Anda di halaman 1dari 12

STUDI AWAL PEMANFAATAN KANAL JONGAYA DAN PANAMPU

SEBAGAI TRANSPORTASI AIR DI KOTA MAKASSAR

Ahmad Dahlan, SlametTrisutomo, Louis Santoso


Universitas Hasanuddin, Indonesia, salma_furad@yahoo.com

ABSTRAK
Perkembangan jumlah kendaraan yang pesat di kota Makassar tidak diimbangi
oleh pembangunan infrastruktur perkotaan khususnya pada sektor transportasi sehingga
menimbulkan kemacetan lalulintas. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah
strategis untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya dengan
mengembangkan transportasi alternatif dengan melihat potensi yang ada. Kota
Makassar memiliki kanal Jongaya dan Panampu yang letaknya berada di tengah kota,
membelah kota Makassar dari utara hingga selatan dan berfungsi sebagai drainase
perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi dan masalah pada kanal
Jongaya dan Panampu dalam perspektif pemanfataannya sebagai transportasi air
perkotaan, dan juga melihat hubungannya dengan moda transportasi lainnya dengan
menentukan titik perhentian atau halte pada jalur kanal. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, analisis kelayakan pelayaran kanal, analisis SWOT untuk kondisi
lingkungan kanal, dan analisis penentuan lokasi halte. Dari hasil analisis tersebut,
dihasilkan beberapa kesimpulan yang akan menjadi rekomendasi atau arahan yang
harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan perencanaan transportasi pada kanal
jongaya dan panampu kota Makassar.
Kata Kunci: Transportasi Kanal, Potensi, Masalah, dan Halte

INITIAL STUDY OF UTILIZATION OF JONGAYA AND PANAMPU CANAL AS WATER


TRANSPORTATION IN THE CITY OF MAKASSAR

Ahmad Dahlan, SlametTrisutomo, Louis Santoso


Hasanuddin University, Indonesia, salma_furad@yahoo.com

ABSTRACT
The rapid growth in the number of vehicles in the city of Makassar is not matched
by the development of urban infrastructure especially in the transport sector, causing
traffic jam. Therefore, it takes strategic steps to resolve these problems, one of them by
developing alternative transportation by seeing the potential that exists. Makassar has
Jongaya and Panampu canal that is located in the center of the city, divides the city from
north to south and serves as urban drainage.

This study aims to uncover the potential and problems of the Panampu and
Jongaya canal in perspective of it’s utilization as urban water transport, and also to see
the relationship with the other transport modes by defining stop spots on the canal
path. The analysis used in this research are, feasibility analysis of the canal for
shipping, SWOT analysis for the environmental contition of the canal, and siting analysis
for stops location. From this analysis, produced some conclusions that will become a
recommendation or a referral that must be followed prior to the transportation planning
activities in Panampu and Jongaya canal in Makassar.

Keywords: canal transportation, potential, problems, and stops


A. PENDAHULUAN
Perkembangan kota Makassar yang sangat pesat menimbulkan berbagai permasalahan di
berbagai sektor termasuk transportasi yaitu kemacetan akibat tidak seimbangnya pertumbuhan
jumlah kendaraan dengan pembangunan infrasturktur jalan. Oleh karena itu dibutuhkan langkah
strategis untuk mengatasi hal tersebut salah satunya memanfaatkan kanal yang ada di kota
Makassar sebagai media transportasi untuk mengurai beban jalan jalan terhadap jumlah
kendaraan yang semakin hari meningkat. Namun sebelum melakukan perencanaan
transportasi dilakukan studi untuk mengetahui potensi dan kendala yang dimlikiki oleh kanal
dalam pemanfaatannya sebagai media transportasi serta melihat hubungannya dengan moda
transportasi lainnya dengan menentukan titik lokasi halte pada jalur kanal. Dilihat dari aspek
fisik kanal yaitu lebar kanal, kedalaman kanal, ruang bebas di bawah jembatan, jalan inspeksi
kanal, pintu air kanal, dan kondisi lingkungan kanal, serta menetukan letak halte pada jalur
kanal sesuai dengan kondisi penggunaan lahan sekitar kanal yaitu dekat dengan pusat-pusat
kegiatan, perpindahan moda transportasi, tersedianya jalan inspeksi kanal serta aman dari
tindak kriminal. Hasil dari penelitian ini yaitu beberapa rekomendasi yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan perencanaan transportasi pada kanal jongaya dan panampu di kota
Makassar.

B. STUDI KEPUSTAKAAN
Pengertian Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai suatu usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut
atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain obyek
tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna (time and place utility) untuk tujuan – tujuan
tertentu (Miro,2002). Dari pengertian ini terlihat bahwa transportasi sebuah proses. Untuk
melaksanakan proses tersebut maka dibutuhkan alat pendukung yang tergantung pada obyek,
jarak dan maksud.

Kanal Dalam Perspektif Transportasi


Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan.
Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai dengan pelebaran atau pendalaman pada
bagian tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya, kanal dapat difungsikan sebagai bagian dari
sistem pengendalian banjir serta dapat berguna untuk jalur transportasi/perdagangan.

Gangguan Alur Pelayaran Pedalaman Atau Kanal


Adapun gangguan alur pelayaran pedalaman atau kanal yang dapat mengganggu proses
perjalanan kapal yaitu :
 Sampah
 Lumpur
 Gulma

Moda Transportasi Kanal


Moda transportasi kanal adalah kapal yang biasa digunakan dalam pelayaran pedalaman
digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah yang terbatas. Seperti
kapal Speed, Kapal Jukung, Kapal Jolloro dan Kapal Katinting.

Halte
Halte atau Terminal sebagai Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum, memiliki
pengertian sebagai berikut:
 Tempat perhentian kendaraan penumpang umum (TPKPU) terdiri dari halte dan tempat
perhentian bus.
 Halte adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan/atau
menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan
 Tempat perhentian bus (bus stop) adalah tempat untuk menurunkan dan/atau menaikkan
penumpang (selanjutnya disebut TPB).
 Teluk bus (bus bay) adalah bagian perkerasan jalan tertentu yang diperlebar dan
diperuntukkan sebagai TPKPU.
 Waktu pengisian adalah waktu yang diperlukan untuk naik atau turun penumpang yang
dihitung dari saat kendaraan berhenti sampai dengan penumpang terakhir yang naik atau
turun.
 Waktu pengosongan teluk bus adalah waktu yang dihitung dari penumpang terakhir yang
turun atau naik sampai dengan kendaraan mulai bergerak.

C. METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian ini adalah kanal jongaya dan panampu kota Makassar, jenis penelitian ini
adalah Deskriptif Eksploratif adalah suatu metode yang mengungkap suatu masalah atau
keadaan sebagaimana adanya dan mengungkap fakta-fakta baik fisik atau sosial yang ada
dengan memberikan interpretasi dan gagasan atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fenomena yang diselidiki. Jenis data yang digunakan bersumber dari data sekunder
maupun data primer kemudian dilakukan proses analisis sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan yang telah ditentukan, hasil analisis ini merupakan rekomendasi atau arahan yang
digunakan untuk melakukan proses perencanaan trasnportasi pada kanal jongaya dan
panampu di kota Makassar.

D. GAMBARAN UMUM
Kanal kota Makassar yang membelah kawasan perkotaan membentang dari kecamatan
tamalate yaitu sebelah selatan Makassar sampai kecamatan ujung tanah yaitu bagian utara dari
kota dengan panjang 14 km memiliki fungsi utama sebagai sistem drainase Kota Makassar
Yang menampung aliran air perkotaan sampai pada hulu yaitu selat Makassar. lokasi Penelitian
ini yaitu kanal Jongaya dan Panampu dengan panjang 9,2 km. kedua kanal ini dibatasi oleh
kanal Sinrijala. kanal ini juga melewati 7 kecamatan yaitu Ujung tanah, Bontoala, Makassar,
Mamajang, Rappocini, Tallo, dan Tamalate.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Kelayakan Pelayaran Kanal
Analisis kelayakan pelayaran kanal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengetahui jenis kapal apa saja yang bisa digunakan pada kanal jongaya dan panampu sesuai
dengan karakteristik fisik kanal dilihat dari lebar kanal, kedalaman kanal, dan ruang gerak kapal
di atas air yang dihubungkan dengan dimensi kapal yang biasa digunakan oleh masyarakat
kota Makassar.
Analisis Kelayakan Lebar Alur Pelayaran
Analisis kelayakan lebar alur kanal yaitu analisis yang menggabungkan antara lebar kapal
dengan rumus untuk mengetahui lebar ideal yang dibutuhkan oleh kapal. Untuk lebih jelasnya
dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Lebar Kelayakan Alur Pelayaran


