Putra Fajar Alam, Asti Amalia Nur Fajrillah, Anik Hanifatul Azizah, Ahmad Almaarif
1,2,3,4
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Jl. Telekomunikasi
No. 1, Kawasan Pendidikan Telkom, Bandung, 40257, Indonesia
E-mail: putrafajaralam@telkomuniversity.ac.id, astiamalia@telkomuniversity.ac.id,
anikhanifatulazizah@telkomuniversity.ac.id, ahmadalmaarif@telkomuniversity.ac.id
141
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
142
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
individu ke individu lain secara formal dan manusia, teknologi, atau gabungan manusia
sistematis. dan teknologi).
2. Tacit knowledge, berasal dari kata tacit berarti 2. Adanya aset-aset pengetahuan yang dikelola,
sesuatu yang tidak dengan mudah dilihat dan yang berasal dari dalam dan luar organisasi,
diekspresikan. Tacit knowledge berakar dalam individu atau kelompok.
tindakan dan pengalaman pribadi, seperti 3. Adanya proses pengadaan, pengolahan,
dambaan, nilai, atau pun emosi. Wawasan dan penyimpanan, dan penggunaan pengetahuan
intuisi subjektif juga masuk dalam kategori ini. tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.
Tacit knowledge sangat bersifat pribadi dan 4. Adanya penyebaran pengetahuan dan
sulit diformalisasikan. pengalaman baik melalui akses langsung ke
basis data maupun melalui sharing dan
II.2 Definisi Manajemen Pengetahuan
kolaborasi ke lingkungan internal dan
Manajemen pengetahuan atau knowledge eksternal organisasi.
management (KM) ialah strategi dan proses yang 5. Adanya kreativitas dan inovasi menciptakan
dirancang untuk mengidentifikasi, menangkap, pengetahuan baru.
menyusun, menambah nilai, memberikan pengaruh, 6. Adanya pengelolaan penciptaan pengetahuan
dan berbagi aset intelektual organisasi untuk (knowledge creation) dan pengorganisasian
meningkatkan kinerja dan daya saing. Knowledge pengetahuan.
Management (KM) / Manajemen Pengetahuan terkait
Untuk mencapai KM yang efektif, terdapat empat
dengan aktivitas memfasilitasi pengelolaan
proses yang harus berjalan secara berkelanjutan.
pengetahuan, antara lain melalui aktivitas penciptaan
Berikut ini adalah penjelasan dari keempat proses
pengetahuan, menangkap pengetahuan, perubahan
tersebut (Alavi & Leidner, 2001).
serta penggunaan pengetahuan. Hal ini didasarkan
pada dua aktivitas penting, yaitu (1) menangkap dan a. Knowledge Creation
mendokumentasikan pengetahuan tacit dan explicit
individu dan (2) menyebarkannya dalam organisasi Sebelum dikelola, pengetahuan harus dibentuk
(Rahmatia, 2013). Istilah manajemen pengetahuan terlebih dahulu. Nonaka bersama Takeuchi membuat
pertama kali diperkenalkan kira-kira pada awal tahun sebuah model bernama SECI yang merupakan model
1990-an. proses pembentukan pengetahuan (knowledge
creation) untuk memahami sifat dinamis dari proses
Pengertian lain dari manajemen pengetahuan
tersebut (Nonaka & Takeuchi, 2000).
adalah pengelolaan pengetahuan perusahaan dalam
menciptakan nilai bisnis (business value) dan SECI merupakan singkatan dari Socialization,
menghasilkan keunggulan kompetitif yang Exernalization, Combination, dan Internalization
berkesinambungan (sustainable competitive yang didefinisikan sebagai berikut.
advantage) dalam mengoptimalkan proses
1. Socilization
penciptaan, pengomunikasian dan pengaplikasian
Socialization adalah proses pembentukan
semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka
pengetahuan dari bentuk tacit ke bentuk tacit.
pencapaian tujuan bisnis (Tobing, 2007).
