Anda di halaman 1dari 23

Penerapan Langsung

Delcam PowerMill 9

Aciroo.blogspot.com
Update Maret 2010
KATA PENGANTAR

Buku ini dibuat untuk membantu para pembaca dalam membuat


pemrograman CAM dengan Delcam PowerMill melalui latihan
yang sederhana. Dari buku ini pembaca dituntun dari awal dari
suatu proses pembuatan program CAM sampai akhirnya menjadi
NC data yang siap untuk ditransfer ke sebuah mesin CNC dan
kemudian untuk dijalankan.

Buku ini ditujukan khususnya untuk para pemula, sehingga


dapat membuat suatu pemrograman CAM dengan Delcam
PoweMill secara terarah dan teratur. Latihan yang ditampilkan
adalah latihan yang sedehana tetapi mengandung sebagian besar
fungsi dasar dari Delcam PowerMill, dan latihan tersebut sudah
siap dijalankan pada sebuah mesin CNC.

Meskipun penulisan buku ini berdasarkan aplikasi Delcam


PowerMill versi 9.0, tetapi masih sangat relevan untuk diterapkan
pada versi sebelumnya, mulai dari Delcam PowerMill 5, 6 ,7 dan
8. Penulis menggunakan fungsi dasar dari Delcam PowerMill,
sehingga buku ini tetap bisa digunakan untuk versi Delcam
Power Mill yang berbeda.

Penulis mengucapkan rasa syurkur kepada Tuhan Yang Maha


Esa sehingga bisa menyelesaikan buku ini. Penulis berharap dari
buku ini bisa membantu dalam perkembangan dunia manufactur
di Indonesia.

Aciroo.blogspot.com

v
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................v
Daftar Isi...................................................................................vii

Bab 1 Pengenalan Delcam PowerMill 9


1.1 Menu dan Toolbar.........................................................1
1.2 Explorer........................................................................2
1.3 Mouse Control...............................................................5
Bab 2 Persiapan model
2.1 Mengambil model..........................................................7
2.2 Menentukan titik 0 benda.............................................7
2.3 Memasukkan data material...........................................8
2.4 Menentukan titik aman tool ………………………………….9
Bab 3 Pemrograman roughing
3.1 Offset Area Clear Model...............................................11
3.2 Simulasi......................................................................17
3.3 Stock Model.................................................................18
3.4 Offset Area Clear Model rest roughing………….…………20
Bab 4 Pemrograman semi finishing
4.1 Interleaved Constant Z finishing……………………………25
Bab 5 Pemrograman Finishing
5.1 Constant Z finishing……………………………………..……33
5.2 Raster finishing…………………………………………………36
5.3 Corner Automatic finishing……………………….…………43
5.4 Swarf finishing………………………………………………….47
5.5 Raster Flat finishing………………………….……………….53
Bab 6 Pembuatan NC Data
6.1 Mengatur RPM dan FEED…………………..……………….57
6.2 Penomoran tool………………………………..……………….61
6.3 Menamai NC data………………………………………….…..63
6.4 Menulis NC data…………………………………….………….65
6.5 Lembar NC data…………………………………………..……66

Daftar Pustaka..........................................................................65

vii
viii
Bab 3
Pemrograman roughing
3.1 Offset AreaClear Model

Pemrograman roughing adalah membuat toolpath untuk proses


roughing ( kasar ). Roughing toolpath ini fungsinya untuk
mengurangi material sebanyak – banyaknya dari material kotak
sampai mendekati bentuk model yang diinginkan. Strategi yang
paling sering digunakan adalah Offset Area Clear Model.

Pertama – tama kita buat tool terlebih dahulu. Tool yang kita
gunakan untuk roughing ini adalah Bullmill atau di software ini
namanya Tip radiused tool.

Kita klik create tip radiused tool pada tool toolbar di sebelah kiri
bawah. Kita isi data tool seperti gambar 12.

gambar 11. create a tip


radiused tool
gambar 12.
data tool

Setelah kita buat tool lalu kita buat toolpathnya.


