Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

REHABILITASI JANTUNG

DISUSUN OLEH:
Universitas Brawijaya
Poltekkes Malang
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Jember

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM


Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Rehabilitasi Jantung.


Sub Bahasan : Konsep Rehabilitasi Jantung.
Sasaran : Keluarga pasien ruang 05/CVCU RS dr.Saiful Anwar Malang
Tempat : Ruang Tunggu CVCU RS dr.Saiful Anwar Malang
Hari / Tanggal : Kamis, 28 Maret 2019
Waktu : 30 menit
Pukul : 10.00 WIB

I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai rehabilitasi jantung yang benar selama
30 menit, keluarga pasien di ruang 5/CVCU RS dr.Saiful Anwar Malang dapat
memahami tentang konsep rehabilitasi jantung.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian rehabilitasi jantung
2. Manfaat rehabilitasi jantung
3. Menyebutkan kriteria untuk pasien rehabilitasi jantung
4. Menyebutkan tujuan rehabilitasi jantung
5. Menyebutkan waktu memulai rehabilitasi jantung
6. Menyebutkan peringatan rehabilitasi jantung
7. Menyebutkan program rehabilitasi jantung

III. Materi
Pokok Bahasan : Rehabilitasi jantung
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1. Pengertian rehabilitasi jantung
2. Manfaat rehabilitasi jantung
3. Kriteria untuk pasien rehabilitasi jantung
4. Tujuan rehabilitasi jantung
5. Waktu memulai rehabilitasi jantung
6. Peringatan rehabilitasi jantung
7. Program rehabilitasi jantung

IV. Metode
1. Ceramah.
2. Diskusi.

V. Media / Alat
1. Laptop.
2. LCD.

VI. Kegiatan Pembelajaran


No Tahap Waktu Kegiatan PJ
1. Pembukaan 3 menit 1. Salam pembuka Moderator
2. Memperkenalkan diri,
dan menjelaskan topik
penyuluhan dan tujuan
penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan
tentang demam
berdarah.
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
5. Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
penyaji
2. Isi 15 menit Menjelaskan materi Penyaji
tentang :
1. Pengertian rehabilitasi
jantung
2. Manfaat rehabilitasi
jantung
3. Kriteria untuk pasien
rehabilitasi jantung
4. Tujuan rehabilitasi
jantung
5. Waktu memulai
rehabilitasi jantung
6. Peringatan rehabilitasi
jantung
7. Program rehabilitasi
jantung
5 menit Memberikan kesempatan Fasilitator
pada keluarga pasien
untuk bertanya.
5 menit Menyimpulkan materi Moderator
bersama peserta.
3. Penutup 2 menit Evaluasi Moderator
VII. Pengorganisasian
1. Penyuluh :
2. Moderator dan MC :
3. Observer :

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama dengan ruangan
5/CVCU RS Saiful Anwar Malang.
b. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum penyuluhan di lakukan.
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta memperhatikan materi yang disampaikan oleh pemateri.
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga selesai
penyuluhan.
c. Peserta aktif dalam melakukan kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil :
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri.
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Rehabilitasi jantung merupakan serangkaian kegiatan diperlukan untuk
mempengaruhi penyebab penyakit jantung dan mencapai kondisi fisik, mental dan
sosial terbaik, sehingga mereka dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan
seoptimal mungkin di masyarakat dengan usahanya sendiri (WHO, 1993).

Materi Penyuluhan
REHABILITASI POST PJK (PENYAKIT JANTUNG KORONER)
Definisi
B. Manfaat Rehabilitasi jantung
Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, program-program exercise dan
psiko-edukasi membantu menurunkan mortalitas penyakit jantung dalam jangka waktu
yang lama,mengurangi kambuhnya miokard infark, memperbaiki faktor-faktor
resiko utama penyakitjantung. (Benson G, 2000).
Latihan melindungi jantung dengan : Menurunkan tekanan darah, menjaga agar
berat badan tetap stabil, menjaga kadar kolesterol yang sehat, menurunkan kadar gula,
menurunkan stres, depresi dan anxietas, meningkatkan sirkulasi, kekuatan otot;
meningkatkan semangat untuk tetap sehat

C. Kriteria-Kriteria Untuk Pasien Rehabilitasi Jantung


1. Kriteria Inklusi : Paska miokard infark, Paska PTCA, Paska CABG, CHF
Stabil, Pacu Jantung, Penyakit Katup Jantung, Transplantasi Jantung,
Penyakit Jantung Bawaan,Penyakit gangguan vaskular.
2. Kriteria Eksklusi : Unstable Angina, Gagal jantung kelas 4, Tachyaritmia-Bradiaritmia
tidakterkontrol, Severe Aortic-Mitral Stenosis, Hypertropic-obstructive
cardiomyopathy, Severepulmonary hypertension, Kondisi Lainnya