Dapat dikatakan bahwa proses ini adalah proses
Dari pernyataan tersebut KM harus mendukung berbagi pengetahuan dalam bentuk lisan antar
tujuan jangka panjang institusi untuk senantiasa individu.
memiliki keunggulan kompetitif yang 2. Externalization
berkesinambungan. Fokus manajemen pengetahuan Externalization adalah proses pembentukan
adalah penentuan, pengorganisasian, pengarahan, pengetahuan dari bentuk
memfasilitasi, dan pemantauan pengetahuan terkait tacit ke bentuk explicit. Proses ini terjadi saat
dengan praktik dan aktivitas yang diperlukan untuk individu memindahkan pengetahuan yang ia
mencapai strategi dan tujuan organisasi yang miliki ke dalam suatu media penyimpanan.
diinginkan (Wiig, 1999). Meskipun definisinya 3. Combination
berbeda-beda, dapat ditarik pengertian bahwa Combination adalah proses pembentukan
manajemen pengetahuan menekankan: pengetahuan dari bentuk
explicit ke bentuk explicit. Berbagi file antara
1. Adanya usaha yang serius untuk
satu komputer dengan komputer lain merupakan
meningkatkan sistem kognisi (organisasi,
salah satu bentuk kombinasi.
143
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
144
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
sehingga dapat digunakan kembali saat dibutuhkan atau teknologi dan juga dapat tertanam dalam suatu
Dengan pemanfaatan teknologi informasi yang dapat proses.
mendukung proses tersebut.
Proses knowledge management system
merupakan IT-based system yang dibangun untuk
mendukung dan mengembangkan knowledge yang ada
di organisasi. Peranan dan tujuan dari knowledge
management system adalah sebagai berikut:
1. Sarana pengumpulan knowledge
Knowledge management system berguna sebagai
sarana untuk mengumpulkan knowledge bagi
Gambar 1 KM Triad
organisasi. Proses pengumpulan knowledge ini
dapat berasal dari mana saja dan dapat pula
berbentuk apa saja baik tacit maupun explicit. II.5 Knowledge Management Lifecycle
2. Sarana penyebaran knowledge Proses dari knowledge management system
Knowledge management system adalah sarana merupakan IT-based system yang dibangun untuk
untuk saling tukar-menukar knowledge yang ada mendukung dan mengembangkan knowledge yang
dari satu entitas ke entitas lain. Juga sebagai ada di organisasi. Knowledge management lifecycle
sarana transfer knowledge sehingga masing- dapat diterapkan pada konteks teknologi informasi
masing entitas dapat memiliki knowledge yang dari sistem knowledge management. Berdasarkan
sebelumnya dimiliki. model siklus knowledge management lifecycle
terdapat empat tahapan yaitu creation, storage,
3. Sarana pengelolaan knowledge transfer, dan application (Alavi & Leidner, 2001).
Knowledge management system juga beguna
sebagai tempat penyimpanan knowledge (dalam Creation/
Capture
bentuk database misalnya) dan mengelolanya
sehingga knowledge yang ada dan telah tersimpan
tidak terbengkalai begitu saja.
4. Meningkatkan knowledge Application / Storage/
Reuse Archival
Knowledge management system juga berguna
sebagai sarana meningkatkan knowledge yang ada
dengan cara memilah knowledge mana yang dapat
berperan dalam proses upgrading dari knowledge
Retrieval/
tiap entitas dalam organisasi. Transfer
145
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
dalam bentuk yang dapat dengan mudah diakses dan Sedangkan tata kelola adalah tugas/kegiatan
diambil lagi pada lain waktu. strategis untuk menentukan tujuan organisasi, arahan,
batasan, dan akuntabilitas dari organisasi tersebut.
Proses berikutnya adalah pengambilan dan
Tata kelola dapat dikatakan sebagai kebijakan dan
transfer knowledge yang telah tersimpan dalam basis
prosedur untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan
knowledge, baik itu antara individu, kelompok,
diselesaikan dengan cara yang benar dan tepat.
organisasi, ataupun dari dokumen yang tersimpan.