Klik Toolpath Strategies pada Main Toolbar, lalu pilih 3D Area
Clearance, dan pilih Offset Area Clear Model lalu tekan OK.

gambar 13.
toolpath stategies

gambar 14. offset


area clear model
gambar 15. data offset area clear model
Maka akan muncul pop up window baru. Kita isi datanya seperti
gambar 15 sbb:

NO PARAMETER VALUE KETERANGAN


1 Tool D16R0.8 TIP RADIUSED
2 Tolerance 0.1
3 Thickness 0.3
4 Stepover 12
5 Stepdown 0.5
6 Area Filter √ DICENTANG
Smaller Than 1.2
7 Ramping √ DICENTANG
8 Profile Smoothing 1

Keterangannya adalah sebagai berikut :

1. Tool
Tool yang kita pilih adalah D16R0.8
2. Toleransi
Toleransi adalah batas penyimpangan toolpath yang
diizinkan terhadap model. Pada dasarnya semua gerakan
toolpath adalah gerak lurus, jadi misal kita membuat
gerak melingkar, maka sebenarnya gerakannya adalah
gerak lurus yang sangat kecil, maka itu perlu dibatasi oleh
toleransi. Semakin besar toleransi, maka semakin patah
patah gerakan dari toolpath, semakin kecil toleransi, maka
semakin halus permukaan benda yang dihasilkan.
Ilustrasinya ada pada gambar berikut.
gambar 16. Toleransi

3. Thickness
Thickness adalah pergeseran toolpath terhadap model.
Thickness 0,3 artinya toolpath yang dihasilkan bergeser
menjauhi model sejauh 0,3mm, maka ukuran benda yang
dihasilkan adalah lebih besar 0,3 untuk tiap sisinya. Sisa
0,3 ini nanti kita gunakan untuk proses finishing.
4. Stepover
Stepover adalah besarnya pergeseran tool saat memakan
benda yang lebih lebar dari diameter tool. Biasanya 60% -
80% dari diameter tool.
5. Stepdown
Stepdown adalahbesarnya kedalaman pemakanan.
6. Area filter
Area filter smaller than 1,2 maksudnya adalah tool tidak
akan memproses lubang atau cekungan yang ukuranya
lebih kecil dari 1,2 X diameter tool. Ini penting untuk tool
yang menggunakan insert, karena biasanya bagian
tengahnya tidak memiliki sisi potong.
7. Ramping
Ramping adalah gerakan pemakanan saat pertama kali
mendekati benda kerja secara miring. Biasanya besar
kemiringannya tergantung dari rekomendasi tool yang
dipakai.
8. Pofile smoothing
Profile smoothing bila kita aktifkan maka akan
menghasilkan gerakan radius pada setiap pemakanan
pojok, sehingga gerakannya lebih mulus.

Setelah kita isi semua maka kita klik Apply. Setelah selesai
menghitung kita klik Cancel.

Kemudian kita atur Links toolpath. Klik Leads and Links pada
Main toolbar. Pada Leads and Links window, klik tab Links,
kemudian atur semua ke Inkremental. Ini akan membuat waktu
poses lebih cepat dan aman. Klik Apply dan Accept untuk
menyetujuinya.

gambar 17.
Leads and Links
gambar 18. Links

Bila poses penghitungan telah selesai, maka hasilnya akan


seperti gambar berikut:

gambar 19. Roughing Toolpath

Keterangan
Hijau : adalah garis toolpath yang nanti dilewati tool .
Merah : adalah garis Rapid, dimana gerakannya sangat cepat.
Biru : adalah gerakan awalan pemakanan.

3.2 Simulasi

Kita bisa melihat simulasi grakan tool dari toolpath yang telah
dihasilkan. Jadi kita bisa tahu bagaimana nanti saat dijalankan
di mesin. Langkahnya sebagi berikut :

1. Klik kanan pada toolpath 1, pilih Simulate From Start


(gambar 20)
2. Klik tombol merah pada toolbar ViewMill, sehingga
berubah warna menjadi hijau. Bila toolbar ViewMill belum
ada bisa ditampilkan dari View → Toolbar → ViewMill.
3. Pilih Plain Shaded Image untuk menampilkan visual
simulasi.
4. Klik Play pada toolbar Simulation.

gambar 20. Simulate from Start

gambar 21. ViewMill Toolbar


gambar 22. Hasil Simulasi
3.3 Stock Model

Stock model adalah model kontur yang dihasilkan dari blok


material dikurangi oleh Toolpath.

Stock model berguna untuk mendeteksi bagian mana saja yang


masih sisa, yang masih belum tersentuh toolpath yang telah kita
buat.

Pada proyek kita, setelah ada pemakanan oleh tool 16R0.8, maka
ada bagian pojok – pojok yang belum terbentuk sesuai dengan
model, atau ada pula bagian kantong yang belum terbentuk
karena tool tidak bisa masuk.

