosedur
1. Pillow
2. Foot board
3. Sand bags
4. Trochanter roll
5. Hand roll
6. Restrain
7. Bed
Posisi Lateral(MIKA-MIKI)
Pengertian: posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh ke
samping.
Tujuan:
a) Mengurangi lordosis
b) Meningkatkan kelurusan punggung yang baik.
c) Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan timit
Tindakan Rasional
Prosedur Awal:
1. Persiapkan alat alat yang akan digunakan. Meningkatkan efisiensi tindakan.
2. Minta bantuan (PRN) pada perawat atau
relative patien (jika tidak mampu Mencegah cedera pada klien.
melakukan seorang diri).
Mengurangi kecemasan dan meningkatkan
3. Jelaskan prosedur yang akan digunakan. kerja sama.
4. Tutup pintu atau screen. Memberi privasi.
5. Lakukan hands washing. Mengurang penyebaran micro organisme.
6. Atur posisi tempat tidur sesuai Mengurngi gangguan yang diakibatkan
kenyamanan perawat dalam melakukan tempat tidur selama prosedur pengaturan
prosedur. posisi menjaga mekanika tubuh yang tepat.
Memberi kemudahan pada klien dan perawat
7. Tempatkan pasien pada posisi datar di untuk mengubah posisi, memastikan
tempat tidur dengan kondisi roda keamanan.
terkunci.
8. Atur posisi klien di sisi bed (MI-KA-klien Memberi posisi pada klien sehingga
disisikan ke sisi kiri dan sebaliknya). kesejajaran tubuh dapat dipertahankan.
Mengurangi tekanan pada payudara beberapa
wanita,mengurangi fleksi atau hiperekstensi
pada vertebra lumbal dan ketegangan
9. Fleksikan atau tekuk kaki yang tidak punggung bawah.memudahkan bernapas
terkena kasur (bila MI-KAkaki kiri klien dengan mengurangi tekanan pada tempat
yang ditekuk dan sebaliknya). tidur.
10. Tempatkan tangan perawat pada bahu dan
panggul klien, miringkan pasien kearah Mengurangi fleksi lateral leher atau
perawat yang memegang bahu dan hiperekstensi vertebra servikal.
panggul pasien (bila MI-KA posisi
perawat yang memegang di sebelah kanan
dan sebaiknya.
11. Sokong punggung kliien denga pillow dan
letakan pillow yang lain di bawah kaki Mempertahankan kesejajaran tubuh yang
yang di tekuk dan di antara kedua tangan tepat,mencegah dislokasi.
dengan posisi memeluk pillow.
Memungkinkan pergelangan kaki dorsifleksi,
lutut menjadi fleksi dan relaksasi mengurangi
12. Letakan sandbagpada telapak kaki yang tekanan jari kaki pada matras dan mencegah
menggantung(kaki yang di tekuk). food drop.
Prosedur Akhir:
1. Atur posisi nyaman bagi pasien. Meningkatkan kenyamanan.
2. Pastikan bbel pemanggil dalam jangkauan
klien, bed dalam posisi rendah, dan Menjamin komunikasi, keamanan dan
bedsiderail (pembatas samping tempat kenyamanan klien.
tidur terpassang).
3. Bertahu klien prosedur sudah Meberikan kesempatan klien untuk istirahat
selesai;perawat meninggalkan ruangan.
4. Lakukan hands washing Mengurangi penyebaran mikro organisme
5. Dokumentasikan meliputi posisi yang di
berikan,frekuensi menggubah posisi, Dokumentasikan yang akurat dan tepat waktu
kondisi kuliit, penggunaan alat bantu, mencegah hilangnya data serta memberi
kemampuan klien untuk mengubah informasi untuk penanganan selanjutnya.
posisinya, jumlah perawat yang
melakukan prosedur dan kenyamanan
pasien.
Posisi prone (telungkup)
Tujuan:
a) Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut
b) Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut
c) Membantu drainase dari mulut, untuk klien pasca operasi dan tenggorokan.
Tujuan:
a) Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi prone (telungkup)yang tidak
tepat.
b) Mencegah penekukan beberapa area seperti pangkal sendi dan tulang belakang setelah
prosedur dagnostik.
c) Untuk klien post-op dengan anastesi.
Pengertian: pengaturan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan dada setinggi( 150
-450 untuk semi fowler 450 – 900 fowler dan high fowler 900) tanpa fleksi lutut.
