Anda di halaman 1dari 124

WCO– 05 = PENGOPERASIAN WHEEL CRANE

PELATIHAN
OPERATOR WHEEL CRANE

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

KATA PENGANTAR

Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri
lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar harus dipenuhi, antara lain
produksi, kualitas dan kecepatan.

Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang
demikian besar, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab
tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan
dalam SKKNI.

Operator Wheel Crane adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan
tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan
diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang
diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.

Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta
pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.
Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat
bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya
berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi
sempurnanya buku ini.

Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2005.

Penyusun

i
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : OPERATOR WHEEL CRANE

TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu mengoperasikan wheel
crane dengan benar dan aman melaksanakan pemeliharaan harian sesuai
dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi .

B. Tujuan Khusus Pelatihan


Setelah penyampaian modul ini peserta mampu :
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama melakukan pemeliharaan dan
pengoperasian wheel crane.
2. Melaksanakan pemeliharaan harian wheel crane sesuai dengan petunjuk
pemeliharaan.
3. Melaksanakan pengoperasian wheel crane sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi
yang benar.
4. Membuat laporan operasi.

Seri / Judul Modul WCO– 05 : Pengoperasian Wheel Crane

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah selesai mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan
pengoperasian wheel crane sesuai dengan teknik pengoperasian yang benar dan aman

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah modul ini diajarkan, peserta dapat :
1. Menjelaskan Pengetahuan Dasar dan Diagram Beban pada Wheel Crane
2. Melaksanakan Teknik Dasar Pengoperasian Wheel Crane
3. Melaksanakan Teknik Aplikasi Pengoperasian Wheel Crane
4. Menjelaskan Tali Baja dan Sling
5. Menjelaskan Rambu-rambu Lalu Lintas dan Bahasa Isyarat

ii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


LEMBAR TUJUAN ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL ............................................................... v
PANDUAN PEMBELAJARAN ..........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1 – 1


1.1. Umum .................................................................................................. 1 – 1
1.2. Pengetahuan Dasar dan Pengoperasian Wheel Crane ..................... 1 – 1
1.3. Komponen Utama .............................................................................. 1 – 12
1.4. Terminologi ....................................................................................... 1 – 17

BAB II TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN WHEEL CRANE .................................2 - 1


2.1. Umum .................................................................................................. 2 - 1
2.2. Gerakan Dasar Operasi Wheel Crane ............................................... 2 – 1
2.3. Menjalankan Unit ............................................................................... 2 – 19
2.4. Pemindahan Beban ........................................................................... 2 – 25

BAB III TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN WHEEL CRANE ............................. 3 – 1


3.1. Umum ................................................................................................. 3 – 1
3.2. Persiapan Operasi .............................................................................. 3 – 1
3.3. Pemilihan Mode (Steering Mode dan Drive Mode) ............................ 3 – 4
3.4. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam pengoperasian ................. 3 – 5
3.5. Memindahkan Beban .......................................................................... 3 – 8

BAB IV TALI BAJA DAN SLING .................................................................................. 4 – 1


4.1. Umum .................................................................................................. 4 – 1
4.2. Tali Baja .............................................................................................. 4 – 1
4.3. Slinging ............................................................................................... 4 – 8
4.4. Rigging ............................................................................................... 4 – 13
4.5. Jenis dan Karakteristik Benda/Material yang akan diangkat ............ 4 – 17

iii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

BAB V RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN BAHASA ISYARAT ........................... 5 – 1


5.1. Umum .................................................................................................. 5 – 1
5.2. Rambu-rambu Lalu Lintas .................................................................. 5 – 1
5.3. Bahasa Isyarat .................................................................................... 5 – 3

RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA

iv
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Crane
dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang
didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai,
elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan
batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya.

2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan pelatihan tersebut, berdasarkan rumusan


kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul-modul
pelatihan seperti tercantum dalam „DAFTAR MODUL“ dibawah ini yang dipergunakan
sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan Operator Wheel crane

DAFTAR MODUL

No. Kode Judul Modul

1. WCO– 01 Etos Kerja

2. WCO– 02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3. WCO– 03 Struktur dan fungsi Wheel Crane

4. WCO– 04 Pemeliharaan Harian Wheel Crane (Maintenance)

5. WCO– 05 Pengoperasian Wheel crane

6. WCO– 06 Laporan operasi

v
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

PANDUAN PEMBELAJARAN

vi
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN

No. Item Batasan Uraian


Keterangan
1. Seri / Judul WCO – 05 = Pengoperasian Wheel Crane

2. Deskripsi Materi ini membahas masalah pengoperasian


wheel crane terutama menyangkut teknik
dasar pengoperasian dan teknik aplikasi
pengoperasian wheel crane, juga mengenai
diagram beban, Slinging dan Rigging serta
rambu-rambu dan bahasa isyarat. Hal lain juga
sedikit dibahas mengenai kapasitas crane,
sistem pengoperasian terminologi.

3. Tempat Kegiatan Didalam ruang kelas lengkap dengan


fasilitasnya

4. Waktu Kegiatan 8 jam pelajaran teori atau 360 menit dan 16


jam pelajaran praktek atau 720 menit.

vii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

B. PROSES PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah pembukaan :
• Menjelaskan tujuan instruksional • Mengikuti penjelasan TIU OHT – 01
(TIU dan TIK) dan TIK dengan tekun dan
• Merangsang motivasi peserta aktif.
dengan pertanyaan atau • Mengajukan pertanyaan bila
pengalamannya dalam ada yang kurang jelas
mengoperasikan wheel crane.
• Waktu = 10 menit

2. Penjelasan Bab I
Pendahuluan
• Memberikan penjelasan mengenai • Mengikuti dengan tekun OHT 1 - 1
OHT 1 - 2
kapasitas crane terkait dengan penjelasan instruktur OHT 1 - 3
kekuatan dan stabilitas crane, • Menanyakan hal-hal yang OHT 1 - 4
OHT 1 - 5
sistem pengoperasian wheel kurang jelas OHT 1 - 6
crane. • Mengikuti diskusi yang OHT 1 - 7
OHT 1 - 8
• Memberikan penjelasan mengenai diadakan OHT 1 - 9
pengetahuan dasar khususnya • Mencatat hal-hal penting OHT 1 - 10
OHT 1 - 11
diagram beban dan cara OHT 1 - 12
membacanya. OHT 1 - 13
OHT 1 - 14
• Memberikan penjelasan singkat OHT 1 - 15
mengenai komponen utama, tuas OHT 1 - 16
OHT 1 - 17
kendali dan instrumen OHT 1 - 18
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 1 - 19
OHT 1 - 20
terminologi yang dipakai dalam
wheel crane
• Waktu = 70 menit

viii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

3. Penjelasan Bab II, Teknik Dasar


Pengoperasian Wheel Crane
• Memberikan penjelasan mengenai • Mengikuti dengan tekun
OHT 2 - 1
teknik dasar pengoperasian dan penjelasan instruktur OHT 2 - 2
OHT 2 - 3
peranannya. • Menanyakan hal-hal yang OHT 2 - 4
• Memberikan penjelasan mengenai kurang jelas OHT 2 - 5
OHT 2 - 6
gerakan dasar operasi wheel • Mengikuti diskusi yang OHT 2 - 7
crane, outrigger, telescoping, diadakan OHT 2 - 8
OHT 2 - 9
elevating, hoisting, swing. • Mencatat hal-hal penting OHT 2 - 10
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 2 - 11
OHT 2 - 12
traveling, posisi boom, outrigger, OHT 2 - 13
swing lock, mode kemudi. OHT 2 - 14
OHT 2 - 15
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 2 - 16
teknik pemindahan beban, OHT 2 - 17
OHT 2 - 18
menggunakan outrigger, tanpa OHT 2 - 19
outrigger, pick and carry. OHT 2 – 20
s/d
• Waktu = 100 menit OHT 2 - 64

4. Penjelasan Bab III, Teknik Aplikasi


Pengoperasian Wheel Crane
• Memberikan penjelasan mengenai • Mengikuti dengan tekun OHT 3 - 1
OHT 3 - 2
persiapan opersi penjelasan instruktur OHT 3 - 3
• Memberikan penjelasan mengenai • Menanyakan hal-hal yang OHT 3 - 4
OHT 3 - 5
hal-hal yang tidak boleh dilakukan kurang jelas OHT 3 - 6
selama pengoperasian • Mengikuti diskusi yang OHT 3 - 7
OHT 3 - 8
• Memberikan penjelasan mengenai diadakan OHT 3 - 9
mencoba gerakan apa saja yang • Mencatat hal-hal penting OHT 3 - 10
OHT 3 - 11
harus digerakkan. OHT 3 - 12
OHT 3 - 13
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 3 - 14
manouvering, gerakan apa saja OHT 3 - 15
OHT 3 - 16
yang harus dilakukan OHT 3 - 17

• Memberikan penjelasan mengenai


pemindahan beban, radius
pemindahan, dengan outrigger,
tanpa outrigger, pick and carry

ix
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

• Memberikan penjelasan mengenai


apa saja yang seharusnya dan
sebaiknya diketahui operator,
berat beban, kondisi tanah, kondisi
ikatan, jenis beban.

• Waktu = 90 menit

5. Penjelasan Bab IV, Slinging dan


Rigging
• Mengikuti dengan tekun OHT 4-1
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 4-2
penjelasan instruktur OHT 4-3
tali baja (wire rope), konstruksi,
• Menanyakan hal-hal yang OHT 4-4
jenis kerusakan, pemeliharaan OHT 4-5
kurang jelas
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 4-6
• Mengikuti diskusi yang OHT 4-7
teknik ikatan, jenis ikatan, alat
diadakan
bantu ikatan
• Mencatat hal-hal penting
• Memberikan penjelasan mengenai
simbol barang yang berbahaya
(beracun, mudah terbakar, dan
sebagainya)
• Waktu = 60 menit

6. Penjelasan Bab V, Rambu-rambu


dan Bahasa Isyarat
• Memberikan penjelasan mengenai • Mengikuti dengan tekun OHT 5 - 1
OHT 5 - 2
rambu-rambu, operasi dan lalu penjelasan instruktur
lintas • Menanyakan hal-hal yang
• Memberikan penjelasan mengenai kurang jelas
bahasa isyarat • Mengikuti diskusi yang
• Waktu = 30 menit diadakan
• Mencatat hal-hal penting

x
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

7. Praktek :
• Melaksanakan setiap • 1 Unit wheel crane
• Memberikan instruksi dan contoh
instruksi instruktur dengan sesuai dengan
melakukan teknik dasar
sungguh-sungguh kelasnya
pengoperasian wheel crane
• Melakukan praktek teknik • Lapangan praktek
• Memberikan instruksi dan contoh
dasar dan teknik aplikasi sesuai denan
melakukan teknik aplikasi
pengoperasian sesuai kebutuhan
pengoperasian wheel crane
dengan kelasnya • Beban angkat
• Memberikan penjelasan terkait
• Mengajukan pertanyaan bila sesuai dengan
dengan pengoperasian wheel
perlu kelasnya
crane
• Catatan/laporan
• Waktu = 720 menit
operasi
(16) JP, untuk seluruh
• Lembar instruksi
peserta

xi
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

MATERI SERAHAN

xii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum
Tugas utama operator wheel crane selain menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya, juga harus memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja yang
terkait dengan keselamatan alat dan keselamatan lingkungan, yang dapat dilakukan
dengan melaksanakan pengoperasian alat secara benar dan aman.
Dalam pengoperasian wheel crane harus diperhatikan kekuatan angkat dan stabilitas,
yakni dengan mengangkat beban tidak melebihi batas kekuatan yang dapat
menyebabkan terbaliknya atau rusaknya (patahnya) komponen wheel crane.
Pelaksanaan pengoperasian wheel crane yang paling aman dan banyak dipakai adalah
mode pengoperasian dengan menggunakan outrigger. Namun untuk pekerjaan tertentu
dapat juga dilakukan hanya dengan mode pengoperasian tanpa outrigger yaitu on
rubber dan pick and carry. Pada dua metode terakhir yaitu metode on rubber dan pick
and carry memerlukan kecermatan yang lebih tinggi karena kondisi operasi yang
kurang stabil bila dibandingkan dengan metode pengoperasian menggunakan
outrigger.
Lokasi atau daerah operasi wheel crane kadang-kadang harus menjangkau daerah
yang sulit yang memerlukan bantuan tenaga rigger atau signal man. Untuk itu operator
wheel crane harus mempunyai pengetahuan tentang rambu-rambu operasi dan bahasa
isyarat.
Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan aman, seorang operator dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam teknik pengoperasian
yang benar sesuai dengan teknik aplikasi pengoperasian wheel crane.

1.2. Pengetahuan Dasar dan Pengoperasian Wheel Crane


Kemampuan/kapasitas angkat wheel crane ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
• Kekuatan crane, dimana crane atau komponen mempunyai batas rusak atau patah
pada saat mengangkat beban.
• Stabilitas crane, dimana crane dapat terbalik pada saat mengangkat beban.
• Kapasitas winch, dimana winch tidak dapat berputar atau menggulung tali baja
untuk mengangkat beban.

1-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Kapasitas/kemampuan angkat crane ditentukan oleh nilai yang terkecil dari antara
ketiga faktor/elemen tersebut diatas, yang dapat dijelaskan dengan diagram dibawah
ini.

Beban yang diijinkan berdasar stabilitas crane


Beban yang diijinkan (nilai beban total)

Beban yang diijinkan berdasar kapasitas winch

Beban yang diijinkan berdasar kekuatan crane


Bebanbeban
Kurva
maksimum
rata-rata
yang
diijinkan

Radius Kerja (m)

Gambar 1.1. Diagram Kapasitas Angkat

Nilai beban total didasarkan pada stabilitas crane bila radius kerjanya besar, tapi hanya
didasarkan pada kekuatan boom dan komponen lainnya, bila radius kerjanya kecil.

1.2.1. Kekuatan crane


Untuk memperhitungkan kekuatan crane berdasar pada peraturan resmi,
seperti sesuatu yang ditetapkan sebagai dasar pertimbangan, seperti :
- Tidak hanya nilai beban total tapi berat crane, gaya inersia dan gaya
sentrifugal yang terjadi pada gerakan swing dari crane dan elevasi (gerakan
turun naik) boom dan gaya tarik dari tali baja.

1.2.2. Stabilitas crane


Titik tumpu adalah titik tempat bekerjanya momen akibat beban dan momen
akibat berat Wheel Crane sendiri. Titik tumpu dapat berubah sesuai posisi
beban yang diangkat pada saat wheel crane mengangkat atau menurunkan
beban. Titik tumpu terletak antara titik berat beban dan titik berat dari wheel
crane. Lengan momen dari beban adalah jarak titik tumpu terhadap titik berat

1-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

beban (lb) dan lengan momen wheel crane (lw) adalah jarak antara titik tumpu
dengan titik berat wheel crane.
Momen adalah hasil perkalian antara lengan momen dengan beban atau
beratnya wheel crane. Momen dari berat wheel crane adalah momen yang
melawan atau mengatasi momen beban. Apabila momen akibat beban lebih
berat dari momen akibat berat wheel crane, maka wheel crane akan terbalik
(terjadi kecelakaan).
Posisi titik tumpu dan momen dapat digambarkan sebagai berikut :

W : Berat beban
G : Berat Wheel
Crane
 1 : Lengan momen
beban
 : Lengan momen
berat wheel crane

Gambar 1.2.
Posisi titik tumpu dan momen

Pada saat wheel crane beroperasi dengan menggunakan outrigger, maka


outrigger berfungsi sebagai titik tumpu. Pada saat mengangkat atau
menurunkan beban, maka berat beban yang diangkat menimbulkan momen
terhadap titik tumpu (outrigger) tersebut.
Outrigger yang bekerja sebagai titik tumpu adalah outrigger antara beban dan
wheel crane.
Beban yang bekerja pada outrigger adalah:
- Berat wheel crane sendiri termasuk boom/jib (G )
- Berat beban termasuk hook block/sling (W )

1-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Apabila jarak titik berat wheel crane ketitik tumpu  dan jarak berat ke titik berat
beban beban ke titik tumpu  1, maka besarnya momen yang diakibatkan oleh
berat beban adalah W x  1, sedangkan besarnya momen yang diakibatkan oleh
berat crane/ boom terhadap titik tumpu adalah : G x  .
Momen akibat beban adalah berlawanan dengan momen akibat berat wheel
crane sendiri, bila beban momen akibat beban ( W x  1) lebih besar dari
momen akibat berat wheel crane sendiri ( G x  ) maka wheel crane akan
terbalik.
Sehingga dapat dirumuskan :
Gx  > W x  1

Maka wheel crane masih aman, sedangkan


Gx  < W x 1
Maka wheel crane akan terbalik.

1.2.3. Kinerja crane


Nilai (nilai beban total) ditentukan dari perhitungan penghargaan crane
berkenaan dengan kekuatan dan stabilitasnya.

Kurva nilai beban total

Kurva batas kekuatan crane

Garis batas
Nilai beban total

Kurva batas stabilitas (kondisi terguling)

Batas aman
kekuatan

Batas aman
stabilitas
75% beban yang menggulingkan (standar export Tadano)

Radius Kerja (m )

Gambar 1.3. Diagram Kinerja (performansi) Crane

Catatan : Nilai Beban Total = Berat Beban + Berat Hook, Sling dan sebagainya

1-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

1.2.4. Membaca diagram beban dan radius kerja/tinggi angkat


a. Diagram beban
Diagram ini memberikan nilai beban total berdasarkan pada kondisi operasi
seperti panjang boom, sudut elevasi boom, panjang jib, sudut offset jib,
radius kerja, dan sebagainya. Diagram seperti ini selalu terdapat dalam
kabin operator.

b. Cara membaca diagram beban


• Posisi outrigger keluar penuh (fully extended)
• Sebagai contoh pada pengoperasian wheel crane menggunakan boom
dengan panjang 14,4 meter dan radius kerjanya adalah 7 meter.
• Pada diagram kita membaca :
- Panjang boom/boom length (A) = 14,4 meter
- Radius kerja/working radius (B) = 7,0 meter
- Maka kolom A = 14,4 m dan kolom B = 7,0 m akan menghasilkan
pertemuan pada beban 9,900 kg.
Sehingga untuk posisi tersebut beban yang dapat diangkat
maksimum adalah 9,900 kg.
• Pada diagram terdapat garis batas yang dicetak tebal yang memberikan
gambaran sebagai berikut :
- Nilai beban total diatas garis tebal ditentukan berdasarkan kekuatan
crane, sedangkan beban dibawah garis tebal berdasarkan pada
stabilitas alat.
• Kondisi tersebut diatas memberikan petunjuk kepada operator untuk
memperhatikan kondisi operasi (misalnya panjang boom, radius operasi)
sehingga pengoperasian dapat dilaksanakan dengan benar dan aman.