Proses application merupakan proses pengaplikasian II.8 Tata Kelola Pengetahuan untuk Inovasi
dari knowledge hingga knowledge bisa digunakan. Terbuka
Menurut (Alavi & Leidner, 2001), aspek penting dari
Penelitian Tata Kelola Pengetahuan untuk Inovasi
teori berbasis knowledge dari suatu organisasi adalah
Terbuka menggunakan kolaborasi R&D sebagai
bahwa sumber dari keunggulan kompetitif berada
konteks pembelajarannya. Suatu studi empiris
dalam knowledge application dan bukan dalam
mendiskusikan tantangan yang berbeda sebagai suatu
pengetahuan itu sendiri. Dalam hal ini peran
pendekatan terbuka untuk mencapai proses inovasi
teknologi dapat mendukung knowledge application
pada tata kelola pengetahuan (Scarbrough &
dengan melekatkan pengetahuan ke dalam rutinitas
Edelman, 2004). Tantangan ini, berjalan diatas suatu
organisasi.
masalah yang menyatakan bahwa penyerapan
Berdasarkan model siklus dari (Alavi & Leidner, pengetahuan terjadi berdasarkan inovasi terbuka yang
2001) dapat disimpulkan bahwa knowledge melibatkan parameter kualitatif yang membuat,
management lifecycle dapat diterapkan pada konteks mengeksploitasi, dan mengorganisasikan
teknologi informasi dari sistem knowledge pengetahuan.
management.
Hal ini memiliki implikasi yang luas untuk dasar
pengetahuan itu sendiri yang pada akhirnya, suatu
II.6 Manfaat Manajemen Pengetahuan inovasi yang terbuka memberikan dampak
berkurangnya ketergantungan fungsi internal dalam
Pada prinsipnya manfaat dari konsep
R&D dan memunculkan keinginan untuk melakukan
manajemen pengetahuan adalah untuk meningkatkan
pertukaran pengetahuan dengan kolaborasi eksternal.
kinerja organisasi. Manfaat dari manajemen
Dalam konteks yang lebih luas, hal ini dapat berarti
pengetahuan sebagai berikut:
perubahan terhadap struktur dan praktik manajemen
1. Menciptakan suatu pengetahuan yang dapat untuk menciptakan interaksi yang lebih bagus dengan
diterima oleh berbagai pihak dan dapat suatu ekosistem penyedia pengetahuan yang lebih
digunakan dalam konteks pembelajaran. besar.
2. Memfasilitasi pengumpulan, perekam, Selain itu dibahas pula dilema antara stabilitas dan
pengorganisasian, penyaringan, analisi dan perubahan bentuk tata kelola yang diadopsi. Melalui
penyebaran pengetahuan eksplisit dan pengujian terhadap mega proyek Uni Eropa –
implisit. Pengetahuan yang dimaksud terdiri MOZART, (Scarbrough & Edelman, 2004)
dari prosedur informal yang tidak disimpulkan bahwa karena pengetahuan di proses
terdokumentasi, seluruh dokumen dan data secara sporadis dan terkadang tak menentu dari
yang disimpan di komputer. Informasi ini pengetahuan yang ada ke pengetahuan yang baru, hal
harus secara menyeluruh dan dengan mudah tersebut sulit untuk menciptakan suatu solusi tata
tersedia untuk kelangsungan organisasi. kelola yang berkelanjutan untuk keseluruhan
prosesnya.
146
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
bisnis dan tanggung jawab area fungsional serta proses, digunakan cara penilaian kapabilitas dari
mempertimbangkan keterkaitan IT dengan pemangku COBIT 5.0 Process Assesment Model (PAM).
kepentingan internal dan eksternal. Prinsip dan
enabler COBIT 5.0 berguna untuk perusahaan segala III.1 Analisis Manajemen Pengetahuan
jenis dan ukuran, baik yang komersil maupun non-
Penelitian mengenai proses manajemen
profit.
pengetahuan menghasilkan 12 tahap proses dan
Hubungan antara prinsip, sistem tata kelola, dan aktivitas untuk membuat dan mengimplementasikan
PAM COBIT 5.0 dapat dijelaskan sebagai berikut: manajemen pengetahuan secara optimal pada
organisasi/perusahaan. Hasil analisis terhadap
1. 5 Prinsip COBIT 5.0 (memenuhi kebutuhan
penelitian tersebut diuraikan berdasarkan 4 pilar
pemangku kepentingan, melingkupi seluruh
utamanya sebagai berikut.