Tujuan:
Peralatan
Persiapan pasien
Urutan prosedur
Bed-Chair
Tindakan Rasional
1. Persiapkan alat-alat yang akn Meningkatkan efisiensi tindakan
digunakan
2. Minta bantuan (PRN) pada perawat Mengurangi resiko cedera
atau relative klien (jika tidak ampu
melakukan seorang diri)
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kerjasama
4. Tutup pintu atau screen Memberi privasi
5. Lakukan hand washing Mengurangi penyebaran MO
6. Cek vital sign (PRN) Indikasi status kesehatan
7. Atur posisi nyaman klien dan Menjaga mekanika tubuh
ketinggian temapt tidur sesuai
kenyamanan perawat dalam
mobilisasinya
8. Letakan kursi pada posisi sudut 450 dari Memmberi kemudahan untuk berpindah
tempat tidur bagian kepala
9. Bantu klien duduk disisi tempat tidur
dengan cara Memudahkan kaki klien menyentuh
a. Atur bed sesuai dengan ketinggian yang lantai
dapat ditoleransi klien
b. Tinggikan bagian kepala bed dengan Mengurangi jumlah kekuatan yang dibutuhkan
ketinggian yang dapat ditoleransi klien klien dan perawat untuk memindahakan ke
(semi fowler) posisi duduk
c. Tempatkan klien dengan posisi side Mempersipakan klien untuk pindah ke sisi
lying menghadap perawat disisi bed tempat tidur dan melindungi klien dari jatuh
dimana klien duduk
d. Tangan perawat memegang bahu dan Menyokong bahu dan p[inggul klien jatuh
paha klien sambil membantu kebelakang
mendudukan di sisi bed
10. Pastikan stabil dan tidak ada keluhan Mengurangi resiko jatuh
(pusing)
11. Kedua k perawat disuka sejajar bahu, Menjaga keseimbangan dengan dasar
tekuk lutut perawat sambil memegang penyokong yang lebar
kedua axial klien dn bantu klien berdiri
12. Luruskan lutut perawat sema dengan Memberikan stabilisasi lutut ketika klien
lutut dan arahkan ke kursi berdiri
13. Instruksikan klien untuk memegang Meningktakan kestabilan, mempersiapkan
bagian lengan kursi klien untuk duduk
14. Tekuk lutut perawat selama Mencegah cedar akibat mekanika tubuh yang
menurunkan klien ke kursi tidak tepat
15. Atur posisi nyaman klien dikursi dan Meningktakn kenyamann dan kerapihan
rapihkan lingkungan tempat tidur klien
16. Beritahu klien prosedur sudah selesai, Memberi kesempatan klien riuleks atau
perawat meninggalkan ruangan melakukan aktivitas lain sementara duduk
17. Lakukan hand washing Mengurangi penyebran MO
18. Dokumentasikan durasi, kemampuan Dokumentasikan yang akurat dan tepat waktu
klien, vital sign dankeluhan klien saat mencegah hilangnya data serta memberi
melakukan pemindahan informasi untuk penanganan selanjutnya.
Bed-Wheelchair
Tindakan Rasional
1. Prosedur yang dilakukan sama dengan
Bed chair, hanya kursi dignati dengan
wheelchair dan tangan pasien dilipat ke
depan
2. Selama pelaksanaan prosedur, roda Meningkatkan keamanan dan rasa nyaman
dalam keadaan terkunci dan penyangga
kaki di kursi roda terbuka, dan bila
klien telah duduk posisi penyangga
kaki diatur untuk meletakan kaki klien
Tindakan Rasional
1. Persipakan alat-alat yang akan Menigkatkan efisiensi tindakan
digunkaan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi ansietas dan meningktakan
kerjasama
3. Tutup pintu dan screen Memberi privasi pada klien
4. Lakukan hand washing Mengurangi penyebaran MO
5. Cek vital sign (PRN) Mengurangi penyebaran MO
6. Tempatkan klien sesuai prosedur posisi Mempertahankan keamanan
lateral
7. Miringkan klie sesuai prosedur posisi Menyiapakan ruang untuk memasukan alat
lateral pengangkat
Tindakan Rasional
1. Persipakan alat-alat yang akan Meningkatkan efisiensi tindakan
digunakan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi ansietas dan meningkatkan
kerjasama
3. Tutup pintu atau screen Memberi privasi pada klien
4. Lakukan hand washing Mengurangi penyebaran MO
5. Cek vital sign (PRN) Indikasi status kesehatan
