Anda di halaman 1dari 20

3.

3 Reparasi poros

Langkah-langkah pelepasan poros Baling-baling adalah sebagai berikut:


a. Pelepasan sambungan poros Baling-baling dengan flens kopling yang terdapat
pada gear box dikamar mesin. Dilakukan dengan melepas baut-baut flens, mur
dan pasak (key) penghubung.poros baling terdiri dari dua bagian yaitu
intermediette shaft ( poros antara ) dan tail shaft (shaft yang terdapat propeller)

Gambar 3.9 pelepasan sambungan poros propeller

b. Setelah kopling antara intermediette shaft dan tail shaft dilepas kemudian dari
sisi luar bagian buritan kapal dipasang rantai penggerek (chain hoist ) untuk
mempermudah mengeluarkan shaft .chain hoist ini bias digunakan untuk
mengatur posisi supaya mempermudah pengeluaran dan ada juga untuk menarik
poros.Memasang chain hoist/lifting tackle sesuai jumlah yang diperlukan
tergantung dari berat poros, pada saat pengamatan digunakan beberapa hoist
dimana rantai bajanya dililitkan pada poros. Kemudian poros propeller ditarik
keluar dan juga dan ada yang bisa didorong kebelakang, poros dikeluarkan
dengan mengatur kekencangan kawat yang dihubungkan ke chain hoist.
Gambar 3.10 pemasangan chain hoist/lifting tackle

c. Setelah poros keluar dari lubungnya, poros beserta propeller diturunkan lalu
diangkat dengan work lift dan dibawa stand rangkah (bengkel mesin ) untuk
pelepasan baling-baling yang juga akan direparasi karena mengalami keausan
akibat kavitasi.proses pelepasan propeller yaitu dengan membuka baut baut
flens,mur,dan pasak (key).

Gambar 3.11 poros yang telah dibawa ke bengkel mesin

d. Setelah propeller tersebut dilepas maka poros propeller di bawa kebengkel-


bengkel bubut untuk mengecek kelurusannya.
e.Pengecekan kelurusan poros propeller dilakukan diatas mesin bubut,adanya
pengecekan ini dikarenakan terjadinya deformasi maupun keausan poros
propeller .Selanjutnya pengecekan terhadap kelurusan poros propeller ditentukan
beberapa titik atau daerah yang akan diukur dengan menggunakan alat Dial
Gauge. Dari hasil pengukuran tersebut dapat juga dilihat hasil pengukuran
diameter dari tiap-tiap posisi pengukuran sehinggah dapat dilihat pada posisi
mana poros tersebut mengalami keausan. Dari hasil pengecekan poros tersebut
dinyatakan mengalami keausan yang bagiannya bergesekan langsung dengan.

Gambar 3.12 pengecekan kelurusan(keausan) poros dengan Dial


gauge/indicator

f.jika pada poros terdapat keausan maka harus ada reparasi pada poros yang aus
Poros propeller yang telah diukur diameternya dan telah terlihat ada daerah yang
aus maka daerah tersebut harus dibubut. Pembubutan dilakukan sampai pada
batas diameter terkecil (batas pengurangan maksimum 1% diameter semula) pada
daerah yang aus tersebut.
Gambar 3.13 poros yang sedang dibubut

Setelah dilakukan proses repairing selanjutnya poros akan dilakukan proses


pengecekan keretakan dengan metode MPI (magnetic particle inspection ) Proses
ini dilakukan untuk memastikan surface area pada pengelasan tidak ada
retak/crack. Selain pada pengelasan, proses in juga dapat dilakukan pada
material-material tertentu yang rentan akan tekanan dan retakan. cara kerja :
Sebelum melakukan test biasanya alat yang digunakan ( magnet ) di test dulu
kelayakannya. Apabila masih layak maka test akan dilakukan. Pertama yaitu
poros yang akan dilakukan test MPI harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran yang melekat pada platnya. Kemudian di-ikuti dengan
penyemprotan magnaflux WCP ( suatu cairan yang digunakann untuk
membersihkan plat dan supaya lebih contrast ). Setelah itu, disemprotkan
prepared bath ( suatu cairan yang didalamnya terdapat serbuk besi). Setelah
proses ini, maka selanjutnya magnet baru diletakkan diatas plat. Terjadi cacat jika
terdapat bagiannya terdapat besi yang menumpuk.

