i
Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
Strategi dan Pendekatan
Alamat Penerbit
Markat PMI Pusat
Jl. Gatot Subroto Kav. 96
Jakarta Selatan 12970
ii
Daftar Isi
Daftar Isi iii
Kata Pengantar 01
Bab I Pengantar KBBM 03
Bab II Strategi dan Pendekatan Program KBBM 07
Bab III Kriteria dan Seleksi Desa/Kelurahan Mitra 17
Bab IV Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 21
Bab V Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan 31
Bab VI Pembentukan Tim Satgana dan Tim Sibat 39
Bab VII Pendidikan dan Pelatihan KBBM 45
Bab VIII Pelaksanaan Program KBBM 49
Bab IX Mengintegrasikan Rencana Kerja KBBM dan Implementasinya 55
Bab X Menjaga Keberlanjutan Program KBBM 61
Daftar Pilihan Tindakan Pengurangan Risiko Tingkat Desa 66
iii
iv
KATA PengANTAR
Salah satu mandat Palang Merah Indonesia (PMI) adalah penanggulangan bencana. Kerja kemanusiaan ini,
bukan saja merespon bencana yang terjadi, tetapi kesiapsiagaan bencana melalui Program Kesiapsiagaan
Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM).
Sebenarnya, bukan hanya pada saat ini Indonesia dihantam oleh beragam bencana. Sudah lama wilayah
Indonesia dikenal sebagai area yang sangat labil di dunia. Bumi yang kita pijak ini berada di antara Lempeng
Eurasia dan Asia yang berpotensi menyebabkan gempa. Selain itu Indonesia memiliki deretan gunung api
yang sebagian besar masih aktif, memanjang dari Sumatra, Jawa hingga Nusa Tenggara. Fakta menunjukkan,
sebagaimana dikutip Kompas 29 Juni 2003, jumlah rata-rata korban bencana alam di Indonesia cenderung
meningkat dalam kurun waktu 20 tahun. Jika pada tahun 1981-1990 jumlahnya berkisar 212.000 orang, tahun
1991-2000 jumlahnya berlipat menjadi 709.000 orang. Indonesia berada di urutan ketiga negara-negara di
Asia yang paling sering dilanda bencana alam selama periode 1964-1986. Selama tahun 1996/1997, rata-rata
terjadi 2,75 kejadian bencana alam per hari di Indonesia.
Selain menimbulkan risiko bencana, kondisi geografis Indonesia juga menyimpan potensi kekayaan
alam seperti minyak, gas alam, emas, tembaga, dan sebagainya, yang menarik begitu banyak investor
asing dan menggerakkan perekonomian nasional. Namun kondisi tersebut menimbulkan konsekuensi
lain yang lebih parah karena bukan saja kondisi rakyat Indonesia tak beranjak dari kemiskinan tapi juga
memunculkan bencana lainnya. Hutan dibabat habis sehingga menimbulkan banjir dan longsor, limbah
industri pertambangan mencemarkan lingkungan hidup, dan bencana-bencana lainnya yang diakibatkan
oleh ulah manusia.
Selain bencana alam, kita dihadapkan pada persoalan krusial lainnya seperti kesehatan dan kemiskinan
masyarakat: pencegahan dan pemberantasa penyakit, masalah air dan sanitasi, kesejahteraan masyarakat
rentan di daerah tertinggal, dan sebagainya.
Selain bencana alam, kita diharapkan pada persoalan krusial lainnya seperti kesehatan dan kemiskinan
masyarakat. Pada ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, masalah air dan
sanitasi, kesejahteraan masyarakat rentan di daerah tertinggal, dan sebagainya.
Selama ini, apabila bencana terjadi, kita selalu seperti tidak siap untuk melakukan tindakan
penanggulangan. Hampir tidak ada sistem deteksi dini terhadap bencana yang bisa diakses langsung
masyarakat. Tidak ada sistem yang membuat masyarakat yang terlatih menghadapi bencana. Kita hanya
bergantung pada respon pemerintah yang seringkali tidak siap mengambil langkah yang taktis dan
strategis.
1
Lalu, apa yang dapat kita lakukan karena kita tidak dapat mengelak kenyataan ini?
Tidak ada kata terlambat. Sudah saatnya kita bersama-sama pemerintah, memiliki kesadaran akan
ancaman bencana yang selalu mengintai kita. Bukan hanya bergerak ketika bencana itu datang tapi juga
mengantisipasi kemungkinan bencana yang dapat datang kapan saja. Sudah saatnya masyarakat sendiri,
terutama yang tinggal di daerah rawan bencana, memiliki kesadaran kesiapsiagaan terhadap bencana.
Masyarakat dapat berpartisipasi dan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) di seluruh Indonesia,
pemerintah daerah (termasuk di tingkat desa/kelurahan), serta lembaga-lembaga dalam hal kesiapsiagaan
bencana.
Sejak 1 September 2003, PMI bekerja sama dengan Palang Merah Denmark atau Danish Red Cross (DRC)
mengimplementasikan Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) atau Community Based
Disaster Preparedness (CBDP). Program ini merupakan program pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk
mengambil tindakan inisiatif untuk mengurangi dampak bencana yang terjadi. Komunitas siaga bencana
juga diharapkan dapat menjadi sistem deteksi dini. Jika bencana alam terjadi, mereka telah mengenali dan
bisa melakukan tindakan untuk mengurangi dampak bencana.
Maksud penerbitan buku panduan ini adalah sebagai salah satu upaya mengintensifkan program tersebut
sehingga dapat mencapai tujuanya. Buku panduan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
manajemen bencana. Buku ini juga sebagai bahan referensi dalam pelatihan, serta penyediaan peralatan
standar operasional. Bagi PMI sendiri, buku ini penting sebagai tekad dan upaya mewujudkan visi PMI, yakni
mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka
yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.
Penerbitan buku ini layak disambut gembira. Saya berharap buku ini dapat berguna dan menambah
wawasan bagi para kader PMI dan masyarakat pada umumnya. Dan saya berharap upaya menumbuhkan
kesadaran kesiapsiagaan bencana tak putus karenanya dan terus dilakukan, agar dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
Iyang D. Sukandar
2
Bab I
Pengantar KBBM
Program KBBM hanya mungkin terlaksana jika ada • KBBM sangat relevan. Melalui pengembangan
kemitraan dengan pemerintah setempat, mulai dari PST dalam manajemen bencana dan tanggap
kelurahan, kecamatan, kabupaten, hingga propinsi, darurat bencana, masyarakat yang tinggal di
yang memberikan dukungan dana maupun bantuan wilayah rawan bencana dapat berperan lang-
teknis. Warga sendiri sebagai penerima manfaat sung sebagai penolong terdekat dan tercepat
memberikan kontribusi berupa tenaga, material, bagi keluarga maupun warga masyarakat lain-
dan sebagian dana. Kemitraan yang kuat antara nya di lokasi tersebut.
PMI, pemerintah dan masyarakat merupakan kunci
keberhasilan perencanaan manajemen bencana • PMI melatih TSR (Tenaga Sukarela) sebagai Tim
jangka panjang. Sibat yang diharapkan dapat menggerakkan
dan membantu masyarakat dalam meningkat-
Untuk Siapa Program KBBM? kan kapasitasnya dalam melaksanakan upaya-
upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko/
• Seluruh warga masyarakat, khususnya masyarakat dampak bencana.
yang rentan dan miskin di wilayah rawan bencana.
KBBM sangat tepat dilaksanakan di desa/ Foto 1.2 Kegiatan Pemetaan – KBBM di Desa Suoh, Lampung Barat
kelurahan atau daerah rawan bencana yang
masyarakatnya memiliki tingkat kerentanan tinggi. • Sosial dan Ekonomi: tindakan pencegahan dan
Selain itu, mereka juga mudah untuk dimotivasi upaya mitigasi yang berkaitan dengan kehi-
dalam melakukan kegiatan. dupan sosial dan keselamatan sumber-sumber
ekonomi/kehidupan manusia. Sehingga mem-
Apa Ruang Lingkup KBBM? bantu setiap individu dan kelompok masyarakat
agar mampu memecahkan masalah-masalah
Program KBBM mencakup: sosial dan tidak kehilangan sumber-sumber
penghasilan akibat terjadinya bencana. Di
• Kesehatan: tindakan pencegahan dan upaya desa-desa yang sering mengalami banjir, perlu
mitigasi yang berkaitan dengan penyelamatan disediakan peralatan penyelamatan, misalnya
jiwa manusia. Sehingga setiap individu mem- katinting atau perahu kecil. Dengan alat penye-
peroleh akses pelayanan kesehatan, karena lamatan ini jiwa dan harta benda diharapkan
dampak bencana biasanya menimbulkan pe- dapat diselamatkan saat bencana banjir terjadi.
Bagaimana Posisi Program KBBM dalam penting dalam tahapan manajemen bencana.
