Anda di halaman 1dari 105

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

EKONOMI TEKNIK

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : IV
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 1 (Satu)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami pengertian dan ruang lingkup Ekonomi Teknik
Indikator
Mahasiswa dapat
1. Pengertian investasi
2. Pengertian Nilai waktu uang
3. Keterkaitan antara investasi dan nilai waktu dari uang
4. Latar belakang invstasi
5. Tipe-tipe investasi
6.
Materi Ajar : Pendahuluan, pengantar analisa investasi,konsep dan klasifikasi investasi
Langkah-langkah Perkuliahan
Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan
30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen melakukan kesepakatan kontrak belajar dengan diskusi, tanya
mahasiswa, materi kuliah dapat diunduh di google class jawab
room
2. Dosen menjelaskan peranan mata kuliah Ekonomi
Teknik a dan hubungannya dengan mata kuliah lain, dan
aplikasi di bidadag keilmuan
3. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan.
4. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 1.
5. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok 4-5 orang.
80' Kegiatan inti Small group Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap discussion,
kelompok sambil menjelaskan poin-poin yang harus presentasi,
didapatkan mahasiswa dari diskusi tersebut. tanya jawab

2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil diskusi


dan meresume hasil diskusi tersebut.

3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk


mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi memberikan
feed back kepada kelompok yang presentasi.

20' Kegiatan Akhir Tes -


Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk mahasiswa
yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.
Dosen memberikan langkah-langkah pengerjaan tugas
investasi dan jenisnya serta contoh dan meminta
mahasiswa untuk memulai langkah pertama:
menentukan objek amatan (tugas rumah)

Penilaian:
1. Tes subjektif tentang pengertian dan ruang lingkup investasi serta konsep dan klasifikasi (40%)
2. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
3. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)

Hand out

EKONOMI TEKNIK ≈ INVESTASI

CARA JITU MENCEGAH USAHA /investasi


BANGKRUT
Sri Warni 8 January 2016

CARA JITU MENCEGAH USAHA BANGKRUT

Membangun pondasi bisnis yang kuat agar dapat berjalan dengan stabil merupakan pekerjaan yang berat.
Terlebih di tahun pertama usaha berdiri merupakan masa yang sangat riskan karena banyak terjadi
kendala yang harus dipecahkan dengan cermat. Masalah terkait operasional, peralatan, karyawan, atau
pemasaran merupakan bagian dari masalah yang harus dipecahkan di awal usaha. Saat bisnis menginjak
tahun kedua namun masih belum berjalan lancar, maka dapat mengancam kelangsungan usaha atau
dengan kata lain adanya potensi usaha bangkrut.

Tips Mencegah Usaha Bangkrut

Agar terhindar dari kondisi tersebut, berikut tips sederhana untuk mencegah usaha bangkrut:

1.Perencanaan usaha yang matang


Rencana yang matang akan menjadi pegangan dalam menjalankan usaha. Dengan perencanaan yang
matang maka akan meminimalkan resiko dan dapat mempersiapkan tindakan saat terjadi situasi yang
tidak diinginkan.
2.Menentukan usaha yang tepat dan sesuai dengan minat
Menjalankan bisnis yang sesuai dengan bidang yang diminati akan menjaga semangat Anda dalam
mengerjakannya tanpa merasa terbebani. Memulai sebuah usaha dimana Anda tidak memiliki passion
atau keahlian di bidang tersebut sebaiknya dihindari. Karena jika terjadi masalah, maka Anda akan
kesulitan memecahkannya karena tidak menguasai bidang tersebut. Inil akan mengancam kelangsungan
bisnis Anda. Mulailah menjalankan usaha sesuai dengan bidang yang Anda kuasai.
3.Memulai dengan usaha yang beresiko kecil
Setiap bisnis, apapun jenisnya pasti memiliki resiko. Bagi para pengusaha pemula hendaknya cermat
dalam memilih bisnis yang dijalankan. Sebaiknya memilih bisnis yang minim resiko agar terhindar dari
kerugian yang besar.
4.Kerja keras dan ulet
Setelah menemukan jenis usaha yang sesuai dengan minat dengan resiko yang kecil, selanjutnya adalah
mengeksekusi bisnis tersebut dengan kesungguhan hati, kerja keras, dan ulet agar usaha dapat
berkembang.
5. Tidak boros
Menumbuhkan sikap cermat, hemat, dan mandiri adalah sikap yang harus dipelajari dan terus dipupuk
dalam diri Anda. Jika Anda masih bisa mengelola sendiri usaha Anda, maka tidak perlu terburu-buru
mencari pegawai. Menahan diri terhadap hal yang akan melemahkan kondisi keuangan, seperti membeli
barang hanya karena gengsi. Salah satu faktor terpenting dalam mengelola usaha baru adalah manajemen
bisnis yang baik, terlebih keuangannya.
6. Menjaga hubungan dengan konsumen
Dalam usaha, konsumen diibaratkan sebagai sumber bahan bakar yang mempengaruhi laju usaha.
Memahami kebutuhan konsumen dalam hal kemampuan daya beli, produk yang diharapkan dan
sebagainya adalah salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menarik konsumen agar loyal pada
produk Anda. Disamping itu me-maintain hubungan yang baik dengan konsumen akan membuat
konsumen merasa diperhatikan dan dekat dengan Anda. Semakin banyak konsumen yang loyal akan
semakin banyak pula konsumen baru yang mendatangi Anda sehingga ‘energi’ untuk kelangsungan usaha
Anda dapat terus terjaga.
7. Tetap fokus
Fokus untuk meraih kesuksesan usaha Anda. Jangan beralih ke bidang usaha lain sebelum usaha yang
Anda kerjakan berhasil. Seseorang yang melakukan banyak bisnis hanya akan membuat ia tidak fokus
sehingga bisnisnya terpuruk.
8.Berdoa dan terus berusaha
Menjalankan usaha, terlebih di masa-masa awal akan menemui berbagai hambatan dan tantangan yang
seringkali tidak mudah untuk dihdapi. Agar bisa mencapai titik kestabilan usaha dibutuhkan kerja keras,
pantang menyerah, dan terus belajar. Dan sebagai bekal Anda untuk lebih kuat adalah dengan berdoa dan
berserah diri kepada-NYA. Karena kesuksesan yang Anda raih tidak bisa diperoleh tanpa kehendak Yang
Kuasa.
Semoga sukses……
Investasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Investasi adalah
1. suatu istilah yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi.
2. berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
3. mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada
sesuatu dengan harapan/ ANALISA … suatu saat mendapat
keuntungan finansial
4. berdasarkan teori ekonomi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produksi yang akan datang (barang produksi).
5. Investasi secara umum adalah pengeluaran atau perbelanjaan
penanaman modal untuk membeli barang modal dan
perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi
barang atau jasa
6. disebut juga sebagai penanaman modal.

Daftar isi

 1 Pengertian

 2 Produk

 3 Bentuk

 4 Risiko

 5 Lihat pula

 6 Pranala luar
Bentuk Investasi

1. Investasi tanah - diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.

2. Investasi pendidikan - dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.

3. Investasi saham - diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian.

4. Investasi mata uang asing - diharapkan investor akan mendapatkan keuntungan dari menguatnya nilai tukar mata uang asing
terhadap mata uang lokal
Risiko

Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa risiko keuangan jika investasi tersebut gagal.

Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor
manusia), atau ketertiban hukum.

 \
Investasi

Investasi merupakan salah satu cara untuk meraih keuntungan dari dana yang dimiliki. Saat
ini, menabung uang di bank merupakan salah satu investasi jangka panjang yang sangat
merugikan.

Bunga bank yang rendah dan tingkat inflasi yang tinggi membuat nilai uang yang disimpan di
bank tidak sebanding dengan penyusutannya. Oleh karena itu, mengambil salah satu jenis
investasi jangka panjang mungkin merupakan alternatif yang bisa dipilih.

PEMBAHASAN

Investasi jangka panjang adalah aktiva tidak lancar dimana dana yang dimasukkan akan
diputar dan baru dapat dicairkan setelah jangka waktu minimal 1 tahun. Ada banyak bentuk
investasi jangka panjang. Berikut ini adalah beberapa contoh diantaranya:

1. Properti

Properti merupakan salah satu investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan. Harga
properti akan terus merangkak naik dari tahun ke tahun. Bagi yang memiliki dana yang cukup
besar, investasi ini patut menjadi pilihan. Berbagai macam properti bisa dilirik, mulai
dari tanah, rumah, ruko dan lain-lain. Yang paling penting di dalam mengambil investasi jangka
panjang ini adalah kejelian dalam melihat kondisi masa depan dari daerah tempat properti
tersebut berada. Mengambil properti di daerah yang sedang berkembang pesat adalah salah
satu cara untuk memperoleh keuntungan yang besar dari investasi ini secepat-cepatnya.

1. Emas dan logam mulia

Selain properti, investasi jangka panjang yang juga bisa diambil adalah membeli dan
menyimpan emas dan berbagai logam mulia. Harga emas dan logam mulia ini juga akan
cenderung terus naik karena sifatnya yang berupa bahan tambang yang terbatas.
Kondisi ekonomi dunia yang sering tidak stabil juga merupakan salah satu pemicu naiknya
harga emas dan logam mulia. Oleh karena itu membeli dan menyimpan emas serta logam
mulia untuk jangka panjang bisa menjadi alternatif yang bisa dipilih.

1. Saham

Saham juga merupakan salah satu investasi jangka panjang. Walau demikian, ada pula yang
memperdagangkan saham dalam jangka pendek. Untuk menyimpan saham dalam jangka
panjang, Anda harus jeli melihat kondisi perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Membeli
saham-saham yang kondisi usahanya cukup stabil merupakan salah satu cara investasi jangka
panjang yang bisa dipilih,

1. Reksadana

Tak berbeda jauh dengan saham, reksadana juga merupakan investasi jangka panjang yang
melibatkan pasar modal. Bedanya, di reksadana, ada banyak pilihan kombinasi jenis investasi
yang bisa dipilih.

Investasi jangka panjang pada dasarnya tidak terlalu sulit dalam memberikan keuntungan. Jika
jeli melihat situasi dan kondisi, banyak investasi jangka panjang yang bisa
memberikan keuntunganberlipat. Di dalam investasi, sifat bijaksana dan tidak serakah sangat
dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.

Elemen-elemen yang termasuk dalam kelompok investasi jangka panjang adalah :

a) Investasi jangka panjang dalam surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan wesel
jangka panjang. Investasi dalam bentuk surat berharga ini biasanya ditujukan untuk
memperoleh pendapatan yang tetap, mengawasi perusahaan lain atau menjaga kontinuitas
suplai bahan baku, dan lain-lain.

b) Investasi dalam anak perusahaan, termasuk uang muka jangka panjang.

c) Investasi dalam bentuk aktiva tetap berwujud (seperti tanah, mesin-mesin) tetapi belum
digunakan untuk usaha sekarang.

d) Penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang seperti dana pelunasan obligasi, dana
ekspansi, dana pembelian saham sendiri, dana pembayaran pensiun, dana penggantian
gedung, dan lain-lain.

e) Cash surrender value dari polis asuransi jiwa.

Investasi jangka panjang adalah aktiva tidak lancar dimana dana yang dimasukkan akan
diputar dan baru dapat dicairkan setelah jangka waktu minimal 1 tahun. Investasi jangka
panjang ini sangat berguna untuk masa depan dikemudian harinya.
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 2 (dua)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami konsep konsep, perilaku, serta menghitung
tentang nilai waktu dari uang.

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Membedakan nilai waktu dari uang dan investasi
2. Menghitung waktu dari uang dan investasi
3. Mengambil kesimpulan, bekerja sama dalam tim, serta menghargai pendapat orang lain

Materi Ajar : Konsep dan cara perhitungan biaya langsung dan tidak langsung

Langkah-langkah Perkuliahan
Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan
30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan dan materi diskusi, tanya
dapat diunduh di google class room jawab
.
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan saat
ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 2.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Discovery Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi,
tanya jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil diskusi
dan meresume hasil diskusi tersebut.

3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk


mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi memberikan
feed back kepada kelompok yang presentasi.

20' Kegiatan Akhir Tes subjektif -


Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil dan objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk mahasiswa
yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.
Penilaian:
4. Tes subjektif tentang pengertian serta perilaku nilai waktu dari uang dan investasi (20%)
5. Tes objektif tentang perhitungan nilai waktu dari uang dan investasi (20%)
1. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
2. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out

1. Suku bunga/interest/rate

Uang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait atau pranala luar,
tetapi sumbernya masih belum jelas karena tak memiliki kutipan pada kalimat
(catatan kaki). Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang
lebih mendetail bila perlu.

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia
dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang
sebagai alat penunda pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum
oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa,
dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks,
tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang
memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi
yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian
tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang —dalam hal ini uang kartal— diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang
dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang
berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.

Daftar isi

 1Sejarah
 2Fungsi
o 2.1Fungsi asli
o 2.2Fungsi Turunan
 3Syarat-syarat
 4Jenis
o 4.1Menurut bahan pembuatannya
o 4.2Menurut lembaga yang mengeluarkannya
o 4.3Menurut nilainya
 5Teori nilai uang
o 5.1Teori uang statis
o 5.2Teori uang dinamis
 6Uang dalam ekonomi
 7Referensi
 8Lihat pula
 9Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang panjang. Pada mulanya,
masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan
usaha sendiri. Manusiaberburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana,
mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan bahwa
apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh
barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang
dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem'barter'yaitu barang yang
ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Di
antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau
menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu
sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya,
mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum
(generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan
mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh
orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang: orang Inggrismenyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa
Latin salarium yang berarti garam.

Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat tukar
sebelum manusiamenemukan uang logam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena
benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan
akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian
muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang
tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai,
dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut
adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money).
Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang
tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian,
timbul suatu anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam
bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang logam juga
sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas Mula-mula
uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk
melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin
100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan
penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas
(secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut
sebagai alat tukar.

Fungsi[sunting | sunting sumber]


Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk
menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu
fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli[sunting | sunting sumber]
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai.

 Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang
yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang
sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran
uang.
 Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk
menunjukan nilaiberbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan,
dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat
penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
 Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan
daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah
uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut
untuk digunakan membeli barang dan jasa pada masa mendatang.
Fungsi Turunan[sunting | sunting sumber]
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan
itu antara lain:

 Uang sebagai alat pembayaran yang sah


Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui
cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan,
manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

 Uang sebagai alat pembayaran utang


Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.

 Uang sebagai alat penimbun kekayaan


Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada
sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan pada masa datang.

 Uang sebagai alat pemindah kekayaan


Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang
berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia
dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi


Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi,
kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

Syarat-syarat[sunting | sunting sumber]


Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum
suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau —setidaknya— dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang
berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama
(uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity). Uang
juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), serta
memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).

Jenis[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Jenis-jenis uang
Uang rupiah

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (sering pula disebut
sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan
oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral
adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan.
Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia
tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk narik uang giral, orang
menggunakan cek.
Menurut bahan pembuatannya[sunting | sunting sumber]

Dinar dan Dirham, dua contoh mata uang logam.

Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam dan uang kertas.

 Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau perakkarena kedua logam itu
memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur,
tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga
macam nilai:

1. Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang
digunakan untuk mata uang.
2. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang.
Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
3. Nilai tukar (riil), nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya
beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp.
10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai intrinsiknya, yaitu kadar
dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar kandungan emas atau perak di dalamnya,
semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya.
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.

 Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar
dan captertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat
dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Menurut lembaga yang mengeluarkannya[sunting | sunting sumber]
Menurut lembaga yang mengeluarkannya, uang dibedakan menjadi uang kartal (kepercayaan) dan uang
giral (simpanan di bank).

 Uang Kartal (kepercayaan)


yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran
yang sah. Uang kartal di Indonesia terdiri atas uang logam dan uang kertas.
 Uang Giral (simpanan di bank)
yaitu dana yang disimpan pada koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk
melakukan pembayaran dengan perantara cek bilyet, giro, atau perintah membayar. Uang giral dikeluarkan
oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berwujud karena hanya berupa saldo tagihan di bank.
Menurut nilainya[sunting | sunting sumber]
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money)

 Uang Penuh (full bodied money)


Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan
bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang
terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas
yang dikandungnya.

 Uang Tanda (token money)


Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera di atas uang lebih tinggi dari
nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.

Teori nilai uang[sunting | sunting sumber]


Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi
perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap
kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori
uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
Teori uang statis[sunting | sunting sumber]

Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah
sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut
statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Yang
termasuk teori uang statis adalah:

 Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP


Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan
uang itu. Contoh: uang emas dan uang perak.

 Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari


Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah
pertukaran.

 Teori Nominalisme
Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.

 Teori Negara
Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka
timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran
yang disahkan.
Teori uang dinamis[sunting | sunting sumber]

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

 Teori Kuantitas dari David Ricardo


Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar.
Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari
semula, dan juga sebaliknya.

 Teori Kuantitas dari Irving Fisher


Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur
kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.

 Teori Persediaan Kas


Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
 Teori Ongkos Produksi
Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang
sebagai barang.

Uang dalam ekonomi[sunting | sunting sumber]


Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial. Monetarisme adalah sebuah
teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an,
masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna
Schwartz, David Laidler, dan lainnya.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan bunga yang kemudian akan
memengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu
tertentu dan dapat menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate, biaya yang
timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk mengontrol inflasi dan pertumbuhan
ekonomi. Bank sentral seringkali diberi tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan
uang, interest rate, dan perbankan.
Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap perekonomian, terutama jika krisis tersebut
menyebabkan kegagalan moneter dan turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang
lebih memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai contoh, pada
masa keruntuhan Uni Soviet.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

 Jenis-jenis uang
 Inflasi
 Bank
 Pendapatan Nasional
 Lembaga Keuangan Bukan Bank

Jenis-jenis uang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Jenis uang yang beredar dimasyarakat dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu uang kartal, uang giral, dan
uang kuasi.

Daftar isi

 1Uang Kartal
o 1.1Jenis Uang Menurut Nilai yang terkandung didalamnya
o 1.2Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya
 2Uang Giral
o 2.1Terjadinya uang giral
o 2.2Keuntungan menggunakan uang giral
 3Uang Kuasi

Uang Kartal[sunting | sunting sumber]


Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib
diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.
Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak
tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank
Indonesia tersebut disebut hak oktroi.
Jenis Uang Menurut Nilai yang terkandung didalamnya[sunting | sunting sumber]

Menurut Undang-Undang pokok Bank Indonesia No. 11 tahun 1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang
negaradan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri :

 Dikeluarkan oleh pemerintah


 Dijamin oleh undang undang
 Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
 Ditanda tangani oleh menteri keuangan
Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti
dengan Uang Bank.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya
sebagai berikut.

 Dikeluarkan oleh Bank Sentral


 Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di Bank Sentral
 Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank Indonesia)
 Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.
Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya[sunting | sunting sumber]
A. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat
uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak
mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan
perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam tidak
dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan
bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
Uang logam memiliki tiga macam nilai.
Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang
digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah, uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada
beberapa alasan mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain :

 Tahan lama dan tidak mudah rusak (Rp. 100,00), atau lima ratus rupiah (Rp. 500,00).
Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya
beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp.
10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso).

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat
pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang
dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau
bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua
macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :

 Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan
ditandatangani mentri keuangan.

 Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :

 Penghematan terhadap pemakaian logam mulia


 Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
 Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga mudah
diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
 Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar.
Uang Giral[sunting | sunting sumber]
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya
kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih
mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak
menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank
Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992,
definisi uang giral adalah tagihan umum]], yang dapat digunakan
sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat
berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya,
masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
Terjadinya uang giral[sunting | sunting sumber]

Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.

 Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat


dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor
menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang tersebut
sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima
pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan
piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang
yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.

 Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan


dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank
membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai
deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative
deposit

 Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening


koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut
dengan loan deposit.

Simpanan uang di bank dapat berbentuk


giro[rekening koran] yang boleh diambil sewaktu-
waktu.

Pembayaran dengan uang giral dapat dilakukan dengan


menggunakan cek,giro bilyet,dan pemindahan
telegrafis[telegraphic transfer].
Keuntungan menggunakan uang giral[sunting | sunting
sumber]

Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut.

 Memudahkan pembayaran karena tidak perlu


menghitung uang
 Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak
terbatas, nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang
ditulis oleh pemilik cek/bilyet giro)

 Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila
hilang bisa segera dilapokan ke bank yang
mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara pemblokiran.

Uang Kuasi[sunting | sunting sumber]


Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan
sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas
deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing
milik swasta domestik.
https://id.wikipedia.org/wiki/Jenis-jenis_uang
Suku bunga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa cipal. Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal
jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga"

Daftar isi

[sembunyikan]

 1Jenis bunga
o 1.1Bunga sederhana
o 1.2Bunga berbunga
 1.2.1Suku bunga tetap dan mengambang
 2Lihat pula
 3Bacaan lanjut
 4Pranala luar

Jenis bunga[sunting | sunting sumber]


Bunga sederhana[sunting | sunting sumber]
Bunga sederhana: merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.
Rumusan bunga sederhana yaitu: c=pbw, di mana c (bunga sederhana) merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga),
dan w (waktu). Contohnya: Wiki meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga
sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah
Rp. 230.000.000 * 0.095 * 5 = Rp. 109.250.000
Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp. 109.250.000, maka total pembayaran pokok utang ditambah bunganya
adalah Rp. 339.250.000.
Contoh lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000 :

 Utang kartu kredit di mana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya maka 1.000/100.000 = 1%/perhari.
 Obligasi swasta di mana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp 3.000 setelah 6 bulan sejak
tanggal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon keduanya adalah Rp. 3.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya
adalah : (3.000+3.000)/100.000 = 6%/year.
 Bunga Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000 maka perhitungannya adalah : 6.000/100.000 =
6%/year.
Bunga berbunga[sunting | sunting sumber]
Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk: nilai pokok utang ini akan berubah terus setiap akhir suatu periode
dengan penambahan perhitungan bunga . misalnya pokok hutang adalah 1.000 dengan bunga 5%/tahun maka periode
tahun pertama pokok hutangnya menjadi 1000+(1.000*5%) = 1.050. Pada periode tahun berikutnya maka
perhitungannya menjadi 1050+(1050*5%)= 1.102,50.
Suku bunga tetap dan mengambang[sunting | sunting sumber]

 "Suku bunga tetap" adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit.
 "Suku bunga mengambang" adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan
mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR di mana cara perhitungannya dengan menggunakan
sistem penambahan marjin terhadap kurs referensi.
Kombinasi atas suku bunga tetap dan mengambang ini dimungkinkan serta sering digunakan. Misalnya pada suatu kredit
pemilikan rumah di mana disepakati bahwa hingga tahun ketiga bunganya adalat tetap yaitu 8.5% dan bunga untuk tahun
selanjutnya akan ditetapkan sebesar 2% di atas LIBOR.

London Interbank Offered Rate


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari LIBOR)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Artikel ini membutuhkan judul dalam bahasa Indonesia yang sepadan dengan judul
aslinya.

London Interbank Offered Rate atau lebih dikenal juga dengan singkatan LIBOR adalah kurs referensi harian
dari suku bunga yang ditawarkan dalam pemberian pinjaman tanpa jaminan oleh suatu bank kepada bank
lainnya di pasar uangLondon ( atau pasar uang antar bank ) . Libor adalah kebalikan dari London Interbank Bid
Rate (LIBID).

Daftar isi

 1Penggunaan
 2Fitur teknis
 3Derivatif yang mengacu pada LIBOR
o 3.1Kontrak Eurodollar
o 3.2Swap suku bunga
 4Lihat pula
 5Referensi dan pranala luar

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Kurs suku bunga LIBOR digunakan secara luas sebagai suatu kurs referensi untuk suatu
instrumen keuangan seperti misalnya pada :

 Kontrak berjangka kurs atau lebih dikenal dengan nama forward rate agreement (FRA) [1]
 Perdagangan berjangka kurs bunga jangka pendek
 Swap suku bunga
 Surat pengakuan hutang bunga mengambang atau yang lebih dikenal dengan nama "floating rate note"
(FRN)
 Kredit sindikasi
 adjustable rate mortgage yaitu penyesuaian suku bunga pada kredit pemilikan rumah setelah jangka waktu
tertentu yang pada umumnya menggunakan patokan kurs referensi
 nilai tukar, khususnya US dollar (lihat pula Eurodollar).
Produk-produk tersebut menggunakan dasar kurs pasar yang paling likuid dan aktif di dunia .
Untuk Euro, kurs referensi yang biasanya digunakan adalah Euribor yang dikeluarkan oleh European Banking
Federation ( federasi perbankan Eropa).

Fitur teknis[sunting | sunting sumber]

LIBOR diterbitkan oleh British Bankers Association (BBA) setiap hari setelah jam 11:00 waktu London yang
merupakan rata-rata suku bunga deposito antar bank dari beberapa bank terpilih, untuk jangka waktu pinjaman
atara 1 malam hingga satu tahun. Suku bunga jangka pendek misalnya hingga 6 bulan adalah hampir
mendekati cerminan kondisi pasar pada saat itu. Suku bunga pinjaman antar bank ini setiap harinya mengalami
perubahan.
Kurs referensi yang dikeluarkan disamping untuk dollar Amerika (USD) juga untuk Pound Sterling. LIBOR juga
merupakan referensi yang sangat berarti bagi mata uang lainnya termasuk Franc Swiss (CHF),Yen, dollar
Kanada (CAD) and the Krone Denmark.

Derivatif yang mengacu pada LIBOR[sunting | sunting sumber]

Kontrak Eurodollar[sunting | sunting sumber]


Kontrak Eurodollar pada perdagangan di Chicago Mercantile Exchange (bursa berjangka Chicago) adalah
didasarkan pada kurs LIBOR pinjaman USD dengan jangka waktu 3 bulan . Ini adalah kurs bunga jangka
pendek yang paling laku diperdagangkan dalam bursa berjangka. Untuk jangka waktu yang lebih pendek,
kontrak berjangka jenis ini diperdagangkan di London Euronext.liffe pada waktu Eropa dan di Singapore
Exchange pada waktu Asia.
Swap suku bunga[sunting | sunting sumber]
Swap suku bunga atau Interest rate swaps yang mengacu pada kurs LIBOR jangka pendek saat ini
diperdagangkan pada pasar uang antar bank untuk masa jatuh tempo hingga diatas 50 tahun. Suku bunga
"LIBOR 5 tahun" merujuk pada kurs swap 5 tahun yang dipertukarkan dengan kurs swap LIBOR dari 3 atau 6
bulan.
Pengertian Suku Bunga

Menurut Kasmir, (2002:121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

Sadono Sukirno (2006:375) menyatakan suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari

modal.

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu :

1. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabahnya. Sebagai contoh : jasa giro, bunga

tabungan, bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada

bank. Sebagai contoh : bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga

simpanan merupakan biaya dana yang harus dikelurkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan
dana yang diterima dari nasabah. Bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing mempengaruhi satu

sama lainnya. Sabagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi maka secara otomatis bunga pinjaman juga

terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.

2.1.2 Fungsi Suku Bunga

Suku bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam

perekonomian, yaitu :

a. Membantu mengalirkan tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian.

b. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi

yang menjanjikan hasil tertinggi.

c. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

d. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan

dan investasi.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga

Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar kecilnya tingkat

suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya. Artinya baik bunga maupun pinjaman saling

mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya

Menurut Kasmir, (2002:122) faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku

bunga adalah:

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank

agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan

secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak

sementara pemohonan simapanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan

harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak
membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun

sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.

3. Kebijakan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan

sebaliknya.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya

kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga

relatif lebih rendah.

6. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini

didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama

biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganyapun

berbeda dengan nasabah biasa.

2.1.4 Jenis-jenis Tingkat Suku Bunga

Menurut Mahardjo Kuncoro dan Suhardjono (2002:209) jenis-jenis suku bunga:

1. Suku bunga deposito, terdiri dari suku bunga (counter) yaitu suku bunga yang tercantum pada papan

pengumuman masing-masing bank atau dimedia cetak dan suku negosiasi, suku negosiasi diberikan kepada

nasabah-nasabah besar dengan maksud agar dengan kelebihan suku bunga tersebut mau menyimpan di bank

yang bersangkutan.

2. Suku bunga tabungan, suku bunga yang di peruntukkan nasabah tabungan sebagai rangsangan atau balas jasa

bagi nasabah yang menyimpan uang di bank.


2. Bunga Sederhana
Konsep pemajemukan uang dengan sistem ataui metode bunga uang sederhana adalah besarnya
bunga yang harus dibayarkan atas pengembalian pinjaman bersifat proporsional terhadap periode waktu
dikalikan dengan jumlah pokok uang yang dipinjam. Perhitungan bunga sederhana dihasilkan dapat
diperoleh melalui cara berikut;

1. Pendapatan pemajemukan atas bunga sederhana “I”


2. Jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan P.,
3. Periode waktu peminjaman “n”.
4. Tingkat suku bunga yang berlaku atau telah disepakati.

maka pendekatan rumusan matematika pembayaran atas bunga per periode adalah sebesar ,

(3.1)
I = Pni.

Dimana:

I = Pendapatan atas bunga sederhana

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

n = lama periode waktu peminjaman

i = tingkat suku bunga

• Jika mendapat pinjaman 1 M (P), dg perjanjian bunga 12 %/tahun sama denga bunga per bulan
adalah 12%/12 bulan = 1% (i) /bulan, pertanyaan berapa bunga harus dibayarkan untuk satu (n=1),
bunga dibayarkan oleh peminjam,Berapa Pendapatan atas bunga

I = Pni.

• 1.000.000.000 *1*0,01= Rp10.000.000/bulan.


Keuntungan terbesar adalah dari peminjaman

• 1.000.000.000 *0,01=10.000.000.

Sedangkan pendekatan rumus pendapatan total atas bunga adalah sebesar,

It = P+Pni.
Dimana:

It = Pendapatan total, pokok ditambahkan bunga sederhana

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

n = lama periode waktu peminjaman

i = tingkat suku bunga

Sebagai gambaran bunga sederhana adalah, jika Ari Meminjam uang kepada Kepada Burhan,
sejumlah Rp. 1.000.000,-selama setahun, dengan perjanjian tingkat suku bunga sederhana sebesar 10%
per tahun. Pada akhir tahun Ari harus membayar kepada Burhan bunag uang sebesar I:

(3.1)
I = Pni.

Dimana:

I = Pendapatan atas bunga sederhana

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

= Rp 1 Juta

n = lama periode waktu peminjaman

= 1 tahun

i = tingkat suku bunga

= 10% per tahun

maka besarnya bunga yang harus dibayar tiap akhir tahun, kita masukkan kedalam rumus 3.1

I = 1.000.000 (1) (0,10) = 100.000,-

Nilai bunga uang yang harus dibayar oleh Ari kepada Burhan, adalah sebesar Rp 100.000,- dan akan
jatuh tempo tiap akhir tahun, umumnya besarnya bunga sederhana per periode waktu adalah tergantung
kesepakatan. Bunga sederhana dihitung hanya dari sejumlah pokok uang pinjaman tanpa
memperhitungkan bunga yang telah diakumulasikan pada periode sebelumnya Contoh lain untuk kasus
bunga sederhana seperti dalam tabel 3.1.A. Dimana peminjam mengembalikan diakhir tahun ke 4, maka
tabulasi perhitungan bunga dan total pengembalian ari ke Burhan adalah sebesar Rp 1,400,000.00,-

Tabel 3.1 A. Kalkulasi Bunga Sederhana Dibayar Sampai tahun ke Empat


Akhi Jumlah Bunga Yang Jumlah Jumlah Yang Harus
r Hutang Pada Harus Dibayar , Hutang Pada Dibayar oleh si
Tah Awal Tahun tiap akhir tahun Akhir Tahun Peminjam Pada Akhir
(Rp)
un (modal/induk) (Rp) Tahun ( Rp)
(C)
(n) (Rp) (D)=(B)+(Cn+ (E)=(D)
(B) C n+1)
1 1,000,000.00 100,000.00 1,100,000.00 1,100,000.00

2 100,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

3 100,000.00 1,300,000.00 1,300,000.00

4 100,000.00 1,400,000.00 1,K400,000.00

total 400,00.00 1,400,000.00 1,400,000.00

Contoh lain dapat dilustrasikan sebagai berikut, seorang pengusaha Usaha Kecil Menengah ( UKM) di
bidang usaha keramik di daerah Dinoyo, membutuhkan modal tambahan Rp.10.000.000,- untuk
pembuatan oven pembakar keramik baru. Dana pinjaman adalah dari koperasi dengan bunga sederhana
sebesar 10% per tahun dengan periode peminjaman selama 4 tahun dan akan dibayar semuanya pada
akhir tahun ke-4. Berapa besarnya hutang yang harus dibayar oleh pengusahatersebut pada akhir tahun
ke 4?

Penyelesaian adalah jumlah yang harus dibayar adalah induk sebesar Rp. 10.000.000,- dan
bunga sederhana sebesar 10%, selama 4 tahun sebesar:

I = Rp. 10.000.000 + (Rp 10.000.000 x 10% x 4)

= Rp. 14.000.000

Jadi yang harus dibayar pada akhir tahun keemmpat oleh pengusaha UKM ke Koperasi adalah sebesar
Rp. 14.000.000,-. Uang tersebut akan digunakan untuk pembuatan oven keramik baru, karena oven yang
lama telah rusak Bila dibuat dalam bentuk tabel maka perhitungan di atas dapat ditabulasikan seperti
Tabel 3.1.B dibawah ini:KKKKKKKKKK

Tabel 3..1.B Perhitungan bunga sederhana


Akhir Jumlah Bunga Yang Jumlah Jumlah Yang
Tahun Hutang Pada Harus Dibayar Hutang Pada Harus
(n) Awal Tahun , tiap akhir Akhir Tahun Dibayar oleh
tahun (Rp)
(modal/induk (Rp) si Peminjam
)(Rp) (C) (D)=(B)+(Cn+C Pada Akhir
(B) n+1) Tahun ( Rp)
(E)=(D)
1 10.000.000 1.000.000 11.000.000
2 1.000.000 12.000.000
3 KKKKKKKKKK 1.000.000 13.000.000
4 1.000.000 14.000.000 14.000.000
total 4.000.000

Jumlah
Akhir Jumlah Bunga akhir Total Jumlah
Hutang akhir
Tahun dipinjam (Rp) tahun, (Rp) dibayar, (Rp)
tahun, (Rp)
300.000
1 360.000 3.960.000
*12=3600.000
300.000
*12*2=7200.0
2 756.000
00+360.000
=7560.000
300.000
3 *12*3=3600.0 1.000.000 13.000.000
00KKKKK
4 1.000.000 14.000.000 14.000.000

Tampak dari tabel tersebut bahwa besarnya bunga pada tiap periode adalah sama sebesar Rp. 1.000.000
karena yang berbunga hanyalah induknya yang besarnya Rp. 10.000.000.

