Anda di halaman 1dari 7

RISIKO PASAR

Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan organisasi.
Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai teknik pengukuran risiko pasar dengan
menggunakan deviasi standar, diikuti dengan teknik VAR diteruskan dengan teknik stress-
testing.

DEVIASI STANDAR
 Jika kita membicarakan distribusi normal, maka kita hanya memerlukan dua
parameter yaitu nilai rata - rata ( atau disebut juga sebagai nilai yang diharapkan ) dan
deviasi standarnya.
 Konsep deviasi standar, distribusi normal, nilai rata - rata menjadi landasan bagi
perhitungan Value At Risk.
 Kurva normal

 = deviasi
Standar

 Deviasi standar dipakai untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata - rata.
Semakin besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan. Penyimpangan dipakai
nilai rata-rata
sebagai indikator risiko. Semakin besar penyimpangan, semakin besar risiko.
 Perhitungan deviasi standar
E(R) = Ri / N
R t
= (Ri – E(R))2 / (N - 1)
R = ( R2 )1/2
Tabel 9.1 Tingkat keuntungan historis
Bulan Aset A (%) Aset B (%)
(1) (2) (3) R
1 3 2 0,714025 4,6225
2 2 4 3,404025 0,0225
3 4,5 5 0,429025 0,7225
4 3 4 0,714025 0,0225
5 4 1,5 0,024025 7,0225
6 5,2 4 1,836025 0,0225
7 3,5 8 0,119025 14,8225
8 4,25 5 0,164025 0,7225
9 4 3 0,024025 1,3225
10 5 5 1,334025 0,7225
Rata –rata 3,845 4,15
Jumlah 8,76225 30,025

1
Varians = 0,973583 3,336111
Jumlah (N-
1)

VAR ( VALUE AT RISK )


 Misal jika besok adalah hari yang jelek, berapa besar ( nilai rupiah ) dan berapa besar
kemungkinan ( probabilitas ) kerugian yang bisa dialami perusahaan besok ( atau
beberapa hari mendatang ), jawabannya besok ada kemungkinan sebesar 5% bahwa
kerugian perusahaan ( karena pergerakan harga pasar yang tidak menguntungkan )
sebesar Rp 10 juta atau lebih. Dalam hal ini VAR menjawab pertanyaan tersebut
dengan memberikan nilai uang dari kerugian tersebut ( Rp 10 juta ), dan besar
kemungkinannya ( 5% )
 Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis, metode analitis dan
simulasi Monte-Carlo.

1. VAR Metode Historis ( Back Simulation )



Return dapat dihitung dengan cara

Return = {[P(t+1) – Pt)] / Pt}*100%

Dimana Pt = return pada hari t


Pt+1 = return pada hari t+1

Metode historis mempunyai kelebihan yaitu tidak mengamsumsikan distribusi tertentu
dan sederhana. Namun ada juga kelemahannya seperti asumsi bahwa data masa lalu
bisa digunakan untuk memperediksi masa datang.

VAR portofolio = [ VAR X2 + VAR Y2 + 2 x PXY X VARX VARY] 1/2
VAR x = VAR (value at risk saham X)
VARy = VAR (value at risk saham Y)
Pxy = korelasi return saham X dengan saham Y
2. VAR Metode Modeling ( Analytical )
 Metode analitis biasanya mengasumsikan distribusi tertentu yang mendasari return
atau harga. Biasanya distribusi normal ( yang berbentuk bel ) yang diasumsikan
mendasari pergerakan harga. Kemudian dapat dihtung nilai yang diharapkan ( misal
rata – rata ) dan penyimpangan dari nilai yang diharapkan. VAR dapat dihitung
dengan parameter yang dideduksi ( diambil ) dari distribusi ( nilai yang diharapkan
dan penyimpangan )
Tabel data perhitungan VAR untuk Portofolio
A B