Langkah membuat Stock Model


1. Klik kanan Stock Models pada Explorer, pilih Create Stock
Model
2. Klik kanan pada toolpath yang akan kita masukkan ke
Stock Model, dalam proyek kita adalah toolpath 1, pilih
Add to → Stock Model.
3. Klik kanan pada Stock Model 1, pilih Calculate.
gambar 23.
Create Stock Model

gambar 24.
Add to Stock Model

gambar 25.
Calculate Stock Model

Hasilnya seperti gambar dibawah ini:


gambar 26. Hasil Stock Model

3.4 Offset Area Clear Model rest roughing

Dari Stock Model kita bisa melihat bahwa proses toolpath 1 kita
belum menghasilkan kontur yang sesuai dengan model. Masih
banyak area yang belum terbentuk, dan ada pula daerah- daerah
kantong yang belum terjangkau karena dimensi tool kita yang
besar.

Untuk itu kita lakukan yang saya sebut proses Rest Roughing .
Rest roughing adalah toolpath yang menggunakan strategy
roughing untuk menjangkau kontur yang belum terbentuk oleh
toolpath sebelumnya. Biasanya rest roughing menggunakan
ukuran tool yang lebih kecil dari tool yang digunakan pada
toolpath sebelumnya.

Langsung saja kita klik Toolpath Strategies pada Main Toolbar,


lalu pilih 3D Area Clearance, dan pilih Offset Area Clear Model
lalu tekan OK.
1
6

3
2
4 7

gambar 27. Rest Roughing


Kita isi datanya seperti gambar 27 sbb:

NO PARAMETER VALUE KETERANGAN


1 Tool D10R5 BALLNOSED
2 Tolerance 0.1
3 Thickness 0.3
4 Stepover 3
5 Stepdown 0.3
6 Ramping √ DICENTANG
7 Profile Smoothing √ DICENTANG
8 Rest Machining √ DICENTANG
Stock Model 1

Setelah kita isi semua maka kita klik Apply. Setelah selesai
menghitung kita klik Cancel.
Kemudian kita atur Links toolpath seperti gambar 18. Hasilnya
seperti gambar 28 berikut

gambar28. hasil Rest Roughing Ballnose 10


Dari hasil toolpath Rest Roughing Ball 10, kita bisa lihat bahwa
toolpath yang terjadi hanya mengerjakan daerah – daerah
kantong yang belum tejangkau oleh tool sebelumnya yaitu
D16R0.8.

Untuk melihat daerah mana yang masih belum mendekati model


setelah toolpath Rest Roughing Ball 10 ini dijalankan, kita bisa
tambahkan Toolpath Rest Roughing Ball 10 ini ke Stock Model.
Caranya seperti berikut:

1. Klik kanan pada toolpath Rest Roughing Ball 10 yang


akan kita masukkan ke Stock Model, dalam proyek kita
adalah toolpath 2, pilih Add to → Stock Model.
2. Klik kanan pada Stock Model 1, pilih Calculate.

Dari hasil Stock Model bisa kita lihat, untuk model yang kita
kerjakan ini, kita membutuhkan Rest Roughing tidak hanya satu
kali. Kita lakukan lagi Rest Roughing dengan tool yang lebih kecil,
yaitu Ballnose 6.

Langsung saja kita klik Toolpath Strategies pada Main Toolbar,


lalu pilih 3D Area Clearance, dan pilih Offset Area Clear Model
lalu tekan OK.

Kita isi parameternya seperti gambar 27 tapi kita ubah sedikit


sbb:

NO PARAMETER VALUE KETERANGAN


1 Tool D6R3 BALLNOSED
2 Tolerance 0.1
3 Thickness 0.3
4 Stepover 2
5 Stepdown 0.3
6 Ramping √ DICENTANG
7 Profile Smoothing √ DICENTANG
8 Rest Machining √ DICENTANG
9 Stock Model 1
Setelah kita isi semua maka kita klik Apply. Setelah selesai
menghitung kita klik Cancel.

Hasilnya seperti gambar 29 berikut

gambar29. hasil Rest Roughing Ballnose 6


Pesan Sekarang

Bila ingin mendapatkan buku ini secara utuh segera kunjungi


alamat berikut

http://aciroo.blogspot.com
Dengan membeli buku ini Anda juga akan mendapatkan
tambahan penghasilan yang lumayan yang kami berikan ke Anda.

Segera pesan sekarang juga

Anda mungkin juga menyukai