Tabel 1. Analisis Kelayakan Lebar Kapal Pada Kanal
Lebar Layak Lebar
Lebar Keterangan
Nama (m) meter Kanal
No Kapal
Kapal (m) 2 jalur
(m) meter 1 jalur 2 jalur 1 jalur
meter
1. Kapal
1,7 m 8,16 m 12,92 m Memungkinkan Memungkinkan
Speed
2. Kapal
2m 9,6 m 15,2 m Memungkinkan Memungkinkan
Jukung
6 – 16 m
3. Kapal
0,7 m 3,6 m 5,32 m Bisa Bisa
Katinting
4. Kapal
0,9 m 4,32 m 6,82 m Bisa Bisa
Jolloro

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu jenis kapal yang bisa digunakan sesuai dengan
kondisi lebar kanal jongaya dan panampu yang ada saat ini yaitu kapal katinting dan kapal
jolloro untuk 1 dan 2 jalur pelayaran kapal, sedangkan untuk kapal speed dan kapal jukung
masih memungkinkan karena adanya lebar kanal yang tidak memungkinkan untuk dilalui sesuai
dengan standar keamanan yang ada, namun pada bagian lebar kanal yang lain sudah
memenuhi standar kelayakan. Oleh karena itu perlu dilakukan pelebaran kanal pada bagian
kanal yang mengalami penyempitan agar memungkinkan untuk moda transportasi air yang lain.
Analisis Kelayakan Kedalaman Alur Pelayaran
Analisis kelayakan kedalaman alur pelayaran merupakan metode untuk menentukan besaran
ideal kedalaman kanal sesuai dengan jenis moda transportasi yang ingin digunakan dengan
cara menjumlahkan beberapa variable. Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana: H=d+G+R
H = Kedalaman alur, m
d = draft kapal, m
G = gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat, m
R = ruang kebebasan bersih untuk:
Kolam 7%-15% dari draft kapal
Alur 10%-15% dari draft kapal

Gambar 3. Kedalaman Alur Pelayaran Ideal


Diketahui:
 Kedalaman alur kanal (H) = 2 – 2,8 m
 Gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat (G) = 0,2 m

Tabel 2. Analisis Kelayakan Kedalaman Pada Kanal


Draft Ruang Kedalaman Kedalaman
No Nama Kapal Kapal Kebebasan Layak Kanal Keterangan
(m) meter bersih (R) (m) meter (m) meter
Kapal Speed 0,6 m 0,06-0,09 m 0,89 m Bisa
1.
Kapal Jukung 0,8 m 0,08-0,12 m 1,12 m Bisa
2.
2 - 2,8 m
Kapal Katinting 0,4 m 0,03-0,045 m 0,66 m Bisa
3.
Kapal Jolloro 0,4 m 0,04-0,06 m 0,66 m Bisa
4.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan untuk kedalaman pada kanal jongaya dan panampu kota
Makassar bisa dilalui oleh kapal speed, kapal jukung, kapal katinting dan kapal jolloro. Namun
kondisi kanal sekarang sudah menagalami pandangkalan yang cukup parah akibat tumpukan
sampah dan endapan lumpur yang terjadi, sekitar 20 % bagian kanal yang mengalami
pendangkalan terutama pada bagian padat permukiaman yang langsung berbatasan dengan
kanal tanpa ada jalan inspeksi kanal sebagai pembatas antara bangunan dank anal.
Analisis Kelayakan Ruang Bebas Di Bawah Jembatan
Analisis kelayakan ruang bebas di bawah jembatan merupakan salah satu variabel yang harus
diukur karena banyaknya jembatan yang ada sepanjang lokasi penelitian ini, metode ini
dilakukan dengan cara mengukur jarak antara jembatan dengan permukaan air kanal pada saat
pasang tertinggi air laut, kemudian membandingkan dengan ruang gerak vertikal kapal di atas
air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan rumusnya di bawah ini.

