PELATIHAN
OPERATOR WHEEL CRANE
KATA PENGANTAR
Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri
lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar harus dipenuhi, antara lain
produksi, kualitas dan kecepatan.
Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang
demikian besar, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab
tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan
dalam SKKNI.
Operator Wheel Crane adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan
tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan
diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang
diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.
Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta
pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.
Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat
bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya
berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi
sempurnanya buku ini.
Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Penyusun
i
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu mengoperasikan wheel
crane dengan benar dan aman melaksanakan pemeliharaan harian sesuai
dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi .
ii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
DAFTAR ISI
iii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
iv
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Crane
dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang
didalamnya sudah dirumuskan uraian jabatan, unit-unit kompetensi yang harus dikuasai,
elemen kompetensi lengkap dengan kriteria unjuk kerja (performance criteria) dan
batasan-batasan penilaian serta variabel-variabelnya.
2. Mengacu kepada SKKNI, disusun SLK (Standar Latihan Kerja) dimana uraian jabatan
dirumuskan sebagai Tujuan Umum Pelatihan dan unit-unit kompetensi dirumuskan
sebagai Tujuan Khusus Pelatihan, kemudian elemen kompetensi yang dilengkapi dengan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dikaji dan dianalisis kompetensinya yaitu kebutuhan :
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kerja, selanjutnya dirangkum dan
dituangkan dalam suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan.
DAFTAR MODUL
v
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
PANDUAN PEMBELAJARAN
vi
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. BATASAN
vii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
B. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah pembukaan :
• Menjelaskan tujuan instruksional • Mengikuti penjelasan TIU OHT – 01
(TIU dan TIK) dan TIK dengan tekun dan
• Merangsang motivasi peserta aktif.
dengan pertanyaan atau • Mengajukan pertanyaan bila
pengalamannya dalam ada yang kurang jelas
mengoperasikan wheel crane.
• Waktu = 10 menit
2. Penjelasan Bab I
Pendahuluan
• Memberikan penjelasan mengenai • Mengikuti dengan tekun OHT 1 - 1
OHT 1 - 2
kapasitas crane terkait dengan penjelasan instruktur OHT 1 - 3
kekuatan dan stabilitas crane, • Menanyakan hal-hal yang OHT 1 - 4
OHT 1 - 5
sistem pengoperasian wheel kurang jelas OHT 1 - 6
crane. • Mengikuti diskusi yang OHT 1 - 7
OHT 1 - 8
• Memberikan penjelasan mengenai diadakan OHT 1 - 9
pengetahuan dasar khususnya • Mencatat hal-hal penting OHT 1 - 10
OHT 1 - 11
diagram beban dan cara OHT 1 - 12
membacanya. OHT 1 - 13
OHT 1 - 14
• Memberikan penjelasan singkat OHT 1 - 15
mengenai komponen utama, tuas OHT 1 - 16
OHT 1 - 17
kendali dan instrumen OHT 1 - 18
• Memberikan penjelasan mengenai OHT 1 - 19
OHT 1 - 20
terminologi yang dipakai dalam
wheel crane
• Waktu = 70 menit
viii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
ix
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
• Waktu = 90 menit
x
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
7. Praktek :
• Melaksanakan setiap • 1 Unit wheel crane
• Memberikan instruksi dan contoh
instruksi instruktur dengan sesuai dengan
melakukan teknik dasar
sungguh-sungguh kelasnya
pengoperasian wheel crane
• Melakukan praktek teknik • Lapangan praktek
• Memberikan instruksi dan contoh
dasar dan teknik aplikasi sesuai denan
melakukan teknik aplikasi
pengoperasian sesuai kebutuhan
pengoperasian wheel crane
dengan kelasnya • Beban angkat
• Memberikan penjelasan terkait
• Mengajukan pertanyaan bila sesuai dengan
dengan pengoperasian wheel
perlu kelasnya
crane
• Catatan/laporan
• Waktu = 720 menit
operasi
(16) JP, untuk seluruh
• Lembar instruksi
peserta
xi
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
MATERI SERAHAN
xii
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Tugas utama operator wheel crane selain menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya, juga harus memperhatikan dan menerapkan keselamatan kerja yang
terkait dengan keselamatan alat dan keselamatan lingkungan, yang dapat dilakukan
dengan melaksanakan pengoperasian alat secara benar dan aman.
Dalam pengoperasian wheel crane harus diperhatikan kekuatan angkat dan stabilitas,
yakni dengan mengangkat beban tidak melebihi batas kekuatan yang dapat
menyebabkan terbaliknya atau rusaknya (patahnya) komponen wheel crane.
Pelaksanaan pengoperasian wheel crane yang paling aman dan banyak dipakai adalah
mode pengoperasian dengan menggunakan outrigger. Namun untuk pekerjaan tertentu
dapat juga dilakukan hanya dengan mode pengoperasian tanpa outrigger yaitu on
rubber dan pick and carry. Pada dua metode terakhir yaitu metode on rubber dan pick
and carry memerlukan kecermatan yang lebih tinggi karena kondisi operasi yang
kurang stabil bila dibandingkan dengan metode pengoperasian menggunakan
outrigger.
Lokasi atau daerah operasi wheel crane kadang-kadang harus menjangkau daerah
yang sulit yang memerlukan bantuan tenaga rigger atau signal man. Untuk itu operator
wheel crane harus mempunyai pengetahuan tentang rambu-rambu operasi dan bahasa
isyarat.
Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan aman, seorang operator dituntut untuk
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam teknik pengoperasian
yang benar sesuai dengan teknik aplikasi pengoperasian wheel crane.
1-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Kapasitas/kemampuan angkat crane ditentukan oleh nilai yang terkecil dari antara
ketiga faktor/elemen tersebut diatas, yang dapat dijelaskan dengan diagram dibawah
ini.