Manajemen Penanganan Bencana? Saat ini diakui bahwa kegiatan tanggap darurat
merupakan bentuk pelayanan yang relevan dan
Program KBBM tidaklah berdiri sendiri, namun keberadaannya tetap diperlukan saat terjadi
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bencana. Namun upaya-upaya kesiapsiagaan dan
manajemen kesiapsiagaan dan penanggulangan pengurangan risiko/dampak bencana harus pula
Bencana secara keseluruhan. Program KBBM adalah dilaksanakan sebagai upaya untuk memperkuat
bagian dari kesiapsiagaan dan merupakan salah tanggap darurat bencana.
satu komponen yang memberi andil besar dalam
manajemen penanganan bencana. Meskipun tanggap darurat tetap diperlukan
keberadaannya, namun Program KBBM merupakan
Respon terhadap bencana telah lama dilakukan solusi tepat untuk mengurangi kerentanan struktural
masyarakat secara reaktif dan tradisional. Biasanya masyarakat. Masyarakat yang hidup di wilayah
melalui penyediaan pelayanan darurat seperti rawan bencana harus ditingkatkan kapasitasnya.
pencarian dan penyelamatan atau Search and Mereka tidak boleh hanya pasrah terhadap nasib
Rescue (SAR), pendistribusian barang bantuan (relief ), dan takdir. Mereka harus didorong agar berupaya
pelayanan kesehatan dan dukungan psikologi dengan kapasitas yang dimilikinya secara optimal.
sosial, serta penampungan darurat atau evakuasi. Dengan demikian, mereka mampu mengurangi
kerentanan dan melakukan upaya-upaya proaktif
Kejadian pada masa lalu, yang menggabungkan untuk meminimalisasi bahaya dan risiko bencana
respon dengan pendistribusian bantuan bencana, melalui upaya-upaya pencegahan, mitigasi dan
dapat berdampak pada ketergantungan masyarakat penanggulangan.
terhadap bantuan dari luar.
Pencegahan, mitigasi dan penanggulangan
Operasi tanggap darurat memiliki peranan seyogyanya lebih difokuskan pada pemberdayaan
Pembangunan
Rekonstruksi
dan Mitigasi
Struktural
• Strategi Advokasi dan Promosi Perilaku Sa- Keikutsertaan warga masyarakat sama penting-
dar Bencana nya. Adalah perlu untuk menciptakan rasa memiliki
Program KBBM memerlukan dukungan semua dan tanggung jawab di tingkat paling bawah agar
pihak: masyarakat, pemerintah setempat, PMI, lem- dapat mendukung setiap inisiatif kesiapsiagaan dan
baga/dinas, instansi dan mitra lainnya. Dukungan ini penanggulangan bencana. Perencanaan bottom-up
dapat diperoleh bila diawali dengan advokasi dan merupakan sarana untuk melibatkan warga ma-
promosi perilaku sadar bencana secara komprehen- syarakat agar berpartisipasi secara langsung. Partisi-
sif kepada semua pihak. pasi warga masyarakat dalam mengidentifikasi risiko
dan tingkat prioritas diperlukan untuk mendesain
• Strategi Pengembangan Kapasitas kegiatan yang relevan dengan keadaan lingkungan
Program KBBM adalah inisiatif PMI dengan me- dan kemampuan mereka.
manfaatkan struktur organisasi yang ada. Pengem-
bangan kapasitas terhadap para staf dan relawan • Strategi Penyadaran Kesetaraan Gender
PMI di segala tingkatan sangat penting guna men- Pada tahap persiapan telah memberikan per-
capai tujuan program serta kesinambungan jangka hatian khusus pada isu kesetaraan gender serta stra-
panjang. Pengembangan kapasitas bagi kelompok tegi untuk mendesainnya. Program KBBM senan-
masyarakat sendiri sama pentingnya, mengingat tiasa memastikan bahwa kaum perempuan bukan
masyarakatlah yang pertama kali menghadapi situ- hanya pihak yang menerima manfaat langsung dari
asi bencana di lingkungan mereka. Pengembangan program namun juga punya kesempatan terlibat
kapasitas akan dilaksanakan dengan: dan berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan.
• Membangkitkan kesadaran pentingnya KBBM Agar tujuan tersebut dapat dicapai, PMI mengem-
(termasuk pendidikan tentang kesehatan, per- bangkan kebijakan kesetaraan gender.
tolongan pertama dan lain-lain).
• Membangun jaringan kerja di antara relawan Kecenderungan tenaga staf program yang
PMI yang keanggotaannya juga berasal dari didominasi kaum pria dibatasi dengan memberikan
masyarakat. kesempatan lebih besar bagi perempuan untuk
• Mendukung pengembangan kapasitas PMI menjadi tenaga staf Program KBBM. Dalam
•
•
Pembentukan Komite Kerja,
Penyusunan Tujuan, TOR,
3 Promosi Perilaku
Sadar Bencana
• Seleksi Area,
• HVCA/PRA, dan
• Komprehensif Assessment
Upaya Mitigasi /
4 Pengurangan
Risiko Bencana
• Baseline dan Survey Perilaku /
PSK (Pengetahuan, Sikap dan
Ketrampilan) 2 Advokasi dan
Sosialisasi
Monitoring
• Membina Kepercayaan, 5 Evaluasi
Partisipatif
• Pengembangan / Pengaktifan
Komite Desa / Kelurahan,
• Pelatihan KSR Spesialis KBBM
dan Sibat 1 Perencanaan
Partisipatif
Pemetaan BKRK
(Bahaya, Kerentanan,
Risiko, Kapasitas)
-Program Mitigasi
Rencana Kerja, Dana, Mobilisasi Masyarakat -Sistem peringatan dini
Material, Rencana (Mitigasi, Kesiap- - Kesiapsiagaan Masyarakat
Mitigasi, Tenaga, dll
siagaan, Penyadaran, - Institusionalisasi KBBM
Pemberdayaan, dll) - Kesadaran Masyarakat
Laporan Hasil
Laporan kemajuan Monitoring, Evaluasi,
Monitoring
Instrumen dan Tindak Lanjut
Laporan Hasil Evaluasi
Rencana Kerja
Akhirnya, membantu PMI menciptakan citra Masing-masing pendekatan tersebut akan diba-
netral dan tidak berpihak serta pelayanan pada ma- has secara rinci pada bagian-bagian berikutnya.
syarakat luas secara lebih baik.
Bagaimana Alur Pelaksanaan Program KBBM?
• Strategi Kerja Sama Multi-sektoral
Akibat yang ditimbulkan oleh bencana bisa Sejak awal, program ini dikembangkan agar ma-
sangat besar dan mempengaruhi kehidupan, baik syarakat memiliki kapasitas yang memadai dalam
dalam hal kesehatan, lingkungan, maupun ekono- mengurangi tingkat risiko dan dampak bencana yang
mi. Karena itu, Program KBBM mensyaratkan adanya terjadi di wilayahnya.
kerja sama multi-sektoral di segala tingkatan. Koor-
dinasi dan kerja sama di dalam Divisi Penanganan Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan upaya
Bencana dan antar divisi di setiap tingkatan PMI san- yang terencana dan berkelanjutan. Tahapan utama
gat disyaratkan, termasuk koordinasi dengan Pemda pelaksanaan Program KBBM digambarkan dalam
serta organisasi-organisasi lainnya. Selain itu, perlu alur proses pada Gambar 2.3.
menetapkan mekanisme koordinasi resmi seperti
Komite Manajemen Program yang bertanggung Melaksanakan Program KBBM berarti
jawab atas pelaksanaan kerja sama multi-sektoral. mengedepankan semua proses yang mengarah
Pengertian PIMES
PIMES singkatan dari Planning, Implementation, Proses PIMES tidak terpisahkan dengan pe-
Monitoring and Evaluation System atau Sistem Pe ningkatan mutu, dengan menggunakan alur (siklus)
rencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi seperti berikut:
yang dilaksanakan secara partisipatif.
Indikator
Dapat kualitatif atau kuantitatif atau keduanya.
Contoh:
1. Pada tahun 2005, curah hujan di daerah X
diperkiran meningkat 50% dari tahun sebe-
lumnya. Banjir biasa menimpa Desa Z
2. Contoh: Staf PMI Cabang menyusun rencana
Foto 4.1. Sebagai aktor utama dalam Program KBBM di Tawarroe, Bone, kerja menghadapi situasi tersebut. Rencana
Sulawesi Selatan, masyarakat harus terlibat penuh dalam setiap tersebut disusun secara bottom-up, yakni
tahapan
berdasarkan partisipasi penuh masyarakat.
Dalam penilaian pada Program KBBM yang Namun penting juga memperhatikan bah-
dilakukan konsultan independen pada 2006, di- wa rencana tersebut :
nyatakan bahwa secara keseluruhan, kegiatan-ke- • Dapat diukur, dinilai atau dievaluasi.
giatan yang ditargetkan telah terlaksana meskipun • Harus kongkret dan sebaiknya terinci
terjadi keterlambatan. Melalui PIMES, penyebab (dinyatakan dengan angka-angka, wak-
keterlambatan tersebut dianalisis sehingga pelaksa- tu dan tempat).
naan program selanjutnya mengalami perbaikan. • Harus fungsional dan memungkinkan
untuk dilaksanakan.
• Dapat digunakan untuk membuat per-
bandingan dalam hal perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan dan
monitoring.
Dalam Program KBBM, konsep pokok digambar- Keberlanjutan dapat dicapai melalui peningkat-
kan sebagai berikut an kemampuan masyarakat dan lembaga-lembaga
mitra dalam memecahkan masalah yang mungkin
1. Keadilan dihadapi dan memperbaiki lingkungan. Proses par-
Seperti juga pelayanan kesehatan kesiapsiagaan tisipasi ini tercermin dalam suasana belajar yang
bencana harus dilakukan oleh dan untuk semua dicirikan oleh kepemimpinan yang memberikan
orang tanpa diskriminasi. Manfaat dari Program kemudahan, berbagi visi, berbagi pengetahuan,
KBBM harus dapat dinikmati masyarakat secara luas. pengembangan sumber daya dan penyelesaian
perselisihan.
Contoh:
Pada 2005, melalui Program KBBM air bersih di- Contoh:
alirkan ke Pekon Suoh, Lampung Barat. Bak penam- • 50% dari biaya mitigasi bencana didapat me-
pungan dibangun di Dusun Suka Mulya dan Talang lalui APBD di tingkat Kabupaten atau Kota.
Mulya. Setiap anggota masyarakat dapat meman- • 70% staf dan relawan PMI mempunyai ke-
faatkan fasilitas air bersih. Untuk memenuhi kebutu- trampilan pemetaan risiko.
han masyarakat, pada 2006 bak penampungan juga • 80% keluarga di desa/kelurahan X mengguna-
dibangun di Dusun Sukajadi 1 dan 2 pada 2006. kan kakus sesuai standar kesehatan dan meng-
konsumsi air bersin setelah program berakhir.
2. Kerentanan • Pada pertemuan rutin masyarakat, dikumpul-
Menghadapi ancaman alam, kekerasan dan kan dana untuk merawat fasilitas air bersih
keadaan yang buruk, tingkat kerentanan mening- yang telah ada.
kat seiring dengan meningkatnya ancaman, kemis
kinan dan penggusuran. Dampak tingkat keren- 4. Keterjangkauan
tanan ini dapat dikurangi dengan meningkatkan Pelaksanaan kegiatan Program KBBM mencakup:
kemampuan masyarakat baik secara fisik atau ma- • Ketersediaan
terial, secara sosial kelembagaan maupun keahlian • Keterjangkauan
dan perilakunya. • Digunakan secara efektif dan memadai
Untuk X % dari target populasi
Contoh:
Sejak dipasangnya kelambu di setiap rumah, jum- Contoh:
lah penderita malaria menurun 10% pada tahun 2006. Wabah malaria setiap tahun melanda Desa X.
Pada tahun 2004, 50% anak usia sekolah (di bawah
3. Keberlanjutan 17 tahun) menderita malaria. Selain kerja bakti pem-
Di masa mendatang, masyarakat bersama PMI berantasan sarang nyamuk di setiap dusun, penyu
Th. 1
Di desa-desa di mana Program KBBM dilak-
Review Pelaksanaan
sanakan, walaupun masyarakat mempunyai tingkat
Th. 2 Revisi pendidikan yang rendah, namun tidak mengurangi
partisipasi mereka. Masyarakat memiliki ketertarikan
Gambar 4.3. Alur perencanaan dan pelaksanaan Program KBBM menggunakan PIMES
yang tinggi dalam mendiskusikan apa yang terjadi
PIMES sebagai pendekatan berbasis partisipasi di tempat tinggal mereka. Masyarakat juga termo-
masyarakat hanya akan cocok dalam program yang tivasi untuk berperan dalam upaya kesiapsiagaan
menggunakan pendekatan yang sama. Dengan kata dan pengurangan risiko, bahkan menjadi relawan
lain, semua tahapan dalam siklus Program KBBM me- PMI.
merlukan pendekatan dan metode yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat. Tahap kedua dalam siklus program adalah
Lokakarya Perencanaan Program dengan metode
Tahap pertama dalam siklus program Gam- LFA (Logical Framework Approach).
bar 4.1. adalah studi kelayakan dan penilaian ke
butuhan awal, metode yang sering diterapkan ada- Lokakarya ini biasanya membutuhkan waktu be-
lah PRA (Participatory Rural Appraisal) atau Peng- berapa hari. Mereka yang menghadiri kegiatan ini
kajian Desa Partisipatif. adalah perwakilan masyarakat, staf pelaksana pro-
gram dan para relawan. Agenda kegiatan ini men-
Pendekatan ini memungkinkan masyarakat ber- cakup:
Dalam Program KBBM, pengembangan pe- Data kegiatan secara khusus dikumpulkan
rangkat pengumpulan informasi hendaknya dimak- sebagai bagian dari laporan pelaksanaan program.
sudkan untuk mendapatkan informasi yang benar Data perubahan Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan
(sah), sederhana dan berguna. Pendekatan yang di- (PSK) situasi penanganan atau kesiapsiagaan
Dalam proses sebuah tim harus dibentuk un- Adaptasi PIMES dalam Tahapan Program
tuk kemudian melaporkannya ke Markas Pusat PMI KBBM
dalam laporan semesteran. Dengan demikian PMI
Pusat mendapatkan gambaran perkembangan di Pada tahapan Program KBBM, indikator-indikator
setiap wilayah di mana Program KBBM dilaksanakan. yang dikembangkan pada saat PRA dan LFA, seperti
Permasalahan yang mungkin muncul ada baiknya halnya pada survey PKS atau base line survey dijadi-
juga dilaporkan untuk kemudian dicarikan jalan kelu- kan dasar dan input pada tahapan pelaksanaan. Se-
arnya seperti kebutuhan pendanaan, penyimbangan, lanjutnya indikator-indikator juga digunakan pada
kurangnya pelatihan, keterlambatan, sumber daya tahap perencanaan dan monitoring.
manusia dll. Jalan keluar dari permasalahan yang ada
mungkin bisa dijadikan referensi bagi daerah lain. PIMES pada dasarnya menyatu dalam tahapan
Program KBBM. Pembahasan PIMES dipisahkan se-
Laporan kemajuan di sebuah desa di mana di- cara khusus agar pelaksana program dapat mema-
laksanakan Program KBBM juga akan sangat ber- hami lebih mendalam dan dapat melaksanakan
manfaat untuk diketahui desa-desa lainnya. Mereka PIMES bagi program-program lainnya. Sebagai pro-
dapat saling belajar satu sama lain dengan saling gram yang berbasiskan masyarakat Program KBBM
berbagi informasi, ide dan pengalaman. menekankan adanya masukan dari masyarakat se-
bagai umpan balik agar pelaksanaan program di
Laporan tersebut juga kemudian menjadi dasar masa yang akan datang menjadi lebih baik.
Siapa Saja yang Dapat Menjadi Mitra? PMI Daerah/Cabang harus melakukan pendekatan
dengan mitra potensialnya di masing-masing tingka-
Instansi pemerintah yang terkait langsung dalam tan.
bidang penanganan bencana harus dilibatkan
dalam Program KBBM. Instansi yang dimaksud antara Sejak seleksi wilayah program sampai pelaksa-
lain Pemda baik tingkat kota/kabupaten maupun naan program harus melibatkan mitra. Hal ini di-
provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), maksudkan agar mereka memiliki tugas dan tang-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah tingkat gung jawab yang sama dalam menyukseskan Pro-
provinsi atau kabupaten/kotaDinas Kesehatan, Dinas gram KBBM.
Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Perusahaan Daerah Air Minum Program KBBM bertujuan menurunkan tingkat
(PDAM), Dinas Kehutanan, Dinas Permukiman dan kerentanan masyarakat. Untuk mencapai tujuan-
Prasarana Wilayah (Kimpraswil), Pemberdayaan dan nya, Program KBBM berupaya meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan sebagainya. kapasitas masyarakat dan pemerintah untuk
mencegah, memitigasi dan mempersiapkan diri
Mengapa Diperlukan Kemitraan? jika terjadi bencana. Mengingat Pemda adalah
pihak yang paling bertanggung jawab dalam
Program KBBM adalah program multi-sektor dan masalah kemasyarakatan di wilayahnya, maka
multi-disipliner yang dibentuk atas dasar kerjasama kemitraan dengan pemerintah setempat mutlak
dan kemitraan dengan pemerintah maupun berbagai dilakukan.
institusi atau organisasi.
Memorandum Kesepakatan
antara PMI Daerah dan Pemda Provinsi
Kesepakatan ini menjadi dasar bagi kerja sama dan kemitraan dari kedua belah pihak dan
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
...................................... ...........................................
Memorandum Kesepakatan
antara Pemda Kabupaten/Kota, PMI Cabang, Masyarakat dan Tim Sibat
...................................... ..............................................
...................................... ..............................................
Tim Sibat adalah anggota masyarakat yang me- Upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap
nyatakan diri menjadi relawan PMI dan bersedia darurat bencana hanya akan efektif bila upaya
mendarmabaktikan waktu, tenaga, dan pikiran me- pemberdayaannya menjangkau masyarakat di level
reka. Mereka memotivasi dan menggerakkan ma- paling rentan. Hal ini karena merekalah pihak yang
syarakat di lingkungannya agar mampu melakukan secara langsung paling menderita karena dampak
upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana.
bencana di desa/kelurahan Program KBBM.
Dengan Program KBBM, PMI melakukan langkah-
Tim Sibat, berasal dari “desa/kelurahan mitra” PMI langkah pemberdayaan kapasitas masyarakat,
Cabang setempat dan telah mendapatkan duku- khususnya kelompok masyarakat yang paling ren-
ngan serta kepercayaan dari seluruh masyarakat, tan dan hidup di daerah rawan bencana. Langkah
serta telah dididik dan dilatih upaya-upaya kesiap- pemberdayaan ini diawali dengan rekrutmen dan
siagaan bencana dan tanggap darurat bencana. pembentukan Tim Sibat.
Tim ini adalah milik masyarakat, berasal dari ma- Anggota Tim Sibat dipilih dari masyarakat,
syarakat, dan bekerja untuk masyarakat. Kader Tim oleh masyarakat, dan mereka akan menjalankan
ini tidak hanya berfungsi sebagai narasumber dalam Program KBBM yang akan memberikan manfaat
pendampingan dan pembinaan Program KBBM di bagi masyarakat di lingkungannya. Mereka akan
desa/kelurahan daerah pelaksanaan program, namun menyelenggarakan pelatihan, penyadaran dan
mereka juga bisa memainkan peranan sebagai fasilita- pemberdayaan kapasitas masyarakat di bidang
tor, motivator, dinamisator dan motor penggerak ke- kesiapsiagaan bencana dan langkah-langkah
giatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. tanggap darurat bencana.
Foto 6.2. Sibat memberdayakan masyarakat – Program KBBM Laelo Wajo, Sulawesi Selatan
• Pembentukan:
• Daftar nama calon anggota Tim Sibat yang
telah lolos seleksi selanjutnya diajukan kepala
desa/lurah ke Pengurus PMI Cabang.
• Pengurus PMI Cabang menetapkan dan men-
gukuhkan para calon yang telah lolos seleksi
tersebut sebagai angota Tim Sibat.
• Sebelum dikukuhkan, para calon menanda-
tangani surat pernyataan komitmen dan ke-
sediaannya menjadi anggota Tim Sibat.
Apa Saja Jenis dan Jenjang Pendidikan dan an dan pelatihan bagi Tim Sibat di desa/kelurahan
Pelatihan dalam Program KBBM? setempat. Setelah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan, Tim Sibat melakukan upaya-upaya
Proses transfer konsep, strategi dan pendekatan sosialisasi, penyadaran, dan pengembangan
KBBM kepada masyarakat merupakan bagian kapasitas masyarakat di desa/kelurahan tempat
penting yang mendukung keberhasilan Program tinggal mereka, yang terkait dengan penanganan
KBBM. Proses transfer ini diharapkan dapat bencana, khususnya upaya kesiapsiagaan, tanggap
memberikan perbaikan pada Pengetahuan, Sikap darurat bencana, pencegahan dan mitigasi.
dan Keterampilan (PSK) sekaligus pengembangan
kapasitas di bidang kesiapsiagaan dan tanggap Proses pemberdayaan masyarakat yang dilaku-
darurat bencana. kan Tim Sibat dapat dilakukan dalam berbagai
pendekatan, tergantung situasi di desa/kelurahan
Pendidikan dan pelatihan Program KBBM setempat, seperti: kunjungan dari rumah ke rumah,
dilaksanakan di setiap tingkatan, dengan tetap
mengandalkan pendekatan partisipatif dan prinsip
kegotong-royongan. Jenjang pelatihan yang
dilaksanakan Program KBBM mengikuti standarisasi
PMI (seperti pada tabel halaman 46).
Penanggung Jawab/
No. Jenis Sasaran Tempat Pelaksanaan Fasilitator/Pelatih
PMI Pusat/
Pelatihan KSR
1. KSR, TSR Markas PMI Cabang PMI Daerah/
PMI Cabang
PMI Cabang
Pelatihan
2. Tim Sibat Kantor Kepala Desa/ Kelurahan Tim Satgana
Tim Sibat
Di desa/kelurahan setempat
Pemberdayaan Anggota (dari rumah ke rumah, tiap RT,
3. Tim Sibat
Masyarakat Masyarakat RW maupun dalam forum per-
temuan yang relevan).
Pelatih Inti
Komite Desa/
Kelurahan
Tin Sibat
Mengapa Perlu Ada Rencana Kerja KBBM? upaya-upaya pengurangan risiko terhadap
dampak bencana.
Program KBBM memberikan perhatian yang • Mengidentifikasi warga masyarakat dalam
besar pada upaya pemberdayaan masyarakat, de- kelompok rentan.
ngan potensi dan sumber daya yang dimilikinya • Mengidentifikasi dan memprioritaskan per-
diharapkan masyarakat mampu menurunkan masalahan yang perlu dipecahkan serta
tingkat risiko dampak bencana yang terjadi di kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi.
wilayahnya. Untuk mewujudkan hal itu, perlu • Merumuskan dan merencanakan strategi
disusun rencana yang matang. Penyusunan rencana melalui upaya-upaya struktural maupun non-
kerja Program KBBM dilakukan secara partisipatif struktural yang dapat mencegah, memitigasi,
oleh masyarakat sendiri. Bila masyarakat belum mempersiapkan dan merespon kejadian
mampu melakukannya secara mandiri, KSR Spesialis bencana.
KBBM dan Tim Sibat dapat menjadi fasilitator. Namun
semua keputusan yang dihasilkan dan proses dalam Tim Sibat dan masyarakat di tingkat desa, me-
perencanaan tersebut sepenuhnya harus dilakukan ngambil peranan utama dalam melakukan survey
oleh masyarakat. VCA maupun PRA di lingkungannya. Data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis selanjutnya digunakan
Pembuatan rencana Program KBBM dimaksud- sebagai dasar penyusunan rencana kerja.
kan untuk:
• Meningkatkan kesadaran dan pemahaman ma- Ada dua tingkat dari perencanaan yang terkait
syarakat terhadap bahaya dan risiko bencana dalam KBBM. Pertama, rencana kerja Program KBBM
yang terjadi di wilayahnya. di tingkat masyarakat, kedua rencana Program
• Memberikan motivasi kepada masyarakat KBBM di PMI Cabang yang penyusunannya melibat-
bahwa mereka sebenarnya memiliki kapa- kan Komite Manajemen KBBM tingkat kabupaten
sitas dan sumber daya untuk melakukan mapun perwakilan dari Pemda.
Penyadaran ten-
tang bahaya dan
risiko banjir
Kurangnya Kewaspadaan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan
Pelatihan kesiap- Fasilitator
dan kesiap- masyarakat yang KSR Spesialis KBBM 11 – 13
siagaan bencana Materi Pelatihan
siagaan masya- rentan di kawasan Tim Sibat September
banjir Media Peraga
rakat terhadap banjir dapat di- BPBD Kab/Kota 2007
Dana
banjir tingkatkan
Simulasi tanggap
darurat penang-
gulangan bencana
banjir
• Batu, pasir,
Masyarakat di semen, kayu, Dinas Pekerjaan
sekitar bantaran besi cor, dan Umum
Hilangnya Pembangunan pu-
sungai yang material lain- Tim Sibat 1 Agustus –
jiwa dan harta sat penampungan
rentan terhadap nya. Aparat Desa/ 21 September
benda karena darurat di area
banjir akan aman • Dana Kelurahan 2007
bencana banjir yang lebih tinggi
dari dampak ben- • Tenaga kerja Koordinator KBBM
cana banjir dari masya- Cabang
rakat
• Batu, pasir,
semen, kayu,
Pembangunan Dinas PU,
Masyarakat Tingkat kerusakan besi cor, dan
tanggul penga- Tim Sibat,
sangat teran- rumah dan infra- material lain-
man banjir di Aparat Desa / kelu- 3 Februari –
cam dengan struktur atau fasi- nya.
bantaran sungai rahan 23 Juli 2008
meluapnya air litas publik dapat • Dana
yang rawan luapan Koordinator KBBM
banjir dikurangi • Tenaga kerja
banjir Cabang
dari masya-
rakat
Advokasi/lobby ke
Pemda/ DPRD dan 15 Januari
Menumbuhkan Tim Sibat Pengurus PMI Cabang,
Masyarakat Dinas Koperasi dan 2008.
