KEGIATAN 11
“METAMORFOSIS KATAK”
Disusun oleh :
Tujuan :
Untuk mengetahui tahap-tahap metamorfosis katak (Rana sp.)
Alat dan Bahan :
ALAT: BAHAN:
1. Kamera 1. Awetan metamorfosis katak
2. Alat tulis a. Fase telur dibuahi
b. Fase telur dibuahi 3-7 jam
c. Fase telur dibuahi 10 jam
d. Fase telur dibuahi 13,5 jam
e. Fase telur dibuahi 15,5 jam
f. Fase telur dibuahi 16,5 jam
g. Fase telur dibuahi 24 jam
h. Fase rotation
i. Fase tail bud
j. Fase tail bud (5 hari)
k. Fase pembentukan kaki belakang
l. Fase permulaan pembuluh darah
m. Fase pembentukan kaki depan
n. Fase pembentukan tutup insang
o. Fase katak berekor
p. Fase berudu ekor mulai memendek
q. Fase ekor katak mulai hilang
r. Fase katak kecil
s. Fase katak dewasa
Prinsip kerja :
Prinsip kerja yang dilakukan pada praktikum metamorfosis katak yaitu dengan menyiapkan
awetan basah metamorfosis katak kemudian mengamatinya. Obyek yang terlihat digambar
sebagai data pengamatan dan diidentifikasi bagian-bagiannya. Pengamatan dilakukan pada
setiap tahap/ fase perkembangan metamorfosis katak. Melakukan dokumentasi berupa foto
pada setiap fase metamorfosis katak.
DATA PENGAMATAN
b
a
a
b
b
a
b
a
b
a
f e
a
b d
c
e
a
c
b
d
e
c
d
b
a
PEMBAHASAN
Metamorfosis adalah pembelahan larva suatu hewan menjadi hewan dewasa. Pada
awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10
hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi berudu. Berudu hidup di air
setelah berumur 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas
(Djuhanda, 1981). Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit.
Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika
kaki depan mulai muncul. Pada umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, insang tidak
berfungsi lagi, ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Maka bentuk dari
muka akan lebih jelas. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan
berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak (Shearer, 2008).
Selama metamorfosis, proses-proses perkembangan diaktifkan kembali oleh hormon-
hormon spesifik dan keseluruhan organisme berubah untuk mempersiapkan dirinya pada
model baru. Anura (katak dan toad, amfibi tak berekor), perubahan metamorfosis lebih
dramatik dan hampir setiap organ menjadi objek modifikasi. Perubahan-perubahan regresif
menyertakan hilangnya gigi tanduk berudu dan insang internal, termasuk juga pemendekan
ekor (Brotowidjoyo, 1983).
Tipe-tipe metamorfosis menurut (Nasaruddin, 2008), diantaranya adalah :
1. Metamorfosis sempurna atau yang biasa dikenal dengan sebutan holometabola melewati
tahapan-tahapan pertumbuhan selayaknya, dimulai dari telur, larva, pupa, hingga dewasa.
Contoh hewan yang biasanya mengalami metamorfosis secara sempurna adalah kupu-
kupu dan katak.
2. Metamorfosis tidak sempurna atau yang biasa dikenal dengan sebutan hemimetabola
melewati tahapan pertumbuhan yang hanya melewati dua proses, yaitu proses telur
menjadi nimfa dan hewan dewasa. Proses metamorfosis tidak sempurna seperti ini dapat
kalian temui pada serangga, seperti belalang, capung, jangkrik, dan nyamuk.
Pada amfhibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang
mana dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada anura, perubahan
metamorfosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organ-organnya telah
termodifikasi. Perubahan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak,
hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota
tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid (Djarubito, 1990).
Perubahan lokomosi terjadi dari gerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan
lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan
perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang
mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk
memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru. Mata dan telinga berdifferensiasi. Telinga
bagian tengah berkembang dan membran timpani teletak pada bagian telinga luar
(Machmudin, 2008).
1) Fase telur dibuahi
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
Keterangan Keterangan
a
b
b
a
Keterangan Keterangan
b
Sumber: (Fischberg, 1958).
