Anda di halaman 1dari 10

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.

org

Budaya Pasung dan Dampak Yuridis Sosiologis (Studi Tentang Upaya Pelepasan
Pasung dan Pencegahan Tindakan Pemasungan di Kabupaten Wonogiri)
Bekti Suharto
bektisuharto@gmail.com
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

ABSTRACT: Pasung represent an action which installing a log wood at hand or feet, bound or enchained
is then detached at one particular separate place within doors and or in the forest. Wonogiri has ranks
second for most pasung cases number in Central Java. Familywitha mental disorder deprived client
softenfeel the burden related toclient care. Deprivationisthe reasonthe family didprevent violent behavior,
preventing therisk of suicide, preventing the clients inability to leave home and familycare forclientswith
mental disorders. The purposeof this study to determine the condition ofthe client pasung, pasung client
slevel of independence and other relationships of influence client pasung related to sociological and legal
aspectsas well asthe action sorefforts to reduce pasung in Wonogiriin 2013. The study was conducted info
urhealth centersin the district of Wonogiri usestotal samplingof 28 families consisting of 3 families with 25
family clients pasung and pasung with freelance clients. After conducting researchis expected to reach
way out to doat the health center ormental health services by the government which in turncan beach
ieved' Free Wonogiri From Pasung’
Keywords : Sosiologist, Juridical, Daily Activity, Social Activity

Abstraksi: Pasung merupakan suatu tindakan memasang sebuah balok kayu pada tangan dan/atau kaki
seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah ataupun di
hutan.Wonogiri menempati urutan kedua untuk kasus pasung terbanyak di Jawa Tengah.Keluarga
dengan klien gangguan jiwa yang dipasung seringkali merasakan beban yang berkaitan dengan
perawatan klien.Alasan keluarga melakukan pemasungan adalah mencegah perilaku
kekerasan,mencegah risiko bunuh diri, mencegah klien meninggalkan rumah dan ketidakmampuan
keluarga merawat klien gangguan jiwa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi klien pasung, tingkat kemandirian klien pasung
serta hubungan lain yang berpengaruh tehadap klien pasung berkaitan dengan aspek sosiologis dan
yuridis serta tindakan atau upaya penanggulangan pasung di Kabupaten Wonogiri tahun 2013. Penelitian
dilakukan di 4 Puskesmas di Kabupaten Wonogiri menggunakan total sampling yaitu 28 keluarga yang
terdiri dari 3 keluarga dengan klien pasung dan 25 keluarga dengan klien lepas pasung. Setelah
mengadakan penelitian diharapkan tercapai jalan keluar yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan
jiwa Puskesmas maupun oleh pemerintah sehingga pada akhirnya dapat tercapai ‘Wonogiri Bebas
Pasung’.
Kata Kunci : Sosiologis, Yuridis, Aktivitas Harian, Aktivitas Sosial

1.1. Latar Belakang Alasan keluarga melakukan pemasungan


Berdasarkan data di Provinsi Jateng pada cukup beraneka ragam diantaranya untuk
Februari 2012, jumlah warga Wonogiri yang mencegah klien melakukan tindak kekerasan
dipasung sebanyak 47 orang, menempati yang dianggap membahayakan bagi dirinya dan
rangking ketiga setelah Pemkab Pati sebanyak orang lain, mencegah klien meninggalkan rumah
100 orang disusul Pemkab Kebumen dengan dan mengganggu orang lain, mencegah klien
jumlah warga dipasung 49 orang di tempat menyakiti diri sendiri seperti melakukan bunuh
kedua. Sementara pada Agustus 2012 jumlah diri, dan karena ketidaktahuan serta
warga Wonogiri yang dipasung sebanyak 73 ketidakmampuan keluarga menangani klien
orang. ketika sedang kambuh.Fakor kemiskinan dan
Permasalahan gangguan jiwa di Kabupaten rendahnya pendidikan keluarga merupakan
Wonogiri seperti fenomena gunung es, apa yang salah satu penyebab korban gangguan jiwa
tampak di permukaan hanya bagian terkecil dari berat hidup terpasung.
permasalahan yang ada. Hal ini karena tingkat
intelektualitas, ketidakmampuan ekonomi dan 1.2. Rumusan Masalah
lokasi di pelosok daerah yang menjadikan 1. Apa saja faktor penyebab meningkatnya
banyak masyarakat enggan melaporkan praktek pemasungan di Kabupaten
keberadaan anggota keluarganya yang Wonogiri?
mengalami masalah ini.
ISSN : 2355-1313 1
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

