Anda di halaman 1dari 41

1.1 Suatu gas berada di dalam tabung yang tertutup oleh piston.

a. Tentukanlah apa yang menjadi permukaan batas dan apa yang menjadi
lingkungannya!
b. Tentukanlah koordinat termodinamika dari sistem tersebut.
Jawab:
a. Permukaan batasnya adalah permukaan tabung dan permukaan piston
sebelah dalam. Permukaan batas ini berubah-ubah (membesar atau
mengecil ) sesuai dengan perubanhan posisi piston.
b. Dalam keadaan setimbang, keadaan sistem biasanya dipresentasikan
dengan besaran P, V, dan T.

1.2 Untuk sistem gelembung sabun, tentukanlah :


a. permukaan batas
b. koordinat termodinamika
jawab:
a. permukaan batasnya adalah prmukaan selaput gelembung di sebelah
dalam dan luar.
b. Koordinat termodinamikanya adalah γ ( tegangan permukaan), A ( luas
permukaan), dan T.

1.3 Pada pengukuran titik tripel air, tekanan gas pada gas menunjukkan 6,8
atmosfer (atm).
a. Berapakah besarnya temperature suatu zat yang pada waktu pengukuran
menunjukkan tekanan sebesar 10,2 atm?
b. Berapakan besarnya tekanan yang menunjukka thermometer jika
temperature zat yag diukur besarnya 300 kelvin?
Jawab:
𝑃 10,2
a. 𝑇 = 273,16 × 𝑃 = 273.16 × = 409,74 Kelvin
𝑡𝑝 6,8
𝑃
b. 𝑇 = 273,16 × 𝑃
𝑡𝑝

𝑇 × 𝑃𝑡𝑝 300 × 6,8


𝑃= = = 7,49 𝑎𝑡𝑚
273,16 273,16
1.4 Dengan menggunakan thermometer hambatan listrik platina, didapatkan harga
hambatan thermometer pada titik tripel air sebesar Rtp= 9,83 ohm.
a. Berapakah besarnya temperature suatu benda yang pada saat pengukuran
menunjukkan hambatan thermometer sebesar 16,31 ohm?
b. Berapakah besarnya hambatan yang ditunjukkan thermometer jika benda
yang diukur mempunyai temperature 373, 16 kelvin?
Jawab:
𝑃 16,31
a. 𝑇 = 273,16 × 𝑃 = 273.16 × = 453,23 kelvin
𝑡𝑝 9,83

𝑃
b. 𝑇 = 273,16 × 𝑃
𝑡𝑝

𝑇 × 𝑃𝑡𝑝 273,16 × 9,83


𝑃= = = 13,43 𝑎𝑡𝑚
273,16 273,16

1.5 Suatu gas mempunyai temperature – 5 0c.


a. Tentukanlah besarnya gas tersebut dalam skala Kelvin!
b. Tentukannlah gas tersebut dalam skala farenheit!
Jawab:
a. 𝑡 = (𝑇 − 273,16)0 𝐶
𝑇 = (𝑡 + 273,16)𝐾
Karena t=-5 0C maka T= 268,16 K

9
b. 𝑡 ′ = (5 𝑡 + 32)0 𝐹
9
= ( (−5) + 32)0 𝐹 = 230 𝐹
5
1.6 Tentukanlah harga temperature suatu benda jika skala Celsius dan skala
Fahrenheit menunjukkan harga yang sama?
Jawab:
Tc=Tf
9
𝑇𝑐 = ( 𝑡 + 32)
5
4
𝑇 = −32
5 𝑐

Tc= -40
1.7 Pesawat ulang-alik Colombia menggunakan helium cair sebagai bahan bakar
utama roketnya. Helium mempunyai titik didih 5,25 kelvin. Tentukanlah
besarnya titik didih helium dalam oC dan 0 F.
Jawab;
Titik didh helium dalam skala Celsius

T= 273,16 + t
t= T- 273,16 = 5,25 -273,15
t= -267,9oF
dalam skala farenheit
9
𝑡 ′ = ( 𝑡 + 32)0 𝐹
5
9
= ( (−267.9) + 32)0 𝐹
5
= −482.22 + 32
= −450,22 oF
1.8 Suatu temperature θ diandakan sebagai fungsi dari temperature Celsius t dalam
bentuk:
θ = aτ2+b
apabila θ= 10 menunjukkan titik lebur es dan θ=100 mwnunjukkan titik didih
air pada tekanan 1 atm standar, tentukan:
a. Konstanta a dan b.
b. Temperature θ untuk titik didih nitrogen yang menurut skala Celsius
besarnya τ=32,780C.
Jawab:
a. Untuk titik lebur es τ= 0 0 C sehingga didapatkan hara konstanta b= 10.
Untuk titik didih air τ= 100 0 C, sehingga didapatkan
100=a 10 4 +10
a= 9×10-3
b. Titik didih nitrogen , τ= -195,8 0 C
θ = 9×10-3×(-195,8)+10
θ=11,76 0C
1.9 Apabila tekanan 1 atmosfer standar dinyatakan dalam satuan pascal, berapakah
besarnya?
Jawab:
Berdasarkan gambar 1.5,dapat dihitung besarnya tekanan hidrostatik dari
kolom ari raksa :
P =ρgy
ρ = 13.5951 gr cm-3= 13.5951 kgm-3
g = 980,665 cm det -2 = 9.80665 m det -2
y= 76 cm = 0,76 m
P = 13.595,1 ×9.80665×0,76
=1.013 × 10 5 Pa
Jadi 1 atm standar = 1.013 × 10 5 Pa

Catatan: 1 bar adlah satuan tekanan yang besarya sama dengan 10 5 Pa . harga 1
bar dekat sekali dengan 1 atm satandar, karena itu untuk pemakaian
praktis sehari-hari kita perlu menyamakan 1 bar = 1 atm standar.

1.10 Andaikan peralaan seperti gambar 1.5 cairanyya diganti dengan air murni yang
kerapatanya ρ= 1 gram/cm3, berapakah tinggi air di dalam kolom untuk tekanan
1 almosfer standar?
Jawab:

P=ρgy
Atau,
P
Y = ρg
1,103.105 𝑃𝑎
Y= 1000 𝑘𝑔𝑚3 .9,8 𝑚2 = 10,34 𝑚.

1.11 Lihat gambar di bawa ini! Berapakah besar tekanan gas di dalam tabung jika
masa piston 2 kg dan g= 9,81 m/det2. Diketahui tekanan udara luar =1 atm
standard an jari-jari penampang tabung r= 10cm

Jawab:

Luas penampang tabung:

A = 𝜋r2 = 3,14 × 100 𝑐𝑚2


=314 𝑐𝑚2 = 3,14 × 10−2 𝑚2
𝑛𝑖𝑔 cos 60
𝑃𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 = 𝐴
2 .9,81 .0,5
𝑃𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 = = 312,42 𝑃𝑎
3,14.10−2

𝑃𝑔𝑎𝑠 = 𝑃𝑢𝑑 + 𝑃𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛


𝑃𝑔𝑎𝑠 = 1,013 × 105 𝑃𝑎 + 312,24 𝑃𝑎
= 1,044 × 105 𝑃𝑎

1.12 Untuk gambar berikut ini,berpakah ketinggian air pada bencana A, jika tekanan
piston teradap permukaan air pada benjana B, Pb= 5 × 103 pascal,
ρ air= 103 𝑘𝑔/𝑚3 , dan g= 9,81 m/det2? ( ketinggian air dihitung terhadap
permukaan air di bejana B)

Jawab:
𝑃𝑎 = 𝑃𝑢𝑑 + 𝜌𝑔ℎ
𝑃𝑎 = 𝑃𝑢𝑑 + 𝑃𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛

Untuk sistem kesetimbangan


Pa=Pb
𝜌𝑔ℎ = 𝑃𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛
𝑃𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 5×103
𝑌= = = 0,059 𝑚
𝑃𝑔 103×9,81

1.13 Di dalam suatu ruangan tertutup terdapat n1 kmol gas ideal A dan n2 kmol gas
ideal B.volme ruang tersebut besary v. tekanan dari masing-masing gas tersebut
(tekanan parsial gas) besarnya PA dan P B. apabila P menyatakan tekanan total
dari masing-masin gas tersebut, tunjukkanlah bahwa jika kedua gas tersebut
tidak bereaksi, maka:
a. P=PA+PB
𝑛1 𝑛1
b. PA= kP, dimana k = (𝑛 =
1 +𝑛2 ) 𝑛

Jawab:
a. Apabila kedua macam gas tersebut tidakan bereaksi, maka jumlah mol
total dapat dinyatakan dengan:
n = n1 + n2
persamaan keadaan yang berlaku untuk gas-gas tersebut adalah:
PV = n RT
PV = (n1 + n2) RT
PV = n1RT + n2 RT …………. (1.38)
Untuk masing-masing keadaan berlaku persamaan:
PA V = n1 RT …………………(1.39a)
Pb V = n2 RT…………………….(1.39b)
Dimana V menyatakan masing-masing volume gas Adan gas B yang
besarnya sama dengan volume ruangan yang ditempai gas-gas tersebut.
Sustitusikan persamaan (1.39a) dan (1.39b) ke dalam persamaan (1.38)
menghasilkan
P = PA +PB ………….(1.40)
b. Dengan membandingkan PA terhadap P kita dapatkan :
𝑃𝐴 𝑛1 𝑅𝑇
=
𝑃 𝑛𝑅𝑇
𝑛1
Pa = P = kP
𝑛

Catatan: generalisasi persamaan (1.40) akan menghasilkan hokum Dalton


yang meyatakan bahwa, tekanan total dari suatu campuran gas ideal di
dalam ruangan yang tertutup besarnya sama dengan jumlah tekanan parsial
dari masing-masing gas.

