Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Atsiri


Minyak atsiri atau disebut juga minyak eterik adalah kelompok
besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Minyak atsiri maupun komponen-komponen penyusun minyak atsiri
merupakan salah satu kimia bahan alam yang mempunyai beberapa kegunaan,
yaitu sebagai bahan farmasi, kosmetik, “flavoring agent” dalam bahan pangan
atau minuman, parfum dan sebagai pencampur rokok kretek serta kegunaan lain
tergantung dari struktur senyawa penyusun minyak atsiri. Hubungan struktur dan
aktivitas disebut sebagai Structure Activity Relationship ( SAR ).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200
spesies tanaman yang termasuk famili Pinaceae, Labiateae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Salah satu contohnya adalah jahe
(Zingiberofficinale). Jenis tanaman ini dimanfaatkan bagian umbinya,
mengandung minyak atsiri yang terdapat pada kulit bagian dalam (phloem).
Indonesia sejak era tahun 60-an, dikenal sebagai penghasil minyak atsiri
terbesar didunia terrutama minyak atsiri nilam di indonesia masih sangat dikenal
di pasar dunia. Produk ini mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam
digunakan di industri parfum sebagai pengikat aroma. Selain digunakan diindustri
parfum minyak atsiri nilam juga banyak digunakan dibidang farmasi dan
kosmetik.

2.2 Limonen
Limonen adalah hidrokarbon dan diklasifikasikan dalam terpene siklik.
Limonen bisa diperoleh dari kulit jerukjintan, adas, dan seledri. Limonen, seperti
monoterpene lain, dapat diperoleh dari pohon tertentu. Konsentrasi tipikal dari
mono terpene di udara di hutan kayu adalah 1 sampai 10 g/m2 (Filipsson et al.,
1998). Ada dua grade (jenis atau kelas) dari d-limonen yaitu food grade dan
technical grade. Ketika jeruk dijus, minyak akan diekstrak dari kulit jeruk. Jus

3
4

akan terpisah dari minyak dan minyak didistilasi untuk mendapatkan komponen
tertentu. Hasil dari proses ini disebut food grade d-limonen yang kemurniannya 96
sampai 97% dan mempunyai aroma jeruk. Setelah proses jus, kulit akan diproses
dengan ekstraktor. Lebih banyak minyak akan didapatkan dari kulit jeruk. Ketika
uap terkondensasi lapisan minyak akan muncul di permukaan air. Hasil dari
proses ini disebut technical grade dan didapatkan limonen dengan kemurnian 96
sampai 97% dan mempunyai aroma yang kuat. Kedua produk ini disebut orange
terpenes. Food grade d-limonen digunakan untuk produk bagi konsumen
sedangkan technical grade digunakan untuk industri (Anonim 2000).
Secara kimiawi, kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai
komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol 3 .Rincian
komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen
(2%), llinalol (0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral
(0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), -sinnsial (0,02%), dan -sinensial
(0,01%). Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil. Bahan aktif yang
berperan terutama senyawa limonen yang dikandung minyak atsiri kulit jeruk.
Limonen berfungsi melancarkan peredaran darah, meredakan radang tenggorokan
dan batuk, dan bahkan bisa menghambaat pertumbuhan sel kanker.
Selain limonen, minyak atsiri kulit jeruk juga mengandung lonalol, linalil
dan terpinol yang berfungsi sebagai penenang (sedative). Ada pula senyawa
sitronela yang berfungsi sebagai penenang dan dapat digunakan sebagai pengusir
nyamuk (Switaning,2010).

2.3 Polystirena
Polystyrene adalah sebuah polimer dengan monomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu
ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu
yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik.
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon,
seorang apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia
tidak menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan organik Jerman
5

lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari


rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.
Polistirena adalah termoplastik substansi, yang di padat (kaca) menyatakan
pada suhu kamar, tapi arus jika dipanaskan di atas dengan suhu transisi
gelas (untuk pencetakan atau ekstrusi), dan menjadi padat kembali bila
didinginkan. polistiren murni padat adalah plastik, berwarna keras dengan
fleksibilitas yang terbatas. Hal ini dapat dilemparkan ke dalam cetakan dengan
detail halus. Polystyrene bisa transparan atau dapat dibuat untuk mengambil
berbagai warna.

