Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEORI

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

Dosen Pengampu : Menik Sri Daryanti S.ST., M.Kes

Oleh:
Kurnia Fajrin Ardyan
1610104162

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
TEORI PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

I. IDENTITAS
Mata Kuliah :Asuhan Neonatus I
Program Studi :DIV Bidan Pendidik
Kode/Bobot SKS :MW3210 / 2 SKS
Kelas/Semester :B / II ( Dua)
Elemen Kompetensi :MKB
Jenis Kompetensi :Utama
Waktu Kuliah :1x50 Menit
Pokok Bahasan :Asuhan Pemeriksaan Fisik Head To Toe

II. STANDAR KOMPETENSI


Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi dan balita terkait dengan pemeriksaan fisik head to toe pada
bayi sesuai dengan standar kompetensi bidan menurut Kepmenkes RI No.
369/Menkes/SK/III/2007 yaitu pada kompetensi ke -6 bahwa bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, kompherensif pada bayi baru lahir
sehat sampai dengan 1 bulan.

III. KOMPETENSI DASAR


Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan cara head to toe dengan benar
dan tepat.

IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Mahasiswa dapat :
1. memahami definisi pemeriksaan fisik head to toe pada bayi dengan tepat
dan benar.
2. Menguraikan tujuan pemeriksaan fisik head to toe pada bayi dengan tepat
dan benar.
3. Mendeskripsikan prinsip pada pemeriksaan fisik head to toe pada bayi
dengan tepat dan benar.
4. Menyebutkan jenis pemeriksaan fisik head to toe pada bayi dengan tepat
dan benar.
5. Memahami hasil pemeriksaan fisik head to toe yang normal dan abnormal
dengan tepat dan benar.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui ceramah dan diskusi, mahasiswa dapat :
1. memahami definisi pemeriksaan fisik head to toe pada bayi dengan tepat
dan benar.
2. Menguraikan tujuan pemeriksaan fisik head to toe pada bayi dengan tepat
dan benar.
3. Mendeskripsikan prinsip pada pemeriksaan fisik head to toe pada bayi
dengan tepat dan benar.
4. Menyebutkan jenis pemeriksaan fisik head to toe pada bayi dengan tepat
dan benar.
5. Memahami hasil pemeriksaan fisik head to toe yang normal dan abnormal
dengan tepat dan benar.

VI. DESKRIPSI MATERI


1. Definisi pemeriksaan fisik head to toe pada bayi
2. Tujuan pemeriksaan fisik head to toe pada bayi.
3. Prinsip pemeriksaan fisik head to toe pada bayi
4. Jenis pemeriksaan fisik head to toe pada bayi .
5. Pemeriksaan fisik head to toe yang normal dan abnormal

VII. STRATEGI PEMBELAJARAN


1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Talking stik
5. Brainstorming

VIII. MEDIA PEMBELAJARAN


1. Power Point
2. Video
3. Stik
4. LCD
5. Proyektor
6. Laptop

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Langkah Uraian Kegiatan Estimasi


Pembelajara Waktu
n
Pendahuluan 1. Mempersiapkan Fisik dan Psikis mahasiswa 8 menit
2. Melakukan apersepsi dan integrasi nilai-nilai
islam
3. Melakukan Apersepsi Dengan Integrasi
Nilai-Nilai Islam
4. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
5. Mengaitkan Dengan Realitas Kehidupan
Sehari Hari
Kegiatan Inti 1. Memahami definisi pemeriksaan fisik head 32 menit
to toe pada bayi dengan menggunakan
tanya jawab.
2. Menguraikan tujuan pemeriksaan fisik head
to toe pada bayi dengan metode tanya
jawab
3. Mendeskripsikan prinsip pada pemeriksaan
fisik head to toe pada bayi dengan
menggunakan metode diskusi antar
mahasiswa
4. Menyebutkan Jenis pemeriksaan fisik head
to toe pada bayi dengan metode tanya
jawab
5. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik yang
normal dan abnormal dengan menggunakan
talking stik serta memutakan video tentang
pemeriksaan head to toe yang menunjukan
hasil normal dan abnormal

