MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 155
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI
Ketika remaja meminta bantuan dari Anda untuk suatu masalah atau kekhawatiran, saat itu mereka cenderung mau menerima informasi dan
nasihat. Gunakan kesempatan ini dengan memberikan mereka informasi dari bagian Pedoman penanganan remaja ini, untuk memastikan
bahwa informasi yang diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan masalah yang dialami. Jika waktunya cukup, periksalah pemahaman
dan berikan informasi tambahan atau klarifikasi yang mungkin mereka perlukan.
Gunakan setiap kesempatan yang disampaikan untuk memberikan informasi dan mengedukasi orang tua, dan memberikan tanggapan
terhadap berbagai pertanyaan dan kekhawatiran yang mungkin mereka alami. Jelaskan kepada mereka bahwa sebagai putra dan putri yang
sedang tumbuh dan berkembang mereka harus dapat membuat keputusan dalam hal pola makan, aktivitas fisik, keselamatan pribadi, aktivitas
seksual, berhadapan dengan keadaan yang penuh tekanan, dan penggunaan tembakau, alkohol, atau zat lainnya. remaja yang orang tuanya
membahas masalahmasalah ini dengan anak-anaknya cenderung akan mengambil pilihan-pilihan yang akan melindungi mereka dan orang lain.
Katakan kepada mereka bahwa meskipun membahas masalah tersebut akan membuat mereka merasa tidak nyaman, tetapi tetap harus
dilakukan.
Pastikan bahwa Anda selalu memfasilitasi keinginan pasien remaja untuk melibatkan orang tuanya ke dalam diskusi, demikian juga dengan
usia, tingkat perkembangan, dan keadaan sosial remaja.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 156
1. KETERAMPILAN PSIKOSOSIAL (PKHS)
Keterampilan Psikososial merupakan suatu keterampilan/kemampuan yang berorientasi pada aspek kejiwaan seseorang terhadap diri sendiri dan interaksi dengan
orang serta lingkungan. Kegiatan pengembangan keterampilan/kemampuan psikososial remaja diwujudkan dalam bentuk kemampuan menolak pengaruh negatif
dan memanfaatkan pengaruh positif dalam pergaulan serta mau memikul tanggung jawab sosial sebagai remaja yang akan menjadi tumpuan masa depan bangsa.
Hal inilah yang sesungguhnya merupakan hakekat dari pengembangan keterampilan psikososial.
Keterampilan psikososial yang dikembangkan bagi remaja dinataranya adalah Keterampilan Hidup Sehat. Keterampilan Hidup Sehat adalah suatu kemampuan
untuk menyusun pola pikir dan perilaku sehingga menjadi serangkaian kegiatan yang terintegrasi dan dapat diterima oleh lingkungan budaya setempat serta
mempunyai tujuan interpersonal yang menuju perilaku hidup sehat fisik, mental dan sosial.
Sepuluh keterampilan psikososial/keterampilan hidup sehat (PKHS) yang memberikan dampak pada pengembangan perilaku remaja yaitu :
1. KESADARAN DIRI
Kesadaran diri merupakan kemampuan untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kelemahan, keinginan dan ketidak inginan. Remaja harus
mengembangkan kemampuan ini karena fase remaja merupakan fase transisi, remaja berisiko medah terpengaruh orang lain, mengikuti dan meniru hal-
hal yang sedang tren tanpa pertimbangan sebelumnya. Diperlukan pembelajaran reflektif seperti kemampuan kesadaran diri, menganalisis diri, menilai
dan mengantisipasi tantangan masa depan. Target dari pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah kemandirian dan integritas diri.
2. EMPATI
Empati merupakan kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri. Empati dapat membantu seseorang untuk bisa menerima satu
sama lain, saling menolong, mendorong dan memberi semangat serta toleransi antar sesama. Remaja harus mengembangkan kompetensi ini karena
dalam kehidupan sehari-hari mereka masih cenderung mementingkan diri sendiri dan kurang peduli terhadap lingkungan, sehingga tidak terlalu mudah
memahami perasaan orang lain. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah remaja mampu memahami orang lain sehingga dapat
hidup berkelompok.
3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk menentukan pilihan secara tepat dan konstruktif dari berbagai alternatif pilihan yang ada. Remaja
perlu mengembangkan kemampuan ini, di era mudahnya akses remaja terhadap media dan informasi baik yang membangun ataupun menjerumuskan
remaja, remaja masih perlu dibantu dalam mengambil keputusan yang tepat. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah remaja
mampu mengambil keputusan yang tepat.
4. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah merupakan suatu kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif. Untuk
menyelesaikan masalah tersebut diperlukan kemampuan menguraikan unformasi atau permasalahan dengan hal-hal lain yang relevan, untuk kemudian
dirumuskan menjadi suatu ide baru yang berkaitan dengan penyelesaian permasalahan. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah
remaja mampu menghadapi berbagai permasalahan dengan cara yang tepat dan cepat.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 157
5. BERPIKIR KRITIS
Berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis informasi dan pengalaman-pengalan secara objektif. Tidak berkembangnya keterampilan ini
menyebabkan remaja sulit memahami sebuah fakta dengan benar. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah kemampuan
menganalisis situasi/masalah.
6. BERPIKIR KREATIF
Berpikir kreatif adalah kemampuan membuat ide baru dengan menganalisis informasi dan berbagai pengalaman, untuk menciptakan sesuatu yang
berbeda. Remaja harus mengembangkan keterampilan ini, dengan melakukan eksplorasi dan ujicoba dalam menciptakan ide baru. Tidak berkembangnya
keterampilan ini menyebabkan remaja berisiko tidak produktif, cenderung meniru dan malas. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini
adalah remaja mampu berinovasi untuk menemukan ide ide baru.
7. KOMUNIKASI EFEKTIF
Keterampilan komunikasi efektif adalah keterampilan/kemampuan untuk menyampaikan gagasan sehingga dapat dimengerti oleh orang lain dan
kelompok di lingkungannya. Remaja perlu mengembangkan keterampilan ini karena dalam kehidupan sehari-hari remaja membutuhkan komunikasi baik
dengan teman sebaya, orang tua dan orang dewasa/lebih muda lainnya. Tidak berkembangnya kemampuan/keterampilan ini dapat menyebabkan
remaja mengalami kegagalan berkomunikasi dengan pihak lain yang menyebabkan kurang baiknya hubungan pribadi, merasa tidak nyaman dalam
beraktifitas, selalu merasa kesepian dan kurang mampu. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah remaja mampu menyampaikan
pesan yang dapat dipahami dan membina hubungan baik.
8. HUBUNGAN INTERPERSONAL
Kemampuan/keterampilan hubungan interpersonal adalah kemampuan yang dapat menolong kita berinteraksi dengan sesama secara positif dan
harmonis. Remaja harus mengembangkan kompetensi psikososial ini karena sangat membutuhkan jaringan dan kelompok yang dapat memberikan
dorongan dan dukungan. Pengembangan kemampuan/keterampilan ini dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan dalam melakukan
interaksi yang menyenangkan. Target pengembangan kemampuan/keterampilan ini adalah remaja mampu berinteraksi positif dengan orang lain.
9. PENGENDALIAN EMOSI
Merupakan kemampuan/keterampilan untuk meredam gejolak emosi sehingga bermanifestasi dalam perilaku yang terkendali. Remaja sangat perlu
mengembangkan kemampuan/keterampilan ini karena pada kehidupan sehari-hari akan menghadapi situasi beragam dan emosi yang beragam pada saat
berinteraksi dengan orang lain. Pada saat tersebut, diharapkan remaja dapat mengendalikan diri, mampu menghadapi situasi dengan tenang. Tidak
berkembangnya kemampuan/keterampilan ini menyebabkan remaja mudah marah, agresif, tidak tenang dan mudah tersinggung. Target pengembangan
kemampuan/keterampilan ini adalah remaja mampu meredam emosi dan dapat mengungkapkan emosi secara positif.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 158
kesulitan dan kegagalan yang membutuhkan kemampuan bertahan dan bangkit dari keterpurukan, cepat pulih dan melakukan pengembangan diri. Target
pengembangan kemampuan ini adalah remaja memiliki mampu bertahan/tegar dalam menghadapi situasi yang sulit bagi mereka (resiliensi).
