Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS RENCANA STRATEGIS RSUD PANTURA


M.A PATROL TAHUN 2017

PROPOSAL PENELITIAN

KURNIAWAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menurut Schulz R and Jonhson dalam (Hartono, 2010) Rumah Sakit dalam
Bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari Bahasa latin
hospitalis yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu
para tamu. Menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah suatu
lembaga yang bersifat kedermawanan, untuk merawat pengungsi atau
memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang beruntung (miskin),
berusia lanjut, cacat, atau para pemuda, dalam kata lain rumah sakit
diperuntukkan untuk mengemban fungsi sosial.

Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan


kesehatan, sehingga pengembangan rumah sakit tidak dapat dilepaskan dari
kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Dengan meningkatnya jumlah kelas
menengah di Indonesia maka tuntutan layanan kesehatan menjadi semakin
tinggi yang mendorong tumbuhnya rumah sakit swasta dan menjadikan
sektor layanan kesehatan menjadi industri yang berorientasi profit dan harus
bersaing dengan ketat. Data lain menunjukan bahwa masih banyak
masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah keatas belum puas dengan
qualitas dan layanan yang diberikan rumah sakit. Dengan berlakunya era
Masyarakat Ekonomi Asean mulai tahun 2015 maka kompetisi makin
terbuka dan menjadi tantangan pengelola rumah sakit di Indonesia (Irianto,
2015).

Saat ini rumah sakit berada pada suasana global yang kompetitif serta tidak
dapat dipisahkan dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan
golongan masyarakat yang berpendidikan dan yang menguasai informasi
semakin bertambah sehingga mereka dapat memilih dan menuntut untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu perlu
dipelajari perkembangan, masalah serta peluang yang timbul dalam upaya
3

pembangunan kesehatan, salah satunya adalah mutu pelayanan kesehatan


(Sabarguna, 2004). Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat
dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan
alat kesehatan serta proses pemberian pelayanan kesehatan (Bustami, 2011).

Saat ini jumlah rumah sakit di Indonesia hingga tahun 2016 berjumlah 2.601
RS dengan total tempat tidur 289.303 TT. Berikut tabel yang menunjukkan
data rumah sakit di Indonesia berdasarkan pengelolaannya.

Tabel 1.1 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia berdasarkan Pengelola


No Pengelola Jumlah RS Jumlah TT
1 Kementrian Kesehatan 14 10.494
2 Pemerintah Provinsi 75 19.452
3 Pemerintah Kab/Kota 564 88.886
4 TNI/POLRI 161 16.559
5 Kementerian Lain dan BUMN 66 8.742
6 Swasta dan Swasta Non Profit 1.165 112.293
7 Rumah Sakit Khusus 556 32.877
Total 2.602 289.303
(Sumber: Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016)

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui rata-rata rasio rumah sakit per 1000
penduduk berada di angka 1,12 di mana rasio Jawa Barat masih berada di
bawar rata-rata rasio Indonesia yaitu 0,79 dengan demikian dapat dikatakan
jumlah sarana dan prasarana kesehatan di Jawa Barat belum cukup memadai
(Kemenkes, 2016).

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit telah lama


diundangkan. Sejak itu reformasi dalam bidang perumahsakitan dimulai.
Sesuai dengan Pasal 7 undang-undang tersebut, semua rumah sakit (RS)
yang dikelola oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah harus berbentuk
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah. Dalam upaya
pengelolaan RS yang memiliki tujuan utama pada pemberikan pelayanan
bermutu dan keselamatan pasien, diberikanlah fleksibilitas (otonomi
4

khusus) oleh pemerintah kepada rumah sakit berupa pengelolaan keuangan


yang tidak lagi disetorkan ke Pemerintah Daerah.

Untuk dapat survive dengan pengelolaan keuangan yang mandiri, rumah


sakit harus tanggap dalam menghadapi kompetisi antar rumah sakit yang
semakin pesatnya dimana pada masa mendatang rumah sakit diharapkan
tumbuh menjadi organisasi yang mengutamakan profesionalisme dalam
segala bidang, sehingga rumah sakit harus mempersiapkan rencana strategis
sebagai landasan kebijakan yang tentunya harus terus menerus disesuaikan
dengan dinamika yang berkembang dimasyarakat, maupun perkembangan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan kondisi lingkungan
baik internal maupun eksternal.

Menurut Lembaga Administrasi Negara dalam modul sosialisasi sistem


akuntabilitas kinerja institusi pemerintah, setiap instansi pemerintah
termasuk didalamnya rumah sakit diharapkan dapat mengembangkan
perencanaan strategis untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
sehingga terwujudnya suatu pelayanan yang prima, selain itu perencanaan
strategis merupakan langkah awal untuk melakukan penilaian akuntabilitas
kinerja institusi, pihak-pihak yang bersangkutan serta untuk mengetahui
keberhasilan atau kegagalan suatu instansi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat (Iskandar, 2008).

