Disusun oleh :
Restia Fardini Dirhanoe (121120051)
Yuni Kartika (121120063)
Tivany Amanda Heriawati (121120072)
Siti Nurjannah (121120097)
Rizlah Adilta Dilah (121120147)
Disusun oleh :
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya , sehingga kami dapaat menyelesaikan laporan
Kuliah Lapangan dengan baik dan tepat waktu, yang berjudul “Proses Pembuatan
Beer PT. Multi Bintang Indonesia Tbk”
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
INTISARI ............................................................................................................... vi
LAMPIRAN ............................................................................................................ 9
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. Kondisi di Dalam Pabrik PT. Multi Bintang Indonesia Tbk ......... 2
v
INTISARI
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yang berdiri pada tahun 1929 dengan nama
Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen. Kini, PT Multi Bintang Indonesia Tbk telah
menjadi produsen bir terkemuka di Indonesia. Perseroan memproduksi dan
memasarkan serangkaian produk ternama, seperti Bir Bintang, Bintang Zero,
Heineken, Guinness Foreign Extra Stout dan Green Sands, Recharge Energy Soda,
dan Bintang Redler.
Proses produksi minuman beer diawali dengan penggilingan malt yaitu biji
Barley yang sudah berkecambah sehingga dihasilkan gilingan kasar yang disebut malt
grates. Selanjutnya, malt akan dicampur dengan air dan dimasak di dalam mashtun
dan dihasilkan bubur malt yang disebut mash. Dari proses pemasakan, mash akan
dilewatkan melalui mash filter untuk memisahkan bubur malt dari kulit atau sekam.
Filtrat selanjutnya dialirkan ke tangki penampung yang disebut brewing cooper dan
dihasilkan ekstrak cairan jernih yang disebut wort.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. SEJARAH PABRIK
Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen awalnya didirikan di Medan pada
tahun 1929 dengan sebuah pabrik bir di Surabaya. Domisili Perseroan dipindahkan ke
Surabaya pada tahun 1936 dan pada tahun yang sama Heineken N.V. menjadi
pemegang saham utama. Pada tahun 1951, Perseroan mengubah namanya menjadi
Heineken’s Nederlandsch- Indische Bierbrouwerijen Maatschappij N.V. Sebuah
pabrik bir baru didirikan di Tangerang pada tahun 1972.
Setelah beberapa kali berubah nama, Perseroan menjadi perusahaan publik
pada tahun 1981 dan memakai nama baru, PT Multi Bintang Indonesia. Kantor
pusatnya pun dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta. Saham-sahamnya kini
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Kini, PT Multi Bintang Indonesia Tbk telah menjadi produsen bir terkemuka
di Indonesia. Perseroan memproduksi dan memasarkan serangkaian produk ternama,
seperti Bir Bintang, Bintang Zero, Heineken, Guinness Foreign Extra Stout dan
Green Sands, Recharge Energy Soda, dan Bintang Redler.
Perseroan mengoperasikan pabrik-pabrik di Sampang Agung (Mojokerto) dan
Tangerang, sedangkan anak perusahaannya, PT MuIti Bintang Indonesia Niaga
memiliki kantor-kantor penjualan dan pemasaran di semua kota besar, dari Medan di
Sumatra Utara hingga Jayapura di Papua.
Pada awal tahun 2010, Asia Pacific Breweries Limited (APB) dari Singapura
mengakuisisi saham yang dimiliki oleh Heineken untuk menjadi pemegang saham
utama Perseroan. Sebagai salah satu produsen bir terbesar di kawasan Asia-Pasifik,
APB memiliki 37 pabrik yang beroperasi di 13 negara, yaitu Singapura, Malaysia,
Kamboja, China, Thailand, Selandia Baru, Laos, Vietnam, Papua Nugini, Sri Lanka,
Mongolia, Indonesia dan Kaledonia Baru.
1
I. 2. TOPOGRAFI
Pabrik Multi Bintang Indonesia yang terletak di daerah Sampang Agung
dengan alamat lengkap Jl.Raya Mojosari - Pacet Km.50, Kecamatan Kutorejo,
Kab.Mojokerto, Jawa Timur memiliki luas area +/- 38 ha dengan jumlah pekerja +/-
99 orang.
2
BAB II
PROSES PRODUKSI
Proses produksi PT Multi Bintang Indonesia senantiasa menjaga kualitas
dengan menggunakan sistem quality control dalam setiap proses produksinya.
Berikut adalah proses produksi pada PT. Multi bintang Indonesia :
3
2. Proses Pemasakan
Setelah mendapatkan gilingan kasar malt, selanjutnya malt grates dicampur
dengan air hangat di dalam Mashtun, proses ini disebut proses pemasakan
dengan suhu tertentu. Pada proses pemasakan ini akan dihasilkan bubur malt
yang disebut mash. Dalam proses ini akan terjadi proses perombakan pati atau
karbohidrat dirombak menjadi gula sederhana sehingga dapat difermentasi.
Selain itu juga terjadi proses perombakan protein menjadi asam amino.
4
4. Proses Pendidihan wort
Pada proses pendidihan wort ditambahkan getah bunga Hop untuk
menciptakan rasa pahit dan aroma khas beer. Wort panas dipindahkan ke
Whirlpool untuk dijernihkan. Pada proses ini protein yang telah terdenaturasi
akan terpisah dari wort sehingga dihasilkan wort jernih.