1-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Contoh diagram beban wheel crane Tadano

Gambar 1.4. Diagram Beban

1-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

c. Cara membaca diagram radius kerja/tinggi angkat


Area kerja dari sebuah wheel crane untuk berbagai panjang dan sudut
elevasi boom dan jib dapat dibaca pada diagram, yang secara jelas
menghubungkan antara radius kerja dan tinggi angkat.
Diagram tersebut dapat dilihat didalam kabin operator engine.

Tinggi Angkat (m)


Dengan panjang boom
26.3m dan sudut
elevasi 70o, maka tinggi
angkat maksimum
adalah 25.3m

Radius Kerja (m)


Keterangan :
Tinggi angkat dan sudut boom diatas didasarkan pada kondisi boom lurus
(tidak mengangkat beban) dan batas defleksi (lenturan) boom yang diijinkan
berdasarkan kondisi beban.

Gambar 1.5.
Diagram Radius Kerja/ Tinggi Angkat

d. Defleksi/lenturan boom

Pada saat beban diangkat,


boom akan melengkung ke
Pergeseran puli atas bila dibebani bawah sehingga working
radius bertambah dan lifting
height berkurang.
Tinggi Angkat (actual)

Tinggi Angkat (teori)

Radius Kerja (teori)

Radius Kerja (actual)

Gambar 1.6.
Defleksi pada boom

1-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

1.2.5. Diagaram beban wheel crane (model baru)


Untuk wheel crane model lebih baru, diagram beban dilengkapi dengan data
yang mendukung pengoperasian yang lebih akurat, aman dan efisien.

Gambar 1.7.
Diagram beban GR-300 EX (mode operasi on outrigger)

a. Tambahan data tersebut antara lain :


(1) Mode operasi dengan menggunakan outrigger
- Data sudut/elevasi boom untuk setiap radius kerja.
- Data kapasitas angkat pada sudut/elevasi boom 00.
- Data sistem tali/puli (part reeving) pada panjang boom tertentu, trkait
dengan kapasitas angkat maksimum.
- Data radius kerja/beban untuk kapasitas angkat jib pada 2 jenis
panjang boom jib dan tiga posisi sudut boom jib.

(2) Mode operasi on rubber (data baru)


Mode operasi on rubber stationary dan on rubber creep
- Kapasitas angkat dengan sistem pengangkatan beban dari depan
(over front).
- Sudut/elevasi boom maksimum.

1-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

- Kapasitas angkat dengan sistem pengangkatan beban/pemindahan


3600.
- Data sistem tali/puli (part reeving) pada panjang boom tertentu, terkait
dengan kapasitas angkat maksimum.

b. Contoh penerapan pembacaan :


(1) Mode on outriggers fully extended 6,3m spread, 3600 rotation (panjang
boom : 8,7 m, 24,4 m, dan 31,0 m)
• Bila panjang boom 16,8 m
(a) Radius beban/kerja (kolom 1) : 7,0 m
Maka dapat dibaca :
- Sudut/elevasi boom (kolom 4) : 59,40
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 5) : 12,9 ton
(masih dalam zone stabil)
(b) Radius beban/kerja (kolom 4) : 10,0 m
Maka dapat dibaca :
- Sudut/elevasi boom (kolom 4) : 45,80
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 5) : 7,05 ton
(masuk dalam zone kerja yang harus memperhatikan
stabilitas alat)
(c) Dengan sudut/elevasi boom 00, (diagram kapasitas beban
pada zero degree boom angle on outriggers fully extended
6,3m spread 3600 rotation)
Maka dapat dibaca :
- Radius beban/kerja (kolom 4) : 14,3 m
- Beban maksimum yang dapat diangkat : 3,2 ton

• Hubungan dengan Automatic Moment Limiter (AML-L)


Data kapasitas angkat tersebut pada diagram beban disimpan
(stored) didalam AML, juga berdasarkan pada standar sistem tali/puli
(jumlah lilitan/part of line) yang tercantum dalam diagram.
Standar sistem tali/puli untuk setiap panjang boom harus mengikuti
tabel, yang dapat dibaca :

Panjang boom jib 9,7 m 9,7 – 16,8 m 16,8 - 31,0 m Single top

Jumlah bagian tali 9 6 4 1

1-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Kapasitas angkat jib boom


(on outriggers fully extended 6,3m spread 3600 rotation)
Pada kondisi panjang boom 31m + jib 7,2 m
(a) Sudut/elevasi boom (kolom 1) : 700
Sudut jib : 250
Maka dapat dibaca :
- Radius beban/kerja (kolom 4) : n : 14,6 m
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 5) : w : 2,0
ton.
(masih dalam zone kerja stabil)
(b) Sudut/elevasi boom (kolom 1) : 700
Sudut jib : 450
Maka dapat dibaca :
- Radius beban/kerja (kolom 6) : n : 15,6 m
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 7) : w : 1,5
ton.
(masih dalam zone kerja stabil)

Pada lokasi panjang boom 31m + jib 12,8 m


(a) Sudut/elevasi boom (kolom 1) : 700
Sudut jib : 50
Maka dapat dibaca :
- Radius beban/kerja (kolom 2) : n : 15,5 m
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 3) : w : 1,75
ton
(b) Sudut/elevasi boom (kolom 1) : 700
Sudut jib : 450
Maka dapat dibaca :
- Radius beban/kerja (kolom 6) : n : 21m
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 7) : w : 0,7
ton

1 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(2) Mode on rubber operation

Gambar 1.8.
Diagram beban GR-300 EX (mode operasi on rubber)

(a) On rubber stationary (beroperasi stasioner)


(panjang boom : 9,7m, 16,8m dan 24,4m)
• Mengangkat beban dari depan (over front), panjang boom 9,7 m
- Radius beban (kolom 1) : 5,0 m
Maka dapat dibaca :
- Sudut/elevasi boom (kolom 2) : 44,90
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 3) : 10,6
ton
(masuk dalam zone kerja yang harus memperhatikan
stabilitas alat)
• Mengangkat/memindah beban pada posisi 3600, panjang boom
9,7m
- Radius beban (kolom 1) : 5,0 m
Maka dapat dibaca :
- Sudut/elevasi boom (kolom 7) : 45,40

1 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 8) : 4,9 ton


(masih dalam zone kerja yang harus memperhatikan
stabilitas alat)
(b) On rubber creep (bergerak perlahan-lahan)
(panjang boom : 9,7 m, 16,8 m dan 24,4 m)
• Mengangkat beban dari depan (over front), panjang boom 16,8m
Radius beban/kerja (kolom 1) : 5,0 m
Maka dapat dibaca :
- Sudut/elevasi boom (kolom 4) : 64,60
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 5) : 8,4 ton
(masih dalam zone yang harus memperhatikan stabilitas alat)
• Mengangkat/memindahkan beban pada posisi 3600, panjang
beam 16,8m
Radius beban/kerja (kolom 1) : 5,0 m
Maka dapat dibaca :
- Sudut/elevasi boom (kolom 10) : 66,80
- Beban maksimum yang dapat diangkat/dipindahkan (kolom
11) : 4,2 ton
(masuk zone kerja yang harus memperhatikan stabilitas alat)
• Dengan sudut/elevasi boom : 00 (diagram beban pada zero
degree boom angle boom angle on rubber stationary)
Maka dapat dibaca :
Mengangkat beban dari depan (over front)
- Mengangkat beban/kerja (kolom 4) : 14,3 m
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 5) : 0,7 ton
Mengangkat beban/memindahkan beban pada posisi 3600,
panjang boom hanya dipakai 9,7 m :
- Radius beban/kerja (kolom 7) : 7,2 m
- Beban maksimum yang dapat diangkat (kolom 8) : 2,1
ton.

• Hubungan dengan Automatic Momen Limiter (AML-L)


Data kapasitas angkat tersebut pada diagram beban disimpan
(stored) di dalam AML, juga berdasarkan pada standar sistem
tali/puli (jumlah lilitan/part of line) yang tercantum dalam diagram.
Standar sistem tali/puli untuk setiap panjang boom harus
mengikuti tabel, yang dapat dibaca sebagai berikut :

1 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Panjang boom 9,7 m 9,7 m – 24,4 m Single top

Jumlah bagian tali 6 4 1


(part of line)

1.3. Komponen Utama Wheel Crane


Untuk melakukan pengoperasian dengan baik, terlebih dahulu operator wheel crane
harus memahami dengan baik beberapa komponen yang terkait dengan tugas/
pekerjaan pemindahan material dan tuas kendali yang mengatur gerakan komponen
tersebut.

1.3.1. Komponen Utama


a. Hydraulic Crane (Rough Terrain Crane)

Gambar 1.9.
Komponen Utama Rough Terrain Crane

1 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

b. Hydraulic crane (Track Crane)

Gambar 1.10.
Komponen Utama Trucks Crane

1.3.2. Tuas Kendali


a. Rough Terrain Crane
Keterangan :
24. Steering mode select switch
25. Steering wheel
28. Tuas transmisi
31. Accelerator pedal
32. Service brake pedal
33. Drive mode select switch
34. Parking brake switch

Gam bar 1.11.


Tuas Kendali pada type Rough Terrain Crane
(Travelling)

1 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 1.12
Tuas Kendali Pada Type Rough Terrain Crane (Crane Operation)

Keterangan :
12. PTO Switch
13. Swing Brake Switch
14. Outrigger Control Switch
15. Jack/silinder selector Switch
16. Extend/retract Selector Switch
19. Boom Elevating Control Lever
22. Boom Elevating Control Pedal
23. Boom Telescoping Control Pedal
24. 3rd/Top Boom Section Extending Switch
25. Boom Telescoping/auxiliary Hoist Control Lever
27. Swing Control Lever.

1 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

b. Truck Crane

Gambar 1.13.
Tuas Kendali Truck Crane (Crane Operation)

Gambar 1.14.
Tuas Kendali Truck Crane (Driving Operation) (Nissan)

Keterangan :
8. Steering wheel
10. Parking or parking and trailer brake lever
11. Transmission gear shift lever
12. Clutch pedal
13. Brake pedal
14. Accelerator pedal

1 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

1.4. Terminologi
1.4.1. Performance, ukuran dan berat
(1) Total Rated Load
Beban maksimum yang dapat diangkat yang ditentukan oleh panjang
boom dan radius kerjanya (working radius). Beban termaksud
termasuk berat kait (hook) dan segala macam perlengkapan
angkatnya.
Sebuah crane 25 ton tidak selalu dapat mengangkat beban 25 ton
dalam semua daerah kerja.

(2) Rated Load


Ini adalah total rated load dikurangi dengan berat kait dan
perlengkapan angkat lain.
Ini adalah beban yang benar-benar dapat diangkat.

Total rated load and rated load

Gambar 1.15.
Total rated load and rated load

(3) Kapasitas Angkat (Lifting Capacity)


Lifting capacity adalah maksimum total rated load dari sebuah crane.
(4) Radius Kerja (working Radius)
Adalah jarak horizontal dari pusat swing sampai ke pusat kait dari
crane termaksud.
Radius kerja, bila crane mengangkat beban, akan naik disebabkan
karena lenturan boom (boom deflection).
Radius kerja maksimum adalah nilai maksimum dari radius kerja
dimana crane dapat dioperasikan.
(5) Tinggi Angkat (lifting height)
Adalah jarak antara tanah dan hook. Tinggi angkat maksimum adalah
angka maksimum diantara tinggi angkat crane.

1 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Working radius and lifting height

Gambar 1.16.
Working radius and lifting height

(6) Panjang boom (boom length)


Adalah jarak aksial antara pena tumpuhan boom bawah dan pena
sheave bawah pada boom atas.
(7) Sudut elevasi (elevation angle)
Adalah sudut antara garis pusat boom (boom centerline) dan garis
horisontal (horizontal line).

Gambar 1.17.
Boom length and elevation angle

(8) Panjang Jib (Jib Length)


Adalah jarak antara pena sheave bawah pada boom ujung atas (boom
head) dan pena sheave pada ujung jib.
(9) Sudut offset jib (jib offset angle)
Adalah sudut yang dibentuk antara garis tengah boom (boom
centerline) dan garis tengah jib (jib center line).

1 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 1.18.
Jib length and jib offset angle

(10) Kecepatan memanjang boom (boom extension speed)


Kecepatan memanjang boom
maksimum, adalah waktu (dalam
detik) yang diperlukan untuk
memanjangkan boom dari masuk
penuh (fully retracted) sampai
memanjang penuh (fully
extended). Kecepatan 19,5m
dalam 82 detik, artinya untuk
memanjangkan boom 19,5m
Gambar 1.19.
Boom extension speed diperlukan waktu 82 detik.

(11) Kecepatan elevasi boom (boom elevation speed)


Yaitu waktu yang diperlukan
untuk menggerakkan boom, yang
masuk penuh (fully retracted),
dari titik terendah sampai ke
tertinggi.
Kecepatan 00 sampai 830 dalam
58 detik berarti bahwa untuk

Gambar 1.20. menaikkan boom dari 0O ke 830


Boom elevation speed memerlukan waktu 58 detik.

1 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(12) Kecepatan menggulung (winding-up speed, single line speed)


Adalah kecepatan winch
menggulung (winch up) dalam
menit. Kecepatan 125 m/menit
(pada layer ke 4) berarti bahwa
winch dapat menggulung (tali
baja pada drum) 125 m dalam 1
menit dengan 4 layer (tali baja)
Gambar 1.21. pada drum.
Kecepatan menggulung

(13) Kecepatan kait (hook speed)


Adalah kecepatan naik kait (hook) maksimum per menit. Kecepatan
kait didapat dengan membagi kecepatan tali tungggal (single line)
dengan jumlah lilitan (part line)

Contoh :
• Kecepatan kabel/tali atau kecepatan
menggulung tali : 126 m/menit
• Jumlah lilitan kabel/tali (part line) :7
• Kecepatan kait : 126 m/menit
= 18 m/menit
7

Gambar 1.22.
Kecepatan kait

(14) Kecapatan ayun (swing speed)


Adalah jumlah maksimum
putaran swing per menit
Kecepatan : 3 rpm
Berarti, 3 putaran per
menit.

Gambar 1.23.
Kecepatan ayun

1 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(15) Reaksi jack maksimum dalam operasi (maximum jack reaction in


operation).
Beban maksimum pada tanah, yang diberikan oleh titik tumpu ketika
crane dengan suatu beban (a total rated load) di swing. Dengan
outrigger dikeluarkan, ini disebut maksimum reaksi jack dalam
pengoperasian. Tanah dimana outrigger dipanjangkan hendaknya
disiapkan untuk itu.

Gambar 1.24.
Reaksi jack maksimum

(16) Panjang keseluruhan, lebar keseluruhan dan tinggi keseluruhan (over


all length, over all width dan aver all hight)
Ukuran panjang, lebar dan tinggi keseluruhan adalah seperti
ditunjukkan pada gambar berikut, dengan boom dan outrigger pada
posisi tersimpan pada tempatnya (stored), sedangkan kaca spin
(mirror) dan antena tidak masuk dalam ukuran.

Gambar 1.25.
Ukuran keseluruhan crane

1 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(17) Wheel base


Adalah jarak antara pusat-pusat as (axle centers), sebagaimana
terlihat gambar berikut

GAMBAR TR - 12

Gambar 1.26.
Wheel base

(18) Jejak (tread, track)


Adalah jejak antara tengah-tengah/pusat permukaan singgung yang
dibentuk oleh ban-ban dan permukaan tanah. Dalam hal roda-roda
ganda (doble wheels), adalah jarak antara tengah-tengah dari roda-
roda ganda sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut :

Gambar 1.27.
Tread, track

(19) Berat kendaraan (vehicle weight : VW)


Berat kendaraan adalah tanpa orang dan beban.
Termasuk bahan bakar, minyak, air pendingin dan sebagainya, diluar
ban dan roda serep (spare) dan kunci-kunci (tools)

1 - 22
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(20) Gross Vehicle Weight (GVW) :


Berat kendaraan kotor (gross vehicle weight) adalah berat kendaraan
ditambah berat orang sesuai dengan kapasitas duduknya dan
maksimum beban (berat maksimum dari beban yang diangkut pada
kendaraan/crane.
GVW : VW + berat orang sesuai kapasitas duduk (65 kg/orang)

(21) Kecepatan travelling maksimum


Adalah performasi yang menunjukkan berapa cepat kendaraan
berjalan (runs) dengan GVW nya.
Dinyatakan dalam km/h

(22) Gradeabiity
Adalah performasi yang menunjukkan berapa curam inklinasi jalan
yang dapat dilewati kendaraan.
Inklinasi maksimum dinyatakan dalam tangens Ө (jalan aspal kering)
adalah dimana kendaraan dapat berjalan (start) dengan kondisi GVW.

Gambar 1.28.
Gradeability

(23) Radius putar minimum (minimum turning radius)


Adalah performansi yang menunjukkan berapa kecil kendaraan
(crane) dapar berputar.

Gambar 1.29.
Radius putar minimum

1 - 23
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Ditunjukkan dengan kondisi


• Roda kemudi (steering wheel diputar penuh)
• Kendaraan/crane berjalan pada jalan aspal rata
• Radius dari garis yang ditarik perlahan oleh roda paling jauh
(24) Sudut approach (approach angle)
Adalah sudut yang berbentuk antara permukaan tanah dan
persinggungan dari bagian bawah depan dari kendaraan lingkaran
roda paling jauh.