RSUD Pantura adalah rumah sakit pemerintah kelas C dengan status sebagai
rumah sakit yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD secara
penuh, berdiri pada tahun 2008 dengan jumlah tempat tidur saat ini 147 TT.
RSUD Pantura terletak di sisi jalan raya Pantura Kecamatan Patrol salah
satu Kecamatan ujung Kabupaten Indramayu, perbatasan dengan Kabupaten
Subang, Jawa Barat, dengan luas tanah 71,017m2. Jumlah penduduk
Kabupaten Indramayu sendiri diangka sekitar 1,7 jutaan, dengan jumlah
faskes primer sebanyak 39 puskesmas dan 16 diantaranya masuk ke dalam
wilayah kerja RSUD pantura.

Laporan tahunan RSUD Pantura menunjukkan bahwa BOR RSUD pantura


saat ini masih diangka 66% sampai bulan Juni 2017,angka ini masih belum
5

maksimal dan cukup rendah jika dibandingkan BOR di RS lain pada kelas
yang sama di wilayah sekitar. Berikut indikator kinerja RSUD Pantura
sampai tahun 2017.

Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan RSUD Pantura tahun 2015-2017


Tahun
No Jumlah Kunjungan
2015 2016 2017
1 Rawat Jalan 30490 34007 18064
2 Rawat Inap 8790 9002 4343
(Sumber: Laporan Tahunan RSUD Pantura 2017)

Berdasarkan tabel 1.2 angka kunjungan rawat jalan ditahun 2016


mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 10,3%, namun
berdasarkan laporan tahunan RSUD Pantura terdapat beberapa titik
poliklinik yang mengalami penurunan diantaranya Poli Konsul Gizi yang
angka kunjungannya turun hingga 47%, Poli Penyakit Dalam turun hingga
42%, Poli Kesehatan Anak turun 19% serta Poli Gigi dan Mulut turun
sebesar 10%, 9 Poli lainnya mengalami peningkatan terutama pada Poli
Syaraf naik hingga 72% dan Poli Fisioterapi naik 49% dari tahun
sebelumnya. Masih pada tabel 1.2 angka kunjungan rawat inap mengalami
peningkatan sebesar 2,3% di tahun 2016 dari tahun sebelumnya, terjadi
peningkatan pada kunjungan Kandungan & Kebidanan dan Perinatologi,
namun terjadi penurunan pada kunjungan Penyakit Dalam, Anak dan
Bedah meski tidak signifikan.

Tabel 1.3 Indikator Kinerja Rawat Inap RSUD Pantura tahun 2015-2017

Tahun
No Indikator Kinerja
2015 2016 2017
1 BOR (60-85%) 60% 70% 66%
2 LOS (6-9) 3 3 3
3 BTO (40-50) 60 61 30
4 TOI (1-3) 2 2 2
5 GDR (<45) 42 52 49
6 NDR (>25) 20 24 18
6

(Sumber: Laporan Tahunan RSUD Pantura 2017)

Berdasarkan tabel 1.3 Meskipun BOR dari tahun ke tahun mengalami


kenaikan dan sudah di atas standar yang di tetapkan Depkes RI, namun
pihak rumah sakit masih menglami kendala dalam mengantisipasi dampak
yang ditimbulkan seperti belum maksimalnya pelayanan sesuai visi dan misi
yang mengusung RS sebagai trauma center, serta akselerasi pembangunan
sarana dan prasarana RS.

Rumah sakit merupakan salah satu dari sistem pelayanan kesehatan,


sehingga dalam pelayanannya dituntut untuk menyelenggarakan pelayanan
upaya kesehatan yang tercapai, terjangkau dan bermutu. Dalam
menghasilkan pelayanan yang bermutu rumah sakit harus didukung oleh
kelengkapan sarana dan prasarana, serta tenaga kesehatan yang mumpuni.
Pendapatan rata-rata RSUD Pantura per bulan berkisar 3.9 M ditahun 2017
sampai bulan agustus ini, angka ini meningkat cukup signifikan dari tahun
sebelumnya yang hanya mencapai 2,8 M, namun dengan beban fix cost
diangka 420 jutaan setiap bulannya manajemen mengalami kesulitan untuk
survive apalagi dengan tuntutan akselerasi pembangunan sarana dan
prasarana rumah sakit demi mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang
bermutu.

