Anda di halaman 1dari 27

25

A. Sejarah RS POLINEMA

Rumah Sakit polinema terletak di Jalan Soekarno Hatta no 10 , Kota

Malang, Provonsi Jawa Timur.

Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi

Menjadi Rumah Sakit rujukan terbaik di Jawa Tengah Selatan.

Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna.

26
BAB IV
27

Meningkatkan pelayanan.

Mengembangkan sarana dan prasarana.

Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

Fungsi

Penyelenggaraan pelayanan medik.

Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medik.

Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan.

Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan pelatihan.

Penyelenggaraan pelayanan penelitian dan pengembangan.

Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.

Pelaksanaan tugas dan kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi.

C. Struktur Oganisasi

Struktur organisasi RSUD Saras Husada Purworejo sesuai dengan

Peraturan Bupati No. 103 Tahun 2013 Tentang Penjabatan Tugas Pokok, Fungsi

dan Tata Kerja RSUD Kabupaten Purworejo, mempunyai susunan organisasi

yang dipimpin oleh Direktur. Direktur dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh

Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang

membawahi kepala bagian yang terdiri dari kepala bagian pelayanan, bidang

penunjang medik dan pendidikan, bidang keperawatan, bidang sekretariat, bidang


28

perencanaan dan rekam medik serta bagian keuangan. Masing-masing kepala

bagian membawahi sub bagian dan seksi, setiap sub bagian dan seksi mempunyai

tugas dan wewenang yang telah ditetapkan oleh direksi.

Gambar Struktur Organisasi di RSUD Saras Husada Purworejo


29

D. Produk RSUD Saras Husada Purworejo

RSUD Saras Husada Purworejo mempunyai beragam produk pelayanan,

yaitu:

1. Rawat Jalan

Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk

tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan

kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.

Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap

(opname). RSUD Saras Husada Purworejo mempunyai 12 poli untuk

mendukung pelayanan rawat jalan, poli tersebut antara lain :

Poli anak

Poli Bedah

Poli Penyakit Dalam

Poli Gigi

Poli Konsultasi Gigi

Poli Jiwa

Poli Kebidanan dan Kandungan

Poli Kulit dan Kelamin

Poli Mata

Poli Psikologi

Poli Saraf

Poli THT
30

2. Rawat Inap

Rawat Inap (opname) adalah proses perawatan pasien oleh tenaga

kesehatan professional akibat penyakit tertentu, dimana pasien harus

menginap di rumah sakit. Ruang rawat inap merupakan ruang tempat pasien

dirawat, ruang rawat inap yang ada pada RSUD Saras Husada Purworejo

antara lain :

Ruang VVIP

Ruang VIP

Ruang Utama

Ruang Kelas 1

Ruang Kelas 2

Ruang Kelas 3

Ruang ICU

Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan penunjang medik yang ada pada RSUD Saras Husada

Purworejo antara lain :

Instalasi Gawat Darurat

Radiologi

Anastesi

Laboratorium

Instalasi Gizi

Instalasi Farmasi
31

Instalasi Bedah Sentral

Instalasi Pemulasaran Jenazah

Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Central Sterile Supply Departement(CSSD)

Instalasi Pengolahan Data Elektronik

Instalasi Penyehatan Lingkungan

Instalasi Pengolahan Limbah

Pelayanan Ambulan

E. Pembagian Departemen Kerja pada RSUD Saras Husada Purworejo

RSUD Saras Husada Purworejo mempunyai dua ketenaga kerjaan yaitu

tenaga medik dan tenaga non medik, adapun jumlah tenaga kerjanya sebagai

berikut:

1) Tenaga Non Medik

Tenaga non medik RSUD Saras Husada Purworejo merupakan tenaga

pembantu dalam bidang non medis untuk menjalankan kerja Rumah Sakit.

Adapun jumlah tenaga non medik RSUD Saras Husada Purworejo adalah 316

orang.

