Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Dosen Pengampu: Rudy Lizwaril, Drs., Se., Mm., Ak., Ca., Cpma

Kelompok

0116101351 Dian Weningsih


0116101341 Endah Dian A
0116101333 Lalas Sulastri

Kelas: I

Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi S1
Universitas Widyatama
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat
ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kami semua untuk
menikmati segala karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Biaya Modal“.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan lanjutan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya,
penyusun mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung hingga terselesaikan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Akhirnya kata
5kami ucapkan terimakasih.

Bandung,16 September 2018


Contents
BAB 1 ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
2. Fungsi Biaya Modal ....................................................................................................... 5
3. Biaya Modal Individual .................................................................................................. 5
4. Komponen biaya saham preferen................................................................................. 7
5. Komponen biaya saham biasa ...................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang penting:

 Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan


sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal
 kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus
pendapatan Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini
diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna dalam pengambilan
keputusan dibidang struktur modal
 ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan
kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.

Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari
investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-
kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan
lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun
untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate" yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
BAB II

PEMBAHASAN

BIAYA MODAL

(Cost of Capital)

1. Pengertian

Pengertian konsep biaya modal (cost of capital) adalah :

a. Merupakan besarnya biaya yang secara nyata harus ditanggung oleh


perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber dana.
b. Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dari dana-dana yang
digunakan oleh perusahaan.
c. Merupakan tingkat pendapatan minimum yang harus dihasilkan suatu
perusahaan atas hartanya agar meuaskan para investor.

Jenis-jenis cost of capital :

a. Cost of bonds
b. Cost of debt
c. Cost of preferred stock
d. Cost of retained earning
e. Cost of new common stock
f. Weigted average cost of capital

Biaya modal dapat ditinjau dari 2 segi :

a. Menurut investor/pemodal, merupakan pendapatan yang wajar diminta.


b. Menurut perusahaan, merupakan biaya yang diperlukan untuk menarik modal
yang menggambarkan struktur modal yaitu jenis-jenis modal yang ditarik
diantaranya pembelanjaan permanen jangka panjang yang dinyatakan dalam
pinjaman jangka panjang, saham preferen, saham biasa dan retained earning.

Manfaat biaya modal

1. Estimasi biaya modal diperlukan dalam rangka menilai kelayakan suatu


usulan investasi (capital budgeting)
2. Untuk menentukan strukter modal optimum
3. Untuk menilai perusahaan, karena biaya modal merupakan discount rate
(menentukan besarnya modal perusahaan)
4. Diperlukan untuk decision makers yang berhubungan dengan leasing,
pendanaan kembali (refunding, oligasi dan kebijakan midal kerja).

Berikut ini adalah tabel mengenai notasi struktur modal perusahaan, komponen biaya
(%), pendanaan yang diminta investor.

Tabel 12.1

Komponen-komponen biaya modal

STRUKTUR KOMPONEN PENDAPATAN INVESTOR


MODAL BIAYA YANG DIMINTA

Pinjaman jangka Kd = Kdb (1-t) Kdb Kreditur


panjang

Saham preferen Kpr Kp Pemegang saham

Saham biasa Ks Ke Pemegang saham


Biaya modal k
keseluruhan

Modal perusahaan terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Modal asing berasal
dari supplier dan perbankan/kreditur sedangkan modal sendiri berasal dari pemegang
saham maupun laba ditahan/yang tidak dibagikan.

Kebutuhan modal perusahaan bisa diperoleh dari supplier / bank berupa kredit
atau dengan menjual surat berharga berupa obligasi atau saham kepada investor.
Perusahaan berkewajiban memberikan hasil (retrun) baik bagi kreditur maupun bagi
investor. Hasil yang diinginkan oleh kreditor maupun investor itu bagi perusahaan
merupakan biaya, yang disebut biaya modal (cost of capital) seperti : biaya bunga,
biaya emisi surat berharga serta biaya-biaya lain yang berkaitan dengan modal
tersebut.

Penentuan biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya


biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.

Missal : A memperoleh kredit 1.000.000.- bungan yang tercantum dalam


Perjanjian Kredit adalah 2% per bulan untuk waktu 6 bulan. Biaya provisi Rp.
10.000.- dan biaya lain-lainnya Rp. 10.000.- dipungut dimuka.

Dari contoh ini sebenarnya biaya modal dari kredit itu bukan Cuma bunga tapi
ditambah juga dengan provisi dan lain-lain Rp. 100.000.- yaitu (2% x bulan x
Rp.1.000.000) + Rp.20.000.- = Rp.120.000 + Rp.20.000 = Rp. 140.000.- Biaya modal
per bulan = (140.000 : 1.000.000) : 6 = 2,333%.