Gambar 3.14 pngecekan crack dengan metode MPI


Gambar 3.14 poros yang telah di repair

Reparasi propeller

Reparasi daun propeller yang aus Untuk memperbaiki daun baling-baling yang
mengalami keausan dapat dilaksanakan dengan cara pengelasan. Sebelum
dilakukan pengelasan propeller tersebut harus digerinda terlebih dahulu untuk
menghilangkan bercak-bercak kavitasi yang terdapat pada ujung daun baling-
baling. Setelah permukaan pada ujung daun propeller tersebut sudah halus
selanjutnya dilakukan pemanasan hingga mencapai 7000c pada permukaan daun
baling-baling tersebut untuk mendapatkan panas yang homogen dengan elektroda
khusus yang digunakan untuk memberi material tambahan yang sesuai dengan
daun baling-baling yang telah digerinda(penambalan ). Setelah dilakukan
penambalan terhadap daun baling-baling tersebut maka dalam keadaan dingin
baling-baling tersebut digerinda sampai ketebalan dan modelnya sama dengan
baling-baling yang lain.

2. Balancing Propeller
Setelah penggerindaan, dilakukan uji balansir terhadap baling-baling tersebut
untuk menjaga keseimbangan masing-masing propeller (baling-baling) dan
menghindari getaran (vibration) yang tidak seimbang.karena jika tidak terjadi
keseimbangan maka akan berdampak pada efficiency kerja propeller dan
getaran karena baling-baling (propeller) yang tidak balance menyebabkan gaya
momen atau gaya inersia sehingga menimbulkan getaran dalam pemakaiannya.
Adapun cara pengetesan keseimbangan baling-baling adalah sebagai berikut :

a. Baling-baling ditempatkan pada alat pengetes keseimbangan sehingga baling-


baling dapat diputar. Pada alat ini dilengkapi dengan bearing yang berupa
bantalan gelinding untuk memudahkan perputaran terhadap baling-baling uji.

b. Sebelum baling-baling dites terlebih dahulu diberi nomor untuk tiap daun
baling-baling.jika blade (daunya) berjumlah 4 maka penomoranya 1-4,hal ini
untuk mempermudah pengamatan.

c. Setelah itu propeller ditimbang beratnya kiri kanan dengan formasi daun 1
dan 3 ditimbang terlebih dahulu dengan sudut kemiringan 90 derajat , kemudian
daun 4 dan 2.

d. Untuk daun no 3 dan 4 daun baling-baling ditimbang beratnya dengan sudut


kemiringan 45 derajat , perlakuan ini dapat dilaksanakan untuk daun no 4-1, 1-2
dan 2-3. (semakin banyak sudut yang dipakai maka hasil akan semakin bagus.

e. Jika pada saat penimbangan tidak balance ( propeller yang telah ditempatkan
dengan diam mengalami pergeseran kedudukan) maka daun baling-baling
tersebut digerinda atau ditambahkan material sejenis selanjutnya dilakukan
penggerindaan pada daerah tersebut kemudian dilakukan pengetesan ulang
f.setelah propeller balance pada saat pengujian selanjutnya akan dilakukan
pengetesan crack pada propeller yaitu dengan metode Penetrant Test ( PT ) yaitu
khusus Untuk material yang tidak berinteraksi dengan magnet, dan untuk daerah
yang sulit dijangkau oleh magnet, maka uji yang dilakukan adalah Penetrant Test
(PT).