Keterangan Keterangan
a. Telur katak 1. Mikromer
b. Gelatin/ jelly 2. Makromer
3. Sel
4. Gelatin
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase telur dibuahi 15,5 jam, terlihat
bagian-bagian dari telur katak yang masih sama dengan fase telur dibuahi 14,5 jam, yaitu
memiliki bagian berupa telur katak itu sendiri dengan gelatin/ jelly yang menyelubungi
seluruh permukaan telur. Namun, yang membedakan adalah warna telur yang menjadi
semakin terang, yakni berwarna kuning kecoklatan. Pada struktur telur katak, tidak jelas
teramati bagian telur sebagai kutub anima atau kutub vegeta karena morfologi telur yang
sangat kecil serta letak telur katak yang saling berhimpit satu sama lain. Gelatin atau jelly
terlihat sebagai struktur licin yang menyelubungi seluruh permukaan telur katak, pada fase
ini gelatin/ jelly sudah hampir menghilang. Volume telur pada fase 15,5 jam semakin
bertambah, dengan bentuk telur yang cenderung oval.
Apabila dibandingkan dengan gambar referensi, telur katak fase dibuahi 15,5 jam
menampilkan bagian-bagian yang juga masih sama dengan fase dibuahi 14,5 jam, yaitu
adanya sel, mikromer, makromer, dan gelatin. Sel yang dimaksud pada tahap ini adalah sel
hasil pembelahan dari telur katak itu sendiri. Seharusnya, jumlah sel pada fase ini lebih
banyak dibandingkan dengan fase dibuahi 14,5 jam. Terbentuknya mikromer dan makromer
juga merupakan hasil pembelahan sel. Mikromer merupakan sel blastomer yang berukuran
kecil, terletak di kutub anima dan jumlahnya lebih banyak daripada sel makromer.
Sedangkan, sel makromer yaitu sel blastomer yang berukuran besar dan terletak di kutub
vegeta. Sel makromer ini mempunyai jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel
mikromer karena perkembangannya yang terhambat oleh adanya yolk di kutub vegeta.
Diketahui bahwa gambar hasil pengamatan relatif sama dengan gambar hasil referensi.
Namun, gambar hasil referensi merepresentasikan fase telur dibuahi 15,5 jam dengan lebih
jelas, hal ini dikarenakan pengamatan gambar referensi menggunakan cara yang lebih efektif,
sehingga menyajikan gambar yang lebih nyata. Sementara hasil pengamatan langsung hanya
menggunakan awetan basah telur katak dalam botol flakon sehingga bagian-bagian yang
teramati tidak terlalu jelas.
b
a
Sumber: (Ciptono, 2008).
Keterangan Keterangan
a. Telur katak Pertengahan pembelahan (blastula awal) pada
b. Gelatin/ jelly telur
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase telur dibuahi 16,5 jam,
diketahui bahwa telur katak belum mengalami perubahan yang signifikan dari fase telur
dibuahi 15,5 jam. Perubahan yang mencolok yaitu telur katak menjadi semakin berwarna
terang, yakni kuning kecoklatan. Dari segi struktur yang teramati, hanya terdiri dari telur
katak itu sendiri yang diselubungi oleh gelatin atau jelly. Seperti pada fase-fase sebelumnya,
telur katak juga belum dapat dibedakan antara kutub anima dan kutub vegeta. Sementara,
gelatin yang menyelimuti pemukaan telur sudah hampir menghilang. Pada fase ini, telur
katak berbentuk lonjong dengan volume telur yang bertambah besar dari volume
sebelumnya.
Apabila dibandingkan dengan gambar referensi, telur katak fase dibuahi 16,5 jam
sudah memasuki tahap blastula awal, dimana blastocoel semakin membesar yang membuat
telur katak menjadi berbentuk oval menggembung. Bagian-bagian lain yang teramati yaitu
adanya mikromer, makromer, kutub vegetal, kutub animal, blastoderm, dan blastocoel. Kutub
animal dan kutub vegetal tetap memiliki struktur seperti fase sebelumnya, jumlah mikromer
dan makromer pada telur katak bertambah banyak akibat adanya peristiwa pembelahan sel.
Mikromer dan makromer bergerak secara epiboli yang menyebabkan terbentuknya rongga
blastocoel, yaitu rongga kosong yang terletak di dalam sel-sel. Pada fase ini juga dijumpai
adanya fase blastoderm, yang nantinya akan berkembang menjadi embrio.
Diketahui bahwa gambar hasil pengamatan dengan gambar hasil referensi memiliki
perbedaan yang cukup banyak. Gambar referensi merepresentasikan fase telur dibuahi 16,5
jam dengan lebih jelas, hal ini dikarenakan pengamatan gambar referensi menggunakan cara
yang lebih canggih dan modern. Sementara hasil pengamatan langsung hanya menggunakan
awetan basah telur katak dalam botol flakon sehingga bagian-bagian yang teramati tidak
terlalu jelas.
