Anda di halaman 1dari 84

Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat

Strategi dan Pendekatan

i
Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
Strategi dan Pendekatan

Kata Pengantar: Iyang D. Sukandar


Edisi I. Jakarta: PMI 2007
iv + 80 hlm. 20 x 22 cm
ISBN: 979-9316-57-X

Edisi pertama: November 2007


Hak Cipta © Palang Merah Indonesia Pusat
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia
Oleh Divisi Penanggulangan Bencana

Penyusun : Arifin Muhamad Hadi


Kontributor : Bevita Dwi Meidityawati
Lars Møller
Ujang Dede Lasmana
Editor : Enna Sudartama
Tata letak : Arwindra

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seijin tertulis dari
Penerbit

Alamat Penerbit
Markat PMI Pusat
Jl. Gatot Subroto Kav. 96
Jakarta Selatan 12970

Disusun atas dukungan Dicetak atas dukungan

ii
Daftar Isi
Daftar Isi iii
Kata Pengantar 01
Bab I Pengantar KBBM 03
Bab II Strategi dan Pendekatan Program KBBM 07
Bab III Kriteria dan Seleksi Desa/Kelurahan Mitra 17
Bab IV Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 21
Bab V Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan 31
Bab VI Pembentukan Tim Satgana dan Tim Sibat 39
Bab VII Pendidikan dan Pelatihan KBBM 45
Bab VIII Pelaksanaan Program KBBM 49
Bab IX Mengintegrasikan Rencana Kerja KBBM dan Implementasinya 55
Bab X Menjaga Keberlanjutan Program KBBM 61
Daftar Pilihan Tindakan Pengurangan Risiko Tingkat Desa 66

iii
iv
KATA PengANTAR
Salah satu mandat Palang Merah Indonesia (PMI) adalah penanggulangan bencana. Kerja kemanusiaan ini,
bukan saja merespon bencana yang terjadi, tetapi kesiapsiagaan bencana melalui Program Kesiapsiagaan
Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM).

Sebenarnya, bukan hanya pada saat ini Indonesia dihantam oleh beragam bencana. Sudah lama wilayah
Indonesia dikenal sebagai area yang sangat labil di dunia. Bumi yang kita pijak ini berada di antara Lempeng
Eurasia dan Asia yang berpotensi menyebabkan gempa. Selain itu Indonesia memiliki deretan gunung api
yang sebagian besar masih aktif, memanjang dari Sumatra, Jawa hingga Nusa Tenggara. Fakta menunjukkan,
sebagaimana dikutip Kompas 29 Juni 2003, jumlah rata-rata korban bencana alam di Indonesia cenderung
meningkat dalam kurun waktu 20 tahun. Jika pada tahun 1981-1990 jumlahnya berkisar 212.000 orang, tahun
1991-2000 jumlahnya berlipat menjadi 709.000 orang. Indonesia berada di urutan ketiga negara-negara di
Asia yang paling sering dilanda bencana alam selama periode 1964-1986. Selama tahun 1996/1997, rata-rata
terjadi 2,75 kejadian bencana alam per hari di Indonesia.

Selain menimbulkan risiko bencana, kondisi geografis Indonesia juga menyimpan potensi kekayaan
alam seperti minyak, gas alam, emas, tembaga, dan sebagainya, yang menarik begitu banyak investor
asing dan menggerakkan perekonomian nasional. Namun kondisi tersebut menimbulkan konsekuensi
lain yang lebih parah karena bukan saja kondisi rakyat Indonesia tak beranjak dari kemiskinan tapi juga
memunculkan bencana lainnya. Hutan dibabat habis sehingga menimbulkan banjir dan longsor, limbah
industri pertambangan mencemarkan lingkungan hidup, dan bencana-bencana lainnya yang diakibatkan
oleh ulah manusia.

Selain bencana alam, kita dihadapkan pada persoalan krusial lainnya seperti kesehatan dan kemiskinan
masyarakat: pencegahan dan pemberantasa penyakit, masalah air dan sanitasi, kesejahteraan masyarakat
rentan di daerah tertinggal, dan sebagainya.

Selain bencana alam, kita diharapkan pada persoalan krusial lainnya seperti kesehatan dan kemiskinan
masyarakat. Pada ikut ambil bagian dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, masalah air dan
sanitasi, kesejahteraan masyarakat rentan di daerah tertinggal, dan sebagainya.

Selama ini, apabila bencana terjadi, kita selalu seperti tidak siap untuk melakukan tindakan
penanggulangan. Hampir tidak ada sistem deteksi dini terhadap bencana yang bisa diakses langsung
masyarakat. Tidak ada sistem yang membuat masyarakat yang terlatih menghadapi bencana. Kita hanya
bergantung pada respon pemerintah yang seringkali tidak siap mengambil langkah yang taktis dan
strategis.

1
Lalu, apa yang dapat kita lakukan karena kita tidak dapat mengelak kenyataan ini?

Tidak ada kata terlambat. Sudah saatnya kita bersama-sama pemerintah, memiliki kesadaran akan
ancaman bencana yang selalu mengintai kita. Bukan hanya bergerak ketika bencana itu datang tapi juga
mengantisipasi kemungkinan bencana yang dapat datang kapan saja. Sudah saatnya masyarakat sendiri,
terutama yang tinggal di daerah rawan bencana, memiliki kesadaran kesiapsiagaan terhadap bencana.
Masyarakat dapat berpartisipasi dan bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) di seluruh Indonesia,
pemerintah daerah (termasuk di tingkat desa/kelurahan), serta lembaga-lembaga dalam hal kesiapsiagaan
bencana.

Sejak 1 September 2003, PMI bekerja sama dengan Palang Merah Denmark atau Danish Red Cross (DRC)
mengimplementasikan Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM) atau Community Based
Disaster Preparedness (CBDP). Program ini merupakan program pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk
mengambil tindakan inisiatif untuk mengurangi dampak bencana yang terjadi. Komunitas siaga bencana
juga diharapkan dapat menjadi sistem deteksi dini. Jika bencana alam terjadi, mereka telah mengenali dan
bisa melakukan tindakan untuk mengurangi dampak bencana.

Maksud penerbitan buku panduan ini adalah sebagai salah satu upaya mengintensifkan program tersebut
sehingga dapat mencapai tujuanya. Buku panduan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
manajemen bencana. Buku ini juga sebagai bahan referensi dalam pelatihan, serta penyediaan peralatan
standar operasional. Bagi PMI sendiri, buku ini penting sebagai tekad dan upaya mewujudkan visi PMI, yakni
mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka
yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.

Penerbitan buku ini layak disambut gembira. Saya berharap buku ini dapat berguna dan menambah
wawasan bagi para kader PMI dan masyarakat pada umumnya. Dan saya berharap upaya menumbuhkan
kesadaran kesiapsiagaan bencana tak putus karenanya dan terus dilakukan, agar dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.

Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Oktober 2007


PALANG MERAH INDONESIA
Sekretaris Jenderal

Iyang D. Sukandar

2
Bab I
Pengantar KBBM

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan


mampu:
• Menjelaskan apa itu KBBM?
• Menyebutkan untuk siapa Program KBBM?
• Menjelaskan apa tujuan KBBM?
• Menjelaskan mengapa KBBM sangat relevan bagi masyara-
kat yang rentan terhadap bencana?
• Menjelaskan di mana KBBM dapat dilaksanakan?
• Menjelaskan apa ruang lingkup Program KBBM?

Apa itu KBBM? langkah-langkah tepat untuk mengurangi kerentan-


an dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana.
Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis
Masyarakat (KBBM) atau Community Based Disaster KBBM melakukan upaya-upaya pengerahan
Preparedness (CBDP) adalah program pemberdayaan semua potensi dan sumber daya yang ada di
kapasitas masyarakat untuk mengambil tindakan masyarakat untuk bekerja sama dan bergotong
inisiatif dalam mengurangi dampak bencana yang royong melindungi kehidupan dan mata
terjadi di lingkungan tempat tinggalnya. pencaharian mereka. Program KBBM dilakukan
dari, oleh dan untuk masyarakat. Sehingga bila
Program KBBM bersifat partisipatif dan me- terjadi bencana mereka dapat menolong atau
rupakan pendekatan lintas-sektoral melalui langkah- menyelamatkan diri sendiri, keluarga, serta warga
langkah mitigasi yang diarahkan pada pengurang- masyarakat lainnya.
an kerentanan fisik, lingkungan, kesehatan dan
sosial-ekonomi, serta sebab-sebab yang tidak Strategi dasar Program KBBM adalah peng-
terduga lainnya.

Program KBBM berupaya menurunkan keren-


tanan individu, keluarga, dan masyarakat terhadap
dampak bencana melalui pemberian informasi serta
tentang manajemen bencana, khususnya upaya-
upaya kesiapsiagaan bencana dan pengurangan
risiko serta tanggap darurat bencana.

Program KBBM menggunakan cara-cara yang


relatif sederhana dan mudah dilaksanakan. Masyara-
kat di kalangan bawah sekalipun dapat melakukan Foto 1.1. Kegiatan Pertemuan Rutin KBBM di Selayang Pandang – Pesisir Selatan.

Bab I • Pengantar KBBM 3


organisasian dan pelatihan. Dengan membentuk dan Apa Tujuan KBBM?
memberikan pelatihan kepada Tim Siaga Bencana
Berbasis Masyarakat (Sibat). Tim Sibat diharapkan • Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
mampu menjadi pelaku utama dalam pelaksanaan melaksanakan upaya-upaya kesiapsiagaan dan
program KBBM. Mereka diharapkan mampu pengurangan risiko/dampak bencana yang ter-
menggerakkan masyarakat di lingkungannya untuk jadi di lingkungannya.
berpartisipasi penuh.
• Meningkatkan kapasitas PMI dalam mem-
Perencanaan Program KBBM dilaksanakan me- berikan pelayanan yang cepat, tepat dan ter-
lalui pendekatan bottom-up (dari bawah ke atas). koordinasi kepada para korban bencana.
Masyarakat yang paling rentan berpartisipasi dalam
menentukan kegiatan-kegiatan pencegahan, upaya Mengapa KBBM?
pengurangan dampak bencana dan penanggula-
ngannya. Rencana disusun berdasarkan apa yang • Manajemen penanggulangan bencana sam-
harus dilakukan, urutan prioritasnya, dan bagaima- pai dengan kurun waktu terakhir ini hanya
na cara melakukan pengurangan risiko bencananya terfokus pada upaya bantuan, penyelamatan
(mitigasi). masyarakat yang terkena dampak bencana,
serta rehabilitasi dan rekonstruksi yang tentu
Elemen kunci lainnya dari penerapan upaya miti- saja memerlukan biaya sangat mahal. Cara-
gasi didasarkan pada kebutuhan mendesak yang telah cara ini terus-menerus dilakukan tanpa adanya
diidentifikasi oleh masing-masing warga masyarakat. langkah-langkah bagaimana mengurangi
Seluruh warga dikerahkan dalam satu jejaring agar dampak bencana dan tingkat risiko kerusakan.
dapat saling membantu satu sama lain. Upaya ini di- Dengan Program KBBM, PMI melakukan lang-
arahkan pada perubahan tingkat pengetahuan, sikap kah-langkah pemberdayaan kapasitas masyara-
dan tindakan (PST) serta meningkatnya kapasitas kat agar mampu mengurangi tingkat risiko dan
masyarakat yang rentan terhadap risiko bencana. dampak bencana yang ditimbulkan.

Program KBBM hanya mungkin terlaksana jika ada • KBBM sangat relevan. Melalui pengembangan
kemitraan dengan pemerintah setempat, mulai dari PST dalam manajemen bencana dan tanggap
kelurahan, kecamatan, kabupaten, hingga propinsi, darurat bencana, masyarakat yang tinggal di
yang memberikan dukungan dana maupun bantuan wilayah rawan bencana dapat berperan lang-
teknis. Warga sendiri sebagai penerima manfaat sung sebagai penolong terdekat dan tercepat
memberikan kontribusi berupa tenaga, material, bagi keluarga maupun warga masyarakat lain-
dan sebagian dana. Kemitraan yang kuat antara nya di lokasi tersebut.
PMI, pemerintah dan masyarakat merupakan kunci
keberhasilan perencanaan manajemen bencana • PMI melatih TSR (Tenaga Sukarela) sebagai Tim
jangka panjang. Sibat yang diharapkan dapat menggerakkan
dan membantu masyarakat dalam meningkat-
Untuk Siapa Program KBBM? kan kapasitasnya dalam melaksanakan upaya-
upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko/
• Seluruh warga masyarakat, khususnya masyarakat dampak bencana.
yang rentan dan miskin di wilayah rawan bencana.

4 Bab I • Pengantar KBBM


Situasi Awal : Situasi Akhir :
nyakit epidemik, polusi, kekurangan gizi, dan
• Banyak ancaman Bencana • Banyak ancaman Bencana lain-lain.
• Kerentanan sangat tinggi, • Kapasitas tinggi
• Kapasitas sangat rendah • Kerentanan berkurang
• Di desa/kelurahan di mana wabah malaria dan
Gambar 1.1. Perubahan Kondisi Masyarakat yang akan dicapai melalui Program KBBM demam berdarah berjangkit dilakukan pem-
• Dengan pengetahuan dan kesadaran akan ba- berantasan nyamuk. Cara yang digunakan misal-
haya, kerentanan, kapasitas dan upaya-upaya nya dengan larvasiding, yakni menebar ikan nila,
mitigasi yang dibekalkan kepadanya, masyarakat sebagai pemakan jentik-jentik nyamuk. Dilaku-
diharapkan mampu membuat peta rawan ben- kan juga kelambunisasi, yaitu penyuluhan akan
cana di wilayahnya. Sehingga masyarakat dapat pentingnya menggunakan kelambu pada saat
mengenali jalur-jalur evakuasi penyelamatan tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk. Kerja
yang aman. bakti 3 M (Menguras, Menutup dan Menimbun)
merupakan hal yang rutin yang dilaksanakan bu-
• Masyarakat yang rentan bencana perlu diber- kan hanya saja memberantas nyamuk tetapi juga
dayakan agar bisa melaksanakan upaya-upaya menjaga kebersihan lingkungan secara umum.
kesiapsiagaan dan pengurangan risiko/dampak
bencana secara mandiri.

• Melalui Program KBBM, masyarakat di wilayah


rawan bencana dapat mengurangi dampak
bencana, sehingga secara bertahap dapat me-
ningkatkan produktivitas kerja yang akan ber-
dampak pada meningkatnya kondisi kehidu-
pan/kesejahteraan.

Di Mana KBBM Dilaksanakan?

KBBM sangat tepat dilaksanakan di desa/ Foto 1.2 Kegiatan Pemetaan – KBBM di Desa Suoh, Lampung Barat
kelurahan atau daerah rawan bencana yang
masyarakatnya memiliki tingkat kerentanan tinggi. • Sosial dan Ekonomi: tindakan pencegahan dan
Selain itu, mereka juga mudah untuk dimotivasi upaya mitigasi yang berkaitan dengan kehi-
dalam melakukan kegiatan. dupan sosial dan keselamatan sumber-sumber
ekonomi/kehidupan manusia. Sehingga mem-
Apa Ruang Lingkup KBBM? bantu setiap individu dan kelompok masyarakat
agar mampu memecahkan masalah-masalah
Program KBBM mencakup: sosial dan tidak kehilangan sumber-sumber
penghasilan akibat terjadinya bencana. Di
• Kesehatan: tindakan pencegahan dan upaya desa-desa yang sering mengalami banjir, perlu
mitigasi yang berkaitan dengan penyelamatan disediakan peralatan penyelamatan, misalnya
jiwa manusia. Sehingga setiap individu mem- katinting atau perahu kecil. Dengan alat penye-
peroleh akses pelayanan kesehatan, karena lamatan ini jiwa dan harta benda diharapkan
dampak bencana biasanya menimbulkan pe- dapat diselamatkan saat bencana banjir terjadi.

Bab I • Pengantar KBBM 5


Pada masa ”damai” ketika bencana tidak terjadi • Terkait dengan masalah kesehatan, KBBM
perahu bisa dijadikan alat transportasi yang memberdayakan kesehatan masyarakat mela-
untuk penggalangan dana kegiatan kesiap- lui upaya-upaya pemeliharaan kesehatan dasar
siagaan bencana. atau Primary Health Care (PHC) dan pola hidup
sehat.
• Lingkungan: tindakan pencegahan dan upaya
mitigasi yang berkaitan dengan perlindun- • Citra PMI semakin positif karena Program KBBM
gan terhadap lingkungan yang dapat menye- tidak hanya program monumental dalam
babkan bencana. PMI Cabang Lampung Barat jangka pendek, namun juga memperhatikan
mencoba mengatasi ancaman tanah longsor di aspek jangka panjang dan keberlanjutannya di
Desa Suoh dengan menanami lereng dengan masyarakat. KBBM adalah program yang men-
bambu dan pohon-pohon perdu. jalin kemitraan positif, semangat kebersamaan,
dan saling dukung satu dengan lainnya.
Apa Manfaat Program KBBM?

Manfaat Program KBBM sebagaiberikut:

• Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam


manajemen bencana dan tanggap darurat
bencana. Tim Sibat mengorganisasikan dan
memberdayakan sumber daya masyarakat
setempat untuk meningkatkan keselamatan
dan keamanan serta mensosialisasikan cara-
cara hidup yang bersih dan sehat.

• Melibatkan sistem administrasi pemerintahan


desa/kelurahan dalam menyusun konsep pem-
bangunan yang memperhatikan aspek ling-
• kungan dan dampak bencana.

• Konsep KBBM sangat mudah dan dapat dite-


rapkan di lapangan, sehingga dapat dijadikan
model pengembangan manajemen bencana di
lingkungan PMI, pemerintah, maupun lembaga
lain yang peduli pada penanganan bencana.
Foto 1.3. Kegiatan Sosialisasi Jalur Evakuasi dan Prosedur Tanggap Darurat bagi
• Upaya mitigasi struktural (fisik) yang di- masyarakat – Program KBBM di Laelo - Wajo.
laksanakan dalam Program KBBM untuk
mengurangi tingkat bahaya dan risiko dampak
bencana, yang pada akhirnya mengurangi
kerentanan dan kemiskinan struktural di
masyarakat.

6 Bab I • Pengantar KBBM


Bab II
Strategi dan Pendekatan Program KBBM

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan


mampu:
• Memahami bagaimana posisi Program KBBM dalam Manaje-
men Penanganan Bencana.
• Memahami prinsip dasar yang diperlukan dalam menjalankan
Program KBBM.
• Menjelaskan strategi pelaksanaan Program KBBM.
• Menjelaskan bagaimana pendekatan dalam pelaksanaan Pro-
gram KBBM.
• Menggambarkan arus proses pelaksanaan Program KBBM.

Bagaimana Posisi Program KBBM dalam penting dalam tahapan manajemen bencana.
Manajemen Penanganan Bencana? Saat ini diakui bahwa kegiatan tanggap darurat
merupakan bentuk pelayanan yang relevan dan
Program KBBM tidaklah berdiri sendiri, namun keberadaannya tetap diperlukan saat terjadi
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bencana. Namun upaya-upaya kesiapsiagaan dan
manajemen kesiapsiagaan dan penanggulangan pengurangan risiko/dampak bencana harus pula
Bencana secara keseluruhan. Program KBBM adalah dilaksanakan sebagai upaya untuk memperkuat
bagian dari kesiapsiagaan dan merupakan salah tanggap darurat bencana.
satu komponen yang memberi andil besar dalam
manajemen penanganan bencana. Meskipun tanggap darurat tetap diperlukan
keberadaannya, namun Program KBBM merupakan
Respon terhadap bencana telah lama dilakukan solusi tepat untuk mengurangi kerentanan struktural
masyarakat secara reaktif dan tradisional. Biasanya masyarakat. Masyarakat yang hidup di wilayah
melalui penyediaan pelayanan darurat seperti rawan bencana harus ditingkatkan kapasitasnya.
pencarian dan penyelamatan atau Search and Mereka tidak boleh hanya pasrah terhadap nasib
Rescue (SAR), pendistribusian barang bantuan (relief ), dan takdir. Mereka harus didorong agar berupaya
pelayanan kesehatan dan dukungan psikologi dengan kapasitas yang dimilikinya secara optimal.
sosial, serta penampungan darurat atau evakuasi. Dengan demikian, mereka mampu mengurangi
kerentanan dan melakukan upaya-upaya proaktif
Kejadian pada masa lalu, yang menggabungkan untuk meminimalisasi bahaya dan risiko bencana
respon dengan pendistribusian bantuan bencana, melalui upaya-upaya pencegahan, mitigasi dan
dapat berdampak pada ketergantungan masyarakat penanggulangan.
terhadap bantuan dari luar.
Pencegahan, mitigasi dan penanggulangan
Operasi tanggap darurat memiliki peranan seyogyanya lebih difokuskan pada pemberdayaan

BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM 7


Bencana Tanggap Darurat
Penanggulangan
Bencana/KBBM:
Risiko,
Penyadaran, Pemetaan Risiko, Bantuan darurat
Pencegahan, Penilaian Kerawanan untuk pemenuhan
Rehabilitasi
Kesiagaan dan Kapasitas Kebutuhan dasar dan
Mitigasi Kesadaran Masyarakat pemulihan
Peringatan Dini
Pembangunan sarana Normalisasi kehidupan
dan prasarana umum, Perbaikan sarana dan
bendungan, dll prasarana umum

Pembangunan
Rekonstruksi
dan Mitigasi
Struktural

Gambar 2.1. Siklus Penanganan Bencana

dan penyadaran daripada solusi pembangunan fisik


semata. Perencanaannya tidak diarahkan semata pada
upaya solusi teknologi, namun lebih menekankan
pada pendekatan proaktif bukan reaktif, lebih
bersifat internal bukan eksternal, dan menggunakan
pendekatan bottom-up, bukan top-down.

Potensi ancaman tidak datang hanya dari luar,


namun juga dari sistem sosial. Mengurangi tingkat
ancaman/bahaya dan risiko bencana harus menjadi
bagian dari pertimbangan pembangunan kawasan
wilayah.
Foto 2.1. Kegiatan VCA – KBBM di Sanggi, Lampung Selatan

Dengan perspektif penanganan bencana


ini, Program KBBM menggunakan pendekatan Apa Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam
partisipasi masyarakat. Jika sebelumnya masyarakat Program KBBM?
korban bencana hanya pasrah, pasif, dan sangat
tergantung pada pemberi bantuan, sekarang Secara teoritis, Program KBBM merupakan
mereka dapat lebih aktif di dalam keseluruhan konsep yang memayungi pendekatan partisipasi
proses penanganan bencana, mulai perencanaan, masyarakat dalam manajemen bencana. Peng-
pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi. alaman menunjukkan bahwa pendekatan

8 BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM


partisipatif lebih efektif dan berdampak positif
dalam menggerakkan masyarakat lokal untuk
pengembangan kegiatan kesiapsiagaan dan
penanggulangan bencana. Masyarakat akan
termotivasi untuk belajar mengorganisasikan
diri sebagai pelaksana kegiatan tanggap darurat
bencana.

Pada masa ”damai” masyarakat tergerak untuk


bersama-sama melakukan pemberdayaan dan
pengembangan kapasitas, pendidikan, peng-
organisasian, pengerahan masyarakat lainnya.
Masyarakat harus ikut serta dalam proses perencana-
an kegiatan KBBM. Upaya-upaya tersebut dipadukan Foto 2.2. Hubungan kemitraan dalam Program KBBM antara PMI Daerah Lampung
dengan Pemda Provinsi Lampung.
dengan peranan masyarakat dalam manajemen
pasca bencana seperti pemulihan dan rehabilitasi pemerintah dan institusi atau organisasi non-
(mengembalikan seperti keadaan semula), rekons- pemerintah (Ornop) atau Lembaga Swadaya
truksi (pembangunan kembali), pengembangan, Masyarakat (LSM).
pencegahan, mitigasi, serta penanggulangan • Mempersiapkan masyarakat dalam kegiatan
bencana. pengurangan risiko dan penanggulangan ben-
cana dengan lebih baik.
Hasil Program KBBM di berbagai negara selama
ini menunjukkan bahwa keterlibatan dan partisipasi Prinsip-prinsip Program KBBM
masyarakat dalam menggerakkan masyarakat lain-
nya memberikan manfaat antara lain: Misi utama Program KBBM adalah untuk me-
• Penilaian dan apresiasi yang lebih baik dalam ningkatkan kapasitas PMI dan masyarakat dalam
hal pengenalan situasi dan kondisi masyarakat kesiapsiagaan bencana. Karenanya, dalam men-
serta penilaian terhadap tingkat bahaya, risiko, jalankan program KBBM, ada prinsip-prinsip utama
dan sumber daya setempat. yang tercermin dalam akronim ”KAPASITAS”, yang
• Menggambarkan desa/kelurahan kegiatan miti- dapat dijelaskan berikut ini.
gasi dan rencana kerja yang lebih menjawab
permasalahan dan kebutuhan masyarakat. • Kemitraan
• Manajemen sumber daya masyarakat menjadi Program KBBM hanya akan berhasil optimal bila
lebih baik dalam memberikan kontribusi dalam terjalin kemitraan dan partisipasi yang tinggi dari
penyediaan dana, tenaga, dan material. semua komponen masyarakat, pemerintah, LSM,
• Meningkatkan kapasitas individu di antara war- maupun institusi lainnya. Kemitraan tidak hanya
ga masyarakat. diarahkan pada penyediaan dana, material, dan
• Mengembangkan kapasitas kerja masyarakat. tenaga, namun juga dalam hal perencanaan, pelak-
• Hubungan kemitraan yang lebih baik antara sanaan, pemantauan, dan evaluasinya, termasuk
masyarakat dan PMI. terhadap keberlangsungan program. Memperkuat
• Meningkatkan koordinasi, komunikasi, kerja kemitraan berarti juga membina komunikasi, koor-
sama, dan kemitraan antara masyarakat, PMI, dinasi, dan kerja sama dengan berbagai disiplin

BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM 9


dan profesi terkait seperti ahli meteorologi, pekerja dan kapasitasnya. Setelah itu, mereka diajak melaku-
pengembangan masyarakat, ekonom, ahli biolo- kan analisis secara internal dan eksternal. Mengapa
gi, tenaga kesehatan, ahli geologi, pekerja sosial, daerahnya rawan bencana? Apakah ada faktor-fak-
insinyur, konsultan, guru dan sebagainya. tor internal yang memicu kerawanan tersebut?
Apakah ada upaya-upaya untuk mengatasinya? Dan
• Advokasi mengapa mereka menjadi sangat rentan terhadap
Program KBBM sangat memerlukan upaya bencana?
advokasi, sosialisasi, dan kerja sama dari semua
pihak yang berkepentingan dalam upaya penang- Hasil analisis tersebut diharapkan mampu
gulangan bencana. Advokasi dari internal PMI yang membuat masyarakat sadar bahwa terdapat hal-
meliputi staf, pengurus, relawan dan para pelatih, hal yang dapat memicu kerentanan, baik karena
maupun pihak-pihak eksternal antara lain pemer- perbuatan mereka sendiri atau lebih disebabkan
in-tah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana faktor eksternal. Mereka sadar bahwa mereka
(BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerahdi seharusnya dapat mengatasi kerentanan tersebut
tingkat provinsi dan kabupaten/kota, LSM, badan, dengan melakukan upaya pengurangan tingkat
dinas dan instansi lainnya termasuka masyarakat bahaya, risiko dan mitigasi dampak bencana.
umum, sangat menentukan pelaksanaan program
maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi Kesadaran masyarakat merupakan prinsip yang
ini diharapkan dapat membina komunikasi dan menunjang keberhasilan Program KBBM. Program
kerja sama yang kuat dalam pencapaian tujuan KBBM harus mampu membuat masyarakat sadar
program. bahwa mereka hidup di daerah rawan bencana.
Mereka rentan karena mereka terus-menerus me-
• Pemberdayaan nerima dampak yang berbahaya dari bencana, dan
Program KBBM dilaksanakan dengan member- tidak ada seorang pun yang mampu mengurangi
dayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidak- kerentanan tersebut kecuali mereka sendiri.
pastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, dan
politik menyebabkan warga menjadi sangat rentan Dari kesadaran dan kemampuan analisis terse-
terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini me- but, masyarakat diharapkan mampu mengidenti-
merlukan sebuah upaya agar kapasitas masyarakat fikasi berbagai upaya untuk mengurangi tingkat
dapat diberdayakan melalui pengorganisasian dan bahaya dan risiko yang ditimbulkan oleh bencana.
pengerahan masyarakat dalam penanggulangan Kemampuan analisis ini merupakan bagian dari
bencana, penyadaran sosial-ekonomi dan lingku- upaya pemberdayaan dan penguatan kapasitas
ngan, pendidikan atau pelatihan, dan sebagainya. masyarakat agar mampu melakukan cara-cara pe-
Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan nyelamatan, pertolongan, dan penanggulangan
keputusan, perencanaan, pembuatan kebijakan dan bencana secara mandiri.
Program KBBM diperlukan agar masyarakat memiliki
akses untuk mengontrol masukan-masukan (input), • Swadaya
proses, hasil (output) dan keberlangsungan program. Program KBBM menggunakan pendekatan
bottom-up (dari bawah ke atas atau partisipasi
• Analisis Risiko dan Kerentanan masyarakat), bukan top-down (dari atas ke
Masyarakat harus diajak mengenali kondisi ling- bawah). Keberhasilan pelaksanaannya sangat
kungannya yang rawan bencana serta kerentanan bertumpu pada swadaya masyarakat. Dalam artian,

10 BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM


menggunakan sumber-sumber daya, potensi, dan • Terfokus
komponen- komponen yang dimiliki masyarakat. Program KBBM harus terfokus pada pemenuh-
Mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, an kebutuhan utama masyarakat serta benar-
pemantauan, hingga evaluasi, masyarakat benar memberikan solusi atas permasalahan
diberikan peranan utama. Dalam program mitigasi yang dihadapi masyarakat. Untuk itu, Program
misalnya, memanfaatkan tenaga, sumber-sumber KBBM memerlukan penyusunan sistem, prosedur
material, infrastruktur, serta fasilitas yang ada dan pedoman operasional. Keterlibatan penuh
dalam masyarakat. Peranan pihak eksternal hanya masyarakat secara fisik, mental, dan emosional
memfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber juga diperlukan. Penyusunan dimaksudkan untuk
yang belum ada, yang kelak sepenuhnya diserahkan memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-
pengelolaannya kepada masyarakat. sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi,
dan teknologi yang benar-benar terfokus pada
• Integrasi tujuan riil.
Program KBBM memadukan model, instrumen,
metode, pendekatan, dan strategi KBBM dengan
PKS yang dimiliki masyarakat. Sejak lama masyara-
kat memiliki cara-cara sendiri dalam merespon
bencana seperti pemahaman, ramalan, peringatan,
maupun cara-cara tradisional lainnya. Banyak yang
tidak dapat dijelaskan secara rasional, bila tidak
disebut takhayul. Program KBBM memanfaatkan
cara-cara masyarakat, yang secara rasional dapat di-
gunakan, untuk memitigasi bencana. Program KBBM
menempatkan masyarakat tidak hanya sebagai
objek, namun subjek utama.
Foto 2.3. Masyarakat Desa Suoh – Lampung Barat terlibat aktif dalam kegiatan transect mapping.

Promosi tentang pentingnya aplikasi se- • Aksi nyata


cara konsisten Tujuh Prinsip Palang Merah Program KBBM mengarahkan keinginan dan
dan Bulan Sabit Merah internasional komitmen semua pihak, baik PMI, masyarakat, mau-
merupakan langkah awal yang sangat pun pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih
penting untuk mengetuk hati pihak-pihak nyata, yang dapat mengoperasikan KBBM pada ber-
terkait agar sadar dan memahami pen- bagai tingkatan. Pemerintah, institusi, dan organisasi
tingnya Program KBBM serta menyatakan di level propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa/
komitmen untuk memberikan kontribusi kelurahan, maupun kelompok-kelompok masyarakat
dan dukungan yang signifikan. dapat melakukan aksi nyata sesuai tugas dan tang-
gung jawab masing-masing.
Integrasi juga dimaksudkan bahwa Program
KBBM dipadukakan ke dalam rencana pembangun- • Sustainability (Keberlanjutan)
an Pemerintah Daerah (Pemda) serta terlembaga- Program KBBM tidak hanya terfokus pada ke-
kan dalam pola dan tatanan kehidupan masyarakat butuhan jangka pendek, namun harus berorientasi
setempat, termasuk dalam pembangunan dan sikap jangka panjang. Hasil-hasil yang dicapai, semua ele-
yang sadar terhadap dampak bencana. men yang mendukung, serta strategi, pendekatan,

BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM 11


model, instrumen dan metode yang digunakan dalam manajemen bencana di setiap tingka-
harus dilembagakan dan bisa dipakai dari satu tan melalui pelatihan dan pengalaman selama
generasi ke generasi berikutnya. Dengan demiki- proses pelaksanaan program.
an, mereka dapat menjaga, merawat, dan me-
ngembangkan pelaksanaan Program KBBM. • Strategi Partisipatif
Partisipasi aktif staf dan relawan PMI di segala
Keberlanjutan juga berarti bahwa masyarakat tingkatan sangat penting bagi keberhasilan pro-
akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tang- gram. Staf PMI akan senantiasa ikut dalam setiap
gung jawab atas kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan tahap pelaksanaan program. Termasuk pada saar
dan penanggulangan bencana tanpa bergantung perencanaan (mendesain), pelaksanaan, pengelo-
pada pihak donor maupun fasilitator dari luar. laan, pemantauan dan evaluasi. Keterbukaan dan
transparansi di segala aspek manajemen harus
Bagaimana Strategi Melaksanakan Program diterapkan guna menciptakan iklim kesetaraan dan
KBBM? citra positif pada semua pihak yang terkait.

• Strategi Advokasi dan Promosi Perilaku Sa- Keikutsertaan warga masyarakat sama penting-
dar Bencana nya. Adalah perlu untuk menciptakan rasa memiliki
Program KBBM memerlukan dukungan semua dan tanggung jawab di tingkat paling bawah agar
pihak: masyarakat, pemerintah setempat, PMI, lem- dapat mendukung setiap inisiatif kesiapsiagaan dan
baga/dinas, instansi dan mitra lainnya. Dukungan ini penanggulangan bencana. Perencanaan bottom-up
dapat diperoleh bila diawali dengan advokasi dan merupakan sarana untuk melibatkan warga ma-
promosi perilaku sadar bencana secara komprehen- syarakat agar berpartisipasi secara langsung. Partisi-
sif kepada semua pihak. pasi warga masyarakat dalam mengidentifikasi risiko
dan tingkat prioritas diperlukan untuk mendesain
• Strategi Pengembangan Kapasitas kegiatan yang relevan dengan keadaan lingkungan
Program KBBM adalah inisiatif PMI dengan me- dan kemampuan mereka.
manfaatkan struktur organisasi yang ada. Pengem-
bangan kapasitas terhadap para staf dan relawan • Strategi Penyadaran Kesetaraan Gender
PMI di segala tingkatan sangat penting guna men- Pada tahap persiapan telah memberikan per-
capai tujuan program serta kesinambungan jangka hatian khusus pada isu kesetaraan gender serta stra-
panjang. Pengembangan kapasitas bagi kelompok tegi untuk mendesainnya. Program KBBM senan-
masyarakat sendiri sama pentingnya, mengingat tiasa memastikan bahwa kaum perempuan bukan
masyarakatlah yang pertama kali menghadapi situ- hanya pihak yang menerima manfaat langsung dari
asi bencana di lingkungan mereka. Pengembangan program namun juga punya kesempatan terlibat
kapasitas akan dilaksanakan dengan: dan berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan.
• Membangkitkan kesadaran pentingnya KBBM Agar tujuan tersebut dapat dicapai, PMI mengem-
(termasuk pendidikan tentang kesehatan, per- bangkan kebijakan kesetaraan gender.
tolongan pertama dan lain-lain).
• Membangun jaringan kerja di antara relawan Kecenderungan tenaga staf program yang
PMI yang keanggotaannya juga berasal dari didominasi kaum pria dibatasi dengan memberikan
masyarakat. kesempatan lebih besar bagi perempuan untuk
• Mendukung pengembangan kapasitas PMI menjadi tenaga staf Program KBBM. Dalam

12 BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM


rekrutmen Tim Sibat, kaum perempuan juga terhadap lingkungan sosial di mana Program KBBM
mendapat-kan kesempatan. Kaum perempyan akan akan dilaksanakan. Meskipun bukan tugas utama
menjadi pondasi kuat dalam kegiatan perencanaan PMI menjadi mediator dalam pertikaian setem-
dan pelaksanaan di tingkat desa. Konsep kesetaraan pat dan/atau dalam sebuah konflik, namun PMI
gender akan menjadi bagian yang menyatu dalam tetap perlu memberikan perhatian dan terlibat jika
kegiatan pelatihan dan peningkatan kesadaran di Program KBBM dilaksanakan di wilayah-wilayah
setiap tingkatan. Perkumpulan perempuan seperti yang dilanda ketegangan sosial.
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) se-
yogyanya dilibatkan dalam Program KBBM. Langkah pertama adalah membuang asumsi
bahwa pencegahan dan meminimalkan ketegang-
• Strategi Penyadaran Sosial an sosial merupakan program khusus dan terpisah.
Program KBBM memberikan prioritas tertinggi Jika dilaksanakan dengan cara yang benar, Program
pada pengembangan kapasitas masyarakat. PMI KBBM justru akan mempererat hubungan sosial,
menyadari perlunya memberikan perhatian khusus yang berdampak pada menurunnya risiko kete-

Tahapan Pelaksanaan Program KBBM



Pembentukan Komite Kerja,
Penyusunan Tujuan, TOR,
3 Promosi Perilaku
Sadar Bencana
• Seleksi Area,
• HVCA/PRA, dan
• Komprehensif Assessment
Upaya Mitigasi /
4 Pengurangan
Risiko Bencana
• Baseline dan Survey Perilaku /
PSK (Pengetahuan, Sikap dan
Ketrampilan) 2 Advokasi dan
Sosialisasi

Monitoring
• Membina Kepercayaan, 5 Evaluasi
Partisipatif
• Pengembangan / Pengaktifan
Komite Desa / Kelurahan,
• Pelatihan KSR Spesialis KBBM
dan Sibat 1 Perencanaan
Partisipatif

• Mobilisasi KSR Spesialis KBBM


dan Sibat, Komite Desa /
Kelurahan & Masyarakat

Pemetaan BKRK
(Bahaya, Kerentanan,
Risiko, Kapasitas)

Gambar 2.2. Tahapan Pelaksanaan Program KBBM

BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM 13


Alur Proses Pelaksanaan Program KBBM

Masukan Proses Hasil

Pedoman Pelatihan KSR Spesialis KSR Spesialis KBBM


Kriteria Seleksi KBBM dan TIm Sibat dan Tim Sibat

Staf, Pengurus PMI,


Kurikulum, Pendidikan dan KSR Spesialis KBBM,
Materi, Fasili- Pelatihan Tim Sibat dan
tator, dll Masyarakat terlatih

Desa / kelurahan Pilot


Data Sekunder &
VCA / PRA, Baseline Program KBBM
Kriteria Seleksi
dan Pemetaan hasil Seleksi

Data Baseline Perumusan Rencana Kerja


PRA & Peta HVRC Rencana Kerja KBBM

-Pemahaman Konsep KBBM


Dokumen, Sosialisasi, Advokasi -Kesepakatan (MoU)
Material KIE dan Kemitraan - Kemitraan

-Program Mitigasi
Rencana Kerja, Dana, Mobilisasi Masyarakat -Sistem peringatan dini
Material, Rencana (Mitigasi, Kesiap- - Kesiapsiagaan Masyarakat
Mitigasi, Tenaga, dll
siagaan, Penyadaran, - Institusionalisasi KBBM
Pemberdayaan, dll) - Kesadaran Masyarakat

Laporan Hasil
Laporan kemajuan Monitoring, Evaluasi,
Monitoring
Instrumen dan Tindak Lanjut
Laporan Hasil Evaluasi
Rencana Kerja

Gambar 2.3. Alur Proses Pelaksanaan Program KBBM

14 BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM


gangan dan potensi konflik. Pada saat bersamaan, • Strategi Penerapan yang Bertahap
program akan mengurangi risiko yang lebih spesifik Program KBBM diterapkan secara bertahap.
melalui internalisasi aspek-aspek seperti kesadaran Proses tersebut memungkinkan PMI menata sistem
dini, analisis sosial, transparansi dan meningkatnya dan struktur manajemen yang baru serta belajar
mekanisme pemecahan masalah. dari pengalaman dua tahun pertama persiapan se-
belum kemudian memperbesar jumlah kelompok
Kedua, perangkat (tools) Program KBBM yang masyarakat sasaran.
diusulkan seperti VCA (Vulnerability and Capacity
Assessment) atau Pengkajian Kerentanan dan Kapa- Bagaimana Pendekatan Program KBBM?
sitas, dan PRA (Participatory Rural Assesment) atau
Pengkajian Pedesaan Partisipatif, serta pengem- Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan
bangan kesetaraan gender dapat digunakan pada Program KBBM mencakup:
saat bersamaan untuk analisis sosial.
• Sosialisasi dan advokasi
Alasan dilaksanakannya kegiatan analisis sosial • Kemitraan dengan Pemda dan institusi lain
antara lain untuk: • Pembentukan Tim Satgana dan Tim Sibat
• Mengembangkan kemampuan PMI dalam • Pendidikan dan pelatihan
analisa sosial dan mengembangkan tools-nya. • VCA/PRA dan Pemetaan
• Memastikan Program KBBM terlepas dari konflik, • Perencanaan Partisipatif
terutama setelah intervensinya (do no harm). • Promosi Perilaku Sadar Bencana
• Memastikan PMI dapat berfungsi sebagaimana • Memobilisasi/Menggerakkan Masyarakat
mestinya (well function) dan memberikan pela- • Upaya-upaya Mitigasi/Pengurangan Risiko Ben-
yanan terbaik selama masa-masa ketegangan cana
sosial atau darurat. • Memastikan adanya keberlangsungan

Akhirnya, membantu PMI menciptakan citra Masing-masing pendekatan tersebut akan diba-
netral dan tidak berpihak serta pelayanan pada ma- has secara rinci pada bagian-bagian berikutnya.
syarakat luas secara lebih baik.
Bagaimana Alur Pelaksanaan Program KBBM?
• Strategi Kerja Sama Multi-sektoral
Akibat yang ditimbulkan oleh bencana bisa Sejak awal, program ini dikembangkan agar ma-
sangat besar dan mempengaruhi kehidupan, baik syarakat memiliki kapasitas yang memadai dalam
dalam hal kesehatan, lingkungan, maupun ekono- mengurangi tingkat risiko dan dampak bencana yang
mi. Karena itu, Program KBBM mensyaratkan adanya terjadi di wilayahnya.
kerja sama multi-sektoral di segala tingkatan. Koor-
dinasi dan kerja sama di dalam Divisi Penanganan Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan upaya
Bencana dan antar divisi di setiap tingkatan PMI san- yang terencana dan berkelanjutan. Tahapan utama
gat disyaratkan, termasuk koordinasi dengan Pemda pelaksanaan Program KBBM digambarkan dalam
serta organisasi-organisasi lainnya. Selain itu, perlu alur proses pada Gambar 2.3.
menetapkan mekanisme koordinasi resmi seperti
Komite Manajemen Program yang bertanggung Melaksanakan Program KBBM berarti
jawab atas pelaksanaan kerja sama multi-sektoral. mengedepankan semua proses yang mengarah

BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM 15


pada pelaksanaan sedikitnya satu upaya mitiga-
si. Upaya mitigasi merupakan konsep yang luas
untuk mendorong masyarakat melaksanakan aksi
nyata yang berdampak pada penurunan tingkat
risiko dan dampak bencana.

Pada jangka panjang, Program KBBM di-


harapkan mampu menjadi model pembangunan
daerah yang memperhatikan aspek-aspek bahaya
dan risiko bencana. Pada saat yang sama, Peta
Bahaya, Kerentanan Risiko dan Kapasitas (BKRK)
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
merencanakan pembangunan desa/kelurahan,
termasuk dalam mempertimbangkan penggu-
naan lahan. Dengan demikian, penggunaan lahan
di daerah yang sangat rentan dan rawan bencana
dapat dihindari.

Program KBBM harus mendapatkan dukungan


semua pihak. Dengan demikian Program KBBM
harus dipadukan secara multi-sektoral, dan multi-
disipliner.

Sebagai proses pengembangan, Program KBBM


memiliki konteks dan kaitan yang luas. Program
KBBM tidak hanya memusatkan perhatian pada
masyarakat yang rentan terhadap situasi bahaya
atau kondisi buruk akibat bencana, namun juga
pada isu-isu pengembangan seperti kesehatan
keluarga, penyuluhan kesehatan, pertolongan per-
tama, keselamatan dan kesejahteraan.

Warga yang berasal dari berbagai organisasi


masyarakat akan direkrut sebagai Tim Sibat. Mer-
ekalah yang akan menggerakkan warga lainnya
dalam semua kegiatan Program KBBM. Termasuk di
dalamnya pendidikan dan pelatihan, upaya mitigasi,
penyadaran masyarakat terhadap bahaya bencana,
dan peningkatan kemampuan penanggulangan
bencana.

16 BaB II • Strategi dan Pendekatan Program KBBM


Bab III
Kriteria dan Seleksi
Desa/Kelurahan Mitra

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharap-


kan mampu:
• Menjelaskan kriteria wilayah Program KBBM.
• Menyeleksi area Program KBBM berdasarkan kriteria
yang telah ada.

Bagaimana Kriteria Desa/Kelurahan Mitra? tidak langsung berdampak pada kehidupan


masyarakat setempat.
Program KBBM sangat tepat untuk desa/kelu-
rahan atau daerah yang memenuhi kriteria sebagai 2. Masyarakat pedesaan/kelurahan dengan ting-
berikut: kat kerentanan yang tinggi terhadap:
• Masalah kesehatan dan penyakit yang
1. Masyarakat desa/kelurahan yang tinggal di area terkait dengan bencana.
rawan bencana, yakni desa/kelurahan yang • Pendapatan masyarakat sangat rendah
rentan terhadap risiko/bahaya bencana alam dan tanpa surplus.
atau lingkungan, seperti banjir, gempa bumi, • Hilangnya sumber penghasilan penduduk
letusan gunung api, kebakaran, tanah longsor, akibat bencana, seperti hanyutnya per-
kekeringan, erosi, gelombang pasang, tsunami alatan nelayan, terendamnya sawah dan
dan sebagainya yang secara langsung maupun ladang, dan lain-lain.
• Banyaknya masyarakat yang tergolong
miskin dan sangat miskin.
• Kurangnya tingkat PSK tentang upaya-
upaya kesiapsiagaan/pengurangan risiko
bencana.
• Kelangkaan sumber kekayaan alam, seperti
pertanian, perikanan, sumber air bersih dan
lain-lain.
• Kondisi air dan sanitasi yang mem-
prihatinkan serta rentan terhadap bahaya
dan wabah penyakit.
• Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.
Foto 3.1. Anggota Tim Sibat mengevakuasi warga saat banjir di Kelurahan Laelo,
Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

BaB III • Kriteria dan Seleksi Desa/Kelurahan Mitra 17


KBBM tidaklah semudah memilih daerah mitra untuk
program yang sifatnya jangka pendek atau insidental.
Suatu desa/kelurahan dipilih sebagai mitra Program
KBBM jika memenuhi kriteria dan didukung data-
data sekunder, hasil observasi langsung di lapangan,
maupun data dari pelaksanaan VCA/PRA.