1.14 Gas karbon mnoksida (CO) sebanyak 0,2 kmol di dalam tabung silinder
5
tertutup memberikan tekanan sebesar 2 × 10 Pa pada temperature 41 0C.
Diameter tabung 20 cm. Jika gas CO pada keadaan ini dapat dianggap sebagai
gas ideal, berapakah tinggi tabung silinder tersebut?
Jawab:
Jari-jari siinder , r= 10 cm = 10 -1 cm
Untuk gas ideal berlaku:
PV= n RT
P(πr2y) = nRT
𝑛𝑅𝑇 0,2×8.314,3×(273+41)
Y= 𝑃.𝜋 𝑟 2 = = 0,83 m
2×105 ×3,14×10−2

1.15 Dua buah sistem gas dalamkeadaan kontak termal pada temperature T. sistem
pertama terdiri dari gas helium (He) dan sistem kedua terdiri dari gas oksigen
(o2). Kedua sistem mempunyai volume spesifik yang sam, yaitu v= 12,5
m3/kmol, sedangkan gas helium sendiri nertekanan PHe= 2×105 Pa. Apabila gas
He dianggap gas ideal dan gas CO2 dianggap gas van der walls dengan
komsatanta gas a = 138 Nm3 dan b = 0,0318 m3, tentukan besarnya:
a. Teperatur setimbang gas
b. Tekanan gas O2
Jawab:
a. Untuk gas He berlaku persamaan
PHeV= RT
𝑃𝐻𝑒 𝑉
T= 𝑅
2 × 105 ×12,5
= = 300,7 𝐾
8.314,3

b. Untuk gas O2 berlaku persamaan :


𝑎
(𝑃𝑜2 + )(𝑣 − 𝑏) = 𝑅𝑇
𝑉2
𝑃𝐻𝑒 . 𝑣 𝑎
𝑃𝑂2 = − 2
(𝑣 − 𝑏) 𝑣
2𝑥105 𝑥12,5 138
= (12,5−0,0318 − (12,5)2 =2,00x105Pa

1.16 Persamaan gas real yang dihasilkan secara empiris oleh Dieterici berbentuk:
P(V-nb) ena/VRT=nRT
Tuliskan pesamaan tersebut dalam bentuk virial!
Jawab:
Dengan menggunakan ekspansi Taylor, e-x dapat dituliskan sebagai:
1 1
e-x=1-x+2 𝑥 − 6 𝑥 3 + ⋯

sehingga,
𝑛𝑎 1 𝑛𝑎 2 1 𝑛𝑎 3
ena/VRT=1 + (𝑉𝑅𝑇) + 2 (𝑉𝑅𝑇) + 6 (𝑉𝑅𝑇) + ⋯

Persamaan Derterici dapat dituliskan dalam bentuk:


𝑛𝑎 1 𝑛𝑎 2 1 𝑛𝑎 3
P(V-nb) (1 + (𝑉𝑅𝑇) + 2 (𝑉𝑅𝑇) + 6 (𝑉𝑅𝑇) + ⋯ )=nRT

Atau,

𝑃𝑛𝑎 𝑃(𝑛𝑎) 2 𝑃(𝑛𝑎) 3 𝑃𝑛2 𝑎𝑏 𝑃𝑛3 𝑎2 𝑏


𝑃𝑉 + + + + ⋯ − 𝑃𝑛𝑏 − −
𝑅𝑇 2𝑉(𝑅𝑇)2 6𝑉 2 (𝑅𝑇)3 𝑉𝑅𝑇 2(𝑉𝑅𝑇)2
𝑃𝑛4 𝑎3 𝑏
− − ⋯ = 𝑛𝑅𝑇
6(𝑉𝑅𝑇)3
Atau,

𝑎 𝑃𝑛2 𝑎 𝑎 𝑃𝑛3 𝑎2 𝑏 𝑎
PV=nRT+𝑃𝑛 (𝑏 − 𝑅𝑇) + (𝑏 − 2𝑅𝑇) + 𝑉 2 (𝑅𝑇)2 (2 − 6𝑅𝑇) + ⋯
𝑉𝑅𝑇

Atau,
𝐵 𝐶
PV=A+ 𝑉 + 𝑉 2 + ⋯

Dimana,
𝑎
A= nRT + Pn (𝑏 − 𝑅𝑇)
𝑃𝑛2 𝑎 𝑎
B= (𝑏 − 𝑅𝑇)
𝑅𝑇
𝑃𝑛3 𝑎2 𝑏 𝑎
C= (2 − 6𝑅𝑇)
𝑅𝑇 2

A, B, C merupakan fungsi dari tekanan dan temperatur


1.17 Suatu ruagan berbentuk bola berisi gas neon pada tekanan 200 kPa dan
temperatur 300 Kelvin. Jari-jari bola tersebut, r = 2 m. Tentukan massa gas
tersebut jika diketahui berat atom neon, Ar(Ne) = 10.

Jawab :
Volume ruangan tersebut,
4 4
𝑉 = 3 𝜋 𝑟3 = 3 ∙ 3,14 ∙ 8𝑚3 = 33,49 𝑚3
Massa gas tersebut :
𝑚
𝑛= 𝑀
𝑚 = 𝑀𝑛
Apabila gas neon dianggap ideal, maka berlaku persamaan :
PV = nRT

𝑃𝑉 200 ∙103 ∙33,49


𝑛 = 𝑅𝑇 = 8∙3,14 ∙300 = 2,685 𝐾𝑚𝑜𝑙
M =n.M
= 2,685 x 10 = 26,85 kg

1.18 Suatu tabung yang volumenya 3,925 m mula-mula berisi gas oksigen yang
bertekanan 10 atm. Untuk suatu proses pembakaran digunakan gas tersebut
sehingga di dalam tabung tersisa gas yang tekanannya menjadi 2,5 atm. Berapa
kg gas oksigen yang digunakan untuk proses pembakaran tersebut jika
temperatur gas tidak berubah dan besarnya temperatur tersebut 27°C?

Jawab :
Apabila massa gas mula-mula m1 dan massa gas proses pembakaran m2, maka
massa gas yang terpakai untuk proses ini,
Δ m = m1 – m2 = Mn1 – Mn2
𝑃1 𝑉 𝑃2 𝑉
Δm=M 𝑅𝑇
− 𝑀 𝑅𝑇

𝑀𝑉
Δm = ( P1 – P 2 )
𝑅𝑇
M = 32 (untuk O2)

P1-P2 = 7,5 atm = 7,5 X 1,01 X 105 Pa


T = 273,15 + 27 = 300,15 K

Jadi,
32 ×3,925 ×7,05×105
Δm = = 35,48 𝑘𝑔
8 ∙3,14 × 300,15

1.19 Suatu tabung gas berbentuk silinder, jari-jari penampangnya 20 cm dan


tingginya 60 cm, berisi Campuran gas metana (CH4) dan gas etana (C2H6).
Massa gas metana 2 kg dan massa gas etana 4 kg. Apabila kedua macam gas
tersebut masing-masing dianggap gas ideal yang tidak bereaksi, tentukanlah :
a. Besarnya temperature system jika tekanan totalnya 100 atm standar.
b. Besarnya temperature dan tekanan total system jika tekanan parsial gas
metana 50 atm standar. Berat molekulgas-gas tersebut, M CH4 = 16 dan
M C2H6 = 30