2.3.1 Struktur dan sifat Polystirena


Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang dengan
setiap karbon lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang diberikan
kepada cincin aromatik benzena , ketika terikat untuk substituen karbon
kompleks). rumus kimia's Polystyrene adalah (C 8 H 8) n,itu berisi unsur-unsur
kimia karbon dan hidrogen .
Karena itu adalah hidrokarbon aromatik , ia membakar dengan nyala
kuning oranye, memberi dari jelaga , sebagai lawan aromatik hidrokarbon non-
polimer seperti polyethylene , yang terbakar dengan nyala kuning muda (sering
dengan semburat biru) dan tidak ada jelaga. Lengkap oksidasi polistiren hanya
menghasilkan karbon dioksida dan uap air . Karena inertness kimia, plastik yang
digunakan untuk membuat wadah untuk bahan kimia, pelarut, dan makanan.
Polimer ini penambahan hasil stirena ketika vinyl benzene (styrene)
monomer (yang mengandung ikatan rangkap antara atom karbon) melampirkan
untuk membentuk rantai polystyrene (dengan masing-masing karbon terpasang
dengan ikatan tunggal dengan dua karbon lain dan kelompok fenil).

Gambar 1. Struktur Polystirena


6

Polistiren umumnya fleksibel dan bisa datang dalam bentuk padatan


moldable atau cairan kental. Gaya tarik pada plastik terutama disebabkan oleh van
der Waals pendek berkisar atraksi antara rantai. Karena molekul hidrokarbon
rantai panjang yang terdiri dari ribuan atom, gaya menarik total antara molekul-
molekul besar. Namun, ketika polimer dipanaskan (atau, sama, cacat pada
kecepatan tinggi, karena kombinasi dari sifat insulasi viskoelastik dan panas),
rantai dapat mengambil tingkat yang lebih tinggi konformasi dan slide terakhir
satu sama lain. Ini antarmolekul kelemahan (versus tinggi intramolekul kekuatan
karena tulang punggung hidrokarbon) memungkinkan rantai polistiren untuk
meluncur sepanjang satu sama lain, rendering sistem curah fleksibel dan
elastis. Kemampuan sistem yang akan mudah cacat di atas temperatur transisi
kaca memungkinkan polystyrene (dan polimer termoplastik pada umumnya)
untuk dengan mudah melunak dan dicetak dengan penambahan panas.

2.3.2 Pembuatan Polystirena


Polystyrene terbentuk dengan suatu reaksi polimerisasi adisi terhadap
molekul stirena sebagai monomer dengan melibatkan partikel cis 1-4
polibutadiena, melalui suatu mekanisme yang disebut grafting. Grafting adalah
mekanisme dimana rantai polistirena terikat secara kimia terhadap rangka
polibutadiena. Polimer yang dihasilkan berwujud padatan yang berwarna putih
dan bersifat thermoplastik.

2.3.3 Kegunaan Polystirena


Stirena pertama kali diproduksi secara komersil pada tahun 1930 sebelum
terjadi perang dunia ke-II dan memegang peranan penting dalam perkembangan
kimia polimer. Setelah perang dunia II sudah banyak pengolahan stirena menjadi
polistirena dan kopolimernya secara komersial. Polistirena banyak dipakai dalam
produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-komponen
lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena, a.l: sapu, sisir,
baskom, gantungan baju, ember
7