2.Bunga Majemuk

Konsep bunga majemuk atas uang adalah didasarkan juga pada konsep model pinjam meminjam
uang. Pada bunga majemuk besarnya pemajemukan atau bunga atas uang, harus dibayarkan tiap akhir
periode pengembalian pinjaman dan ditambah dengan total bunga dan pokok pinjaman periode
sebelumnya. Pada bunga majemuk pokok pinjaman setiap tahun adalah bertambah besar nilainya. Faktor
pemajemukan (CompoundingKKK) adalah suatu proses matematis penambahan bunga pada pokok
pinjaman sehingga terjadi penambahan jumlah pokok pinjaman pada akhir periode mendatang.
Rumusan matematika perhitungan bunga majemuk per periode adalah ,

In = P (1 + i)n (3.1)

Dimana:

It = Pendapatan total, pokok ditambahkan bunga majemuk pada periode ke “n”

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

n = lama periode waktu peminjaman ( atau dinotasikan dengan “t”)

i = tingkat suku bunga

(1 + i)n= faktorial

Sebagai gambaran Kasus pinjam-meminjam antara Burhan dan bank koperasi “MM”, selama 4 tahun
dengan perjanjian mengunakan bunga sederhana, besarnya pinjaman pada awal tahun pertama adalah
Rp1.000.000,- dengan perjanjian atau kesepakatan awal ketentuan bunga pinjaman adalah sebesar
10% per tahun, dan perjanjian berikutnya bahwa Burhan akan mengembalikan uang kepada Ari, saat
jatuh tempo pada akhir tahun keempat, maka perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 3.1.A

Pada Kasus bunga majemuk, diberikan gambaran perjanjian hutang antara Burhan dan bank
koperasi “MM”, mengunakan bunga majemuk. Besarnya pinjaman pada awal tahun pertama adalah
sebesar Rp1.000.000,- dengan perjanjian atau kesepakatan awal bunga pinjaman adalah sebesar 10% per
tahun, dan perjanjian berikutnya bahwa Burhan akan mengembalikan uang kepada bank koperasi “MM”,
saat jatuh tempo pada akhir tahun keempat, atau bisa dibayar total pada akhir tahun keempat. Jumlah
yang harus dibayar oleh Burhan pada akhir tahun keempaat adalah sebesar Rp 1,464,100.00,- dan detail
perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 3.1.c. Faktor bunga majemuk adalah identik dengan mengalikan
faktor bunga dengan periode waktu. Jika periode waktu pengembalian lebih dari setahun maka faktor
pengali merupakan faktor pangkat dari faktor bunga. Misalnya dengan bunga 10%, maka faktor pengali
bunga adalah sebesar (1.1)n. dimana n merupakan pangkat dan besarnya adalah identik dengan periode
tahun pengembalian. Sehingga dari faktor perkalian ini disebut bunga majemuk. dan faktor pengali ini
disebut faktor pemajemukan (compounding) adalah suatu faktor pengali matematis penambahan bunga
pada pokok pinjaman, sehingga terjadi penambahan jumlah terhadap pokok pinjaman secara nominal
pada akhir periode mendatang. Peminjam yang tidak dapat melunasi hutang-hutangnya dalam sistem
bunga majemuk, maka peminjam akan terlilit dengan hutangnya tersebut.
Tabel 3.1 C. Kalkulasi Bunga Majemuk Bila Bunga Dibayar Tiap Tahun
Jumlah Bunga Yang Jumlah Jumlah Yang Harus
Akhir Hutang Pada Harus Hutang Pada Dibayar oleh si
Tahun,n Awal Tahun Dibayar Akhir Tahun Peminjam Pada Akhir
(induk) (Rp) (Rp) (Rp) Tahun ( Rp)
1 1,000,000.00 100,000.00 1,100,000.00 1,100,000.00

2 1,100,000.00 110,000.00 1,210,000.00 1,210,000.00

3 1,210,000.00 121,000.00 1,331,000.00 1,331,000.00

4 1,331,000.00K 133,100.00 1,464,100.00 1,464,100.00

Jika seseorang pinjam bank koperasi “MM”, dedngan bunga sebesar 24% / tahun , jika sampai tahun ke
tiga belum dilunasi maka total pinjaman menjadi sebesar

1 50,000,000.00 12,000,000.00 62,000,000.00 32,876.71

2 62,000,000.00 14,880,000.00 76,880,000.00 40,767.12

3 76,880,000.00 18,451,200.00 95,331,200.00 50,551.23

Pertanyaan:

1. Jelaskan suku bunga


2. Jelaskan suku bunga sederhana
3. Jelaskan suku bunga majemuk
4. Jelaskan perbedaan suku bunga sedeerhana dan majemuk
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 3 (tiga)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami konsep konsep, perilaku, serta menghitung biaya
langsung, biaya tidak langsung, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya tetap, biaya variabel, serta biaya
overhead pabrik.

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Membedakan antara Bunga sederhana dan majemuk, Konsep ekonomi nilai waktu (presenth-future dan
annuited) ,dan Prinsip ekivalensi dari uang/ modal/investasi
2. Menghitung biaya Bunga sederhana dan majemuk Konsep ekonomi nilai waktu (presenth-future dan
annuited) ,dan Prinsip ekivalensi dari uang/ modal/investasi pada suatu studi kasus
3. Mengambil kesimpulan, bekerja sama dalam tim, serta menghargai pendapat orang lain

Materi Ajar : Konsep dan cara perhitungan Bunga sederhana dan majemuk Konsep ekonomi nilai
waktu (presenth-future dan annuited) ,dan Prinsip ekivalensi dari uang/ modal/investasi
KKKK
Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan
30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan huKKKKKKKKbungan materi
pertemuan saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 3.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Discovery Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi,
tanya jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.

3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk


mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi memberikan
feed back kepada kelompok yang presentasi.

20' Kegiatan Akhir Tes subjektif -


Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil dan objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk mahasiswa
yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.
PenilaiKKKKKKKKKKKKKKKan:
1. Tes subjektif tentang pengertian serta Bunga sederhana dan majemuk, Konsep ekonomi nilai (20%)
2. Tes objektif tentang perhitungan Bunga sederhana dan majemuk, Konsep ekonomi nilai (20%)
3. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
4. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)

Hand out

3. Suku bunga/interest/rate

Suku bunga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa cipal. Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal
jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga"

Daftar isi

[sembunyikan]

 1Jenis bunga
o 1.1Bunga sederhana
o 1.2Bunga berbunga
 1.2.1Suku bunga tetap dan mengambang
 2Lihat pula
 3Bacaan lanjut
 4Pranala luar

Jenis bunga[sunting | sunting sumber]


Bunga sederhana[sunting | sunting sumber]
Bunga sederhana: merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan lamanya waktu peminjaman.
Rumusan bunga sederhana yaitu: c=pbw, di mana c (bunga sederhana) merupakan hasil dari p (pokok utang), b (bunga),
dan w (waktu). Contohnya: Wiki meminjam Rp 230.000.000 untuk membeli sebuah mobil baru, dengan suku bunga
sebesar 9.5% per tahun dan masa pinjaman adalah 5 tahun maka bunganya adalah
Rp. 230.000.000 * 0.095 * 5 = Rp. 109.250.000
Bunga sederhana untuk pinjaman Wiki adalah Rp. 109.250.000, maka total pembayaran pokok utang ditambah bunganya
adalah Rp. 339.250.000.
Contoh lainnya, misalnya pokok utangnya adalah Rp. 100.000 :

 Utang kartu kredit di mana dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000 per harinya maka 1.000/100.000 = 1%/perhari.
 Obligasi swasta di mana pembayaran kupon bunga pertamanya adalah sebesar Rp 3.000 setelah 6 bulan sejak
tanggal penerbitan obligasi dan pembayaran kupon keduanya adalah Rp. 3.000 pada saat akhir tahun maka hasilnya
adalah : (3.000+3.000)/100.000 = 6%/year.
 Bunga Deposito yang dibayarkan pada akhir tahun sebesar Rp. 6.000 maka perhitungannya adalah : 6.000/100.000 =
6%/year.
Bunga berbunga[sunting | sunting sumber]
Bunga berbunga atau disebut juga bunga majemuk: nilai pokok utang ini akan berubah terus setiap akhir suatu periode
dengan penambahan perhitungan bunga . misalnya pokok hutang adalah 1.000 dengan bunga 5%/tahun maka periode
tahun pertama pokok hutangnya menjadi 1000+(1.000*5%) = 1.050. Pada periode tahun berikutnya maka
perhitungannya menjadi 1050+(1050*5%)= 1.102,50.
Suku bunga tetap dan mengambang[sunting | sunting sumber]

 "Suku bunga tetap" adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit.
 "Suku bunga mengambang" adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan
mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR di mana cara perhitungannya dengan menggunakan
sistem penambahan marjin terhadap kurs referensi.
Kombinasi atas suku bunga tetap dan mengambang ini dimungkinkan serta sering digunakan. Misalnya pada suatu kredit
pemilikan rumah di mana disepakati bahwa hingga tahun ketiga bunganya adalat tetap yaitu 8.5% dan bunga untuk tahun
selanjutnya akan ditetapkan sebesar 2% di atas LIBOR.

Pengertian Suku Bunga

Menurut Kasmir, (2002:121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvesional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.

Sadono Sukirno (2006:375) menyatakan suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari

modal.

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu :

1. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.

Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabahnya. Sebagai contoh : jasa giro, bunga

tabungan, bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada

bank. Sebagai contoh : bunga kredit.


Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga

simpanan merupakan biaya dana yang harus dikelurkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan

dana yang diterima dari nasabah. Bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing mempengaruhi satu

sama lainnya. Sabagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi maka secara otomatis bunga pinjaman juga

terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.

2.1.5 Fungsi Suku Bunga

Suku bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam

perekonomian, yaitu :

e. Membantu mengalirkan tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian.

f. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi

yang menjanjikan hasil tertinggi.

g. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

h. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan

dan investasi.

2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga

Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar kecilnya tingkat

suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya. Artinya baik bunga maupun pinjaman saling

mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya

Menurut Kasmir, (2002:122) faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku

bunga adalah:

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank

agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan

secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak

sementara pemohonan simapanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.

2. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan

harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak

membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun

sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing.

3. Kebijakan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan

sebaliknya.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya

kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga

relatif lebih rendah.

6. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini

didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama

biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganyapun

berbeda dengan nasabah biasa.

2.1.7 Jenis-jenis Tingkat Suku Bunga

Menurut Mahardjo Kuncoro dan Suhardjono (2002:209) jenis-jenis suku bunga:

3. Suku bunga deposito, terdiri dari suku bunga (counter) yaitu suku bunga yang tercantum pada papan

pengumuman masing-masing bank atau dimedia cetak dan suku negosiasi, suku negosiasi diberikan kepada

nasabah-nasabah besar dengan maksud agar dengan kelebihan suku bunga tersebut mau menyimpan di bank

yang bersangkutan.
4. Suku bunga tabungan, suku bunga yang di peruntukkan nasabah tabungan sebagai rangsangan atau balas jasa

bagi nasabah yang menyimpan uang di bank.

4. Bunga Sederhana
Konsep pemajemukan uang dengan sistem ataui metode bunga uang sederhana adalah besarnya
bunga yang harus dibayarkan atas pengembalian pinjaman bersifat proporsional terhadap periode waktu
dikalikan dengan jumlah pokok uang yang dipinjam. Perhitungan bunga sederhana dihasilkan dapat
diperoleh melalui cara berikut;

5. Pendapatan pemajemukan atas bunga sederhana “I”


6. Jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan P.,
7. Periode waktu peminjaman “n”.
8. Tingkat suku bunga yang berlaku atau telah disepakati.

maka pendekatan rumusan matematika pembayaran atas bunga per periode adalah sebesar ,

(3.1)
I = Pni.

Dimana:

I = Pendapatan atas bunga sederhana

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

n = lama periode waktu peminjaman

i = tingkat suku bunga

• Jika mendapat pinjaman 1 M (P), dg perjanjian bunga 12 %/tahun sama denga bunga per bulan
adalah 12%/12 bulan = 1% (i) /bulan, pertanyaan berapa bunga harus dibayarkan untuk satu (n=1),
bunga dibayarkan oleh peminjam,Berapa Pendapatan atas bunga

I = Pni.

• 1.000.000.000 *1*0,01= Rp10.000.000/bulan.


Keuntungan terbesar adalah dari peminjaman

• 1.000.000.000 *0,01=10.000.000.
Sedangkan pendekatan rumus pendapatan total atas bunga adalah sebesar,

It = P+Pni.

Dimana:

It = Pendapatan total, pokok ditambahkan bunga sederhana

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

n = lama periode waktu peminjaman

i = tingkat suku bunga

Sebagai gambaran bunga sederhana adalah, jika Ari Meminjam uang kepada Kepada Burhan,
sejumlah Rp. 1.000.000,-selama setahun, dengan perjanjian tingkat suku bunga sederhana sebesar 10%
per tahun. Pada akhir tahun Ari harus membayar kepada Burhan bunag uang sebesar I:

(3.1)
I = Pni.

Dimana:

I = Pendapatan atas bunga sederhana

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

= Rp 1 Juta

n = lama periode waktu peminjaman

= 1 tahun

i = tingkat suku bunga

= 10% per tahun

maka besarnya bunga yang harus dibayar tiap akhir tahun, kita masukkan kedalam rumus 3.1

I = 1.000.000 (1) (0,10) = 100.000,-


Nilai bunga uang yang harus dibayar oleh Ari kepada Burhan, adalah sebesar Rp 100.000,- dan akan
jatuh tempo tiap akhir tahun, umumnya besarnya bunga sederhana per periode waktu adalah tergantung
kesepakatan. Bunga sederhana dihitung hanya dari sejumlah pokok uang pinjaman tanpa
memperhitungkan bunga yang telah diakumulasikan pada periode sebelumnya Contoh lain untuk kasus
bunga sederhana seperti dalam tabel 3.1.A. Dimana peminjam mengembalikan diakhir tahun ke 4, maka
tabulasi perhitungan bunga dan total pengembalian ari ke Burhan adalah sebesar Rp 1,400,000.00,-

Tabel 3.1 A. Kalkulasi Bunga Sederhana Dibayar Sampai tahun ke Empat


Akhi Jumlah Bunga Yang Jumlah Jumlah Yang Harus
r Hutang Pada Harus Dibayar , Hutang Pada Dibayar oleh si
Tah Awal Tahun tiap akhir tahun Akhir Tahun Peminjam Pada Akhir
(Rp)
un (modal/induk) (Rp) Tahun ( Rp)
(C)
(n) (Rp) (D)=(B)+(Cn+ (E)=(D)
(B) C n+1)
1 1,000,000.00 100,000.00 1,100,000.00 1,100,000.00

2 100,000.00 1,200,000.00 1,200,000.00

3 100,000.00 1,300,000.00 1,300,000.00

4 100,000.00 1,400,000.00 1,400,000.00

total 400,00.00 1,400,000.00 1,400,000.00

Contoh lain dapat dilustrasikan sebagai berikut, seorang pengusaha Usaha Kecil Menengah ( UKM) di
bidang usaha keramik di daerah Dinoyo, membutuhkan modal tambahan Rp.10.000.000,- untuk
pembuatan oven pembakar keramik baru. Dana pinjaman adalah dari koperasi dengan bunga sederhana
sebesar 10% per tahun dengan periode peminjaman selama 4 tahun dan akan dibayar semuanya pada
akhir tahun ke-4. Berapa besarnya hutang yang harus dibayar oleh pengusahatersebut pada akhir tahun
ke 4?

Penyelesaian adalah jumlah yang harus dibayar adalah induk sebesar Rp. 10.000.000,- dan
bunga sederhana sebesar 10%, selama 4 tahun sebesar:

I = Rp. 10.000.000 + (Rp 10.000.000 x 10% x 4)

= Rp. 14.000.000

Jadi yang harus dibayar pada akhir tahun keemmpat oleh pengusaha UKM ke Koperasi adalah sebesar
Rp. 14.000.000,-. Uang tersebut akan digunakan untuk pembuatan oven keramik baru, karena oven yang
lama telah rusak Bila dibuat dalam bentuk tabel maka perhitungan di atas dapat ditabulasikan seperti
Tabel 3.1.B dibawah ini:
Tabel 3..1.B Perhitungan bunga sederhana
Akhir Jumlah Bunga Yang Jumlah Jumlah Yang
Tahun Hutang Pada Harus Dibayar Hutang Pada Harus
(n) Awal Tahun , tiap akhir Akhir Tahun Dibayar oleh
tahun (Rp)
(modal/induk (Rp) si Peminjam
(C)
)(Rp) (D)=(B)+(Cn+C Pada Akhir
(B) n+1) Tahun ( Rp)
(E)=(D)
1 10.000.000 1.000.000 11.000.000
2 1.000.000 12.000.000
3 1.000.000 13.000.000
4 1.000.000 14.000.000 14.000.000
total 4.000.000

Jumlah
Akhir Jumlah Bunga akhir Total Jumlah
Hutang akhir
Tahun dipinjam (Rp) tahun, (Rp) dibayar, (Rp)
tahun, (Rp)
300.000
1 360.000 3.960.000
*12=3600.000
300.000
*12*2=7200.0
2 756.000
00+360.000
=7560.000
300.000
3 *12*3=3600.0 1.000.000 13.000.000
00
4 1.000.000 14.000.000 14.000.000

Tampak dari tabel tersebut bahwa besarnya bunga pada tiap periode adalah sama sebesar Rp. 1.000.000
karena yang berbunga hanyalah induknya yang besarnya Rp. 10.000.000.