g. cara kerja PT( penetrant test) untuk propeller Hampir sama dengan MPI,
pertama yaitu blade propeller yang akan di penetran harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat pada plat. Kemudian di-ikuti dengan
penyemprotan FR-Q ( suatu cairan yang digunakan membersihkan plat ). Setelah
plat telah selesai dibersihkan, kemudian penyemprotan FP-S ( penetran, cairan
ini berwarna merah ), tunggu sampai 5-10 menit agar cairan tersebut agak
mengering. Setelah mengering di cleaner lagi, kemudian di-ikuti dengan
penyemprotan FD-S ( suatu cairan yang didalamnya terdapat serbuk
putih/powder ), tunggu sampai 5-10 menit. Finally kita dapat mengecek plat
tersebut ada cacat/tidak, dengan melihat ada warna merah pada plat. Cacat yang
terjadi misalnya adanya undercute, porosity, dll.

Pemasangan keyless propeller

perbedaan antara keyless propeller dan propeller konvensional ialah terletak pada
ada tidaknya pasak. jadi pelepasan pemasangan propeller jenis ini sedikit lebih
rumit yaitu dengan menggunakan pompa hidrolis yang berfungsi untuk
mendorong maupun mengembangkan propeller.pertama tama propeller
dimasukkan ke propeller fitting hingga mentok,setelah itu dilakukan pompa
hidrolis dihubungkan ke propeller.pipa hidrolis ini dibagi menjadi dua fungsi
yaitu pertama sebagai pendorong dan yang kedua sebagai pengatur ruang
sehingga propeller bisa masuk.

reparasi simplex seal

simplex seal berfungsi sebagai pembatas untuk menjaga kekedapan air laut
supaya tidak masuk melalui lubang poros pada kapal.simplex seal ini adalah
tempat dimana terdapat berbagai seal.adapun seal seal yang digunakan terbuat
dari bahan sintetis.biasanya seal seal ini akan mengalami keausan (melar)
sehingga tidak mampu untuk menjaga kekedapan dari air.sehingga harus diganti
baru
a.untuk mengetahui apakah seal yang terdapat pada packingnya udah rusak maka
sebelumnya sebelumnya dilakukan pengecekan dengan memberikan tekanan
hidrosis,apabila seal telah rusak maka pada packing seal keluar cairan
hidrolis,biasanya setiap kapal yang naik dok biasanya mengganti sealnya secara
periodic tanpa melakukan pengetesan.

b.setelah owner menyetujui pergantian seal selanjutnya seal seal ini diganti
dengan baru,biasanya pihak owner telah menyediakan seal yang akan
digunakan,setelah seal terpasang pada packingnya selanjutnya dilakukan
pengetesan kekedapan.

c.pengetesan kekedapan ini sama seperti pada saat pengecekan awal,yyaitu


dengan cara packing dari simplek seal ini diitutup dengan packing,kemudian pada
sisi yang lainnya dilewatkan saluran pipa hidrolis yang bertekanan.kemudian
pompa hidrolisnya diatur hingga mencapai tekanan 2 psia kemudian diamati
apakah ada cairan hidrolis yang keluar.jika terdapat cairan yang keluar maka akan
dilakukan pemasangan kembali hingga benar benar kedap.

Reparasi Poros yang Retak

Untuk poros propeller yang retak halus dapat diketahui dengan bantuan pengetesan
makna fluks dengan cara sebagai berikut:Mula-mula as dibersihkan dari kotoran dengan sikat
dengan cairan pembersih (cleaners) kemudian dioleskan dengan penetran mersap kedalam
retakan kira-kira 10 menit kemudian ditaburkan remove (bubuk kapur).Apabila poros retak
maka akan timbul bercak merah.Selanjutnya reparasi dapat dilakukan dengan pembubutan
asalkan diameter minimum poros yang diizinkan setelah dibubut tidak dilampaui.

Reparasi Poros Propeller yang Bengkok.

