Assalamualaikum wr.wb
LAPORAN KASUS
Dalam laporan kasus ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan TB Paru pada Tn. I dalam konteks keperawatan yang
dilaksanakan pada tanggal 2 s.d 13Mei 2011, dengan pendekatan proses asuhan keperawatan
pada keluarga.
A. KARAKTERISTIK
Tanggal 2 Mei 2011, penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny. S dan dari hasil
pengkajian telah diperoleh data sebagai berikut:
1. Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga adalah Ny. S dengan jenis kelamin perempuan, berusia 68
tahun, agama Islam. Pendidikan terakhir tidak sekolah. Pekerjaan sebagai terima
pesanan kue. Tempat tinggal di Jln. Cipinang Pulo Maja RT 06, RW 012, No 13,
kelurahan Cipinang Besar Utara, kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
3.
Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu
rumah.
Tn. I usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 45 kg, tinggi badan
175 cm, kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit,
Suhu 36,80C,frekuensi pernafasan 25x/menit, irreguler. Pada inspeksi rambut pendek
ikal, warna hitam, rambut kusam. Tn. I tampak sekali-kali batuk dan sesak, dada
sedikit kiposis, mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan, hasil
pemeriksaan auskultasi, bunyi jantung tidak terdengar gallop atau murmur, bunyi
nafas vesikuler namun ronki terdengar halus. Bunyi wheezing tidak ada. Pada palpasi
abdomen datar dan lemas, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.
Ny. Ade usia 29 tahun, jenis kelamin perempuan. Berat badan 45 kg, tinggi
badan 152 cm. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu tubuh 35,90C,
frekuensi pernafasan 20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi kepala: rambut
panjang, hitam dan ikal, tidak ada ketombe. Mata simetris, sklera tidak ikterik,
konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan auskultasi, bunyi paru tidak terdengar wheezing dan ronki. Palpasi
abdomen teraba janin usia 5 bulan. Bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan tiroid.
An. O usia 7 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki. Pekerjaan sebagai pelajar kelas
2 SD.tinggi badan 104 cm, berat badan 20 kg, denyut nadi 88x/menit, frekuensi
pernafasan 18x/menit, reguler, suhu tubuh 35,90C. Tampak kurus, rambut pendek
ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-
ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar
gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan
perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Ny. N usia 28 tahun jenis kelamin perempuan, berat badan 51 kg, tinggi badan
152 cm, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360C, pernafasan
20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal,
warna hitam, tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik,
konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan
auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan
murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada
pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.
Tn. R usia 41 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 50 kg, tinggi badan
155 cm, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, reguler,
suhu 360C. Pada pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam,
tidak berketombe. Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva
an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi
bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi
abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada
kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi
tympani.
An. T usia 2 ½ tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 13 kg, tinggi badan
88 cm. Hasil inspeksi rambut lurus, berwarna hitam dan pendek. Tidak berketombe.
Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis,
ekstremitas atas bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus
positif normal, bunyi jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen
datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar
getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen terdengar bunyi
tympani.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga melepas anak usia dewasa.
Tugas perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan masuknya
keluarga baru dan perkawinan anak ke-2, melanjutkan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan, membantu orang tua usia lanjut dan mulai menurun status
kesehatannya.
(Perkembangan keluarga berada pada tahap IV yaitu keluarga melepas anak usia
dewasa).
2. Tugas Keluarga Yang Belum Terpenuhi/Terlaksana Pada Tahap Perkembangan
Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan.
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Dalam Keluarga
1.1 Pola Interaksi
Pola interaksi paling sering terjadi dalam keluarga yaitu saat pagi hari dan malam
hari, biasanya interaksi terjadi saat menonton TV. Dalam komunikasi, yang paling
dominan adalah Tn. I dengan menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi dalam
keluarga saling tertutup satu sama lain. Interaksi yang berlangsung biasanya
hanya sekedar. Tidak ada konflik dalam keluarga tentang pola interaksi.
2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan Keputusan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah.
Di dalam keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. I.
Didalam masalah kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan seperti
dokter/perawat untuk memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota
keluarga yang paling dipercaya kepada keluarga adalah ibu.
3. Struktur Nilai-Nilai/Values
3.1 Sistem Nilai
Ny. S bersuku Betawi. Budaya yang dominan dalam keluarga adalah budaya
betawi. Dalam keluarga tidak ada nilai-nilai tertentu dan nilai agama yang
bertentangan dengan kesehatan karena menurut keluarga kesehatan merupakan
hal yang penting. Ketaatan keluarga dalam menjalankan kegiatan agama adalah
kurang taat. Yang paling taat beribadah dan selalu mengikuti pengajian adalah
Ny. S.