Gambar 1.30.
Sudut approach

(25) Sudut keberangkatan (departure angle)


Adalah sudut yang terbentuk antara permukaan tanah dan
persinggungan dari bagian bawah belakang dan lingkaran.

(26) Minyak hidrolik (hydrolic oil)


Adalah minyak dengan apa silinder dan motor hidrolik digerakkan.

(27) Tangki minyak hidrolik (hydraulic oil tank)


Adalah tangki tempat minyak hidrolik dikumpulkan/ditampung.

(28) Pompa hidrolik (hydraulic pump)


Pompa hidrolik digerakkan/diputar oleh engine, menghisap minyak
hidrolik dari tangki hidrolik, dan mengeluarkannya sebagai minyak
bertekanan ke silinder hidrolik, motor hidrolik, dan sebagainya.
Ada 2 tipe pompa :
• Pompa displacemen tetap (fixed displacement pump)
• Pompa displacemen variabel (variable displacement pump)

1 - 24
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Pompa yang biasa dipakai pada crane adalah sebagai berikut :

Gambar 1.31.
Pompa hidrolik

(29) Silinder hidrolik (hydraulic cylinder)


Merupakan suatu alat untuk membuat gerakan-gerakan lurus (linier)
oleh tenaga hidrolik.
Biasanya yang digunakan pada crane adalah silinder hidrolik kerja
ganda.

(30) Silinder hidrolik kerja ganda


Adalah silinder hidrolis yang didesain untuk menyuplai minyak hidrolik
bertekanan untuk kedua sisi piston. Digunakan untuk silinder
teleskoping dan silinder elevasi dari boom, dan silinder jack outrigger.

Gambar 1.32.
Silinder hidrolik kerja ganda

(31) Motor hidrolik (hydraulic motor)


Merupakan alat yang menghasilkan gerakan putar kontinue dengan
minyak bertekanan. Sebuah pompa hidrolik, bila poros putarnya
diputar, mengeluarkan minyak. Motor hidrolik, kebalikannya, membuat
poros putarnya berputar dengan tenaga oleh minyak hidrolik yang
dimasukkan.
Sebagai alat penggerak winch dan swing adalah motor plunyer, seperti
terlihat dalam gambar berikut :

1 - 25
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 1.33.
Motor hidrolik

(32) Katup (valve)


Adalah alat untuk mengendalikan tekanan, aliran (flow) dan aliran dari
minyak hidrolik bertekanan, katup-katup tersebut adalah katup
pengendali tekanan, katup pengendali aliran dan katup pengendali
arah.

a) Relief valve
Apabila tekanan didalam sirkuit hidrolik mencapai level yang lebih
tinggi dari tekanan setelan (setting), maka relief valve mengalirkan
sebagian atau sama minyak hidrolik ke sisi pengembalian dari
sirkuit untuk mencegah tekanan naik diatas tekanan setelan.
Sebagai katup pengaman untuk peralatan hidrolik, relief valve
selalu digunakan didalam sirkuit hidrolik crane.

Gambar 1.34.
Relief valve

b) Counter balance valve


Ini salah satu macam katup pengendali tekanan utuk mencegah
benda yang dianggap jatuh. Sebagai alat pengaman hidrolis, katup
ini dipasang pada silinder elevasi dan winch.

1 - 26
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 1.35.
Counter balance valve

c) Katup kendali kompersasi aliran dan tekanan (presure


compersated flow control valve)
Merupakan katup kendali aliran untuk mempertahankan perbedaan
antara tekanan disisi inlet dan outlet pada level yang tetap untuk
tujuan mendapatkan aliran yang tetap terlepas dari naik turunnya
(fluktuasi tekanan).
Katup ini digunakan dalam sirkuit winch, sebagai contoh, untuk
mengakomodasikan operasi inching.

Gambar 1.36.
Katup kendali kompresi

d) Check valve
Merupakan katup kendali arah yang membiarkan minyak untuk
mengalir dengan bebas dalam satu arah saja (tidak dalam arah
yang lain).
Suatu check valve yang dengan fungsi untuk melepas pencegahan
aliran dalam arah bertentangan disebut pilot check valve. Ini
digunakan dalam sirkuit jack dari outrigger.

1 - 27
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 1.37.
Check valve

e) Katup kendali arah (directional control valve)


Katup ini digunakan untuk memindah arah aliran menjadi gerakan
silinder hidrolik atau putaran motor hidrolik.
Directional control valve yang dibantu dengan electromagnet
disebut solenoid control valve.

Gambar 1.38.
Katup kendali arah

f) Oil cooler
Setelah peralatan hidrolik bekerja beberapa jam terus-menerus
temperatur minyak hidrolik akan naik. Temperatur yang tinggi
menurunkan viscositas minyak hidrolik, menurunkan tenaga dan
kecepatan, dan mempercepat memburuknya bahan perapat.
Oil cooler mencegah temperatur minyak hidrolik menjadi tinggi.

g) Rated pressure
Adalah tekanan maksimum dimana penggunaan secara terus
menerus adalah mungkin.

1 - 28
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

h) Rated flow
Aliran maksimum yang diperoleh secara terus-menerus melalui
gerakan atau putaran pompa yang continue.

i) Delivery
Volume minyak yang dikeluarkan pompa dalam suatu waktu.
Unit …… L/menit

1 - 29
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

BAB II
TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN

2.1 Umum
Pengoperasian crane dengan pengertian melakukan pemindahan beban (barang
dengan berat tertentu) terdiri dari gerakan pengangkatan beban serta pemindahan dari
tempat semula ke tempat lain yang berbeda.
Hal yang perlu selalu mendapat perhatian adalah keselamatan kerjanya, keselamatan
bagi manusia terutama operator dan juga bagi unit alatnya sendiri, disamping tentunya
efisiensi kerjanya.
Keselamatan kerja terkait erat dengan kemampuan alat dalam menerima beban angkat
yang dilakukannya. Kemampuan ini dibatasi oleh dua hal utama yaitu batasan
kemampuan karena kekuatan konstruksi dan batasan kemampuan karena
keseimbangan dalam pengangkatan beban. Kedua batasan kemampuan tersebut telah
benar-benar diperhitungkan oleh pihak pabrik sehingga selama melakukan
pengoperasian crane dengan mengikuti ketentuan pabrik, maka keselamatan bisa
diharapkan.
Oleh karena itu sebelum melakukan pengoperasian crane, operator harus benar-benar
memahami dengan baik dan benar mengenai alat/ crane atau dengan kata lain,
sebelum melakukan pengoperasian crane, maka harus dikuasai terlebih dahulu teknik-
teknik dasar pengoperasian crane.
Teknik dasar pengoperasian ini tidak lain adalah bagaimana melakukan gerakan-
gerakan dasar operasi secara benar sesuai dengan ketentuan dan petunjuk pabrik.

2.2 Gerakan Dasar Operasi Wheel Crane


Gerakan ini adalah gerakan-gerakan yang diperlukan untuk pengoperasian whel crane.
Gerakan-gerakan ini merupakan gerakan dasar yang secara teknis harus dikuasai oleh
operator yang akan melakukan pengoperasian wheel crane.

2.2.1 Outrigger
Pemasangan outrigger adalah dengan tujuan untuk mendapatkan stabilitas
yang baik bagi crane terutama ketika crane melakukan pengangkatan beban.
Dalam pengoperasian wheel crane unit harus dalam posisi level dan bertumpu
pada keempat outrigger float yang berada pada keempat jack diujung-ujung
outrigger (beam).

2-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Kapasitas angkat outrigger dipengaruhi oleh kondisi bentangan outrigger.


Kapasitas terbesar adalah bila outrigger dikeluarkan secara penuh (maksimum
extended width).
Gerakan-gerakan outrigger adalah ketika dilakukan penyetelan outrigger yang
berupa :
• Memanjangkan/memendekkan outrigger untuk dapat memperoleh kapasitas
angkat sesuai dengan kondisi beban.
• Memanjangkan/ memendekkan jack untuk menyetel level crane.
Untuk melakukan gerakan-gerakan tersebut dipergunakan alat kendali
outrigger.
Sesuai dengan tipe crane, alat kendali outrigger ada yang berupa tuas ada pula
yang berupa sakelar (swicth).
Berikut ini diberikan pengendalian outrigger dengan tuas.
1. Penyetelan outrigger
a. Cabut pena-pena kunci batang outrigger (outrigger beam).

b. Posisikan tuas-tuas pemilih ke extension.

c. Gerakkan/ pindahkan tuas kendali extension dan jack ke extend.

Setelah keluar (setengah atau penuh), masukan pena-pena pengunci


outrigger beam (pada posisi keluar penuh atau keluar setengah).

2-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

d. Posisikan tuas-tuas pemilij ke jack

e. Gerakkan/ pindahkan tuas kendali extension dan jack ke EXTENDED

f. Setelah jack keluar penuh, gunakan alat pelevel untuk mengecek


apakah crane sudah level.
Bila telah level, kembalikan tuas-tuas pemilih ke NEUTRAL.

Bila tidak level lakukanlah leveling dengan cara prosedur yang benar.
Untuk mengoperasikan crane lewat depan dengan kondisi kapasitas
yang sama seperti pengoperasian lewat samping dan belakang
lakukanlah penyetelan jack depan.
• Posisikan skakelar pemilih FRONT JACK ke USED

2-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2. Melevel crane
Apabila setelah penyetelan outrigger sebagaimana diutarakan diatas,
ternyata crane belum level, maka leveling harus dilakukan. Misalnya
(sebagai contoh) sisi sebalah kanan lebih tinggi

(1) Kembalikan tuas-tuas pemilih LEFT FRONT dan LEFT REAR ke


NEUTRAL.

Peringatan :
Hati-hati jangan menggerakan tuas-tuas pemilih lewat ke extension.

(2) Sambil mengamati alat pelevel (level gange), gerakan tuas kendali
EXTENSION dan jack sedikit demi sedikit ke RETRACT.

(3) Setelah crane level, kembalikan tuas pemilih ke NEUTRAL.

2-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3. Penyetelan jack depan


Catatan penting pada pengoperasian.
Setel outrigger dan level crane terlebih dulu sebelum melakukan penyetelan
jack depan.
(1) Tekan kebawah tuas kendali jack depan

(2) Gerakan tuas extension dan jack ke extended

(3) Kembalikan tuas kendali front jack ke neutral.

4. Penyimpanan outrigger (stowing outrigger)


Catatan penting :
• Simpan jib dan boom terlebih dulu
• Simpan jack depan sebelum outrigger disimpan.

2-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

4.1 Menyimpan jack depan


(1) Tekan tuas kendali FRONT JACK

(2) Gerakkan tuas kendali EXTENSION dan JACK ke RETRACT

(3) Kembalikan tuas kendali ke NEUTRAL

4.2 Menyimpan outrigger


(1) Cabut pena pengunci beam

2-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(2) Posisikan tuas-tuas pemilih ke jack dan gerakan tuas kendali


EXTENSION dan JACK ke RETRACT.

(3) Posisikan tuas-tuas pemilih ke extension dan gerakan tuas


kendali EXTENSION dan JACK ke RETRACT.

(4) Kembalikan tuas-tuas pemilih ke NEUTRAL


(5) Masukan pena-pena pengunci beam.

2.2.2 Telescoping
Telescoping merupakan kegiatan melakukan gerakan boom telescope (keluar
atau masuk) atau memanjangkan/ memendekkan boom (extending/ retracting)
yang dilakukan dengan sebab-sebab kendali.
Tergantung dari tipe atau model crane alat-alat kendali dapat berupa, tuas,
pedal, sakelar atau campuran.

2-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Berikut ini adalah telescoping dengan kendali tuas (level) untuk boom dengan 4
bagian (seksi).
1) Tuas kendali telescoping

Catatan :
Boom seksi ke 3 dan seksi atas (3 rd dan top sections) bergerak
berbarengan dan sama.

2) Memanjangkan boom (extending boom)


Tekan tuas kendali teleskop kedepan maka boom bagian/ seksi ke 2 akan
memanjang lebih dulu kemudian boom ke 3 dan boom ujung bersamaan.

3) Memasukkan boom (retracting boom)


(1) Memasukkan boom ke 3 dan ujung (top)
Untuk memasukkan boom ke 3 dan ujung (top section), tarik tuas
kendali teleskop, maka keduanya akan masuk (retract) bersama-
sama.

2-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(2) Memasukkan boom ke 2


Dengan sakelar ditekan, tarik tuas kendali teleskop kebelakang, maka
boom ke 2 akan masuk (retract).
Sakelar boleh dilepas setelah boom telah masuk sekitar 30 cm.

2.2.3 Elevating
Elevating operation adalah pekerjaan atau kegiatan menaikkan/menurunkan
boom, atau memperbesar/mengecilkan sudut elevasi boom, dengan
mempergunakan kendali elevasi boom.

Tergantung dari tipe atau model crane, maka alat kendali tersebut isa tuas,
pedal.
Berikut ini adalah alat kendali elevasi boom dengan tuas.

2-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

1). Tuas kendali elevating

Digambarkan diatas :
• Menaikkan : tarik tuas
• Menurunkan : dorong tuas
Pada posisi tuas Neutral, boom berhenti. Bila boom diturunkan, radius kerja
menjadi besar dan nilai total rated load menurun, demikian sebaliknya.
Catatan penting pada pengoperasian
• Mengangkat beban hanya pada arah vertikal saja (tegak lurus),
hindari pengangkatan beban menyamping atau menarik beban di
tanah.
• Perhatikan batas sudut boom
• Gerakkan tuas kendali elevating dengan perlahan (slowly) bila
menjalankan dan menghentikan gerakan boom.

2.2.4 Hoisting dan Lowering


Hoisting dan Lowering adalah melakukan kegiatan menaikkan (mengangkat)
dan menurunkan beban melalui winch, baik winch utama (main winch) maupun
winch pembantu (auxiliary winch), dengan menggunakan alat kendali.
Tergantung dari tipe ataupun model wheel crane, tampilan alat kendali tersebut
bisa berbeda, tetapi fungsinya tetap sama.
Berikut ini pengangkatan beban dan penurunan beban dengan alat kendali
salah satu tipe/model crane.

1) Menaikkan/mengangkat beban dengan winch utama.

• Winch utama dipergunakan untuk pengangkatan beban utama, beban


berat, dengan menggunakan tuas kendali winch.

2 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Pengangkatan /penurunan beban (pengoperasian winch)


- lakukan pengecekan apakah tuas
kendali kopeling winch utama sudah ON

- Tekan skakelar FREE SWING, agar


boom bebas swing.

- Operasikan tuas kendali utama, tarik


atau dorong, (hoist up, hoist down)
sesuai kebutuhan/kondisi.
- Jangan mengoperasikan tuas kendali
dengan kasar

2 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

- Pada pengangkatan beban, maka begitu


beban lepas dari tanah skakelar FREE
SWING harus segera dilepaskan
- Setelah beban terangkat beberapa cm dari
tanah berhentilah pengangkatan dan periksa
kondisi beban untuk kemungkinan ada
kelainan/kesalahan pada beban (pengikatan,
levelling, dan sebagainya).
• Winch pengangkat beban ini mempunyai 2 tingkat kecepatan (naik
maupun turun)
- Untuk menaikkan beban (hoist up), tariklah tuas kendali
- Bila ditarik sedikit saja (1st pull) pengangkatan (hoist up)
akan bergerak lambat.
- Bila ditarik lebih jauh lagi (2nd pull) hoist up akan bergerak
cepat.
- Untuk menurunkan beban (hoist down), doronglah tuas
kendali.
- Bila didorong sedikit saja (1st push) penurunan beban (hoist
down) akan bergerak lambat.
- Bila didorong lebih jauh lagi (2nd push) hoist down akan
bergerak cepat.
• Untuk pengangkatan atau penurunan beban, disamping winch ada juga
komponen lain yang bekerja sama dengan winch, kopeling (clutch) dan
keduanya dikendalikan dengan tuas-tuas :

Gmb
Tuas pengunci drum winch Tuas kopeling

2 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

- Bila telah mencapai ketinggian yang


diperlukan hentikan pengangkatan (stop)

- Kembalikan posisi tuas kendali winch


uatama ke NETRAL.
- Lakukan langkah operasi selanjutnya
(turunkan beban, swing-turunkan beban)

• Untuk menurunkan beban, lakukan langkah sebaliknya dari proses


tersebut diatas :
- Dorong tuas kendali sedikit (1st push) agar gerakan turun cukup
lambat.
- Operasikan tuas kendali dengan halus.
- Jangan menurunkan beban dengan mode Free Fall.
- Letakkan beban pada tempat yang ditentukan dengan halus.
Ikuti aba-aba dari signal-man yang bertugas.
Bila pengoperasian telah selesai, kuncilah drum winch utama (apabila
perlu)

2) Menaikkan-menurunkan beban dengan winch pembantu (auxiliary winch)


• Winch pembantu ini kapasitasnya lebih kecil, digunakan untuk
pengangkatan/pemindahan beban ringan.
• Pengangkatan/penurunan beban (pengoperasian winch)
Langkah dalam prosedur pengangkatan/penurunan beban dengan
winch pembantu sama dengan langkah pada winch utama, hanya
yang dioperasikan adalah tuas-tuas pembantu (auxiliary winch).
Pada auxiliary winch ini, hanya ada satu tingkat kecepatan

2 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3) Menurunkan kait blok dengan Free Fall (Free Fall Operation)


Operasi Free Fall ini hanya peurunan hook/kait tanpa beban (untuk efisiensi
waktu)
• Operasi Free Fall Winch Utama
- Injak pedal rem winch utama
- Selama melakukan Free Fall tetaplah kaki
anda di pedal

- Posisikan kopling winch utama pada FREE

- Kendalikan kecepatan jatuh bebas dengan


padal rem winch utama

- Perhatikan terus selama hook meluncur


kebawah terutama bila sudah mendekati
tanah/floor.

