REFERAT Mekanisme Persalinan Normal
REFERAT Mekanisme Persalinan Normal
Disusun Oleh :
Maya Yulindhini
1102010159
Pembimbing :
Kepanitraan Klinik
Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan biasa atau persalinan normal atau
persalinan spontan terjadi apabila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat-alat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam.1
Mekanisme persalinan normal adalah suatu rentetan gerakan pasif janin pada saat
persalinan berupa penyesuaian bagian terendah (kepala) janin terhadap jalan lahir atau
panggul pada saat melewati jalan lahir.1 Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih
merupakan teori-teori yang kompleks. Terdapat beberapa teori yang sering dibicarakan antara
lain faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
saraf, dan factor nutrisi dimana faktor-faktor ini dapat menyebabkan persalinan dimulai.5
Persalinan dianggap normal juga jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (in partu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Seorang wanita belum dikatakan inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks. 1
Proses persalinan ditandai oleh adanya kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi
serviks dan mendorong fetus keluar melalui jalan lahir. Kontraksi miometrium selama
persalinan akan terasa sangat menyakitkan bagi ibu. Sebelum timbulnya kontraksi yang
menyakitkan ini, uterus harus disiapkan untuk proses kelahiran. Miometrium tidak akan
berespon sampai dengan usia kehamilan 36-38 minggu, dan setelah periode memanjang ini,
fase transisional diperlukan sampai serviks mengalami penipisan dan perlunakan.5
Pada dan selama persalinan ada tiga faktor penting yang berperan, yaitu power
(kekuatan kontraksi ibu (his), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau
kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi ligament rotumdum), passager (janin dan
plasenta), passage (kondisi jalan lahir lunak dan tulang).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
persalinan dimulai, kontraksi uterus menyebabkan kontraksi pada uteri berubah
menjadi dua bagian yakni bagian atas berotot dan tebal dan bagian bawah yang
berotot pasif dan berdinding tipis. Kontraksi korpus uteri menyebabkan janin tertekan
ke bawah, terdorong ke arah serviks.
Serviks kemudian menipis dan berdilatasi (terbuka) secukupnya sehingga
memungkinkan bagian pertama janin turun memasuki vagina. Sebenarnya saat turun,
serviks ditarik ke atas dan lebih tinggi dari bagian terendah janin.
Ligament – ligament penyangga uterus, terdiri dari :
4
Gambar 3. Jenis Bentuk Panggul
Bidang Hodge
Bidang hodge digunakan untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin
turun dalam panggul selama persalinan.
Bidang – bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah bagian
terendah janin turun dalam panggul dalam persalinan.
Bidang Hodge I : ialah bidang datar yang melalui bagian atas symphysis dan
promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
Bidang Hodge II : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi
bawah symphysis.
Bidang Hodge III : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II terletak
setinggi spina ischiadicaa kanan dan kiri.
Bidang Hodge IV : ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I, II, III, terletak
setinggi ujung os. Coccygis1
5
Untuk lebih mengerti bentuk dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian
depan anak dalam panggul, maka telah ditentukan 4 bidang: 1
1. Pintu Atas Panggul (PAP)
2. Bidang Luas Panggul
3. Bidang Sempit Panggung
4. Pintu Bawah Panggul (PBP)
6
BIDANG LUAS PANGGUL (BIDANG TENGAH PANGGUL)
Pintu bawah panggul bukan satu bidang tapi terdiri dari dua segitiga dengan dasar
yang sama, yaitu garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan.
Puncak segitiga yang belakang adalah ujung os. Sacrum, sisinya adalah ligamentum
sacro tuberosum kiri dan kanan. Segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.1
7
Gambar 6. Pintu Bawah Panggul
Presentasi kepala
Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat
persalinan tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara
tulang tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
8
1. Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
2. Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulang parietalis.
3. Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
4. Sutura frontalis : antara kedua frontalis.
Adapun bagian dan ukuran kepala janin yang penting adalah diameter suboksipito-
bregmatikus (9,5 cm), sumento-bregmatikus (9,5), oksipito-mentalis (13,5) dan
oksipito-frontalis (11,5). 1,2,3
9
2.2 Definisi Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin yang viable dari dalam uterus
melalui vagina kedunia luar. Persalinan dimulai dengan munculnya HIS persalinan.