2. Bagaimana tindakan penanggulangan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif,


praktek pemasungan di Kabupaten perilaku, komponen kognitif atau persepsi, yang
Wonogiri? berhubungan dengan fungsi tertentu pada
3. Bagaimana peran keluarga dalam daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan
perawatan klien gangguan jiwa fungsi sosial manusia.Penemuan dan
khususnya di Kabupaten Wonogiri? pengetahuan tentang kondisi kesehatan mental
4. Bagaimana peran lembaga telah berubah sepanjang perubahan waktu dan
kesehatandalam menangani kasus perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat
pemasungan di Kabupaten Wonogiri? perbdaan tentang definisi, penilaan dan
5. Bagaimana dampak sosiologis dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar
yuridis pemasungan di Wilayah telah digunakan secara luas.
Kabupaten Wonogiri?
2.2. Definisi Pasung Dan Pemasungan
2.1 Definisi Kesehatan Jiwa Dan Gangguan Pasung adalah suatu tindakan memasang
Jiwa sebuah balok kayu pada tangan dan/atau kaki
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada
emosional, psikologis, dan social yang terlibat suatu tempat tersendiri di dalam rumah ataupun
dari hubungan interpersonal yang memuaskan, di hutan. Pemasungan bisa diartikan sebagai
perilaku dan koping yang efektif, konsep diri segala tindakan yang dapat mengakibatkan
yang positif, dan kestabilan emosional (Johnson, kehilangan kebebasan seseorang akibat
1997, dalam Vedebeck, 2008). tindakan pengikatan dan pengekangan fisik
Menurut U.S. Department Of Health walaupun telah ada larangan terhadap
(1999, dalam Varcarolis, 2006) kesehatan jiwa pemasungan. Penyebab Tindakan Pemasungan
didefinisikan sebagai suatu keberhasilan Banyak alasan mengapa keluarga harus
pencapaian fungsi mental, mampu untuk memasung, antara lain Mengganggu orang lain
beraktifitas secara produktif menikmati atau tetangga, Membahayakan dirinya sendiri,
hubungan dengan orang lain dan menerima Jauhnya akses pelayanan kesehatan, Tidak ada
perubahan atau mampu mengatasi hal yang biaya, Ketidakpahaman keluarga dan
tidak menyenangkan dimana individu dengan masyarakat tentang gangguan jiwa.
mental yang sehat memiliki kapasitas berpikir
rasional, ketrampilan berkomunikasi, belajar, 3.1. Kerangka Teori, Kerangka Konsep,
pertumbuhan emosional, kemampuan bertahan, Hipotesis Dan Definisi Operasional
dan harga diri. A. Kerangka Teori Penelitian
Menurut American Psychiatric Assosiaton Keluarga merupakan “perawat” utama dan
(2000, dalam Varcarolis, 2006) gangguan jiwa support system terbesar untuk klien. Gangguan
didefinisikan sebagai suatu sindrom atau pola jiwa yang dialami klien akan menimbulkan
psikologis atau perilaku yang penting secara berbagai respon dari keluarga dan lingkungan,
klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan salah satunya berupa berupa pemasungan yang
dengan adanya distess dan disabilitas atau dilakukan oleh keluarga terhadap klien
disertai peningkatan risiko kematian yang gangguan jiwa jika dianggap berbahaya bagi
menyakitkan, nyeri, disabilitas atau kehilangan lingkungan. Pemasungan yang dilakukan oleh
kebebasan. keluarga sangat dipengaruhi oleh perilaku
Gangguan jiwa merupakan gejala yang keluarga yang diuraikan menurut teori Green
dimanifestasikan melalui perubahan karakteristik (1980) meliputi predisposing factor, enabling
utama dari kerusakan fungsi perilaku atau factor dan reeinforcing factor. Konsep keluarga
psikologis yang secara umum diukur dari diuraikan melalui bebrapa aspek yaitu
beberapa konsep norma dihubungkan dengan kemampuan, fungsi, peran, tugas dan
distress atau penyakit, tidak hanya dari respon karakteristik keluarga.Semua factor tersebut
yang diharapkan pada kejadian tertentu atau mempengaruhi kemampuan keluarga dalam
keterbatasan hubungan antara individu dan merawat klien gangguan jiwa.
lingkungan sekitarnya. (Kaplan dan Sadock
(2007)). Gangguan mental atau penyakit mental B. Kerangka Konsep Penelitian
adalah pola psikologis atau perilaku yang pada Berdasarkan teori yang telah dikemukakan
umumnya terkait dengan stress atau kelainan sebelumnya variable independen peneliti yang
mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari diteliti adalah aspek sosiologis kemandirian klien
perkembangan normal manusia. Gangguan meliputi aktivitas sehari-hari yaitu mandi,
ISSN : 2355-1313 2
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

berpakaian, makan dan toileting sedangkan 1. Anggota keluarga yang tedekat dan
variable dependen dalam penelitian ini terdiri terlibat dalam merawat klien
dari karakteristik keluarga (usia, jenis kelamin, 2. Bertanggung jawab terhadap klien dan
pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan tinggal bersama klien
klien), karakteristik klien (usia, jenis kelamin, 3. Berusia lebih dari 18 tahun.
lama menderita gangguan jiwa, rutinitas berobat, 4. Bisa membaca dan menulis
jumlah kekambuhan, lama diikat/pasung dan 5. Bersedia menjadi responden dalam
lama dilepas), dan pelayanan puskesmas yang penelitian
diterima klien (kunujungan perawat, kunjungan
kader dan pelayanan dari puskesmas meliputi C. Tempat Penelitian
pemberian psikofarmaka). Penelitian dilakukan di tempat tinggal keluarga
dan klien yang mengalami gangguan jiwa baik
C. Hipotesis yang pernah dipasung maupun masih dipasung
1. Ada hubungan karakteristik keluarga berlokasi di Kabupaten Wonogiri, Jawa
(usia, jenis kelamin, pendidikan, Tengah.Lokasi penelitian ini dipilih dengan
pekerjaan dan hubungan lain dengan alasan mudah mendapatkan izin penelitian,
klien) terhadap aspek sosiologis dan biaya penelitian yang terjangkau serta terbuka
yuridids pemasungan menerima perubahan baru yang dapat
2. Ada hubungan karakteristik klien (usia, meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
jenis kelamin, lama menderita gangguan gangguan jiwa.Kabupaten wonogiri juga memiliki
jiwa, rutinitas berobat, jumlah jumlah responden yang paling banyak dan
kekambuhan, lama diikat/dipasung, memenuhi syarat serta di tempat ini belum ada
serta pelayanan kesehatan terhadap riset tentang pasung.
aspek sosiologis dan yuridis
pemasungan. D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai Februari sampai Juni
3.2. Metodologi Penelitian 2013 dimulai dari kegiatan penyusunan
A. Desain Penelitian proposal, pengumpulan data sampai dengan
Penelitian ini menggunakan data intervensi pengolahan hasil serta penulisan laporan
semu untuk mengetahui pemahaman keluarga penelitian.Pengumpulan data dimulai Bulan April
pasung terhadap pemasungan, mengetahui sampai Mei 2013.
faktor penyebab dan karakteristik korban
pasung. Penelitian ini juga mengukur tingkat E. Etika Penelitian
kemandirian perawatan diri pada klien yang Peneliti menyampaikan surat permohonan
sudah lepas pasung dan yang masih dipasung di kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Kabupaten Wonogiri Wonogiri.Setelah mendapat persetujuan peneliti
mengkoordinasikan pelaksanaan intervensi dari
B. Populasi dan Sampel puskesmas yang menjadi area penelitian.
Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang Rencana dan tujuan panelitian diinformasikan
ingin diteliti.Populasi penelitian ini adalah dengan keluarga melalui kunjungan rumah.
suluruh keluarga klien dengan pasung baik yang Setiap responden diberi hak penuh untuk
sudah dilepaskan maupun yang masih dipasung menyetujui atau menolak untuk menjadi
yang masih berdomisili di Kabupaten Wonogiri, responden dengan cara menandatangani
Jawa Tengah. Data terakhir yang didapatkan informed concent atau sutrat pernyataan
Dinkes Kabupaten Wonogiri terdapat 92 kesediaan yang telah disiapkan oleh peneliti.
keluarga yang pernah melakukan pemasungan
terhadap anggota keluarganya yang mengalami F. Alat Pengumpul Data
pemasungan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan penelitian ini berupa instumen yaitu :
karakteristik populasi yang diteliti. Pada 1. Instrumen X
penelitian ini diterapkan total sampling dimana Alat yang digunakan untuk mengetahui
yang menjadi sampel adalah semua anggota gambaran karateristik keluarga klien dan
dengan anggota keluarga yang pernah dipasung klien pasung meliputi usia, jenis kelamin,
dan yang nasih dipasung. Adapun karakteristik pekerjaan, agama, pendidikan, lama
sampel untuk keluarga klien penelitian ini yang menderita gangguan jiwa, lama diikat
datanya akan dianalisis adalah sebagai berikut: atau dipasung dan lama dipasung.
ISSN : 2355-1313 3
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