2) Tenaga Medik

Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran dengan fungsi utamanya

adalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu sebaik-

baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu

kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan. Adapun


32

jumlah tenaga medik RSUD Saras Husada Purworejo adalah 397 orang, yang

terdiri dari :

Dokter 370 orang

Perawat 252 orang

Pegawai Khusus Terapi 5 orang

Teknisi medis 39 orang

Pegawai Khusus Bidan 33 orang

Pegawai Khusus Gizi 9 orang

Pegawai Khusus Kefarmasian 11 orang

Pegawai Khusus Kesehatan Masyarakat 11 orang

Analisis SWOT RSUD Saras Husada Purworejo 1.

Analisis SWOT

a. Strength (kekuatan)

RSUD Saras Husada Purworejo mempunyai beberapa kekuatan

yang bisa digunakan untuk memasarkan produk-produknya. Kekuatan

tersebut adalah sebagai berikut :

Brand image

Secara luas nama RSUD Saras Husada sudah banyak dikenal oleh

masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo. Hal ini dikarenakan

RSUD Saras Husada merupakan rumah sakit pertama yang berdiri di

Kabupaten Purworejo. Faktor brand image ini yang mempermudah

RSUD Saras Husada untuk memasarkan produk-produknya.


33

2) Dukungan Pemerintah

Tanpa adanya dukungan dari Pemerintah, khususnya Pemerintah

Daerah Kabupaten Purworejo RSUD Saras Husada tidak akan berdiri

di Purworejo. Pada tahun 2009 ditetapkan sebagai Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah Saras Husada

Purworejo dengan Keputusan Bupati Purworejo Nomor :

188.4/1/2009. Dengan adanya dukungan dari pemeritah ini maka

RSUD Saras Husada dapat perkembang hingga sekarang.

3) Jaringan kerja

RSUD Sarass Husada Purworejo sudah mempunyai jaringan kerja

dengan lembaga-lembaga swasta maupun milik Pemerintah di wilayah

Jawa Tengah dan DIY. Lembaga lembaga tersebut antara lain adalah

PNPB, PMI, Dinas Kesehatan, Laboratorium Cito, dan lembaga lain yang

berkaitan dengan penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat serta

Rumah sakit lain yang berada di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Weakness (kelemahan)

Prosedur pelayanan masih terlalu panjang.

Prosedur pelayanan pasien yang masih terlalu panjang pada

RSUD Saras Husada Purworejo menjadi salah satu kekurangan yang

perlu diperhatikan. Karena masyarakat menuntut pelayanan yang cepat

atas penggunaan jasa yang disediakan RSUD Saras Husada Purworejo.


34

2) Kurangnya kualitas pelayanan progam Jamkesmas atau BPJS. Program

kesehatan Jamkesmas atau BPJS merupakan program

kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dari

pemerintah. Namun di RSUD Saras Husada Purworejo kenyataan

yang ada adalah pengguna program Jamkesmas atau BPJS sering

didiskriminasikan dan mendapat pelayanan yang buruk walaupun

pembayarannya sudah dijamin pemerintah.

3) Kurangnya sosialisasi

Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat membuat produk

baru belum banyak diketahui oleh masyarakat. Masyarakat masih

sangat awam dengan istilah-istilah kesehatan yang digunakan oleh

RSUD Saras Husada Purworejo. Sebagai contoh adanya pelayanan

yang tergolong baru, yaitu adanya poli psikologi, poli saraf dan poli

ortopedi pada RSUD Saras Husada Purworejo yang belum banyak

diketahui oleh masyarakat.

Opportunities (peluang)

Pangsa pasar yang masih baik

Di purworejo persaingan antar Rumah sakit masih belum terlihat.

Oleh karena itu RSUD Saras Husada harus mampu mengambil

peluang tersebut.
35

2) Tanggap Bencana

Kabupaten Purworejo merupakan daerah rawan bencana seperti

banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu RSUD Saras Husada harus

tanggap bencana.