2.Bunga Majemuk
Konsep bunga majemuk atas uang adalah didasarkan juga pada konsep model pinjam meminjam
uang. Pada bunga majemuk besarnya pemajemukan atau bunga atas uang, harus dibayarkan tiap akhir
periode pengembalian pinjaman dan ditambah dengan total bunga dan pokok pinjaman periode
sebelumnya. Pada bunga majemuk pokok pinjaman setiap tahun adalah bertambah besar nilainya. Faktor
pemajemukan (Compounding) adalah suatu proses matematis penambahan bunga pada pokok pinjaman
sehingga terjadi penambahan jumlah pokok pinjaman pada akhir periode mendatang. Rumusan
matematika perhitungan bunga majemuk per periode adalah ,

In = P (1 + i)n (3.1)

Dimana:

It = Pendapatan total, pokok ditambahkan bunga majemuk pada periode ke “n”

P = jumlah pokok modal atau uang yang dipinjamkan

n = lama periode waktu peminjaman ( atau dinotasikan dengan “t”)

i = tingkat suku bunga

(1 + i)n= faktorial

Sebagai gambaran Kasus pinjam-meminjam antara Burhan dan bank koperasi “MM”, selama 4 tahun
dengan perjanjian mengunakan bunga sederhana, besarnya pinjaman pada awal tahun pertama adalah
Rp1.000.000,- dengan perjanjian atau kesepakatan awal ketentuan bunga pinjaman adalah sebesar
10% per tahun, dan perjanjian berikutnya bahwa Burhan akan mengembalikan uang kepada Ari, saat
jatuh tempo pada akhir tahun keempat, maka perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 3.1.A

Pada Kasus bunga majemuk, diberikan gambaran perjanjian hutang antara Burhan dan bank
koperasi “MM”, mengunakan bunga majemuk. Besarnya pinjaman pada awal tahun pertama adalah
sebesar Rp1.000.000,- dengan perjanjian atau kesepakatan awal bunga pinjaman adalah sebesar 10% per
tahun, dan perjanjian berikutnya bahwa Burhan akan mengembalikan uang kepada bank koperasi “MM”,
saat jatuh tempo pada akhir tahun keempat, atau bisa dibayar total pada akhir tahun keempat. Jumlah
yang harus dibayar oleh Burhan pada akhir tahun keempaat adalah sebesar Rp 1,464,100.00,- dan detail
perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 3.1.c. Faktor bunga majemuk adalah identik dengan mengalikan
faktor bunga dengan periode waktu. Jika periode waktu pengembalian lebih dari setahun maka faktor
pengali merupakan faktor pangkat dari faktor bunga. Misalnya dengan bunga 10%, maka faktor pengali
bunga adalah sebesar (1.1)n. dimana n merupakan pangkat dan besarnya adalah identik dengan periode
tahun pengembalian. Sehingga dari faktor perkalian ini disebut bunga majemuk. dan faktor pengali ini
disebut faktor pemajemukan (compounding) adalah suatu faktor pengali matematis penambahan bunga
pada pokok pinjaman, sehingga terjadi penambahan jumlah terhadap pokok pinjaman secara nominal
pada akhir periode mendatang. Peminjam yang tidak dapat melunasi hutang-hutangnya dalam sistem
bunga majemuk, maka peminjam akan terlilit dengan hutangnya tersebut.
Tabel 3.1 C. Kalkulasi Bunga Majemuk Bila Bunga Dibayar Tiap Tahun
Jumlah Bunga Yang Jumlah Jumlah Yang Harus
Akhir Hutang Pada Harus Hutang Pada Dibayar oleh si
Tahun,n Awal Tahun Dibayar Akhir Tahun Peminjam Pada Akhir
(induk) (Rp) (Rp) (Rp) Tahun ( Rp)
1 1,000,000.00 100,000.00 1,100,000.00 1,100,000.00

2 1,100,000.00 110,000.00 1,210,000.00 1,210,000.00

3 1,210,000.00 121,000.00 1,331,000.00 1,331,000.00

4 1,331,000.00 133,100.00 1,464,100.00 1,464,100.00

Jika seseorang pinjam bank koperasi “MM”, dedngan bunga sebesar 24% / tahun , jika sampai tahun ke
tiga belum dilunasi maka total pinjaman menjadi sebesar

1 50,000,000.00 12,000,000.00 62,000,000.00 32,876.71

2 62,000,000.00 14,880,000.00 76,880,000.00 40,767.12

3 76,880,000.00 18,451,200.00 95,331,200.00 50,551.23

Pertanyaan:

5. Jelaskan suku bunga


6. Jelaskan suku bunga sederhana
7. Jelaskan suku bunga majemuk
8. Jelaskan perbedaan suku bunga sedeerhana dan majemuk
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 4 (empat)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami konsep konsep, perilaku, serta menghitung :
lnterest Formulas for Single Cash Flows 2.3.1 Compound-Amount Factor 2.3.2 Present-Worth Factor 2.3.3 Solving
for Time and Interest Rates dan Uneven-Payment Series 2.5 Equal-Payment Series 2.5.1 Compound-Amount Factor:
Find F, Given A, i, and N 2.5.2 Sinking-Fund Factor: Find A, Given 5 i, and N 2.5.3 Capital-Recovery Factor (Annuity
Factor): Find A, Given P. i, and N 2.5.4 Present-Worth Factor: Find P, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of
Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series 2.6.1 Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling Geometric
Gradient Series dan rumus interpolasi dan segitiga PFA

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Membedakan antara , lnterest Formulas for Single Cash Flows 2.3.1 Compound-Amount Factor 2.3.2
Present-Worth Factor 2.3.3 Solving for Time and Interest Rates dan Uneven-Payment Series 2.5 Equal-
Payment Series 2.5.1 Compound-Amount Factor: Find F, Given A, i, and N 2.5.2 Sinking-Fund Factor: Find A,
Given 5 i, and N 2.5.3 Capital-Recovery Factor (Annuity Factor): Find A, Given P. i, and N 2.5.4 Present-
Worth Factor: Find P, Given A, i,
2. Menghitung lnterest Formulas for Single Cash Flows 2.3.1 Compound-Amount Factor 2.3.2 Present-Worth
Factor 2.3.3 Solving for Time and Interest Rates dan Uneven-Payment Series 2.5 Equal-Payment Series 2.5.1
Compound-Amount Factor: Find F, Given A, i, and N 2.5.2 Sinking-Fund Factor: Find A, Given 5 i, and N 2.5.3
Capital-Recovery Factor (Annuity Factor): Find A, Given P. i, and N 2.5.4 Present-Worth Factor: Find P, Given
A, i,
3. Mengambil kesimpulan, bekerja sama dalam tim, serta menghargai pendapat orang lain

4. Materi Ajar : lnterest Formulas for Single Cash Flows 2.3.1 Compound-Amount Factor 2.3.2 Present-
Worth Factor 2.3.3 Solving for Time and Interest Rates dan Uneven-Payment Series 2.5 Equal-Payment
Series 2.5.1 Compound-Amount Factor: Find F, Given A, i, and N 2.5.2 Sinking-Fund Factor: Find A, Given 5 i,
and N 2.5.3 Capital-Recovery Factor (Annuity Factor): Find A, Given P. i, and N 2.5.4 Present-Worth Factor:
Find P, Given A, i,

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi
pertemuan saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ke- 4.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Discovery Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan
kuliah untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes subjektif tentang pengertian serta lnterest Formulas for Single Cash Flows 2.3.1 Compound-Amount
Factor 2.3.2 Present-Worth Factor 2.3.3 Solving for Time and Interest Rates dan Uneven-Payment Series
2.5 Equal-Payment Series 2.5.1 Compound-Amount Factor: Find F, Given A, i, and N 2.5.2 Sinking-Fund
Factor: Find A, Given 5 i, and N 2.5.3 Capital-Recovery Factor (Annuity Factor): Find A, Given P. i, and N 2.5.4
Present-Worth Factor: Find P, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient
Series 2.6.1 Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling Geometric Gradient Series dan rumus
interpolasi dan segitiga PFA (20%)
2. Tes objektif tentang perhitungan lnterest Formulas for Single Cash Flows 2.3.1 Compound-Amount Factor
2.3.2 Present-Worth Factor 2.3.3 Solving for Time and Interest Rates dan Uneven-Payment Series 2.5 Equal-
Payment Series 2.5.1 Compound-Amount Factor: Find F, Given A, i, and N 2.5.2 Sinking-Fund Factor: Find A,
Given 5 i, and N 2.5.3 Capital-Recovery Factor (Annuity Factor): Find A, Given P. i, and N 2.5.4 Present-
Worth Factor: Find P, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series
2.6.1 Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling Geometric Gradient Series dan rumus interpolasi dan
segitiga PFA (20%)
3. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
4. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out

4.Dasar Ekivalensi Rumus-rumus Bunga Majemuk

Faktor pemajemukan/penggandaan (compounding), dengan rumus In=P(1+i)n, merupakan dasar dari

ekivalensi rumus bunga majemuk, sehingga karena uang memiliki nilai waktu, maka dapat dilakukan
ekivalensi tiap periode waktu antara lain:

1. Waktu Sekarang ( Presenth,P)


2. Waktu Yang akan Datang (Future,F)
3. Waktu Telah Lalu
P t, time (n)

Menurut cara pembayaran dapat digolongkan menjadi

1. Pembayaran tunggal
2. Pembayaran secara Seragam tiap akhir periode/ cicilan (Annuited,A)
3. Pembayaran Gradien naik atau Turun (gradien,G)
Dari kedua hubungan ini dapat digambarkan secara grafis menjadi

(A/F, i%, N)
F A

(F/A, i%, N)

Gambar Hubungan Nilai Waktu Uang dan Metode Pembayaran

Penjelasan gambar adalah

+present
P=nilai saat ini / present/ waktu awal yang ditentukan / kesepakatan

A=Aannuited/angsuran/cicilan

F= future/yang datang

Seseorang kepala rumah tangga memiliki planning untuk pendidikan sarjana putranya , saat si putra masih
kelas 1 SMP. Pada tahun (2011) diasumsikan si anak pintar dan sekolahnya lancar, shg 6 tahun lagi dia
masuk kuliah, Menurut informasi saat biaya kuliah DPP 10 juta kenaikan per tahun berkisar 10 %,
sedangkan SPP per tahun 2 juta dengan kenaikan 5% / tahun, kos 2 juta per tahun dengnan kenaikan 10%,
biaya hidup per bulan rata 500 ribu shg per tahun 6 juta/ tahun dengan kenaikan 10% pertahun

3 1 2 3 1k 2k 3k 4k

2012 2013 2014 2015

12,100,000.00 13,310,000.00 14,641,000.00 16,105,100.00 16,105,100.00

2,420,000.00 2,662,000.00 2,928,200.00 3,221,020.00 3,221,020.00 3,543,122.00 3,897,434.20 4,2

2,420,000.00 2,662,000.00 2,928,200.00 3,221,020.00 3,221,020.00 3,543,122.00 3,897,434.20 4,2

7,260,000.00 7,986,000.00 8,784,600.00 9,663,060.00 9,663,060.00 10,629,366.00 11,692,302.60 12

32,212,219.00 32,212,219.00 17,715,610.00 19,487,171.00 21

F 91,000,000.00
n 10
i 10%

P=
P P/F,i%,n F*(P/F,i%,n) 0.9053

P= 82,382,300.00

BERAPA UANG YANG HARUS SY TABUNG /TAAHUN

F 91,000,000.00
P=
A (A/F,i%,n) F*(A/F,i%,n)
0.0956

8,699,600.00

1.Seseorang kepala rumah tangga memiliki planning, untuk pendidikan setingkat S-1 untuk putra
pertamanya, saat si putra masih kelas 1 SMP. Pada tahun (2011) diasumsikan si anak pintar dan
sekolahnya lancar, shg 6 tahun lagi dia masuk kuliah, Menurut informasi saat ini biaya kuliah: DPP
sebesar Rp 20 juta dengan kenaikan per tahun berkisar 5 %, sedangkan SPP per tahun sebesar Rp 4
juta dengan kenaikan 5% / tahun, biaya sewa kos 3 juta per tahun dengan kenaikan 10%/tahun, biaya
hidup per bulan rata 900 ribu/bulan dengan kenaikan 15% tahun. (bobot skore penilaian 60%)

Pertanyaan,

1. Berapa total biaya pendidikan si Putra tersebut jika ditarge t akhir tahun keempat harus lulus ?
2. Berapa uang yang harus disiapkan si Bapak, saat ini, sehingga dapat digunakan untuk biaya kuliah
sampai lulus?
3. Jika sibapak harus menabung dengan per tahun, berapa angsuran pertahun agar menutup biaya
kuliah si anak?
1.Pemajemukan atau (Compounding)

Faktor pemajemukan (Compounding) adalah suatu proses penambahan bunga atas nilai uang,
terhadap pokok hutang, sehingga terjadi penambahan jumlah induk secara nominal pada periode
mendatang akibat perkalian faktor pemajemukan terhadap periode waktu berjalan. Pemajemukan adalah
faktor bunga sebagai pengali terhadap jumlah pokok hutang , sehingga mendapatkan nilai yang ekuivalen
pada suatu periode mendatang dari sejumlah uang pada saat ini bila tingkat bunga yang berlaku diketahui.

2. Diskonting (Discounting).

Proses yang kebalikan dari pemajemukan adalah proses untuk menentukan nilai sekarang dari
sejumlah uang yang nilainya telah diketahui pada periode mendatang, disebut dengan dikonting
(discounting). Proses diskonting adalah lawan dari proses pemajemukan. Dari diskontiong dan
pemajemukan akan dapat dialakukan analisa :

1.Nilai sekarang dari suatu jumlah uang periode mendatang dinamakan Present Worth (PW)
2.Nilai ekuivalen di suatu saat mendatang ini disebut dengan istilah Future Worth (FW) dari nilai
sekarang.

Pemajemukan

Mencari future worth


0 1 2 3 n
(a)
Diskonting

Mencari present
0 1 2 3 a
(b)

(A/F, i%, N)
F A

(F/A, i%, N)

Gambar 3.6 Ilustrasi pemajemukan (a) dan diskonting (b)

Notasi-notasi ekivalensi proses pemajemukan nilai uang adalah sebagai baerikut:

i = tingkat suku bunga tahunan.

n = jumlah periode waktu investasi/ peminjaman .

P = jumlah pokok saat ini.


A = pembayaran berkala atau deret seragam yang besarnya sama tiap akhir periode,
sebagai bagian dari n pembayaran yang sama, dibuat pada awal tiap-tiap periode
bunga tahunan.

F = Besarnya nilai uang pada periode yang akan datang, selama n periode bunga tahunan
dari saat ini.

G = pembayaran secara berkala dengan niali semakin besar atau semakin kaecil dari satu
periode ke periode berikutnya.

Sebagai contoh: Seorang karyawan meminjam uang dibank dengan melalui kartu kredit, sejumlah uang
Rp1.000.000,- dengan bunga 10% per tahun dan akan dikembalikan sekali dalam 5 tahun mendatang.

Pertayaan (a) Gambarkan diagram alir kas.

(b) Hitunglah jumlah yang harus dibayarkan akhir tahun kelima dengan pendekatan rumus
matematis

(c) Hitunglah jumlah yang harus dbayarkan dengan pendekatan tabel.

Jawaban:

a. Gambar diagram alir kas dari persoalan tersebut adalah sebagai berikut:
b.
Rp. 1 juta =
P

0 1 2 3 4
5
F

Gambar 3.7 Diagram alir kas

(b) Penyelesaian dengan rumus matematis adalah, diketahui P =Rp. 1.000.000,-besarnya bunga
majemuk , i = 10%, periode tahun pinjaman N = 5 tahun, maka :

F/P = (1 + i)N

F = Rp. 1.000.000,- (1 + 0,10)5

= Rp. 1.000.000 (1,10)5

= Rp. 1.000.000 (1.61051)

= Rp. 1,610.100,-
(c) Penyelesaian dengan pendekatan tabel, lihat tabel bunga cari nilai bunga majemuk, i = 10%
untuk (F/P, i%, N) dan pada baris N = 5, pada tabel tersebut akan tampak angka 1,161 (Perhatikan
cara melihat tabel seperti gambar 7.4 berikut.

i = 10%
Single Payment……
N (F/P, i%, N)
1
2
3
4
5 1,1605 Nilai faktor F/P
6 yang dicari
-
-
Periode -
N

Gambar 3.8 Cara melihat tabel faktor bunga

Dengan demikian maka nilai F adalah:

F = Rp. 1.000.000 (F/P, 10%, 5)

= Rp. 1.000.000 (1,1605)

= Rp. 1.160.500,-

Perbedaan angka antara metode matematis dan tabel adalah disebabkan karena pembulatan saja, dan
perhitungan menggunakan tabel faktor SPCAF adalah lebih mudah dilakukan.

Gambaran contoh kedua, misalnya pengusaha kecil keramik (UKM), akan membangun oven
keramik baru lihat gambar 2. , dengan nilai Rp 10 Juta dengan cara pinjam di Koperasi dengan bunga
majemuk. Tingkat suku buga i per tahun = 15%, berapa pokok dan bunga yang diakumulasikan setelah
akhir tahun ke empat atau n= 4 tahun, pengusaha harus membayar ke koperasi dan buat diagram
alirankasnya?

Jawaban, diagram arus kas untuk situasi itu diperlihatkan pada gambar 3.2.

0 ...
1 2 3 n–1 n
Gambar 3.9 Jumlah saat ini dan jumlah yang akan datang

Penyelesaian dengan menggunakan tabel bunga , Jumlah uang yang diterima saat ini,P=Rp10.000.000,-
maka jumlah majemuk nilai hutang yang harus dibayar kan pada pada akhir tahun ke-4 ke koperasi,F,
adalah sebesar:

F = Rp10.000.000,- (1 + 0,15)4

= 10.000.000 (1,7490)

= 17.490.000,-

4.2 Faktor Nilai Sekarang dari Pembayaran Tunggal (Menghitung P bila diketahui F) (P/F, i, n)

Contoh kedua, Jika bapak Feri juga merencanakan membelikan sepeda motor Honda tiger baru
pada saat si anak masuk kuliah. Berapa jumlah yang harus diinvestasikan saat anak kelas 3 SMP, atau
didepositokan dari saat si anak kelas 3 SMP, pada bunga 10% majemuk tahunan sehingga uang yang
diterima pada akhir tahun keempat adalah sebesar Rp18.juta untuk membeli sepeda motor Honda Tiger
baru:

a. Diagram aliran kas


F=
i = 10%
Rp 18 Juta
2SMP 3SMP 1SMA 2SMA 3 SMA Kuliah

P= ?
Gambar 3.12 Diagram alir kas Pembelian Honda Tiger

b. Jawaban dengan pendekatan matematis,

 1 
Psaatkelas3SMP = 18.000.000  4
 18.000.000(0,683013)  12.294.242
 (1  0,1) 

c. Jawaban dengan pendekatan tabel bunga,


P / F ,10, 4
Psaatkelas3SMP = 18.000.000 (0.6830)  12.294.000

Maka Pak Fery harus mendepositokan uangnya sebanyak Rp12.294.000, ketika putranya kelas 3 SMP.

4.3 Faktor Rangkaian Pembayaran Deret Seragam (Annuited), A

4.4 Faktor Rangkaian Pembayaran Deret Seragam Jumlah Majemuk (F/A, i, n)

(3.16)

Contoh pertama, Jika Pak Feri tadi mulai menabung untuk kuliah si anak pada saat si anak kelas 2 SMP.