2.3.4 Bahaya Polystirena


Dibalik semua keunggulan itu terdapat kerugian yang sangat merugikan
bagi manusia dan alam. Bila ditinjau dari faktor alam atau lingkungan sudah kita
semua tahu kalau styrofoam sangat berbahaya karena bila sampahnya terus
menumpuk dan tidak ada upaya untuk mendaur maka akan dapat menimbulkan
timbunan sampah yang sulit unutk diurai. Walaupun faktanya sudah banyak
pengrajin yang menggunakan styrofoam sebagai bahan utamanya untuk diolah
lebih lanjut tetapi jumlah sampah styrofoam tetap saja masih meningkat setiap
harinya. Bila sampah styrofoam yang mengalir ke arah laut maka sudah tentu
biota laut akan terganggu ekosistemnya karena styrofoam akan bereaksi dengan
air laut dan menyebabkan biota laut terganggu kehidupannya.
Dampak yang lainnya adalah bagi kesehatan manusia, kandungan yang
terdapat pada styrofoam seperti benzen, carsinogen, dan styrene akan bereaksi
dengan cepat begitu makanan dimasukkan kedalam styrofoam. Uap panas dari
makanan akan memicu rekasi kimia ini terjadi lebih cepat, misalnya saja zat
benzen yang bila sudah bereaksi dan masuk kedalam tubuh dan masuk kedalam
jaringan darah dan terakumulasi selama bertahun tahun akan menimbulkan
kerusakan pada sum sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan bahkan
mengurangi produksi sel darah merah yang sangat dibutuhkan tubuh untuk
mengankut saripati makana dan oksigen ke seluruh tunuh. Bila jumlah sel darah
merah kita semakin berkurang akibat dari reaksi styrofoam ini maka tubuh kita
akan mengalmai beberapa gejala yang kurang wajar.
Lalu zat yang tidak kalah bahayanaya adalah carsinogen yang dapat
mengakibatkan kanker, carsinoge akan lebih berbahaya bila pemakai wadah
styrofoam atau plastik digunakan berulang ulang karena carsinogen mudah larut.
Lalu styrene pada penelitian di New Jersey ditemukan 75% ASI (air susu ibu)
terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan wadah
styrofoam saat mengonsumsi makanan.
Penelitian yang sama juga menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke
janin melalui plasenta pada ibu-ibu yang sedang mengandung. Terpapar dalam
jangka panjang, tentu akan menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh.
8

Akibatnya bisa muncul gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan
anemia.

2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan
satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solven) sebagaiseparating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan
larut yang berbeda darikomponen-komponen dalam campuran. Contoh ekstraksi :
pelarutan komponen-komponenkopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi
yang telah dibakar atau digiling. Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang
tidak saling mencampur antara lain menggunakan alat corong pisah.
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat
dalam bahan. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat
padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut

2.4.1 Metode Ekstraksi


2.4.1.1 Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran yang didasarkan pada
perbedaan tingkat volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan
tekanan tertentu. Destilasi merupakan poses fisika dan tidak terjadi adanya reaksi
kimia selama proses berlangsung.
Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih
cairan pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu
penguapan campuran dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan.
Dalam penyulingan, campuran zat didihkan sehingga menguap dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi
9

didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. (Sudjadi, Drs., 1986).
Distilasi sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1) Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan untuk memurnikan zat/senyawa cair yang
tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi. Sedangkan sebelum
zat cair tersebut mencapai titik dihdihnya zat cair sudah terurai, teroksidasi
atau mengalami reaksi pengubahan. Maka zat cair tersebut tidak dapat
dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat melaikan
harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang
secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa
yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air kedalam
campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada
temperatur yang lebih rendah daripada dengan pemanasan langsung.
Untuk destilasi uap labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan
dihubungkan dengan labu pembangkit uap.
Uap air yang dialirkan kedalam labu yang berisi senyawa yang akan
dimurnikan dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut,
karena titik didih suatu campuran lebih rendah daripada titik didih
komponen-komponennya. (Ellita,2010)
2) Destilasi Air
Pada sistem penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling
langsung kontak dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling dapat
melayang atau seluruhnya dapat tenggelam dalam air, hal ini tergantung
pada berat jenis dan banyaknya bahan yang berada dalam ketel penyuling.
Oleh karena itu sistem ini sangat baik digunakan untuk penyulingan bahan
yang dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Apabila bahan tersebut
disuling dengan uap, maka akan terjadi penggumpalan dan uap tidak dapat
menembus sel-sel dari bahan secara merata.
Pada saat penyulingan berlangsung, setiap butir-butir minyak yang
terdapat di dalam jaringan bahan dapat ditarik dari kelenjer dan di bawa ke
permukaan bahan oleh peristiwa osmose. Kemudian bersama dengan uap
10