- Untuk menghentikan hook


block, injak pedal rem dengan
halus.
2 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Operasi Free Fall (jatuh bebas) winch pembantu (auxiliary winch)


Untuk operasi Free Fall (jatuh bebas) winch pembantu (auxiliary
winch), langkahnya sama dengan Operasi Free Fall Winch Utama,
hanya tuas dan pedal yang digunakan adalah tuas dan pedal
auxiliary winch.

2.2.5 Swing Operation (Operasi Swing)


Swing operation adalah kegiatan melakukan ayunan (swing) boom ke-
kiri/kanan dengan menggunakan tuas kendali swing.
Tampilan tuas kendali swing dapat berada pada tipe atau model wheel crane
yang berbeda, tetapi fungsinya tetap sama.

Berikut ini adalah operasi swing dengan tuas, dari salah satu tipe wheel crane.
 Tuas kendali swing
• Posisi tengah dari tuas kendali adalah posisi
sentral. Pada posisi ini boom berhenti (stop)
• Untuk melakukan swing boom ke kanan,
tarik tuas kendali
• Untuk melakukan swing boom ke kiri, dorong
tuas kendali

 Swing beban
• Untuk melakukan swing ke kiri/kanan, gunakan tuas kendali swing
• Angkat beban sampai ketinggian secukupnya sebelum dilakukan
swing, untuk memastikan tidak terjadi penarikan beban di tanah
dengan boom
• Pastikan bahwa skakelar pemilih FRONT JACK dan skakelar pemilih
OUTRIGGER FULL/MID disetel sesuai dengan keadaan
kenyataannya (actual state) dari jack depan dan lebar outrigger.

Sementara melakukan swing perhatikan tampilan (angka) momen AML


• Pastikan di daerah swing tidak ada orang ataupun halangan sebelum
melakukan swing
• Bunyikan klakson untuk mengingatkan orang-orang disekitar crane
• Gerakkan (dorong atau tarik, sesuai dengan kebutuhan, tuas kendali
swing dengan perlahan dan hati-hati ketika mulai ataupun
menghentikan swing

2 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Menggunakan tuas dengan kasar adalah berbahaya, sebab akan


menyebabkan beban melanting atau melambung dan mengayun. Hal
tersebut dapat menimbulkan kecelakaan, atau kematian, dan kerusakan
crane.
• Pasang rem crane bila boom tidak bergerak memutar (swing)
• Bila melakukan swing boom dari daerah samping ke daerah depan,
berikan perhatian khusus untuk menghindari over loading AML
(Automatic Moment Limiter) tidak menghentikan gerakan swing
kendatipun terjadi overload.

 Swing free/lock select switch


• Mengaktifkan skakelar pemilih swing free/lock hanya bilamana meja
putar (swing table) tidak bergerak.
• Bila melakukan swing boom dengan skakelar pada posisi FREE, ingat
bahwa boom akan diputar oleh enersi begitu tuas kendali
dikembalikan ke NEUTRAL

 Swing brake
• Rem swing akan terpasang bila tuas rem swing yang terletak di
sebelah kanan operator di tarik
Untuk melepasnya, tekan dulu tombol di ujung tuas, baru dorong ke bawah.

2.2.6 Pengoperasian Jib


Jib dipasang pada ujung boom untuk mendapatkan jangkauan kerja yang besar
yang tidak dapat dikerjakan hanya dengan boom

 Pengoperasian Jib
• Panjangkan outrigger secara penuh dan lakukan penyetelan outrigger.
• Bila melakukan pemasangan atau penyimpanan Jib, pastikan bahwa
tidak ada orang dan halangan di daerah swingnya.
• Untuk memasang dan menyimpan Jib pastikan untuk mengikuti
prosedur yang diberikan di manual
Perhatikan hal-hal berikut :
- Jangan menurunkan boom dengan block hook pembantu
berbenturan dengan kepala Jib.
- Jangan mengoperasikan Jib atau menjalankan crane dengan pena
penyimpan Jib tercabut.

2 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

- Untuk melipat dan melepas Jib, lakukan dengan perlahan.


- Jangan mengganti Jib offset dengan Jib tingkat ke 2 (2nd stage
Jib) terpasang.

• Posisikan skakelar JIB SET dan skakelar OVERWIND CUT OUT ke


posisi berikut.

Sebelum pemasangan/ Sebelum operasi


penyimpanan Jib Jib

Skakelar JIB SET ON (Flip and Release)

Skakelar OVERWIND
OFF ON
CUTOUT

• Bila melakukan pengangkatan beban dengan Jib, operasikan winch


pembantu dengan menggunakan tali winch (winch rope) pembantu.
• Sebelum memasang Jib, posisikan skakelar pemilih boom ke posisi
yang sesuai dengan mode Jib (offset)
• Pengangkatan beban dengan Jib dilakukan hanya atas beban
samping dan belakang, dan jangan melebihi beban rata-rata (total
rated loads).
Bila jack depan dipasang maka Jib dapat digunakan dengan swing
3600.
• Bila travelling di jalan umum, lipat/simpan Jib, tali/rope winch
pembantu dan look block pembantu ditempatnya.
• Untuk naik ke tempat yang tinggi, gunakan tangga, (untuk keamanan).

2 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2.2.7 Single Top


Single top, dapat juga disebut sheave boom pembantu (auxiliary boom sheave),
adalah komponen pembantu yang dipasang pada ujung atas boom (boom
head) yang beserta komponen pembantu lainnya menjadikan suatu system
angkat beban tersendiri (auxiliary hoist), sistem angkat beban pembantu,
terpisah dengan sistem angkat beban utama (main hoist).

•• Komponen
- Connecting pin
- Auxiliary wire rope
- Single top (auxiliary boom sheave)
- Over-winding cut out device
- Auxiliary hook block

•• Pengoperasian
Untuk mengoperasikan single top ini dipergunakan winch pembantu
(auxiliary winch) beserta perangkat lainnya (tuas-tuas kendali)
Untuk melakukan gerakan-gerakan auxiliary hoist ini (hoist-up, hoist down,
free fall) ikuti langkah-langkah sebagaimana dijelaskan didepan
(pengangkatan dan penurunan beban).

2 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2.3 Menjalankan Unit


Menjalankan unit atau travelling dalam hal ini adalah melakukan pemindahan tempat
wheel crane yang bukan dalam kondisi pengoperasian wheel crane, tidak termasuk
misalnya manouver untuk mengoperasikan unit secara tepat untuk pengangkatan
beban.
Bahasan travelling ini pada dasarnya meliputi persiapan, menghidupkan engine,
menjalankan unit, parkir dan mematikan engine.

2.3.1 Persiapan
Persiapan dalam hal ini adalah merupakan langkah-langkah yang harus
dilakukan sebelum melakukan travelling
(1) Lakukan pemeriksaan sebelum pengoperasian
(2) Lakukan penyetelan tempat duduk dan roda kemudi sehingga
anda/driver dapat dengan mudah menjalankan/mengoperasikan
semua tuas dan kendali lainnya, Pasang sabuk pengaman
(3) Lakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan engine, dan hidupkan
engine
(4) Lakukan pemanasan engine dan pastikan bahwa semua tampilan
monitor adalah normal, demikian juga engine tidak menunjukkan
adanya kelainan
(5) Lakukan penyetelan crane untuk keperluan travelling
▪ Simpanlah blok kait pembantu (auxiliary hook block) pada
tempatnya
▪ Simpan dan kunci jib dan single top pada tempatnya
▪ Simpan blok kait utama di bagian depan frame
▪ Masukkan boom sepenuhnya dan tempatkan di bagian depan,
dengan sudut boom yang paling kecil
▪ Kunci struktur swing atas dengan rem swing dan pena pengunci
▪ Masukkan (retrack) semua outrigger. Kunci outrigger beam dengan
pena pengunci.
(6) Pastikan posisi tuas-tuas kendali dan skakelar-skakelar sebagai
berikut :
▪ Skakelar rem swing : ON
▪ Skakelar PTO : OFF
▪ Tuas gearshift : ON
▪ Tuas kunci swing : LOCK

2 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

▪ Skakelar pemilih mode driver : Neutral 2-wheel


(Hi)
▪ Skakelar pemilih swing free/lock : LOCK
▪ Skakelar rem parkir : PARK
▪ Skakelar pemilih mode kemudi : 2-WHEEL
▪ Skakelar pemilih Jack/Slider : NEUTRAL
▪ Skakelar pemilih Extend/retrack : NEUTRAL
▪ Lever stands : Simpan di
tempatnya
▪ Tempat tangan (Amrest dari tempat duduk) : Simpan di
tempatnya.

(7) Pastikan bahwa tidak ada lampu peringatan atau lampu indicator yang
menyala, kecuali lampu peringatan rem (rem parkir masih terpasang) :
▪ Central alarm display : OFF
▪ Lampu PTO : OFF
▪ Lampu indicator kunci jib : OFF
▪ Lampu indicator fload lamp : OFF
▪ Lampu peringatan temperatur minyak hidrolik: OFF
▪ Lampu peringatan kecepatan PTO/travel : OFF
▪ Lampu indicator rear steering center : OFF
▪ Lampu indicator pemanas (glow) : OFF
▪ Lampu indicator lock up : OFF
▪ Lampu indicator low travel speed : OFF
▪ Lampu indicator exhaust brake : OFF
▪ Lampu indicator four wheel drive : OFF
▪ Lampu indicator suspension lock : OFF
▪ Lampu peringatan rem : ON
(8) Untuk jalan yang kasar atau licin, atau jalan tanpa aspal, atau jalan
lembek, pilih drive mode yang sesuai dengan kondisi jalan tanah
tersebut.

2 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2.3.2 START UNIT (Menjalankan Unit)


(1) Injak pedal rem servis dan tahan

(2) Setel skakelar rem parkir ke OFF. Pastikan bahwa lampu peringatan
rem padam.
▪ Bila rem parkir di switch ke OFF sementara tekanan udara di
bawah tekanan kerjanya, maka alarm berbunyi untuk memberi
peringatan bahwa tekanan udara adalah rendah.

(3) Periksa posisi gigi sambil mengoperasikan (memindahkan) tuas gear-


shift (persneling).
▪ Maju : Drive, First, Second, Third
▪ Mundur : Reverse
Bila tuas gear-shift dipindahkan
tanpa melepas (releasing) rem
parkir, alarm akan berbunyi.

(4) Pastikan benar bahwa daerah sekitar crane telah aman.


Lepaskan pedal rem servis dan mulai berjalan dengan perlahan ,
tekan (injak) pedal percepatan.

2.3.3 Travelling
▪ Persneling otomatis (Automatic gear shifting)
Tekan (injak) pedal percepatan (pedal gas) dengan tuas persneling
pada DRIVE maka otomatis akan merubah transmisi dari first (I) ke four
(IV) berdasarkan pada kecepatan jalan (ini adalah normal).
Bila skakelar pemilih drive mode ada pada LOW speed, maka
pemindahkan gigi secara otomatis tidak dapat terjadi.

2 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

▪ Persneling Manual
Gigi dapat dipindahkan secara manual sambil berjalan (travelling)
Pindahkan ke FIRST (I) untuk mulai menjalankan dan pindah ke
SECOND GEAR (gigi II), THIRD gear (gigi III) kemudian drive untuk
mempercepat laju kendaraan

Bila melalui jalan tanjakan, pilih gigi yang sesuai untuk menanjak.
Bila mempercepat laju kendaraan, percepat laju kendaraan sampai
kecepatannya mencapai daerah tingkat kecepatan yang lebih tinggi,
kemudian pindahkan gigi ke gigi yang lebih tinggi. Sebaliknya bila
mengurangi kecepatan, perlambat kendaraan sampai ke daerah tingkat
kecepatan yang lebih rendah, pindahkan gigi ke yang lebih rendah.

▪ Menjalankan (travelling) di jalan menurun


▪ Bila travelling di jalan
menurun, lepaskan pedal gas
(accelerator pedal) dan tarik
skakelar rem gas buang untuk
mengaktifkan pengereman
dengan engine (engine
braking).

▪ Bila kecepatan laju kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan rem gas
buang (exhaust brake) geser ke bawah (switch) untuk mengaktifkan
pengereman engine yang lebih kuat.
Sebelum menggeser ke bawah, kurangi kecepatan dengan menginjak
rem kaki.
▪ Juga gunakan rem kaki untuk
mengurangi kecepatan.
Pastikan untuk memompa
(mengocok) rem kaki pelan-
pelan untuk memperlambat
kendaraan dengan lebih
efektif.

2 - 22
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2.3.4 Menghentikan Kendaraan


(1) Lepas kaki dari pedal gas dan aktifkan pengaman engine ke slow down
(2) Injak pedal rem servis untuk menghentikan kendaraan.
(3) Pindahkan persneling ke NEUTRAL
(4) Pindahkan (switch) skakelar rem parkir ke PARK, kemudian angkat kaki
dari pedal rem servis.

2.3.5 Parkir
 Memarkir crane untuk waktu yang lama menyebabkan bagian ban yang
bersinggungan/kontak dengan tanah menjadi rata (flatten). Hal ini bisa
menimbulkan getaran (bila crane melaju) sampai ban kembali ke
bentuknya yang asli.
Bila memarkir untuk waktu yang lama keluarkan outrigger dan biarkan
ban menggantung.
(1) Injak pedal rem servis untuk menghentikan kendaraan /crane
(2) Dengan pedal rem servis tetap diinjak, pindahkan persneling ke
NEUTRAL dan pasang rem parkir.

(3) Lepaskan pedal rem servis


(4) Matikan AC dan alat yang lain di dalam kabin
(5) Bila, misalnya, mode spesial tidak dipilih, kembalikan steering mode
dan drive mode ke mode NORMAL (mode two-wheel steering dan
mode high-speed two-wheel drive)
(6) Tutup semua jendela dan pintu kabin
(7) Matikan engine dan cabut kunci kontak
(8) Tinggalkan kabin dan kunci pintunya.

2 - 23
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2.3.6 Drive Mode


Wheel crane tipe atau model ini mempunyai 3 mode pengemudian (Drive
mode) mode ini berkaitan dengan roda-roda mana saja yang mempunyai
tenaga gerak atau roda-roda mana saja yang merupakan roda penggerak,
yaitu :
(1) High speed two-wheel drive mode
(2) High speed four-wheel drive mode
(3) Low speed four-wheel drive mode
(four wheel drive, biasa disebut dengan dobel gardan),

Ketika melakukan travelling (jarak jauh) gunakan High speed two-wheel drive
mode, Four-wheel drive mode digunakan untuk jalan non aspal yang licin atau
mudah selip.
.
2.3.7 Steering Mode
Steering mode atau mode kemudi, berkaitan dengan roda-roda mana yang
dapat bergerak (berubah arah) atau yang berfungsi sebagai roda kemudi.
Ada tipe-tipe atau model-model Wheel Crane yang mempunyai mode-mode
kemudi :
(1) Two-wheel steering mode
(2) Four-wheel coordinated steering mode
(3) Crab steering mode.
Mode-mode tersebut membedakan roda-roda mana yang berfungsi sebagai
roda-roda kemudi, dan koordinasi roda-roda kemudi depan dan belakang. Hal
tersebut membuat perbedaan dalam besar-kecilnya radius putar (turning
radius) dan arah gerak unit.
Mode Two-wheel steering harus
dipergunakan dalam travelling,
sedangkan dua mode steering
lainnya hanya digunakan dalam
pengoperasian wheel crane
(manouver)

Ketika melakukan travelling, walaupun skakelar pemilih mode kemudi, yang


berarti otomatis sudah menggunakan mode kemudi roda dua (depan) namun
roda belakang harus dikunci (locked up) dengan frame.

2 - 24
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2.4 Pemindahan Beban


Pemindahan beban meliputi gerakan-gerakan hoisting (pengangkatan/ penurunan),
telescoping (memanjangkan/ memendekkan boom), elevating (menaik/ menurunkan
boom atau mengatur sudut elevasi boom besar/kecil) dan gerakan swing ke kiri/ ke
kanan.

Dengan gerakan-gerakan tersebut


memungkinkan penempatan kait tepat diatas
beban, melakukan pemindahan beban melalui
lintasan yang dikehendaki, menurunkan dan
menempatkan beban tepat di tempat yang
ditentukan.

Pelaksanaan pemindahan beban tersebut selalu dibayang-bayangi suatu bahaya


atau kecelakaan, apabila tidak dilaksanakan dengan teknik yang benar dan disiplin
yang kuat. Sedikit kesalahan dalam operasional dapat menyebabkan suatu
kecelakaan yang langsung terjadi.

2.4.1. Pemindahan beban dengan outrigger


(1) Penempatan unit crane
Posisikan unit crane pada daerah pengangkatan beban dengan tanah
yang cukup keras ditempat mana outrigger akan dipasang, sehingga
cukup kuat untuk menahan unit crane beserta beban angkatnya.
Hindari pemasangan outrigger floats dipinggir lubang. Bila kondisi tanah
diragukan kekuatannya, pergunakanlah balok-balok kayu atau pelat baja
untuk tempat outrigger floats.
Luas balok kayu atau pelat baja minimal 3 kali luas outrigger floats.

2 - 25
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(2) Penyetelan outrigger


• Keluarkan atau panjangkan (extend) outrigger semuanya secara
penuh.
Pada pengoperasian wheel crane pemasangan outrigger dapat
dikeluarkan secara penuh (full extend) ataupun sebagian saja
(setengah, seperempat atau sebagian lainnya). Namun berkenaan
dengan safety, pemasangan outrigger harus secara penuh (full
extend), kecuali bila tidak memungkinkan (misalnya karena tempat
yang sempit). Bila terpaksa outrigger hanya dapat dikeluarkan
sebagian saja, perlu diingat bahwa kapasitas angkatnya menjadi
lebih kecil.

Perhatikan diagram beban yang bersangkutan.


• Keluarkan/ panjangkan semua jack dari tempat ujung beam
outrigger, secara penuh. Semua outrigger floats harus menapak
ditanah.
• Periksalah dengan alat pelevel untuk memastikan bahwa unit/ crane
telah level.
• Bila ternyata belum level lakukan penyetelan dengan benar dan teliti,
sehingga crane benar-benar level.
Untuk mendapatkan tingkat kestabilan crane yang lebih baik lagi,
pasang juga jack ke-V atau front jack, terutama bila pengangkatan/
penurunan beban berada di daerah kerja depan (front area).