Dengan mengaplikasikan 10 (sepuluh) keterampilan/kemampuan psikososial ini dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan remaja mampu mengatasi pengaruh lingkungan
sekitar tertutama ajakan dari teman sebaya atau orang lainnya untuk melakukan perilaku berisiko seperti mampu menolak ajakan melakukan hubungan seksual pra nikah,
konsumsi NAPZA, tawuran, tidak tertib di jalan raya, dll
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh: selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir sebelum makan,
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 159
Pada remaja, gizi normal jika IMT berdasarkan umur berada diantara garis z scaore +1 D dan -2SD. Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Oleh karena itu,
pemantauan BB perlu dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kurang gizi atau kegemukan
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 160
3. Aktivitas fisik
Melakukan aktivitas fisik yang teratur selama usia remaja dan usia lanjutan dapat memberikan berbagai keuntungan baik secara fisik, jiwa dan sosial. Aktivitasfisik dapat
berupa berbagai macam olahraga seperti sepak bola dan olah raga lainseperti jogging. Selain itu remaja juga dapat melakukan aktivitas harian lainseperti berjalan kaki dan
melakukan pekerjaan rumah (contohnya mengepel lantai) atau di tempat kerja (contohnya mengecat ruangan).
Keuntungan sosial
• Ikut serta dalam kegiatan olah raga akan membantu Anda saat bertemu banyak orang dan meningkatkan rasa persahabatan.
• Dapat juga membantu Anda melakukan sesuatu sesuai peraturan, bagaimana cara bekerja sama dengan anggota lain dalam tim, dan bagaimana cara menghadapi
kemenangan dan kekalahan.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 161
4. Pubertas
Apa yang dimaksud dengan pubertas?
Pada masa remaja, tubuh mulai mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Tahap ini disebut dengan pubertas. Pubertas berlangsung selama dua hingga lima tahun.
Ketika terjadi pubertas, hormon akan merangsang munculnya berbagai perubahan. Perubahan tersebut di antaranya peningkatan tinggi dan berat badan, peningkatan
massa otot, serta pertumbuhan dan perkembangan organ seksual yang nyata. Pada pubertas juga terjadi pertumbuhan rambut di wajah dan badan, serta muncul pula
jerawat.
Dikatakan pubertas terlambat (atau tertunda) jika perubahan tersebut tidak terjadi pada usia tertentu pada anak laki-laki; contohnya, jika ukuran penis belum bertambah
pada usia 14 tahun, ukuran testis belum bertambah pada usia 14 tahun, atau rambut pada atau di sekitar kemaluan belum mulai tumbuh pada usia 15 tahun.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 162
Pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh remaja laki-laki:
Penis saya sepertinya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan teman-teman lain, apakah saya normal?
Dikatakan pubertas terlambat (atau tertunda) jika perubahan tersebut tidak terjadi pada usia tertentu pada anak perempuan. contohnya, jika pembesaran payudara belum
terjadi pada usia 14 tahun; rambut pada atau di sekitar kemaluan belum mulai tumbuh pada usia 14 tahun, atau haid belum dimulai pada usia 16 tahun.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 163
Apa yang menjadi penyebab pubertas terlambat?
Penyebab utama pubertas terlambat adalah variasi normal pada usia mulai pubertas pada anak perempuan. Variasi-variasi ini sering terjadi dalam keluarga, contohnya, ibu
yang dulunya mengalami pubertas terlambat dapat memiliki anak perempuan yang mengalami pubertas terlambat juga. Variasi normal seperti ini tidak memerlukan
pengobatan. Kadang-kadang malnutrisi dapat menyebabkan pubertas terlambat. Demikian halnya dengan penyakit kronis juga kadang dapat menyebabkan pubertas
terlambat juga. Karena itu sangat penting memeriksakan dan mengatasi gangguan nutrisi dan penyakit kronis.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 164
5. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual sering dimulai saat remaja, didalam atau diluar perkawinan. Banyak remaja yang telah menjadi aktif secara seksual sebelum mereka paham bagaimana
cara melindungi mereka dari kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual. Remaja perlu dibantu untuk dapat memahami berbagai perubahan yang sedang
terjadi dalam tubuh mereka. Mereka juga perlu dukungan untuk menghadapi berbagai pikiran dan perasaan yang menyertai perkembangan dan pertumbuhan mereka,
serta cara membuat keputusan yang telah dipahami dan dimengerti dengan baik pada awal melakukan aktivitas seksual. Mereka juga memerlukan saran dan dukungan
dalam menghadapi tekanan untuk melakukan hubungan seksual yang tidak mereka inginkan. Remaja harus dapat memahami berbagai masalah yang dapat timbul akibat
hubungan seksual tanpa pelindung dan yang terlalu awal, dan bagaimana mereka dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan serta infeksi menular seksual. Mereka
juga harus dapat mengakses pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk pencegahan gangguan kesehatan, dan untuk dapat sembuh kembali jika mereka mengalami sakit.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 165
2. Jelaskan bahwa perasaan seksual adalah normal, tetapi melakukan hubungan seksual harus merupakan keputusan yang diambil dengan hati-hati.
3. Jelaskan bahwa tidak melakukan hubungan seksual adalah satu-satunya cara untuk mencegah kehamilan dan infeksi penyakit menular seksual.
4. Bicaralah dengan putra-putri Anda mengenai cara untuk mencegah kehamilan dan infeksi penyakit menular seksual, bahkan bila perlu tekankan tentang pentingnya
menunda hubungan seksual hingga mereka siap. Jelaskan bahwa meskipun ada berbagai pilihan untuk kontrasepsi, tapi hanya kondom, yang jika digunakan dengan
benar, dapat menurunkan risiko kehamilan dan infeksi penyakit menular seksual.
5. Diskusikan berbagai jenis tekanan yang dapat mereka hadapi untuk melakukan hubungan seksual sebelum mereka merasa siap melakukannya. Diskusikan bagaimana
cara mengatasi tekanan-tekanan tersebut.
6. Ajaklah mereka untuk meminta saran dan dukungan dari petugas kesehatan, jika dan kapanpun mereka memerlukannya.
6. Kestabilan emosional
Masa remaja adalah masa dimana berbagai perubahan besar terjadi dalam kehidupan – fisik, psikologis dan sosial, dan tidak didukung dalam kematangan mental
emosional. Perubahan ini sering menyebabkan remaja mengalami konflik, baik dengan diri sendiri maupun lingkungan. Konflik itulah yang menyebabkan mereka stres
sehingga mereka mengalami berbagai gangguan, misalnya cemas dan depresi, yang menyebabkan nyeri dan penderitaan. Beberapa remaja melukai diri mereka akibat dari
gangguan tersebut. Sangat disayangkan bahwa bunuh diri dapat menjadi penyebab kematian utama dikalangan remaja. Tetapi remaja dapat mengambil langkah-langkah
untuk melindungi tingkat emosional mereka, dan seperti penyakit-penyakit lain, ada banyak yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang peduli di sekitar mereka.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 166
1. Orang tua perlu memahami perkembangan mental anaknya yang sedang dalam usia remaja. Berikan pola asuh yang sesuai dengan usia anak. Dalam masa remaja,
banyak remaja cenderung membantah perintah orang tuanya dan cenderung menarik diri dari hubungan erat yang pernah terjalin saat mereka masih kecil.Hal ini
menyebabkan banyak orang tua sulit menerima kondisi ini. Tetapi, para remaja masih membutuhkan dan mendapatkan dukungan dan panduan dari orang tua.
Perasaan diperlukan dan dihargai oleh salah satu anggota keluarga dapat memberikan kesan positif terhadap kebahagiaan pemuda.
2. Remaja harus mempelajari keahlian untuk menghadapi stres dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, dan juga berbagai emosi seperti sedih dan marah dengan cara
yang sehat. Remaja juga harus mengetahui bahwa mereka dapat meminta bantuan dari orang tua mereka ketika mereka merasa tidak mampu mengatasinya sendirian.
3. Dengan diagnosa yang cepat dan pengobatan yang efektif, remaja dengan berbagai gangguan kejiwaan dapat kembali sehat dan hidup produktif.
