Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322821732

Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD

Article · June 2017


DOI: 10.17509/ijpe.v1i1.7497

CITATION READS

1 1,877

1 author:

Erick Burhaein
Universitas Negeri Yogyakarta
5 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

My project is research "development instrument friendship activity observational test for unified sport" View project

All content following this page was uploaded by Erick Burhaein on 31 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Vol 1 No 1 (2017) 51-58

Indonesian Journal of Primary Education

Aktivitas Fisik Olahraga untuk


Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD
Erick Burhaein
Prodi Ikor Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
erick.burhaein2016@student.uny.ac.id

Diterima 10 Maret 2017; Direview 15 April 2017; Diterima 5 Juni 2017


Diterbitkan online 17 Juni 2017

Abstrak
Karya tulis ini merupakan kajian keilmuan teoritik dengan metode library research sebagai problem solving terhadap
suatu permasalahan. Tujuan penulisan ini, untuk mengetahui aktivitas fisik olahraga untuk pertumbuhan dan
perkembangan siswa sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan bahwa usia anak sekolah dasar merupakan lanjutan
setelah masa emas (usia dini). Sehingga diperlukan konsep belajar atau aktivitas yang sesuai dengan usia tumbuh
kembang nya. Berdasarkan karakteristik anak usia sekolah dasar yang senang bermain, bergerak, mengelompok, dan
praktik langsung. Oleh karena itu, berkaitan dengan aktifitas tersebut disesuaikan dengan pertumbuhan fisiknya dan
perkembangan emosional anak. Bentuk aktifitas fisik disesuaikan dengan jenjang umurnya: periode umur 7-8 tahun (SD
kelas 1 dan 2), periode umur 9 tahun (SD kelas 3), periode umur 10-11 tahun (kelas 4 dan 5), dan periode umur 12-13
tahun (kelas 6). Sehingga, melalui aktifitas fisik yang tepat dan sesuai periode diharapkan akan berdampak pada
pertumbuhan fisik dan perkembangan emosi optimal.

Kata Kunci: aktivitas fisik olahraga, tumbuh kembang, siswa, SD

PENDAHULUAN Perkembangan motorik kasar potensial


Usia dini ditandai adanya kesempatan baik pesat pada anak usia dini hingga jenjang
bagi untuk belajar. Anak usia dini memiliki sekolah dasar. Sebenarnya anggapan bahwa
kemampuan belajar sangat tinggi dikarenakan perkembangan motorik kasar
rasa ingin tahu berlebih, terjadi khususnya akan berkembang dengan secara otomatis
pada masa kanak-kanak awal. Mengingat dengan bertambahnya usia anak,
usia dini merupakan usia emas maka pada merupakan anggapan yang keliru.
masa itu perkembangan anak Perkembangan motorik kasar pada anak perlu
harus dioptimalkan. Perkembangan anak usia adanya bantuan dari pendidik di lembaga
dini sifatnya holistik, yaitu dapat berkembang pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang
optimal apabila sehat badannya, cukup dibantu, bagaimana membantu secara tepat
gizinya dan didik secara baik dan benar. Anak sasaran, bagaimana jenis latihan yang aman
berkembang dari berbagai aspek yaitu bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan
berkembang fisiknya, baik motorik kasar bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang
maupun halus, berkembang aspek kognitif, menyenangkan anak.
aspek sosial dan emosional. Kemampuan melakukan gerakan dan
tindakan fisik untuk seorang anak terkait
© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
52 Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD

dengan rasa percaya diri dan pembentukan Berdasarkan paparan latar belakang
konsep diri. Oleh karena itu perkembangan tersebut di atas, maka penulis ingin
motorik kasar sama pentingnya dengan aspek mengungkap/ mengkaji secara teoritis model
perkembangan yang lain untuk anak usia pembelajaran berupa pengaplikasian aktifitas
dini. Kurikulum pendidikan sekolah dasar fisik untuk tumbuh kembang anak usia
menanamkan segi kognitif, psikomotor, dan sekolah dasar.
afektif secara teintregasi melalui sistem
PEMBAHASAN
pembelajaran tematik. Jenjang formal di A. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Karakteristik anak usia SD berkaitan
sekolah dasar sebagai salah satu wahana
aktivitas fisik yaitu umumnya anak senang
optimalisasi tumbuh kembang anak, dengan
bermain, senang bergerak, senang bekerja
memberikan manfaat bagi penyiapan anak
dalam kelompok, dan senang praktik
untuk memasuki jenjang selanjutnya di SMP.
langsung (Abdul Alim, 2009: 82). Berkaitan
Pembelajaran di TK pada umumnya untuk
dengan konsep tersebut maka dapat
aspek perkembangan fisik/motoriknya lebih
dijabarkan:
banyak difokuskan ke perkembangan motorik
1. Anak usia SD senang Bermain
kasar, sedangkan motorik halus kurang
Pendidik diharuskan paham dengan
diperhatikan. Padahal pengembangan
perkembangan anak, memberikan aktifitas
aktivitas fisik melalui aktivitas motorik kasar
fisik dengan model bermain. Materi
dan halus harus dikembangkan bersamaan
pembelajaran dibuat dalam bentuk games,
oleh pendidik. Aktifitas fisik anak SD di
terutama pada siswa SD kelas bawah
bawah bimbingan dan pengawasan
(kelas 1 s/d 3) yang masih cukup kental
pendidik/guru, sehingga diharapkan semua
dengan zona bermain. Sehingga rancangan
aspek pertumbuhan dan perkembangan di
model pembelajaran berkonsep bermain
usianya dapat berkembang secara optimal.
yang menyenangkan, namun tetap
Pengembangan aktifitas fisik sama
memperhatikan ketercapaian materi ajar.
pentingnya dengan aspek-aspek
2. Anak usia SD senang bergerak
perkembangan lainnya, karena
Anak usia SD berbeda dengan orang
ketidakmampuan anak melakukan kegiatan
dewasa yang betah duduk berjam-jam,
fisik akan membuat anak kurang percaya diri,
namun anak-anak berbeda bahkan
bahkan menimbulkan konsep diri negatif
kemungkinan duduk tenang maksimal 30
dalam kegiatan fisik. Sehingga anak perlu
menit. Pendidik berperan untuk membuat
dipandu dan dibimbing oleh pendidik, agar
pembelajaran yang senantiasa bergerak
dapat mengatasi ketidakmampuan tersebut
dinamis, permainan menarik memberi
dan menjadi lebih percaya diri.

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD 53

stimulus pada minat gerak anak menjadi mencapai ukuran (Toivo Jürimäe dan Jaak
tinggi. Jürimäe, 2001: 1). Perkembangan anak
3. Anak usia SD senang beraktifitas mengacu pada munculnya secara
kelompok bertahappola semakin kompleks diantaranya
Anak usia SD umumnya mengelompok kemampuan berpikir, memahami,bergerak,
dengan teman sebaya atau se-usianya. berbicara dan pemahaman, dan yang
Konsep pembelajaran kelas dapat dibuat berkaitan (Elizabeth Hurlock, 2008: 76).
model tugas kelompok, pendidik memberi Berkaitan dengan hal tersebut, pertumbuhan
materi melalui tugas sederhana untuk dan perkembangan senantiasa dinamis seiring
diselesaikan bersama. Tugas tersebut bertambahnya usia anak dari lahir hingga
dalam bentuk gabungan unsur psikomotor dewasa.
(aktifitas gerak) yang melibatkan unsur Prinsip-prinsip pertumbuhan dan
kognitif. Misal anak usia SD diberi tugas perkembangan anak terbagi menjadi tujuh
materi gerak sederhana menjelaskan sebagai berikut (Novella J. Ruffin, 2013: 350-
menembak bola (shooting), maka untuk 353):
memperoleh jawaban mereka akan 1. Proses Perkembangan dari the head
mempraktikkan dahulu kemudian downward (cephalocaudle principle)
memaparkan sesuai kemampuan mereka. Hal ini disebut prinsip cephalocaudle,
4. Anak usia SD senang praktik langsung. prinsip ini menggambarkan arah
Anak usia sekolah dasar, memiliki pertumbuhan dan perkembangan. Menurut
karakteristik senang melakukan hal secara prinsip ini, dari bayi menuju anak-anak
model praktikum, bukan teoritik. tumbuh kembang pada koordinasi lengan
Berdasarkan ketiga konsep kesenangan selalu mendahului koordinasi kaki.
sebelumnya ( senang bermain, bergerak, 2. Proses Perkembangan dari the center of the
berkelompok) anak usia SD, tentu sangat body outward (proximodistal
efektif dikombinasikan dengan praktik development)
langsung. Pendidik memberikan Prinsip ini, pada sumsum tulang
pengalaman belajar anak secara langsung, belakang berkembang sebelum bagian luar
sehingga pembelajaran model teori klasikal dari tubuh. Lengan anak berkembang
tidak terlalu diperlukan atau diberikan saat sebelum tangan dan tungkai berkembang
evaluasi. sebelum kaki serta jari kaki. Jari tangan
B. Prinsip Pertumbuhan dan dan otot tangan (digunakan dalam
Perkembangan keterampilan motorik halus) adalah yang
Pertumbuhan berfokus pada ukuran, dan terakhir untuk mengembangkan secara
pematanganberfokus pada kemajuan fisik perkembangan anak tersebut.