Penutup 1. Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan 10 menit


menggunakan metode talking stik
2. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan
integrasi nilai-nilai islam
3. Tindak lanjut pemberian tugas resume untuk
materi pertemuan selanjutnya
4. Menutup dengan salam

6. PENILAIAN
Jenis : Tulis
Bentuk : pilihan ganda dan essay
Instrumen : Soal : Terlampir

7. REFERENSI

Rokhanawati Dewi dan Fitria Belian. 2015. Modul Praktik Kebidanan


Yogyakarta: STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Astuti, N.T, .2012. Hand out Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita
Laurent S. 2009. Ensiklopedia Perkembangan Bayi. Surabaya: Erlangga

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Perawatan. Jakarta: salemba Medika.

Rahayu, Sri Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta :
Salemba Medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Jakarta : Trans Info Media

Yogyakarta, 01 Februari 2017

Dosen Pembimbing Praktikan

(Menik Sri Daryanti S.ST., M.Kes) ( Kurnia Fajrin Ardyan )

LAMPIRAN MATERI
Artinya :

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."

1. Definisi Pemeriksaan Fisik


Merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik
bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan
bantuan apa yang diperlukan. Pengkaian BBL seharusnya dimulai dengan
melihat riwayat kehamilan dan persalinan karena hal ini sangat
menentukan kondisi bayi yg akan dilahirkan. Pemeriksaan fisik BBL
dilakukan minimal 3x yaitu: pada saat lahir; dalam 24 jam pertama; pada
waktu pulang. (Astuti, N.T, .2012.)
2. Tujuan Pemeriksaan fisik pada bayi ( Astuti, N.T, .2012.)

a. Menilai gangguan adaptasi BBL yang memerlukan resusitasi


b. Menentukan kelainan yang perlu tindakan segera (atresia ani, atresia
esofagus), trauma lahir
c. Menentukan apakah BBL dapat rawat gabung atau ruang perawatan
khusus atau segera operasi
3. Prinsip pemeriksaan fisik pada bayi ( Rahayu, Sri Dedeh. 2009.)
a. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
b. Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan
c. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan
diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksa harus di bawah lampu
pemancar) dan segera selimuti kembali dengan teepat
d. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
e. Bidan harus waspada terhadap tanda abnormal
f. Menyeluruh dan sistematis
g. Dilakukan dengan lembut
4. Jenis pemeriksaan ( Nursalam. 2009 )
a. Pemeriksaan Inspeksi

Inspeksi, yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan


merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien.
Proses observasi. Perawat menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi
karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan. Rahasia inspeksi yg
baik adalah perawat selalu memberikan perhatian pada klien.

b. Palpasi

Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah


langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah
data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya.

Pengkajian lebih lanjut terhadap bagian tubuh yang dilakukan


melalui indera peraba.

Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut


dan sensitif terhadap tanda fisik termasuk posisi, ukuran, kekenyalan,
kekasaran, tekstur dan mobilitas

c. Perkusi

Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk


permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk menentukan posisi,
ukuran dan densitas struktur atau cairan atau udara di bawahnya. Perkusi
juga merupakan pengetukan tubuh dengan ujung2 jari guna mengevaluasi
ukuran, batasan dan konsistensi organ2 tubuh dan menemukan adanya
cairan di dalam rongga tubuh . jenis teknik perkusi :

1. Perkusi Langsung

Pengetukan permukaan tubuh secara langsung dengan satu atau


dua jari tanpa perantara. Perkusi langsung kepalan tangan melibatkan
kepalan dari tangan yang dominan yang kemudian mengetuk permukaan
tubuh langsung
2. Tidak Langsung

Dengan menempatkan jari tengah non dominan(disebut


pleksimeter) di atas permukaan tubuh dengan telapak tangan dan jari2 lain
tidak berada di permukaan kulit

d. Auskultasi

Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh


pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera
abdomen. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah
suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan
viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem
kardiovaskular.