Tahap-tahap yang harus dilakukan antara lain:


• Pengumpulan data sekunder tentang tingkat
kerentanan masyarakat di desa/kelurahan se-
tempat dan tingkat kerawanan terhadap ben-
cana.
• Analisis data sekunder yang mengarah pada
Foto 3.2. Kesulitan mendapatkan air bersih di Pekon Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
pembahasan secara komprehensif tingkat ke-
3. Desa/kelurahan tepat dijadikan sebagai area rentanan masyarakat, tingkat kerawanan ba-
pelaksanaan Program KBBM jika memenuhi hal- haya dan risiko, maupun tinjauan antropologis
hal antara lain: dan karakteristik masyarakat setempat yang
• Pemda, PMI dan masyarakat memiliki memungkinkan pelaksanaan Program KBBM
komitmen tinggi dan dapat bekerja sama atau tidak.
dengan baik dalam pelaksanaan Program • Kunjungan dan observasi langsung ke masya-
KBBM. rakat. Kunjungan ini digunakan untuk melihat
• Masyarakat setempat mudah digerakkan/ secara nyata kondisi desa/kelurahan setempat
dimobilisasi untuk upaya-upaya kesiap- dengan menggunakan kriteria dan hasil analisis
siagaan/pengurangan risiko bencana. data sekunder yang telah dikumpulkan sebagai
• LSM dan mitra lainnya menunjukan kemau- indikator.
an untuk terlibat dalam Program KBBM dan • Proses seleksi masyarakat dengan mengkaji
terbuka menerima upaya peningkatan mau- secara cermat dan komprehensif hasil kun-
pun perubahan. jungan lapangan dan analisis data sekunder
• Lemahnya sistem operasional dalam hal dan mencocokkannya dengan indikator-indi-
pendistribusian bantuan dan penanggu- kator kriterianya.
langan bencana. • Bila desa/kelurahan tersebut menunjukan me-
menuhi kriteria, kita bisa membina pemaham-
Bagaimana Tahap-tahap Seleksi Desa/ an masyarakat tentang rencana melakukan
Kelurahan Mitra? pengkajian secara cermat di desa/kelurahan
tersebut untuk dapat dicalonkan sebagai dae-
Proses menyeleksi desa/kelurahan mitra untuk rah Program KBBM.
Program KBBM dilakukan melalui beberapa tahap • Membina hubungan baik dengan masyarakat
setelah kriteria diputuskan melalui pembahasan perlu dilakukan sebagai bagian dari cara pen-
yang mendalam oleh PMI Cabang maupun PMI Da- dekatan untuk menggali data sebanyak dan
erah. seefektif mungkin. Pengambilan data primer
dengan teknik wawancara semi-terstruktur ke-
Pemilihan desa/kelurahan mitra untuk Program pada pihak-pihak yang berkepentingan seperti

18 BaB III • Kriteria dan Seleksi Desa/Kelurahan Mitra


kepala desa/lurah, perangkat desa/kelurahan,
tokoh masyarakat, PKK, Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), bidan desa dan perwakilan dari
masyarakat rentan dapat dilakukan sebelum
pengkajian VCA/PRA.
• Melaksanakan VCA/PRA merupakan cara me-
ngumpulkan data riil di masyarakat. Hasil PRA
ini digunakan untuk menyusun VCA. Cara-cara
bagaimana melaksanakan PRA dapat merujuk
pada Buku Panduan VCA/PRA.
• Penetapan desa/kelurahan mitra yang didasar-
kan atas semua proses pengumpulan data, baik
data primer, data sekunder, maupun data VCA/
PRA.

Bagian III • Kriteria dan Seleksi Desa/Kelurahan 19


20
Bab IV
Sistem Perencanaan, Pelaksanaan,
Monitoring dan Evaluasi
(PIMES)

Pengertian PIMES

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diha-


rapkan mampu:
• Menjelaskan pengertian PIMES.
• Menjelaskan bagaimana siklus PIMES.
• Mengetahui hal-hal yang direfleksikan oleh PIMES.
• Menjelaskan latar belakang dan sejarah PIMES.

Apakah PIMES itu? Bagaimana Siklus PIMES?

PIMES singkatan dari Planning, Implementation, Proses PIMES tidak terpisahkan dengan pe-
Monitoring and Evaluation System atau Sistem Pe ningkatan mutu, dengan menggunakan alur (siklus)
rencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi seperti berikut:
yang dilaksanakan secara partisipatif.

PIMES tidak hanya digunakan sebagai konsep


dan metode perencanaan, pelaksanaan, peman- PRA LFA
(Studi Kelayakan) (Pengembangan Indikator)
tauan dan evaluasi, namun juga upaya mengkom-
binasikan masing-masing tahapan Program KBBM
dengan karakteristik sebagai berikut: Siklus
• PIMES merupakan alat pembelajaran dan
manajemen.
Evaluasi
(Menggunakan
Indikator)
PIMES KAP dan
Based Line Survey

• PIMES menerapkan pendekatan bottom-up se-


cara partisipatif. Monitoring Implementasi
(Menggunakan Indikator)
• PIMES mendorong perbaikan dan pengemba- (Review Indikator)

ngan kegiatan yang dilaksanakan dan manaje-


mennya secara berkelanjutan. Gambar 4.1. Alur (siklus) kegiatan PIMES sebagai sebuah sistem yang terpadu dan
menyeluruh

BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 21


Hal-hal Apa yang Direfleksikan oleh PIMES?
Setelah mempelajari materi pembelajaran ini,
PIMES juga mengikutsertakan hal-hal baru pada kita diharapkan mampu:
metodologi-metodologi yang telah ada. • Menjelaskan sasaran PIMES.
• PIMES memberikan gambaran perubahan dari • Memahami kegunaan PIMES.
waktu ke waktu. • Memetik pelajaran dari pelaksanaan PIMES.
• PIMES memberikan gambaran perubahan pan-
dangan dan pengertian yang berkembang di PIMES merupakan gabungan perangkat pembe-
wilayah program. lajaran dan manajerial dengan menekankan pada
• PIMES memberikan gambaran karakteristik khu- peningkatan pengembangan pembelajaran dan ke-
sus organisasi pelaksana program, dalam hal ini mampuan (performance) para pelaksana program.
PMI baik di tingkat Daerah maupun Cabang.
• PIMES dapat digunakan baik oleh organisasi Penelitian berskala kecil yang berorientasi pada
donor, manajer, staf pelaksana program, petu- tindakan langsung dapat dikaitkan dengan PIMES,
gas pelayanan kesehatan di desa, maupun ma- dengan menggunakan analisis masalah dari data
syarakat umum. baseline survey atau survey PSK terbatas atau proses
studi sebelum dan sesudah evaluasi untuk mem-
Kerangka waktu perkaya PIMES.
A B
Kegunaan Utama PIMES

(1) (2) (3) PIMES sebagai sebuah sistem manajemen dan


pembelajaran diprioritaskan penggunaannya un-
tuk:
Survey
Baseline
Pelaksanaan
Kegiatan
Perubahan
PKS
Perubahan
dalam situasi • Memantau tingkat kemajuan dan mutu pelak-
sosial-ekonomi
dan kesehatan sanaan program.
• Gambar 4.2. Kerangka waktu PIMES menggambarkan perubahan atau capaian dari
• Membuat laporan peningkatan mutu dan apa
waktu ke waktu yang dicapai dalam pelaksanaan program.
• Meningkatkan mutu perencanaan, pelaksanaan
Ada 3 (tiga) tahapan Pelaksanaan kegiatan a dan manajemen program.
Perubahan PSK a Perubahan-perubahan situasi • Komunikasi dan pelatihan di masyarakat.
sosial ekonomi dan kesehatan. • Mengidentifikasi keterlambatan pelaksanaan
program.
Sasaran dan Kegunaan PIMES Sasaran PIMES • Pemecahan masalah dengan segera.
PIMES dipilih sebagai sistem monitoring dan
evaluasi karena pelaksanaan PIMES bertujuan: Pelajaran yang Dipetik (Lesson Learnt)
• Meningkatkan mutu pelaksanaan kegiatan,
kapasitas manajemen di setiap daerah program Di wilayah-wilayah pelaksanaan Program KBBM,
dan program pada umumnya. PIMES dipadukan dalam tahapan-tahapannya.
• Meningkatkan manajemen, pengawasan dan PIMES diterapkan sejak Program KBBM digulirkan
pemantauan, bukan melakukan penelitian (ri- pada 1 September 2003.
set).

22 BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES)


Melalui penerapan PIMES dalam Program KBBM, Ketentuan Cara Kerja dan Konsep Kunci
ditemukan bahwa manfaat PIMES antara lain:
• Kualitas perencanaan kegiatan semakin mem- Setelah mempelajari materi pembelajaran ini,
baik dari tahun ke tahun. kita diharapkan mampu:
• Kualitas kegiatan mengalami kemajuan • Menjelaskan Ketentuan Cara Kerja PIMES.
• Kualitas manajemen program mengalami per • Memahami konsep kunci PIMES.
baikan • Memahami persyaratan PIMES.
• Partisipasi dari staf pelaksana program, relawan
PMI dan masyarakat terus meningkat
Ketentuan Cara Kerja

Cara kerja PIMES secara khusus memiliki keten-


tuan sebagai berikut:

Indikator
Dapat kualitatif atau kuantitatif atau keduanya.
Contoh:
1. Pada tahun 2005, curah hujan di daerah X
diperkiran meningkat 50% dari tahun sebe-
lumnya. Banjir biasa menimpa Desa Z
2. Contoh: Staf PMI Cabang menyusun rencana
Foto 4.1. Sebagai aktor utama dalam Program KBBM di Tawarroe, Bone, kerja menghadapi situasi tersebut. Rencana
Sulawesi Selatan, masyarakat harus terlibat penuh dalam setiap tersebut disusun secara bottom-up, yakni
tahapan
berdasarkan partisipasi penuh masyarakat.
Dalam penilaian pada Program KBBM yang Namun penting juga memperhatikan bah-
dilakukan konsultan independen pada 2006, di- wa rencana tersebut :
nyatakan bahwa secara keseluruhan, kegiatan-ke- • Dapat diukur, dinilai atau dievaluasi.
giatan yang ditargetkan telah terlaksana meskipun • Harus kongkret dan sebaiknya terinci
terjadi keterlambatan. Melalui PIMES, penyebab (dinyatakan dengan angka-angka, wak-
keterlambatan tersebut dianalisis sehingga pelaksa- tu dan tempat).
naan program selanjutnya mengalami perbaikan. • Harus fungsional dan memungkinkan
untuk dilaksanakan.
• Dapat digunakan untuk membuat per-
bandingan dalam hal perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan dan
monitoring.

BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 23


Konsep Pokok dapat terus melaksanakan upaya pengurangan
risiko bencana. Manfaat upaya ini dapat dirasakan
Sebuah konsep utama adalah konsep yang baik oleh masyarakat maupun para pelaksana, tanpa
menjelaskan bagaimana kegiatan-kegiatan dilak- efek yang merusak lingkungan fisik dan psikososial.
sanakan. Indikator yang menggambarkan konsep Upaya ini juga diharapkan terus berlanjut setelah
utama harus dikembangkan dalam program secara bantuan teknis, manajerial dan keuangan dihapus-
tersendiri. kan secara bertahap.

Dalam Program KBBM, konsep pokok digambar- Keberlanjutan dapat dicapai melalui peningkat-
kan sebagai berikut an kemampuan masyarakat dan lembaga-lembaga
mitra dalam memecahkan masalah yang mungkin
1. Keadilan dihadapi dan memperbaiki lingkungan. Proses par-
Seperti juga pelayanan kesehatan kesiapsiagaan tisipasi ini tercermin dalam suasana belajar yang
bencana harus dilakukan oleh dan untuk semua dicirikan oleh kepemimpinan yang memberikan
orang tanpa diskriminasi. Manfaat dari Program kemudahan, berbagi visi, berbagi pengetahuan,
KBBM harus dapat dinikmati masyarakat secara luas. pengembangan sumber daya dan penyelesaian
perselisihan.
Contoh:
Pada 2005, melalui Program KBBM air bersih di- Contoh:
alirkan ke Pekon Suoh, Lampung Barat. Bak penam- • 50% dari biaya mitigasi bencana didapat me-
pungan dibangun di Dusun Suka Mulya dan Talang lalui APBD di tingkat Kabupaten atau Kota.
Mulya. Setiap anggota masyarakat dapat meman- • 70% staf dan relawan PMI mempunyai ke-
faatkan fasilitas air bersih. Untuk memenuhi kebutu- trampilan pemetaan risiko.
han masyarakat, pada 2006 bak penampungan juga • 80% keluarga di desa/kelurahan X mengguna-
dibangun di Dusun Sukajadi 1 dan 2 pada 2006. kan kakus sesuai standar kesehatan dan meng-
konsumsi air bersin setelah program berakhir.
2. Kerentanan • Pada pertemuan rutin masyarakat, dikumpul-
Menghadapi ancaman alam, kekerasan dan kan dana untuk merawat fasilitas air bersih
keadaan yang buruk, tingkat kerentanan mening- yang telah ada.
kat seiring dengan meningkatnya ancaman, kemis
kinan dan penggusuran. Dampak tingkat keren- 4. Keterjangkauan
tanan ini dapat dikurangi dengan meningkatkan Pelaksanaan kegiatan Program KBBM mencakup:
kemampuan masyarakat baik secara fisik atau ma- • Ketersediaan
terial, secara sosial kelembagaan maupun keahlian • Keterjangkauan
dan perilakunya. • Digunakan secara efektif dan memadai
Untuk X % dari target populasi
Contoh:
Sejak dipasangnya kelambu di setiap rumah, jum- Contoh:
lah penderita malaria menurun 10% pada tahun 2006. Wabah malaria setiap tahun melanda Desa X.
Pada tahun 2004, 50% anak usia sekolah (di bawah
3. Keberlanjutan 17 tahun) menderita malaria. Selain kerja bakti pem-
Di masa mendatang, masyarakat bersama PMI berantasan sarang nyamuk di setiap dusun, penyu

24 BaB IV 4 • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES)


luhan bagaimana gejala dan perawatan penyakit • Dapat ditiru (menjadi model untuk dikembang-
malaria termasuk cara pencegahannya dilaksanakan kan di tempat lain)
di sekolah-sekolah. Pertemuan di balai desa me- • Koordinasi
ngenai hal ini paling tidak dihadiri 50% kepala kelu-
arga atau perwakilannya. Pada tahun 2005, jumlah Aspek-aspek diatas menjadi parameter dalam
penderita malaria di Desa X menurun menjadi 30%. mengevaluasi program secara keseluruhan, dan
dalam monitoring per kegiatan.
5. Pengembangan Kapasitas
Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam Apa Persyaratan PIMES?
melakukan respon bencana dan melakukan tin-
dakan pencegahan dan mitigasi. Dalam kerangka PIMES mensyaratkan hal-hal berikut ini:
Palang Merah kemampuan tersebut terdiri dari: • Harus menjadi bagian dalam proses pengem-
bangan Program KBBM. Upaya pengembangan
• Material/fisik, merupakan sumber-sumber fisik indikator, metode dan perangkatnya harus di-
masyarakat yang dipercaya masih ada dan me- dasarkan atas kebutuhan seluruh proses sejak
ningkatkan martabat kehidupan. awal
• Sosial/organisasi, merupakan mekanisme du- • Berbasiskan masyarakat, dan dapat diterapkan
kungan sosial yang tersedia di masyarakat di wilayah-wilayah yang berbeda.
dalam kehidupan sehari-hari dan saat waktu- • Indikator dan metode pengumpulan informasi
waktu krisis, serta ketrampilan dan sikap yang disesuaikan dengan keadaan setempat, tingkat
membuat seseorang mampu memanfaatkan pendidikan dan kemampuan masyarakat, serta
sumber-sumber yang ada dan menurunkan pelaksana Program KBBM.
jumlah korban. • Indikator dan metode pengumpulan informasi
harus dapat menggambarkan perubahan yang
Contoh: terjadi di masyarakat sehubungan pelaksanaan
• 100% keluarga yang diwawancarai di Desa X Program KBBM, bukan perubahan yang dise-
pada tahun 2005 telah melakukan 3M di rumah babkan pembangunan secara umum.
sesuai penyuluhan pencegahan malaria. • Melibatkan partisipasi masyarakat di semua
• 80% keluarga yang diwawancarai di Desa X tingkatan:
pada tahun 2005 memberikan jawaban yang • Untuk mengembangkan dan menggunakan indikator
positif tentang kesiapsiagaan bencana. dan perangkatnya.
• Untuk menganalisis, melaporkan dan memberikan
umpan balik.
Aspek-aspek lain dapat muncul berkaitan dan • Untuk melakukan perubahan yang diperlukan.
disesuaikan dengan karakteristik kegiatan dan lo- • Harus memperkuat partisipasi dalam peman-
kasi di mana kegiatan itu dilaksanakan. Aspek-aspek faatan informasi dan umpan balik pada pelak-
tersebut diharapkan melengkapi konsep kunci, an- sanaan Program KBBM di semua tingkatan, ter-
tara lain: masuk masyarakat, relawan, pelaksana program
• Relevansi (tingkat keperluan/hubungan) dan lembaga-lembaga donor.
• Efektivitas dan berkaitan ketepatan penggu- • Di setiap daerah dimana Program KBBM di-
naan dana nakan, pelajaran yang dapat dipetik harus
• Dampak dibagikan dan menjadi rekomendasi pengem-
• Advokasi bangan kerangka kerja PIMES selanjutnya.

BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 25


Proses Adaptasi PIMES partisipasi sejak awal dalam hal penilaian, definisi
dan prioritas kebutuhan, sumber daya, hak-hak dan
Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, masalah, serta menyusun data prioritas masalah dari
kita diharapkan mampu: program yang dilaksanakan. Pelaksanaan Program
• Menjelaskan tahapan-tahapan proses KBBM di wilayah-wilayah percontohan menunjuk
adaptasi PIMES dalam Program KBBM. an bahwa PRA dilakukan oleh anggota masyarakat
• Menyebutkan lima tugas utama PIMES. sendiri, dibantu oleh relawan PMI.
• Menjelaskan tahapan adaptasi PIMES
dalam pelaksanaan Program KBBM. Pelatihan PRA pertama kali dilakukan dengan
3 hari lokakarya “analisis masalah” di lapangan.
Bagaimana Adaptasi Tahapan-tahapan PIMES Daftar masalah selanjutnya dianalisis secara lebih
dalam Program KBBM? mendalam. Masyarakat dibagi beberapa kelompok,
kemudian difasilitasi untuk menganalisis setiap ma-
PIMES harus menjadi bagian yang tidak terpisah- salah dengan membuat apa yang disebut “pohon
kan dalam tahapan Program KBBM. Alur perenca- masalah”. Mereka diminta menggunakan kata-kata
naan program termasuk PIMES, ditunjukkan dalam nya sendiri. Mereka perlu menuliskan:
gambar di bawah ini. • Hal-hal yang mendorong timbulnya masalah.
PRA Analisis LFA Pengembangan dan • Hubungan antara pendorong masalah terse-
Masalah Pengujian Survey PKS
but.
Tahapan
Persiapan
Th. 1 bulan-1 Pelatihan • Kemungkinan merumuskan apa yang meru-
Pengujian
pakan masalah utama.
• Dampak permasalahan atau konsekuensinya.

Th. 1
Di desa-desa di mana Program KBBM dilak-
Review Pelaksanaan
sanakan, walaupun masyarakat mempunyai tingkat
Th. 2 Revisi pendidikan yang rendah, namun tidak mengurangi
partisipasi mereka. Masyarakat memiliki ketertarikan
Gambar 4.3. Alur perencanaan dan pelaksanaan Program KBBM menggunakan PIMES
yang tinggi dalam mendiskusikan apa yang terjadi
PIMES sebagai pendekatan berbasis partisipasi di tempat tinggal mereka. Masyarakat juga termo-
masyarakat hanya akan cocok dalam program yang tivasi untuk berperan dalam upaya kesiapsiagaan
menggunakan pendekatan yang sama. Dengan kata dan pengurangan risiko, bahkan menjadi relawan
lain, semua tahapan dalam siklus Program KBBM me- PMI.
merlukan pendekatan dan metode yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat. Tahap kedua dalam siklus program adalah
Lokakarya Perencanaan Program dengan metode
Tahap pertama dalam siklus program Gam- LFA (Logical Framework Approach).
bar 4.1. adalah studi kelayakan dan penilaian ke
butuhan awal, metode yang sering diterapkan ada- Lokakarya ini biasanya membutuhkan waktu be-
lah PRA (Participatory Rural Appraisal) atau Peng- berapa hari. Mereka yang menghadiri kegiatan ini
kajian Desa Partisipatif. adalah perwakilan masyarakat, staf pelaksana pro-
gram dan para relawan. Agenda kegiatan ini men-
Pendekatan ini memungkinkan masyarakat ber- cakup:

26 BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES)


• Mengkaji secara tujuan Program KBBM secara menangani kesiapsiagaan bencana, relawan dan
umum, dan tujuan program dalam jangka perwakilan masyarakat yang menerima manfaat
menengah maupun jangka pendek. Program KBBM.
• Merumuskan tujuan secara khusus di desa atau
wilayah setempat. Tugas pertama: kembangkan indikator-indi-
• Merumuskan hasil-hasil yang ingin dicapai kator dengan melibatkan peserta lokakarya, ba-
(output) dan kegiatan-kegiatan yang akan di- gilah para peserta berdasarkan asal desa mereka
laksanakan terkait dengan setiap pemecahan masing-masing atau lingkup kerja mereka.
masalah.
• Merumuskan hal-hal yang diperlukan (input) 1. Pahami karakteristik setiap tahap Program KBBM,
dan kegiatan-kegiatan berkaitan dengan ang- tetapkan indikator-indikator atas kegiatan-kegi-
garannya. atan pendukung program baik melalui diskusi,
studi kasus dan contoh-contoh program.
Pada LFA indikator dan asumsi bisa juga diru- 2. Buatlah daftar indikator sesedikit mungkin, ter-
muskan. Pada tahap selanjutnya dilaksanakan Sur- utama indikator yang
vey Perilaku, Sikap dan Ketrampilan (PKS). Survey PKS • Sesuai dengan kegiatan setempat
dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai • Sesuai dengan tujuan dan output dari LFA
pengetahuan, pandangan, sikap dan ketrampilan • Sesuai dengan 3 (tiga) tahapan:
yang terkait dengan satu masalah yang diprioritas- • Pada saat kegiatan dimulai
kan. Sebagai contoh: Ancaman banjir yang sering • Pada saat terjadi perubahan pada
terjadi pada musim hujan, survey dilakukan untuk perilaku, sikap dan keterampilan
mengetahui apakah ada kebiasaan atau sikap-sikap • Pada saat terjadi perubahan pada situasi
yang dapat mengurangi risikonya. kesiapsiagaan terhadap an caman (ben-
cana), kesehatan dan sosial ekonomi di-
Tahap Ketiga Survey Pengetahuan, Sikap dan mana Program KBBM dilaksanakan.
keterampilan (PSK) dan Baseline Survey. • Sesuai dengan konsep pokok
Pada saat tahap pertama dan kedua tunai dilak- • Sesuai dengan kenyataan di lapangan
sanakan, tahap PIMES selanjutnya mengemban 5 3. Tandai indikator-indikator yang menggam-
(lima) tugas: barkan 3 (tiga) tahapan kemajuan dan indi-
1. Mengembangkan indikator-indikator. kator yang menggambarkan konsep pokok.
2. Merancang sistem monitoring dan evaluasi. 4. Pastikan bahwa setiap tahapan dan konsep
3. Mengembangkan/mengadaptasi perangkat pokok memiliki beberapa indikator.
pengumpulan informasi. 5. Setiap kelompok menyampaikan hasil penyusu-
4. Melatih dan mengawasi staf dan relawan yang nan indikatornya untuk diketahui seluruh peserta,
terlibat Program KBBM. sekaligus dapat memberikan pandangan.
5. Mengumpulkan, mengkaji dan melaporkan infor-
masi, sekaligus informasi yang bersifat umpan ba- Tugas kedua: buatlah rencana sistem monitoring
lik, untuk tujuan pembelajaran dan manajemen. dan evaluasi dengan melibatkan para pelaksana la-
pangan, relawan dan masyarakat, lakukan hal berikut:
Tugas kesatu dan kedua dilaksanakan dengan
sebuah lokakarya yang melibatkan para pelak- • Tentukan indikator-indikator yang membutuh-
sana lapangan yaitu staf PMI Cabang/Daerah yang kan informasi dari lapangan.

BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 27


• Cari tahu kemungkinan informasi (mengenai gunakan beranjak dari ”akal sehat” (common sense)
indikator) tersebut dimiliki oleh sumber-sum- bukan ditujukan untuk riset atau penelitian. Tentu
ber tertentu, misalnya pemerintah daerah, de- saja cara-caranya dapat juga ditemukan di berbagai
partemen kesehatan, LSM dll. buku-buku sumber.
• Buatlah rencana pengumpulan informasi,
pengkajian dan pelaporan. Tugas keempat: melatih dan mengawasi staf
• Buatlah rencana pengembangan/adaptasi per- dan relawan yang terlibat Program KBBM.
angkat pengumpulan data.
• Buatlah rencana pelatihan dan pengawasan Dalam Program KBBM para relawan di tingkat
bagi staf dan relawan. desa atau kelurahan adalah pengumpul data atau
informasi lapangan, sekaligus pelaksana kegiatan.
Setelah lokakarya, peserta harus berbagi pema- Mereka tentunya juga berperan aktif dalam pengem-
haman dan pengetahuan, dengan pihak-pihak lain bangan indikator, perencanaan dan penilaiannya.
yang tidak terlibat, baik staf PMI Cabang/Daerah, Bantuan mereka dalam menyusun dan mengkaji
relawan, masyarakat maupun lembaga-lembagi lain data lapangan serta perubahan-perubahan yang
yang mungkin menjadi mitra dalam Program KBBM. ada di masyarakat akan sangat membantu.
Program KBBM memberikan ruang untuk penye-
suaian atas datangnya pemikiran-pemikiran baru di Staf PMI Cabang/Daerah yang berperan sebagai
masa datang. pelaksana lapangan Program KBBM harus mampu
mengembangkan dan menerapkan PIMES, terutama
Tugas ketiga: kembangkan/adaptasikan per- dalam hal pelatihan, pengorganisasian, pemantauan,
angkat pengumpulan data yang dilaksanakan di penyusunan laporan, pengkajian dan pengumpulan
wilayah Program KBBM. umpan balik dari lapangan. Para pelaksana lapangan
dapat juga menyarankan perubahan-perubahan
Dalam hal ini, para pelaksana lapangan diberikan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan dan
kesempatan untuk menyampaikan ide-idenya ten- pengelolaan Program KBBM, terutama yang ber-
tang bagaimana informasi lapangan dapat dikum- hubungan dengan pendanaan.
pulkan. Di beberapa desa percontohan pelaksanaan
Program KBBM, dalam baseline survey, para relawan Pada awal pelaksanaan Program KBBM para
PMI akan memberikan pertanyaan secara lisan pelaksana lapangan baik Staf PMI Cabang/Daerah
berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah diper- dan relawan sebaiknya mendapatkan berbagai
siapkan. Jawaban yang diberikan oleh masyarakat pelatihan keterampilan.
dicatat oleh para relawan. Hal ini dilakukan karena
tidak semua anggota masyarakat dapat menuliskan Tugas kelima: mengumpulkan, mengkaji dan
sendiri jawaban mereka. Kemampuan mengguna- melaporkan informasi, sekaligus informasi yang
kan bahasa daerah juga sangat membantu di desa- bersifat umpan balik, untuk tujuan pembelajaran
desa tertentu. dan manajemen.

Dalam Program KBBM, pengembangan pe- Data kegiatan secara khusus dikumpulkan
rangkat pengumpulan informasi hendaknya dimak- sebagai bagian dari laporan pelaksanaan program.
sudkan untuk mendapatkan informasi yang benar Data perubahan Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan
(sah), sederhana dan berguna. Pendekatan yang di- (PSK) situasi penanganan atau kesiapsiagaan

28 BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES)


bencana, situasi kesehatan dan sosial ekonomi bagi pembuat kebijakan untuk memberikan du-
yang dikumpulkan setiap 3 - 6 bulan, atau sebelum kungan dan upaya pengembangan Program KBBM
dan setelah kegiatan khusus seperti penyuluhan selanjutnya. Setelah tahap percontohan Program
malaria, kerja bakti 3M dll. Data-data ini dikaji dan KBBM, diharapkan program serupa bisa dilaksanakan
diperbandingkan. di berbagai desa di Indonesia.

Dalam proses sebuah tim harus dibentuk un- Adaptasi PIMES dalam Tahapan Program
tuk kemudian melaporkannya ke Markas Pusat PMI KBBM
dalam laporan semesteran. Dengan demikian PMI
Pusat mendapatkan gambaran perkembangan di Pada tahapan Program KBBM, indikator-indikator
setiap wilayah di mana Program KBBM dilaksanakan. yang dikembangkan pada saat PRA dan LFA, seperti
Permasalahan yang mungkin muncul ada baiknya halnya pada survey PKS atau base line survey dijadi-
juga dilaporkan untuk kemudian dicarikan jalan kelu- kan dasar dan input pada tahapan pelaksanaan. Se-
arnya seperti kebutuhan pendanaan, penyimbangan, lanjutnya indikator-indikator juga digunakan pada
kurangnya pelatihan, keterlambatan, sumber daya tahap perencanaan dan monitoring.
manusia dll. Jalan keluar dari permasalahan yang ada
mungkin bisa dijadikan referensi bagi daerah lain. PIMES pada dasarnya menyatu dalam tahapan
Program KBBM. Pembahasan PIMES dipisahkan se-
Laporan kemajuan di sebuah desa di mana di- cara khusus agar pelaksana program dapat mema-
laksanakan Program KBBM juga akan sangat ber- hami lebih mendalam dan dapat melaksanakan
manfaat untuk diketahui desa-desa lainnya. Mereka PIMES bagi program-program lainnya. Sebagai pro-
dapat saling belajar satu sama lain dengan saling gram yang berbasiskan masyarakat Program KBBM
berbagi informasi, ide dan pengalaman. menekankan adanya masukan dari masyarakat se-
bagai umpan balik agar pelaksanaan program di
Laporan tersebut juga kemudian menjadi dasar masa yang akan datang menjadi lebih baik.

Foto 4.2. Umpan balik penting untuk perbaikan Program KBBM


Pengembangan indikator pada lokakarya harus melibatkan
masyarakat, Desa Sepabatu, Polewali

BaB IV • Sistem Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi (PIMES) 29


30
Bab V
Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan mampu:


• Menyebutkan siapa saja yang dapat menjadi mitra PMI dalam pelaksa-
naan Program KBBM
• Menjelaskan mengapa diperlukan kemitraan atau kerjasama
• Menjelaskan bagaimana membina kemitraan dengan pemerintah da-
erah
• Menjelaskan apa yang diharapkan dari kemitraan dengan pemerintah
daerah
• Menjelaskan apa yang perlu dilakukan setelah pemerintah daerah me-
nyatakan ketertarikannya terhadap Program KBBM?
• Mengetahui bagaimana melakukan sosialisasi, advokasi dan kemitraan
dengan pemerintah daerah atau institusi lainnya

Siapa Saja yang Dapat Menjadi Mitra? PMI Daerah/Cabang harus melakukan pendekatan
dengan mitra potensialnya di masing-masing tingka-
Instansi pemerintah yang terkait langsung dalam tan.
bidang penanganan bencana harus dilibatkan
dalam Program KBBM. Instansi yang dimaksud antara Sejak seleksi wilayah program sampai pelaksa-
lain Pemda baik tingkat kota/kabupaten maupun naan program harus melibatkan mitra. Hal ini di-
provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), maksudkan agar mereka memiliki tugas dan tang-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah tingkat gung jawab yang sama dalam menyukseskan Pro-
provinsi atau kabupaten/kotaDinas Kesehatan, Dinas gram KBBM.
Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Perusahaan Daerah Air Minum Program KBBM bertujuan menurunkan tingkat
(PDAM), Dinas Kehutanan, Dinas Permukiman dan kerentanan masyarakat. Untuk mencapai tujuan-
Prasarana Wilayah (Kimpraswil), Pemberdayaan dan nya, Program KBBM berupaya meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan sebagainya. kapasitas masyarakat dan pemerintah untuk
mencegah, memitigasi dan mempersiapkan diri
Mengapa Diperlukan Kemitraan? jika terjadi bencana. Mengingat Pemda adalah
pihak yang paling bertanggung jawab dalam
Program KBBM adalah program multi-sektor dan masalah kemasyarakatan di wilayahnya, maka
multi-disipliner yang dibentuk atas dasar kerjasama kemitraan dengan pemerintah setempat mutlak
dan kemitraan dengan pemerintah maupun berbagai dilakukan.
institusi atau organisasi.

BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan 31


Bagaimana Membina Kemitraan dengan Pemda? sulitan dalam mencairkan kekakuan sistem admi-
nistrasi dan birokrasi keuangan di Pemda.
Membina kerja sama dan kemitraan tentu saja
tidak mudah. Perlu upaya-upaya konsultasi dan ad- Serangkaian pertemuan dan konsultasi perlu
vokasi yang tidak kenal putus asa. Mengembang- dilakukan untuk mengklarifikasi isu-isu dan meya-
kan sensitivitas dalam sistem administrasi dan poli- kinkan pihak Pemda agar mendukung Program
tik menjadi sebuah keharusan. KBBM dan rencana program yang telah dirumus-
kan.
Agenda konsultasi dengan Pemda:
• Pengantar Elemen program yang mendasar secara politis
• Menyampaikan maksud dan tujuan kun- adalah peranan kehumasan dalam memberikan
jungan konsultasi kontribusi pada Program KBBM. Kehumasan dapat
• Presentasi prinsip dasar kepalangmera- memberikan citra negatif jika Pemda tidak peduli
han, visi/misi dan strategi PMI di bidang tentang keselamatan masyarakatnya dan mening-
penanggulangan bencana. galkan PMI dan masyarakat sendirian untuk men-
• Program KBBM sebagai pendekatan baru dukung rencana kesiapsiagaan bencana setempat.
dalam manajemen penanggulangan
Maka sangat penting untuk meyakinkan pada Pem-
bencana
• Diskusi dan tanya jawab da bahwa dukungannya akan memberikan citra
• Kesepakatan kerja sama dan kemitraan positif. Pada saat yang sama, Program KBBM mem-
bantu mendorong sistem pemerintahan dan BPBD
untuk dapat lebih berperan.
Kita paham dan sadar bahwa untuk mendapat-
kan akses dan kepercayaan dari sistem administrasi Apa yang Diharapkan dari Kemitraan dengan
dan politik tidaklah mudah. Pada awalnya, mungkin Pemda?
saja staf Pemda tidak memberikan dukungan yang
cukup. Permasalahannya tidak hanya soal kapasitas Membina kemitraan dengan Pemda adalah
namun juga kesungguhan dan komitmen Pemda prasyarat yang menentukan keberhasilan Program
sebagaimana yang digambarkan dalam konsep KBBM. Salah satu sasaran kemitraan tersebut adalah
Program KBBM. Mungkin ada pendapat bahwa pro- agar Pemda mau mendukung sepenuhnya Program
gram ini tidak realistis, di sisi lain ada keengganan KBBM. Dalam artian, Pemda tidak hanya menyetujui
untuk memberi anggaran bagi upaya-upaya miti- keberadaan Program KBBM namun harus menjamin
gasi. Namun nampaknya tidak mungkin mengerah- ketersediaan dana maupun dukungan lain untuk
kan para relawan dan kemampuan masyarakat saja pelaksanaan kegiatan-kegiatan upaya kesiapsiagaan
untuk memprakarsai program-program berskala bencana.
besar.
Dukungan nyata dari Pemda dapat berupa:
Konsultasi pertama kali dengan Pemda umum- • Material
nya memakan waktu 3 - 4 jam. • Transportasi
• Peralatan berat, khusus untuk kerja konstruksi
Selanjutnya kunjungan-kunjungan harus terus • Gaji tenaga profesional
dilakukan dengan tidak kenal putus asa. Staf pe- • Makanan untuk para relawan (khususnya pada
laksana lapangan Program KBBM diharapkan dapat pengerjaan pembuatan sarana fisik mitigasi)
mengatasi ganjalan komunikasi dan kesulitan-ke-

32 BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan


Selain dukungan, sasaran lainnya adalah terlem- MoA ini merupakan dasar yang digunakan un-
bagakannya Program KBBM di Pemda. Ini dapat di- tuk merealisasikan kemitraan yang telah disetujui
fasilitasi melalui keterwakilan pemerintah provinsi bersama. Contoh MoU antara pemda Kabupaten,
dalam Komite Manajemen KBBM di tingkat daerah PMI Cabang dan Tim Sibat seperti tercantum pada
dan keterwakilan pemerintah kabupaten dalam halaman berikutnya.
Komite Manajemen KBBM di tingkat cabang.

Kemitraan dengan BPBD di tingkat provinsi dan


kabupaten/kota Satlak tidak hanya mendatang-
kan dukungan teknis dan keuangan, namun juga
terlembagakannya Program KBBM sebagai bagian
dari kebijakan penanggulangan bencana di ting-
kat Satlak dan Satkorlak.

Kelembagaan Program KBBM diharapkan dapat


lebih memotivasi Pemda dan BPBD tingkat provinsi
atau kabupaten/kota dalam melakukan upaya-upa-
ya kesiapsiagaan bencana dengan pendekatan ber-
basis masyarakat. Program KBBM juga diharapkan
dapat diintegrasikan dalam rencana pembangunan
kota/kabupaten, kecamatan atau desa/kelurahan,
serta dalam alokasi anggaran rutin pembangunan.

Setelah Pemda Ingin Mendukung Program


KBBM, Apakah yang Kita Lakukan?

Bila konsultasi dan advokasi yang dilakukan


PMI kepada Pemda, BPBD di tingkat provinsi
atau kabupaten/kota, maupun instansi lainnya
menunjukkan tanda-tanda positif, maka langkah
selanjutnya adalah mewujudkan keinginan kerja
sama dan dukungan tersebut dalam MoA (Memo-
randum of Agreement) atau memorandum kes-
epakatan. MoA tersebut berisi bentuk kerja sama
atau kemitraan dan tugas/tanggung jawab PMI
Daerah dengan pemerintah provinsi maupun PMI
Cabang dengan pemerintah kota/kabupaten.

Contoh MoA antara PMI dan Pemda tertera jelas


pada MoA-1, sedangkan antara PMI dan masyarakat
penerima Program KBBM dapat dilihat pada MoA-2.

BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan 33


MoA -1

Memorandum Kesepakatan
antara PMI Daerah dan Pemda Provinsi

Untuk diketahui oleh semua pihak bahwa:


Memorandum Kesepakatan ini dibuat oleh :
…………………………… (nama) sebagai Ketua PMI Daerah, atas nama PMI Daerah
………………………....... dan …………………………. (nama) sebagai Gubernur/Sekda/
Bupati/Sekda atas nama Pemerintah Propinsi/Kabupaten ………………………………...

PMI Daerah ………….... akan:


1. Membantu Pemerintah Daerah dalam pengembangan kapasitas masyarakat melalui
pengadaan pendidikan dan pelatihan, penyadaran dan pemberdayaan lainnya.
2. Merencanakan mekanisme untuk implementasi, monitoring dan evaluasi bersama-
sama dengan masyarakat.
3. Mengadakan bantuan teknis dalam pemetaan bahaya, risiko, dan sumber daya.

Pemerintah Propinsi ………… akan:


1. Menyediakan estimasi program, desain program dan kebutuhan lain untuk implementasi
program.
2. Menyediakan bantuan untuk peralatan/fasilitas peralatan untuk konstruksi program.
3. Mengalokasikan bantuan anggaran untuk program mitigasi.
4. Melakukan monitoring dan suprevisi berkala, mulai saat implementasi sampai selesai.
5. Menyediakan tenaga teknis yang dapat memobilisasi masyarakat dalam pengerjaan
program mitigasi.
6. Mendukung PMI Daerah ......................... dalam Program KBBM, khususnya yang
menyangkut dukungan dana dan keberlangsungan (sustainabilitas).

Kesepakatan ini menjadi dasar bagi kerja sama dan kemitraan dari kedua belah pihak dan
mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ........................................ Hari................... tanggal ..................................


oleh:

Pemerintah Provinsi PMI Daerah


---------------------------------------------- ------------------------------------
Gubernur Ketua PMI Daerah

...................................... ...........................................

34 BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan


MoA-2

Memorandum Kesepakatan
antara Pemda Kabupaten/Kota, PMI Cabang, Masyarakat dan Tim Sibat

Untuk diketahui oleh semua pihak bahwa:


Memorandum Kesepakatan ini dibuat oleh dan di antara:
Pemerintah Kabupaten/Kota………………………… Provinsi …………….. yang diwakili
oleh ………………………………….. (nama) sebagai Bupati/Walikota/Sekda
dan
PMI Cabang Kabupaten/Kota…..............…… yang diwakili oleh ……………………..
(nama) sebagai Ketua PMI Cabang …………...................
dan
Masyarakat Desa/Kelurahan ………………………… Kecamatan …………….............
Kabupaten/Kota..................... yang diwakili oleh ………………………… (nama) sebagai
Kepala Desa/Lurah ....................................
dan
Tim Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yang diwakili oleh ..............................
(nama) sebagai Ketua Tim Sibat.

Pemerintah Kabupaten/Kota………...................… akan:


1. Menyediakan estimasi program, desain program dan kebutuhan lain untuk implemen-
tasi program.
2. Menyediakan bantuan peralatan/fasilitas peralatan untuk konstruksi program.
3. Mengalokasikan anggaran untuk program mitigasi.
4. Melakukan monitoring dan suprevisi berkala, mulai saat implementasi sampai selesai.
5. Menyediakan tenaga teknis yang dapat memobilisasi masyarakat dalam pengerjaan
program mitigasi.
6. Mendukung PMI Cabang .......................... dalam Program KBBM, khususnya yang
menyangkut dukungan dana dan keberlangsungan (sustainabilitas).

PMI Cabang ………..........................… akan:


1. Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengembangan kapasitas masyarakat
melalui pengadaan pendidikan dan pelatihan, penyadaran dan pemberdayaan lain-
nya.
2. Merencanakan mekanisme untuk implementasi, monitoring dan evaluasi bersama-
sama dengan Tim Sibat di Desa/kelurahan dan anggota masyarakat lainnya.
3. Mengadakan bantuan teknis dalam pemetaan bahaya, risiko dan sumber daya.
4. Menyediakan seragam, atribut dan perlengkapan standar Tim Sibat.

BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan 35


Masyarakat Desa/Kelurahan ………..............… akan:
1. Mempersiapkan proposal program dengan lampiran resolusi dan mengajukannya ke-
pada Pemerintah Kabupaten untuk konstruksi mitigasi ............................
2. Menyediakan sumber-sumber daya (material) yang tersedia di desa/kelurahan setem-
pat seperti batu, pasir, kerikil dan sebagainya yang diperlukan untuk upaya mitigasi/
pengurangan risiko bencana.
3. Mengadakan pemeliharaan yang baik terhadap program dan semua fasilitas yang akan
disediakan oleh Pemerintah Kabupaten, serta memperbaikinya bilamana diperlukan.
4. Membantu Tim Sibat di Desa/Kelurahan dalam memprakarsai latihan Evakuasi Ben-
cana/Gladi/Simulasi yang diikuti oleh semua kelompok masyarakat agar lebih terbiasa
dengan cara-cara nyata evakuasi serta upaya tanggap darurat lainnya selama terjadi
bencana.
5. Mengamankan dukumen-dokumen yang perlu untuk konstruksi program mitigasi.
6. Membentuk jadual waktu kerja gotong-royong masyarakat dalam program konstruksi
mitigasi bencana untuk para pekerja dan relawan masyarakat.
7. Mendukung secara penuh Program KBBM yang diinisiasi oleh PMI Cabang dan Peme-
rintah Kabupaten.

Tim Sibat di tingkat Desa/Kelurahan akan:


1. Membantu Pemerintah Desa/Kelurahan dalam membuat proposal program dengan
lampiran resolusi dan mengajukannya kepada Pemerintah Kabupaten.
2. Membantu Pemerintah Desa/Kelurahan dan Pemerintah Kabupaten dalam pelaksa-
naan program.
3. Membantu Pemerintah Desa/Kelurahan dalam penyusunan Rencana Mitigasi, Rencana
Kerja Program KBBM, termasuk Rencana Tanggap Darurat Bencana.
4. Melakukan upaya penyadaran masyarakat terhadap bahaya, risiko dan dampak
bencana.
5. Melakukan upaya sosialisasi Program KBBM.
6. Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat, baik melalui pelatihan, gladi, simulasi,
pendampingan dan lain-lain yang mengarah pada peningkatan kapasitas masyara-
kat di bidang kesiapsiagaan bencana, pencegahan, mitigasi, maupun tanggap darurat
bencana.
7. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam kerja bakti secara bergotong-royong
dalam pembangunan konstruksi mitigasi.
8. Menggerakkan masyarakat dalam pemeliharaan yang baik terhadap program dan
semua fasilitas yang akan disediakan oleh Pemerintah Kabupaten, serta mengupayakan
perbaikan bilamana diperlukan.
9. Melakukan latihan Evakuasi Bencana/Gladi/Simulasi yang diikuti oleh semua elemen
masyarakat agar lebih familiar dengan cara-cara nyata evakuasi serta upaya tanggap
darurat lainnya selama terjadi bencana.

36 BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan


10. Membantu Pemerintah Desa/Kelurahan dalam pelaksanaan Program KBBM dan
keberlangsungan program.
11. Membantu Pemerintah Desa/Kelurahan dalam mengorganisasikan upaya penggalian
dana untuk mitigasi maupun keberlangsungan (sustainabilitas) program.

Ditetapkan di ........................................... Hari ................... tanggal ..................................


oleh:

Tim Sibat Desa/Kelurahan .......................... Pemerintah Desa/Kelurahan .........................


Ketua Kepala Desa/Lurah,

...................................... ..............................................

Pemerintah Kabupaten/Kota.......................... PMI Cabang Kabupaten/Kota .....……............


Bupati/Walikota/Sekda*) Ketua,

...................................... ..............................................

BaB V • Sosialisasi, Advokasi dan Kemitraan 37


38
Bab VI
Pembentukan Tim

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan


mampu:
• Menjelaskan apa itu Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
(Sibat)
• Menyebutkan siapa saja yang dapat menjadi Tim Sibat
• Menjelaskan bagaimana komposisi Tim Sibat
• Menjelaskan kriteria dan persyaratan Tim Sibat
• Memfasilitasi masyarakat bagaimana merekrut Tim Sibat
• Menfasilitasi masyarakat bagaimana membentuk Tim Sibat

Apa itu Tim Sibat? Mengapa Perlu Tim Sibat?