2. Instrumen Y Dalam penelitianminggu pertama dilakukan


Alat yang digunakan untuk mengukur pengukuran awal untuk mengetahui data
seberapa jauh pemahaman keluarga demografi kliendan keluarga.Pelaksanaan
klien tentang pemasungan berkaitan intervensi untuk keluarga dan klien
dengan kesadaran masyarakat untuk berlangsung selama 4 minggu. Untuk
menyerahkan perawatan penderita di mengefektifkan waktu penelitian yang
Rumah Sakit Jiwa. cukup singkat, penelitimembuat jadwal penelitian
berdasarkan lokasi wilayah kerja untuk
G. Prosedur Pengumpulan Data setiapPuskesmas. Jadwal
1. Persiapan Administratif kunjungan untuk Senin, Selasa dan Rabu
a. Mengurus surat perijinan ke Bupati meliputi wilayah kerja PuskesmasTirtomoyo
Wonogiri C.Q Kepala untuk 15 keluarga, Kamismerupakan jadwal
Kesbangpolinmas, tembusan Dinas kunjungan kunjungan wilayah kerja
Kesehatan Kabupaten Wonogiri Puskesmas Ngadirojo untuk 4
b. Melakukan koordinasi dengan keluarga,sedangkan Jum’at dan Sabtu adalah
tenaga kesehatan puskesma terkait. jadwal kunjungan wilayah kerja Puskesmas
c. Mengambil data pada responden Baturetno untuk 9 keluarga.
dengan cara menentukan calon Materi yang disampaikan selama intervensi
responden yang memenuhi kriteria yaitu minggu ke I membahas tentang pengkajian
2. Garis Besar Penyelesaian Masalah masalah keluarga dan interaksi awal dengan
Dalam Penelitian klien pasung, minggu ke II
a. Adapun langkah-langkah penelitian membahas tentang karakteristik klien pasung
adalah sebagai berikut: dan keluarganya, minggu ke III membahas
b. Melakukan studi pustaka mengenai tentang manajemen stres keluarga dengan
tema penelitian. Untuk memahami gangguan jiwa menurut aspek sosiologis,
permasalahan, metode yang akan minggu ke IV membahas tentang manajemen
digunakan, cara pengumpulan data, stres keluarga dengan gangguan jiwa menuru
dan teknik pengolahan data. t aspek yuridis.
c. Melakukan penelitian secara B. Karakteristik Klien Pasung Dan Keluarga
langsung untuk mendapatkan data nya
jumlah korban pemasungan dalam 1. Karakteristik Klien Pasung
satuan waktu yang ditentukan Karakteristik klien pasung meliputi usia, lama
d. Menyusun strategi pelepasan menderita gangguan jiwa, rutinitas berobat,
pasung dan pencegahan tindakan jumlah kekambuhan, kondisi pasungdan lama
pemasungan kembali dipasung.
e. Menentukan hasil dan kesimpulan Karakteristik klien yang berbentuk data numerik y
data penelitian. aitu usia, lama menderita gangguan jiwa,
jumlah kekambuhan dan lama dipasung
4.1. Hasil Penelitian dihitung dengan sentral tendensi
Uraian tentang hasil penelitian ini terdiri dari (mean, median, standar deviasi serta nilai nilai
empat bagian yaitu proses pelaksanaan minimal dan
penelitian, karakteristik klien pasung dan maksimal yang dijelaskan padatabel 5.1.
keluarganya, aspek sosiologis yang
berhubungan dengan klien pasungsertaaspek Tabel 4.1
yuridis yang berhubungan dengan klien pasung. Analisis karakteristik klien pasung berdasarkan u
A. Proses Pelaksanaan Tinjauan sia, lama menderita
Langsung Keluarga Pasung gangguan jiwa, jumlah kekambuhan, dan lama di
Persiapan pelaksanaan dimulai dengan pasung di Kabupaten Wonogiri 2013 (n=28)
penentuan responden yang memenuhi kriteria
inklusi. Semua keluarga yang bersedia Variabel N Mean Median Min-Maks
mengikuti kegiatan penelitian telah Usia 28 35.75 34.00 13-70
menandatangani pernyataan kesediaan Lama sakit 28 11.65 10.00 2-35
Jumlah Kekambuhan 28 4.15 5.00 1-7
(informed consent) yang diberikan oleh Lama Dipasung 28 8.55 48 1-180
peneliti pada saat kunjungan kerumah rumah
keluarga.