Menurut Ciptono (2008), pada fase ini blastocel terus membesar, pola pembelahan
berikutnya yang terjadi tidak memiliki aturan pasti. Pergerakan embrio secara umum
dilakukan dengan bantuan silia sel-sel blastomer bagian luar. Permukaan embrio masih
terlihat sebagai susunan sel-sel yang tidak rata dan membentuk struktur permukaan
multiseluler.
b
a
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase telur dibuahi 24 jam, diketahui
bahwa telur katak belum mengalami perubahan yang signifikan dari fase telur dibuahi 16,5
jam. Hanya telur katak berubah menjadi memiliki warna yang cenderung gelap kembali. Dari
segi struktur yang teramati, hanya terdiri dari telur katak itu sendiri yang diselubungi oleh
gelatin atau jelly. Seperti pada fase-fase sebelumnya, telur katak juga belum dapat dibedakan
antara kutub anima dan kutub vegeta. Sementara, gelatin yang menyelimuti pemukaan telur
sudah hampir menghilang. Pada fase ini, telur katak berbentuk lonjong dengan volume telur
yang bertambah besar dari volume sebelumnya. Tidak dapat teramati struktur mikromer
maupun makromer pada telur katak, hanya nampak segi morfologinya saja.
Apabila dibandingkan dengan gambar referensi, telur katak fase dibuahi 20 jam sudah
memasuki tahap gastrula awal. Pada fase ini, sudah terbentuk adanya bibir dorsal yang
berupa invaginasi ke dalam dari sel-sel blastomer. Tahap gastrula awal merupakan lanjutan
dari tahap blastula akhir. Pada fase ini, permukaan telur sudah lebih rata dibandingkan
dengan fase sebelumnya. Diameter telur diperkirakan sudah lebih dari 1,7 mm.
Diketahui bahwa gambar hasil pengamatan dengan gambar hasil referensi memiliki
perbedaan yang cukup banyak. Gambar referensi merepresentasikan fase telur dibuahi 20 jam
dengan lebih jelas sehingga diketahui bahwa telur katak sudah mencapai tahap gastrula awal.
Hal ini dikarenakan pengamatan gambar referensi menggunakan cara yang lebih canggih dan
modern. Sementara hasil pengamatan langsung hanya menggunakan awetan basah telur katak
dalam botol flakon sehingga bagian-bagian yang teramati tidak terlalu jelas.
Saat blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal
akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang
sering disebut sebagai proses gastrulasi. Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan kronologis
sebagai berikut:
1. Pembentukan blastopore (saluran invaginasi)
2. Pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
3. Selanjutnya sel bermigrasi dan berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan
integrin.
Gastrula awal (pembentukan labium dorsal/bibir dorsal) ditandai dengan terjadinya :
a. Lekukan seperti bulan sabit
b. Bibir lekukan disebut labium dorsal
c. Terjadi epiboli germ ring ke arah polus vegetativus, invaginasi dan involusi bibir
dorsal (labium dorsal) (Ciptono, 2008).
8) Fase rotation
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
c a
b
Sumber: http://besmart.uny.ac.id/
Keterangan Keterangan
a. Kepala 1. Bagian kepala
b. Badan 2. Bagian ekor
c. Ekor (masih pendek) 3. Embrio memanjang
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase rotasi, terlihat adanya rotasi
atau perubahan dari bentuk katak menjadi bentuk kecebong atau berudu. Rotasi pada
metamorfosis ini diidentikan sebagai tahap perubahan bentuk dari telur menjadi individu
yang lebih kompleks yaitu berudu. Pada fase ini, terlihat adanya kepala, badan, ekor berudu
yang masih pendek. Setelah terjadinya rotasi, dimungkinkan telur mengalami transformasi
menjadi berudu sehingga terbentuk struktur seperti kepala, badan, dan ekor.
Apabila dibandingkan dengan gambar hasil referensi, gambar pengamatan tidak terlalu
memiliki perbedaan yang signifikan. Pada gambar referensi, terlihat proses pemanjangan
embrio yang akan membentuk struktur kepala dan ekor berudu. Hal ini hampir sama dengan
yang dijumpai pada gambar pengamatan, yakni adanya transformasi dari embrio telur
menjadi berudu. Fase gambar referensi dimungkinkan terjadi sebelum fase pada gambar
pengamatan terbentuk, karena calon berudu yang dijumpai dari hasil pengamatan sudah
berukuran lebih besar dan sudah sedikit membentuk tubuh berudu.
Gambar referensi memiliki gambar yang lebih nyata dibandingkan dengan gambar
hasil pengamatan, hal ini karena gambar referensi diambil menggunakan cara yang lebih
canggih dan modern. Sementara hasil pengamatan langsung hanya menggunakan awetan
basah metamorfosis katak dalam botol flakon sehingga bagian-bagian yang teramati tidak
terlalu jelas.