Tim Sibat adalah anggota masyarakat yang me- Upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap
nyatakan diri menjadi relawan PMI dan bersedia darurat bencana hanya akan efektif bila upaya
mendarmabaktikan waktu, tenaga, dan pikiran me- pemberdayaannya menjangkau masyarakat di level
reka. Mereka memotivasi dan menggerakkan ma- paling rentan. Hal ini karena merekalah pihak yang
syarakat di lingkungannya agar mampu melakukan secara langsung paling menderita karena dampak
upaya-upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana.
bencana di desa/kelurahan Program KBBM.
Dengan Program KBBM, PMI melakukan langkah-
Tim Sibat, berasal dari “desa/kelurahan mitra” PMI langkah pemberdayaan kapasitas masyarakat,
Cabang setempat dan telah mendapatkan duku- khususnya kelompok masyarakat yang paling ren-
ngan serta kepercayaan dari seluruh masyarakat, tan dan hidup di daerah rawan bencana. Langkah
serta telah dididik dan dilatih upaya-upaya kesiap- pemberdayaan ini diawali dengan rekrutmen dan
siagaan bencana dan tanggap darurat bencana. pembentukan Tim Sibat.

Tim ini adalah milik masyarakat, berasal dari ma- Anggota Tim Sibat dipilih dari masyarakat,
syarakat, dan bekerja untuk masyarakat. Kader Tim oleh masyarakat, dan mereka akan menjalankan
ini tidak hanya berfungsi sebagai narasumber dalam Program KBBM yang akan memberikan manfaat
pendampingan dan pembinaan Program KBBM di bagi masyarakat di lingkungannya. Mereka akan
desa/kelurahan daerah pelaksanaan program, namun menyelenggarakan pelatihan, penyadaran dan
mereka juga bisa memainkan peranan sebagai fasilita- pemberdayaan kapasitas masyarakat di bidang
tor, motivator, dinamisator dan motor penggerak ke- kesiapsiagaan bencana dan langkah-langkah
giatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. tanggap darurat bencana.

BaB VI• Pembentukan Tim Sibat 39


Dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan Bagaimana Tugas dan Tanggung Jawab
kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana yang Tim Sibat?
diberikan PMI melalui Tim Sibat, masyarakat dapat
siap-siaga dan memainkan peranan langsung • Tugas dan Tanggung Jawab Umum:
sebagai ”the first responder” yang mampu melakukan Melakukan upaya pemberdayaan kapasitas
upaya pertolongan atau penyelamatan diri, keluarga, dan pengorganisasian masyarakat agar dapat
maupun warga masyarakat lainnya. mengambil inisiatif dan melakukan tindakan yang
meminimalkan dampak bencana di lingkungannya
dengan menggunakan strategi dan pendekatan
konsep KBBM.

• Tugas dan Tanggung Jawab Khusus:


Tim Sibat bertanggung jawab menggerakkan
masyarakat dalam melaksanakan Program KBBM,
melalui:
Sosialisasi konsep KBBM dan penyadaran ma
syarakat tentang tingkat bahaya, kerentanan, dan
risiko bencana dari rumah ke rumah atau dari ke-
luarga ke keluarga maupun kepada masyarakat
luas dalam berbagai kesempatan.
Foto 6.1. Sibat sebagai garda terdepan dalam mobilisasi masyarakat Program KBBM Laelo
Wajo, Sulawesi Selatan
• Bersama masyarakat melakukan pemetaan
desa/kelurahan tentang tingkat kerentanan/
Terbentuknya Tim Sibat, khususnya di desa/ke- kerawanan maupun pemetaan sumber daya.
lurahan percontohan Program KBBM, diharapkan • Memberikan pelatihan atau penyuluhan ke-
mampu menjadi motor penggerak bagi upaya-upa- pada masyarakat di lingkungannya tentang
ya kesiapsiagaan bencana maupun tanggap darurat upaya kesiapsiagaan dan tanggap darurat
bencana di desa/kelurahannya, yang pada akhirnya bencana maupun sistem peringatan dini
akan meningkatkan citra positif PMI. dan upaya-upaya mitigasi.
• Menggerakkan masyarakat dalam melak-
Apa Fungsi dan Peranan Tim Sibat? sanakan rencana kegiatan.
• Membantu aparat desa/kelurahan, LPM,
Tim Sibat berfungsi dan berperan sebagai maupun BPD dalam merumuskan Rencana
pendamping, pembimbing, penyuluh, dan motiva- Pengendalian dan Operasional melalui
tor yang menggerakkan masyarakat setempat dalam pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan
kegiatan dan upaya-upaya kesiapsiagaan bencana maupun upaya-upaya tanggap darurat ben-
dan tanggap darurat bencana di wilayahnya. cana.
• Menyelenggarakan pelatihan/simulasi/gla-
Keberadaan Tim Sibat dimaksudkan pula di bagi masyarakat sehingga masyarakat
untuk membantu Pengurus Cabang PMI dan KSR merasa terbiasa dan mampu melaksanakan
Spesialis PBBM dalam membina dan menggerakkan langkah-langkah evakuasi dan upaya-upaya
masyarakat, serta mengarahkan, memantau, penyelamatan dan pengamanan diri saat ter-
mengawasi, dan mengevaluasi program yang telah jadi bencana.
dilaksanakan.

40 BaB VI • Pembentukan Sibat


• Membantu merumuskan cara-cara menjaga Apa Kriteria dan Persyaratan Tim Sibat?
keberlangsungan program melalui pencar-
ian dana, penyadaran sosial dan lain-lain. Agar mampu menjalankan tugas dan peranan-
• Menumbuhkan kesadaran masyarakat nya dengan baik, seorang kader pendamping
untuk berpartisipasi dalam perencanaan, seyogyanya memenuhi kriteria dan persyaratan
implementasi, monitoring, evaluasi, dan ke- sebagai berikut:
berlangsungan Program KBBM. • Bertempat tinggal tetap di desa/kelurahan yang
• Mengorganisir masyarakat dalam melak- menjadi lokasi pelaksanaan Program KBBM (bu-
sanakan berbagai program terkait, seperti kan pendatang).
Program CBFA, pelestarian lingkungan hi- • Berusia 21 - 60 tahun.
dup, perawatan keluarga, dan lain-lain. • Berminat menjadi Tim Sibat.
• Minimal berpendidikan SLTP.
• Membantu Komite Manajemen Tingkat • Mampu berkomunikasi dengan efektif dan
Desa/Kelurahan: mempunyai hubungan luas.
• Mempersiapkan dan mengirimkan ren- • Dapat bekerja sama dengan masyarakat, PMI
cana kegiatan per triwulan, termasuk dan institusi lain.
rincian anggaran berdasarkan kegiatan • Memiliki kompetensi dan ketrampilan me-
untuk periode 3 bulan ke depan. manajemen kegiatan-kegiatan berbasis ma-
• Mempersiapkan dan mengirimkan laporan syarakat.
kemajuan per triwulan, termasuk laporan • Berjiwa pemimpin, mempunyai integritas dan
keuangan kegiatan triwulan sebelumnya. pengabdian yang tinggi.
• Mengorganisir pelaksanaan rencana dan • Diterima dan dipercaya oleh pamong, tokoh
menggerakkan masyarakat. masyarakat dan masyarakat luas.
• Sebagai penghubung dengan Pemda di • Bekerja dengan tulus, ikhlas dan tanpa pamrih
tingkat kecamatan dan PMI Cabang di demi kepentingan masyarakat.
tingkat kabupaten/kota dalam bidang
penanggulangan bencana. Bagaimana Komposisi Keanggotaan
• Membina hubungan sosial di dalam ling- Tim Sibat?
kungan masyarakat serta memastikan
bahwa program tersebut akan membawa • Jumlah anggota Tim Sibat yang akan direkrut
manfaat bagi kelompok masyarakat yang di setiap desa/kelurahan mitra wilayah Program
paling rentan. KBBM adalah sebanyak 20 orang.
• Menyelesaikan sengketa yang berkaitan • Rekrutmen anggota Tim Sibat memperhati-
dengan pelaksanaan kegiatan Program kan keseimbangan gender: laki-laki (50%) dan
KBBM di tengah masyarakat. perempuan (50%), yang dapat diambil dari un-
• Melakukan peninjauan dan monitoring sur:
terhadap kemajuan program. • Kader Posyandu/bidan desa atau kelu-
rahan/Pos Persalinan Desa/Kelurahan
• Membantu tugas dan kewajiban Tim Satgana (Polindes).
PMI saat menjalankan Program KBBM maupun • PKK.
tanggap darurat bencana di daerahnya, baik se- • Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
belum, pada saat dan setelah bencana. • Badan Perwakilan Desa.

BaB VI • Pembentukan Tim Sibat 41


• Karang Taruna. • Tahap Persiapan Rekrutmen:
• Tokoh agama. • Melakukan pendekatan dengan pamong
• Tokoh masyarakat. desa/kelurahan, tokoh masyarakat, serta
• Unsur-unsur lain di dalam masyarakat se- dinas-dinas terkait untuk mensosialisasikan
tempat. Program KBBM dan perlunya pembentukan
Tim Sibat.
Bagaimana Struktur Organisasi Tim Sibat? • Sebelum melaksanakan rekrutmen dan pem-
bentukan, Pengurus PMI Cabang mengada-
• Tim Sibat akan direkrut dan dibentuk oleh kan pertemuan konsultasi dengan pihak
masyarakat dan aparat desa/kelurahan. Dalam aparat desa/kelurahan untuk:
pelaksanaan tugasnya, Tim ini bertanggung • Membahas rencana rekrutmen dan
jawab kepada kepala desa/lurah. menetapkan kriteria calon kader PMI.
• Tim Sibat terdiri dari: 1 orang ketua merangkap • Membahas fungsi dan peranan, tugas
anggota, 1 orang wakil ketua merangkap dan kewajiban, serta keberadaan Tim
anggota, dan minimal 18 orang anggota Sibat.
(dengan perimbangan 1 anggota Sibat untuk • Mempersiapkan kelengkapan admi-
minimal 50 Kepala Keluarga). nistrasi rekrutmen, seperti biodata
• Struktur dan kelengkapan Tim Sibat diatur dan dan format wawancara.
ditentukan sesuai kebutuhan dan kondisi ma- • Bersama anggota masyarakat, selanjutnya ke-
sing-masing desa/kelurahan. pala desa/lurah atau aparat desa/kelurahan
membahas kriteria/persyaratan serta mengi-
Bagaimana Merekrut dan Membentuk Tim dentifikasi siapa saja yang memenuhi kriteria/
Sibat? persyaratan tersebut untuk direkrut sebagai
anggota Tim Sibat.
• Tim Sibat bukan sekadar sukarelawan biasa. • Setiap calon diwajibkan mengisi biodata serta
Selain diharapkan mampu memainkan peranan pernyataan komitmen dan kesediaannya se-
sebagai penggerak dan motivator masyarakat, bagai Tim Sibat.
Tim Sibat harus mampu mengorganisir
masyarakat dalam pelaksanaan Program KBBM
dan memelihara keberlanjutannya. Karenanya,
perekrutan Tim Sibat harus benar-benar sesuai
dengan kriteria kualifikasinya.
• Sebagai mitra terdepan dalam Program KBBM,
Tim Sibat direkrut dan dibentuk atas dasar
partisipasi bersama dengan masyarakat dan
aparat desa/kelurahan setempat.

Foto 6.2. Sibat memberdayakan masyarakat – Program KBBM Laelo Wajo, Sulawesi Selatan

42 BaB VI • Pembentukan Tim Sibat


• Tahap Seleksi/Rekrutmen:
• Proses seleksi Tim Sibat dilakukan sepenuhnya
oleh kepala desa/lurah, aparat desa/kelurahan,
dan tokoh-tokoh masyarakat yang dilakukan
secara terbuka, transparan, dan objektif sesuai
kriteria/persyaratan yang telah disepakati.
• PMI Cabang dan KSR Spesialis KBBM hanya
membantu memfasilitasi proses seleksi dan
penyiapan instrumen seleksi/rekrutmen, se-
hingga tidak terkait langsung dengan proses
seleksi.
• Pada tahap seleksi ini dilakukan:
• Proses seleksi terhadap persyaratan
administrasi calon.
• Wawancara langsung dengan para
calon dengan kuesioner standar yang
telah disiapkan oleh PMI Cabang dan
KSR Spesialis KBBM.
• Pengujian terhadap kemampuan
• Pengumuman hasil seleksi Tim Sibat
yang disampaikan secara langsung
setelah proses seleksi.

• Pembentukan:
• Daftar nama calon anggota Tim Sibat yang
telah lolos seleksi selanjutnya diajukan kepala
desa/lurah ke Pengurus PMI Cabang.
• Pengurus PMI Cabang menetapkan dan men-
gukuhkan para calon yang telah lolos seleksi
tersebut sebagai angota Tim Sibat.
• Sebelum dikukuhkan, para calon menanda-
tangani surat pernyataan komitmen dan ke-
sediaannya menjadi anggota Tim Sibat.

BaB Vi • Pembentukan Tim Sibat 43


44
Bab VII
Pendidikan dan Pelatihan KBBM

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan mampu:


• Menjelaskan jenis dan jenjang pendidikan dan pelatihan KBBM.
• Menjelaskan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan KBBM.
• Menggambarkan alur proses pendidikan dan pelatihan KBBM.
• Menjelaskan kurikulum, materi pendidikan dan pelatihan KBBM.

Apa Saja Jenis dan Jenjang Pendidikan dan an dan pelatihan bagi Tim Sibat di desa/kelurahan
Pelatihan dalam Program KBBM? setempat. Setelah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan, Tim Sibat melakukan upaya-upaya
Proses transfer konsep, strategi dan pendekatan sosialisasi, penyadaran, dan pengembangan
KBBM kepada masyarakat merupakan bagian kapasitas masyarakat di desa/kelurahan tempat
penting yang mendukung keberhasilan Program tinggal mereka, yang terkait dengan penanganan
KBBM. Proses transfer ini diharapkan dapat bencana, khususnya upaya kesiapsiagaan, tanggap
memberikan perbaikan pada Pengetahuan, Sikap darurat bencana, pencegahan dan mitigasi.
dan Keterampilan (PSK) sekaligus pengembangan
kapasitas di bidang kesiapsiagaan dan tanggap Proses pemberdayaan masyarakat yang dilaku-
darurat bencana. kan Tim Sibat dapat dilakukan dalam berbagai
pendekatan, tergantung situasi di desa/kelurahan
Pendidikan dan pelatihan Program KBBM setempat, seperti: kunjungan dari rumah ke rumah,
dilaksanakan di setiap tingkatan, dengan tetap
mengandalkan pendekatan partisipatif dan prinsip
kegotong-royongan. Jenjang pelatihan yang
dilaksanakan Program KBBM mengikuti standarisasi
PMI (seperti pada tabel halaman 46).

Bagaimana Pendidikan dan Pelatihan KBBM


Dilaksanakan?

Pendidikan dan pelatihan KBBM dilaksanakan


secara berjenjang dan berkelanjutan.

PMI Cabang bertanggung jawab mengorganisir


pendidikan dan pelatihan KSR Spesialis KBBM yang
dilaksanakan di masing-masing wilayah kerjanya.
Foto 7.1. Gladi Tanggap Darurat Bencana Banjir – Program KBBM PMI Cabang Wajo, Su-
Selanjutnya KSR tersebut melaksanakan pendidik- lawesi Selatan

BaB VII • Pendidikan dan Pelatihan KBBM 45


dalam pertemuan atau rapat warga, pendampi- visi dan misi PMI, ruang lingkup kegiatan PMI, serta
ngan masyarakat secara perorangan maupun kel- ruang lingkup Program KBBM.
ompok, serta dalam berbagai kesempatan.
Kegiatan pelatihan lanjutan dapat berupa paket
Bagaimana Kurikulum serta Materi Pendidikan latihan rutin yang digunakan untuk memperdalam
dan Pelatihan KSR dan Tim Sibat? materi-materi tingkat dasar yang lebih mengarah
pada terapan praktis, antara lain:
Kurikulum pendidikan dan pelatihan tingkat
dasar untuk KSR Spesialis KBBM dan Tim Sibat men- • Pengkajian Desa Partisipatif (PRA).
gacu pada kurikulum standar. Setelah KSR Spesialis • Pemetaan Bahaya, Risiko dan Sumber Daya.
KBBM dan Tim Sibat terbentuk, PMI Cabang dapat • Gladi/simulasi Tanggap Darurat Bencana.
memberikan orientasi kepada mereka, khususnya • Sistem Peringatan Dini.
yang terkait dengan organisasi kepalangmerahan, • Baseline Survey (survey data dasar yang biasa

No. Jenjang Jenis Pelatihan yang Diperlukan

• Pelatihan Manajemen Bencana


• Pelatihan Manajemen Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana
Pelatihan KSR • Pelatihan KBBM
1.
PMI Cabang • Pelatihan Perencanaan Program KBBM (Project Planning Process)
• Pelatihan Pemetaan Daerah Rawan Bencana secara Partisipatif
• Pelatihan VCA/PRA
• Pelatihan KBBM
• Pelatihan Khusus (Muatan Lokal) sesuai dengan karakteristik Ba-
2. Pelatihan Tim SIBAT
haya, Kerentanan dan Risiko.
• Promosi Perilaku Sadar Bencana

Penanggung Jawab/
No. Jenis Sasaran Tempat Pelaksanaan Fasilitator/Pelatih

PMI Pusat/
Pelatihan KSR
1. KSR, TSR Markas PMI Cabang PMI Daerah/
PMI Cabang
PMI Cabang
Pelatihan
2. Tim Sibat Kantor Kepala Desa/ Kelurahan Tim Satgana
Tim Sibat

Di desa/kelurahan setempat
Pemberdayaan Anggota (dari rumah ke rumah, tiap RT,
3. Tim Sibat
Masyarakat Masyarakat RW maupun dalam forum per-
temuan yang relevan).

46 BaB VII • Pendidikan dan Pelatihan KBBM


dilakukan sebelum memulai kegiatan dalam Untuk menunjang tugas Tim Sibat dalam
sebuah program). pemberdayaan masyarakat, PMI Cabang dengan
• Pengorganisasian dan Pengembangan Ma- dukungan PMI Pusat/Daerah menyediakan media
syarakat. kit seperti booklet, poster, buletin, pamflet, komik,
• Promosi Perilaku Sadar Bencana. dan lain-lain yang dapat digunakan secara efektif
• Perencanaan Mitigasi. dalam sosialisasi, penyebaran, penyadaran, maupun
• Proses Perencanaan dan Manajemen Program pemberdayaan masyarakat. Material pendukung
(Logical Framework Approach atau LFA). didesain dalam bahasa yang mudah dipahami
• PIMES, dan materi teknis lain yang relevan. masyarakat, serta menggunakan warna, isi dan
format yang sesuai dengan kondisi riil di masyarakat,
Sedangkan materi pengembangan yang dapat hingga golongan yang pendidikanya rendah
diberikan antara lain: sekalipun dapat memahami.
• Penyadaran Kesetaraan Gender.
• Penyadaran Sosial. Selama proses pendidikan dan pelatihan, PMI
• Inisiatif Pemograman yang Lebih Baik atau Bet- harus melibatkan pihak pemerintah maupun
ter Programming Initiative (BPI) institusi yang terkait dalam pemberdayaan sesuai
• Bagaimana meredam ketegangan sosial. lingkup tugas masing-masing.
• Sistem monitoring dan evaluasi secara partisi-
patif.

Alur Transformasi dan Pembelajaran KBBM

Pelatih Inti

KSR Spesialis KBBM

Komite Desa/
Kelurahan

Tin Sibat

Kelompok Kelompok Kelompok


Masyarakat Masyarakat
Sebaya Sebaya Sebaya

BaB ViI • Pendidikan dan Pelatihan KBBM 47


48
Bab VIII
Perencanaan Program KBBM
Secara Partisipatif

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan mampu:


• Menjelaskan mengapa perlu ada rencana kerja KBBM.
• Memahami tantangan/hambatan dalam memperkenalkan program
mitigasi.
• Menjelaskan sejauhmana efektivitas Program KBBM terhadap se-
mua tipe bencana.
• Memfasilitasi proses penyusunan rencana kerja KBBM.
• Menggambarkan secara umum cakupan rencana kerja KBBM.

Mengapa Perlu Ada Rencana Kerja KBBM? upaya-upaya pengurangan risiko terhadap
dampak bencana.
Program KBBM memberikan perhatian yang • Mengidentifikasi warga masyarakat dalam
besar pada upaya pemberdayaan masyarakat, de- kelompok rentan.
ngan potensi dan sumber daya yang dimilikinya • Mengidentifikasi dan memprioritaskan per-
diharapkan masyarakat mampu menurunkan masalahan yang perlu dipecahkan serta
tingkat risiko dampak bencana yang terjadi di kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi.
wilayahnya. Untuk mewujudkan hal itu, perlu • Merumuskan dan merencanakan strategi
disusun rencana yang matang. Penyusunan rencana melalui upaya-upaya struktural maupun non-
kerja Program KBBM dilakukan secara partisipatif struktural yang dapat mencegah, memitigasi,
oleh masyarakat sendiri. Bila masyarakat belum mempersiapkan dan merespon kejadian
mampu melakukannya secara mandiri, KSR Spesialis bencana.
KBBM dan Tim Sibat dapat menjadi fasilitator. Namun
semua keputusan yang dihasilkan dan proses dalam Tim Sibat dan masyarakat di tingkat desa, me-
perencanaan tersebut sepenuhnya harus dilakukan ngambil peranan utama dalam melakukan survey
oleh masyarakat. VCA maupun PRA di lingkungannya. Data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis selanjutnya digunakan
Pembuatan rencana Program KBBM dimaksud- sebagai dasar penyusunan rencana kerja.
kan untuk:
• Meningkatkan kesadaran dan pemahaman ma- Ada dua tingkat dari perencanaan yang terkait
syarakat terhadap bahaya dan risiko bencana dalam KBBM. Pertama, rencana kerja Program KBBM
yang terjadi di wilayahnya. di tingkat masyarakat, kedua rencana Program
• Memberikan motivasi kepada masyarakat KBBM di PMI Cabang yang penyusunannya melibat-
bahwa mereka sebenarnya memiliki kapa- kan Komite Manajemen KBBM tingkat kabupaten
sitas dan sumber daya untuk melakukan mapun perwakilan dari Pemda.

BaB VIII • Perencanaan Program KBBM Secara Partisipatif 49


Apa Tantangan/Hambatan dalam Memper- syarakat untuk mengidentifikasi dan membuat skala
kenalkan Mitigasi kepada Masyarakat? prioritas permasalahan dan kebutuhan yang mem-
butuhkan pemecahan maupun pemenuhan.
Salah satu komponen pelaksanaan KBBM adalah
program mitigasi bencana. Mitigasi bencana dimak- Berdasarkan pengalaman dalam penggarapan
sudkan untuk mengurangi dampak bencana alam Program KBBM, proses ini dapat menghadapi se-
baik melalui pelatihan masyarakat dalam perenca- rangkaian tantangan/hambatan sebagai berikut:
naan maupun pelaksanaan program. • Masyarakat tidak menyetujui program karena
adanya perbedaan persepsi tentang suatu ma-
Melalui pemetaan dan analisis terhadap bahaya, salah atau karena konflik kepentingan.
risiko, dan sumber daya yang telah dilakukannya, • Ada perbedaan persepsi yang mendasar ten-
maka Tim Satgana bersama Tim Sibat memfasilitasi tang program mitigasi bencana dan tumpang
proses diskusi dan curah pendapat dengan ma- tindih dengan program infrastruktur publik.