D. Tujuan rehabilitasi jantung


1. Medical Goals: Meningkatkan fungsi jantung, mengurangi resiko kematian
mendadak dan infark berulang, meningkatkan kapasitas kerja, mencegah
progresivitas yang mendasari proses atheroskeloris, menurunkan mortalitas dan
morbiditas.
2. Psychological goals: mengembalikan percaya diri, mengurangi anxietas and
depressi, meningkatkan managemen stress, mengembalikan fungsi seksual yang
baik.
3. Social Goals: bekerja kembali, dapat melakukan aktifitas kehidupan sehari hari
secara mandiri.
4. Health Service Goals: mengurangi biaya medis, mobilisasi dini dan segera pasien
bias pulang, mengurangi pemakaian obat-obatan, mengurangi kemungkinan
dirawat kembali.

E. Waktu Memulai Rehabilitasi Jantung


Pasien kondisi hemodinamik stabil: tidak ada sakit dada berulang dalam 8 jam,
tidak ada tanda-tanda gagal jantung yang tidak terkompensasi (sesak pada saat
istirahat dengan ronkhi di dasar paru bilateral), tidak ada perubahan signifikan yang
baru pada EKG dalam 8 jam terakhir.

F. Peringatan Rehabilitasi Jantung


Aktivitas/latihan harus dihentikan jika: HR level sebelum latihan >100 bpm,
sistolik BP>200 mmHg, diastolik BP > 110 mm Hg, penurunan diastolik BP >10
mmHg, perubahan signifikan pada ventricular atau atrial aritmia, blok jantung derajat 2
atau 3.

G. PROGRAM Rehabilitasi Jantung


1. Program Fase I: Fase Rawat Inap (Inpatient)
Fase I dilaksanakan selama pasien masih tinggal di rumah sakit, dan
meliputi latihan rehabilitasi awal, yang menekankan pada pendidikan pasien, terdiri
dari diskusi informal dengan dokter da juru rawat. Terapi latihan menyerupai
aktivitas kehidupan sehari-hari seperti duduk, berdiri, dan berjalan.
Tujuan dari rehabilitasi fase I dipusatkan pada upaya untuk :
 Menghindari problem yang diakibatkan tinggan di tempat tidur (bedrest) terlalu lama.
 Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya perihal pola hidup yang
benar.
Pelaksanaan rehabilitasi fase I dimulai segera setelah kondisi pasien stabil :
biasanya 24-48 jam sehabis serangan jantung atau CABG.
Tujuan diatas dapat diperinci sebagai berikut :
 Memebatu pasien untuk dapat memulai gerakan fisik
 Mengurangi beban mental, emosional yang biasanya mengikuti seseorang
setelah serangan jantung, CABG, dan mereka yang sudah mengidap tanda-tanda
penyakit jantung.
 Mulai mengidentifikasi factor-faktor resiko dari penyakit jantung.
 Menumbuhkan sifat positif yang dapat memotivasi pasien untuk komitmen jangka
panjang kea rah hidup normal.
Langkah-langkah melakukan fase I :
 Latihan melemaskan otot leher. Kepala ditundukkan perlahan-lahan
dengan mendekatkan dagu ke dada. Muka lurus ke depan dan diteruskan dengan
melihat keatas.
 Kepala diputar ke kiri dan ke kanan. Kepala digelengkan ke kiri
dank e kanan dengan mendekatkan telinga ke pundak yang bersangkutan.
 Pundak ditarik ke atas dan ke bawah
 Letakkan tangan kanan ke paha kanan dan tangan kiri ke paha kiri.
Angkat bergantian lurus ke depan
 Tangan dibelakang kepala dan siku mengarah ke depan. Perlahan-lahan siku
dibuka dan ditutup.
 Tangan bertolak pinggang. Putar tangan bertumpu pada persendian
pundak/bahu.
Pada hari ke-3 pasien dilatih berdiri dan berjalan perlahan-lahan. Diukur nadi dan
tensi setiap mulai dan selesai latihan, serta dicatat pada lembaran kertas (log) yang
tersedia. Hari-hari berikutnya intensitas latihan ditingkatkan dengan berjalan kaki di
koridor di antara kamar, selanjutnya diadakan latihan di ruang khusus untuk
rehabilitasi. Ruang ini dilengkapi dengan peralatan seperti sepeda statis, dan
berjalan, barbell, tongkat dan lain-lain.
Pasien yang menjalani latihan fase I dilengkapi dengan monitor jarak jauh
(telemeter) sehingga dapat dicatat EKG yang bersangkutan saat melakukan
kegiatan latihan. Menjelang akhir fase rawat, pasien diharapkan sudah mampu
berjalan sekitar 1½ kilometer.