Fase rotasi rotasi sumbu tubuh terjadi pada umur 67 jam dan embrio katak memiliki
panjang 2,5 mm. Pada fase ini embrio terlihat jelas mengalami pemanjangan dengan bagian
dorsal mulai terlihat cembung. Embrio katak telah dapat dibedakan bagian yang akan
menjadi kepala dan yang akan menjadi ekor. Torus medullaris mengalami peleburan menjadi
satu dan membentuk crista neuralis. Bagian enteron membentuk bangunan yang memanjang
dan diikuti oleh adanya rotasi sumbu tubuh embrio.
Tingkat Neurula akhir merupakan tingkatan saat embrio telah jelas memanjang, dari
dorsal kelihatan garis di linea mediana sebagai canalis neuralis dan pada tingkat neurula
akhir ini dapat dibedakan antara bagian neuralis yang sering belum sempurna. Metamorfosis
pada katak dipengaruhi oleh kadar hormon tiroksin.
a
b c d
Sumber: http://besmart.uny.ac.id/
Keterangan Keterangan
a. Mata 1. Mata
b. Kepala 2. Ekor
c. Badan 3. Insang
d. Ekor (tunas ekor) 4. Mulut
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase tail bud diketahui bahwa
berudu kecil atau calon berudu sudah memiliki tunas ekor. Tunas ekor ini yang nantinya akan
membentuk ekor berudu. Bagian lain yang teramati pada fase tail bud yaitu mata, kepala, dan
badan. Mata berudu kecil terletak di bagian anterior kepala, berbentuk bundar dan mencolok
keluar. Kepala berudu berukuran besar, lebih besar dari ukuran badannya. Sedangkan badan
berudu yang menghubungkan kepala dengan tunas ekor, berukuran lebih kecil dari ukuran
kepalanya.
Gambar referensi juga tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan. Bagian-
bagin yang teramati pada fase tail bud yaitu adanya mata, ekor, insang, dan mulut. Mata dan
ekor sama seperti yang tampak pada gambar pengamatan. Insang berudu pada gambar
referensi terlihat jelas dibagian lateral tubuh berudu. Sementara mulut berudu berada di
bagian ujung anterior kepala berudu. Secara umum, gambar hasil pengamatn dan gambar
referensi adalah sama. Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan
gambar pengamatan. Hal ini karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan
awetan basah metamorfosis katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati
tidak terlalu jelas.
Pada fase tail bud atau tunas ekor ini dapat dilihat ciri – ciri sebagai berikut:
a. Antara kepala dan badan terjadi penyempitan yang kelihatan sebagai leher.
b. Dibagian dorsal tampak meninggi.
c. Tanda khas yaitu terbentuknya tunas/ calon ekor.
d. Berumur 4 hari setelah fertilisasi dengan panjang tubuh 3,5 mm.
e. Pada hari ke-4, yang mengembangkan embrio menetas menjadi tukik / berudu.
f. Tunas ekor muncul pada akhir posterior embrio dan berukuran panjang setengah dari
tubuhnya.
g. Lebih lebar dari panjang, mengarahkan dorso-posterior dan ditandai dari lekukan
tubuh dengan bagian ventral.
a
b
d c
Sumber: http://khodaria.blogspot.co.id
Keterangan Keterangan
a. Mata a. Ingsang
b. Mulut b. Mata
c. Badan c. Badan
d. Ekor d. Kuntum Ekor
e. Kepala
f. Succer penghisap
g. Pembentukan kuntum ekor 5 hari
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase tail bud 5 hari, diketahui
bahwa berudu kecil memiliki tunas ekor yang tidak jauh berbeda dengan fase sebelumnya
yaitu fase tail bud. Tunas ekor ini yang nantinya akan membentuk ekor berudu. Bagian lain
yang teramati pada fase tail bud yaitu mata, kepala, dan badan. Mata berudu kecil terletak di
bagian anterior kepala, berbentuk bundar dan mencolok keluar. Kepala berudu berukuran
besar, lebih besar dari ukuran badannya. Sedangkan badan berudu yang menghubungkan
kepala dengan tunas ekor, berukuran lebih kecil dari ukuran kepalanya. Pada fase tail bud 5
hari, ukuran badan berudu sudah lebih besar dibandingkan saat fase tail bud saja.
Gambar referensi sedikit berbeda dengan gambar hasil pengamatan. Bagian-bagin yang
teramati pada fase tail bud 5 hari yaitu adanya mata, tunas ekor, insang, dan mulut yang
berupa succer penghisap. Mata dan ekor sama seperti yang tampak pada gambar pengamatan.
Insang berudu pada gambar referensi terlihat jelas dibagian lateral ventral tubuh berudu.
Sementara, pada fase tail bud hari ke-5 ini, mulut berudu berubah menjadi mulut succer atau
penghisap. Secara umum, gambar hasil pengamatan dan gambar referensi adalah sama.
Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan gambar pengamatan. Hal ini
karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan awetan basah metamorfosis
katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati tidak terlalu jelas.
Menurut Sugianto (1996), pada tahapan tail bud 5 hari hampir sama dengan tahapan
tail bud (tingkat tunas ekor) yang ditandai dengan adanya bagian kepala dan badan, pada
bagian dorsal tampak meninggi, terdapat calon ekor yang lebih panjang dibandingkan tahap
sebelumnya yaitu tail bud. Panjang embrio katak pada tahapan tail bud yaitu 5,0 mm.
Sementara menurut Pechenik (2006), tunas ekor muncul pada akhir posterior lebih lebar dan
panjang. Tahapan muscular atau lubang penciuman yang terjadi pada embrio katak tail bud 5
hari menunjukan adanya tonjolan optik dari piringan ingsang. Adanya succer atau penghisap
oral yang diindikasikan dengan adanya 2 bidang memanjang yang dilengkapi dengan pigmen
bergabung pada bagian medial yang dihubungkan oleh pita ringan berpigmen stomodeum.
Stomodeal merupakan penghisap oral karena terjadi pemanjangan bertahap embrio dan ekor
mulai melengkung ke kiri dalam membrane vitelline.
Sedangkan, menurut Walbot (1987), embrio pada tingkat tail bud 5 hari menunjukkan
adanya perkembangan ingsang sebagai alat pertukaran gas, dan tahap elongasi dari ekor.
Ekor pada tahapan tail bud lebih pendek daripada pada tahapan tail bud 5 hari.
a b d e
c
Sumber: http://khodaria.blogspot.co.id
Keterangan Keterangan
a. Mata 1. Insang
b. Badan 2. Kaki belakang
c. Mulut 3. Ekor
d. Kaki belakang 4. Mata
e. Ekor
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase pembentukan kaki belakang
terlihat sudah terbentuknya kaki belakang pada berudu katak. Fase pembentukan kaki
belakang merupakan tahap lanjutan dari fase tail bud 5 hari. Pada fase ini, terlihat bagian-
bagian yang dimiliki oleh berudu yaitu mata, badan, mulut, dan ekor. Mata, badan, mulut,
dan ekor berudu pada fase ini masih terlihat sama seperti pada fase sebelumnya, hanya
mengalami perkembangan menjadi lebih besar dan lebih panjang saja. Perubahan yang
menjadi penanda fase ini yaitu terbentuknya kaki belakang yang berawal dari bagian pangkal
ekor berudu ke arah posterior.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian berudu seperti adanya
insang, kaki belakang, ekor, dan mata. Bagian-bagian ini sama dengan bagian yang teramati
pada gambar hasil pengamatan. Secara umum, gambar hasil pengamatan dan gambar
referensi adalah sama. Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan
gambar pengamatan. Hal ini karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan
awetan basah metamorfosis katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati
tidak terlalu jelas.
Tahapan pembentukan kaki katak menurut Taylor dan Kollros (1946) dalam Rugh
(1951) adalah:
1. Stadia I: Tunas kaki belakang tampak suatu elevasi atau peninggian yang terletak
dalam suatu lekukan antara ekor dan dinding perut, dimana panjang kaki kurang dari
setengah diameter.
2. Stadia II: Panjang kaki belakang sama dengan setengah diameter .
3. Stadia III: Panjang kaki belakang sama dengan diameter.
4. Stadia IV: Panjang kaki belakang sama dengan satu setengah diameter .
5. Stadia V: Panjang kaki belakang sama dengan dua kali diameter dan bagian distal
membengkok kearah ventral.
6. Stadia VI: Pada akhir bagian distal tunas kaki belakang memipih kearah belakang
membentuk telapak kaki.