produktivitas Camat, Camat,
terjerat oleh KUK untuk rencana
ekonomi Kepala Desa/ Lurah Kepala Desa/ Lurah
tengkulak pendirian Kope- 15 Jan – Maret
rasi atau Bantuan 2008
Modal
Apa yang Dilakukan setelah Rencana Kerja Selanjutnya, perangkat desa/kelurahan dan Tim
KBBM Dirumuskan? Sibat mengadakan pertemuan dengan Walikota/
Bupati/DPRD untuk mendiskusikan bagaimana
Dalam proses penyusunan rencana kerja Rencana Kerja KBBM tersebut dapat diadopsi dan
Program KBBM, KSR Spesialis KBBM dan Tim Sibat diintegrasikan ke dalam Rencana Umum Pemba-
memegang peran penting sebagai fasilitator. ngunan Kabupaten/Kota. Dalam hal ini, Pengurus
Rencana Kerja KBBM yang telah dirumuskan PMI Cabang dan KSR Spesialis KBBM dapat
masyarakat bersama perangkat desa atau kelurahan memfasilitasi pertemuan tersebut.
yang difasilitasi PMI diajukan ke Pemda kabupaten/
kota dan DPRD. Dengan demikian diharapkan • Pengembangan pembelajaran teknis un-
rencana tersebut dapat diintegrasikan ke dalam tuk program mitigasi secara partisipatif
Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota sehingga Salah satu tugas Pemda adalah memberikan
dalam pelaksanaannya mendapatkan dukungan. bantuan teknis dalam pengembangan rencana
program mitigasi berupa desain konstruksi,
Kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan antara lain: spesifikasi rinci, perhitungan anggaran dan se-
• Mengintegrasikan Rencana Kerja KBBM bagainya. Tenaga teknis dari Pemda maupun
dalam Rencana Pembangunan Kabu Dinas Pekerjaan Umum (PU) seperti perencana
paten/Kota. anggaran dan tenaga teknis dalam hal ini ber-
Pemerintah desa/kelurahan membuat per- tugas sebagai mobilisator.
nyataan pengajuan ke Pemda setempat agar Agar prosesnya partisipatif, desain program
mengintegrasikan Rencana Kerja KBBM dalam hendaknya dilaksanakan dengan melibatkan
Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota, masyarakat secara aktif. Tim Sibat secara berka-
berupa: la akan berkonsultasi dengan staf Pemda dalam
• Rencana investasi tahunan untuk alokasi pengerjaan rencana teknis.
anggaran tahunan. Warga masyarakat dapat menyediakan banyak
• Rencana Umum Pembangunan Kabu- informasi dan sumber daya yang dapat mem-
paten/Kota untuk jangka panjang. bantu penyelesaian desain program mitigasi.
Ada dua kelompok tenaga yang dapat digerak- Tim Sibat bertanggung jawab atas upaya–upaya
kan, yaitu: pemantauan, pengawasan dan evaluasi ter-
hadap pelaksanaan program.Termasuk mengecek
1. Tenaga kerja yang memiliki ketrampilan ter kehadiran warga, mutu kerja dan kejadian-
tentu. Mereka mendapatkan upah sesuai ke kejadian khusus atau perkembangannya.
trampilannya, seperti teknisi bangunan, ahli air
dan sanitasi, konsultan dan lain-lain. • Peresmian Program
Program mitigasi diharapkan dapat diselesai-
2. Masyarakat umum yang bekerja secara bergo- kan warga dapat dengan hasil yang baik. Setelah
tong royong. Mereka bekerja karena tugas dan program selesai, acara peresmian dilakukan secara
tanggung jawabnya sebagai warga. Mereka sederhana. Saat-saat seperti ini sebaiknya digunakan
tidak digaji namun mendapatkan makanan untuk memantapkan komitmen warga masyarakat
yang telah dialokasikan oleh anggaran mau- agar menjaga dan merawat hasil program dengan
pun disediakan secara swadaya oleh masyara- sebaik-baiknya. Bagaimana pengelolaan sarana
kat.
Salah satu upaya positif Program KBBM adalah Monitoring dan evaluasi merupakan komponen yang
mengembangkan kapasitas Pemda. Staf Pemda terintegrasi dalam pengembangan program. Proses ini
yang terkait dengan tugas penanganan bencana tercermin dalam materi PIMES pada Bab II buku ini. Moni-
harus dilatih dalam melaksanakan program ini. toring adalah upaya yang sistematis dan berkelanjutan
dalam menentukan status pelaksanaan program melalui
Seperti halnya staf PMI, staf Pemda memberikan pengumpulan data, analisis, dan perumusan sumber-
bantuan teknis kepada masyarakat dalam melak- sumber alternatif kegiatan untuk memastikan program
sanakan program mitigasi bencana. Peranan umum berlangsung dengan baik.
Tahap-tahap yang dapat dilaksanakan antara lain :
Pemda adalah sebagai berikut:
• Berbasis pada rencana. Tentukan hal-hal yang akan di-
• Mengalokasikan anggaran KBBM dalam APBD den-
monitor bila program mitigasi bencana dilaksanakan.
gan mengikuti prosedur anggaran yang berlaku. • Menentukan siapa penanggung jawab utama dalam
• Pengadaan material. pelaksanaan program. Bila Tim Satgana, Tim Sibat,
• Penggunaan alat-alat berat Pemda, PMI, maupun masyarakat dilibatkan dalam
• Bantuan teknis supervisi terhadap pelaksanaan pelaksanaan program, siapa yang akan mengkoordinir
program. dan menetapkan peran dan tugas masing-masing.
Dilakukan berkala
Penerimaan dan Konsultasi dengan staf
Manajer Program Pemda sesuai rencana
pengeluaran dana anggaran
jadwal
Pemantauan langsung
Jadwal kerja Manajer Program Pemda saat pelaksanaan
Harian
sampai berakhirnya
program.
Mendata kehadiran
Pekerja dan relawan dan memantau
Tim Sibat Harian
pelaksanaan tugas dan
peran masing-masing.
Skema sederhana untuk monitoring pelaksanaan pro- Berdasarkan pengalaman, ada perubahan men-
gram mitigasi dicontohkan pada tabel halaman 62: dasar yang dihasilkan oleh Program KBBM dalam
berbagai tingkatan yang dapat digunakan sebagai
Penyelesaian Program indikator keberhasilan KBBM.
Bagaimana PMI Daerah/Cabang Mendorong bangunan daerah akan menciptakan kondisi yang
Pemda dan DPRD agar Mendukung Program baik untuk pelaksanaan Program KBBM.
KBBM?
Melanjutkan komunikasi, koordinasi, negosiasi
Pada tingkat masyarakat, PMI Daerah/Cabang dan advokasi dengan staf Pemda merupakan
dapat mensosialisasikan dan mengadvokasi Pemda bagian yang terintegrasi dalam upaya menjaga
kabupaten agar memainkan peranan utama keberlangsungan Program KBBM. Permasalahan
dalam Program KBBM yang akan dilaksanakan di dan kebutuhan yang terkait dengan upaya
wilayah rawan bencana di daerahnya. Tim Sibat penanggulangan bencana, yang diperoleh dari
dan pemerintah desa/kelurahan membantu PMI hasil VCA, PRA, maupun Baseline Survey, harus
Cabang meyakinkan Pemda maupun DPRD untuk diupayakan perubahan, pemecahan masalah,
memberikan dukungannya. maupun pemenuhan kebutuhannya melalui proses
pemberdayaan dan upaya-upaya kesiapsiagaan
Tantangan utama PMI Daerah/Cabang adalah yang berkelanjutan untuk sekarang dan masa
melanjutkan komunikasi dan koordinasi yang lebih datang. Proses pemberdayaan kapasitas dalam
intensif dengan Pemda/DPRD melalui sistem politik upaya penanggulangan bencana ini berbasiskan
yang berlaku. Secara politis, kemitraan dengan sumber daya dan sistem kepemimpinan di
Pemda dan DPRD menentukan pelaksanaan dan masyarakat setempat, tanpa ada-nya kepentingan
keberlangsungan Program KBBM. Desentralisasi pribadi maupun politik tertentu. Sehingga akan
dalam pembuatan keputusan, perencanaan, memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
dan pelaksanaan upaya pengembangan/pem- masyarakat.