5. Hasil pemeriksaan

a. Pemeriksaan Head To Toe


1. Kepala
Menurut Astuti, N.T (2012) pemeriksaan kepala dilakukan
untuk mengetahui :
1) Sutura ada molase atau tidak
2) Fontanela anterior dan posterior (bentuk, ukuran, rata, cekung
atau mencembung)
3) Tulang2 tengkorak ada fraktur atau tidak
4) Simetris atau tidak, adakah molding
5) caput suksedaneum, cephal hematoma ada atau tidak
a) Cephal Hematom
 Lunak, berisi cairan berada di salah satu sisi kepala
 Muncul beberapa jam setelah lahir
 Membesar dalam 2-3 hari
 Menghilang 2-6 bulan
 Berbatas tegas
 Disebabkan perdarahan subperiosteal
 Komplikasi : ikterik, fraktur tulang kepala,
perdarahan intrakranioal, syok
b) Caput suksedaneum

 Edema jaringan lunak lokal, melewati sutura


 Muncul segera setelah lahir
 Hilang beberapa hari
 Tidak berbatas tegas
 Disebabkan adanya cairan akibat pembengkakan
jaringan lunak
 Jarang ada komplikasi
2. Wajah
Adakah kelainan khas misal: Sindrom Down atau bayi Mongol
Apakah wajah simetris atau tidak (Astuti, N.T, 2012).
3. Mata
Menurut Astuti, N.T (2012) pemeriksaan mata dilakukan untuk
mengetahui :
Sklera tampak tanda perdarahan atau tidak, ada sekret atau tidak,
ukuran dan reaktivitas pupil baik atau tidak, arah pandangan,
jarak dan bentuk mata, gerak bola mata simetris atau tidak. Jarak
antara kantus medial mata tidak boleh lebih dari 2.5 cm BBL
kadang menunjukkan gerak mata berputar dan tidak teratur
(strabismus)
4. Telinga
1) Posisi dan hubungan dengan mata dan kepala
Jika ditarik garis horisontal melewati mata, seharusnya
melewati sedikit bagian atas telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Kemiringan telinga
terhadap garis vertikal maksimal 10° (Rukiyah, Ai Yeyeh dan
Lia Yulianti. 2012).
2) Adakah daun telinga, posisi lubang, bentuk lekukan
bagaimana, tulang rawan terbentuk atau tidak. Bayi prematur
biasanya tulang rawan belum terbentuk (Rukiyah, Ai Yeyeh dan
Lia Yulianti. 2012).
5. Hidung
Bentuk, posisi, lubang, ada lendir atau tidak, adakah milia
(bintik keputihan yg khas terlihat di hidung, dahi dan pipi yg
menyumbat kelenjar sebasea yg belum berfungsi), adakah
pernafasan cuping atau tidak Adanya sekret yang mukopurulen
yang terkadang berdarah, hal ini kemungkinan adanya sifilis
kongenital. Adanya pernapasan cuping hidung/gangguan
pernapasan (Astuti, N.T, 2012).
6. Mulut
Bentuk bibir, lihat dan raba langit2 keras (palatum durum) dan
lunak (palatum molle), tenggorokan, bentuk dan ukuran lidah, lesi,
sekret. Daerah bibir dan palatum diraba apakah utuh atau tidak.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Salivasi
tidak tdp pd bayi normal, krn grandula saliva belum matur. Bila tdp
sekret yg berlebihan mungkin ada kelainan di esofagus (Astuti,
N.T, 2012).
7. Leher
Massa, pembesaran kelenjar ada atau tidak, pergerakan leher
apakah ada hambatan, kesan nyeri saat bayi menggerakkan kepala
(Astuti, N.T, 2012).
8. Dada
Menurut Astuti, N.T, (2012) pemriksaan dada dilakukan untuk
mengetahui :
1) Kesimetrisan saat tarikan nafas, adakah rintihan, adakah
retraksi Rintihan dan retraksi dada tidak normal, menunjukkan
gangguan nafas
2) Payudara tampak membesar atau tidak, adakah sekresi seperti
susu
3) BBL payudara kadang membesar dan tampak sekresi susu
akibat pengaruh hormon estrogen maternal.
4) Tulang klavikula.
Ada fraktur atau tidak, dilihat dari gerakan ekstremitas
9. Abdomen
Raba hepar, limpa, ginjal, adakah distensi, massa, hernia,
perdarahan tali pusat, jumlah arteri dan vena umbilikalis. Jika
perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika.
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya. Jika bayi menangis dan muncul
benjolan di perut, menunjukkan hernia di dinding abdomen (Astuti,
N.T, 2012).
10. Genitalia dan Rektum
Menurut Astuti, N.T (2012). Pemeriksaan genitalia dan rektum
dilakukan untuk mengetahui :
1) Lubang anus ada atau tidak
2) Meconium dan urin sudah keluar atau belum
3) Testis sudah turun ke skrotum atau belum, jumlah skrotum 2,
lubang kencing ada atau tidak, letaknya di mana, hidrokel ada
atau tidak;
4) Labia mayora menutupi labia minora, lubang vagina, adakah
sekcret atau bercak darah. Pada bayi wanita, terkadang tampak
adanya sekret atau bercak darah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormon ibu.
11. Ekstremitas atas
Kesimetrisan, bentuk dan ukuran, jumlah jari, ada selaput atau
tidak, tampak garis telapak tangan atau tidak (Astuti, N.T, 2012).
12. Ekstremitas bawah
Dislokasi kongenital, kesimetrisan, bentuk, ukuran, jumlah jari,
ada selaput atau tidak, tampak garis telapak kaki atau tidak Tes
Ortolani dan Barlow positif atau negatif (Astuti, N.T, 2012).
13. Punggung
Bentuk, adakah tonjolan di kulit, adakah spina bifida, adakah celah,
adakah rambut abnormal (Astuti, N.T, 2012).
Lampiran soal
1. Seorang bayi laki-laki baru saja lahir spontan aterm di BPM kulit dan
ekstremitas berwarna merah muda ada gerakan, nadi 80 x/menit, nafas
tidak teratur. Berat 2900 gr, PB 49 cm, suhu 36 0C. Pemeriksaan objektif di
dapatkan Pembengkakan melewati garis tengah kepala dan menyeberangi
ubun-ubun.
Apakah diagnosa yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Cepham hematoma
b. Caput Succedaneum
c. Edema
d. Molase
e. Hidrosefalus