Jawab :
𝑚𝐶𝐻 2
a. n CH4 = − 𝑀𝐶𝐻4 = 𝑘𝑚𝑜𝑙 = 0,125 𝑘𝑚𝑜𝑙
4 16

𝑚 𝐶2𝐻6 4
n C2H6 = 𝑀 𝐶 = 30 𝑘𝑚𝑜𝑙 = 0,133
2𝐻6

n = n CH4 + n C2H6 = 0,125 + 0,133 = 0,258 kmol


V = πr2y = 3,14 x 400 x 60 = 75,36 x 103 cm3
= 75,36 x 10-3 m3
P = 100 atm standar = 100 x 1,01 x 105 Pa
= 1,01 x 107 Pa
PV = n RT
𝑃𝑉 1,01 × 107 ×75,36 × 10−3
T = 𝑛𝑅 = 0,258 ×8 ∙314,3

= 342 Kelvin

b. P CH4 = 50 atm standar


= 50 x 1,01 x 105 Pa = 5.05 x 106 Pa

P CH4 V = n CH4 RT
𝑃 𝐶𝐻 𝑉 5,05 ×106 ×75,36×10−3
T = 𝑛 𝐶𝐻4𝑅 =
4 0,125 ×8∙314,3
≈ 366,3 Kelvin
𝑛 0,258
P = 𝑛 𝐶𝐻 × 𝑃 𝐶𝐻4 = × 50 𝑎𝑡𝑚 ≈ 100 𝑎𝑡𝑚
4 0,125

1.20. Suatu gas ideal mengalami proses perubahan keadaan dengan mengikuti proses
ab, bc, cd dan da seperti pada Gambar 1.18. Gambarkan Proses perubahan
keadaan-keadaan tersebut pada diagram PV dan pada diagram VT.

P
a b Proses ab, adalah isobarik
P2
Proses bc, adalah isokhorik
Proses cd, adalah isobarik
Proses da, adalah isokhorik
P1 c
d

Gambar 1.18
Proses abcd pada diagram PT

Jawab:
Gambar 1.19 dan Gambar 1.20 menunjukkan proses-proses tersebut pada
diagram PV dan VT.
P

a b
P2

d c
P1

V1 V2 V

b c
V2

V1 a d

Gambar 1. 19
Gambar 1.20
Proses abcd pada diagram PV Proses
abcd pada diagram VT

1.21. Sebuah tabung berbentuk silinder dengan luas penampang 9 x 102 m2 dilengkapi
dengan piston. Tabung tersebut berisi gas ideal sejumlah 1,47 x 10-3 kmol pada
temperatur 270C dan diletakkan vertical. Mula-mula tinggi piston (dari dasar
tabung) 0,4 m kemudian tabung dipanaskan sehingga piston naik ke atas dan
tingginya menjadi 1,2 m. Jika tekanan udara luar besarnya 1 atm standard an
gesekan antara piston dengan tabung diabaikan, tentukan:
a. Temperatur system setelah dipanaskan.
b. Massa piston (g = 9,8 m/det2).

Pud Pud

T2

W
P
T1
P W

A A

Jawab:

a. Untuk proses isobarik:


𝑉1 𝑉
= 𝑇2
𝑇1 2

𝑉2 𝑇1 𝐴𝑦 𝑇1
2
T2 = =
𝑉1 𝐴𝑦
1

1,22.300,16
= 0,4

= 900,45 K

𝑊𝑝𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛
b. Pgas = Pud + 𝐴
𝑛𝑅𝑇1 𝑚𝑔
= 1,01 × 105 +
𝑉1 𝐴

1,47×10−3 × 8.314,3 × 300,15 𝑚 .9,8


9×10−2 × 0,4
= 1,01×105 9 ×102
m = 2,57 k

1.22. Sejumlah n kmol gas helium yang berada dalam ruangan tertutup, dipanaskan
pada volume konstan sehingga temperaturnya betambah 1400. Pada keadaan
akhir tekanannya menjadi 1,2 kali tekanan semula. Dengan anggapan bahwa gas
helium merupakan gas ideal, tentukan besarnya Temperatur gas mula-mula.

Jawab:
∆T = T2 – T1 = 1400
T2 = T1 + 140
P2 = 1,2 P1
Untuk proses isokhorik (hukum Gay Lussac)
𝑃1 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2
𝑃1 11,2 𝑃
= (𝑇 + 140)
𝑇1 1

T1 = 700 K

1.23. Sebuah ban pesawat terbang berisi udara yang tekanannya 100 atm dan
temperaturnya 270C. Setelah terpacu sepanjang landasan, temperatur ban
pesawat terrsebut menjadi 970C. Jika perubahan volume ban dapat diabaikan,
berapakah besarnya perubahan tekanan udara di dalam ban pesawat tersebut?
(udara dianggap gas ideal).

Jawab:
T1 = (273,15 + 27) K = 300,15 K
T2 = (273,15 + 97) K = 370,15 K
𝑃1 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2
𝑃2 𝑇2 100 ×370,15
T2 = = = 123,3 atm
𝑇1 300,15
∆P = P2 – P1 = (123,3 – 100) atm = 23,3 atm
Prroses ini dapat digambarkan pada diagram PT seperti pada gambar 1.21.

P2 B

P1 A

T1 T2 T

Gambar 1.21
Titik A mempresentasikan keadaan awal sistem.
Titik B mempresentasikan keadaan akhir sistem.
AB menggambarkan proses isokhorik sistem.

1.24 Gas argon mula-mula berada di dalam suatu ruangan yang volumenya V1 dan
tekanannya P1 pada temperatur 300 K. Kemudian volume gas diperbesar
(diekspansikan) sehingga volumenya menjadi, V2 = 2V1, dan tekanannya menjadi
P2, sedangkan temperaturnya dijaga tetap. Jika kemudian gas dipanaskan
sehingga tekanannya menjadi P3 = 4P1 dan volumenya dijaga tetap, V3 = V2,
berapakah besarnya temperatur gas setelah proses ini?
Jawab:
Gambar 1.22
Proses (1), isotermal:
P1 V1 = P2 V2
P1 V1 P1 V1 1
P2    P1
V2 2 V1 2

Proses (2), isokhorik:


P3 P2

T3 T2

P3 T2 P3 T1 4P1 T1
T3     8T1
P2 P2 1
P1
2
= 2.400 Kelvin
Gambar 1.23 Gambar di samping ini menunjukkan
proses isokhorik pada diagram PV

1.25 Suatu daerah padang pasir mempunyai perbedaan temperatur antara siang dan
malam hari sebesar 40°C. Di daerah tersebut ditempatkan jaringan rel kereta api
sepanjang 13 x 103 m. Rel tersebut terbuat dari baja dengan harga α= 6 x 10-6.
mk-1 dan Y = 2,5 x 1011 Nm-2, serta luas penampang rel A = 4,9 x 10-3 m2.
a. Jika tidak ada perubahan panjang rel antara siang dan malam hari, berapakah
besarnya perbedaan gaya tegangnya antara siang dan malam hari?
b. Jika pada temperatur minunum gaya tegangnya dianggap nol (F = 0),
berapakah besarnya gaya tegang pada temperatur maksimum?
c. Jika rel mengalami pemuaian bebas (F = 0), berapakah besarnya perbedaan
panjang rel antara siang dan malam hari?
Jawab:
a. Kita pergunakan persamaan
 
 α T  T0 
F
L  L 0 1
 YA 
Untuk siang hari, T= T1,
 
L1  L 0 1 1  α T1  T0  ……(1.41)
F
 YA 
Untuk malam hari, T = T2,
 F 
L 2  L 0 1 2  α T2  T0  ……(1.42)
 YA 
Dengan mengurangkan persamaan (1.41) dengan persamaan (1.42)
didapatkan:
F F 5
L1  L 2  1 2  α T1  T2   ...... (1.43)
 YA 
Karena L1 = L2, maka L1 - L2 = 0, sehingga persamaan (1.43) menjadi:

 α T1  T2  = 0
F1 F2
YA
F1 – F2 = α YA (T1 – T2)
atau,
∆F = α YA . ∆T
dengan, ∆T = (T2 - TI) = 40°C = 4U°K, didapatkan:
∆F = 6x10-6 x 2,5 x 1011 x 4,9 x 10-3 x 40 Nm-2
= 2,94 x 105 Nr1-Z

b. ∆F = F1 – F2
F1= F2 + ∆F = 0 + 2,94 x 105 Nm-2
Fl = 2,94 x 105 Nm-2
c. Pemuaian bebas, F = 0,
L1 = L0 [1 + α(T1 – T0)]
L2 = L0 [1 + α(T2 – T0)]
∆L = L1 – L2 = L0 α(T1 – T2)
= L0 α ∆T = 13 x 103 x 6 x10-6 x40
= 3,12 m

1.26 Suatu dielektrikum berada di dalam medan listrik homogen E = 500 NC-l. Pada
temperatur 0°C terjadi polarisasi sebesar P0 = 1,71 x 10-10 Cm. Jika persamaan
keadaan sistem ini mengikuti persamaan (1.20) dengan konstanta a besarnya
2,13 x 10-13 Cnm-1, tentukan besarnya konstanta b dan polarisasi pada temperatur
100°C.
Jawab:
T1 = 273,15 + 0 = 273,15 K
b
Po = (a + )E
T1

T1 P0  AE 
b 
E

=

273,15 1,71 x10 10  2,13 x10 13 x 500 
500
= 3,5 x 10-11 CmKN-1
untuk, = 100°C, T= 273,15 + 100 = 373,15 K, maka
3,5 x10 11
P 100 = (2,13 x 10-13 + ) x 500
375,15
= 1,53 x 10-10 Cm
1.27 Tentukan harga 𝛽 dan K untuk gas ideal !
Jawab :
Persamaan gas ideal
PV=nRT
Atau,
𝑛𝑅𝑇
V= 𝑃
𝜕𝑉 𝑛𝑅
(𝜕𝑇 )P= 𝑃
𝜕𝑉 𝑛𝑅𝑇
(𝜕𝑃)T=- 𝑃2

Koefesien muai ruang:


1 𝜕𝑉 𝑛𝑅𝑇
𝛽 =𝑉(𝜕𝑇 )P=𝑉𝑃2

Atau,
1
K=𝑃 …(1.45)
𝜕𝑃 𝑛𝑅 𝑃 𝛽
Catatan: (𝜕𝑇)V= 𝑉 =𝑇 =𝐾
1.28. Termometer air raksa digunakan di dalam pemakain praktis sehari-hari.Bagan
dari termometer tersebut seprti tampak pada gambar d bawah ini.Prinsip
pengukuran dengan mengunakan air raksa pada kolom air raksa.Ujung kolom
menunjukan skala temperatur(dalam oc)dari benda yang diukur
temperaturnya.Pada temperature disekitar temperatur ruang 𝛽 besarnya
konstan,yaitu 𝛽=2x10-4K-1.Jika pada titik beku air (tekanan 1 atm)panjang
kolom air raksa 5 cm,jari-jari penampang kolomnya r=0,5 mm,massa air raksa
m=100 gr,tentukan:
a.Panjang kolom air raksa pada titik didh air (tekanan 1 atm)jika rapat massa air
raksa = 13,6 gr cm-3.
b.Berapa oC temperature yang ditunjukan thermometer jika panjang kolomnya
10 cm(antara skala 0 dan skala 100 dibagi menjadi 100 skala yang sama).
Jawab:
a.Titik beku air Tm =273,15 K,titik didih air Tb =373,15 ΔT=100 K
1 𝜕𝑉 1 ∆𝑉
βo=𝑉(𝜕𝑇 )P=𝑉 (∆𝑇 )P
𝑂

Vo adalah volum air raksa sebelum memuai,


𝑚 100
Vo = 𝜌 =13,6 cm3

=7.35 x 10-6 m3
Dari persamaan diatas didapatkan :
ΔV=β VoΔT
=2 x 10-4 – 7,35 x 10-6 x 100
=14,7 x 10-8 cm3
=14,7 x 10-2 m3
Untuk tabung berbentuk silinder :
Δ V= π r2 ΔL
∆𝑉 14,7 𝑥 10−2
ΔL =𝜋𝑟 2 = 3,14 𝑥 (0,05)2 = 18,73 m

Jadi Panjang kolom air raksa :


L100 = Lo + ΔL
= 5 + 18.73 = 23,73 cm
b.Besarnya beda temperature untuk tiap skla adalah 1o
Karena panjanng kolom air raksa pada Tb adalah 23,73 cm,maka panjag tiap
∆𝐿 23,73−5 18,73
skala =100 = ( ) cm = 100 = 0,1873 cm
100

Jadi besar temperatur yang dituntunjukan thermometer untuk panjang kolom 10


cm adalah:
10−5
Τ =( 0,1873 ).1o C

= 27o C

1.29. Zat isotropis adalah zat yang pemuaianya ke segala arah sama besar.Buktikan
bahwa utuk zat yang isotropis beralaku:
Β=3α
Jawab :
Misalkan zat tersebut berbentuk kubus dengan sisi L,maka
V= L3
dV=3L2 dL
𝜕𝑉 𝜕𝑉 𝜕𝐿
= 𝜕𝐿 ( 𝜕𝑇 )
𝜕𝐿
𝜕𝐿
=3L2 ( 𝜕𝑉 )
1 𝜕𝑉 1 𝜕𝐿
( 𝜕𝑇 )= 𝐿3 . 3 L ( 𝜕𝑇 )
𝑉
1 𝜕𝑉 1 𝜕𝐿
( 𝜕𝑇 ) = 3 .𝐿 ( 𝜕𝑇 )
𝑉

Subtitusi persamaan dari persamaan ( 1.24) dan persamaan (1.33) kedala


persamaan (1.47) didapatkan :
β =3α
Volume jenis (volume spesifik )adalah besarnya volume persatuan massa.Jika
volume jenis suatu zat merupakan fungsi dari P dan T atau; v = v ( P,T).tuliskan
bentuk diffrensialnya dalam bentuk β dan K.
Jawab: Type equation here.
Bentuk diffrensial dV:
𝜕𝑉 𝜕𝑉
dV =( 𝜕𝐿 )T dP + ( 𝜕𝑇 )p Dt ….( 1.48)
𝑉
Jika massa zat adalah m dan volumenya V maka,v = 𝑚 ,sehingga β dan K

didapat:
1 𝜕𝑉 1 𝜕(𝑚𝑣) 1 𝜕𝑣
β = 𝑉 ( 𝜕𝑇 )p = 𝑚𝑣 ( )p = 𝑉 ( 𝜕𝑇 )p
𝜕𝑇
𝜕𝑣
( 𝜕𝑇 )p = βv……(1.49)
1 𝜕𝑉 1 𝜕(𝑚𝑣) 1 𝜕𝑣
K= 𝑉 ( 𝜕𝑃 )T = 𝑚𝑣 ( )T = 𝑣 ( 𝜕𝑃 )T
𝜕𝑃
𝜕𝑉
( 𝜕𝑃 )T = - kv …. ( 1.50)

Subtitusi persamaan (1.49) dan persamaan (1.50)ke dalam persamaan (1.48)


didapatkan :
dv=-Kv dP + β v dT ….(1.51)
Persamaan (1.51)adalah bentuk difrensial v dalam β dan K.

2.2 Nyatakan besarnya kerja pada gas ideal dalam besran P,V dan T untuk
proses-proses :
a. Isotermik reversible
b. Isobarik reversible
c. Isokhorik

Jawab :
Ruas kiri pada persamaan (2.44) tak lain adalah 𝛿 q sehingga:
𝛿 q = dh – v dP
Dengan h (T,P) maka
𝜕𝑃 𝜕ℎ
dh (𝜕𝑇 )p dT , (𝜕𝑇)T dP

dari persamaan (2.44) dapat dituliskan sebgai:


𝜕ℎ 𝜕ℎ
𝜌( (𝜕𝑇)p dT : ( 𝜕𝑇)T v ) dP

Panas jenis pada volume konstan dapat di tuliskan :


𝛿𝑞 𝜕ℎ
Cp = ( 𝑑𝑇)P = (𝜕𝑇)P

Maka
𝜀𝑞
Cv = 𝑑𝑇v
𝜕ℎ 𝜕ℎ
Cv = 𝜕𝑇p + { 𝜕𝑃 𝑇 − 𝑣 } dari perubahaan keadaan dari V1 dan V2 melalui proses

iso barik resibel maka besarnya kerja untuk mengubah keadaan tersebut adalah
𝑣
W = P ∫𝑣 2 𝑑𝑉
1

= P (V2 – V1)
Untuk proses isokhorik karena system tidak mengalami perubahan volume atau
dv = 0 maka kerja yang dilakukan adalah W = 0

2.3 Sejumlah 0.5 Kmol gas ideal berubah keadaan secara isotermik reversibel pada
temperatur 300 K sehingga volumenya berubah dar V1 = 1.5 x 103 m3 menjadi V2
0.5 x 103 m3. Berapa besarnya kerja untuk merubah volume gas ideal tersebut ?
Jawab :
Kita menggunakan persaan :
𝑉
W = n RTln ( 𝑉2 )
1

Dengan
n = 0.5 Kmol
R = 8314.3 J Kmol/ K
T = 300 K
V1 = 0.5 x 10-3 m3
V2 = 1.5 x 10-3 m3
Jadi, besar kerja untuk proses ini :
0.5 𝑥 10−3
W = 0.5 x 8314.3 x 300 x ln ( 1.5 𝑥 10−3 ) joule
1
= 124.715 x ln − ( 3 ) joule

= 124.75 x (- In 3 ) joule
W = -1.37 x 105 joule
Tanda negatif menunjukan bahwa lingkungan melakukan kerja terhadap sistem

2.4 Sejumlah gas ideal diekpansikan secara isotermik reversibel pada tekanan 1
atm standar. Pada proses ini :
a. Volume gas setelah ekspansi tersebut
b. kenaikan temperetur gas setelah proses ini jika temperatur gas mula-mula
100 oC
Jawab :
Mengunakan persaaan :
W = P( V2 – V2 )
𝑊
V2 = + V1
𝑃

Dimana
V2 = Volume gas setelah ekpansi
W = 2 x 105 joule
P = 1 atm / 1.01 x 105 Pa
V1 = volume gas sebelum ekspansi
2 𝑥 10 5
V2 = ( 1.01 𝑥 105 + 1) m3

= 2.98 m3
Untuk proses isobarik berlaku hukum charles
𝑉 𝑉
Dimana 𝑇1 = 𝑇2
1 2

Atau
𝑉2 𝑇1
T= 𝑉1

Dimana ,
T2 = temperatus sistem setelah ekspansi
T1 = temperatur sistem sebelum ekspansi
Temperatur sistem setelah ekspansi :
2.98 𝑥 373.5
T2 = K
1

= 738.84 K
Jadi besarnya kenaikan temperatur selama proses ini
∆ 𝑇 = T2 − T1
= ( 738 – 373.15 ) K
= 465.69 K
2.5 Hitunglah besarnya kerja untuk mengubah 0,1 Kmol air menjadi uap
seluruhnya dengan volume 2.24 x 103 liter pada tekanan 1 atm
Jawab :
Air ( H2O ) mempunyai berat molekul M air = 18
Massa n mol air dicari dengan rumus
m=nM
= ( 0.1 x 18 ) kg = 1.8 kg
Volume 1 kg air adalah 1 liter = 1 dm3 sehingga volume air sebelum menguap:
V = 1,8 liter
Kerja yang dilakukan untuk mengubah air menjadi uap sebesar
𝑉
W = ∫𝑉 2 𝑃 dv
1

Dengan P konstan maka


𝑉
W = P ∫𝑉 2 𝑑𝑣 = P ( V2 – V1 )
1

Dimana
P = 1 atm = 1.01 x 105 Pa
V2 = 2.24 x 103 liter = 2.24 m
V1 = 1.8 liter = 1.8 x 10 m
Jadi besarnya kerja adalah
W = P ( V2 – V1 )
= 1.01 x 105 x (2.4 1.8 x 10 ) joule
= 2.26 x 10 joule
2.6 Suatu sistem gas Van der Waals mengalami perubahan volume dari v = v1
menjadi v = v2 (v = volume) melalui proses isotermal reversibel. Nyatakanlah
besarnya kerja untuk proses ini dalam besaran v, T dalam konstan a dan b!

Jawab :
Persamaan Van der Waals berbentuk:

𝑎
(𝑝 + ) (𝑣 − 𝑏) = 𝑅𝑇
𝑣2
atau

𝑅𝑇 𝑎
𝑃= − 2
(𝑣 − 𝑏) 𝑣

𝑉
Dengan, 𝑣 = 𝑛 (volume jenis gas)

Besarnya kerja untuk mengubah volume gas dan v = v1 menjadi v = v2 adalah

𝑣2
𝑊 = ∫ 𝑃 𝑑𝑉
𝑣1

Karena, dV = n dV, maka:

𝑣2
𝑊 = ∫ 𝑛 𝑃 𝑑𝑣
𝑣1

𝑣2
𝑅𝑇 𝑎
=∫ 𝑛 ( − 2 ) 𝑑𝑣
𝑣1 (𝑣 − 𝑏) 𝑣

𝑣2 𝑣2
𝑛𝑅𝑇 𝑛𝑎
𝑊=∫ 𝑑𝑣 − ∫ 2
𝑑𝑣
𝑣1 (𝑣 − 𝑏) 𝑣1 𝑣

n, R, a, dan b untuk setiap jenis gas (di dalam ruang tertutup) besarnya konstan
dan untuk proses isotermik harga T konstan, maka persamaan di atas dapat
dituliskan ke dalam bentuk:

𝑣2 𝑣2
𝑑𝑣 𝑑𝑣
𝑊 = 𝑛𝑅𝑇 ∫ − 𝑛𝑎 ∫ 2
𝑣1 (𝑣 − 𝑏) 𝑣1 𝑣

𝑣2 − 𝑏 1 1
𝑊 = 𝑛𝑅𝑇 ln + 𝑛𝑎 ( − )
𝑣1 − 𝑏 𝑣2 𝑣1
Persamaan (2.59) menyatakan besarnya kerja untuk mengubah volume suatu
sistem gas Van der Waals dari volume jenis v = v1 menjadi v = v2, melalui
proses isotermik reversibel.
2.7 Sejumlah 0,4 kmol gas Hidrogen, pada temperatur konstan 600 Kelvin,
diubah volumenya dari 1 m3 menjadi 2 m3. Jika gas Hidrogen, tersebut
dianggap sebagai gas Van der Waals dengan konstanta, a = 24,8 Jm3 Kmol
dan b = 0,0266 m3 Kmol-1, tentukanlah besarnya kerja yang dilakukan untuk
mengubah volume gas tersebut

Jawab:
Anggap proses yang terjadi adalah reversibel, sehingga untuk menghitung
besarnya kerja dapat kita pergunakan persamaan (2.59):

𝑣2 − 𝑏 𝑛𝑎(𝑣1 − 𝑣2 )
𝑊 = 𝑛𝑅𝑇 ln ( )+( )
𝑣1 − 𝑏 𝑣1 − 𝑣2
dengan
n = 0,4 Kmol
R = 8314,3 Jkmol-1K-1
T = 600 K
1𝑚3
𝑣1 = = 2,5𝑚3 𝐾𝑚𝑜𝑙 −1
0,4𝐾𝑚𝑜𝑙
2𝑚3
𝑣2 = = 5𝑚3 𝐾𝑚𝑜𝑙 −1
0,4𝐾𝑚𝑜𝑙

Jadi besarnya kerja untuk mengubah volume gas Hidrogen tersebut,


5 − 0,0266
𝑊 = 0,4 × 8314,3 × 600 ln ( )
2,5 − 0,0266
0,4 × 24,8 × (1 − 2)
+ 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
2×1

= 1,4 × 106 Joule


2.22 Berapa banyak kalor yang dilepaskan oleh 20 m3 air di dalam tandon air jika
temperatur air tersebut turun dari 30oC menjadi 20oC? (cair = 4186 Jkg-1K-1)

Jawab:
Massa 1 dm3 air = 1 kg
Massa 20 m3 air = 20 x 103 kg = 2 x 104 kg

Q = m.c.∆T
= 2 x 104 x 4186 x (20-30)oC
= - 8,372 x 103 Joule

Tanda (-) menunjukkan bahwa air melepas kalor.

2.23 Suatu alat pemanas air terbuat dari alumunium dengan massa o.4 kg dipakai
untuk memanaskan 1 kg air pada 20 oC. Jadi, Kalor jenis alumunium 900
𝐽𝑘𝑔−1 𝐾 −1 .Tentukanlah besarnya kalor minimum untuk menaikan
temperature air sampai titk didihnya,yaitu 100 oC.
Jawab:
Q = 𝑀𝐴𝑙 𝑐𝐴𝑙 ∆𝑇 + 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑖𝑟 ∆𝑇
= 0,4 . 900 . (100.20) +1.4186 . (100-20)Joule
= 3,64 x 105 Joule.