Partisipasi dan Kepemilikan oleh warga ma- Di pusat, Komite Manajemen Program KBBM
syarakat setempat terdiri dari berbagai divisi dan unit, yang mengupa-
Selama tahap persiapan, Program KBBM dititik- yakan berlangsungnya koordinasi dan kolaborasi di
beratkan pada keterlibatan para mitra dalam men- Markas Kantor PMI Pusat. Demikian pula di tingkat
dukung upaya keikutsertaan dan kepemilikan. Di daerah dan cabang, Komite Manajemen Program
PMI pusat, sebuah Komite Manajemen KBBM telah KBBM yang bersifat multi-sektoral telah dibentuk,
dibentuk. Anggota komite turut memberikan kon- yang berfungsi merangsang terbentuknya sikap
tribusi terhadap rancangan Program. Sasaran serta kepemilikan bagi masyarakat setempat dan ke-
output telah dirumuskan di dalam lokakarya pe- sinambungan organisasi berjangka panjang.
rencanaan yang diikuti para mitra terkait. Di dalam
masyarakat, berbagai permasalahan telah diidenti- Lokakarya dan magang di berbagai aspek ke-
fikasi dan diberi prioritas melalui proses partisipatif. giatan kesiapsiagaan bencana untuk setiap ting-
Kepemilikan atas suatu kegiatan program tertentu katan dilaksanakan guna membangun kapasitas
akan diberikan kepada masyarakat, dan bilamana PMI dalam melaksanakan Program KBBM di masa
mungkin, tenaga-tenaga ahli setempat dan ber- datang. Pengembangan Pedoman Program KBBM
bagai sumber yang tersedia akan dimanfaatkan. serta kurikulum pelatihannya akan dikoordinasikan
bersama Unit Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Kesinambungan Organisasi serta diintegrasikan dengan materi-materi pelatih-
Berlangsungnya pengembangan organisasi an lainnya.
PMI akan dikoordinasikan oleh Federasi Internasio
nal Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau Inter- Keberlanjutan Keuangan
national Federation of Red Cross and Red Crescent Bekerja sama dengan Federasi, Program KBBM
(IFRC). Program ini dibangun berdasarkan struktur mendukung upaya pengembangan strategi peng-
organisasi dan sumber daya manusia di PMI serta galangan dana PMI, termasuk pula advokasi ter-
bertujuan memperkuat struktur dan sumber-sum- hadap pemerintah dalam mendukung penanga-
ber tersebut seiring dengan keseluruhan rencana nan bencana. Diharapkan Pemda, baik di tingkat
pengembangan organisasi yang telah disepakati. Ti- propinsi maupun kabupaten, akan memberikan
dak akan ada struktur yang bersifat paralel. Staf PMI dukungan dana terhadap pelaksanaan program.
yang bekerja untuk program ini akan memperoleh Dengan kata lain, berbagi beban pendanaan untuk
dukungan dana sesuai dengan standar kepega- membiayai pelaksanaan upaya mitigasi. Program ini
waian PMI. Staf PMI akan didukung melalui pelati- akan memperkuat kapasitas pengurus PMI Daerah
han/pendidikan lanjutan dan cara-cara yang diper- dan Cabang, khususnya dalam hal penggalangan
lukan telah diidentifikasi guna menjaga agar para dana melalui pelatihan dan kampanye.
Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan Pelembagaan Program KBBM dapat juga di-
terhadap bahaya dan risiko bencana harus menjadi lakukan melalui:
standar pendekatan PMI Daerah/Cabang maupun
semua unsur pelaksana dan masyarakat untuk me- • Memperkuat kapasitas PMI di semua tingkatan
mastikan keberlanjutan Program KBBM. dan jajaran, khususnya kapasitas dalam KBBM.
Upaya ini tampaknya revolusioner namun ha- • Meningkatkan kemampuan PMI dalam hal
rus dioptimalkan realisasinya untuk mendorong pengorganisasian masyarakat atau cara-cara
terwujudnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan ter- bekerja dengan masyarakat.
hadap bencana. Pendekatan manajemen bencana
yang sekarang akan kita lakukan adalah bagaimana • Keberhasilan Program KBBM sangat tergantung
menggerakkan manajemen bencana yang tidak pada kemampuan, ketrampilan dan komitmen
hanya terfokus pada pelayanan tanggap darurat para pengurus, staf, dan relawan PMI. Melalui pe-
bencana, namun juga memprioritaskan Pendekatan mahaman tentang sebab-sebab, tanda-tanda,
KBBM melalui kesiapsiagaan dan mitigasi dampak dan akibat-akibat bencana, serta cara-cara men-
bencana. Ini berarti memperluas pelayanan yang gorganisasikan masyarakat, akan menjadi modal
mencakup pemetaan bahaya, risiko dan sumber dasar dalam penyadaran masyarakat serta upa-
daya, pengembangan masyarakat, pelatihan, ad- ya-upaya memitigasi dampak yang ditimbulkan.
vokasi, dan pengembangan infrastruktur sebagai
program mitigasi terhadap dampak bencana. Perlu- • Struktur KBBM harus mengakar dan melem-
asan pelayanan manajemen bencana berimplikasi baga sampai pada Seksi/Bagian/Divisi di PMI
pada pengembangan kapasitas PMI Daerah/Ca- Cabang, Daerah, maupun Pusat. Struktur ini
bang, Pemda, maupun masyarakat setempat. akan melengkapi dan memperluas pelayanan
PMI dengan membentuk sub-seksi, sub-bagian
Dari pengalaman pelaksanaan Program KBBM maupun sub-divisi baru.
di negara-negara lain, partisipasi organisasi palang
merah di tingkat provinsi atau kabupaten/kota • KBBM harus menjadi kebijakan pembangunan
meningkatkan pelaksanaan pelayanan penanganan di pemerintah propinsi, kabupaten, kecamatan,
bencana. Tidak hanya pada saat bencana terjadi, maupun desa/kelurahan. Selain itu, program ini
66
Keterangan/ Struktural/
No. Langkah Pengurangan Risiko Ancaman
Tujuan Non-struktural
Penampungan air
• Alat penampungan air minum (jeri- minum – pengelo-
7. Struktural
gen plastik/tong) laan air minum yang
aman Kekerin-
• Penyediaan tablet Chloramine – gan
dikelola oleh masyarakat Epidemi
Pengelolaan air
• Penyediaan tawas (untuk pen-
8. minum pada masa Non-Struktural
gendapan) – dikelola oleh
darurat
masyarakat
67
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Kesehatan dan Gizi
Dikaitkan dengan
• Pelatihan dasar Pertolongan Per- Selu-
bencana alam dan
13. tama untuk para kepala keluarga Non-Struktural ruhnya /
penyakit di wilayah
dan atau para remaja beberapa
setempat
Ditambah pembe-
• Kesadaran akan pentingnya rian vitamin A dosis Selu-
14. vaksinasi & pemberantasan cacing tinggi, suplemen zat Non-Struktural ruhnya /
(untuk semua anak) besi dan yodium dan beberapa
obat anti-cacing.
Penyakit-penyakit
yang berhubungan
dengan air (dan
Banjir
• Promosi dan pendidikan pentingnya prioritas lainnya) –
15. Non-Struktural Kekerin-
hidup sehat penyebab, gejala dan
gan
cara-cara perawatan,
termasuk pencegah-
annya.
Berkait dengan cara
hidup sehat (pertum-
buhan & perkem- Banjir
• Promosi dan pendidikan gizi yang
16. bangan anak), Non-Struktural Kekerin-
baik
kecukupan pangan – gan
menggalakan kebun
di rumah
Penyebab, gejala dan
• Pendidikan dan peningkatan ke
cara-cara perawatan,
17. sadaran bahaya malaria dan demam Non-Struktural Epidemi
termasuk pencegah-
berdarah (dengue)
annya.
Penyebab, gejala dan
• Pendidikan dan penyadaran ten- cara-cara perawatan,
18. Non-Struktural Epidemi
tang bahaya Flu Burung termasuk pencegah-
annya.
68
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Tanpa dipungut
biaya/disubsidi/pin-
jaman tanpa bunga
untuk keluarga yang Banjir /
• Penyediaan kebutuhan obat-obatan
mendapat prioritas Kekerin-
dasar dan bubuk untuk larutan
19. Termasuk pendidikan Non-Struktural gan
pencegah dehidrasi (oralit) – dikelo-
tentang kesehatan/ Epidemi
la oleh masyarakat
kebersihan & pelatih
an perawatan kasus
diare
69
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
• Peninggian tepi waduk (penampungan)
• Kolam irigasi rumah tangga &
masyarakat (penampungan)
Membangun atau
• Lubang irigasi – pompa tangan &
24. merehabilitasi prasa- Struktural Banjir
pompa bermotor (produksi)
rana irigasi
• Saluran-saluran atau pompa-pompa
air (bermesin) untuk air permukaan
(penyaluran)
Misalnya peningkatan
varietas padi dan
• Peningkatan kesadaran pada
teknik pengelolaan
kemungkinan perubahan pola ber- Banjir /
lahan pertanian
25. cocok tanam dan praktek produksi Non-Struktural Kekerin-
untuk padi, non-padi
tanaman padi (dan tanaman pa gan
dan tanaman pangan
ngan lainnya)
yang cepat meng-
hasilkan
Mencegah banjir
• Pelatihan agrikultural: tanaman atau kekeringan. Banjir /
26. berbuah (buah-buahan, pakanan Termasuk cara-cara Non-Struktural Kekerin-
ternak, dll. pembibitan & saran- gan
saran lainnya
• Pelatihan agrikultural: Penana- Mencegah banjir.