2
Return yang diharapkan 12% 10,5%
Standar deviasi 15% 18%
Nilai investasi Rp 20 M Rp 12 M
95% value at risk Rp 2,55 M Rp 2,3 M
Korelasi A dengan B 0,55

Nilai portofolio diatas adalah Rp 32 M. Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk


portofolio adalah rata – rata tertimbang dari return asset individualnya.
Return portofolio = Xa E(Ra) + Xb E(Rb)
= (20/32) x 12 + (12/32) X 10,5 = 11,44 %
Deviasi Standar Portofolio:
p = XA22 + XB2B2 + 2 XAXB Tab a b] ½
p = deviasi standar poryofolio
ab devaluasi standarmaset A dan B
Tab = korelasi antar return aset A dan aset B

3. VAR dengan simulasi Monte Carlo


 Metode simulasi akan terbentuk distribusi tertentu, kemudian melalui distribusi
tersebut VAR dapat dihitung yang memerlukan sumber daya computer yang lebih
besar disbanding kedua etode sebelumnya.
Tingkat Keuntungan dengan Probabilitasnya
Tingkat keuntungan (%) Probabilitas Probabilitas Kumulatif

1 -0,5 0,05 0-4


2 -0,25 0,05 5-9
3 0 0,1 10-19
4 0,1 0,1 20-29
5 0,5 0,25 30-54
6 1 0,15 54-69
7 1,2 0,1 70-79
8 1,25 0,1 80-89
9 2,25 0,05 90-94
10 3 0,05 95-99

Jumlah 1

Tingkat keuntungan bisa dilihat pada kolom 2, sementara probabilitas bisa dilihat pada
kolom 3. Probabilitas komulatif merupakan kumulasi angka probabilitas yang akan
diperlukan untuk menjalankan simulasi. Sebagai contoh, untuk tingkat keuntungan -0,5
karena ada 5% probabilitas terjadi, maka probabilitas kumulatif yang dipasangkan adalah
angka 0,1,2,3 dan 4 (ada lima angka ). Total probabilitas komulatif adalah 100 angka

3
(dari 0 sampai dengan 99), yang mencerminkan total probabilitas yang berjumlah 100
(atau 5 angka seperti terlihat diatas).

Tabel sampel simulasi Monte – Carlo


Angka Random Tingkat Keuntungan Yang Berkaitan
1 31 0,5
2 29 0,1
3 11 0
4 65 1
5 54 1
6 6 -0,25
7 45 0,5
8 26 0,1
9 50 0,5
10 33 0,5

Run pertama memunculkan angka random 31. Angka 31 tersebut berkaitan dengan
tingkat keuntungan 0,5 (probabilitas komulatifnya 30-54). Proses tersebut bisa diulang-
ulang sampe 100 kali, 500 kali , atau 1.000 kali. Setelah proses tersebut diulang – ulang,
kita akan memperoleh distribusinya. Sebagai contoh, tabel dan bagan berikut ini
menyajikan distribusi yang dihasilkan melalui 100 kali run.

Tabel Distribusi Frekuensi hasil simulasi


Tingkat Keuntungan Frekuensi
-0,5 3
-0,25 5
0 10
0,1 7
0,5 25
1 18
1,2 6
1,25 12
2,25 3
3 11

Jumlah 100

Distribusi diatas belum sepenuhnya normal. Jika kita melakukan run lebih banyak lagi
(misal 1.000 kali), maka sesuai dengan Central Limit Theorem. Distribusinya akan
mendekati atau menjadi distribusi normal. Setelah kita mengetahui distribusinya, kita

4
bisa menghitung VAR dengan menggunakan deviasi standar dan nilai rata – ratanya.
Untuk distribusi di atas, nilai rata – rata dan deviasi standarnya adalah :

Rata – rata tingkat keuntungan = 0,904%


Deviasi standar = 0,927%

95% VAR- harian bisa dihitung seperti berikut ini :