Nilai beban total didasarkan pada stabilitas crane bila radius kerjanya besar, tapi hanya
didasarkan pada kekuatan boom dan komponen lainnya, bila radius kerjanya kecil.
1-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
beban (lb) dan lengan momen wheel crane (lw) adalah jarak antara titik tumpu
dengan titik berat wheel crane.
Momen adalah hasil perkalian antara lengan momen dengan beban atau
beratnya wheel crane. Momen dari berat wheel crane adalah momen yang
melawan atau mengatasi momen beban. Apabila momen akibat beban lebih
berat dari momen akibat berat wheel crane, maka wheel crane akan terbalik
(terjadi kecelakaan).
Posisi titik tumpu dan momen dapat digambarkan sebagai berikut :
W : Berat beban
G : Berat Wheel
Crane
1 : Lengan momen
beban
: Lengan momen
berat wheel crane
Gambar 1.2.
Posisi titik tumpu dan momen
1-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Apabila jarak titik berat wheel crane ketitik tumpu dan jarak berat ke titik berat
beban beban ke titik tumpu 1, maka besarnya momen yang diakibatkan oleh
berat beban adalah W x 1, sedangkan besarnya momen yang diakibatkan oleh
berat crane/ boom terhadap titik tumpu adalah : G x .
Momen akibat beban adalah berlawanan dengan momen akibat berat wheel
crane sendiri, bila beban momen akibat beban ( W x 1) lebih besar dari
momen akibat berat wheel crane sendiri ( G x ) maka wheel crane akan
terbalik.
Sehingga dapat dirumuskan :
Gx > W x 1
Garis batas
Nilai beban total
Batas aman
kekuatan
Batas aman
stabilitas
75% beban yang menggulingkan (standar export Tadano)
Radius Kerja (m )
Catatan : Nilai Beban Total = Berat Beban + Berat Hook, Sling dan sebagainya
1-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
1-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
1-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.5.
Diagram Radius Kerja/ Tinggi Angkat
d. Defleksi/lenturan boom
Gambar 1.6.
Defleksi pada boom
1-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.7.
Diagram beban GR-300 EX (mode operasi on outrigger)
1-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Panjang boom jib 9,7 m 9,7 – 16,8 m 16,8 - 31,0 m Single top
1-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
1 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.8.
Diagram beban GR-300 EX (mode operasi on rubber)
1 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
1 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.9.
Komponen Utama Rough Terrain Crane
1 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.10.
Komponen Utama Trucks Crane
1 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.12
Tuas Kendali Pada Type Rough Terrain Crane (Crane Operation)
Keterangan :
12. PTO Switch
13. Swing Brake Switch
14. Outrigger Control Switch
15. Jack/silinder selector Switch
16. Extend/retract Selector Switch
19. Boom Elevating Control Lever
22. Boom Elevating Control Pedal
23. Boom Telescoping Control Pedal
24. 3rd/Top Boom Section Extending Switch
25. Boom Telescoping/auxiliary Hoist Control Lever
27. Swing Control Lever.
1 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
b. Truck Crane
Gambar 1.13.
Tuas Kendali Truck Crane (Crane Operation)
Gambar 1.14.
Tuas Kendali Truck Crane (Driving Operation) (Nissan)
Keterangan :
8. Steering wheel
10. Parking or parking and trailer brake lever
11. Transmission gear shift lever
12. Clutch pedal
13. Brake pedal
14. Accelerator pedal
1 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
1.4. Terminologi
1.4.1. Performance, ukuran dan berat
(1) Total Rated Load
Beban maksimum yang dapat diangkat yang ditentukan oleh panjang
boom dan radius kerjanya (working radius). Beban termaksud
termasuk berat kait (hook) dan segala macam perlengkapan
angkatnya.
Sebuah crane 25 ton tidak selalu dapat mengangkat beban 25 ton
dalam semua daerah kerja.
Gambar 1.15.
Total rated load and rated load
1 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.16.
Working radius and lifting height
Gambar 1.17.
Boom length and elevation angle
1 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.18.
Jib length and jib offset angle
1 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Contoh :
• Kecepatan kabel/tali atau kecepatan
menggulung tali : 126 m/menit
• Jumlah lilitan kabel/tali (part line) :7
• Kecepatan kait : 126 m/menit
= 18 m/menit
7
Gambar 1.22.
Kecepatan kait
Gambar 1.23.
Kecepatan ayun
1 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.24.
Reaksi jack maksimum
Gambar 1.25.
Ukuran keseluruhan crane
1 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
GAMBAR TR - 12
Gambar 1.26.
Wheel base
Gambar 1.27.
Tread, track
1 - 22
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
(22) Gradeabiity
Adalah performasi yang menunjukkan berapa curam inklinasi jalan
yang dapat dilewati kendaraan.
Inklinasi maksimum dinyatakan dalam tangens Ө (jalan aspal kering)
adalah dimana kendaraan dapat berjalan (start) dengan kondisi GVW.
Gambar 1.28.
Gradeability
Gambar 1.29.
Radius putar minimum
1 - 23
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.30.
Sudut approach
1 - 24
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.31.
Pompa hidrolik
Gambar 1.32.
Silinder hidrolik kerja ganda
1 - 25
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.33.
Motor hidrolik
a) Relief valve
Apabila tekanan didalam sirkuit hidrolik mencapai level yang lebih
tinggi dari tekanan setelan (setting), maka relief valve mengalirkan
sebagian atau sama minyak hidrolik ke sisi pengembalian dari
sirkuit untuk mencegah tekanan naik diatas tekanan setelan.
Sebagai katup pengaman untuk peralatan hidrolik, relief valve
selalu digunakan didalam sirkuit hidrolik crane.
Gambar 1.34.