Banjir
man sayuran pada perkebunan di Termasuk cara-cara
27. Non-Struktural Wabah /
dataran tinggi, dan/atau tanaman pembibitan & saran-
penyakit
pangan di air saran lainnya
• Pelatihan agrikultural: Peningkatan Kekerin-
Mencegah keke
keragaman tanaman pertanian gan
ringan. Termasuk
28. (khususnya kebun rumah tangga Non-Struktural Wabah /
cara-cara pembibitan
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, penyakit
& saran-saran lainnya
umbi-umbian, rempah-rempah, dll)
Mencegah banjir Banjir /
• Pelatihan agrikultural: tanaman atau kekeringan. Kekerin-
29. selingan & teknik-teknik tanaman Termasuk cara-cara Non-Struktural gan
ganda (tumpang sari) pembibitan & saran- Wabah /
saran lainnya penyakit
70
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Mencegah banjir.
Banjir
• Pelatihan agrikultural: Sistem pena- Termasuk cara-cara
30. Non-Struktural Kekerin-
naman padi intensif. pembibitan & saran-
gan
saran lainnya
Mencegah banjir
atau kekeringan.
Termasuk cara-cara Banjir /
• Pelatihan agrikultural: Penggunaan
31. pembibitan & saran- Non-Struktural Kekerin-
pupuk hijau dan kompos
saran lainnya, seperti gan
bahan-bahan dan
peralatan.
Ditujuan untuk
mengurangi peng-
gunaan pestisida dan
penyubur tanaman Epidemi
• Pelatihan agrikultural: Pengelolaan
32. pada perikanan dan Non-Struktural Kekerin-
hama terpadu
sumber-sumber alam gan
perairan lainnya.
Diberikan tambahan
lain yang diperlukan.
Banjir /
Lumbung penyim-
Kekerin-
panan beras & sistem
33. • Lumbung padi Non-Struktural gan
pengelolaannya oleh
Wabah /
masyarakat
penyakit
Misal, membudi-
• Pelatihan mengembangbiakkan dayakan pembibitan
ikan (akuakultur) ikan. Non-Struktural Banjir
34.
• Kolam ikan atau keramba (kandang Diiberikan tambahan & Struktural
terapung) sesuai keperluan
(alat, bibit dll)
Kerbau, sapi, kuda,
• Pelatihan memelihara ternak untuk Sebagian
ayam, bebek, dll.,
35. menghadapi situasi banjir/keke Non-Struktural / Seluruh-
termasuk pemberian
ringan/wabah nya
vaksinasi pada ternak
71
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
• Mengadvokasi Dinas Peternakan Khususnya kerbau,
36. untuk melaksanakan vaksinasi ter- kambing, sapi dan Non-Struktural Banjir
nak pada saat sebelum banjir babi
• Memelihara ternak di lingkungan
Kerbau, kambing,
37. aman – rumah tangga dan/atau Struktural Banjir
sapi, babi, kuda
masyarakat
Termasuk bermu-
• Menetapkan sistem pengelolaan ke- sawarah dengan de-
selamatan ternak oleh masyarakat sa-desa di sekitarnya
pada saat banjir, khususnya tempat untuk mendapatkan
38. Non-Struktural Banjir
mencari makan hak di lahan rerum-
• Mengelola sumber-sumber pakan putan, atau perole-
ternak han ikan, pertukaran
pakan ternak, dll.
Sumber Kekayaan Bersama dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Misalnya, hutan, Selu-
• Mendorong secara aktif manaje-
lahan rerumputan, Non-Struktural ruhnya /
39. men perlindungan dan pengelolaan
lahan basah, danau, & Struktural beberapa
kekayaan alam oleh masyarakat
sungai, perikanan dll.
Khususnya perlin
Selu-
• Meningkatkan manajemen pen- dungan terhadap
40. Non-Struktural ruhnya /
gelolaan lahan pertanian habitat yang dilin
beberapa
dungi
Banjir
• Penanaman kembali tanaman kayu Di desa dan seki- Non-Struktural
41. Kekerin-
untuk bahan bakar, misalnya akasia tarnya & Struktural
gan
• Penanaman kembali hutan alam Misal, bambu, rotan,
dan padang rumput rumput, buah-buah Banjir
• Mempromosikan program penanam an, pakan ternak, Kekerin-
• an kembali hutan oleh masyarakat bahan bakar kayu Non-Struktural gan
42.
• Perlindungan dari eksploitasi oleh dan apotik hidup & Struktural Wabah /
pihak luar – agar sumber-sumber (obat-obatan tradi penyakit
yang bernilai tersebut tetap tersedia sional, resin, minyak
pada masa darurat bencana gosok dll)
72
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Mengurangi erosi
• Penanaman kembali hutan di bantaran sungai dan
43. sekitan bantaran sungai (bambu, dampak aliran arus &
rerumputan, dll.) gelombang di ling-
kungan pedesaan
Mengurangi abrasi
44. • Penanaman kembali hutan bakau pantai dan dampak Non-Struktural
tsunami & Struktural Banjir
Mangurangi aliran
arus banjir. Misalnya
hantaman eceng
• Penanaman kembali hutan di sekitar
45. gondok pada saat
desa
banjir. Memberikan
keteduhan dan sum-
ber bahan bakar.
Aset Rumah Tangga dan Masyarakat
• Peninggian lahan bagi rumah-
rumah yang berada di lokasi rawan
terhadap banjir Ditujuan khususnya
Banjir
• Pilar beton rumah rentan atau
46. Struktural Badai
• Kayu dan kawat pengikat (pasak) rawan terhadap
• Perubahan desain (misal, meng- banjir
gunakan dinding di bagian bawah
dapat dilepas, untuk aliran air banjir)
Memberikan ban-
tuan sejumlah rumah
tangga kelompok
• Tim Sibat dan masyarakat untuk
rentan (misalnya Banjir
47. membangun atau memperbaiki Non-Struktural
janda dengan banyak Badai
rumah
anak, orang yang
sebatang kara atau
lanjut usia)
Untuk perumahan,
• Meningkatkan wilayah yang aman
48. kebun sayur atau Struktural Banjir
bagi keluarga
ternak
73
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
• Menentukan lokasi yang aman bagi Misalnya, mengorga-
masyarakat, lokasi yang lebih tinggi nisir bantuan tenda Banjir
49. Non-Struktural
dan mengorganisir komite manaje- darurat, keamanan
men wilayah aman (penjaga malam)
Menjaga agar surat
berharga tetap ke
ring – termasuk
• Gentong plastik anti bocor yang dokumen penting
50. dapat mengapung dan amplop (kartu identitas, buku Non-Struktural Banjir
kedap air keluarga, sertifikat
tanah, sertifikat
kepemilikan, album
foto dll.)
Semata-mata untuk
• Jalur atau rute evakuasi dan reha- tujuan evakuasi
51. bilitasi (khususnya sebagai Struktural Banjir
• Konstruksi jembatan dan rehabilitasi petunjuk ke wilayah
aman)
Pengadaan kantong
• Kelompok rekonstruksi darurat un-
pasir pelindung bagi
tuk perbaikan tanggul dan bantaran
52. perumahan rawan Struktural Banjir
sungai (melibatkan pemerintah
banjir dan peralaran
daerah setempat)
lainnya
Peningkatan pendapatan dan penghidupan lainnya
Evakuasi keluarga,
• Penghidupan keluarga atau perahu peningkatan mo-
53. Struktural Banjir
untuk evakuasi bilitas dan kegiatan
mata pencaharian
Jaring ikan – un-
tuk nelayan yang
mengalami kerusa-
kan atau kehilangan
• Peralatan nelayan (jaring, senar dan perahu atau jaring
54. Struktural Banjir
kail) ikan
Senar dan kail – bagi
mereka yang tidak
memiliki perahu dan/
atau jaring ikan
74
Misalnya, menjahit,
Selu-
• Memperkenalkan sektor usaha membuat tikar,
55. Non-Struktural ruhnya /
mikro informal membudidayakan
beberapa
jamur
• Meningkatkan pendapatan keluar- Misalnya, pelatihan Selu-
56. ga/kesempatan kerja di lingkungan kerajinan mengan- Non-Struktural ruhnya /
pedesaan yam eceng gondok. beberapa
Misalnya, mangga
• Mengembangkan metode pe kering, pisang, ke-
57. mrosesan, pengawetan dan peny- lapa, ikan dan daging Non-Struktural Banjir
impanan makanan kering, asap atau
asin.
Peningkatan kesadaran akan Sistem Peringatan Dini (SPD), informasi bencana, rencana evakuasi
dan ancaman bahaya lainnya
• Meningkatkan pemahaman
Terkait dengan ramal
masyarakat tentang bahaya banjir;
an banjir & peningka-
58. kesadaran akan risiko banjir dan
tan kesadaran akan
langkah-langkah Kesiapsiagaan
peringatan dini
dasar
Misalnya, melalui ra-
dio VHF atau telepon
• Papan pengu-
muman publik
• Sistem pengu-
• Mendukung akses terhadap Non-Struktural Banjir
muman publik
prakiraan 3 hari sebelum bencana
/ sistem yang
banjir & sistem peringatan dini
menjangkau
59. • Mendukung penyebarluasan pra-
bagian wilayah
kiraan banjir 3 hari sebelum kejadian
terjauh
dan peringatan dini di lingkungan
• Strategi untuk
(dan antara) pedesaan
melaksanakan
diseminasi /
menjangkau kel-
ompok marginal
75
Khususnya kepada
mereka yang berke-
cimpung dalam
perikanan, produsen
• Peringatan terhadap prakiraan badai pakan ternak dan
60. (akses terhadap prakiraan cuaca) yang mengumpul- Non-Struktural Badai
dan mekanisme peringatan/alarm kan bahan bakar
kayu dengan perahu.