(3) Teknik pengangkatan beban (hoist up)


Setelah beban dikenali dengan baik (perkiraan berat, jenis, ikatan)
lakukan pengangkatan beban :
• Arahkan kait ke beban yang akan dipindahkan.
• Posisikan kait tepat diatas beban (sling pengikat)
• Biarkan rigger memasangkan kait pada beban (sling angkat).
Ikuti aba-aba dari signal man.
• Angkatlah beban dengan halus (dengan winch utama).
Setelah beban lepas dari tanah, hentikan winch.
Periksa kondisi pengangkatan, kemungkinan overload, atau ikataan
miring, atau ada perubahan dalam ikatan.
• Teruskan angkat beban sampai ketinggian tertentu (bebas dari
hambatan pemindahan).
2 - 26
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(4) Teknik swing boom


• Lakukan swing boom dengan halus, agar beban tidak berayun.
• Arahkan ke tempat penurunan beban.
• Lakukan pemindahan/ swing melalui lintasan aman tetapi efisien.
• Jangan pernah beban membentur barang lain.
• Hindari lintasan diatas pekerja atau orang lain.
Bila tidak dapat dihindari lintasan tersebut, pindahkan dulu para
pekerja sementara beban melewatinya (ini tugas signal man/ rigger).

(5) Teknik penurunan beban


• Posisikan beban tepat ditempat peletakan beban yang ditentukan.
• Turunkan (hoist down) beban dan letakkan dengan halus di tempat
yang ditentukan.
Hindari bumping.

(6) Radius dan ketinggian beban


• Radius kecil
Dengan radius kecil maka kapasitas angkat crane menjadi besar.
Dalm menentukan beban yang akan diangkat tetap harus
berpedoman kepada Diagram Beban.
➢ Lakukan pengecekan pada diagram beban, apakah berat beban
masih dalam daerah pengangkatan yang aman.
➢ Lakukan penyetelan panjang boom (boom extension) bersama
dengan penyetelan elevasi boom, untuk mendapatkan kondisi
pemindahan beban :
- Beban dapat diangkat secara vertical.
- Beban dapat diangkat dan dipindahkan dengan aman dari
kemungkinan terjadinya overwind (posisi block kait masih
cukup jauh dari overwind cut out device).

➢ Lakukan pemindahan beban (hoist up, swing, hoist down) sesuai


dengan prosedur yang benar.
➢ Dengan radius kecil maka jarak antara beban dan boom adalah
minimal. Extra hati-hati dalam melakukan swing, jangan sampai
beban menabrak boom.

2 - 27
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

➢ Dalam penyetelan boom, hindari pengeluaran boom yang


tanggung (setengah-setengah). Keluarkan (extend) boom secara
penuh dan berurutan.

• Radius besar (maksimal)


Pemindahan beban dengan radius maksimal diperoleh pada kondisi
boom paling panjang (fully extended) dan elevasi boom paling kecil
(sebatas pemindahan beban masih dapat dipindahkan, dengan
mengingat adanya defleksi boom)

➢ Lakukan pengecekan pada diagram beban apakah berat beban


masih berada pada daerah aman.
Mengingat adanya defleksi boom, maka kapasitas angkat
maksimal hendaknya diturunkan.

➢ Lakukan penyetelan boom (maksimal) dan elevasi boom untuk


mendapatkan kondisi pemindahan beban :
- Beban dapat diangkat secara vertical.
- Beban dapat diangkat dan dipindahkan dengan aman dari
kemungkinan terjadinya overwind (posisi block kait ketika
pemindahan beban masih cukup jauh dari overwind cut out
device).
➢ Lakukan pemindahan beban (hoist up, swing, hoist down)
sebagaimana prosedur yang benar.

• Ketinggian maksimal
Pemindahan beban pada ketinggian maksimal (tanpa jib) didapat
pada kondisi boom paling panjang (fully extended) dan sudut elevasi
boom paling besar (sebatas beban masih dapat dijangkau/
dipindahkan).

2 - 28
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Dengan kondisi ini maka kapasitas angkat crane menjadi cukup


besar. Namun demikian penentuan beratnya beban yang boleh
diangkat tetap harus berpedoman pada diagram beban.
➢ Lakukan pengecekan pada diagram beban, apakah berat beban
masih dalam daerah pengangkatan yang aman.
➢ Lakukan penyetelan panjang boom maksimal dan elevasi boom,
untuk mendapatkan kondisi pemindahan beban :
- Beban dapat diangkat secara vertical.
- Beban dapat dipindahkan dengan aman dari kemungkinan
beban membentur boom (makin besar sudut elevasi boom,
makin dekat jarak beban degan boom/ unit).
➢ Lakukan pemindahan beban (hoist up, swing, hoist down)
dengan prosedur yang benar.
➢ Ikuti aba-aba signal man.

2.4.2. Pemindahan beban tanpa outrigger (on-rubber operation)


Pada pengoperasian tanpa outrigger ini seluruh berat, berat unit dan berat
beban, ditumpu pada roda-roda ban crane. Stabilitas pemindahan beban lebih
kecil dari pada bila dengan outrigger, demikian pula kapasitas angkatnya
(rated lifting capacity) juga lebih kecil.
 Jenis pengoperasian
Pengoperasian dapat dilakukan dengan
➢ Stationary (unit diam ditempat)
➢ Creep (unit berjalan perlahan)
Kapasitas creep lebih kecil dari kapasitas stationary.
 Daerah kerja
Daerah kerja dapat dilakukan pada
➢ Over front (daerah kerja depan)
➢ 3600 rotation (daerah kerja 3600)
kapasitas angkat pada daerah kerja 3600 rotasi lebih kecil dari kapasitas
angkat over front.

 Kondisi tanah
Kapasitas angkat (rating capacities) pada on-rubber operation dinilai bila
crane ditempatkan pada tanah yang keras dan rata. Kondisi-kondisi tanah
harus selalu diperhitungkan dalam pengoperasian.

2 - 29
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Pada pemindahan beban tanpa outrigger ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dipatuhi :
➢ Jangan mengguanakan jib
➢ Jangan lakukan pengangkatan boom atau single top bila panjangnya
boom melebihi angka tertentu (untuk salah satu type crane adalah
24,4 m).
➢ Jangan operasikan crane kecuali tekanan ban sesuai dengan yang
ditentukan.
➢ Waspadalah, beban jangan sampai mengayun. Beban yang
mengayun banyak dapat menyebabkan crane terguling.
➢ Perhatikan benar tampilan momen pada AML selama operasi.
➢ Kapasitas angkat (rated lifting capacity) adalah pada kondisi crane
dioperasikan pada daerah yang keras dan level.
➢ Bila kondisi over loading terjadi maka operasi crane berhenti. Tetapi
inersianya membuat crane bergerak bolak-balik dari-ke atau kanan
kiri.

(1) Pemindahan beban pada stationary (crane diam ditempat)


Pada operasi ini, beberapa hal perlu diperhatikan dan dipatuhi :
➢ Performansi overfront ditunjukkan dengan symbol posisi overfront di
AML, selebihnya adalah performansi 3600 rotasi.
➢ Jangan melakukan swing boom bebas. Setel skakelar pemilih free/
lock swing pada LOCK.
➢ Selama operasi, crane tidak berhenti secara otomatis, kendatipun bila
terjadi over load karena swing/ ayunan boom. Juga ingat bahwa fungsi
pembatasan swing (swing limit function) tidak bekerja.

Langkah pemindahan beban :


• Masukkan boom sepenuhnya (fully retract)
• Tempatkan boom pada daerah kerja depan (over front).
• Posisikan crane pada tanah yang keras dan rata.
• Posisikan tuas presneling (gear shift) pada N.
• Pasang rem parker.
• Kunci suspensi dan turunkan frame sepenuhnya.
• Dengan kunci register, setel on-rubber stationary operation pada AML,
dan juga status pengangkatan (boom lift atau single top), sesuai
dengan keadaan sebenarnya (dalam hal ini adalah boom lift status).
2 - 30
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Pindahkan beban sesuai dengan prosedur yang benar (hoist up, boom
telescoping, boom elevation, swing dan hoist down).
• Bila pemindahan beban melewati daerah kerja, dari daerah kerja
depan (over front) ke daerah kerja 3600 rotasi (3600 rotation), maka
pastikan berat beban adalah kurang dari kapasitas angkat (rated lifting
capacity) untuk daerah kerja 3600 rotation.

(2) Pemindahan beban pada crep (unit berjalan perlahan)


Pada pengoperasian ini (creep operation), beberapa hal perlu diperhatikan
dan dipatuhi :
➢ Jangan melakukan swing selama pengoperasian.
➢ Langsung posisikan boom pada daerah kerja depan (over front), dan
aktifkan rem swing dan pasang kunci swing.
➢ Gunakan kecepatan dengan gigi-I.
➢ Kecepatan tidak boleh lebih dari 1,6 km/jam.
➢ Jangan angkat beban tinggi-tinggi, dekatkan beban degan permukaan
tanah.
➢ Hindari gerakan-gerakan yang kasar, ketika mulai jalan (start),
berhenti dan membelok.
➢ Jangan operasikan crane sambil berjalan.
➢ Sebelum traveling keluarkan (extend) semua outrigger beam dan jack
sampai outrigger floats sedikit diatas permukaan tanah.

Langkah-langkah pemindahan beban :


• Masukkan boom sepenuhnya (fully retract) dan tempatkan pada
daerah kerja depan (over front).
• Posisikan crane di tanah/ tempat keras dan rata (level).
• Posisikan tuas presneling (gear shift lever) pada N.
• Pasang rem parkir.
• Kunci suspensi, turunkan frame sepenuhnya.

2 - 31
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Pakailah mode kemudi 2 roda (two wheel steering mode).


• Setel mode drive pada L/4 D (four wheel drive mode).
• Dengan kunci register setel (register) on-rubber creep operation pada
AML, dan setel juga status pengangkatan (boom lift status atau single
lift status). Dalam hal ini boom lift status.
• Angkat beban dengan prosedur yang benar.
• Setel skakelar rem parker ke OFF.
• Pindahkan gigi ke I, jalankan unit dengan perlahan.
• Berhentilah ditempat penurunan beban, dan posisikan tepat ditempat
penurunan.
• Turunkan dan letakkan beban dengan prosedur yang benar.

2 - 32
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

BAB III
TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN WHEEL CRANE

3.1. Umum
Berbeda dengan pengoperasian alat-alat berat pada umumnya dimana produksi dan
kualitas menjadi hal pokok yang harus dapat dicapai dengan baik, pada
pengoperasian wheel crane atau material handling, hal utama dan harus dapat
dicapai adalah keselamatan dari barang yang dipindahkan.
Untuk mencapai keselamatan termaksud teknik-teknik pelaksanaan menjadi penting
dan harus dikuasai oleh operator wheel crane.
Teknik aplikasi pengoperasian wheel crane merupakan salah satu bagian dari teknik
pelaksanaan yang diperhatikan termaksud.
Teknik aplikasi pengoperasian akan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan material handling diantaranya, persiapan operasi, mencoba gerakan-
gerakan operasi wheel crane, teknik pemindahan barang atau beban dan
sebagainya.

3.2. Persiapan operasi


Operasi atau pengoperasian wheel crane adalah mencakup kegiatan pemindahan
barang atau beban dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan beberapa jenis
atau cara pengangkatan operasi wheel crane termasuk rawan kecelakaan. Sedikit
kerusakan atau kekeliruan terjadilah kecelakaan.
Oleh karena itu sebelum melakukan operasi wheel crane perlu dilakukan persiapan-
persiapan yang terkait dengan operasi wheel crane.
Persiapan operasi ini dimulai sejak selesainya dilakukan pemeliharaan harian baik
terhadap unit maupun engine, sehingga engine sudah siap melayani tenaga yang
diperlukan.
Persiapan operasi merupakan kegiatan mencoba semua gerakan operasi seperti
menjalankan unit (manouver), menggerakkan boom, winch dan sebagainya.
Dengan persiapan operasi ini diharapkan pengoperasian wheel crane dapat
dilakukan dengan baik tanpa kendala apalagi kecelakaan.

3.2.1. Menjalankan unit


Menjalankan unit ini adalah bukan travelling untuk pemindahan unit ke
tempat kerja lain, tetapi mencoba gerakan untuk manouvering dalam rangka
memposisikan unit untuk operasi.

3-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Sebelum melakukan gerakan maju-mundur dan membelok, setel dulu mode-


mode steering dan mode drive.
• Mode kemudi (steering mode)
Tergantung ruang gerak dan
kebutuhan mode kemudi dapat
dipilih :
- 4 – wheel coordinate steering
mode atau
- 4 – wheel crab mode, bahkan
- 2 – wheel steering mode

Untuk manouver dalam rangka memposisikan unit pada posisi operasi,


pilih mode 4 – wheel coordinate steering (radius putar kecil)
➢ Hentikan unit dengan roda-roda depan lurus kedepan (centered)
➢ Tekan skakelar pemilih mode (steering mode select switch) pada 4 –
wheel maka lampu monitor 4 – wheel menyala, berarti mode kemudi
telah terpilih.
➢ Gerakkan roda kemudi (steering wheel), dan roda-roda depan dan
belakang akan bergerak pada arah yang berlawanan.

• Mode drive
Dengan mode drive ini ditentukan roda-roda yang menjadi roda
penggerak.
Untuk manouver bisa dipilih misalnya High-speed, two wheel drive, tetapi
untuk unit crane berjalan dengan beban (on-rubber creep operation)
maka harus dipilih mode L/4D (low speed four-wheel).
• Menjalankan unit maju
➢ Injak pedal rem service dan
tahan
➢ Setel skakelar (switch) rem
parker ke OFF. Lampu
peringatan rem harus mati.

3-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

➢ Gerakkan tuas persneling


(gear shift lever) ke FIRST.
➢ Lepaskan pedal rem service
dan jalankan unit dengan
menekan pedal gas perlahan.

• Menjalankan unit mundur


Untuk menjalankan unit mundur lakukan prosedur yang serupa dengan
menjalankan unit maju, hanya tuas persneling (gear shift lever)
tempatkan di R (REVERSE)
• Membelokkan unit ke kiri-ke kanan.
Untuk membelokkan unit ke kiri atau ke kanan, gerakan roda kemudi
(steering wheel).
Perhatikan gerakan unit berkenaan dengan pemilihan steering mode.
Dengan mode 4 – wheel coordinate steering, maka radius putar unit
dapat kecil.
Pada maneuver untuk memposisikan unit, dapat dipilih 4 – wheel crab
steering mode, yang memberikan gerakan geser menyamping.

3.2.2. Mencoba gerakan dan pemasangan outrigger


Untuk melakukan gerakan ataupun pemasangan outrigger, lakukan sesuai
dengan prosedur sebagaimana diutarakan di bab lain (Teknik Dasar
Pengoperasian).
• Mencoba gerakan outrigger
➢ Keluarkan dan masukkan semua outrigger dengan berganti setiap
terdapat lubang pin.
➢ Panjangkan semua outrigger sampai penuh (full extended).
• Mencoba gerakan jack
➢ Keluarkan dan masukkan semua jack.
➢ Posisikan semua jack pada posisi penuh, sehingga unit terangkat
dari tanah.
• Lakukan leveling dengan teliti

3.2.3. Mencoba gerakan boom


Dalam mencoba gerakan-gerakan boom ini ikuti prosedur sebagaimana
telah diutarakan di bab depan (Teknik Dasar Pengoperasian)

3-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Mencoba gerakan boom panjang-pendek.


➢ Keluarkan dan masukkan boom teleskopik secara bertahap.
➢ Keluarkan boom sampai penuh (full exteded).
• Mencoba gerakan boom naik-turun
➢ Naikkan dan turunkan boom dengan silinder boom.
➢ Posisikan boom pada suatu posisi tengah.
• Mencoba gerakan swing boom
➢ Lakukan gerakan swing boom putar ke kiri - ke kanan sampai ke
semua daerah kerja (over front, side and rear).
➢ Posisikan boom pada over front.

3.2.4. Mencoba gerakan winch


Lakukan gerakan winch sesuai dengan prosedur
• Mencoba gerakan winch utama
➢ Lakukan hoist up dan hoist down
➢ Lakukan free fall.
• Mencoba gerakan winch pembantu
➢ Lakukan hoist up dan hoist down
➢ Lakukan free fall.

Dalam mencoba semua gerakan tersebut diatas agar selalu diamati untuk
memastikan bahwa gerakan berjalan sebagaimana mestinya.
Bila ada suatu kekeliruan, jangan diteruskan dengan pengoperasian, tetapi segera
laporkan kepada foreman atau atasan yang bertugas.

3.3. Pemilihan Mode (Steering Mode Dan Drive Mode)


Sebelu melakukan pengoperasian wheel crane (material handling) pilih dan disetel
dulu steering mode dan drive mode. Pemilihan dan penyetelan mode ini harus
sesuai dengan pengoperasian wheel crane (untuk manouvering dan Pick and Carry).

3.3.1. Steering Mode


➢ Untuk maneuvering (memposisikan pada tempat operasi) bisa dipilih
dan disetel pada Four-wheel Steering Mode.
➢ Untuk Pick and Carry, dipilih Two-wheel Steering Mode.

3.3.2. Drive Mode


➢ Untuk manouvering bisa dipilih High-speed Two-wheel Drive Mode
➢ Untuk Pick and Carry, pilihlah Low-speed Four-wheel Drive Mode.

3-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3.4. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam pengoperasian wheel crane

3.4.1. Jangan mengoperasikan wheel crane yang sedang disservice atau


sedang dalam pemeriksaan.
Mengoperasikan wheel crane sementara sedang dilakukan pemeriksaan
atau pemeliharaan dapat menyebabkan kerusakan ataupun kecelakaan.

3.4.2. Jangan mengoperasikan wheel crane melebihi kapasitasnya (rated


lifting capacity)
Beban yang melebihi rated lifting
capacity akan menyebabkan wheel
crane terguling.