ISSN : 2355-1313 4
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

Dari tabel 4.1. Diketahui data tidak terdistribusi semua aspek karena keluarga yang merawat
normal dengan rata-rata usia klien35.7 tahun, klien dengan gangguan jiwa tersebut.
lama menderita gangguan jiwa 11.65 2. Jenis kelamin
tahun, jumlah kekambuhan 4.15 kali dan Hasil analisis menunjukkan proporsi terbesar
lama dipasung 8.55 bulan. jenis kelamin keluarga klien pasung adalah
Karakteristik jenis kelamin, rutinitas perempuan. Hasil uji statistik yang dilakukan
berobat dan kondisi pasung yang berbentuk data tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan
kategorik menjelaskan jumlah dan persentase antara aspek sosial keluarga antara laki-laki dan
masing-masing karakteristik tersebut perempuan (P value> 0.05).
yang secara rinci dijelaskan pada tabel 4.2 Hasil penelitian ini didukung oleh
Szmukler et al (1996) dan Joice et al (2003)
Tabel 4.2 yang menyatakan bahwa tingkat beban keluarga
Distribusi frekuensi klien pasung berdasarkan je lebih tergantung kepada pengalaman ‘caregiver’
nis kelamin, rutinitas dalam merawat dan tidak memandang apakah
berobat dan kondisi pasung di Kabupaten Wono ‘caregiver’ tersebut berjenis kelamin laki-laki
giri 2013(n=28) atau perempuan. Pengalaman tersebut
Jumlah dikonseptualisasikan sebagai sikap individu
Karakteristik Klien
N % berhubungan dengan perannya dalam keluarga.
Jenis kelamin : Hasil penelitian ini juga didukung oleh Fontaine
1. Laki-laki 21 75.00 dan Fletcher (2003) yang menyatakan bahwa
2. Perempuan 7 25.00 kemampuan keluarga ditentukan oleh
kemampuan untuk mamajemen stress yang
Rutinitas berobat :
produktif. Kelelahan fisik dan emosi selama
merawat anggota keluarga dengan gangguan
1. Rutin 18 64.29
jiwa sering melanda keluarga karena
2. Tidak rutin 10 35.71
berkurangnya stress tolerance.
Menurut peneliti hal ini karena anggapan
Kondisi Pasung : masyarakat bahwa perempuan lebih ahli dalam
1. Terpasung 3 10.71 mengrus urusan rumah tangga serta lebih sabar
2. Lepas Pasung 25 89.29 dibanding dengan laki-laki.Hasil wawancara
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar dengan anggota keluarga meskipun ada
klien berjenis kelamin laki-laki (75%), beberapa klien yang dirawat oleh ‘caregiver’ laki-
64.29%klien rutin berobat dan 10.71% klien laki tetapi tetap menunjukkan perubahan kearah
masih berada dalam kondisiterpasung. yang lebih baik.
3. Pendidikan
4.2. Pembahasan Hasil analisa menunjukkan bahwa proporsi
A. Hubungan Karakteristik Keluarga Klien pendidikan keluarga klien pasung mayoritas
Pasung dengan Aspek SosialDi adalah SD yakni 70%.Hasil uji statistik yang
Kabupaten Wonogiri. dilakukan terlihat adanya perbedaan yang
Hasil analisis hubungan karakteristik keluarga signifikan antara aspek sosial keluarga dengan
terhadap aspek sosiologis keluarga secara rinci tingkat pendidikan keluarga. (P value < 0.05)
dibahas sebagai berikut. Hasil penelitian ini sesuai dengan
1. Usia pernyataan Redman (1993, dalam Potter, 2005)
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang menyatakan pendidikan lebih tinggi akan
yang bermakna antara usia keluarga klien memberikan pengetahuan yang lebih besar
pasung dengan aspek sosial P value (< 0,05). sehingga menghasilkan kebiasaan
Hal ini didukung oleh penelitian Magliano et al mempertahankan kesehatan yang lebih baik.
(1998) dan Webb et al (1998) yang menyatakan Pada waktu individu menyadari tentang
bahwa dukungan sosial , usia dan pendidikan kesehatannya mereka cenderung mencari
berhubungan dengan tingkat beban keluarga. pertolongan secepatnya guna mengatasi
Penelitian Magliano tersebut mendukung masalah yang dihadapi.Sejumlah studi
hasil penelitian ini yang menemukan bahwa rata- mengidentifikasi pentingnya pendidikan sebagai
rata usia keluarga klien pasung 50.3 tahun dan sumber koping dan pencegahan terhadap
mayoritas adalah orang tua klien. Menurut gangguan jiwa, bahkan dikatakan pendidikan
peneliti hal ini karena keluarga merupakan orang lebih bermakna daripada tingkat penghasilan
terdekat dari klien yang merasakan beban dari dalam menentukan penggunaan fasilitas
ISSN : 2355-1313 5
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