1. Tembakau menimbulkan noda pada jari-jari, bibir dan gigi. Tembakau juga menyebabkan bau mulut. Kondisi para perokok cenderung kurang sehat dan cepat sesak
napas. Tembakau juga menyebabkan gangguan kesehatan pada usia lanjut - terutama kanker dan penyakit jantung.
2. Konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, dapat merusak judgement (proses pertimbangan). Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dapat
menyebabkan kerusakan sistem saraf dan hati.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 167
3. Penggunaan ganja, heroin, amfetamin (ekstasi) atau kokain dapat menyebabkan kerusakan otak, hati, ginjal dan paru-paru baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Penyuntikan zat-zat tersebut menggunakan jarum suntik dan alat suntik secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko tertular HIV.
4. Zat-zat seperti tembakau, heroin, amfetamin dan kokain dapat menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap zat-zat tersebut dapat menyebabkan seseorang
tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari dan menyebabkan ketegangan dengan anggota keluarga, teman, atau orang lain. Hampir semua orang mengalami
ketergantungan zat dalam masa remaja mereka.
5. Selama dalam pengaruh alkohol atau zat terlarang lainnya, seseorang cenderung akan melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan, seperti: mengebut, melakukan
kekerasan verbal (memaki) atau fisik, atau melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi. Banyak remaja yang mati akibat kecelakaan saat sedang dalam
pengaruh zat-zat tersebut.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 168
8. Cedera yang tidak disengaja
Cedera adalah penyebab utama kematian dan disabilitas pada remaja. banyak remaja yang mati atau luka parah akibat kecelakaan lalu lintas (baik sebagai pengendara
sepeda motor dan sepeda, mobil, atau sebagai penumpang dan pejalan kaki). Banyak remaja juga kehilangan nyawa karena tenggelam dan jatuh. Cedera dapat muncul
dimana saja – di rumah, di tempat belajar dan bekerja, di jalanan dan di manapun dimasyarakat. Cedera dapat, dan harus, dicegah.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 169
2. Ajari mereka apa yang dapat mereka lakukan untuk mengurangi kemungkinan mengalami cedera, dan bagaimana cara merespons (menanggapi) ketika seseorang
mengalaminya.
3. Jelaskan perilaku apa yang Anda harapkan dari mereka, dan berikan contoh yang baik melalui perilaku Anda sendiri.
Tenggelam:
Ajaklah putra atau putri Anda untuk belajar berenang. Tegaskan bahwa mereka tidak boleh masuk ke dalam air yang kedalamannya lebih tinggi dari pinggang mereka.
Tegaskan bahwa mereka tidak boleh berenang jika sedang mengkonsumsi alkohol atau zat lain, meskipun mereka bisa berenang.
Baik remaja putra maupun putri dapat mengalami segala jenis kekerasan dan penganiayaan. Keduanya dapat terjadi di rumah dan lingkungan masyarakat, dan dapat
dilakukan oleh anggota keluarga, orang dewasa dan remaja lain, yang dikenal atau tidak dikenal oleh remaja. Pada banyak kasus, pelaku akan membuat korban merasa
bahwa dia tidak punya pilihan lain selain menerima tindak kekerasan dan penganiayaan tersebut. Selain efek langsung, kekerasan dan penganiayaan dapat dicegah dan
saat keduanya terjadi, harus ditanggapi dengan efektif dan sensitif.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 170
5. Ketidaksetujuan dan perselisihan kadang dapat terjadi. Bila terjadi, tetaplah tenang dan hadapi dengan sikap yang tidak melakukan kekerasan. Cobalah untuk
menghindari terjadinya kekerasan atau hindari menanggapi hasutan dengan kekerasan.
6. Jika Anda disiksa secara fisik atau seksual atau dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, laporkan kepada teman, orang tua Anda, atau orang dewasa
yang bisa dipercaya. Mereka dapat memberikan Anda dukungan yang diperlukan, membantu mencegah peristiwa tersebut terulang kembali, dan membantu membawa
pelaku untuk diadili.
Berdasarkan PP No 61 tahun 2014, kehamilan akibat perkosaan merupakan kehamilan hasil hubungan seksual tanpa adanya persetujuan dari pihak perempuan. Kehamilan
akibat perkosaan dibuktikan dengan usia kehamilan sesuai dengan kapan terjadinya kasus perkosaan, yang dinyatakan oleh surat keterangan dokter dan keterangan
penyidik, psikolog dan/ atau ahli lain mengenai adanya dugaan perkosaan.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 171
10. Pencegahan kehamilan dan kontrasepsi
Edukasi mengenai bahaya seks pranikah, dilakukan dengan urutan ABC.
A atau abstinence berarti tidak melakukan hubungan seksual.
B atau be faithful berarti setia pada satu pasangan.
C atau contraception yaitu menggunakan kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan dan mencegah penularan infeksi menular seksual (kondom).
Bila sudah terlanjur terjadi hubungan seksual dan klien tidak menginginkan kehamilan, kontrasepsi darurat hanya dapat digunakan hingga maksimal 72 jam setelah
berhubungan seksual. Kontrasepsi darurat dapat berupa oral ataupun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Pelayanan kontrasepsi darurat harus diberikan melalui
konseling terlebih dahulu. Setelah lebih dari 72 jam namun di bawah 7 hari, kontrasepsi darurat oral tidak lagi efektif dan dapat dilakukan pemasangan AKDR. Bila
hubungan seksual sudah berlangsung lebih dari 7 hari, maka kemungkinan besar sudah terjadi implantasi.
Pada klien yang tidak ingin hamil, ajarkan bagaimana cara menggunakan kontrasepsi pilihannya. Pada klien atau orang tua yang ingin mengetahui cara mencegah
kehamilan, jelaskan syarat-syarat untuk berbagai jenis kontrasepsi, dan bantu klien mengidentifikasi kontrasepsi yang paling cocok bagi remaja sesuai dengan pilihan dan
kebutuhannya. Diskusikan dengan klien mengenai efektivitas pilihan yang tersedia dalam mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV.
Kontrasepsi
Pada umumnya, klien sudah pantas untuk menggunakan alat kontrasepsi dan harus memiliki akses untuk mendapatkan berbagai pilihan kontrasepsi. Banyak dari
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh klien dewasa juga berlaku untuk klien yang berusia muda.
Usia sendiri tidak berhubungan dengan alasan medis untuk menolak penggunaan alat kontrasepsi. Beberapa kekhawatiran pernah diungkapkan mengenai penggunaan alat
kontrasepsi jenis tertentu pada remaja (contohnya kekhawatiran yang berhubungan dengan massa tulang pada pengguna suntikan progesteron tunggal yang berusia
dibawah 18 tahun), keadaan ini harus diseimbangkan dengan menyebutkan keuntungan penggunaan untuk mencegah kehamilan.
Faktor perilaku dan kondisi sosial merupakan pertimbangan yang penting pada pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai bagi remaja. Remaja merupakan kelompok yang
beragam dan karena itu kebutuhannya sangat berbeda pada setiap individu. Remaja yang telah menikah, memiliki seorang anak dan ingin menunda kehamilan kedua akan
memerlukan kontrasepsi yang sangat berbeda dibandingkan dengan remaja yang belum menikah yang mungkin melakukan sejumlah hubungan seksual biasa selama
beberapa bulan.
Kelompok dan lingkungan juga penting. Beberapa kelompok remaja dimanapun, dan hampir semua remaja di lingkungan tertentu, memiliki resiko yang tinggi terhadap
infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV. Pencegahan terhadap IMS juga harus dipertimbangkan bersamaan dengan pencegahan kehamilan.
Edukasi (pendidikan) dan konseling yang cukup baik sebelum dan pada saat pemilihan metode kontrasepsi, akan membantu remaja membuat keputusan yang matang dan
sukarela sesuai dengan keputusan mereka.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 172
Biaya untuk memperoleh alat kontrasepsi juga harus dipertimbangkan karena dapat menjadi hambatan bagi beberapa remaja. Berbagai cara yang dilakukan harus dapat
memastikan bahwa biaya untuk membeli alat kontrasepsi tidak akan menjadi hambatan bagi remaja untuk dapat menggunakan metode kontrasepsi yang sesuai.