perusahaan, menerapkan satu kerangka kerja
terintegrasi, menggunakan pendekatan holistic,
dan memisahkan tata kelola dengan manajemen) III.1.1 Pilar Kepemimpinan
menjadi dasar bagi sistem tata kelola COBIT 5.0. Pengetahuan dan manajemen pengetahuan
2. Komponen utama dalam sistem tata kelola (tujuan bukanlah sebuah konsep baru. Hal ini didasari
tata kelola, enablers tata kelola, lingkup tata pemikiran bahwa bisnis sudah memahami pentingnya
kelola, dan peran, aktivitas, & hubungan) mengelola pengetahuan yang mereka miliki dan
merupakan perwujudan dari 5 prinsip COBIT 5.0, mengubahnya menjadi suatu informasi yang berguna.
khususnya prinsip menggunakan pendekatan Pilar ini terdiri dari 4 proses berikut:
holistik/menyeluruh dan memisahkan tata kelola
dengan manajemen. 1. Melakukan identifikasi pengetahuan kritis
3. Level kapabilitas proses merupakan bentuk
Tahapan pertama adalah proses identifikasi
penilaian pencapaian kapabilitas proses, yang pengetahuan kritikal yang harus dikelola.
mana proses ini dapat memberikan gambaran bagi
organisasi/perusahaan untuk melihat tingkat 2. Melakukan analisis berdasarkan kinerja
pencapaian saat ini, penentuan target yang akan Tahap kedua adalah proses analisis berbasis
dicapai, serta melihat kesenjangan antara dua hal kinerja yang berfokus pada area permasalahan
tersebut. Dengan menggunakan level kapabilitas utama. Analisis ini terdiri dari topik :
proses, organisasi/perusahaan akan mampu a. Profil pelanggan
menurunkan/menterjemahkannya menjadi target b. Produk
– target yang perlu dicapai baik dalam jangka c. Bisnis
pendek maupun jangka panjang. d. Proses
e. Peserta
f. Informasi
g. Teknologi
III. ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL
TATA KELOLA PENGETAHUAN 3. Menyampaikan rencana aksi tingkat tinggi pada
Hasil analisis pada kajian ini menjadi dasar usulan manajemen
model tata kelola pengetahuan proses inovasi produk Pada umumnya tahapan ini merupakan tahapan
pada Techno Park. Perancangan model tata kelola paling sulit, dimana dibutuhkan suatu teknik
pengetahuan dibentuk berdasarkan 12-tahap proses untuk meyakinkan dan menjelaskan manajemen
manajemen pengetahuan, sistem tata kelola COBIT serta apa keuntungan yang didapat jika melakukan
5.0 dan tata kelola pengetahuan berbasis inovasi manajemen pengetahuan. Ada banyak persiapan
terbuka. Proses manajemen pengetahuan memberikan yang harus dihasilkan yaitu : estimasi, rencana
gambaran mengenai proses, aktivitas, dan work kerja dan manajemen sumber daya.
