POLIMORFISME
KELOMPOK 2
KELAS B
KELOMPOK 2 :
1. Enantiotropic 2. Monotropic
Terjadi transisi temperatur dan Terjadi dalaam keadaan stabil dan metastabil,
bersifat reversible. Contoh: Contoh : tidak terjadi transisi temperatur dan tidak
rhombic sulphur (α-sulphur) berubah bersifat reversible.
menjadi monoclinic sulphur (β-sulphur) Contoh : Phosphorus putih berubah menjadi
pada 95.6ºc (transition temperature) merah, Grapit (bentuk stabil) dan diamond
(bentuk metastabil)
PENGGOLONGAN POLIMORFISME
a) Bentuk stabil
b) Bentuk metastabil
Pada bentuk metastabil ini, kelarutan obat
akan bertambah besar akibatnya akan
menghasilkan konsentrasi yang lebih tinggi
selama proses disolusi dan kmeudian turun
pada tingkat kelarutan normal bentuk stabil.
PENGGOLONGAN POLIMORFISME
Pada obat, hanya ada satu bentuk zat aktif murni yang stabil pada
tekanan dan suhu tertentu sedangkan bentuk lainnya adalah
metabstabil. hal ini karena pada penggunaan bentuk metastabil pada
umumnya menghasilkan kelarutan dan laju disolusi yang tinggi
dibandingkan bentuk stabil untuk zat aktif yang sama (Ansel,1989,
hlm: 121-122)
Contoh: Paracetamol
POLIMORFISME KONFORMASI
Polomorfise Simetidin
•.
Telah diketahui bahwa simetidin memiliki tiga bentuk polimorf A, B
dan C. Pada umumnya energi termal atau tribomekanik akan mengubah
polimorf simetidin. Dalam hal ini, transformasi polimorfik tersebut
akan diikuti melalui perubahan disolusi. Polimorf simetidin dihasilkan
melalui metode rekristalisai dari berbagai pelarut yang berbeda.
Karakterisasi dengan menggunakan DSC, difraktometer Sinar-X
serbuk, dan mikroskop electron (SEM).