Gambar 4. Ruang Bebas Kapal Di Atas Air


Diketahui :
 Gerak Vertikal Kapal karena gelombang dan squat = 0,2 m
Tabel 3. Analisis Kelayakan Ruang Bebas Di Bawah Jembatan
Ruang Gerak
Ruang Kapal Ruang Bebas Di
Bebas Kapal Keterangan
No Nama Kapal Di Atas Air Bawah Jembatan
Di Atas Air
(m) meter (m) meter
(m) meter
1. Kapal Speed 1,3 m 1,5 m Tidak Layak

2. Kapal Jukung 2,2 m 2,4 m Tidak Layak


0,8 – 1,4 m
3. Kapal Katinting 0,4 m 0,6 m Bisa

4. Kapal Jolloro 0,7 m 0,9 m Tidak Layak

Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ruang gerak bebas kapal di atas air yang
dibandingkan dengan ruang bebas di bawah jembatan pada kanal jongaya dan panampu kota
Makassar menghasilkan kapal yang mampu melewati kondisi jembatan pada kanal yaitu hanya
kapal katinting, sedangkan kapal yang lain tidak layak atau tidak bias melalui jembatan yang
ada, sehingga perlu dilakukan beberapa tindakan yang mampu mengatasi permasalahan ini
yaitu memperbesar ruang bebas di bawah jembatan pada kanal dengan cara menaikkan tinggi
jembatan yang ada, agar jarak antara permukaan air pada saat pasang dengan jembatan
menjadi lebih besar sehingga memnuhi untuk dilalau oleh kapal yang lain. Untuk kapal jolloro
dinaikkan menjadi 1 meter, untuk kapal Speed di naikkan menjadi 1,6 meter, sedangkan untuk
kapal jukung dinaikkan menjadi 2,5 meter.
Analisis Kelayakan Lingkungan Kanal
Analisis kelayakan lingkungan kanal sebagai sarana transportasi air perkotaan merupakan
suatu metode untuk mengungkapkan kelayakan kanal secara deskriptif mengenai kondisi
lingkungan yang ada dibandingkan dengan kondisi ideal yang seharusnya terpenuhi untuk
menjadi media transportasi air yang baik, nyaman, dan aman. Dari kondisi lingkungan yang
telah dipaparkan maka dapat di tarik kesimpulan yaitu :
1. Tingkat sedimentasi atau endapan sampah dan lumpur pada kanal cukup besar yaitu
sekitar 20 % pada bagian-bagian tertentu kanal.
2. Terjadinya pencemaran air kanal yang menyebabkan berubahnya air kanal menjadi
berwarna hitam pekat.
3. Polusi udara yaitu bau busuk yang ditimbulkan oleh kanal sehingga sangat mengganggu
aktifitas pada sekitar wilayah kanal.
Konsep transportasi yang aman dan nyaman sangat belum mampu diterapkan pada kanal
jongaya dan panampu karena masih banyak masalah yang belum sejalan dengan standar
kelayakan yang ada. Tingkat sedimentasi yang tinggi pada kanal dapat menyebabkan
pendangkalan pada alur kanal sehingga mengganggu proses pelayaran kapal, selain itu juga
mengurangi nilai estetika dari kanal. Air kanal yang berwarna hitam pekat menandakan telah
tercemarnya kanal menyebabkan ketidaknyamanan pemandangan. Bau busuk yang
ditimbulkan oleh kanal mencemari udara sekitar kanal hal ini dapat mengganggu semua
aktifitas yang terjadi pada sekitar kanal serta mengganggu kenyamanan.

Analisis SWOT Untuk Kondisi Lingkungan Kanal


Analisis SWOT untuk kondisi lingkungan kanal merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk menentukan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang ada
pada kanal jongaya dan panampu di Kota Makassar. Salah satu langkah untuk menentukan
strategi untuk mengatasi kondisi lingkungan kanal dengan mengintreprestasikan faktor-faktor
internal dan eksternal melalui interprestasi strenght (kekuatan), weakness (kelemahan),
oppurtunity (peluang), dan threat (ancaman). Analisis dengan metode SWOT melalui proses
telaah IFAS (Internal Strategic Faktors Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal Strategic
Faktors Analysis Summary) untuk kemudian diketahui posisi kedudukannya dalam kuadran
SWOT. Dan hasil untuk kondisi lingkungan kanal berada pada kuadran III ruang F dengan
strategi dengan Guirelle Strategy, yaitu strategi gerilya, operasional dilakukan, diadakan
pembangunan atau usaha pemecahan masalah dan ancaman. Dan strategi yang digunakan
adalah strategi WT (Weakness-Thereath) yaitu:
1. Melakukan Proses perencanaan secara terpadu :
a. Kebijakan pemerintah,
b. Kehidupan masyarakat,
c. Aktifitas yang ada sekarang,
d. Fungsi kanal yang baru,
e. Infrastruktur,
f. Limbah.
Yang kontekstual dengan kondisi ekosistem kanal.
2. Menumbuhkan Kesadaran bersama kepada masyarakat sekitar kanal untuk menjaga
kelestarian kanal.