6. Tempatkan klien pada posisi datar di Meningkat keamanan, cegah cedera terjatuh
tempat tidur dengan kondisi roda
terkunci
7. Posisi stretcher berada di atas atau Memberi ruang bergerak saat pemindahan
dibawah tempat tidur secara seri
(bagian atas stretcher bertemu dengan
bagian bawah tempat tidur atau
sebaliknya) dapat juga membentuk
huruf “L”
8. Tiga perawat berada di satu sisi tempat Distribusi berat badan klien secara adekuat
tidur klien, dan masing-masing
bertanggung jawab untuk kepala
dengan punggung, penggul, dan paha
dengan tungkai bawah
9. Masing-masing perawat membuka Meningktkan kseimbangan
kedua kakinya dengan kaki yangdekat
tempat tidur berada didepan sambil
lutut sedikt ditekuk
10. Instruksikan klienuntuk menyilangkan Membantu dalam memindahkan posisi tanpa
kedua tanganya didepan dada ada bagian tubuh yang cedera
11. Secara bersamaan perawat yang Memindahkan beban kerja ke dasar sokongan
bertugas menfgangkat, mendekatkan pengangkat
tubuh klienke dada mereka, dan
mengarahakan tubuh klien ke dada
mereka, dan mengarahkan stretcher
yang dituju (bisa ke kiri atau ke kanan)
12. Secara bersamaan perawat menurunkan Mempertahankan kesejajaran tubuh selama
klien secara perlahan ke pusat stretcher pindah
(tengah/medial) dengan menekuk lutut
dan pinggul mereka hingga siku
setinggi tepi stretcher
13. Atur posisi nyaman klien di stretcher Meningkatkan kenyamanan dan kerapihan
dan rapihkan lingkungan ruangan klien
14. Lakukan hand washing Mengurangi penyebaran MO
15. Dokumentsikan durasi, kemampuan Dokumetasikan yang akurat dan tepat watu
psien,alat bantu, vital sign dan keluha mencegah hilangnya data serta memberi
klien saatmelakukan pemindahan informasi selanjutnya.
Kebutuhan kalori per hari = Basal Metabolisme (BM) + aktivitas + Efek termik dari makanan
Basal Metabolisme adalah sejumlah energi yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan istirahat,
dalam keadaan berbaring, suhu badan normal, dan berada di lingkungan dengan suhu ruangan
(sekitar 25° C).
Tujuan :
Energi metabolisme Basal ini diperlukan tubuh untuk memelihara proses-proses biokimiawi
yang terjadi dalam organ-organ tubuh.
Untuk menghitung Basal Metabolisme (BM) digunakan rumus Harris-Bennedict, yang bisa
digunakan baik untuk seseorang yang Ingin Indeks Masa Tubuh (IMT) normal, underweightdan
overweight/obese.
Untuk menghitung energi aktivitas sebaiknya dihitung per kegiatan, namun dapat juga dihitung
secara umum dengan memperkirakan apakah aktivitas seseorang sangat berat, berat, sedang,
ringan atau sedentary(duduk-duduk saja).
Untuk menghitung efek termik dari makanan adalah 10% (BM + aktivitas)
Kita ambil contoh misalnya seorang pria dengan BB 100kg, TB 160 cm, dan usia 30 tahun
dengan aktivitas ringan. Berapakah kebutuhan kalori per hari?
Jawab :
BM = 66+1370+800-204
BM = 2032 kalori
Dengan mengetahui kebutuhan kalori anda bisa merencanakan menu diet sesuai dengan
kebutuhan kalori per hari.
Anda bisa menambahkan jumlah makanan untuk menaikkan berat badan atau mengurangi
makanan untuk menurunkan berat badan tergantung berapa kalori yang ingin ditingkatkan atau di
hilangkan dari menu.
REFERENSI
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ErwinSetyoKriswantoS.Pd.,M.Kes./7.MKGizi
Statusgizi kebutuhan%20energi.pdf
https://www.google.com\.weblog.esaunggul.ac.id2FHospice-Home-Care-2-Pertemuan-12.ppt
http://www.academia.edu/11154038/PEMERIKSAAN_FISIK_HEAD_TO_TOE
https://www.google.com/2Fstikesmukla.ac.id.pdf
https://stikesmukla.ac.id/downloads/PEMERIKSAAN%20FISIK%20PARU%20KEL%203%20
D3%20KEP%202A.pdf
http://ocw.usu.ac.id/course/download/128-KEBUTUHAN-DASAR-
MANUSIA/kdm_slide_kebutuhan_nutrisi_dan_akep.pdf
Bickley, L. S. (2007). Guide to physical examination and history taking. 9th ed. Lippincott
Eilliams & Wilkins: Philadelphia.