Anda di halaman 1dari 5

NAMA: LADY PARAMITHA HASRI

NIM : I011181403
KELAS: GENETIKA A1

1. Konsep dari hukum mendel

 Hukum Mendel I

Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: “pada


pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel
anak”. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).

 Hukum Mendel II

Hukum Mendel II dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara
Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen atau sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen
atau sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk
sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila
dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat
secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan
dengan dua sifat yang berbeda. Contoh, bentuk biji ( bulat + keriput ) dengan warna biji (
kuning + hijau ). Pada persilangan ini diperoleh hasil yaitu biji bulat warna kuning. Karena
setiap gen berpasangan secara bebas sehingga di peroleh hasil biji bilat warna kuning. Hukum
mendel ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan.

2. Perbedaan Hukum Mendel I dan II

 Hukum Mendel I

a. Hukum Mendel pertama disebut dengan hukum segregasi

b. Menyatakan selama meiosis dua dari setiap pasangan alel yang dimiliki oleh individu
menjadi gamet yang berbeda

c. Hukum Mendel pertama menjelaskan prilaku semua kromosom

d. Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas.
 Hukum Mendel I

a. Hukum Mendel pertama disebut dengan hukum segregasi

b. Menyatakan selama meiosis dua dari setiap pasangan alel yang dimiliki oleh individu
menjadi gamet yang berbeda

c. Hukum Mendel pertama menjelaskan prilaku semua kromosom

d. Dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah secara bebas.

3. Contoh Hukum Mendel I dan II

 Hukum Mendel 1
Contoh dari terapan Hukum Mendel I adalah persilangan monohibrid dengan
dominansi. Persilangan dengan dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana
satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat yang kuat disebut
sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah atau tertutup disebut sifat
resesif.

Contoh 1:

Contoh 2 : Persilangan Monohibrid dengan kasus Intermediet.

Sifat intermediet adalah sifat yang sama kuat sehingga tidak ada yang dominan
ataupun resesif. Ini adalah contoh persilangan antara mawar merah dengan mawar
putih.
 Hukum Mendel II

Contoh : Disilangkan ercis berbiji bulat warna kuning (dominan) dengan ercis berbiji
kisut warna hijau (resesif).

4. Contoh penyimpangan dari hukum mendel

 Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter atau sifat yang sama. Polimeri memilki ciri – ciri yaitu makin banyak
gen dominan maka sifat karakternya makin kuat.
 Epistasis – Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan menutupi
pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis dan
yang ditutupi disebut hipostasis.

 Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya
bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya.
Kriptomeri memiliki ciri khas yaitu ada karakter baru muncul bila ada dua gen dominan
bukan alel berada bersama.

 Komplementer
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling
melengkapi untuk memunculkan suatu karakter.

 Interaksi Alel
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat
interaksi antar gen dominan maupun antar gen resesif.

5. Pemanfaatan Teori Mendel dalam bidang Peternakan khususnya di Pemuliaan ternak.


Sebelum masuk lebih lanjut mengenai pemanfaatannya, kita hendaknya mengetahui apa
yang dimaksud dengan sifat kuantitatif dan kualitatif. Sifat kualitatif merupakan sifat yang
dapat kita amati dari luar dan dapat di lihat dengan mata atau dalam kata lain sifat kualitatif
adalah sifat yang tidak dapat di ukur tetapi dapat di bedakan dengan jelas. Contohnya warna
bulu, ada tidaknya tanduk, cacat kelainan atau protein dalam darah. Sifat kualitatif yang di
amati adalah warna kulit, bentuk tanduk, garis pungggung ( chevron). Manfaat dari sifat
kualitatif dalam pemulian ternak dengan menggunakan teori Mendel adalah kita bisa
meningkatkan mutu genetik ternak itu dengan melihat sendiri langsung ciri – ciri ternak
tersebut, selain itu kita dapat melakukan seleksi berbasis prinsip genetika yang dapat
menghasilkan sapi dengan gen yang lebih unggul serta menghasilkan ternak dengan warna
bulu atau tanduk yang unuk daripada sapi lainnya.
Sedangkan sifat kuantitatif berhubungan dengan faktor produksi dan tidak nampak oleh
mata telanjang tetapi dapat di nyatakan dalam bentuk angka maupum grafik. Contoh
pertumbuhan bobot badan seseorang, produksi susu setiap priode pada sapi perah, serta
produksi telur per harinya pada ayam petelur. Adapun manfaat dari sifat ini dalam pemuliaan
ternak dengan teori Mendel adalah melakukan pengembangan gelur ayam broileryang respon
terhadap pakan, tumbuh dengan cepat, afisien serta meningkatkan produktivitas ternak atau
denganmeningkatkan mutu genetik dengan beberapa keunggulan dan intinya memperoleh
individu yang memiliki sifat produksi ungggul dalam waktu singkat, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai