Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 2407 - 3911

PERANCANGAN MODEL TATA KELOLA


PENGETAHUAN PROSES INOVASI PRODUK PADA
TECHNO PARK

Putra Fajar Alam, Asti Amalia Nur Fajrillah, Anik Hanifatul Azizah, Ahmad Almaarif
1,2,3,4
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Jl. Telekomunikasi
No. 1, Kawasan Pendidikan Telkom, Bandung, 40257, Indonesia
E-mail: putrafajaralam@telkomuniversity.ac.id, astiamalia@telkomuniversity.ac.id,
anikhanifatulazizah@telkomuniversity.ac.id, ahmadalmaarif@telkomuniversity.ac.id

Abstrak Kata kunci :


Techno Park merupakan salah satu jenis dari Techno Park, riset & komersialisasi, tata kelola
organisasi/perusahaan yang membutuhkan inovasi pengetahuan
yang berkelanjutan dalam memenuhi fungsinya
sebagai lembaga riset dan komersialisasi produk.
Abstract
Namun hingga saat ini proses inovasi produk yang Techno Park is an organization in need of
dijalankan Techno Park belum berhasil menciptakan continuous innovation because of it functions a
produk yang optimal dan belum memanfaatkan research facility and product’s commercialization. To
pengetahuan yang tercipta di dalam proses date, their products of innovations haven’t
pengembangan produk sebelumnya. Pada penelitian successfully been commercialized. Their product isn’t
ini diajukan suatu model tata kelola pengetahuan being optimized properly. They also not utilizing their
untuk meningkatkan kualitas inovasi produk yang previous knowledge of developing product fully yet.
dikembangkan. Perancangan model tata kelola This research proposed a knowledge governance
pengetahuan dibentuk berdasarkan sistem tata kelola model to increase the quality of product that being
COBIT 5.0 dan tata kelola pengetahuan berbasis developed. The model is designed based on COBIT
inovasi terbuka. Untuk melihat pencapaian level 5.0 governance system and an open innovation based
kapabilitas tata kelola pengetahuan, dilakukan of knowledge governance. To see an achievement
penilaian melalui Process Assesement berdasarkan level of knowledge governance’s capability a rating
model tata kelola pengetahuan yang telah disusun. is made. The rating made through Assessment
Proses riset dan komersialisasi adalah fokus utama Process based on knowledge governance system that
dalam pembentukan model tata kelola pengetahuan has been made earlier. Research process and
pada Techno Park. Proses – proses pendukung seperti commercialization is the main focus in making a
peningkatan jejaring serta proses inkubasi start-up knowledge governance system on Techno Park. Other
juga diperhatikan peranannya dalam mendukung supporting process such as networking and start-up
proses riset dan pengembangan bisnis. Tujuan yang incubation is also observed closely of their role in
ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat research support and business development. The
model tata kelola pengetahuan pada proses inovasi objective of this research is to create a model of
produk di Techno Park. Hasil dari penelitian ini knowledge governance in product innovation process
berupa model tata kelola dengan 3 komponen berupa: in Techno Park. The result of this research in form of
enabler tata kelola pengetahuan; lingkup tata kelola governance model with 3 components: the enablers of
pengetahuan; peran, aktivitas dan tata kelola knowledge governance; the scope of knowledge
pengetahuan. Model ini diharapkan dapat membantu governance; role and activity of knowledge
Techno Park untuk menciptakan produk inovasi yang governance. This model is expected to help Techno
lebih optimal dengan memanfaatkan pengelolaan Park to create a more optimized product innovation
pengetahuan yang tercipta sebelumnya melalui suatu by utilizing the knowledge management that was
model tata kelola pengetahuan. Perlu dilakukan created before through a model of knowledge
penelitian lanjutan untuk meningkatkan efektifitas governance. Further research is needed to improve
model agar semakin relevan dengan tujuan the effectiveness of the model to be more relevant to
pengembangan produk inovasi pada Techno Park. the purpose of innovation product development in
Techno Park.

141
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

Keywords: Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini


adalah membuat model tata kelola pengetahuan pada
Techno Park, research & commercialization,
proses inovasi produk di Techno Park. Model ini
knowledge governance
diharapkan dapat membantu Techno Park untuk
menciptakan produk inovasi yang lebih optimal
dengan memanfaatkan pengelolaan pengetahuan
I. PENDAHULUAN yang tercipta sebelumnya melalui suatu model tata
Techno Park adalah sebuah organisasi yang kelola pengetahuan.
dikelola oleh para professional dengan tujuan utama
II. TINJAUAN PUSTAKA
organisasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui penguatan dan peningkatan II.1 Definisi Pengetahuan
budaya inovasi serta meningkatkan daya saing
Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif,
perusahaan dan lembaga (Moudi, 2011). Melalui
manajemen pengetahuan merupakan faktor yang
Techno Park, proses riset dan komersialisasi produk
paling penting bagi organisasi saat ini. Pengetahuan
diharapkan dapat memberikan nilai tambah serta
adalah informasi yang mengubah sesuatu atau
membawa kemandirian teknologi bagi kemajuan
seseorang, hal itu terjadi ketika informasi tersebut
bangsa melalui produk – produk inovasi yang
menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi
dikembangkan serta menciptakan sinergi antara unsur
tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk
ABGC (Academic, Business, Government,
mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang
Community).
lebih efektif (Tobing, 2007). Pengetahuan bergantung
Penanganan atau pemanfaatan pengelolaan pada data dan informasi yang dimiliki oleh suatu
pengetahuan untuk menciptakan sinergi antara personal yang merefleksikan tentang suatu pendapat.
pengetahuan yang berbeda dapat menciptakan
Gagasan yang mendasari pengertian pengetahuan
peningkatan inovasi yang berkelanjutan (Desouza &
adalah sebagai berikut (Choo, 1998):
Awazu, 2006). Dengan adanya inovasi yang
1. Pengetahuan merupakan kepercayaan yang
berkelanjutan, Techno Park dapat menciptakan
dapat dipertanggungjawabkan (justified true
produk dengan peningkatan yang berkelanjutan
believe).
seiring dengan kebutuhan akan produk inovatif
2. Pengetahuan merupakan sesuatu yang explicit
berkualitas bagi penggunanya. Hingga saat ini belum
sekaligus tacit.
ada strategi pengelolaan pengetahuan yang
3. Penciptaan pengetahuan secara efektif
berkelanjutan dalam proses inovasi produk pada
bergantung pada konteks yang memungkinkan
Techno Park. Hal ini yang menjadi dasar
terjadinya penciptaan tersebut.
diperlukannya strategi tata kelola pengetahuan agar
tujuan pemanfaatan pengetahuan ini dapat tercapai Penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah
secara optimal. utama, yaitu berbagi pengetahuan terbatinkan,
menciptakan konsep, membenarkan konsep,
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
membangun prototype, dan melakukan penyebaran
model tata kelola pengetahuan agar meningkatkan
pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat
kualitas inovasi produk pada suatu Techno Park.
organisasi.
Untuk menilai tingkat kualitas inovasi produk,
pengembangan model tata kelola dalam penelitian ini Pengetahuan merupakan informasi yang
dilakukan dengan pendekatan framework COBIT 5.0 dikombinasikan dengan pengalaman serta penilaian.
(Control Objectives for Information and Related Secara umum terdapat dua jenis pengetahuan
Technology). Level kapabilitas inovasi produk yang (Nonaka & Takeuchi, 1995), yaitu:
telah dicapai dapat dibandingkan dengan target yang
1. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang
diinginkan. Dengan model ini, setiap saat Techno Park
terdokumentasikan dalam berbagai bentuk,
dapat mengukur pencapaian tingkat kapabilitas dan
seperti paper, laporan penelitian, buku, artikel,
target yang dikehendaki. Selisih antara kedua level
manuskrip, paten dan software, dan lain-lain.
tersebut dapat menjadi acuan dalam menentukan
Dengan kata lain pengetahuan yang sudah
strategi peningkatan proses kualitas inovasi produk
dapat dikemukakan dalam bentuk data,
dengan menggunakan model tata kelola pengetahuan
formula, spesifikasi produk, manual, prinsip-
yang berkembang seiring pertumbuhan suatu Techno
prinsip umum, dan sebagainya. Pengetahuan
Park.
jenis ini dapat segera diteruskan dari satu

142
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

individu ke individu lain secara formal dan manusia, teknologi, atau gabungan manusia
sistematis. dan teknologi).
2. Tacit knowledge, berasal dari kata tacit berarti 2. Adanya aset-aset pengetahuan yang dikelola,
sesuatu yang tidak dengan mudah dilihat dan yang berasal dari dalam dan luar organisasi,
diekspresikan. Tacit knowledge berakar dalam individu atau kelompok.
tindakan dan pengalaman pribadi, seperti 3. Adanya proses pengadaan, pengolahan,
dambaan, nilai, atau pun emosi. Wawasan dan penyimpanan, dan penggunaan pengetahuan
intuisi subjektif juga masuk dalam kategori ini. tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.
Tacit knowledge sangat bersifat pribadi dan 4. Adanya penyebaran pengetahuan dan
sulit diformalisasikan. pengalaman baik melalui akses langsung ke
basis data maupun melalui sharing dan
II.2 Definisi Manajemen Pengetahuan
kolaborasi ke lingkungan internal dan
Manajemen pengetahuan atau knowledge eksternal organisasi.
management (KM) ialah strategi dan proses yang 5. Adanya kreativitas dan inovasi menciptakan
dirancang untuk mengidentifikasi, menangkap, pengetahuan baru.
menyusun, menambah nilai, memberikan pengaruh, 6. Adanya pengelolaan penciptaan pengetahuan
dan berbagi aset intelektual organisasi untuk (knowledge creation) dan pengorganisasian
meningkatkan kinerja dan daya saing. Knowledge pengetahuan.
Management (KM) / Manajemen Pengetahuan terkait
Untuk mencapai KM yang efektif, terdapat empat
dengan aktivitas memfasilitasi pengelolaan
proses yang harus berjalan secara berkelanjutan.
pengetahuan, antara lain melalui aktivitas penciptaan
Berikut ini adalah penjelasan dari keempat proses
pengetahuan, menangkap pengetahuan, perubahan
tersebut (Alavi & Leidner, 2001).
serta penggunaan pengetahuan. Hal ini didasarkan
pada dua aktivitas penting, yaitu (1) menangkap dan a. Knowledge Creation
mendokumentasikan pengetahuan tacit dan explicit
individu dan (2) menyebarkannya dalam organisasi Sebelum dikelola, pengetahuan harus dibentuk
(Rahmatia, 2013). Istilah manajemen pengetahuan terlebih dahulu. Nonaka bersama Takeuchi membuat
pertama kali diperkenalkan kira-kira pada awal tahun sebuah model bernama SECI yang merupakan model
1990-an. proses pembentukan pengetahuan (knowledge
creation) untuk memahami sifat dinamis dari proses
Pengertian lain dari manajemen pengetahuan
tersebut (Nonaka & Takeuchi, 2000).
adalah pengelolaan pengetahuan perusahaan dalam
menciptakan nilai bisnis (business value) dan SECI merupakan singkatan dari Socialization,
menghasilkan keunggulan kompetitif yang Exernalization, Combination, dan Internalization
berkesinambungan (sustainable competitive yang didefinisikan sebagai berikut.
advantage) dalam mengoptimalkan proses
1. Socilization
penciptaan, pengomunikasian dan pengaplikasian
Socialization adalah proses pembentukan
semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka
pengetahuan dari bentuk tacit ke bentuk tacit.
pencapaian tujuan bisnis (Tobing, 2007).
Dapat dikatakan bahwa proses ini adalah proses
Dari pernyataan tersebut KM harus mendukung berbagi pengetahuan dalam bentuk lisan antar
tujuan jangka panjang institusi untuk senantiasa individu.
memiliki keunggulan kompetitif yang 2. Externalization
berkesinambungan. Fokus manajemen pengetahuan Externalization adalah proses pembentukan
adalah penentuan, pengorganisasian, pengarahan, pengetahuan dari bentuk
memfasilitasi, dan pemantauan pengetahuan terkait tacit ke bentuk explicit. Proses ini terjadi saat
dengan praktik dan aktivitas yang diperlukan untuk individu memindahkan pengetahuan yang ia
mencapai strategi dan tujuan organisasi yang miliki ke dalam suatu media penyimpanan.
diinginkan (Wiig, 1999). Meskipun definisinya 3. Combination
berbeda-beda, dapat ditarik pengertian bahwa Combination adalah proses pembentukan
manajemen pengetahuan menekankan: pengetahuan dari bentuk
explicit ke bentuk explicit. Berbagi file antara
1. Adanya usaha yang serius untuk
satu komputer dengan komputer lain merupakan
meningkatkan sistem kognisi (organisasi,
salah satu bentuk kombinasi.

143
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

4. Internalization dengan pengetahuan prasyarat dan khusus


Internalization adalah proses pembentukan dibentuk untuk memecahkan masalah.
pengetahuan dari bentuk
II.3 Knowledge Governance
explicit ke bentuk tacit. Proses ini berlangsung
ketika individu mendapatkan pengetahuan dari Berdasarkan referensi buku Knowledge
suatu media penyimpanan. Governance: Processes & Perspectives (Foss &
a. Knowledge Storage and Retrieval Michailova, 2009) bermacam argumen baik yang
Ingatan organisasi meliputi pengetahuan- berasal dari penelitian maupun dari praktik
pengetahuan yang berada dalam berbagai bentuk, keseharian, memberikan kontribusi signifikan bagi
termasuk dokumentasi tertulis, informasi perkembangan konsep pengelolaan pengetahuan
terstruktur yang disimpan dalam basis data selama dekade ini. Banyak yang mengklaim bahwa
elektronik, pengetahuan manusia terkodifikasi era saat ini adalah era knowledge economy, yang
yang disimpan dalam sistem pakar, proses dan merupakan suatu bentuk ilmu yang digunakan untuk
prosedur organisasi yang didokumentasikan, menangkap fenomena dan kecenderungan penting
serta pengetahuan tacit yang diperoleh dari yang sedang terjadi. Diantara kecenderungan
individu dan jaringannya. tersebut, yang merupakan peningkatan nilai dari
b. Knowledge Distribution pemikiran manusia, ada suatu peningkatan penting
Transfer pengetahuan dapat dilakukan pada dari sisi aset immaterial dan pengetahuan di bidang
tingkatan yang berbeda-beda, diantaranya antar- sains, serta keperluan untuk mengendalikan
individu, dari individu ke kelompok, antar- pertumbuhan pemanfaatan teknologi dan perlunya
kelompok, dan dari kelompok ke organisasi. peningkatan jumlah pengetahuan, tidak hanya untuk
Dengan mempertimbangkan pengetahuan internal perusahaan, tetapi juga dengan aliansi/afiliasi
organisasi yang terdistribusi secara alamiah, serta jejaring yang dimiliki suatu
suatu proses yang penting dari KM adalah perusahaan/organisasi (Foss & Michailova, 2009).
transfer pengetahuan ke lokasi dimana
Buku ini menjelaskan bahwa tata kelola
pengetahuan tersebut dibutuhkan dan digunakan.
pengetahuan bertujuan untuk menentukan tujuan
c. Knowledge Application
organisasi, arahan, batasan, dan akuntabilitas dari
Sumber keunggulan kompetitif terletak pada
organisasi tersebut. Pembahasan ini terbagi menjadi
penerapan pengetahuan daripada pengetahuan itu
sendiri. Terdapat tiga mekanisme utama dalam topik – topik mendasar yang berkaitan dengan cara
integrasi pengetahuan, yaitu arahan, rutinitas mengelola penciptaan pengetahuan yang berkaitan
dengan perspektif problem-finding dan problem-
organisasi, dan tim mandiri yang dijelaskan
solving, arsitektur organisasi pengetahuan, poliarki
sebagai berikut.
tata kelola & pertumbuhan pengetahuan, otoritas
1. Arahan mengacu pada sekumpulan aturan,
manajemen ketika pengetahuan didistribusikan, tata
ukuran, prosedur, dan instruksi spesifik yang
dikembangkan melalui konversi dari para kelola produksi pengetahuan, proses penciptaan dan
spesialis. Pengetahuan tacit diubah menjadi pembagiannya pada organisasi, dan prinsip utama tata
kelola, mekanisme dan taktik yang dapat diterapkan
pengetahuan eksplisit dan terpadu untuk
untuk berbagai macam use case, serta sebuah ide
komunikasi yang efisien bagi non-spesialis.
tentang tata kelola pengetahuan.
2. Rutinitas organisasi mengacu pada
pengembangan kinerja dari tugas dan pola II.4 Knowledge Management System (KMS)
koordinasi, protokol interaksi, dan
spesifikasi proses yang memungkinkan Knowledge Management System merupakan
individu untuk menerapkan dan metode yang bisa menjamin proses pengelolaan KM
mengintegrasikan pengetahuan mereka berjalan. Definisi knowledge management system
tanpa perlu mengkomunikasikan apa yang (KMS) mengacu pada sebuah kelas sistem informasi
mereka ketahui kepada orang lain. yang diterapkan untuk mengelola pengetahuan
3. Mekanisme integrasi pengetahuan yang organisasi (Alavi & Leidner, 2001). Artinya, sistem
terakhir adalah pembentukan tim mandiri berbasis IT (IT-based system) yang dikembangkan
untuk melaksanakan tugas. Dalam situasi di untuk mendukung dan meningkatkan proses
mana ketidakpastian dan kompleksitas tugas penciptaan pengetahuan organisasi, penyimpanan,
menghalangi spesifikasi arahan dan rutinitas pengalihan, dan aplikasi. Fungsi dari knowledge
organisasi, tim dari individu-individu system adalah menyusun dan menyimpan knowledge
baik yang berupa tacit maupun explicit tersebut

144
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

sehingga dapat digunakan kembali saat dibutuhkan atau teknologi dan juga dapat tertanam dalam suatu
Dengan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat proses.
mendukung proses tersebut.
Proses knowledge management system
merupakan IT-based system yang dibangun untuk
mendukung dan mengembangkan knowledge yang ada
di organisasi. Peranan dan tujuan dari knowledge
management system adalah sebagai berikut:
1. Sarana pengumpulan knowledge
Knowledge management system berguna sebagai
sarana untuk mengumpulkan knowledge bagi
Gambar 1 KM Triad
organisasi. Proses pengumpulan knowledge ini
dapat berasal dari mana saja dan dapat pula
berbentuk apa saja baik tacit maupun explicit. II.5 Knowledge Management Lifecycle
2. Sarana penyebaran knowledge Proses dari knowledge management system
Knowledge management system adalah sarana merupakan IT-based system yang dibangun untuk
untuk saling tukar-menukar knowledge yang ada mendukung dan mengembangkan knowledge yang
dari satu entitas ke entitas lain. Juga sebagai ada di organisasi. Knowledge management lifecycle
sarana transfer knowledge sehingga masing- dapat diterapkan pada konteks teknologi informasi
masing entitas dapat memiliki knowledge yang dari sistem knowledge management. Berdasarkan
sebelumnya dimiliki. model siklus knowledge management lifecycle
terdapat empat tahapan yaitu creation, storage,
3. Sarana pengelolaan knowledge transfer, dan application (Alavi & Leidner, 2001).
Knowledge management system juga beguna
sebagai tempat penyimpanan knowledge (dalam Creation/
Capture
bentuk database misalnya) dan mengelolanya
sehingga knowledge yang ada dan telah tersimpan
tidak terbengkalai begitu saja.
4. Meningkatkan knowledge Application / Storage/
Reuse Archival
Knowledge management system juga berguna
sebagai sarana meningkatkan knowledge yang ada
dengan cara memilah knowledge mana yang dapat
berperan dalam proses upgrading dari knowledge
Retrieval/
tiap entitas dalam organisasi. Transfer

Seperti pada kebanyakan area di bidang


pengembangan sistem informasi, di KM pun tidak Gambar II.2 Knowledge Management Lifecycle
terlepas dari 3 elemen utama KM, yaitu: People, (Alavi & Leidner, 2001)
Process, Technology (Wickramasinghe, 2006). Proses creation adalah proses identifikasi
Ketiganya merupakan tiga elemen penting yang dapat knowledge yang ada di perusahaan, serta usaha
menentukan keberhasilan implementasi sistem KM. memunculkan knowledge baru dari proses
Bahkan dikatakan bahwa knowledge management itu pembelajaran. Model ini menyadari bahwa
sendiri adalah integrasi dari people dan process, yang knowledge creation di organisasi melibatkan interaksi
kemudian dimungkinkan dengan technology, untuk yang berkelanjutan di antara tacit dan explicit
memfasilitasi pertukaran informasi, knowledge, dan knowledge serta bergerak secara spiral ketika
keahlian untuk meningkatkan kinerja organisasi. knowledge berpindah melalui individu, kelompok,
Hubungan di antara ketiga elemen tersebut dan organisasi.
dinamakan KM Triad seperti yang ditunjukkan pada Proses creation diikuti oleh proses storage atau
Gambar II.1 KM Triad adalah untuk menekankan retrieval, yaitu kegiatan penyimpanan knowledge ke
bahwa knowledge dapat diciptakan oleh orang dan

145
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

dalam bentuk yang dapat dengan mudah diakses dan Sedangkan tata kelola adalah tugas/kegiatan
diambil lagi pada lain waktu. strategis untuk menentukan tujuan organisasi, arahan,
batasan, dan akuntabilitas dari organisasi tersebut.
Proses berikutnya adalah pengambilan dan
Tata kelola dapat dikatakan sebagai kebijakan dan
transfer knowledge yang telah tersimpan dalam basis
prosedur untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan
knowledge, baik itu antara individu, kelompok,
diselesaikan dengan cara yang benar dan tepat.
organisasi, ataupun dari dokumen yang tersimpan.
Proses application merupakan proses pengaplikasian II.8 Tata Kelola Pengetahuan untuk Inovasi
dari knowledge hingga knowledge bisa digunakan. Terbuka
Menurut (Alavi & Leidner, 2001), aspek penting dari
Penelitian Tata Kelola Pengetahuan untuk Inovasi
teori berbasis knowledge dari suatu organisasi adalah
Terbuka menggunakan kolaborasi R&D sebagai
bahwa sumber dari keunggulan kompetitif berada
konteks pembelajarannya. Suatu studi empiris
dalam knowledge application dan bukan dalam
mendiskusikan tantangan yang berbeda sebagai suatu
pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini peran
pendekatan terbuka untuk mencapai proses inovasi
teknologi dapat mendukung knowledge application
pada tata kelola pengetahuan (Scarbrough &
dengan melekatkan pengetahuan ke dalam rutinitas
Edelman, 2004). Tantangan ini, berjalan diatas suatu
organisasi.
masalah yang menyatakan bahwa penyerapan
Berdasarkan model siklus dari (Alavi & Leidner, pengetahuan terjadi berdasarkan inovasi terbuka yang
2001) dapat disimpulkan bahwa knowledge melibatkan parameter kualitatif yang membuat,
management lifecycle dapat diterapkan pada konteks mengeksploitasi, dan mengorganisasikan
teknologi informasi dari sistem knowledge pengetahuan.
management.
Hal ini memiliki implikasi yang luas untuk dasar
pengetahuan itu sendiri yang pada akhirnya, suatu
II.6 Manfaat Manajemen Pengetahuan inovasi yang terbuka memberikan dampak
berkurangnya ketergantungan fungsi internal dalam
Pada prinsipnya manfaat dari konsep
R&D dan memunculkan keinginan untuk melakukan
manajemen pengetahuan adalah untuk meningkatkan
pertukaran pengetahuan dengan kolaborasi eksternal.
kinerja organisasi. Manfaat dari manajemen
Dalam konteks yang lebih luas, hal ini dapat berarti
pengetahuan sebagai berikut:
perubahan terhadap struktur dan praktik manajemen
1. Menciptakan suatu pengetahuan yang dapat untuk menciptakan interaksi yang lebih bagus dengan
diterima oleh berbagai pihak dan dapat suatu ekosistem penyedia pengetahuan yang lebih
digunakan dalam konteks pembelajaran. besar.
2. Memfasilitasi pengumpulan, perekam, Selain itu dibahas pula dilema antara stabilitas dan
pengorganisasian, penyaringan, analisi dan perubahan bentuk tata kelola yang diadopsi. Melalui
penyebaran pengetahuan eksplisit dan pengujian terhadap mega proyek Uni Eropa –
implisit. Pengetahuan yang dimaksud terdiri MOZART, (Scarbrough & Edelman, 2004)
dari prosedur informal yang tidak disimpulkan bahwa karena pengetahuan di proses
terdokumentasi, seluruh dokumen dan data secara sporadis dan terkadang tak menentu dari
yang disimpan di komputer. Informasi ini pengetahuan yang ada ke pengetahuan yang baru, hal
harus secara menyeluruh dan dengan mudah tersebut sulit untuk menciptakan suatu solusi tata
tersedia untuk kelangsungan organisasi. kelola yang berkelanjutan untuk keseluruhan
prosesnya.

II.7 Perbedaan Tata Kelola Pengetahuan dan II.9 COBIT 5.0


Manajemen Pengetahuan
COBIT 5.0 membantu perusahaan menciptakan
Manajemen adalah pengalokasian dari sumber nilai yang optimal dari pemanfaatan IT dengan
daya dan pengendalian terhadap kegiatan sehari - hari menjaga keseimbangan antara perwujudan manfaat
dari organisasi/perusahaan. Manajemen juga dan mengoptimalkan tingkat risiko dan penggunaan
membahas mengenai melakukan sesuatu dengan cara sumber daya (ISACA, 2012). COBIT 5.0
- cara yang seharusnya. memungkinkan informasi dan teknologi yang terkait
untuk diatur dan dikelola secara menyeluruh untuk
keseluruhan perusahaan, mencakup seluruh proses

146
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

bisnis dan tanggung jawab area fungsional serta proses, digunakan cara penilaian kapabilitas dari
mempertimbangkan keterkaitan IT dengan pemangku COBIT 5.0 Process Assesment Model (PAM).
kepentingan internal dan eksternal. Prinsip dan
enabler COBIT 5.0 berguna untuk perusahaan segala III.1 Analisis Manajemen Pengetahuan
jenis dan ukuran, baik yang komersil maupun non-
Penelitian mengenai proses manajemen
profit.
pengetahuan menghasilkan 12 tahap proses dan
Hubungan antara prinsip, sistem tata kelola, dan aktivitas untuk membuat dan mengimplementasikan
PAM COBIT 5.0 dapat dijelaskan sebagai berikut: manajemen pengetahuan secara optimal pada
organisasi/perusahaan. Hasil analisis terhadap
1. 5 Prinsip COBIT 5.0 (memenuhi kebutuhan
penelitian tersebut diuraikan berdasarkan 4 pilar
pemangku kepentingan, melingkupi seluruh
utamanya sebagai berikut.
perusahaan, menerapkan satu kerangka kerja
terintegrasi, menggunakan pendekatan holistic,
dan memisahkan tata kelola dengan manajemen) III.1.1 Pilar Kepemimpinan
menjadi dasar bagi sistem tata kelola COBIT 5.0. Pengetahuan dan manajemen pengetahuan
2. Komponen utama dalam sistem tata kelola (tujuan bukanlah sebuah konsep baru. Hal ini didasari
tata kelola, enablers tata kelola, lingkup tata pemikiran bahwa bisnis sudah memahami pentingnya
kelola, dan peran, aktivitas, & hubungan) mengelola pengetahuan yang mereka miliki dan
merupakan perwujudan dari 5 prinsip COBIT 5.0, mengubahnya menjadi suatu informasi yang berguna.
khususnya prinsip menggunakan pendekatan Pilar ini terdiri dari 4 proses berikut:
holistik/menyeluruh dan memisahkan tata kelola
dengan manajemen. 1. Melakukan identifikasi pengetahuan kritis
3. Level kapabilitas proses merupakan bentuk
Tahapan pertama adalah proses identifikasi
penilaian pencapaian kapabilitas proses, yang pengetahuan kritikal yang harus dikelola.
mana proses ini dapat memberikan gambaran bagi
organisasi/perusahaan untuk melihat tingkat 2. Melakukan analisis berdasarkan kinerja
pencapaian saat ini, penentuan target yang akan Tahap kedua adalah proses analisis berbasis
dicapai, serta melihat kesenjangan antara dua hal kinerja yang berfokus pada area permasalahan
tersebut. Dengan menggunakan level kapabilitas utama. Analisis ini terdiri dari topik :
proses, organisasi/perusahaan akan mampu a. Profil pelanggan
menurunkan/menterjemahkannya menjadi target b. Produk
– target yang perlu dicapai baik dalam jangka c. Bisnis
pendek maupun jangka panjang. d. Proses
e. Peserta
f. Informasi
g. Teknologi
III. ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL
TATA KELOLA PENGETAHUAN 3. Menyampaikan rencana aksi tingkat tinggi pada
Hasil analisis pada kajian ini menjadi dasar usulan manajemen
model tata kelola pengetahuan proses inovasi produk Pada umumnya tahapan ini merupakan tahapan
pada Techno Park. Perancangan model tata kelola paling sulit, dimana dibutuhkan suatu teknik
pengetahuan dibentuk berdasarkan 12-tahap proses untuk meyakinkan dan menjelaskan manajemen
manajemen pengetahuan, sistem tata kelola COBIT serta apa keuntungan yang didapat jika melakukan
5.0 dan tata kelola pengetahuan berbasis inovasi manajemen pengetahuan. Ada banyak persiapan
terbuka. Proses manajemen pengetahuan memberikan yang harus dihasilkan yaitu : estimasi, rencana
gambaran mengenai proses, aktivitas, dan work kerja dan manajemen sumber daya.
product manajemen pengetahuan. Sistem tata kelola
COBIT 5.0 memberikan cara pendekatan tata kelola III.1.2 Pilar Organisasi
secara menyeluruh (ISACA, 2012). Tata kelola Kesuksesan implementasi pada proses ini
pengetahuan berbasis inovasi terbuka memberikan bergantung pada pemilihan sistem yang akan
gambaran elemen – elemen proses tata kelola digunakan dan tidak digunakan. Tahap perancangan
pengetahuan pada perusahaan berbasis inovasi dan persyaratan harus memenuhi apa yang
terbuka. Untuk melakukan penilaian pencapaian dibutuhkan oleh pengguna, tidak hanya fokus pada

