Anda di halaman 1dari 34

OLEH:

BAYU KANIA ST.MT


(bayukania@gmail.com)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2018
RPS
Materi: • Penyebab Kerusakan Beton
Kerusakan • Berbagai jenis kerusakan
dan
• Metoda perbaikan dan bahan yang digunakan
Perbaikan

Metode • Ceramah, Presentasi & Diskusi

Kompetensi • Mampu mengetahu cara melakukan perbaikan beton


Utama

• Mampu menjelaskan penyebab kerusakan beton.


Sub • Mampu menjelaskan berbagai macam kerusakan.
Kompetensi • Mampu menjelaskan metode perbaikan kerusakan beton.
• Mampu menjelaskan bahan-bahan untuk perbaikan kerusakan beton.
JENIS KERUSAKAN PADA BETON

Retak (Cracks)

Voids- Honey Combing

Scalling/spalling/erosion
RETAK PADA BETON (1)
Retak pada beton: pecah pada beton dalam garis-garis yang relatif panjang dan
sempit (Mangkoesoebroto, 1998).

Shringkage/ penyusutan; Retak plastis akibat Retak Struktural: dapat


Penyebab retak

Jenis retak:

Retak (cracks)
Perubahan temperature; penyusutan; terjadi karena adanya
Retak Plastis Akibat kesalahan desain atau
Reaksi kimia; juga bisa terjadi karena
Penurunan;
Praktek pengerjaan yang beban yang melebihi
buruk; Drying Shrinkage kapasitas sehingga dapat
Cracking; MEMBAHAYAKAN
Kesalahan dalam BANGUNAN
rancangan dan detail; Concrete Crazing;
Thermal Cracking; Retak Non Struktural:
Kelebihan beban sebagian besar terjadi
konstruks dan terlalu dini karena adanya tegangan
membuka beksiting; yang diinduksi secara
Deformasi material internal dalam material
konstruksi; bangunan dan umumnya
Korosi baja tulangan hal ini TIDAK LANGSUNG
MENGAKIBATKAN
MELEMAHNYA
STRUKTUR.
RETAK PADA BETON (2)
 Retak dapat dikenali dengan tiga parameter yaitu lebarnya, panjangnya dan pola
umumnya, lebar retak ini sulit diukur karena bentuknya yang tidak teratur (irregular
shape).
 Pada fase pengerasan beton terdapat retak mikro, retak ini sulit dideteksi karena terlalu
kecil. Untuk melihat lebar retak mikro biasanya dipergunakan Crack Microscope yang
lebarnya bervariasi antara 0,125 – 1,0 μm (8 jam pertama setelah pencetakan).
 Lebar retak minimum yang dapat dilihat oleh mata sebesar 0,13 mm (0,005 in), dikenal
dengan retak mikro. Retak mikro apabila dibebani akan menjadi retak mayor atau retak
yang lebih besar
JENIS-JENIS RETAK
NO. JENIS RETAK URAIAN

1. Retak Plastis • Retak ini terjadi dalam waktu 1 sampai 8 jam setelah penempatan campuran beton, ketika beton
Akibat dengan sangat cepat mengalami kehilangan air yang disebabkan beberapa faktor meliputi udara, suhu
Penyusutan beton, kelembapan, dan kecepatan angin di permukaan beton.
• Ketika air menguap dari permukaan beton yang baru saja ditempatkan lebih cepat daripada bleed
water, permukaan beton akan menyusut.
• Beton yang tidak mengalami bleeding akan menyusut karena tahanan yang diberikan oleh beton
dibawah lapisan permukaan yang mengering.
• Tegangan – tegangan tarik berkembang di beton yang lemah mengakibatkan terjadinya retak-retak
dangkal dengan berbagai kedalaman yang dapat membentuk retak yang acak, bentuk polygon
(Sumber: RDSO, 2004).
2. Retak Plastis • Setelah pengecoran, penggetaran, dan sampai beton selesai dicor, beton yang memiliki kecenderungan
Akibat untuk terus mampat. Selama periode ini, beton plastis mungkin ditahan oleh tulangan, beton keras yang
Penurunan ditempatkan lebih dahulu, atau bekisting.
• Perletakan setempat ini dapat menyebabkan rongga di bawah tulangan dan retak di atas tulangan. Ketika
berhubungan dengan tulangan, retak plastis akibat penurunan meningkat seiring dengan meningkatnya
diameter tulangan, meningkatnya nilai slump, dan berkurangnya selimut beton
(SumberL Dakhil, et al., 1975).
3. Drying • Susut akibat pengeringan disebabkan dari kehilangan kadar air dari campuran semen, yang dapat
Shrinkage menyusut hingga 1%. Untungnya, partikel agregat memberikan tahanan internal yang mereduksi
Cracking besarnya perubahan volume sekitar 0.06%. Pada sisi lain, beton cenderung mengembang ketika dibasahi
(peningkatan volume bisa sebanding dengan besarnya penyusutan beton).
• Perubahan volume akibat perubahan kadar air ini adalah karakteristik dari beton. Kalau susut pada
beton dapat terjadi tanpa batasan, beton tidak akan retak.
• Akibat kombinasi dari susut dan batasan (diberikan oleh bagian lain dari struktur, dari tanah dasar, atau
dari kelembapan interior beton itu sendiri) yang menyebabkan berkembangnya tegangan-tegangan tarik.
• Ketika batasan tegangan tarik dari material sudah dilewati, beton akan retak
JENIS-JENIS RETAK
NO. JENIS RETAK URAIAN