Menjelang persalinan terjadi perubahan-perubahan yang sifatnya fisiologis yang pada
ibu/maternal yang nantinya berperan mendukung proses persalinan. Berikut akan dibahas
proses dalam persalinan normal.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan bagian otot-otot uterus makin membesar dan
menegang. Hal ini menyebabkan terganggunya aliran darah menuju otot uterus
terutama pada bagian arteri spiralis yang mensuplai darah keplasenta. Hal ini
menyebabkan gangguan sirkulasi uteroplasenta yang mengakibatkan degradasi
plasenta dan menurunnya nutrisi untuk janin. Mulai menurunya asupan nutrisi janin
akan memberi rangsangan untuk dimulainnya proses persalinan. 1,2,3
2. Faktor neurologis
10
keadaan seimbang sangat penting artinya. Menjelang parturitas, dimana meski
plasenta Menjelang parturitas, dimana meski plasenta semakin tua pembentukan
kedua hormon ini tidak berubah. Perubahan terutama terjadi pada reaktifitas
jaringan terhadap hormon terkait dengan keberadaan reseptornya. Dimana efek
akhirnya adalah terjadi peningkatan kerja estrogen dan penurunan efek
progesteron.1,2,3
Perubahan Hormonal
Tidak banyak terjadi perubahan pada kadar hormon estrogen dan progesteron
menjelang partus. Meski didapat peningkatan kerja hormon estrogen dan insufisiensi
efek progesteron, hal ini lebih disebabkan perubahan pada reseptor hormon. Menjelang
partus, PRA (progesteron reseptor A) yang bekerja menginhibisi efek progesteron,
jumlahnya meningkat sedang PRB (progesteron receptor B) yang kerjanya berkebalikan
dengan PRA malah menurun. Hal inilah yang menyebabkan fungsi utama progesteron
untuk menjaga kehamilan jadi berkurang.1,3
Hal ini juga didukung dengan peningkatan reseptor estrogen α (ERA). ERA selama
kehamilan dihambat kerjanya oleh progesteron, sehingga peningkatan jumlah reseptor ini
akan membantu peningkatan aktifitas estrogen. Dimana estrogen sangat berperan untuk
merangsang kontraksi uterus. Efek estrogen yang berperan menunjang kontraksi adalah
efeknya dalam aktivasi formasi gap-junction, meningkatkan reseptor oxytocin dan
COX-2 serta meningkatkan sintesis prostaglandin.3
Prostaglandin dan oxytocin juga meningkat menjelang partus. Selain dipengaruhi
peningkatan estrogen, sekresi PG juga berasal langsung dari paru janin yang juga
mensekresikan PAF. Membran janin juga mensekresi PAF (platelets activating factors)
yang berperan menginisiasi kontraksi uterus.1,2,3
Perubahan Anatomi
Perubahan anatomi yang penting terjadi menjelang persalinan adalah pada jalan lahir
dan jaringan lunak rongga panggul. Dibawah pengaruh estrogen jaringan otot dan
ligamen berelaksasi sehingga memudahkan akomodasi dari panggul ketika bayi melewati
rongga panggul. Pada uterus, miometrium membesar dan menjelang persalinan akan
mulai muncul HIS (kontraksi uterus). Setiap selesai kontraksi HIS, miometrium akan
memendek. Hal ini akan menyebabkan tarikan pada SBR (ismus) yang memiliki jaringan
otot yang lebih sedikit, dan selanjutnya akan menyebabkan tarikan pada serviks sehingga
serviks akan mulai menipis dan berdilatasi.1,2,3,4
Perubahan Fisiologis
11
Menjelang persalinan akan dimulai suatu kontraksi uterus yang disebut HIS
persalinan. Selain itu, karena pengaruh estrogen dan prostaglandin serviks akan menjadi
makin lunak hipermukus dan hipervaskularisasi. Hal ini akan menyebabkan sekresi
lendir oleh kelenjar yang nantinya akan memberikan tampakan bloody show (mukus
bercampur darah) yang merupakan salah satu tanda in partu. Apabila pembukaan sudah
lengkap, ibu akan mulai memiliki refleks meneran yang nantinya dapat membantu
kelahiran bayi. 1,2,3,4
I. Kala Persalinan
Mekanisme persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu 1 :
Kala I : Kala pendataran dan dilatasi serviks, dimulai ketika telah tercapai kontraksi
uterus yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks,
dan berakhir ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm)
Kala II : Kala pengeluaran janin (ekspulsi janin), dimulai ketika dilatasi serviks
sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir.
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan ekspulsi plasenta
Kala IV : Satu jam setelah plasenta lahir lengkap
Pada kala pembukaan, his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit
dan tidak seberapa mengganggu ibu, sehingga ibu seringkali masih dapat berjalan.
Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi juga
menjadi lebih kuat dan lebih lama. Lender berdarah bertambah banyak.6
Secara klinis dapat dikatakan partus dimulai apabila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah
ini berasal dari lendir kanalis servikalis mulai membuka atau mendatar. Proses
membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1. Fase laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm
2. Fase aktif : Dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm
- Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4cm, menjadi 9 cm
- Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
12
Gambar 8. Kurva Friedmen9
13
1. Tekanan pada rectum
2. Hendak buang air besar
3. Perineum mulai menonjol dan melebar
4. Anus membuka
5. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his.
Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput
di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar,
his mulai lagi untuk mengelurakan badan dan anggota bayi.
Pelahiran plasenta sebaiknya tidak boleh dipaksa sebelum pelepasan plasenta karena dapat
menyebabkan inverse uterus.7
II Proses Persalinan
Untuk menerangkan persalinan, dipengaruhi oleh “POWER, PASSAGE,
PASSENGER”6:
A. Tenaga yang mendorong anak keluar (POWER), yaitu :
- His
His ialah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. His adalah salah satu
kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke
14
bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan
mulai masuk ke dalam rongga panggul. His yang sempurna akan membuat dinding
korpus uteri yang terdiri atas otot-otot menjadi lebih tebal dan lebih pendek,
sedangkan bagian bawah uterus dan serviks yang hanya mengandung sedikit
jaringan kolagen akan mudah tertarik hingga menjadi tipis dan membuka.
Kontraksi yang sempurna adalah kontraksi yang simetris dengan dominasi di
fundus uteri.
Pada bulan terakhir kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah terdapat
kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu. His ini sebetulnya,
hanya merupakan peningkatan kontraksi Braxton Hicks, sifatnya tidak teratur dan
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tetapi tidak
menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti
his persalinan. Lamanya kontraksi pendek, tidak bertambah kuat jika dibawa
berjalan, bahkan sering berkurang. His pendahuluan tidak bertambah kuat seiring
majunya waktu, bertentangan dengan his persalinan yang makin lama makin kuat.
Hal yang paling penting adalah bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh
pada serviks.
His persalinan merupakan kontraksi fisiologis otot-otot rahim. Bertentangan
dengan sifat kontraksi fisiologis lain, his persalinan bersifat nyeri. Nyeri ini
mungkin disebabkan oleh anoksia dari sel-sel otot sewaktu kontraksi, tekanan oleh
serabut otot rahim yang berkontraksi pada ganglion saraf di dalam serviks dan
segmen bawah rahim, regangan serviks, atau regangan dan tarikan pada
peritoneum sewaktu kontraksi.
Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah sebagai
berikut :
Lamanya kontraksi; berlangsung 47-75 detik
Kekuatan kontraksi; menimbulkan naiknya tekanan intra uterin sampai 35
mmHg.
Interval antara dua kontraksi; pada permulaan persalinan his timbul sekali
dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.
- Tenaga mengejan/meneran
Selain his, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang
mendorong anak keluar terutama adalah kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga mengejan hanya dapat
berhasil jika pembukaan sudah lengkap, dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
Tanpa tenaga mengejan anak tidak dapat lahir, misalnya pada pasien yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps. Tenaga
mengejan juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
15
Gambar 10. His dan tegangan amnion
Sejak kehamilan lanjut, uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, yaitu
segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang
terbentuk dari isthmus uteri. Dalam persalinan, perbedaan antara segmen atas dan
bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas memegang peranan aktif karena
berkontraksi. Dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya,
segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin menipis seiring dengan
majunya persalinan karena diregang. Jadi, segmen atas berkontraksi, menjadi tebal
dan mendorong anak keluar sedangkan segmen bawah dan serviks mengadakan
relaksasi dan dilatasi serta menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan
dilalui bayi.
16
sedangkan segmen bawah semakin diregang dan makin tipis, isi rahim sedikit
demi sedikit terdorong ke luar dan pindah ke segmen bawah. Karena segmen
atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, batas antar segmen atas dan
segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut “lingkaran retraksi fisiologis”.
Jika segmen bawah sangat diregang, lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik
mendekati pusat, lingkaran ini disebut “lingkaran retraksi patologis” atau
“lingkaran Bandl” yang merupakan tanda ancaman robekan rahim dan muncul
jika bagian depan tidak dapat maju, misalnya karena pangul sempit.
- Pendataran serviks
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis yang semula berupa sebuah
saluran dengan panjang 1-2 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
Pendataran ini terjadi dari atas ke bawah.
- Pembukaan serviks
Pembukaan serviks adalah pembesaran ostium eksternum menjadi suatu lubang
dengan diameter sekitar 10 cm yang data dilalui anak.
17
C. Gerakan anak pada persalinan (PASSENGER)1,6,7
Passenger
Passenger terkait dengan ukuran dan posisi janin menjelang kelahiran. Adapun untuk
ukuran, yang penting diperhatikan adalah ukuran kepala janin yang memang
merupakan bagian tubuh terbesar janin.