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
54 Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD

3. Perkembangan berdasar pada pematangan 5. Pertumbuhan dan Perkembangan adalah


dan pembelajaran proses berkelanjutan
Pematangan mengacu pada karakteristik Seorang anak berkembang, dimana
berurutan perkembangan dan pertumbuhan adanya proses menambah keterampilan
biologis. Perubahan biologis terjadi yang sudah diperoleh dan keterampilan
berurutan dan memberikan anak-anak baru menjadi dasar untuk mengoptimalkan
kemampuan (ability) baru. Perubahan- prestasi dan penguasaan keterampilan.
perubahan dalam otak dan sistem saraf Sebagian besar anak-anak mengikuti pola
membantu anak-anak untuk meningkatkan yang sama. Juga, salah satu tahap
di aspek berpikir (kognitif) dan perkembangan meletakkan dasar untuk
keterampilan motorik (fisik). Pola tahap perkembangan berikutnya. Misalnya,
pematangan ditentukan oleh program dalam perkembangan motorik, diprediksi
bawaan yaitu genetik, lingkungan anak, urutan perkembangan yang terjadi sebelum
dan pembelajaran yang terjadi sebagai berjalan. Bayi mampu mengangkat kepala
hasil dari pengalaman anak. Sebuah dan dapat membalikkan lagi. Bayi bisa
stimulus rangsangan lingkungan dan menggerakkan anggota tubuh mereka
beragam pengalaman memungkinkan anak (lengan dan kaki) sebelum memegang
untuk mengembangkan untuk potensi suatu benda. Tahapan penguasaan
dirinya. melibatkan dan meningkatkan
4. Proses Perkembangan dari sederhana keterampilan dari berpegangan
(konkrit) hingga kompleks hinggaberjalan sendiri. Pada usia empat
Anak-anak mengembangkan tahun, kebanyakan anak-anak bisa berjalan
keterampilan kognitif dan bahasa mereka naik dan turun tangga dengan kaki
melalui pemecahan masalah. Misalnya, bergantian. Pematangan tahapan ini, agar
belajar menghubungkan antara hal-hal anak-anak untuk menulis atau
(bagaimana hal-hal yang serupa), atau menggambar, mereka harus telah
klasifikasi, adalah kemampuan penting mengembangkan kemampuan manual
dalam perkembangan kognitif. Proses (tangan) kontrol untuk memegang pensil
belajar kognitif bagaimana membedakan dan krayon.
apel dan jeruk meskipun dengan bentuk 6. Pertumbuhan dan Perkembangan berproses
yang sama dimulai dengan yang paling dari umum (general) hingga spesifik
sederhana atau pemikiran konkret Dalam perkembangan motorik, bayi
menggambarkan dua konsep yang sama akan dapat memahami sebuah objek
namun berbeda. dengan seluruh tangan sebelum
menggunakan hanya ibu jari dan telunjuk.

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD 55

Gerakan motorik pertama bayi sangat C. Pentingnya Aktivitas Fisik bagi Anak
Steve Stork dan Stephen W. Sanders
umum, diarahkan, dan refleksif,
(2008: 197-199) Aktivitas fisik sangat penting
melambaikan tangan atau menendang
untuk pertumbuhan perkembangan secara
sebelum dapat mencapai atau merayap
keseluruhan pada anak. Mengoptimalkan
menuju obyek. Pertumbuhan terjadi dari
penguasaan keterampilan dan sikap yang
besar gerakan otot untuk lebih halus otot
dapat menyebabkan perilaku yang lebih sehat
(lebih kecil) gerakan.
dalam hidup, dan juga memfasilitasi
7. Tingkatan individu dalam pertumbuhan
perkembangan kognitif dan sosial,
danperkembangan.
perkembangan fisiologis yang unik dan
Setiap anak berbeda dan tingkat di mana
pengembangan neurologis terhadap balita.
individu anak-anak tumbuh berbeda.
Penelitian tentang kejadian aktivitas fisik
Meskipun pola dan urutan untuk
kalangan anak-anak menunjukkan asumsi
pertumbuhan dan perkembangan biasanya
bahwa, sebagai anak-anak, mereka
sama untuk semua anak-anak, tingkat di
menciptakan gerak mereka sendiri. Demikian
mana individu anak mencapai tahap
juga, orang tua dan pengasuh tampaknya
perkembangan akan berbeda. Memahami
berasumsi bahwa aktivitas fisik disediakan
fakta ini dari perbedaan individu tingkat
melalui kegiatan bermain diberbagai tempat,
perkembangan menyebabkan kita untuk
sebagai perkembangan motorik kasar dan
berhati-hati tentang menggunakan dan
halus anak, serta aktivitas tersebut memberi
memperhatikan pada usia dan tahap
stimulus pertumbuhan besaran-otot anak,
karakteristik untuk menggambarkan atau
sebagai kesiapan usia remaja.
memberi label sesuai tahapan anak-anak.
Untuk membimbing anak-anak menuju
Ada berbagai usia untuk setiap tugas
menjadi aktif secara fisik untuk seumur hidup,
perkembangan berlangsung. Konsekuensi
aktivitas fisik (pendidikan jasmani) melalui
dari perkembangan juga tidak seragam
pengalaman pendidikan pada anak usia dini
dalam individu anak. Pemahaman tentang
harus meliputi (a) belajar dari perkembangan
prinsip-prinsip perkembangan membantu
keterampilan yang sesuai, (b) personil terlatih
kita untuk merencanakan kegiatan dan
dalam praktik pembelajaran yang tepatuntuk
stimulasi tepat dan memperkaya
kegiatan fisik, (c) promosilingkungan
pengalaman untuk anak-anak, dan
aktivitas fisik yang positif dan aman,
menyediakan dasar untuk memahami
termasuk peralatan ukuran anak-anak, dan (d)
bagaimana untuk mendorong dan
kurikulum inklusif didasarkan pada
dukungan belajar anak pada usia dini.
pemahaman konsep gerakan dan tema

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
56 Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD

keterampilan (Steve Stork dan Stephen W. 2. Periode umur 9 tahun (SD kelas 3)
Sanders, 2008: 202-206). a. Libatkan dalam aktivitas-aktivitas
D. Aktivitas Fisik Sesuai Tumbuh conditioning seperti lari, lompat,
Kembang Anak Usia Sekolah Dasar
berjangkit, bentuk-bentuk latihan senam
Aktivitas Fisik Sesuai Tumbuh Kembang
dan keterampilan bermain.
Anak Usia Sekolah Dasar Setelah, harus
b. Gabungan dari dua atau lebih gerakan.
disesuaikan dengan karakteristik dan prinsip
c. Berbagai variasi permainan yang
tumbuh kembang anak sesuai rentang
menuntut aktivitasa yang lebih keras.
umurnya pada usia SD (7 s/d 13 tahun), maka
d. Mulai mempelajari skill tendang dengan
menurut Said Junaidi (2011 : 42) jenis
bola sepak.
olahraga yang sesuai dengan karakteristik
e. Keterampilan lempar bola untuk jarak
tersebut adalah seperti yang disajikan di
dan ketepatan.
bawah ini.
f. Teknik-teknik sederhana bola basket
1. Periode umur 7-8 tahun (SD kelas 1 dan 2)
dan voli dengan yang lebih kecil dan
a. Latihan untuk memperbaiki postur
lebih ringan.
tubuh.
g. Mempermahir keterampilan berenang.
b. Jalan, lari hop dengan irama musik,
h. Aktivitas dialam terbuka.
kombinasi lari lompat.
Pada periode ini cabang olahraga yang
c. Gerakan-gerakan membungkuk,
bisa dilakukan yaitu : basket, anggar,
melompat, merenggang.
bulutangkis, atletik, dan renang.
d. Aktivitas otot-otot besar (lengan,
3. Periode umur 10-11 tahun (kelas 4 dan 5)
tungkai, perut, punggung )
Dalam periode ini ada trasisi dalam
e. Permainan yang semi aktif.
aktivitas-aktivitasnya yang diberikan dalam
f. Permainan yang melibatkan kekuatan,
pelajaran-pelajaran pendidik rohani/ olahraga.
keseimbangan, kelincahan.
Pendidikan gerak (movement education)
g. Skill sederhana dengan bola, misalnya
seperti yang lebih ditekankan dalam periode
lempar tangkap, kasti, memasukkan
sebelumnya mulai berubah ke aktivitas
bola kekeranjang, sepak bola.
kesegaran jasmani dan keterampilan olahraga.
h. Mulai belajar satu gaya renang,
a. Aktivitas dengan melibatkan otot-otot
misalnya gaya katak.
besar.
i. Menginterpresentasikan nyanyian
b. Aktivitas dengan mengubah arah dan
dengan gerak-gerak ritmis.
tempolari.
j. Permainan dengan peraturan sederhana,
c. Pengembangan koordinasi
lapangan dan bola yang lebih kecil.
lempar,lompat, skill cabang olahraga.
k. Aktifitas dialam terbuka, menjelajahi
alam.

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD 57

d. Permainan dengan lawan bermain untuk bola basket (basket, voli, sepak bola)
menyalurkan naluri bersaing (perlu dan bola kecil (kasti, slagbal, rounders).
pembinaan dalam sportivitas, kerjasama d. Meningkatkan kemahiran dalam cabang
dengan kepemimpinan). olahraga memukul bola dengan raket.
e. Pengembangan skill tentang bola sepak, e. Berbagai keterampilan senam lantai
permainan dengan bola voli dan basket maupun dengan alat.
dengan menggunakan peraturan yang f. Berbagai nomor atletik untuk
sederhana. memperbaiki koordinasi, kecepatana,
f. Permainan bola kecil. kekuatan (start, sprint s.d 50 meter,
g. Pukul bola/ kok dengan raket yang lebih lompat jauh, lompat tinggi, lompat
ringan. jangkit, estafet, lempar bola).
h. Mempelajari gaya renang, misalnya g. Memulai mengenal cabang olahraga
gaya bebas dan gaya dada. sesuai minat dan bakat: Cabang
i. Bentuk-bentuk latihan senam ;lantai olahraga: hoki, softbol, dayung, polo
dengan alat-alat sederhana. air, bola tangan, berkuda, layar, judo,
j. Atletik : karate.
- Lari, lompat, lempar, sprint dengan
SIMPULAN
jarak 40-50 meter.
Berdasarkan karakteristik anak usia
- Lompat jauh tanpa awalan.
sekolah dasar yang senang bermain, bergerak,
- Belajar lompat tinggi gaya gunting.
menelompok, dan praktik langsung. Oleh
- Lempar bola dengan jarak.
karena itu, berkaitan dengan aktifitas tersebut
k. Memulai mengenal cabang olahraga
disesuaikan dengan pertumbuhan fisiknya dan
sesuai minat dan bakat: atletik, sepak
perkembangan emosional anak. Bentuk
bola, voli, panahan, pencak silat.
aktifitas fisik disesuaikan dengan jenjang
4. Periode umur 12-13 tahun (kelas 6)
umurnya: periode umur 7-8 tahun (SD kelas 1
a. Meningkatkan keterampilan dalam
dan 2), periode umur 9 tahun (SD kelas 3),
aktivitas yang menggunakan otot-otot
periode umur 10-11 tahun (kelas 4 dan 5), dan
besar, larii, lompat, lempar dan lain-
periode umur 12-13 tahun (kelas 6).
lain.
Sehingga, melalui aktifitas fisik yang tepat
b. Melibatkan diri dalam berbagai
dan sesuai periode diharapkan akan
permainan beregu untuk memperbaiki
berdampak pada pertumbuhan fisik dan
koordinasi dan mengatasi kekakuan
perkembangan emosi optimal.
gerak.
REFERENSI
c. Melanjutkan keterampilan dalam Abdul Alim. (2009). Permainan Mini Tenis
cabang olahraga yang menggunakan untuk pembelajaran pendidikan

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved
58 Erick Burhaein - Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD

Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Siswa di Sekolah Dasar. JPJI. Vol 6.
No. 2. Nov 2009. Hlmn.82
Elizabeth Hurlock. (2008). Perkembangan
Anak. Jilid 2. Terjemahan: Meitasari
Tjandrasa. Jakarta: Gramedia

Novella J. Ruffin. (2013). Human Growth and


Development - A Matter of Principles.
Journal Virginia Polytechnic Institute
and State University. Page 350-353

Said Junaidi. (2011). Olahraga Usia Dini.


Program StudiIlmu Keolahragaan:
Universitas Negeri Semarang

Steve Stork dan Stephen W. Sanders.


(2008).Physical Education in Early
Childhood. The Elementary School
Journal, Vol. 108, No. 3 (January
2008), pp. 197-206

Toivo Jürimäe and Jaak Jürimäe. (2001).


Growth, physical activity, and motor
development in prepubertal children.
United States of America: CRC Press

© 2017 - Indonesian Journal of Primary Education - Vol 1 No 1 (2017) 51-58 - http://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/index - All rights reserved

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai