Sistem Perpipaan Air Bersih
Sistem Perpipaan Air Bersih
Plambing atau sistem perpipaan air minum harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air minum. Perencanaan plambing air
minum harus dibuat secara cermat, terutama untuk menghindari terjadinya cross conection,
yaitu bercampurnya air bersih dengan air buangan sehingga air tidak memenuhi syarat
sebagai air minum. Hal itu dapat terjadi misalnya karena ada kesalahan dalam pemasangan
pipa, dsb.
3 hal yang penting yang perlu dipertimbangkan dalam konsep plambing air minum adalah :
Jumlah lantai bangunan
Tekanan yang tersedia
Besar aliran yang dapat diperoleh
Dasar Perhitungan
Untuk dapat menentukan banyaknya alat plambing dan kebutuhan air yang
diperlukan dalam suatu gedung/banguan, harus diketahui jumlah populasi pengguna gedung
tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah pengguna gedung
adalah dengan mengetahui fungsi dan luas tiap ruang dalam gedung.
Kebutuhan air didapat dari jumlah pengguna sesuai fungsi ruang. Kebutuhan air selanjutnya
diperlukan untuk menghitung volume tangki bawah, atas dan pompa.
Pemasangan katup
Pada pipa-pipa cabang sedekat mungkin dengan pipa utama dipasang katup-katup
pemisah agar kalau perlu dilakukan perawatan/perbaikan pada cabang tersebut, maka tidak
perlu instalasi seluruh gedung dimatikan.
Penaksiran laju aliran air
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran
air,diantaranya, yaitu:
a) Berdasarkan jumlah pemakai
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni dan perkiraan
jumlah penghuni. Metode ini praktis untuk tahap perencanaan atau juga perancangan. Angka
pemakaian air yang diperoleh dengan metoda ini digunakan untuk menetapkan volume tangki
bawah, tangki atap, pompa, dsb.
b) Berdasarkan jenis dan jumlah alat plumbing
Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat diketahui misalnya untuk
perumahan atau gedung kecil. Juga harus diketahui pula jumlah dari setiap jenis alat plambing
dalam gedung tersebut.
c) Berdasarkan unit beban alat plambing
Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit). Untuk
setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari semua alat plambing yang
dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva yang menghubungkan
antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
d) Berdasarkan pemakaian air terhadap waktu