Anda di halaman 1dari 18

Farmaka

Volume 4 Nomor 3 1

PENGEMBANGAN KO-KRISTAL DI BIDANG FARMASI : REVIEW JURNAL

Cyntia Gracesella, Iyan Sopyan

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor 45363 Telp. 022 7996200, Fax 022 7796200

Email : cyntiagracesella@gmail.com

ABSTRAK

Bahan aktif farmasi paling mudah dikembangkan dan diberikan dalam bentuk sediaan padat

yang mengandung bentuk kristal tunggal. Pengembangan bahan aktif farmasi salah satunya adalah

ko-kristal. Ko-kristal adalah kristal yang terbentuk dari berbagai komponen, seperti atom, ion atau

molekul, yang terikat secara non kovalen dan berbentuk padat pada suhu lingkungan dalam bentuk

murninya. Ko-kristal dibuat dengan menggabungkan antara bahan aktif dan ko-formernya dengan

berbagai metode misalnya pelarutan dan grinding. Pembentukan ko-kristal merupakan salah satu

pilihan alami untuk bahan aktif farmasi yang tidak dapat membentuk garam yang berguna namun

membutuhkan peningkatan sifat fisikokimia meliputi kelarutan, disolusi, stabilitas, kompresibilitas

dan lain-lain, yang kemudian berpengaruh terhadap bioavailabilitas obat tersebut tanpa mengubah

sifat farmakologinya.

Kata Kunci : Bahan Aktif Farmasi, Ko-Kristal, Fisikokimia

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 2

ABSTRACT

Unstable active pharmaceutical ingredients (APIs) will convert to its stable form, which

mostly are in its crystal form but some crystals show low solubility and bioavailability. Despite

that, APIs are also conveniently developed in solid dosage that contains crystalline. Cocrystal is a

crystalline structure composed of multicomponent, such as atoms, ions, or molecules that are

bonded by non-covalent bond and solid at ambient temperature in its pure form. Cocrystals are

made by combining active ingredients with its coformer using variety of method, like solubilisation

as well as grinding. Cocrystalization is one of the natural choices for APIs that couldn’t form a

useful salt but need to increase its physicochemical properties, including solubility, dissolution,

stability, compressibility, which also alter its bioavailability without the change on its

pharmacological effects.

Keywords : Active Pharmaceutical Ingredients, Cocrystal, Physicochemical

I. Pendahuluan fisikokimia yang berbeda sehingga mempengaruhi

Beberapa bahan aktif farmasi tidak dapat efek kerjanya.

diformulasikan dalam bentuk murninya karena tidak Permasalahan umum yang ditemui saat

stabil. Oleh karena itu, bahan tersebut diubah ke penghantaran dan manufaktur obat adalah kelemahan

bentuk padat seperti polimorf, garam, solvat, hidrat dalam sifatnya seperti kelarutan, stabilitas,

amorf dan ko-kristal. Setiap bentuk memiliki sifat bioavailabilitas, organoleptis dan mekanis. Ko-

kristalisasi adalah salah satu teknik rekayasa kristal

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 3

untuk mengatur kinerja farmasetika melalui Review ini bertujuan untuk melihat pengaruh

pengontrolan sifat solid-state bahan aktif farmasi. ko-kristalisasi bahan aktif farmasi terhadap aspek

fisikokimianya seperti titik leleh, kelarutan dan


Menurut Shan dan Zawarotko, bentuk kristal
stabilitasnya
lebih disukai karena cenderung stabil, reprodusibel,

dan mudah dimurnikan dibandingkan bentuk padatan 1.1. Definisi

lain seperti amorf. Laju disolusi dan kelarutan tiap


Ko-kristal merupakan kristal yang terdiri dari
kristal berbeda sehingga mempengaruhi
berbagai komponen yang berbentuk padat pada suhu
bioavailabilitasnya (1).
lingkungan dalam bentuk murninya . Komponen yang

Stabilitas terhadap suhu dan kelembaban juga dimaksudkan dapat berupa atom, komponen ionik atau

sangat dipengaruhi oleh bentuk susunan kristal. molekul (4). Komponen tersebut mengikuti

Bentuk kristal terus dikembangkan hingga saat ini, perbandingan stoikiometri molekul target atau ion

mulai dari garam, polimorf, hidrat/solvat hingga salah dengan molekul netral pembentuk ko-kristal (1).

satunya, ko-kristal (2,3).


Menurut Jayasankar dkk., ko-kristal

Ko-kristal farmasi adalah salah satu kelas dari membentuk kompleks dari dua atau lebih molekul

material kristal dalam konteks ilmu farmasi. Ko-kristal bersifat netral yang terikat bersama-sama sesuai

adalah hal yang menarik bagi para ilmuwan farmasi perbandingan stoikiometrik dalam kisi kristal melalui

saat ini karena ko-kristal secara signifikan dapat interaksi non kovalen antar molekulnya (5). Ikatan

memvariasikan jumlah bentuk kristal yang ada untuk antar molekul yang terjadi umumnya Van der Waals

bahan aktif farmasi tertentu, dan mereka dapat dan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen pada ko-kristal

mengarah pada peningkatan sifat fisik relevansi klinis terjadi tanpa transfer ion hidrogen sehingga tidak

(1). terbentuk garam (6).