3.4.3. Jangan mengangkat lebih dari satu beban


Jangan mengangkat lebih dari satu
beban bersamaan walaupun jumlah
beratnya masih dibawah kapasitas
crane, karena hal tersebut dapat
menghilangkan keseimbangan.

3.4.4. Jangan mengangkat beban dengan gerakan boom


Mengangkat beban hanya secara vertikal saja. Menaikkan atau
memanjangkan boom untuk mengangkat beban akan menyebabkan beban
mengayun, merupakan suatu bahaya. Bila boom ditegakkan (dinaikkan
dengan membesarkan sudut elevasi) untuk mengangkat beban, crane tidak
akan secara otomatis berhenti walaupun terjadi overload. Crane yang
overload dapat menyebabkan crane terbalik.

3.4.5. Jangan mengangkat beban yang tidak dikenali


Mencabut akar pohon atau
mengangkat bearang terpendam atau
tertanam di tanah dapat menyebabkan
overload bagi sementara komponen
crane, menyebabkan crane terbalik
atau kerusakan.

3-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Jangan moncoba menarik keluar tiang yang tertanam kedalam tanah, juga
pohon atau barang lain yang terkubur di lumpur atau pasir.

3.4.6. Jangan melepas gulungan tali baja


Bila seluruh tali baja dilepas dari drum
winch, maka daya-lekat-gesek
(frictional anchoring force) akan tidak
cukup untuk menahan beban. Tali
baja akan putus atau rusak.

Paling sedikit 3 ( tiga) belitan tali baja harus selalu tersisa pada drum
winch.

3.4.7. Jangan menonaktifkan suatu alat pengaman


Hindari suatu tindakan yang mengganggu kerja-normalnya alat-alat
pengaman.
Dengan sengaja menon-aktifkan suatu alat pengaman dapat berakibat
dalam ketidak mampuan untuk menemukan overloading atau averwinding
selama pengopersian, menyebabkan kecelakaan yang serius.

3.4.8. Jangan mengizinkan seseorang naik di crane


Orang lain berada di crane selain operator (yang berada di kabin) bisa jatuh
dari crane. Orang lain bisa mengganggu konsentrasi dan kerja operator.

3.4.9. Jangan menambah bobot imbang (counter weight


Memasang bobot imbang selain yang
telah ditentukan dapat merusak crane,
atau menyebabkan crane mengguling/
membalik ke belakang mengurangi
stabilitas belakang.

3.4.10. Jangan mengikat unit (crane)


Jangan mencoba untuk menahan
frame atau outrigger pada sisi
berlawanan dengan beban yang
diangkat dengan menggunakan tali
baja. Hal tersebut dapat menyebabkan
crane rusak atau kecelakaan.

3-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3.4.11. Jangan berpaling dari beban ketika sedang mengoperasikan crane


Berpaling dari beban, melakukan
suatu kegiatan lain yang dapat
mengurangi kesadaran sambil
mengoperasikan crane sangat
berbahaya.

3.4.12. Jangan melewatkan beban diatas sesorang


Melewatkan beban diatas seseorang
adalah sangat berbahaya dan harus
dihindari.

3.4.13. Jangan menarik beban menyamping (miring)


Menarik beban miring atau menyamping adalah berbahaya, dapat
menyebabkan rusaknya boom, jib atau mekanisme swing dan
menyebabkan crane terguling.

3.4.14. Jangan membiarkan beban menggantung


Jangan biarkan beban pada posisi diangkat. Aktifkan rem winch dan kunci
drum untuk menahan beban.

3.4.15. Jangan menggulung lebih (overwind) blok kait


Bila boom direndahkan atau
dipanjangkan blok kait tertarik keatas.
Biasanya overwinding blok kait akan
menyebabkan pengaman overwind
bergeser atau terangkat dan secara
otomatis winch berhenti.

Bagaimanapun bila alat pengaman rusak atau fungsi stop otomatis non
aktif karena suatu sebab, blok kait dapat memukul kepala/ujung boom.

3-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3.4.16. Jangan menarik beban dengan miring, jangan mengangkat beban


dengan miring, jangan menarik paksa beban
Penarikan beban secara miring,
mengangkat beban dengan miring
atau mencoba menarik (paksa) beban
sangat berbahaya. Dapat merusak
boom, jib atau mekanisme swing dan
juga menyebabkan crane terguling.

Untuk menangani beban macam itu pindahkan crane dekat beban, dan
angkat beban secara vertikal.

3.4.17. Jangan mendorong barang dengan boom


Jangan pernah gunakan boom untuk
mendorong atau menarik suatu benda.

3.4.18. Jangan opersikan crane manakala sedang membawa beban.

3.5. Memindahkan beban


Pada dasarnya pemindahan bebn merupakan kegiatan pengangkatan beban,
pemindahan posisi beban yang dilakukan dengan swing boom (stationary) atau
dengan menjalankan unit (pick and carry) serta menurunkan beban.
Dalam pelaksanaan atau aplikasinya pemindahan beban bervariasi, dapat dilakukan
dengan :
• Outrigger terpasang
• Tanpa outrigger (on-wheel operation) stationary
• Tanpa outrigger (on-wheel operation) pick and carry

Bila dilihat dari posisi pemindahan beban, dapat dipindahkan dengan :


• Level dan radius yang sama
• Level sama tetapi radius berbeda
• Level dan radius berbeda

3-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Sedangkan bila dilihat dari beban yang diangkat, dapat dikelompokkan :


• Beban didalam peti (packing)
• Beban tanpa peti

Sehingga oleh karenanya pada pelaksanaan pemindahan beban perlu dilakukan


dengan teknik-teknik yang berbeda sesuai dengan variasi pemindahan tersebut.
Disamping hal tersebut mengingat bahwa dalam pelaksanaan pemindahan beban,
berat beban juga bervariasi, tidak selalu sama, demikian juga kondisi tanah dimana
pemindahan beban dilaksanakan, maka sebelum dilakukan pemindahan beban perlu
dikenali dulu berat beban serta kondisi tanahnya, dan sebaiknya diketahui pula
kondisi ikatan beban serta jenis beban.

3.5.1. Berat beban


Berat beban perlu diketahui dengan baik agar dapat dipastikan bahwa beban
masih dapat dipindahkan dengan aman atau berat beban masih dibawah
kapasitas crane (rated lifting capacity). Informasi berat beban ini diberikan
kepada operator oleh forman atau atasan operator.
Untuk mengetahui berat beban atau memperkirakannya, dapat dilakukan
dengan :
• Melihat pada label yang ditempelkan pada beban (untuk beban yang
dikemas dalam peti)
• Menghitung beban dengan menghitung volume dan memperkirakan
berat jenis beban
• Melihat dalam daftar berat beban (dokumen beban)
Hal tersebut diatas dilakukan oleh atasan operator wheel crane atau menjadi
tugas forman.

3.5.2. Kondisi tanah


Kondisi tanah perlu dikenali dengan baik, harus cukup keras, kuat untuk
menahan wheel crane beserta beban yang dipindahkan, yang tertumpu pada
outrigger floatnya. Informasi ini diberikan kepada operator wheel crane oleh
forman atau atasannya.
Bila sekiranya kekuatan tanah diragukan maka harus digunakan landasan
balok-balok kayu atau pelat baja dengan luas minimal 3 kali luas outrigger
float

3-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3.5.3. Kondisi ikatan beban


Pengikatan beban (rigging) adalah tugas dan tanggung jawab rigger. Namun
demikian operator crane seyogyanya mengetahui masalah rigging, agar
dapat memastikan bahwa ikatan beban yang akan dipindahkan telah benar,
dan tidak menimbulan masalah karena ikatan.
• Perhatikan kondisi beban sebelum diangkat/ dipindahkan, pastikan
bahwa ikatan telah benar dan aman.
• Jangan mengangkat/ memindahkan beban dengan kondisi ikatan tidak
benar (miring, terbalik, sling rusak, dan sebagainya).

3.5.4. Jenis beban


Jenis beban sebaiknya juga diketahui untuk dapat disesuaikan dengan
langkah-langkah kerjanya, demi keselamatan (benda mudah pecah, explosit,
dan sebagainya).

3.5.5. Pemindahan beban dengan outrigger


1) Pemasangan outrigger
Semua outrigger di pasang dan disetel dengan baik sesuai dengan
prosedur yang benar.
Selanjutnya semua jack (termasuk jack kelima) dikeluarkan secara
penuh, kemudian dilakukan leveling sesuai dengan prosedur yang benar.

2) Radius pemindahan beban


Radius pemindahan beban tergantung dari posisi beban sebelum dan
setelah dipindahkan. Dengan radius pemindahan beban ini maka kondisi
pemindahan beban dapat diketahui.
Dari diagram beban, dengan panjang boom dan sudut elevasi boom
sesuai dengan posisi beban, dapat diketahui apakah beban (yang
beratnya telah diketahui) dapat dipindahkan dengan aman, atau apakah
berat beban masih dibawah kapasitas angkat (rated lifting capacity) crane
yang dipergunakan.
Bila kondisi pemindahan beban telah diketahui cukup aman, maka
pemindahan beban dapat dilakukan.

3 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3) Pemindahan beban dengan level dan radius yang sama

Pada pemindahan beban dengan kondisi ini, tidak perlu ada perubahan
radius pengangkatan, tidak perlu ada perubahan panjang boom ataupun
sudut elevasi boom :
• Setel panjang boom dengan benar, sesuai dengan posisi beban
• Arahkan kait ketempat beban (posisi awal/sebelum pindah)
Untuk efisiensi, maka ketika dilakukan swing boom mengarah
ketempat beban, dapat dilakukan penurunan kait (hoist down),
sehingga ketika kait sampai di tempat beban kait sudah cukup dekat
dengan beban (cukup rendah)
• Posisikan kait tepat diatas titik angkat beban (titik berat beban),
dengan menyetel sudut elevasi boom, dan turunkan perlahan
sampai kait sudah dikaitkan pada sling angkat beban.
• Biarkan rigger memposisikan kait pada sling angkat beban
• Dengan mengikuti aba-aba dari signal-man, operasikan winch (hoist
up). Ketika sedang menggulung tali baja (hoist up) tersebut,
posisikan swing pada FREE (bebas swing) dengan menahan
skakelar FREE SWING sampai tali baja terlihat tegang dan beban
mulai terangkat dari tanah. Pada saat ini lepaskan kembali skakelar
FREE SWING. Proses ini adalah dengan tujuan agar kait benar-
benar tepat diatas titik berat beban, sehingga beban dapat diangkat
secara vertikal. Begitu beban terangkat dari tanah, berhentikan
winch (hoist up) untuk dilakukan pemeriksaan dari kemungkinan
terjadi overload, sling pengikat berubah/miring atau terjadi ayunan.
• Bila semua kondisi baik, barulah teruskan angkat beban (hoist up)
sampai ketinggian bebas dari rintangan untuk pemindahan.
Lakukan swing menuju tempat penurunan beban dengan halus,
tidak terjadi ayunan.
• Ditempat penurunan hentikan swing dengan halus, posisikan tepat
diatas tempat penurunan beban.

3 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Turunkan dan letakkan beban ditempat yang ditentukan (posisi


pindah) dengan halus tanpa hentakan atau bumping.

Selama proses pemindahan (swing) tersebut, jangan ada penyetelan


panjang maupun sudut elevasi boom.

4) Pemindahan beban dengan level sama tetapi radius berbeda (jauh besar)

Pada pemindahan beban dengan kondisi ini, perlu ada perubahan radius
pengangkatan, agar radius ditempat penurunan sesuai dengan posisi
yang ditentukan :
• Setel panjang boom dengan benar, sesuai dengan posisi beban
• Arahkan kait ketempat beban
Untuk efisiensi, maka ketika dilakukan swing boom mengarah
ketempat beban, dapat dilakukan penurunan kait (hoist down),
sehingga ketika kait sampai di tempat beban kait sudah cukup dekat
dengan beban (cukup rendah)
• Posisikan kait tepat diatas titik angkat beban (titik berat beban),
dengan menyetel sudut elevasi boom, dan turunkan perlahan
sampai kait sudah dikaitkan pada sling angkat beban.
• Biarkan rigger memposisikan kait pada sling angkat beban
• Dengan mengikuti aba-aba dari signal-man, operasikan winch (hoist
up). Ketika sedang menggulung tali baja (hoist up) tersebut,
posisikan swing pada FREE (bebas swing) dengan menahan
skakelar FREE SWING sampai tali baja terlihat tegang dan beban
mulai terangkat dari tanah. Pada saat ini lepaskan kembali skakelar
FREE SWING. Proses ini adalah dengan tujuan agar kait benar-
benar tepat diatas titik berat beban, sehingga beban dapat diangkat
secara vertikal. Begitu beban terangkat dari tanah, berhentikan
winch (hoist up) untuk dilakukan pemeriksaan dari kemungkinan
terjadi overload, sling pengikat berubah/miring atau terjadi ayunan.

3 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Bila semua kondisi baik, barulah teruskan angkat beban (hoist up)
sampai ketinggian bebas dari rintangan untuk pemindahan.
Lakukan swing menuju tempat penurunan beban dengan halus,
tidak terjadi ayunan.
• Ditempat penurunan hentikan swing dengan halus, posisikan tepat
diatas tempat penurunan beban, dengan merubah sudut elevasi
boom (memperkecil). Ketika dilakukan penurunan boom akan terjadi
penarikan beban keatas oleh tali baja, oleh karena itu harus
diimbangi dengan mengulur tali baja (mengoperasikan winch, hoist
down) sesuai dengan turunnya boom, sehinggan jarak beban
dengan overwind cutout device relatif tetap.
• Turunkan dan letakkan beban ditempat yang ditentukan (posisi
pindah) dengan halus tanpa hentakan atau bumping.

5) Pemindahan beban dengan level dan radius berbeda.


Pada pemindahan beban dengan kondisi ini, misalnya pemasangan
dinding (fabricate), pemasangan kubah dan sebagainya. Dalam hal ini
beban diambil dari lantai dan dipasangkan pada ketinggian tertentu.
Pada kondisi pemindahan beban seperti ini terjadi perubahan panjang
boom maupun sudut elevasi boom.
• Posisikan unit crane tidak terlalu dekat dengan tempat penurunan
beban, untuk memungkinkan pengaturan sudut elevasi boom.
• Setel panjang boom dengan benar sesuai dengan posisi beban
yang akan dipindahkan.
• Setel sudut elevasi boom sesuai dengan panjang boom dan posisi
beban yang akan dipindahkan.
• Arahkan kait ketempat beban (posisi awal, sebelum dipindah)
Untuk efisiensi, ketika dilakukan swing boom mengarah ketempat
beban, dapat dilakukan penurunan kait (hoist down) sehingga ketika
kait sampai di tempat beban kait sudah cukup dekat dengan beban
(cukup rendah).
• Posisikan kait tepat diatas titik angkat beban (titik berat beban)
dengan menyetel sudut elevasi boom, turunkan perlahan sampai
kait dapat dikaitkan pada sling angkat beban.
• Berilah kesempatan bagi rigger untuk memposisikan kait pada sling
angkat beban.

3 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

• Dengan aba-aba dari signal-man, operasikan winch (hois up).


Ketika sedang menggulung tali baja (hoist up) tersebut posisikan
swing pada FREE (bebas swing) dengan menekan skakelar FREE
SWING sampai tali baja terlihat tegang dan beban mulai terangkat
dari tanah. Pada saat ini lepaskan kembali skakelar FREE SWING.
Proses ini adalah dengan tujuan agar kait benar-benar tepat diatas
titik berat beban, sehingga beban dapat diangkat secara vertikal.
Begitu beban terangkat dari tanah, berhentikan winch (hoist up)
untuk dilakukan pemeriksaan dari kemungkinan terjadi overload,
sling pengikat berubah/miring atau terjadi ayunan.
• Bila kondisi telah baik, teruskan angkat beban (hoist up) samapai
bebas dari rintangan untuk dapat dilakukan swing. Lakukan swing
menuju tempat penurunan beban, berhenti swing di dekat
penurunan beban.
• Setel boom baik perpanjangan (extend) dan sudut elevasinya, untuk
dapat memposisikan beban yang tempatnya lebih tinggi.
• Angkat beban dengan winch (hoist up) sehingga posisi beban diatas
tempat penurunan beban.
• Lakukan swing untuk menempatkan beban diatas tempat
penurunan beban. Posisikan beban tepat diatas tempat penurunan
beban, dengan mengatur swing dan boom.
• Dengan mengikuti aba-aba, turunkan dan letakkan beban tepat
diatas tempat penurunan yang ditentukan, dengan dibantu Signal-
man.

3 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

3.5.6. Pemindahan beban tanpa menggunakan outrigger


Pemindahan beban tanpa outrigger berarti bahwa seluruh berat (beban dan
unit crane) ditumpu oleh ban roda-roda wheel crane. Pengoperasian wheel
crane tanpa outrigger ini biasanya disebut juga dengan on-rubber
operation.
Dalam hal tersebut diatas setidaknya ada 3 yang perlu kita catat atau
perhatikan, yaitu bahwa :
1) Stabilitas crane lebih kecil daripada bila menggunakan outrigger
(outrigger extended), yang memberikan akibat kapasitas angkat beban
(lifting rated capacity) juga lebih kecil.
Hal itu jelas terlihat pada diagram beban masing-masing kondisi.
2) Peranan ban, khususnya menyangkut tekanan anginnya (tire’s air
pressure), sangat penting. Sehingga bila tekanan angin tidak seperti
spesifikasinya, pengoperasian tidak dibenarkan.
Disamping dua hal tersebut diatas, satu hal penting lainnya adalah bahwa
kapasitas angkat (rated lifting capacity) untuk on-rubber operation tersebut
adalah nilai-nilai bila crane dipasang pada tanah yang keras dan level.
Kondisi tanah yang berbeda (tanah miring atau lunak) perlu diperhitungkan
untuk pengoperasian.
Pada pengoperasian tanpa outrigger ini, diperingatkan terhadap beberapa
hal :
• Jangan gunakan jib.
• Jangan lakukan pengangkatan beban boom ataupun single top bila
panjang boom melebihi batas tertentu (misalnya untuk salah satu tipe
crane, batas tersebut adalah 24,4)
• Berhati-hatilah, beban jangan sampai mengayun, crane dapat
terguling.
• Perhatikan selalu tampilan momen pada AML.
Ketika terjadi overload, crane akan berhenti beroperasi, tetapi
inersianya dapat membuat crane bergoyang kesana-kesini.