Kondisi Kontrasepsi
Sedang hamil Kontrasepsi tidak dibutuhkan
Kondom boleh digunakan untuk mencegah infeksi
Sedang menyusui – kurang dari 6 minggu pasca Kontrasepsi hormonal tidak boleh digunakan
melahirkan Metode perlindungan (Barrier Method) boleh digunakan
Sedang menyusui – 6 minggu hingga 6 bulan Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan kecuali cara lain tidak tersedia
pasca melahirkan Kontrasepsi progesteron tunggal boleh digunakan
Metode perlindungan boleh digunakan
Sedang menyusui – lebih dari 6 bulan pasca Kontrasepsi kombinasi dan progesteron tunggal boleh digunakan
melahirkan Metode perlindungan boleh digunakan
Kurang dari 21 hari pasca melahirkan dan tidak Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan kecuali cara lain tidak tersedia
menyusui Kontrasepsi progesteron tunggal boleh digunakan
Metode perlindungan boleh digunakan
Lebih dari 21 hari pasca melahirkan dan tidak Kontrasepsi kombinasi dan progesteron tunggal boleh digunakan
menyusui Metode perlindungan boleh digunakan
Hipertensi: tekanan sistolik lebih dari 160 dan Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan
diastolik lebih dari 100 mmHg Depot medroxy-progesterone acetate (DMPA) tidak boleh digunakan kecuali cara lain tidak tersedia;
kontrasepsi progesteron tunggal lain boleh digunakan
Metode perlindungan boleh dilakukan
Hipertensi: tekanan sistolik 140-159 dan diastolik Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan kecuali cara lain tidak tersedia
90-99 mmHg Kontrasepsi progesteron tunggal boleh digunakan
Metode perlindungan boleh digunakan
Riwayat deep vein thrombosis (thrombosis vena Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan
dalam) atau emboli (sumbatan) paru Kontrasepsi progesteron tunggal boleh digunakan
Metode perlindungan boleh digunakan
Kelainan pembekuan darah yang dketahui Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 173
Kontrasepsi progesteron tunggal boleh digunakan
Metode perlindungan boleh digunakan
Migrain dengan aura Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan
Kontrasepsi progesteron tunggal boleh digunakan
Metode perlindungan boleh digunakan
Hepatitis virus aktif Kontrasepsi hormonal kombinasi tidak boleh digunakan
Kontrasepsi progesteron tunggal tidak boleh digunakan kecuali cara lain tidak tersedia
Metode perlindungan boleh digunakan
Sedang dalam pengobatan TB (konsumsi OAT) Kontrasepsi hormonal jangan digunakan karena efektivitasnya menurun
11. HIV
Informasi yang diberikan dan segala gangguan yang harus dibahas sebelum dilakukan pemeriksaan HIV :
1. Periksalah pemahaman remaja dan orang tua/wali mengenai informasi penting mengenai HIV.
• Apa yang dimaksud dengan HIV?
• Bagaimana penyebaran HIV (dan bagaimana HIV tidak menyebar)?
• Apa efek dari HIV bagi tubuh?
• Apa yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap orang yang diketahui mengidap HIV?
(Bila perlu, isi jenjang pengetahuan dan perbaiki pemahaman yang salah)
(ii) Apa yang dimaksud dengan hasil pemeriksaan HIV positif atau negatif?
Hasil pemeriksaan positif artinya bahwa seseorang yang telah menjalani pemeriksaan terinfeksi HIV. Hasil pemeriksaan negatif artinya orang telah menjalani
pemeriksaan tidak terinfeksi HIV. Tetapi, seperti disebutkan di atas, antibodi yang terdeteksi melalui pemeriksaan HIV tidak dihasilkan hingga 8-12 minggu setelah
infeksi HIV. Karena itu, sebelum 3 bulan setelah infeksi, hasil pemeriksaan dapat menunjukkan hasil negatif meskipun orang tersebut telah terinfeksi HIV.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 174
• Ada obat untuk mengendalikannya
• Penyakit tumpangan bisa diobati
• Pencegahan penularan lanjut dapat dilakukan
• ODHA bisa tetap sehat, produktif, dan mandiri
• Petugas kesehatan dapat memberikan pengobatan yang efektif untuk mencegah multiplikasi (bertambah banyak) kuman HIV di tubuh
• Petugas kesehatan dapat memberikan pengobatan untuk mencegah atau mengobati penyakit lain akibat adanya HIV di tubuh (contohnya tuberkulosis)
• Bila seorang wanita yang terinfeksi HIV ingin memiliki anak, ia dapat diberikan obat-obatan untuk mengurangi resiko menularkan HIV dari tubuhnya ke janin (di dalam
kandungan)
• Dengan mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak akan membantu untuk mengambil keputusan yang perlu untuk melindungi penderita dan orang lain dari
infeksi
3. Yakinkan pasien dan orang tua/wali mengenai kerahasiaan dan dukungan yang sedang diberikan.
Pertama, yakinkan remaja bahwa hasil pemeriksaan tidak akan ditunjukkan kepada orang lain. Kerahasiaan bersifat terbatas untuk orang-orang yang terlibat demi
kesehatannya. Ada paket layanan komprehensif berkesinambungan. Kedua, yakinkan remaa bahwa bila ia terbukti terinfeksi HIV, apapun akan dilakukan agar ia
mendapat perawatan dan dukungan baik di tempat pemeriksaan maupun dari orang lain.
4. Pemeriksaan labotaroium dilakukan sesuai indikasi medis atau untuk tujuan deteksi dini. Apabila orang tua/wali pasien menyetujui pemeriksaan, skrining HIV dapat
dilakukan. Tetapi apabila orang tua/wali pasien menolak pemeriksaan skrining HIV, makan orang tua/wali harus menandatangani surat penolakan.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 175
12. Rekomendasi imunisasi
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 176
LAMPIRAN:
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 177
LAMPIRAN 1 NO REGISTER KUNJUNGAN KE : TGL : Petugas
IDENTITAS REMAJA
Nama klien Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Alamat
Tempat Tinggal 1. Tinggal dengan orang tua 2. Asrama 3. Kontrak 4. Lain-lain :…………
Status Perkawinan Orang Tua 1. Menikah 2. Cerai 3. Berpisah tanpa cerai 4. Lain-lain
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 178
FORMULIR PASIEN PKPR NAMA : L/P: UMUR: NO REGISTER : KUNJUNGAN KE : TGL : Petugas :
Pemeriksaan fisik umum BB (kg) : TB (cm) : IMT : IMT/U (Z Score) : TB/U (Z Score) :
Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi napas Suhu Status Gizi (lingkari yang sesuai) :
Gizi buruk / gizi kurang / normal / gizi lebih / obesitas
0
mmHg x/menit x/menit C
Perawakan (lingkari yang sesuai) : Normal / Pendek / Tinggi
Pemeriksaan fisik lain-lain sesuai algoritma yang relevan
Konseling :
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 179
PENANGANAN LANJUTAN YANG DITEMUKAN DARI SKRINING ANAMNESIS HEEADSSS
Anamnesis HEEADSSS
Home Drugs
Employment/Education Sexuality
Eating Safety
Activity Suicide/depression
Konseling
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 180
REGISTER PASIEN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
TATA LAKSANA
KUNJUNGAN NAMA UMUR ASAL
TGL No RM ALAMAT KLASIFIKASI
KASUS
KB KU L P OBAT KONSELING RUJUK
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 181
LAPORAN BULANAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
182
GEMUK
NORMAL
NORMAL
NORMAL
KURUS
SANGAT KURUS
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 183
Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Umur untuk Remaja Perempuan
GEMUK
NORMAL
NORMAL
NORMAL
KURUS
SANGAT KURUS
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 184
LAMPIRAN 3 :
Grafik Tinggi Badan (TB) Berdasarkan Umur untuk Remaja Laki laki
NORMAL
PENDEK
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 185
Grafik Tinggi Badan (TB) Berdasarkan Umur untuk Remaja Perempuan
NORMAL
PENDEK
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 186
LAMPIRAN 4 :
SKALA TANNER
Remaja Perempuan
A. B Keterangan gambar kesehatan reproduksi puteri:
Gambar Karakteristik
I A. Prepubertas, tak terdapat jaringan payudara
B. Rambut pubis tidak ada
II A. Pembesaran areola dan timbulnya breast-bud
B. Timbul rambut halus di pubis
III A. Pembesaran areola dan payudara sebagai satu
gunung
B. Rambut pubis menjadi ikal disekitar pubis
IV A. Timbul tonjolan ke 2 diatas bukit pertama
B. Rambut pubis menyebar ke lateral dan atas
V A. Payudara dewasa dengan single-contour
B. Distribusi rambut pubis dewasa
Remaja Laki-laki
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 187
Keterangan gambar kesehatan reproduksi Laki-laki :
Gambar Karakteristik
I Prepubertas, volume testis <3 ml.