4. Concrete • Crazing adalah pengembangan jaringan retak acak halus atau celah pada permukaan beton yang
Crazing disebabkan oleh penyusutan lapisan permukaan. Retak ini jarang lebih dalam dari 3mm, dan lebih
terlihat pada permukaan yang tergenang secara berlebihan.
• Umumnya, retak craze berkembang pada usia dini dan terlihat jelas sehari setelah penempatan atau
setidaknya pada akhir hari pertama.
• Seringkali mereka tidak mudah terlihat sampai permukaan telah dibasahi dan mulai kering. Mereka tidak
mempengaruhi integritas struktural beton dan jarang mereka mempengaruhi daya tahan. Namun
permukaan craze tak sedap di pandang (RDSO, 2004).
5. Thermal • Perbedaan suhu dalam struktur beton dapat disebabkan oleh bagian dari struktur kehilangan panas
Cracking hidrasi pada tingkat yang berbeda, kondisi cuaca yang dingin, panas dari suatu bagian struktur yang
berubah.
• Perbedaan suhu ini menghasilkan perubahan volume yang berbeda-beda, yang menyebabkan retak.
Perubahan suhu mungkin disebabkan oleh salah satu pusat beton lebih panas dari bagian luar karena
pembebasan panas selama hidrasi semen atau pendinginan yang lebih cepat yang relatif antara eksterior
ke interior. Kedua kasus mengakibatkan tegangan tarik pada eksterior dan, jika kekuatan tarik
terlampaui, retak akan terjadi
6. Cracking due to • Reaksi kimia yang merusak dapat menyebabkan retak pada beton. Reaksi ini mungkin terjadi karena
Chemical bahan yang digunakan untuk membuat beton atau material lain yang bertemu dengan beton setelah
Reaction beton kering.
• Beton dapat pecah seiring dengan waktu akibat reaksi ekspansif yang berkembang secara perlahan
antara agregat yang mengandung silika aktif dan basa yang berasal dari hidrasi semen, admixture atau
sumber eksternal (misalnya air curing, air tanah, dan alkaline yang ditaruh atau digunakan pada pada
permukaan beton yang sudah kering).
VOIDS-HONEY COMB (1)
 Voids adalah lubang-lubang yang relatif dalam dan lebar
pada beton (Mangkoesoebroto, 1998).
Penyebab Jenis kerusakan: Pengaruh
kerusakan: kerusakan:

• Slump beton yang • Voids: terbentuk • Voids:


terlalu rendah, ketika beton gagal mengakibatkan
• Segregasi, untuk mengisi kerusakan
• Jarak antar tulangan daerah-daerah struktural
yang terlalu dekat, dalam bekisting , • Honeycombs:
biasanya terjadi Kerusakan
• Pelaksanaan
karena adanya struktural maupun
pemadatan yang
beton yang tertahan non struktural
kurang baik,
diakibatkan tergantung lokasi
• Pelaksanaan penempatan beton dan luasnya
penuangan yang yang terlalu dalam, honeycomb.
tidak tepat. atau di daerah yang
jarak tulangannya
terlalu dekat.
• Honeycomb:
terbentuk ketika
mortar gagal untuk
mengisi rongga
antara partikel
kasar agregat.
SCALLING/SPALLING/EROSION
Konsep dasar:
• Kelupasan dangkal pada permukaan