Kerusakan yang sering terjadi pada bantalan poros propeller disebabkan antara lain:

- Shaft arragement tidak sempurna


- Baling-baling tidak balance
- Terjadi pergeseran dalam kerjanya

Untuk reparasi bantalan poros ini maka bantalan ini dilepas dari kapal bersama koker
(rumah bantalan).Melepas koker umumnya sama dengan melepas daun baling-baling yaitu
dengan alat trackle untuk ukuran-ukuran kecil.Bahan bantalan dari babbit yang telah
rusak,maka harus dibuatkan yang baru dengan pengecoran sampai ukurannya memenuhi
clearance yang sebenarnya.Untuk bahan yang terbuat dari kayu Pokhout,kayu yang akan
dipakai harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai berikut :
1. Umurnya cukup tua agar diperoleh ketahanan yang cukup dan bila terendam dilaut
pemuaiannya akan sekecil mungkin.
2. Sebelum dipasang kondisi kayu dianjurkan dalam keadaan lembab,sebab bila kayu
dipasang dalam keadaan kering dan kurang tua kemungkinan koker akan pecah.
3. Pemasangan pada bagian bawah koker harus melintang.

Reparasi Poros Propeller

Reparasi Daun Kemudi

Kerusakan yang sering terjadi pada daun kemudi antara lain :

- Bocor,seperti terjadi pada daun kemudi atau pelat kemudi yang berongga disebabkan
karena korosi atau benturan-benturan benda keras,sehingga tipis,rusak.dan bocor
- Cacat seperti poros kemudi yang bengkok,retak,korosi,dan aus akibat pergeseran
atau benturan dengan bantalan,sehingga kemudi tak berfungsi dengan baik

Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada seluruh system kemudi yaitu:

- Pelat kemudi
- Poros kemudi
- Kwadrant/tiller
- Bantalan atas dan bawah

Untuk reparasi pelat kemudi yang terdiri dari satu pelat tidak dijumpai
kesulitan,sedangkan pada daun kemudi yang berongga penggantian pelat dapat dilakukan
pada salah satu terlebih jika kedua sisinya rusak maka sisi lain diganti kemudian.Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi deformasi.Pada pemasangan pelat ini dilakukan dengan
pengelasan,yaitu tepat pada face kerangka kemudi tersebut.Kemudian diratakan dengan
semen dan pada bagian lain dicat anti korosi serta pada bagian luar dicat dengan anti
fouling.Untuk daun kemudi yang berongga dapat dites setelah pekerjaan selesai dengan
memberi tekanan kira-kira 3 kg/cm.Untuk perbaikan pintle dapat dilakukan dengan
mengganti selubung atau dipertebal dengan pengelasan apabila pintle tersebut terlalu longgar
ataupun aus karena kedudukan tidak sempurna.

Reparasi Daun Kemudi di Lambung Utara DPS

Perbaikan lainnya yang dilakukan pada reparasi kemudi dilakukan pada bagian-bagian
sebagai berikut :

- Poros kemudi
- Baut flens yang sudah longgar
- Perbaikan Kwadrant dan system hidrolisnya
- Perbaikan bantalannya

III.2.3 Pengerjaan Reparasi Kapal

1. Proses repair propeller

Repair propeller dilakukan apabila mengalami permasalahan misalnya patah, korosi,


kandas dan repair ini dilakukan apabila ketentuan dari standard sudah tidak berlaku. Di
bawah ini adalah proses bagaimana repair itu berlangsung :

1. Pembersihan manual dengan di sapu untuk menghilangkan tiram-tiram yang


menempel atau mengerak pada lapisan propeller.
2. Lapisan propeller yangkeropos di popok dengan di las atau menambal lapisan dengan
pengelasan
3. Setelah di las lapisan tadi digerinda untuk meratakan hasil pengelasan kemudian di
poles.
4. Kemudian dihaluskan dengan cara di gosok.

Apabila lapisan propeller patah, dibutuhkan pembuatan plat sambungan dengan cara :
a. Dibuat polanya dari mal
b. Plat yang sudah dibuat disambung dengan cara pengelasan dengan membentuk tirus
sebelumnya pada kedua benda yang akan disambungkan.
Propeller biasanya terbuat dari monel atau kuningan. Pada propeller di beri as supaya
kalau berputar tidak ada hentakan. Adanya hentakan kemungkinan dapat mengakibatkan
kerusakan pada :

a. Bantalan poros
b. Gear box
c. Motor induk

Gambar Repair propeller blades

2. Perbaikan propeller Blades akibat kavitasi

Faktor utama yang perlu diperhatikan oleh seorang perancang dalam mendesain
sebuah propeller adalah tidak menimbulkan kavitasi. Upaya untuk menghilangkan proses
kavitasi tidak dapat dilakukan melainkan diupayakan seminimal mungkin terjadi kavitasi.
Adanya kavitasi ini menimbulkan gelembung-gelembung kecil yang selanjutnya gelembung
tersebut pecah.

Peristiwa tersebut berlangsung terus menerus pada permukaan baling-baling


sehingga mengakibatkan erosi pada permukaan baling-baling.

Selanjutnya erosi tersebut menyebabkan baling-baling berkurang ketebalannya.


Dampak korosi tidak sama pada tiap daun baling-baling, sehingga berakibat unbalance
propeller. Ketidak seimbangnya daun baling-baling menyebabkan terjadinya getaran yang
besar pada badan kapal.

Langkah-langkah besar yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan daun baling-


baling akibat erosi permukaan adalah :

a. Permukaan daun baling-baling yang mengalami erosi (penipisan) digerinda


setempat hingga permukaan tersebut bersih.
b. Dilakukan pengisian pada permukaan daun baling-baling tersebut dengan
pengelasan esitelin dengan menggunakan elektroda yang sesuai dengan
logam induknya. Pada pengelasan ini menggunakan boras yang gunanya
dapat lebih mengikat dengan logam induknya.
c. Meratakan hasil pengelasan mendekati bentuk semula.
d. Setelah menyerupai bentuk semula, maka daun baling-baling dilakukan
balancing tujuannya untuk memeriksa distribusi massa pada masing-masing
daun merata dan titik berat masing-masing daun sama.

3. Propeller blade balancing

Selama proses perbaikan daun baling-baling, secara fisik komposisinya


berubah, sehingga untuk mendapatkan komposisi yang semula dilakukan balancing.

Balancing berfungsi untuk menyeimbangkan daun baling-baling.

Langkah pengerjaan balancing :

a. Meletakkan daun baling-baling pada proses melalui kones dan dilanjutkan


dengan meletakkan pada meja balancing.

b. Pemutaran poros beserta daun baling-baling dilakukan secara manual


maupun dengan mekanik. Tujuannya untuk mendapatkan daun baling-baling
yang lebih berat dari yang lain. Pada daun baling-baling yang kelebihan berat
akan terletak pada bagian bawah.

c. Penggerindaan pada daun baling-baling yang kelebihan berat. Untuk


mendapatkan hasil yang ideal, sangat sulit sehingga diperbolehkan selama
masih pada batas toleransi yang diijinkan.

d. Langkah a dan b dapat dilakukan berulang mulai blades nomor 1,2,3, dan 4.
Gambar Proses balancing propeller Gambar Pemasangan propeller

4. Propeller Shaft

Sistem poros sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu: main shaft propeller dan
intermediet propeller shaft. Poros antara berfungsi menghubungkan main shaft ke mesin
induk. Kedua poros itu dihubungkan dengan flens.