Tidak ada rambut pubis
II volume testis <3 ml, skrotum menipis dan berwarna merah
Timbul rambut pubis terutama di pangkal penis
III Terjadi pembesaran penis, volume testis lebih besar
Rambut pubis lebih tebal, jadi ikal dan terutama di mons pubis
IV Penis dan testis menjadi lebih besar, skrotum menjadi lebih hitam
Rambut pubis dewasa tetapi belum sampai ke paha
V Genitalia ukuran dan bentuk dewasa
Rambut pubis sampai ke medial paha
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 188
LAMPIRAN 5 :
TABEL DAFTAR DAERAH ENDEMIK MALARIA TAHUN 2014
No Provinsi Kab/Kota No Provinsi Kab/Kota No Provinsi Kab/Kota
1 Aceh 1 Kab. Aceh Besar 4 Sumatera Selatan 1 Kab. OKU 8 Riau 1 Kampar
2 Kab. Pidie 2 Kab. Musi Rawas 2 Pelalawan
3 Kab. Aceh Timur 3 Muara Enim 3 Ind. Hulu
4 Kab. Aceh Jaya 4 Lahat 4 Ind. Hilir
5 Kab. Aceh Barat Daya 5 Lubuk Linggau 5 Rokan Hilir
6 Kab. Nagan Raya 6 Banyuasin 6 Siak
7 Kab. Aceh Barat 7 OKU Timur
8 Kab. Aceh Singkil 8 Musi Rawas Utara 9 Jambi 1 Batang Hari
9 Kab. Siemeulu 9 Penukal Abab Lematang 2 Muaro Jambi
Ilir 3 Tanjab Barat
2 Sumatera Utara 1 Kab. Langkat 4 Tanjab Timur
2 Kab. Asahan 5 Bangka Belitung 1 Bangka Barat 5 Merangin
3 Kab. Tapanuli Tengah 2 Bangka Tengah 6 Sarolangun
4 Kab. Tapanuli Utara 3 Bangka Selatan 7 Bungo
5 Kab. Mandailing Natal 8 Tebo
6 Kab. Nias 6 Bengkulu 1 Kab. Bengkulu Utara
7 Kab. Nias Selatan 2 Kab. Bengkulu Selatan 10 Lampung 1 Kota Bandar Lampung
8 Kab. Dairi 3 Kota Bengkulu 2 Kab. Lampung Selatan
9 Kab. Batu Bara 4 Kab. Muko-Muko 3 Kab. Lampung Barat
10 Kab. Padang Lawas Utara 5 Kab. Seluma 4 Kab. Tanggamus
11 Kab. Padang Lawas 6 Kab. Kaur 5 Kab. Pesawaran
12 Kab. Labuhan Batu Utara 7 Kab. Bengkulu Tengah
11 Banten 1 Kab. Lebak
3 Sumatera Barat 1 Kab. Pesisir Selatan 7 Kepulauan Riau 1 Bintan 2 Kab. Pandeglang
2 Kota Sawah Lunto 2 Karimun
3 Kab Kepulauan Mentawai 3 Lingga 12 Jawa Barat 1 Kab. Sukabumi
4 Natuna 2 Kab. Garut
5 Kep. Anambas 3 Kab. Tasikmalaya
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 189
No Provinsi Kab/Kota No Provinsi Kab/Kota No Provinsi Kab/Kota
13 Jawa Tengah 1 Kab. Jepara 18 Kalimantan Selatan 1 Kab. Banjar 22 Sulawesi Utara 1 Kota Manado
2 Kab. Banyumas 2 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Minahasa
3 Kab. Banjarnegara 3 Kab. Tapin 3 Kab. Bolmong Utara
4 Kab. Purbalingga 4 Kab. HSS 4 Kab. Minahasa Tenggara
5 Kab. Cilacap 5 Kab. HST 5 Kota Bitung
6 Kab. Purworejo 6 Kab. Tabalong 6 Kab. Kep.Sangihe
7 Kab. Kebumen 7 Kab. Kotabaru 7 Kab. Bolmongondow
8 Kab. Tanah Bumbu 8 Kab. Sitaro
14 DI Yogyakarta 1 Kab. Kulon Progo 9 Kab. Balangan 9 Kab. Minahasa Selatan
10 Kab. Minahasa Utara
15 Jawa Timur 1 Kab. Madiun 19 Kalimantan Utara 1 Kab. Malinau 11 Kab. Kep.Talaud
2 Kab. Nunukan 12 Kota Tomohon
16 Kalimantan Barat 1 Kota Singkawang 3 Kab. Bulungan
2 Kab. Sambas 4 Kab. Tana Tidung 23 Sulawesi Tengah 1 Kab. Donggala
3 Kab. Bengkayang 2 Kab. Parigi Moutong
4 Kab. Landak 20 Kalimantan Tengah 1 Kab. Lamandau 3 Kab. Poso
5 Kab. Sanggau 2 Kab. Seruyan 4 Kab. Morowali
6 Kab. Sekadau 3 Kab. Kotawaringin Timur 5 Kab. Tojo Una - Una
7 Kab. Sintang 4 Kab. Katingan 6 Kab. Banggai
8 Kab. Melawi 5 Kota Palangka Raya 7 Kab. Banggai Kepulauan
9 Kab. Kapuas Hulu 6 Kab. Gunung Mas 8 Kab. Toli - Toli
10 Kab. Ketapang 7 Kab. Pulang Pisau 9 Kab. Buol
11 Kab. Kayong Utara 8 Kab. Kapuas 10 Kab. Sigi
12 Kab. Kubu Raya 9 Kab. Barito Selatan
10 Kab. Murung Raya 24 Sulawesi Tenggara 1 Kab. Buton
17 Kalimantan Timur 1 Kab. Kutai Kartanegara 2 Kab. Muna
2 Kab. Kutai Timur 21 Gorontalo 1 Kab. Gorontalo 3 Kota Baubau
3 Kab. Kutai Barat 2 Kab. Boalemo 4 Kab. Wakatobi
4 Kab. Paser 3 Kab. Pohuwato 5 Kab. Bombana
5 Kab. Penajam Paser Utara 4 Kab. Bone Bolango 6 Kab. Buton Utara
5 Kab. Gorontalo Utara
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 190
No Provinsi Kab/Kota No Provinsi Kab/Kota No Provinsi Kab/Kota
25 Sulawesi Selatan 1 Kab. Bulukumba 11 Kab. Alor 31 Papua 1 Kab. Jayapura
2 Kab. Enrekang 12 Kab. Lembata 2 Kota Jayapura
3 Kab. L u w u 13 Kab. Flores Timur 3 Kab. Keerom
4 Kab. Luwu Timur 14 Kab. Sikka 4 Kab. Sarmi
5 Kab. Luwu Utara 15 Kab. Ende 5 Kab. Biak Numfor
6 Kab. Pangkep 16 Kab. Nagekeo 6 Kab. Supiori
7 Kab. Selayar 17 Kab. Ngada 7 Kab. Merauke
8 Kab. Sinjai 18 Kab. Manggarai Timur 8 Kab. Mappi
9 Kab. Tana Toraja 19 Kab. Manggarai 9 Kab. Boven Digoel
10 Kab. Toraja Utara 20 Kab. Manggarai Barat 10 Kab. Nabire
21 Kab. Sabu Raijua 11 Kab. Kepulauan Yapen
26 Sulawesi Barat 1 Kab. Mamuju 12 Kab. Mimika
2 Kab. Majene 29 Maluku 1 Kota Ambon 13 Kab. Paniai
3 Kab. Mamasa 2 Kab. Maluku Tengah 14 Kab. Asmat
4 Kab. Mamuju Utara 3 Kab. Maluku Tenggara 15 Kab. Waropen
4 Kab. Maluku Tenggara Barat 16 Kab. Jayawijaya
27 NTB 1 Kab. Lombok Barat 5 Kab. Buru
2 Kab. Lombok Timur 6 Kab. Seram Bagian Barat 32 Papua Barat 1 Kota Sorong
3 Kab. Lombok Utara 7 Kab. Seram Bagian Timur 2 Kab. Sorong
4 Kab. Sumbawa Barat 8 Kab. Kepulauan Aru 3 Kab. Sorong Selatan
5 Kab. Sumbawa 9 Kota Tual 4 Kab. Raja Ampat
6 Kab. Dompu 10 Kab. Maluku Barat Daya 5 Manokwari
7 Kab. Bima 11 Kab. Buru Selatan 6 Kab. Teluk Bintuni
7 Kab. Teluk Wondama
28 NTT 1 Kab. Sumba Barat Daya 30 Maluku Utara 1 Kab. Ternate 8 Kab. Fak-Fak
2 Kab. Sumba Barat 2 Kab. Tidore Kepulauan 9 Kab. Kaimana
3 Kab. Sumba Tengah 3 Kab. Halmahera Barat
4 Kab. Sumba Timur 4 Kab. Halmahera Utara
5 Kab. Rote Ndao 5 Kab. Halmahera Selatan
6 Kab. Kupang 6 Kab. Halmahera Tengah
7 Kota Kupang 7 Kab. Halmahera Timur
8 Kab. TTS 8 Kab. Sula Kepulauan
9 Kab. TTU 9 Kab. Morotai
10 Kab. Belu 10 Kab. Taliabu
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 191
LAMPIRAN 6 STATUS BERHENTI MEROKOK
CATATAN KLIEN
IDENTITAS
Nama : ......................................................... L/P Umur/ tanggal lahir : ............................................... Tanggal : .............................. No. RM : ..............................