Alarm atau pengeras
suara untuk perin-
gatan.
• Mengadvokasi dan mendorong
radio dan stasiun TV setempat un- Mungkin disponsori Banjir
61. tuk menyiarkan prakiraan bencana oleh perusahaan Non-Struktural Badai
banjir & peringatan awal banjir dan swasta
badai awal
• Kesadaran terhadap tanah longsor
Guna evakuasi sebe-
• Secara rutin Tim Sibat melakukan Hujan
62. lum terjadinya tanah Non-struktural
patroli, mengamati tanda-tanda deras
longsor
awal terjadinya tanah longsor.
Untuk komunikasi
Selu-
dua arah den-
63. • Pesawat radio VHF Non-Struktural ruhnya /
gan para tokoh
beberapa
masyarakat
Evakuasi keluarga;
• Evakuasi keluarga/perahu pe peningkatan mo-
64.
nyelamat bilitas & kegiatan
ekonomi Struktural Baanjir
Evakuasi (orang, ter-
• Perahu evakuasi masyarakat – de
65. nak & harta); darurat
ngan atau tanpa mesin
medis
Untuk keluarga yang
• Jaket penyelamat/ban dalam mobil/
memiliki anak-anak,
66. peluit, sirine atau lonceng) untuk Non-Struktural Banjir
keluarga yang berada
penyelamatan darurat
di tempat yang jauh.
76
Terutama bagi
mereka yang rentan
(misalnya, ODHA/
• Rencana Evakuasi Banjir Desa – orang dengan HIV/
67. termasuk persiapan evakuasi medis Aids, penderita TBC, Non-Struktural Banjir
darurat anak-anak, ibu hamil
dan ibu yang baru
saja melahirkan,
lansia dll).
Kelompok penolong
yang terlatih, jaket
penyelamat, lampu
68. • Rencana Pertolongan Korban Banjir Non-Struktural Banjir
senter, ban dalam
mobil untuk keluarga
yang rentan
Permasalahan lintas sektor, penyelamatan dan strategi pengentasan masalah lainnya
• Secara rutin memperbarui daftar
Menentukan kriteria
ancaman bahaya tertentu bagi ke-
& metodologi
69. luarga dan perorangan yang rentan Non-Struktural Banjir
pemilihan & trans-
(memperbarui peta risiko setahun
pransi
sekali)
Karenanya orang tua
• Kelompok swadaya masyarakat un-
70. dapat bekerja di luar Non-Struktural Banjir
tuk dukungan terhadap anak-anak
rumah
Agar lebih mampu
• Pelajaran berenang untuk anak-anak menyelamatkan diri
71. Non-Struktural Banjir
(khususnya perempuan) jika terjadi tsunami
atau banjir bandang
Distribusi dilakukan
oleh masyarakat
• Penyimpanan beras oleh
(gratis/disubsidi/
masyarakat (untuk pangan) - dibeli
72. utang tanpa bunga) Non-Struktural Banjir
sebelum musim banjir (pada kondisi
untuk para keluarga
harga yang lebih rendah)
rentan yang telah
diidentifikasi
77
• Terutama di
antara rumah
• Memastikan kecukupan bahan
tangga yang
73. bakar untuk memasak selama ter- Non-Struktural Banjir
rentan
jadinya banjir
• Kompor berba-
han bakar efisien
Terutama di saat
• Mengorganisir pencarian ikan se- Banjir/
74. berisiko tinggi pada Non-Struktural
cara kelompok (atau berpasangan) Badai
siang/malam hari
• Advokasi kepada penguasa untuk
menyediakan lahan kosong bagi
75. para keluarga yang kehilangan Non-Struktural Banjir
rumah atau lahan pertanian karena
mengalami erosi bantaran sungai
• Peningkatan kesadaran tentang per- HIV, lalu lintas manu-
soalan yang terkait dengan musim sia, pelacuran, perju-
76.
& migrasi akibat bencana dalam dian, kecelakaan lalu
rangka kesempatan kerja lintas, dll. Selu-
Non-Struktural ruhnya/
HIV, lalu lintas beberapa
• Peningkatan kesadaran tentang
manusia, perjudian,
77. berbagai permasalah sosial di ling-
kekerasan rumah
kungan pedesaan
tangga
Palang Merah Indonesia – Divisi Penanggulangan Bencana
Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
Januari 2007
78
Daftar Singkatan
3 M Menguras, Menutup, Menimbun
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BKRK Bahaya, Kerentanan, Risiko dan Kapasitas (lihat juga HVRC)
BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBN Badan Penanggulangan Bencana Nasional
BPD Badan Perwakilan Desa
BPI Better Programming Initiative
CBDP Community Based Disaster Preparedness (lihat juga KBBM)
CBFA Commmunity Based First Aid
Diklat Pendidikan dan pelatihan
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DRC Danish Red Cross
HVRC Hazard, Vurnerability, Risk and Capacity
IFRC International Federation of Red Cross and Red Crescent
KAP Knowledge, Attitude and Practice (lihat juga PKS)
KAPASITAS Kemitraan, Advokasi, Pemberdayaan, Analisis Risiko dan Kerentanan, Swadaya,
Integrasi, Terfokus, Aksi nyata, Sustainabilitas
KBBM Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
Kimpraswil Permukiman dan Prasarana Wilayah
KSR Korps Suka Rela
LFA Logical Framework Approach
LPM Lembaga Pengembangan Masyarakat
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat (lihat juga Ornop)
MCK Mandi, Cuci, Kakus
MoA Memorandum of Agreement
Ornop Organisasi nonpemerintah
PB Penanggulangan Bencana
PBP Penanggulangan Bencana dan Pengungsi
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
Pemda Pemerintah Daerah
PHC Primary Health Care (lihat juga PKD)
PIMES Planning, Implementation, Monitoring and Evaluation System
PKD Pendidikan Kesehatan Dasar
PKK Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
PKS Pengetahuan, Sikap, dan Ketrampilan
PMI Palang Merah Indonesia
PMR Palang Merah Remaja
Polindes Pos Persalinan Desa
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
PRA Participatory Rural Assesment
Protap Prosedur Tetap
79
PU Pekerjaan Umum
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga
SAR Search and Rescue
Sibat Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
TSR Tenaga Suka Rela
VCA Vulnerability and Capacity Assesment
WHO World Health Organizations
Daftar Istilah
Baseline Survey Survey data dasar yang biasa dilakukan sebelum memulai kegiatan dalam
sebuah program.
Bottom-up Dari bawah ke atas atau partisipasi masyarakat. Menempatkan masyarakat
sebagai pelaku utama program.
Desentralisasi Memberikan suatu wilayah hak untuk membuat kebijakan dan
merealisasikannya (kebalikan dari sentralisasi).
Do not harm Intervensi dari sebuah lembaga atau program agar suatu program bisa terlepas
dari konflik.
Drainase Sistem saluran pembuangan air.
Input Masukan-masukan untuk keberhasilan suatu program.
Kelambunisasi Penyuluhan akan pentingnya menggunakan kelambu saat tidur agar
terhindar`dari gigitan nyamuk.
Larvading Menebar ikan nila, sebagai pemakan jentik-jentik nyamuk.
Lessons learnt Upaya mendapatkan pelajaran dari pengalaman di tempat-tempat lain.
Master plan Kerangka dasar.
Mitigasi Meringankan atau meminimalkan dampak bencana.
Output Proses atau hasil dari suatu program.
Program KBBM Program pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk mengambil inisiatif dan
tindakan-tindakan meminimalkan dampak bencana yang terjadi di lingkungannya.
Rehabilitasi Upaya mengembalikan seperti keadaan semula pascabencana.
Rekonstruksi Pembangunan kembali sarana dan prasarana pascabencana.
Survey KAP Dimaksudkan untuk mendapatkan secara mendalam pengetahuan, persepsi,
sikap, dan ketrampilan yang terkait dengan satu masalah yang diprioritaskan.
Sustainabilitas Keberlanjutan suatu program, terutama setelah program tersebut berakhir.
The first responder Masyarakat mampu melakukan upaya pertolongan atau penyelamatan diri,
keluarga, maupun warga masyarakat lainnya.
Tools Perangkat atau alat yang dibutuhkan dalam suatu program.
Top-down Menempatkan masyarakat hanya sebagai pelaksana, bukan sebagai pemilik
program yang telah direncanakan oleh pemerintah/lembaga tanpa melibatkan
langsung masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.
80