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 4

Ko-kristal dapat mengubah sifat fisikokimia atorvastatin (ATV) dan isonikotinamid ( INA) kristal

dari suatu senyawa. Selain itu, ko-kristal dapat atorvastatin-isonikotinamid memiliki nilai kelarutan

meningkatkan ketersediaan hayati obat-obat yang dan laju pelarutan yang lebih tinggi dibandingkan

sukar larut dengan meningkatkan kelarutan dan laju dengan atorvastatin standar (12). Peningkatan

disolusi suatu obat (7,8). Beberapa ko-kristal telah stabilitas dan laju disolusi juga terjadi pada kokristal

diamati berwujud polimorf yang mungkin adefovir dipiviroksil dengan ko-former sakarin (13),

menunjukkan sifat fisika yang berbeda tergantung eksemestan dengan ko-former asam maleat (14,15).

bentuk kristalnya (9). Ko-kristal lamotrigin dapat meningkatkan

1.2. Manfaat Ko-kristal kelarutannya sehingga ketersediaan obat dalam tubuh,

Ko-kristal adalah salah satu metode yang baik juga mengubah aspek farmakokinetiknya (16,17)

untuk mengubah sifat fisikokimia suatu obat, seperti

kelarutan, laju disolusi, stabilitas, higroskopisitas dan 1.3. Sintesis Ko-kristal

kompresibilitas. Dengan ko-kristalisasi, sifat-sifat 1.3.1. Pelarutan

fisikokimia obat tersebut dapat diubah tanpa Metode pelarutan ini dapat dilakukan dengan

mengubah sifat farmakologinya (10). Ko-kristalisasi beberapa cara yaitu metode penguapan pelarut, reaksi

berpotensi untuk diterapkan pada berbagai macam kristalisasi dan pendinginan. Metode penguapan

bahan aktif farmasi, termasuk dalam bentuk asam, pelarut dilakukan dengan cara melarutkan dua

basa dan molekul yang tidak terionisasi (11) komponen ekivalen, yang terdiri dari bahan aktif dan

Bentuk ko-kristal memiliki kelebihan yaitu ko-formernya, lalu dilarutkan dalam pelarut atau

dapat meningkatkan kelarutan daan bioavailabilitas campuran pelarut kemudian pelarut diuapkan hingga

obat. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh keadaan lewat jenuh dan dihasilkan ko-kristal (18,19).

Gozali, ko-kristal yang dibentuk dari kalsium Pada metode reaksi kristalisasi, dilakukan dengan

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 5

menambahkan bahan aktif kedalam larutan lain yang pereaksi menunjukkan tekanan uap signifikan pada

sudah atau mendekati jenuh sehingga larutan menjadi fase padat (22). Metode solvent drop grinding

lewat jenuh dan dihasilkan ko-kristal. Metode ini dilakukan dengan cara mencampurkan secara

efektif untuk komponen yang tidak ekuivalen (20). bersamaan bahan aktif farmasi dan ko-formernya yang

Metode pendinginan dilakukan dengan melarutkan ekuivalen serta sedikit pelarut untuk meningkatkan

sejumlah besar bahan aktif dan ko-former dalam laju pembentuka ko-kristal (18,23).

pelarut atau campuran pelarut lalu dipanaskan. Setelah 1.3.3. Pelarutan dan penggilingan

itu, larutan didinginkan hingga terlihat kondisi lewat Metode pembuatan ko-kristal yang umumnya

jenuh dan terbentuk ko-kristal yang mengendap di dilakukan adalah pelarutan dan penggilingan atau

dasar larutan. Metode ini baik untuk memproduksi ko- grinding (24). Ko-kristalisasi larutan dibagi menjadi

kristal dalam jumlah yang banyak (17). 2 cara yaitu pertama, menggunakan pelarut atau

1.3.2. Penggilingan campuran pelarut dimana ko-kristal kongruen menjadi

Selain metode pelarutan, metode yang sering jenuh sehingga komponen memiliki kelarutan yang

digunakan juga adalah metode penggilingan atau sama. Kedua, menggunakan peraksi dengan

grinding. Metode ini menggunakan cara mekanik konsentrasi yang tidak sama untuk mencapai stabilitas

untuk membentuk ko-kristal. Metode grinding terdiri ko-kristal pada pelarut jenuh yang tidak kongruen

dari dry grinding dan solvent drop grinding. Metode (20).

dry grinding dilakukan dengan mencampurkan secara Ko-kristal dengan supermolekul heterosinton

bersamaan bahan aktif farmasi dan ko-formernya yang dapat disintesis dengan penguapan lambat dari larutan

ekuivalen lalu digerus manual dalam mortir atau yang mengandung komponen pembentuk ko-kristal

dengan mesin, misalnya ball mill atau vibratory mill dengan perbandingan stoikiometri tertentu. Formasi

(10,21). Metode ini memerlukan minimal salah satu supermolekul heterosinton ini merupakan formasi

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 6

yang paling kuat untuk pembentukan ko-kristal, difraksi kisi kristal yang mungkin dapat diketahui (27).

seperti ikatan antara alcohol dengan piridin, asam Pola PXRD yang berubah setelah ko-kristalisasi

karboksilat dengan nitogen aromatis,dan asam menunjukkan terbentuknya fase kristalin baru (28,29).

karboksilat dengan amida (25).