Besarnya tabungan P. Fery adalah sebesar Rp. 10.000.000 tiap tahun selama 5 tahun dengan bunga

10% per tahun, berapakah jumlah uang yang terkumpul pada akhir tahun ke lima pada saat si anak

masuk kuliah?

Jawaban:
a.Diagram aliran kas dari contoh ini ditunjukkan gambar sebagai berikut:

F=?

i = 10%
0

A1 A2 A3 A4 A A9 A 10= Rp.
10.000.000

Gambar 3.14 Diagram aliran Tabungan P. Fery


b. Perhitungan besarnya nilai tabungan pada akhir tahun ke lima ( pada saat anak masuk kuliah) (
perhitungan menggunakan tabel bunga)
F = A (F/A, i%, n)

= Rp. 10.000.000 (F/A, 10% , 5)

= Rp.10.000.000 (6,1051)

= Rp. 61.051.000,-
Jadi, pada akhir tahun kelima jumlah uang yang dimiliki P. Fery untuk kuliah si Anak adalah sebesar ,F
ddimana F = Rp. 61.051.000,-

0 1 2 3 … i=10 % 4

Rp10 juta=A
Gambar A
3.15 Rangkaian A
tahunan berjumlah sama dan jumlah tunggal yang akan datang

4.7 Faktor Nilai Sekarang Deret Seragam (Mencari P bila diketahui A) (P/A, i, n)
Faktor pemajemuakn ini digunakan untuk menghitung nilai ekuivalensi pada saat ini “P” bila aliran
kas seragam sebesar “A” telah diketahui besanya, dan dibayarkan tiap pada tiap akhir periode selama “n”
periode dengan tingkat bunga sebesar i%. Secara grafis diagram aliran kas seperti dalam pada Gambar
3.10.

A A A A A
0
1 2 3 N-2 N-1
i%

P=?

Gambar 3.19 Diagram alir kas untuk mencari P bila diketahui A selama periode “n”

4.8 Hubungan Faktor-faktor Pemajemukan Nilai Presenth,P, Nilai future,F, dan Annuited, A
Hubungan-hubungan P, F dan A adalah merupakan hubungan persamaan matematis yang
diawali dengan persamaan 3.1 dimana In = P (1 + i)n . Dari persamaan dasar tersebut dapat diturunkan dan
dikonversikan atau di ekivalensikan, sehingga ada hubungan antara faktor pemajemukan dan faktor
diskonting Tabel 3.4 menampilkan ringkasan dari faktor-faktor konversi tersebut. Hubungan matematsi
dapat digambarkan secara grafis dengan melibatkan 6 faktor konversi atau ekivalensi seperti telah
diuraikan secara detail pada bahasan sebelumnya. Secara diagramatis hubungan-hubungan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
P

(A/F, i%, N)
F A

Gambar 3.22 Faktor-faktor penghubung P, F dan A

Tabel 3.6 Ringkasan Faktor Konversi Diskret


Nama Untuk
Diketahui Simbol Rumus
Faktor Mendapatkan
1
SPPWF P F (P/F, i%, N) (1  i )N

SPCAF F P (F/P, i%, N) (1 + i)N


(1  i)N -1
USPWF P A (P/A, i%, N) i (1  i )N

i (1  i) N -1
USCRF A P (A/P, i%, N)
(1  i ) N  1

(1  i) N -1
USCAF F A (F/A, i%, N)
i

i
USSFF A F (A/F, i%, N) (1  i)N 1

4.9 Faktor Pemajemukan Secara Gradien


Transaksi bisnis dalam bidang keuangan atau di dunia usaha terjadi seperti dalam nilai konversi A, P
dan F. Tetapi ada satu lagi sistim nilai pembayaran yaitu sistem pembayaran tahunan bisa

4.11 Faktor Pemajemukan Gradien mencari P jika diketahui nilai G (P/G, i, n)

(3.19)
4.12 Faktor Pemajemukan Secara Gradien Setara atau mencari F jika diketahui nilai G (F/G, i, n)

PERTANYAAN

1. Berapa jumlah yang harus dibayar dalam 5 tahun bila sejumlah uang Rp10 juta dipinjamkan saat ini
dengan bunga 10% per tahun bunga sederhana?
2. Berapa periode waktu yang diperlukan untuk sejumlah uang sebesar Rp50 juta yang diinvestasikan
supaya menjadi jumlah Rp 100 juta, bila investasi itu menghasilkan 10% bunga sederhana per tahun?
3. Untuk tingkat suku bunga 10% majemuk per tahun, carilah:
a. Berapa jumlah yang dapat dipinjam saat ini bila Rp2.Juta akan dibayar kembali pada akhir 3 tahun?
b. Berapa jumlah yang akan dibayar jika lama waktu peminjaman selama 6 tahun dari sekarang untuk
membayar pinjaman Rp 50 Juta yang dilakukan saat ini?
4. Berapa lama waktu rangkaian pembayaran berjumlah sama yang harus diletakkan ke dalam dana
annited untuk mengakumulasikan jumlah berikut?
a. Rp 50 juta selama 15 tahun dengan bunga 10% majemuk per tahun saat pembayaran dibuat per
tahun.
b. Rp 50 juta selama 5 tahun dengan bunga 10% majemuk per tahun saat pembayaran dibuat per
tahun.
c. Rp 50 juta selama 10 tahun dengan bunga 10% majemuk per tahun saat pembayaran dibuat per
tahun.
5. Berapakah besarnya tingkat suku bunga setahun efektif yang cocok dengan yang berikut?
a. Tingkat suku bunga nominal 10% majemuk setengah tahunan.
b. Tingkat suku bunga nominal 10% majemuk bulanan.
c. Tingkat suku bunga nominal 10% majemuk tiga bulanan.
d. Tingkat suku bunga nominal 10% majemuk mingguan.
e. Tingkat suku bunga nominal 10% majemuk harian.
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 5 (lima)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami konsep konsep: 2.5.4 Present-Worth Factor: Find
P, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series 2.6.1 Handling Linear
Gradient Series 2.6.2 Handling Geometric Gradient Series dan rumus interpolasi dan segitiga PFA

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Membedakan antara , , i, and N 2.5.5 Present Value of Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series 2.6.1
Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling Geometric Gradient Series
2. Menghitung interpolasi dan segitiga PFA pada suatu studi kasus
3. Mengambil kesimpulan, bekerja sama dalam tim, serta menghargai pendapat orang lain

4. Materi Ajar : l, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series
2.6.1 Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling Geometric Gradient Series Menghitung interpolasi
dan segitiga PFA pada suatu studi kasus

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 5.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Discovery Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes subjektif tentang pengertian serta Present-Worth Factor: Find P, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of
Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series 2.6.1 Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling
Geometric Gradient Series dan rumus interpolasi dan segitiga PFA (20%)
2. Tes objektif tentang perhitungan Present-Worth Factor: Find P, Given A, i, and N 2.5.5 Present Value of
Perpetuities 2.6 Dealing with Gradient Series 2.6.1 Handling Linear Gradient Series 2.6.2 Handling
Geometric Gradient Series dan rumus interpolasi dan segitiga PFA (20%)
3. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
4. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out

5.1.1 Aplikasi Nilai Uang Pada Periode Yang akan Datang F, jika Diketahui Nilai saat ini, P

Contoh aplikasi kedua, Bila Pak Yanto memiliki uang saat ini sebesar, P= 100.000.000,- dan akan
dimajemukkan melalui keikutsertaan program deposito di Bank CBA, dengan deposito selama 10 tahun,
maka jumlah uang Pak Yanto diakhir tahun ke sepuluh akan menjadi sejumlah, F= 300.000.000,-, maka
hitung besarnya tingkat suku bunga i (dapat dihitung dengan interpolasi linear dalam tabel bunga).

Jawaban:

Diasumsikan , bila , pemecahan untuk i , diambil I = 10 %, maka :

F / P,i,n
F = P( )

F / P ,1,10
300.000.000 = 100.000.000 ( F/p, i,10)

F / P ,1,10
300.000.000
( F/p, i,10) =
100.000.000

F / P ,i ,10
( F/p, i,10) = 3

Pencarian dengan bantuan tabel bunga untuk bunga majemuk tahunan mengungkapkan bahwa:

F / P ,i ,10
a.Dengan nilai i = 10% diperoleh ( F/p,10,10) sebagai berikut:

F / P ,i ,10
( F/p,10,10) = 2.5937

F / P ,i ,10
b.Dengan nilai i = 10% diperoleh ( F/p,12,10) sebagai berikut:

F / P ,i ,10
( F/p,12,10) = 3.1058

F / P ,i ,10
c.Maka nilai ( F/p, i,10) = 3 , adalah terletak antara i = 10% dan i = 12%,
F / P ,10,10 F / P ,i ,10 F / P ,12,10
(2,5937)  (3,0000)  (3,1058)

Dengan proporsi linear, i dihitung

1,689  1,750
i = 10 + (1)
1,689  1,838

0,061
=6+  6,41%
0,149

Sebagai Analisa perhitungan ekonomi teknik biasanya didasarkan pada perhitungan masa yang akan
datang, kesalahan kecil yang diakibatkan oleh interpolasi tidaklah terlalu berarti atau tidak terlalu
signifikan.

Pemecahan untuk i dimungkinkan dengan menggunakan rumus matematis tanpa pemakaian tabel
sebagai berikut:

F = P(1 + i)n

300.000.000 = 100.000.000 (1 + i)10

300.000.000
(1+ i)10 =
100.000.000

i = 10
3,0  1

i = 1,0642 – 1 = 0,0642, atau 6,42%

Contoh aplikasi ketiga, Bila jumlah uang didepositokan saat ini sebesar P=Rp 50 juta, dan depsitokan
selama n tahun, sehingga jumlah nilai uang yang diterima akan datangnya F=Rp75juta, dan jika tingkat
suku bunga i = 9 % per tahun, hitunglah nilai lama periode deposito,n?

F / P,i,n
F = P( )

F / P,9,n
750.000.000= 50.000.000 ( )

F / P ,9,n
75.000.000
(..........) =
50.000.000

F / P ,9,n
(..........) = 1.5

Pencarian dengan bantuan tabel bunga mengungkapkan bahwa:

a. n = 4 tahun , misalkan merupakan X11

F / P ,9,n
dan (..........) = 1.4116, misalkan merupakan Y11
b. n = 5 tahun , misalkan merupakan X13

F / P ,9,n
dan (..........) = 1.5386, misalkan merupakan Y13

c. maka Nilai terletak antara 4 dan 5 tahun , atau, misalkan merupakan X12 , variabel yang dicari nilainya
F / P ,9,n
( tidak diketahui), dan (..........) = 1.5, misalkan merupakan Y12

F / P , 9, 4 F / P , 9, n F / P ,9,5
(1,4116  (...1.5......)  (1,5386)

Dengan interpolasi linear

Y = (F/P,9,n)

Y13= 1,5386 C

Y2 E
Y12=1,5 F
Y1
Y11=1,4116
A D B
X1

X2

X11=4 x12 =n x13 = 5 X= tahun

Gambar 4. Model interpolasi linier


Persamaan geometrik matematis, menggunakan perbandingan segitiga besar ABC dan segitiga kecil ADE ,

= 4. 6961

Y1 Y 0.0884 0.127
 2  X 12  4  0.6961
X1 X 2 X 12  4 1

Y12  Y11 Y Y 0.0884 X 12  4


 13 11 
X 12  X 11 X 13  X 11 0.127 1
1,5  1,4116 1.5386  1,4116 0.0884
 X 12  4 
X 12  4 54 0.127

d. Solusi untuk n dapat dicapai tanpa pemakaian tabel sebagai berikut:

F = P(1 + i)n

75.000.000 = 50.000.000 (1 + 0,07)n


n1.07 log 1,5

Y1 Y
 2
X1 X 2
75.000.000
(1,07)n =
50.000.000

(1,07)n = 1.5

dari rumusan matematika :

b  ac

c a log b

maka kita subtitusikan , n

n1,07 log 1.5

n = 4. 697

Interpretasi lama periode waktu n, dalam contoh diatas adalah bahwa diperlukan periode waktu selama
n = 4,6961 tahun, sehingga uang yang saat ioni bernilai 50 juta akan menjadi sebesar Rp 75 juta.

5.2.2 Kalkulasi Nilai Uang Pada Periode saat ini, P, jika Diketahui Nilai Yang akan Datang F , dengan
Faktor (P/F, i, n)

,-

5.2.3 Kalkulasi Nilai Uang Pada Periode akan Datang , F, jika Diketahui Nilai Pembayaran Sama,
A,dengan Faktor (F/A, i, n)

6.Prinsip-prinsip Ekuivalen

6.1 Ekuivalen Antar Arus Kas


Pengertian ekuivalen yang terkait dengan nilai pertukaran merupakan hal yang sangat penting.

Sebagai contoh, jumlah sekarang Rp.300 adalah ekuivalen dengan Rp.798 bila jumlah tersebut dipisahkan

oleh waktu selama 7 tahun dan bila tingkat suku bunganya 15%.

Arus kas ekuivalen adalah arus kas yang memiliki nilai yang sama dan merupakan ungkapan kalkulasi

ekuivalen yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pilihan.

Ekuivalen antara kedua arus kas dalam Gambar 4.3 dapat diilustrasikan dengan pemakaian rumus-

rumus pembayaran tunggal. Sebuah jumlah Rp.300 saat ini adalah

Rp.300(1 + 0,15)7 = Rp.300 2,660  $798


F / P,15,7

Rp.798

Rp.30
0

Arus Kas 1 Arus Kas 2

0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7
Gambar 4.5 Arus kas ekuivalen 15%
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Analisis & Estimasi Biaya


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 6 (enam)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami konsep konsep, pengembalian investasi :1.tanpa
memperhitungkan nilai waktiu dari uang/modal Pay back period dan BC ratio,2. memperhitungkan nilai waktu dari
uang/ modal ,NPV=0,3perilaku, serta menghitungnya .

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Membedakan antara : pengembalian investasi :1.tanpa memperhitungkan nilai waktiu dari uang/modal Pay
back period dan BC ratio,2. memperhitungkan nilai waktu dari uang/ modal ,NPV=0,3
2. Menghitung pengembalian investasi :1.tanpa memperhitungkan nilai waktiu dari uang/modal Pay back
period dan BC ratio,2. memperhitungkan nilai waktu dari uang/ modal ,NPV=0,3
3. Mengambil kesimpulan, bekerja sama dalam tim, serta menghargai pendapat orang lain

1. Materi Ajar : pengembalian investasi :1.tanpa memperhitungkan nilai waktiu dari uang/modal Pay
back period dan BC ratio,2. memperhitungkan nilai waktu dari uang/ modal ,NPV=0,3

Langkah-langkah Perkuliahan
Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan
30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 6.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Discovery Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes subjektif tentang pengertian serta perilaku modal Pay back period dan BC ratio,2. memperhitungkan
nilai waktu dari uang/ modal ,NPV=0,3 (20%)
2. Tes objektif tentang perhitungan modal Pay back period dan BC ratio,2. memperhitungkan nilai waktu dari
uang/ modal ,NPV=0,3 (20%)
3. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
4. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out

Cara Menghitung Potensi Keuntungan dari Investasi

Mengapa Harus Menghitung ROI dan Potensi Keuntungan


Dalam investasi, modal yang Anda keluarkan untuk membiayai investasi tersebut harus dihitung
dalam kalkulasi keuntungan investasi.

ROI bisa dideskripsikan sebagai rasio modal yang Anda keluarkan untuk investasi berbanding
dengan keuntungan investasi tersebut.

Menghitung ROI sangat penting karena menentukan kemampuan Anda untuk mengembangkan
investasi tersebut di masa depan, bukan sekadar menjalankannya (karena investasi memerlukan
modal tambahan jika Anda ingin mengembangkannya).

Cara Menghitung ROI


Walaupun ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase, namun periode penghitungan ROI
cenderung tidak diatur dengan ketat.

Kebanyakan investor biasanya berpatokan pada periode tahunan dalam hal penghitungan ROI
untuk memudahkan.

Secara umum, rumus penghitungan ROI adalah jumlah total penjualan dikurangi biaya investasi,
lalu hasilnya dibagi lagi dengan biaya investasi, lalu hasilnya dikali seratus persen.

Baca Juga: Begini Trik Mempersiapkan Biaya Pernikahan Dengan Investasi

Hasil penjualan ini bisa dihitung dari penjualan tahunan, untuk memudahkan. Jika
diilustrasikan, rumusnya adalah sebagai berikut:

Investor A mengeluarkan investasi sebes ar 10.000.000 (10 juta Rupiah). Penghasilan investasi
dalam setahun mencapai 15.000.000 (15 juta Rupiah). ROI -nya adalah:

(15.000.000 – 10.000.000) / 10.000.000 x 100% = 0.5 x 100% = 50%.


Sekarang, bayangkan investor B mengeluarkan investasi sebesar 5.000.000 (5 juta Rupiah).

Penghasilan investasi dalam setahun mencapai 13.000.000 (13 juta Rupiah). ROI -nya adalah:

(13.000.000 – 5.000.000) / 5.000.0000 x 100% = 1.6 x 100% = 160%

Jika dibandingkan, investor B mengeluarkan modal lebih kecil dan hasil investasinya juga lebih
kecil dari investor A, namun persentase ROI dalam setahun ternyata melebihi investor A.

Dalam hal ini, investor B memiliki potensi lebih besar untuk mengembangkan investasinya di
masa depan, kecuali jika investor A memastikan untuk memperbaiki metodenya dan
meningkatkan persentase ROI.

ROI sebagai Patokan Investor untuk Mengembangkan Usaha


B.Payback period
Metode payback menilai suatu investasi dengan menentukan waktu yang diperlukan untuk

memperoleh nilai cash flow agar sama dengan nilai investasi, atau mengukur jangka waktu yang

dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi.

Metodenya ini sangat sederhana, dan dapat digunakan untuk mengukur likuiditas investasi,

juga dapat digunakan untuk mengukur resiko, karena menggambarkan lama waktu suatu investasi dapat

segera balik modal dengan cash inflow yang dihasilkan. Tetapi tidak tepat digunakan untuk mengukur

rentabilitas investasi, karena tidak mempertimbangkan cash inflow.