Relief valve
1 - 26
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.35.
Counter balance valve
Gambar 1.36.
Katup kendali kompresi
d) Check valve
Merupakan katup kendali arah yang membiarkan minyak untuk
mengalir dengan bebas dalam satu arah saja (tidak dalam arah
yang lain).
Suatu check valve yang dengan fungsi untuk melepas pencegahan
aliran dalam arah bertentangan disebut pilot check valve. Ini
digunakan dalam sirkuit jack dari outrigger.
1 - 27
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 1.37.
Check valve
Gambar 1.38.
Katup kendali arah
f) Oil cooler
Setelah peralatan hidrolik bekerja beberapa jam terus-menerus
temperatur minyak hidrolik akan naik. Temperatur yang tinggi
menurunkan viscositas minyak hidrolik, menurunkan tenaga dan
kecepatan, dan mempercepat memburuknya bahan perapat.
Oil cooler mencegah temperatur minyak hidrolik menjadi tinggi.
g) Rated pressure
Adalah tekanan maksimum dimana penggunaan secara terus
menerus adalah mungkin.
1 - 28
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
h) Rated flow
Aliran maksimum yang diperoleh secara terus-menerus melalui
gerakan atau putaran pompa yang continue.
i) Delivery
Volume minyak yang dikeluarkan pompa dalam suatu waktu.
Unit …… L/menit
1 - 29
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
BAB II
TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN
2.1 Umum
Pengoperasian crane dengan pengertian melakukan pemindahan beban (barang
dengan berat tertentu) terdiri dari gerakan pengangkatan beban serta pemindahan dari
tempat semula ke tempat lain yang berbeda.
Hal yang perlu selalu mendapat perhatian adalah keselamatan kerjanya, keselamatan
bagi manusia terutama operator dan juga bagi unit alatnya sendiri, disamping tentunya
efisiensi kerjanya.
Keselamatan kerja terkait erat dengan kemampuan alat dalam menerima beban angkat
yang dilakukannya. Kemampuan ini dibatasi oleh dua hal utama yaitu batasan
kemampuan karena kekuatan konstruksi dan batasan kemampuan karena
keseimbangan dalam pengangkatan beban. Kedua batasan kemampuan tersebut telah
benar-benar diperhitungkan oleh pihak pabrik sehingga selama melakukan
pengoperasian crane dengan mengikuti ketentuan pabrik, maka keselamatan bisa
diharapkan.
Oleh karena itu sebelum melakukan pengoperasian crane, operator harus benar-benar
memahami dengan baik dan benar mengenai alat/ crane atau dengan kata lain,
sebelum melakukan pengoperasian crane, maka harus dikuasai terlebih dahulu teknik-
teknik dasar pengoperasian crane.
Teknik dasar pengoperasian ini tidak lain adalah bagaimana melakukan gerakan-
gerakan dasar operasi secara benar sesuai dengan ketentuan dan petunjuk pabrik.
2.2.1 Outrigger
Pemasangan outrigger adalah dengan tujuan untuk mendapatkan stabilitas
yang baik bagi crane terutama ketika crane melakukan pengangkatan beban.
Dalam pengoperasian wheel crane unit harus dalam posisi level dan bertumpu
pada keempat outrigger float yang berada pada keempat jack diujung-ujung
outrigger (beam).
2-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Bila tidak level lakukanlah leveling dengan cara prosedur yang benar.
Untuk mengoperasikan crane lewat depan dengan kondisi kapasitas
yang sama seperti pengoperasian lewat samping dan belakang
lakukanlah penyetelan jack depan.
• Posisikan skakelar pemilih FRONT JACK ke USED
2-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2. Melevel crane
Apabila setelah penyetelan outrigger sebagaimana diutarakan diatas,
ternyata crane belum level, maka leveling harus dilakukan. Misalnya
(sebagai contoh) sisi sebalah kanan lebih tinggi
Peringatan :
Hati-hati jangan menggerakan tuas-tuas pemilih lewat ke extension.
(2) Sambil mengamati alat pelevel (level gange), gerakan tuas kendali
EXTENSION dan jack sedikit demi sedikit ke RETRACT.
2-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2.2.2 Telescoping
Telescoping merupakan kegiatan melakukan gerakan boom telescope (keluar
atau masuk) atau memanjangkan/ memendekkan boom (extending/ retracting)
yang dilakukan dengan sebab-sebab kendali.
Tergantung dari tipe atau model crane alat-alat kendali dapat berupa, tuas,
pedal, sakelar atau campuran.
2-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Berikut ini adalah telescoping dengan kendali tuas (level) untuk boom dengan 4
bagian (seksi).
1) Tuas kendali telescoping
Catatan :
Boom seksi ke 3 dan seksi atas (3 rd dan top sections) bergerak
berbarengan dan sama.
2-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2.2.3 Elevating
Elevating operation adalah pekerjaan atau kegiatan menaikkan/menurunkan
boom, atau memperbesar/mengecilkan sudut elevasi boom, dengan
mempergunakan kendali elevasi boom.
Tergantung dari tipe atau model crane, maka alat kendali tersebut isa tuas,
pedal.
Berikut ini adalah alat kendali elevasi boom dengan tuas.
2-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Digambarkan diatas :
• Menaikkan : tarik tuas
• Menurunkan : dorong tuas
Pada posisi tuas Neutral, boom berhenti. Bila boom diturunkan, radius kerja
menjadi besar dan nilai total rated load menurun, demikian sebaliknya.
Catatan penting pada pengoperasian
• Mengangkat beban hanya pada arah vertikal saja (tegak lurus),
hindari pengangkatan beban menyamping atau menarik beban di
tanah.
• Perhatikan batas sudut boom
• Gerakkan tuas kendali elevating dengan perlahan (slowly) bila
menjalankan dan menghentikan gerakan boom.