147
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

teknologi yang digunakan. Pilar ini terdiri dari 4 modular dan berbentuk eksplisit (Scarbrough &
proses berikut: Edelman, 2004). Sebaliknya, ketergantungan pada
tacit knowledge akan lebih sulit diakomodir dalam
1. Merangkul para pemangku kepentingan utama
proses inovasi terbuka mengingat kompleksitas
2. Mengembangkan model proses
mekanisme tata kelola yang dibutuhkan. Hal tersebut
3. Mengidentifikasi kesenjangan, peluang, dan
diterjemahkan menjadi faktor berikut :
risiko pengetahuan yang kritikal
4. Menentukan tujuan prioritas 1. Interdependensi tugas
5. Mengembangkan program persyaratan dan 2. Modularitas pengetahuan
pengukuran 3. Ketergantungan bentuk pengetahuan
tacit/explicit
III.1.3 Pilar Teknologi
III.2.3 Hubungan antar-unit
Pilar ini terdiri dari 4 proses berikut:
Pada proses inovasi terbuka yang lebih
1. Merencanakan pendekatan strategi tingkat tinggi
membutuhkan integrasi tacit knowledge, hal ini hanya
2. Melaksanakan strategi implementasi
akan tercapai jika ada suatu mekanisme relasional
3. Memantau, mengukur, dan melaporkan metrik
yang kuat antara para peserta/pihak yang terlibat di
dalam jaringan tersebut (Scarbrough & Edelman,
III.1.4 Pilar Pembelajaran 2004). Atas dasar hal tersebut, dalam hubungan antar
Fokus pada tahap ini adalah pembelajaran unit terdiri dari faktor berikut:
terhadap proyek – proyek atau kegiatan yang pernah 1. Unsur sosial
dilakukan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan 2. Peluang/Risiko
adalah hasil artefak dari kegiatan tersebut.
3. Kekuatan/Kelemahan
III.2 Analisis Tata Kelola Manajemen
III.2.4 Manfaat Tata Kelola Pengetahuan
Pengetahuan
berbasis Inovasi Terbuka
Pada suatu studi empiris yang dilakukan oleh Perancangan model tata kelola pengetahuan
(Scarbrough & Edelman, 2004), dilakukan penelitian dibentuk berdasarkan 12-tahap proses manajemen
mengenai tantangan yang berbeda sebagai suatu
pengetahuan, sistem tata kelola COBIT 5.0 dan tata
pendekatan terbuka untuk mencapai proses inovasi
kelola pengetahuan berbasis inovasi terbuka. Proses
pada tata kelola pengetahuan.
manajemen pengetahuan memberikan gambaran
Penelitian ini berhasil melakukan identifikasi 3
mengenai proses, aktivitas, dan work product
(tiga) tantangan untuk mencapai proses inovasi pada manajemen pengetahuan. Sistem tata kelola COBIT
tata kelola pengetahuan, yaitu: 5.0 memberikan cara pendekatan tata kelola secara
menyeluruh (ISACA, 2012). Tata kelola pengetahuan
III.2.1 Mekanisme Tata Kelola Pengetahuan berbasis inovasi terbuka memberikan gambaran
Mekanisme tata kelola pengetahuan yang diadopsi elemen – elemen proses tata kelola pengetahuan pada
untuk inovasi terbuka pada umumnya berkembang perusahaan berbasis inovasi terbuka. Untuk
dari waktu ke waktu, dengan beberapa faktor melakukan penilaian pencapaian proses, digunakan
ketergantungan pada evolusinya (Scarbrough & cara penilaian kapabilitas dari COBIT 5.0 Process
Edelman, 2004). Namun begitu, kondisi awal tata Assessment Model (PAM).
kelola cenderung akan memberikan pengaruh pada
perkembangan seterusnya. Mekanisme ini terdiri dari III.3 Analisis Sistem Tata Kelola COBIT 5.0
faktor sebagai berikut :
Fokus penelitian ini adalah membentuk model tata
1. Pemilihan rekan kelola pengetahuan pada proses inovasi produk
2. Mekanisme formal dan relasional dengan menggunakan sistem tata kelola COBIT 5.0.
3. Lingkup aktivitas kolaborasi Sistem tata kelola ini terdiri dari :

III.2.2 Proses Pengetahuan III.3.1 Tujuan Tata Kelola


Inovasi terbuka akan terjadi paling mudah Tahap ini berguna untuk menentukan tujuan tata
integrasinya ketika pengetahuan dibentuk secara kelola yaitu penciptaan nilai. Dalam hal ini untuk

148
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

mendukung terciptanya proses inovasi produk yang III.4 Rancangan Model Tata Kelola
optimal, tujuan tata kelola yang ingin dicapai adalah Pengetahuan Proses Inovasi Produk
penciptaan nilai pengetahuan. Selain itu dalam tahap
Berdasarkan hasil studi pustaka, sistem tata kelola
ini juga diperhatikan perwujudan manfaat melalui
COBIT 5.0 dan tata kelola pengetahuan untuk inovasi
optimalisasi risiko dan penggunaan sumber daya.
terbuka, penulis membentuk suatu rancangan model
tata kelola pengetahuan proses inovasi produk yang
III.3.2 Enablers Tata Kelola
dapat dilihat pada Gambar 2. Model Tata Kelola
Enablers Tata Kelola adalah sumber daya Pengetahuan Proses Inovasi Produk. Rancangan
organisasi untuk melakukan tata kelola, seperti model ini memodifikasi sistem tata kelola COBIT 5.0
kerangka kerja, prinsip, struktur, proses/mekanisme, dengan menggunakan parameter tata kelola
dan cara praktik, melalui suatu tindakan yang pengetahuan untuk inovasi terbuka serta
diarahkan dan dapat tercapai tujuannya (ISACA, menggunakan pemodelan proses IDEF untuk
2012). Dalam hal ini, enablers proses tata kelola penggambaran proses manajemen pengetahuannya.
adalah mekanisme yang berkaitan dengan proses
Proses manajemen pengetahuan digambarkan
inovasi produk. Kapabilitas layanan (infrastruktur IT,
pada tahap penciptaan nilai pengetahuan dan inovasi.
aplikasi, dll), orang dan informasi juga termasuk
Proses ini terdiri dari 3 elemen utama yaitu
dalam sumber daya enablers. Penggunaan kakas,
perwujudan manfaat pengetahuan, optimasi risiko
aplikasi serta pemanfaatan infrastruktur IT lainnya
pengetahuan, dan optimasi sumber daya pengetahuan.
menjadi parameter dalam penilaian kapabilitas
Untuk melakukan pemodelan proses penciptaan
proses.
pengetahuan di dalam tahap ini digunakan model
notasi IDEF0 yang akan memberikan gambaran
III.3.3 Lingkup Tata Kelola mengenai input, mekanisme, pemilik, serta hasil
Tata kelola dapat diterapkan untuk seluruh entitas pengetahuan dari proses tersebut. Proses penciptaan
perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak pengetahuan yang dimaksudkan disini adalah
(ISACA, 2012). Hal ini berarti sangat mungkin untuk pengetahuan yang diciptakan/dihasilkan pada proses
mendefinisikan pandangan yang berbeda pada inkubasi bisnis dan digambarkan dalam notasi IDEF0.
penerapan tata kelola di dalam perusahaan. Dan juga Pada bagian berikutnya yaitu sistem tata kelola,
sangat penting untuk menentukan lingkup agar sistem dilakukan modifikasi terhadap sistem tata kelola
tata kelola berjalan dengan baik. Dalam hal ini, COBIT 5.0 dengan menggunakan parameter tata
lingkup tata kelola yang dijadikan fokus dalam kelola pengetahuan untuk inovasi terbuka.
penelitian adalah bentuk pengetahuan yang berupa Model Tata Kelola Pengetahuan Proses Inovasi Produk
tacit/explicit dan modularitas pengetahuan. Fokus ini
bertujuan agar penilaian kapabilitas mampu melihat Penciptaan Nilai Pengetahuan & Inovasi
tingkat pemanfaatan pengetahuan yang tercipta dari
proses – proses inovasi produk sebelumnya.
Perwujudan Optimasi
Optimasi Risiko
Manfaat Sumber Daya
Pengetahuan
III.3.4 Manfaat membuat Tata Kelola Pengetahuan Pengetahuan
menggunakan COBIT 5.0
Pemodelan IDEF
Unsur terakhir adalah peran, aktivitas, dan
hubungan tata kelola. Hal ini mendefinisikan siapa
yang terlibat, cara/bagaimana mereka terlibat, kapan Lingkup Tata Kelola Pengetahuan
Enabler Tata Kelola Pengetahuan
dan bagaimana mereka berinteraksi, dalam lingkup - Pemilihan rekan
- Interdependensi tugas
- Modularitas pengetahuan
- Mekanisme formal dan relasional
sistem tata kelola (ISACA, 2012). Pada proses - Lingkup aktivitas kolaborasi
- Ketergantungan pengetahuan
tacit/explicit
inovasi produk, perlu didefinisikan dengan jelas siapa
yang terlibat, cara/bagaimana mereka terlibat, kapan
dan bagaimana mereka berinteraksi. Selain itu, pada Peran, Aktivitas, dan Hubungan Tata Kelola Pengetahuan
- Unsur sosial
proses inovasi produk perlu dipertegas perbedaan - Peluang dan Risiko
antara aktivitas dan domain/unit tata kelola dan - Kekuatan/Kelemahan