4. Struktur Peran
4.1 Pembagian Peran Dalam Anggota Keluarga
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Ny. S sebagai kepala keluarga,
sebagai ibu untuk anak-anak,dan sebagai nenek dari cucu-cucunya. Sedangkan
anak sebagai anggota keluarga dan sebagaiistri/suami bagi pasangannya, serta
menjadi orangtua dari anak-anaknya. Ny. S berperan sebagai ibu dan nenek, Tn. I
berperan sebagai pencari nafkah dan dibantu oleh Ny. N dan Tn. R.
Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam
keluarga.
C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila
salah satu anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan yaitu
berduka, namun selama ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.
2. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat dan
tidak ada yang cukup berpengaruh di masyarakat di keluarga Ny. S. Terdapat konflik
di masyarakat yaitu An. T nakal sehingga dijauhi oleh tetangga. Keluarga
mengggunakan faktor-faktor penunjang untuk memecahkan masalah kesehatannya
yaitu dengan cara berobat ke Puskesmas Cipinang Besar Utara atau ke Puskesmas
Jatinegara. Anggota keluarga yang mempunyai keterampilan khusus adalah Ny. S
yaitu terampil membuat kue. Anggota keluarga yang tidak bisa membaca dan menulis
adalah Ny. S karena tidak pernah sekolah.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S, khususnya Ny. M dahulu tidakmengikuti keluarga berencana (KB).
Jumlah anak dalam keluarga Ny. S berjumlah 13 orang. Anggota keluarga ada yang
mengikuti program KB yaitu Ny. N yaitu menggunakan suntik KB dalam 3 bulan
sekali. Efek sampingnya berat badan menjadi lebih gemuk.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari hasil Ny.S menerima pesanan kue dan anaknya
dengan pendapatan kurang lebih Rp1.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap
bulannya untuk kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, bayar pajak,
bayar rekening listrik, dan biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah cukup
memenuhi kebutuhan karena dibantu oleh anak perempuan yang ke-10 sebesar
Rp200.000,- dan anak laki-laki ke-11 sebesar Rp200.000,-, dan anak perempuan ke-
12 sebesar Rp200.000,-. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat anggota keluarga yang
mempunyai tabungan.
E. DERAJAT KESEHATAN
1. Kejadian Kesakitan Saat Ini
Tn. I menderita penyakit TB Paru 2 ½ tahun yang lalu, kemudian sudah minum obat
OAT selama 6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek kesehatan lagi apakah kuman TB
sudah benar-benar hilang atau tidak. Sedangkan An. O termasuk dalam gizi kurang
karena sulit makan.
2. Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Jenis rumah permanen denga luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi
dengan atap rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas
lantai dengan pencahayaan kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada
siang hari. Penerangan di rumah menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan
ubin. Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan kotor. Bagian-bagian rumah
terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar mandi yang bergabung dengan
WC tampak gelap, tidak ada ahaya yang dapat masuk, lembab.
2. Denah Rumah
1. Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah rumah
tangga tersebut di ikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi di buang
ditempat pembuangan sampah yang ada di daerah rumahnya.
2. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan. Untuk keperluan air minum keluarga
Ny. S membeli air minum yang sudah matang diwarung. Keadaan air tidak berwarna,
tidak berasa, tidak ada endapan, dan tidak berbau.
3. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja
dengan sumber air yaitu 10 meter.
2. Balita
Balita bernama An. T berusia 2 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah diberi
imunisasi dasar lengkap kecuali imunisasi campak kerena keluarga takut akan efek
sampingnya panas dan akibatnya anak bisa meninggal dunia. Anggota keluarga
mendapatkan imunisasi di Puskesmas CBU. Berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm,
balita mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat) dan Ny. N tidak mengerti cara
membacanya. Kesimpulan grafik BB dalam KMS meningkat setiap bulannya dan
berada dalam garis hijau. An. T tampak makan 2x sehari. Pengadaan bahan makanan
dengan cara membeli di warung. Makanan yang dikonsumsi semua lengkap dan
disertai susu. An. T mendapatkan vitamin A setiap bulannya.