2 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gmb
Tuas pengunci drum winch Tuas kopeling
2 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Berikut ini adalah operasi swing dengan tuas, dari salah satu tipe wheel crane.
Tuas kendali swing
• Posisi tengah dari tuas kendali adalah posisi
sentral. Pada posisi ini boom berhenti (stop)
• Untuk melakukan swing boom ke kanan,
tarik tuas kendali
• Untuk melakukan swing boom ke kiri, dorong
tuas kendali
Swing beban
• Untuk melakukan swing ke kiri/kanan, gunakan tuas kendali swing
• Angkat beban sampai ketinggian secukupnya sebelum dilakukan
swing, untuk memastikan tidak terjadi penarikan beban di tanah
dengan boom
• Pastikan bahwa skakelar pemilih FRONT JACK dan skakelar pemilih
OUTRIGGER FULL/MID disetel sesuai dengan keadaan
kenyataannya (actual state) dari jack depan dan lebar outrigger.
2 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Swing brake
• Rem swing akan terpasang bila tuas rem swing yang terletak di
sebelah kanan operator di tarik
Untuk melepasnya, tekan dulu tombol di ujung tuas, baru dorong ke bawah.
Pengoperasian Jib
• Panjangkan outrigger secara penuh dan lakukan penyetelan outrigger.
• Bila melakukan pemasangan atau penyimpanan Jib, pastikan bahwa
tidak ada orang dan halangan di daerah swingnya.
• Untuk memasang dan menyimpan Jib pastikan untuk mengikuti
prosedur yang diberikan di manual
Perhatikan hal-hal berikut :
- Jangan menurunkan boom dengan block hook pembantu
berbenturan dengan kepala Jib.
- Jangan mengoperasikan Jib atau menjalankan crane dengan pena
penyimpan Jib tercabut.
2 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Skakelar OVERWIND
OFF ON
CUTOUT
2 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
•• Komponen
- Connecting pin
- Auxiliary wire rope
- Single top (auxiliary boom sheave)
- Over-winding cut out device
- Auxiliary hook block
•• Pengoperasian
Untuk mengoperasikan single top ini dipergunakan winch pembantu
(auxiliary winch) beserta perangkat lainnya (tuas-tuas kendali)
Untuk melakukan gerakan-gerakan auxiliary hoist ini (hoist-up, hoist down,
free fall) ikuti langkah-langkah sebagaimana dijelaskan didepan
(pengangkatan dan penurunan beban).
2 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2.3.1 Persiapan
Persiapan dalam hal ini adalah merupakan langkah-langkah yang harus
dilakukan sebelum melakukan travelling
(1) Lakukan pemeriksaan sebelum pengoperasian
(2) Lakukan penyetelan tempat duduk dan roda kemudi sehingga
anda/driver dapat dengan mudah menjalankan/mengoperasikan
semua tuas dan kendali lainnya, Pasang sabuk pengaman
(3) Lakukan pemeriksaan sebelum menghidupkan engine, dan hidupkan
engine
(4) Lakukan pemanasan engine dan pastikan bahwa semua tampilan
monitor adalah normal, demikian juga engine tidak menunjukkan
adanya kelainan
(5) Lakukan penyetelan crane untuk keperluan travelling
▪ Simpanlah blok kait pembantu (auxiliary hook block) pada
tempatnya
▪ Simpan dan kunci jib dan single top pada tempatnya
▪ Simpan blok kait utama di bagian depan frame
▪ Masukkan boom sepenuhnya dan tempatkan di bagian depan,
dengan sudut boom yang paling kecil
▪ Kunci struktur swing atas dengan rem swing dan pena pengunci
▪ Masukkan (retrack) semua outrigger. Kunci outrigger beam dengan
pena pengunci.
(6) Pastikan posisi tuas-tuas kendali dan skakelar-skakelar sebagai
berikut :
▪ Skakelar rem swing : ON
▪ Skakelar PTO : OFF
▪ Tuas gearshift : ON
▪ Tuas kunci swing : LOCK
2 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
(7) Pastikan bahwa tidak ada lampu peringatan atau lampu indicator yang
menyala, kecuali lampu peringatan rem (rem parkir masih terpasang) :
▪ Central alarm display : OFF
▪ Lampu PTO : OFF
▪ Lampu indicator kunci jib : OFF
▪ Lampu indicator fload lamp : OFF
▪ Lampu peringatan temperatur minyak hidrolik: OFF
▪ Lampu peringatan kecepatan PTO/travel : OFF
▪ Lampu indicator rear steering center : OFF
▪ Lampu indicator pemanas (glow) : OFF
▪ Lampu indicator lock up : OFF
▪ Lampu indicator low travel speed : OFF
▪ Lampu indicator exhaust brake : OFF
▪ Lampu indicator four wheel drive : OFF
▪ Lampu indicator suspension lock : OFF
▪ Lampu peringatan rem : ON
(8) Untuk jalan yang kasar atau licin, atau jalan tanpa aspal, atau jalan
lembek, pilih drive mode yang sesuai dengan kondisi jalan tanah
tersebut.
2 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
(2) Setel skakelar rem parkir ke OFF. Pastikan bahwa lampu peringatan
rem padam.
▪ Bila rem parkir di switch ke OFF sementara tekanan udara di
bawah tekanan kerjanya, maka alarm berbunyi untuk memberi
peringatan bahwa tekanan udara adalah rendah.
2.3.3 Travelling
▪ Persneling otomatis (Automatic gear shifting)
Tekan (injak) pedal percepatan (pedal gas) dengan tuas persneling
pada DRIVE maka otomatis akan merubah transmisi dari first (I) ke four
(IV) berdasarkan pada kecepatan jalan (ini adalah normal).