Langkah-langkah untuk melepas baling-baling dari poros baling-baling adalah :

a. Pembuka lapisan penutup yang meliputi baut pengikat filling cone dengan boss
propeller.
b. Melepas baut pengikat fillingcone (bonet) dengan boss propeller
c. Melepas filling cone
d. Mengendurkan mur pengikat boss dengan poros propeller sehingga berjarak sekitar
20 mm dari bagian boss atau ujung poros baling-baling.
e. Melepas propeller (boss propeller dan propeller blades)

5. Propeller Blades

Baling-baling merupakan salah satu komponen utama pada kapal yang menghasilkan
daya dorong, sehingga kapal mengalami pergerakan. Adapun peralatan yang diperlukan
untuk reparasi apabila terjadi permasalahan pada daun baling-baling yaitu:
5. Kunci-kunci, terutama untuk membuka bagian-bagian propeller yang di mur
6. Crane, untuk pekerjaan pengangkatan benda-benda berat.
7. Wire rope, untuk pengikat mengangkut benda-benda berat.
8. Peralatan kerja lainnya, seperti pompa hidrolik, alat pembersih kotoran, dll.
Secara umum baling-baling terbuat dari bahan metal berupa besi tuang,
kuningan/stainless, stell, maupun bronze. Berdasarkan kekuatan dan beda potensial yang
tinggi terhadap media sekitarnya, kebanyakan baling-baling terbuat dari mangan bronze.
Karena letaknya di bawah air dan bekerja pada media yang korosif, maka adanya kerusakan
tidak dapat dihindari lagi. Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada daun baling-
baling meliputi :

1. Terjadinya korosi pada daun baling-baling.


2. Daun baling-baling patah atau bengkok karena kandas
3. Perbaikan pada bagian yang rusak sesuai dengan kerusakannya
4. Balancing atau penyeimbangan
Di samping baling-baling yang mengalami pemeriksaan komponen lain yang
mendukung kerja propeller juga diadakan pemeriksaan, misalnya bonet.

korosi pada daun baling-baling.

3.2.1 Reparasi Propeller

Sebelum propeller direparasi, terlebih dahulu harus diketahui kerusakan yang terjadi
pada propeller tersebut yang meliputi kerusakan pada daun propeller, yang mungkin terjadi
karena korosi, kavitasi yang mengakibatkan daun propeller berlubang-lubang, daun propeller
bengkok atau retak akibat berbenturan dengan benda keras. Untuk mereparasi propeller
terlebih dahulu daun dibersihkan dengan gerinda.

a. Reparasi daun propeller yang korosi


Akibat korosi dan keausan yang cukup dalam pada daun propeller harus dipotong, yang
terlebih dahulu ditandai, kemudian dipasang bagian yang baru. Untuk perbaikan daun
propeller yang tipis saja dilakukan dengan pengelasan elektroda khusus.
b. Reparasi daun baling-baling yang retak
Untuk mengatasi hal ini dilakukan dengan kampuh. Jenis material pengisi kampuh
tersebut.
c. Reparasi daun propeller yang patah
Perbaikan dilakukan untuk kasus ini adalah meratakan bagian yang patah dengan
gergaji/alat potong lain, pembuatan kampuh las penyambungan, pemasangan sambungan
dengan las gas atau las listrik sesuai dengan bahan kawat las.
d. Reparasi daun baling-baling yang bengkok
Daun propeller yang bengkok dapat diluruskan dengan penempaan, untuk pembengkokan
yang tidak terlalu luas, atau dengan mesin press/hammer dengan pemanasan untuk
bengkokan yang cukup luas. Untuk bengkokan yang tajam (ekstrim) diluruskan dengan
pemanasan pada temperature 600-700 derajat celcius untuk menghindari keretakan.

Setelah daun baling-baling diatas dilas perlu diadakan pengecekan terlebih dahulu dengan
membalansir, yaitu mengontrol titik berat baling-baling dengan sumbu putaran, dengan cara
daun propeller dipasang pada poros dengan meletakkan horizontal dengan tumpuan dua buah
topang yang kemudian disenter dengan bantuan senter ball, selanjutnya propeller diputar yaitu
pelan dan diamati tiap daunnya. Dari sini dapat dilihat daun mana yang lebih berat yaitu dengan
gerakan yang lebih cepat untuk selanjutnya digurinda agar propeller tersebut dapat kembali
pada keseimbangan.