3) Kerjasama

Selama ini RSUD Saras Husada telah menjalin kerja sama kepada

instansi instansi yang ada di Kabupaten Purworejo. Sebagai contoh

RSUD Saras Husada menjalin kerjasama dengan Yonif 412/R/6/2

Kostrad dalam hal pelayanan kesehatan terhadap para anggota Yonif

412/R/6/2 Kostrad.

d. Treats (ancaman)

Anacaman disini meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang bisa menjadi ancaman adalah ketidak mampuan

lembaga dalam memanfaatkan kekuatan dan peluangyang ada. Sehingga

yang terjadi kekuatan dan peluang tersebut dapat berubah menjadi

ancaman besar bagi lembaga. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi

ancaman dari RSUD Saras Husada ialah adanya Rumah sakit lain yang

telah berdiri maupun yang baru akan berdiri di Kabupaten Purworejo.

Oleh karena itu, maka RSUD Saras Husada harus terus melakukan

antisipasi dan evaluasi serta menetapkan strategi pemasaran yang tepat

agar keberadaanya mendapat posisi di hati masyarakat.


36

2. Intepretasi Analisis SWOT untuk Pengembangan

Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh RSUD

Saras Husada Purworejo dalam menentukan kebijakan strategi pemasaran

diperlukan matrik SWOT yang bisa menunjukkan faktor kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh lembaga tersebut.

Berdasarkan matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas hasil

analisis SWOT RSUD Saras Husada Purworejo dalam memasarkan

produknya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Matriks SWOT

RSUD Saras Husada Purworejo


Internal Strengths (S) Weakness (W)
- Brand image - Kurang sosialisasi

Eksternal - Dukungan - Prosedur

pemerintah pelayanan panjang

- Jaringan kerja - Kurangnya

pelayanan

terhadap program

Jamkesmas,

Jamkesda dan

BPJS
37

Opportunities Strategi SO Strategi WO


(O) - Memperluas - Meningkatkan

- Pangsa pasar pangsa pasar loyalitas pasien

- Kerjasama dengan - Memperkuat - Peningkatan

instansi kerjasama kualitas produk

dengan instansi - Memperbaiki

terkait. prosedur

- Meningkatkan pelayanan

hubungan

dengan

pemerintah

Treats (T) Strategi ST Strategi WT


- Ketidak mampuan - Menjalin - Meningkatkan

lembaga dalam kerjasama promosi dalam

memanfaatkan S dengan lembaga melalui berbagai

dan O lain media

- Jaringan kerja - Menetapkan - Menetapkan

- Pasar persaingan target pasar strategi pemasaran

yang kompotitif - Meningkatkan yang efektif dan

kualitas efisien
38

pelayanan - Meningkatkan
kualitas pelayanan

terhadap pasien

program

Jamkesmas dan

BPJS

Sumber : Data yang diolah

Dari matrik SWOT diatas dapat dilihat bahwa faktor kekuatan lebih besar

dibandingkan dengan faktor kelemahan yang dimiliki oleh RSUD Saras

Husada Purworejo dan faktor peluang juga lebih besar bila dibandingkan

dengan faktor ancaman. Oleh karena itu konddisi RSUD Saras Husada

Purworejo seharusnya sudah cukup mampu untuk bersaing dengan lembaga-

lembaga lain yang bergerak di bidang yang sama.

Berikut merupakan pengembangan strategi pemasaran dari hasil analisis

SWOT RSUD Saras Husada Purworejo :

Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi yang berdasar pada kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh

RSUD Saras Husada Purworejo, yaitu sebagai berikut :

1) Memperluas pangsa pasar

RSUD Saras Husada Purworejo bisa memperluas pangsa pasar

yang telah ada, tentunya halini harus melalui proses perencanaan


39

yang matang agar pasar yang akan dimasuki tidak salah sasaran.

Selain itu perluassan pangsa pasar yang dilakukan harus melihat

kemampuan yang dimiliki oleh RSUD Saras Husada. RSUD Saras

Husada dapat melihat pangsa pasar diluar Kabupaten Purworejo,

misalnya di wilayah Kabupaten Kebumen yang berbatasan dengan

wilayah Kabupaten Purworejo. Hal ini dikarenakan RSUD yang ada

di Kabupaten Kebumen masih memiliki akriditasi di bawah RSUD

Saras Husada.