2. Seorang bayi perempuan baru lahir spontan dengan uk 27 minggu di


Puskesmas kulit berwarna merah muda gerakan lemah BB 2900 gr PB 50
cm, suhu 34 0C. Hasil pemeriksaan di dapatkan kepala simetris dan
Kesimetrisan saat tarikan nafas, adaretraksi Rintihan dan retraksi dada
tidak normal.
Apakah diagnosa yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Gangguan nafas
b. Gangguan pertahanan bayi terhadap panas
c. Gangguan penglihatan
d. Bayi normal
e. Gangguan metabolisme hormon
3. Seorang bayi laki-lahir spontan dengan uk 36 minggu di Puskesmas kulit
berwarna merah muda gerakan aktif BB 3700 gr PB 50 cm, suhu 36,5 0C.
Hasil pemeriksaan kepala simteris, wajah mongolid Dahi lebar Leher
pendek Alis miring ke mata sipit bintik putih di iris mata Daun telinga
kecil Mulut kecil Lidah sedikit menjulur tangan dan kaki pendek.
Apakah diagnosa yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Sindrom down
b. Bayi normal
c. Gangguan perkembangan
d. Gangguan pertumbuhan
e. Microcefalus
4. Seorang bayi laki-lahir lahir spontan 1 jam yang lalu, gerakan aktif, berat
badan 2400 gram, panjang badan 48 cm, pernapasan 40 x/menit, dengan
usia kehamilan saat lahir 36 minggu. Dari hasil pemeriksaan tidak di
temukan kelainan.
Asuhan apa yang harus diberikan pada bayi Tersebut ?
A. Dimandikan
B. Pemberian oksigen
C. Dirawat dalam antibiotik
D. Rawat dalam indikator
E. Rawat gabung dengan ibunya
5. Seorang bayi perempuan baru lahir spontan di puskesmas dengan uk 38
minggu di Puskesmas kulit berwarna merah muda gerakan aktif BB 3200
gr PB 50 cm, suhu 37, 20C. Bidan melakukan pemeriksaan pada abdomen
dengan cara menyentuh dengan tangan sehingga dapat memberikan hasil
yang optimal. Hasil pemeriksaan di dapatkan kepala simetris , sklera
merah muda, congjungtiva merah muda terdapat 2 lubang pada hidung ,
pada abdomen tidak ada pembekakan abnormal.
Apakah Jenis pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan kasus tersebut ?
a. Palpasi
b. Perkusi
c. Auskultasi
d. Inspeksi langsung
e. Inspeksi tidak langsung