Pengoperasian tanpa outrigger ini dibedakan antara :


• On-rubber stationary operation, dan
• On-rubber creep operation.

3 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

1) On- rubber stationary operation


Pada operasi ini beberapa hal perlu mendapat perhatian :
➢ Bahwa crane berada pada performansi overfront hanya bila
ditunjukkan dengan simbol posisi overfront di AML. Bila tidak maka
crane berada pada permormansi 3600.
➢ Selama pengoperasian, crane tidak dapat berhenti secara otomatis
walaupun overload terjadi karena swing boom.
Harus diingat juga bahwa fungsi pembatas swing tidak bekerja.
Karenanya berhati-hatilah melakukan swing selama pengoperasian.
➢ Jangan mengangkat beban didaerah depan (over-front area) dan
swing ke samping, kecuali berat beban dibawah performansi 360 0.
(kapasitas angkat pada 3600 lebih kecil dari pada kapasitas angkat
pada daerah depan.

Langkah :
(1) Masukkan boom sepenuhnya (fully retract), dan level.
(2) Tempatkan boom pada daerah kerja depan (overfront).
(3) Posisikan unit pada tempat/tanah keras dan rata (level).
(4) Posisikan tuas persneling (gearshift) pada N.
(5) Pasang rem parkir.
(6) Kuncilah suspensi dan turunkan frame sepenuhnya.

(7) Dengan kunci register,setel (register) :


On rubber stationary operation pada AML, juga status
pengangkatan boom (boom lift atau single top) sesuai dengan
keadaan senyatanya.
(8) Pindahkan beban (hoist up, boom telescoping, boom elevating,
swing, hoist down) sesuai dengan prosedur yang benar.

3 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

2) On-rubber creep operation


Operasi ini disebut juga dengan pick and carry, yaitu setelah mengambil
beban crane berjalan menuju ke tempat penurunan beban.
Pada operasi ini beberapa diperingatkan yaitu :
➢ Jangan melakukan swing boom selama pengoperasian. Arahkan
boom ke over-front, aktifkan rem swing dan pasang kunci swing.
➢ Jangan jalankan unit melebihi kecepatan 1,6 km/jam.
Jangan angkat beban terlalu tinggi, tetaplah dekat permukaan
tanah.

➢ Tetaplah dengan persneling I


➢ Hidari gerakan yang kasar : start, stop dan pengemudian.
Bila tidak beban bergerak kesana-kemari.
➢ Jangan operasikan crane sambil jalan (traveling). Untuk
mengoperasikan berhentikanlah crane.
➢ Sebelum jalan (traveling) panjangkan outrigger beam dan jack
sampai out outrigger floats sedikit diatas tanah.
➢ Biarkan PTO di ON kan selama pengoperasian. Bila tidak, tidak ada
tindakan yang dapat dilaksanakan bila crane didalam bahaya.

Langkah :
(1) Masukkan boom sepenuhnya (fully retract), dan level.
(2) Tempatkan boom pada daerah kerja depan (overfront).
(3) Posisikan unit pada tempat/tanah keras dan rata (level).
(4) Posisikan tuas persneling (gearshift) pada N.
(5) Pasang rem parkir.
(6) Kuncilah suspensi dan turunkan frame sepenuhnya.
(7) Dengan kunci register, setel (register) : on-rubber creep operation
pada AML, juga status pengangkatan boom (boom lift atau single
top), sesuai dengan keadaan senyatanya.

3 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

(8) Angkat beban sesuai dengan prosedur yang benar.


(9) Setel skakelar rem parkir ke OFF.
(10) Setel persneling ke gigi I.
(11) Jalanlah perlahan.
(12) Berhentilah dengan halus ditempat penurunan beban.
(13) Turunkan dan letakkan beban dengan halus ditempat yang
ditentukkan, sesuai dengan prosedur yang benar.

3 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

BAB IV
TALI BAJA DAN SLING

4.1. Umum
Pada pengoperasian mesin pengangkat, termasuk wheel crane, salah satu komponen
utama yang menentukan berfungsinya sistem pemindahan material (mengangkat dan
memindahkan) adalah tali baja (steel wire rope) dan sling (pengikat/penggantung
material yang akan di pindahkan).
Sebenarnya dari pabrik pembuat wheel crane ini telah menyiapkan tali baja yang akan
dipakai pada unit/alat tersebut dan pemasangannya dilakukan oleh tim mekanik yang
merakit kembali sampai unit/alat dapat beroperasi. Dari pihak proyek (pemilik alat)
biasanya telah menyediakan persediaan tali baja yang kualitasnya sama dengan
direkomendasikan oleh pabrik pembuat alat tersebut.
Namun sebagai seorang operator yang setiap hari melakukan pemeliharaan dan
mengoperasikan wheel crane, masih memerlukan pengetahuan tambahan menganai
tali baja dan sling ini, terutama berkaitan dengan pengoperasian wheel crane yang
benar dan aman. Dengan pengetahuan tentang tali baja dan sling ini operator akan
lebih perduli terhadap komponen tersebut sehingga dapat mendeteksi kerusakan lebih
dini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau kecelakaan akibat putusdnya tali
baja atau sling pada saat beroperasi.

4.2. Tali Baja


4.2.1. Konstruksi tali baja
Tali baja terdiri dari beberapa pilinan serat baja (strand) yang dipilin ke arah kiri
atau kanan sehinga membentuk satu-kesatuan tali baja yang padat.
a. Serat baja atau beberapa kabel dan fiber atau serat baja yang lunak dipilin
ke kiri atau ke kanan dan membentuk strand.
b. Strand-strand dipilin ke kiri atau ke kanan diluar core dan membentuk wire
atau (tali baja).
c. Core adalah inti yang berada didalam wire rope, dari fiber atau baja yang
lebih lunak.
d. Unit (keseluruhan) elemen-elemen tersebut bergabung jadi wire rope (tali
baja)

4-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 4.1.
Konstruksi Tali Baja

4.2.2. Klasifikasi strand


a. Seale
Satu layer serat baja dengan diameter yang
sama dipilin menutup layer serat baja yang
didalam dengan diameter yang lebih kecil. Serat
baja bagian luar didukung didalam celah antara
serat baja pada layer dalam.

Gambar 4.2. Scale

b. Warrington
Satu layer serat baja bagian luar dengan
diameter yang besar dan yang kecil dipilin
menutup layer serat baja yang didalam yang
mempunyai diameter serat yang sama.

Gambar 4.3. Warring ton

c. Konstruksi filler
Layer luar serat baja ditunjang dengan serat
baja kecil. Jumlah serat baja yang kecil adalah
setengah dari jumlah serat baja luar dan sama
dengan serat baja pada layer dalam.

Gambar 4.4. Filler

4-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

d. Ordinary
Semua serat baja mempunyai diameter yang
sama luas dan layer dalam dari strand.

Gambar 4.5. Ordinary

e. Contoh pada konstruksi tali baja dengan inti (core) nya.

Gambar 4.6 Konstruksi tali baja


Ordinary

4.2.3. Jenis Pilinan tali Baja


Berdasarkan arah pilinan strand dan serat baja, maka tali baja ini dapat
dibedakan menjadi :
a. Tali baja dengan pilinan searah ke kanan (right lang lay)
Pilinan searah kekanan
•• Serat baja dipilin kekanan –
membentuk strand
Gambar 4.7 Right lang lay
Ordinary •• Strand dipilin kekanan –
membentuk wire rope

b. Tali baja dengan pilinan searah ke kiri


•• Serat baja dipilin kekiri –
membentuk strand
•• Strand dipilin kekiri – membentuk
Gambar 4.8. left lang lay
wire rope
Ordinary

Kedua jenis tali baja tersebut cenderung berputar pada saat mengangkat
beban.

4-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Penggunaan yang paling tepat pada jenis mesin pengangkat yang


dilengkapi dengan pemandu (guiding rel), misalnya pada lift (elevator) untuk
mengangkat manusia dan hasil pertambangan (galian).

c. Tali baja dengan pilinan berlawanan ke kanan (right regular lay)


Pinanan melintang kekanan
•• Serat baja dipilin kekiri –
membentuk strand
Gambar 4.9. Right Regular lay
•• Strand dipilin kekanan –
Ordinary
membentuk wire rope

d. Tali baja dengan pilinan berlawanan ke kiri (left regular lay)


Pilinan melintang kekiri
•• Serat baja dipilin kekanan –
membentuk strand
Gambar 4.10. Left Regular lay
Ordinary •• Strand dipilin kekiri – membentuk
wire rope

e. Tali baja anti puntir (non-rotating wire rope)


Tali baja mempunyai dua layer pilinan
strand, dimana arah pilinan layer luar
berlawanan dengan arah pilinan layer
dalam.
Misalnya tali baja anti puntir 19x7,
mempunyai 19 strand yang terdiri 7
serat baja tiap strand.
Gambar 4.11. Non-rotating wire rope
Konstruksinya terdiri dari kawat baja
Ordinary
layer dalam dengan 7x7 left lang lay
yang ditutup dengan kawat baja layer
luar dengan 12x7 right regular lay.
Kawat baja ini penggunaannya terutama untuk mengangkat beban yang
tidak boleh berputar saat pengangkatannya, sehingga mempunyai faktor
keamanan yang tinggi.

4-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

4.2.4. Inti (core) Tali Baja


Pada umumnya tali baja dengan ukuran lebih besar dari ½ inch diperkuat
dengan inti (core), yang dapat dibedakan menjadi :
a. Inti sintetis (fiber or sisal core), bukan kawat baja
b. Inti kawat baja (independent wire rope core/IWRC)
c. Inti strand (strand core/WSC)

Dengan konstruksi inti tersebut dimaksudkan untuk menambah fleksibilitas dan


daya/kemampuan tarik dari tali baja tersebut.

Gambar 4.12. Inti (core) dari kawat


baja
Ordinary
4.2.5. Pemeliharan tali baja (wire rope)
Peringatan!
Bila tali baja putus pada saat wheel crane beroperasi, maka akan terjadi
kecelakaan yang serius. Untuk itu lakukan pemeriksaan secara teratur pada
interval waktu yang ditentukan.
a. Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan secara periodik (misalnya setiap bulan) terhadap
kemungkinan yang terjadi pada tali baja, yaitu terhadap :
•• Kemungkinan rusak/putus,
•• Adanya keausan,
•• Adanya pengkaratan/korosi,
•• Terjadinya perubahan bentuk,
•• Adanya pengaruh panas atau akibat pengelasan,
•• Kondisi lapisan pelumas, dan
•• Kondisi ujung dari tali baja.
Bila ujung tali baja rusak atau kondisinya tidak baik lagi, dapat
diperbaiki atau dipotong
Hasil pemeriksaan ini akan memberikan rekomendasi bahwa tali baja harus
diganti.

4-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Kondisi yang dijumpai dalam pemeriksaan tersebut adalah :


1) Sepuluh persen atau lebih dan serat baja (kecuali serat filler/filler
wires) dalam satu kisar (lay) telah putus/rusak.

Gambar 4.13. Serat baja (wire) dan filler Gambar 4.14. Kisar (lay) tali baja
Ordinary Ordinary
2) Diameter tali baja mengecil, maksimal yang diperbolehkan adalah
tidak lebih 7% dari nominal kawat baja.

Baik Rusak

Strand terjepit dan


menjadi oval bila inti
(core) rusak

Gambar 4.15. Pengukuran


diameter tali baja Sudut pilinan mengecil bila inti (core) rusak
Gambar 4.16. Perubahan tali baja

3) Tali baja kusut (tali baja yang dipakai pada posisi terputus seperti
gambar 1), dan tidak kembali pada posisi semula/kusut tapi menjadi
rusak/cacat. Seperti gambar 2), 3) dan 4).

Gambar 4.17. Tali baja yang kusut

4) Perubahan bentuk yang jelek atau kerusakan dari tali baja yaitu tali
baja mengikuti salah satu strand yang rusak atau pilinan strandnya
terlepas atau inti (core)nya terbakar.
Tali baja yang rusak dimana terjadi korosi dibagian dalam dari tali
baja.
4-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 4.18. Tali baja yang rusak


atau berubah bentuk

5) Tali baja rusak karena pengaruh panas atau terbakar

b. Pemeliharaan/pelumasan tali baja


Pada saat wire rope diopersaikan
dalam drum atau sheaves (pully),
strand dan wire (serat) bergerak
saling mengisi ruangan yang
tersedia. Untuk mengurangi
kerusakan dari wire rope (internal)
atau antara rope dan shares atau
Gambar 4.19. Cara pelumasan tali baja
alur dalam drum, maka wire rope
harus dilumasi dengan baik.
Pelumasan juga mencegah terjadinya karat pada wire rope, mengurangi
keausan baik pada keausan didalam wire rope maupun akibat gesekan
dengan sheave atau alur dari drum dan juga kerusakan dari fiber core (inti).

Cara dan kebutuhan pelumasan yang dipergunakan tergantung pada :


1. Konstruksi wire rope dan strands yang berkaitan dengan diameter dan
susunan wire rope.
2. Jenis pelumas.
3. Kondisi lingkungan kerja.

Frekuensi pelumasan di lapangan terutama ditentukan oleh kondisi operasi


dari wire rope, seperti kecepatan yang tinggi pada saat mengangkat beban
yang berat dan juga kelembaban atau kondisi lingkungan yang abrasif.
Untuk wire rope dengan ukuran besar dimana celah-celah kosong yang
dapat dilumasi juga besar, maka dapat dipakai jenis heavy lubricant (kental).
Sedangkan untuk wire rope yang halus (fines wire construction) dimana

4-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

clearence dan celah-celah pelumasan relative sedikit, maka jenis ini


terutama untuk mencegah kerusakan diakibatkan karat, pelumasannya
dapat ditambahkan trust inhibiting additive untuk menghilangkan karat.

4.2.6. Pemilihan tali baja


Pemilihan tali baja diperlukan dalam kegiatan pengangkatan dan pemindahan
barang/material untuk menjamin keselamatan personil, peralatan dan
barang/material.
Pada umumnya pemilihan tali baja dilakukan dengan mempertimbangkan :
•• Kapasitas angkat
•• Bobot/berat barang yang diangkat, terkait dengan sistem puli (metode
reeving).
•• Jenis tali baja
•• Diameter tali baja
Sebagai contoh, tali baja yang dipakai pada wheel crane Tadano GR-300 EX-1,
kapasitas 30 ton, mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Spesifikasi Winch utama Winch pembantu

-- Konfigurasi 7x7+6xFi (29)0/0 IWRC 6xWS (36)0/0

-- Beban yang diijinkan 3.900 kgf (38.2 KN) 3.900 kgf (38.2 KN)

-- Beban putus 17.700 kgf (174 KN) 21.400 kg (210 KN)

-- Diameter 16.0 mm 16.0 mm

-- Panjang 170 m 98 m

-- Berat 1,13 kg/m 1,13 kg/m

4.3. Slinging
Sling adalah tali (tali baja, rantai, tali serat) yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
mempermudah atau membantu pengikatan atau pengangkatan beban (barang).
Pada kegiatan pengangkatan./pemindahan barang/material sling kadang-kadang
menerima pembebanan yang tidak normal seperti beban yang berlebih, abrasi,
perlakuan yang cenderung merusak atau menjadi kusut dan beban-beban kejut.

4-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Beban berlebih biasanya terjadi bila sudut ikatan tidak tepat dan sampai pada batas
kekuatan tali.
Faktor keamanan untuk sling ini bervariasi, misalnya pada pekerjaan ringan 5:1 sampai
pekerjaan berat seperti 8:1.
Pedoman yang dipakai adalah 6:1 yaitu safety faktor berdasar rekomendasi dari
OCHS/ OHSA-(Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Internasional).

4.3.1. Jenis dan konstruksi tali baja

Gambar 4.20. Sling dan choker

4-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Bridle sling Double leg Bridle sling

Drawbar sling & hook


Wreker sling Erector sling

Grommet sling
Double basket sling

Gambar 4.20.a. Sling dan choker (lanjutan)

4.3.2. Beban angkat aman (safe working load/SWL)


a. Tegangan pada kaki (leg) sling
Tegangan yang terjadi pada ikatan sling tergantung pada sudut antara
tali yang mengangkat beban dengan garis/bidang horisontal. Bila 2 sling
mengangkat beban seberat 1000 kg maka setiap kaki (leg) sling akan
menerima 500 kg (Gambar 4.21)

Gambar 4.21. Beban angkat aman pada sudut angkat sling

4 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Apabila kaki (leg) sling keduanya ditarik/dimasukkan ke dalam kait


(hook), maka setiap kaki (leg) sling akan menerima beban yang lebih
besar (tegangannya naik).
Pada sudut 600 (gambar 4.21.C), baban pada tiap kaki (leg) sling
meningkat 115%. Bila sudutnya dikecilkan menjadi 450 maka beban
pada tiap kaki sling meningkat 145% (gambar 4.21.D), dan pada sudut
300 , beban pada tiap kaki sling meningkat 200%, atau dengan kata lain,
pada sudut 300 , tegangan pada tiap kaki (leg) sling sama dengan berat
beban yang diangkat. (gambar 4.21. E)
b. Sudut angkat yang direkomendasikan
Sudut angkat aman yang
direkomendasikan adalah
0
60 (sudut angkat minimum
adalah 450 ). Sudut 600
sangat mudah dibentuk/
ditentukan sling atau choker
sebagai alat ukurnya.