Dalam hal ini rumah sakit di kota-kota besar mungkin telah menjadi
perhatian, ketersediaan sarana dan prasarana ataupun kompetensi tenaga
kesehatan telah distandarisasi, namun kondisi di daerah menjadi
permasalahan yang kompleks. Dari segi tenaga kesehatan di daerah
merupakan masalah yang sudah cukup lama dan berkepanjangan, misalnya
disparitas jumlah tenaga kesehatan antara kota dan daerah merupakan
masalah klasik yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang pas untuk
mengatasinya (Arestria, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi di RSUD Pantura M.A Patrol ini adalah masih
kurang efisiennya peningkatan jumah kunjungan dan masih rendahnya BOR
di RSUD Pantura M.A Patrol dibandingkan dengan BOR di tipe RS sejenis
7

dalam wilayah kerjanya, kejadian ini berdampak langsung pada pemasukan


rumah sakit dan dikhawatirkan akan mempengaruhi akselerasi
pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit, selain itu
belum adanya review master plan sejak didirikannya RSUD Pantura M.A
Patrol ini sejak tahun 2008 menjadi landasan perlu adanya Analisis
Rencana Strategi RSUD Pantura M.A Sentot Patrol untuk mengetahui
kebutuhan rumah sakit, sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi
pemerintah daerah dalam rangka mendukung Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Indramayu.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Apa saja faktor lingkungan Eksternal dan Internal yang dapat


mempengaruhi RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol?
2. Bagaimanakah analisis faktor lingkungan Eksternal dan Internal
terhadap kekuatan, kelemahatan, peluang dan ancaman pada RSUD
Pantura M.A. Sentot Patrol?
3. Bagaimanakan positioning RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
berdasarkan hasil analisis situasi lingkungan Eksternal dan Internal?
4. Strategi alternatif apa yang tepat untuk pengembangan RSUD Pantura
M.A. Sentot Patrol selama 5 tahun ke depan?
5. Layanan unggulan apa yang dapat dijadikan strategi prioritas sesuai
dengan kebutuhan dan harapan masyarakat di wilayah kerja RSUD
Pantura M.A. Sentot Patrol?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Melakukan analisis rencana strategi pada RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol
tahun 2017-2022.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui faktor eksternal dan internal yang menjadi kelemahan dan


ancaman pada RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol tahun 2017.
8

2. Menganalisis faktor eksternal dan internal yang menjadi kekuatan dan


peluang pada RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol tahun 2017.
3. Mengetahui positioning RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol tahun 2017
berdasarkan hasil analisis faktor eksternal dan internal.
4. Mendapatkan strategi alternatif yang tepat untuk optimalisasi RSUD
Pantura M.A. Sentot Patrol tahun 2017.
5. Mendapatkan hasil analisis strategi prioritas berupa layanan unggulan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat di wilayah
kerja RSUD Pantura M.A Sentot Patrol.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Rumah Sakit

1. Memberikan gambaran SWOT faktor eksternal dan internal RSUD


Pantura M.A. Sentot Patrol.
2. Memberikan rekomendasi berupa solusi strategi alternatif yang tepat dan
dapat diterapkan bagi pengembangan RSUD Pantura M.A Sentot Patrol.
3. Sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen RSUD Pantura M.A.
Sentot Patrol.

1.5.2 Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman praktis terhadap penerapan teori rencana strategis


serta menyususn penerapan strategis RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
dimasa yang akan datang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menyusun Rencana Strategis pengembangan


RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol yang berlokasi di Jl. Raya Patrol KM. 46
Patrol-Indramayu.

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2-3 bulan dimulai dari


pengumpulan data awal sampai analisis dari bulan Oktober sampai dengan
bulan Desember 2017.
DAFTAR PUSTAKA

Arestria, D., 2014. Tantangan Rumah Sakit Daerah Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN. [Online] Available at:
https://www.kompasiana.com/dian.fitriarestria/tantangan-rumah-sakit-
daerah-menghadapi-pasar-bebas-asean_54f388f5745513942b6c7a61
[Accessed 6 Oktober 2017].
Bustami, 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptab. Jakarta:
Erlangga.
Hartono, B., 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Irianto, d., 2015. Kesiapan Rumah Sakit dalam Menghadapi Era Globalisasi.
[Online] Available at: http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/kesiapan-
rumah-sakit-dalam-menghadapi-era-globalisasi/ [Accessed 7 October
2017].
Iskandar, 2008. Perencanaan Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
Jakarta Pusat. Thesis. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Kemenkes, 2009. Undang-undang nomor 36. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes, 2009. Undang-undang nomor 44. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes, 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Data dan Informasi. Jakarta:
Pusdatin Kementrian Kesehatan RI.
Sabarguna, B.S., 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. 2nd ed.
Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng.

Anda mungkin juga menyukai