kesehatan jiwa.Individu dengan pendidikan lebih 1. Usia


tinggi lebih sering menggunakan fasilitas Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan
kesehatan jiwa daripada pendidikan rendah yang bermakna antara usiaklien pasung dengan
(Stuart & Laraia, 2005). aspek sosial.(P value< 0,05).Usia seseorang
Menurut peneliti hal ini terjadi karena akan mempengaruhi koping yang dilakukan
keluarga dengan pendidikan tinggi lebih terhadap penyakit. Usia ketika mengalami
termotivasi dan lebih tinggi kesadarannya bahwa gangguan jiwa merupakan alat prediksi yang
mencegah lebih baik daripada mengoobati.Hasil kuat dalam prognosis gangguan tersebut. (
observasi selama pelaksanaan intervensi Buchanan& Charpenter, 2000 dalam Videbeck,
menemukan bahwa keluarga dengan tingkat 2008).
pendidikan tinggi terlihat lebih aktif dalam Usia berkaitan erat dengan tingkt kedewasaan
memberikan umpan balik pada saat berdiskusi. atau maturitas individu. Usia dewasa adalah
4. Pekerjaan. tahapan menempatkan diri di masyarakat dan
Uji statistik status pekerjaan keluarga klien ikut bertanggung jawab terhadap apapun yang
pasung menunjukkan proporsi terbesar adalah dihasilkan dai masyarakat. Tahap ini merupakan
bekerja.Analisis data ditemukan tidak ada tahap yang paling panjang dibandingkan taha
hubungan yang bermakna antara status perkembangan lainnya (Alwisol, 2006)
pekerjaan keluarga dengan aspek sosial Pernyataan diatas mendukung hasil penelitian
keluarga.(P value < 0.05) yang memperlihatkan bahwa rata-rata usia klien
Menurut peneliti hal ini karena lokasi tempat pasung adalah 35,7 tahun yang bisa
bekerja keluarga masih berada di sekitar tempat dikategorikan dewasa. Menurut peneliti
tinggal sehinnga keluarga masih bisa merawat tanggung jawab untuk mandiri dalam
klien sambil bekerja.Jenis pekerjaan tersebut melaksanakan tugas-tugas pada masa dewasa
diantaranya berjualan, bertani, berkebun, dan lebih tinggi daripada klien yang berusia muda
lainnya yang lokasinya tidak jauh dari tempat atau lebih tua.
tinggal. 2. Jenis Kelamin
5. Hubungan dengan Klien Hasil analisis menunjukkan tidak adanya
Hasil analisa menunjukkan bahwa mayoritas hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
hubungan keluarga dengan klien adalah klien pasung dengan aspek
orangtua.Uji sataistik menunjukkan adanya sosial.(Pvalue>0,05). Hasil penelitian ini
hubungan yang bermakana antara hubungan didukung oleh pendapat Stuart dan Laraia
dengan klien dengan aspek sosiologis keluarga. (2005) yang menyatakan bahwa laki-laki dan
Hal ini sesuai dengan penelitian Saunders perempuan mempunyai prevalensi yang sama
(2003) yang menyatakan bahwa beben keluarga ntuk mengidap penyakit jiwa. Hal yang sam
dirasakan lebih berat peda individu yang dikemukakan Prawirohadikusumo (2003), pada
mempunyai hubungan langsung dengan klien klien skizofrenia antara laki-laki dan perempuan
dimana keluarga berusaha mencari koping yang ditemukan hampir sama kemampuan yang
dianggap paling efektif untuk mengatasi hal dimiliki dan angka kejadiannya.
tersebut diantaranya melalui partisipasi dalam Menurut peneliti tidak ada hubungan yang
‘support group’, meningkatkan spiritualitas. relevan dan tidak ada landasan teoritis yang
Berbagi dengan orang lain tentang apa yang menyatatakan keterkaitan jenis kelamin
dirasakan, perubahan gaya hidup dan latihan. terhadap aspek sosial klien gangguan jiwa
Menurut peneliti hal ini terkait dengan rasa karena perlakuan dan tindakan keluarga yang
berduka dan kehilangan keluaraga terhadap menjadi pengaruh dalam merawat klien.
klien sebelum mengalami gangguan jiwa dan 3. Lama menderita gangguan jiwa
saat ini telah kehilangan mimpi, harapan dan Hasil analisis menunjukkan tidak adanya
cita-citanya.Rasa cemas dan khawatir yang hubungan yang bermakna antara lama
sering timbul sehingga menyebabkan perubahan menderita gangguan jiwa klien pasung dengan
perilaku atau sikap keluarga terhadap klien. aspek sosial.(Pvalue>0,05). Hal ini bertentangan
dengan pendapat Stuart dan Laraia (2005) yang
B. Hubungan Karakteristik Keluarga Klien menyatakan bahwa waktu atau lamanya
Pasung dengan Aspek Sosial Di terpapar stressor, yakni terkai sejak kapan,
Kabupaten Wonogiri. sudah berapa lama dan berapa kali kejadian
Hasil analisis hubungan karakteristik keluarga (frekwensi), akan memberikan dampak adanya
klien pasung dengan aspek sosial di Kabupaten keterlambatan dalam mencapai kemampuan dan
Wonogiri secara rinci dibahas sebagai berikut. kemandirian..
ISSN : 2355-1313 6
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