Fourier transform infrared (FTIR)
1.4. Karakterisasi Ko-kristal
spectroscopy dapat digunakan untuk menentukan
Karakterisasi ko-kristal meliputi karakterisasi
bentuk baru, misalnya ko-kristal, dengan melihat
struktur dan karakterisasi sifat fisika. Karakterisasi
interaksi antar molekulnya berupa perubahan
struktur meliputi spektroskopi, single crystal x-ray
frekuensi vibrasi gugus fungsi (30,31)
crystallography dan powder x-ray diffraction (18,26).
Differential Scanning Calorimetry (DSC)
Karakterisasi sifat fisika meliputi uji titik leleh ,dengan
adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi
melting point apparatus , differential scanning
perubahan sifat termodinamika yang terjadi saat
calorimetry dan thermogravimetric analysis (10,18).
kokristal diberikan energi panas, misalnya saat
Powder x-ray diffraction (PXRD) adalah
rekristalisasi, peleburan, desolvasi dan transformasi
teknik yang digunakan untuk mengkarakterisasi
fase padat. Termogram Differential Scanning
bentuk fase kristalin dalam bentuk padat. PXRD
Calorimetry (DSC) menunjukkan puncak endotermik
bekerja dengan cara sinar X dari tabung sinar katoda,
atau eksotermik (8)
difiltrasi untuk membentuk radiasi monokromatik,

dikolimasi kemudian diarahkan pada sampel kristal


II. Metode
tunggal menghasilkan interferensi konstruktif dan
Referensi yang digunakan pada review jurnal
sinar difraksi saat kondisi sesuai Hukum Bragg (nλ=2d
tentang ko-kristal ini adalah jurnal-jurnal penelitian
sin θ). Sinar X-ray yang terdifraksi dideteksi, diproses
tentang kristal dan ko-kristal dari berbagai sumber
dan dihitung pada range sudut 2θ sehingga semua arah
internasional maupun nasional.
Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 7

Kriteria inklusi pada review jurnal ini adalah review jurnal ini adalah kurang lebih sebanyak 20

jurnal internasional dan nasional tentang kristal dan jurnal.

ko-kristal dari sepuluh tahun terakhir (2006-2016).

Kriteria eksklusinya meliputi ko-kristal untuk bidang III. Hasil

di luar farmasi, jurnal yang ditinjau dari aspek lain Berikut adalah hasil perbandingan data antara

selain fisikokimia dan jurnal yang bahasanya cukup beberapa ko-kristal dengan koformernya terhadap

rumit untuk dimengerti oleh penulis. Jumlah studi berbagai sifat fisikokimianya.

yang disitasi adalah sebanyak 53 jurnal namun jumlah

studi yang digunakan untuk hasil dan pembahasan

Tabel 1. Perbandingan suhu lebur ko-kristal dengan pembentuknya


Bahan Aktif Suhu Lebur Koformer Suhu lebur Suhu lebur Sumber
Bahan Aktif Koformer ko-kristal
Karbamasepin 190-192 Asam suksinat 187 189 (20)
Asam benzoate 122 113
Asam maleat 137 158
Asam glutarat 98 125
Asam oksalat 189 158
Indometasin 160,82 Sakarin 229,47 184,20 (18)
AMG 517 230 Asam trans- 133 204 (32)
sinamat
Asam 2,5- 205 229
dihidroksibenzoat
Asam 2- 61 130
hidroksibenzoat
Asam glutarat 97 153
Asam glikolat 78 141
Asam sorbet 134 150
Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 8

Asam trans-2- 34 127


heksanoat
Asam L-(+)- 46 138
laktat
Asam benzoate 122 146
Asam L(+) 171 198
tartarat
Grafik 1. Hubungan antara titik leleh ko-kristal dan ko-formernya (Copyright : Cryst Growth Des. 2008 (32))

Tabel 2. Perbandingan Kelarutan Ko-kristal dengan Bentuk Lain

Bahan Media Kelarutan Koformer Bentuk Kelarutan Sumber


mg/L mg/mL
Kalium Air 0,152 Isonikotinamid Ko-kristal 0,206 (12)
atorvastatin
Parasetamol Air 12,98 Asam oksalat Ko-kristal 130 (33)
Norfloksasin Air 0,21 Isonikotinamid Ko-kristal 0,58 (18)
Suksinat Garam 6,6
Malonat Garam 4,9
Maleat Garam 9,8

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 9

Pfizer 1 Air 0,0008 Sesquisuksinat Ko-kristal 0,79 (34)


Dimalonat Kompleks 3,83
ion
Dimaleat Garam 10,4
Parasetamol Buffer 14,45526 Asam 5- Ko-kristal 11,16742 (35)
fosfat pH nitroisoftalat
5,8

Tabel 3. Perbandingan Stabilitas Terhadap Kelembaban

Bahan Kondisi Koformer Stabilitas terhadap kelembaban Sumber


aktif (% RH) Hari1 Hari3 Minggu1 Minggu7
Teofilin 0 - ✓ ✓ ✓ ✓ (36)
Asam oksalat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam malonat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam maleat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam glutarat ✓ ✓ ✓ ✓
43 - ✓ ✓ ✓ ✓
Asam oksalat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam malonat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam maleat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam glutarat ✓ ✓ ✓ ✓
75 - ✓ ✓ ✓ ✓
Asam oksalat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam malonat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam maleat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam glutarat ✓ ✓ ✓ ✓