Saat metamorphosis ada beberapa organ yang mengalami perubahan struktur atau
penggantian. Perkembangan yang pertama kali adalah pembentukan kaki belakang. Pada
umur delapan minggu katak akan memiliki kaki belakang. Pemacu (trigger) metamorfosis
amfibia adalah hormon tiroksin. Besar kecilnya kadar troksin diekspresikan dalam tahapan
metamorfosis. Pengaturan sekresi tiroksin dilakukan oleh poros hipothalamus-hipofisis-
kelenjar tiroid. Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) dari hipothalamus mempengaruhi
sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) dari hipofise.
a
b
e c
d
a
b
c
d
f e
Sumber: http://khodaria.blogspot.co.id
Keterangan Keterangan
a. Mata 1. Kaki depan
b. Kepala 2. Kaki belakang
c. Badan 3. Ekor
d. Kaki depan 4. Mata
e. Kaki belakang 5. Kepala
f. Ekor
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase pembentukan kaki depan,
diketahui bahwa berudu katak sudah mempunyai dua pasang kaki, yakni kaki belakang yang
terbentuk lebih dulu, dan kaki depan yang terbentuk setelahnya. Bagian-bagian yang teramati
dari pengamatan fase pembentukan kaki depan yaitu adanya mata, kepala, badan, kaki depan,
kaki belakang, dan ekor. Organ-organ yang telah terbentuk tadi merupakan perkembangan
lebih lanjut dari fase sebelumnya. Pada gambar, terlihat bahwa kaki belakang dan ekor
berudu katak bertambah panjang dari fase sebelumnya.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian berudu seperti adanya
kaki depan, kaki belakang, ekor, mata, dan kepala. Bagian-bagian ini sama dengan bagian
yang teramati pada gambar hasil pengamatan. Secara umum, gambar hasil pengamatan dan
gambar referensi adalah sama. Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas
dibandingkan gambar pengamatan. Hal ini karena gambar hasil pengamatan langsung hanya
menggunakan awetan basah metamorfosis katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian
yang teramati tidak terlalu jelas.
Munculnya kaki depan terjadi pada usia 61-63 hari atau sekitar 3 bulan. Fase ini
ditandai dengan ekor yang memendek dan mulai berbentuk seperti bumerang kemudian ekor
akan menghilang. Bersamaan dengan itu, mulai terbentuk lubang hidung, rahang dan paru-
paru hingga menjadi sempurna (Balinsky, 1976). Pada dinding ruang insang mulai
menampakkan titik untuk munculnya kaki depan. Celah-celah insang mulai tertutup dan
celah-celah insang digantikan dengan munculnya satu atau dua anggota gerak bagian depan
(kaki depan) (Carlson, 1988). Panjang lengan depan yaitu 46,1-47,0 mm (Ahmed, et al.,
1999). Fase pembentukan kaki depan adalah tahap yang mewakili terbentukya panjang tubuh
kecebong maksimal (Adams, et al., 2005).
Kaki terbentuk dan berkembang karena stimulasi dari tiroksin. Diferensiasi kuntum
kaki dipengaruhi oleh kadar tiroksin yang tidak terlalu tinggi. Pemacu (trigger) metamorfosis
amfibia adalah hormon tiroksin. Besar kecilnya kadar troksin diekspresikan dalam tahapan
metamorfosis. Pengaturan skresi tiroksin dilakukan oleh poros hipothalamus-hipofisis-
kelenjar tiroid. Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) dari hipothalamus mempengaruhi
sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) dari hipofise. TSH mempengaruhi pertumbuhan
dan sekresi kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin. Kadar tiroksin paling kecil
menstimulasi pembentukan kaki belakang. Bila kadar tiroksin meningkat sedikit
mempengaruhi resorbsi intestinum. Kadar meningkat lagi mempengaruhi pembentukan kaki
depan.
a
b d
c
e
Keterangan Keterangan
a. Mata 1. Kepala
b. Badan 2. Kaki (ekstremitas)
c. Kaki depan 3. Ekor memendek
d. Kaki belakang 4. Badan
e. Ekor
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase katak berekor, diketahui bahwa
berudu sudah bertransformasi menyerupai bentuk katak, hanya masih mempunyai struktur
ekor di bagian posterior tubuhnya. Kaki depan dan kaki belakang yang telah terbentuk
membuat berudu dapat berkembang dan bertransformasi menjadi katak muda atau katak
berekor. Bagian lain yang teramati dari fase katak berekor ini adalah mata, badan, kaki
depan, kaki belakang, dan ekor. Organ-organ yang telah terbentuk pada fase ini merupakan
perkembangan lebih lanjut dari fase-fase sebelumnya.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian katak berekor seperti
adanya kaki depan, kaki belakang, ekor, badan, dan mata yang sama dengan bagian-bagian
yang dijumpai pada gambar pengamatan. Apabila dilakukan perbandingan, maka gambar
hasil pengamatan dengan gambar referensi sudah memiliki banyak kesamaan. Kesamaan
yang paling jelas terlihat yaitu pada bagian tubuh katak muda yang sudah memiliki kaki
depan dan kaki belakang namun masih memiliki ekor. Ekor pada katak muda ini lama
kelamaan akan mereduksi dan hilang seiring dengan metamorfosis katak menjadi katak
dewasa.