VAR 95% - harian = 0,904 – 1,65 (0,927) = - 0,627
Misalkan kita mempunyai portofolio senilai Rp 1 M , maka VAR – 95% harian adalah –
0,627% x Rp 1 M = - Rp 6,27 juta.
4. Pemodelan VAR
 Hubungan antara perubahan tingkat bunga dengan nilai obligasi
dP/P = -D {dR/(1+R)}
Dimana dP = Perubahan harga
P = Harga obligasi
D = Durasi obligasi
dR = Perubahan tingkat bunga
R = tingkat bunga

5. VAR untuk periode yang lebih panjang


 Misal untuk melikuidasi posisi portofolio, waktu satu hari tidak cukup. Memerlukan
waktu, misal 5 hari. Padahal kita menghitung VAR dengan menggunakan periode
harian. Dalam situasi demikian VAR harian harus dikonversi menjadi VAR 5 hari.

Dengan menggunakan rumus

VAR(n) = VAR(harian) x

STRESS-TESTING
 VAR menjawab beberapa besar kerugian yang bisa dialami dan berapa besar
kemungkinan, tetapi VAR tidak bisa mendektesi peristiwa ekstrim karena probabilitas
sangat kecil
 Misalkan jika peristiwa ekstrim terjadi, bagaimana pengaruh dengan organisasi atau
portopolio ? sebagai contoh Rusia default, bagaimana efeknya terhadap portopolia ?
untuk melakukan stress-testing, manajer memilih parameter kemudian melihat
( mengukur dan mensimulasikan ) bagaimana pengaruh perubahan parameter tersebut.
Parameter tersebut dapat bervariasi mulai dari kenaikan tingkat bunga ( misal naik
30% dalam satu hari ), penurunan harga saham yang ekstrim ( misal 20 dalam satu
5
hari ), Negara tertentu default ( tidak bisa membayar hutangnya ), kejadian alam
tertentu ( misal tsunami )
 Secara spesifik, langkah – langkah stress-testing :
1. Mengidentifikasi dan memilih parameter yang diperkirakan akan berubah
2. Menentukan seberapa besar parameter tersebut akan dirubah ( Di-stress )
3. Melihat pengaruh stress-testing tersebut terhadap nilai portopolio
4. Melihat asumsi yang digunakan, merubah asumsi tersebut jika diperlukan ( misal
dalam situasi krisis, asumsi yang biasa berlaku barangkali tidak jalan lagi )

Tabel contoh hasil Stress – Testing


Stress Test , 1 November 1997 Pengaruh terhadap $ 1 juta
Negara Parameter Perubahan Kenaikan Penurunan
Australia Pergeseran yield yang pararel 100% -0,209 1,129
Yield curve semakin menajam -0,009 0,057
Fruktuasi tingkat bunga meningkat 20% 0,703 -0,809
Mata uang depresiasi 20% 0,824 -0,727
Indeks saham berubah 10% 0,000 0,000
Fluktuasi indeks saham meningkat 20% 0,000 0,000

Tabel diatas menunjukkan efek perubahan beberapa parameter terhadap porofolio senilai $ 1
juta. Sebagai contoh, jika yield atau tingkat bunga meningkat 1%, maka portofolio
mengalami kerugian sebesar - $0,209 juta. Jika tingkat bunga turun 1% , maka portofolio
menghasilkan keuntungan sebesar $1,129 juta.

BACK TESTING
 Back testing adalah istilah untuk proses pengecekan apakah model yang digunakan
sudah sesuai dengan realita yang ada.

Kesimpulan :
Risiko pasar adalah risiko terjadinya penurunan harga pasar sehingga kita akan mengalami
kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi standar yang praktis dan
merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR merupakan teknik
pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Ada beberapa cara untuk menghitung VAR
6
data historis, analitik, dan simulasi. VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat
kondisi ekstrim. Street-test bisa digunakan untuk melihat pengaruh situasi ekstrim terhadap
portofolio kita.

Anda mungkin juga menyukai