product manajemen pengetahuan. Sistem tata kelola
COBIT 5.0 memberikan cara pendekatan tata kelola III.1.2 Pilar Organisasi
secara menyeluruh (ISACA, 2012). Tata kelola Kesuksesan implementasi pada proses ini
pengetahuan berbasis inovasi terbuka memberikan bergantung pada pemilihan sistem yang akan
gambaran elemen – elemen proses tata kelola digunakan dan tidak digunakan. Tahap perancangan
pengetahuan pada perusahaan berbasis inovasi dan persyaratan harus memenuhi apa yang
terbuka. Untuk melakukan penilaian pencapaian dibutuhkan oleh pengguna, tidak hanya fokus pada
147
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
teknologi yang digunakan. Pilar ini terdiri dari 4 modular dan berbentuk eksplisit (Scarbrough &
proses berikut: Edelman, 2004). Sebaliknya, ketergantungan pada
tacit knowledge akan lebih sulit diakomodir dalam
1. Merangkul para pemangku kepentingan utama
proses inovasi terbuka mengingat kompleksitas
2. Mengembangkan model proses
mekanisme tata kelola yang dibutuhkan. Hal tersebut
3. Mengidentifikasi kesenjangan, peluang, dan
diterjemahkan menjadi faktor berikut :
risiko pengetahuan yang kritikal
4. Menentukan tujuan prioritas 1. Interdependensi tugas
5. Mengembangkan program persyaratan dan 2. Modularitas pengetahuan
pengukuran 3. Ketergantungan bentuk pengetahuan
tacit/explicit
III.1.3 Pilar Teknologi
III.2.3 Hubungan antar-unit
Pilar ini terdiri dari 4 proses berikut:
Pada proses inovasi terbuka yang lebih
1. Merencanakan pendekatan strategi tingkat tinggi
membutuhkan integrasi tacit knowledge, hal ini hanya
2. Melaksanakan strategi implementasi
akan tercapai jika ada suatu mekanisme relasional
3. Memantau, mengukur, dan melaporkan metrik
yang kuat antara para peserta/pihak yang terlibat di
dalam jaringan tersebut (Scarbrough & Edelman,
III.1.4 Pilar Pembelajaran 2004). Atas dasar hal tersebut, dalam hubungan antar
Fokus pada tahap ini adalah pembelajaran unit terdiri dari faktor berikut:
terhadap proyek – proyek atau kegiatan yang pernah 1. Unsur sosial
dilakukan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan 2. Peluang/Risiko
adalah hasil artefak dari kegiatan tersebut.
3. Kekuatan/Kelemahan
III.2 Analisis Tata Kelola Manajemen
III.2.4 Manfaat Tata Kelola Pengetahuan
Pengetahuan
berbasis Inovasi Terbuka
Pada suatu studi empiris yang dilakukan oleh Perancangan model tata kelola pengetahuan
(Scarbrough & Edelman, 2004), dilakukan penelitian dibentuk berdasarkan 12-tahap proses manajemen
mengenai tantangan yang berbeda sebagai suatu
pengetahuan, sistem tata kelola COBIT 5.0 dan tata
pendekatan terbuka untuk mencapai proses inovasi
kelola pengetahuan berbasis inovasi terbuka. Proses
pada tata kelola pengetahuan.
manajemen pengetahuan memberikan gambaran
Penelitian ini berhasil melakukan identifikasi 3
mengenai proses, aktivitas, dan work product
(tiga) tantangan untuk mencapai proses inovasi pada manajemen pengetahuan. Sistem tata kelola COBIT
tata kelola pengetahuan, yaitu: 5.0 memberikan cara pendekatan tata kelola secara
menyeluruh (ISACA, 2012). Tata kelola pengetahuan
III.2.1 Mekanisme Tata Kelola Pengetahuan berbasis inovasi terbuka memberikan gambaran
Mekanisme tata kelola pengetahuan yang diadopsi elemen – elemen proses tata kelola pengetahuan pada
untuk inovasi terbuka pada umumnya berkembang perusahaan berbasis inovasi terbuka. Untuk
dari waktu ke waktu, dengan beberapa faktor melakukan penilaian pencapaian proses, digunakan
ketergantungan pada evolusinya (Scarbrough & cara penilaian kapabilitas dari COBIT 5.0 Process
Edelman, 2004). Namun begitu, kondisi awal tata Assessment Model (PAM).
kelola cenderung akan memberikan pengaruh pada
perkembangan seterusnya. Mekanisme ini terdiri dari III.3 Analisis Sistem Tata Kelola COBIT 5.0
faktor sebagai berikut :
Fokus penelitian ini adalah membentuk model tata
1. Pemilihan rekan kelola pengetahuan pada proses inovasi produk
2. Mekanisme formal dan relasional dengan menggunakan sistem tata kelola COBIT 5.0.
3. Lingkup aktivitas kolaborasi Sistem tata kelola ini terdiri dari :
148
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
mendukung terciptanya proses inovasi produk yang III.4 Rancangan Model Tata Kelola
optimal, tujuan tata kelola yang ingin dicapai adalah Pengetahuan Proses Inovasi Produk
penciptaan nilai pengetahuan. Selain itu dalam tahap
Berdasarkan hasil studi pustaka, sistem tata kelola
ini juga diperhatikan perwujudan manfaat melalui
COBIT 5.0 dan tata kelola pengetahuan untuk inovasi
optimalisasi risiko dan penggunaan sumber daya.