Katak berekor biasa juga disebut sebagai katak muda yang merupakan salah satu
tahapan dari metamorfosis katak yang akan menuju ke kedewasaan. Katak muda ini telah
memanfaatkan kulitnya untuk melakukan respirasi selain memanfaatkan insangnya. Katak
berekor ini perlahan ekornya mengalami perubahan menjadi tidak memiliki ekor. Katak
muda masih memiliki sedikit ekor, namun sudah tidak hidup di air lagi. Katak muda mulai
hidup di daratan sampai dewasa. Setelah berubah menjadi dewasa, katak akan hidup di
daratan dan tidak lagi menggunakan insang untuk bernafas.
Metamorfosis pada amphibi umumnya berhubungan dengan perubahan yang
mempersiapkan suatu organisme akuatik untuk kehidupan darat. Perubahan regresif pada
anura menyertakan hilangnya gigi tanduk berudu, pemendekan ekor dan insang internal.
Waktu yang sama, proses-proses penyusunan seperti perkembangan membra dan
morfogenesis kelenjar tiroid. Perubahan lokomosi dengan menyusutnya ekor pendayung
yang disertai perkembangan membra belakang dan membra depan. Insang beregresi dan
lengkung insang menghilang.
e
a
f d c b
g
Sumber: http://www.slideshare.net/
Keterangan Keterangan
a. Mata 1. Kepala
b. Mulut 2. Kaki (ekstremitas)
c. Kepala 3. Ekor memendek
d. Badan 4. Badan
e. Kaki belakang
f. Ekor (mulai memendek)
g. Kaki depan
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase ekor mulai memendek,
diketahui bahwa bentuk tubuh katak mulai mendatar dan berbentuk oval. Bentuk kaki tubuh
mulai menyerupai katak dewasa. Pada tahap ini kaki depan mulai berjari dan ekor memendek
yang nantinya akan hilang. Umur dua belas minggu kaki depan akan terbentuk dan seiring itu
kaki belakang akan membesar dan ekor jadi mengecil.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian katak seperti adanya
mulut, mata, kaki depan, kaki belakang, dan ekor mulai memendek yang sama dengan
bagian-bagian yang dijumpai pada gambar pengamatan. Apabila dilakukan perbandingan,
maka gambar hasil pengamatan dengan gambar referensi sudah memiliki banyak kesamaan.
Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan gambar pengamatan. Hal ini
karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan awetan basah metamorfosis
katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati tidak terlalu jelas.
Pemendekan ekor kloaka pada katak terjadi pada stadia ke XVIII kemudian
menghilang sempurna pada stadia ke XXV (Gilbert, 1991). Pada stadia ini, dinding rumah
insang katak mulai menampakkan titik untuk kaki depan hingga keluar dua kaki depan. Sudut
mulut mencapai pertengahan noktril dan sisi anterior mata, kemudian mencapai batas
pertengahan mata hingga batas belakang mata. Selain itu, lingkaran kartilago timpanum
mulai nampak jelas di bawah kulit. Metamorfosis berudu telah memiliki kaki belakang yang
kuat. Matanya juga telah menonjol.
a
c
b
d Sumber: https://sudaryati931.wordpress.com/
e
Keterangan Keterangan
a. Kepala 1. Mulut
b. Badan 2. Mata
c. Kaki depan 3. Tubuh katak
d. Kaki belakang 4. Kaki depan
e. Bagian posterior tanpa ekor 5. Kaki belakang
6. Ekor mulai menghilang
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase ekor mulai menghilang,
diketahui bahwa bentuk tubuh katak mulai mendatar dan berbentuk oval. Bentuk kaki tubuh
mulai menyerupai katak dewasa. Pada tahap ini kaki depan mulai berjari dan ekor sudah
tidak ada atau menghilang.Umur dua belas minggu kaki depan akan terbentuk dan seiring itu
kaki belakang akan membesar dan ekor jadi mengecil. Setelah ekor hilang, katak akan
bernafas dengan paru-paru dan dinamakan katak dewasa.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian katak seperti adanya
mulut, mata, kaki depan, kaki belakang, dan ekor mulai menghilang yang sama dengan
bagian-bagian yang dijumpai pada gambar pengamatan. Apabila dilakukan perbandingan,
maka gambar hasil pengamatan dengan gambar referensi sudah memiliki banyak kesamaan.
Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan gambar pengamatan. Hal ini
karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan awetan basah metamorfosis
katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati tidak terlalu jelas.
Berudu mengalami metamorfosis sehingga telah memiliki kaki belakang yang kuat.
Matanya juga telah menonjol. Ekornya sangat pendek dan selanjutnya berkembang menjadi
katak muda dengan hilangnya ekor secara sempurna. Katak muda berkembang menjadi katak
dewasa (Carlson, 1988). Metamorfosis pada amphibi umumnya berhubungan dengan
perubahan yang mempersiapkan suatu organisme akuatik untuk kehidupan darat. Perubahan
lokomosi dengan menyusutnya ekor pendayung yang disertai perkembangan membra
belakang dan membra depan. Insang beregresi dan lengkung insang menghilang.
a
b
c
e
d
f
Sumber: erfindimasfernanda.blogspot.com
Keterangan Keterangan
a. Mulut 1. Mata
b. Mata 2. Kepala
c. Kepala 3. Tubuh
d. Badan 4. Ekor yang semakin menghilang
e. Kaki depan 5. Kaki belakang
f. Kaki belakang 6. Kaki depan
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase katak kecil atau katak muda,
diketahui bahwa ditemukan bagian-bagian meliputi kepala, badan, mata, ekor yang semakin
menghilang, kaki depan dan kaki belakang. Hal ini sudah sesuai dengan gambar referensi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa gambar pengamatan sudah reperesentatif karena sudah
sesuai dengan teori.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian katak kecil seperti
adanya mulut, mata, kaki depan, kaki belakang, dan ekor yang semakin menghilang
menghilang yang sama dengan bagian-bagian yang dijumpai pada gambar pengamatan.
Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan gambar pengamatan. Hal ini
karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan awetan basah metamorfosis
katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati tidak terlalu jelas.
Pada tahap ini ekor katak muda mengalami degenerasi sehingga hanya tampak sebagai
ujung kecil yang sangat pendek pada bagian belakang badan. Katak muda termasuk dalam
stadium metamorfosis. Menurut Sugiyarto (1996), tahap metamorfosis katak salah satunya
ditandai dengan degenerasi ekor sampai sejumlah 32 pasang somit, dua pasang kaki
berkembang pesat, linea lateralis menghilang, lidah berkembang dan kelenjar endokrin mulai
aktif. (Yatim, 1994).
19) Fase katak dewasa
Gambar Hasil Pengamatan Gambar Referensi
c
d
b
a
Sumber: www.kompasiana.com
Keterangan Keterangan
a. Mata 1. Kaki depan
b. Kepala 2. Mata yang berselaput
c. Badan 3. Kaki belakang
d. Kaki depan 4. Badan (tanpa ekor)
e. Kaki belakang (tungkai atas dan
tungkai bawah)
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan metamorfosis katak fase katak dewasa, diketahui bahwa
katak ini terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan anggota depan belakang
(ekskrimitas anterior dan posterior). Dari morfologi, dapat dibedakan katak jantan dan katak
betina karena katak jantan tubuhnya lebih kecil, pada kaki depan terdapat bantalan kawin
(nuptial flight yang berfungsi untuk menekan tubuh betina seta memberi tanda apabila jantan
akan mengeluarkan spermatozoa), dan pada bagian rahang bawah (mandibula) terdapat
sepasang noda hitam yang menandakan bahwa katak jantan mempunyai sepasang kantung
suara (saccus vocalis), yang berfungsi sebagai resonansi suara.
Gambar hasil referensi tidak jauh berbeda dengan gambar hasil pengamatan, bahkan
dapat terbilang sama. Gambar referensi menampakkan bagian-bagian katak dewasa yang
sempurna bagian organnya. Namun, gambar hasil referensi terlihat lebih jelas dibandingkan
gambar pengamatan. Hal ini karena gambar hasil pengamatan langsung hanya menggunakan
awetan basah metamorfosis katak dalam botol flakon, sehingga bagian-bagian yang teramati
tidak terlalu jelas.
Secara umumnya bentuk katak dewasa ini memiliki kaki empat, berukuran pendek,
leher tidak jelas, tidak memiliki ekor, mata besar bulat berwarna kecoklatan hingga
kehitaman, dan juga memiliki mulut relatif besar. Memiliki tungkai belakang panjang
dibandingkan dengan tungkai bagian depan, selain itu tungkai bagian depan terdiri dari 4
bagian jari sedagkan bagian belakang memiliki 5 bagian jari. Bagian kulit pada katak ini
sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari warna kecoklatan bintik – bintik, kehijauan
muda, kemerahan dan juga warna kombinasi lainnya.
KESIMPULAN