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 10

- × × × ×
Asam oksalat ✓ ✓ ✓ ✓
Asam malonat × × × ×
Asam maleat × × × ×
Asam glutarat ✓ × × ×

Catatan : simbol ✓ menunjukkan bahwa material tersebut stabil pada kondisi dan suhu tersebut. Simbol × menunjukkan
bahwa material tersebut tidak stabil pada kondisi dan suhu tersebut.

intermolecular, derajat kebebasan molekul, komposisi


IV. Pembahasan
dan sebagainya(39,40)
Titik leleh adalah suhu saat fase padat dan fase

cair berada pada ekuilibrium. Proses pelelehan Dapat dilihat pada tabel 1. bahwa pada

berlangsung secara termodinamika dimana energy umumnya, ko-kristal yang dihasilkan memiliki suhu

bebas transisi sama dengan nol, nilai ditentukan oleh lebur di antara suhu lebur bahan aktif dan ko-

perbandingan antara entalpi fusi terhadap perubahan formernya atau lebih rendah dibanding suhu lebur

entropi fusi (37). Ada beberapa faktor yang bahan aktif dan ko-formernya. Penelitian yang

mempengaruhi titik leleh ko-kristal seperti, susunan dilakukan oleh Perlovich, dari 727 ko-kristal yang

molekul dalam kisi kristal, simetri molekul, derajat diteliti, 55,3% diantaranya memiliki titik lebur

konformasi kebebasan molekul dan interaksi antar diantara titik lebur bahan aktif dan ko-formernya,

molekul (38). 28,9% dibawah titik leleh bahan aktif dan koformer

dan 15,8% diatas titik leleh bahan aktif dan ko-


Suhu lebur suatu bahan aktif dapat berubah
formernya (41). Namun, penelitian yang dilakukan
melalui pembentukan ko-kristal. Faktor yang
oleh Stanton menunjukkan terdapat hubungan yang
mempengaruhi perubahan suhu lebur adalah susunan

molekul dalam kisi kristal, simetri molekul, interaksi


Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 11

kecil antara titik lebur ko-former dengan titik lebur ko- tabel 3., dapat dilihat bahwa bentuk ko-kristal lebih

kristal (32) stabil dibanding bahan aktif murni pada saat

penyimpanan.
Grafik 1 menunjukkan hubungan antara titik

leleh ko-kristal dengan koformernya. Regresi linear Uji thermal stress dilakukan dengan cara

sebesar 0,78 menujukkan 78% variabilitas dalam titik transisi suhu tinggi untuk mengetahui masalah

leleh ko-kristal didapatkan dari variabilitas titik-leleh stabilitas jangka panjang dan panduan cara

dari ko-formernya (32). Dari penelitian tersebut, ko- pengeringan. Pengujian ini jarang dilakukan dalam

kristal dengan titik leleh yang diinginkan dapat dibuat penelitian. Penelitian ko-kristal yang dibuat dari

dengan menggabungkan bahan aktif dengan ko-former inhibitor fosfodiesterase-IV dan asam tartarat

yang sesuai. Jika diinginkan ko-kristal dengan titik menunjukkan penurunan asam tartarat pada kondisi

leleh tinggi, maka ko-former yang digunakan juga tertentu setelah dilakukan pengujian (43).

memiliki titik leleh yang tinggi (38).


Uji chemical stability atau stabilitas kimia

Stabilitas kimia dan fisika adalah salah satu umunya dilakukan untuk pengembangan dan

parameter penting dalam ko-kristal. Umumnya, uji formulasi obat baru untuk mengetahui dan

stabilitas terdiri dari empat tahap yaitu relative meminimalkan degradasi kimia yang mungkin akan

humidity stress, thermal stress, chemical stability, dan terjadi. Uji ini dilakukan dengan kondisi diperepat.

solution stability. Umumnya kondisi yang digunakan adalah 40 °C/75%

RH dan 60 °C/75% RH (44,45). Bentuk ko-kristal


Uji relative humidity stress digunakan untuk
mungkin memiliki stabilitas kimia yang baik
menentukan kondisi penyimpanan terbaik untuk
dibanding bahan aktif murninya sehingga dapat
produk karena jumlah air dalam ko-kristal dapat
mencegah degradasi .
menyebabkan penurunan kualitas (42). Berdasarkan

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 12

Uji solution stability dilakukan untuk Namun hal yang berkebalikan justru ditunjukkan oleh

mengetahui kemampuan komponen ko-kristal untuk ko-kristal parasetamol dengan koformer 5-

tetap didalam larutan dan tidak mudah mengkristal. nitroisophthalic acid (5NIP) dimana kelarutan ko-