5
a) Proses pencucian botol
Proses pencucian botol bertujuan untuk menjamin kebersihan botol
dan menghilangkan labelyang ada pada botol kembalian pasar. Proses
pencucian menggunakan larutan kaustik soda.
b) Proses inspeksi cacat pada botol
Alat inspeksi cacat botol dilengkapi kamera yang dapat mendeteksi
larutan kaustik soda yang masih tertinggal di dalam botol serta
memastikan tidak ada label yang masih menempel pada botol. Apabila
terdapat botol yang tidak sesuai dengan ketentuan secara otomatis
akan keluar dari jalur.
c) Proses pengisian botol dengan beer
Setelah melalui proses inspeksi, botol-botol tersebut diisi dengan beer
yang terdapat dalam tangki kemudian dilakukan proses penutupan
botol. Alat yang digunakan pada proses pengisian memiliki kecepatan
28000 botol per jam.
d) Proses inspeksi botol yang telah berisi beer.
Pada proses ini dilakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada
logam ataupun benda asing yang terikut serta memastikan semua botol
telah memiliki tutup.
e) Proses pasteurisasi
Proses pasteurisasi dilakukan untuk menjamin tidak ada
mikroorganisme yang terdapat dalam botol.
f) Proses labelisasi
Pada proses ini dilakukan pelabelan beserta kode produksi yang
mencantumkan waktu dan tanggal produksi dan batas kadaluarsa.
g) Proses inspeksi tahap akhir
Inspeksi tahap akhir dilakukan untuk memastikan botol memiliki label
yang letaknya simetris, terdapat kode produksi, level cairan telah
sesuai dan tidak ada kebocoran pada tutup botol. Setelah melalui
6
proses inspeksi tahap akhir, secara otomatis botol-botol akan tersusun
dalam krat/karton dan melalui proses penimbangan. Selanjutnya krat
botol tersebut akan memasuki ruang penyimpanan (storage).
h) Distribusi
Sistem distribusi pada pabrik ini menggunakan prinsip FIFO (first in
first out), yaitu produk yang masuk pertama kali akan dipasarkan
terlebih dahulu. Produk dapat didistribusikan setelah melalui uji
kualitas.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan bir bintang terdapat proses perkecambahan yang harus
dilakukan sebelum lanjut ke proses penggilingan,hal ini bertujuan agar lebih mudah
dicerna,membantu memecah struktur dinding sel dan untuk mengembangkan enzim
untuk memodifikasi granula pati yang dapat larut.
Setelah proses perkecambahan atau disebut proses malting, dilakukan proses
penggilingan dimana menghasilkan gilingan kasar. Alat yang digunakan adalah jenis
Hammer Mill. Proses yang terjadi dalam alat ini yaitu rotor berputar di bagian dalam
mesin akan menggerakkan mesin penepung. Bahan baku yang telah diproses oleh
mesin akan keluar sesuai besar ukuran yang telah dipilih melalui saringan.
Setelah proses penggilingan terjadi proses pemasakan yang akan
menghasilkan mash ,lalu dilakukan penyaringan dengan menggunakan mash filter
menghasilkan wort. Wort masuk dengan kecepatan tinggi ke dalam whirlpool
sehingga menimbulkan pusaran yang dapat menghisap ampas buah Hop serta ampas-
ampas lain yang masih tertinggal di dalam wort. Dari proses ini dihasilkan wort jernih
yang siap difermentasi. Sebelum masuk pada tahap fermentasi, wort didinginkan
terlebih dahulu untuk mencapai suhu ideal bagi yeast untuk memulai proses
frementasi.
Pada proses pengemasan, botol bir yang digunakan berwarna gelap, hal ini
memiliki tujuan yaitu dengan mengaplikasikan warna gelap pada botol produk
mampu mencegah rusaknya isi produk akibat terkena paparan sinar matahari. Karena
dengan warna gelap mampu menghalangi sinar yang masuk.
8
BAB IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
Di Pabrik PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. yang berdiri sejak tahun 1929
tersebut, para mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang skema produksi, sejak
pengambilan bahan baku hingga proses distribusi yang mengedepankan ketelitian,
higienitas dan quality control.
IV. 2. Saran
Pada bagian akhir laporan ini, penulis bermaksud mengucapkan terima kasih
atas kesempatan yang diberikan oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. karena telah
memperkenankan penulis untuk melihat secara langsung proses produksi beer yang
terletak di Sampang Agung, Mojokerto.
Selain itu penulis juga mengharapkan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
berkenan memberikan kesempatan untuk melakukan kerja praktek di perusahaan
PT.Multi Bintang Indonesia Tbk untuk memenuhi salah satu syarat studi yang
berlaku di Teknik Kimia Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11
5. Yanuar Andhang Dwiatmaja (121120140)
Mengapa kemasan botol yang digunakan berwarna gelap ?
Jawaban :
Kemasan botol berwarna gelap yang digunakan bertujuan untuk
meminimalisir sinar matahari yang masuk karena dapat merusak komposisi
beer.
6. Maya Engelin Manopo (121132002)
Selain memproduksi beer, PT Multi Bintang Indonesia Tbk juga
membuat produk minuman bebas alkohol. Apa yang membedakan
proses pembuatan kedua produk tersebut ?
Jawaban :
Yang membedakan proses pembuatan produk minuman beralkohol dan yang
bebas alkohol adalah pada pembuatan minuman bebas alkohol tidak dilakukan
proses fermentasi melainkan proses karbonasi dan tidak ada penambahan
getah bunga Hop.
12