manajemen, serta keterhubungan antara pihak – pihak Gambar 2. Model Tata Kelola Pengetahuan Proses
yang terlibat. Hal ini merupakan manfaat penggunaan Inovasi Produk
COBIT 5.0 dalam proses pembuatan Tata Kelola.

149
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Foss, N., & Michailova, S. (2009). Knowledge
Governance: Processes and Perspectives.
Berdasarkan seluruh tahap yang telah
Norfolk: Oxford University Press.
dilaksanakan dalam penelitian ini, maka didapat tiga
komponen penyusun model tata kelola pengetahuan ISACA. (2012). A Business Framework for the
proses inovasi produk pada Techno Park, yaitu Governance and Management of Enterprise
enabler tata kelola pengetahuan; lingkup tata kelola IT. ISACA.
pengetahuan; peran, aktivitas dan tata kelola
Moudi, M. (2011). Science and Technology Parks,
pengetahuan. Model tata kelola tersebut didapatkan
Tools for a Leap into Future.
berdasarkan sistem tata kelola COBIT 5.0 dan tata
Interdisciplinary Journal of Contemporary
kelola pengetahuan berbasis inovasi terbuka guna
Research in Business.
melihat pencapaian level kapabilitas tata kelola
pengetahuan melalui Process Assesment. Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). The Knowledge-
Creating Company : How Japanese
Namun, hasil penelitian ini masih memerlukan
Companies Create the Dynamics of
pengembangan lebih lanjut agar dapat memenuhi
Innovation. Oxford: Oxford University
kebutuhan terkini proses inovasi produk yang ada di
Press.
Techno Park, agar bisa lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan menciptakan kedaulatan inovasi di Nonaka, I., & Takeuchi, H. (2000). SECI, Ba and
bidang teknologi. Selain itu, model dapat berpeluang Leadership: a Unified. Long Range
untuk dijadikan penelitian lanjutan dengan fokus Planning, 33(1), 5-34.
kepada Best Practices (BP) agar tata kelola
Rahmatia, D. (2013). Perancangan Knowledge
pengetahuan proses inovasi produk di Techno Park
Management System untuk Mendukung
bisa berjalan dengan lebih optimal.
Penerapan Malcolm Baldrige Criteria for
Performance Excellence. Institut Teknologi
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Scarbrough, H., & Edelman, L. (2004). The benefits
Alavi, M., & Leidner, D. (2001). Knowledge
and pitfalls of social capital: Empirical
Management And Knowledge Management
evidence from two organizations in the
Systems: Conceptual Foundations And
United Kingdom. British Journal of
Research Issues. MIS Quarterly.
Management .
Choo, C. W. (1998). The Knowing Organization.
Tobing, P. L. (2007). Knowledge Management :
How Organizations Use Information to
Konsep, Arsitektur, dan Implementasi.
Constract Meaning, Create Knowledge, and
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Make Decisions. New York: Oxford
University Press. Wickramasinghe, N. (2006). Knowledge Creation : A
Meta Framework.
Desouza, K., & Awazu, Y. (2006). Engaging tensions
of knowledge management control. Wiig, K. (1999). Comprehensive Knowledge
Singapore Management Review. Management. Texas: Arlington.

150
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018

Anda mungkin juga menyukai