Alamat : ............................................................................................................. Pekerjaan : ....................................... Pendidikan : .............................................
Status pernikahan : ....................... Jumlah anak : ............... orang No. telp/ HP : .................................
Topik Uraian
I. Intervensi TOLONG DAN NASEHATI
I. Identifikasi awal TANYAKAN Tanggal berhenti merokok
status merokok, profil perokok
Metode berhenti □ Seketika (cold turkey)
a. Usia mulai merokok
b. Alasan mulai merokok □ Bertahap
c. Lama merokok (tahun) □ Penundaan
d. Jumlah rokok/hari/tahun Pilihan terapi : Sampaikan :
e. Tingkat adiksi (fagerstroom) .................. Indeks Brinkman : .......... □ Konseling - Dampak buruk merokok
f. Kadar CO udara ekspirasi ................... Skor Fagerstorm : .......... □ Farmakologi/obat - Manfaat berhenti merokok
Kadar CO udara ekspirasi:.......ppm □ Lain-lain - Tantangan yang akan dihadapi
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 192
LAMPIRAN 7 :
KUESIONER ADIKSI NIKOTIN (FAGERSTROM)
1 Berapa banyak rokok yang anda hisap dalam satu hari?
1-10 ......................................................................................................(0)
11-20 ....................................................................................................(1)
21-30 ....................................................................................................(2)
31 atau lebih ........................................................................................ (3)
2 Seberapa cepat anda menyalakan rokok pertama anda setelah anda terjaga?
Dalam 5 menit ......................................................................................(3)
6 hingga 30 menit .................................................................................(2)
31 hingga 60 menit ...............................................................................(1)
Setelah 60 menit ...................................................................................(0)
3 Rokok mana yang paling anda tidak relakan untuk dihentikan?
Rokok pertama pada pagi hari ..............................................................(1)
Lainnya ..................................................................................................(0)
4 Apakah anda merokok lebih banyak dalam dua jam pertama hari anda
daripada sisa hari anda?
Tidak .......................................................................................................(0)
Ya ............................................................................................................(1)
5 Apakah anda kesulitan menahan rasa ingin merokok di tempat yang dilarang
seperti bangunan umum, pesawat terbang atau di tempat kerja?
Tidak .......................................................................................................(0)
Skor Fagerstrom :
Ya ............................................................................................................(1) 0-3 ketergantungan rendah
6 Apakah anda masih merokok ketika anda sakit berat sehingga anda harus 4-6 ketergantungan sedang
berbaring dalam sebagian besar waktu anda? 7-10 ketergantungan tinggi
Tidak .......................................................................................................(0)
Ya ............................................................................................................(1)
POIN TOTAL
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 193
LAMPIRAN 8 : CONTOH SURAT PELIMPAHAN WEWENANG
KOP DINAS KESEHATAN KAB/KOTA............
SURAT PELIMPAHAN WEWENANG
No........../............/......./2015
Dikeluarkan di........
Pada Tanggal...........
Kepala Dinas Kesehatan Kab/ Kota..................
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 194
LAMPIRAN 9 :
KEWENANGAN DOKTER, PERAWAT, DAN BIDAN
Dokter Perawat Bidan
UU Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004 UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 Permenkes Praktik Bidan No 1464 Tahun 2910
Pasal 35 Pasal 30 Pasal 9
Dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda (1) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang
registrasi mempunyai wewenang melakukan praktik Keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi Perawat berwenang: a. pelayanan kesehatan ibu;
yang dimiliki, yang terdiri atas: a. melakukan pengkajian Keperawatan secara b. pelayanan kesehatan anak; dan
a. mewawancarai pasien; holistik; c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
b. memeriksa fisik dan mental pasien; b. menetapkan diagnosis Keperawatan; Keluarga Berencana.
c. menentukan pemeriksaan penunjang; c. merencanakan tindakan Keperawatan;
d. menegakkan diagnosis; d. melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. menentukan penatalaksanaan dan pengobatan e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
pasien; f. melakukan rujukan;
f. melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat
gigi; sesuai dengan kompetensi;
g. menulis resep obat dan alat kesehatan; h. memberikan konsultasi Keperawatan dan
h. menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter berkolaborasi dengan dokter;
gigi; i. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
i. menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang dan
diizinkan; dan j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat
j. meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi kepada Klien sesuai dengan resep tenaga medis
yang praktik di daerah terpencil yang tidak ada atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
apotek. (2) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan
Keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat,
Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan
masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok
masyarakat;
b. menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan
masyarakat;
c. membantu penemuan kasus penyakit;
d. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 195
masyarakat;
e. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan
masyarakat;
f. melakukan rujukan kasus;
g. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan
kesehatan masyarakat;
h. melakukan pemberdayaan masyarakat;
i. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan
masyarakat;
j. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan
masyarakat;
k. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
l. mengelola kasus; dan
m. melakukan penatalaksanaan Keperawatan
komplementer dan alternatif.
Pasal 31 Pasal 10
(1) Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan (1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
konselor bagi Klien, Perawat berwenang: dimaksud dalam Pasal 9 huruf a diberikan pada
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik masa pra-hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
di tingkat individu dan keluarga serta di tingkat nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kelompok masyarakat; kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
pada ayat (1) meliputi:
c. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan a. pelayanan konseling pada masa pra hamil;
masyarakat; b. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
d. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan c. pelayanan persalinan normal;
masyarakat; dan d. pelayanan ibu nifas normal;
e. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling. e. pelayanan ibu menyusui; dan
(2) Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola f. pelayanan konseling pada masa antara dua
Pelayanan Keperawatan, Perawat berwenang: kehamilan.
(3) Bidan dalam memberikan pelayanan
a. melakukan pengkajian dan menetapkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
permasalahan;
berwenang untuk:
b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi a. episiotomi;
Pelayanan Keperawatan; dan mengelola kasus. b. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 196
c. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan
dengan perujukan;
d. pemberian tablet Fe pad a ibu hamil;
e. pemberian vitamin A dosis tinggi pad a ibu nifas;
f. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan
promosi air susu ibu eksklusif;
g. pemberian uterotonika pad a manajemen aktif kala
tiga dan postpartum;
h. penyuluhan dan konseling;
I. bimbingan pad a kelompok ibu hamil;
J. pemberian surat keterangan kematian; dan k.
pemberian surat keterangan cuti bersalin.