PENJAJAKAN II
1. Pengkajian Terhadap Masalah: Resiko Terjadinya Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga
Lain
Dari hasil wawancara dengan Tn.I tentang TB Paru, Tn. I telah mengetahui penyakit TBC
setelah diberitahu oleh dokter Puskesmas sejak 2 ½ tahun yang lalu. Kemudian Tn. I minum obat
OAT selama 6 bulan dengan teratur, namun Tn. I menganggap penyakitnya sudah sembuh total
berkat minum obat tanpa mengecek dahak lagi ke Puskesmas setelah obat OAT habis. Pada saat
ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-
batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu.
Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I
selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa
ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama
ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.
2. Pengkajian Terhadap Masalah Keluarga: Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Pada Keluarga
Ny. S akibat TB Paru
Keluarga mengeluh Tn. I batuk-batuk sejak 2 minggu karena masuk angin. 2 ½ tahun
yang lalu Tn. I terdiagnosa TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan
namun tiak pernah cek kesehatan lagi setelah obat OAT 6 bulan itu habis. Pada saat ditanyakan
apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri
dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu. Akibat dari
TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini
berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke
Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini
tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.
Data Objektif:
- Kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vital: TD 110/70
mmHg, Nadi 8ox/menit, Pernafasan
25x/menit, irreguler, bunyi nafas
sedikit ronki, Suhu 360C
- Berat Badan 45 kg, TB 175 cm
- Tn. I tampak kurus, kondisi rumah
sempit, pencahayaan redup, udara
lembab, gelap, dan kotor
Data Objektif:
- An. O tampak kurus
- Berat badan 20 kg
- Tinggi badan 104 cm
- Kulit terlihat kering, warna sawo
matang
- An. O tampak tidak bisa tenang di
rumah dan selalu bermain.
- Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi
86x/menit, Pernafasan 20x/menit,
Suhu 360C
- Berdasarkan perhitungan IMT, An.
O termasuk dalam golongan anak
dengan gizi kurang.
IMT= BB (kg) : TB (m2)
= 20: 1,2
= 16,7
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya Tn. I
b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S
khususnya An.O b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi
kurang.
4.Menjemur kasur,
bantal, minimal 1
minggu sekali
5.Tidak membuang
dahak sembarangan
tempat, tapi gunakan
kaleng yang
didalamnya di isi
cairan desinfektan
seperti tysol, air
sabun, bayclin, agar
kuman TB dapat
mati
Sesuai dari hasil pengkajian tanggal 2 Mei 2011 dan di identifikasi adanya masalah
kesehatan yaitu TB Paru pada Tn.I dan penulis merumuskan masalah keperawatan serta
menyusun perencanaan bersama keluarga dengan menyepakati waktu untuk melakukan tindakan
keperawatan.
Implementasi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan TB paru pada Tn.I pada
tanggal 10 Mei 2011 jam 09.15 WIB:
1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang TB paru
Respon: Tn.I mengatakan TB paru adalah penyakit plek.
2. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
3. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyebab TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan penyebabnya karena menghisap aroma pentol korek api kayu.
4. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang penyebab TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
5. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan tanda dan gejala TB paru adalah sesak nafas dan batuk-batuk.
6. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
7. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara penularan TB paru yaitu jika kita minum pada gelas yang
sama.
8. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
9. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mengetahui seseorang terkena TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mengetahui seseorang terkena TB paru yaitu dengan cara
berobat ke Puskesmas.
10. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mengetahui seseorang
terkena TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
11. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan agar tidak menular kepada
orang lain
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegah agar tidak menular kepada orang lain yaitu jangan
minum pada gelas yang sama, nanti bisa menular penyakit TB paru.
12. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara pencegahan agar tidak
menular kepada orang lain
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
13. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mencegah dan mengobati TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegahnya dengan cara minum jangan pada gelas yang
sama dan cara mengobatinya dengan berobat ke Puskesmas.
14. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mencegah dan mengobati
TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
15. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang obat-obatan TB Paru dan efek sampingnya
Respon:Tn.I mengatakan tidak nafsu makan dan air kencingnya berwarna kuning saat
minum obat OAT.
16. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang obat-obatan TB Paru dan efek
sampingnya
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
17. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang akibat bila minum obat tidak teratur atau
terputus
Respon: Tn.I mengatakan akibat bila tidak minum obat tidak teratur atau terputus yaitu nanti
bisa kambuh lagi dan makin parah penyakitnya.
18. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang akibat bila minum obat tidak
teratur atau terputus
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
EVALUASI