Tetapi hal ini didukung oleh pendapat Keliat Menurut peneliti sebagian besar klien telah
(2003) yang menyatakan semakin singkat klien minum obat secara rutin sehingga jumlah
sakit dan terpapar dengan lingkungan pelayanan kekembuhan klien gangguan jiwa dapat
rumah sakit akan memberikan keuntungan diminimalisir.
kepada klien dan keluarga. Hal ini akan 6. Kondisi pasung
meminimalkan kemunduran fungsi sosial. Klien Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan
lebih mudah diarahkan dalam pemberian yang bermakna antara kondisi klien pasung
intervensi sehingga peningkatan kemampuan dengan aspek sosial.(Pvalue<0,05).
klien lebih cepat. Sampai saat ini pengekangan dan
Menurur peneliti meskipun mayoritas klien pengikatan (restraint) terhadap penderita
menderita gangguan jiwa dalam waktu yang gangguan jiwa masih menjadi
cukup lama tetapi sebian besar dirawat oleh kontroversi.Restraint sebagai salah satu
anggota keluarga dirumah. Hal ini memperkuat intervensi mamajemen mental akut memepunyai
dugaan meskipun klien sudah lama menderita sejarah yang panjang seiring dengan
gangguan jiwa aktivitas sosial klien dapat keberadaan psikiatri (Paterson dan Duxbury,
ditingkatkan dengan bantuan dan dukungan 2007). The Council of Europe Steering
optimal keluarga. Committee on Bioethics Working Party on
4. Rutinitas berobat Psychiatry (2000) merekomendasikan pelatihan
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan teknik ‘physical restraint’ harus diberikan untuk
yang bermakna antara rutinitas berobat klien staf yang bekerja di unit mental akut.
pasung dengan aspek sosial.(Pvalue<0,05). Pengekangan terhadap klien gangguan jiwa
Hasil penelitian ini didukung oleh Xiong et al mempunyai prosedur dan evaluasi yang harus
(1994)terhadap 64 pasien dengan diagnosa diikuti.Kondisi yang sering ditemui di komunitas,
schizofrenia di Cina yang dibagi secara acak masyarakat sendiri melakukan pengikatan
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi termasuk pemasungan terhadap warga yang
mendapat psikoedukasi keluarga dan obat dan menderita gangguan jiwa.
kelompok kontrol yang hanya mendapat obat. Selama penelitian peneliti menemukan 3
Kelompok itervensi mendapat kunjungan rumah orang klien yang masih dipasung dan 25 klien
secara teratur, diskusi antara tenaga kesehatan yang bebas dari pemasungan.Kondisi
dan keluarga, manajemen penyakit.Kelompok pemasungan ditemukan 2 orang klien diikat
tersebut menunjukkan perubaha positif yang dengan rantai dan 1 orang klien dikurung di
signifikan yang tidak ditemukan pada kelompok dalam ruangan tertentu di sekitar rumah.
kontrol yang hanya mendapt obat.Perubahan Hasil penelitian menunjukkan 25 klien yang
tersebut berupa perbaikan status mental, bebeas dari pemasungan memiliki kemampuan
peningkatan fungsi kerja dan ADL, serta sosial yang cukup optimal yanag dibuktikan
penurunan gangguan perilaku. dengan kemampuan perawatan diri yang baik
Menurut peneliti memang sebagian besar serta komunikasi dengan mesyarakat yag cukup
klien memang telah minum obat secara teratur membaik.
setiap bulan, ada klien yang menolak minum 7. Lama dipasung
obat dan ada juga yang tidak memiliki biaya Hasil analisis menunjukkan tidak adanya
untuk membeli obat sehingga klien tidak minum hubungan yang bermakna antara lamanya klien
obat sama sekali. Dari laporan wawancara dipasung dengan aspek sosial.(Pvalue>0,05).
dengan keluarga didapatkan data bahwa Pemasungan klien gangguan jiwa adalah
sebagian klien rutin minum obat dan tindakan masyarakat terhadap klien gangguan
menunjukkan peningkatan kesehatan kearah jiwa (biasanya yang berat) denagn cara
yang lebih baik. dikurung, dirantai, kakinya dimasukkan ke dalam
5. Jumlah kekambuhan balok kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya
Hasil analisis menunjukkan tidak adanya menjadi hilang. Ketidaktahuan pihak keluarga,
hubungan yang bermakna antara jumlah rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak
kekambuhan klien pasung dengan aspek kunjung sembuh, tidak adanya biaya
sosial.(Pvalue>0,05). pengobatan, dan tindakan keluarga untuk
Kneisl, Wilson dan Trigoboff (2004) mengamankan lingkungan merupakan penyebab
mengemukakan bahwa perawatan efektif yang keluarga melakukan pemasungan.
berkelanjutan dapat menurunkan tingkat (Depkes,2005).
kekambuhan 30-40%. Menurut hasil wawancara dengan keluarga klien,
mayoritas klien dipasung karena klien berusaha
ISSN : 2355-1313 7
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

untuk menyakiti keluarga dan orang lain, direpresentasikan dengan tindakan pemasungan
merusak barang-barang yang ada dirumah serta bukanlah hasil dari ketidakpedulian atau
mencoba untuk melarikan diri dari pengabaian keluarga atau penolakan terhadap
rumah.Meskipun demikian klien masih dapat perawatan kesehatan, tetapi lebih dianggap
dirawat dengan baik oleh keluarga di rumah. sebagai bentuk kelalaian pihak pemerintah
C. Faktor Penyebab Meningkatnya Praktek Wonogiri tentang tanggung jawab mereka untuk
Pemasungan Di Kabupaten Wonogiri menyediakan pelayanan dasar kesehatan
Masalah kesehatan mental pada awalnya jiwa.Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik
kurang mendapat perhatian oleh Pemerintah dari berbagai pihak terkait untuk mengatasi hal
Kabupaten Wonogiri karena tidak langsung ini dan melindungi hak asasi para korban
terkait oleh penyebab kematian.Perhatian pasung.
terhadap masalah kesehatan mental meningkat Selama ini dinkes hanya punya proyeksi saja
setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri tanpa ada data riil. Menurut wawancara dari
melakukan pendataan tentang jumlah penderita puskesmas bahwa yang dimaksud pasien
gangguan jiwa dari laporan puskesmas adalah mereka yang datang ke tempat
setempat.Hasil pendataan tersebut pelayanan kesehatan, jadi masih terdapat
menunjukkan bahwa ternyata gangguan jiwa di beberapa dari mereka yang dipasung tidak akan
Wonogiri mengalami peningkatan dari tahun ke pernah terdata oleh para dokter puskesmas.Hal
tahun. Untuk mengetahui besarnya masalah ini percuma saja, walaupun terdapat beribu-ribu
gangguan jiwa di Kabupaten Wonogiri Dinas tenaga medis disiapkan kalau tidak ada yang
Kesehatan Kabupaten Wonogiri melakukan mau melihat masyarakatnya dan menunggu
study di setiap kecamatan Wonogiri, data pasien di puskesmas saja.
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terdapat Beberapa strategi yang efektif dan
92 orang mengalami gangguan jiwa berat. berkesinambungan untuk menghapus praktek
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan pemasungan adalah memastikan bahwa
bahwa gangguan jiwa walaupun tidak langsung keluarga dan komunitas mampu serta
menyebabkan kematian namun menimbulkan mempunyai akses ke pelayanan kesehatan jiwa
penderitaan yang mendalam bagi individu dan dengan menambah anggaran dana untuk
beban berat bagi keluarga, baik mental maupun pelayanan kesehatan jiwa, mendirikan Desa
materi karena penderita tidak dapat lagi Siaga Sehat Jiwa dan mengadakan program
produktif.Hal ini yang menjadi faktor utama CMHN (Community Mental Health Nursing)
penyebab meningkatnya praktek pemasungan di sehingga tidak ada lagi alasan bagi keluarga
Kabupaten Wonogiri.Semakin banyak korban pasung di Wonogiri yang tidak mampu
masyarakat Wonogiri yang menderita penyakit secara ekonomi untuk kesulitan mendapatkan
jiwa dari tingkat yang paling ringan sampai berat akses kesehatan jiwa.
mulai dari stress, panik, cemas depresi sampai E. Peran Keluarga Dalam Perawatan Klien
hilang ingatan. Gangguan Jiwa Khususnya Di Kabupaten
Mayoritas keluarga klien pasung di Wonogiri Wonogiri
mengatakan bahwa perawatan kasus psikiatri Penyelesaian masalah saat merawat anggota
mahal karena gangguannya bersifat jangka keluarga yang mengalami gangguan jiwa dapat
panjang serta biaya yang harus ditanggung ditentukan oleh faktor-faktor yang
pasien tidak hanya meliputi biaya yang langsing mempengaruhi kemampuan keluarga. Beberapa
berkaitan dengan pelayanan medik seperti harga data penelitian di lapangan sesuai dengan
obat, jasa konsultasi tetapi juga biaya spesifik Green (1980, dalam Notoatmodjo.2000) yakni
lainnya seperti biaya transportasi ke rumah sakit perilaku pemasungan dipengaruhi oleh 3 faktor
dan biaya akomodasi lainnya.Sejalan dengan yaitu predisposing factor (faktor predisposisi
dampak ekonomi yang ditimbulkan berupa yang meliputi pengetahuan, sikap, sistem nilai
hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
bagi penderita maupun keluarga yang harus enabling factor (faktor pemungkin yang meliputi
merawat serta tingginya biaya perawatan yang ketersediaan sarana prasarana, fasilitas
harus ditanggung keluarga maupun masyarakat. kesehatan) dan reenforcing factor (faktor
penguat yang meliputi sikap dan perilaku tokoh
D. Tindakan Penanggulangan Praktek masyarakat dan petugas kesehatan, undang-
Pemasungan Di Kabupaten Wonogiri undang dan peraturan pemerintah).
Hasil dari studi penelitian ini menjelaskan bahwa Berdasarkan wawancara dengan keluarga
pelanggaran hak asasi manusia yang korban pasung di Kabupaten Wonogiri
ISSN : 2355-1313 8
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