Pasal 32 Pasal 11
(1) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan (1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dimaksud dalam Pasal 9 huruf b diberikan pada
ayat (1) huruf e hanya dapat diberikan secara tertulis bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
oleh tenaga medis kepada Perawat untuk melakukan (2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
sesuatu tindakan medis dan melakukan evaluasi anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang
pelaksanaannya. untuk:
(2) Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud a. melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
pada ayat (1) dapat dilakukan secara delegatif atau resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu
mandat. dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru
lahir pada masa neonatal (0 - 28 hari), dan
(3) Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk
perawatan tali pusat;
melakukan sesuatu tindakan medis diberikan oleh
b. penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan
tenaga medis kepada Perawat dengan disertai
segera merujuk; c. penanganan kegawat-daruratan,
pelimpahan tanggung jawab.
dilanjutkan dengan perujukan; d. pemberian
(4) Pelimpahan wewenang secara delegatif imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dapat e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita
diberikan kepada Perawat profesi atau Perawat vokasi dan anak pra-sekolah;
terlatih yang memiliki kompetensi yang diperlukan. f. pemberian konseling dan penyuluhan;
(5) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan g. pemberian surat keterangan kelahiran; dan
oleh tenaga medis kepada Perawat untuk melakukan h. pemberian surat keterangan kematian.
sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan.
(6) Tanggung jawab atas tindakan medis pada
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 197
pelimpahan wewenang mandat sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) berada pada pemberi
pelimpahan wewenang.
(7) Dalam melaksanakan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Perawat berwenang:
a. melakukan tindakan medis yang sesuai dengan
kompetensinya atas pelimpahan wewenang
delegatif tenaga medis;
b. melakukan tindakan medis di bawah
pengawasan atas pelimpahan wewenang
mandat; dan
c. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
program Pemerintah.
Pasal 33 Pasal 12
(1) Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana
(1) huruf f merupakan penugasan Pemerintah yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,
dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis berwenang untuk:
dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat a. memberikan penyuluhan dan konseling
Perawat bertugas. kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
(2) Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau berencana; dan
tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat Perawat b. memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan setempat.
(3) Pelaksanaan tugas pada keadaan keterbatasan
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan memperhatikan kompetensi
Perawat.
(4) Dalam melaksanakan tugas pada keadaan
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 198
keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Perawat berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum
dalam hal tidak terdapat tenaga medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada
sistem rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara
terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga
kefarmasian.
Pasal 35 Pasal 13
(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan (1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, Bidan
tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan yang menjalankan program Pemerintah
kompetensinya. berwenang melakukan pelayanan kesehatan
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada meliputi:
ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa a. pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat
Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut. kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;
(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
b. asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi
(1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa
khusus penyakit kronis tertentu dilakukan di
atau kecacatan Klien.
bawah supervisi dokter;
(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat c. penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai
(1) ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil pedoman yang ditetapkan;
evaluasi berdasarkan keilmuannya. d. melakukan pembinaan peran serta masyarakat di
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dan remaja, dan penyehatan lingkungan;
dengan Peraturan Menteri. e. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita,
anak pra sekolah dan anak sekolah;
f. melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;
g. melaksanakan deteksi dini, merujuk dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular
Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan
penyakit lainnya;
h. pencegahan penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 199
melalui informasi dan edukasi; dan
i. pelayanan kesehatan lain yang merupakan
program Pemerintah.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 200
Pasal 37
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan
berkewajiban:
a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan
Keperawatan sesuai dengan standar Pelayanan
Keperawatan dan ketentuan Peraturan
Perundangundangan;
b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan
kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar
profesi, standar prosedur operasional, dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
c. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada
Perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat
sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
d. mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai
dengan standar;
e. memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar,
jelas, dan mudah dimengerti mengenai tindakan
Keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya
sesuai dengan batas kewenangannya;
f. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari
tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan
kompetensi Perawat; dan
g. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan
oleh Pemerintah.
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 201
LAMPIRAN 10 :
Kop Instansi Fasilitas Kesehatan
Selaku diri sendiri / wali / orang tua / kakak kandung / kerabat* atas nama
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Kartu Identitas :
No. Rekam Medis :
Demikian surat ini saya tanda tangani tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Tempat, Tanggal……………
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 202
LAMPIRAN 11 :
Kop Instansi Fasilitas Kesehatan
Formulir Penolakan Tindakan Medis
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan : PENOLAKAN , untuk dilakukan tindakan medis berupa : ………………………………………………………………………
terhadap diri sendiri / orang tua / wali / kakak kandung / kerabat dari*:
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
Kartu Identitas :
No. Rekam Medis :
Demikian surat ini saya tanda tangani tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Tempat, Tanggal……………
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 203
LAMPIRAN 12 :
DAFTAR P2TP2A di Ibukota Provinsi di Indonesia
No. Provinsi Kab/Kota Instansi Alamat Telp No. Provinsi Kab/Kota Instansi Alamat Telp
Jl. Tengku Malem No 5 Banda (0651) 33095/ Badan PP dan KB Provinsi
1 NAD Banda Aceh Badan PP dan PA, NAD Aceh 23121 32035-21420 18 NTB Kota Mataram NTB Jl. Singosari No 2 Mataram (0370) 634800