Analisis Penentuan Lokasi Halte


Pada Analisis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai indikator dalam
menentukan titik perhentian pada kanal jongaya dan panampu (Halte) yaitu : kondisi
penggunaan lahan sekitar kanal, identifikasi jalur trayek yang melalui kanal sebagai
pertimbangan pemindahan moda transportasi konsep multi moda transportasi, identifikasi titik
simpul kegiatan akibat dari aktifitas guna lahan terhadap kanal yang dapat dilihat pada jalan
yang menghubungkan aktifitas tersebut dengan kanal. kriteria yang tepat untuk penentuan
lokasi halte pada kanal jongaya dan panampu kota Makassar yaitu:

 Dekat dengan pusat-pusat aktifitas


 Keterpaduan antar moda transportasi lainnya.
 Terletak pada jalan inspeksi kanal.
 Lokasinya tidak tersembunyi dan aman dari tindakan kriminal.
Gambar 4. Peta Titik Lokasi Halte Pada Jalur Kanal Jongaya dan Panampu
F. PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan mengenai studi awal pemanfaatan kanal Jongaya
dan Panampu sebagai transportasi air di kota Makassar didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis kelayakan pelayaran pada kanal Jongaya dan Panampu Kota
Makassar yaitu:
a. Kelayakan lebar kanal yaitu hanya bisa dilalui oleh kapal jolloro dan kapal katinting,
sedangkan kapal jukung dan kapal speed masih memungkinkan pada beberapa titik saja
karena lebar kanal yang tidak sama dan berubah-ubah.
b. Kelayakan kedalaman kanal yaitu bisa dilalui oleh kapal jolloro, kapal jukung, kapal speed
dan kapal katinting ketika kanal berada pada kondisi kedalaman kanal semuanya normal
sesuai dengan data dari dinas pekerjaan umum kota Makassar yaitu 2 - 2,8 meter, namun
kondisi eksisting kedalaman kanal yang ada sekitar 20% bagian kanal mengalami
pendangkalan akibat sampah dan endapan lumpur.
c. Kelayakan Ruang bebas di bawah jembatan pada kanal hanya mampu dilalui oleh kapal
katinting saja sedangkan kapal yang lain tidak memungkinkan untuk lewat, karena kecilnya
ruang antara jembatan dengan permukaan air pada saat pasang.
d. Kelayakan lingkungan kanal yang dinilai adalah tingkat sedimentasi akibat sampah dan
lumpur, air kanal dan bau yang ditimbulkan. Disimpulkan berdasarkan kondisi eksisting
lingkungan kanal yaitu masih belum layak disebabkan oleh banyaknya endapan pada kanal
akibat sampah dan lumpur sekitar 20% yang mengalami pendangkalan, warna air yang
berwarna hitam akibat pembuangan limbah bangunan sekitar kanal yang mengalir melalui
saluran drainase ke kanal tanpa ada proses penyaringan sebelum masuk kanal, bau busuk
yang ditimbulkan akibat pembuangan sampah organik yang membusuk pada kanal
terutama pada bagian pasar terong dan pasar pa’baengbaeng dan pada permukiman padat
sekitar abu bakar lambogo dan kandea.
2. Analisis SWOT untuk untuk kondisi lingkungan kanal jatuh pada strategi WT (Weakness-
Thereath) yaitu:
a) Melakukan Proses perencanaan secara terpadu untuk mengatasi masalah yang ada pada
kanal jongaya dan panampu kota Makassar dalam pemanfaatannya sebagai media
transportasi air yaitu:
1. Kebijakan pemerintah,
2. Kehidupan dan aktifitas masyarakat sekitar kanal
3. Fungsi kanal yang baru,
4. Infrastruktur,
5. Limbah.
Perencanaan Yang kontekstual dengan keberlangsungan kanal sesuai dengan fungsinya
sebagai drainase perkotaan dan sebagai transportasi air nantinya.
b) Menumbuhkan Kesadaran bersama kepada masyarakat sekitar kanal untuk menjaga
kelestarian kanal dengan mensosialisasikan pentingnya fungsi kanal sebagai pengendali
banjir dan penyaluran air ke laut dan juga potensi yang dimiliki oleh kanal ketika menjadi
transportasi air nantinya.
3. Analisis penentuan lokasi halte pada kanal jongaya dan panampu kota Makassar dilakukan
dengan mengidentifikasi penggunaan lahan sekitar kanal sebagai bangkitan dan tarikan
pergerakan, angkutan umum yang melintasi kanal untuk memudahkan proses perpindahan
moda transportasi, keberadaan jalan inspeksi kanal. Hal tersebut menjadi kriteria dalam
menentukan lokasi halte dengan jarak halte 300-500 meter maka diperoleh jumlah halte
pada jalur kanal yaitu sebanyak 24 halte.

