Anda di halaman 1dari 16

FARMASI FISIKA PADATAN

POLIMORFISME

KELOMPOK 2
KELAS B
KELOMPOK 2 :

ANISA HERNI NOFIAN 1711012029


ELSYA GUSTIA 1711012033
FITRAH RAMADHAN 1710112046
AMRIZAL 1711012049
DWI ARIANI FEBRINA1711012053
RINY ASTARY 1711012054
OCHA TRI ROSANTI 1711012056
SALSABIL ISMAH 1711013023
ANNISA NADHIFA HELMI 1711013032
MUHAMMAD ZAHID M. 1711013044
MEDLYN JHOFI 1711013045
APRIANA SRIBERTI MOOM 1711019004
DEFENISI POLIMORFISME

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion


penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya
berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat
cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan.

Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang


semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi
atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum,
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin atau polimorf.
DEFENISI POLIMORFISME

Polimorfisme berasal dari kata Yunani,


Polus = banyak, dan
morf = bentuk.
Dengan demikian polimorfisme didefinisikan
sebagai kemampuan suatu zat untuk ada
sebagai dua atau lebih fase kristal itu memiliki
pengaturan atau konformasi molekul yang
berbeda dalam kisi kristal
DEFENISI POLIMORFISME

Polimorfisme adalah kemampuan suatu senyawa untuk


membentuk dua atau lebih bentuk Kristal dengan
komponen atau susunan molekul yang teratur

Senyawa organik maupun senyawa anorganik yang


memiliki minimal dua bentuk kristal yang berbeda
dalam bentuk padatnya disebut bentuk polimorfisme
PENGGOLONGAN POLIMORFISME

Berdasarkan perbedaan dalam sifat termodinamika,


polimorf dapat diklasifikasikan :

1. Enantiotropic 2. Monotropic

Terjadi transisi temperatur dan Terjadi dalaam keadaan stabil dan metastabil,
bersifat reversible. Contoh: Contoh : tidak terjadi transisi temperatur dan tidak
rhombic sulphur (α-sulphur) berubah bersifat reversible.
menjadi monoclinic sulphur (β-sulphur) Contoh : Phosphorus putih berubah menjadi
pada 95.6ºc (transition temperature) merah, Grapit (bentuk stabil) dan diamond
(bentuk metastabil)
PENGGOLONGAN POLIMORFISME

a) Bentuk stabil
b) Bentuk metastabil
Pada bentuk metastabil ini, kelarutan obat
akan bertambah besar akibatnya akan
menghasilkan konsentrasi yang lebih tinggi
selama proses disolusi dan kmeudian turun
pada tingkat kelarutan normal bentuk stabil.
PENGGOLONGAN POLIMORFISME

Pada obat, hanya ada satu bentuk zat aktif murni yang stabil pada
tekanan dan suhu tertentu sedangkan bentuk lainnya adalah
metabstabil. hal ini karena pada penggunaan bentuk metastabil pada
umumnya menghasilkan kelarutan dan laju disolusi yang tinggi
dibandingkan bentuk stabil untuk zat aktif yang sama (Ansel,1989,
hlm: 121-122)

Suatu zat menunjukkan peristiwa polimorfisme apabila zat


tersebut dapat dikistalkan dalam beberapa system Kristal yang
berbeda-beda karena pengaruh temperature, tekanan, dan kondisi
penyimpannya ( Fadholi, 2013: 60-61).
Kelarutan dan Disolusi

Senyawa-senyawa yang relative


tidak larut seringkali menunjukkan
Disolusi profil absorbsi yang buruk dan
diperlukan modifikasi untuk
memperbaikinya

Disolusi adalah proses suatu zat


Kelarutan solid memasuki pelarut untuk
menghasilkan suatu larutan
PACKING POLIMORFISME

kejadian dimana konformasi molekul yang


relatif kaku dapat dibuat menjadi struktur
tiga dimensi yang berbeda, dengan melalui
mekanisme antar molekul yang berbeda
pula.

Contoh: Paracetamol
POLIMORFISME KONFORMASI

Dimasukkannya molekul pelarut yang berbeda dalam


kisi kristal dapat menyebabkan adanya pola kemasan
yang berbeda, dan juga telah ditemukan untuk
mempengaruhi konformasi molekul paroxetine
hydrochloride dalam dua bentuk solvat
FASE TRANSFORMASI PADA SEDIAAN PADAT

Pada journal (Faji, et all : hlm 546-550) dijelaskan mengenai


Transormai Glimepirid (GMP).

GMP ini termasuk Biopharmaceutical Classification System (BCS) yang


memiliki kelarutan yang rendah sedangkan permeabilitasnya tinggi. Oleh
karenanya, menurut klasifikasi tersebut, sebenarnya GMP mempunya
bioavailabilitas yang baik namun laju absorbsinya kurang. Maka diperlukan
modifikasi untuk memperbaiki laju absorsinya, diantaranya yaitu dnegan
memodifikasi sifat fisikokimia baik itu sifat permukaan, kelarutan, ukuran
partikel, polimorfisme, ukuran moleku/ atom/ ion maupun stabilitasnya.
Pada modifikasi Polimorfis, GMP ini memiliki 2 bentuk polimor yaitu
bentuk I dan bentuk II dimana bentuk II memiiki kelarutan yang tinggi dalam
air. Maka untuk meningkatkan kelarutan dan disolusinya tersebut,
dilakukannlah transformasi polimorfik GMP
KARAKTERISASI GMP

1. Scanning Electron Microscopy


KARAKTERISASI GMP

2.Powder X-Ray Diffraction (PXRD)


KARAKTERISASI GMP

3. Differential Scanning Calorimetric (DSC).


POLIMORFISME OBAT FARMASI

Polomorfise Simetidin
•.
Telah diketahui bahwa simetidin memiliki tiga bentuk polimorf A, B
dan C. Pada umumnya energi termal atau tribomekanik akan mengubah
polimorf simetidin. Dalam hal ini, transformasi polimorfik tersebut
akan diikuti melalui perubahan disolusi. Polimorf simetidin dihasilkan
melalui metode rekristalisai dari berbagai pelarut yang berbeda.
Karakterisasi dengan menggunakan DSC, difraktometer Sinar-X
serbuk, dan mikroskop electron (SEM).

Anda mungkin juga menyukai