Contoh Program Mitigasi Fisik :

• Pengadaan Pos Pertolongan Pertama


• Pengadaan Pusat Pelayanan Kesehatan
• Pencegahan Malaria
Kesehatan
• Pencegahan Demam Berdarah
• Penyadaran Perilaku Hidup Sehat
• Pembuatan MCK

• Perlindungan sumber-sumber air bersih


• Penyediaan air minum dan air bersih
• Pembuatan sistem pembuangan sampah
• Pembersihan saluran air
Penghidupan
• Pembuatan sistem saluran pembuangan air (drainase)
Masyarakat
• Pembuatan tanggul untuk perlindungan rumah, lahan pertanian maupun
tambak ikan
• Penampungan untuk perlindungan hewan ternak
• Pembangunan sarana pengaman perahu nelayan dan perlengkapannya
• Pembangunan bendungan pencegah banjir
• Pembangunan tanggul pemecah ombak atau penanaman bakau.
• Pengerukan sungai, danau atau kanal (karena pendangkalan)
• Reboisasi atau penanaman kembali
Lingkungan • Perlindungan terhadap erosi
• Pembangunan permukiman berwawasan lingkungan atau berdasarkan upaya
mitigasi bencana
• Advokasi Kebijakan pemerintah dan penegakan hukum terhadap perusak hu-
tan, dan lain-lain

50 BaB VIII • Perencanaan Program KBBM Secara Partisipatif


Misalnya: Sangat sulit memutuskan apakah hal ini masyarakat dapat mengidentifikasi secara
membuat sistem jalan atau jembatan gantung un- nyata dan melakukan sejumlah upaya mitigasi un-
tuk pengembangan infrastruktur publik ataukah tuk meningkatkan keamanan dan keselamatannya.
rute penting untuk evakuasi atau akses tim perto- Tidak terbayangkan bahwa KBBM dapat memba-
longan dan penyelamatan saat terjadi bencana. ngun pertahanan fisik terhadap bahaya bencana
seperti gempa bumi, gunung meletus, dan lain-lain,
Dilema semacam itu seringkali ditemui saat mem- sekalipun kemampuan kesiapsiagaan bencana ber-
bantu masyarakat dalam menilai dan memutuskan basis masyarakat dalam skala besar ini tidak pernah
bentuk mitigasi apa yang akan dilaksanakan. Dalam diperhitungkan.
kasus seperti ini, perlu memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang bentuk mitigasi lain Komponen utamanya adalah bagaimana Tim
yang lebih relevan dan dapat dilaksanakan masyara- Sibat mampu membedakan tingkat ancaman dan
kat. Lakukanlah diskusi dan analisis yang sungguh- jenis bencana yang terjadi di daerah masing-ma-
sungguh dengan masyarakat dalam mengidentifikasi sing, misalnya melalui:
sarana kesiapsiagaan berjangka panjang. • Pembuatan sistem peringatan dini untuk ma-
syarakat.
Bagian dari pelatihan kesiapsiagaan bencana • Pelatihan masyarakat dalam hal kebutuhan
bagi masyarakat adalah fokus pada munculnya ke- respon dan prosedur evakuasi.
sadaran terhadap situasi bahaya bencana. Berdasar- • Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait,
kan hasil diskusi dengan warga masyarakat, rencana khususnya tentang kegiatan-kegiatan respon
kerja KBBM biasanya memprioritaskan program mi- bila terjadi ancaman bencana.
tigasi yang berorientasi pada bahaya yang relevan. • Di daerah yang padat permukiman misalnya,
Karena itu intervensi elite politik yang memanfaat- Tim Sibat dapat membantu mitigasi jangka
kan program untuk kepentingan pribadinya men- panjang terhadap sosialisasi tata rancang
jadi hal yang bertentangan dengan tujuan program rumah yang tahan gempa.
mitigasi yang sebenarnya. Selain itu, struktur mitiga-
si mungkin hanya relevan untuk pencegahan dalam Bagaimana Memfasilitasi Proses Perencanaan
jangka pendek bukan untuk jangka panjang. Program KBBM secara partisipatif ?

Bentuk langkah-langkah upaya mitigasi/Pen- Proses perencanaan KBBM dimulai dengan


gurangan Risiko dapat dilihat pada lampiran Daftar penilaian situasi sebagaimana dijelaskan dalam
Pilihan Tindakan Pengurangan Risiko Tingkat Desa bagian sebelumnya. Proses ini akan menjadi awal
pada halaman 66. bagi Tim Sibat dan masyarakat dalam merumuskan
rencana kerja KBBM. Proses ini menekankan bahwa
Apakah KBBM Efektif untuk Semua Jenis Ben- KSR Spesialis KBBM atau staf PMI hanya menempat-
cana? kan diri sebagai fasilitator dan mendorong
masyarakat memutuskan semuanya.
Komponen-komponen yang berbeda dapat dite
rapkan dalam situasi bencana yang berbeda-beda pula. Tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakan anta-
ra lain:
KBBM memusatkan perhatian pada jenis-jenis • Membuat analisis terpadu terhadap situasi ben-
bahaya bencana yang berskala relatif kecil. Dalam cana di masyarakat yang terfokus pada:

BaB VIII • Perencanaan Program KBBM Secara Partisipatif 51


• Bahaya paling potensial dan paling me- tuskan sendiri upaya pemecahan masalah
ngancam yang sering dihadapi. tersebut. Masyarakat tidak dapat mence-
• Tanda-tanda bahaya, termasuk juga riwa- gah angin puyuh, namun dapat mem-
yat, frekuensi, kegawatan, area, dan masya- bangun suplai air bersih, membuat sarana
rakat yang terkena dampak. evakuasi, sistem pengenalan dini, dan ren-
• Kelompok rentan di masyarakat. cana evakuasi untuk masyarakat, khusus-
• Kondisi warga dan kehidupan kemasyara- nya masyarakat yang paling rentan.
katan yang membuat warga sangat ren-
tan. • Menyusun tujuan.
• Kejadian/upaya-upaya respon yang pernah • Mengidentifikasi strategi dan aktivitas
dilaksanakan selama bencana dan alterna- yang dapat merespon masalah yang di-
tif-alternatif lain yang memungkinkan. prioritaskan. Misalnya:
• Sumber daya masyarakat yang dapat di- • Rencana evakuasi
gerakkan dalam penanggulangan ben- • Sistem pengenalan dini
cana. • Pembangunan sistem air bersih
• Dinas/organisasi/lembaga/institusi serta • Memindahkan sekolah ke tempat
mitra lain yang membantu masyarakat da- yang lebih aman
lam penanggulangan bencana. • Mengidentifikasi area perumahan
yang aman untuk permukiman ma-
• Mengidentifikasikan dan memprioritaskan per- syarakat yang wilayahnya paling be-
masalahan atau isu. Dalam membuat analisis risiko.
masalah dan dalam memprioritaskannya, hal- • Pembuatan tanggul sungai
hal berikut dapat digunakan sebagai kriteria: • Reboisasi
• Besar kecilnya masalah, penyebaran, dan • Penanaman bakau, dan lain-lain
perluasan efek atau dampak hilangnya
nyawa dan harta benda. • Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan
• Keseriusan masalah yang sangat penting dan orang-orang yang bertanggung jawab un-
sehingga meminta respon segera, seperti tuk setiap aktivitas
epidemik. • Menyusun kerangka waktu perencanaan.
• Frekuensi kejadian, apa yang sering mun-
cul dan menyebabkan dampak bagi warga Mungkin satu dua, atau tiga kegiatan diprio-
masyarakat. ritaskan dalam rencana kerja KBBM. Kegiatan lain
• Akar masalah yang menyebabkan serang- yang juga diidentifikasi dapat dilaksanakan di masa
kaian masalah lainnya menjadi sasaran datang. Dukungan teknis dari PMI dan Pemda sa-
pemecahan utama, seperti pembuangan ngat diperlukan dalam hal bantuan dokumentasi
limbah, kesulitan akses air bersih saat ban- dan penyusunan rencana. Konsep awal dapat ditulis
jir, sekolah yang berada di area banjir yang tangan dan dipresentasikan pada pertemuan warga
terkontaminasi banyak sumber penyakit, untuk disyahkan. Tim Sibat perlu merumuskan ren-
dan lain-lain. cana kerja KBBM tersebut serta meminta semua
• Kemampuan manajemen–penyelesaian unsur perangkat desa/kelurahan dan para tokoh
masalah harus terkait dengan kapasitas masyarakat membahasnya. Sehingga rencana terse-
masyarakat untuk mengelola dan memu- but dapat menjadi bagian rencana pembangunan

52 BaB VIII • Perencanaan Program KBBM Secara Partisipatif


desa/kelurahan. Selanjutnya perangkat desa/kelu-
rahan mengajukan rencana tersebut ke pemerintah
kecamatan, pemerintah kabupaten/kota, maupun
instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial,
Dinas Pekerjaan Umum, maupun BPBD di tingkat
kabupaten/kota untuk mengintegrasikannya dalam
Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota.

Bagaimana Gambaran Umum Rencana Kerja KBBM?

Rencana kerja KBBM yang baik seyogyanya


mengandung upaya dan pemecahan masalah yang
sangat mendesak namun keberadaannya dapat
meningkatkan kehidupan selanjutnya. Sedangkan
kegiatan-kegiatan yang kebetulan tidak menempati
prioritas utama tetap diperhatikan dan diupayakan
pelaksanaannya di tahun-tahun mendatang, meng-
ingat tidak semua kegiatan dilaksanakan dalam
jangka waktu pendek.

Sebuah rencana kerja tidak hanya ditujukan


untuk program-program pembangunan infra-
struktur fisik, seperti pusat penampungan
darurat dan penamanan pohon bakau. Namun
termasuk juga pendidikan, pelatihan, upaya-upaya
penyadaran masyarakat, serta peningkatan kerja
sama dan koordinasi dengan semua pihak dalam
upaya penanggulangan bencana, khususnya
kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat
bencana. Rencana kerja lain dapat mencakup upaya
mitigasi yang terkait dengan masalah kesehatan,
seperti penyediaan suplai air bersih saat banjir, dan
lain-lain.

BaB VIII • Perencanaan Program KBBM Secara Partisipatif 53


Contoh Rencana Kerja:
Aktivitas/ Sumber Daya yang Penanggung Kerangka
Problem Tujuan
Strategi Diperlukan Jawab Waktu

Penyadaran ten-
tang bahaya dan
risiko banjir
Kurangnya Kewaspadaan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan
Pelatihan kesiap- Fasilitator
dan kesiap- masyarakat yang KSR Spesialis KBBM 11 – 13
siagaan bencana Materi Pelatihan
siagaan masya- rentan di kawasan Tim Sibat September
banjir Media Peraga
rakat terhadap banjir dapat di- BPBD Kab/Kota 2007
Dana
banjir tingkatkan
Simulasi tanggap
darurat penang-
gulangan bencana
banjir

Kurangnya Warga masyarakat


Warga masyarakat Melaksanakan pe- Fasilitator
pengetahuan akan dilatih dalam 16 – 30
akan dilatih Ma- latihan Manajemen Materi Pelatihan
tentang hal Manajemen Oktober
najemen Evakuasi Evakuasi Bencana Media Peraga
manajemen Evakuasi Bencana 2007
Bencana Banjir Banjir Dana
cara evakuasi Banjir

• Batu, pasir,
Masyarakat di semen, kayu, Dinas Pekerjaan
sekitar bantaran besi cor, dan Umum
Hilangnya Pembangunan pu-
sungai yang material lain- Tim Sibat 1 Agustus –
jiwa dan harta sat penampungan
rentan terhadap nya. Aparat Desa/ 21 September
benda karena darurat di area
banjir akan aman • Dana Kelurahan 2007
bencana banjir yang lebih tinggi
dari dampak ben- • Tenaga kerja Koordinator KBBM
cana banjir dari masya- Cabang
rakat
• Batu, pasir,
semen, kayu,
Pembangunan Dinas PU,
Masyarakat Tingkat kerusakan besi cor, dan
tanggul penga- Tim Sibat,
sangat teran- rumah dan infra- material lain-
man banjir di Aparat Desa / kelu- 3 Februari –
cam dengan struktur atau fasi- nya.
bantaran sungai rahan 23 Juli 2008
meluapnya air litas publik dapat • Dana
yang rawan luapan Koordinator KBBM
banjir dikurangi • Tenaga kerja
banjir Cabang
dari masya-
rakat

Advokasi/lobby ke
Pemda/ DPRD dan 15 Januari
Menumbuhkan Tim Sibat Pengurus PMI Cabang,
Masyarakat Dinas Koperasi dan 2008.
produktivitas Camat, Camat,
terjerat oleh KUK untuk rencana
ekonomi Kepala Desa/ Lurah Kepala Desa/ Lurah
tengkulak pendirian Kope- 15 Jan – Maret
rasi atau Bantuan 2008
Modal

54 BaB VIII • Perencanaan Program KBBM Secara Partisipatif


Bab IX
Pelaksanaan Program KBBM

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan mampu:


• Menjelaskan apa yang dilakukan setelah Rencana kerja KBBM diru-
muskan.
• Mengadvokasi kepada pemerintah tentang peranannya dalam im-
plementasi Program KBBM.
• Memonitor Program KBBM.
• Mengevaluasi Program KBBM.
• Menjelaskan apa saja indikator keberhasilan Program KBBM.

Apa yang Dilakukan setelah Rencana Kerja Selanjutnya, perangkat desa/kelurahan dan Tim
KBBM Dirumuskan? Sibat mengadakan pertemuan dengan Walikota/
Bupati/DPRD untuk mendiskusikan bagaimana
Dalam proses penyusunan rencana kerja Rencana Kerja KBBM tersebut dapat diadopsi dan
Program KBBM, KSR Spesialis KBBM dan Tim Sibat diintegrasikan ke dalam Rencana Umum Pemba-
memegang peran penting sebagai fasilitator. ngunan Kabupaten/Kota. Dalam hal ini, Pengurus
Rencana Kerja KBBM yang telah dirumuskan PMI Cabang dan KSR Spesialis KBBM dapat
masyarakat bersama perangkat desa atau kelurahan memfasilitasi pertemuan tersebut.
yang difasilitasi PMI diajukan ke Pemda kabupaten/
kota dan DPRD. Dengan demikian diharapkan • Pengembangan pembelajaran teknis un-
rencana tersebut dapat diintegrasikan ke dalam tuk program mitigasi secara partisipatif
Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota sehingga Salah satu tugas Pemda adalah memberikan
dalam pelaksanaannya mendapatkan dukungan. bantuan teknis dalam pengembangan rencana
program mitigasi berupa desain konstruksi,
Kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan antara lain: spesifikasi rinci, perhitungan anggaran dan se-
• Mengintegrasikan Rencana Kerja KBBM bagainya. Tenaga teknis dari Pemda maupun
dalam Rencana Pembangunan Kabu Dinas Pekerjaan Umum (PU) seperti perencana
paten/Kota. anggaran dan tenaga teknis dalam hal ini ber-
Pemerintah desa/kelurahan membuat per- tugas sebagai mobilisator.
nyataan pengajuan ke Pemda setempat agar Agar prosesnya partisipatif, desain program
mengintegrasikan Rencana Kerja KBBM dalam hendaknya dilaksanakan dengan melibatkan
Rencana Pembangunan Kabupaten/Kota, masyarakat secara aktif. Tim Sibat secara berka-
berupa: la akan berkonsultasi dengan staf Pemda dalam
• Rencana investasi tahunan untuk alokasi pengerjaan rencana teknis.
anggaran tahunan. Warga masyarakat dapat menyediakan banyak
• Rencana Umum Pembangunan Kabu- informasi dan sumber daya yang dapat mem-
paten/Kota untuk jangka panjang. bantu penyelesaian desain program mitigasi.

BaB IX • PeLAKSANAAN PROGRAM KBBM 55


• LSM/institusi lainnya
• Perusahaan Swasta
• Iuran dari masyarakat setempat
• Donatur perorangan/kelompok
• Penggalangan dana yang dilakukan PMI Ca-
bang, KSR Spesialis KBBM, Tim Sibat, perangkat
desa/kelurahan dan masyarakat setempat.

• Mobilisasi KSR dan Tim Sibat


KBBM adalah program yang didasari oleh
kerelawanan. Tulang punggung program ini
adalah relawan PMI yang terkait langsung
dengan kegiatan kesiapsiagaan bencana yakni
Foto 9.1. Mitigasi struktural pembuatan tiang pancang penahan eceng gondok, para anggota KSR Spesialis KBBM dan Tim
Kelurahan Laelo, Kab. Wajo, Sulawesi Selatan
Sibat.
Pertemuan dengan warga dilakukan untuk
memastikan bahwa seluruh warga peduli pada KSR Spesialis KBBM yang dibentuk di PMI Cabang
pengembangan program dan akan berpartisi- diharapkan dapat memainkan peranan utama
pasi secara aktif dalam pembangunan program dalam memobilisasi Tim Sibat. Selanjutnya Tim
mitigasi. Sibat langsung melakukan upaya pember-
dayaan masyarakat di desa/kelurahan setempat,
• Pengadaan sumber daya untuk pelaksanaan baik kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
program. pendidikan/pelatihan maupun upaya-upaya
Sejak Program KBBM dicanangkan, diharap- kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat
kan ada-nya dukungan dan kemitraan dengan bencana.
Pemda dalam penyediaan anggaran. Program
KBBM ini bukan program PMI atau masyarakat Dalam situasi darurat atau saat diperlukan
semata namun juga program milik Pemda. keberadaannya, KSR Spesialis KBBM dapat
Sehingga rencana kerja KBBM harus masuk membantu Tim Sibat untuk menggerakkan
dalam master plan (kerangka dasar) pemban- masyarakat.
gunan kabupaten/kota. Sekaligus dimasukan
dalam APBD sebagai tanda bahwa anggaran • Mobilisasi masyarakat
untuk program telah disetujui. Kunci utama keberhasilan Program KBBM
adalah bagaimana warga masyarakat dapat di-
Sumber-sumber lain yang dapat digali bersama gerakkan secara penuh dan partisipatif dalam
untuk mendapatkan pendanaan antara lain: setiap kegiatan yang telah direncanakan. Ke-
• Dana Pembangunan Desa/Kelurahan beradaan masyarakat, baik secara individu
• Dana Pembangunan Kecamatan maupun kelompok, sangat menentukan. Ma-
• Dana Pembangunan Kabupaten syarakat tidak hanya memberikan dukungan
• Dana Pembangunan Provinsi pemikiran, waktu dan tenaganya, namun juga
• Usulan Dana kepada DPRD II (Kabupaten) material yang dimilikinya.
• Dinas/lembaga/institusi pemerintah lainnya

56 BaB IX • PeLAKSANAAN PROGRAM KBBM


Melalui prinsip-prinsip dan pendekatan KBBM Dalam menggerakkan masyarakat, khususnya
masyarakat dapat diorganisasi dan digerakkan. dalam program mitigasi fisik (struktural), Tim Sibat
Tim Sibat menempati posisi kunci dalam dapat mengorganisir mereka berdasarkan waktu
pelaksanaan Program KBBM. Juga, tidak kalah luang yang mereka miliki. Mereka dapat digerak-
pen-tingnya adalah menumbuhkan semangat kan per hari, per RT (Rukun Tetangga) atau RW (Ru-
kegotongroyongan atau bekerja untuk kun Warga).
kepentingan bersama dan saling membantu
mereka yang membutuhkan. Misalnya: Warga Desa Sepabatu memiliki 7 RT.
Setiap RT dijatah waktu bekerja dua kali dalam
Kerangka waktu atau jadual kegiatan harus 1 minggu, 1 hari, maupun 1 minggu dengan
direncanakan bersama masyarakat dan perang- mengikuti contoh jadwal kerja seperti tabel
kat desa/kelurahan. Seluruh warga diharapkan dibawah.
dapat berpartisipasi secara optimal dalam pelak-
sanaan Program KBBM. Jika diperlukan, masyara- Penjadwalan waktu dan konsekuensi jika ada
kat dapat dibekali dengan berbagai ketrampilan warga yang berhalangan dalam kegiatan gotong
yang mendukung pelaksanaan suatu program royong ini harus dibicarakan bersama, sehingga
mitigasi. semua warga memberikan kontribusinya.

Ada dua kelompok tenaga yang dapat digerak- Tim Sibat bertanggung jawab atas upaya–upaya
kan, yaitu: pemantauan, pengawasan dan evaluasi ter-
hadap pelaksanaan program.Termasuk mengecek
1. Tenaga kerja yang memiliki ketrampilan ter kehadiran warga, mutu kerja dan kejadian-
tentu. Mereka mendapatkan upah sesuai ke kejadian khusus atau perkembangannya.
trampilannya, seperti teknisi bangunan, ahli air
dan sanitasi, konsultan dan lain-lain. • Peresmian Program
Program mitigasi diharapkan dapat diselesai-
2. Masyarakat umum yang bekerja secara bergo- kan warga dapat dengan hasil yang baik. Setelah
tong royong. Mereka bekerja karena tugas dan program selesai, acara peresmian dilakukan secara
tanggung jawabnya sebagai warga. Mereka sederhana. Saat-saat seperti ini sebaiknya digunakan
tidak digaji namun mendapatkan makanan untuk memantapkan komitmen warga masyarakat
yang telah dialokasikan oleh anggaran mau- agar menjaga dan merawat hasil program dengan
pun disediakan secara swadaya oleh masyara- sebaik-baiknya. Bagaimana pengelolaan sarana
kat.

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 RT 5 RT 6 RT 7
Atau
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
RT 1 RT 3 RT 5 RT 1 RT 3 RT 5
dan dan dan RT 7 dan dan dan
RT 2 RT 4 RT 6 RT 2 RT 4 RT 6

BaB IX • PeLAKSANAAN PROGRAM KBBM 57


fisik yang selesai bangun harus didiskusikan oleh • Koordinasi dengan PMI Cabang, pemerintah
masyarakat dan perangkat desa/kelurahan. desa/kelurahan, maupun Tim Sibat dalam
menggerakkan masyarakat.
Apa Peranan Pemda selama Pelaksanaan Pro-
gram KBBM? Bagaimana Memonitor dan Mengevaluasi KBBM?

Salah satu upaya positif Program KBBM adalah Monitoring dan evaluasi merupakan komponen yang
mengembangkan kapasitas Pemda. Staf Pemda terintegrasi dalam pengembangan program. Proses ini
yang terkait dengan tugas penanganan bencana tercermin dalam materi PIMES pada Bab II buku ini. Moni-
harus dilatih dalam melaksanakan program ini. toring adalah upaya yang sistematis dan berkelanjutan
dalam menentukan status pelaksanaan program melalui
Seperti halnya staf PMI, staf Pemda memberikan pengumpulan data, analisis, dan perumusan sumber-
bantuan teknis kepada masyarakat dalam melak- sumber alternatif kegiatan untuk memastikan program
sanakan program mitigasi bencana. Peranan umum berlangsung dengan baik.
Tahap-tahap yang dapat dilaksanakan antara lain :
Pemda adalah sebagai berikut:
• Berbasis pada rencana. Tentukan hal-hal yang akan di-
• Mengalokasikan anggaran KBBM dalam APBD den-
monitor bila program mitigasi bencana dilaksanakan.
gan mengikuti prosedur anggaran yang berlaku. • Menentukan siapa penanggung jawab utama dalam
• Pengadaan material. pelaksanaan program. Bila Tim Satgana, Tim Sibat,
• Penggunaan alat-alat berat Pemda, PMI, maupun masyarakat dilibatkan dalam
• Bantuan teknis supervisi terhadap pelaksanaan pelaksanaan program, siapa yang akan mengkoordinir
program. dan menetapkan peran dan tugas masing-masing.