Uji ini penting dilakukan karena dapat berpengaruh kristal lebih rendah dibanding kelarutan parasetamol.
pada kelarutan dan disolusi.(38). Pada penelitian ko- Ini disebabkan oleh kelarutan ko-former 5-NIP yang
kristal karbamasepin, tujuh dari 20 ko-kristal rendah (5-NIP : 1,4mg/mL dalam air 250C,
mempertahankan strukturnya dan 13 ko-kristal lainnya Parasetamol : 12,78 mg/mL dalam air 250C). Interaksi
berubah menjadi bentuk dihidratnya. Ko-kristal antara molekul dalam ko-kristal juga dapat
dengan ko-former yang memiliki kelarutan tinggi berpengaruh pada kelarutan yang rendah. Namun
dalam air, diubah menjadi bentuk dihidrat sedangkan kelarutan ko-kristal parasetamol-5NIP yang lebih
ko-former yang memiliki kelarutan rendah dalam air rendah dibanding parasetamol tidak menyebabkan
tetap dalam bentuk ko-kristal (20). masalah pada disolusi karena hasil disolusi pada

Kelarutan adalah salah satu parameter penting penelitian tersebut masih memenuhi persyaratan (35).

dalam evaluasi sifat ko-kristal. Metode yang dapat Kokristal di bidang farmasi umumnya dibuat
digunakan untuk memperbaiki kelarutan obat yang dari molekul obat yang bersifat hidrofobik dengan ko-
sulit larut dalam air adalah dengan pembentukan former hidrofilik. Mekanisme kelarutan ko-kristal
garam, dispersi padat (emulsifikasi), memperkecil mengikuti tiga tahap yaitu :
ukuran partikel dan ko-kristalisasi (46). Berdasarkan
- Pemutusan ikatan antar molekul dalam ko-
tabel 2., dapat dilihat bahwa bentuk ko-kristal suatu
kristal
bahan aktif umumnya dapat meningkatkan
- Pemutusan ikatan antar molekul dalam
kelarutannya dalam air walaupun mungkin tidak
pelarut
meningkatkan kelarutan sebaik bentuk garamnya.

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 13

- Pembentukan ikatan antar molekul ko- Beberapa diantaranya ialah, ko-kristal meloksikam-

kristal dengan pelarut. aspirin (50), lamivudine-zidovudin (51), amoksisilin-

klavulanat (52), parasetamol-teofilin (53), isoniazid-


Koformer dapat menurunkan penghalang
asam 4-aminosalisilat (54), glibenklamida (54).
kelarutan ko-kristal dari obat hidrofobik. Kelarutan
Ko-kristalisasi dapat mengubah sifat
ko-former dalam air memiliki hubungan dengan
fisikokimia suatu bahan aktif farmasi atau obat. Jika
kelarutan ko-kristal. Titik leleh bukan merupakan
dibandingkan dengan bentuk garam, ko-kristal
indikator kelarutan ko-kristal dalam air karena bukan
mungkin tidak sebaik bentuk garam namun ko-kristal
kekuatan kisi kristal yang membatasi kelarutan namun
tergolong cukup baik dalam memperbaiki kelarutan
sifat hidrofobik obat (47,48).
atau sifat yang lain. Bentuk ko-kristal suatu bahan aktif
Kelarutan ko-kristal dipengaruhi oleh
dapat digunakan sebagai bahan aktif farmasi untuk
komposisi larutan, interaksi solute dan pH. Sehingga
meningkatkan bioavailabilitasnya.
dapat dianggap mekanisme reaksi kelarutan kokristal

adalah reaksi disosiasi, ionisasi dan solubilisasi (49).


V. Simpulan

Saat ini, telah banyak studi yang menunjukkan Ko-kristalisasi adalah salah satu metode yang

ko-kristal sebagai obat dan juga telah diatur baik untuk mengubah sifat fisikokimia suatu obat,

regulasinya oleh beberapa negara. Beberapa contoh seperti titik leleh, kelarutan, laju disolusi, stabilitas,

obat yang dapat di ko-kristalisasi adalah teofilin (36), higroskopisitas dan kompresibilitas. Ko-kristalisasi

karbamasepin (20), norfloksasin (18), parasetamol menjadi penting saat proses tersebut memperbaiki sifat

(12,35), dan AMG 517 (32). yang bermasalah tanpa merusak sifat-sifat lainnya.

Studi tentang ko-kristal yang mengandung Ko-kristal mungkin tidak sebaik bentuk garam namun

lebih dari satu bahan aktif obat juga telah dilakukan. namun ketika tidak ada cara lain, ko-kristalisasi dapat

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 14

menjadi cara untuk memperbaiki sifat fisikokimia

tanpa mengubah bioavailabilitasnya. Sehingga dapat


VII. Konflik kepentingan
disimpulkan bahwa ko-kristal memiliki potensi untuk
Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat
digunakan secara luas di bidang farmasi sebagai bahan
potensi konflik kepentingan dengan penelitian,
aktif pada formulasi obat yang tidak stabil dalam
kepenulisan (authorship), dan atau publikasi artikel
bentuk murninya.
ini.