Bila skakelar pemilih drive mode ada pada LOW speed, maka
pemindahkan gigi secara otomatis tidak dapat terjadi.
2 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
▪ Persneling Manual
Gigi dapat dipindahkan secara manual sambil berjalan (travelling)
Pindahkan ke FIRST (I) untuk mulai menjalankan dan pindah ke
SECOND GEAR (gigi II), THIRD gear (gigi III) kemudian drive untuk
mempercepat laju kendaraan
Bila melalui jalan tanjakan, pilih gigi yang sesuai untuk menanjak.
Bila mempercepat laju kendaraan, percepat laju kendaraan sampai
kecepatannya mencapai daerah tingkat kecepatan yang lebih tinggi,
kemudian pindahkan gigi ke gigi yang lebih tinggi. Sebaliknya bila
mengurangi kecepatan, perlambat kendaraan sampai ke daerah tingkat
kecepatan yang lebih rendah, pindahkan gigi ke yang lebih rendah.
▪ Bila kecepatan laju kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan rem gas
buang (exhaust brake) geser ke bawah (switch) untuk mengaktifkan
pengereman engine yang lebih kuat.
Sebelum menggeser ke bawah, kurangi kecepatan dengan menginjak
rem kaki.
▪ Juga gunakan rem kaki untuk
mengurangi kecepatan.
Pastikan untuk memompa
(mengocok) rem kaki pelan-
pelan untuk memperlambat
kendaraan dengan lebih
efektif.
2 - 22
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2.3.5 Parkir
Memarkir crane untuk waktu yang lama menyebabkan bagian ban yang
bersinggungan/kontak dengan tanah menjadi rata (flatten). Hal ini bisa
menimbulkan getaran (bila crane melaju) sampai ban kembali ke
bentuknya yang asli.
Bila memarkir untuk waktu yang lama keluarkan outrigger dan biarkan
ban menggantung.
(1) Injak pedal rem servis untuk menghentikan kendaraan /crane
(2) Dengan pedal rem servis tetap diinjak, pindahkan persneling ke
NEUTRAL dan pasang rem parkir.
2 - 23
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Ketika melakukan travelling (jarak jauh) gunakan High speed two-wheel drive
mode, Four-wheel drive mode digunakan untuk jalan non aspal yang licin atau
mudah selip.
.
2.3.7 Steering Mode
Steering mode atau mode kemudi, berkaitan dengan roda-roda mana yang
dapat bergerak (berubah arah) atau yang berfungsi sebagai roda kemudi.
Ada tipe-tipe atau model-model Wheel Crane yang mempunyai mode-mode
kemudi :
(1) Two-wheel steering mode
(2) Four-wheel coordinated steering mode
(3) Crab steering mode.
Mode-mode tersebut membedakan roda-roda mana yang berfungsi sebagai
roda-roda kemudi, dan koordinasi roda-roda kemudi depan dan belakang. Hal
tersebut membuat perbedaan dalam besar-kecilnya radius putar (turning
radius) dan arah gerak unit.
Mode Two-wheel steering harus
dipergunakan dalam travelling,
sedangkan dua mode steering
lainnya hanya digunakan dalam
pengoperasian wheel crane
(manouver)
2 - 24
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2 - 25
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2 - 27
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
• Ketinggian maksimal
Pemindahan beban pada ketinggian maksimal (tanpa jib) didapat
pada kondisi boom paling panjang (fully extended) dan sudut elevasi
boom paling besar (sebatas beban masih dapat dijangkau/
dipindahkan).
2 - 28
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Kondisi tanah
Kapasitas angkat (rating capacities) pada on-rubber operation dinilai bila
crane ditempatkan pada tanah yang keras dan rata. Kondisi-kondisi tanah
harus selalu diperhitungkan dalam pengoperasian.
2 - 29
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Pada pemindahan beban tanpa outrigger ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dipatuhi :
➢ Jangan mengguanakan jib
➢ Jangan lakukan pengangkatan boom atau single top bila panjangnya
boom melebihi angka tertentu (untuk salah satu type crane adalah
24,4 m).
➢ Jangan operasikan crane kecuali tekanan ban sesuai dengan yang
ditentukan.
➢ Waspadalah, beban jangan sampai mengayun. Beban yang
mengayun banyak dapat menyebabkan crane terguling.
➢ Perhatikan benar tampilan momen pada AML selama operasi.
➢ Kapasitas angkat (rated lifting capacity) adalah pada kondisi crane
dioperasikan pada daerah yang keras dan level.
➢ Bila kondisi over loading terjadi maka operasi crane berhenti. Tetapi
inersianya membuat crane bergerak bolak-balik dari-ke atau kanan
kiri.
• Pindahkan beban sesuai dengan prosedur yang benar (hoist up, boom
telescoping, boom elevation, swing dan hoist down).
• Bila pemindahan beban melewati daerah kerja, dari daerah kerja
depan (over front) ke daerah kerja 3600 rotasi (3600 rotation), maka
pastikan berat beban adalah kurang dari kapasitas angkat (rated lifting
capacity) untuk daerah kerja 3600 rotation.
2 - 31
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
2 - 32
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
BAB III
TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN WHEEL CRANE
3.1. Umum
Berbeda dengan pengoperasian alat-alat berat pada umumnya dimana produksi dan
kualitas menjadi hal pokok yang harus dapat dicapai dengan baik, pada
pengoperasian wheel crane atau material handling, hal utama dan harus dapat
dicapai adalah keselamatan dari barang yang dipindahkan.
Untuk mencapai keselamatan termaksud teknik-teknik pelaksanaan menjadi penting
dan harus dikuasai oleh operator wheel crane.
Teknik aplikasi pengoperasian wheel crane merupakan salah satu bagian dari teknik
pelaksanaan yang diperhatikan termaksud.