2.24 Suatu mol gas Argon dalam suatu ruangan yang volumenya 400 cm3,
mula-mula temperaturnya 25 oC. Gas tersebut kemudian dipanaskan sampai
temperatur 225 oC. jika untuk gas Argon diketahui cv = 3 kal/mol oC dan cp = 5
kal/mol oC.Tentukanlah besarnya perubahan energy dalam gas tersebut jika:
a) Pemanasan dilakukan pada volume konstan.
b) Pemanasan dilakukan pada tekanan konstan.
c) Pemanasan dilakukan pada volume konstan sampai 125 oC kemudian
melanjutkan dengan pemanasan peda tekanan konstan sampai 225 oC.
Jawab;
Untuk menghitung U digunakan hokum termodinamika I
𝛿𝑄 = 𝑑𝑈 + 𝑃𝑑𝑉
a). Pemanasan pada volume konstan, dV = 0,sehingga:
dU = 𝛿𝑄
atau,
∆𝑈 = 𝑄 = 𝑛 . 𝑐𝑣 . ∆𝑇
= 1 . 3 . (225-25) kal
= 600 kal.
b). Pemanasan pada P konstan,
𝑑𝑈 = 𝛿𝑄 − 𝑃 𝑑𝑉
atau,
∆𝑈 = 𝑄 − 𝑃 ∆𝑉
Dari persamaan gas ideal , PV = nRT, dapat diturunkan persamaan:
𝑃 ∆𝑉 − 𝑛𝑅 ∆𝑇
Sehingga,
∆𝑈 = 𝑄 − 𝑃 ∆𝑉 = 𝑛 𝑐𝑝 ∆𝑇 − 𝑛𝑅 ∆𝑇
Kita ketahui, R = 8,3143 𝐽𝑚𝑜𝑙 −1 𝐾 −1 = 2 𝑘𝑎𝑙𝑚𝑜𝑙 −1 𝐶 −1 sehingga,
∆𝑈 = [1 . 5 . (225 − 25) − 1 . 2 (225)]𝑘𝑎𝑙
= 600 𝑘𝑎𝑙.
c). Pemanasan sampai 125 oC pada V konstan,
∆𝑈1 = 𝑛 𝑐𝑣 (∆𝑇)2 = 1 . 3 (125 – 25) kal
= 300 kal.
Pemanasan dari 125 oC sampai 225 oC pada P konstan.
∆𝑈2 = 𝑛 𝑐𝑝 (∆𝑇)1 – 𝑛𝑅 (∆𝑇)2
= [1 . 5 . (225 − 125) − 1 . 2 (225)]𝑘𝑎𝑙
= 300 𝑘𝑎𝑙
Perubahan energy dalam total:
∆𝑈 = ∆𝑈1 + ∆𝑈2
= (300 + 300)𝑘𝑎𝑙
= 600 𝑘𝑎𝑙.

Catatan:
Dari soal 2.24 terlihat bahwa U dari gas Argon tidak tergantung pada proses
perubahan keadaan gas dan besarnya hanya tergantung pada perubahan
temperature gas tersebut. Pada bab 7 (teori Kinetik Gas Ideal) dapat
diperlihatkan bahwa energy dalam sistem gas idealnya hanya fungsi teperatur.
Oleh karena itu perubahan energy dalam sistem gas ideal hanya bergantung
pada besarnya perubahan temperature, seperti yang ditunjukan oleh soal 2.24,
dimana gas Argon pada temperature antara 25 oC – 225 oC dapat dianggap
sebagai gas ideal.

2.25 Hitunglah besarnya kalor yang diperlukan untuk melebur 200gr perak (Ag)
pada tekanan 1 atm jika dipanaskan dimulai dari temperature 27 oC dan untuk
perak diketahui Tb = 962 oC (pada tekanan 1 atm), lm =2,91 x 105 kal/gr.

Jawab:

𝑄 = 𝑚 . 𝑐 . ∆𝑇 + 𝑚 . 𝑙𝑚
= [200 . 0,056 × (962 − 27) + 200 × 2,91 × 105 ] 𝑘𝑎𝑙
= 5,821 × 107 𝑘𝑎𝑙
= 5,821 × 104 𝐾𝑘𝑎𝑙.
2.27) Untuk menguapkan 5 mol air (H2O) pada tekanan 1 atm dan temperatur 100 oC
diperlukan sebesar 48,55 Kkal.
a) Hitunglah perubahan entalpi pada proses perubahan fase tersebut.
b) Hitunglah perubahan energi dalam per mol sistem tersebut.
Jawab :
a) Kita pergunakan persamaan 2.29 untuk menghitung perubahan entalpi

48,55
∆h = 𝑙1.2 = Kkal/mol
5
= 9,71 Kkal/mol
b) Dalam keadaan cair volume 1 mol air adalah (BM(H2O) = 18)
Vcair = 1 × 18 × 1 ml = 18 ml = 18 × 10-3 lt
Dalam keadaan uap pada temperatur 0 oC volume 1 mol seluruh gas adalah 22,4
lt, sehingga volume uap air pada temperatur 100 oC dapat dihitung dengan
persamaan :
V1 V2
=
T1 T2
P1 V2 22,4 × 373,15 lt
V2 = =
T2 273.15
= 30,6 𝑙𝑡
V2 adalah volume uap air pada temperatur 100 oC atau
Perubahan Energi Dalam dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
∆h = U + P ∙ ∆V
Atau
∆U = ∆h + P ∙ ∆V
= ∆h - P(Vuap - Vcair )
Karena Vcair << Vuap maka P (Vcair - Vuap) - P Vuap sehingga:
∆h = U + PVuap
= 9,71 (Kkal/mole) - 1(atm) × 30,6 (lt/mol)
= 9,71 × 4816 (J/mole) - 10,5 (Pa) × 30,6 × 103 (m3 /mol)
= 40646,06 (J/mole) – 3060 (J/mole)
= 3,76 × 104 J⁄mole

2.41) Energi dalam gas ideal persatuan mol dinyatakan sebagai fungsi dari
f
temperatur u = /2 RT. Dimana f menyatakan derajat kebebasan
molekul-molekul gas ideal tersebut. Buktikan bahwa untuk gas ideal berlaku,
dan hitunglah harga cp dan cv untuk gas monoatomik dengan f = 3 dan untuk gas
diatomik dengan f = 5.

Jawab :
Kita pergunakan persamaan (2.42) :
∂u ∂u
cp − cv = (P + ( ) ) ( )
∂v T ∂v P
dengan
f
u= RT
2
∂u
( ) =0 ⋯⋯⋯ (2.93)
∂v f
Persamaan gas ideal :
PV = RT
atau
RT
V =
P
∂u R
( ) = ⋯⋯⋯(2.94)
∂v P P
Substitusi persamaan (2.93) dan (2.94) ke dalam persamaan (2.42)
menghasilkan:
R
cp − cv = (P + 0) ( )
P
atau
cp - cv = R ⋯⋯⋯(2.95)

untuk menghitung cp kita pergunakan persamaan (2.40)


∂u f
cv = ( ) = R
∂T v 2
dan dari persamaan (2.95) kita dapatkan :
f
cv = ( + 1) R
2
dengan R = 8,314 Joule/(mol K) kita dapatkan harga cv cp untuk gas
monoatomik (f = 3) :
5
cv = R = 20,786 J⁄(mol K)
2
5
cv =
kal ⁄(mol K)
2
7
cv = R = 29,099 J⁄(mol K)
2
7
cv = kal ⁄(mol K)
2
2.42. Tentukan besarnya perubahan energi dalam dari 20 mol zat jika diketahui Cv
nya berbentuk : Cv = 1,7 T² + 0,5 vJ/ (mol k) dan zat tersebut dipanaskan dari
300 K sampai 500 K pada volume konstan 1
Jawab:
Kita gunakan persamaan
𝑑𝑢
𝐶𝑣 = (𝑑𝑇 )
𝑣

atau
du = 𝐶𝑣 𝑑𝑇𝑣 pada v konstan
𝑇 𝑇
∆𝑢 = ∫𝑇 2 𝐶𝑣 𝑑𝑇 = ∫𝑇 2(1,7 𝑇 2 + 0,5 𝑣)𝑑𝑇
1 1

1 1
∆𝑢 = −1,7 (𝑇 − 𝑇 ) + 0,5 𝑣 (𝑇2 − 𝑇1 )
2 1

Dengan
𝑣 = 1 = 10−3 𝑚−3
maka
𝑢 10−3
𝑣= = = 5 𝑥 10−5 𝑚3 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑛 20

sehingga
1 1
∆𝑢 = −1,7 (500 − ) + 0,5 𝑥 5 𝑥 10−5 (500 + 200)
300

= 5,2 𝑥 10−3 𝐽⁄𝑚𝑜𝑙

2.43. Tentukan besarnya perubahan entalpi logam Magnesium (Mg) jika diketahui 𝐶𝑝
nya berbentuk 𝐶𝑝 = (25,7 + 6,26 𝑥 10−3 𝑇 − 3,27 𝑥 105 𝑇 −2 )J/(mol K)
Dari logam tersebut dipanaskan dari 300 K sampai 700 K pada tekanan konstan.
Jawab:
Kita perguanakan persamaan
𝜕ℎ
𝐶𝑝 = (𝜕𝑇)
𝑝

Atau
𝑑ℎ = 𝐶𝑝 𝑑𝑇, pada P konstan.
𝑇
∆ℎ = ∫𝑇 2(25,7 + 6,26 𝑥 10−3 𝑇 − 3,27 𝑥 105 𝑇 −2 )𝑑𝑇
1

1 1
= 25,7 (𝑇2 − 𝑇1 ) + 3,13 𝑥 10−3 (𝑇22 − 𝑇12 ) + 3,27 𝑥 105 (700 − 300)