Contoh aktivitas pada fase I (inpatient)


Kelas gerakan Contoh aktivitas
1. Kelas I Duduk di tempat tidur dengan bantuan
Duduk di kursi 15-30 menit, 2-3 kali sehari
2. Kelas II Duduk di tempat tidur tanpa bantuan
Berjalan di dalam ruangan
3. Kelas III Duduk dan berdiri secara mandiri
Berjalan dengan jarak 15-30 meter dengan bantuan 3 x sehari
4. Kelas IV Melakukan perawatan diri secara mandiri
Berjalan dengan jarak 50-70 meter dengan bantuan 3-4 x sehari
5. Kelas V Berjalan dengan jarak 80-150 meter mandiri 3-4 x sehari.

2. Program fase II : out patient


Program out-patient dilakukan segera setelah kepulangan pasien
dari rumah sakit.Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembalikan
kemampuan fisik pasien pada keadaan sebelum sakit. Pasien yang pernah
mengalami infark myocard dan atau operasi by pass arteri memiliki resiko
yang lebih besar untuk mengalami dysritmia, dypnea dan angina. Pada
pasien yang pernah menjalani operasi by pass sering terjadi rasa pusing dan
disrhitmia supraventricular sedangkan pasien yang pernah mengalami
infark myocard sering mengalami perubahan segmen ST pada EKG. Hal inilah
yang mendorong perlunya pengawasan program latihan pada orang
dengan riwayat gangguan jantung tersebut (Jolliffe et al., 2001:87).
Seperti yang telah dikemukakan program rehabiliatasi sebaiknya diawali
beberapa hari sebelum fase I berakhir. Biasanya fase II dimulai pada minggu
kedua atau ketiga setelah serangan myocardial infark. Program ini diharapkan
dapat memberi dukungan dan dapat membimbing penderita gangguan
jantung untuk mengatasi masalah-masalah kesehatannya. Idealnya, program
fase II dijalankan di fasiloitas kesehatan yang memiliki fasilitas EKG untuk
pengawasan latihan, peralatan dan staf yang dapat mengatasi kondisi darurat.
Apabila fase rehabilitasi ini terpaksa dijalankan di rumah ataupun di tempat
dengan sarana minimal tetap dilakukan pemeriksaan periodik pada
pusat kesehatan. Pada prinsipnya, tujuan dari fase ini adalah untuk memberi
latihan rehabilitasi fisik seseorang penderita gangguan jantung agar dapat
kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti sedia kala. Program ini sebaiknya
dikepalai oleh dokter yang dapat melakukan kontak secara teratur dengan
pasien, dapat melayani panggilan rumah atau dapat melakukan
pengawasan pada program latihan (Marchionni et al., 2003:2201)
Ades (2001:894) memberikan beberapa contoh kegiatan yang dapat
dilakukan secara mandiri terdapat pada gambar 2 sampai 10. Pada tiap
latihan dilakukan pengulangan sebanyak 10 kali dan dilakukan dua kali
sehari. Pada tiap latihan dilakukan pengaturannafas yang baik karena
apabila dilakukan penahanan nafas dapat terjadi peningkatan tekanan
darah dan meningkatkan beban kerja jantung. Pada hari ke 4 dan ke 5
dapat ditambahkan beban sebesar 250 gram pada tangan. Pada hari
ke 6 beban dapat ditingkatkan menjadi 500 gram.
1. Latihan I (Latihan Siku)
Cara :
 Berdiri dengan siku menekuk dan dikatupkan pada dada
 Luruskan siku ke arah depan.
 Tekuk kembali siku.
 Ulangi sampai dengan 10 kali

2. Latihan Elevasi
Lengan
Cara :
 Berdiri dengan siku
menekuk di dada.
 Luruskan siku dan
lengan ke arah atas
 Tekuk kembali ke
posisi semula

3. Latihan Ekstensi lengan


Cara :
 Berdiri dengan siku menekuk ke arah dada.
 Lengan direntangkan ke arah disamping pinggang.• Katupkan
kembali lengan pada dada
 Ulangi sampai dengan 10 kali.
4. Latihan Elevasi Lengan II
Cara :
 Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping
badan.
 Dengan tetap meluruskan siku angkat lengan keatas kepala
 Turunkan lengan kembali ke samping badan.
 Ulangi sampai dengan 10 kali

5. Latihan Lengan Gerak Melingkar


Cara :
 Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping
badan.
 Rentangkan tangan setinggi bahu.
 Gerakakan secara melingkar tangan dan lengan dengan
arah depan dengan tetap meluruskan siku
 Ulangi sampai dengan 10 kali.
 Lakukan gerakan memutar ke belakang sampai dengan 10 kali
6. Latihan Jalan Di Tempat (Mulai hari ke-5)
Cara:
 Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dengan lengan
ditekuk ke depan
 Angkat satu kaki dengan menekuk lutut seperti saat berbaris.
 Ayunkan lengan untuk membantu menjaga keseimbangan
 Ulangi sampai dengan 10 kali