Teknik aplikasi pengoperasian akan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan material handling diantaranya, persiapan operasi, mencoba gerakan-
gerakan operasi wheel crane, teknik pemindahan barang atau beban dan
sebagainya.
3-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
• Mode drive
Dengan mode drive ini ditentukan roda-roda yang menjadi roda
penggerak.
Untuk manouver bisa dipilih misalnya High-speed, two wheel drive, tetapi
untuk unit crane berjalan dengan beban (on-rubber creep operation)
maka harus dipilih mode L/4D (low speed four-wheel).
• Menjalankan unit maju
➢ Injak pedal rem service dan
tahan
➢ Setel skakelar (switch) rem
parker ke OFF. Lampu
peringatan rem harus mati.
3-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Dalam mencoba semua gerakan tersebut diatas agar selalu diamati untuk
memastikan bahwa gerakan berjalan sebagaimana mestinya.
Bila ada suatu kekeliruan, jangan diteruskan dengan pengoperasian, tetapi segera
laporkan kepada foreman atau atasan yang bertugas.
3-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3.4. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam pengoperasian wheel crane
3-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Jangan moncoba menarik keluar tiang yang tertanam kedalam tanah, juga
pohon atau barang lain yang terkubur di lumpur atau pasir.
Paling sedikit 3 ( tiga) belitan tali baja harus selalu tersisa pada drum
winch.
3-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Bagaimanapun bila alat pengaman rusak atau fungsi stop otomatis non
aktif karena suatu sebab, blok kait dapat memukul kepala/ujung boom.
3-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Untuk menangani beban macam itu pindahkan crane dekat beban, dan
angkat beban secara vertikal.
3-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Pada pemindahan beban dengan kondisi ini, tidak perlu ada perubahan
radius pengangkatan, tidak perlu ada perubahan panjang boom ataupun
sudut elevasi boom :
• Setel panjang boom dengan benar, sesuai dengan posisi beban
• Arahkan kait ketempat beban (posisi awal/sebelum pindah)
Untuk efisiensi, maka ketika dilakukan swing boom mengarah
ketempat beban, dapat dilakukan penurunan kait (hoist down),
sehingga ketika kait sampai di tempat beban kait sudah cukup dekat
dengan beban (cukup rendah)
• Posisikan kait tepat diatas titik angkat beban (titik berat beban),
dengan menyetel sudut elevasi boom, dan turunkan perlahan
sampai kait sudah dikaitkan pada sling angkat beban.
• Biarkan rigger memposisikan kait pada sling angkat beban
• Dengan mengikuti aba-aba dari signal-man, operasikan winch (hoist
up). Ketika sedang menggulung tali baja (hoist up) tersebut,
posisikan swing pada FREE (bebas swing) dengan menahan
skakelar FREE SWING sampai tali baja terlihat tegang dan beban
mulai terangkat dari tanah. Pada saat ini lepaskan kembali skakelar
FREE SWING. Proses ini adalah dengan tujuan agar kait benar-
benar tepat diatas titik berat beban, sehingga beban dapat diangkat
secara vertikal. Begitu beban terangkat dari tanah, berhentikan
winch (hoist up) untuk dilakukan pemeriksaan dari kemungkinan
terjadi overload, sling pengikat berubah/miring atau terjadi ayunan.
• Bila semua kondisi baik, barulah teruskan angkat beban (hoist up)
sampai ketinggian bebas dari rintangan untuk pemindahan.
Lakukan swing menuju tempat penurunan beban dengan halus,
tidak terjadi ayunan.
• Ditempat penurunan hentikan swing dengan halus, posisikan tepat
diatas tempat penurunan beban.
3 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4) Pemindahan beban dengan level sama tetapi radius berbeda (jauh besar)
Pada pemindahan beban dengan kondisi ini, perlu ada perubahan radius
pengangkatan, agar radius ditempat penurunan sesuai dengan posisi
yang ditentukan :
• Setel panjang boom dengan benar, sesuai dengan posisi beban
• Arahkan kait ketempat beban
Untuk efisiensi, maka ketika dilakukan swing boom mengarah
ketempat beban, dapat dilakukan penurunan kait (hoist down),
sehingga ketika kait sampai di tempat beban kait sudah cukup dekat
dengan beban (cukup rendah)
• Posisikan kait tepat diatas titik angkat beban (titik berat beban),
dengan menyetel sudut elevasi boom, dan turunkan perlahan
sampai kait sudah dikaitkan pada sling angkat beban.
• Biarkan rigger memposisikan kait pada sling angkat beban
• Dengan mengikuti aba-aba dari signal-man, operasikan winch (hoist
up). Ketika sedang menggulung tali baja (hoist up) tersebut,
posisikan swing pada FREE (bebas swing) dengan menahan
skakelar FREE SWING sampai tali baja terlihat tegang dan beban
mulai terangkat dari tanah. Pada saat ini lepaskan kembali skakelar
FREE SWING. Proses ini adalah dengan tujuan agar kait benar-
benar tepat diatas titik berat beban, sehingga beban dapat diangkat
secara vertikal. Begitu beban terangkat dari tanah, berhentikan
winch (hoist up) untuk dilakukan pemeriksaan dari kemungkinan
terjadi overload, sling pengikat berubah/miring atau terjadi ayunan.
3 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
• Bila semua kondisi baik, barulah teruskan angkat beban (hoist up)
sampai ketinggian bebas dari rintangan untuk pemindahan.
Lakukan swing menuju tempat penurunan beban dengan halus,
tidak terjadi ayunan.
• Ditempat penurunan hentikan swing dengan halus, posisikan tepat
diatas tempat penurunan beban, dengan merubah sudut elevasi
boom (memperkecil). Ketika dilakukan penurunan boom akan terjadi
penarikan beban keatas oleh tali baja, oleh karena itu harus
diimbangi dengan mengulur tali baja (mengoperasikan winch, hoist
down) sesuai dengan turunnya boom, sehinggan jarak beban
dengan overwind cutout device relatif tetap.