VI. Ucapan Terima Kasih


Daftar Pustaka:
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Shan N, Zaworotko MJ. The role of cocrystals
in pharmaceutical science. Drug Discov Today.
- Bapak Iyan Sopyan, M.Si., Apt sebagai 2008 May;13(9–10):440–6.

dosen pembimbing yang telah membantu 2. Byrn SR, Pfeiffer RR, Stowell JG. Solid-state
chemistry of drugs. West Lafayette, IN: SSCI,
penulis dalam pemilihan tema dan materi Inc.; 1999.

serta selama proses pengerjaan review 3. Haleblian JK. Characterization of habits and
crystalline modification of solids and their
jurnal ini pharmaceutical applications. J Pharm Sci. 1975
Aug;64(8):1269–88.
- Bapak Rizky Abdullah, PhD., Apt sebagai
4. Stahly GP. Diversity in Single- and Multiple-
Component Crystals. The Search for and
dosen pengampuh mata kuliah Metodologi
Prevalence of Polymorphs and Cocrystals. Cryst
Growth Des. 2007 Jun 1;7(6):1007–26.
Penelitian yang telah memberi peluang
5. Jayasankar A, Somwangthanaroj A, Shao ZJ,
penulis untuk mempublikasi review jurnal Rodríguez-Hornedo N. Cocrystal Formation
during Cogrinding and Storage is Mediated by
ini Amorphous Phase. Pharm Res. 2006 Oct
4;23(10):2381–92.
- Semua orang yang terlibat dan mendukung
6. Sekhon BS. Pharmaceutical co-crystals - a
dalam proses pengerjaan review jurnal ini review. 2009 [cited 2016 Jun 12]; Available
from: http://digibug.ugr.es/handle/10481/27459

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 15

7. Alatas F, Ratih H, Sutarna TH, Farhan. 12. PEMBENTUKAN KOKRISTAL ANTARA


Pengaruh Pembentukan Ko-Kristal Alopurinol KALSIUM ATORVASTATIN DENGAN
dengan Asam Benzoat atau D-Asam Tartrat ISONIKOTINAMID DAN
terhadap Kelarutan dan Laju Disolusinya. In: KARAKTERISASINYA Dolih Gozali -
ResearchGate [Internet]. 2014 [cited 2016 Jun Penelusuran Google [Internet]. [cited 2016 Jun
6]. Available from: 6]. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/28215 https://www.google.co.id/search?sourceid=chro
1266_Pengaruh_Pembentukan_Ko- me-psyapi2&ion=1&espv=2&ie=UTF-
Kristal_Alopurinol_dengan_Asam_Benzoat_ata 8&q=PEMBENTUKAN%20KOKRISTAL%20
u_D- ANTARA%20KALSIUM%20ATORVASTATI
Asam_Tartrat_terhadap_Kelarutan_dan_Laju_D N%20DENGAN%20ISONIKOTINAMID%20
isolusinya DAN%20KARAKTERISASINYA%20Dolih%
20Gozali&oq=PEMBENTUKAN%20KOKRIS
8. Zaini E, Halim A, Soewandhi SN, Setyawan D. TAL%20ANTARA%20KALSIUM%20ATOR
PENINGKATAN LAJU PELARUTAN VASTATIN%20DENGAN%20ISONIKOTINA
TRIMETOPRIM MELALUI METODE KO- MID%20DAN%20KARAKTERISASINYA%2
KRISTALISASI DENGAN NIKOTINAMIDA. 0Dolih%20Gozali&aqs=chrome..69i57j69i60l2.
JFIOnline Print ISSN 1412-1107 E-ISSN 2355- 742j0j7
696X [Internet]. 2011 [cited 2016 Jun 6];5(4).
Available from: 13. Gao Y, Zu H, Zhang J. Enhanced dissolution
http://jfionline.org/index.php/jurnal/article/view/ and stability of adefovir dipivoxil by cocrystal
57 formation. J Pharm Pharmacol. 2011
Apr;63(4):483–90.
9. Braga D, Grepioni F, Maini L, Polito M. Crystal
Polymorphism and Multiple Crystal Forms. In: 14. Shiraki K, Takata N, Takano R, Hayashi Y,
Hosseini MW, editor. Molecular Networks Terada K. Dissolution improvement and the
[Internet]. Berlin, Heidelberg: Springer Berlin mechanism of the improvement from
Heidelberg; 2009 [cited 2016 Jun 12]. p. 25–50. cocrystallization of poorly water-soluble
Available from: compounds. Pharm Res. 2008
http://www.springerlink.com/index/10.1007/430 Nov;25(11):2581–92.
_2008_7
15. Aakeröy CB, Forbes S, Desper J. Using
10. Lu J, Rohani S. Preparation and Cocrystals To Systematically Modulate
Characterization of Theophylline−Nicotinamide Aqueous Solubility and Melting Behavior of an
Cocrystal. Org Process Res Dev. 2009 Nov Anticancer Drug. J Am Chem Soc. 2009 Dec
20;13(6):1269–75. 2;131(47):17048–9.

11. Brittain HG, editor. Series Editors. In: Profiles 16. Cheney ML, Shan N, Healey ER, Hanna M,
of Drug Substances, Excipients and Related Wojtas L, Zaworotko MJ, et al. Effects of
Methodology [Internet]. Academic Press; 2010 Crystal Form on Solubility and
[cited 2016 Jun 10]. p. ii. Available from: Pharmacokinetics: A Crystal Engineering Case
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii Study of Lamotrigine. Cryst Growth Des. 2010
/S1871512510350114 Jan 6;10(1):394–405.

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 16

17. McNamara DP, Childs SL, Giordano J, Iarriccio role of intermolecular interactions. J Phys Chem
A, Cassidy J, Shet MS, et al. Use of a Glutaric B. 2008 Aug 14;112(32):9890–5.
Acid Cocrystal to Improve Oral Bioavailability
of a Low Solubility API. Pharm Res. 2006 Jul 25. Arunkumar N, Deecaraman M, Rani C,
11;23(8):1888–97. Mohanraj KP, Kumar KV. Preparation and solid
state characterization of atorvastatin
18. Basavoju S, Boström D, Velaga SP. nanosuspensions for enhanced solubility and
Indomethacin-saccharin cocrystal: design, dissolution. Int J PharmTech Res [Internet].
synthesis and preliminary pharmaceutical 2009 Oct 1 [cited 2016 Jun 10];1(4). Available
characterization. Pharm Res. 2008 from:
Mar;25(3):530–41. https://www.researchgate.net/publication/23758
5434_Preparation_and_solid_state_characterizat
19. Bis JA, Vishweshwar P, Weyna D, Zaworotko ion_of_atorvastatin_nanosuspensions_for_enha
MJ. Hierarchy of supramolecular synthons: nced_solubility_and_dissolution
persistent hydroxyl...pyridine hydrogen bonds in
cocrystals that contain a cyano acceptor. Mol 26. Wenger M, Bernstein J. An Alternate Crystal
Pharm. 2007 Jun;4(3):401–16. Form of Gabapentin: A Cocrystal with Oxalic
Acid. Cryst Growth Des. 2008 May
20. Childs SL, Rodríguez-Hornedo N, Reddy LS, 1;8(5):1595–8.
Jayasankar A, Maheshwari C, McCausland L, et
al. Screening strategies based on solubility and 27. X-ray Powder Diffraction (XRD) [Internet].
solution composition generate pharmaceutically Techniques. [cited 2017 Feb 2]. Available from:
acceptable cocrystals of carbamazepine. http://serc.carleton.edu/research_education/geoc
CrystEngComm. 2008;10(7):856. hemsheets/techniques/XRD.html

21. Myz SA, Shakhtshneider TP, Fucke K, Fedotov 28. Hiendrawan S, Hartanti A, Veriansyah B,
AP, Boldyreva EV, Boldyrev VV, et al. Widjojokusumo E, Tjandrawinata R. solubility
Synthesis of co-crystals of meloxicam with enhancement of ketoconazole via salt and
carboxylic acids by grinding. Mendeleev cocrystal formation. Int J Pharm Pharm Sci.
Commun. 2009 Sep 1;19(5):272–4. 2015 Jul 1;7(7):160–4.

22. Friščić T, Jones W. Recent Advances in 29. Sanphui P, Goud NR, Khandavilli UBR, Nangia
Understanding the Mechanism of Cocrystal A. Fast Dissolving Curcumin Cocrystals. Cryst
Formation via Grinding. Cryst Growth Des. Growth Des. 2011 Sep 7;11(9):4135–45.
2009 Mar 4;9(3):1621–37.
30. Chadha R, Saini A, Jain DS, Venugopalan P.
23. Weyna DR, Shattock T, Vishweshwar P, Preparation and Solid-State Characterization of
Zaworotko MJ. Synthesis and Structural Three Novel Multicomponent Solid Forms of
Characterization of Cocrystals and Oxcarbazepine: Improvement in Solubility
Pharmaceutical Cocrystals: Mechanochemistry through Saccharin Cocrystal. Cryst Growth Des.
vs Slow Evaporation from Solution. Cryst 2012 Aug 1;12(8):4211–24.
Growth Des. 2009 Feb 4;9(2):1106–23.
31. Aitipamula S, Wong ABH, Chow PS, Tan RBH.
24. He G, Jacob C, Guo L, Chow PS, Tan RBH. Pharmaceutical Salts of Haloperidol with Some
Screening for cocrystallization tendency: the Carboxylic Acids and Artificial Sweeteners:
Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 17

Hydrate Formation, Polymorphism, and 40. Rao SP, Sunkada S. Making sense of boiling
Physicochemical Properties. Cryst Growth Des. points and melting points. Resonance. 2007 Jun
2014 May 7;14(5):2542–56. 1;12(6):43–57.