Sebesarnya inilah biaya modal dari hutang yang dibaya perusahaan secara riil.
Persentasenya > dari biaya bunga yang tercantum di PK. Biaya modal dari laba
ditahan (cost of retained earning) besarnya = tingkat keuntungan yang diinginkan
oleh investor. Asumsinya dila laba ditahan itu diinvestasikan pada perusahaan lain
akan mendatangkan keuntungan yang besar = tingkat keuntungan yang diharapkan
perusahaan dari saham yang ditahamnya (expected rate of return on the stock).

Cost of capital dapat dihitung satu per satu dari masing-masing sumber dana
→ biaya modal individual. Akan tetapi bila perusahaan menggunakan beberapa
sumber modal maka biaya modal yang digunakan adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (weighte average cost of capital) dari seluruh modal yang digunakan,
disingkat WACC.

Cost of capital erat kaitannya dengan tingkat keuntungan yang giinginkan


(required rate of return) oleh investor maupun oleh perusahaan. Bagi investor
besarnya required rate of return merupakan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.
Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana/modal besarnya required rate of
return merupakan cost of capital yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal
tersebut.

2. Fungsi Biaya Modal


Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajakyang dikenakan
kedapa perusahaan. Biaya modal yang berasal dari hutang berbeda dengan biaya
modal dari modal sendiri. Biaya modal yang berasal dari hutang dihutang sebelum
pajak (before tax basis) sedangkan biaya modal yang berasal dari modal sendiri
dihitung setelah pajak (after tax basis).

Karena biaya modal digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi adalah biaya modal menyeluruh (overall cost of
capital) maka sewajarnya kalau seluruh biaya modal dihitung dengan basis setelah
pajak.

3. Biaya Modal Individual


Biaya modal perusahaan secara keseluruhan adalah biaya modal rata-rata tertimbang
yang dihitung dari biaya modal individual (biaya modal tiap jenis modal), yang terdiri
dari perhitungan biaya modal hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan biaya
modal sendiri.

3.1 Biaya Modal Jangka Pendek

Dapat dihitung dengan rumus (cost of debt) :

kt = kb (1-T)

kt = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak


kb = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak
T = Tingkat pajak
Misal : PT.A membeli bahan baku secara kredit. Bunganya 10%. Tarif pajak
penghasilan (taxed rate) 40%. Maka biaya hutang setelah pajak (kt ) = kb (1-T) = 0,10
(1-0,40) = 6%

3.2 Biaya Modal Hutang Jangka Panjang

Pada dasarnya biaya pengguna hutang jangka panjang (cost of debt) yang
berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan cara seperti mencari tingkat
pendapatan investasi (yield) dari obligasi.

Contoh :

PT.A mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal Rp.25.000 per lembar jatuh
temponya 10 tahun. Hasil penjualan netto yang diterima Rp.24.250,- bunga atau
kupon pertahun 4% pajak 30%. Besarnya biaya modal dapat dihitung dengan 2 cara :

a. Perhitungan Biaya Modal Hutang Obligasi Cara singkat :

Komponen biaya utang jangka panjang

a. Metode short cut atau ringkas (approksimasi)


𝐼. 𝑀 + (𝑀 − 𝑃): 𝑛
𝐾 =
(𝑀 + 𝑃) ∶ 2

I = bunga bersih (kupon obligasi)

M = nilai pinjaman pada masa pelunasan

P = nilai bersih pinjaman setelah dipotong biaya flotasi (emisi)

N = umur pinjaman

Contoh :
Perusahaan BATU ANTIK mengeluarakan obligasi berumur 5 tahun, dengan
nilai nominal Rp.800.000,00 per lembar, bungan 25% per tahun. Harga jual
obligasi sebesar Rp.650.000,00 per lembar. Terntukan biaya utang atau
obligasi yang ditanggung perusahaan.

Jawab :
𝐼. 𝑀 + (𝑀 − 𝑃): 𝑛
𝐾 =
(𝑀 + 𝑃) ∶ 2

25%(800.000) + (800.000 − 650.000): 5


𝐾 =
(800.000 + 650.000) ∶ 2

200.000 + 150.000 ∶ 5
𝐾 =
(800.000 + 650.000) ∶ 2
70.000
𝐾 = = 0,96
725.000

Biaya modal dari utang biasanya dihitung setelah pajak, jika tingkat pajak 35% maka
biaya modal dari utang atau obligasi tersebut sebesar :

Kdb = kdb (100-t)

Kdb = 9,65(100 – 35%)

Kdb = 6,275%

b. metode akurat atau interpolasi (present value)

iMt 𝑀
Kdb =∑ + (1+𝐾𝑑𝑏) – p = 0
(1+Kdb)

4. Komponen biaya saham preferen


 Sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen atau
Kp.