= 1,09 𝑥 104 𝐽/𝑚𝑜𝑙

2.44. Buktikan hubungan-hubungan besaran termodinamika yang dinyatakan oleh


persamaan (2.50) dan (2.51).
Jawab:
Untuk u = u(T,v), maka
𝜕𝑢 𝜕𝑢
𝑑𝑢 = (𝜕𝑇) 𝑑𝑝 + (𝜕𝑣 ) 𝑑𝑣 . . .(2.96)
𝑣 𝑇

Kemudian kita ambil T = T(P,v) sehingga


𝜕𝑇 𝜕𝑇
𝑑𝑇 = (𝜕𝑃) 𝑑𝑝 + (𝜕𝑣 ) 𝑑𝑣 . . .(2.97)
𝑣 𝑝

2.46. Untuk logam tembaga (Cu) pada interval temperature antara 300 K sampai
dengan 1200 K harga 𝐶𝑝 dan a dapat dianggap fungsi linear terhadap temperature
dan secara pendekatan bentuknya:
𝛽(𝑇) = 𝑎1 𝑇 + 𝑎2 , dan 𝐶𝑝 (𝑡) = 𝑏1 𝑇 + 𝑏2
dengan
𝑎1 = 2,0 𝑥 10−8 𝐾 −2 𝑏1 = 6,67 𝐽𝐾 −2
𝑎2 = 4,3 𝑥 10−5 𝐾 −1 𝑏2 = 2,3 𝑥 104 𝐽𝐾 −1
Volume jenis tembaga pada temperature 300 K diketahui besarnya 𝑣 =
7,13 𝑥 10−3 𝑚3 𝐾𝑚𝑜𝑙 −1
Tentukan besarnya perubahan energy dalam dari tembaga tersebut jika
dipanaskan dari temperature 300 K sampai dengan 800 K pada tekanan konstan
103 atm (1 atm = 105 𝑃𝑎)
Jawab:
Kita pergunakan persamaan (2.101)
𝜕𝑢
(𝜕𝑇) = 𝐶𝑝 − 𝑃𝑣𝛽
𝑝
𝑇 𝑇
∆𝑢 = ∫𝑇 2 𝐶𝑝 𝑑𝑇 − 𝑃 ∫𝑇 2 𝑉2 𝛽 𝑑𝑇
1 1

𝑇 𝑇
= ∫𝑇 2(𝑏1 𝑇 + 𝑏2 ) 𝑑𝑇 − 𝑃𝑣 ∫𝑇 2(𝑎1 𝑇 + 𝑎2 ) 𝑑𝑇
1 1

1
= (𝑏1 − 𝑃𝑣 𝑎1 )(𝑇22 − 𝑇12 ) + (𝑏2 − 𝑃𝑣 𝑎2 )(𝑇2 − 𝑇1 )
2
1
= (6,67 − 108 𝑥 7,13 𝑥 10−3 𝑥 2,0 𝑥 10−8 ) 𝑥 (8002 − 3002 )
2

(2,3 𝑥 10−1 − 108 𝑥 4,3 𝑥 10−5 ) 𝑥 (800 − 300)


= 7,4 𝑥 106 J Kmol−1

2.47 Misalkan peralatan seperti gambar (2.17) berisi gas Van der Waals sebanyak n1
mol pada tabung A dan sebanyak n2 mol pada tabung B. Kedua tabung
mempunyai volume yang sama yaitu V. Temperatur gas pada kedua tabung
mula-mula T1. Kran K kemudian dibuka sehingga dicapai kesetimbangan baru
dari system gabungan A dan B. Energi dalam gas van der waals dinyatakan
dengan,
𝑎
𝑢 = 𝑐𝑣 𝑇 − 𝑣 + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎

Dengan mengabaikan adanya aliran kalor dari sistem ke sekelilingnya setelah


kran dibuka, tentukanlah bentuk persamaan yang menyatakan besarnya
perubahan temperatur gas tersebut.
Jawab:
Volume jenis gas sebelum kran dibuka,
𝑉
gas A → 𝑣𝐴 = 𝑛
1

𝑉
gas B → 𝑣𝐵 = 𝑛
2

Sistem gabungan,
𝑉 𝑉
𝑣𝐴 +𝑣𝐵 +
𝑛1 𝑛2
𝑣1 = =
2 2
(𝑛1 +𝑛2 )
= 𝑉
2𝑛1 +𝑛2

Setelah kran dibuka, sistem menuju ke keadaan setimbang baru dengan volume
jenis,
2𝑉
𝑣2 = (𝑛
1 +𝑛2 )

Perubahan energy dalam akibat perubahan volume,


𝜕𝑢 𝑎
[𝜕𝑣 ] = 𝑣2
𝑇

Koefisien Gay Lussac-Joule dapat dituliskan sebagai,

𝜕𝑇 1 𝜕𝑢
[𝜕𝑣 ] = 𝑐 [𝜕𝑣 ]
𝑢 𝑉 𝑇
𝑎
=𝑐 2
𝑣𝑣

Sehingga perubahan temperatur gas dapat dituliskan sebagai,


𝑎
𝑑𝑇 = 𝑐 2 𝑑𝑣
𝑣𝑣

atau,
𝑇2 2 𝑎 𝑣 𝑑𝑣
∫𝑇 𝑑𝑇 = 𝑐 ∫𝑣 𝑣2
1 𝑣 1

𝑎 1 1
𝑇2 − 𝑇1 = 𝑐 (− 𝑣 + 𝑣 )
𝑣 2 1

𝑎 (𝑛1 𝑛2 ) 2𝑛1 𝑛2
∆𝑇 = 𝑐 {− + (𝑛 }
𝑣 2𝑉 1 +𝑛2 )𝑉

(2𝑛1 𝑛2 −𝑛12 −𝑛22 )𝑎


= 2(𝑛1 +𝑛2 )𝑐𝑣 𝑉
……..(2.102)

Jika n1 = n2 = n, maka didapatkan ∆T = 0, artinya tidak ada perubahan


temperature pada peristiwa peran gas tersebut.

2.48 Apabila energy dalam gas Van der Waals dinyatakan dengan persamaan,
𝑎
𝑢 = 𝑐𝑣 𝑇 − 𝑣 + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎

Tentukanlah bentuk persamaan untuk η (koefisien Gay – Lussac – Joule) dan


(koefisien Joule – Thomson) serta temperature inverse (T1) untuk gas Van der
Waals.
Jawab:
Untuk menentukan η kita pergunakan persamaan (2.53):
𝜕𝑢 𝜕𝑇
[𝜕𝑣 ] = −𝑐𝑣 [𝜕𝑣 ] = −𝑐𝑣 ∙ η
𝑇 𝑢

Atau,
1 ∂T
η = − c [∂v ]
v T

Untuk gas Van der Waals:


𝜕𝑢 𝑎
[𝜕𝑣 ] = 𝑣2
𝑇

Jadi, kita dapatkan,


a
η = −c 2 (gas Van der Waals)
vv

Untuk menentukan µ kita tentukan dulu bentuk entalpi untuk gas Van der
Waals:
ℎ = 𝑢 + 𝑃𝑉
𝑎
ℎ = 𝑐𝑣 𝑇 − 𝑣 + 𝑃𝑣 + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝑎
𝑑ℎ = 𝑐𝑣 𝑑𝑇 + 𝑣 𝑑𝑣 + 𝑃𝑑𝑣 + 𝑣𝑑𝑝
2

Pada T konstan, dT = 0,
𝜕ℎ 𝑎 𝜕𝑣
[𝜕𝑃] = [𝑣2 + 𝑃] [𝜕𝑃] + 𝑣 ……(2.103)
𝑇 𝑇

Dari persamaan gas Van der Waals,


𝑎
[𝑃 + 𝑣2 ] (𝑣 − 𝑏) = 𝑅𝑇

Atau,
𝑅𝑇 𝑎
𝑃 = (𝑣−𝑏)2 − 𝑣2

Dapat kita turunkan persamaan,


𝜕𝑝 𝑅𝑇 2𝑎
[𝜕𝑣 ] = (𝑣−𝑏)2 + 𝑣3
𝑇
𝜕𝑣 1
[𝜕𝑝] = 𝜕𝑝
𝑇 [ ]
𝜕𝑣 𝑇

𝜕𝑣 2𝑎 𝑅𝑇 −1
[𝜕𝑝] = { 𝑣3 − (𝑣−𝑏)2 } …….(2.104)
𝑇

Dari persamaan Van der waals juga kita dapatkan,


𝑎 𝑅𝑇
[𝑃 + 𝑣2 ] = (𝑣−𝑏)…….(2.105)

Subtitusikan persamaan (2.104) dan (2.105) kedalam persamaan (2.103)


menghasilkan persamaan:
𝜕ℎ 𝑅𝑇 2𝑎 𝑅𝑇 −1
[𝜕𝑃] = (𝑣−𝑏) {𝑣3 − (𝑣−𝑏)2 } +𝑣
𝑇
−1
𝑅𝑇 2𝑎(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣 3
= (𝑣−𝑏) { 3 2
} +𝑣
𝑣 (𝑣−𝑏)

