Anda di halaman 1dari 4

1.

TATALAKSANA
Berdasarkan guideline PERHATI-KL, 2007 stadium 1 (menurut Mackay and Lund)
dapat diterapi dengan medikamentosa (polipektomi medikamentosa), untuk stadium 2
dapat diterapi medikamentosa atau operasi dan stadium 3 dianjurkan untuk dioperasi.

Stadium polip nasi menurut Mackay and Lund, 1995

Untuk polip edematosa, dapat diberikan pengobatan kortikosteroid :


1. Oral, misalnya prednison 50 mg/hari atau deksametason selama 10 hari,
kemudian dosis diturunkan perlahan – lahan (tappering off).
2. Suntikan intrapolip, misalnya triamsinolon asetonid atau prednisolon 0,5 cc, tiap
5 – 7 hari sekali, sampai polipnya hilang.
3. Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, merupakan obat untuk
rinitis alergi, sering digunakan bersama atau sebagai lanjutan pengobatn
kortikosteroid per oral. Efek sistemik obat ini sangat kecil, sehingga lebih aman.
Untuk polip yang ukurannya sudah besar dilakukan ektraksi polip (polipektomi)
dengan menggunakan senar polip. Selain itu bila terdapat sinusitis, perlu dilakukan
drenase sinus. Oleh karena itu sebelum operasi polipektomi perlu dibuat foto sinus
paranasal untuk melihat adanya sinusitis yang menyertai polip ini atau tidak. Selain
itu, pada pasien polip dengan keluhan sakit kepala, nyeri di daerah sinus dan adanya
perdarahan pembuatan foto sinus paranasal tidak boleh dilupakan.
Prosedur polipektomi dapat mudah dilakukan dengan senar polip setelah
pemberian dekongestan dan anestesi lokal.
Pada kasus polip yang berulang – ulang, perlu dilakukan operasi etmoidektomi
oleh karena umumnya polip berasal dari sinus etmoid. Etmoidektomi ada dua cara,
yakni :
1. Intranasal
2. Ekstranasal

Tujuan Penatalaksanaan Polip Hidung.


1. Eliminasi polip hidung atau mengurangi ukuran polip sebesar mungkin.
2. Membuka kembali jalan nafas melalui hidung.
3. Meredakan gejala.
4. Penciuman kembali normal.
5. Mencegah kekambuhan polip hidung.
6. Mencegah komplikasi
Alur terapi polip nasi
2. PROGNOSIS
Umumnya setelah penatalaksanaan yang dipilih prognosis polip hidung ini baik
(dubia et bonam) dan gejala-gejala nasal dapat teratasi. Akan tetapi kekambuhan pasca
operasi atau pasca pemberian kortikosteroid masih sering terjadi. Untuk itu follow-up
pasca operatif merupakan pencegahan dini yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kemungkinan terjadinya sinekia dan obstruksi ostia pasca operasi, bagaimana patensi
jalan nafas setelah tindakan serta keadaan sinus, pencegahan inflamasi persisten,
infeksi, dan pertumbuhan polip kembali, serta stimulasi pertumbuhan mukosa normal.
Untuk itu sangat penting dilakukan pemeriksaan endoskopi post operatif.
Penatalaksanaan lanjutan dengan intra nasal kortikosteroid diduga dapat mengurangi
angka kekambuhan polip hidung.

3. PENCEGAHAN
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena itu pencegahannya juga perlu
ditujukan kepada penyebabnya, misalnya alergi. Terapi yang paling ideal pada rinitis
alergi adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab dan eliminasi.
Secara medikamentosa, dapat diberikan antihistamin dengan atau tanpa dekongestan
yang berbentuk tetes hidung yang bisa mengandung kortikosteroid atau tidak untuk
mencegah kekambuhan polip.

Anda mungkin juga menyukai