NIM : I011181403
KELAS: GENETIKA A1
Hukum Mendel I
Hukum Mendel II
Hukum Mendel II dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara
Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen atau sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen
atau sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk
sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila
dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.
Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan
dengan dua sifat yang berbeda. Contoh, bentuk biji ( bulat + keriput ) dengan warna biji (
kuning + hijau ). Pada persilangan ini diperoleh hasil yaitu biji bulat warna kuning. Karena
setiap gen berpasangan secara bebas sehingga di peroleh hasil biji bilat warna kuning. Hukum
mendel ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan.
Hukum Mendel I
b. Menyatakan selama meiosis dua dari setiap pasangan alel yang dimiliki oleh individu
menjadi gamet yang berbeda
d. Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas.
Hukum Mendel I
b. Menyatakan selama meiosis dua dari setiap pasangan alel yang dimiliki oleh individu
menjadi gamet yang berbeda
d. Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas.
Hukum Mendel 1
Contoh dari terapan Hukum Mendel I adalah persilangan monohibrid dengan
dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana
satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut
sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah atau tertutup disebut sifat
resesif.
Contoh 1:
Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat sehingga tidak ada yang dominan
ataupun resesif. Ini adalah contoh persilangan antara mawar merah dengan mawar
putih.
Hukum Mendel II
Contoh : Disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji
kisut warna hijau (resesif).
Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter atau sifat yang sama. Polimeri memilki ciri – ciri yaitu makin banyak
gen dominan maka sifat karakternya makin kuat.
Epistasis – Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan menutupi
pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis dan
yang ditutupi disebut hipostasis.
Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya
bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas yaitu ada karakter baru muncul bila ada dua gen dominan
bukan alel berada bersama.
Komplementer
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling
melengkapi untuk memunculkan suatu karakter.
Interaksi Alel
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat
interaksi antar gen dominan maupun antar gen resesif.