2) Memperkuat kerjasama

Jaringan kerjasama yang telah terbangun dengan BNPB, PMI,

Dinas Kesehatan, Laboratorium Cito, dan lembaga lain yang

berkaitan dengan penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat

serta Rumah sakit lain perlu dipertahankan. RSUD Saras Husada

dapat melihat peluang besar yang dapat dimanfaatkan dari kerjasama

yang dijalin dengan lembaga-lembaga tersebut.

3) Meningkatkan hubungan dengan Pemerintah

Pemerintah sangat berpengaruh dengan kemajuan RSUD

Saras Husada. Peran pemerintah selama ini kurang dioptimalkan oleh

RSUD Saras Husada. RSUD Saras Husada harus dapat

menumbuhkan rasa kekeluargaan, karena antara RSUD Saras Husada

merupakan kemitraan yang saling membutuhkan dan saling

menguntungkan.
40

Strategi WO (Weakness Opportunities)

Strategi WO ditetapkan dari faktor kelemahan dan peluang, strategi

WO yang dapat dilakukan adalah :

Meningkatkan loyalitas konsumen

Peran konsumen dalam hal ini pasien sangat berpengaruh

terhadap kemajuan RSUD Saras Husada Purworejo. Rasionalnya

apabila tidak ada pasien maka tidak aka nada rumah sakit. RSUD

Saras Husada Perlumeningkatkan loyalitas nasabah dengan cara

memupuk dan memelihara rasa kekeluargaan dan kepercayaan

dengan memberikan pelayanan yang prima dan fasilitas yang

memuaskan.Peningkatan kualitas produk.

Peningkatan kualitas produk

Produk yang ditawarkan oleh RSUD Saras Husada harusnya

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Perlu diingat juga

bahwa suatu produk mempunyai daur hidup yaitu lahir, tumbuh atau

berkembang matang dan mati.oleh karena itu RSUD Saras Husada

harus mampu mempertahankan perkembangan produknya dan jangan

sampai mati, dengan melaukakn inovasi-inovasi terhadap produk-

produknya agar tetap mempunyai nilai jual kepada konsumen.

Memperbaiki prosedur pelayanan

RSUD Saras Husada harus mampu memperbaiki alur

pelayanan yang masih terlalu panjang. Hal ini dapat dilakukan


41

dengan menyediakan pelayanan administrasi pelayanan yang mudah

dimengerti, jelas, tidak berbelli-belit,

Strategi ST (Strengths Treats)

Strategi ST merupakan strategi yang berdasar pada faktor kekuatan

dan ancaman, strategi ini meliputi :

1) Menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Lain

Ada beberapa rumah sakit di Purworejo yang dapat diajak

kerjasama dengan RSUD Saras Husada. Rumah sakit yang ada tidak

harus menjadi pesaing yang akan menghambat laju perkembangan

RSUD Saras Husada, melainkan dapat dijadikan partner kerja. RSUD

Saras Husada harus melakukan pendekatan-pendekatan persuasive

agar Ruma sakit lain juga berkeinginan juga berkeinginan untuk

menjadi partner kerja.

2) Menetapkan target pemasaran

RSUD Saras Husada Purworejo harus tepat dalam menetapkan

pasar sasaran dan target-target pemasaran melalui perencanaan yang

strategis dan defensif, jangan sampai target pemasaran tersebut salah

sasaran. RSUD Saras Husada juga harus mempunyai kemampuan

dalam melihat peluang-peluang yang ada.

3) Meningkatkan kualiatsa pelayanan

Peningkatan kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan untuk

menarik simpatik konsumen maupun calon konsumen. RSUD harus


42

dapat member pelayanan yang memiliki nilai lebih dibanding

pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit lain. Sehingga rasa

kepercayaan konsumen terhadap RSUD Saras Husada semakin

meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan loyalitas konsumen.

Strategi WT (Weakness Treats)

Strategi ini merupakan strategi untuk meminimalisir kelemahan dan

ancaman. Strategi ini terdiri dari :

1) Meningkatkan promosi melalui berbagai media

Langkah yang tidak boleh ditinggalkan adalah promosi.