Hal-hal yang dimonitor Penanggung jawab Metodologi Frekuensi

Dilakukan berkala
Penerimaan dan Konsultasi dengan staf
Manajer Program Pemda sesuai rencana
pengeluaran dana anggaran
jadwal

Tim Sibat Bagian Pemantauan saat Setiap waktu saat


Pengadaan material
Pengadaan Material pengadaan material material diadakan.

Pemantauan langsung
Jadwal kerja Manajer Program Pemda saat pelaksanaan
Harian
sampai berakhirnya
program.

Mendata kehadiran
Pekerja dan relawan dan memantau
Tim Sibat Harian
pelaksanaan tugas dan
peran masing-masing.

58 BaB IX • PeLAKSANAAN PROGRAM KBBM


• Menentukan bagaimana dan kapan monitoring dan Apa Saja Indikator Keberhasilan Program
evaluasi akan dilaksanakan. KBBM?

Skema sederhana untuk monitoring pelaksanaan pro- Berdasarkan pengalaman, ada perubahan men-
gram mitigasi dicontohkan pada tabel halaman 62: dasar yang dihasilkan oleh Program KBBM dalam
berbagai tingkatan yang dapat digunakan sebagai
Penyelesaian Program indikator keberhasilan KBBM.

Evaluasi adalah pembelajaran yang sistematis Masyarakat:


tentang bagaimana program dilaksanakan, dari awal • Dampak bahaya bencana yang terjadi di ma-
hingga selesai, dan apa dampak yang telah dihasil- syarakat dapat dimitigasi (tidak hanya untuk
kan. Hal-hal dasar yang dievaluasi dalam Program jangka pendek, namun juga jangka panjang).
KBBM, mencakup: • Tim Sibat mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan baik.
Sumber-sumber Program (Input): • Warga masyarakat setempat terlibat secara
• Kuantitas atau jumlah masukan mencakup dana, penuh dalam aktivitas KBBM.
material, perlengkapan/logistik, sumber daya ma- • Perangkat desa dan staf Kantor Desa/Kelurah-
nusia (tenaga), dan sebagainya. an mendukung Tim Sibat atas dasar keberlang-
• Sumber-sumber masukan. sungan dalam mengintegrasikan Rencana Kerja
• Kualitas masukan. KBBM ke dalam Rencana Pembangunan Desa/
Kelurahan.
Proses: • Anggaran dialokasikan oleh pemerintah desa/
• Aktivitas yang telah dilaksanakan dari awal kelurahan untuk kegiatan atau program yang
hingga akhir. berkaitan dengan KBBM.
• Efektivitas strategi. • Tokoh masyarakat mampu menggunakan sum-
• Masalah yang ditemui dan solusi pemecahannya. ber-sumber daya setempat untuk melaksana-
• Jadwal. kan kegiatan KBBM.
• Partisipasi dari berbagai sektor. • Masyarakat mampu mengelola kegiatan tang-
gap darurat bencana saat terjadi bencana di
Hasil yang dicapai (Output): wilayahnya, meliputi pertolongan dan penye-
• Pencapaian tujuan. lamatan, distribusi bantuan, evakuasi, serta
• Variasi dari hasil yang diharapkan. bantuan pengadaan pelayanan medis dan psi-
• Manfaat yang dirasakan dari program kososial.
• Masalah-masalah yang muncul dari program • Warga mampu menganalisis situasi dan respon
• Pembelajaran yang bisa dipetik dari program bencana di masyarakat.
• Warga memiliki sikap positif terhadap PMI.
Melalui metode partisipatif, Komite Manajemen
KBBM di tingkat PMI Cabang, KSR Spesialis KBBM, Tim Pemda:
Sibat, pemerintah desa/kelurahan, dan masyarakat • Tim Sibat diorganisasikan dalam kegiatan pe-
dapat menggambarkan mekanisme bagaimana nanggulangan bencana.
mengevaluasi program secara kolektif. • BPBD tingkat Kabupaten/Kota lebih aktif.
• Rencana Kerja KBBM diintegrasikan ke dalam

BaB IX • PeLAKSANAAN PROGRAM KBBM 59


Rencana Pembangunan Kabupaten maupun
rencana penggunaan lahan.
• Peta Tingkat Bahaya, Risiko, dan Kerentanan di
kawasan percontohan Program KBBM diinte-
grasikan dalam peta kabupaten untuk referensi
penanggulangan bencana.
• Dana telah dialokasi untuk Program KBBM.
• Pemda mampu memberikan pelatihan di luar
wilayah percontohan Program KBBM.
• Pemda mampu menggunakan sumber-sumber
eksternal untuk program mitigasi bencana.
• Program pengembangan Pemda memperhati-
kan wilayah yang rawan bencana.
• Staf Pemda dapat mengelola situasi darurat
atau saat terjadi bencana dalam hal operasi
pertolongan dan penyelamatan, pengadaan
bantuan, evakuasi, pengadaan pelayanan me-
dis, dan psikososial.
• Mampu mendokumentasikan situasi bencana
dan respon.

Palang Merah Indonesia:


• PMI memiliki KSR Spesialis KBBM yang dapat
mengorganisasi Program KBBM.
• Mampu memberikan pelatihan tentang KBBM.
• Staf mampu mengorganisasikan aktivitas KBBM
di masyarakat.
• Memiliki hubungan baik dengan Pemda dan
mitra lainnya.
• Mampu mengelola sumber-sumber daya untuk
Program KBBM.
• Mampu mengalokasikan material dan peralatan
untuk KBBM.
• Mampu mendokumentasikan kejadian ben-
cana dan tindakan-tindakan respon yang telah
dilakukan.

60 BaB IX • PeLAKSANAAN PROGRAM KBBM


Bab X
Menjaga Keberlanjutan Program KBBM

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini, kita diharapkan mampu:


• Menjelaskan bagaimana PMI Daerah/Cabang mendorong pemerintah da-
erah dan DPRD agar mendukung Program KBBM
• Mengadvokasi masyarakat dan pemerintah daerah bagaimana menjaga ke-
sinambungan Program KBBM
• Memahami seberapa penting aspek kerelawanan masyarakat dalam menja-
ga keberlangsungan Program KBBM
• Melakukan pembinaan jiwa kerelawanan dalam masyarakat
• Melakukan pendekatan manajemen yang dapat mendorong keberlang-
sungan Program KBBM
• Melembagakan Program KBBM di masyarakat
• Mengadvokasi pemerintah daerah/BPBD agar melembagakan Program
KBBM dalam kebijakan penanggulangan bencana di daerahnya

Bagaimana PMI Daerah/Cabang Mendorong bangunan daerah akan menciptakan kondisi yang
Pemda dan DPRD agar Mendukung Program baik untuk pelaksanaan Program KBBM.
KBBM?
Melanjutkan komunikasi, koordinasi, negosiasi
Pada tingkat masyarakat, PMI Daerah/Cabang dan advokasi dengan staf Pemda merupakan
dapat mensosialisasikan dan mengadvokasi Pemda bagian yang terintegrasi dalam upaya menjaga
kabupaten agar memainkan peranan utama keberlangsungan Program KBBM. Permasalahan
dalam Program KBBM yang akan dilaksanakan di dan kebutuhan yang terkait dengan upaya
wilayah rawan bencana di daerahnya. Tim Sibat penanggulangan bencana, yang diperoleh dari
dan pemerintah desa/kelurahan membantu PMI hasil VCA, PRA, maupun Baseline Survey, harus
Cabang meyakinkan Pemda maupun DPRD untuk diupayakan perubahan, pemecahan masalah,
memberikan dukungannya. maupun pemenuhan kebutuhannya melalui proses
pemberdayaan dan upaya-upaya kesiapsiagaan
Tantangan utama PMI Daerah/Cabang adalah yang berkelanjutan untuk sekarang dan masa
melanjutkan komunikasi dan koordinasi yang lebih datang. Proses pemberdayaan kapasitas dalam
intensif dengan Pemda/DPRD melalui sistem politik upaya penanggulangan bencana ini berbasiskan
yang berlaku. Secara politis, kemitraan dengan sumber daya dan sistem kepemimpinan di
Pemda dan DPRD menentukan pelaksanaan dan masyarakat setempat, tanpa ada-nya kepentingan
keberlangsungan Program KBBM. Desentralisasi pribadi maupun politik tertentu. Sehingga akan
dalam pembuatan keputusan, perencanaan, memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
dan pelaksanaan upaya pengembangan/pem- masyarakat.

BaB X • MENJAGA KEBERLANJUTAN PROGRAM KBBM 61


Bagaimana Menjaga Kesinambungan Program staf yang terlatih tetap termotivasi dan senantiasa
KBBM? berada di dalam organisasi. Program ini akan bersi-
fat terbatas, khususnya dalam tahap percontohan
Faktor-faktor berikut ini telah diidentifikasikan se- (pilot), dengan tujuan agar PMI dapat belajar dan
bagai faktor yang mempengaruhi kesinambungan akhirnya terbiasa dengan konsep dan pendekatan
program. Antara lain partisipasi dan kepemilikan baru tersebut dan dapat mengintegrasikan kegiatan
oleh masyarakat setempat, organisasi dan manaje- Program KBBM ke dalam kegiatan-kegiatan kepa-
men, keuangan, kesetaraan gender dan budaya. langmerahan lainnya di setiap tingkatan organisasi.

Partisipasi dan Kepemilikan oleh warga ma- Di pusat, Komite Manajemen Program KBBM
syarakat setempat terdiri dari berbagai divisi dan unit, yang mengupa-
Selama tahap persiapan, Program KBBM dititik- yakan berlangsungnya koordinasi dan kolaborasi di
beratkan pada keterlibatan para mitra dalam men- Markas Kantor PMI Pusat. Demikian pula di tingkat
dukung upaya keikutsertaan dan kepemilikan. Di daerah dan cabang, Komite Manajemen Program
PMI pusat, sebuah Komite Manajemen KBBM telah KBBM yang bersifat multi-sektoral telah dibentuk,
dibentuk. Anggota komite turut memberikan kon- yang berfungsi merangsang terbentuknya sikap
tribusi terhadap rancangan Program. Sasaran serta kepemilikan bagi masyarakat setempat dan ke-
output telah dirumuskan di dalam lokakarya pe- sinambungan organisasi berjangka panjang.
rencanaan yang diikuti para mitra terkait. Di dalam
masyarakat, berbagai permasalahan telah diidenti- Lokakarya dan magang di berbagai aspek ke-
fikasi dan diberi prioritas melalui proses partisipatif. giatan kesiapsiagaan bencana untuk setiap ting-
Kepemilikan atas suatu kegiatan program tertentu katan dilaksanakan guna membangun kapasitas
akan diberikan kepada masyarakat, dan bilamana PMI dalam melaksanakan Program KBBM di masa
mungkin, tenaga-tenaga ahli setempat dan ber- datang. Pengembangan Pedoman Program KBBM
bagai sumber yang tersedia akan dimanfaatkan. serta kurikulum pelatihannya akan dikoordinasikan
bersama Unit Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Kesinambungan Organisasi serta diintegrasikan dengan materi-materi pelatih-
Berlangsungnya pengembangan organisasi an lainnya.
PMI akan dikoordinasikan oleh Federasi Internasio
nal Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau Inter- Keberlanjutan Keuangan
national Federation of Red Cross and Red Crescent Bekerja sama dengan Federasi, Program KBBM
(IFRC). Program ini dibangun berdasarkan struktur mendukung upaya pengembangan strategi peng-
organisasi dan sumber daya manusia di PMI serta galangan dana PMI, termasuk pula advokasi ter-
bertujuan memperkuat struktur dan sumber-sum- hadap pemerintah dalam mendukung penanga-
ber tersebut seiring dengan keseluruhan rencana nan bencana. Diharapkan Pemda, baik di tingkat
pengembangan organisasi yang telah disepakati. Ti- propinsi maupun kabupaten, akan memberikan
dak akan ada struktur yang bersifat paralel. Staf PMI dukungan dana terhadap pelaksanaan program.
yang bekerja untuk program ini akan memperoleh Dengan kata lain, berbagi beban pendanaan untuk
dukungan dana sesuai dengan standar kepega- membiayai pelaksanaan upaya mitigasi. Program ini
waian PMI. Staf PMI akan didukung melalui pelati- akan memperkuat kapasitas pengurus PMI Daerah
han/pendidikan lanjutan dan cara-cara yang diper- dan Cabang, khususnya dalam hal penggalangan
lukan telah diidentifikasi guna menjaga agar para dana melalui pelatihan dan kampanye.

62 BaB X • MENJAGA KEBERLANJUTAN PROGRAM KBBM


Seluruh fasilitas pendukung atau pengadaan • Membimbing mereka agar mampu bekerja
peralatan guna mendukung aktivitas program sama dengan masyarakat.
didasarkan pada standar setempat dengan • Memantapkan kedudukan mereka dalam ma-
mempertimbangkan kapasitas PMI dalam menjaga syarakat.
dan memelihara perangkat tersebut. Diharapkan • Membantu mereka mengatasi kesulitan dan
di masa mendatang, Pemda, PMI, dan kelompok hambatan yang dihadapi.
masyarakat akan mengambil alih sepenuhnya • Mendorong mereka untuk bekerja lebih keras
tanggung jawab kegiatan-kegiatan penanganan dan berinisiatif tinggi, dengan harapan mereka
bencana di wilayah-wilayah program. menjadi pembawa pembaruan bagi desa/kelu-
rahannya.
Seberapa Penting Aspek Kerelawanan Ma- • Pendampingan
syarakat dalam menjaga Keberlanjutan Pro- • Kunjungan silahturahmi.
gram KBBM? • Kunjungan anjangsana terhadap masyarakat
yang tertimpa musibah.
Salah satu faktor penting yang dapat menentukan
keberlanjutan Program KBBM adalah dimensi sosial. Bagaimana Model Pendekatan Manajemen
Terutama keinginan dan komitmen masyarakat yang Diperlukan untuk Keberlangsungan Pro-
yang bekerja dengan semangat kerelawanan untuk gram KBBM?
kesuksesan program. Prasyarat terhadap faktor ini
sangat mendukung keberadaan Tim Sibat maupun Kekuatan Program KBBM adalah menerapkan
KSR Spesialis KBBM. Mereka membutuhkan tindak pendekatan manajemen desentralisasi. Mendele-
lanjut pelatihan dan rekrutmen anggota baru. Tanpa gasikan tanggung jawab kepada para pelaksana se-
upaya pembinaan terhadap Tim Sibat dan KSR tempat dapat mendorong terwujudnya itikad baik
Spesialis KBBM, Program KBBM tidak akan berhasil masyarakat dan para pelaksana di desa/kelurahan
dengan baik. setempat untuk mengupayakan keberlangsungan
program.
Bagaimana Pembinaan untuk Meningkatkan
Jiwa Kerelawanan? Rencana di tingkat desa dirumuskan menjadi
rancangan (draft) awal proposal. Draft Proposal ini
Beberapa kegiatan pembinaan yang dapat di- dibawa ke PMI Cabang untuk diperiksa ulang. Pro-
lakukan PMI Cabang dan KSR Spesialis KBBM ter- posal ini menjadi bagian dari Program Kerja KBBM
hadap anggota Tim Sibat dan warga masyarakat tingkat PMI Cabang. Tim pelaksana di lapangan
antara lain: memiliki tanggung jawab penuh untuk mengelola
• Memberikan pendidikan, pelatihan, dan pem- keuangan program mitigasi, sehingga operasional
berdayaan. di lapangan semakin mudah dan menghindari
• Memantapkan motivasi. sistem birokrasi yang terlalu kaku dan sulit diterap-
• Memberi pengakuan dan penghargaan secara kan.
proporsional.
• Meningkatkan kapasitas mereka dalam melak- Proses dan hasil monitoring akan dilaksanakan
sanakan tugas dan kewajiban, termasuk di oleh Staf KBBM PMI Pusat. Bila monitoring dan
dalamnya meningkatkan rasa percaya diri me- program menunjukan kecenderungan adanya
lalui pelatihan. suatu masalah atau penyimpangan, staf pelaksana

BaB X • MENJAGA KEBERLANJUTAN PROGRAM KBBM 63


bertemu langsung dengan PMI Daerah, PMI Cabang, namun juga untuk pencegahan, mitigasi dan kesiap-
KSR Spesialis KBBM, Tim Sibat, maupun perwakilan siagaan.
masyarakat dan Pemda untuk membahas dan
memecahkan permasalahan dengan berlandaskan Ketrampilan-ketrampilan baru diharapkan mam-
rencana program dan anggaran. pu meningkatkan kapasitas PSK semua elemen
pelaksana dan yang menerima manfaat, terutama
Sistem ini dapat menumbuhkan rasa memiliki dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pemba-
dari semua elemen pelaksana dan masyarakat untuk ngunan infrastruktur masyarakat yang difokuskan
saling membantu memperkuat kapasitas manaje- untuk memitigasi tingkat risiko/bahaya bencana.
men program. Lebih dari itu, juga membina kapasitas lembaga
melalui perumusan sistem dan prosedur kemitraan
Bagaimana Melembagakan Program KBBM? dengan masyarakat.

Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan Pelembagaan Program KBBM dapat juga di-
terhadap bahaya dan risiko bencana harus menjadi lakukan melalui:
standar pendekatan PMI Daerah/Cabang maupun
semua unsur pelaksana dan masyarakat untuk me- • Memperkuat kapasitas PMI di semua tingkatan
mastikan keberlanjutan Program KBBM. dan jajaran, khususnya kapasitas dalam KBBM.

Upaya ini tampaknya revolusioner namun ha- • Meningkatkan kemampuan PMI dalam hal
rus dioptimalkan realisasinya untuk mendorong pengorganisasian masyarakat atau cara-cara
terwujudnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan ter- bekerja dengan masyarakat.
hadap bencana. Pendekatan manajemen bencana
yang sekarang akan kita lakukan adalah bagaimana • Keberhasilan Program KBBM sangat tergantung
menggerakkan manajemen bencana yang tidak pada kemampuan, ketrampilan dan komitmen
hanya terfokus pada pelayanan tanggap darurat para pengurus, staf, dan relawan PMI. Melalui pe-
bencana, namun juga memprioritaskan Pendekatan mahaman tentang sebab-sebab, tanda-tanda,
KBBM melalui kesiapsiagaan dan mitigasi dampak dan akibat-akibat bencana, serta cara-cara men-
bencana. Ini berarti memperluas pelayanan yang gorganisasikan masyarakat, akan menjadi modal
mencakup pemetaan bahaya, risiko dan sumber dasar dalam penyadaran masyarakat serta upa-
daya, pengembangan masyarakat, pelatihan, ad- ya-upaya memitigasi dampak yang ditimbulkan.
vokasi, dan pengembangan infrastruktur sebagai
program mitigasi terhadap dampak bencana. Perlu- • Struktur KBBM harus mengakar dan melem-
asan pelayanan manajemen bencana berimplikasi baga sampai pada Seksi/Bagian/Divisi di PMI
pada pengembangan kapasitas PMI Daerah/Ca- Cabang, Daerah, maupun Pusat. Struktur ini
bang, Pemda, maupun masyarakat setempat. akan melengkapi dan memperluas pelayanan
PMI dengan membentuk sub-seksi, sub-bagian
Dari pengalaman pelaksanaan Program KBBM maupun sub-divisi baru.
di negara-negara lain, partisipasi organisasi palang
merah di tingkat provinsi atau kabupaten/kota • KBBM harus menjadi kebijakan pembangunan
meningkatkan pelaksanaan pelayanan penanganan di pemerintah propinsi, kabupaten, kecamatan,
bencana. Tidak hanya pada saat bencana terjadi, maupun desa/kelurahan. Selain itu, program ini

64 BaB X • MENJAGA KEBERLANJUTAN PROGRAM KBBM


harus diprioritaskan dalam rencana kerja pem-
bangunan dengan alokasi dana dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
jangka waktu yang tidak terbatas.

• Pendekatan Program KBBM menjadi model


bagi pengembangan masyarakat yang berba-
sis sumber daya masyarakat setempat. Pemba-
ngunan yang dilaksanakan di tingkat propinsi
sampai desa/kelurahan memperhatikan aspek-
aspek perlindungan lingkungan dan kesiap-
siagaan bencana.

• Selain sebagai masukan, Program KBBM harus


menjadi kebijakan PMI di semua jajaran dan
masuk dalam program yang diprioritaskan da-
lam rencana strategi pengembangan PMI.

• Program KBBM, khususnya kesiapsiagaan dan


kewaspadaan terhadap bahaya/risiko bencana,
harus terintegrasi dengan program-program
lainnya. Dalam waktu yang sama, program
CBFA, pelayanan kesehatan, diseminasi/komu-
nikasi, dan sebagainya yang terkait dengan pe-
nyadaran masyarakat dapat dilaksanakan dan
diintegrasikan.

• Di tingkat masyarakat dan Pemda, kerja sama


dengan sistem administrasi dan politik harus
dimulai sejak awal. Pemda mendukung dana
ataupun sumber daya manusia dengan menu-
gaskan staf teknisnya di PMI Cabang/Daerah
untuk membantu pelaksanaan fungsi Program
KBBM atau pelayanan kesehatan.

• KBBM adalah cara yang tepat untuk menurunk-


an dampak bencana dalam skala kecil. Namun
elemen pendekatan dam strateginya juga da-
pat diadopsi untuk menurunkan dampak ben-
cana dalam skala besar.