• Turunkan dan letakkan beban ditempat yang ditentukan (posisi
pindah) dengan halus tanpa hentakan atau bumping.
3 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Langkah :
(1) Masukkan boom sepenuhnya (fully retract), dan level.
(2) Tempatkan boom pada daerah kerja depan (overfront).
(3) Posisikan unit pada tempat/tanah keras dan rata (level).
(4) Posisikan tuas persneling (gearshift) pada N.
(5) Pasang rem parkir.
(6) Kuncilah suspensi dan turunkan frame sepenuhnya.
3 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Langkah :
(1) Masukkan boom sepenuhnya (fully retract), dan level.
(2) Tempatkan boom pada daerah kerja depan (overfront).
(3) Posisikan unit pada tempat/tanah keras dan rata (level).
(4) Posisikan tuas persneling (gearshift) pada N.
(5) Pasang rem parkir.
(6) Kuncilah suspensi dan turunkan frame sepenuhnya.
(7) Dengan kunci register, setel (register) : on-rubber creep operation
pada AML, juga status pengangkatan boom (boom lift atau single
top), sesuai dengan keadaan senyatanya.
3 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
3 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
BAB IV
TALI BAJA DAN SLING
4.1. Umum
Pada pengoperasian mesin pengangkat, termasuk wheel crane, salah satu komponen
utama yang menentukan berfungsinya sistem pemindahan material (mengangkat dan
memindahkan) adalah tali baja (steel wire rope) dan sling (pengikat/penggantung
material yang akan di pindahkan).
Sebenarnya dari pabrik pembuat wheel crane ini telah menyiapkan tali baja yang akan
dipakai pada unit/alat tersebut dan pemasangannya dilakukan oleh tim mekanik yang
merakit kembali sampai unit/alat dapat beroperasi. Dari pihak proyek (pemilik alat)
biasanya telah menyediakan persediaan tali baja yang kualitasnya sama dengan
direkomendasikan oleh pabrik pembuat alat tersebut.
Namun sebagai seorang operator yang setiap hari melakukan pemeliharaan dan
mengoperasikan wheel crane, masih memerlukan pengetahuan tambahan menganai
tali baja dan sling ini, terutama berkaitan dengan pengoperasian wheel crane yang
benar dan aman. Dengan pengetahuan tentang tali baja dan sling ini operator akan
lebih perduli terhadap komponen tersebut sehingga dapat mendeteksi kerusakan lebih
dini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau kecelakaan akibat putusdnya tali
baja atau sling pada saat beroperasi.
4-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 4.1.
Konstruksi Tali Baja
b. Warrington
Satu layer serat baja bagian luar dengan
diameter yang besar dan yang kecil dipilin
menutup layer serat baja yang didalam yang
mempunyai diameter serat yang sama.
c. Konstruksi filler
Layer luar serat baja ditunjang dengan serat
baja kecil. Jumlah serat baja yang kecil adalah
setengah dari jumlah serat baja luar dan sama
dengan serat baja pada layer dalam.
4-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
d. Ordinary
Semua serat baja mempunyai diameter yang
sama luas dan layer dalam dari strand.
Kedua jenis tali baja tersebut cenderung berputar pada saat mengangkat
beban.
4-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 4.13. Serat baja (wire) dan filler Gambar 4.14. Kisar (lay) tali baja
Ordinary Ordinary
2) Diameter tali baja mengecil, maksimal yang diperbolehkan adalah
tidak lebih 7% dari nominal kawat baja.
Baik Rusak
3) Tali baja kusut (tali baja yang dipakai pada posisi terputus seperti
gambar 1), dan tidak kembali pada posisi semula/kusut tapi menjadi
rusak/cacat. Seperti gambar 2), 3) dan 4).
4) Perubahan bentuk yang jelek atau kerusakan dari tali baja yaitu tali
baja mengikuti salah satu strand yang rusak atau pilinan strandnya
terlepas atau inti (core)nya terbakar.
Tali baja yang rusak dimana terjadi korosi dibagian dalam dari tali
baja.
4-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4-7
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
-- Beban yang diijinkan 3.900 kgf (38.2 KN) 3.900 kgf (38.2 KN)
-- Panjang 170 m 98 m
4.3. Slinging
Sling adalah tali (tali baja, rantai, tali serat) yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
mempermudah atau membantu pengikatan atau pengangkatan beban (barang).
Pada kegiatan pengangkatan./pemindahan barang/material sling kadang-kadang
menerima pembebanan yang tidak normal seperti beban yang berlebih, abrasi,
perlakuan yang cenderung merusak atau menjadi kusut dan beban-beban kejut.
4-8
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Beban berlebih biasanya terjadi bila sudut ikatan tidak tepat dan sampai pada batas
kekuatan tali.
Faktor keamanan untuk sling ini bervariasi, misalnya pada pekerjaan ringan 5:1 sampai
pekerjaan berat seperti 8:1.
Pedoman yang dipakai adalah 6:1 yaitu safety faktor berdasar rekomendasi dari
OCHS/ OHSA-(Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Internasional).
4-9
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Grommet sling
Double basket sling
4 - 10
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4 - 11
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
lbs dan pada sudut 50 dibebani dengan 11.473 lbs, atau hampir 6 kali
berat beban.
Bila seorang rigger kurang memahami peningkatan beban karena
pengaruh sudut angkat, akan mempengaruhi kepada kekuatan sling
terutama bila ada beban kejut yang dapat membahayakan keamanan.