𝑅𝑇𝑣 3 (𝑣−𝑏) 2𝑎𝑣(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣 4


= 2𝑎(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣3 + 2𝑎(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣 3

𝜕ℎ 2𝑎𝑣(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣 3 𝑏
[𝜕𝑃] = ……(2.106)
𝑇 2𝑎(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣 3

Dari persamaan (2.56),(2.57) dan (2.106) didapatkan:


𝜕𝑇 2𝑎𝑣(𝑣−𝑏)2 −𝑅𝑇𝑣 3 𝑏
[𝜕𝑃] = 𝜂 = 𝑐 3 −2𝑎(𝑣−𝑏)2 )
𝑇 𝑝 (𝑅𝑇𝑣

Temperature inverse adalah temperature pada titik maksimumisentalpik di


mana koefisien arah kurva,
𝜕𝑇
[𝜕𝑃] = 𝜂 = 0
𝑇
2𝑎𝑣(𝑣−𝑏)2 −𝑇𝑖𝑣 3 𝑏
𝑐𝑝 (𝑅𝑇𝑣 3 −2𝑎(𝑣−𝑏))

2𝑎(𝑣−𝑏)
𝑇𝑖 = 𝑅𝑉 2 𝑏

2.49) Pada keadaan standar ( STP) gas neon (Ne) mengalami penambahan volume
secara adiabatic sehingga volumenya menjadi setengah volume semula.
Tentukanlah besarnya volume, tekana dan temperature setelah ekspansi
tersebut !
Jawab:
Keadaan awal adalah keadaan standar
𝑇1 = 000 𝐶 − 273 𝐾
𝑃1 = 1 atm
𝑉1= 22,4 1/mol
𝛾 = 1,67 (Ne adalah gas monoatomik)
Setelah ekspansi
𝑉2 = 0,5 𝑉1= 𝛾

𝑃2. 𝑉2 𝛾=𝑃1. 𝑉1 𝛾
𝑉 𝛾
𝑃2 = 𝑃1 (𝑉1 )
2

𝑃2 = 1 atm . (2)1,67= 3,18 atm


temperature gas setelah ekspamsi
𝑇2. 𝑉2 𝛾=𝑇1. 𝑉1 𝛾 − 1
𝑉 𝛾
𝑇2 = 𝑇1 ( 1 )
𝑉2

𝑇 2 = 273x . (2)1,67 - 433 K

2.50) setengah mol gas helium ( he) mula-mula temperaturnya 300 K dan volumenya
1,5 liter . Kemudian heliumtersebut diespansikan secara adiabatic sehingga
volimenya menjadi 3 liter . Hitunglah besar kerja untuk mengubah volume gas
tersebut.
Jawab
Keadaan awal
𝑇 1 = 300 k
1,5𝑡 3𝑙
𝑉 2 = 1,5 0,5 𝑚𝑜𝑙 = 𝑚𝑜𝑙 = 3,06 x 10−3 m/mol

𝛾 = 1,67 (he adalah gas monoatomik)


Setelah ekspansi
3𝑙 6 𝑙
𝑉 2= = 𝑚𝑜𝑙 = 6,11 x 10−3 𝑚3 /mol
0,5 𝑚𝑜𝑙

𝑇2. 𝑉2 𝛾−1 =𝑇1. 𝑉1 𝛾−1


𝑉 𝛾−1 1 0,67
𝑇2 = 𝑇1 (𝑉1 ) = 300 .. (2) = 188K
2

Kerja adiabatic, q = 0
W= du
W= 𝐶𝑣 dT
𝑇
W= ∫𝑇 2 𝐶𝑣 dT
1

Untuk gas ideal 𝐶𝑣 = konstan, dan He


3
𝐶𝑣 = 2 R

Sehingga
3
W= 2 R(𝑇2 − 𝑇1 )
3
= 2x 8,314( J 𝑚𝑜𝑙1 𝑘1 ) x (300-188) (K)

=1396,75 joule/mol

2.51) Satu mol gas nitrogen mula-mula tekanannya 1 atm dan temperaturnya 30𝑜 𝐶.
Kemudian gas tersebut ,engalami proses siklus reversible sebagai berikut:
1)Volume gas diperkecil secara adiabatic sampai tempraturnya 100𝑜 𝐶
2) Kemudian gas didinginkan secara isobaric sampai temperaturnya kembali ke
semula
3) Setela itu volumenya diubah secara isotermik sa,pai tekananya kembali
ketekanan semula.
Hitunglah besarnya w, u dan hdari proses siklus ini.
Jawab
Keadaan awal
𝑇0 =30𝑜 = 300𝐾
𝑃0 = 1𝑎𝑡𝑚 = 105 Pa
𝑅𝑇1 8,314 × 300 0,25𝑚3
𝑉0 = = =
𝑃1 105 𝑚𝑜𝑙
Gas Nitrogen (𝑁2 ) adalah gas diatonic dan kita anggap 𝛾 = 1,4
Proses 1)→ 𝑎𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑡𝑖𝑘 ∶ 𝑞 = 0. 𝑇1 =100𝑜 𝐶 = 373 𝐾
𝛾1 𝛾1
𝑇1 𝑉1 = 𝑇0 𝑉0
𝛾1 𝑇0 𝛾 1
𝑉1 = ( ) 𝑉0
𝑇1
273
𝑉10.4 = (373) (0,25)0,4 = 0,38

𝑉1 = 0.22 𝑚3
𝑉 0,25 1,4
𝑃1 = 𝑃0 (𝑉0 )= 105 × (0,22) = 1,2 × 105 𝑃𝑎
1

𝑤1 = ∆𝑢1 +∆(𝑃𝑉)1= ∆𝑢1 +∆(𝑃1 𝑉1 − 𝑃0 𝑉0 )


= 2078,5 + (1,2 × 105 × 0,22 − 105 × 0,25)
=3478.5 J/mol

Proses 2) → 𝑖𝑠𝑜𝑏𝑎𝑟𝑖𝑘: 𝑃2 =𝑃1 = 1,2 × 105 𝑃𝑎; 𝑇2 = 𝑇0 = 273 𝐾


𝑣2 𝑣
= 𝑇`
𝑇2 1

𝑣1 𝑇2 0,22×273 0,36 𝑚3
𝑣2 = = =
𝑇1 373 𝑚𝑜𝑙

7 𝐽
𝑞2 = 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇2 ) = × 8,314 × (273 − 373) = −2909,9
2 𝑚𝑜𝑙
7200𝐽
𝑤2 = 𝑃(𝑣2 − 𝑣1 ) = 1,2 × 105 × (0,16 − 0,22) = −
𝑚𝑜𝑙
∆𝑢2 = 𝑞2 − 𝑤2 = −2909,9 + 7200 = 4290,1 𝐽/𝑚𝑜𝑙
∆ℎ2 = 𝑐𝑝 𝑇 = 𝑞2
2909,9𝐽
=− 𝑚𝑜𝑙

Proses 3) → 𝑖𝑠𝑜𝑡𝑟𝑚𝑎𝑙 ∶ 𝑇1 = 𝑇2 = 𝑇3 = 273 𝐾


𝑃3. 𝑉3 =𝑃2. 𝑉1
𝑃2. 𝑉2 1,2×105 ×0,16
𝑉3 = = = 0,19𝑛3 /mol
𝑃3. 105

∆𝑢1 = 𝐶𝑣 𝑇 = 0 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑇 = 0
𝑉
𝑤1 = ∫𝑃 3 𝑃 𝑑𝑣
3.

Untuk gas nitrogen yang di anggap gas ideal berlaku


Pv=RT
Atau
𝑅𝑇
𝑣= 𝑃

Hngga
𝑉 𝑅𝑇
𝑤1 = ∫𝑃 3 𝑑𝑣
3. 𝑣
𝑉
= 𝑅𝑇 ln (𝑉3 )
2

0,19 𝑗
=8,314 × 273 ln (0,16) = 470 𝑚𝑜𝑙

∆ℎ3 = ∆𝑢3 + (𝑃3. 𝑉3 – 𝑃2. 𝑉2 )


= 0 + (105 × 0,19 − 105 × 0,16)
𝑗
∆ℎ3 = −200 𝑚𝑜𝑙

Untuk seluruh proses siklus


w= 𝑤1 + 𝑤2 + 𝑤 3

= 2078,5-7200+400 J/mol
∆𝑢 = ∆𝑢1 + ∆𝑢2 + ∆𝑢3
𝐽
= 3478,5 − 2909,9 − 200 𝑚𝑜𝑙

=368,6 J/mol

Anda mungkin juga menyukai