BaB X • MENJAGA KEBERLANJUTAN PROGRAM KBBM 65


Daftar Pilihan
Tindakan Pengurangan Risiko Tingkat Desa
Keterangan/ Struktural/
No. Langkah Pengurangan Risiko Ancaman
Tujuan Non-struktural
Persediaan air rumah tangga, sanitasi dan kesehatan
• Meningkatkan sumber-sumber (air
tanah atau sumur)
• Sumber-sumber air masyarakat (air
Mempermudah
tanah/sumur/gudang air) di lokasi
1. diperolehnya air ber-
yang aman
sih atau air minum
• Memperbaiki penampungan air hu-
jan di perumahan (untuk digunakan
pada musim hujan)
• Alat penyaring air rumah tangga
(yaitu penyaring berbentuk mang- Struktural
kok dari bahan keramik) Pengelolaan air – Banjir
2. • Penanaman kembali tanaman sum- menghasilkan air Epidemi
ber kayu bakar (kayu untuk mema- minum yang aman
sak air) misalnya akasia
• Kompor hemat bahan bakar
Penampungan air
• Tempat penampungan air minum minum – pengelo-
3.
(jerigen plastik/tong) laan air minum yang
aman
• Penyediaan tablet penjernih air Pengelolaan air
4. • Penyediaan tawas (untuk pen- minum pada masa Non-Struktural
gendapan) darurat
• Titik air untuk keperluan rumah
tangga atau masyarakat (mata air/
sumur)
Meningkatkan akses
5. • Kolam keluarga atau masyarakat
pada sumber air
• Mendayagunakan sarana penam-
pungan air hujan (digunakan saat Kekerin-
musim kering) gan
Struktural
• Alat penyaring air rumah tangga Epidemi
(yaitu penyaring berbentuk mang-
kok dari bahan keramik) Pengelolaan air –
6. • Penanaman kembali tanaman sum- menghasilkan air
ber kayu bakar (kayu untuk mema- minum yang aman
sak air) misalnya akasia
• Ketel (untuk merebus air minum)

66
Keterangan/ Struktural/
No. Langkah Pengurangan Risiko Ancaman
Tujuan Non-struktural
Penampungan air
• Alat penampungan air minum (jeri- minum – pengelo-
7. Struktural
gen plastik/tong) laan air minum yang
aman Kekerin-
• Penyediaan tablet Chloramine – gan
dikelola oleh masyarakat Epidemi
Pengelolaan air
• Penyediaan tawas (untuk pen-
8. minum pada masa Non-Struktural
gendapan) – dikelola oleh
darurat
masyarakat

• Mempertinggi letak MCK agar tidak


terendam banjir
Meningkatkan sarana Banjir
9. • Sarana MCK masyarakat dibangun Struktural
sanitasi Epidemi
di lingkungan aman
• MCK untuk masing-masing keluarga
Pemanfaatan air ber-
sih, kesehatan, sani- Banjir /
tasi dan pengelolaan Kekeri-
• Promosi dan pendidikan kesadaran
10. air untuk keperluan Non-Struktural ngan
hidup sehat
rumah tangga pada Epidemi
saat banjir & keke-
ringan
Penyebab, gejala dan
• Pendidikan dan peningkatan kesa-
perawatan; langkah-
11. daran bahaya malaria dan demam Non-Struktural Epidemi
langkah pencegahan
berdarah (dengue)
& kesiapsiagaan
Tanpa dipugut biaya/
disubsidi/ pinja-
man tanpa bunga
untuk keluarga yang
• Penyediaan bubuk untuk larutan mendapat prioritas
12. pencegah dehidrasi (oralit) – dikelo- Termasuk pendidikan Non-Struktural Epidemi
la oleh masyarakat tentang kesehatan/
kebersihan & pela
tihan perawatan
kasus diare

67
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Kesehatan dan Gizi
Dikaitkan dengan
• Pelatihan dasar Pertolongan Per- Selu-
bencana alam dan
13. tama untuk para kepala keluarga Non-Struktural ruhnya /
penyakit di wilayah
dan atau para remaja beberapa
setempat
Ditambah pembe-
• Kesadaran akan pentingnya rian vitamin A dosis Selu-
14. vaksinasi & pemberantasan cacing tinggi, suplemen zat Non-Struktural ruhnya /
(untuk semua anak) besi dan yodium dan beberapa
obat anti-cacing.
Penyakit-penyakit
yang berhubungan
dengan air (dan
Banjir
• Promosi dan pendidikan pentingnya prioritas lainnya) –
15. Non-Struktural Kekerin-
hidup sehat penyebab, gejala dan
gan
cara-cara perawatan,
termasuk pencegah-
annya.
Berkait dengan cara
hidup sehat (pertum-
buhan & perkem- Banjir
• Promosi dan pendidikan gizi yang
16. bangan anak), Non-Struktural Kekerin-
baik
kecukupan pangan – gan
menggalakan kebun
di rumah
Penyebab, gejala dan
• Pendidikan dan peningkatan ke
cara-cara perawatan,
17. sadaran bahaya malaria dan demam Non-Struktural Epidemi
termasuk pencegah-
berdarah (dengue)
annya.
Penyebab, gejala dan
• Pendidikan dan penyadaran ten- cara-cara perawatan,
18. Non-Struktural Epidemi
tang bahaya Flu Burung termasuk pencegah-
annya.

68
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Tanpa dipungut
biaya/disubsidi/pin-
jaman tanpa bunga
untuk keluarga yang Banjir /
• Penyediaan kebutuhan obat-obatan
mendapat prioritas Kekerin-
dasar dan bubuk untuk larutan
19. Termasuk pendidikan Non-Struktural gan
pencegah dehidrasi (oralit) – dikelo-
tentang kesehatan/ Epidemi
la oleh masyarakat
kebersihan & pelatih
an perawatan kasus
diare

Darurat medis; dan


• Perahu untuk mengevakuasi ang- evakuasi (manusia,
20. Struktural Banjir
gota masyarakat – dilengkapi mesin ternak & barang
berharga)
Memastikan agar
petugas kesehatan,
• Perahu ukuran kecil untuk para bidan atau dukun
21. petugas kesehatan, relawan PMI, beranak dan relawan Struktural Banjir
bidan atau dukun beranak. PMI dapat memberi-
kan bantuan medis
pada saat diperlukan
Wanita hamil dan
• Penyediaan bahan bakar kayu ker-
22. bidan atau dukun Non-Struktural Banjir
ing untuk masa darurat
beranak
Produksi agrikultural (pertanian dan ternak – termasuk pembudidayaan perikanan)
Struktur pengendali air
• Pintu air & saluran air di bawah ta-
guna mengamankan
nah; saluran-saluran pembuangan;
23. atau melindungi pemu- Struktural Banjir
• Peninggian tepi waduk & tanggul
kiman (mencegah air
beton
banjir)

69
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
• Peninggian tepi waduk (penampungan)
• Kolam irigasi rumah tangga &
masyarakat (penampungan)
Membangun atau
• Lubang irigasi – pompa tangan &
24. merehabilitasi prasa- Struktural Banjir
pompa bermotor (produksi)
rana irigasi
• Saluran-saluran atau pompa-pompa
air (bermesin) untuk air permukaan
(penyaluran)
Misalnya peningkatan
varietas padi dan
• Peningkatan kesadaran pada
teknik pengelolaan
kemungkinan perubahan pola ber- Banjir /
lahan pertanian
25. cocok tanam dan praktek produksi Non-Struktural Kekerin-
untuk padi, non-padi
tanaman padi (dan tanaman pa gan
dan tanaman pangan
ngan lainnya)
yang cepat meng-
hasilkan
Mencegah banjir
• Pelatihan agrikultural: tanaman atau kekeringan. Banjir /
26. berbuah (buah-buahan, pakanan Termasuk cara-cara Non-Struktural Kekerin-
ternak, dll. pembibitan & saran- gan
saran lainnya
• Pelatihan agrikultural: Penana- Mencegah banjir.
Banjir
man sayuran pada perkebunan di Termasuk cara-cara
27. Non-Struktural Wabah /
dataran tinggi, dan/atau tanaman pembibitan & saran-
penyakit
pangan di air saran lainnya
• Pelatihan agrikultural: Peningkatan Kekerin-
Mencegah keke
keragaman tanaman pertanian gan
ringan. Termasuk
28. (khususnya kebun rumah tangga Non-Struktural Wabah /
cara-cara pembibitan
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, penyakit
& saran-saran lainnya
umbi-umbian, rempah-rempah, dll)
Mencegah banjir Banjir /
• Pelatihan agrikultural: tanaman atau kekeringan. Kekerin-
29. selingan & teknik-teknik tanaman Termasuk cara-cara Non-Struktural gan
ganda (tumpang sari) pembibitan & saran- Wabah /
saran lainnya penyakit

70
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Mencegah banjir.
Banjir
• Pelatihan agrikultural: Sistem pena- Termasuk cara-cara
30. Non-Struktural Kekerin-
naman padi intensif. pembibitan & saran-
gan
saran lainnya
Mencegah banjir
atau kekeringan.
Termasuk cara-cara Banjir /
• Pelatihan agrikultural: Penggunaan
31. pembibitan & saran- Non-Struktural Kekerin-
pupuk hijau dan kompos
saran lainnya, seperti gan
bahan-bahan dan
peralatan.
Ditujuan untuk
mengurangi peng-
gunaan pestisida dan
penyubur tanaman Epidemi
• Pelatihan agrikultural: Pengelolaan
32. pada perikanan dan Non-Struktural Kekerin-
hama terpadu
sumber-sumber alam gan
perairan lainnya.
Diberikan tambahan
lain yang diperlukan.
Banjir /
Lumbung penyim-
Kekerin-
panan beras & sistem
33. • Lumbung padi Non-Struktural gan
pengelolaannya oleh
Wabah /
masyarakat
penyakit
Misal, membudi-
• Pelatihan mengembangbiakkan dayakan pembibitan
ikan (akuakultur) ikan. Non-Struktural Banjir
34.
• Kolam ikan atau keramba (kandang Diiberikan tambahan & Struktural
terapung) sesuai keperluan
(alat, bibit dll)
Kerbau, sapi, kuda,
• Pelatihan memelihara ternak untuk Sebagian
ayam, bebek, dll.,
35. menghadapi situasi banjir/keke Non-Struktural / Seluruh-
termasuk pemberian
ringan/wabah nya
vaksinasi pada ternak

71
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
• Mengadvokasi Dinas Peternakan Khususnya kerbau,
36. untuk melaksanakan vaksinasi ter- kambing, sapi dan Non-Struktural Banjir
nak pada saat sebelum banjir babi
• Memelihara ternak di lingkungan
Kerbau, kambing,
37. aman – rumah tangga dan/atau Struktural Banjir
sapi, babi, kuda
masyarakat
Termasuk bermu-
• Menetapkan sistem pengelolaan ke- sawarah dengan de-
selamatan ternak oleh masyarakat sa-desa di sekitarnya
pada saat banjir, khususnya tempat untuk mendapatkan
38. Non-Struktural Banjir
mencari makan hak di lahan rerum-
• Mengelola sumber-sumber pakan putan, atau perole-
ternak han ikan, pertukaran
pakan ternak, dll.
Sumber Kekayaan Bersama dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Misalnya, hutan, Selu-
• Mendorong secara aktif manaje-
lahan rerumputan, Non-Struktural ruhnya /
39. men perlindungan dan pengelolaan
lahan basah, danau, & Struktural beberapa
kekayaan alam oleh masyarakat
sungai, perikanan dll.
Khususnya perlin
Selu-
• Meningkatkan manajemen pen- dungan terhadap
40. Non-Struktural ruhnya /
gelolaan lahan pertanian habitat yang dilin
beberapa
dungi
Banjir
• Penanaman kembali tanaman kayu Di desa dan seki- Non-Struktural
41. Kekerin-
untuk bahan bakar, misalnya akasia tarnya & Struktural
gan
• Penanaman kembali hutan alam Misal, bambu, rotan,
dan padang rumput rumput, buah-buah Banjir
• Mempromosikan program penanam an, pakan ternak, Kekerin-
• an kembali hutan oleh masyarakat bahan bakar kayu Non-Struktural gan
42.
• Perlindungan dari eksploitasi oleh dan apotik hidup & Struktural Wabah /
pihak luar – agar sumber-sumber (obat-obatan tradi penyakit
yang bernilai tersebut tetap tersedia sional, resin, minyak
pada masa darurat bencana gosok dll)

72
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
Mengurangi erosi
• Penanaman kembali hutan di bantaran sungai dan
43. sekitan bantaran sungai (bambu, dampak aliran arus &
rerumputan, dll.) gelombang di ling-
kungan pedesaan
Mengurangi abrasi
44. • Penanaman kembali hutan bakau pantai dan dampak Non-Struktural
tsunami & Struktural Banjir
Mangurangi aliran
arus banjir. Misalnya
hantaman eceng
• Penanaman kembali hutan di sekitar
45. gondok pada saat
desa
banjir. Memberikan
keteduhan dan sum-
ber bahan bakar.
Aset Rumah Tangga dan Masyarakat
• Peninggian lahan bagi rumah-
rumah yang berada di lokasi rawan
terhadap banjir Ditujuan khususnya
Banjir
• Pilar beton rumah rentan atau
46. Struktural Badai
• Kayu dan kawat pengikat (pasak) rawan terhadap
• Perubahan desain (misal, meng- banjir
gunakan dinding di bagian bawah
dapat dilepas, untuk aliran air banjir)
Memberikan ban-
tuan sejumlah rumah
tangga kelompok
• Tim Sibat dan masyarakat untuk
rentan (misalnya Banjir
47. membangun atau memperbaiki Non-Struktural
janda dengan banyak Badai
rumah
anak, orang yang
sebatang kara atau
lanjut usia)
Untuk perumahan,
• Meningkatkan wilayah yang aman
48. kebun sayur atau Struktural Banjir
bagi keluarga
ternak

73
Keterangan/ Struktural/ Anca-
No. Langkah Pengurangan Risiko
Tujuan Non-struktural man
• Menentukan lokasi yang aman bagi Misalnya, mengorga-
masyarakat, lokasi yang lebih tinggi nisir bantuan tenda Banjir
49. Non-Struktural
dan mengorganisir komite manaje- darurat, keamanan
men wilayah aman (penjaga malam)
Menjaga agar surat
berharga tetap ke
ring – termasuk
• Gentong plastik anti bocor yang dokumen penting
50. dapat mengapung dan amplop (kartu identitas, buku Non-Struktural Banjir
kedap air keluarga, sertifikat
tanah, sertifikat
kepemilikan, album
foto dll.)
Semata-mata untuk
• Jalur atau rute evakuasi dan reha- tujuan evakuasi
51. bilitasi (khususnya sebagai Struktural Banjir
• Konstruksi jembatan dan rehabilitasi petunjuk ke wilayah
aman)
Pengadaan kantong
• Kelompok rekonstruksi darurat un-
pasir pelindung bagi
tuk perbaikan tanggul dan bantaran
52. perumahan rawan Struktural Banjir
sungai (melibatkan pemerintah
banjir dan peralaran
daerah setempat)
lainnya
Peningkatan pendapatan dan penghidupan lainnya
Evakuasi keluarga,
• Penghidupan keluarga atau perahu peningkatan mo-
53. Struktural Banjir
untuk evakuasi bilitas dan kegiatan
mata pencaharian
Jaring ikan – un-
tuk nelayan yang
mengalami kerusa-
kan atau kehilangan
• Peralatan nelayan (jaring, senar dan perahu atau jaring
54. Struktural Banjir
kail) ikan
Senar dan kail – bagi
mereka yang tidak
memiliki perahu dan/
atau jaring ikan

74
Misalnya, menjahit,
Selu-
• Memperkenalkan sektor usaha membuat tikar,
55. Non-Struktural ruhnya /
mikro informal membudidayakan
beberapa
jamur
• Meningkatkan pendapatan keluar- Misalnya, pelatihan Selu-
56. ga/kesempatan kerja di lingkungan kerajinan mengan- Non-Struktural ruhnya /
pedesaan yam eceng gondok. beberapa
Misalnya, mangga
• Mengembangkan metode pe kering, pisang, ke-
57. mrosesan, pengawetan dan peny- lapa, ikan dan daging Non-Struktural Banjir
impanan makanan kering, asap atau
asin.
Peningkatan kesadaran akan Sistem Peringatan Dini (SPD), informasi bencana, rencana evakuasi
dan ancaman bahaya lainnya
• Meningkatkan pemahaman
Terkait dengan ramal
masyarakat tentang bahaya banjir;
an banjir & peningka-
58. kesadaran akan risiko banjir dan
tan kesadaran akan
langkah-langkah Kesiapsiagaan
peringatan dini
dasar
Misalnya, melalui ra-
dio VHF atau telepon
• Papan pengu-
muman publik
• Sistem pengu-
• Mendukung akses terhadap Non-Struktural Banjir
muman publik
prakiraan 3 hari sebelum bencana
/ sistem yang
banjir & sistem peringatan dini
menjangkau
59. • Mendukung penyebarluasan pra-
bagian wilayah
kiraan banjir 3 hari sebelum kejadian
terjauh
dan peringatan dini di lingkungan
• Strategi untuk
(dan antara) pedesaan
melaksanakan
diseminasi /
menjangkau kel-
ompok marginal

75
Khususnya kepada
mereka yang berke-
cimpung dalam
perikanan, produsen
• Peringatan terhadap prakiraan badai pakan ternak dan
60. (akses terhadap prakiraan cuaca) yang mengumpul- Non-Struktural Badai
dan mekanisme peringatan/alarm kan bahan bakar
kayu dengan perahu.
Alarm atau pengeras
suara untuk perin-
gatan.
• Mengadvokasi dan mendorong
radio dan stasiun TV setempat un- Mungkin disponsori Banjir
61. tuk menyiarkan prakiraan bencana oleh perusahaan Non-Struktural Badai
banjir & peringatan awal banjir dan swasta
badai awal
• Kesadaran terhadap tanah longsor
Guna evakuasi sebe-
• Secara rutin Tim Sibat melakukan Hujan
62. lum terjadinya tanah Non-struktural
patroli, mengamati tanda-tanda deras
longsor
awal terjadinya tanah longsor.
Untuk komunikasi
Selu-
dua arah den-
63. • Pesawat radio VHF Non-Struktural ruhnya /
gan para tokoh
beberapa
masyarakat
Evakuasi keluarga;
• Evakuasi keluarga/perahu pe peningkatan mo-
64.
nyelamat bilitas & kegiatan
ekonomi Struktural Baanjir
Evakuasi (orang, ter-
• Perahu evakuasi masyarakat – de
65. nak & harta); darurat
ngan atau tanpa mesin
medis
Untuk keluarga yang
• Jaket penyelamat/ban dalam mobil/
memiliki anak-anak,
66. peluit, sirine atau lonceng) untuk Non-Struktural Banjir
keluarga yang berada
penyelamatan darurat
di tempat yang jauh.

76
Terutama bagi
mereka yang rentan
(misalnya, ODHA/
• Rencana Evakuasi Banjir Desa – orang dengan HIV/
67. termasuk persiapan evakuasi medis Aids, penderita TBC, Non-Struktural Banjir
darurat anak-anak, ibu hamil
dan ibu yang baru
saja melahirkan,
lansia dll).
Kelompok penolong
yang terlatih, jaket
penyelamat, lampu
68. • Rencana Pertolongan Korban Banjir Non-Struktural Banjir
senter, ban dalam
mobil untuk keluarga
yang rentan
Permasalahan lintas sektor, penyelamatan dan strategi pengentasan masalah lainnya
• Secara rutin memperbarui daftar
Menentukan kriteria
ancaman bahaya tertentu bagi ke-
& metodologi
69. luarga dan perorangan yang rentan Non-Struktural Banjir
pemilihan & trans-
(memperbarui peta risiko setahun
pransi
sekali)
Karenanya orang tua
• Kelompok swadaya masyarakat un-
70. dapat bekerja di luar Non-Struktural Banjir
tuk dukungan terhadap anak-anak
rumah
Agar lebih mampu
• Pelajaran berenang untuk anak-anak menyelamatkan diri
71. Non-Struktural Banjir
(khususnya perempuan) jika terjadi tsunami
atau banjir bandang
Distribusi dilakukan
oleh masyarakat
• Penyimpanan beras oleh
(gratis/disubsidi/
masyarakat (untuk pangan) - dibeli
72. utang tanpa bunga) Non-Struktural Banjir
sebelum musim banjir (pada kondisi
untuk para keluarga
harga yang lebih rendah)
rentan yang telah
diidentifikasi

77
• Terutama di
antara rumah
• Memastikan kecukupan bahan
tangga yang
73. bakar untuk memasak selama ter- Non-Struktural Banjir
rentan
jadinya banjir
• Kompor berba-
han bakar efisien
Terutama di saat
• Mengorganisir pencarian ikan se- Banjir/
74. berisiko tinggi pada Non-Struktural
cara kelompok (atau berpasangan) Badai
siang/malam hari
• Advokasi kepada penguasa untuk
menyediakan lahan kosong bagi
75. para keluarga yang kehilangan Non-Struktural Banjir
rumah atau lahan pertanian karena
mengalami erosi bantaran sungai
• Peningkatan kesadaran tentang per- HIV, lalu lintas manu-
soalan yang terkait dengan musim sia, pelacuran, perju-
76.
& migrasi akibat bencana dalam dian, kecelakaan lalu
rangka kesempatan kerja lintas, dll. Selu-
Non-Struktural ruhnya/
HIV, lalu lintas beberapa
• Peningkatan kesadaran tentang
manusia, perjudian,
77. berbagai permasalah sosial di ling-
kekerasan rumah
kungan pedesaan
tangga
Palang Merah Indonesia – Divisi Penanggulangan Bencana
Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
Januari 2007

78
Daftar Singkatan
3 M Menguras, Menutup, Menimbun
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BKRK Bahaya, Kerentanan, Risiko dan Kapasitas (lihat juga HVRC)
BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBN Badan Penanggulangan Bencana Nasional
BPD Badan Perwakilan Desa
BPI Better Programming Initiative
CBDP Community Based Disaster Preparedness (lihat juga KBBM)
CBFA Commmunity Based First Aid
Diklat Pendidikan dan pelatihan
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DRC Danish Red Cross
HVRC Hazard, Vurnerability, Risk and Capacity
IFRC International Federation of Red Cross and Red Crescent
KAP Knowledge, Attitude and Practice (lihat juga PKS)
KAPASITAS Kemitraan, Advokasi, Pemberdayaan, Analisis Risiko dan Kerentanan, Swadaya,
Integrasi, Terfokus, Aksi nyata, Sustainabilitas
KBBM Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat
Kimpraswil Permukiman dan Prasarana Wilayah
KSR Korps Suka Rela
LFA Logical Framework Approach
LPM Lembaga Pengembangan Masyarakat
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat (lihat juga Ornop)
MCK Mandi, Cuci, Kakus
MoA Memorandum of Agreement
Ornop Organisasi nonpemerintah
PB Penanggulangan Bencana
PBP Penanggulangan Bencana dan Pengungsi
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
Pemda Pemerintah Daerah
PHC Primary Health Care (lihat juga PKD)
PIMES Planning, Implementation, Monitoring and Evaluation System
PKD Pendidikan Kesehatan Dasar
PKK Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
PKS Pengetahuan, Sikap, dan Ketrampilan
PMI Palang Merah Indonesia
PMR Palang Merah Remaja
Polindes Pos Persalinan Desa
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
PRA Participatory Rural Assesment
Protap Prosedur Tetap

79
PU Pekerjaan Umum
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga
SAR Search and Rescue
Sibat Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
TSR Tenaga Suka Rela
VCA Vulnerability and Capacity Assesment
WHO World Health Organizations

Daftar Istilah
Baseline Survey Survey data dasar yang biasa dilakukan sebelum memulai kegiatan dalam
sebuah program.
Bottom-up Dari bawah ke atas atau partisipasi masyarakat. Menempatkan masyarakat
sebagai pelaku utama program.
Desentralisasi Memberikan suatu wilayah hak untuk membuat kebijakan dan
merealisasikannya (kebalikan dari sentralisasi).
Do not harm Intervensi dari sebuah lembaga atau program agar suatu program bisa terlepas
dari konflik.
Drainase Sistem saluran pembuangan air.
Input Masukan-masukan untuk keberhasilan suatu program.
Kelambunisasi Penyuluhan akan pentingnya menggunakan kelambu saat tidur agar
terhindar`dari gigitan nyamuk.
Larvading Menebar ikan nila, sebagai pemakan jentik-jentik nyamuk.
Lessons learnt Upaya mendapatkan pelajaran dari pengalaman di tempat-tempat lain.
Master plan Kerangka dasar.
Mitigasi Meringankan atau meminimalkan dampak bencana.
Output Proses atau hasil dari suatu program.
Program KBBM Program pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk mengambil inisiatif dan
tindakan-tindakan meminimalkan dampak bencana yang terjadi di lingkungannya.
Rehabilitasi Upaya mengembalikan seperti keadaan semula pascabencana.
Rekonstruksi Pembangunan kembali sarana dan prasarana pascabencana.
Survey KAP Dimaksudkan untuk mendapatkan secara mendalam pengetahuan, persepsi,
sikap, dan ketrampilan yang terkait dengan satu masalah yang diprioritaskan.
Sustainabilitas Keberlanjutan suatu program, terutama setelah program tersebut berakhir.
The first responder Masyarakat mampu melakukan upaya pertolongan atau penyelamatan diri,
keluarga, maupun warga masyarakat lainnya.
Tools Perangkat atau alat yang dibutuhkan dalam suatu program.
Top-down Menempatkan masyarakat hanya sebagai pelaksana, bukan sebagai pemilik
program yang telah direncanakan oleh pemerintah/lembaga tanpa melibatkan
langsung masyarakat yang menjadi kelompok sasaran.

80

Anda mungkin juga menyukai