Kegiatan promosi perlu ditingkatkan untuk mensosialisasikan produk

atau program RSUD Saras Husada dalam hal ini khususnya produk

atau program baru. RSUD Saras Husada dapat memanfaatkan media

cetak ataupun media elektronik untuk melalukan promosi. Selain itu

juga dapat dilakukan secara kontak langsung, misalnya konbah jum’at

atau acara lain yang melibatkan masyarakat.

2) Menetapkan strategi pemasaran yang tepat.

RSUD Saras Husada harus dapat menetapkan strategi

pemasran yang efektif dan efisien dalam rangka menghindari ancaman

dan memperkecil kelemahan. Dalam menetapkan strategi pemasaran

disesuaikan dengan kekuatan dan peuang yang ada. Jangan sampain

kekuatan dan peluang yang sudah dimilik berubah menjadi ancaman

bagi RSUD Saras Husada itu sendiri.


43

3) Meningkatkan pelayanan pasien program Jamkesmas atau BPJS

RSUD Saras Husada Purworejo harus dapat meningkatkan

pelayanan terhadap pasien pengguna program Jamkesmas atau BPJS.

Hal ini agar kekurangan yang menjadi salah satu kelemahan RSUD

Saras Husada Purworejo tidak berubah menjadi ancaman bagi

perusahaan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada

beberapa simpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian yaitu hasil analisis

SWOT menyebutkan bahwa RSUD Saras Husada Purworejo sudah mampu

bersaing dipasar persaingan yang kompetitif. Berdasar analisis SWOT, RSUD

Saras Husada Purworejo dapat memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada,

serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Strategi yang dapat dilakukan

terdiri dari :

Strategi SO (Strenght Opportunities)

Meliputi pangsa pasar, memperkuat kerjasama dengan lembaga-lembaga

penyelenggara jasa kesehatan dan pemerintah.

Strategi WO (Weakness Opportunities)

Yakni meningkatkan loyalitas konsumen dan meningkatkan kualitas

produk serta memperbaiki prosedur pelayanan.

Strategi ST (StrenghtbTreaths)

Terdiri dari menjalin kerjasama dengan rumah sakit lain, menetapkan

target pasar, dan meningkatkan kualitas pelayanan.

44
45

Strategi WT (Weakness Treats)

Yaitu meningkatkan promosi melalui berbagai media dan menetapkan

strategi pemasaran yang efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas

pelayanan terhadap pengguna program Jamkesda atau BPJS.

Saran

Saran-saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini khususnya bagi

RSUD Saras Husada Purworejo adalah sebagai berikut:

Dalam menentukan strategi pemasaran, RSUD Saras Husada harus memanfaatkan

kekuatan dan peluang yang dimiliki dengan tetap memandang faktor

kelemahan dan ancaman. Jangan sampai kekuatan dan peluang berubah

menjadi ancaman besar bagi lembaga sendiri.

Jaringan sangat berpengaruh terhadap kemajuan RSUD Saras Husada Purworejo,

oleh karena itu hendaknya RSUD Sarass Husada lebih meningkatkan

hubungan dengan pihak-pihak terkait yang bermanfaat bagi laju

perkembangan RSUD Saras Husada Sendiri.

Produk yang ditawarkan hendaknya memiliki keunggulan yang tidak dimiliki

oleh rumah sakit lain baik itu menyangkut kualitas maupun bagi hasilnya

Agar dapat bersaing di pasar persaingan yang semakin kompetitif hendaknya

RSUD Saras Husada Purworejo harus mampu memprediksi peluang-peluang

yang bisa dimanfaatkan dan selalu melakukan inovasi-inovasi produk yang

mempunyai nilai jual tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Teguh & Fandy, Ciptono. (1997). Pemasaran Internasional. Edisi


Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kotler, Philip & Gary, Amstrong. (2006). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I
(Terjemahan: Bob Sabran) Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga..
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasara. (Hendra Teguh dan Rony A
Rusly. Terjemahan). Jakarta: Prehalindo
Staton, William J. (1994). Prinsip Pemasaran. Jilid I (Terjemahan: Lamarto)
Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga
. (1996). Prinsip Pemasaran. Jilid II (Terjemahan: Lumarto).
Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

46
LAMPIRAN

47

Anda mungkin juga menyukai