Essay

1. Seorang bayi perempuan baru lahir spontan dengan umur 2 bulan di


Puskesmas kulit berwarna merah muda gerakan lemah BB 2900 gr PB 50
cm, suhu 34 0C. Hasil pemeriksaan di dapatkan kepala simetris dan tidak
ada tarikan dada frekuensi denyut jantung 110 x/menit, nafas teratur,
tonus otot fleksi pada ekstremitas kemerah-merahan setelah di observasi
12 jam bayi belum BAK atau BAB.
Dari kasus tersebut tujuan asuhan yang dilakukan pada bayi ?

2. Seorang bayi perempuan baru lahir spontan dengan umur 2 bulan di


Puskesmas kulit berwarna merah muda gerakan lemah BB 2900 gr PB 50
cm, suhu 34 0C frekuensi denyut janutng 12 x/menit. Hasil pemeriksaan
di dapatkan kepala simetris dan tidak ada tarikan dada, bayi mengalami
hipotermi pada saat di ruangan.
Jelaskan prinsip persiapan pemeriksaan fisik head to toe pada bayi ..

3. Seorang bayi perempuan baru lahir spontan dengan umur 2 bulan di


Puskesmas kulit berwarna merah muda gerakan lemah BB 2900 gr PB 50
cm, suhu 34 0C frekuensi denyut janutng 12 x/menit. Hasil pemeriksaan
di dapatkan kepala simetris dan tidak ada tarikan dada, bayi terlihat biru
pada bibir.
i. Diagnosa apakah yang tepat sesuai dengan kasus di atas
ii. Jelaskan definisi pemeriksaan head to toe
.

KUNCI JAWABAN
A. Pilihan ganda
1. B
2. A
3. A
4. E
5. A
B. ESAY
1. Tujuan pemeriksaan head to toe
a. Menilai gangguan adaptasi BBL yang memerlukan resusitasi
b. Menentukan kelainan yang perlu tindakan segera (atresia ani,
atresia esofagus), trauma lahir
c. Menentukan apakah BBL dapat rawat gabung atau ruang
perawatan khusus atau segera operasi
2. Jelaskan prinsip persiapan pemeriksaan fisik head to toe pada bayi
a. lingkungan hangat, bayi hangat, cahaya cukup
b. Melibatkan ibu dan keluarga
c. Bidan harus waspada terhadap tanda abnormal
d. Menyeluruh dan sistematis
e. Dilakukan dengan lembut
3. A. Diagnosa apakah yang tepat
Jawab : Hipotermi
B. definisi pemeriksaan head to toe
Merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang
bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal. Pengkajian ini dapat ditemukan
indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian
terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Pengkaian BBL seharusnya dimulai dengan melihat
riwayat kehamilan dan persalinan karena hal ini sangat
menentukan kondisi bayi yg akan dilahirkan. Pemeriksaan fisik
BBL dilakukan minimal 3x yaitu: pada saat lahir; dalam 24 jam
pertama; pada waktu pulang

Anda mungkin juga menyukai