Propeller blade balancing

Selama proses perbaikan daun baling-baling, secara fisik komposisinya berubah,


sehingga untuk mendapatkan komposisi yang semula dilakukan balancing. Balancing
berfungsi untuk menyeimbangkan daun baling-baling.
Langkah pengerjaan balancing :
a) Meletakkan daun baling-baling pada proses melalui kones dan dilanjutkan dengan
meletakkan pada meja balancing.
b) Pemutaran poros beserta daun baling-baling dilakukan secara manual maupun dengan
mekanik. Tujuannya untuk mendapatkan daun baling-baling yang lebih berat dari yang lain.
Pada daun baling-baling yang kelebihan berat akan terletak pada bagian bawah.
c) Penggerindaan pada daun baling-baling yang kelebihan berat. Untuk mendapatkan hasil
yang ideal, sangat sulit sehingga diperbolehkan selama masih pada batas toleransi yang
diijinkan.
d) Langkah a dan b dapat dilakukan berulang mulai blades nomor 1,2,3, dan 4.
Gambar 3.2.1.1 Blade Balancing

Reparasi Poros Propeller

Jenis kerusakan yang mungkin terjadi pada poros propeller adalah:

o Retak atau patah pada batang poros.


o Ausnya selubung poros akibat gesekan.
o Terjadinya pembengkokan pada poros akibat bantalan yang kurang baik.
o Terjadinya pengkaratan pada permukaan poros
o Lubang-lubang karena bahan yang tidak baik.

Gambar 3.2.1.2 Daun Propeller yang Korosi


Reparasi Poros yang Retak

Untuk poros propeller yang retak halus dapat diketahui dengan bantuan pengetesan
makna fluks dengan cara sebagai berikut:Mula-mula as dibersihkan dari kotoran dengan sikat
dengan cairan pembersih (cleaners) kemudian dioleskan dengan penetran mersap kedalam
retakan kira-kira 10 menit kemudian ditaburkan remove (bubuk kapur).Apabila poros retak
maka akan timbul bercak merah.Selanjutnya reparasi dapat dilakukan dengan pembubutan
asalkan diameter minimum poros yang diizinkan setelah dibubut tidak dilampaui.

Reparasi Poros Propeller yang Bengkok.

Kerusakan yang sering terjadi pada bantalan poros propeller disebabkan antara lain:

- Shaft arragement tidak sempurna


- Baling-baling tidak balance
- Terjadi pergeseran dalam kerjanya

Untuk reparasi bantalan poros ini maka bantalan ini dilepas dari kapal bersama koker
(rumah bantalan).Melepas koker umumnya sama dengan melepas daun baling-baling yaitu
dengan alat trackle untuk ukuran-ukuran kecil.Bahan bantalan dari babbit yang telah
rusak,maka harus dibuatkan yang baru dengan pengecoran sampai ukurannya memenuhi
clearance yang sebenarnya.Untuk bahan yang terbuat dari kayu Pokhout,kayu yang akan
dipakai harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai berikut :

4. Umurnya cukup tua agar diperoleh ketahanan yang cukup dan bila terendam dilaut
pemuaiannya akan sekecil mungkin.
5. Sebelum dipasang kondisi kayu dianjurkan dalam keadaan lembab,sebab bila kayu
dipasang dalam keadaan kering dan kurang tua kemungkinan koker akan pecah.
6. Pemasangan pada bagian bawah koker harus melintang.