Gambar 4.22. Penggunaan sling untuk


menentukan titik angkat

c. Tegangan yang terjadi pada kaki (leg) sling

Gambar 4.23. Peningkatan tegangan pada


kaki (leg) sling

Pada gambar 4.23. memperlihatkan beban seberat 2000lbs diangkat


dengan dua choker (yang digambarkan hanya sebelah/satu choker).
Beban pada satu kaki (leg) choker bergerak meningkat sesuai dengan
sudut angkatnya. Pada pengangkatan vertikal tiap choker dibebani 1000

4 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

lbs dan pada sudut 50 dibebani dengan 11.473 lbs, atau hampir 6 kali
berat beban.
Bila seorang rigger kurang memahami peningkatan beban karena
pengaruh sudut angkat, akan mempengaruhi kepada kekuatan sling
terutama bila ada beban kejut yang dapat membahayakan keamanan.
(walaupun pada sling ini faktor keamanannya cukup besar, misalnya
5:1)

4.3.3. Sling Rantai (Chain Sling)


Sling yang terbuat dari rantai (chain) dan kekuatannya tergantung dari
kualitas bahan atau materialnya sedangkan ukuran dari diameter batangan
dibuat sebagai mata sambungan (link). Untuk sling rantai ini terdiri dari 2
(dua) bagian yaitu Master Link dan Link, pada master link terdapat teknis
seperti nomor identifikasi, batas kekuatan patah, ukuran dan data lain yang
menunjukkan kualitas dan kemampuannya. Model konstruksi dari sling rantai
bisa dibilang sama dengan wire rope sling, model konstruksi dari sling rantai
dapat kita lihat dalam gambar berikut :

Gambar 4.24. Sling rantai

4 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

4.3.4. Sling Tali Serat (Fibre Rope Sling)


Sling yang terbuat dari serat alam maupun buatan dan kekuatan dari sling ini
tergantung dari diameter dan jenis serat yang digunakan sebagai bahan
materialnya. Perbedaan dari serat buatan dan serat alam adalah bahan dasar
untuk membuatnya. Tali serat buatan lebih kuat dari tali serat alam karena tali
serat alam terbuat dari bahan alam yang gampang rusak atau mudah dirusak
oleh kelembaban udara/cuaca, jamur, pembusukan dan zat kimia misalnya
tali serat manila/henep atau sisal. Untuk saat ini tali jenis serat alam jarang
kita temui karena jarang dipergunakan karena serat buatan lebih bagus dan
awet karena serat buatan lebih ringan, tidak mudah busuk, tidak berjamur,
tidak mudah korosi, tahan terhadap asam dan tahan terhadap temperatur
tinggi. Contoh Sling Tali Serat (Fibre Rope Sling) :

Gambar 4.25. Sling

4.4. Rigging
Rigging adalah teknik pengikatan barang yang akan diangkat, pengikatan yang baik,
benar dan aman harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja baik
ringan maupun kecelakaan yang berat.

4 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

4.4.1. Jenis Ikatan


1. Ikatan langsung

2. Ikatan dengan cara brible dua kaki

3. Ikatan dengan cara basket tunggal

4. Ikatan dengan cara basket ganda

5. Ikatan cara basket lilit dua

6. Ikatan choker tunggal

Gambar 4.26. Riging dan tali baja

4 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

7. Ikatan choker ganda

8. Ikatan choker dua lilit

Gambar 4.26. Riging dan tali baja (lanjutan)

4.4.2. Kesalahan Pengikatan

Salah Benar

Salah Benar

Gambar 4.27. Cara pengikatan dengan sling tali baja

4 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Salah Benar

Gambar 4.27. Cara pengikatan dengan sling tali baja (lanjutan)

Salah Benar

Salah Benar

Gambar 4.28. Cara pengikatan dengan sling rantai

4.4.3. Alat bantu angkat


Alat bantu angkat adalah suatu kombinasi beberapa jenis alat yang dirangkai
menjadi sebuah peralatan yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam
proses pengangkatan barang, alat bantu tersebut misalnya :

4 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

1. Sling Rope
2. Blocks Dan Hook

3. Sakle

Round Pin Screw Pin Round Pin Screw Sakle


Chain Sakle Chain Sakle Another Sakle Another Sackle

4. Turn Buckles

4 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

5. Eye Bolt

6. Lifting Beam

Gambar 4.29. Alat Bantu angkat

4.5. Jenis dan Karakteristik Material / beban yang akan diangkat


4.5.1. Jenis Benda yang diangkat/dipindahkan :
1. Padat
Bentuk dan isi / volumenya tetap
2. Cair
Isi atau volume tetap, tetapi bentuk berubah-ubah sesuai tempatnya
3. Gas
Bentuk dan isi / volume berubah-ubah

4.5.2. Karakteristik Umum pada Benda

Jenis Benda
Kelompok
Padat Cair Gas

Pipa, katup, bantalan


Berdiri sendiri Tidak ada Tidak ada
dan lain-lain

Tangki atau
Karton, palet, karung, Drum, tangki, botol,
Dikemas tabung silinder
krat dan lain-lain can dan lain-lain
dan lain-lain
Batu bara, semen, Minyak mentah, Oxigen, LPG,
Curah pasir, bahan kimia solar, minyak tanah nitrogen, freon
dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain

4 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

4.5.3. Simbol Dikaitkan dengan Sifat Barang

Simbol barang atau material berbahaya

a. Tujuan memberikan simbol pada barang/material yang akan


diangkat/dipindahkan.

Suatu petunjuk tentang sifat benda atau material khususnya yang dapat
membahayakan manusia, lingkungan hidup dan benda lain dengan tujuan
agar kecelakaan dan kerusakan dapat dihindari.

b. Kelompok simbol

(1) Barang atau material yang berbahaya

(2) Barang atau material yang tidak berbahaya

c. Klasifikasi barang berbahaya

Standar simbol kemasan barang berbahaya (standar ILO)

Barang berbahaya diklasifikasikan menajdi 9 (sembilan) kelas, lengkap dengan


simbol yang tergambar dalam bentuk segi empat belah ketupat (diamond) dan
diberi warna dasar tertentu yang memiliki arti.

United Nation Hazard Classification (U.N.H.C.)

Klasifikasi menurut PBB III. Tipe bahaya


Bahaya ledakan
1.
(explosives)
Beberapa gas
2.
(gases)
Bahan cair mudah terbakar
3.
(flammable liquids)
Bahan padat mudah terbakar
4.
(flammable solid)
Bahan yang mudah mengoksidasi
5.
(oxidazing subtances)
Bahan beracun
6.
(poisonous or toxic substance)
Bahan radio aktif
7.
(radio active poisons)
Bahan penyebab karat
8.
(corrosive substances)
Bahan bahaya lainnya
9.
(miscellaneous dangeraous substance)

4 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Simbol-simbol Barang atau Material yang berbahaya

Beracun Berbahaya

Berbahaya untuk
pernafasan atau otak
langsung

Bahaya Lingkungan Bahaya bakan bakar

Untuk berhati-hati
membuang sampah
berbahaya
Mudah meledak, baik Mudah Terbakar
gerakan atau kegiatan
dapat menyebabakan
ledakan

Gas Beracun Bahan langsung


terbakar

Beracun Cairan mudah


terbakar

Bahan Mudah terbakar Bahan mudah


meledak tapi tidak
terlalu berbahaya

Bahan mudah Untuk bahan yang


meledak tidak mudah tebakar

Bahan yang mudah Untuk bahan beracun


meledak dan
menyebabkan
kerugian besar

4 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Untuk gas yang Bahan bakar mudah


mudah terbakar terbakar (clas 4)

Untuk gas mudah Bahan yang contact


terbakar (clas 2) atau dengan air
(clas 3) menyebabkan
kebakaran

Untuk bahan yang Untuk bahan yang


langsung terbakar menyebabkan
penularan (infeksi)

Untuk bahan yang Untuk bahan


menimbulkan oksidasi radioaktif kategori 2

Untuk bahan radioaktif Untuk bahan


kategori 1 radioaktif

Untuk bahan radioaktif Untuk bahan yang


kategori 3 korosif

Gambar 4.30
Simbol barang/ Material yang Berbahaya

4 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

BAB V
RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN BAHASA ISYARAT

5.1. Umum
Medan operasi wheel crane, selain harus berada di lokasi kerja dengan tugas
utama mengangkat dan memindahkan barang/material, juga harus melalui
jalan umum yang diperlukan sewaktu memindah alat (wheel crane) dari pool
ke lokasi kerja.
Selama melakukan tugasnya operator dituntut untuk menguasai rambu-rambu
operasional, yaitu bila berada dijalan umum harus mengetahui rambu-rambu
dan peraturan lalu lintas dan bila berada di lokasi kerja harus menguasai
rambu-rambu operasional dan bahasa isyarat, sehingga selama perjalanan
dan selama mengoperasikan wheel crane dalam kondisi aman.

5.2. Rambu-rambu lalu lintas


Jalan umum yang kemungkinan besar akan selalu dileewati wheel crane
menuju lokasi pekerjaan atau kembali dari lokasi pekerjaan, adalah jalan yang
dipakai bersama, sehingga setiap kendaraan yang melewatinya harus patuh
terhadap segala peraturan lalu lintas dan mungkin ada peraturan lainnya yang
di berlakukan di daerah tertentu.
Secara garis besar rambu-rambu lalu lintas dapat dibaca pada gambar 5.1.,
dengan titik berat disiplin dalam mentaati peraturan dan rambu-rambu lalu
lintas tersebut.
Disamping rambu-rambu yang telah diberikan panduan dalam modul ini,
operator harus berusaha menambah pengetahuannya, terutama bila
memasuki daerah/wilayah yang mempunyai peraturan daerah yang biasanya
terkait dengan bobot kendaraan yang diperbolehkan melewati daerah
tersebut.

5-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 5.1.
Rambu-rambu Lalu Lintas

5-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

5.3. Bahasa Isyarat


Dalam Pengoperasian wheel crane, maka banyak kendala-kendala yang
menyebabkan komunikasi antara operator dengan signal man (pemberi aba-aba)
tidak dapat dilaksanakan dengan komunikasi kata-kata. Hal-hal yang menyebabkan
tidak lancarnya komunikasi kata-kata antara operator dan pemberi aba-aba adalah :
• Suara engine yang bising
• Jauh jarak antara operatir dan pemberi aba-aba.
• Pengaruh-pengaruh lain seperti suara dari peralatan lain, dan sebagainya.

Komunikasi yang tidak lancar antara operator dan pemberi aba-aba, akan
menyebabkan kondisi yang membahayakan baik untuk keselamatan alat, lingkungan
dan juga operator sendiri. Kesalahan komunikasi bisa menyebabkan kecelakaan
misalnya :
• Mengangkat beban yang ternyata ikatannya belum benar
• Menurunkan beban yang sebenarnya belum diperintahkan dan sebagainya.
Untuk keperluan komunikasi antara operator dengan signal man (pemberi aba-aba)
diciptakan bahasa isyarat yang harus dimengerti oleh operator dan pemberi aba-aba,
karena bahasa isyarat adalah gerakan-gerakan anggota badan dari pemberi aba-
aba, maka syarat utama yang diperlukan agar komunikasi berjalan lancar adalah
kesehatan pengelihatan (mata) dari operator. Contoh Bahasa isyarat terlihat pada
gambar berikut :

5-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 5.2.a
Bahasa Isyarat

5-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 5.2.b
Bahasa Isyarat (lanjutan)

5-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

Gambar 5.2.c
Bahasa Isyarat (lanjutan)

5-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

5.4. Perhatian bagi signal man dan operator


• Hanya satu orang yang ditugaskan untuk bertindak sebagai signal man.
• Harus yakin bahwa operator dapat melihat signal man dan mengerti
terhadap isyarat yang diberikan.
• Signal man harus memperhatikan beban, dan operator memperhatikan
signal man.
• Jangan sekali-kali memberikan isyarat swing, bila beban akan melewati
pekerja lain. Bila terpaksa beritahukan mereka agar menjauhi tempat
operasi wheel crane.

5.5. Isyarat bunyi klakson


1 kali bunyi – berhenti
2 kali bunyi – bergerak maju
3 kali bunyi – bergerak mundur

5.6. Isyarat lampu atau bel


Satu kali bunyi atau lampu – berhenti
Dua kali bunyi atau lampu – menaikkan (raise)
Tiga kali bunyi atau lampu – menurunkan (lower)
Empat kali bunyi atau lampu – semua aman (all clear)

5-7
RANGKUMAN

1. Pengopersian wheel crane memerlukan dukungan pengetahuan dasar yang


memadai terutama dalam pengetahuan membaca diagram beban yang
menyangkut kapasitas angkat dan stabilitas alat. Pengetahuan ini sangat
diperlukan terutama bila dikaitkan dengan keselamatan kerja yang menyangkut
keselamatan orang, alat, lingkungan dan material atau barang yang akan
diangkat/dipindahkan. Dan yang penting untuk dipahami sebelum
mengoperasikan wheel crane adalah komponen dan tuas kendali yang sangat
erat kaitannya dengan pengoperasian wheel crane.

2. Teknik dasar pengoperasian wheel crane, merupakan pengetahuan yang sangat


penting untuk operator wheel crane agar dapat melakukan teknik aplikasi dengan
benar dan aman. Teknik dasar pengoperasian wheel crane banyak dipengaruhi
factor keselamatan kerja, baik dalam teknik pengangkatan maupun teknik dasar
menjalankan wheel crane, dan juga harus selalu mempertimbangkan aspek
keseimbangan alat dan kekuatan komponen yang dapat dilihat dalam Automatic
Moment Limiter (AML)

3. Pada teknik aplikasi pengoperasian yang dimulai dengan persiapan operasi yang
meliputi mencoba gerakan operasi, dengan maneuver untuk menempatkan
wheel crane pada posisi operasi, juga operator harus memahami dalam
mengoperasikan wheel crane dengan mode pengoperasian tanpa menggunakan
out rigger (on rubber operation) dalam berbagai kondisi pemindahan
material/barang.

4. Pengetahuan mengenai tali baja dan sling merupakan pengetahuan yang harus
dipahami operator wheel crane, mengingat komponen ini merupakan komponen
penunjang pengangkatan utama. Disisi lain operator wheel crane perlu
memahami symbol dan beberapa material berbahaya yang harus dihadapinya.
5. Daerah kerja wheel crane bervariasi, mulai jalan umum yang harus dilaluinya,
operator harus mengoperasikan wheel crane pada lokasi kerja yang memerlukan
bantuan orang lain (signal man), sehingga untuk itu operator harus memahami
tentang rambu-rambu lalu lintas dan bahasa isyarat.

Dengan kelengkapan pengetahuan yang dimiliki operator wheel crane, diharapkan


pengoperasian wheel crane dapat dilaksanakan dengan baik, benar dan aman.
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

DAFTAR PUSTAKA

• Tadano, Operation and Maintenance Manual, Hydraulic Crane, Model TL 300 E.


• John Deere, Fundamentals of Service, Hydraulics, John Deere Service Training Dept.
F, Illinois, U.S.A, 1980.
• Edward F. Obert, Professor of Mechanical Engineering, The Univercity of Wiscousin,
Interval Coumbustion Engines and Air Pollution, Intext Educational Publisher, New
York, U.S.A, 1973.
• Owner’s Manual for CK Series, CW Series, CD Series, CG Series, Nissan Diesel
Motor Co, Ltd, 1997, Japan
• Owner’s Manual for TFA 430 Series, TZA 520 Series, Nissan Diesel Motor Co, Ltd,
1995, Japan.
• Pusat Pelatihan Keterampilan Jasa Konstruksi, Departemen PU, PEMELIHARAAN
ALAT-ALAT BERAT, Pelatihan Manager Alat Berat, Puslatjakons Departemen PU,
2003, Jakarta
• Tadano, Outline of Hydraulic Crane, Tadano Ltd, Japan
• Tadano, Operation and Maintenance Manual for Rouge Terrain Crane, Model GR-
300 EX-1, Tadano Ltd, Japan
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane

RANGKUMAN

1. Pengopersian wheel crane memerlukan dukungan pengetahuan dasar yang


memadai terutama dalam pengetahuan membaca diagram beban yang menyangkut
kapasitas angkat dan stabilitas alat. Pengetahuan ini sangat diperlukan terutama bila
dikaitkan dengan keselamatan kerja yang menyangkut keselamatan orang, alat,
lingkungan dan material atau barang yang akan diangkat/dipindahkan. Dan yang
penting untuk dipahami sebelum mengoperasikan wheel crane adalah komponen dan
tuas kendali yang sangat erat kaitannya dengan pengoperasian wheel crane.

2. Teknik dasar pengoperasian wheel crane, merupakan pengetahuan yang sangat


penting untuk operator wheel crane agar dapat melakukan teknik aplikasi dengan
benar dan aman. Teknik dasar pengoperasian wheel crane banyak dipengaruhi factor
keselamatan kerja, baik dalam teknik pengangkatan maupun teknik dasar
menjalankan wheel crane, dan juga harus selalu mempertimbangkan aspek
keseimbangan alat dan kekuatan komponen yang dapat dilihat dalam Automatic
Moment Limiter (AML)

3. Pada teknik aplikasi pengoperasian yang dimulai dengan persiapan operasi yang
meliputi mencoba gerakan operasi, dengan maneuver untuk menempatkan wheel
crane pada posisi operasi, juga operator harus memahami dalam mengoperasikan
wheel crane dengan mode pengoperasian tanpa menggunakan out rigger (on rubber
operation) dalam berbagai kondisi pemindahan material/barang.

4. Pengetahuan mengenai tali baja dan sling merupakan pengetahuan yang harus
dipahami operator wheel crane, mengingat komponen ini merupakan komponen
penunjang pengangkatan utama. Disisi lain operator wheel crane perlu memahami
symbol dan beberapa material berbahaya yang harus dihadapinya.

5. Daerah kerja wheel crane bervariasi, mulai jalan umum yang harus dilaluinya,
operator harus mengoperasikan wheel crane pada lokasi kerja yang memerlukan
bantuan orang lain (signal man), sehingga untuk itu operator harus memahami
tentang rambu-rambu lalu lintas dan bahasa isyarat.

Dengan kelengkapan pengetahuan yang dimiliki operator wheel crane, diharapkan


pengoperasian wheel crane dapat dilaksanakan dengan baik, benar dan aman.

Anda mungkin juga menyukai