Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KIMIA MEDISINAL

KASUS (OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM SARAF)

DISUSUN OLEH :

NURUL RAHMAWATI S G 701 16 205

KELAS B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
Kasus Keracunan Lithium

Seorang pasien wanita usia 51 tahun dengan gangguan mental, gangguan bipolar, hipotiroid dan
Parkinson. Kemudian diberikan resep lihium karbonat 150 mg/ kapsul namun terjadi kesalahan
pasien diberikan lithum karbonat dengan dosis yang lebih tinggi yaitu 300 mg/ kapsul.

Selain itu, dokter tidak mengevaluasi perubahan yang terjadi pada pasien yaitu pasien mengalami
diare selama 3 hari namun setelah pemeriksaan selanjutnya pasien sudah tidak diare. Dokter
mencatat symptom pasien sudah membaik dan mencatat keluhan pasien yaitu peningkatan
kontraksi otot dan kekauan otot dan memburuk sehingga mengalam ketidakstabilan dan sangat
lemah.

Dokter menyuruh pasien untuk tes darah namun tidak memperhatikan kadar lithium sebulan
setelah pemberian lihium akhirnya pasien diperiksa ke rumah sakit dan kadar lithium dalam darah
pasien yaitu 6,8 mEq/L keadaan pasien semakin memburuk pasien mengalami dehidrasi berat
persisten dan hipotensi serta gagal ginjal akut akibat toksisitas lithium dan akhirnya meninggal
dunia.

 Lithium
Lithium adalah obat dengan fungsi untuk mengobati episode manik dari manik depresi.
Gejala manik yaitu hiperaktivitas, bicara cepat, tidak dapat membuat keputusan yang masuk
akal. berkurangnya kebutuhan tidur, agresi, dan marah. Obat ini juga membantu mencegah
atau mengurangi intensitas episode manik. Lithium mempengaruhi aliran sodium melalui
saraf dan sel otot pada tubuh. Sodium mempengaruhi eksitasi atau mania.

 Efek samping dari litium sendiri yaitu :

o Haus berlebihan, lebih sering atau lebih jarang buang air kecil
o Lemas, demam, gelisah atau bingung, nyeri mata dan gangguan penglihatan
o Gerak otot tak mau berhenti pada mata, lidah, rahang, atau leher
o Nyeri, merasa dingin, atau jari atau kaki Anda berubah warna
o Merasa kepala seperti melayang, pingsan, denyut jantung lambat
o Halusinasi, kejang (blackout atau konvulsi)
o Demam dengan kaku otot, berkeringat, denyut jantung cepat atau tidak teraba
o Tanda awal keracunan lithium, seperti mual, muntah, diare, mengantuk, lemah otot,
tremor, kurang koordinasi, penglihatan kabur, atau telinga berdenging

 REVIEW

Pada kasus diatas disarankan bahwa, sebelum mengonsumsi obat lithium pasien harus
mengikuti tes darah dan memperhatikan kadar litium pada tubuh dan memberi tahu jika
menderita atau pernah menderita penyakit jantung atau gagal ginjal atau jika mengalami diare
berat, keringat berlebih, atau demam selama terapi. Beri tahu juga bahwa pasien menderita
atau pernah menderita sindroma organik otak (kondisi fisik yang mempengaruhi cara kerja
otak) atau penyakit tiroid atau pernah pingsan tidak beralasan dan telah mengalami beberapa
efek samping yang menandakan pasien tersebut telah keracunan lithium, hal ini dilakukan
agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan..

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan S.G., 2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp. 210-31

Ikawati Z., 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu

http://farmasetika.com/2017/11/01/beberapa-kasus-kesalahan-pemberian-obat-yang-berakibat-
fatal/

Anda mungkin juga menyukai