Penyebab:
• Eksposisi yang berulang-ulang terhadap pembekuan dan pencairan sehingga
permukaan terkelupas: Scalling
• Melekatnya material pada permukaan bekisting sehingga permukaan beton terlepas
dalam kepingan atau bongkahan kecil: spalling
• Terlepasnya partikel-pertikel sehalus debu yang terdiri dari semen yang sangat
halus/agregat yang sangat halus, terlepas akibat abrasi misalnya saat lantai disapu =
dusting
• Terdapatnya material organic dalam campuran, kontaminasi yang reaktf atau korosi
pada tulangan dapat menimbulkan rongga pada beton = popouts; juga dapat
disebabkan ekspansi agregat yang pourous segera setelah pengecoran sampai setahun
lebih tergantung permeabilitas beton dan ketidakstabilan volume agregat yang
digunakan.
• Disintegrasi beton pada titik-titik dimana terdapat aliran air turbulen akibat
pecahnya gelembung-gelembung pada air, erosi seperti ini sering disebut water
cavitation.
• Erosi oleh air dimana abrasi oleh benda-benda padat yang tersuspensi dalam air
terhadap permukaan beton mengakibatkan disintegrasi beton sepanjang alur aliran
air.
SIFAT-SIFAT YANG DIBUTUHKAN PADA MATERIAL PERBAIKAN (1)

Stabilitas Dimensional
• Persyaratan utama bagi perbaikan yang berhasil adalah adanya lekatan yang sempurna
antara material yang baru dan beton atau substrate yang ada di bawahnya.
• Rusaknya lekatan ini biasanya disebabkan oleh terjadinya perubahan dimensional
akibat susut. Susut yang terjadi pada beton biasanya diperhitungkan dengan
memberikan sambungan (joint) yang dapat mengontrol keretakan
• Sebagian besar perbaikan dilakukan pada beton lama yang sudah tidak mengalami
susut lagi sehingga material yang digunakan untuk perbaikan harus bebas dari susut
atau dapat menyusut tanpa merusak lekatan dengan beton lama.

Koefisien Ekspansi Thermal


• Semua material akan berekspansi dan berkontraksi apabila terjadi perubahan
temperatur. Untuk suatu perubahan temperatur tertentu, besar ekspansi serta
konstraksi ini tergantung dari koefisien ekspansi thermal material.
• Koefisien ekspansi thermal untuk beton adalah 0,000006 s.d 0,000012 cm/oc.
• Jika komposit dari dua material yang memiliki koefisien thermal yang jauh berbeda
mengalami perubahan temperatur yang berarti, perbedaan dalam perubahan volume
ini akan mengakibatkan kerusakan pada garis lekatan atau di dalam penampang yang
memiliki kekuatan yang lebih rendah.
SIFAT-SIFAT YANG DIBUTUHKAN PADA MATERIAL PERBAIKAN (2)

Modulus Elastisitas
• Modulus elastisitas suatu material merupakan ukuran bagi kekakuannya. Material dengan
modulus elastisitas yang tinggi tidak berdeformasi sebanyak material dengan modulus
elastisitas yang lebih rendah ketika menerima beban.
• Bila dua material dengan modulus elastisitas yang jauh berbeda berada dalam kontak satu
terhadap yang lain material dengan modulus elastisitas lebih rendah cenderung untuk
meleleh atau melengkung/menggelembung ketika menerima beban.
• Selain beban luar yang dapat menimbulkan kerusakan pada komposit dengan perbedaan
modulus elastisitas yang besar, susut atau pergerakan thermal pun dapat mengakibatkan
hilangnya lekatan (bond) kecuali bila modulus elastisitas material perbaikan cukup rendah
sehingga memungkinkan pergerakan tanpa menimbulkan tegangan yang eksesif pada garis
lekatan.

Permeabilitas
• Permeabilitas berhubungan dengan kemampuan material untuk melakukan cairan atau uap.
• Beton berkualiatas baik secara relatif bersifat tidak permeabel terhadap cairan tetapi dapat
mentransmisikan uap secara bebas.
• Bila suatu material yang tidak permeabel digunakan untuk tambalan yang besar, overlay atau
lapisan permukaan (surface coating), uap lembab yang naik ke atas melalui beton yang
terdapat di dasar akan terperangkap diantara beton dan perbaikan tersebut.
• Kelembaban yang terperangkap dapat mengakibatkan kerusakan pada garis lekatan atau
pada material yang lebih lemah.
• Material yang tidak permeabel juga umumnya harus dihindarkan pada perbaikan beton yang
rusak akibat koprosi pada tulangan.
JENIS-JENIS MATERIAL UNTUK PERBAIKAN

Material-material yang Cementitious: beton, mortar, atau grout yang


dimodifikasi; dry pack, shotcrete

Material yang berbahan dasar resin: Epoxy

Elastomeric Sealants

Silicones

Bentonite

Bituminous Coating
METODE DAN MATERIAL PERBAIKAN UNTUK BETON (1)
KERUSAKAN METODE PERBAIKAN MATERIAL

Retak yang hidup • Caulking Elastomeric Sealer


(Live/active
• Injeksi bertekanan menggunakan flexible epoxy filler
crack)
flexible filler
• Jacketing (strapping) Kawat atau batang baja
• Overlaying Membran atau mortar khusus
• Perkuatan Plat baja, post tensioning, stitching,dsb
Retak yang • Caulking • Cement grout atau mortar, fast setting mortar
“dormant”
• Injeksi bertekanan menggunakan • rigid epoxy filler
rigid filler
• Coating • Bituminous coating, tar
• Overlaying • Asphalt overlay dengan membran
• Grinding dan overlaying • Latex modified concrete, beton sangat padat
• Dry pack • Dry pack
• Shotcrete • Mortar(semen), fast setting mortar, Mortar
semen, beton epoxy atau poyimer
• Jacketing (strapping) Batang baja • Batang baja
• Perkuatan • post tensioning dsb
• Rekonstruksi • Sesuai kebutuhan
Sumber: Mohd. Isnaeni
METODE DAN MATERIAL PERBAIKAN UNTUK BETON (2)
KERUSAKAN METODE PERBAIKAN MATERIAL

Voids • Dry pack • Dry pack

Honeycombs • Patching • PC grout, mortar atau semen

• Resurfacing • Beton epoxy atau polymer

• Shotcrete • Fast setting mortar

• Preplaced aggregate • Agregat kasar dan grout

• Penggantian • Sesuai kebutuhan

Scalling • Overlaying • Beton, latex modified concrete, semen aspal, epoxy


atau polymer concrete
• Shotcrete • Fast setting mortar, mortar semen
• Coating • Bituminous coating
• Penggantian • Sesuai kebutuhan
Spalling • Patching • Beton epoxy, polymer, latex, aspal
• Shotcrete • mortar semen, Fast setting mortar
• Overlay • latex modified concrete, beton aspal, beton
• Coating • Bituminous coating
• Penggantian • Sesuai kebutuhan
CAULKING
• Caulking, teknik yang digunakan untuk menangani perbaikan terhadap retak
dengan ukuran kecil atau menengah dimana secara keseluruhan tidak perlu
dibobok atau diganti.
• Dengan cara ini retak yang sempit pada beton diisi material yang bersifat
plastic, bukan yang mengalir dengan mudah seperti grout atau yang kaku
seperti dry pack mortar.
ROUTING & SEALING
• Routing dan Sealing, teknik ini digunakan untuk memperbaiki retak yang
bersifat dormant dan tidak memiliki signifikansi structural.
• Dengan metode ini retak diperbesar sepanjang permukaan yang terekspos
dan mengisinya dengan joint sealant yang sesuai.
• Sebagai sealant dapat dipilih senyawa epoxy, selain itu dapat digunakan
urethane yang akan tetap flexibel pada perubahan temperatur yang besar.
INJEKSI