terbuka, penulis membentuk suatu rancangan model
tata kelola pengetahuan proses inovasi produk yang
III.3.2 Enablers Tata Kelola
dapat dilihat pada Gambar 2. Model Tata Kelola
Enablers Tata Kelola adalah sumber daya Pengetahuan Proses Inovasi Produk. Rancangan
organisasi untuk melakukan tata kelola, seperti model ini memodifikasi sistem tata kelola COBIT 5.0
kerangka kerja, prinsip, struktur, proses/mekanisme, dengan menggunakan parameter tata kelola
dan cara praktik, melalui suatu tindakan yang pengetahuan untuk inovasi terbuka serta
diarahkan dan dapat tercapai tujuannya (ISACA, menggunakan pemodelan proses IDEF untuk
2012). Dalam hal ini, enablers proses tata kelola penggambaran proses manajemen pengetahuannya.
adalah mekanisme yang berkaitan dengan proses
Proses manajemen pengetahuan digambarkan
inovasi produk. Kapabilitas layanan (infrastruktur IT,
pada tahap penciptaan nilai pengetahuan dan inovasi.
aplikasi, dll), orang dan informasi juga termasuk
Proses ini terdiri dari 3 elemen utama yaitu
dalam sumber daya enablers. Penggunaan kakas,
perwujudan manfaat pengetahuan, optimasi risiko
aplikasi serta pemanfaatan infrastruktur IT lainnya
pengetahuan, dan optimasi sumber daya pengetahuan.
menjadi parameter dalam penilaian kapabilitas
Untuk melakukan pemodelan proses penciptaan
proses.
pengetahuan di dalam tahap ini digunakan model
notasi IDEF0 yang akan memberikan gambaran
III.3.3 Lingkup Tata Kelola mengenai input, mekanisme, pemilik, serta hasil
Tata kelola dapat diterapkan untuk seluruh entitas pengetahuan dari proses tersebut. Proses penciptaan
perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak pengetahuan yang dimaksudkan disini adalah
(ISACA, 2012). Hal ini berarti sangat mungkin untuk pengetahuan yang diciptakan/dihasilkan pada proses
mendefinisikan pandangan yang berbeda pada inkubasi bisnis dan digambarkan dalam notasi IDEF0.
penerapan tata kelola di dalam perusahaan. Dan juga Pada bagian berikutnya yaitu sistem tata kelola,
sangat penting untuk menentukan lingkup agar sistem dilakukan modifikasi terhadap sistem tata kelola
tata kelola berjalan dengan baik. Dalam hal ini, COBIT 5.0 dengan menggunakan parameter tata
lingkup tata kelola yang dijadikan fokus dalam kelola pengetahuan untuk inovasi terbuka.
penelitian adalah bentuk pengetahuan yang berupa Model Tata Kelola Pengetahuan Proses Inovasi Produk
tacit/explicit dan modularitas pengetahuan. Fokus ini
bertujuan agar penilaian kapabilitas mampu melihat Penciptaan Nilai Pengetahuan & Inovasi
tingkat pemanfaatan pengetahuan yang tercipta dari
proses – proses inovasi produk sebelumnya.