REKOMENDASI
Setelah melakukan penelitian dan penulisan laporan, beberapa rekomendasi yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pelebaran kanal pada bagian kanal yang mengalami penyempitan menjadi 10
meter lebar minimumnya agar memungkinkan dilalui oleh kapal jukung, kapal jolloro, kapal
spedd dan kapal katinting.
2. Untuk masalah kedalaman kanal yaitu dilakukan pengerukan pada bagian kanal yang
mengalami pendangkalan secara bertahap dan berkala.
3. Ruang bebas di bawah jembatan pada kanal dilakukan pembesaran ruang yang tadinya 0,8
m menjadi 2,5 m agar dapat dilalui oleh kapal katinting, kapal jolloro, kapal speed, dan kapal
jukung, dengan cara membuat struktur jembatan melengkung ke atas.
4. Untuk permasalahan lingkungan pada kanal perlu dilakukan beberapa hal yaitu:
a. Melakukan pengerukan kanal secara berkala.
b. Melakukan penataan bangunan pada bantaran kanal yang fasadenya membelakangi kanal
menjadi menghadap kanal atau membuat 2 fasade bangunan.
c. Melakukan pembersihan dan pengawasan pada drainase yang mengalir ke kanal oleh
pemerintah dan masyarakat.
d. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang mampu menghisap gas karbon
dengan jumlah yang besar seperti pohon mahoni atau pohon kihijau untuk mereduksi polusi
udara yang terjadi.
e. Mangadakan alat penyaring pada outlet drainase dan melakukan kontrol secara berkala.
f. Menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan.
g. Melakukan perbaikan sistem drainase yang megalir ke kanal pada banguanan sekitar kanal.
5. Bagi Mahasiswa yaitu menjadi acuan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi
atau menjadi acuan untuk melakukan perencanaan transportasi pada kanal jongaya dan
panampu kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Ahmad. 2013. Studi Awal Pemanfaatan Kanal Jongaya Dan Panampu Sebagai
Transportasi Air Di Kota Makassar, Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota,
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar.
Warpani, Suwardjoko. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB.
Susanto, 2005. Analisis Kebutuhan Dan Pemilihan Lokasi Halte Di Pintu Tol Padalarang. Tugas
Akhir Tidak Diterbitkan, Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil, Universitas
Diponegoro Semarang
http://www.googleearth.com.
Anonim. 2009. Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun 2003 – 2008.
Diakses tanggal 06 Mei 2012.
Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis
Perekayasanaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Umum. Jakarta.
Laporan Rencana Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2006-2016.
Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2010. Makassar Dalam Angka 2011.
http://metodepenelitian.multiply.com/ (diakses pada Senin, 10 September 2012).
http://www.dishubkominfo-provkalsel.org/llasdp/data-karakteristik-kapal-di-prov-kalsel (diakses
pada Senin, 16 Oktober 2012).
Arief, Rimba. 2009. Identifikasi Pergerakan Lalu Lintas Pasar Pabaeng-baeng. Tugas Akhir
Tidak Diterbitkan, Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Sakti, Maulana. 2011. Pengaruh Hambatan Samping Sebagai Akibat Aktivitas Pasar Terhadap
Tingkat Pelayanan Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar (Studi Kasus : Mall M’Tos Dan
Pasar Mandai). Tugas Akhir Tidak Diterbitkan, Program Studi Pengembangan Wilayah
dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar.
http://id.wikibooks.org/wiki/Pelayaran_Sungai_dan_Danau/Prasarana_Pelayaran_Pedalaman
(diakses pada jum’at, 28 September 2012).
http://id.wikibooks.org/wiki/Pelayaran_Sungai_dan_Danau/Kapal_Pelayaran_Pedalaman
(diakses pada jum’at, 28 September 2012).

Anda mungkin juga menyukai