• Injeksi, retak-retak yang sempit dapat diperbaiki dengan menyuntikkan epoxy


resin.
• Methil methacrylate resins juga sering dipakai, injeksi ini digunakan bila
retak bersifat dormant atau dapat dicegah untuk bergerak lebih lanjut.
JACKETING (1)
• Jacketing, pada cara ini material dilekatkan dengan menggunakan
pengencang pada beton.
• Material ini dapat berupa metal, karet plastic, atau beton dengan kekuatan tinggi.
• Pengencangan dilakukan dengan baut, paku, sekrup,adhesive atau straps.
JACKETING (2)
• PROCEDURE OF COLUMN JACKETING
1. Open the footing of columns by excavating
around it and provide the supports to the
slab with the help of the hydraulic jack
and vertical posts.
2. Remove the plaster from the surface of
the columns.
3. Make the surface of the concrete rough by
sand blasting.
4. Add new bars to the column externally
from footing to the column as per
engineer guides.
5. Apply the bonding agent on the old
concrete for proper bonding between the
old and mew concrete.
6. Erect necessary shuttering around the
columns.
7. Pour Minimum of M-25 grade of Concrete,
compact and cure it.
JACKETING (3)
• PROCEDURE OF BEAM JACKETING
1. Reduce the load on the beam by removing the tiles and bed mortar from the slab.
2. Erect the props to support the slab
3. Remove the plaster on the beam and then plsce the longitudinal bars along with the stirrups to the
beam.
4. Stirrups are inserted by making the holes through the slab.
5. The longitudinal bars are either passed through the column or in case if column is also to be jacketed
they are attached to the external reinforcement of the columns.
6. The old concrete surface is cleaned by air jetting. To allow good bonding between old concrete and new
concrete epoxy bond coat is applied.
7. The formwork is erected around the beam and the concrete is
OVERLAYING
• Resurfacing (overlaying): tipis atau biasa, suatu lapisan (overlay) material perbaikan
yang seragam diterapkan pada area beton yang luas. Cara ini digunakan untuk memperbaiki
lantai dan perkerasan jalan yang secara struktur masih baik namun permukaan rusak
akibat siklus pembekuan-pencairan ataupun lalu lintas berat, terkadang digunakan untuk
plat yang akan ditinggikan permukaannya. Ketebalan lapisan yang < 5 cm dikatagorikan
tipis dan yang > 5 cm dikatagorikan biasa.
• Resurfacing (overlaying): bonded atau unbonded, pada saat akan dilakukan resurfacing,
perlu ditentukan apakah lapisan akan dilekatkan (bonded) atau tidak. Bila kerusakan
merupakan fenomena perrmukaan seperti spalling atau scalling biasanya
disarankan dilekatkan. Sebaliknya bila masalah melibatkan retak atau pergerakan
struktur mungkin dipilih lapisan yang tidak dilekatkan pada permukaan agar tidak
mengganggu plat dasar. Pemisahan antara lapisan atas dengan plat dasar dapat memakai
pasir, lembaran polyethylene atau keduanya sehingga kedua lapisan dapat bergerak
secara bebas.
PENGGANTIAN-DRY PACK
• Penggantian secara konvensional: material dengan konsistensi plastic, beton yang rusak
dapat diganti dengan mortar berkonsistensi plastic yang dibuat atas dasar semen
Portland, atau beton, atau material penambal yang bersifat plasik lainnya (bukan
elastomeric).
• Beton asli dapat dibuang sebagian atau seluruhnya tergantung besarnya dan sifat
kerusakan.

• Penggantian secara konvensional: dry pack, beton yang rusak dapat diganti dengan
material yang digunakan tidak memiliki slump (no slump) yang disebut dry pack.
• Material ini dipadatkan kepada daerah yang harus diperbaiki. Cara ini sesuai untuk
memperbaiki rongga-rongga yang dalam dan tidak lebar serta tidak dibalik penghalang
maupun tulangan beton dengan kata lain yang aksesibilitasnya baik karena dalam hal ini
bekisting tidak dibutuhkan.
DRY PACK (1)
• Penggantian secara konvensional: dry pack, beton yang rusak dapat diganti
dengan material yang digunakan tidak memiliki slump (no slump) yang
disebut dry pack.
• Material ini dipadatkan kepada daerah yang harus diperbaiki. Cara ini sesuai
untuk memperbaiki rongga-rongga yang dalam dan tidak lebar serta tidak dibalik
penghalang maupun tulangan beton dengan kata lain yang aksesibilitasnya baik
karena dalam hal ini bekisting tidak dibutuhkan.
DRY PACK (2)
COATING
• Coating, pada cara ini beton dilapisi dengan material bersifat plastic atau
cair yang kemudian membentuk lapisan yang menyelimuti beton yang
menghadapi lingkungan yang membahayakan.
• Coating dapat diterapkan dengan cara menyikat, rolling, atau menyemprot.
• Penggunaan umum coating antara lain untuk waterproofing, melindungi
beton dari bahan kimia agresif atau untuk memperoleh masa guna lebih
panjang pada beton yang memikul beban lalu lintas.
GRINDING
• Grinding, bila permukaan suatu plat beton tidak mulus kedatarannya atau bila
plat tersebut memiliki lubang atau retak yang dangkal maka teknik ini yang
dapat digunakan.
• Namun cara ini lambat, serta mahal dan menimbulkan debu sehingga cara lain
yang juga dapat dipertimbangkan adalah acid etching.
ACID ETCHING
• Acid Etching, merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mempersiapkan
permukaan beton asli yang akan menerima penerapan material perbaikan atau
untuk mengkasarkan permukaan licin yang akan dikerjakan.
• Untuk kebutuhan ini biasanya dipakai muriatic acid yang dilarutkan
kemudian dituang ke permukaan beton dan disapu dengan kuat sehingga
tidak timbul gelembung-gelembung lagi, lalu permukaan segera dibersihkan
dengan menyiramkan air.
SHOTCRETE (1)
• Shotcreting, pada cara ini beton atau mortar ditembakkan dengan tekanan pada
lubang atau permukaan beton yang akan diperbaiki yang dilakukan dengan
memompa seluruh material yang telah dicampur melalui pipa kemudian
menembakkan/memompa bahan atau mortar yang masih kering lalu
mencampurnya dengan air pada bagian nozzle pembentuk beton
SHOTCRETE (2)