7. Latihan Menekuk Pinggang


Cara :
 Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu
 Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kanan•
Pertahankan kaki dan punggung tetap lurus.
 Ulangi sampai dengan 10 kali.
 Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kiri. Ulangi
sampai 10 kali
8. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7)
Cara:
 Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, lengan diangkat
diatas kepala.
 Tekuk punggung sampai tangan menyentuh lutut.
 Angkat kembali lengan keatas kepala
 Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
 Ulangi sampai dengan 10 kali

9. Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3)


Cara:
 Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tangan menyentuh
pinggang.
 Tekuk punggung ke depan dengan lutut juga menekuk.
 Kembali luruskan punggung
 Ulangi sampai dengan 10 kali.
3. Program fase II : pemeliharaan
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melanjutkan ke fase
pemeliharaan adalah kapasitas fungsional pasien, status klinis serta tingkat
pengetahuan pasien tentang gangguan jantung yang dialaminya. Kapasitas
fungsional minimal yang dimiliki oleh pasien adalah sekitar5 METs yang
memungkinkan seseorang dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa
kesulitan yang berarti. Secara klinis, pasien harus sudah memiliki
respon hemodinamik dan kardiovaskular yang stabil. Pasien juga diharapakn
sudah memiliki pengetahuan dasar tentang gejala-gejala yang dialami, pilihan
terapi yang dapat dilakukan, karakteristik perjalanan alamiah penyakit serta
rentang aktivitas yang aman untuk dilakukan (Oldridge, 1988:45).
Program latihan pada fase pemeliharaan pada dasarnya sama
dengan individu normal dengan penekanan pada latihanb jenis aerobik.
Pada pasien dengan kapasitas fungsional diatas 5 METS, pemrograman
latihan dengan menggunakan frekuensi denyut jantung dan RPE (rating of
perceived exertion) dapat dilakukan. Frekuensi latihan sebaiknya berkisar 3
sampai 4 kali dalam seminggu. Durasi latihan dapat dimulai dari 10 menit an
kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap sampai dengan mencapai 60
menit. Pada saat terjadi peningkatan kapasitas fungsional dan status klinis
(Jolliffe et al., 2001:87). Beberapa metode latihan yang dapat dijalankan
pada penderita gangguan jantung adalah latihan interval, sirkuit, sirkuit-
interval dan kontinyu:
 Latihan interval didefinisikan sebagai latihan yang kemudian diikuti oleh
periode istirahat. Beberapa manfaat dari jenis latihan ini adalah
a. dapat dilakukannya latihan fisik dengan intensitas tinggi pada fase aktif dan
b. secara keseluruhan intensitas latihan rata-rata meningkat
 Latihan sirkuit merupakan latihan dengan melakukan beberapa jenis
aktivitas fisik tanpaistirahat. Latihan sirkuit biasanya meliputi latihan beban
dengan sasaran otot tangan dan kaki.Manfaat dari latihan jenis ini adalah
dapat melatih otot tangan dan kaki.
 Latihan sirkuit interval merupakan latihan tipe sirkuit dimana seseorang
menjalankan beberapa aktivitas akan tetapai diselingi oleh istirahat pada saat
dilakukan peralihan aktivitas. Manfaat dari latihan jenis ini meliputi manfaat
yang didapat dari altihan sirkit dan interval.
 Latihan kontinyu menekankan penggunaan energi submaksimal yang diajaga
terus samapai dengan latihan berakhir. Manfaat dari latihan jenis ini adalah
bahwa latihan ini lebih mudah untuk dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, Imam. 2004. Penyakit Jantung Dan Serangan Jantung. Jakarta :


Gramedia
Prof Dr. Peter Kabo. 2008. Mengungkap Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
WHO. 1993. Rehabilitation after cardiovascular disease with special
emphasis ondeveloping countries. Geneva: WHO.
Kusmana D. 2009. Rehabilitasi Jantung Komprehensif, Pengalaman
PengelolaanSelama 31 Tahun. In: Minicourse on Cardiac Prevention and
Rehabilitation; 21stWeekend Course on Cardiology; 2009; Jakarta
Jolliffe, J. A., K. Rees, R. S. Taylor, D. Thompson, N. Oldridge and S. Ebrahim
2001."Exercisebased rehabilitation for coronary heart disease."
Sports MedicineJournal 1: 87
Marchionni, N., F. Fattirolli, S. Fumagalli, N. Oldridge, F. Del Lungo, L.
Morosi, C.Burgisser and G. Masotti 2003. "Improved exercise tolerance
and quality of lifewith cardiac rehabilitation of older patients after myocardial
infarction: results of arandomized, controlled trial." Circulation 107(17): 2201

Anda mungkin juga menyukai