32. Stanton MK, Bak A. Physicochemical 41. Perlovich GL. Thermodynamic characteristics
Properties of Pharmaceutical Co-Crystals: A of cocrystal formation and melting points for
Case Study of Ten AMG 517 Co-Crystals. Cryst rational design of pharmaceutical two-
Growth Des. 2008 Oct 1;8(10):3856–62. component systems. CrystEngComm. 2015 Sep
16;17(37):7019–28.
33. Putra OD, Nugrahani I, Ibrahim S, Uekusa H.
Pembentukan Padatan Semi Kristalin dan Ko- 42. Reutzel-Edens SM, Newman AW. Physical
kristal Parasetamol. J Mat Sains. 2013 Jul Characterization of Hygroscopicity in
2;17(2):83–8. Pharmaceutical Solids. In: Hilfiker R, editor.
Polymorphism [Internet]. Wiley-VCH Verlag
34. Li ZJ, Abramov Y, Bordner J, Leonard J, GmbH & Co. KGaA; 2006 [cited 2016 Jun 13].
Medek A, Trask AV. Solid-state acid-base p. 235–58. Available from:
interactions in complexes of heterocyclic bases http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/3527
with dicarboxylic acids: crystallography, 607889.ch9/summary
hydrogen bond analysis, and 15N NMR
spectroscopy. J Am Chem Soc. 2006 Jun 43. Variankaval N, Wenslow R, Murry J, Hartman
28;128(25):8199–210. R, Helmy R, Kwong E, et al. Preparation and
Solid-State Characterization of
35. Hiendrawan S, Veriansyah B, Widjojokusumo Nonstoichiometric Cocrystals of a
E, Soewandhi SN, Wikarsa S, Tjandrawinata Phosphodiesterase-IV Inhibitor and L -Tartaric
RR. Physicochemical and mechanical properties Acid. Cryst Growth Des. 2006 Mar;6(3):690–
of paracetamol cocrystal with 5-nitroisophthalic 700.
acid. Int J Pharm. 2016 Jan 30;497(1–2):106–
13. 44. Chen AM, Ellison ME, Peresypkin A, Wenslow
RM, Variankaval N, Savarin CG, et al.
36. Trask AV, Motherwell WDS, Jones W. Physical Development of a pharmaceutical cocrystal of a
stability enhancement of theophylline via monophosphate salt with phosphoric acid. Chem
cocrystallization. Int J Pharm. 2006 Aug Commun. 2007 Jan 15;(4):419–21.
31;320(1–2):114–23.
45. Hickey MB, Peterson ML, Scoppettuolo LA,
37. Jain A, Yalkowsky SH. Estimation of Melting Morrisette SL, Vetter A, Guzmán H, et al.
Points of Organic Compounds-II. J Pharm Sci. Performance comparison of a co-crystal of
2006 Dec;95(12):2562–618. carbamazepine with marketed product. Eur J
Pharm Biopharm Off J Arbeitsgemeinschaft Für
38. Schultheiss N, Newman A. Pharmaceutical Pharm Verfahrenstechnik EV. 2007
Cocrystals and Their Physicochemical Aug;67(1):112–9.
Properties. Cryst Growth Des. 2009 Jun
3;9(6):2950–67. 46. Blagden N, Berry DJ, Parkin A, Javed H,
Ibrahim A, Gavan PT, et al. Current directions
39. Pinal R. Effect of molecular symmetry on in co-crystal growth. New J Chem. 2008 Oct
melting temperature and solubility. Org Biomol 16;32(10):1659–72.
Chem. 2004 Sep 21;2(18):2692–9.
Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157
Farmaka
Volume 4 Nomor 3 18

47. Alhalaweh A, Roy L, Rodríguez-Hornedo N, 51. Bhatt PM, Azim Y, Thakur TS, Desiraju GR.
Velaga SP. pH-dependent solubility of Co-Crystals of the Anti-HIV Drugs Lamivudine
indomethacin-saccharin and carbamazepine- and Zidovudine. Cryst Growth Des. 2009 Feb
saccharin cocrystals in aqueous media. Mol 4;9(2):951–7.
Pharm. 2012 Sep 4;9(9):2605–12.
52. . IN, . SA, . SNS, . SI. The Antibiotic Potency of
48. Roy L, Lipert MP, Rodríguez-Hornedo N. Amoxicillin-Clavulanate Co-Crystal. Int J
Chapter 11:Co-crystal Solubility and Pharmacol. 2007 Jun 1;3(6):475–81.
Thermodynamic Stability. In: Chapter 11:Co-
crystal Solubility and Thermodynamic Stability 53. Lee H-G, Zhang GGZ, Flanagan DR. Cocrystal
[Internet]. 2011 [cited 2016 Jun 13]. p. 247–79. intrinsic dissolution behavior using a rotating
Available from: disk. J Pharm Sci. 2011 May;100(5):1736–44.
http://pubs.rsc.org/en/content/chapter/bk978184
9731584-00247/978-1-84973-158-4 54. Grobelny P, Mukherjee A, Desiraju GR. Drug-
drug co-crystals: Temperature-dependent proton
49. Kuminek G, Cao F, Bahia de Oliveira da Rocha mobility in the molecular complex of isoniazid
A, Gonçalves Cardoso S, Rodríguez-Hornedo with 4-aminosalicylic acid. CrystEngComm.
N. Cocrystals to facilitate delivery of poorly 2011 Jun 15;13(13):4358–64.
soluble compounds beyond-rule-of-5. Adv Drug
Deliv Rev. 2016 Jun 1;101:143–66. Budiman, A; Nurlatifah, E; Amin, S. Enhancement
of Solubility and Dissolution Rate of
50. Cheney ML, Weyna DR, Shan N, Hanna M, Glibenclamide by Cocrystal Approach with
Wojtas L, Zaworotko MJ. Coformer selection in Solvent Drop Grinding Method. International
pharmaceutical cocrystal development: a case
Journal of Current Pharmaceutical Review and
study of a meloxicam aspirin cocrystal that
exhibits enhanced solubility and Research;2016; 7(5); 248-250
pharmacokinetics. J Pharm Sci. 2011
Jun;100(6):2172–81.

Printed : 1693–1424
Online : 2089-9157

Anda mungkin juga menyukai