Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAPORAN RKL DAN RPL

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA


KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA NAMNIWEL BANDAR UDARA NAMNIWEL

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan pengelolaan dampak dan pemantauan komponen
lingkungan terkena dampak yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut ini :

1) Pemrakarsa telah melaksanakan sebagian besar pengelolaan dampak lingkungan


sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dalam dokumen Amdal.

2) Hasil pemantauan komponen lingkungan yang terkena dampak akibat aktivtas


konstruksi yang masih berjalan adalah :
a) Pada pemantauan kualitas udara, debu dari aktivitas konstruksi menyebar ke area
dan fasilitas di sekitarnya dan tidak sampai ke permukiman, tetapi tidak
mengganggu pelayanan penerbangan, karena pelaksanaan konstruksi dilakukan
setelah pelayanan penerbangan. Sementara kebisingan masih dirasakan di
lingkungan konstruksi, tetapi tidak sampai ke permukiman.
b) Pada pemantauan air larian, tidak terjadi perubahan arah aliran permukaan,
karena saluran drainase telah didesain dengan mengikuti kondisi topografi yang
telah ada.
c) Pada pemantauan kondisi fisik air, tingkat air pada Danau Namniwel jernih dan
dapat dikategorikan masih baik.
d) Pada pemantauan kondisi jalan, tidak terjadi kerusakan jalan akibat mobilisasi
kendaraan pengangkut material karena volume material yang diangkut relatif kecil
dan frekuensi pengangkutannya jarang.
e) Pada pemantauan kondisi lalu lintas, tidak terjadi gangguan lalu lintas akibat
mobilisasi kendaraan pengangkut material karena telah dilakukan penjadwalan
pengangkutan material, dan ritasi kendaraan pengangkut material relatif keci.

Hal 3-1
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAPORAN RKL DAN RPL
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA NAMNIWEL BANDAR UDARA NAMNIWEL

f) Pada pemantauan flora, terjadi gangguan flora di lingkungan bandar udara, tetapi
hanya pada tingkat semak dan herba, akibat kegiatan pembersihan lahan untuk
tapak konstruksi bangunan yang sedang dilaksanakan.
g) Pada pemantauan kesempatan kerja, prosentase penyerapan tenaga kerja lokal
untuk tenaga kerja konstruksi > 60%. Sementara peluang usaha yang terbentuk
hinga tahun 2017 adalah usaha perdagangan berupa toko sebanyak 56 unit di
Desa Sawa dan Desa Waeperang.
h) Pada pemantauan kegiatan ekonomi, jenis kegiatan ekonomi yang sedang
berkembang di wilayah Kecamatan Lililay karena aktivitas konstruksi fisik yang
sedang berjalan adalah perdagangan, yang terlihat dengan adanya peningkatan
jumlah sarana perdagangan berupa toko, dan tersedianya pasar.
i) Pada pemantauan kondisi kesehatan masyarakat, aktivitas konstruksi fisik yang
sedang berjalan tidak memberikan pengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat, baik terhadap tenaga kerja maupun terhadap penduduk di sekitar
lokasi kegiatan konstruksi.
j) Pada pemantauan nilai-nilai budaya lokal, tidak terjadi perubahan nilai-nilai budaya
lokal akibat adanya tenaga kerja pendatang, dan nilai-nilai budaya lokal masih
tetap terlihat dalam kehidupan sosial dan terus dilestarikan hingga saat ini.

3) Hasil pemantauan komponen lingkungan yang terkena dampak akibat pengoperasian


bandar udara adalah :
a) Pada pemantauan kualitas udara, tidak ditemukan parameter kualitas udara yang
melebihi baku mutu udara ambien, sehingga kondisi kualitas udara dapat
dikategorikan baik. Selain itu tidak ditemukan parameter udara ambien yang
memiliki tingkat kritis tinggi. Sementara pada pemantauan kebisingan, tingkat
kebisingan di permukiman Desa Waeperang telah melebihi baku tingkat
kebisingan yang disebabkan oleh aktivitas transportasi lokal. Lokasi pemantauan
yang memiliki tingkat kritis tinggi di permukiman Desa Sawa, yang juga
dipengaruhi oleh aktivitas transportasi lokal.
b) Pada pemantauan penggunaan lahan, terdapat dinamika perubahan penggunaan
lahan yang belum sesuai dengan RTRW, yaitu dari kawasan pertanian menjadi
kawasan permukiman.
c) Pada pemantauan kualitas air :
 Pada pemantauan kualitas air limbah, tidak ditemukan parameter yang
melebihi baku mutu air limbah domestik. Parameter yang memiliki tingkat kritis
tinggi adalah pH karena air bersih yang digunakan cenderung basa,
parameter minyak dan lemak serta total kolifomr karena pengolahan air limbah
yang belum sempurna,

Hal 3-2
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAPORAN RKL DAN RPL
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA NAMNIWEL BANDAR UDARA NAMNIWEL

