PERBEDAAN DEFLOKULASI DAN FLOKULASI KEKURANGAN SUSPENSI
1. Harus dilakukan pengocokan sehingga dosisnya
DEFLOKULASI seragam Partikel suspensi dalam keadaan terpisah 2. Memiliki kestabilan yang rendah dalam sistem Sedimentasi lambat (masing-masing partikel 3. Aliran yang kental membuat seediaan sulit dituang mengendap terpisah) laju dan waktu 4. Ketepatan dosis lebuh rendah dibandingkan sediaan Akhir sedimentasi akan membentuk cake yang larutan sukar terdispersi kembali 5. Jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi Penampilan suspensi menyenangkan karena zat kembali, sehingga homogenitasnya menjadi buruk tetapterdispesi dalam waktu yang lama, jika ada yang mengendap lapisan atas tetap berkabut (lebih kental) Keunggulan : sistem deflokasi akan FORMULA SUSPENSI menampilkan dosis yang relatif homogen pada Zat Aktif waktu yang lama karena kecepatan Zat Pensuspensi sedimentasinya lambat. Zat Tambahan: Penambah rasa Penambah warna FLOKULASI Penambah bau Partikel suspensi merupakan agregat/ Dapar kelompok bebas dalam sistem Pengawet Sedimentasi cepat (partikel mengendap sebagai Pembasah flok (kumpulan partikel)) laju dan waktu Sedimen terbentuk bebas dan membentuk cake yang mudah terdispersi kembali STABILAN SUSPENSI Penampilan suspensi kurang menyenangkan karena sedimentasi terjadi cepat dan lapisan Kondisi dimana partikel tidak mengalami agregasi atas jernih (lebih cair) (penggumpalan) dan mereka tetap terdispersi merata Keunggulan : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah Jika partikel tetap mengendap, mereka mudah terdispersi diredispersi kembali dengan pengocokan yang ringan Faktor yang mempengaruhi suspensi Ukuran partikel semakin besar cepat pengendapan PENGERTIAN SUSPENSI Viskositas/ kekentalan semakin kental semakin lambat laju Sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa (FI edIV,1995) PENGENDAPAN Sediaan terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus dengan atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersi Tolak menolak antar partikel semakin besar sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan kerapatan partikel semakin besar gaya tolak Ukuran partikelnya (kasar): 1 – 100 mikron menolak Sifat yang diinginkan dalam suspensi Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat Pengendapan harus terjadi lambat dan jika yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan mengendap akan terdispersi kembali dengan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. pengocokan ringan (FI edIV,1995) Ukuran partikel dari fase dispersi harus sedemikian rupa sehingga konstan dalam waktu Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, yang lama pada penyimpanan tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan Suspensi harus mudah dituang dari wadah dan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk homogen serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. (fornas ed2,1978) BAHAN SUSPENSI
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat Polisakarida
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan o Dari alam gom arab, tragakan, PGS, pati/ amilum, pembawa. (fI ed III, 1979) Na Alginat o Semisintetis metil selulosa, Na. CMC KEUNTUNGAN SUSPENSI Senyawa anorganik 1. Untuk partikel atau bahan obat yang tidak larut o Tanah liat bentonit, Aluminium Magnesium 2. Stabil secara kimia karena bahan aktif tidak Silikat/ veegum berinteraksi dengan pelarutnya 3. Kerja lebih cepat Aluminium Hidroksida 4. Rasanya lebih enak o Senyawa sintetis 5. Lebih mudah diabsorpsi dari pada tablet / kapsul o Polisakarida carbomer/ carboxyvinilpolimer, 6. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil silikon dioksid koloidal dalam air Gom arab CARA PEMBUATAN SUSPENSI o Merupakan eksudat kering dari tanaman acasia senegal Metode Dispersi o Butiran tidak berwarna, serbuk putih, didalam air 1. Gerus bahan padat yang tidak larut di dalam air larutan kental (kurang baik dibanding gom alam kemudian tambahkan pembasah (gliserol/ propilen lainnya) glikol, tween dll) o Jarang digunakan untuk sediaan luar karena lengket 2. Kembangkan pensuspensi/ pengental kemudian o Penyimpanan ditambahkan pengawet karena mudah tambahkan kebagian a menjadi asam 3. Gerus campuran tersebut sampai didapatkan massa o Gerus 40 bagian gom dengan air 60 bagian atau gerus yang homogen 1 bagian gom dengan 1,5 bagian air mucilago 4. Encerkan dengan air yang sudah mengandung zat tambahan lain, tuang sedikit demi sedikit sampai Tragakan didapatkan suspensi yang stabil o Ekstrak kering tanaman Aspergillus Gimmifer o Serbuk atau lempengan halus warna putih/ putih Metode Presipitasi (Pengendapan) kekuningan A. Presipitasi dengan pelarut organik o Dalam air membentuk larutan kental o Untuk suspensi kadarnya 2% 1. Larutkan bahan yang tidak larut dengan air dengan pelarut o Sering digunakan untuk sediaan luar organik yang dapat bercampur dengan air (etanol/ o Stabil pada pH 4 – 7,5 gliserol/ propilen glikol) o Penyimpanan lama harus ditambahkan pengawet 2. Kembangkan zat pensuspensi/ pengental kemudian encerkan dengan sebagian air yang sudah mengandung zat PGS (pulvis gummosus) tambahan lainnya o Campuran gom arab, tragakan dan sakarum album 3. Masukkann larutan air tersebut kedalam larutan organik, o Mucilago dibuat dengan menggerus PGS dengan air kocok kuat endapan yang terjadi untuk mendapatkan sebanyak 7 kalinya suspensi yang stabil o Pati/ Amilum o Kalau tidak dikatakan lain berarti pati ini adalah pati Metode Presipitasi (Pengendapan) beras (amylum oryzae) B. Presipitasi dengan perubahan pH o Aduk pati dengan air sama banyak, panaskan sisa air sampai mendidih, masukkan bubur pati tadi, aduk 1. Larutkan bahan yang tidak larut dalam air netral dengan sampai jernih air pada pH tertentu (pH basa dengan penambahan KOH atau NaOH) Na Alginat/ Agar rumput laut 2. Kembangkan pensuspensi/ pengental kemudian encerkan o Kandungan utama adalah garam Na dari asam alginat dengan air yang sudah mengandung zat tambahan lain dari spesies laminaria pada pH yang berlawanan (pH asam dengan penambahan o Serbuk warna putih mengkilap HCl atau CH3COOH encer) o Larutan 1% Na Alginat dalam air 3. Pada contoh ini tambahkan larutan asam ke larutan basa o Penggunaan 24 jam setelah dibuat kemudian kocok endapan yang terjadi untuk mendapatkan o pH yang baik 7 suspensi yang stabil o Untuk mencegah penggumpalan ditambahkan alkohol 2-4%/ gliserol/ propilen glikol Metode Presipitasi (Pengendapan) C. Presipitasi dengan dekomposisi rangkap Metil Selulosa o Serbuk warna putih atau putih cream PRINSIPNYA: o Larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air 1. Pemakaian pembawa tersusun (campuran pelarut) panas untuk membentuk partikel deflokulasi o Pembuatan dengan basahi serbuk dengan 1/3 bagian 2. Penggunaan prinsip flokulasi untuk membentuk flok air, panaskan sampai mendidih diamkan selama 30 dengan bahan pembantu: menit tambahkan sisa air dalam keadaan sudah dingin 1. eletrolit (asam, basa, garam) dalam lemari es, aduk campuran sampai homogen 2. surfaktan (tween, span) o Pembuatan dengan menambahkan metil selulosa 3. polimer (PGA, CMC) kedalam air mendidih sebanyak 10 kalinya. Aduk selama 2 jam kemudian tambahkan sisa air dan campuran didiamkan selama 16 jam EVALUASI KESTABILAN SUSPENSI
Na CMC 1. Volume sedimentasi
o Untuk suspensi oral,parenteral dan obat luar kadar berhubungan dengan terbentuknya caking dan 0,25 – 1% kecepatan pengendapan o pH 5 – 10 2. Uji kekentalan o Pembuatan dengan menaburkan serbuk Na CMC di dilakukan dengan menggunakan alat viskometer atas air 20 kalinya kemudian setelah mengembang, brookfield gerus homogen 3. Perubahan pH 4. Uji waktu redispersi VOLUME SEDIMENTASI
Masukkan sediaan suspensi yang sudah jadi ke dalam
beaker glass Biarkan dan amati pemisahan atau pengendapannya dalam waktu yang telah ditentukan (15 menit, 30 menit, 1 hari, 3 hari, 7 hari) Kemudian amati sediaan memisah atau tidak Jika sediaan memisah maka bagian yang bening diukur F= Vs/Vo semakin mendekati 1 suspensi baik F= 1
UJI KEKENTALAN
o Dipasang spindel pada gantungan spindel
o Diturunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas tercelup ke dalam cairan suspensi yang akan diukur o Dipasang stop kontak o Dinyalakan rotor sambil menekan tombol o Dibiarkan spindel berputar dan melihat jarum merah pada skala o Baca angka lalu dikalikan dengan faktor pengalinya
UJI WAKTU RESDIPERSI
Suspensi dimasukkan ke dalam botol kaca, kemudian
diamkan sampai mengendap sempurna Setelah mengendap langsung dikocok sampai tidak terbentuk endapan lagi Kemudian catat waktu redispersi dari masing-masing sediaan