Perwujudan Optimasi
Optimasi Risiko
Manfaat Sumber Daya
Pengetahuan
III.3.4 Manfaat membuat Tata Kelola Pengetahuan Pengetahuan
menggunakan COBIT 5.0
Pemodelan IDEF
Unsur terakhir adalah peran, aktivitas, dan
hubungan tata kelola. Hal ini mendefinisikan siapa
yang terlibat, cara/bagaimana mereka terlibat, kapan Lingkup Tata Kelola Pengetahuan
Enabler Tata Kelola Pengetahuan
dan bagaimana mereka berinteraksi, dalam lingkup - Pemilihan rekan
- Interdependensi tugas
- Modularitas pengetahuan
- Mekanisme formal dan relasional
sistem tata kelola (ISACA, 2012). Pada proses - Lingkup aktivitas kolaborasi
- Ketergantungan pengetahuan
tacit/explicit
inovasi produk, perlu didefinisikan dengan jelas siapa
yang terlibat, cara/bagaimana mereka terlibat, kapan
dan bagaimana mereka berinteraksi. Selain itu, pada Peran, Aktivitas, dan Hubungan Tata Kelola Pengetahuan
- Unsur sosial
proses inovasi produk perlu dipertegas perbedaan - Peluang dan Risiko
antara aktivitas dan domain/unit tata kelola dan - Kekuatan/Kelemahan
manajemen, serta keterhubungan antara pihak – pihak Gambar 2. Model Tata Kelola Pengetahuan Proses
yang terlibat. Hal ini merupakan manfaat penggunaan Inovasi Produk
COBIT 5.0 dalam proses pembuatan Tata Kelola.
149
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018
ISSN : 2407 - 3911
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Foss, N., & Michailova, S. (2009). Knowledge
Governance: Processes and Perspectives.
Berdasarkan seluruh tahap yang telah
Norfolk: Oxford University Press.
dilaksanakan dalam penelitian ini, maka didapat tiga
komponen penyusun model tata kelola pengetahuan ISACA. (2012). A Business Framework for the
proses inovasi produk pada Techno Park, yaitu Governance and Management of Enterprise
enabler tata kelola pengetahuan; lingkup tata kelola IT. ISACA.
pengetahuan; peran, aktivitas dan tata kelola
Moudi, M. (2011). Science and Technology Parks,
pengetahuan. Model tata kelola tersebut didapatkan
Tools for a Leap into Future.
berdasarkan sistem tata kelola COBIT 5.0 dan tata
Interdisciplinary Journal of Contemporary
kelola pengetahuan berbasis inovasi terbuka guna
Research in Business.
melihat pencapaian level kapabilitas tata kelola
pengetahuan melalui Process Assesment. Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). The Knowledge-
Creating Company : How Japanese
Namun, hasil penelitian ini masih memerlukan
Companies Create the Dynamics of
pengembangan lebih lanjut agar dapat memenuhi
Innovation. Oxford: Oxford University
kebutuhan terkini proses inovasi produk yang ada di
Press.
Techno Park, agar bisa lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan menciptakan kedaulatan inovasi di Nonaka, I., & Takeuchi, H. (2000). SECI, Ba and
bidang teknologi. Selain itu, model dapat berpeluang Leadership: a Unified. Long Range
untuk dijadikan penelitian lanjutan dengan fokus Planning, 33(1), 5-34.
kepada Best Practices (BP) agar tata kelola
Rahmatia, D. (2013). Perancangan Knowledge
pengetahuan proses inovasi produk di Techno Park
Management System untuk Mendukung
bisa berjalan dengan lebih optimal.
Penerapan Malcolm Baldrige Criteria for
Performance Excellence. Institut Teknologi
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Scarbrough, H., & Edelman, L. (2004). The benefits
Alavi, M., & Leidner, D. (2001). Knowledge
and pitfalls of social capital: Empirical
Management And Knowledge Management
evidence from two organizations in the
Systems: Conceptual Foundations And
United Kingdom. British Journal of
Research Issues. MIS Quarterly.
Management .
Choo, C. W. (1998). The Knowing Organization.
Tobing, P. L. (2007). Knowledge Management :
How Organizations Use Information to
Konsep, Arsitektur, dan Implementasi.
Constract Meaning, Create Knowledge, and
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Make Decisions. New York: Oxford
University Press. Wickramasinghe, N. (2006). Knowledge Creation : A
Meta Framework.
Desouza, K., & Awazu, Y. (2006). Engaging tensions
of knowledge management control. Wiig, K. (1999). Comprehensive Knowledge
Singapore Management Review. Management. Texas: Arlington.
150
Putra Fajar Alam, Asti Amalia NF, Anik Hanifatul A, Ahmad Almaarif
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume IV, No. 2, 30 April 2018