Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi Narasi

Displasia perkembangan pinggul (developmental dysplasia of hip,DDH), yang


sebelumnya dikenal dengan displasia pinggul kongenital, merupakan suatu ketidaknormalan
perkembangan antara kaput femur dan asetabulum. Pinggul suatu bonggol (kaput femur) dan
mangkuk (asetabulum) sendi yang melakukan pergerakan dan stabilitas pinggul. Terdapat
tiga pola dalam DDH :

1. Displasia etabular (perkembangan tidak normal)


Keterlambatan dalam perkembangan asetabulum sehingga lebih dangkal dari normal,
kaput femur masih dalam asetabulum.
2. Sublokasi
Dislokasi pinggul yang tidak lengkap, kaput femur tidak sepenuhnya keluar dari
asetabulum dan dapat berdislokasi secara parsial.
3. Dislokasi
Pinggul berada pada posisi dislokasi, kaput femur tidak bersentuhan dengan
asetabulum.

DDH pada akhirnya berkembang menjadi reduksi permanent, dislokasi lengkap, atau
displasia akibat penurunan adaptif yang terjadi pada jaringan atau tulang yang berdekatan.

Penatalaksanaan

Sendi yang terkena harus di imobilisasi saat pasien dipindahka.dislokasi direduksi


(misalnya: bagiang ang bergeser dikembalika ke tempat semula yang normal)biasana dibawa
anastesia. Kaput yang mengalami dislokasi harus dimanipulasi dikembalika ke rongga sendi.
Sendi kemudian diimobilisasi dengan pembalut,bidai,gips atau traksi dan dijaga tetap dalam
posisi stabil. Beberapa hari atau minggu setelah reduksi, gerakan aktif lembut 3-4 kali sehari
dapat menggembalikan kisaran gerak sendi. Sendi harus tetap disangga diantara dua saat
latihan.

Perhatian keperawatan ditujukan pada pemberian kenyamanan, mengevaluasi status


neurovaskuler, dan melindungi sendi selama masa penyembuhan dari cidera tulang.(Brunner
& Suddarth. 2001).

Penangan bervariasi sesuai dengan keparahan manisfestasi klinis, usia dan tingkat
displasia. Jika dislokasi terkoreksi pada beberapa hari pertama sampai beberapa minggu
kehidupan, kesempatan untuk berkembangnya pinggul akan lebih besar. Selama periode
neonatal, pengaturan posisi dan memptahankan pinggul tetap fleksi dan abduksi dapat dicapai
dengan menggunakan alat bantu pengoreksi. Antara usia 6 sampai 18 bulan traksi digunakan
dan dikuti dengan imobilisasi gips. Jika jaringan lunak mengahalangi atau menyulitkan
penurunan dan perkembangan sendi, dilakukan reduksi tertutup maupun tebuka (bergantung
pada apakah ada atau tidak kontaktur otot-otot adduktor dan kesalahan letak kaput femur
yang terjadi) dan gips spika pinggul dipasang.

Anda mungkin juga menyukai