didapatkan data bahwa alasan keluarga kesehatan yang bergerak di bidang kesehatan
melakukan pemasungan cukup beraneka ragam jiwa seperti psikiater dan perawat kesehatan jiwa
diantaranya untuk mencegah klien melakukan di Kabupaten Wonogiri.Kecilnya anggaran untuk
tindak kekerasan yang dianggap menangani gangguan jiwa berdampak pada
membahayakan bagi dirinya atau orang lain, pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa
mencegah klien meninggalkan rumah dan sehingga untuk mengatasinya diharapkan
mengganggu orang lain, mencegah klien perbaikan di sektor masyarakat dan komunitas.
menyakiti diri seperti bunuh diri, karena Data yang diperoleh menunjukkan bahwa
ketidaktahuan serta ketidakmampuan keluaga peranan tenaga medis dalam menangani
menangani klien apabila sedang kambuh.Faktor kesehatan jiwa sangat minim hal ini ditandai
kemiskinan serta rendahnya pendidikan dengan frekuensi tenaga medis yang berkunjung
keluarga merupakan salah satu penyebab ke rumah klien dengan gangguan jiwa sangat
gangguan jiwa berat hidup terpasung.Padahal sedikit sekali, dalam kurun waktu 3 bulan hanya
pemerintah Kabupaten Wonogiri menargetkan terdapat rata-rata 1-2 kali kunjungan tenaga
penderita gangguan jiwa yang selama ini medis ke rumah klien gangguan jiwa di
terpasung bisa bebas pada akhir tahun 2013. Wonogiri, belum adanya Desa Siaga Sehat Jiwa
Untuk itu peran keluarga sangat penting untuk serta program CMHN (Community Mental Health
mendukung terbebasnya kasus pasung di Nursing).
Wonogiri
G. Dampak Sosiologis Dan Yuridis
F. Peran Lembaga Kesehatan Dalam Pemasungan Di Wilayah Kabupaten
Menangani Kasus Pemasungan Di Wonogiri
Kabupaten Wonogiri Padahal dengan cara itu secara tidak sadar
Akhir- akhir ini pasung mulai mendapat sorotan keluarga telah memasung fisik dan hak asasi
dari berbagai pihak di belahan bumi di dunia penderita hingga menambah beban mental dan
antara lain dengan didirikannya `The Pasung penderitaannya. Ketidaktahuan pihak keluarga,
Research Group` pada bulan September 2008 rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak
yang merupakan kolaborasi dari berbagai bidang kunjung sembuh, tidak adanya bisaya
kesehatan di Indonesia seperti Kedokteran, pengobatan dan tindakan keluarga untuk
Keperawatan, psikologi dan hukum. Tujuan dari mengamankan lingkungan merupakan penyebab
didirikannya badan tersebut adalah untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri melakukan
menghilangkan praktik pasung di Indonesia pemasungan.
melalui penelitian pendidikan dan advokasi (The Dari sampel 28 orang klien yang dikunjungi
Pasung Research Group,2008). Kehadiran didapatkan 3 penderita pasung dari Kecamatan
lembaga tersebut patut disambut gembira Ngadirojo 1 orang, Kecamatan Baturetno 1
apalagi dengan melibatkan bidang keperawatan orang dan Kecamatan Tirtomoyo 1 orang.
jiwa yang mempunyai peran yang cukup besar di Tindakan kejam dan tidak berperikemanusiaan
hampir semua sistem pelayanan kesehatan. ini sangat bertentangan dengan prinsip hak
Dengan kata lain diharapkan perawat dapat asasi manusia bahkan untuk seorang klien
memberikan pengaruh besar dalam mengurangi gangguan jiwa yang notabene juga seorang
beban masyarakat karena gangguan jiwa. manusia dengan segala hak dasar yang
Pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia dapat dimilikinya.Salah satu rumah klien yang telah
dikatakan belum memuaskan. Dari segi dikunjungi didapatkan klien yang meninggal
pendanaan pemerintah hanya mengalokasikan sewaktu masih dalam pengekangan.Praktek
anggaran dibawah 1% untuk penyakit jiwa dari tersebut membangkitkan perhatian terhadap hak
total anggaran kesehatan di Indonesia asasi manusia.
(Irmansyah, 2006). Data Perhimpunan Dokter Pernyataan diatas sesuai dengan kondisi
Spesialis Kedokteran Jiwa di Indonesia yang sering dialami oleh klien gangguan jiwa di
(PDSKJI), saat ini hanya tersedia skitar 8500 Kabupaten Wonogiri tentang peraturan yang
tempat tidur rumah sakit jiwa di seluruh berhubungan dengan penderita gangguan jiwa
Indonesia padahal jumlah gangguan jiwa berat dan hak-hak mereka.Untuk menghapus praktek
di Indonesia diperkirakan sekitar 10 juta jiwa. pasung diperlukan kolaborasi dan kerjasama
Kabupaten Wonogiri masih kurang dalam hal multisektoral, serta diberlakukannya sanksi
pendanaan pemerintah berkaitan dengan hukum yang terhadap pelaku praktek pasung
penderita gangguan jiwa.Kondisi di atas masih untuk membangkitkan kesadaran dan pengertian
ditambah dengan minimnya jumlah tenaga masyarakat.
ISSN : 2355-1313 9
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 2 – Juli 2014 - ijmsbm.org