Rumus Payback:

Bila pola cash inflow berbentuk anuitet:

Initial Investment
Payback Period =
Cash inflow

Bila pola cash inflow tidak berbentuk anuitet:

bc
Payback Period = t 
dc

Keterangan:

t = Tahun terakhir, dimana jumlah cash inflow belum menutup initial investment

b = Initial investment

c = Jumlah cash inflow pada tahun ke t


d = Jumlah cash inflow pada tahun ke t + 1

B.Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Benefit cost ratio hampir sama dengan NPV hanya pada B/C Ratio menghitung ratio

antara PV Cash Inflow dengan PV Initial Investment.

Rumus B/C Ratio:

PV Cash In Flow
B/C RATIO =
PV Intial - Investment

C.Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah discount rate yang menyamakan PV Cash Inflow dengan PV Initial

Investment, atau IRR sama dengan discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol (NPV = 0).

7.3 Perhitungan IRR


1. Untuk CIF yang berbentuk anuitet:

a. Hitung payback period

b. Gunakan tabel A – 4 (PVIFAi,n) carilah angka yang sama atau hampir sama (mendekati) dengan

hasil payback period. IRR terletak pada persentase terdekat dari hasil tersebut:

c. Apabila diperoleh angka yang hampir sama (dari langkah c) maka lakukan interpolasi.

2. Untuk CIF yang tidak berbentuk annuitet:

a. Hitung Average Cash Inflow

b. Bagilah Initial Investment dengan Average Cash Inflow.

c. Gunakan Tabel A – 4 seperti sebelumnya. Hasil tersebut jadikan titik awal penentuan IRR.

d. Apabila CIF tahun-tahun awal lebih besar dari average cash inflow maka hasil langkah c

diperbesar, demikian sebaliknya.

e. Dengan menggunakan discount rate yang baru (dari langkah d) hitunglah NPV.
f. Bila NPV yang diperoleh lebih besar dari nol (NPV > 0) maka naikkan lagi tingkat discount rate,

demikian sebaliknya.

g. Hitung NPV lagi dengan menggunakan discount rate dari langkah f. Bila telah diperoleh secara

berurutan NPV positif dan negatif, lakukan interpolasi.

Dengan metode IRR suatu investasi akan diterima apabila IRRnya lebih besar dari cost of capital,

ditolak apabila IRRnya lebih kecil dari cost of capital.

D.Capital Rationing
Capital rationing merupakan suatu proses tentang bagaimana memilih beberapa

usulan investasi yang tersedia. Proses ini timbul akibat dari terbatasnya modal yang tersedia.

Untuk memecahkan masalah ini maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat rangking atas usulan investasi. Metode IRR maupun NPV dapat digunakan sebagai dasar

merangking. Untuk metode IRR, usulan investasi dengan IRR terbesar menempati ranking pertama

demikian selanjutnya. Demikian pula untuk metode NPV.

2. Pilih usulan investasi yang menduduki rangking-rangking terbaik dengan disesuaikan pada modal

yang dibutuhkan dan modal yang tersedia.

6.3.1 Memasukkan Faktor Resiko Dalam Usulan Investasi

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisa resiko dalam usulan investasi, yaitu:

A.Sensivity Analysis

Analisa kepekaan (sensivity analysis) merupakan suatu analisa untuk menilai akibat dari

perubahan variabel-variabel yang mempengaruhi hasil estimasi cash flow atas suatu usulan investasi.

Dengan adanya suatu ketidakpastian atas hasil estimasi cash flow berarti makin banyak kemungkinan yang

akan terjadi, pada analisa kepekaan dituntut kemampuan menemukan variabel-variabel yang sangat

mempengaruhi suatu usulan investasi, variabel-variabel tersebut misalnya, market size, market share,

jumlah produk yang terjual, harga jual, biaya-biaya, dan lain-lainnya.

Dengan menemukan variabel-variabel yang sangat mempengaruhi penilaian terhadap

suatu usulan investasi, diharapkan dapat menilai kembali estimasi cash flow yang telah dibuat, serta

mengetahui seberapa jauh tingkat kepekaan cash flow akibat dari perubahan variabel-variabel yang ada.

Contoh soal:

a. PT “UM” melakukan analisa dua usulan investasi yang mutually exclusive, usulan tersebut adalah

proyek A dan B. Umur investasi kedua proyek sama yaitu 10 tahun, dengan COC sebesar 20%. Untuk
memperkirakan tingkat resiko dari kedua proyek tersebut, perusahaan telah menyusun estimasi

cash inflow sebagai berikut:

Analisa pengembalian investasi

Perhitungan analisa keuangan terfokus pada besarnya modal yang dikeluarkan dalam suatu
investasi dapat dihitung dengan memperhatikan nilai waktu dari uang. Sebagai gambaran, misalnya
seorang pemilik modal telah melakukan analisa kelayakan usaha dan dinyatakan layak untuk
mendirikan pabrik air minum mineral merk AQ dua tahun yang lalu, dan sampai saat ini telah
berproduksi. Investor tersebut telah mengeluarkan sejumlah uang yang dikonversikan total pada saat
ini (net present worth), sejumlah Rp 4.000.000.000, dinotasikan PWt= nilai present worth dari semua
pengeluaran (aliran kas negatif). Dari hasil analisa kelayakan proyek diketahui sejumlah pendapatan
selama “t” tahun kedepan, dari hasil penjualan air mineral yang dikonversiskan juga menjadi nilai total
pada saat ini, PWE= nilai present worth dari semua pemasukan (aliran kas positif). Pada analisa
pengembalian investasi dilakukan perhitungan pada kondisi, dimana terjadi keseimbangan antara
semua total pengeluaran dengan semua pendapatan, yang diperoleh dari investasi tersebut selama “t “
tahun, selisih keduanya harus sama dengan nol. Analisa investasi jenis ini disebut dengan analisa
tingkat pengembalian atau rate of return, ROR. Secara matematis hal ini bisa dinyatakan:
N
NPW =  F (1  i)
t 0
t
t
0 (7.1)

dimana:

NPW = Selisih Total nilai uang saat ini harus sama dengan nol

Ft = Keseimbangan aliran kas pada periode yang akan datang, F pada tahun ke t

N= t = umur proyek atau periode analisa proyek tersebut

i = tingkat nilai suku bunga ROR dari proyek atau investasi tersebut

Secara matematis nilai Ft pada persamaan 7.1, maka persamaan ROR dapat juga dinyatakan
dengan kesimbangan persamaan baru berdasarkan nilai ekivalensi, menjadi :

NPW = PWR – PWE = 0 (7.2)

Atau, ekivalensi lebih lengkap menjadi persamaan :

N N

 R t (P / F,i%, t )   E t (P / F,i%, t )  0
t 0 t 0
(7.3)
dimana:

PWE = nilai saat ini (present worth) dari semua toal pemasukan (aliran kas positif)

PWt = nilai saat ini (present worth) dari semua total pengeluaran (aliran kas negatif)

Rt = Revenue atau total penerimaan yang terjadi pada periode ke – “t”

Et = pengeluaran total yang terjadi pada periode ke – t, termasuk investasi awal (P)

Analisa ekivalensi yang lain terkait dengan deret seragam (annual worth) untuk nilai saat ini
atau present worth, pada perhitungan ROR adalah dengan melakukan ekivalensi terhadap sehingga
akan hubungan matematis menjadi :

EUAR – EUAC = 0 (7.4)

Dimana:

EUAR = (equivalent uniform annual revenue) adalah ekivalensi deret seragam yang menyatakan
pendapatan (aliran kas masuk) per periode yangtelah ditentukan misalnya akhir tahun.

EUAC = (equivalent uniform annual cost) adalah deret seragam pengeluaran (aliran kas keluar)
per periode yang telah ditentukan misalnya akhir yang menyatakan per tahun.

Perhitungan cara matematis, dengan menggunakan analisa NPW sebagai fungsi dari dari bunga
atau “i”, akan menghasilkan deretan kuntinyu nilai NPW yang jumlahnya tak terbatas. Pada nilai bunga
“i” semakin besar maka nilai NPW:

1. Mungkin akan semakin turun atau kecil


2. Mungkin juga semakin naik atau besar.
Untuk menyelesaikan persamaan matematis diatas dapat umumnya dilakukkan dengan pendekatan
metoda trial and error akan dihasilkan pada nilai “i”, tertentu kita akan mendapatkan nilai NPW = 0.
Besarnya nilai persamaan ini sama dengan nol, inilah yang disebut ROR, pendekatan analisa secara
grafis dapat maemerikan gambaran analisa tersebut, untuk memberikan gambaran hubungan antara i
dengan NPW dengan melakan plot nilai keduannya dalam suatu grafik seperti dalam gambar 7.1. Hasil
pengamatan pendekatan secara grafis adalah nilai NPW tidak berhubungan secara linier dengan i.
Tetapi untuk mempermudah analisa perhitungan dalam prakteknya, dilakukan pendekan metoda
interpolasi linier.
Beberapa pendekatan metode analisa tingkat pemgembalian investsasi dengan memperhatikan nilai
uang atau Rate of Return ROR yang dikenal dalam ekonomi, antara lain:

1.Internal rate of return (IRR),

2.External rate of return (ERR),

3. Explicit reinvesment rate of return (ERRR).


NPW NPW

0 i
i*

0 i* i

0 i

Gambar 71 Grafis analisa rate of returnt i*, ROR dan antara faktor tingkat bungai dengna
besarnya nilai NPW

Pemodal telah menginvestasikan dana segar sejumlah Rp 50.000.000 pada tahun ini untuk
pembuatan pabrik isi ulang air minum, dan akan mendapatkan nilai uang kembali dari sejumlah investasi
selama 5 tahun kemudian sebesar Rp 100 juta. Hitunglah besarnya bunga i , ROR

F = 100
juta

0
1 2 4
5 8
P = 50 juta

Gambar 7.2 Diagram aliran kas Pabrik Air Minum Isi Ulang

Jawab:

Rumus IRR:

NPW = PWR – PWE = 0


= 100 juta (P/F, i%, 5) – 50 juta = 0

50
(P/F, i%, 5) =  0,5
100

Dari persamaan diatas dapat dihitung mencari nilai i, dengan melakukan pendekatan trial and error,
beberapa nilai i melalui tabel bunga. sehingga (P/F, i%, 5) = 0,5000. Misalnya percobaan pertama
dengan masukkan nilai, i = 15% :

(P/F, 15%, 5) = 0,4972

Dari tabel bunga, nilai terdekat adalah i = 12% :

(P/F, 12%, 5) = 0,5674

Maka besarnya nilai bunga tingkat pengembalinan (P/F, i*%, 5) = 0,5000, akan terletak antara nilai

bunga i*, 12% dan 15%. Untuk lebih detail nilai bunga dapat dilakukan analisa interpolasi.

Pada contoh diatas jika diketahui dari hasil analisa kelayakan, investor akan mendapatkan besarnya nilai
keuntungan sejumlah Rp 5.000.000,- per akhir tahun, sel;ama 5 tahun berturut-turut. Hitunglah besarnya
nilai , ROR

F = 100
A = 5 juta juta

P = 50 juta

Gambar 7.3 Diagram aliran kas investasi Pabrik Air Minum

Jawaban:
NPW = A (P/A, i%, 5) + F (P/F, i%, 5) – P = 0

= 5 juta (P/A, i%, 5) + 100 juta (P/F, i%, 5) – 50 juta = 0

(7.5)

Persamaan diatas adalah untuk perhitrungan nilai tingkat bunga pengembalian investasi i *%, sehingga
ruas kiri sama dengan nol, maka kita mungkin harus mencoba berbagai nilai i karena disini kita
dihadapkan pada dua faktor, yaitu faktor nilai tetap tahunan seragam atau annnuited P/A dan faktor
nilai saat ini atrau presenth P/F. Untuk mempermudah analisa perhitungan maka diasumsikan
pertama aliran kas terjadi tanpa bunga, kedua kedua faktor yang berbeda tadi bisa diekivalensi menjadi
satu dengan analisa tanpa bunga , mengekivanskan P/A dan P/F ke nilai akan datang P/F, peta aliran
kas menjadi F :

F = Rp100.000.000 + 5 x Rp5.000.000

= Rp125.000.000,-

Asumsi ketiga adalah pada dasarya secara nyata nilai-nilai deret seragam A sebesar Rp 5.000.000, per
tahun adalah berbunga maka, nilai akan datang F tentu lebih besar dari 125 juta, sehingga bisa kita
berikan asumsi agar mempermudah pendekatan kita tidak terlalu menyimpang dengn kondisi nyata,
dapat diambil suatu kebijakan nilai F dari Rp125.000.000, menjadi Rp150.000.000, atau Rp135.000.000,
terserah besarnya nilai tersebut tapi gunakan pertimbangan yang wajar jangan berlebihan dengan
pertimbangan kondisi nyata jika kita meminjam uang di Bank selama 5 tahun.

150 juta (P/F, i%, 5) = 50 juta

50
(P/F, i%, 5) =
150

= 0.3333

Nilai tingkat bunga pengembalian investasi i*%, dengna menggufnakan tabael bunga untk persamaan
(P/F, i%, 5), yang mendekati persamaan (7.6) adalah 25%. Diambil dari tabel bunga pendekatan trial
and error, masukkan i = 25% nilai (P/F, 25%, 5) = 0.3277, dari tabel bunga pendekatan trial and error,
masukkan i = 205% nilai (P/F, 20%, 5) = 0.4371, maka kita pilih i= 25 %, karena lebih mendekati nilai
50
(P/F, i%, 5) = = 0.3333, jika ada tabel bunga lebih lengkap, kita bisa memilih lebih baik jika tidak
150
kita putuskan niali 25 % saja:

5 juta (P/A, 25%, 5) + 150 juta (P/F, 25%, 5) – 50 juta = 0

5 juta (2,6893) + 100 juta (0,3277) – 50 juta

= 13446500 + 32.770.000- 50.000.000

= -3.783.500

Hasil perhitungan pada triatl and error tahap pertama adalah ruas kiri persamaan di atas tidak sama
dengan nol, maka kita mencoba triatl and error tahap kedua dengan nilai tingkat bunga pengembalian
investasi i*, besarya sama dengan 20%, sehingga akan diperoleh:
5.000.000(P/A, 20%, 5) +100.000.000 (P/F, 20%, 5) –50.000,000 = 0

5. 000.000 (2,9906) + 100. 000.000 (0,4019) – 50. 000.000

= 55.143.000 – 50.000.000

= 5.143.000

Hasil darr perhitungan triatl and error tahap kedua persamaan ini juga tidak sama dengan nol. Dari

kedua hasil perhitungan dapat kita lakukan analisa interpolasi linier untuk mendapatkan persamaan

sama dengan nol atau sehingga nilai tingkat bunga pengembalian investasi i *, bahwa nilai nol pada ruas

kiri tersebut akan berada pada i* antara 25% dan 20%.

Tabel 7.1 Hasil Perhitungan Data untuk melakukan interpolasi

TINGKAT BUNGA
PENGEMBALIAN NPW (Rp)
INVESTASI i* (%)
20 5.143.000

i* 0

25% -3.783.500

Salah satu hasil analisa keberhasilan suatu investasi dikatakan layak adalah dengan
pertimbangan faktor analisa ekomomis nilai tingkat bunga pengembalian investasi i *, ROR yang dihasilkan
lebih besar atau sama dengan suku bunga pinjam dari sebuah Bank yang ditunjuk. Bila teryata dalam
suatu alternatif kelayakan proyek ada beberapa alternatif yang bersifat “mutually execlusive” dan sama-
sama memiliki ROR yang lebih besar dari bunga bank proses pemilihannya dilakukan dengan metode IROR
meningkat (Incremental Rate of Return).

7.2 External Rate of Returnt (ERR)


Analisa metode ERR adalah tingkat bunga eksternal “e%”, dimana aliran kas yang
dihasilkan oleh suatu proyek setelah umur ekonomisnya selelsai, bisa diinvestasikan kembali ke proyek
yang lain dari luar perusahaan yang telah menghasilkan ROR tadi atau dengan kata lain diversivikasi
investasi.
Dasar analisa perhitungan metode ERR adalah dengan ekivalensi atau konversikan semua aliran kas
keluar ke periode sekarang (presenth) dengan nilai tingkat pengembalian suku bunga e* per periode
pemajemukan, dan semua aliran kas masuk dikonversi ke periode N dengan tingkat bunga e%.
Hasilnya adalah suatu tingkat bunga yang menyebabkan kedua nilai tadi (setelah dikonversi) ekuivalen,
persamaan matematis adalah :
N N

 E t (P/F, e%, t) (F/P, i'%, N)   R t (F/P, e%, N - t)


t 0 t 0
(7.6)

dimana:

Et = Total aliran kas pengeluaran atas penerimaan pada periode t

Rt = Total aliran kas penerimaan atas pengeluaran pada periode t

N = umur proyek atau horizon perencanaan

e = tingkat pengembanlian bunga pada investasi eksternal

Secara pendekatan metoda grafis diperlihatkan seperti dalam gambar 7.5.

e* =

0
N

Gambar 7.5 Analisa grafis ERR


Analisa akhir adalah suatu proyek akan bisa diterima (layak dilaksanakan) jika nilai e* % yang
diperoleh dari perhitungan ERR lebih besar atau sama dengan tingkat sukau bunga pinjam bank atau suku
tingkat bunga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Contoh pertama: Investasi diversifikasi baru untuk proyek jasa Warnet dengan umur alat selama
lima tahun, nilai investasi diambilkan dari keuntungan jasa Wartel yang semakin sepi saat ini. Investasi
awal yang dibutuhkan adalah Rp.25.000.000,- karena tempat dan komputer bekas wartel masih bisa
digunakan dan diakhir tahun kelima memiliki nilai sisa Rp.5.000.000,-. Dari analisa teknik dan ekonomis
usaha Warnet ini akan bisa menghasilkan Rp. 10.000.000.- per tahun setelah dikurangi ongkos-ongkos
operasional. Ditanya perhitungan besarnya nilai tingkat pengembalian suku bunga e* per periode
pemajemukan ERR dan beri keputusan apakah usulan ini bisa diterima?

Jawaban :

Langkah pertama Analisa perhitungan adalah dengan menggambarkan diagram aliran kas dari
persoalan ini seperti gambar 7.6. Dengan Rp 10.000.000 per tahun adalah merupakan pendapatan
Warnet merupakan deret seragam “A”, mulai akhir tahun pertama sampai akhir tahun kelima, F adalah
nilai sisa investsi Warnet diakhir tahun kelima sebesar Rp 5.000.000,-. Jika asumsi pertama adalah nilai
tingkat suku bunga pinjaman Bank atau suku tingkat bunga yang telah ditetapkan oleh perusahaan, e =
20% per tahun. Langkah perhitungan kedua adalah melakukan perhitungan nilai bunga menggunakan
asumsi tabel bunga konvensional i % bukan “e”. Langkah ketiga lakukan perhitungan aliran kas.

A = 10 juta F=5.000.000

1 2 3 4 5

i = 20%

P=25.000.00
0

Gambar 7.6 Diagram aliran kas Usaha Warnet

Manual perhintungan adalah bisa kita pilih dengan melakukkan ekivalensi kan semua nilai ke
periode yang akan datang F.

25.000.000 (F/P, i%, 5) =10 .000.000 (F/A, 20%, 5) + 5.000.000

(F/F, i%, 5) = 10.000.000 (7.4416) + 5.000.000 (F/P, i%, 5) =


79.416.000
25 .000.000

=3.17664

Dari tabel bunga untuk mendapatkan (F/P, i%, 5) =3.17664 adalah nilai suku bunga adalah lebih besar dari
25 %, karena untuk i = 25% maka nilai tabel bunga adalah sebesar 3.0518, sedangkah untuk (F/P, 20%, 5)
=2,4883. Untuk hasil peritungan yang tepat bisa dilakukan dengan menghitung dengan rumus log seperti
dalam contoh soal bab III. Sehingga nilai tingkat suku bunga proyek ini lebih besar atau sama dengan
tingkat sukau bunga pinjam bank atau suku tingkat bunga yang telah ditetapkan oleh perusahaan jasa
wartel e*,= 20 % maka usulan investasi pendirian jasa warnet dapat diterima.
Perbedaan NPV dan IRR
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 7 (tujuh)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa memahami konsep ROI, konsep Internal rate of return dan
interpolasi

Indikator
1. Mahasiswa dapat Membedakan antara ROI, konsep Internal rate of return dan interpolasi
2. Menghitung biaya ROI, konsep Internal rate of return dan interpolasi
3. Mengambil kesimpulan, bekerja sama dalam tim, serta menghargai pendapat orang lain

Materi Ajar : ROI, konsep Internal rate of return dan interpolasi

Langkah-langkah Perkuliahan
Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan
30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ke- 7.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Discovery Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes subjektif tentang pengertian serta perilaku biaya , konsep Internal rate of return dan interpolasi (20%)
2. Tes objektif tentang perhitungan biaya , konsep Internal rate of return dan interpolasi (20%)
3. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
4. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 9 (sembilan)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat membuat dan menganalisa pengembalian investasi
dengan interpolasi.

Indikator
1. Mahasiswa dapat Menyebutkan definisi pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan
interpolasi irr.
2. Memahami dan menjelaskan komponen pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan
interpolasi irr
3. Membuat serta menganalisa laporan pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan
interpolasi irr.
4. Bekerja sama secara aktif dalam tim dan menghargai pendapat orang lain

Materi Ajar : pengembalian investasi dengan interpolasi.

Langkah-langkah Perkuliahan
Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan
30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi
pertemuan saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ke- 9.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Cooperative Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan
kuliah untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes subjektif tentang pengertian serta langkah-langkah penyusunan internal rate of return IRR dan
interpolasi irr (20%)
2. Tes objektif tentang penyusunan l internal rate of return IRR dan interpolasi irr (20%)
3. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
4. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)

Hand out
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Analisis & Estimasi Biaya


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 10 (sepuluh)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konsep perhitungan pengembalian
investasi dengan internal rate of return IRR dan interpolasi irr dan excell.

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Mengidentifikasi pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan interpolasi irr dan excell.
2. Memahami langkah-langkah perhitungan pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan
interpolasi irr dan excell
3. Secara aktif bekerja sama dalam tim

Materi Ajar : pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan interpolasi irr dan excell

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ke- 10.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Collaborative Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes objektif tentang perhitungan pengembalian investasi dengan internal rate of return IRR dan interpolasi
irr dan excell. (40%)
2. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
3. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
a. Hand out
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 11 (sebelas)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konsep perhitungan Breakeven
Analysis (Analisis Titik Impas)

Indikator
1. Mahasiswa dapat Memahami langkah-langkah perhitungan Breakeven Analysis (Analisis Titik Impas )
1.Simple break even point dan Smultiple break even point Smultiple break even point 3.
2. Melakukan perhitungan biaya berdasarkan Breakeven Analysis (Analisis Titik Impas ) 1.Simple break even
point
3. Secara aktif bekerja sama dalam tim

Materi Ajar : Breakeven Analysis (Analisis Titik Impas ) 1.Simple break even point 2.Smultiple break even
point

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ke- 9.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Small group Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap discussion,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.
Penilaian:
Tes objektif tentang perhitungan Breakeven Analysis (Analisis Titik Impas) (40%)
1. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
2. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)

Hand out

Menghitung Nilai BEP Kedai Kopi

Dengan mengetahui seluruh komponen yang disebutkan sebelumnya, Anda siap menghitung
nilai BEP bisnis Anda. Formulasi nilai BEP adalah:

BEP = Setoran Modal Awal/Total Laba bersih Sebelum Bunga dan Pajak

Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak = Total Pendapatan Bersih – Total Biaya-
Biaya

Sebagai contoh, kedai kopi Jawari memprediksi bahwa kedai kopinya akan mencetak angka
pendapatan rata-rata sebesar Rp1.200.000 per hari. Jika dihitung, selama satu bulan kedai
kopi Jawari mungkin bisa mencetak angka pendapatan sejumlah Rp1.200.000 x 12 =
Rp14.400.000.

Setelah dihitung-hitung, total Biaya Tetap kedai kopi Jawari selama satu bulan adalah
Rp5.000.000 dan Biaya Variabelnya sejumlah Rp3.500.000. Sehingga Total Biaya adalah
Rp5.000.000 + Rp3.500.000 = Rp8.500.000. Sedangkan Setoran Modal Awal kedai kopi Jawari
adalah Rp150.000.000

Jika dimasukkan dalam formulasi, maka nilai BEP kedai kopi Jawari dalam hitungan bulanan
adalah:

BEP = Rp150.000.000/(Rp14.400.000 – Rp8.500.000)

BEP = 25,4 bulan

Sejatinya, kedai kopi Jawari baru bisa mencapai titik BEP setelah sekitar 25 bulan. Hal tersebut
diikuti dengan asumsi nilai pendapatan dan biaya rata-rata sejumlah yang disebutkan di atas.
Namun dalam praktiknya, jelas pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi selama periode
berjalan akan berubah-ubah. Pastikan nilai proyeksi pendapatan dan biaya yang Anda gunakan
adalah patokan minimal. Sehingga jika kedai kopi Anda bisa mencetak nilai pendapatan bersih
lebih dan bisa menjaga biaya yang terjadi tetap terkendali, Anda bisa mencapai titik BEP lebih
cepat.

Kesimpulan
Dengan mengetahui nilai BEP, setidaknya Anda memiliki patokan untuk mulai menganggarkan
dan mempersiapkan Business Plan kedai kopi Anda. Untuk mengetahui komponen seperti nilai
pendapatan dan biaya-biaya, jelas Anda membutuhkan Laporan Keuangan khususnya Laporan
Laba-Rugi. Laporan Keuangan bisa Anda hasilkan secara mudah dengan
menggunakan Software Akuntansi yang mumpuni. Cobalah Jurnal, Software Akuntansi yang
memiliki fitur akuntansi lengkap dan memadai. Dengan Jurnal, tidak hanya bisa
memperhitungkan BEP, Anda bisa mengetahui penelusuran total biaya yang terjadi dalam
bisnis Anda secara mudah dan cepat. Ini jelas sangat penting untuk keputusan bisnis Anda ke
depannya. Informasi lebih lanjut mengenai Jurnal bisa Anda lihat di sini.

Dalam menghitung berapa besar BEP atau titik impas tentu saja memerlukan komponen-
komponen. Berikut ini merupakan komponen dari BEP:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost), baik ketika perusahaan sedang berproduksi maupun tidak
berproduksi.
2. Biaya Variable (Variabel Cost), Komponen ini bersifat dinamis dan bergantung pada
tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka biaya variabel juga akan
meningkat.
3. Harga Jual (Selling Price), harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Cara Menghitung Breakeven Point (BEP)
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Gemilang” memiliki data-data biaya dan
rencana produksi seperti berikut ini:
1. Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp140 juta yaitu terdiri dari:
Biaya Gaji Pegawai + Pemilik : Rp75.000.000
Biaya Penyusutan Mobil : Rp1.500.000
Biaya Asuransi Kesehatan : Rp15.000.000
Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp18.500.000
Biaya Sewa Pabrik : Rp30.000.000
2. Biaya Variable per Unit Rp75.000.00 yaitu terdiri dari :
Biaya Bahan Baku : Rp35.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp25.000
Biaya Lain : Rp.15.000
3) Harga Jual per Unit Rp95.000
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit maupun
dalam rupiah:
BEP Unit = Biaya Tetap (harga/unit – biaya variable/unit)
BEP Unit =Rp.140.000.000 Rp95.000 – Rp75.000)
BEP Unit = Rp140.000.000 Rp20.000
BEP Unit= Rp7000
Jadi, BEP per unit dari contoh di atas adalah Rp7.000/ unit
BEP Rupiah = Biaya Tetap (kontribusi margin/unit harga/unit)
BEP Rupiah = Rp.140.000.000 (Rp20.000 Rp95.000)
BEP Rupiah = Rp140.000.000 0.2105
BEP Rupiah = Rp665.083.135

Jadi, BEP Rupiah dari contoh di atas adalah Rp665.083.135


Dengan adanya perhitungan BEP di atas kita bisa memiliki kesimpulan bahwa untuk
memperoleh titik impas dengan harga penjualan sebesar Rp95.000, maka perusahaan
harus dapat menjual sebanyak 7000 unit.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, maka sebagai manager atau
pemilik usaha. Anda juga akan dapat menghitung berapa minimal penjualan untuk
mendapatkan laba yang Anda targetkan, yaitu dengan cara menambahkan laba yang
ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki.
Misalnya target laba sebulan adalah Rp60 juta, maka minimal penjualan yang harus di
capai adalah sebagai berikut:

BEP- Laba = (biaya tetap + target laba) (harga/unit- biaya variable/unit)BEP – Laba =
(140.000.000 + 60.000.000) (95.000 – 75.000)
BEP – Laba = 200.000.000 20.000
BEP – Laba = 10.000 unit
Pengertian BEP (Break Even Point) dan Cara Menghitung BEP

February 24, 2018 Budi Kho Manajemen Keuangan 0

Pengertian BEP (Break Even Point) dan Cara Menghitung BEP – Break-Even Point atau sering disingkat dengan BEP
adalah suatu titik atau keadaan dimana penjualan dan pengeluaran sama atau suatu kondisi dimana penjualan
perusahaan cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Break-even point yang biasanya dalam bahasa Indonesia
disebut dengan “Titik Impas” ini biasanya membandingkan jumlah pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk
dapat menutupi biaya tetap dan biaya variabel terkait dalam menghasilkan suatu penjualan. Dengan kata lain, Titik Impas
atau Break Even Point adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan.
Baca juga : Pengertian Ratio Profitabilitas dan Jenis-jenisnya.

Analisis Break-Even Point (BEP) umumnya digunakan untuk menghitung kapan sebuah usaha/bisnis atau proyek akan
menguntungkan dengan cara menyamakan total pendapatannya dengan total biaya. Dengan Analisi Break Even Point
(BEP) ini, Manajemen Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar tidak
mengalami kerugian dan juga mengetahui jumlah penjualan yang diharuskan untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu serta membantu manajemen dalam pengambilan keputusan apakah akan melanjutkan atau memberhentikan
bisnisnya.

Pengertian BEP (Break Even Point) menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian BEP atau Definisi BEP (Break-even Point) menurut para ahli.

 Pengertian BEP menurut Yamit (1998:62), Break Even Point atau BEP dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC).
 Pengertian BEP menurut Mulyadi (1997:72), impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk
menutup biaya tetap saja.
 Pengertian BEP menurut Simamora (2012:170), BEP atau titik impas adalah volume penjualan dimana jumlah
pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersih.
 Pengertian BEP menurut Garrison (2006:335), Break Even Point adalah tingkat penjualan dimana laba sama
dengan nol, atau total penjualan sama dengan total beban atau titik dimana total margin kontribusi sama dengan
total beban tetap.
 Pengertian BEP menurut Hansen dan Mowen (1994:16), Break Even Point is where total revenues equal total
costs, the point is zero profits” atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi Break Even Point
adalah di mana total pendapatan biaya total yang sama, intinya adalah nol keuntungan.
 Pengertian BEP menurut Harahap (2004), Break Even Point adalah suatu kondisi perusahaan tidak memperoleh
laba dan tidak menderita kerugian artinya semua biaya biaya yang telah dikeluarkan untuk operasi produksi bisa
ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.
Cara Menghitung BEP (Break Even Point)

Pada dasarnya, terdapat dua jenis perhitungan BEP yaitu menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break
Even Point dan menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP. Berikut dibawah ini adalah
rumus-rumus BEP untuk dua jenis perhitungan tersebut.

Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP

Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara
membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi
biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost). Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP
tersebut :

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Atau

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit

Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP

Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi Break Even Point ini dapat
dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price
per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost) kemudian dikalikan dengan
Harga per Unit lagi. Berkut ini adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :

BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit) x Harga per Unit

Atau

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit x Harga per Unit

Keterangan :

 BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)


 BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
 Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang berproduksi atau tidak)
 Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti
bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
 Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
 Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
 Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit (selisih)
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 12 (dua belas)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konsep perhitungan Breakeven
Analysis (Analisis Titik Impas ) Aplying break even analysis in service industri.

Indikator
Mahasiswa dapat
1. Mengidentifikasi biaya-biaya Aplying break even analysis in service industri
2. Memahami langkah-langkah perhitungan Aplying break even analysis in service industri
3. Melakukan perhitungan biaya berdasarkan pesanan sehingga break even analysis in service industri
4. Secara aktif bekerja sama dalam tim

Materi Ajar : Aplying break even analysis in service industri

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai pada pertemuan ke- 12.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri
dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Small group Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap discussion,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes objektif tentang perhitungan break even analysis in service industri
2. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
3. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 13 (tiga belas)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konsep perhitungan Tax and
Depreciation

Indikator
1. Mahasiswa dapat Memahami langkah-langkah perhitungan biaya Tax and Depreciation Effects of Income
Tax :Depreciation, Book Value, and Capital Gain 2.Straight-Line Depreciation 3.Double Declining Balance
(DDB) Depreciation 4.Modified Accelerated Cost Recovery System (MACRS) Depreciation 5.Sum of Years
Digit (SOYD) Depreciation
2. Melakukan perhitungan biaya berdasarkan Tax and Depreciation Effects of Income Tax :Depreciation, Book
Value, and Capital Gain 2.Straight-Line Depreciation 3.Double Declining Balance (DDB) Depreciation
4.Modified Accelerated Cost Recovery System (MACRS) Depreciation 5.Sum of Years Digit (SOYD)
Depreciation Secara aktif bekerja sama dalam tim

Materi Ajar : biaya Tax and Depreciation Effects of Income Tax :Depreciation, Book Value, and Capital
Gain 2.Straight-Line Depreciation 3.Double Declining Balance (DDB) Depreciation 4.Modified
Accelerated Cost Recovery System (MACRS) Depreciation 5.Sum of Years Digit (SOYD)
Depreciation

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 13.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Small group Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap discussion,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk
mahasiswa yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes objektif tentang perhitungan biaya Tax and Depreciation (40%)
2. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
3. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out

Depresiasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama umur manfaatnya.[1]. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan,
termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis
lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti
metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Metode Garis-lurus:

Amortisasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search

Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan
dengan mendebit akun beban amortisasi terhadap akun aktiva. amortisasi biasa ditemukan dalam mata pelajaran
Akuntansi dan Akuntansi Pembiayaan.

Definisi Depresiasi Adalah

Definisi depresiasi atau penyusutan merupakan proses akuntansi dalam mengalokasi biaya
aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang
diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.

Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena


pajak suatu perusahaan.

Pendekatan ini digunakan karena nilai aktiva dapat berfluktuasi antara pada saat aktiva itu
dibeli dan ketika dijual atau dibesituakan.

Usaha untuk mengukur perubahan nilai interim ini belum dapat diterima oleh akuntan
karena nilainya sulit diukur secara objektif.

Oleh karena itu, biaya aktiva dibebankan ke beban penyusutan selama estimasi umurnya,
tanpa berusaha untuk menilai aktiva itu pada nilai pasar wajar antara tanggal akuisisi dan
disposisi.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya biaya penyusutan, yaitu:

#1 Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)


Metode ini mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari
penggunaan.

Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktik karena kemudahannya.

Prosedur garis lurus secara konseptual seringkali juga merupakan alasan utama atas
terbatasnya umur pelayanan, maka penurunan kegunaannya akan konstan dari periode ke
periode.

Beban penyusutan untuk mesin derek dihitung sebagai berikut:

Beban Penyusutan = Biaya dikurangi nilai sisa : Estimasi umur pelayanan

Beban Penyusutan = (Rp500.000.000 – Rp50.000.000) : 5 = Rp90.000.000

Masalah utama terhadap metode garis lurus adalah metode ini didasarkan atas dua asumsi
yang tidak realistis:

1. Kegunaan ekonomi aktiva itu sama setiap tahun, dan


2. Beban reparasi dan pemeliharaan pada dasarnya sama setiap periode.

#2 Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method)


Metode ini sering disebut juga metode penyusutan dipercepat, yaitu menyediakan biaya
penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan beban lebih rendah pada periode
mendatang.

Justifikasi utama untuk pendekatan ini adalah lebih banyak penyusutan harus dibebankan
pada tahun-tahun awal karena aktiva mengalami kehilangan pelayanan yang lebih besar
pada tahun-tahun tersebut.

Metode ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Digits Method)

Menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari
biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai sisa).

Setiap pecahan menggunakan jumlah angka tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1=15) dan
jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang.
Dengan metode ini, pembilang menurun tahun demi tahun dan penyebut tetap konstan
(5/15, 4/15, 3/15, 2/15 dan 1/15). Ditunjukkan dalam ilustrasi berikut:

Harga Beban Akumulasi


Pecahan Nilai Buku Akhir
Tahun Perolehan Penyusutan Penyusutan
Penyusutan Tahun (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)

1 450.000.000 5/15 150.000.000 150.000.000 350.000.000

2 450.000.000 4/15 120.000.000 270.000.000 230.000.000

3 450.000.000 3/15 90.000.000 360.000.000 140.000.000

4 450.000.000 2/15 60.000.000 420.000.000 80.000.000

5 450.000.000 1/15 30.000.000 450.000.000 50.000.000

Metode Saldo Menurun

Metode ini menggunakan tarif penyusutan (diekspresikan sebagai persentase) berupa


beberapa kelipatan dari metode garis lurus.

Sebagai contoh, tarif saldo menurun berganda untuk aktiva 10 tahun akan menjadi 20%
(dua kali tarif garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%).

Tarif saldo menurun tetap konstan dan diaplikasikan pada nilai buku yang menurun setiap
tahun.

Tidak seperti metode lainnya, dalam metode saldo nilai sisa tidak dikurangkan dalam
menghitung dasar penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aktiva
pada awal setiap periode.

Karena nilai buku aktiva dikurangi setiap periode dengan beban penyusutan, maka tarif
saldo menurun yang konstan diaplikasikan pada nilai buku yang terus menurun yang
menghasilkan beban penyusutan yang semakin rendah setiap tahunnya.

Proses ini terus berlangsung hingga nilai buku aktiva berkurang mencapai estimasi nilai
sisanya, di mana pada saat tersebut penyusutan akan dihentikan.

Harga Nilai Buku Akumulasi Nilai Buku


Penyusutan
Tahun Perolehan Awal Tahun Tarif Penyusutan Akhir Tahun
(Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 500.000.000 500.000.000 40% 200.000.000 200.000.000 300.000.000


Harga Nilai Buku Akumulasi Nilai Buku
Penyusutan
Tahun Perolehan Awal Tahun Tarif Penyusutan Akhir Tahun
(Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

2 500.000.000 300.000.000 40% 120.000.000 380.000.000 180.000.000

3 500.000.000 180.000.000 40% 72.000.000 428.000.000 108.000.000

4 500.000.000 108.000.000 40% 43.200.000 456.800.000 64.800.000

5 500.000.000 64.800.000 – 14.800.000 485.200.000 50.000.000

#3 Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi)


Metode aktivitas (activity method) yang juga disebut pendekatan beban variabel,
mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan
bukan dari berlalunya waktu.

Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah keluaran (output) yang disediakan (unit-unit yang
diproduksi), atau masukan (input) seperti jumlah jam kerja.

Secara konseptual, asosiasi biaya yang tepat ditetapkan dalam istilah output bukan jam
yang digunakan, tetapi sering kali output ini sulit untuk diukur.

Dalam kasus seperti ini, ukuran input seperti jam mesin adalah metode yang lebih tepat
dalam mengukur jumlah uang beban penyusutan selama periode akuntansi tertentu.

Dalam ilustrasi sebelumnya, penentuan umur mesin derek tidak memiliki masalah tertentu
karena penggunaan (jam) relatif mudah untuk diukur.

Jika mesin derek itu digunakan selama 4.000 jam pada tahun pertama, maka beban
penyusutannya adalah:

Beban Penyusutan = [ (Biaya – Nilai Sisa) x Jam tahun ini ] : Total estimasi Jam

Beban penyusutan = [ (Rp500.000.000 – Rp50.000.000) x 4.000 ] : 30.000 = Rp60.000.000

Keterbatasan utama metode ini adalah bahwa metode ini tidak tepat untuk digunakan
pada situasi di mana penyusutan fungsi dari waktu dan bukan aktivitas.

Sebagai contoh, sebuah bangunan akan mengalami banyak kerusakan dari unsur-unsur
(waktu) tanpa memperhatikan penggunaannya.
#4 Metode Penyusutan Khusus
Kadang-kadang perusahaan tidak memilih salah satu dari metode penyusutan yang lebih
populer karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya
mengharuskan penerapan khusus.

Metode Kelompok dan Gabungan

Metode Campuran dan Kombinasi

Selain metode penyusutan yang sudah disinggung, perusahaan juga bebas


mengembangkan metode penyusutan sendiri yang khusus atau dibuat khusus.

Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum hanya mensyaratkan bahwa metode itu
menghasilkan pengalokasian biaya aktiva selama umur aktiva dengan cara yang sistematis
dan rasional.
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : Analisis & Estimasi Biaya


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 14 (empat belas)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat menggunakan konsep perhitungan Tax and
Depreciation

Indikator
1. Mahasiswa dapat Memahami langkah-langkah perhitungan biaya Tax and Depreciation Effects of Income
Tax : 7.Change of Depreciation Methods 8.Amortization and Depletion
2. Melakukan perhitungan biaya berdasarkan Tax and Depreciation Effects of Income Tax : 7.Change of
Depreciation Methods 8.Amortization and Depletion
3. Secara aktif bekerja sama dalam tim

Materi Ajar : 7.Change of Depreciation Methods 8.Amortization and Depletion

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan sebelumnya.
3. Dosen menjelaskan kompetensi dasar dan indikator
yang akan dicapai pada pertemuan ke- 13.
4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-
kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Cooperative Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap learning,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk mahasiswa
yang masih belum mencapai indikator.
Dosen meminta mahasiswa membaca bahan kuliah
untuk pertemuan minggu depan.

Penilaian:
1. Tes objektif tentang perhitungan biaya biaya Tax and Depreciation (40%)
2. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
3. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Rencana Program Pembelajaran

Matakuliah : ekonomi Teknik


Semester : III
SKS : 3 (dua)
Alokasi Waktu : 3 X 50 menit
Pertemuan Ke : 15 (lima belas)

Kompetensi Dasar
Setelah perkuliahan ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat merancang investasi dan perhitungan pengembalian
investasi serta break even point

Indikator
1. Mahasiswa dapat Mengetahui konsep dapat merancang investasi dan perhitungan pengembalian investasi
serta break even point
2. Memahami manfaat analisa merancang investasi dan perhitungan pengembalian investasi serta break even
point
3. Melakukan perhitungan dan analisa dapat merancang investasi dan perhitungan pengembalian investasi
serta break even point
4. Secara aktif bekerja sama dalam tim dan menghargai pendapat orang lain

Materi Tugas : dapat merancang investasi dan perhitungan pengembalian investasi serta break even
point

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu Langkah Perkuliahan Metode Bahan


30' Kegiatan awal Ceramah, Slide power point
1. Dosen menyampaikan tujuan perkuliahan dan tugas. diskusi, tanya
jawab
2. Dosen menjelaskan hubungan materi pertemuan
saat ini dan pertemuan menyeluruh.

4. Dosen membentuk mahasiswa menjadi kelompok-


kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4-5 orang
80' Kegiatan inti Small group Referensi, Slide power point
1. Dosen memberikan bahan diskusi untuk setiap discussion,
kelompok. presentasi, tanya
jawab
2. Mahasiswa melakukan diskusi, meresume hasil
diskusi dan meresume hasil diskusi tersebut.
3. Beberapa kelompok mahasiswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok mahasiswa yang tidak presentasi
memberikan feed back kepada kelompok yang
presentasi.
20' Kegiatan Akhir Tes subjektif dan -
Dosen meminta mahasiswa untuk mengambil objektif
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari hari ini.
Dosen mengevaluasi tes subjektif dan objektif.
10' Kegiatan tindak lanjut - -
Dosen memberikan tugas tambahan untuk mahasiswa
yang masih belum mencapai indikator.

Penilaian:
1. Tes objektif tentang perhitungan BEP (40%)
2. Penilaian diri, yaitu bagaimana mahasiswa yang bersangkutan menilai performansi dirinya sendiri (30%)
3. Penilaian sebaya, yaitu penilaian yang dilakukan oleh teman kelompoknya (30%)
Hand out
Cash Flow Perkebunan Nenas (Skala 1 ha)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No. Uraian
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8

A. INFLOW

36,000, 48,000, 48,000, 36,000, 48,000, 48,000, 48,000,


1 Nilai Produksi Nenas
000 000 000 000 000 000 000

36,000, 48,000, 48,000, 36,000, 48,000, 48,000, 48,000,


B. TOTAL INFLOW
000 000 000 000 000 000 000

C. OUTFLOW

1 Pembukaan Lahan

3,000,00
1.1 Tenaga Kerja
0

1.2 Alat Berat

29,111,2
1.3 Bahan dan Alat
50

2 Investasi Non Tanaman

8,000,00
2.1 Irigasi (Perpipaan+Kran)
0

2.1 Biaya Operasi dan


500,000
.1 Pemeliharaan

2.3 Infrastruktur

5,000,00
2.4 Bangunan
0

2.5 Kendaraan

2.6 Penunjang

2.7 Investasi Pasca Panen

3,600,00 3,600,00 3,600,0 3,600,0 3,600,0 3,600,0 3,600,0 3,600,0 3,600,0


3 Biaya Tetap (Gaji Teknisi)
0 0 00 00 00 00 00 00 00

4 Biaya Pemeliharaan

3,125,00 4,000,0 4,750,0 5,250,0 4,000,0 4,000,0 4,750,0 4,750,0


4.1 Tenaga Kerja
0 00 00 00 00 00 00 00

4,108,12 4,239,3 4,659,3 7,162,5 3,662,5 4,239,3 4,659,3 4,659,3


4.2 Bahan dan Alat
5 75 75 00 00 75 75 75

5 Sewa Lahan 3,000,00 3,000,00 3,000,0 3,000,0 3,000,0 3,000,0 3,000,0 3,000,0 3,000,0
0 0 00 00 00 00 00 00 00

6 Pajak 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000

52,311,2 13,933,1 14,939, 16,109, 19,112, 14,362, 14,939, 16,109, 16,109,


D. TOTAL OUTFLOW
50 25 375 375 500 500 375 375 375

- -
21,060, 31,890, 28,887, 21,637, 33,060, 31,890, 31,890,
E. PENDAPATAN BERSIH 52,311,2 13,933,1
625 625 500 500 625 625 625
50 25

DF (20%)-FAKTOR
1.00 0.83 0.69 0.58 0.48 0.40 0.33 0.28 0.23
PEMAJEMUAN

- -
14,625, 18,455, 13,931, 8,695,6 11,071, 8,900,0 7,416,7
NPV (20%) 52,311,2 11,610,9
434 223 086 26 936 88 40
50 38

Parameter Nilai

Jumlah NPV 19,173,946

NPV + 83,096,134

NPV - -63,922,188

B/C Ratio 1.30

IRR 28%

Hitung modal
jelaskan
t

[Kembali]

Komponen Biaya Persiapan Tanam dan Penanaman untuk Perkebunan Nenas Skala 1 Ha

No. Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah

(Rp) (Rp)

Tahun ke-0

1. Tenaga Kerja

1. Land clearing 1 Borongan 750,000 750,000

2. Pengolahan tanah 1 Borongan 750,000 750,000

(sampai siap tanam)

3. Penanaman 50 HOK 25,000 1,250,000

4. Pemupukan Dasar 10 HOK 25,000 250,000

Sub Total 1 3,000,000


2 Bahan dan Alat

1. Pembelian bibit nenas (Anakan) 40,000 batang 350 14,000,000

2. Ajir 40,000 bh 250 10,000,000

2. Pupuk Kandang 10,000 kg 300 3,000,000

3. Cangkul 5 unit 50,000 250,000

4. Parang/sabit 3unit 25,000 75,000

5. Knapsack sparayer 1unit 400,000 400,000

6. Biaya tak terduga 5% 1,386,250

Sub Total 2 29,111,250

Total 1 + 2 32,111,250

Komponen Biaya Pemeliharaan dan Pemanenan untuk Perkebunan Nenas Skala 1 Ha

No. Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah

(Rp) (Rp)

Tahun ke-1

1 Tenaga Kerja Pemeliharaan

1. Pengendalian gulma 60HOK 25,000 1,500,000

(mekanis)

2. Pemupukan 30HOK 25,000 750,000

3. Pengendalian hama 10HOK 25,000 250,000

dan penyakit

4. Perawatan teras dan 20HOK 25,000 500,000

parit

5. Penyulaman 5HOK 25,000 125,000

Sub Total 1 3,125,000

3. Bahan dan Alat

Pemeliharaan Tahun I

1. Pupuk

- Urea 450kg 2,000 900,000

- SP-36 150kg 2,500 375,000


- KCl 250kg 3,400 850,000

2. Pestisida dan Fuingisida 10unit 100,000 1,000,000

3. Ethrel 0.75liter 350,000 262,500

4. Cangkul 5buah 50,000 250,000

5. Sabit 3buah 25,000 75,000

6. Ember plastik 10buah 20,000 200,000

Biaya tak terduga 5% 195,625

Sub Total 2 4,108,125

Total 1 + 2 7,233,125

Tahun ke-2

1. Tenaga Kerja Pemeliharaan

Tahun II

1. Pengendalian gulma 60HOK 25,000 1,500,000

(mekanis)

2. Pemupukan 30HOK 25,000 750,000

3. Pengendalian hama 30HOK 25,000 750,000

dan penyakit, ZPT

4. Perawatan teras dan 20HOK 25,000 500,000

parit

5. Pemanenan 20HOK 25,000 500,000

Sub Total 1 4,000,000

2. Bahan dan Alat

Pemeliharaan Tahun II

1. Pupuk

- Urea 450kg 2,000 900,000

- TSP 150kg 2,500 375,000

- KCl 250kg 3,400 850,000

2. Pestisida dan Fungisida 10unit 100,000 1,000,000

3. Ethrel 0.75liter 350,000 262,500

4. Cangkul 5buah 40,000 200,000

5. Sabit 10buah 25,000 250,000

6. Ember Plastik 10buah 20,000 200,000

7. Biaya tak terduga 5% 201,875


Sub Total 2 4,239,375

Total 1 + 2 8,239,375

Tahun ke-3

1. Tenaga Kerja Pemeliharaan

Tahun III

1. Pengendalian gulma 60HOK 25,000 1,500,000

(mekanis)

2. Pemupukan 30HOK 25,000 750,000

3. Pengendalian hama 30HOK 25,000 750,000

dan penyakit

4. Perawatan teras dan 20HOK 25,000 500,000

parit

5. Penjarangan (thinning) 20HOK 25,000 500,000

6. Pemanenan 30HOK 25,000 750,000

Sub Total 1 4,750,000

2. Bahan dan Alat

Pemeliharaan Tahun III

1. Pupuk

- Urea 450kg 2,000 900,000

- TSP 150kg 2,500 375,000

- KCl 250kg 3,400 850,000

2. Pestisida dan Fungisida 10unit 100,000 1,000,000

3. Ethrel 0.75liter 350,000 262,500

3. Cangkul 5buah 40,000 200,000

4. Sabit 10buah 25,000 250,000

5. Ember plastik 10buah 20,000 200,000

6. Knapsack sparayer 1unit 400,000 400,000

Biaya tak terduga (5%) 221,875

Sub Total 2 4,659,375

Total 1 + 2 9,409,375

Tahun ke-4

1. Tenaga Kerja Pemeliharaan


Tahun IV

1. Pengendalian gulma 60HOK 25,000 1,500,000

(mekanis)

2. Pemupukan 30HOK 25,000 750,000

3. Pengendalian hama 30HOK 25,000 750,000

dan penyakit

4. Perawatan teras dan 20HOK 25,000 500,000

parit

5. Replanting 40HOK 25,000 1,000,000

6. Pemanenan 30HOK 25,000 750,000

Sub Total 1 5,250,000

2. Bahan dan Alat

Pemeliharaan Tahun IV

1. Pupuk

- Urea 450kg 2,000 900,000

- TSP 150kg 3,000 450,000

- KCl 250kg 4,000 1,000,000

- pukan 10,000kg 300 3,000,000

2. Pestisida 10unit 100,000 1,000,000

3. Ethrel 0.75liter 350,000 262,500

4. Cangkul 5buah 40,000 200,000

5. Sabit 10buah 25,000 250,000

6. Ember plastik 5buah 20,000 100,000

Biaya tak terduga (5%) 358,125

Sub Total 2 7,162,500

Total 1 + 2 12,412,500

Tahun ke-5

1. Tenaga Kerja Pemeliharaan

Tahun V

1. Pengendalian gulma 60HOK 25,000 1,500,000

(mekanis)

2. Pemupukan 30HOK 25,000 750,000

3. Pengendalian hama 30HOK 25,000 750,000


dan penyakit

4. Perawatan teras dan 20HOK 25,000 500,000

parit

5. Pemanenan 20HOK 25,000 500,000

Sub Total 1 4,000,000

2. Bahan dan Alat

Pemeliharaan Tahun V

1. Pupuk

- Urea 450kg 2,000 900,000

- TSP 150kg 3,000 450,000

- KCl 250kg 4,000 1,000,000

2. Pestisida 10unit 10,000 100,000

3. Ethrel 0.75liter 350,000 262,500

3. Knapsack Sprayer Solo 1unit 400,000 400,000

4. Cangkul 5buah 40,000 200,000

5. Sabit 10buah 25,000 250,000

6. Ember plastik 5buah 20,000 100,000

Sub Total 2 3,662,500

Total 1 + 2 7,662,500

Anda mungkin juga menyukai