air menuju alat pendingin (kondenser), dan akhirnya ditampung dengan


alat pemisah air dengan minyak.
Sumber panas yang biasanya digunakan untuk menguapkan air
adalah api langsung atau mantel-mantel panas (steam jocket), cepat atau
lambatnya penyulingan dapat dikontrol dengan intensitas nyala api atau
tekanan uap dalam mantel yang mengatur kecepatan uap masuk. Untuk
menghindari terlampaunya bahan yang disuling apabila menggunakan api
langsung biasanya dipasang pengatur khusus.
Penyulingan dengan sistem air langsung, tekanan uap biasanya sama
dengan tekanan udara luar, yakni 1 atsmosfer. Suatu kelemahan
penyulingan dengan air langsung ialah sebagian zat kimianya yang dapat
larut dalam air dan mempunyai titik didih yang tinggi akan tetap terikat
bersama air dalam ketel.
Penyulingan dengan air langsung, alat-alatnya sederhana dan mudah
dipindah-pindahkan. Rendemen minyak umumnya rendah. Air sulingan
yang dipisahkan dengan minyak sebaiknya dikembalikan ke dalam ketel
penyulingan agar minyak yang larut dalam air dapat tersuling kembali.
3) Destilasi Vakum
Proses distilasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Destilasi
vaccum adalah merupakan destilasi tekanan dibawah 1 atmosfer tekanan
operasinya 0,4 atm (≤300 mmHg absolut), untuk memisahkan fraksi –
fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik seperti gas
oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang masih terkandung
didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik. Residu yang terdapat
dari destilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosferik akan terjadi
cracking sehingga akan merusak mutu produk dan menimbulkan tar (coke)
yang kemudian dapat diberikan kenutuhan pada tube dapur.
Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan
mendidih dibawah titik didih normalnya apabila tekanan pada permukaan
zat cair itu diperkecil atau vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan
zat cair dipergunakan dengan alat jet ejector dan barometric condensor.
11

Pada prinsipnya proses vakum ini tidak jauh dari proses destilasi
atmosferik. Proses destilasi vakum pada sistem vakum proses berlangsung
dibawah kondisi normal ±30 –35 mmHg dengan tujuan menurunkan titik
didihnya.
Fungsi dari Destilasi Vakum untuk menurunkan titik didih pada
minyak berat atau long residu sehingga menghasilkan produk – produknya.
(Yilga,2012)

2.4.1.2 Pengepresan
Pengepresan terbagi atas dua metode umum yaitu :
1) Hydraulic pressing (pengepresan hidrolik), dimana bahan dipres
dengan tekanan sekitar 2000lbh/inch2 tanpa menggunakan media
pemanas, sehingga metode ini sering juga disebut codl pressing.
2) Expeller pressing (pengepresan berulir), dimana untuk mengambil
minyak atau lemak perlu dilakukan proses pemanasan atau
tempering terlebih dahulu pada suhu sekitar 11,5°C dan tekanan
15.000-2.0000 lb/inch2. (Ellita,2010)

2.4.1.3 Isolasi
Isolasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1) Isolasi secara fisis didasarkan pada sifat fisik bahan alam, seperti
kelarutan dan tekanan uap.
2) Isolasi berdasarkan perbedaan kelarutan bahan alam dalam pelarut
tertentu dapat dilakukan dengan pelarut dingin atau panas.

2.5 Penelitian yang Relevan


Penelitian tentang ekstaksi minyak atsiri telah dilakukan sebelumnya.
Yaitu penelitian ekstraksi minyak atsiri yang dilakukan oleh Annisa E. Fitrianti,
Yockie Dheafithraza, Nadhira Handayani, Nadiya N. Afifah dan Siti Mariyam..
Metode yang digunakan adalah hasil dari ekstraksi minyak kulit jeruk
konsentrasinya diubah dengan menambah ethanol.

Anda mungkin juga menyukai