Kesimpulan [6] The Pasung Research Group. (2008).


1. Karakteristik keluarga klien dengan http://www.cimh.unimelb.edu.au .
pasung adalah sebagai berikut : rata-rata diperoleh tanggal 15 Maret 2013
usia keluarga klien pasung 50tahun, [7] Videbeck, Shejla L. (2008). Buku Ajar
sebagian besar berjenis kelamin perempuan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
dengan agama yang dianut keluarga adalah [8] Santrock, J. W. Psikologi Pendidikan,
Islam, pendidikan keluarga rata-rata SD, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 224-225.
mayoritas keluarga bekerja sebagai petani, [9] Coleman, J.C : Abnormal Psychology
sedangkan untuk hubungan dengan klien and Modern life. Taraporevala Sons &
didapatkan yang terbanyak adalah orang Co., Bombay,1970. hal. 121.
tua. Berdasarkan karakteristik tersebut [10] Budi Ana Keliat, Peran Serta Keluarga
dapat disimpulkan bahwa mayoritas Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa,
keluarga klien adalah berusia lanjut dengan Buku Kedokteran,1992
pendidikan dan penghasilan rendah [11] Antai Otong Deborah (1995).
2. Karakteristik klien dengan pasung adalah Psychiatric Nursing.Philadelphia :
sebagai berikut : rata-rata usia klien pasung W.B. Company
35 tahun, sebagian besar berjenis kelamin [12] Gestrude K. Mc. Farland (1991).
laki-laki dengan dengan lama rata-rata Psychiatric Mental Health
menderita gangguan jiwa 11 tahun, agama Nursing.Philadelphia : J. B. Lippincot
yang dianut klien adalah Islam, pendidikan Company
klien rata-rata SMA , sebagian besar klien [13] W.E., Maramis, Ilmu Kedokteran Jiwa,
rutin berobat dengan jumlah kekambuhan 4 Airlangga Press, Surabaya, 1990
kali, sebanyak 3 orang klien masih dalam [14] John Santrock, Psychology The
kondisi terpasung dan rata-rata lama klien Sciences of Mind and behavior,
dipasung 8 tahun. University of dallas, Brown Publiser ,
3. Empat aspek sosiologis berhubungan 1999
dengan usia, rutinitas berobat, aktivitas [15] Hunsberg and Abderson
pasung dan kondisi pasung (1989).Psychiatric Mental Health
4. Lima aspek yuridis berhubungan dengan Nursing, Philadelphia : W.B. Saunders
usia, aktivitas pasung, rutinitas berobat, Company.
lama pemasungan, serta pendidikan. [16] Clinton and Nelson, Mental Health
Nursing Practice, Prentice hall
DAFTAR PUSTAKA Australia, Pty Ltd. 1996
[17] Stuart Sundeen, Pocket Guide to
[1] Kaplan & Sadock.(2007). Sinopsis Psychiatric Nursing, Mosby year 1995
Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Psikiatri [18] Stuart Sundeen, Psychiatric Nursing,
Klinis. (Jilid 1). Jakarta: Bina Rupa Mosby year, 1995
Aksara [19] Antai otong (1994) Psychiatric Nursing
[2] Maramis, Willy F. (2010). Catatan Ilmu :Biological and Behavioral Concepts.
Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga Philadelpia: W B SaundersCompany
University Press [20] Lefley (1996).Family Caregiving in
[3] Maslim, Rusdi.(2001). Diagnosis Mental Illness.London : SAGE
gangguan jiwa : Rujukan ringkas dari Publication
PPDGJ - I,Jakarta: Bagian Ilmu [21] Maccoby, E, 1980, Social
Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya Development, Psychological Growth
[4] Minas, H. &Diatri, H. (2008). Pasung: and the Parent Child Relationship,
Physical Restraint and Confinement of HarcourtJovanovich, Newyork
The Mentally Ill in The Community. [22] Stuart GW Sundeen, 1995, Principle
http://creativecommons.org. Diperoleh and practice of Psychiatric Nursing,
tanggal 19 Maret 2013 Mosby Year Book, St. Louis
[5] Santrock, John W, (2002). Life Span [23] Hurlock, 1999, Psikologi
Development: Perkembangan Masa Perkembangan, Erlangga, Jakarta
Hidup. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga [24] http://www.jatengprov.go.id/?document_
srl=28779 Diakses 29 Mei 2013 pukul
23.00

ISSN : 2355-1313 10

Anda mungkin juga menyukai