 Pada pemantauan kualitas air permukaan, parameter yang melebihi baku


mutu air adalah BOD dan COD yang disebabkan oleh air limbah dari
permukiman. Parameter yang memiliki tingkat kritis tinggi adalah pH karena
kondisi batuan setempat yang berupa batu kapur, serta parameter COD dan
total koliform yang dipengaruhi oleh pembuangan air limbah dari permukiman
terdekat dengan Danau Namniwel.
 Pada pemantauan kualitas air laut, parameter yang melebihi baku mutu air
laut adalah kekeruhan dan fosfat yang disebabkan oleh faktor alamiah, serta
krom hexavalen yang disebabkan oleh air limbah dari permukiman. Tidak
ditemukan parameter kualitas air laut yang memiliki tingkat kritis tinggi.
 Pada pemantauan kualitas air bersih, parameter yang melebihi baku mutu air
bersih adalah timbal yang bersumber dari penggunaan pipa PVC, serta
kadmium yang bersumber dari bahan yang mengadung kadimum yang masuk
pada lokasi sumur bor di rumah pompa. Parameter air bersih yang memiliki
tingkat kritis tinggi adalah pH karena kondisi alamiah, yaitu kondisi batuan
setempat yang berupa batu kapur.
d) Pada pemantauan kondisi lalu lintas, terjadi peningkatan arus lalu lintas dari/ke
bandar udara pada waktu pagi hari hingga pukul 09.00 WIT, dengan volume lalu
lintas puncak sebesar 75 smp/jam puncak.
e) Pada pemantauan kesempatan kerja, prosentase penyerapan tenaga kerja lokal
sebagai karyawan bandar udara > 50%, dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di
Kabupaten Buru cenderung meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2017.
Sementara pada peluang usaha, usaha perdagangan dan jasa terkait dengan
operasional bandar udara masih relatif kecil di sekitar lokasi bandar udara, dan
perkembangan usaha perdagangan dan jasa tersebut masih berpusat di perkotaan
Namlea.
f) Pada pemantauan kegiatan ekonomi, kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar
bandar udara masih belum berkembang secara optimal, dimana usaha
perdagangan yang telah ada masih relatif sedikit. Sementara pertumbuhan
kegiatan ekonomi di wilayah Kabupaten Buru sebesar 6,01%, yang artinya
kegiatan ekonomi masih berpusat di perkotaan Namlea.
g) Pada pemantauan nilai-nilai budaya lokal, tidak terjadi perubahan nilai-nilai budaya
lokal akibat adanya penduduk kerja pendatang, dan nilai-nilai budaya lokal masih
tetap terlihat dalam kehidupan sosial dan terus dilestarikan hingga saat ini,
penduduk setempat memberikan sambutan yang baik terhadap pendatang.

Hal 3-3
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAPORAN RKL DAN RPL
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA NAMNIWEL BANDAR UDARA NAMNIWEL

3.2 REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai upaya tindak lanjut dari hasil
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan adalah sebagai berikut :

1) Tetap melaksanakan pengelolaan dampak lingkungan dan pemantauan komponen


lingkungan yang telah berjalan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat
diketahui efisiensi pengelolaannya, serta kondisi lingkungan pasca pengelolaan.

2) Menyelesaiakan pengelolaan dampak lingkungan yang sedang berjalan, yaitu


penghijauan dengan penyediaan Taman Bandar Udara dan Jalur Hijau pada area
parkir dan jalan akses, serta pada area-area lainnya di lingkungan bandar udara.

3) Melaksanakan pengelolaan dampak lingkungan dalam RKL yang belum terlaksana,


terutama dalam penyediaan dan pengoperasian Instalasi Pengolaahan Air Limbah
(IPAL) Bandar Udara.

4) Mengembangkan pengelolaan dampak berdasarkan hasil pemantauan komponen


lingkungan, yaitu :
a) Pengelolaan dampak air larian pada tahap konstruksi dengan pembersihan
saluran draianse utama dari vegetasi yang ada di sekitarnya.
b) Pengelolaan dampak penurunan kualitas air pada tahap konstruksi dengan
pembersihan sedimen pada dasar saluran drainase utama..
c) Pengelolaan dampak gangguan flora pada tahap konstruksi dengan pemeliharaan
area ruang terbuka hijau yang telah ada di bandar udara melalui pemotongan
rumput secara rutin.
d) Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan pada tahap
operasi dengan :
 Memasang cerobong pada genset
 Memilih vegetasi pada ruang terbuka hijau/taman di sekitar area parkir dan di
sekitar rumah genset yang juga dapat berperan sebagai penyerap polutan
disamping memiliki nilai estetika.
 Perawatan rutin mesin genset tiap 200 jam operasi, atau 6 bulan sekali jika
jarang operasi, atau jika mesin genset dirasa kasar.
 Pengecekan dan perbaikan box sillent genset.
 Perawatan rutin mesin kendaraan operasional tiap 8000 km.
 Pemasangan rambu pembatas kecepatan kendaraan di fasilitas sisi udara
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
 Mewajibkan penggunaan APD berupa earmuff/earplug bagi karyawan yang
bertugas di area apron

Hal 3-4
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAPORAN RKL DAN RPL
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA NAMNIWEL BANDAR UDARA NAMNIWEL

5) Menambah lokasi pemantauan komponen lingkungan karena kegiatan operasional


genset dan kegiatan operasional kendaraan di fasilitas sisi udara, yaitu :
a) Kualitas udara di sekitar area apron dan sekitar area genset
b) Kebisingan di sekitar area apron, sekitar genset, dan gedung terminal penumpang.

Hal 3-5

Anda mungkin juga menyukai