Badan Pemberdayaan Jl. P. Diponegoro 30 Lt.IV,
2 Sumatera Utara Kota Medan Perempuan Setda Provinsi Medan (061) 4518954 19 NTT Kota Kupang P2TP2A Provinsi NTT Jl. Beringin No 1 Kupang 081339339288
Badan PP dan KB Provinsi P2TP2A Provinsi Jl. Dr. Soetomo No. 1B
3 Sumatera Barat Kota Padang Sumatera Barat Jl. Rasuna Said No 74, Padang (0751) 37626 20 Kalimantan Barat Kota Pontianak Kalimantan Barat Pontianak (0561) 7516834
BP3AKB dan P2TP2A P2TP2A Provinsi
4 Riau Kota Pekanbaru Provinsi Riau Jl Pepaya No. 67 Pelanbaru (0761) 40313 21 Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah Jl. Anggrek No 32 Palangkaraya (0536)3221990
Badan PP dan KB Provinsi P2TP2A Provinsi Jl. Jend. Sudirman No. 14
5 Jambi Kota Jambi Jambi Jl Ahmad Yani No.9 Jambi (0741) 60160 22 Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan Banjarmasin (0511) 7106579
Biro PP Kantor Pemda Badan PP dan KB Provinsi Jl. Dewi Sartika No. 13
6 Sumatera Selatan Kota Palembang Sumsel d/a Kualitas Hidup Jl. Kapten Rivai Palembang (0711) 352850 23 Kalimantan Timur Kota Samarinda Kalimantan Timur Samarinda (0541) 747481
BPP&KB Provinsi (P2TP2A) Jl. Pembangunan no 13 Badan Pemberdayaan
Jl. 17 Agustus No. 69 Manado
7 Bengkulu Kota Bengkulu Bumi Putri Gading Cempaka bengkulu 081367741548 24 Sulawesi Utara Kota Manado Perempuan dan Anak (0431) 3336834
Jl. WR Monginsidi No 69 Teluk P2TP2A Provinsi Sulawesi
8 Lampung Kota Bandar LampungBP3A Provinsi Lampung Betung, Bandar Lampung (0721) 489983 25 Sulawesi Tengah Kota Palu Tengah Jl. Moh Yamin Palu 0811452363
Jl. Basuki Rahmat No.1 Tanjung Badan PP dan KB Provinsi Jl. Jend Urip Sumoharjo No 269
9 Kep. Riau Kota Tanjung Pinang Biro PP Provinsi Kep. Riau Pinang (0771) 318603 26 Sulawesi Selatan Kota Makassar Sulawesi Selatan Makassar (0411) 424780
Badan PP,KB dan PA Jl Pulau Bangka, Air Itam, Badan PP dan KB Provinsi Jl. Pangeran Antasari No 1,
10 Kep. Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang Provinsi Kep. Bangka Pangkal Pinang (0717) 4255117 27 Sulawesi Tenggara Kota Kendari Sulawesi Tenggara Kendari 085395591855
Badan Pemberdayaan Jl. Syech Nawawi Al Bantani,
11 Banten Kota Serang Perempuan dan Palima, Serang (0254) 267102 28 Gorontalo Kota Gorontalo P2TP2A Provinsi Gorontalo Jl. Dewi Sartika No.7 Gorontalo 081340424139
Badan PP, PA dan KB Jl. Jend A. Yani Kav.64 By Pass P2TP2A Provinsi Sulawesi Komp. Perkantoran Gubernur
12 DKI Jakarta Jakarta Pusat Provinsi DKI Jakarta Cempaka Putih Jakarta Pusat (021) 426470 29 Sulawesi Barat Kab. Mamuju Barat Jl. Abdul Malik Pelbana,
Jl. RE Martadinata No 2 Kel. Stadion Komplek Gereja
13 Jawa Barat Kota Bandung P2TP2A Provinsi Jawa Barat Bandung (022) 7513580 30 Maluku Utara Kota Ternate P2TP2A Falagawane Ayam Ternate (0921) 24070
Badan PP, PA dan KB Jl. Rijali Gang Venus No 55
14 Jawa Tengah Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah Jl. Pamularsih No. 28 Semarang (024)7602952 31 Maluku Kota Ambon P2TP2A Maluku Ambon (0911) 311949
Badan Pemberdayaan Jl. Tentara Rakyat Mataram Jl. Berdikari No.1 Gd. Sarina
15 Yogyakarta Kota Yogyakarta Perempuan dan No.31 Yogyakarta (0274) 562714 32 Papua Kota Jayapura P2TP2A Papua Jayapura 081344137731
Badan PP dan KB Provinsi Badan PP, PA dan KB
16 Jawa Timur Kota Surabaya Jawa Timur Jl. Menur No. 120 Surabaya (031) 5032534 33 Papua Barat Kab. Manokwari Provinsi Papua Barat Jl. Brawijaya, Manokwari (0986) 215810
Badan PP dan PA Provinsi
17 Bali Kota Denpasar Bali Jl. Melati No. 23 Denpasar (0361) 222811
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 204
MANAJEMEN TERPADU MASALAH KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
TAHUN 2015
KONTRIBUTOR
IKATAN DOKTER INDONESIA:
dr. Abraham
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 206
LEMBAGA INTERNASIONAL:
Kindy Marina, MPH (Aliansi Remaja Independen), dr. Tini Setiawan (WHO)
TIM PENYUSUN:
Dr. dr. Meitha Damayanti, Sp.A(K) (Satgas Remaja IDAI); dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K) (Satgas Remaja IDAI); dr. Yoga
Devaera, Sp.A(K); Childa Maisni, SKM, M.Kes (Direktorat Bina Kesehatan Anak); dr. Ni Made Diah PLD, MKM (Direktorat
Bina Kesehatan Anak); Dhito Pemi Aprianto, S.Kep. (Direktorat Bina Kesehatan Anak); Sari Angreani, SKM (Direktorat Bina
Kesehatan Anak); dr. Laurentya Olga
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 207
UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA DINAS KESEHATAN DAN PUSKESMAS TEMPAT UJICOBA:
Bali :
Ida Ayu Gede Wartini, SKM (Dinkes Provinsi Bali); dr. Ida Ayu Megawati, M.Kes (Dikes Kab. Klungkung); Ida Ayu
Praptiningsih, S.Psi (Dinkes Provinsi Bali); dr. I Ketut Ardika, M.Kes (Diskes Kab. Badung); dr. I Nyoman Arsana, M.Kes
(Dikes Kab. Bangli); dr. Ira Yunitasari Surya (Dinkes Provinsi Bali); Dr. dr. I Wayan Bikin Suryawan, Sp.A(K) (IDAI Cab. Bali);
Ni Gusti Ayu Hanut Haryati, AMd.Keb (Puskesmas I Denpasar Barat); Ni Ketut Nurasti (Puskesmas II Denpasar Selatan); Ni
Made Sinarsari, AMd. Keb (Puskesmas I Denpasar Utara); Ni Nyoman Sukerni, AMd.Keb (Puskesmas III Denpasar Utara); Ni
Putu Eka Cahyati, SKM (Dinkes Provinsi Bali); Ni Putu Sri Yuniarti, SKM (Diskes Kab. Badung); Ni Putu Sutiari, AMd. Kep.
(Puskesmas I Denpasar Timur); dra. Retno I. G. Kusuma, Psikolog (HIMPSI Cab. Bali); Sagung Ayu Trisnayani (Dikes Kab.
Tabanan); Tri Roesmini, SKM (Dikes Kab. Gianyar)
Jawa Tengah :
dr. Antonia S (Puskesmas Pandanaran); Asri Diah Wigati, SKM (Puskesmas Tlogosari Wetan); drg. Charumi Alfisyahr (Dinkes
Prov. Jawa Tengah); Krisna Dwiarti (Dinkes Prov. Jawa Tengah); Kurnia (Dinkes Prov. Jawa Tengah); I. M. Widyastuti
(Dinkes Prov. Jawa Tengah); Luthfi Agustin (Dinkes Prov. Jawa Tengah); Lucia EH (PPNI Jawa Tengah); Murbatin (Dinkes
Prov. Jawa Tengah); Muslikah (Dinkes Prov. Jawa Tengah); dr. Niken Kusumaningrum (Puskesmas Ngemplak Simongan);
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 208
dr. Retno Mrapihartani, MHKes (Dinkes Prov. Jawa Tengah); dr. Rini, Sp.A (IDAI Jawa Tengah); Rita Novianingrum (Dinkes
Prov. Jawa Tengah); Sarjito (Dinkes Prov. Jawa Tengah); dr. Sidah Ayu (Dinkes Kota Semarang); drg. Sri Rahayu
Purwaningsih (Puskesmas Candilama); Drg. Susilowati (Puskesmas Halmahera); Titi Suherni (IBI PD Jawa Tengah); Tutuk
Wijayantiningrum, AM. Keb. (Puskesmas Pandanaran)
Jawa Timur :
Aan Nurdiyanto (Puskesmas Peneleh); dr. Deddy Aryando (Dinkes Prov. Jatim); dr. Dian Islami (Dinkes Prov. Jatim); Dodik
(Puskesmas Jagir); Eka Nurdianti (Puskesmas Gayungan); Edi Purwanto (Puskesmas Tambakrejo); Gatot Hardjito (Dinkes
Prov. Jatim); Isna Rahmawati, SKM (Dinkes Prov. Jatim); Kasiati (IBI Jatim); Nur Chusniati Aprilia (SMPN 41 Surabaya);
Oditia Saputra (SMK Triyasa Surabaya); Pipiet Paramita (Puskesmas Kedungdoro); Rachell Fattama Az Zahra (SMK
Muhammadiyah 1); Safiah Rahmawati (Dinkes Kota Surabaya); Setiadi (PPNI Jawa Timur); drg. Sulistiwulandari (Dinkes
Prov. Jatim); Titik Agustini S (Dinkes Prov. Jatim); Wahyuti E.P, SKM, M.Kes (Dinkes Prov. Jatim); Weni Endahing W (HIMPSI
Jawa Timur);
Sulawesi Selatan :
Alfrida Dama, SKM (Dinkes Kota Makassar); Amiruddin M, B.Sc (Dinkes Provinsi Sulsel); dr. Andi Mappatoba (Dinkes
Provinsi Sulsel); Asmalah, AMK (Dinkes Kota Makassar); Danu Yermina (Dinkes Kota Makassar); dr. Daud Latief (Dinkes
Prov Sulsel); Erfiani A (Dinkes Provinsi Sulsel); dr. Gaffar (Dinkes Kab. Gowa); Halimah, SKM. M.Kes (Dinkes Kab. Maros);
dra. Ida Roslina, S.ST, M.Kes (Dinkes Kab. Gowa); dr. Isna Tirtawati(Dinkes Kab. Gowa); Nurjannah (Puskesmas Jump Baru);
Rahmaniar, SKM (Dinkes Kota Makassar); drg. Sri Purnamawati, M.Kes (Dinkes Kab. Maros); Sutiana, SKM, M.Kes (Dinkes
Kab. Maros); Syarif Amran, SKM (Dinkes Kota Makassar); drg. Theresia Wanti Pabendon (RSUD Sayang Rakyat);
Wahidawani, SKM (Dinkes Kota Makassar); Wirda A (Dinkes Kota Makassar); Yani Ringan Runde, S.ST (Dinkes Prov Sulsel);
MANAJEMEN TERPADU PELAYANAN KESEHATAN REMAJA DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 209