Selain ukuran diameter kepala, anatomi janin juga digambarkan dalam 5 kategori
yaitu letak, posisi, habitus, presentasi, dan variasi. 1,2,3
Gerakan-gerakan anak pada persalinan yang paling sering kita jumpai ialah
presentasi belakang kepala dan kebanyakan presentasi ini masuk ke dalam pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis sagitalis melintang. Ubun-ubun kecil kiri melintang lebih
sering daripada ubun-ubun kecil kanan melintang. Karena itu, akan diuraikan pergerakan
anak dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil kiri melintang.
1. Engagement
18
Fenomena ini terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan atau tidak mengalami
engage hingga setelah permulaan persalinan. Turunnya kepala dapat dibagi menjadi
masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul dan majunya kepala.
Pembagian ini terutama berlaku bagi primigravida. Masuknya kepala ke dalam pintu
atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan. Tetapi pada
multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam
pintu atas panggul biasanya terjadi dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi
yang ringan
Sinklitisme
Peristiwa yang terjadi adalah sinklitismus. Pada presentasi belakang kepala,
engagement berlangsung apabila diameter biparietal telah melewati pintu atas panggul.
Kepala paling sering masuk dengan sutura sagitalis melintang. Ubun-ubun kecil kiri
melintang merupakan posisi yang paling sering kita temukan. Apabila diameter biparietal
tersebut sejajar dengan bidang panggul, kepala berada dalam sinklitisme.
Gambar 13 . Sinklitisme
Sutura sagitalis berada di tengah-tengah antara dinding panggul bagian depan dan
belakang. Engagement dengan sinklitisme terjadi bila uterus tegak lurus terhadap pintu
atas panggul dan panggulnya luas. Jika keadaan tersebut tidak tercapai, kepala berada
dalam keadaan asinklitisme.
Asinklitisme
Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala membuat sudut
lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula terjadi asinklitismus posterior yang
menurut Litzman ialah apabila keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior.1
19
Gambar 14. Asinklitismus anterior Gambar 15. Asinklitismus posterior
Asinklitismus derajat sedang pasti terjadi pada persalinan normal, namun jika
derajat berat, gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sefalopelvik pada panggul yang
berukuran normal sekalipun. Perubahan yang berturut-turut dari asinklitismus posterior ke
anterior mempermudah desensus dengan memungkinkan kepala janin mengambil
kesempatan memanfaatkan daerah-daerah yang paling luas di rongga panggul.7
Hal ini merupakan syarat utama kelahiran bayi. Pada wanita nulipara, engagement
dapat terjadi sebelum awitan persalinan dan desensus lebih lanjut mungkin belum terjadi
sampai dimulainya persalinan kala dua. Pada wanita multipara, desensus biasanya mulai
bersamaan dengan engagement. Descens terjadi akibat satu atau lebih dari empat gaya7 :
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
c. Usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin
3. Fleksi
Ketika desens mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding panggul, atau dasar
panggul, biasanya terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu mendekat ke dada janin dan
diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan diameter oksipitofrontal
yang lebih panjang.7
20
Gambar 17 . Empat derajat fleksi kepala (A). Fleksi buruk, (B). Fleksi
sedang, (C) Fleksi lebih lanjut, (D) Fleksi lengkap
Putaran paksi dalam ialah pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan, ke bawah simfisis. Pada presentasi
belakang kepala, bagian yang terendah adalah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah
yang akan memutar ke depan, ke bawah simfisis. Putaran paksi dalam mutlak diperlukan
untuk kelahiran kepala, karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir, khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah
panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan
majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III kadangkadang baru
terjadi setelah kepala sampai di dasar panggul6.
21
Gambar 19 . Mekanisme persalinan untuk ubun-ubun kecil kiri lintang: (A).
Asinklitismus posterior pada tepi panggul diikuti fleksi lateral,
menyebabkan (B) asinklitismus anterior, (C) Engagement,
(D)Rotasi dan ekstensi.
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala
b. Bagian terendah kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit, yaitu di sebelah depan
atas tempat terdapatnya hiatus genitalis antara antara musculus levator ani kiri dan
kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior
5. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi, kepala akan tertekan pada
perineum dan menembusnya. Pada kepala, bekerja dua kekuatan yang satu mendesaknya
ke bawah, dan yang satunya disebabkan oleh tahanan dasar panggul yang menolaknya ke
atas. Resultannya ialah kekuatan ke arah depan atas6.
Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah simfisis, yang dapat maju karena
kekuatan tersebut di atas ialah bagian yang berhadapan dengan subocciput sehingga pada
pinggir atas perineum, lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi hidung, mulut, dan
akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran
disebut hipomoklion5.
22
Gambar 20 . Permulaan ekstensi Gambar 21. Ekstensi kepala
Setelah kepala lahir, belakang kepala anak memutar kembali kea rah punggung
anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan : putaran paksi luar).
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadicum sesisi. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya
dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
pintu bawah panggul.
7. Ekspulsi 6
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
23
DAFTAR PUSTAKA
24