• The various applications of shortcrete are:


1. Thin overhead, vertical or horizontal surface.
2. Swimming pools and prestressed tanks.
3. Canal and tunnel lining.
4. Repair of damaged concrete.
5. Overlays on concrete roads.
6. Refractory lining works.
7. At present two different processes are employed for
shortcreting, namely, Dry-mix process, Wet-mix process
PERKUATAN (1)
• Stitching, digunakan untuk memperbaiki retak yang besar dimana kontinuitas struktur
dan kekuatan tarik harus dikembalikan seperti semula. Pada teknik ini digunakan dogs
(metal berbentuk U dengan kaki pendek) diletakkan melalui retak dan diangker pada
lubang-lubang dengan menggunakan grout atau system perekat berdasarkan epoxy resin
yang tidak menyusut. Dogs dengan beberapa ukuran yang berbeda diletakkan di sepanjang
bidang-bidang yang berbeda untuk menghindari konsentrasi tegangan. Stitching Tidak
akan menutup retak tetapi menghindarkan penyebarannya. Bila terdapat masalah air, retak
harus ditutup sehingga tahan air sebelum melakukan untuk mencegah korosi pada
Stitching dogs.
• Penambahan tulangan, pada cara ini mula-mula retak ditutup, lalu lubang-lubang dibuat
dengan bor melalui bidang retak pada arah kurang lebih 90o. Lubang-lubang dan bidang
retak kemudian diisi epoxy yang dipompa dengan tekanan rendah dan selanjutnya tulangan
diletakan pada lubang-lubang tersebut.Epoxy akan merekatkan kembali permukaan beton
yang retak dan akan mengangker tulangan.
• External prestressing, bila daerah yang retak terlalu luas untuk menerapkan Stitching dan
retak harus ditutup, metode post tensioning sering dapat digunakan. Pada cara ini batang
atau kabel prestressing ditanam pada beton yang rusak, memberikan tegangan padanya
sampai suatu tegangan tarik tertentu lalu mengangkerkannya sehingga elemen yang rusak
mendapat gaya tekan.
PERKUATAN (2)

Stitching

Penambahan Tulangan
PERKUATAN (3)
PENGGANTIAN (1)
• Teknik rehabilitasi dengan metode prepacked concrete disarankan
untuk perbaikan elemen struktur dengan kerusakan yang cukup parah.
• Misalnya, pada suatu lokasi yang elemen struktur betonnya harus
dibongkar dan diganti beton baru.
• Pelaksanaannya, pada ruang kosong hasil pembongkaran, disiapkan
bekisting untuk membentuk massa beton baru, yang berfungsi
mempersatukan bagian yang telah dibongkar tadi, selanjutnya pada
ruang kosong diisi split (batu pecah) hingga penuh. Kemudian
diinjeksikan pasta semen agar diperoleh beton prepacked baru,
yang dapat menggantikan volume beton yang dibongkar.
PENGGANTIAN (1)

Anda mungkin juga menyukai