𝐷𝑝
Kp = 𝑃𝑛

Penilaian saham preferen

 Saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memberikan sejumlah


deviden yang tetap jumlahnya dan telah dinyatakan sebelumnya.
 Nilai atau harga saham preferen merupakan present value dari seluruh deviden
yang diterim.

𝐷𝑝𝑠
Vps = 𝐾𝑝𝑠

Dimana :
Vps = nilai saham preferen
Dps = deviden saham preferen
Kps = tingkat keuntungan yang diisyaratkan pemegang saham preferen
 Rumus diatas adalah rumus mencari present value dari suatu perpetuity.

b. Perhitungan Biaya Modal menggunakan metode PV

Perhitungan dengan menggunakan metode PV disebut juga metode akurat. Yang


dicari adalah presentase bunga yang menjadikan nilai sekarang dari pembayaran
bunga tahunan sebesar Rp1.000 ditambah pembayaran akhir sebesar Rp25.000
(outflows) = nilai sekarang dari penerimaan (inflows), yaitu sebesar Rp24.250

 Biaya bunga tahunan selama 10 th = Rp1.000 × 8,110 = 8.110


 Pembay.pinj.pokok oblgs.pd th 10 = Rp25.000 × 0,676 = 16.900
25.010

Dengan bunga 7%:


 Biaya bunga tahunan selama 10 th = Rp1.000 × 7,024 = 7.024
 Pembay.pinj.pokok oblgs.pd th 10 = Rp25.000 × 0,508 = 12.700
19.724

5. Komponen biaya saham biasa


 Saham biasa (common stock) berbeda dari saham preferen dalam hal
pembayaran deviden. Pada saham biasa, besarnya deviden tidak pasti dan
tidak tetap jumlahnya. Perusahaanpun tidak wajib memberikan deviden setiap
tahun.
 Jika investor membeli suatu saham biasa dengan maksud menyimpan saham
tersebut sampai waktu tak terhingga, maka nilai atau harga saham tersebut
dapat dihitung sbb:
𝐷𝑡
Po = ∑(1+𝐾𝑠)
Po = harga saham yang diharapkan
Dt = deviden periode ke t
Ks = tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada saham

 Deviden tidak tetap dan sulit diprediksi


Agar dapat menghitung nilai suatu saham,investor harus memprediksikan
deviden saham biasa. Ada 3 pendekatan:
1) Pendekatan Zero Growth
2) Constant Growth
3) Nonconstant Growth

1. Deviden tidak bertumbuh


 Jika diasumsikan bahwa deviden saham biasa tidak bertumbuh, atau growth
(g) adalah 0, nilai saham dapat dihitung sebagai berikut:
𝐷1 𝐷2 𝐷∞
Po = 1+𝐾1 +(1+𝐾𝑠)2 + ..... + (1+𝐾𝑠)∞
D1=D2=D3=.........=D∞= D (karena g = 0)

Contoh :
Saham B diprediksi memberikan deviden sebesar Rp100,00 per lembar
setahun mendatang. Calon pembeli saham tersebut mensyaratkan suatu
tingkat keuntungan pada saham sebesar 10% per tahun dan deviden
diperkirakan tidak tumbuh (g=0) atau tetap sebesar Rp100,00. Berapa harga
saham yang bersedia dibayar oleh calon pembeli tersebut? Berapa harga
saham tersebut jika deviden diberikan setiap 3 bulan sebesar Rp100,00 dan
tidak pernah tumbuh (g=0) sedangkan tingkat keuntungan yang diisyaratkan
investor 12% atau 4% per 3 bulan?

2. Deviden bertumbuh secara konstan


 Asumsi bahwa deviden tidakbertumbuh atau konstan tidak realistis
 Jika deviden diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke waktu,
maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut :
𝐷1 𝐷2 𝐷∞
Po = 1+𝐾1 +(1+𝐾𝑠)2 + ..... + (1+𝐾𝑠)∞

𝐷𝑜 (1+𝑔)𝑡
Po =∑∞
𝑖=1 (1+𝐾𝑠)𝑡
 Jika g adalah konstan, dan Ks ≥ g, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi:

𝐷𝑜 (1+𝑔) 𝐷1
Po = = 𝐾𝑠−𝑔
𝐾𝑠−𝑔

Dimana :
Po = nilai/harga saham biasa pada t = 0
Do = deviden terakhir yang dibagikan (deviden yang telah berlalu, tidak akan
kita terima jika kita tidak membeli saham sekarang / pada t=0)
g = growth atau tingkat pertumbuhan deviden
Ks = tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada saham

 Model penilaian saham disebut Gordon Mode


Contoh :

Deviden saham A diduga akan bertumbuh secara konstan dengan tingkat


pertumbuhan 10%/tahun. Deviden terakhir yang dibagikan adalah $1,82. Jika investor
mensyaratkan tingkat keuntungan sebesar 16% pada saham ini, berapa harga saham
A?

3. Deviden bertumbuh secara tidak konstan

 Umumnya deviden saham biasa suatu perusahaan tidak konstan tapi berubah
sesuai dengan daur hidup (life cycle) perusahaan tersebut.
 Langkah-langkah menghitung nilai saham biasa jika pertumbuhan deviden
tidak konstan:
a) Membuat estimasi pertumbuhan deviden
b) Menghitung present value deviden selama periode dimana deviden
tidak bertumbuh secara konstan
c) Menghitung nilai saham pada akhir periode pertumbuhan tidak
konstan
d) Jumlahkan b dan c untuk mendapat Po.
Contoh :

Deviden saham B diharapkan bertumbuh secara konstan sebesar 30% pada 3 tahun
pertama. Setelah itu deviden akan bertumbuh 10% setiap tahun selamanya. Deviden
terakhir yang dibayarkan adalah $1,82. Berapa harga saham B jika para investor
mensyaratan tingkat keuntungan pada saham tersebut sebesar 16%?

3.3 Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock)

Biaya modal saham preferen adalah biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
bila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen.

Biaya modal saham preferen = tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor.
Dengan kata lain tingkat keuntungan yang diinginkan investor adalah biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Biaya modal saham preferen berupa deviden yang jumlahnya tetap. Oleh karena itu
saham preferen mempunyai sifat hutang dan sifat saham biasa. Sifat hutang karena
mengharuskan kewajiban tetap untuk membayar deviden secara periodik. Sifat saham
biasa karena memrupakan bukti kepemilikan perusahaan. Sifat preferennya sendiri
adalah hak untuk memperoleh pembagian deviden lebih dahulu dan bila perusahaan
likuidasi mempunyai hak didahulukan daripada pemegang saham biasa.

Pembayaran deviden saham preferen dilakukan dari pendapatan setelah dikurangi


pajak. Oleh karena itu dalam perhitungan biaya modalnya tidak perlu ada
penyesuaian beban pajak.

Dihitung dengan membagi deviden per lembar dengan harganya.

Kp = Dp / Pp

Kp = biaya saham preferen

Dp = deviden saham preferen

Pp = harga saham preferen saat penjualan

Contoh :

PT. A menjual saham preferen nominal Rp15.000 per lembar. Harga jual Rp18.000.
deviden tiap tahun Rp1.500 biaya penerbitan (floating cost) per lembar Rp150. Biaya
saham preferen (Kp) = 1.500 / (18.000 – 150) = 8%
3.4 Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan

Biaya modal saham biasa dan biaya modal laba di tahan, biasanya disatukan
sebagai biaya modal sendiri atau biaya ekuitas (K e ).

Biaya modal saham biasa adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang memperoleh dana dari menjual saham biasa atau menggunakan laba di tahan.
Laba di tahan adalah laba yang sebenarnya menjadi hak pemegang saham tapi tidak
dibagikan, maka bila perusahaan menggunnakan laba ditahan maka biayanya sama
dengan tingkat keuntungan yang diinginkan investor dengan resiko tertentu bila
investor meng investasikan dananya di perusaan. Berarti sama dengan biaya ekuitas
(K e ).Maka muncul persamaaan :

Biaya modal laba ditahan = biaya modal saham biasa.

Untuk menghitung biaya ekuitas (K e ) digunakan tiga metode :

1. Pendekatan Model Diskonto Dividen (MDD)


Menjelaskan bahwa biaya ekuitas (K e ).merupakan tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang dari keseluruhan dividen per lembar saham yang
diharpkan dimasa yang akan datang, sehingga biaya modal ekuitas
merupakan faktor diskonto dari dividen yang ada.
Contoh :
Jika dividen saham biasa PT.Astra diharpkan tumbuh sebesar 20% sedangkan
dividen yang diharpkan pada tahun pertama sebesar Rp. 200,- dan harga
saham perlembar sekarang adalah Rp. 2500, maka biaya ekuitasnya adalah :
𝐷
𝐾𝑒 = 𝑃𝑡 + 𝑔
𝑜
200
= 2500 + 20%
= 0.08 + 20%
= 16%