Gambar 3.2.1.3 Reparasi Poros Propeller


3.2.2 Reparasi Daun Kemudi

Kerusakan yang sering terjadi pada daun kemudi antara lain :

- Bocor,seperti terjadi pada daun kemudi atau pelat kemudi yang berongga disebabkan
karena korosi atau benturan-benturan benda keras,sehingga tipis,rusak.dan bocor
- Cacat seperti poros kemudi yang bengkok,retak,korosi,dan aus akibat pergeseran
atau benturan dengan bantalan,sehingga kemudi tak berfungsi dengan baik

Kerusakan-kerusakan yang dapat terjadi pada seluruh system kemudi yaitu:

- Pelat kemudi
- Poros kemudi
- Kwadrant/tiller
- Bantalan atas dan bawah

Untuk reparasi pelat kemudi yang terdiri dari satu pelat tidak dijumpai
kesulitan,sedangkan pada daun kemudi yang berongga penggantian pelat dapat dilakukan
pada salah satu terlebih jika kedua sisinya rusak maka sisi lain diganti kemudian.Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi deformasi.Pada pemasangan pelat ini dilakukan dengan
pengelasan,yaitu tepat pada face kerangka kemudi tersebut.Kemudian diratakan dengan
semen dan pada bagian lain dicat anti korosi serta pada bagian luar dicat dengan anti
fouling.Untuk daun kemudi yang berongga dapat dites setelah pekerjaan selesai dengan
memberi tekanan kira-kira 3 kg/cm.Untuk perbaikan pintle dapat dilakukan dengan
mengganti selubung atau dipertebal dengan pengelasan apabila pintle tersebut terlalu longgar
ataupun aus karena kedudukan tidak sempurna.

Gambar 3.2.2.1 Reparasi Daun Kemudi di Lambung Utara DPS

Perbaikan lainnya yang dilakukan pada reparasi kemudi dilakukan pada bagian-bagian
sebagai berikut :

- Poros kemudi
- Baut flens yang sudah longgar
- Perbaikan Kwadrant dan system hidrolisnya
- Perbaikan bantalannya

4. Propeller Shaft

Sistem poros sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu: main shaft propeller dan
intermediet propeller shaft. Poros antara berfungsi menghubungkan main shaft ke mesin
induk. Kedua poros itu dihubungkan dengan flens.

Langkah-langkah untuk melepas baling-baling dari poros baling-baling adalah :

f. Pembuka lapisan penutup yang meliputi baut pengikat filling cone dengan boss
propeller.
g. Melepas baut pengikat fillingcone (bonet) dengan boss propeller
h. Melepas filling cone
i. Mengendurkan mur pengikat boss dengan poros propeller sehingga berjarak sekitar
20 mm dari bagian boss atau ujung poros baling-baling.
j. Melepas propeller (boss propeller dan propeller blades)

5. Propeller Blades

Baling-baling merupakan salah satu komponen utama pada kapal yang menghasilkan
daya dorong, sehingga kapal mengalami pergerakan. Adapun peralatan yang diperlukan
untuk reparasi apabila terjadi permasalahan pada daun baling-baling yaitu:

9. Kunci-kunci, terutama untuk membuka bagian-bagian propeller yang di mur


10. Crane, untuk pekerjaan pengangkatan benda-benda berat.
11. Wire rope, untuk pengikat mengangkut benda-benda berat.
12. Peralatan kerja lainnya, seperti pompa hidrolik, alat pembersih kotoran, dll.
Secara umum baling-baling terbuat dari bahan metal berupa besi tuang,
kuningan/stainless, stell, maupun bronze. Berdasarkan kekuatan dan beda potensial yang
tinggi terhadap media sekitarnya, kebanyakan baling-baling terbuat dari mangan bronze.
Karena letaknya di bawah air dan bekerja pada media yang korosif, maka adanya kerusakan
tidak dapat dihindari lagi. Adapun kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada daun baling-
baling meliputi :

5. Terjadinya korosi pada daun baling-baling.


6. Daun baling-baling patah atau bengkok karena kandas
7. Perbaikan pada bagian yang rusak sesuai dengan kerusakannya
8. Balancing atau penyeimbangan
Di samping baling-baling yang mengalami pemeriksaan komponen lain yang
mendukung kerja propeller juga diadakan pemeriksaan, misalnya bonet.

korosi pada daun baling-baling.

Anda mungkin juga menyukai