(walaupun pada sling ini faktor keamanannya cukup besar, misalnya
5:1)
4 - 12
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4.4. Rigging
Rigging adalah teknik pengikatan barang yang akan diangkat, pengikatan yang baik,
benar dan aman harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja baik
ringan maupun kecelakaan yang berat.
4 - 13
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
4 - 14
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Salah Benar
Salah Benar
4 - 15
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Salah Benar
Salah Benar
Salah Benar
4 - 16
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
1. Sling Rope
2. Blocks Dan Hook
3. Sakle
4. Turn Buckles
4 - 17
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
5. Eye Bolt
6. Lifting Beam
Jenis Benda
Kelompok
Padat Cair Gas
Tangki atau
Karton, palet, karung, Drum, tangki, botol,
Dikemas tabung silinder
krat dan lain-lain can dan lain-lain
dan lain-lain
Batu bara, semen, Minyak mentah, Oxigen, LPG,
Curah pasir, bahan kimia solar, minyak tanah nitrogen, freon
dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain
4 - 18
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Suatu petunjuk tentang sifat benda atau material khususnya yang dapat
membahayakan manusia, lingkungan hidup dan benda lain dengan tujuan
agar kecelakaan dan kerusakan dapat dihindari.
b. Kelompok simbol
4 - 19
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Beracun Berbahaya
Berbahaya untuk
pernafasan atau otak
langsung
Untuk berhati-hati
membuang sampah
berbahaya
Mudah meledak, baik Mudah Terbakar
gerakan atau kegiatan
dapat menyebabakan
ledakan
4 - 20
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 4.30
Simbol barang/ Material yang Berbahaya
4 - 21
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
BAB V
RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DAN BAHASA ISYARAT
5.1. Umum
Medan operasi wheel crane, selain harus berada di lokasi kerja dengan tugas
utama mengangkat dan memindahkan barang/material, juga harus melalui
jalan umum yang diperlukan sewaktu memindah alat (wheel crane) dari pool
ke lokasi kerja.
Selama melakukan tugasnya operator dituntut untuk menguasai rambu-rambu
operasional, yaitu bila berada dijalan umum harus mengetahui rambu-rambu
dan peraturan lalu lintas dan bila berada di lokasi kerja harus menguasai
rambu-rambu operasional dan bahasa isyarat, sehingga selama perjalanan
dan selama mengoperasikan wheel crane dalam kondisi aman.
5-1
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 5.1.
Rambu-rambu Lalu Lintas
5-2
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Komunikasi yang tidak lancar antara operator dan pemberi aba-aba, akan
menyebabkan kondisi yang membahayakan baik untuk keselamatan alat, lingkungan
dan juga operator sendiri. Kesalahan komunikasi bisa menyebabkan kecelakaan
misalnya :
• Mengangkat beban yang ternyata ikatannya belum benar
• Menurunkan beban yang sebenarnya belum diperintahkan dan sebagainya.
Untuk keperluan komunikasi antara operator dengan signal man (pemberi aba-aba)
diciptakan bahasa isyarat yang harus dimengerti oleh operator dan pemberi aba-aba,
karena bahasa isyarat adalah gerakan-gerakan anggota badan dari pemberi aba-
aba, maka syarat utama yang diperlukan agar komunikasi berjalan lancar adalah
kesehatan pengelihatan (mata) dari operator. Contoh Bahasa isyarat terlihat pada
gambar berikut :
5-3
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 5.2.a
Bahasa Isyarat
5-4
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 5.2.b
Bahasa Isyarat (lanjutan)
5-5
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
Gambar 5.2.c
Bahasa Isyarat (lanjutan)
5-6
Pelatihan Operator Wheel Crane Pengoperasian Wheel Crane
5-7
RANGKUMAN
3. Pada teknik aplikasi pengoperasian yang dimulai dengan persiapan operasi yang
meliputi mencoba gerakan operasi, dengan maneuver untuk menempatkan
wheel crane pada posisi operasi, juga operator harus memahami dalam
mengoperasikan wheel crane dengan mode pengoperasian tanpa menggunakan
out rigger (on rubber operation) dalam berbagai kondisi pemindahan
material/barang.
4. Pengetahuan mengenai tali baja dan sling merupakan pengetahuan yang harus
dipahami operator wheel crane, mengingat komponen ini merupakan komponen
penunjang pengangkatan utama. Disisi lain operator wheel crane perlu
memahami symbol dan beberapa material berbahaya yang harus dihadapinya.
5. Daerah kerja wheel crane bervariasi, mulai jalan umum yang harus dilaluinya,
operator harus mengoperasikan wheel crane pada lokasi kerja yang memerlukan
bantuan orang lain (signal man), sehingga untuk itu operator harus memahami
tentang rambu-rambu lalu lintas dan bahasa isyarat.
DAFTAR PUSTAKA
RANGKUMAN
3. Pada teknik aplikasi pengoperasian yang dimulai dengan persiapan operasi yang
meliputi mencoba gerakan operasi, dengan maneuver untuk menempatkan wheel
crane pada posisi operasi, juga operator harus memahami dalam mengoperasikan
wheel crane dengan mode pengoperasian tanpa menggunakan out rigger (on rubber
operation) dalam berbagai kondisi pemindahan material/barang.
4. Pengetahuan mengenai tali baja dan sling merupakan pengetahuan yang harus
dipahami operator wheel crane, mengingat komponen ini merupakan komponen
penunjang pengangkatan utama. Disisi lain operator wheel crane perlu memahami
symbol dan beberapa material berbahaya yang harus dihadapinya.
5. Daerah kerja wheel crane bervariasi, mulai jalan umum yang harus dilaluinya,
operator harus mengoperasikan wheel crane pada lokasi kerja yang memerlukan
bantuan orang lain (signal man), sehingga untuk itu operator harus memahami
tentang rambu-rambu lalu lintas dan bahasa isyarat.