2. Pendekatan CAPM (capital assets pricing model)


Biaya modal ditetapkan berdasarkan analisis hubungan antara return saham
yang diharapkan (𝑅𝑖 ) dengan return pasar (market return 𝑅𝑚 ) yang terjadi.
𝑅𝑖 merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan secara emiten. Faktor yang
dipengaruhinya yaitu :
 Tingkat bunga bebas (risk free rate, 𝑅𝑓 )
 Resiko sistematis yang ditunjukan oleh koefesien beta β
 Premium market risk (𝑅𝑚 - 𝑅𝑖 )
Maka rumus sebagai berikut :
𝑅𝑖 = 𝑅𝑓 + (𝑅𝑚 - 𝑅𝑖 ) β
Besarnya pengaruh return pasar terhadap return saham individual I
tergantung pada koefisien beta saham i. Beta merupakan koefisien
yang menunjukan sensitivitas tingkat keuntungan saham terhadap
perubahan pasar.
Koefisien beta dapat dicari dengan meregresikan tingkat keuntungan
sekuritas dengan tingkat keuntungan portofolio pasar.
Contoh :
PT. Astra melakukan investasi pada saham “Djarum” dengan
mengharapkan tingkat keuntungan 15% dan tingkat keuntungan bebas
resiko sebesar 10% dari data diatas selama 10 tahun diketahui bahwa
nilai beta adalah 1,25. Jadi return saham Djarum yang juga merupakan
biaya ekuitas perusahaan tersebut :
𝑅𝑖 = 𝑅𝑓 + (𝑅𝑚 - 𝑅𝑖 ) β
= 0,10 +(0,15-0,10) (1,25) = 16,25%

3. Biaya modal keseluruhan (overall cost of capital)


Adalah biaya modal dari seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh
perusahaan.
Contoh :
PT. astra memiliki biaya modal dan struktur modal sbb :
keterangan Jumlah modal Prop. Modal Biaya modal
biaya
Hutang Rp. 35.000 35% 7%

Saham Preferen Rp. 15.000 15% 9%

Saham Biasa Rp. 50.000 50% 15%

Σ Rp. 100.000 100%

Jadi pajak 40% berapa biaya modal rata-rata ?

JAWAB
Biaya hutang setelah pajak 7% (1-0,4) = 4,2%
Jadi WACC :
keterangan Biaya Modal Prop.modal WACC

Hutang 4,2% 35% 1,47%

Saham Preferen 9% 15% 1,35%

Saham Biasa 15% 50% 7,50%

Σ 100% 10,32%

Biaya modal minimal perlu dijaga agar biaya idak mengalami kenaika,
biaya modal rata-rata yang minimal tercapai pada struktur .modal yang
optimum. Dengan kata lain struktur mdal optimum merupakan struktur modal
dengan baiaya modal rata-rata minimal.
Biasanya perusahaan memperoleh modal demgan melihat atau
mempertahankan susunan/komponen modal yang telah ada dengan menjaga
agar besarnya biaya modal rata-rata tetap sama dengan biaya modal sebelum
ada tambahan modal. Dan perusahaan pun bisa mendapat modal dari laba
ditahan.
Untuk mencari jumah masing-masing komponen setelah ada
tambahan modal tersebut, maka cari dahulu besarnya jumlah dana baru yang
di butukan untuk menjaga struktur modal.

Contoh :

PT. Astra pada tahun 2008 memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp.
10.000 dimana sebesar Rp.6000 dibagikan kepada pemegang saham sebagai
dividen, sedangkan sisanya Rp. 4000 ditahan sebagai modal sendiri untuk
diinvestasikan lagi. perusahaan menginginkan agar WACC dipertahankan
10,32% .

Penyelesaian :

Dalam struktur modal proporsi laba di tahan =50% sedangkan tambahan laba
yang ditahan adalah Rp. 4000 dengan demikian jumlah dana baru = Rp. 4000
× 2 = 8000 adalah:

keterangan Prop modal Jumlah modal Biaya modal Jumlah


tambahan biaya

Hutang 35% x 8000 2800 7% 196

Saham 15% x 8000 1200 9% 108


Preferen

Saham 50% x 8000 4000 15% 600


Biasa

Σ 8000 904.
Biaya modal rata-rata setelah ada tambahan dana, disebut sebagai Marginal
average cost of capital (MACC) adalah :
904/8000 x 100% = 11,3%

Anda mungkin juga menyukai